preskes tennis elbow
TRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
SEORANG WANITA 60 TAHUN DENGAN
TENNIS ELBOW DEXTRA
Disusun oleh:
Mega Astriningrum
G 9911112095
Pembimbing:
DR. dr. Hj. Noer Rachma, Sp KFR
dr. Titi Lastiti, Sp KFR
dr. Desy K. Tandiyo, Sp KFR
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD DR. MOEWARDI
2013
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Griyan RT. 08/ 10 Pajang
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Periksa : 22 Januari 2013
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : nyeri pada siku sebelah kanan
Onset dan kronologis :
Pasien mengeluh nyeri pada siku tangan sebelah kanan sejak + 1
bulan yang lalu. Nyeri dirasakan tiba-tiba saat pasien mengangkat
sebuah ember berisi air. Selain nyeri, pasien juga merasakan ngilu dan
pegal di tangan kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai ke pergelangan
tangan. Pasien merasakan nyeri bertambah berat apabila digunakan
untuk mengangkat benda yang berat, cuaca dingin, atau saat pasien lama
diam/istirahat kemudian tiba-tiba digunakan untuk bergerak. Jika terasa
nyeri, pasien biasa memberi “salonpas” dan terasa sedikit membaik.
Selama 1 bulan ini pasien belum pernah sama sekali minum obat
penghilang nyeri. Kesemutan (-), rasa tebal (-). Karena dirasa makin
lama nyeri makin bertambah berat, akhirnya pasien memeriksakan diri
ke RSU Dr. Moewardi Surakarta
2
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma/jatuh : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : (+) 3 tahun yang lalu, tidak
terkontrol
Riwayat diabetes mellitus : (+) 3 tahun yang lalu, OAD rutin
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok dan operasi : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : (+) kedua orangtua
Riwayat penyakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : jarang
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang istri yang tinggal bersama suami, ketiga anak.
Suaminya adalah seorang PNS dan pasien merupakan seorang ibu rumah
tangga. Saat ini pasien mondok di RSU Dr. Moewardi dengan
menggunakan menggunakan Askes PNS.
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Kesan Umum : sedang, kompos mentis, gizi kesan cukup
2. Tanda Vital : Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
3
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
3. Status Gizi : BB : 50 Kg
TB : 155 cm
BMI : 20,81 Kg/m2
4. Kepala : bentuk mesocephal, simetris, jejas (-)
5. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikteri (-/-),
reflek cahaya (+/+), isokor 3mm/3mm, secret (-/-).
6. Telinga : sekret/darah (-/-), deformitas (-/-).
7. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-),
epistaksis (-).
8. Mulut : gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-),
lidah
kotor (-), papil lidah atrofi (-), lidah tremor (-).
9. Leher : JVP tidak meningkat, limfonodi dan
kelenjar tiroid
tidak membesar.
10. Thorax : retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-).
Paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)
11. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
4
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
12. Ektremitas
Oedem Akral dingin
13. Range of Motion
Neck Aktif Pasif
Extensi-0-Flexi 40-0-40o 40-0-40o
Laterofleksi D-S 45-0-45o 45-0-45o
Rotasi D-S 50-0-50o 50-0-50o
Extremitas SuperiorDextra Sinistra
Aktif Pasif Aktif Pasif
Shoulder Ekstensi-0-
Fleksi
450-0-1800 450-0-1800 450-0-1800 450-0-1800
Abduksi-0-
Adduksi
1800-0-450 1800-0-450 1800-0-450 1800-0-450
Eksorotasi-0-
Endorotasi
450-0-900 450-0-900 450-0-900 450-0-900
Elbow Ekstensi-0-
Fleksi
0-0-1350 0-0-1350 0-0-1350 0-0-1350
Supinasi-0-
Pronasi
900-0-900 900-0-800 900-0-900 900-0-900
Wrist Ekstensi-0-
Fleksi
700-0-800 700-0-800 700-0-800 700-0-800
Abduksi-0-
Adduksi
200-0-450 200-0-450 200-0-450 200-0-450
Finger MCP I
Ekstensi-0-
Fleksi
00-0-500 00-0-500 00-0-500 00-0-500
IP I Ekstensi- 200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900
5
- -
- -
- -
- -
0-Fleksi
MCP II – V
Ekstensi-0-
Fleksi
300-0-900 300-0-900 300-0-900 300-0-900
DIP II – V
Ekstensi-0-
Fleksi
200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900
PIP II - V
Ekstensi-0-
Fleksi
0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o
Trunk ROM pasif ROM aktif
Ekstensi-0-Fleksi 300-0-900 300-0-900
Laterofleksi D-S 300-0-300 300-0-300
Rotasi D-S 450-0-450 450-0-450
Extremitas Inferior Dextra Sinistra
Aktif Pasif Aktif Pasif
Hip Ekstensi-0-Fleksi 100-0-1250 100-0-1250 100-0-1250 100-0-1250
Abduksi-0-
Adduksi
450-0-400 450-0-400 450-0-400 450-0-400
Ekso-0-Endo 400-0-400 400-0-400 400-0-400 400-0-400
Knee Ekst-0-Fleksi 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300
Ekso-0-Endorotasi 100-0-100 100-0-100 100-0-100 100-0-100
Ankle Dorso-0-
plantarfleksi
200-0-500 200-0-500 200-0-500 200-0-500
Inversi-0-eversi 50-0-50 50-0-50 50-0-50 50-0-50
Kesimpulan: ROM dalam batas normal, meskipun ada nyeri ketika fleksi
dan ekstensi elbow.
14. Manual Muscle Testing (MMT)
Ektremitas Superior Dekstra Sinistra
Shoulder Fleksor M. Deltoideus anterior 5 5
M. Bisepss anterior 5 5
6
EkstensorM. Deltoideu 5 5
M. Teres Mayor 5 5
AbduktorM. Deltoideus 5 5
M. Biseps 5 5
AdduktorM. Latissimus dorsi 5 5
M. Pectoralis mayor 5 5
Internal RotasiM. Latissimus dorsi 5 5
M. Pectoralis mayor 5 5
Eksternal
Rotasi
M. Teres mayor 5 5
M. Infra supinatus 5 5
Elbow
FleksorM. Biseps 5 5
M. Brachilais 5 5
Eksternsor M. Triseps 5 5
Supinator M. Supinatus 5 5
Pronator M. Pronator teres 5 5
Wrist
Fleksor M. Fleksor carpi radialis 5 5
Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5
Abduktor M. Ekstensor carpi radialis 5 5
Adduktor M. Ekstensor carpi ulnaris 5 5
FingerFleksor M. Fleksor digitorum 5 5
Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 5
Ektremitas Inferior Dekstra Sinistra
Hip Fleksor M. Psoas mayor 5 5
Ekstensor M. Gluteus maksimus 5 5
Abduktor M. Gluteus medius 5 5
Adduktor M. Adduktor longus 5 5
Knee Fleksor Hamstring muscle 5 5
Ekstensor Quadriceps femoris 5 5
Ankle Fleksor M. Tibialis 5 5
Ekstensor M. Soleus 5 5
7
B. Status Lokalis
Regio Elbow Dextra
Inspeksi : edema (+), merah (+), luka (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+), suhu lebih hangat daripada sekitar
C. Status Neurologis
a. Kesadaran : kompos mentis, GCS E4V5M6
b. Fungsi luhur : dalam batas normal
c. Fungsi vegetatif : dalam batas normal
d. Fungsi sensorik :
Rasa eksteroseptik Rasa propioseptik
e. Fungsi motorik :
Kekuatan : MMT nilai 5
Reflek fisiologis :
Tonus
Reflek Patologis
f. Pemeriksaan nervus cranialis
N. III : Reflek Cahaya (+/+), Pupil Isokor (3 mm/ 3mm)
N. VII : dalam batas normal
N. XII : dalam batas normal
8
N N
N N
+ +
+ +
+2 +2
+2 +2
N N
N N
- -
- -
C. Satus Psikiatrik
a. Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
b. Kesadaran: : compos mentis
c. Afek : appropriate
d. Psikomotor : normoaktif
e. Proses pikir : Bentuk : realistik
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
f. Insight : baik
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Darah
Tanggal 2 Juli 2012
Kolesterol : 228 mg/dl
Tanggal 16 Januari 2013
GDP : 136 mg/dl
GD2PP : 203 mg/dl
IV. ASSESMENT
Tennis Elbow, Diabetes Mellitus Type 2
V. DAFTAR MASALAH
Masalah Medis :
Tennis Elbow
Diabetes Mellitus Type 2
Masalah Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi : pasien merasa tidak nyaman karena nyeri pada siku
tangan sebelah kanan
2. Speech Terapi : (-)
3. Okupasi Terapi : gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(ADL) karena kesulitan untuk bergerak bebas.
9
4. Sosiomedik : nyeri pada siku tangan, memerlukan bantuan untuk
mengangkat benda berat
5. Ortesa-protesa : (-)
6. Psikologi : (-)
VI. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Medikamentosa
Meloxicam 1 x 15 mg
Lodem 3 x 30 mg
Diaversa 1 x 2 mg
Eclid 2 x 50 mg
Sohobion 1 x 1
b. Terapi non-Medikamentosa
Fisioterapi:
Terapi panas berupa Ultrasound Diathermy
TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation): untuk
mengurangi rasa nyeri, baik akut maupun kronis
Occupational therapy
Strengthening exercises (latihan penguatan) untuk sistem muskular,
serta berlatih dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Sosiomedik
Mengevaluasi kegiatan sehari-hari pasien di rumah agar tidak
memaksakan mengangkat benda yang berat karena dapat memperberat
nyeri.
Psikoterapi
Memberikan support mental dan psikoterapi pada pasien, karena
pengobatan tennis elbow harus dilakukan perlahan dan bertahap, selain
itu rasa nyeri dapat timbul berulang apabila tangan digunakan untuk
aktivitas yang berat atau posisi tangan yang salah saat istirahat.
10
VII. IMPAIRMENT, DISABILITAS, dan HANDICAP
1. Impairment : Tennis Elbow
2. Disabilitas : Nyeri siku tangan kanan menjalar ke pergelangan tangan
3. Handicap : Keterbatasan aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri
VIII. GOAL
1. Mengurangi rasa nyeri
2. Perbaikan keadaan umum sehingga mempersingkat lama perawatan
3. Memelihara dan meningkatkan luas gerak sendi dan kekuatan otot
4. Minimalisasi impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien
5. Mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk keadaan
penderita
6. Mengembalikan semangat pasien untuk sembuh dari penyakitnya.
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. TENNIS ELBOW
1. Definisi
Tennis Elbow atau juga dikenal dengan lateral epicondylitis atau
lateral epicondylalgia adalah sebuah kondisi dimana regio elbow atau siku
bagian luar menjadi nyeri dan bengkak. Tennis elbow disebabkan cidera
yang terus-menerus terjadi pada regio elbow lateral yang secara spesifik
hal ini terjadi pada tendon extensor yang berada di epicondyle lateral. Rasa
nyeri yang dirasakan seseorang dengan Tennis Elbow biasanya terjadi
ketika mengekstensikan siku tangannya. Penyebab Tennis Elbow yang
paling sering adalah terlalu banyak digunakan dan berulang-ulang dalam
posisi yang sama dan tennis elbow ini paling sering terjadi di tangan
kanan.
2. Etiologi dan Epidemiologi
Tennis Elbow memang paling sering terjadi pada atlit terutama pemain
tenis lapangan. Sekitar 39,7% pemain tenis lapangan dilaporkan memiliki
keluhan di siku tangannya. Dimana 24% atlit di bawah 50 tahun dan 42%
di atas 50 tahun mengeluhkan gejala yang berat dan sangat menganggu.
Tennis Elbow lebih sering terjadi pada individu yang berusia lebih dari 40
tahun. Tennis Elbow dapat menyerang kedua jenis kelamin baik itu laki-
laki maupun wanita dan lebih banyak menyerang pada laki-laki
dibandingkan wanita.
Penyebab Tennis Elbow sering disebabkan penggunaan yang
berlebihan dan terus menerus siku tangannya. Selain itu, trauma langsung
pada epicondyle lateral atau ekstensi yang berlebihan pada siku tangan
juga bisa menyebabkan keluhan ini.
3. Gejala dan Tanda
Gejala yang sering dirasakan pada Tennis Elbow adalah:
Rasa nyeri di siku bagian luar
Adanya bengkak di bagian lateral dari elbow
12
Rasa nyeri ketika memegang benda atau digunakan untuk
bergerak, terutama saat ekstensi atau saat mengangkat benda berat
Kekakuan sendi di pagi hari
4. Pencegahan
Pada pasien dengan tennis elbow perlu diperhatikan beberapa aktivitas
atau gerakan yang dapat mencederai tangan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya rasa nyeri yang berlebihan pada
tennis elbow adalah sebagai berikut:
Mengurangi aktivitas-aktivitas yang berat yang menyebabkan
gerakan siku terlalu banyak
Memposisikan tangan dalam posisi yang benar
Memperkuat otot-otot tangan bagian depan (pronator quadratus,
pronator teres, dan supinator), otot-otot lengan atas (biceps, triceps,
deltoid), otot bahu, dan muskulus trapezius.
Meningkatkan kekuatan otot tangan dapat meningkatkan kestabilan
gerak sendi seperti siku tangan.
5. Diagnosis
a. Anamnesa
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien
dengan kemungkinan diagnosa Tennis Elbow.
Adanya nyeri pada siku tangan ketika tangan di ekstensikan atau
ketika tangan mengangkat benda yang berat
Adanya keterbatasan gerak tangan akibat rasa nyeri
Adanya kekakuan di pagi hari atau jika terkena udara dingin
Riwayat trauma, mengangkat beban berat, aktivitas olahraga yang
berat atau sering dengan menggunakan tangan
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : terdapat bengkak, kemerahan
Palpasi : suhu di daerah elbow/siku tangan lebih hangat
dibandingkan sekitar (terutama kondisi akut), nyeri tekan apabila
ditekan di daerah tulang di sekitar sendi elbow/siku
13
Pemeriksaan sensorik
ROM
c. Pemeriksaan Penunjang :
1. Plain: Foto X-ray dilakukan jika ada kecurigaan adanya arthtitis di
sendi elbow/siku tangan
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dilakukan apabila terdapat
keluhan atau masalah di regio cervical, seperti kemungkinan adanya
herniasi diskus atau adanya arthtritis di regio cervical.
3. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS ).
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang
digunakan untuk memeriksa adakah kompresi saraf di sekitar tangan
atau sendi elbow/siku tangan.
B. REHABILITASI MEDIK PADA KASUS TENNIS ELBOW
Fisioterapi
a. Terapi Dingin
Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi bengkak dan mengurangi rasa
nyeri. Terapi dingin diberikan pada kondisi akut, trauma akut (mengurangi
perdarahan), arthtritis akut, spasme otot dan spastisitas, dll.
Teknik pemberian terapi dingin bisa berupa:
Massage es
Kompres es
Inersi es
b. Terapi Panas
Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri, memperlancar
peredaran darah, mengurangi pembengkakan, merangsang otot yang lemah.
Ada dua jenis terapi panas, yaitu:
- Terapi Panas Superficial, seperti kompres hangat, infrared radiation, dll.
- Deep Heating, seperti Short Wave Diathermy (SWD), Medium Wave
Diathermy (MWD), Terapi Ultrasound, dll
c. Elektro Stimulus
14
Terapi ini menggunakan stimulasi listrik untuk mengurangi rasa nyeri.
Penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan terapi panas dalam,
sehingga memberi efek penurunan nyeri maksimal. Misalnya adalah Trans
Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )
Exercise
Latihan pada Tennis Elbow terutama adalah latihan penguatan atau
Strengthening exercises pada sistem muskular yang memiliki peranan penting
dalam pemulihan injury/cedera. Ada 2 tipe latihan lainnya yaitu strengthening
exercise eksentrik dan strengthening exercise isokinetik – kedua-duanya dapat
dibedakan. Strength (kekuatan) maksimum dari otot dapat dicapai dengan
menggunakan semua tipe latihan tersebut. Derajat, intensitas, durasi, dan
frekuensi dari ketegangan otot yang dihasilkan dapat menentukan peningkatan
strength (kekuatan) otot.
Fase Pertama : selama immobilisasi pada Extremitas yang injury/cidera
Latihan isometrik dan isotonik pada extremitas yang sehat.
Latihan isometrik yang hati-hati pada extremitas yang injury/cidera.
Latihan isotonik dapat diberikan pada sendi didekat extremitas yang
injury/cidera. Latihan ini dimulai setelah nyeri hilang/menurun.
Latihan sirkulasi-respirasi-metabolik untuk memelihara fungsi sistem
tersebut selama immobilisasi.
Fase Kedua : setelah Gerakan diperbolehkan; Partial Stress
Latihan isometrik pada extremitas yang injury/cidera dan yang sehat.
Latihan isotonik melawan tahanan yang kuat untuk extremitas yang
sehat.
Isotonik training pada extremitas yang injury/cidera. Pertama dengan
tanpa beban, kemudian melawan berat tubuhnya sendiri, kemudian
melawan manual resistance
Latihan otot auxotonic, seperti latihan dalam air, remedial walking
(berjalan) didalam air, dan latihan yang menggunakan peralatan sling.
15
Latihan sirkulasi, latihan pernapasan dan latihan metabolik yang
ditingkatkan.
Fase Ketiga : setelah Full Stress diperbolehkan
Maximal stress dengan latihan isometrik dan isotonik pada kedua
extremitas, konsentrasi pada extremitas yang injury.
Latihan auxotonic training untuk kedua extremitas dengan konsentrasi
pada extremitas yang injury. Juga latihan dalam air dengan tahanan
melawan alat pelampung.
Latihan gerakan-gerakan kompleks 3-dimensi.
Latihan remedial dengan menggunakan alat-alat untuk injury pada
extremitas atas (seperti bola-bola dengan ukuran dan berat yang beragam,
palang, dumbbell, dan lain-lain). Universal Gym training untuk
meningkatkan elastisitas, arah gerakan dan skill-skill motorik yang halus.
Alat Bantu
Brace: dapat digunakan di bagian distal lengan bawah, dapat mengurangi rasa
nyeri pada siku dengan cara mengistirahatkan otot dan tendon tangan. Selain
itu brace ini juga bisa meningkatkan kekuatan otot tangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bisset L, Paungmali A, Vicenzino B, Beller E. 2005. "A systematic review and
meta-analysis of clinical trials on physical interventions for lateral
epicondylalgia". British Journal of Sports Medicine 39 (7): 411–22;
discussion 411–22.
Kaminsky SB, Baker CL; Baker. 2003. "Lateral epicondylitis of the elbow".
Techniques in Hand & Upper Limb Surgery 7 (4): 179–89.
Kurppa, K., Waris, P. and Rokkanen, P. Tennis elbow: Lateral elbow pain
syndrome. Scand j. work environ. & health 5 (1979): suppl. 3, 15-18. A
review of the etiology, occurrence and pathogenesis of "tennis elbow" is
presented.
Owens, Brett D; Moriatis Wolf, Jennifer; Murphy, Kevin P. 2009. "Lateral
Epicondylitis: Workup". eMedicine Orthopedic Surgery.
Regan WD, Grondin PP, Morrey BF. 2009. Elbow and forearm. In: DeLee JC,
Drez D Jr., Miller MD, eds. DeLee and Drez's Orthopaedic Sports
Medicine. 3rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier: chap 19.
Schmidt MJ, Adams SL. 2009. Tendinopathy and bursitis. In: Marx JA, ed.
Rosen's Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed.
Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier: chap 115.
Tyler, Timothy F., Thomas, Gregory C., Nicholas, Stephen J., McHuch, Malachy
P., "Addition of isolated wrist extensor eccentric exercise to standard
treatment for chronic lateral epicondylosis:a radomized trial", Journal of
Shoulder and Elbow Surgery, Volume 19, issue 6, pg 917-922.
17