pt. wangi

26
STUDI KELAYAKAN INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK NILAM PT. WANGI Pendahuluan Pemasaran minyak nilam secara internasional sangat dipengaruhi oleh peranan broker atau agen internasional yang turut menentukan harga pasaran minyak atsiri dunia. Hal ini berlangsung karena kebiasaan beberapa negara tertentu mengimpor minyak atsiri secara teratur dalam jumlah yang sangat besar. Ekspor minyak nilam Indonesia mengalami fluktuasi sesuai dengan permintaan pasaran internasional. Angka tertinggi ekspor minyak nilam pada dekade 80-an terjadi pada tahun 1986, yaitu sebesar 876 ton. Peluang pasar dimasa yang akan datang, menurut laporan studi Essential Oil dan Oleoresin (ITC) cukup cerah. Hal ini terlihat dari angka permintaan negara-negara barat, terutama Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa yang tergabung dalam MEE. Konsumsi masing-masing negara ini adalah diatas 200 ton. 1. Profil Perusahaan Industri pengolahan minyak nilam PT. Wangi akan dibangun di satuan pemukiman daerah transmigrasi Sumatra Utara dengan jenis utama minyak nilam (patchouli oil). Lokasi industri terletak di tepi jalan utama, yaitu jalan penghubung trans Sumatra. Jaraknya dari lokasi bahan baku rata-rata sekitar 5 km, sedangkan jarak dari ibukota kabupaten sekitar 100 km dan dari ibukota provinsi sekitar 200 km. Luas tanah yang akan digunakan sebagai lokasi industri adalah seluas 10.000 m 2 . Luas bangunannya adalah 3.000 m 2 . Tanah ini dibeli dengan harga Rp30 juta. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, adalah sarana transportasi, sarana komunikasi, instalasi listrik dan air, peralatan kantor, serta sarana penunjang lainnya, seperti unit kesehatan dan sarana mushola. Industri pengolahan ini dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang manajer yang membawahi tiga kepala bagian, yaitu kepala bagian produksi, kepala bagian pemasaran, dan kepala bagian keuangan dan administrasi. 2. Profil Proyek 1

Upload: wisnu

Post on 20-Jun-2015

395 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Perusahaan pengelolah dan memproduksi minyak

TRANSCRIPT

Page 1: PT. Wangi

STUDI KELAYAKAN

INDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK NILAMPT. WANGI

Pendahuluan

Pemasaran minyak nilam secara internasional sangat dipengaruhi oleh

peranan broker atau agen internasional yang turut menentukan harga pasaran

minyak atsiri dunia. Hal ini berlangsung karena kebiasaan beberapa negara

tertentu mengimpor minyak atsiri secara teratur dalam jumlah yang sangat besar.

Ekspor minyak nilam Indonesia mengalami fluktuasi sesuai dengan

permintaan pasaran internasional. Angka tertinggi ekspor minyak nilam pada

dekade 80-an terjadi pada tahun 1986, yaitu sebesar 876 ton.

Peluang pasar dimasa yang akan datang, menurut laporan studi Essential

Oil dan Oleoresin (ITC) cukup cerah. Hal ini terlihat dari angka permintaan

negara-negara barat, terutama Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa yang

tergabung dalam MEE. Konsumsi masing-masing negara ini adalah diatas 200

ton.

1. Profil Perusahaan

Industri pengolahan minyak nilam PT. Wangi akan dibangun di satuan

pemukiman daerah transmigrasi Sumatra Utara dengan jenis utama minyak

nilam (patchouli oil). Lokasi industri terletak di tepi jalan utama, yaitu jalan

penghubung trans Sumatra. Jaraknya dari lokasi bahan baku rata-rata sekitar

5 km, sedangkan jarak dari ibukota kabupaten sekitar 100 km dan dari

ibukota provinsi sekitar 200 km.

Luas tanah yang akan digunakan sebagai lokasi industri adalah seluas

10.000 m2. Luas bangunannya adalah 3.000 m2. Tanah ini dibeli dengan

harga Rp30 juta.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, adalah sarana transportasi,

sarana komunikasi, instalasi listrik dan air, peralatan kantor, serta sarana

penunjang lainnya, seperti unit kesehatan dan sarana mushola.

Industri pengolahan ini dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh

seorang manajer yang membawahi tiga kepala bagian, yaitu kepala bagian

produksi, kepala bagian pemasaran, dan kepala bagian keuangan dan

administrasi.

2. Profil Proyek

1

Page 2: PT. Wangi

Produk minyak nilam PT. Wangi diperkirakan sebesar 21.600 kg pada

tahun pertama dan kedua, dengan kebutuhan bahan baku sebesar 1.080 ton

per tahun. Selanjutnya, produksi dapat ditingkatkan menjadi 28.800 kg pada

tahun ketiga dan seterusnya, dengan kebutuhan bahan baku sebesar 1.440

ton per tahun. Perincian lebih detail dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel; Rencana Produksi dan Kebutuhan Bahan Baku

TahunRencana Produksi

(Kg/tahun)Kebutuhan Bahan Baku (ton/tahun)

I dan II 21.600 1.080 III dst 28.800 1.440

Pembelian bahan baku diatur melalui Koperasi Unit Desa dengan

harga Rp140.000/Kg daun nilam kering. Sedangkan bahan baku ini diperoleh

dari pemasok utama daun nilam di sekitar lokasi. Karena lokasi berada

didekat lokasi pemasok, maka transportasi pengadaan bahan baku relatif

tidak mengalami kesulitan sebab jarak rata-rata, dengan produsen daun

nilam adalah sekitar 5 km.

3. Kondisi Keuangan dan Ekonomi

Sumber dana dan struktur pengadaan dalarn pembangunan industri ini

adalah sebagai berikut :

Tabel; Sumber Dana Modal Tetap dan Modal Kerja

Sumber DanaModal Tetap

(Rp)Modal Kerja

(Rp)Jumlah

(Rp)

Kredit Bank (70%) 441.000.000 183.460.270 624.460.270

Modal Sendiri (30%) 189.000.000 78.625.830 267.625.830

Jumlah 630.000.000 262.086.100 892.086.100

Bunga kredit sebesar 24% per tahun. Bunga ini dibayar sejak awal

tahun proyek sampai dengan tahun keenam, terhitung sejak tahun pertama

industri ini didirikan.

Pengembalian kredit diproyeksikan mulai tahun ketiga sampai tahun

ketujuh. Pengembalian ini berlangsung selama 5 tahun. Nilai pengembalian

per tahunnya adalah sebesar Rp124.892.064. Seluruh pinjaman akan lunas

pada tahun kedelapan.Keadaan saldo awal (tahun pertama) adalah sebesar

Rp63.791.300 dan saldo akhir (tahun sepuluh) sebesar

Rp1.862.876.517,500.

Berdasarkan perhitungan break even point (BEP), terlihat bahwa

2

Page 3: PT. Wangi

jumlah produksi yang memenuhi syarat untuk mencapai tingkat keuntungan

minimal adalah 4.256 kg/tahun. Berdasarkan standar ini, perhitungan BEP

terjadi antara tabun kedua dan ketiga.

Berdirinya industri pengolahan minyak nilam secara keseluruhan

memberikan dampak negatif yang sangat kecil. Bahkan perluasan pekerjaan

dan alih teknologi dapat meningkatkan pendapatan daerah.

4. Profil Produk

Daun nilam merupakan bahan baku minyak atsiri yang selanjutnya

diproses menjadi bahan baku bagi industri parfum. kosmetik, farmasi, dan

sebagainya. Minyak nilam juga sering disebut dengan minyak dilem, yang

berasal dari tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) melalui penyulingan

uap. Tanaman nilam termasuk famili Labietea, yaitu kelompok tanaman yang

mempunyai aroma yang mirip satu dengan lainnya. Selain varietas

Pogostemon Cablin Benth, ada juga varietas Pogostemon Hortensis. Varietas

ini pernah disuling, tetapi mutunya sangat rendah sehingga tidak pernah di-

kembangkan lagi. Selain itu terdapat varietas Pogostemon Heyneanus atau

sering disebut Nilam Hutan. Nilam hutan ini termasuk nilam yang tidak

berharga jika dibuat minyak nilam.

Nilam yang banyak disuling di Indonesia adalah berasal dari varietas

Pogostemon Cablin Benth. Daerah-daerah penghasil minyak nilam terutama

adalah Sumatra Utara, Aceh Barat dan Selatan, Sumatra Barat, Pulau Nias,

Lampung dan Bengkulu. Minyak nilam diproduksi dengan cara ekstraksi atau

penyulingan daun nilam. Dalam perdagangan internasional, minyak nilam

dikenal dengan nama Patcholi Oil. Sifat minyak nilam adalah sukar tercuci

walaupun dengan air sabun, dapat dicampur dengan esteris lainnya, larut

dalam alkohol, dan sukar menguap. Karena sifat-sifatnya tersebut minyak

nilam digunakan sebagai bahan baku yang penting dalam industri wangi-

wangian (farfumery), kosmetik, dan sebagainya.

Selain itu, minyak nilam dapat digunakan sebagai fiksatif terhadap

bahan pewangi lain, sehingga dicampurkan dalam pembuatan suatu

senyawa. Pemakaian minyak nilam sebagai unsur pengikat wangi-wangian

belum bisa digantikan dengan minyak apa pun, sehingga minyak ini

merupakan salah satu minyak atsiri yang sangat penting dalam industri

wangi-wangian.

Pemasaran minyak nilam, mempunyai potensi yang akan berkembang

3

Page 4: PT. Wangi

terus. Pemasarannya yang utama adalah ke luar negeri. Berkembangnya,

ekspor ini disebabkan karena perkembangan industri wangi-wangian di luar

negeri.

Potensi ekspor minyak nilam diperkirakan akan terus meningkat setiap

tahunnya. Dengan demikian produksi dalam negeri harus terus ditingkatkan.

Hampir seluruh hasil produksi minyak nilam Indonesia diekspor ke Iuar

negeri. Tingkat pertumbuhan ekspor minyak nilam per tahunnya diperkirakan

sebesar 0,24%. Penggantian dengan sintetis hingga saat ini dianggap belum

membahayakan kedudukan minyak nilam sebagai bahan alami. Minyak nilam

ini merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang menduduki urutan ketiga

dalam deretan kebutuhan minyak atsiri dunia.

Karena permintaan dari luar negeri semakin meningkat, maka adalah

sangat memungkinkan untuk mengembangkan pabrik-pabrik minyak nilam di

daerah-daerah potensial, terutama daerah yang banyak menghasilkan daun

nilam.

5. Analisis Pasar

Selain minyaknya, tanaman nilam juga diperdagangkan daunnya

dalam bentuk yang sudah dikeringkan. Biasanya dijual oleh petani ke

penyuling, karena petani belum mempunyai alat penyulingan daun nilam

sendiri. Daun nilam yang kering ini dapat dipakai sebagai pengharum pakaian

atau permadani.

Pemasaran minyak nilam secara internasional sangat dipengaruhi oleh

broker atau agen internasional yang turut menentukan harga pasaran minyak

atsiri dunia. Negara produsen (eksportir nasional) sulit berhubungan langsung

dengan pabrik pengguna minyak atsiri (industri hilir). Hal ini disebabkan

karena kebiasaan beberapa negara tertentu mengimpor minyak atsiri secara

teratur dalam jumlah melebihi kebutuhannya, karena negara tersebut

mengkhawatirkan ketidaklancaran suplai dari negara produsen, disamping

faktor-faktor lain, seperti tidak stabilnya mutu kemurnian minyak dan

pengemasan. Dengan adanya kelemahan ini, peran broker atau dealer

menjadi sangat besar dalam memasok kebutuhan dunia.

Memperpendek rantai pemasaran dan menetapkan harga dasar

merupakan langkah pertama untuk memecahkan masalah kendala dalam

tata niaga dan merupakan proteksi bagi penurunan produksi oleh petani.

6. Sistem Perdagangan Minyak Nilam

4

Page 5: PT. Wangi

Diagram Saluran Distribusi Pemasaran.

7. Peluang Ekspor

Berdasarkan data ekspor yang ada, kita dapat melihat bahwa ekspor

minyak nilam Indonesia baik dalam volume maupun nilai mengalami fluktuasi.

Volume ekspor mengalami penurunan, seperti yang terjadi di tahun 1981

hingga 1983. Setelah itu ekspor mengalami peningkaran mulai tahun 1984

dan rnengalami puncaknya pada tahun 1987, yaitu sebesar 876 ton.

Konsumen yang paling besar adalah Amerika Serikat : mencapai 250 sampai

dengan 300 ton per tahun. Masyarakat Ekonomi Eropa dan Swiss

mengkonsumsi 200 sampai dengan 250 ton per rahun. Kemudian menyusul

Singapura 50 ton per tahun, Jepang 30 ton per tahun. Sedangkan India

hanya 25 ton per tahun. Sisanya dikonsumsi oleh negara-negara Asia

sebesar 15 ton per tahun.

8. Perkembangan Harga

Perkembangan harga minyak nilam di dalam negeri terus mengalami

perkembangan sesuai dengan fluktuasi harga minyak nilam di pasar

internasional. Harga disini sangat berpengaruh bagi para petani sebab

tingginya harga akan membuat semakin banyak petani yang bertanam nilam.

Tabel; PerkembanganHarga Rata-rata Minyak Nilam

5

Page 6: PT. Wangi

Tahun Harga (Rp/Kg)

1980 9.000Rp 1981 11.000Rp 1982 17.000Rp 1983 19.000Rp 1984 23.000Rp 1985 23.000Rp 1986 19.000Rp 1989 25.000Rp 1990 26.000Rp

9. Kebutuhan Tenaga Kerja

Tenaga kerja perusahaan ini terutama berasal dari daerah sekitar

lokasi pabrik yang akan dibangun, sehingga masyarakat sekirar dapat

merasakan manfaat secara langsung dari pembangunan industri minyak

nilam tersebut. Kebutuhan tenaga kerja industri pengolahan minyak nilam ini

direncanakan sebanyak 35 orang. Perincian kebutuhan tenaga kerja tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel; Kebutuhan Tenaga Kerja

No. Jabatan

1. Direktur 1 Orang2. Manajer 1 Orang3. Kabag. Keuangan 1 Orang4. Kabag. Produksi 1 Orang5. Kabag. Pemasaran 1 Orang6. Kepala Seksi 3 Orang7. Staf 6 Orang8. Keamanan 3 Orang9. Pengemudi 3 Orang10. Operator, Mekanikdan buruh 15 Orang

35 Orang

Kebutuhan Tenaga Kerja

Jumlah

10.Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan dibentuk untuk menciptakan suatu tata

kerja yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan

perlu rnenyusun pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang

jelas antar kegiatan. Setiap pimpinan bertanggung jawab penuh atas

bawahannya, sehingga tumpang tindih kewenangan antar bagian dapat

dihindari. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Industri pengolahan minyak nilam ini dipimpin oleh seorang direktur

yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Direktur mempunyai

6

Page 7: PT. Wangi

wewenang membuat keputusan tentang jalannya perusahaan secara

keseluruhan. Dalam pelaksanaan proses produksi, direktur memberikan

wewenang kepada seorang manajer untuk mengoperasikan seluruh kegiatan

produksi dengan dibantu oleh 3 orang kepala bagian (kabag), yaitu : Kabag

Keuangan dan Administrasi, Kabag Produksi, dan Kabag Pemasaran. Kabag

Produksi dibantu oleh 3 orang kepala seksi, yaitu Kasi Laboratorium, Kasi

Bahan Baku, dan Kasi Gudang dan Kemasan.

11. Manajemen dan Pengawasan

Setiap unit kegiatan dalam proses pengolahan minyak nilam ini

dipimpin oleh seorang ahli yang henar-benar profesional dan berpengalaman

di bidangnya. Tenaga operasional dan teknis yang dipekerjakan merupakan

orang-orang yang terlatih dan telah berpengalaman. Setiap kegiatan disertai

dengan penuntun dan pedoman kerja agar masing-masing personal merasa

bertanggung jawab atas pekerjaan yang sesuai dengan wewenangnya.

Industri pengolahan minyak nilam ini terdiri dari beberapa proses produksi

yang bersifatt terpadu, sehingga masing-masing kegiatan memerlukan

sinkronisasi untuk mencapai sasaran program.

Tenaga kerja yang berpotensi dan berprestasi diberi kesempatan untuk

mengikuti latihan dan mereka berhak mendapatkan kedudukan dan jaminan

hidup yang layak. Untuk menjamin mutu produk yang dihasilkan, perusahaan

menerapkan sistem pengendalian mutu secara terpadu, mulai dari proses

awal (persiapan bahan baku) sampai proses akhir (pengemasan produk).

Unit-unit pengendalian mutu ada pada setiap tahap proses produksi dan

melibatkan seluruh tanaga kerja/operator produksi serta dipimpin oleh

seorang mandor pengawas.

12.Mekanisme Pengadaan Bahan Baku

Untuk memenuhi keburuhan bahan baku, perusahaan ini akan

membeli daun nilam dari petani. Pembelian bahan baku didasarkan atas

kontrak pembelian/pesanan dengan ukuran dan kualitas yang ditentukan

oleh perusahaan. Dengan demikian, kualitas dan kontinuitas bahan baku

dapat terjamin.

Pengangkutan bahan baku dapat dilakukan sendiri, atau dilakukan

olen pihak penjual---dalam hal ini perusahaan menerima bahan baku

di pabrik.

Harga rata-rata daun nilam kering sampai di lokasi pabrik adalah Rp140/kg.

Sistem pengadaan bahan baku adalah sebagai berikut :

7

Page 8: PT. Wangi

Diagram Mekanisme Pengadaan Bahan Baku Nilam

13.Proses Produksi dan Operasional

Industri pengelolaan minyak nilam yang akan didirikan ini memiliki

beberapa sistem, yaitu : sistem pengadaan bahan baku, sistem penyulingan

minyak nilam, dan sisrem pemasaran.

Fasilitas-fasilitas lain yang akan dibangun untuk menunjang proyek

adalah kantor, mushola, unit kesehatan, bangunan-bangunan processing,

gudang, bengkel, instalasi Iistrik dan instalasi air.

Tahap dan jadwal pembangunan dari sistern produksi, sarana dan

prasarana disajikan secara terperinci dalam tabel jadwal kegiatan.

14.Sistem Pengadaan Bahan Baku

Kebutuhan bahan baku disuplai dari wilayah sekitar dengan luas efektif

10.000 ha. Bahan baku ini tersedia secara kontinyu, karena nilam merupakan

tanaman yang diniIai paling menguntungkan oleh masyarakat dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a. Perawatannya mudah.

b. Biaya input produksi relatif rendah.

c. Termasuk tanaman tahan penyakit.

d. Tidak memerlukan pascapanen yang rumit.

e. Tahan di musim kemarau.

15.Bahan Pembantu

Bahan pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi minyak

8

Page 9: PT. Wangi

nilam antara lain bahan bakar, listrik, dan air. Bahan bakar dapat berupa

minyak solar dan bensin.

Jumlah bahan pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi dan

harga masing-masing per satuan adalah :

a. Bahan bakar solar yang dibutuhkan adalah 55 liter untuk setiap 1 ton

pengolahan daun nilam. Pada tahun pertama dan tahun kedua proyek,

solar yang dibutuhkan adalah sebanyak 686 liter per bulan. Sedangkan

pada tahun ketiga, berhubung kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 4

ton proses produksi daun nilam per hari, kebutuhan solar adalah sebesar

780 liter per bulan dengan harga Rp300 per liter.

b. Air yang digunakan diperkirakan sekitar 2.000 liter untuk setiap 1 ton

pengolahan daun nilam, sehingga untuk tahun pertama dan kedua air

yang dibutuhkan adalah sebanyak 6.000 liter per hari. Tahun keempat

menjadi 8.000 liter per hari.

c. Listrik dari generator digunakan untuk penerangan. Biaya yang

dianggarkan untuk listrik adalah sebesar Rp9.000 per hari atau sama

dengan kebutuhan minyak solar sebesar 30 liter per hari.

Secara terperinci, besarnya biaya untuk keperluan bahan pembantu pada

proses pengolahan minyak nilam dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel; Biaya Keperluan Bahan Pembantu

Unit Harga/Unit Nilai1. Kebutuhan Minyak Solar 585 300 175.500 2. Kebutuhan Minyak Pelumas 10 10.000 100.000 3. Perawatan Kendaraan dan Bensin :

a. Perawatan Kendaraan 2 400.000 800.000 b. Bahan bakar/bensin 800 1.000 800.000

1.875.500 Catatan :

Tahun ke 3 dst mengalami kenaikan 10%

Tahun 1 dan 2Jenis Kegiatan

16.Pabrik Pengolahan Minyak Nilam

a. Kapasitas Pabrik dan Jenis Produksi

9

Page 10: PT. Wangi

Kapasitas terpasang pabrik industri pengolahan minyak nilam ini adalah

sebesar 6 ton pengolahan daun nilam kering untuk 2 shift kerja. Namun

pada produksi tahun pertama dan tahun ketiga, realisasinya adalah 3 ton

pengolahan daun nilam kering yang menghasilkan minyak nilam sebanyak

60 kg per hari atau 1.080 Kg/bulan.

Sedangkan pada tahun ketiga, produksi ditingkatkan menjadi 4 ton proses

pengolahan daun nilam kering yang menghasilkan minyak nilam sebesar

80 Kg per hari atau 2.800 Kg/bulan.

Jenis produksi yang dihasilkan adalah minyak nilam yang sesuai dengan

standar perdagangan sebagaimana terlihat dalam lampiran standar

kualitas minyak nilam.

b. Sistem Produksi

Pengolahan daun nilam adalah suatu proses untuk memperoleh minyak

nilam yang terkandung dalam daun nilam. Minyak hasil olahan itu disebut

minyak nilam yang terdiri dari komponen-komponen antara lain :

Seskuipenten, Patchouli Alkohol, Patchoulena, Eugenol Benzoat.

Sebelum diolah dengan cara destilasi (penyulingan), daun nilam yang

telah dipanen dikeringkan terlebih dulu di bawah sinar matahari selama

lebih kurang 4 jam sampai mencapai kadar air antara 12–24%. Hal ini

dilakukan dengan tujuan mengurangi kandungan air dan menghasilkan

rendemen minyak yang tinggi serta mutu minyak nilam yang baik. Setelah

kering, daun dimasukkan ke dalam ketel penyulingan yang bagian

bawahnya diisi dengan air dan dibatasi dengan saringan.

Uap yang terbentuk akan naik dan disalurkan melalui pipa pendingin yang

dibuat melingkar (seperti spiral) dan direndam di dalam tempat yang berisi

air. Uap yang mengembun (mengalami kondensasi) dalam pipa pendingin

ditampung pada suatu wadah yang berkapasitas 10–20 liter. Dalam alat

ini minyak nilam (bagian atas) dan air dipisahkan karena adanya

perbedaan berat jenis. Skema teknis pengolahan minyak nilam ini dapat

dilihat pada diagram berikut.

Diagram Proses Pengolahan Minyak Nilam

10

Page 11: PT. Wangi

c. Mesin dan Peralatan

Industri pengolahan minyak nilam ini pada dasarnya terdiri dari alat

perajangan, penyulingan (ketel uap, cooler), dan alat pengepakan.

Penyusunan tata letak mesin sesuai dengan aliran proses produksl serta

memperhitungkan ukuran bahan yang masuk dan keluar dari masing-

masing mesin atau peralatan. Hal ini penting untuk menjamin kelancaran

aliran proses dari satu alat ke alat pengolahan yang lain selama proses

produksi berlangsung. Di samping itu, tata letak mesin dan tata ruangnya

memperhitungkan kenyamanan dan keselamatan kerja para karyawan.

d. Ruang Pengolahan Bahan Baku

Ruang pengolahan bahan baku akan dibangun di sebelah belakang dari

bagian paling depan lokasi pabrik dengan ukuran 550 m2 dan dengan

konstruksi baja. Lantainya adalah beton cor dan atapnya terbuat dari

seng. Sekitar 25% dari dinding bangunan ini berupa kisi-kisi angin sebagai

alat sirkulasi udara. Bangunan ini terdiri dari ruang perajangan dan ruang

drying.

e. Ruang Processing atau Produksi Utama

11

Page 12: PT. Wangi

Ruang produksi utama berukuran 315 m2, dibangun di sisi selatan lokasi

bangunan. Konstruksi bangunan ini sama persis dengan konstruksi ruang

pengolahan bahan baku. Ruangan ini terdiri dari ruang penyulingan dan

ruang laboratorium.

f. Ruang Gudang Kemasan

Bangunan gedung kemasan akan dibangun di sebelah tengah lokasi

pabrik. Bangunan ini berukuran 100 m2, dengan pintu menghadap ke jalan

untuk mempermudah pengeluaran barang-barang hasil produksi yang

siap dipasarkan.

g. Jadwal Pelaksanaan Proyek

Realisasi pembangunan fisik proyek industri pengolahan minyak nilam

diperkirakan selama 8 bulan pada tahun pertama, dan pada akhir tahun

pertama industri pengolahan minyak nilam ini sudah dapat berproduksi.

Jadwal lengkap pelaksanaan proyek ini dapat dilihat pada diagram

berikut.

Diagram Jadwal Pelaksanaan Proyek.

1 2 3 4 5 6 7 8- Perencanaan- Sosialisasi dengan petani- Pengukuran tanah- Rekrutmen karyawan- Pembangunan pabrik- Pemasangan mesin- Uji coba produksi

BulanJenis Kegiatan

17.Analisa Keuangan

Proyek industri pengolahan minyak nilam yang meliputi pengadaan

bahan baku dan bahan pembantu, mesin penyulingan, sarana dan prasarana,

misalnya bangunan kantor, gudang, instalasi listrik, instalasi air ini

direncanakan selesai dalam tahun pertama. Dasar perhitungan harga diambil

dari harga yang berlaku sekarang (nilai terakhir) dan analisis keuangan yang

dilakukan per tahun selama 10 tahun. Pelaksanaan pembangunan industri

pengolahan minyak nilam serta sarana pendukungnya memerlukan investasi

sebesar Rp628.860.000 yang terdiri dari biaya pra-investasi dan biaya

investasi.

a. Biaya Pra-Investasi

12

Page 13: PT. Wangi

Kebutuhan biaya pra-investasi meliputi pembebasan tanah dan

pengurusan HGU, pengurukan tanah, studi kelayakan dan biaya-biaya

perizinan lainnya, yaitu sebesar Rp110.000.000. Pembebasan tanah

seluas 10.000 m2 dan pengurusan HGU membutuhkan biaya sebesar

Rp30.000.000. Pengurukan tanah, yaitu persiapan keadaan tempat pra-

operasional sehingga siap bangun membutuhkan biaya sebesar

Rp3.000.000 per hektar tanah. Sedangkan biaya studi kelayakan, seperti

supervisi, dan biaya perizinan adalah sebesar Rp60.000.000.

b. Biaya Investasi

Kebutuhan biaya investasi industri pengolahan minyak nilam ini meliputi

biaya untuk bangunan pabrik, sarana pabrik, instalasi air, instalasi listrik,

sarana transportasi, peralatan mesin penyulingan, serta fasilitas

penunjang lainnya, misalnya mushola, unit kesehatan, dan sebagainya.

c. Biaya Bangunan

Pendirian industri pengolahan minyak nilam ini memerlukan biaya

pembuatan beberapa unit bangunan yang dihitung menurut tipe

bangunan. Besarnya biaya untuk kebutuhan bangunan tersebut adalah

Rp199.750.000. Biaya per jenis bangunan yang diperlukan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel; Biaya Pembangunan Fasilitas Industri

Pengolahan Minyak Nilam

Luas (m2)

Jumlah Unit

Harga (Rp/m2)

Nilai (Rp)

- Kantor 70 1 350.000 24.500.000 - Perajangan 150 1 300.000 45.000.000 - Penyulingan 300 1 150.000 45.000.000 - Gudang Pengeringan 200 1 150.000 30.000.000 - Gudang Packing 100 1 150.000 15.000.000 - Laboratorium 15 1 250.000 3.750.000 - Bengkel 35 1 250.000 8.750.000 - Pos Keamanan 15 1 200.000 3.000.000 - Unit Kesehatan 15 1 250.000 3.750.000 - Moshola 20 1 200.000 4.000.000 - Lapangan Pengering 200 1 20.000 4.000.000 - Pagar 2.000 1 5.000 10.000.000

3.120 12 2.275.000 196.750.000

Jenis Bangunan (Ruang)

Total

d. Biaya Sarana dan Prasarana Pabrik

13

Page 14: PT. Wangi

Biaya ini meliputi pembangunan instalasi listrik dan instalasi air yang

membutuhkan biaya sebesar Rp13.000.000. Perincian biaya tersebut

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel; Biaya Sarana dan Prasarana Pabrik.

UnitNilai (Rp)

- Instalasi Listrik 1 8.000.000 - Instalasi Air 1 5.000.000

2 13.000.000 Total

Jenis Pembangunan

e. Sarana Transportasi

Jenis sarana transportasi yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan

industri pengolahan minyak nilam adalah 1 unit Kijang dan 2 unit Kijang

box. Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana transportasi

tersebut adalah sebesar Rp90.000.000. Rirician kebutuhan saran

transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

TabeI; Biaya untuk Sarana Transportasi

UnitHarga/Unit

(Rp)Nilai (Rp)

- Kijang Box 2 32.500.000 65.000.000 - Kijang Station 1 25.000.000 25.000.000

3 57.500.000 90.000.000

Jenis Kendaraan

Total

f. Biaya Peralaran dan Fasilitas Lain

Kelancaran mekanisme kerja dalam proses pengolahan minyak nilam

membutuhkan beberapa perangkat mesin dan perangkat penunjang

lainnya, seperti mesin pengolah, mesin pembantu, peralaran bengkel, dan

inventaris kantor. Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan

peralatan/mesin adalah sebesar Rp207.200.000. Agar lebih jelas, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel; Biaya Peralatan dan Fasilitasuntuk lndustri Pengolahan Minyak Nilam

Unit Harga/UnitNilai (Rp)

- Mesin Pengolah 20 6.925.000 138.500.000 - Alat-alat Bantu 26 - 38.700.000 - Inventaris Kantor Ls - 30.000.000

6.925.000 207.200.000

Jenis Pelaratan dan Fasilitas

Total

g. Biaya Operasional

14

Page 15: PT. Wangi

Biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam rangka

memenuhi input produksi agar kegiatan produksi pengolahan minyak

nilam dapat berjalan dengan lancar. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya tetap

yang meliputi keperluan untuk biaya administrasi dan umum, biaya

perawatan aktiva, biaya upah dan gaji, biaya pajak bumi dan bangunan,

biaya asuransi dan biaya variabel yang meliputi biaya pengadaan bahan

baku dan bahan pembantu, biaya packaging, biaya pemasaran. Perincian

biaya operasional dapat dilihat pada Tabel Biaya Operasional.

1) Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan pengeluaran rutin yang setiap tahun harus

dikeluarkan sehubungan dengan pengoperasian industri pengolahan

minyak nilam. Biaya tersebut meliputi biaya perawatan aktiva, biaya

asuransi, biaya pajak bumi dan bangunan, biaya gaji dan upah tenaga

kerja. Sedangkan biaya administrasi dan umum diperinci sebagai

berikut : biaya listrik dan air Rp270.000 per bulan, biaya administrasi,

biaya komunikasi, dan biaya umum lainnya Rp600.000 per bulan.

2) Biaya Variabel

Biaya variabel yang dimaksud adalah biaya-biaya yang timbul dari

proses produksi sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi

berupa minyak nilam. Biaya variabel tersebut meliputi : biaya

pengadaan bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya packaging, dan

biaya pemasaran.

(i) Biaya Pengadaan Bahan Baku

Rencana pengadaan bahan baku industri minyak nilam adalah

membeli daun nilam kering dari petani, dengan harga beli bahan

baku Rp140 per kg, yang diterima di pabrik.

Kebutuhan bahan baku pabrik pengolahan minyak nilam ini adalah

90 ton per bulan atau 1.080 ton per tahun, pada tahun pertama dan

kedua. Pada tahun ketiga kebutuhan itu menjadi 120 ton per bulan

atau 1.440 per bulan. Perincian biaya kebutuhan bahan baku dari

tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel; Perincian Biaya Kebutuhan Bahan Baku.

15

Page 16: PT. Wangi

TahunJumlah

(ton)Harga/Unit

(Rp)Total (Rp)

1 1.080 140.000 151.200.000 2 1.080 140.000 151.200.000 3 1.440 161.000 231.840.000 4 1.440 161.000 231.840.000 5 1.440 161.000 231.840.000 6 1.440 161.000 231.840.000 7 1.440 161.000 231.840.000 8 1.440 161.000 231.840.000 9 1.440 161.000 231.840.000 10 1.440 161.000 231.840.000

(ii) Biaya Bahan Pembantu

Biaya pengadaan bahan pembantu dalam proses pengolahan

minyak nilam meliputi biaya pembelian bahan bakar (bensin dan

solar) serta servis transportasi (oli). Harga beli dari bahan baku

masing-masing adalah : bensin Rp550 per liter, solar Rp300 per

liter, pelumas Rp10.000 per liter. Perincian biaya bahan penolong

dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel; Biaya Bahan Pembantu.

Tahun 1 - 2 Tahun 3 dst

- Minyak solar 175.500 234.000 - Pelumas 100.000 200.000 - Bensin dan perawatan 1.165.900 1.165.900

1.441.400 1.599.900

Jenis Biaya

Total

(iii) Biaya Packaging

Biaya packaging merupakan biaya yang diperlukan untuk

pengepakan minyak nilam, yaitu dengan menggunakan jerigen

(volume 40 liter). Harga beli jerigen adalah Rp5.000 per unit. Setiap

bulan diperlukan jerigen sebanyak 90 buah dengan biaya sebesar

Rp450.000 per bulan. Biaya pengepakan per tahun menjadi

Rp6.400.000 (pada tahun pertama dan kedua). Sedangkan pada

tahun ketiga dan seterusnya, sesuai dengan peningkatan produksi,

biaya itu meningkat menjadi Rp7.200.000

(iv)Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang diperhitungkan dengan biaya

pengangkutan dari pabrik ke lokasi pemasaran. Biaya angkut

sampai ke eksportir di Jakarta, untuk satu unit kendaraan Kijang

Pick-up Box, adalah sebesar Rp172/km. Setiap tahun diperlukan

biaya pemasaran sebesar Rp1.185.900

h. Biaya Depresiasi

16

Page 17: PT. Wangi

Perhitungan biaya penyusutan (depresiasi) dihitung berdasarkan asumsi

umur ekonomis dari masing-masing aktiva yang digunakan dan

berdasarkan aktivitasnya dalam industri pengolahan minyak nilam.

Besarnya tingkat dan nilai depresiasi dari masing-masing aktiva dapat

dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan nilai depresiasi dari tahun

ketahun dapat dilihat padaTabel Nilai Depresiasi.

Tabel; Tingkat Depresiasi Kelompok Aktiva.

Depresiasi per Tahun (%)

Nilai Depresiasi Per Tahun (Rp)

- Bangunan 5 9.987.500 - Mesin dan alat bantu 10 17.720.000 - Kendaraan 18 18.000.000 - Sarana lain 10 1.300.000

47.007.500

Jenis Aktiva

Total

18.Analisa Keuangan

Pengertian keuangan dalam proyek ini adalah sirkuIasi penerimaan

dan pengeluaran dana selama proyek berlangsung. Dalam hal ini, analisis

keuangan bisnis minyak nilam akan dibuat selama 10 tahun.

a. Struktur Permodalan

Dana yang diperlukan agar proyek industri pengolahan minyak nilam ini

berhasil adalah sebesar Rp892.085.100 yang terdiri dari biaya investasi

dan modal kerja. Sumber dana diperoleh dari pinjaman bank berupa kredit

investasi dan kredit modal kerja, dengan tingkat bunga sebesar 24%

setiap tahun serta dari modal sendiri.

Tabel; Struktur dan Sumber Permodalan

Sumber DanaModal Tetap

(Rp)Modal Kerja

(Rp)Jumlah

(Rp)

- Kredit Bank (70%) 441.000.000 183.460.270 624.460.270

- Modal Sendiri (30%) 189.000.000 78.625.830 267.625.830

Jumlah 630.000.000 262.086.100 892.086.100

Struktur dan pembiayaan pembangunan pabrik tersebut terdiri dari : 70%

dari pinjaman kredit bank dan 30% modal sendiri. Pemenuhan biaya

proyek berasal dari biaya investasi sebesar Rp630.000.000 dan modal

kerja sebesar Rp262.086.100. Modal yang diharapkan dari bank adalah

sebesar Rp624.460.270. Sedangkan modal yang disediakan sendiri

adalah sebesar Rp267.625.830, yang terdiri dari modal tetap sebesar Rp

17

Page 18: PT. Wangi

189.000.000 serta modal kerja sebesar Rp78.625.830. Penjelasan secara

terperinci mengenai dana proyek selama 10 tahun dapat dilihat pada

Tabel Anggaran Proyek selama 10 tahun.

18

Page 19: PT. Wangi

PROYEKSI CASH FLOWBisnis Minyak Nilam

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10Sumber Dana :a. Laba Besih 121.532.342 121.532.342 137.678.377 164.655.060 191.631.744 218.608.428 245.585.111 357.987.960 357.987.960 357.987.960 b. Penyusutan Aktiva - 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 73.695.000 c. Pajak terhutang 13.503.594 13.503.594 15.297.597 18.296.007 21.292.416 24.289.825 27.287.235 39.776.440 39.776.440 39.776.440 d. Kredit Investasi (KI) 441.000.000 - - - - - - - - - e. Kredit Modal Kerja (KMK) 183.460.270 - - - - - - - - - f. Modal Sendiri 267.625.830 - - - - - - - - -

Total Sumber Dana 1.027.122.036 208.730.936 226.670.974 256.646.067 286.619.160 316.593.253 346.567.346 471.459.400 471.459.400 471.459.400

Penggunaan Dana :a. Investasi Proyek 630.000.000 - - - - - - - - - b. Modal Kerja 183.460.270 - - - - - - - - - c. Pelunasan Pajak 13.503.594 13.503.594 15.297.597 18.296.007 21.292.416 24.289.825 27.287.235 39.776.440 39.776.440 39.776.440 d. Pelunasan Bunga KI dan KMK 149.870.465 149.870.465 119.896.372 89.922.279 59.948.186 29.974.093 - - - - e. Angsuran Pokok KI dan KMK - - 124.892.054 124.892.054 124.892.054 124.892.054 124.892.054 - - -

Total Penggunaan Dana 976.834.329 163.374.059 260.086.023 233.110.340 206.132.656 179.155.972 152.179.289 39.776.440 39.776.440 39.776.440

Surplus (minus) Kas :Kas Awal 50.287.707 45.356.877 (33.415.049) 23.535.727 80.486.504 137.437.281 194.388.057 431.682.960 431.682.960 431.682.960 Kas Akhir - 50.287.707 95.644.584 62.229.535 85.765.262 166.251.766 303.689.047 498.077.104 929.760.064 1.361.443.024 Kas Kumulatif 50.287.707 95.644.584 62.229.535 85.765.262 166.251.766 303.689.047 498.077.104 929.760.064 1.361.443.024 1.793.125.984

Tabel; Anggaran Proyek

19

Page 20: PT. Wangi

b. Alokasi Dana

Alokasi dana dari biaya investasi terdiri dari biaya persiapan, prasarana

pabrik, bangunan pabrik, mesin dan peralatan, bahan pembantu, sarana

transportasi, inventaris kantor, dan pembangunan sarana pabrik.

Sedangkan alokasi dana dari modal kerja berupa biaya tetap, biaya

variabel, dan biaya overhead. Besarnya alokasi dana adalah sebagai

berikut :

Tabel; Biaya Investasi dan Modal kerja

Jumlah (Rp)

Persentase

A. INVESTASI1. Persiapan prasarana pabrik 110.000.000 11,84%2. Bangunan pabrik 199.750.000 21,50%3. Mesin dan peralatan 138.500.000 14,91%4. Alat-alat bantu 38.700.000 4,17%5. Sarana transportasi 90.000.000 9,69%6. Inventaris kantor 30.000.000 3,23%7. Sarana pabrik 13.000.000 1,40%Biaya Investasi 619.950.000 66,73%

B. MODAL KERJA1. Biaya tetap 81.447.300 8,77%2. Biaya veriabel 180.638.800 19,44%3. Biaya penyusutan aktiva 47.007.500 5,06%Biaya Modal Kerja 309.093.600 33,27%

929.043.600 100,00%

U r a i a n

TOTAL

Berdasarkan tabel di aats, kita dapat melihat bahwa pemakaian modal

terbesar terdapat pada biaya bangunan pabrik sebesar Rp199.750.000

atau sebesar 21,50%, dan biaya untuk mesin pengolah sebesar

Rp138,500.000 atau 14,91%. Sedangkan alokasi terbesar untuk modal

kerja terdapat pada biaya variabel, yaitu sebesar Rp180.638.800 atau

19,44% dari keseluruhan biaya proyek.

1) Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Perhitungan jangka waktu pengembalian kredit didasarkan pada

beberapa asumsi, yaitu :

harga jual produk, bunga kredit, dan pajak yang akan dikenakan pada

perusahaan. Harga jual produk minyak nilam adalah Rp28.000 per kg,

pajak pendapatan dikenakan sebesar 10%, sedangkan bunga

pinjaman sebesar 24% per tahun.

20

Page 21: PT. Wangi

Pembayaran bunga pinjaman dilakukan mulai tahun pertama sampai

tahun keenam. Sedangkan pembayaran angsuran kredit investasi dan

kredit modal kerja dimulai pada tahun ke-3 proyek sampai dengan

tahun ke-7.

Besarnya pembayaran bunga dan angsuran pokok dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel; Pembayaran Bunga dan Angsuran Pokok

Tahun BungaAngsuran

Pokok1 149.870.476,80 - 2 149.870.476,80 - 3 119.896.381,44 124.892.064,00 4 89.922.286,08 124.892.064,00 5 59.948.190,72 124.892.064,00 6 29.974.095,36 124.892.064,00 7 - 124.892.064,00

599.481.907,20 624.460.320,00

2) Biaya Produksi

Besarnya biaya produksi sangat erat hubungannya dengan besarnya

tingkat rendemen bahan baku, bahan pembantu, profitabilitas serta

sistem manajemen yang digunakan. Biaya produksi secara garis besar

dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : biaya produksi langsung, biaya

produksi tidak langsung, dan biaya bunga. Perincian biaya produksi

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel; Biaya Produksi

Volume Produksi 21.600 Kg/tahun

1 Biaya Tetap 81.447.300,00 2 Biaya Variabel 180.638.800,00 3 Biaya Penyusutan 47.007.500,00 4 Biaya Bunga 149.870.464,80

Biaya Produksi/tahun 458.964.064,80 Biaya Produksi/Kg 21.248,34

Jenis Biaya

21

Page 22: PT. Wangi

3) Break Even Point (BEP)

Untuk mengetahui jumlah produksi minimal yang harus diproduksi

untuk memperoleh titik impas, maka perlu dilakukan perhitungan break

even point sebagai berikut :

Biaya TetapHarga Jual - Biaya Variabel per Unit

Rp. 81.447.300Rp. 27.500 - Rp. 8.362,90

BEP = 4.256 Kg/tahun

BEP =

BEP =

Biaya tetap untuk memproduksi 21.600 kg/tahun minyak nilam adalah

sebesar Rp81.447.300 dan biaya variabel adalah sebesar Rp8.362,90

per kg.

Harga jual minyak nilam yang dipergunakan dalam perhitungan

adaIah Rp27.500.

Berdasarkan nilai BEP di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah

produksi yang harus dihasilkan minimal sebesar 4.256 kg per tahun.

4) Penggunaan Dana

Perencanaan penggunaan dana dibuat berdasarkan perencanaan

produksi dan dihitung mulai dari tahun pertama sejak pabrik

berproduksi. Rekapitulasi penggunaan dana selama 10 tahun adalah

sebagai berikut :

Tabel; Rekapitulasi ProyeksiPenggunaan Dana

TahunProyeksi

Penggunaan Dana1 963.330.734,80Rp 2 163.374.058,90Rp 3 258.292.019,40Rp 4 230.111.930,30Rp 5 203.135.246,60Rp 6 146.184.470,00Rp 7 149.181.879,30Rp 8 27.287.234,60Rp 9 39.776.440,00Rp

10 39.776.440,00Rp

22

Page 23: PT. Wangi

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa tahun pertama memerlukan

dana yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena biaya investasi

diperlukan untuk membeli mesin dan peralatan serta untuk

membangun pabrik. Selanjutnya, pada tahun ketiga sampai tahun

keempat, dana yang diperlukan meningkat karena terjadinya kenaikan

kapasitas produksi dan dimulainya pembayaran angsuran kredit

investasi dan kredit modal kerja. Pada tahun kedelapan, penggunaan

dana merosot drastis karena angsuran kredit berikut bunganya sudah

lunas.

5) Analisis Proyeksi Laba-Rugi

Proyeksi pendapatan didasarkan pada besarnya volume penjualan

dan harga jual produk, serta selisihnya terhadap biaya produksi setiap

tahun. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menganalisis proyeksi

laba rugi industri pengolahan minyak nilam ini adalah harga jual

produk dan pajak yang dikenakan pada perusahan.

Jumlah produksi ditargetkan 1.800 kg (1,8 ton) per bulan atau

21.600 kg (21,6 ton) per tahun.

Harga jual minyak nilam ke eksportir adalah Rp27.500 per kg.

Sedangkan pajak yang dikenakan sebesar rata-rata 10% setiap

tahunnya.

Rekapitulasi proyeksi pendapatan selama 10 tahun berturut-turut dari

tahun pertama sampai tahun ke 10 dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

23

Page 24: PT. Wangi

PROYEKSI LABA / RUGIBisnis Minyak Nilam

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10Produksi yang dijual (Kg)Minyak Nilam 21.600 21.600 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800 28.800

PenerimaanMinyak Nilam 594.000.000 594.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 Total Penerimaan 594.000.000 594.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000 792.000.000

Pengeluarana. Biaya Tetap 81.447.300 81.447.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 92.247.300 b. Biaya Variabel 180.638.800 180.638.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 254.980.800 c. Biaya Penyusutan Aktiva 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500 47.007.500

Total Pengeluaran 309.093.600 309.093.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600 394.235.600

Laba Rugi sebelum bunga 284.906.400 284.906.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400 397.764.400

a. Bunga KI dan KMK 149.870.465 149.870.465 119.896.372 89.922.279 59.948.186 29.974.093 - - - - b. Angsuran Pokok KI dan KMK - - 124.892.054 124.892.054 124.892.054 124.892.054 124.892.054 - - -

Laba Rugi sebelum pajak 135.035.935 135.035.935 152.975.974 182.950.067 212.924.160 242.898.253 272.872.346 397.764.400 397.764.400 397.764.400

Pajak 13.503.594 13.503.594 15.297.597 18.295.007 21.292.416 24.289.825 27.287.235 39.776.440 39.776.440 39.776.440

Laba (Rugi) Bersih 121.532.342 121.532.342 137.678.377 164.655.060 191.631.744 218.608.428 245.585.111 357.987.960 357.987.960 357.987.960

Tabel; Rekapitulasi Pendapatan Industri Pengolahan Minyak Nilam

24

Page 25: PT. Wangi

Laba bersih adalah laba perusahaan setelah dikurangi pajak

penghasilan. Nilai laba perusahaan, baik laba kotor maupun laba

bersih pada tahun pertama dan kedua, adalah sama, meskipun pada

tahun ketiga perusahaan mulai mengangsur pembayaran kredit

investasi dan kredit modal kerja. Tetapi pendapatan kotor dan

pendapatan bersih mengalami kenaikan yang sangat berarti karena

dibarengi dengan peningkatan produksi. Peningkatan cukup tajam

terjadi mulai tahun kedelapan karena seluruh angsuran telah lunas.

6) Proyeksi Cash Flow

Cash flow menggambarkan kemampuan posisi keuangan perusahaan.

Proyeksi cash flow digambarkan dalam 10 tahun. Dalam proyeksi cash

flow ini juga dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan kreditnya.

Sejak industri ini mulai berproduksi perhitungan proyeksi cash flow

proyek ini sudah menunjukkan nilai positif hingga akhir masa proyek.

Namun demikian pembayaran angsuran kredit investasi dan kredit

modal kerja mulai dibayarkan pada tahun ketiga sampai tahun ketujuh

proyek.

7) Internal Rate of Return (IRR)

Hasil perhitungan Net Cash Flow menunjukkan bahwa Net Present

Value (NPV) pada discount factor 28% menunjukkan angka positif

Demikian pula pada discount factor 26%, sehingga diperoleh nilai IRR

sebesar 26,9%.

Nilai IRR tersebut memperlihatkan bahwa pembangunan pabrik yang

menggunakan pinjaman modal dengan tingkat bunga 24% masih layak

dilaksanakan.

8) Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Kriteria keuangan dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha

(investasi) adalah nilai NPV yang positif. Nilai NPV pada discount

factor 24% adalah Rp419.510.736,90 dengan nilai B/C ratio sebesar

2,2. Artinya keuntungan yang dihasilkan dari proyek ini, nilainya jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan,

sehingga proyek ini layak untuk dilaksanakan.

25

Page 26: PT. Wangi

19.Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dalam usaha industri pengolahan minyak nilam ini

diarahkan pada peningkatan harga bahan baku. Dalam hal ini diasumsikan

bahwa harga bahan baku dari Rp140 per kg akan meningkat rata-rara

sebesar 10% menjadi Rp154 per kg. Sedangkan nilai-nilai yang lain

diasumsikan tetap.

Berdasarkan analisis sensitivitas, proyeksi cash flow, sebagian besar

kas proyek sudah menunjukkan nilai posirif. Pelunasan kredit investasi

dimulai sejak tahun ketiga dan berakhir pada tahun ketujuh. Besarnya

angsuran yang dibayarkan tiap tahun adalah sama.

20.Kriteria Investasi

IRR : Berdasarkan perhitungan Net Cash Flow, dapat diketahui bahwa NPV

dengan DF sebesar 26% menunjukkan angka positif, yaitu sebesar

Rp173.350.903,70. Begitu juga pada DF 28%, diperoleh angka sebesar

Rp134.178.027,80 sehingga IRR yang diperoleh adalah sebesar 28%. Hal ini

berarti bahwa usaha bisnis minyak nilam tersebut dalam kriteria sensitivitas

layak dilaksanakan.

NPV dan B/C ratio : Nilai NPV pada tingkat DF sebesar 24% selama masa

proyek adalah Rp218.111.217,80 dan B/C ratio yang diperoleh sebesar 1,6.

Nilai ini menunjukkan bahwa usaha industri pengolahan minyak nilam ini

layak dilaksanakan, meskipun ada asumsi kenaikan harga bahan baku

sebesar 10%.

BEP : Keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran selama proyek

terjadi antara tahun kedua dan tahun ketiga.

Tabel; Kebutuhan Biaya Operasional PT. WangiTahun 1 Tahun 2 Tahun 3 dst

Biaya Tetap1. Biaya Administrasi dan Umum 7.200.000 7.200.000 7.200.000 2. Biaya Perawatan Aktiva 7.621.250 7.621.250 7.621.250 3. Gaji dan Upah tenaga kerja 62.640.000 62.640.000 73.440.000 4. PBB 294.300 294.300 294.300 5. Asuransi 3.691.750 3.691.750 3.691.750

Total Biaya Tetap 81.447.300 81.447.300 92.247.300

Biaya Variabel1. Biaya Bahan Baku 151.200.000 151.200.000 231.840.000 2. Bahan Penolong 3.306.000 3.306.000 5.208.000 3. Biaya Packaging 5.400.000 5.400.000 7.200.000 4. Biaya Ekspedisi 10.732.800 10.732.800 10.732.800 5. Biaya Penyuluhan 10.000.000 10.000.000 -

Total Biaya Variabel 180.638.800 180.638.800 254.980.800

262.086.100 262.086.100 347.228.100

Jenis Biaya

Total Biaya Seluruhnya

26