produk unggulan ksm dan tantangannya daftar...
TRANSCRIPT
Keberadaan Bina Swadaya Konsultan (BSK)
dalam kegiatan Program Investasi Masyarakat
(PIM) di Kecamatan Kaliorang tinggal menunggu
waktu saja setelah melakukan program
pendampingan selama hampir tiga tahun.
Dalam perjalanan selama ini tentu saja ada
keberhasilan dan ada yang belum maksimal. Lebih
dari itu, BSK memang tidak harus berhasil seratus
persen. Yang dilakukan selama ini, paling tidak,
adalah membangun dasar-dasar keberlanjutan
organisasai dan usaha masyarakat.
Perlu ada keberlanjutan keorganisasian dan
usaha KSM dampingan BSK. Kita tidak mengharapkan KSM dan usahanya akan bubar seiring BSK meninggalkan
Kaliorang. Strategi yang dilakukan BSK adalah menggandeng dinas terkait dan pihak swasta agar KSM dan
usahanya tetap eksis di Kaliorang.
Salah satu wujud nyatanya adalah respon positif dari beberapa dinas baik di tingkat kabupaten (Kutai Timur)
maupun propinsi (Kalimantan Timur). Beberapa usaha produktif KSM juga disambut baik dan akan difasilitasi
untuk pengembangan lebih lanjut.
Respon positif dari beberapa dinas hendaknya disambut dengan keseriusan oleh KSM dampingan. Momen
dan komunikasi dengan dinas-dinas perlu dijaga agar KSM dan usahanya tetap berjalan sehingga diharapkan akan
berdampak pada perekonomian masyarakat dampingan. Semoga!
12 BuletinInfo Pemberdayaan
Edisi VIII / Maret 2011
Da
fta
r Is
i
Dari RedaksiProduk Unggulan KSM dan Tantangannya
CIP-BSK Jajaki Pasar Ke Bontang
BSK Bahas Produk KSM Ke Tingkat Propinsi
P2HP Jajaki Kebutuhan KSM Bina Bersama
Tingkatkan Kualitas Pisang Lewat Demplot
Membaca dan Memenuhi Tuntutan Pasar
01
03
04
05
07
Desa Selangkau Kembangkan Budidaya Rumput Laut
08
10
11
Komoditi Unggulan KSM Dipamerkan di Kaltim Fair
Produk Unggulan KSM dan Tantangannyakomoditas tersebut adalah pisang (beserta
olahannya), padi, kakao, rumput laut, dan kompos.
Beberapa komoditas yang ada dan pernah
dikembangkan di tiga desa dampingan CIP-BSK belum
berorientasi agribisnis. Padi dan pisang, misalnya,
masih dikelola dalam bentuk konvensional. Artinya,
pisang hanya dijual dalam bentuk mentah dan belum
ada pengembangan ke arah yang bernilai tambah.
Sekarang model seperti itu mulai dirubah dan pisang
sudah dikembangkan baik dalam bentuk olahannya
berupa tepung pisang, kue kering dan rimpi maupun
mengembangkan cara pemeliharaan yang baik untuk
mendapatkan kualitas pisang itu sendiri.
Setelah lebih kurang dua tahun pendampingan
kelompok dari sisi kelembagaan, kini CIP-BSK
berkonsentrasi, salah satunya, pada pengembangan
agribisnis. Tak dapat dipungkiri, tiga desa dampingan
CIP-BSK sejak awal punya potensi yang dapat
dikembangkan menjadi nilai tambah yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat.
Ada banyak potensi yang dapat dikembangkan di
tiga desa dampingan CIP-BSK. Namun, setelah
diidentifikasi dan yang memungkinkan dari sisi waktu
keberadaan CIP-BSK, maka disepakati lima komoditas
yang akan dikembangkan dalam agribisnis. Kelima
rumput laut + 15 ton per 45 hari dan kompos dengan
kapasitas 40 ton per bulan.
Potensi yang besar ini tentu saja tidak akan berarti
apa-apa kalau tidak terserap oleh pasar. Oleh sebab
itu, membangun jaringan pasar adalah suatu
keharusan. Diantara strategi yang sudah dibangun
adalah dengan membentuk koperasi dan Community
Learning Center (CLC) atau Pusat Pembelajaran
Masyarakat.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan pendapatan
anggota kelompok perlu upaya perbaikan sistem
pemasaran agar bisa menstabilkan harga dan
peningkatan keuntungan di tingkat petani. Di sinilah
letak pentingnya Pelatihan Analisa Usaha dan
Pemasaran yang diselenggarakan BSK baru-baru ini di
Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Kaliorang,
22-23 Februari 2011.
Pelatihan yang dibuka Sekcam Pak Pranowo dan
sekarang menjadi Camat Kaliorang ini diantaranya
bertujuan untuk memahami bagaimana menganalisa
sebuah usaha berikut cara pemasarannya. Disamping
itu, dengan pelatihan selama dua hari ini peserta
diharapkan mengetahui dan memahami produk-
produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan
aspek promosi yang menjadi bagian penting
pemasaran.
Pelatihan tersebut berlangsung selama dua hari.
Hari pertama berkaitan dengan analisa usaha.
Pelatihnya adalah Kasi Penyuluhan Disperindagsar
Trajang M. Andayani dan staf promosi Disperindagsar
Kutai Timur Darmawati Idrus. Hari kedua berkaitan
dengan pemasaran usaha. Narasumbernya adalah
Baduwi dari Dinas Koperasi Kutai Timur.
Karena KSM sudah memiliki produk unggulan
mereka, maka analisa usaha yang disampaikan dalam
materi pelatihan ini mengacu pada produk yang ada.
Peserta diajak berdiskusi sambil praktek dengan
metode pendidikan orang dewasa (POD). Analisa
usaha yang diterapkan dalam pelatihan adalah analisa
usaha pisang, keripik pisang, tepung pisang, rimpi
pisang, kakao, padi, rumput laut dan kompos.
Diharapkan dalam pelatihan ini peserta
menganalisa usaha tani dengan materi yang sudah
disampaikan oleh narasumber. Disamping itu, peserta
mampu menyusun rencana perbaikan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan, tidak hanya dari segi
jumlah tetapi juga memperhatikan kualitasnya.
Sehingga petani yang ada di Kecamatan Kaliorang,
khususnya KSM dampingan BSK, mampu memenuhi
tuntutan pasar (ya).
K a s i P e n y u l u h a n Disperindagsar Kutai Timur Trajang M. Andayani (kanan berdiri) menyampaikan materi dan memfasilitasi pelatihan.
2 BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo Pemberdayaan 3BuletinInfo Pemberdayaan
Penasehat
Tim Redaksi
Diterbitkan Oleh
Jupriansyah
YosfialdiIkhwan SafaatAde Suparman
Tim Bina Swadaya Konsultan
Alamat RedaksiJl. Poros Perdau – Kalindo, Desa Sepaso Barat, Kec. BengalonKab. Kutai Timur – Kalimantan TimurHp: 0818707469 Email: [email protected]
SUSUNAN REDAKSI
Begitu juga dengan padi. Disamping seringkali
mengandalkan bantuan bibit dari pemerintah, petani
juga kurang mendapatkan hal-hal teknis guna
meningkatkan kualitas padinya. Pola yang telah
dikembang sekarang adalah bagaimana petani (dan
juga desa bersangkutan) memiliki bibit padi unggul
dan bibit unggul tersebut bisa dipasarkan. Sehingga
dengan demikian, petani diharapkan mampu
menambah nilai ekonomis dari padi yang
dikembangkan tersebut.
Model yang dikembangkan oleh CIP-BSK
adalah melalui kegiatan demplot berupa penangkaran
padi varietas IR-64, Cigeulis, dan Cibogo. CIP-BSK juga
telah memfasilitasi petani dengan PT. Sang Hyang Seri
(SHS) dalam hal jual-beli bibit hasil penangkaran
petani.
Langkah awal menuju produk-produk yang
berorientasi agribisnis sudah dimulai dan sekarang
sudah berjalan. Keberadaan CIP-BSK yang terhitung
hanya beberapa bulan lagi menuntut kita semua yang
terlibat dalam kegiatan ini untuk bekerja ekstra keras.
Diantaranya adalah menyiapkan kelompok
dampingan itu sendiri agar benar-benar siap
menjalankan usaha produktif yang sudah dirintis dan
dijalankan selama ini, menyiapkan pasar bagi
keberlanjutan usaha produktif tersebut, serta
komitmen stakeholder dalam menyikapi dan
memfasilitasi usaha tersebut usai CIP-BSK sudah tidak
aktif lagi di desa dampingannya (ya).
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
(BPPMD) Kaltim dan Pemkot Samarinda bekerjasama
dengan event organizer (EO) lokal, CV ADW
Bersaudara selenggarakan Kaltim Fair 2011. Expo ini
berlangsung dari tanggal 2-8 Februari 2011 dan
dilaksanakan di Komplek GOR Segiri Samarinda.
Kepala BPPMD Kaltim HM Yadi Sabianoor
mengatakan, sebagaimana ditulis vivaborneo.com,
kegiatan ini merupakan agenda tetap Pemprov Kaltim
dengan menampilkan hasil pembangunan dan potensi
daerah dari kabupaten dan kota se-Kaltim.
Menurut Sabianoor, Kaltim Fair merupakan
pameran peluang investasi dan produk unggulan
Kaltim. Selain itu, kegiatan ini merupakan salah satu
upaya untuk mempromosikan potensi dan peluang
investasi, serta produk-produk unggulan 14 kabupaten
dan kota.
Expo ini, juga untuk memfasilitasi terjadinya
interaksi bisnis antara pemerintah daerah, baik
provinsi maupun kabupaten dan kota dan perusahaan-
perusahaan di Kaltim dengan kalangan investor dan
pembeli-pembeli potensial dari dalam dan luar
Kalimantan.
“Kaltim Fair ini untuk mempromosikan potensi
daerah, sekaligus untuk menunjukkan keberhasilan
pembangunan di segala sektor yang telah dilakukan
pemerintah. Selain itu, pada kesempatan tersebut, tentu
akan terjadi pertemuan antara buyer (pihak pembeli)
dengan saler (penjual),” kata Sabianoor.
Sehingga dengan bertemunya kedua pihak itu akan
memberikan multieffect player yang sangat positif
bagi pengembangan dan pertumbuhan investasi
didaerah. Apalagi, saat ini Pemprov Kaltim bersama
pemerintah kabupaten dan kota memberikan peluang
yang seluasnya bagi para pelaku usaha untuk
berinvestasi di Kaltim.
Pada even ini sebagai ajang interaksi bisnis
langsung yang efektif antara pengusaha dan pengambil
keputusan, baik Pemprov Kaltim maupun kabupaten
dan kota agar dapat melakukan transaksi dagang dan
investasi yang saling menguntungkan.
Pada expo tahun ini disediakan 147 stan pameran
terdiri atas 58 stan indoor (GOR Segiri) dan 89 stan
outdoor (lapangan parker GOR Segiri). Untuk indoor
diisi stan bagi instansi pemerintah, BUMD, BUMN
dan BUMS. Sedangkan outdoor terbagi dua, yakni
untuk otomotif dan elektronik, serta Usaha Kecil
Menengah termasuk stan kuliner.
Kaltim Fair ini juga menjadi momen yang baik bagi
KSM-KSM dampingan BSK di Kecamatan Kaliorang.
Pasalnya, beberapa produk unggulan mereka ikut
dipamerkan di ajang pameran bergengsi tahunan
Komoditi Unggulan KSM Dipamerkan di Kaltim Fair
Produk-produk unggulan K S M y a n g s i a p d i k e m b a n g k a n d a n dipasarkan
Team Leader Jupriansyah (kiri) dan TA Agri Ikhwan Safaat (tengah) berbincang-bincang dengan penjaga stan Dinas Perkebunan Prop. Kaltim yang juga memamerkan kakao fregmentasi hasil dari KSM dampingan BSK.
Pisang Kepok Kaliorang ikut ambil bagian di stan Dinas Pertanian Kab. Kutai Timur dalam acara Kaltim Fair awal Februari lalu.
4 Buletin BuletinInfo Pemberdayaan 5BuletinInfo PemberdayaanInfo Pemberdayaan
Selama dua hari Tenaga Ahli Agribisnis CIP-BSK
Ikhwan Safaat melakukan penjajakan pasar
pengolahan ikan dan rumput laut ke Kota Bontang.
Penjajakan ini sebagai upaya untuk membuka jaringan
pemasaran hasil usaha produktif kelompok
dampingan di luar Kecamatan Kaliorang.
Sebagaimana yang diketahui sejak bulan Januari
2011 salah satu kelompok dampingan CIP-BSK
(Sumber Karya) telah membudidayakan rumput laut.
Tak hanya itu, Desa Selangkau juga memiliki potensi
ikan. KSM Sumber Karya berencana kelak ibu-ibu di
Desa Selangkau diharapkan dapat berperan dalam
pengolahan ikan dan rumput laut guna menambah
pendapatan keluarga.
Penjajakan pasar yang juga didampingi oleh Ketua
Koperasi Serba Usaha ”Karya Swadaya Mandiri”
Mahmud dan Ketua Pusat Pembelajaran Masyarakt
(CLC) Hasbullah ini mengunjungi dua lokasi di Kota
Bontang. Kunjungan pertama ke daerah Kuala
Bontang tepatnya ke Ibu Jawariyah pemilik salah satu
kios yang menjual hasil olahan ikan dan rumput laut.
Di sini tim CIP-BSK bincang-bincang seputar hasil
pengolahan rumput laut serta pemasarannya.
Menurut Ibu Jawariyah, berbisnis hasil olahan
rumput laut sangat menguntungkan. Betapa tidak, 2,5
kg rumput laut kering dapat menghasilkan 22 kg
rumput laut basah yang akan dijadikan sebagai olahan
makanan seperti dodol, manisan, dan es campur. Dari
22 kg rumput laut basah itu menghasilkan 90 pack
manisan yang satu bungkus dihargai Rp 10 ribu.
Artinya Ibu Jawariyah dapat mengantongi uang
sebesar Rp 900 ribu. Sementara itu, modalnya dari 2,5
kg rumput laut kering itu sebesar Rp 37 ribu (Rp 15
ribu per kg) ditambah Rp 24 ribu untuk pembelian 6
botol perasa. Dengan demikian, untuk 90 bungkus itu
Ibu Jawariyah mengeluarkan modal sebesar Rp 41
ribu.
Dari pengalaman Ibu Jawariyah terungkap bahwa
peluang untuk olahan rumput laut sangat terbuka. Ia
mengaku walaupun pemasarannya belum sampai ke
luar Kaltim, tapi penjualan hasil olahan rumput laut
sebulannya mencapai 500 bungkus atau Rp 5 juta per
bulan. Disamping itu, ibu yang ramah melayani tim
CIP-BSK ini juga mengaku menyuplai 100 bungkus per
bulan ke PT. Badak yang juga berada di Bontang.
Keesokan harinya tim CIP-BSK mengunjungi pusat
produksi makanan khas Kaltim yang berlokasi di Kel.
Gn. Elai, Bontang Utara. Tim CIP-BSK ingin melihat
olahan Amplang Ikan Bandeng. Usaha makanan khas
Kaltim milik Fatmawati ini terbilang sudah maju dan
dikenal orang di sekitar Bontang.
Menurut Fatmawati, pemasarannya tidak hanya
dijual di rumah saja melainkan sudah masuk ke pusat
perbelanjaan seperti Matahari. Semenjak November
2010 Amplang Ikan Bandengnya sudah bisa dilihat di
pusat perbelanjaan tersebut dengan harga yang
bervariasi; Rp 10 ribu (125 gram), Rp 18 ribu (200
gram), dan Rp 20 ribu (250 gram).
Ia berpendapat dengan penjualan model biasa
(konvensional) produk olahannya tidak akan dikenal
orang dan tidak akan laku. Dengan modal keberanian,
katanya, ia mencoba menawarkan produk olahan
makanannya ke Matahari. Nasib yang berpihak
kepadanya, pihak Matahari langsung menerima
tawaran tersebut (ya).
Bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai
Timur, tim CIP-BSK melakukan pertemuan dengan
Kepala Bidang Bina Produksi Hortikultura Dinas
Pertanian Propinsi Kalimantan Timur, Uni Gamayati,
Jumat (4/2). Pertemuan yang berlangsung sekitar dua
jam itu membahas seputar berbagai program yang
dijalankan Dinas Pertanian (kabupaten dan propinsi)
dan CIP-BSK di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai
Timur.
Diantara pembahasan yang dibicarakan dalam
pertemuan tersebut adalah seputar Sub Terminal
Agribisnis (STA) yang telah dibangun akhir tahun 2010
di Desa SP4, Kecamatan Kaliorang. Ada rencana
penambahan bangunan STA karena dianggap belum
m e m a d a i . Ta m b a h a n b a n g u n a n te rs e b u t
diperuntukkan untuk penumpukan pisang petani yang
baru datang dan tempat pencucian pisang.
Sementara itu, bangunan yang ada sekarang
difungsikan untuk komoditi pisang yang sudah
dipacking. Model packing pisang nantinya dalam
bentuk sisiran bukan dalam bentuk tandan. Jadi
sebelum pisang masuk ke ruangan packing ini, pisang
yang baru datang akan ditempatkan di ruangan yang
akan dibangun nanti.
Dalam pertemuan ini juga dibahas tentang sistem
pengelolaan STA tersebut; siapa yang mengelola,
bagaimana aturan mainnya, dan pihak-pihak mana
saja yang terlibat. Hingga pertemuan berakhir,
nampaknya belum ada kesepakatan atau keputusan
final atas pengelolaan tersebut.
Hal lain yang sempat dibicarakan dalam
kesempatan tersebut adalah produk-produk KSM Bina
Bersama, yaitu olahan pisang berupa tepung pisang,
kue kering dan rimpi. Uni Gamayati menyambut baik
dan memberikan apresiasi atas produk-produk
unggulan KSM dampingan CIP-BSK.
Tim CIP-BSK meninjau hasil olahan rumput laut di salah satu kios di daerah Kuala Bontang.
Ibu Fatmawati menjelaskan kepada tim CIP-BSK berbagai produk hasil olahan yang kini telah menembus ke pusat perbelanjaan seperti Matahari Bontang.
Salah satu pusat produksi makanan khas Kaltim yang dikunjungi tim CIP-BSK di Kota Bontang.
CIP-BSK Jajaki Pasar Ke Bontang
BSK Bahas Produk KSM Ke Tingkat Propinsi
Dengan dihadirkannya produk-produk unggulan
KSM dampingan BSK di masing-masing stan dinas
terkait diharapkan akan membuka pasar bagi
kelangsungan produk KSM, dan tentu saja kerja sama
yang baik antara CIP-BSK dan dinas terkait akan
berlanjut ke depan (ya).
Kaltim. Produk-produk unggulan mereka dipamerkan
di stan dinas terkait. Sebut misalnya, pisang Kepok dan
olahannya (tepung pisang, kue kering, keripik pisang)
di stan Dinas Pertanian Kutai Timur, biji kakao
fregmentasi di stan Dinas Perkebunan Kutai Timur.
2 BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan6 7
Menurutnya, ini adalah langkah yang baik dalam
memberikan nilai tambah dan meningkatkan
penghasilan masyarakat. Ia mengatakan kalau produk
Bina Bersama cukup baik apalagi produk tepung
pisang yang hingga saat ini belum ada dibuat di daerah
lain di Kalimantan Timur. Artinya, lanjutnya,
persaingan belum ada dan tentu saja berpeluang
besar dalam memasarkannya.
Ke depan, sarannya, perlu ada perbaikan-
perbaikan dalam produk unggulan tersebut, misalnya
perbaikan kemasannya, mencantumkan masa
kadarluasa, kandungan, ijin Depkes, label halal dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
Sebagai bentuk komitmen terhadap petani dan
sinkronisasi program dengan CIP-BSK, dalam waktu
dekat Dinas Pertanian Propinsi Kaltim (Bidang Bina
Produksi Hortikultura) akan melakukan pelatihan
pengolahan serta cara pengemasan pisang untuk
meningkatkan kualitas dan rasanya. Rencananya
narasumber akan didatangkan dari Lumajang, Jawa
Timur. Kepala Bidang Bina Produksi Hortikultura
menargetkan semua kegiatan ini (STA dan pengolahan
pisang) sudah berjalan pada Juni mendatang. Tak
hanya itu, Dinas Pertanian akan menyediakan stan
khusus untuk olahan pisang pada acara Pekan
Nasional (Penas) Juli mendatang di Tenggarong, Kutai
Kartanegara.
Pada hari yang sama, tim CIP-BSK juga bertemu
dengan Kepala Bidang Industri Usdiansyah dan Staf
Fungsional Dinas Perindagkop & UMKM Propinsi
Kaltim. Usdiansyah menyambut baik dan memberikan
saran atas produk-produk olahan pisang KSM Bina
Bersama. Sarannya adalah KSM Bina Bersama
hendaknya memperbaiki kemasan, sertifikasi halal,
masa kadarluasa, komposisi, netto, dan ijin BPOM.
Dengan kondisi produk seperti sekarang, jelasanya,
belum layak dipasarkan.
Sebagai wujud komitmen, Dinas Perindagkop &
UMKM siap membantu biaya pengurusan label halal
dan merek. Caranya KSM Bina Bersama diminta untuk
mendaftarkan ke Disperindagkop & UMKM Kutai
Timur (ya).
P2HP Jajaki Kebutuhan KSM Bina BersamaSiang itu, Rabu (23/2), Kepala Seksi (Kasi)
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP)
Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur Pak Jamil
beserta staf berkunjung ke beberapa lokasi di
Kecamatan Kaliorang. Agendanya untuk mensurvei
sinkronisasi program P2HP dan menjajaki kebutuhan
masyarakat di bidang pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian.
Sebelum berkunjung ke beberapa lokasi,
rombongan sempat mampir ke Balai Pertemuan
Umum (BPU) Kec.Kaliorang yang kebetulan saat itu
CIP-BSK sedang menyelenggarakan Pelatihan Analisa
Usaha dan Pemasaran yang sudah memasuki hari
kedua.
Usai berkunjung ke SP5 yang melihat usaha keripik
pisang rumah tangga dan Sub Terminal Agribisnis
(STA) di SP4, rombongan P2HP langsung menuju ke
KSM Bina Bersama yang berada di Desa Kaliorang.
Dalam kunjungan kali ini P2HP didampingi oleh Kepala
UPTD Muslim, Sekdes Kaliorang M. Asri, PPL Kaliorang
Andik Yulianto, pendamping CIP-BSK Maksudi dan
Ketua KSM Bina Bersama Darmawati.
Ada dua tempat yang dikunjungi P2HP,
yaitu rumah koordinator kelompok kerja keripik
pisang Ibu Sulastri dan rumah koordinator kelompok
kerja pembuatan tepung pisang Ibu Suparmi. Di
rumah koordinator kelompok kerja keripik pisang Pak
Jamil berbincang-bincang dengan anggota kelompok
seputar bagaimana cara membuat keripik pisang,
kesulitan dan berapa kemampuan anggota
membuatnya dalam dua minggu.
Hasil bincang-bincang tersebut ditemukan kendala
sekaligus kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh
kelompok, seperti pembuatan tandon, mesin pengiris
keripik pisang dan kemasan. “Semua kebutuhan ini
memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk itu, perlu
ada swadaya dari kelompok,” jelas Kasi P2HP. Akhirnya
disepakati kelompok mau berswadaya untuk
pembuatan kaki tandon. Bahkan Sekdes M. Asri juga
siap membantu kayu yang dibutuhkan untuk
pembuatan tandon.
Usai dari kelompok kerja keripik pisang P2HP Dinas
Pertanian juga mengunjungi kelompok kerja
pembuatan tepung pisang. Seperti di tempat
sebelumnya, di tempat ini P2HP Dinas Pertanian
berbincang-bincang dengan anggota kelompok Bina
Bersama sekaligus menanyakan kendala-kendala yang
dihadapi kelompok dalam pembuatan tepung pisang.
Dari hasil bincang-bincang tersebut ditemukan
kebutuhan mendasar untuk memperbaiki pembuatan
tepung pisang, misalnya alat penggilingan tepung,
tempat penjemuran, keranjang dan drum
pengukusan.
Koordinasi dengan Dinas Pertanian Prop. Kaltim yang diantaranya membicarakan pengembangan hasil olahan KSM dampingan CIP-BSK
Kepala Bidang Industri Dinas Perindagkop & UMKM Propinsi Kaltim Usdiansyah (kanan) mendukung dan berkomitmen membantu pemasaran produk unggulan KSM.
Pak Jamil, Kasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur, menjajaki kebutuhan KSM Bina Bersama untuk pengembangan usaha keripik pisang.
Lokasi pengolahan keripik pisang KSM Bina Bersama
BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan8 9
Kasi P2HP minta kepada KSM Bina Bersama untuk
membuat kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
kelompok dalam membuat keripik pisang dan tepung
pisang. Kebutuhan-kebutuhan tersebut segera
diajukan ke P2HP Dinas Pertanian Kutai Timur untuk
program tahun 2011 ini. Program P2HP hanya
diperuntukkan bagi KSM yang sedang dan sudah
berjalan.
Sebagaimana diketahui KSM Bina Bersama adalah
salah satu dari 24 KSM dampingan Bina Swadaya
Konsultan yang tersebar di tiga desa di Kec. Kaliorang.
KSM Bina Bersama ini fokus pada olahan pisang yang
memiliki empat kelompok kerja (pokja), yaitu
pembuatan keripik pisang, tepung pisang, kue kering
dan rimpi (ya).
Desa Selangkau punya kekayaan alam yang cukup
besar di bidang perikanan, namun potensi tersebut
belum tergarap secara maksimal. Tak hanya lautnya
yang luas tapi desa yang berhadapan dengan Selat
Makassar ini juga memiliki lahan tambak ± 445 ha yang
terdiri dari 270 ha tambak potensial dan 175 ha
tambak non-potensial. Potensi lahan tambak yang
begitu besar harus dimanfaatkan dan diberdayakan
dalam peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Salah satu KSM dampingan yang mulai
memaksimalkan lahan tambak adalah KSM Sumber
Karya. KSM ini mencoba memaksimalkan lahan
tambak dengan budidaya rumput laut jenis Gracillaria
Sp. Budidaya rumput laut yang pertama di Kecamatan
Kaliorang ini berada di atas lahan 2 ha dengan bibit
sebanyak 3 ton.
Kegiatan budidaya saat ini ditujukan untuk
penyediaan bibit rumput laut yang akan dimanfaatkan
untuk pengembangan luasan yang akan dilakukan
oleh anggota KSM Sumber Karya yang telah
merencanakan pengembangan seluas 30 Ha. Pola
budidaya rumput laut yang dilakukan oleh KSM
Sumber Karya adalah dengan mengembangkan dua
sistem budidaya yaitu monokultur dan tumpang sari.
Pola budidaya tumpang sari, tambak tidak hanya
diisi oleh bibit rumput laut melainkan dicampur
dengan ikan Bandeng dengan perbandingan 1,5 ton
bibit rumput laut dan 1500 ekor bandeng. Idealnya
disamping ikan Bandeng tambak bisa diisi dengan
udang dengan komposisi dalam satu hektar; 1,5 ton
bibit rumput laut, 5 ribu ekor udang dan 1500 ekor
ikan Bandeng. Namun, karena terkendala dengan
dana, KSM Sumber Karya belum bisa mengisinya
dengan udang.
Dari hasil penjajakan pengembangan budidaya
rumput laut yang ada di Desa Sebuntal, Kec.Marang
Kayu, Kutai Kartanegara, potensi hasil dari 1 ton
rumput laut akan menghasilkan 10 ton rumput laut
basah atau setara dengan 4 ton berat kering.
Menurut Tenaga Ahli Agribisnis BSK Ikhwan
Safaat, ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa
pengembangan budidaya rumput laut di Desa
Selangkau dianggap penting dan menguntungkan
dilihat dari sisi agribisnis, yaitu dilihat dari unsur pra
produksi, produksi, pasca panen, pemasaran, dan
pihak pendukung. Kesemua unsur ini, ungkap Ikhwan
Safaat, sudah terpenuhi kecuali untuk pasca panen
yang terkait dengan lantai jemur dan gudang
penyimpanan. Dengan demikian, lanjutnya, dinas
terkait diharapkan bisa memfasilitasi dan memberi
dukungan untuk keberlanjutan kegiatan budidaya
rumput laut tersebut.
Disamping penyediaan lantai jemur (waring) dan
gudang penyimpanan, kendala yang dihadapi untuk
pengembangan selanjutnya adalah persiapan tambak
karena harus menggunakan alat berat untuk
meninggikan tanggul dan tentu saja membutuhkan
dana yang besar.
KSM Sumber Karya menyambut baik dan antusias
dengan kegiatan budidaya rumput laut. Disamping
memanfaatkan lahan tambak yang belum digarap
secara maksimal, kegiatan budidaya ini diharapkan
bisa menambah sumber penghasilan. KSM Sumber
Karya yang diketuai Syarifudin dan beranggotan 20
orang ini juga berharap bisa membuka lapangan
pekerjaan baru bagi ibu-ibu yang akan mengolah
rumput laut menjadi olahan makanan.
Untuk kebutuhan olahan rumput laut yang
diperuntukan untuk ibu-ibu ini, BSK baru-baru ini
sudah menjajaki pasarnya ke Bontang. Di Bontang
olahan rumput laut sudah berjalan dengan baik dan
didukung oleh dinas terkait. Rencananya, sebelum
pengolahan berjalan, BSK akan melakukan pelatihan
pengolahan rumput laut kepada ibu-ibu dengan
tujuan diharapkan setelah pelatihan ibu-ibu bisa
mendapatkan penghas i lan tambahan dan
meningkatkan pendapatan keluarga (ya).
Didampingi oleh Kepala UPTD Pertanian Kaliorang, Kasi P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur mendengarkan kendala yang dihadapi dan kebutuhan apa yang diperlukan untuk pengembangan tepung pisang.
Penyebaran perdana bibit rumput laut sebanyak 3 ton di lahan KSM Sumber Karya. (dari kiri-kanan) Kasi PMD Kec. Kaliorang Tri Sukadar, Ketua KSM Sumber Karya Syarifudin, Staf DKP Kutim Fitriullah dan TL CIP-BSK Jupriansyah.
Diantara lahan milik KSM S u m b e r K a r y a y a n g dijadikan tempat budidaya rumput laut
Desa Selangkau Kembangkan Budidaya Rumput Laut
2 BuletinInfo Pemberdayaan10 BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo Pemberdayaan 11BuletinInfo Pemberdayaan
Selama ini pola penjualan dan pemasaran pisang di
Desa Kaliorang dan sekitarnya masih sebatas lokal dan
belum mempertimbangkan kualitasnya. Semua sisir
pisang dihargai sama, dan dua sisir paling bawah tidak
ada harganya. Namun, pasca tembusnya pemasaran
pisang Kepok asal Desa Kaliorang ke Carrefour Jakarta
beberapa bulan yang lalu dan sesuai dengan
permintaan pasar menuntut petani pisang untuk
meningkatkan kualitasnya. Berdasarkan dari hasil FGD
identifikasi produk unggulan kelompok tani yang
digagas oleh CIP-BSK, yang juga dihadiri oleh PPL dan
tenaga teknis Dinas Pertanian Kecamatan, disepakati
perlunya demplot teknis budidaya pisang dengan
pengaturan jumlah sisir per tandan dan sanitasi kebun
serta pemupukan berimbang.
Tindaklanjut dari hasil FGD tersebut, pada tanggal
19 Februari 2011, sekitar jam 11.00 WITA, di rumah
Ketua KSM Tunas Harapan Jaya Pak Yusuf yang
berlokasi di Dusun Golo hadir empat pengurus KSM.
Kehadiran mereka untuk mengikuti pelatihan teknis
demplot pisang. Pelatihan lebih mengarah pada
peningkatan kualitas pisang. Empat KSM itu adalah
Massagena, Tunas Harapan Jaya, Subur Abadi dan
Sejahtera Bersama.
Pelatihan teknis demplot pisang ini dianggap
penting karena menjawab tuntutan pasar dan ingin
merubah pola pemeliharaan yang dilakukan oleh
petani. Tuntutan pasar sekarang minta bahwa berat
per sisirnya minimal harus 1,5 kg. Sementara pola
pemeliharaan pisang selama ini terlihat masih kurang.
Diharapkan pelatihan teknis demplot ini KSM
memahami bagaimana pemeliharaan pisang sehingga
juga diharapkan hasilnya akan lebih maksimal.
Hadir sebagai narasumber dalam pelatihan teknis
ini adalah PPL Desa Kaliorang Andik Yulianto dan
Kepala UPTD Pertanian Kaliorang Muslim. Dalam
kesempatan tersebut, PPL Andik Yulianto menjelaskan
bahwa pada tahun 2011 program Dinas Pertanian
Kutai Timur tidak mengizinkan lagi penanaman pisang
dari anakan melainkan dari bonggolnya.
Menurut Andik Yulianto, penanaman pisang dari
bonggol lebih sederhana dan singkat. Satu bonggol
pisang dapat menghasilkan hingga 25 bibit. Cara ini
juga dapat menekan bahkan bebas dari fusarium
karena bonggolnya yang sehat. Caranya adalah
bonggol pisang dicacah menjadi beberapa bagian.
Saat dicacah terlihat apakah di dalamnya berwarna
putih atau hitam. Kalau putih berarti bonggolnya sehat
dan bagus dijadikan bibit. Sebaliknya, jika berwarna
hitam dan berlendir berarti bonggolnya tidak sehat
atau terkena virus.
Hal lain yang disampaikan PPL Andik Yulianto
adalah masalah pemeliharaan. Dalam pemeliharaan,
anakan maksimal hanya empat batang. Sementara
jumlah daun yang disisakan sebanyak 5-6 daun.
Jantung pisang harus dipotong karena banyak
mengambil sari makanan. Semua ini sangat
berpengaruh pada buah karena semakin banyak
anakan dan daun serta jantungnya tidak dipotong,
semakin sedikit asupan makanan ke buah. Akibatnya,
perkembangan buah akan kurang baik.
Yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan pisang
juga adalah buah pisang hendaknya dibungkus dengan
plastik khusus untuk menghindari sengatan serangga.
Kemudian pola pemupukan dilakukan dengan jarak
maksimal 1 meter dari batang. Andik Yulianto juga
minta ke petani pisang untuk menggunakan pupuk
kompos. Gondang-gandung atau lobang di sekitar
batang pisang perlu dibuat untuk menampung
sampah dan bisa dijadikan kompos.
Pelatihan teknis demplot pisang seluas 1 ha ini
diharapkan bisa menjadi contoh bagi petani untuk
mengembangkan kualitas yang lebih baik dan mampu
menjawab permintaan pasar (ya).
Membaca dan Memenuhi Tuntutan Pasar
Banyak jenis usaha yang dikembangkan oleh KSM
dampingan Bina Swadaya Konsultan (BSK) baik dari
sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan
maupun industri kecil. Namun, dari sekian banyak
jenis usaha tersebut oleh BSK ditetapkan lima
komoditas ung gulan yang menjad i fokus
pengembangannya ke depan. Kelima komoditas
tersebut adalah pisang dan olahannya, padi, kompos,
kakao dan rumput laut.
Menurut Tenaga Ahli Agribisnis BSK Ikhwan Safaat,
ditetapkannya lima komoditas unggulan ini
berdasarkan analisa kelayakan agribisnis yaitu
kelayakan pra produksi, produksi, pasca panen,
pemasaran dan juga lembaga pendukung. Selain itu,
jelasnya lebih lanjut, komoditas tersebut dinilai juga
dari penyerapan pada anggota dengan melihat jumlah
anggota yang melakukan usaha tersebut.
Harus diakui potensi tiga desa yang didampingi BSK
(Bumi Sejahtera, Selangkau dan Kaliorang) cukup
besar. Hasil survei yang dilakukan tim BSK pada Januari
2011 yang lalu memperlihatkan bahwa produksi
pisang yang dihasilkan di tiga desa tersebut ± 150.000
sisir per bulan, kakao + 1,5 ton per bulan (di luar
musim panen raya), padi + 500 ton per panen,
Peserta pelat ihan teknis demplot pisang yang diselenggarakan di rumah Ketua KSM Tunas Harapan Jaya Pak Yusuf.
Hasil praktek pelatihan teknis demplot pisang untuk meningkatkan kualitas ini menyisakan 5-6 daun supaya sinar matahari bisa masuk dengan sempurna.
Praktek pencacahan bonggol yang akan dijadikan sebagai bibit. Penanaman bibit dari bonggol lebih aman ketimbang anakan.
Sekcam Kaliorang Pak Pranowo (kedua dari kiri) membuka acara pelatihan analisa usaha dan pemasaran di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Kaliorang, 22-23 Februari 2011.
Tingkatkan Kualitas Pisang Lewat Demplot