proposal penelitian.docx

39
ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN SERTA PERUBAHAN PTKP TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ORANG PRIBADI ( PEGAWAI KANTOR WALIKOTA TANGGERANG SELATAN) Dosen Pengampu : Angga Hidayat NIDN : 0426108802 Disusun oleh : Alfiah Widiyanti Khotimah (2013120959) Dewi Cahyaningsih (2013121437) Dewi Wulandari (2013122409) Heliyana (2013121895)

Upload: fathirkhaliq

Post on 13-Apr-2016

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN.docx

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN SERTA PERUBAHAN PTKP TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ORANG PRIBADI( PEGAWAI KANTOR WALIKOTA TANGGERANG

SELATAN)

Dosen Pengampu : Angga Hidayat

NIDN : 0426108802

Disusun oleh :

Alfiah Widiyanti Khotimah (2013120959)

Dewi Cahyaningsih (2013121437)

Dewi Wulandari (2013122409)

Heliyana (2013121895)

Shellfy Rizky Mawasita (2013120846)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2016

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi ALLAH SWT yang telah menolong hambanya

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Analisis Perhitungan,

Penyetoran, Pelaporan setra Perubahan PTKP terhadap Pajak Penghasilan

Pasal 21 Orang Pribadi ( Pegawai Kantor Walikota Tanggerang Selatan )”

karena tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikan proposal ini dengan baik .

Dalam proses pengumpulan data-data dan juga proses pembuatan proposal

ini kami berterima kasih kepada :

1. Ketua Yayasan : Drs. H Darsono

2. Rektor : Drs. H. Dayat Hidayat , MM

3. Dr. Budi Hasmanto selaku dekan fakultas Ekonomi

4. Endang Ruhiyat , SE , MM selaku kaprodi Akuntansi

5. Angga Hidayat M.Pd selaku dosen pembimbing

Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya

sehingga akhirnya laporan proposal skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

pembaca. Terima kasih.

Pamulang, 20 Januari 2016

Tim Penulis

2

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

A. Latar Belakang Penelitian...................................................................................1

B. Identifikasi Masalah............................................................................................3

C. Pembatasan Masalah...........................................................................................4

D. Perumusan Masalah............................................................................................5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................................6

F. Kerangka Berfikir ..............................................................................................7

G. Hipotesis.............................................................................................................9

H. Sistematika Penulisan.........................................................................................9

I. Pendekatan Data dan Keilmuan..........................................................................11

J. Tim Peneliti........................................................................................................16

K. Jadwal Kegiatan..................................................................................................16

L. Anggaran.............................................................................................................17

M. Pedoman Peliputan Data.....................................................................................17

N. Metodologi Penelitian.........................................................................................18

O. Daftar Pustaka.....................................................................................................22

3

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN.docx

A. Latar Belakang PenelitianIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat

padat. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum,

wajib untuk membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung.

Apabila semua wajib pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk

membayar pajak, tentunya akan semakin besar pula pendapatan yang masuk

pada sektor pajak. Karena sumber pendapatan terbesar di Indonesia berasal

dari sektor pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak diperlukan adanya

peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat di bidang perpajakan.

Menurut Soemitro (dalam Mardiasmo, 2013:1) menyatakan pajak

adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

Ferdian (2014:1) Jenis pajak yang diberlakukan di Indonesia

diantaranya adalah pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak

hiburan, pajak reklame, pajak hadiah dan lain lian. Pajak menurut pasal 1

Undang-undang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ferdian (2014:3) Undang-undang yang dipakai untuk mengatur

besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran dan pelaporan pajak adalah

Undang-undang No.36 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi

Undang-undang terdahulunya yaitu Undang-undang No.17 tahun 2000

Undang-undang pajak penghasilan menerapkan sistem pemungutan pajak

penghasilan secara self Asessment, dimana wajib pajak diberi kepercayaan

4

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN.docx

dan tanggung jawab penuh dari pemerintah untuk menghitung, membayar,

dan melaporkan sendiri jumlah pajak terhutang.

Dalam Mulyodiwarno (1986:47) Pajak penghasilan pasal 21

mengatur tentang pelunasan pajak penghasilan melalui pihak ketiga

(withholding)atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium dan sebagainya

yang diterima atau diperoleh subyek pajak sehubungan dengan pekerjaan

atas jasa pribadi.Dengan adanya pihak ketiga yang berperan menentukan

maka pembahasan tentang hak dan kewajiban pemotong pajak meliputi

menghitung, memotong, menyetor dan melaporkan. Sebagai subyek pajak

atau penerimaan penghasilan pada umumnya orang pribadi sebagai balas

jasa dari faktor produksi manusia (man)serta kepandaian (skil)yang telah

diberikannya kepada pihak lain.

Mulyodiwarno (1986:75) Menghitung PPh pasal 21 langkah

pertama yang sangat penting bagi pemotong pajak karena dengan kesalahan

yang terjadi dalam menghitung pasal 21 yang dipotong akan terjadi

pemotongan yang terlalu besar atau terlalu kecil yang tentunya tidak

diketahui. Hasil pemotongan PPh pasal 21 dalam suatu masa/bulan wajib

disetorkan ke negara baik melalui kantor kas negara, kantor pos dan giro

ataupun bank-bank pemerintah yang telah ditunjuk. Setelah melalukan

penyetoran, pemotong pajak berkewajiban untuk menyampaikan laporan.

Laporan disampaikan ke instansi pajak yang bersangkutan.

Prasetyono (2011:58) menyatakan bahwa pengenaan pajak

penghasilan dilakukan secara periodik setiap tahun. Jangka waktu

pengenaan pajak ini dinamakan tahun pajak sesuai dengan ketentuan dalam

pasal 1 UU PPh. Pada umumnya tahun pajak tersebut merupakan tahun

takwin yang dimulai 1 januari sampai 31 desember. Pengenaan pajak

penghasilan orang pribadi dalam negeri ditentukan melalui penghasilan

tidak kena pajak (PTKP). Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan

pengurangan penghasilan neto wajib pajak orang pribadi untuk

5

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN.docx

menghasilkan penghasilan kena pajak sebelum dikenakan tarif pajak

penghasilan. Penghasilan tidak kena pajak dapat dikatakan sebagai

perlindungan terhadap minimum masyarakat yang harus terpenuhi

(subsistence level allowances). Jadi jumlah penghasilan tidak kena pajak

dikaitkan dengan pengeluaran konsumsi personal untuk mempertahankan

dan memelihara standar hidup relatif wajib pajak.

Ferdian (2014:5) menyatakan Undang-undang yang dipakai untuk

mengatur besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) adalah Undang-

undang nomor 7 tahun 1983, pasal 7 ayat (1) tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah beberapa kali berubah. Seiring dengan berkembangnya

perpajakan di Indonesia dengan mempertimbangkan perkembangan di

bidang ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok

yang semakin meningkat, perlu dilakukannya penyesuaian terhadap

besarnya penghasilan tidak kena pajak.

Dengan demikian penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul

penelitian “Analisis Perhitungan, Penyetoran, Pelaporan serta Perubahan

PTKP terhadap Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi (Pegawai Kantor

Walikota Tanggerang Selatan)” agar kita tidak hanya mengetahui tentang

perhitungan PPh pasal 21 saja tetapi juga mengetahui cara penyetoran dan

pelaporannya sehingga bisa menambah pengetahuan , selain itu kami juga

membahas mengenai PTKP karena seringnya perubahan yang terjadi pada

PTKP beberapa tahun yang lalu.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat

didefinisikan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Adanya perubahan perhitungan PPh pasal 21.

2. Kurangnya pengetahuan pegawai mengenai cara penyetoran dan

pelaporan PPh pasal 21.

6

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN.docx

3. Adanya perubahan Undang-undang yang mengatur tentang perpajakan

mengenai penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

4. Adanya perubahan penghasilan tidak kena pajak terhadap PPh pasal 21.

C. Pembatasan MasalahDalam penelitian ini penulis membuat batasan-batasan, mengingat

pajak merupakan bidang yang cukup luas untuk dibahas secara satu persatu

dan terperinci. Adapun batasan yang penulis lakukan adalah :

1. Definisi

a. Perhitungan

Mulyodiwarno (1986:75) menyatakan bahwa perhitungan pajak

penghasilan merupakan langkah pertama yang sangat penting bagi

pemotong pajak. Dengan mengenali subyek pajak, memahami obyek

pajaknya serta memperhitungkan penghasilan netto maka PPh pasal

21 harus dipotong adalah perkalian penghasilan netto/penghasilan

kena pajak dikalikan dengan tarif.

b. Penyetoran

Dalam Prastowo, dkk (2014:52) Penyetoran adalah kegiatan

membayar pajak oleh pemotong atau pemungut pajak ke kantor pos

atau bank yang ditunjuk. Penentuan tanggal jatuh tempo penyetoran

pajak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

184/PMK.03/2007 tanggal 28 desember 2007.

c. Pelaporan

Dalam Prastowo, dkk (2014:61) Pelaporan adalah penyampaian

hasil perhitungan dan pembayaran/ penyetoran ke kantor pajak

menggunakan surat pemberitahuan yang telah ditentukan. Pelaporan

juga bisa menjadi masalah tersendiri karena tidak jarang ada wajib

pajak yang tidak melaporkan hasil pembayarannya, entah karena lupa,

malas, ataupun alasan lainnya.

d. Perubahan PTKP

7

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Resmi (2014:96) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

merupakan jumlah penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak.

Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak wajib pajak orang

pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah

penghasilan tidak kena pajak.Alasan pemerintah dalam mengubah

penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yaitu untuk penyesuaian upah

minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten (UMK),

untuk menjaga daya beli masyarakat sebagaimana diketahui dalam

beberapa tahun terakhir telah terjadi pergerakan harga kebutuhan

pokok yang cukup signifikan, sebagai dampak dari kebijakan

penyesuaian harga BBM, terkait dengan kondisi ekonomi terakhir

yang menunjukan trend terlambatan ekonomi akibat dari perlambatan

ekonomi global khususnya mitra dagang utama Indonesia. Maka,

untuk mendorong naik kembali laju pertumbuhan ekonomi langkah

pemerintah yaitu dengan melakukan penyesuaian batasan PTKP

dengan harapan dinaikannya batasan PTKP ini dapat menaikan

permintaan domestik dengan tetap terus mendorong daya beli

masyarakat.

e. Pajak penghasilan pasal 21

Prasetyono (2011:46) Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak

atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh

orang pribadi.

2. Tempat penelitian dilakukan pada kantor Walikota Tanggerang Selatan

dan lama waktu melakukan penelitian selama satu bulan dari bulan

pembuatan proposal ini.

8

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN.docx

D. Perumusan MasalahBerdasarkan pada identifikasi masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya perumusan masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana cara perhitungan pajak penghasilan pasal 21 pegawai kantor

Walikota Tanggerang Selatan ?

2. Bagaimana cara penyetoran pajak penghasilan pasal 21pegawai kantor

Walikota Tanggerang Selatan ?

3. Bagaimana cara pelaporan pajak penghasilan pasal 21pegawai kantor

Walikota Tanggerang Selatan ?

4. Bagaimana perubahan PTKP terhadap pajak penghasilan pasal 21 orang

pribadi kantor Walikota Tanggerang Selatan ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui cara perhitungan pajak penghasilan pasal 21

pegawai kantor Walikota Tanggerang Selatan.

b. Untuk mengetahui bagaimana cara penyetoran pajak penghasilan

pasal 21.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara pelaporan pajak penghasilan pasal

21.

d. Untuk menganalisa pengaruh perubahan PTKP atas PPh pasal 21

terhutang terhadap jumlah penghasilan yang diterima oleh orang

pribadi pegawai kantor Walikota Tanggerang Selatan.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis mengenai perhitungan,

penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 serta dapat menambah

9

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN.docx

wawasan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

2) Bagi Pembaca

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi pembaca agar

dapat menambah pengetahuan tentang perpajakan mulai dari

perhitungan, penyetoran, pelaporan serta perubahan PTKP terhadap

PPh pasal 21 orang pribadi.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk

memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan

sebagai bahan masukan informasi kepada para pegawai kantor

Walikota Tanggerang Selatan untuk dijadikan panduan mengenai

pengetahuan perpajakan.

F. Kerangka PemikiranMenurut Muhammad (dalam Ferdian, 2014:14) kerangka

pemikiran adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel dalam suatu

penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis.

Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintensiskan

dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pemikiran

memuat teori dalil atau konsep-konsep yang dijadikan penelitian.

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara

perhitungan, penyetoran, pelaporan serta perubahan PTKP terhadap pajak

penghasilan pasal 21 orang pribadi pada kantor Walikota Tanggerang

Selatan. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) perhitungan

(X1), penyetoran (X2), pelaporan (X3), perubahan PTKP (X4), dan variabel

terikat (Y) pajak penghasilan pasal 21 orang pribadi.Berdasarkan deskripsi

teori diatas maka digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

10

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN.docx

11

FenomenaPerhitungan, penyetoran, pelaporan serta perubahan PTKP

terhadap pajak penghasilan pasal 21 orang pribadi

Perpajakan

Tempat Penelitian

Kantor Walikota Tanggerang Selatan

JudulAnalisis perhitungan, penyetoran, pelaporan serta perubahan PTKP terhadap pajak penghasilan pasal 21 orang pribadi pegawai kantor

Walikota Tanggerang Selatan

Variabel X Perhitungan Penyetoran Pelaporan Perubahan PTKP

Variabel Y Pajak penghasilan pasal

21 orang pribadi

Metode Kualitatif

Hasil

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN.docx

G. HipotesisSupardi (2005:69) Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan

sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus

dibuktikan kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis

dapat benar atau terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta

dari hasil penelitian lapangan. Kerlingger, mengatakan bahwa hipotesis

adalah suatu pernyataan pendugaan, suatu proposisi sementara mengenai

hubungan antara dua atau lebih fenomena atau variabel. Sementara itu

Murdick, menyatakan bahwa hipotesis adalah merupakan penjelasan

sementara (provisional explanation)mengenai suatu fenomena atau

merupakan solusi tentatif terhadap suatu masalah.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

terdapat perubahan pada perhitungan, penyetoran, pelaporan serta perubahan

penghasilan tidak kena pajak (PTKP) terhadap pajak penghasilan pasal 21

orang pribadi.

H. Sistematika PenulisanSistematika pembahasan dalam penuliasan ini ditujukan untuk

memberikan gambaran serta mempermudah pembahasannya secara garis

besar mengenai apa yang dikemukakan didalam tiap-tiap bab. Berikut

sistematika penulisan yang digunakan sebagai berikut :

1. Sampul muka

2. Halaman pengesahan

3. Halaman pernyataan

4. Halaman abstrak (Bahasa Indonesia)

5. Halaman abstract (Bahasa Inggris)

6. Kata pengantar

7. Daftar isi

8. Daftar tabel

9. Daftar gambar

12

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN.docx

10. Daftar lampiran

11. Bagian utama

BAB I : PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi masalah

c. Pembatasan masalah

d. Perumusan masalah

e. Tujuan dan manfaat penelitian

f. Kerangka pemikiran

g. Hipotesis

h. Sistematika penulisan

i. Teori/tinjauan pustaka/kerangka pemikiran

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

a. Jenis penelitian

b. Model penelitian

c. Populasi dan sampel

d. Teknik pengumpulan data

e. Pengolahan dan analisis data

f. Operasionalisasi variabel

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

12. Bagian akhir

a. Daftar pustaka

b. Lampiran

c. Surat bukti atau keterangan melakukan penelitian

I. Pendekatan Data dan Keilmuan

13

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Resmi (2014:1) Pajak adalah peralihan kekayaan dari rakyat

kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya

digunakan untuk public savinguntuk membiayai public invesment.

Mardiasmo (2013:155) menyatakan bahwa Undang-undang yang

mengatur mengenai pengenaan pajak penghasilan PPh terhadap subjek pajak

berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun

pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau

memperoleh penghasilan, dalam Undang-undang PPh disebut wajib pajak.

Wajib pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya

selama tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam

bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau

berakhir tahun pajak.

Mardiasmo (2013:199) Untuk menghitung PPh pasal 21 atas

penghasilan pegawai tetap, terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan

bruto yang diterima atau diperoleh selama sebulan yang meliputi seluruh

gaji, segala jenis tunjangan dan pembayaran teratur lainnya, termasuk uang

lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.

Untuk perusahaan yang masuk program Jamsostek, Premi Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Premi Jaminan Kematian (JK) dan Premi Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dibayar oleh pemberi kerja merupakan

penghasilan bagi pegawai. Ketentuan yang sama diberlakukan juga bagi

premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh pemberi kerja untuk

pegawai kepada perusahaan asuransi lainnya. Dalam menghitung PPh pasal

21, premi tersebut digabungkan dengan penghasilan bruto yang dibayar oleh

pemberi kerja kepada pegawai.

Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan neto sebulan yang

diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan sebulan dengan biaya

jabatan serta iuran pensiun, iuran Jaminan Hari Tua, dan/atau Tunjangan

14

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutan melalui

pemberi kerja kepada dan pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri

Keuangan atau kepada Badan Penyelenggara Program Jamsostek.

Apabila pajak yang terhutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan

atas gaji sebulan maka untuk menghitung PPh pasal 21 jumlah penghasilan

tersebut terlebih dahulu dijadikan penghasilan bulanan dengan

mempergunakan faktor perkalian gaji untuk masa seminggu dikalikan

dengan 4 sedangkan gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26 selanjutnya

dihitung penghasilan neto setahun, yaitu penghasilan neto sebulan dikalikan

12.

Setelah diketahui adanya pajak terutang (objek pajak) dan pihak

yang bertanggung jawab terhadap pembayarannya ke Kas Negara (subjek

pajak), kewajiban berikutnya adalah pembayaran dan penyetoran pajak.

Kewajiban membayar pajak yang terutang dinyatakan dalam pasal 10 ayat 1

UU KUP yang berbunyi “WP wajib membayar atau menyetor pajak yang

terutang yang menggunakan SSP ke Kas Negara melalui tempat pembayaran

yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan”

Sarana yang dipakai untuk pembayaran dan penyetoran pajak

adalah SSP, SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah

dilakukan dengan menggunakan formulir atau cara lain ke Kas Negara

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. SSP

berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh

pejabat kantor penerima pembayaran berwenang atau apabila telah

mendapatkan validasi, dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara

(NTPN). (Pasal 10 ayat 1a UU KUP).

Tax Centre (2014:30) Berdasarkan pasal 9 ayat 1 UU KUP, tanggal

jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu

masa pajak bagi masing-masing jenis pajak ditentukan oleh Menteri

Keuangan, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak

15

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN.docx

atau berakhirnya masa pajak. Berdasarkan PMK No.184/PMK.03/2007,

Jo.PMK No.80/PMK.03/2010 ditentukan yaitu untuk PPh pasal 21 yang

dipotong oleh pemungut PPh jatuh tempo paling lama tanggal 10 bulan

berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Tax Centre (2014:47) Pelaporan wajib pajak orang pribadi harus

dilakukan setiap tahun dengan melaporkan penghasilnya yang

diterima/diperoleh selama satu tahun tertentu. Penghasilan yang diperoleh

adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis wajib pajak dalam bentuk

apapun (sesuai dengan pasal 4 ayat 1 UU PPh). Dalam hal terdapat

penghasilan tahun sebelumnya yang belum dilaporkan, maka dapat

dilaporkan dengan melakukan pembetulan atas SPT yang telah dilaporkan,

wajib pajak yang menyampaikan SPT tahunan adalah pegawai yang

menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa

atau kegiatan dan/atau yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa atau kegiatan lebih dari satu pemberi kerja.

Wajib pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara:

a. Langsung

b. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) tempat wajib pajak terdaftar.

c. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti

pengiriman ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat wajib pajak

terdaftar.

d. e-Filling bisa melalui website Direktorat Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id) atau penyedia Jasa Aplikasi/Application Service

Provider (ASP).

Andiyanto, dkk (2014:1) Direktorat Jenderal Pajak dalam proses

menghimpun pajak, menerapkan beberapa aturan dalam menentukan pajak

yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak, beberapa diantaranya adalah biaya

jabatan, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan tarif pajak berlapis yang

16

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN.docx

dikenakan terhadap penghasilan kena pajak Wajib Pajak Orang Pribadi.

Fasilitas-fasilitas tersebut diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi

(WPOP) agar tercipta keadilan pada setiap Wajib Pajak dari WP kaya

berpenghasilan tinggi sampai dengan WP yang berpenghasilan menengah

kebawah selain itu fasilitas tersebut diberikan agar masyarakat tidak terlalu

terbebani dengan beban pajak yang harus dibayarnya. Salah satu fasilitas

yang diberikan DJP adalah PTKP, PTKP digunakan untuk menghitung

besarnya penghasilan kena pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi dalam

negeri yang bekerja sebagai pagawai/karyawan/buruh/ memiliki pekerjaan

bebas, yang memilki penghasilan.

Andiyanto, dkk (2014:2) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

yang ditetapkan sejak reformasi perpajakan tidak memilki nilai yang tetap,

dari tahun 1983 sampai saat ini batasan penghasilan tersebut terus

mengalami perubahan. Penetapan besarnya PTKP tersebut telah disesuaikan

dengan perkembangan ekonomi dan moneter serta harga kebutuhan pokok

yang setiap waktu semakin meningkat. Ditengah perlambatan ekonomi

global kebijakan tersebut diambil agar daya beli masyarakat meningkat.

PTKP identik dengan standar biaya hidup, berkurangnya pajak penghasilan

diharapkan membuat masyarakat bisa menikmati lebih banyak

penghasilannya dalam bentuk konsumsi maupun saving/ tabungan.

Tax Centre (2014:19) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) berdasarkan pasal 7 UU PPh tahun pajak 2009 sampai dengan tahun

pajak 2012 adalah sebagai berikut :

a. Rp. 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu

rupiah) untuk diri wajib pajak sendiri.

b. Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan

untuk wajib pajak yang kawin.

17

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN.docx

c. Rp. 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu

rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung

dengan penghasilan suami.

d. Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan

untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Tax Centre (2014:19) Pada tahun 2013 dengan dikeluarkannya

PMK-162/PMK.11/2012 tentang penyesuaian besarnya PTKP, maka mulai

tahun pajak 2013 besarnya PTKP ditentukan sebagai berikut :

a. Rp. 24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri

wajib pajak sendiri.

b. Rp. 2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

wajib pajak yang kawin.

c. Rp. 24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan

untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan

suami.

d. Rp. 2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

terhitung mulai tanggal 1 januari 2015 telah ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 tentang penyesuaian

besarnya penghasilan tidak kena pajak sebagai berikut :

a. Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk diri wajib pajak

sendiri.

b. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang

kawin.

18

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN.docx

c. Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) tambahan untuk seorang

istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

d. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk setiap anggota

keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta

anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga)

orang untuk setiap keluarga.

(Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: Per-32/PJ/2015)

J. Tim Peneliti Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak karena penulis tidak dapat menyelesaikannya

tanpa bantuan dan dukungan serta doa. Penulis ingin mengucapakan terima

kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.

2. Kedua orangtua kami yang sudah memberika dukungan dan semangat

dalam mengerjakan penelitian ini.

3. Seluruh tim yang bertugas dalam penelitian ini dengan saling bertukar

pikiran, pengalaman, serta dukungan satu sama lain.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan terhadap kami.

K. Jadwal Kegiatan2015Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt

Penyusunan ProposalPengumpulan ProposalSeminar ProposalPenyusunan SkripsiPengumpulan DataSidang SkripsiRevisi SkripsiWisuda

2016 2017

19

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN.docx

L. AnggaranNo Anggaan Jumlah1 Biaya Print Rp 500.000 2 Biaya Transportasi Rp 500.000 3 Biaya Konsumsi Rp 1.000.000 4 Biaya Penyusunan Proposal & Skripsi Rp 1.000.000 5 Biaya Pembimbing Rp 1.000.000 6 Biaya Wisuda Rp 2.000.000

  Jumlah Rp 6.000.000

M. Pedoman Peliputan DataDalam setiap penelitian peneliti dituntut untuk menguasai teknik

pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang relevan dengan

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif

dari sumber primer dan sumber sekunder :

1. Data Primer

Sekaran (2006:60) menyatakan bahwa data primer merupakan data

yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.

Beberapa contoh sumber data primer (primary data) adalah responden

individu, kelompok fokus dan panel yang secara khusus ditentukan oleh

peneliti dan dimana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari

waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah atau buku tua.

Internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuesioner disebarkan

melalui internet.

2. Data Sekunder

Sugiyono (2012:225) data sekunder adalah sumber data yang tidak

memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber

data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data

primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain. Data ini

20

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN.docx

digunakan untuk mendukung informasi dari data primer yang diperoleh

baik dari wawancara maupun dari observasi langsung ke lapangan.

N. Metodologi Penelitian1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar. Supardi

(2005:25) menyatakan penelitian dasar yaitu penelitian dalam rangka

menentukan suatu generalisasi dan ilmu pengetahuan untuk teori-teori

baru. Penelitian dasar ini dilakukan semata-mata untuk merumuskan dan

menentukan koklusi-koklusi keilmuan dan teori, bukan untuk menjawan

permasalahan praktis.

2. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Sugiyono

(2012:9) menyatakan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk penelitian

pada kondisi yang alamiah. Metode penelitian kualitatif sering disebut

metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural setting)disebut juga sebagai metode

etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan

untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut sebagai metode

kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah) teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi dan wawancara mendalam. Berikut teknik

pengumpulan data pada penelitian kualitatif :

a. Studi Kepustakaan

Supardi (2005:34) penelitian kepustakaan merupakan penelitian

yang informasinya diperoleh dari sumber pustaka (bacaan) baik

21

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN.docx

berupa buku-buku, hasil penelitian, dan bahan bacaan yang lainnya

yang ada dalam perpustakaan sehingga memperoleh pengetahuan

secara teoritis mengenai masalah atau topik yang dibahas.

b. Observasi

Supardi (2005:136) observasi merupakan pengamatan,

perhatian, atau pengawasan. Observasi dilakukan dengan cara

mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan

pengamatan terhadap subyek dan atau obyek penelitian secara

seksama (cermat dan teliti) dan sistematis. Dengan demikian peneliti

melakukan pencatatan secara seksama dan sistematis terhadap apa dan

bagaimana serta pertanyaan-pertanyaan yang lainnya yang dilihat,

didengar maupun dirasakan terhadap subyek/obyek yang diamati

tersebut

c. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2012:231) wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Macam-macam jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur

(peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan

diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan),

wawancara semi struktur (pelaksanaan wawancara lebih bebas, dan

bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka

dimana responden diminta pendapat dan ide-idenya), dan wawancara

tidak terstruktur (merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya).

22

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN.docx

4. Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis desktiptif kualitatif karena memberikan fakta dari

prosedur atau kejadian yang terjadi dengan tujuan untuk membuat

gambaran secara sistematik dan akurat serta sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu untuk menguraikan, menjelaskan, dan menegaskan

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perhitungan, penyetotan,

pelaporan serta perubahan penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

terhadap pajak penghasilan pasal 21.

5. Operasionalisasi Variabel

Supramono & Damayanti (2015:84) menyatakan cara perhitungan

PPh pasal 21 sama dengan menghitung pajak penghasilan umum. Tetapi

pengurangan selain PTKP, juga termasuk di dalamnya biaya jabatan,

biaya pensiun, iuran pensiun, selain itu tarif yang digunakan juga

bervariasi.

Djuanda & Lubis (2009:86) penyetoran PPh pasal 21/26 untuk

masa pajak paling lambat adalah tanggal 10 bualan berikutnya. Apabila

jatuh pada hari libur penyetoran dilakukan pada hari berikutnya.

Pelaporan PPh pasal 21/26 paling lambat tanggal 20 bulan

berikutnya dan jika jatuh pada hari libur dilakukan pada hari kerja

sebelumnya sedangkan pelaporan SPT tahunan PPh pasal 21 paling

lambat 31 maret tahun takwin berikunya (termasuk pemotong yang tahun

buku tidak sama dengan tahun takwin).

Djuanda & Lubis (2009:68) besarnya penghasilan tidak kena pajak

(PTKP) orang pribadi adalah berdasarkan status wajib pajak yang

bersangkutan. Sedangkan status wajib pajak ditentukan menurut keadaan

pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak.

Resmi (2014:96) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan

jumlah penghasilan tertentu yang tidak dikenakan pajak. Untuk

23

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN.docx

menghitung besarnya penghasilan kena pajak wajib pajak orang pribadi

dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah penghasilan

tidak kena pajak.Alasan pemerintah dalam mengubah penghasilan tidak

kena pajak (PTKP) yaitu untuk penyesuaian upah minimum provinsi

(UMP) dan upah minimum kabupaten (UMK), untuk menjaga daya beli

masyarakat dan untuk mendorong naik kembali laju pertumbuhan

ekonomi langkah pemerintah yaitu dengan melakukan penyesuaian

batasan PTKP dengan harapan dinaikannya batasan PTKP ini dapat

menaikan permintaan domestik dengan tetap terus mendorong daya beli

masyarakat.

Djuanda & Lubis (2009:73) menyatakan PPh pasal 21 adalah pajak

yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam

bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang

dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. PPh pasal 21

yang dipotong oleh pihak lain tersebut sepanjang tidak bersifat final

dapat dikreditkan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri terhadap

pajak penghasilan (PPh) yang terutang pada akhir tahun pajak yang

bersangkutan.

24

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN.docx

O. Daftar PustakaAndiyanto, Dimas, Dkk. (2014). Analisis Perubahan Penghasilan tidak Kena

Pajak (PTKP) terhadap Tingkat Pertumbuhan Jumlah Wajib Pajak

Orang Pribadi & Penerimaan Pajak Penghasilan (Study pada KPP

Pratama Malang Selatan dan KPP Pratama Banyuwangi periode

2009-2013. Jurnal Mahasiswa Perpajakan : vol = 2, No.1. Diakses

4 Januari 2016. Perpajakan.Studentjournal.ub.ac.id

Djuanda, Gustian & Lubis Irwansyah. (2009). Pelaporan Pajak

Penghasilan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ferdian, Dwi Efri. (2014). Analisis Perubahan Penghasilan tidak Kena

Pajak terhadap Pajak Penghasilan Pasal 21. Universitas

Pamulang : Skripsi yang tidak diterbitkan

Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Yogyakarta : CV Andi Offest

Mulyodiwarno, Nuryadi. (1986). Tata Cara Pelunasan Pajak Penghasilan.

Jakarta : CV Eko Jaya

Peraturan Direktur Jenderal Pajak. No : Per-32/PJ/2015 tentang Pedoman

Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 dan/ atau Pajak Penghasilan Pasal 26

Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa & Kegiatan Orang Pribadi.

Prasetyono, Dwi Sunar. (2011). Panduan Lengkap Tata Cara &

Perhitungan Pajak Penghasilan + Petunjuk Pengisian SPT.

Yogyakarta : Laksana

Prastowo, Yustinus, Dkk. (2014). Pintar Menghitung Pajak. Jakarta : Raih

Asa Sukses

Resmi, Siti. (2014). Perpajakan Teori & Kasus. Jakarta : Salemba Empat

Sekaran, Uma. (2006). Research Methodes for Business. Jakarta: Salemba

Empat

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&N.

Bandung : Alfabeta

25

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN.docx

Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta : UII

Press

Supramono & Damayanti, Theresia Woro. (2015). Perpajakan Indonesia

Mekanisme & Perhitungan. Yogyakarta : CV Andi Offset

Team Tax Centre. (2014). Modul Pajak Terapan Brevet A&B. Tanggerang

Selatan : Bina Fiskal Indonesia

26