prosedur vaksinasi.ppt

58
TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI / VAKSINASI

Upload: bryan-rzld

Post on 08-Jul-2016

65 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

TEKNIK PEMBERIAN IMUNISASI / VAKSINASI

JADWAL VAKSINASI

UMUR JENIS VAKSINASI0 BLN1 BLN2 BLN3 BLN4 BLN9 BLN

Hep B + PolioBCGDPT-Hep B + Polio DPT-Hep B + PolioDPT-Hep B + PolioCampak

Vaksinasi

• Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid

• Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk merangsang kekebalan tubuh penerima hati-hati : dapat menimbulkan KIPI

Prosedur vaksinasi yang benarProsedur vaksinasi yang benar : : • Merangsang Merangsang kekebalan lebih baikkekebalan lebih baik• MMeemmperkecil dampak KIPIperkecil dampak KIPI : medik, non medik : medik, non medik

Prosedur Vaksinasi• Penyimpanan dan transportasi vaksin• Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi

dan mengatasi gawat - darurat• Persiapan pemberian :

– anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus

– Informed consent : manfaat, risiko KIPI– pemeriksaan fisik

• Cara pemberian– dosis, interval – Lokasi, sudut, kedalaman

• Pemantauan KIPI • Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik• Pencatatan (dan pelaporan)

Vaksin BakteriVaksin Bakteri VaksinVaksin Virus Virus

VaksinVaksin HidupHidup

• BCG

• Difteria• Tetanus• Pertusis• Kolera

• Meningo• Pneumo• Hib• Typhim Vi

•Campak• Parotitis• Rubela• Varisela

• OPV• Yellow Fever

• Influenza

• Hepatitis B• Hepatitis A

• IPV• Rabies

VaksinVaksinInaktifInaktif

Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Hepatitis B (Engerix-B®, Euvax-B®, Hepvac-B®)

Vaksin Hepatitis B (1)

• Partikel permukaan antigen virus hepatitis B• rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius• Pengawet thimerosal atau phenoxyethanol• Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin

(sangat jarang)• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok• Penyuntikan : intramuskular, jangan di

gluteal• KIPI

– Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari.

– Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi

Vaksin Hepatitis B (2)

Indikasi Prevalensi hepatitis B sedang atau tinggi Petugas kesehatan yang sering kontak dengan pasien hep B, darah Penerima transfusi darah, hemodialisis bayi dari ibu karier pasangan sex berganti-ganti mencegah hepatitis B dan D

Indikasi kontra Alergi pada komponen vaksin Demam tinggi Ibu hamil, kecuali daerah prevalensi tinggi

Vaksin Polio Oral (OPV)

Heat MarkerVaccine Vial Monitor (VVM)

Vaksin Polio Oral (OPV)

• Virus hidup, dilemahkan– Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin

• Penyimpanan (sebelum dibuka): – dalam suhu - 20ºC potensi sampai 2 thn– dlm suhu 2 – 8ºC potensi sampai 6 bulan

• Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 – 8ºC – potensi hanya sampai 7 hari

• Tidak beku, ada sorbitol• Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu

kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan

Vaksin BCG

Vaksin BCG (1)

• Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan • Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC (bukan

freezer), hanya boleh 3 jam• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih baik dalam

freezer,• Jangan kena sinar matahari• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80 Vademecum Biofarma, 2002

Vaksin BCG (2)

• Indikasi kontra – HIV, Imunokompromais, pengobatan steroid,

imunosupresif, radioterapi, keganasan sumsusm tulang atau limfe, gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit luas

• Proteksi– Mulai 8 – 12 minggu pasca vaksinasi– Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%)– 70% TB berat mempunyai parut BCG– Dewasa : BTA pos 25-36% walaupun pernah

BCG• WHO : Expanded Programme on Immunization. Immunization in practice.

Modul 2 : EPI vaccines, hal 2. Geneva, 1998• Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80. Vademecum Biofarma, 2002

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis whole cells (DTPw)

dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /Vaccine Vial Monitor (VVM)

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (1)

• Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat• Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis,

15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg.

• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8ºC, jangan dalam freezer

• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau endapan jangan digunakan

• Indikasi kontra- Riwayat anafilaksis– Ensefalopati pasca DPT sebelumnya

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis (2)

Tingkat Perlindungan • Difteria

– suntikan 1 : 71 – 94 % belum mencapai kadar protektif (< 0,01 IU/ml)

– suntikan 3 : 68 – 81 % sudah mencapai kadar protektif (rata-rata 0.0378/ml)

• Pertusis– Suntikan 3 : 65.8 – 80 % protektif

• Tetanus – Suntikan 3 : 65 – 80 % protektif

Vaksin Toksoid Tetanus

• Tujuan – Eliminasi tetanus neonatorum– Cegah tetanus

• Target imunisasi tetanus : > 5 kali – 3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa– dosis ke-4 (18 – 24 bl) kekebalan > 5 th– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)

kekebalan > 20 th

Vaksin Campak

Heat MarkerVaccine Vial Monitor(VVM)

Vaksin Campak (1)• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar

matahari• Vaksin kering : simpan < 0º C atau < 8ºC,

lebih baik minus 20 º C. Pelarut tidak boleh beku.

• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC maksimum 8 jam

• Tiap 0,5 ml mengandung – 1000 u virus strain CAM 70– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin

• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas

Vaksin Campak (2)

• Proteksi : mulai 2 mgg setelah vaksinasi• Serokonversi : 80 – 90 %, effikasi 85 %• Lama proteksi : 8 – 16 tahun

– umur 10-12 th : 50% titer antibodi di atas ambang pencegahan

– umur 5 - 7 th : 29,3% kena campak walaupun pernah diimunisasi

• BIAS : ulangan campak saat masuk SD• Program : reduksi campak

Cool BoxCool Box Untuk Menyimpan VaksinUntuk Menyimpan Vaksin

Penyimpanan vaksin

• Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku– Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 Cº– Suhu kamar beku: -15 s/d -25 Cº

• Di Kabupaten dan Pelayanan Primer– Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm– Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung– Sirkulasi ruangan cukup

• Penyusunan vaksin– Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau – satu jari antar dos vaksin

Plastik penetes (dropper) Polio JANGAN disimpan di lemari eskrn jadi rapuh, mudah robek

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8°C-15°s/d -25°C

1 tahun1 tahun

DPT +2° s/d +8°C 2 tahun

Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan

TT +2° s/d +8°C 2 tahun

DT +2° s/d +8°C 2 tahun

OPV +2° s/d +8°C-15° s/d -25°C

6 bulan2 tahun

Campak +2° s/d +8°C-15° s/d -25°C

2 tahun2 tahun

Masa simpan vaksin belum dipakaiVademicum Bio Farma Jan.2002

Penyediaan vaksin dan alat-alat

• Vaksin + pelarut khusus• termos, ice-packed, es batu• peralatan vaksinasi (alat cuci tangan,

pemotong ampul, alat suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester, kotak limbah)

• Alat penanganan kedaruratan (adrenalin, kortikosteroid, selang dan cairan infus, oksigen),

• Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi

Uji Kocok (Shake TestUji Kocok (Shake Test))

Boleh digunakan

Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Jangan digunakan

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit

Anamnesis / KIE – Cek identitas, vaksinasi yang telah

didapat– Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya– Informed consent : manfaat dan KIPI– Indikasi kontra, perhatian khusus,

penyakit, obat– KIPI vaksinasi sebelumnya– Penanggulangan KIPI seandainya terjadi– Rutin pediatrik

• Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur• Pertumbuhan dan perkembangan

– Jadwal vaksinasi berikutnya

Informed consent (1)

• Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan pasien atau keluarganya harus menanda tangani pernyataan mengerti dan menyetujui

• Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg Persetujuan Tindakan Medik) pernyataan tertulis hanya untuk tindakan diagnostik atau terapeutik , vaksinasi belum perlu pernyataan tertulis

• Boleh meminta tanda tangan dari orangtua atau pengasuh bahwa telah diberikan informasi, dimengerti dan menyetujui vaksinasi

Informed Consent (2)

• Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi disampaikan dengan empathy

• Bukan dengan cara menghakimi (non-judgmental approach)

• Gunakan istilah awam dan sederhana

Indikasi Kontra Vaksin

• Umum (untuk semua vaksin)– Reaksi anafilaksis – Sakit sedang atau berat

• Khusus– DTP / DTPa : ensefalopati dalam 7 hari

pasca vaksinasi DPT/DTPa– OPV dan varisela: anafilaksis terhadap

neomisin atau gelatin, kehamilan, imunodefisiensi (keganasan,tumor padat, kongenital, terapi imunosupresan, infeksi HIV)

– Hepatitis B : anafilaksis terhadap ragi

Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan umum• Pemeriksaan khusus

– Mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu diperhatikan

– bekas vaksinasi terdahulu– Lokasi vaksinasi yang akan

dikerjakan

Persiapan pemberian vaksin

• Cuci tangan dengan antiseptik• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa, • Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :

warna indikator VVM, • Kocok : penggumpalan, perubahan warna• Alat suntik : sekali pakai• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis• Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak• Pasang dropper polio dengan benar

Gambar Alur Kerja Vaksinator

Penempatan alat Penempatan alat untuk memudahkan vaksinasiuntuk memudahkan vaksinasi

Kursi pasienKursi vaksinator

Tempat sampah

Kotak pembawa vaksin

Kotak pembuangan jarum

bekasForm R&R

Air & sabun untuk cuci

tangan

VVM = VVM = Vaccine Vial MonitorVaccine Vial Monitor

Ukuran jarumIntramuskular di paha mid-anterolateral• Neonatus

– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)

• 1 – 24 bulan : 7/8 – 1 inch(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)

7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm) • Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch (38,1mm)

Mengatasi ketakutan dan nyeri• Jangan menakut-nakuti anak • Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan• Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya• Tekan 10 detik sebelum disuntik• Spray pendingin (etil klorid) =EMLA• Tempel es batu 1 – 2 detik tidak

direkomendasikan• Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia)

1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jam• Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak

bicara, bacakan cerita, musik• Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi

Penyuntikan dan penetesan vaksin

• Bicara pada bayi dan anak• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman• Desinfeksi• Pegang; peregangan kulit, cubitan• Penyuntikan: dosis, sudut, cara• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan• Penekanan bekas suntikan• Membuang alat suntik bekas• Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang

sudah disediakan

Teknik dan posisi penyuntikan• Bayi digendong pengasuh, • Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest

to chest)• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan• Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan

geser kulit dan subkutis ke samping, setelah disuntik kemudian lepaskan

• Jarum disuntikan dengan cepat• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan

bersamaan

Posisi anak Posisi anak ketika diketika divaksinasivaksinasi

Tungkai anakdijepit paha ibu

Lengan yg satudijepit ketiak ibu

Tangan yg laindipegang ibu, Kemudian anak dipeluk

Posisi anak ketika di vaksinasi

Tangan dipegang

Tangan kiriDijepit ketiak ibu

suntik

Posisi AnakPosisi Anak kurang aman kurang aman

Kaki bebasBisa berontak

suntik

Tangan bebasBisa meraih jarum suntik

Posisi Posisi bbayi dalam ayi dalam pelukanpelukan iibubu pada pada penyuntikan BCGpenyuntikan BCG

Penetesan vaksin polio

Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Subcutaneouse.g. measles, mumps,

rubella, varicella

Intramuscular e.g. hepatitis A and B,

DTP

IntradermalBCG

Orale.g. polio

Pencatatan

• Nama dagang, produsen, • No. lot / seri vaksin, • Tgl penyuntikan• Bagian tubuh yang disuntik

(deltoid kiri, paha kanan mis)

Sisa vaksin• BCG

– setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 – 8 ◦ C)

• Polio – Setelah dibuka harus segera diberikan dalam

7 hari (simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C) • DPT

– Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang setelah dikocok jangan dipakai

• Campak – Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam

(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)

Pemantauan setelah vaksinasi

• Perhatikan keadaan umum• Tunggu 30 menit di ruang

tunggu

Safe injection : mengapa perlu ?• Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO

bull. Oktober, 1999)

• Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi): – tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %– alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak

ada spuit (4%)

• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)– 45 % alat suntik tidak disterilkan– alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%),

tidak ada jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

• Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses

• Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks

Safe injection

Aman bagi yang disuntik penyuntik lingkungan

Tidak aman bagi yang disuntik (1)

• Vaksin – Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar

panas– Botol vaksin bocor, retak, atau

terpasang jarum– Ada partikel dalam larutan– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam – Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak

boleh beku)– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali

HepB atau Hib)

Tidak aman bagi yang disuntik (2)

• Alat suntik– Spuit disposable dipakai ulang– Hanya mengganti jarum– Tidak dibersihkan dulu langsung

disterilkan– Hanya dengan desinfektan– Membakar jarum di api– Merebus dalam panci terbuka– Menyentuh ujung jarum

Tidak aman bagi yang disuntik (3)

• Cara melarutkan / pengambilan vaksin – Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C– 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus– jarum ditinggalkan menancap di vial– Mencampur isi 2 vial

• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan

• Tidak ada alat / obat gawat - kedaruratan

Tidak aman bagi penyuntik• Menekan luka berdarah dengan jari

(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)

• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)

• Menyentuh atau mencabut jarum suntik• Menutup kembali (recapping) jarum suntik• Mengasah jarum bekas• Memilah-milah tumpukan jarum bekas• Tidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan : Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

Tempat Pembuangan LimbahTempat Pembuangan Limbah

Pemusnahan Kotak + Isi limbah

• Dibakar dalam insinerator khusus (suhu 600 - 1100° C)– risiko pencemaran kecil– Rp. 10 – 30 juta, BBM / kayu bakar

• Dibakar dalam lubang atau drum

• Digiling– Milling atau shreeding– Serbuk masih infeksius– 375-750 alat suntik / jam– listrik 750 w

Terima KasihTerima Kasih