proposal alergi.docx

Upload: dhinycagi

Post on 02-Mar-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal alergi.docx

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPerkembangan jaman saat ini nyatanya memberi dampak terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Khususnya di bidang kedokteran. Kejadian penyakit infeksi saat ini sudah menurun dibandingkan era pra-antibiotik dulu. Namun meskipun begitu, penyakit infeksi bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi Indonesia. Kejadian penyakit alergi nampaknya masih cukup tinggi. Salah satunya adalah rhinitis alergi. Rhinitis alergi merupakan salah satu penyakit paling umum yang sering ditemukan pada manusia. Di Amerika sekitar 20-30 % populasi orang dewasa menderita rhinitis alergi, dan lebih dari 40% anak-anak menderita penyakit ini. Berikut adalah distribusi penderita rhinitis alergi berdasarkan usia menurut ISAAC (Asher 1995) : 0.814.95 % pasien rhinitis alergi berusia 67 tahun 1.4 39.7 % berusia 1314 tahun.Rhinitis alergi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Sinusitis merupakan masalah kesehatan yang cukup sering dijumpai pada praktik sehari-hari dokter umum maupun dokter spesialis THT. Penyakit ini juga menjadi masalah kesehatan penting hampir di semua Negara dan angka prevalensinya makin meningkat tiap tahunnya. Sinusitis termasuk 10 penyakit termahal karena membutuhkan biaya pengobatan cukup besar. Pada tahun 1996, orang Amerika menghabiskan sekitar $3.39 miliyar untuk pengobatan sinusitis.Kebanyakan penderita sinusitis ini adalah perempuan. Prevalensi sinusitis di Indonesia cukup tinggi. Hasil penelitian tahun 1996 dari sub bagian Rinologi Departemen THT FKUI-RSCM, dari 496 pasien rawat jalan ditemukan 50 persen penderita sinusitis kronik. Penyakit ini bersifat persisten sehingga merupakan penyebab penting angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 1999, penelitian yang dilakukan bagian THT FKUI-RSCM bekerjasama dengan Ilmu Kesehatan Anak, menjumpai prevalensi sinusitis akut pada penderita Infeksi Saluran Nafas Atas (ISNA) sebesar 25 persen. Angka tersebut lebih besar dibandingkan data di negara-negara lain. Adapun penyakit ini dapat mengenai semua ras, semua jenis kelamin dan semua umur.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengaruh rhinitis alergi terhadap kejadian sinusitis.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Adakah pengaruh rhinitis alergi terhadap kejadian sinusitis?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan UmumUntuk mengetahui pengaruh rhinitis alergi terhadap kejadian sinusitis di wilayah kerja Puskesmas Mataram.Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pasien yang menderita rhinitis alergi.1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pasien yang menderita sinusitis.1. Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian sinusitis.

1.4 Manfaat Penelitian1. Manfaat teoritisDengan mengetahui pengaruh rhinitis alergi terhadap kejadian sinusitis di wilayah kerja Puskesmas Mataram, dapat diperoleh informasi ilmiah sebagai sumbangan kepada dunia kedokteran serta untuk memperkaya pengetahuan di bidang Kedokteran.1. Manfaat praktisa) Bagi Puskesmas Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan fikiran bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Mataram untuk mencegah kejadian sinusitis yang dicetuskan oleh rhinitis alergi.b) Bagi akademikHasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram mengenai penyakit sinusitis, khususnya yang dicetuskan oleh rhinitis alergi.c) Bagi masyarakatMemberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang rhinitis alergi yang dapat mencetuskan terjadinya sinusitis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitianPenilitian ini adalah penelitian analitik yang akan mencari dan menilai pengaruh rinitis alergi terhadap kejadian sinusitis. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional.

3.2 Waktu dan tempat penelitianPenelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mataram.

3.3 Populasi dan sampelPopulasi pada penelitian ini adalah semua penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mataram. Kriteria inklusi: menderita sinusitis Kriteria eksklusi: a. Pasien tidak kooperatifb. Usia diatas 25 tahunSampel pada penelitian ini adalah pasien sinusitis yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mataram yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Besarnya sampel pada penelitian ini adalah pasien sinusitis yang berusia kurang dari 25 tahun dan berada di wilayah kerja Puskesmas Mataram. 3.4 Teknik pengumpulan dataData dapat diambil dari Puskesmas Mataram. Alat ukur atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah : rhinoskopi, kuisioner, catatan medis pasien sinusitis.

3.5 Pengolahan dan analisa dataUntuk menguji pengaruh rhinitis alergi terhadap kejadian sinusitis yang akan diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 13.0 for Windows.

3.6 Identifikasi variabel penelitian0. Variabel bebas : rhinitis alergi 0. Variabel terikat : sinusitis

3.7 Definisi Operasional1. Rhinitis AlergiRhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergrn spesifik tersebut. Berikut adalah klasifikasi rhinitis alergi rekomendasi dari WHO Initiative (ARIA. 2001): Intermiten (kadang-kadang) : bila gejal kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu. Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu.1. Sinusitis Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi sinus paranasal. Sinus paranasalisadalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak berfungsi untuk keseimbangan kepala, menjaga suhu, dan resonansi yang terdiri dari 4 pasang sinus yaitu : Sinus Frontal Sinus Sphenoid Sinus Ethmoid Sinus Maksila

5