preterm ika kiky

23
Bed Side Teaching KEHAMILAN PRETERM Oleh : Erni Yessyca Rizky Rahmaniyah Pembimbing : Dr. Hj.Putri Sri Lasmini, Sp.OG-K BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RS DR. M. DJAMIL PADANG 2012

Upload: ana-lucy

Post on 31-Dec-2014

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

obstetri

TRANSCRIPT

Page 1: Preterm Ika Kiky

Bed Side Teaching

KEHAMILAN PRETERM

Oleh :

Erni Yessyca

Rizky Rahmaniyah

Pembimbing :

Dr. Hj.Putri Sri Lasmini, Sp.OG-K

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RS DR. M. DJAMIL PADANG

2012

Page 2: Preterm Ika Kiky

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kehamilan Preterm

1. 1 Masa kehamilan/gestasi

Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid

terakhir (menstrual age of pregnancy).

a) Kehamilan cukup bulan (term / aterm) : masa gestasi 37-42 minggu (259 - 294 hari) lengkap

b) Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari)

c) Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari)

1. 2 Tahap-tahap perkembangan janin

1.3 Asuhan Antenatal Care

1. 3. 1 Jadwal ANC menurut WHO

Menurut WHO untuk wanita hamil minimal dapat melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1

kali saat TM I, 1 kali saat TM II, dan 2 kali saat TM III.

Kunjungan Pertama; sebaiknya sebelum kehamilan 12 minggu

Informasi umum pasien

Informasi tentang riwayat kesehatan pasien

Riwayat obstetric pasien sebelumnya

Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah, berat badan dan tinggi

badan, dan pemeriksaan vagina dengan speculum termasuk Pap smear

Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan pada usia kehamilan 32

minggu atau kunjungan ke-3, kecuali ada tanda-tanda anemia), urin, dan golongan darah

Pemberian suplemen besi Memberikan edukasi dan informasi kesehatan selama kehamilan

Pemberian suntikan TT

Page 3: Preterm Ika Kiky

Kunjungan ke-2; dilakukan pada kehamilan mendekati 26 minggu.

Mengulang pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan penyakit pasien

Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan pertama (kecelakaan, penyakit,

perdarahan/keputihan dari vagina, dll)

Catat setiap perubahan pada tubuh pasien

Tanya gerakan bayi

Periksa BJA

Tanya tentang kebiasaan ibu : merokok, alcohol, dll

Periksa tekanan darah

Pemeriksaan Leopold

Pemeriksaan vagina bilapada kunjungan pertama tidak dilakukan.bila terjadi perdarahan

pemeriksaan vagina dilarang.

Pemeriksaan Hb ulang jika pada pemeriksaan Hb pertama < 7 gr%

Pemberian suplemen besi

Pemberian nasehat dan edukasi tentang kehamilan

Member tahu jadwal kunjungan berikutnya yaitu pada kehamilan mendekati usia 32 minggu

Kunjungan ke-3; dilakukan pada usia kehamilan mendekati 32 minggu.

Jika pasien tidak dating pada kunjungan ke-2, pemeriksaan dilengkapkan pada kunjungan ke-3

Tanya keluhan pasien: nyeri punggung, berdarahan, keputihan, dll

Pengukuran TD, pemeriksaan Leopold, urinalisis, timbang BB dan pemeriksaan hemoglobin

Tanya gerakan anak dan periksa BJA

Kunjungan ke-4; sebaiknya pada usia kehamilan antara 36-38 minggu.

Pemeriksaan presentasi bayi dan penurunan bagian terbawah bayi

Menilai panggul sempit atau tidak

Memberikan semua informasi tentang tanda-tanda persalinan, dan jika ada segera pergi ke RS

atau klinik bersalin.

Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 41 minggu segera pergi ke RS.

Pemeriksaan fisik dan laboratorium seperti kunjungan sebelumnya

2. Persalinan preterm

Page 4: Preterm Ika Kiky

Persalinan yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan kurang dari 37 minggu.

Kelahiran preterm akhir adalah persalinan saat usia kehamilan antara 34 sampai 36 minggu.1

Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak meningkatnya

kematian perinatal. Angka morbiditas dan mortalitas pada bayi yang prematur mencapai 80% dari

angka kematian perinatal.2

2. 1 Epidemiologi

Kelahiran preterm terjadi sekitar 6-8% kehamilan, 30-40% dengan membran yang intak.

Persalinan preterm menyebabkan kira-kira 70% morbiditas dan mortalitas pada neonatus.2,3

2. 2 Etiologi

Dari seluruh persalinan preterm, 30 sampai 35 persen dilakukan atas indikasi, 40 hingga 45

persen disebabkan karena persalinan preterm spontan, dan 30 sampai 35 persen karena ketuban

pecah dini preterm (Goldenberg dkk, 2008).  1

2. 2. 1 Indikasi Medis dan Obstetrik

Ananth dan Vintzileos (2006) menggunakan data kelahiran Missouri dari tahun 1989 hingga

tahun 1997 untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan persalinan atas indikasi sebelum

usia kehamilan 35 minggu. Preeklamsia, gawat janin, kecil untuk masa kehamilan, dan abrupsio

plasenta (solusio plasenta) adalah indikasi-indikasi yang paling umum untuk dilakukannya

intervensi medis yang mengakibatkan kelahiran preterm. Penyebab-penyebab lainnya yang kurang

umum adalah hipertensi kronis, plasenta previa, perdarahan yang tidak dapat dijelaskan, diabetes,

penyakit ginjal, isoimunisasi Rh, dan malformasi kongenital.1

2. 2. 2 Ketuban Pecah Dini Preterm

Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban sebelum masuk persalinan dan

sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Ketuban pecah dini preterm dapat berasal dari

beragam mekanisme patologis, termasuk infeksi intra-amnion. Faktor-faktor lain yang terlibat

termasuk status sosial ekonomi rendah, indeks massa tubuh rendah (kurang dari 19,8), defisiensi zat

gizi, dan merokok. Wanita dengan ketuban pecah dini preterm sebelumnya mengalami peningkatan

risiko untuk terjadi lagi selama kehamilan berikutnya (Bloom dkk, 2001). Namun, kebanyakan

kasus ketuban pecah dini preterm terjadi tanpa faktor risiko.1

2. 2. 3 Persalinan Preterm Spontan

Page 5: Preterm Ika Kiky

Persalinan preterm paling sering (45% kasus) terjadi karena persalinan spontan.

Goldenberg dkk (2008b) mengulas tentang patogenesis persalinan preterm dan beberapa

mekanisme yang terlibat dalam patogenesis persalinan preterm tersebut, yaitu:

a. Penurunan produksi progesterone (progesterone withdrawal)

b. Inisiasi oksitosin

c. Aktivasi desidua

d. Penyimpangan dari pertumbuhan janin yang normal

2. 3 Faktor-faktor yang Berkontribusi dan Mendahului Persalinan Preterm

2. 3. 1 Abortus Imminens

Perdarahan per vaginam pada awal kehamilan dikaitkan dengan peningkatan keluaran

yang buruk nantinya. Weiss dkk (2004) melaporkan keluaran-keluaran pada kasus-kasus

perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 6 sampai 13 minggu pada hampir 14.000

wanita. Baik perdarahan ringan dan berat dikaitkan dengan persalinan preterm yang

mengikutinya, solusio plasenta, dan kehilangan kehamilan (keguguran) sebelum usia

kehamilan 24 minggu yang mengikutinya.1

2. 3. 2 Faktor Gaya Hidup

Merokok, penambahan berat badan ibu yang tidak adekuat, dan penggunaan obat

terlarang memiliki peran penting baik dalam insidensi dan keluaran dari neonatus dengan

berat lahir rendah. Selain itu, Ehrenberg dkk (2009) mendapati bahwa wanita dengan berat

badan berlebih (overweight) yang berisiko mengalami persalinan preterm, memiliki angka

persalinan sebelum usia kehamilan 35 minggu yang lebih rendah dibandingkan wanita yang

berisiko mengalami persalinan preterm dengan berat badan normal. 

2. 3. 3 Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres kronis telah dilaporkan

berhubungan dengan kelahiran preterm (Copper, 1996; Li, 2008; Littleton, 2007; Mercer,

2002, dan semua rekan-rekan mereka). Neggers dkk (2004) mendapatkan sebuah hubungan

yang signifikan antara berat lahir rendah dan kelahiran preterm pada wanita yang terluka

karena penyiksaan fisik.1

2. 3. 4 Perbedaan Ras dan Etnis

Page 6: Preterm Ika Kiky

Di Amerika Serikat dan di Inggris, wanita yang diklasifikasikan sebagai kulit hitam,

Afrika-Amerika, dan Afro-Karibia secara konsisten dilaporkan berada pada risiko yang

lebih tinggi untuk mengalami persalinan preterm (Goldenberg dkk, 2008b). Keterkaitan

lainnya meliputi status sosial ekonomi dan status pendidikan yang rendah.  Perempuan kulit

hitam mengalami peningkatan risiko persalinan preterm yang berulang. Para peneliti

menyiratkan bukti adanya peningkatan risiko intrinsik persalinan prematur pada populasi

ini.1

2. 3. 5 Bekerja Selama Kehamilan

Penelitian-penelitian mengenai pekerjaan dan aktivitas fisik terkait dengan persalinan

preterm telah memberikan hasil yang bertentangan (Goldenberg dkk, 2008). Namun, ada

beberapa bukti bahwa jam kerja yang panjang dan kerja fisik yang berat mungkin

berhubungan dengan peningkatan risiko persalinan preterm.1

2. 3. 6 Faktor-Faktor Genetik

Kelahiran preterm yang mempunyai karakteristik rasial, familial, dan berulang telah

menyebabkan asumsi bahwa genetika mungkin memainkan peran kausal.Terdapat

sekumpulan literatur yang terus bertambah mengenai varian-varian genetik yang

mendukung konsep ini. Beberapa penelitian tersebut juga mengimplikasikan keterlibatan

gen-gen imunoregulatoris dalam menyebabkan korioamnionitis pada kasus-kasus persalinan

preterm akibat infeksi.1

2. 3. 7 Penyakit Periodontal

Inflamasi gusi adalah sebuah inflamasi anaerobik kronis yang menimpa sebanyak 50

persen wanita hamil di Amerika Serikat. Vergnes dan Sixou (2007) melakukan meta-

analisis terhadap 17 penelitian dan menyimpulkan bahwa penyakit periodontal secara

bermakna terkait dengan kelahiran preterm-odds ratio 2,83 (CI 1,95-4,10). Dalam editorial

yang menyertai, Stamilio dkk (2007) menyimpulkan bahwa data yang digunakan tidak

cukup kuat untuk merekomendasikan skrining dan pengobatan penyakit periodontal

terhadap wanita hamil.1

2. 3. 8 Cacat Lahir

Dalam sebuah analisis data sekunder dari uji coba (Trial) First- and Second Trimester

Evaluation of Risk (FASTER), Dolan dkk (2007) mendapati, setelah mengendalikan

Page 7: Preterm Ika Kiky

berbagai faktor perancu, bahwa cacat lahir terkait dengan kelahiran preterm dan berat lahir

rendah.1

2. 3. 9 Interval antar Kehamilan dan Kelahiran Preterm

Interval antar kehamilan yang pendek telah diketahui untuk beberapa waktu dikaitkan

dengan keluaran perinatal yang jelek. Dalam sebuah meta-analisis baru-baru ini, Conde-

Agudelo dkk (2006) melaporkan bahwa interval yang lebih pendek dari 18 bulan dan lebih

lama dari 59 bulan dikaitkan dengan meningkatnya risiko untuk kelahiran preterm dan bayi

yang kecil-untuk-masa kehamilan.1

2. 3. 10 Persalinan Preterm Sebelumnya

Sebuah faktor resiko utama untuk persalinan preterm adalah persalinan preterm

sebelumnya (Spong, 2007).  Tabel 1 menunjukkan insidensi kelahiran preterm berulang

pada hampir 16.000 wanita yang melahirkan di Parkland Hospital (Bloom dkk,

2001). Risiko persalinan preterm berulang pada wanita-wanita yang persalinan pertamanya

preterm meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita-wanita yang neonatus

pertamanya lahir aterm. Lebih dari sepertiga perempuan yang dua bayi pertamanya lahir

preterm kemudian hari melahirkan bayi ketiga yang preterm juga. Kebanyakan -70 persen-

dari persalinan berulang dalam penelitian ini terjadi dalam kurun waktu 2 minggu dari usia

kehamilan dari persalinan preterm sebelumnya. Penting diketahui bahwa penyebab

persalinan preterm sebelumnya juga berulang. Koitus selama awal kehamilan tidak

berhubungan dengan peningkatan risiko kelahiran preterm berulang.

2. 3. 11 Infeksi

Goldenberg dkk (2008b) telah meninjau peran infeksi pada kelahiran

preterm. Dihipotesiskan bahwa infeksi intrauterin memicu persalinan preterm melalui

aktivasi sistem imun bawaan (innate immne system). Dalam hipotesis ini, mikroorganisme

menimbulkan pelepasan sitokin-sitokin inflamasi seperti interleukin dan tumor necrosis

factor (TNF), yang pada gilirannya merangsang produksi prostaglandin dan/atau enzim

pendegradasi matriks. Prostaglandin merangsang kontraksi uterus, sedangkan degradasi

matriks ekstraseluler pada selaput ketuban janin menyebabkan ketuban pecah

dini. Diperkirakan bahwa 25 sampai 40 persen dari kelahiran preterm diakibatkan oleh

infeksi intrauterin.

Page 8: Preterm Ika Kiky

2. 4 Diagnosis1,4,5

Karena kontraksi uterus saja dapat menyebabkan kekeliruan dalam menegakkan diagnosis

persalinan preterm maka Herron (1982) memerlukan kriteria berikut ini untuk mencatat

persalinan preterm yaitu kontraksi yang teratur setelah kehamilan 20 minggu atau sebelum 37

minggu, yang interval antar kontraksi 5 hingga 8 menit atau kurang dan disertai dengan satu

atau tanda dibawah ini :

1. Perubahan progresif pada serviks.

2. Dilatasi serviks 2 cm atau lebih.

3. Penipisan serviks 80% atau lebih.

Keluhan atau gejala lain dari yang dapat membantu yang dapat menegakkan ,diagnosa dini dari

wanita hamil dengan resiko untuk persalinan preterm adalah :

1. Keluarnya mukus dari serviks, sering sedikit berdarah.

2. Nyeri punggung bawah.

3. Tekanan panggul yang sering disebabkan oleh desensus janin.

4. Kram mirip menstruasi.

5. Kram intestinal degan atau tanpa diare.

Diagnosis Persalinan Preterm

Persalinan preterm perlu ditetapkan secara cermat agar tidak terjadi kesalahan dengan akibat

terapi yang berlebihan atau terlambat. Anamesis dan pemeriksaan fisik faktor risiko persalinan

penting sekali sehingga dapat menggolongkan kasus kepada risiko tinggi atau rendah.

Faktor yang amat bermakna ialah :

1. Riwayat preterm

2. Ketebalan serviks dan pembukaan

3. His yang progresif

4. Penyakit ibu

Page 9: Preterm Ika Kiky

Serviks yang tebalnya kurang dari 1 cm, lunak dan sudah ada pembukaan pada kehamilan

preterm amat besar kemungkinannya untuk partus demikian pula dengan kotraksi reguler yang

lebih dari 3 kali dalam sejam.

2. 5 Penatalaksanaan Persalinan Preterm1,4,5

Pasien harus diobservasi selama 30 sampai 60 menit untuk menentukan penanganan yang tepat.

Walaupun sejumlah obat-obatan dan intervensi lain telah digunakan untuk mencegah terjadinya

persalinan prema/tur, tidak ada yang menunjukkan hasil yang benar-benar efektif. Karena

ketidaktentuan ini, American College of Obstetricians dan Gynecologists merekomendasikan

bahwa pemberian tokolitik dipertimbangkan ketika terdapatnya kontraksi rahim yang teratur

disertai perubahan cervix atau adanya dilatasi dan pendataran cervix yang cukup besar.

2. 5. 1 Tirah Baring

Keberhasilan tirah baring baik di rumah sakit maupun di rumah untuk mencegah terjadinya

persalinan prematur diteliti oleh Goldenberg dan kawan-kawan, yang menemukan tidak ada

bukti yang dapat dipercaya bahwa hal tersebut membantu. Kovacevich dan kawan-kawan

melaporkan bahwa tirah baring selama 3 hari atau lebih meningkatkan terjadinya komplikasi

tromboemboli 16 dari 1000 wanita dibandingkan dengan hanya 1 dari 1000 wanita dengan

kegiatan yang normal.

2. 5. 2 Hidrasi dan Sedasi

Helfgott dan kawan-kawan membandingkan hidrasi dan sedasi dengan tirah baring pada

percobaan acak 119 wanita yang sedang dalam perawatan kelahiran prematur, Wanita dipilih

secara acak untuk menerima 500 ml kristaloid lebih dari 30 menit dan 8 hingga 12 mg morfin

sulfat intramuskular memiliki hasil akhir yang sama dibandingkan dengan mereka yang dengan

tirah baring. Walaupun wanita dengan kontraksi prematur diterapi dengan 0.25 mg terbutaline

subkutan mungkin dapat terjadi kontraksi yang berhenti lebih cepat secara signifikan

dibandingkan dengan wanita yang tidak mendapatkan terapi, hasil akhirnya ternyata serupa.

2. 5. 3 Medikamentosa

Reseptor Beta-Adrenergik

Ritodrine

Terbutaline

Page 10: Preterm Ika Kiky

Magnesium Sulfat

Inhibitor Prostaglandin

Calsium Channel Blocker

Donor Nitrir Oksida

Kortikosteroid

Glukokortikoid digunakan untuk meningkatkan produksi pada surfaktan paru-paru janin

untuk mengurangi kejadian respiratori distres pada janin. Preparat yang biasa digunakan adalah

betamethasone 12 mg intramuskular yang dapat diulangi tiap 12 atau 24 jam.

2. 6 Manajemen rekomendasi untuk Persalinan Preterm

Pertimbangan di bawah ini harus diberikan pada wanita dengan persalinan preterm :

1. Konfirmasi persalinan preterm secara lengkap.

2. Untuk kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita tanpa indikasi maternal dan janin

dilakukannya persalinan, observasi ketat dengan meninjau kontraksi rahim dan denyut

jatung janin sudah tepat dan pemeriksaan serial dilakukan untuk menilai perubahan cervix.

3. Untuk kehamilan kurang dari 34 minggu, glukokortikoid diberikan untuk merangsang

pematangan paru janin.

4. Untuk kehamilan kurang dari 34 minggu pada wanita yang tidak menunjukkan kemajuan

persalinan, beberapa dokter mempercayai kemungkinan untuk mencoba mencegah

kontraksi untuk menunda kelahiran ketika wanita diberikan glukokortikoid dan profilaksis

B streptococcus. Walaupun terapi tokolitik tidak digunakan di Rumah Sakit Parkland, tetapi

diberikan di University of Alabama di Rumah Sakit Birmingham.

5. Untuk kehamilan 34 minggu atau lebih, wanita dengan persalinan preterm dipantau untuk

kemajuan persalinan dan keadaan janin.

6. Untuk persalinan aktif, anti mikroba diberikan untuk mencegah infeksi streptococcus grup

B pada neonatus.

2. 7 Komplikasi Persalinan Preterm Pada Bayi4,5

Adapun komplikasi yang sring terjadi pada persalinan preterm pada bayi antara lain :

a. Komplikasi jangka pendek

Page 11: Preterm Ika Kiky

Komplikasi jangka pendek pada bayi yang lahir preterm selalu dikaitkan dengan

pematangan paru janin yang belum sempurna, antara lain Respiratory distress syndrome.

Komplikasi jangka pendek lain yang sering terjadi adalah intra venticular haemorrhagae

dan Necrotizing enterolities.

b. Komplikasi jangka panjang

Allen dkk (1993) mengemukakan bahwa bayi-bayi yang lahir pada usia kehamilan 23-24

minggu yang berhasil diselamatkan menunjukkan komplikasi kelainan otak yang cukup

berarti.

Hack dkk (1994) melakukan pengamatan terhadap 60 anak yang lahir dengan berat 750

gram sampai dengan usia sekolah ternyata mempunyai masalah dalam hal ketrampilan, 45

% dari bayi-bayi preterm yang hidup memerlukan saran pendidikan khusus, dimana 21 %

memiliki IQ , 70 dan banyak yang mengalami hambatan pertumbuhan dan daya

penglihatan yang dibawah normal.

2. 8 Prognosis 5

Jika terdapat fasilitas perawatan neonatus intensif yang bagus maka prognosis neonatus

prematur menjadi lebih baik. Neonatus dengan berat 2000-2500 gram mempunyai angka

survival rates lebih dari 97%, diantara 1500-2000 gram angka survival rates lebih dari 90%,

dan diantara 1000-1500 gram angka survival rates 65-80%. Angka mortalitas dan morbiditas

lebih tinggi pada janin yang lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Preterm Ika Kiky

1. Cunningham M.D, et all. 2005. Preterm Birth. In: Williams Obstetrics. 23nd ed.

McGraw- Hill.

2. Decherney Alan H and Martin L. Pernoll. Current Obstetric & Ginecologic Diagnostic &

Treatment Edition 8. America: Appleton & Lange.

3. Winkjosastro G.H. Ilmu Kebidanan. Edisi 4 cetakan ke 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.2008.

4. Goepfert A.R. 2001. Preterm Delivery. In: Obstetrics and Gynecology Principle for

Practise. McGraw-Hill.

5. Iams J.D. 2004. Preterm Labor and Delivery. In: Maternal-Fetal Medicine. 5 th ed.

Saunders.

BAB II

Page 13: Preterm Ika Kiky

STATUS PASIEN

Identitas Pasien

Nama : Ny. S Nama suami : Tn. S

Umur : 31 tahun Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : S2 Pendidikan : SMA

Suku : Minang

Agama : Islam

Alamat : Cimpago Permai Blok I1

No. MR : 773769

Anamnesis

Seorang pasien perempuan berusia 31 tahun datang ke Poliklinik Kebidanan RS Dr. M.

Djamil Padang pada tanggal 13 Februari 2012 pukul 11.30 WIB dengan :

Keluhan Utama:

Kontrol kehamilan

Riwayat Penyakit Sekarang:

- Kontrol kehamilan, ini merupkan kontrol kehamilan pertama ke RSUP Dr. M. Djamil Padang,

sebelumnya pasien kontrol ke bidan satu kali sebulan.

- Pasien tidak haid sejak 8 bulan yang lalu.

- HPHT 25-6-2011 TP :1-4-2012.

- Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari tidak ada.

- Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada.

- Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada.

- Keluar darah yang banyak dari kemaluan selama kehamilan tidak ada.

- Gerakan anak dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan.

- Riwayat hamil muda : mual (+), muntah (+), perdarahan (-)

- ANC : ke bidan, teratur tiap bulan.

- Riwayat hamil tua : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)

Page 14: Preterm Ika Kiky

- Riwayat menstruasi : haid pertama usia 11 tahun, siklus haid teratur,maju 2 hari setiap bulannya

(siklus 1x28 hari), lama haid 4-5 hari, banyaknya 2-3 x ganti duk/hari, nyeri haid (-)

- Riwayat demam (-), trauma (-), keputihan (-).

- BAK dan BAB biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu:

- Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, ginjal, hepar, diabetes melitus dan

hipertensi.

- Riwayat alergi obat ada (amoksicilin dan asam mefenamat)

Riwayat Penyakit Keluarga:

- Ayah dan ibu pasien menderita diabetes melitus

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular dan kejiwaan.

Riwayat Perkawinan : 1 x pada tahun 2011

Riwayat Kehamilan/ Abortus/ Persalinan : 1/0/0

1.Sekarang

Riwayat Kontrasepsi : tidak ada

Riwayat imunisasi : tidak ada

Riwayat Kebiasaan :

- Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, narkoba dan jamu.

- Suami pasien tidak merokok.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentif cooperatif

Page 15: Preterm Ika Kiky

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi : 90 x / menit

Frekuensi nafas : 20 x / menit

Suhu : 37 ºC

TB : 160 cm

BB saat hamil : 76 kg

BB sebelum hamil : 60 kg

BMI sebelum hamil : 25,97 Kesan : gizi baik (normal)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : JVP 5-2 cmH2O, kelenjer tiroid tidak membesar, KGB tidak membesar

Toraks : Jantung :

Inspeksi: Iktus tidak terlihat

Palpasi: Iktus teraba 1 jari medial linea midklavikula sinistra RIC V

Perkusi: batas jantung dalam batas normal

Auskultasi: irama jantung teratur, bising (-)

Paru :

Inspeksi: pergerakan dada simetris kiri dan kanan

Palpasi: fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi: sonor

Auskultasi: vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-

Abdomen: status obstetrikus

Genitalia : status obstetrikus

Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik, edema -/-, refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-,

Status Obstetrikus :

- Muka : kloasma gravidarum (-)

- Mammae : membesar, areola dan papila hiperpigmentasi, kolostrum (+)

- Abdomen :

Inspeksi : perut tampak membuncit sesuai kehamilan preterm

linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-)

Page 16: Preterm Ika Kiky

Palpasi : L1 : FUT teraba diantara pusat dan procesus xifoideus

teraba massa besar,lunak dan noduler

L2 : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri

teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kanan

L3 : teraba masa bulat,keras, floating

L4 : tidak dilakukan

TFU : 29 cm TBA : 2480 gram His : (-) Brakston His : (+)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ :146x/menit

- Genitalia:

Inspeksi : V/U tenang, perdarahan per vaginam (-), tumor (-)

Diagnosis :

G1P0A0H0 gravid preterm 33-34 minggu

Janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala

Sikap :

- Pemeriksaan laboratorium darah dan urin rutin

- Pemeriksaan gula darah dengan TTGO

- Jelaskan kepada pasien tentang tanda-tanda inpartu dan apa yang harus dilakukan pasien

apabila tanda-tanda tersebut muncul

- Anjurkan kepada pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan mineral yang cukup.

- Minum air putih minimal 9 gelas per hari.

- Jelaskan mengenai rencana persalinan.

- Pemberian tablet Fe,asam folat dan Kalk.

- Anjurkan untuk menyusui secara dini dan mengkonsumsi ASI eksklusif setelah anak lahir.

- Anjurkan menggunakam KB setelah persalinan.

Rencana :

Page 17: Preterm Ika Kiky

- Kontrol ulang 2 minggu lagi bila tidak ada tanda-tanda persalinan.

- Pemeriksaan USG

DISKUSI