publikasi.docx lala
DESCRIPTION
olTRANSCRIPT
ABSTRAKPERBANDINGAN NILAI FEV1 PADA IBU RUMAH TANGGA YANG
MEMASAK MENGGUNAKAN KAYU BAKAR DENGAN YANG MEMASAK MENGGUNAKAN KOMPOR GAS DI DESA MONTONG
BETOK KECAMATAN MONTONG GADING KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Laila Nurmala, Slamet Tjahjono, Muthia Cenderadewi
Latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian. Pada umumnya, ibu rumah tangga kuno di indonesia masih banyak yang memasak menggunakan tungku kayu, namun saat ini, tingkat penggunaan kompor gas di indonesia juga meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh adanya program pemerintah berupa subsidi kompor gas bagi rumah tangga. Penggunaan alat masak baik tungku kayu, maupun kompor gas sedikit banyak akan menghasilkan polusi dalam bentuk asap yang dapat terinhalasi dan menyebabkan gangguan fungsi paru, yang antara lain bisa diketahui melalui penurunan nilai FEV1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan fungsi faal paru (FEV1) pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dengan yang memasak menggunakan kompor gas di Desa Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.Metode penelitian. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional, dengan sampel berjumlah 28 orang berusia 20-55 tahun yang terdiri dari 14 orang ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dan 14 orang ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (unpaired t-test). Hasil dan kesimpulan. dari uji statistik perbandingan nilai FEV1 antara ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dengan yang memasak menggunakan kompor gas menunjukkan nilai p sebesar 0,00 (p < 0,05). Hasil uji t tidak berpasangan (unpaired t-test) menunjukkan bahwa rerata nilai FEV1 pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas lebih baik dibandingkan dengan nilai FEV1 pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar.
Kata kunci : Nilai FEV1, ibu rumah tangga, kayu bakar, kompor gas
2
ABSTRACTCOMPARISON OF FEV1 VALUE BETWEEN HOUSEWIVES USING
FIREWOODS AND GAS STOVE FOR COOKING IN MONTONG BETOK VILLAGE, MONTONG GADING SUBDISTRICT, EAST LOMBOK
REGENCY
Laila Nurmala, Slamet Tjahjono, Muthia Cenderadewi
Background, aim, and benefit. Generally, traditional housewives in indonesia still use wooden stove to cook. However, the use of gas stove is becoming more populer due to goverment program in subsidizing the fuel and gas stove. The use of these cookwares produces pollution that could be inhaled and thus impaired the function of lung, determined by the decline of FEV1 value. The aim of this study is to compare the lung function (FEV1) between housewives using firewoods and gas stove for cooking in Montong Betok village, Montong Gading subdistrict, East Lombok regency. Method. This study is an analytical observational with cross-sectional design, involving 28 samples aged 20 to 55 years, consisting of 14 housewives who cook using firewood and 14 housewives who cook with gas stove. Sampling was done by cluster sampling method. Data was collected using questionnaires and lung function tests with spirometry, and analyzed using unpaired t-test.Result and conclusion. Statistical comparison of FEV1 between housewives who cook using firewood with those using gas stove shows a p-value of 0.00 (p <0.05). The result of study indicates the mean FEV1 values for housewives who cook with gas stoves is better than the FEV1 value for housewives using firewood.
Keywords : FEV1 value, housewives, firewoods, gas stove.
3
PENDAHULUAN
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 dan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, telah terjadi transisi
epidemiologi yaitu kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat,
sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Penyakit
pernafasan kronis menyebabkan sekitar 30% kematian (Departemen Kesehatan,
2012).
Salah satu penyebab penyakit pernafasan adalah paparan kronis dari
pencemaran udara yang berasal dari polusi kendaraan, polusi asap rumah tangga,
dan polusi pabrik (Wibisono, 2010). Paru merupakan organ penting bagi manusia.
Paru berfungsi sebagai alat pernapasan yakni tempat untuk pertukaran gas dengan
lingkungan di sekitar (Siedel, 2002). Jika terjadi gangguan pada fungsi faal paru,
maka akan berdampak negatif bagi pernapasan (Wibisono, 2010).
Dampak merugikan dari asap yang berasal dari biomassa (kayu bakar dan
kompor gas) yang terbakar adalah gangguan fungsi faal paru beberapa di
antaranya adalah penurunan fungsi faal paru, penyakit chronic obstruction
pulmonary disease (COPD), asma bronkial dan kanker paru (WHO, 2007).
Pada perempuan yang terpajan asap pembakaran bahan bakar arang dan
kayu bakar (biomassa tradisional) tiga kali lebih tinggi mempunyai risiko untuk
terkena penyakit paru obstruksi kronik (Chronic Obstructive Pulmonary Disease /
4
COPD) dibandingkan perempuan yang memasak menggunakan kompor dan
pemanas berbahan bakar listrik dan gas (Saragih HS, 2010).
Melihat pengaruh penggunaan kayu bakar dan kompor gas terhadap
kesehatan paru, khususnya bagi ibu rumah tangga sebagai kelompok risiko tinggi
terpapar polusi asap rumah tangga, maka penulis tertarik untuk mengetahui
perbandingan fungsi paru, dalam hal ini dilihat dari FEV1 untuk kelompok ibu
rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dibandingkan dengan ibu
rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
rancangan penelitian cross sectional. Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (kontrol) dinilai secara simultan pada satu saat sehingga didapatkan
prevalensi efek pada populasi pada suatu saat.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Montong Betok Kecamatan
Montong Gading Kabupaten Lombok Timur yang dilakukan pada bulan Oktober
2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Pengumpulan data dilakukan di rumah
responden.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dan kompor gas yang bertempat tinggal di sekitar
5
wilayah Desa Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok
Timur.
Kriteria inklusi
1. Usia 20 tahun sampai dengan 55 tahun.
2. Lama memasak minimal 1 jam sehari.
3. Sudah memasak menggunakkan kayu bakar atau memasak
menggunakan kompor gas ≥ 5 tahun.
4. Bersedia menjadi sampel dalam penelitian.
Kriteria eksklusi
1. Subjek yang terdiagnosis menderita penyakit paru.
2. Perokok.
3. Mengalami deformitas atau kelainan rongga dada.
Cara Pemilihan Sampel dan Besar Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode cluster
sampling. Metode ini dilakukan berdasarkan proses penarikan sampel secara acak
pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah, yakni semua
sampel akan diambil secara acak pada masing-masing dusun, yang setiap populasi
dalam dusun memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih
sebagai sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dan kompor gas yang bertempat tinggal di sekitar
6
wilayah Desa Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok
Timur. Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus yaitu (Sastroasmoro,
2002):
n1 =n2 =2
Keterangan:
n1 =Jumlah subjek yang memasak menggunakan kayu bakar
n2 = Jumlah subjek yang memasak menggunakan kompor gas
Zα = Deviat baku normal untuk α
Zβ = Deviat baku normal untuk β
S = Simpang baku kedua kelompok
x1-x2 = Perbedaan rerata minimal klinis yang diharapkan
Subjek penelitiaan diteliti dengan tingkat kemaknaan 95%. Dengan
demikian maka α = 0.05, sehingga Zα = 1,645. Dengan simpang baku dari
2
7
pustaka yaitu 0,46 dan power 90% sehingga zβ = 1,282. Perbedaan rerata klinis
yang diharapkan adalah 0,51.
Dari hasil perhitungan rumus di atas didapatkan jumlah sampel yang
dibutukan dalam penelitian ini adalah 14 orang ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dan 14 orang ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kompor gas.
Definisi Operasional
a) FEV1 (Forced Expiratory Volume in 1 second ) adalah volume udara yang
dapat dikeluarkan dalam satu detik pertama dengan sekuat tenaga, yang
dimulai dari paru pada posisi inspirasi maksimal, dalam satuan mililiter
per detik (ml/dtk). Dalam penelitian ini nilai FEV1 yang dipakai adalah
nilai prediktif FEV1 yang di dapatkan dari hasil pengukuran nilai FEV1
dengan spirometri dibagi dengan nilai normal FEV1 wanita menurut tinggi
badan dan usia yang telah ditentukan pada tabel pneumobilia, dalam
satuan persen (%).
b) Ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar adalah ibu
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-seharinya menggunakan kayu
bakar sebagai sumber energi utama untuk memasak.
c) Ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas adalah ibu
rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-seharinya menggunakan
kompor gas sebagai sumber energi utama untuk memasak.
8
Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah
dengan kuesioner, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan FEV1 dengan
menggunakan alat spirometer.
Kuesioner
Sebelum dilakukan pemeriksaan FEV1, dilakukan pengisian kuesioner
yang digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan mengisi pertanyaan
mengenai jenis bahan bakar apa yang digunakan untuk memasak, sudah berapa
lama menggunakan bahan bakar tersebut, berapa lama terpapar bahan bakar
tersebut dalam satu hari, apakah terdapat riwayat sesak nafas / batuk lama atau
menahun/nyeri dada.Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tekanan darah (mmHg),
kecepatan pernapasan (kali/menit), berat badan (kg), dan tinggi badan (cm).
Pemeriksaan fungsi paru
Langkah-langkah melakukan pemeriksaan fungsi paru
1. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.
2. Memposisikan subjek penelitian yaitu dalam posisi berdiri tegak.
3. Peneliti mencontohkan cara melakukan pemeriksaan nilai FEV1 yaitu
dengan cara :
a) Peneliti berdiri tegak dan mengambil udara inspirasi secara
maksimal.
b) Menutup mulut rapat-rapat dengan sungkup.
9
c) Mengekspirasi udara pernapasan dengan sekuat-kuatnya dan
secepat-cepatnya dalam satu detik.
4. Subjek penelitian melakukan seperti yang dicontohkan oleh peneliti.
5. Apabila belum didapatkan hasil, subjek penelitian istirahat selama 5 menit
kemudian dilakukan prosedur pemeriksaan FEV1.
6. Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga kali kemudian diambil hasil yang
paling tinggi diantara tiga pemeriksaan tersebut.
7. Peneliti mencatat nilai yang tertera di dalam spirometri.
8. Setelah pemeriksaan selesai, sungkup yang selesai digunakan untuk satu
subjek segera dibersihkan dengan kapas alkohol agar terhindar dari risiko
penularan penyakit.
9. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan dengan menggunakan spirometer
selanjutnya dibandingkan dengan tabel nilai normal FEV1 paru wanita
indonesia.
Alat dan Bahan Penelitian
a) Spirometri.
b) Sungkup.
c) Alat pengukur tinggi badan dan berat badan.
d) Kuesioner.
e) Alat tulis.
f) Kapas dan alkohol 70 %.
g) Kertas tisu.
10
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan uji deskriptif terlebih
dahulu, selanjutnya dilakukan uji normalitas, dari uji normalitas didapatkan
distribusi datanya normal maka akan dilakukan uji-t tidak berpasangan (unpaired
t-test) untuk menganalisis variabel-variabel yang diteliti. Uji-t ini dipergunakan
untuk menguji hipotesis dengan variabel bebas nominal (2 nilai) dengan variabel
tergantung numerik.
Analisis yang digunakan untuk mengolah data-data yang diperoleh adalah
dengan menggunakan SPSS. Data dikelompokkan menjadi dua kelompok yakni
kelompok ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dan ibu
rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas kemudian dianalisis
perbandingan nilai FEV1-nya.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dan ibu rumah tangga yang memasak menggunakan
kompor gas di Desa Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten
Lombok Timur pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel menggunakan kuisioner
dan melakukan pengukuran nilai FEV1 pada ibu rumah tangga yang telah terpilih
menjadi sampel dalam penelitian.
11
Berdasarkan penarikan sampel yang dilakukan dengan cara cluster
sampling, dari 28 responden dipaparkan beberapa distribusi responden, yaitu
berdasarkan usia, jenis pekerjaan dan nilai FEV1.
Tabel 1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Pekerjaan, Nilai FEV1
Variabel Kelompok 1 Kelompok 2
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi (%) Persentase (%)
Usia (tahun)
20-29
30-39
40-49
50-55
1
8
4
1
7,14
57,14
28,57
7,14
2
6
4
2
14,28
42,86
28,57
14,28
Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pedagang
Pengerajin
Wiraswasta
Petani
7
4
2
0
1
50,00
28,57
14,28
0
7,14
8
1
3
1
1
57,14
7,14
21,42
7,14
7,14
Nilai FEV1(%)
>75%
60-70%
40-60%
<40%
<20%
0
1
13
0
0
0
7,14
92,85
0
0
7
7
0
0
0
50,00
50,00
0
0
0
12
Karakteristik dalam penelitian ini meliputi : usia, tinggi badan, berat badan, dan
nilai FEV1. Adapun analisis deskriptif variabel-variabel tersebut ditampilkan pada
tabel berikut ini :
Tabel 1.2 Data Deskriptif Karakteristik Responden
Karakteristik
Rerata ± Simpang Baku
Kelompok 1 Kelompok 2
Usia (tahun) 36,85 ± 7,134 37,64 ± 8,643
Tinggi badan (cm) 151,00 ± 5,023 151,71 ± 5,283
Berat badan (kg) 55,62 ± 9,378 55,85 ± 10,331
Nilai FEV1 (%) 51,49 ± 5,286 80,99 ± 10,331
Keterangan :
Kelompok 1 : ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar.
Kelompok 2 : ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas.
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dikarenakan
masing-masing kelompok sampel berjumlah kurang dari 50 sampel yakni 14
orang, baik untuk ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar
maupun ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas, dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.3 Hasil Uji Shapiro-Wilk
Variabel Nilai p Uji Shapiro-Wilk
FEV1 kelompok kayu bakar .068
FEV1 kelompok kompor gas .317
13
Pada uji normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk,
didapatkan data berdistribusi tidak normal dengan nilai p < 0,05. Setelah
dilakukan transformasi data didapatkan distribusi data normal seperti yang terlihat
pada tabel 1.3 di atas didapatkan nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa distribusi data nilai FEV1 pada ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kayu bakar dan ibu rumah tangga yang memasak menggunakan
kompor gas normal.
Pada uji normalitas didapatkan distribusi data nilai FEV1 normal sehingga
uji statistik yang dilakukan adalah uji t tidak berpasangan (unpaired t-test), dan
didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Unpaired T-test
Nilai FEV1 (%) N Rerata + Simpang Baku Rerata beda P
FEV1 kelompok 1 14 51,49 + 5,286 29,500 0,000
FEV1 kelompok 2 14 80,99 + 13,337 29,500 0,000
Dari uji t tidak berpasangan (unpaired t-test) yang dilakukan seperti
terlihat pada tabel 4.4 di atas perbandingan nilai FEV1 pada ibu rumah tangga
yang memasak menggunakan kayu bakar dan nilai FEV1 pada ibu rumah tangga
yang memasak menggunakan kompor gas didapatkan nilai p = 0,00 (p < 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai
FEV1 pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dengan
ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas.
14
Pembahasan
Gambar 1.1 Perbandingan Interpretasi Nilai FEV1
Dari gambar 1.1 di atas dapat terlihat bahwa nilai FEV1 pada ibu rumah
tangga yang memasak menggunakan kompor gas lebih baik dibandingkan dengan
ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar, yakni seluruh sampel
(100%) ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dalam
penelitian ini memiliki nilai FEV1 di bawah normal, sedangkan pada ibu rumah
tangga yang memasak menggunakan kompor gas 7 orang (50,00%) dari 14 orang
sampel memiliki nilai FEV1 masih dalam batas normal dan 7 orang (50,00%)
sampel lainnya memiliki nilai FEV1 di bawah normal, akan tetapi penurunan nilai
FEV1 yang terkait dengan derajat obstruksi pada ibu rumah tangga yang memasak
menggunakan kompor gas memiliki derajat obstruksi ringan sedangkan sebagian
besar pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar memiliki
derajat obstruksi sedang. Hal ini kemungkinan terkait dengan lebih banyaknya
partikulat yang dihasilkan oleh kayu bakar dibandingkan dengan kompor gas
15
yakni partikulat yang dihasilkan kayu bakar 1200 g/m3, sedangkan partikulat
yang dihasilkan kompor gas (Gas LPG) sekitar 200 - 380 g/m3 (WHO, 2007).
Pada penelitian Liu, dkk pada tahun 2007 juga didapatkan hasil
pengukuran karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), partikel zat yang
ukurannya <10 mikron (PM10), dan nitrogen dioksida (NO2) yang lebih tinggi
pada pembakaran menggunakan kayu bakar daripada menggunakan kompor gas.
Beratnya derajat penurunan nilai FEV1 yang terjadi pada ibu rumah
tangga yang memasak menggunakan kayu bakar terkait dengan kandungan
partikulat yang terhirup dari asap kayu bakar itu sendiri yakni partikel dengan
diameter kurang dari 10 µm (PM10), karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida
(NO2) dan sulfur oksida (SO2). Selain itu, asap pada kayu bakar mengandung
setidaknya lima kelompok kimia yang diakui oleh Badan Internasional sebagai
zat karsinogenik, diantaranya adalah senyawa polisiklik aromatik seperti
benzopyrene dan senyawa organik yang mudah menguap seperti benzena, toluena
dan xilena. Senyawa beracun lainnya adalah 1,3-butadiena, formaldehida, dan zat
iritan beracun pada silia pernafasan seperti fenol, kresol dan akrolein (WHO,
2007).
Pada ibu rumah tangga yang memasak menggunakan kompor gas
didapatkan 7 orang (50,00%) di antaranya memiliki nilai FEV1 masih dalam
batas normal dan 7 orang (50,00%) lainnya memiliki nilai FEV1 di bawah normal.
Adanya penurunan nilai FEV1 pada ibu rumah tangga yang memasak
16
menggunakan kompor gas disebabkan oleh paparan beberapa kandungan
partikulat dari emisi pembakaran gas elpiji (kompor gas) sebagai bahan bakar
untuk memasak di antaranya CO, NO2, SO2, benzopyrene. Hal ini bisa juga
disebabkan oleh adanya faktor risiko lain yang tidak diseragamkan dalam
penelitian ini, seperti pencemaran udara yang berasal dari polusi kendaraan, jalan
raya, dan polusi pabrik yang juga dapat menyebabkan gangguan paru berupa
obstruksi, restriksi, dan karsinoma paru (Kandpal et al, 1994).
Menurut penelitian Revathi et al pada tahun 2012 menyatakan kurangnya
ventilasi pada tempat memasak (dapur) memiliki hubungan yang signifikan
dengan kejadian penurunan fungsi paru pada wanita yang memasak menggunakan
kayu bakar. Dapur yang memiliki ventilasi yang baik dapat menurunkan kejadian
penurunan kapasitas fungsi paru pada wanita yang memasak menggunakan kayu
bakar.
Hasil penelitian di atas juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Revathi et al pada tahun 2012 untuk mengetahui bagaimana efek paparan
biomassa kayu bakar dan kompor gas terhadap fungsi paru wanita yang tidak
merokok, dan didapatkan hasil dari 50 subjek penelitian wanita yang memasak
menggunakan kayu bakar 27 orang (54%) di antaranya memiliki fungsi paru yang
normal dan 23 orang (46%) lainnya memiliki fungsi paru yang abnormal dan
sudah terdapat tanda-tanda gangguan obstruksi paru. Pada 50 subjek penelitian
lainnya yakni wanita yang memasak dengan kompor gas, 36 orang (72%) di
antaranya memiliki fungsi paru normal dan 14 orang (28%) lainnya memiliki
17
gangguan obstruksi paru. Rasio prevalensi yang didapatkan pada penelitian ini
(RP >1) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
paparan dan risiko.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna nilai FEV1 pada ibu rumah
tangga yang memasak menggunakan kayu bakar dengan ibu rumah tangga yang
memasak menggunakan kompor gas. Rerata nilai FEV1 pada ibu rumah tangga
yang memasak menggunakan kompor gas lebih baik dibandingkan dengan nilai
FEV1 pada ibu rumah tangga memasak menggunakan kayu bakar.
Saran : Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui penurunan fungsi
paru yang mungkin terjadi pada penggunaan berbagai bahan bakar untuk
memasak, dengan variabel lain seperti nilai FVC, nilai FEV 1/ FVC, nilai PEFR
dengan menyeragamkan berbagai faktor risiko penurunan fungsi paru lainnya
untuk menghindari bias dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H, dkk (2009). Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press
Amin, M (2000). Penyakit Paru Obstruksif Kronik . Surabaya : Laboratorium-SMF Penyakit Paru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD DR. Sutomo.
Bolling et al (2009). Health Effects of Residential Wood Smoke Particles: The importance of Combustion Conditions and Physicochemical Particle Properties. licensee BioMed Central Ltd. Available from:
18
http://www.particleandfibretoxicology.com/content/6/1/29 (Accessed : 15 September 2013)
Budiyanto (2009). Tingkat Konsumsi Kayu Bakar Masyarakat Desa Sekitar Hutan. Bogor. Available from : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20682/E09bud_abstract.pdf?sequence=2 (Accessed : 5 Oktober 2013)
Dahlan, S (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008). Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Available from: http://litbangdepkes.go.id (Accessed : 5 Oktober 2013)
Desmawati, dkk (2012). Gambaran Hasil Pemeriksaan Spirometri pada Pasien Asma Bronkial di Poliklinik Paru RSUD Pekanbaru. Available from: http://repository.unri.ac.id/handle/123456789/2205?mode=full (Accessed : 5 Oktober 2013)
Fachrial, dkk (2012). Uji Fungsi Paru. Jakarta : Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Faller, A.S., et al (2004). The Human Body an Introduction an Structure and Function. German : Grammlich Pliezhausen.
Fauci, et al (2008). Horrison’s Principles of Internal Medicine. 17th Edition. New York : McGraw-Hill.
Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22. Jakarta : EGC.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2008. Textbook of Medical Physiology 11th ed., Philadelphia: Saunders.
Juhendro (2008). Perbandingan Pengaruh Asap Tungku Kayu, Asap Kompor Minyak, dan Asap Kompor Gas terhadap Fungsi Faal Paru pada Ibu Rumah Tangga. Yogyakarta : Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kandal, et al (1995). Indoor air polution from domestic cookstoves using coal, kerosene and LPG . available from : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/019689049400087G (Accessed : 7 Oktober 2013)
Khumaidah (2009). Anaisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel PT Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Semarang : Universitas Diponegoro.
19
Available from : http://eprints.undip.ac.id/25008/1/KHUMAIDAH.pdf (Accessed : 1 Oktober 2013)
Mengkidi, D (2006). Gangguan Fungsi Paru dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya pada Karyawan PT. SEMEN TONASA PANGKEP SULAWESI SELATAN. Semarang : Universitas Dipenegoro. Available from : http://eprints.undip.ac.id/15485/1/Dorce_Mengkidi.pdf (Accessed : 15 Oktober 2013)
Mawi, M (2005). Nilai Rujukan Spirometri untuk Lanjut Usia Sehat . Jakarta : Bagian Ilmu Faal Kedokteran Universitas Trisakti. Available from : http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/martiem%282%29.pdf ( Accessed : 1 Oktober 2013 )
Miller, M.R., et al (2005). General consideration for lung function testing. Jurnal respirologi, pp.153-61.
Mustafa (2011). Analisa pembuatan tabung gas LPG 3 kg. Madiun : Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun. Available from : http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/61-69_mustafa.pdf (Accessed : 1 Oktober 2013)
Price, S.A. & Wilson (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6 Volume : 1. Jakarta : EGC.
Revathi, et al (2012). Pulmonary Function in Rural Women Exposed to Biomass Fuel.. Jurnal respirologi. Available from : http://www.omicsonline.org/2161-105X/2161-105X-2-133.pdf (Accessed : 7 Oktober 2013)
Saladin, et al (2003). Anatomy and Physiology: The Unity of Form and Function. Edisi Ketiga. California : McGraw-Hill Inc
Saragih, H.S. (2010). Perilaku Penggunaan Kayu Bakar Sebagai Bahan Bakar Memasak dan Keluhan Saluran Pernapasan pada Ibu Rumah Tangga di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdan Bedagai Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17091/4/Chapter%20II.pdf (Accessed : 1 Oktober 2013)
Seeley, S.T. (2004). Anatomy and Physiology, Sixth Edition, The McGraw−Hill Companies,. P 814-816 Available from : fkunram.edu/anatomy fisiologi. ( Accessed : 1 Oktober 2013)
Sherwood, L (2011). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta : EGC
Siedel, C (2002). Basic Concept in Phisiology. USA: Mc Graw-Hill.
20
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2002). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Surjadi, E (2005). Pengaruh Gas Elpiji Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor terhadap Emisi Gas Buang. Available from : http://unsa.ac.id/ejournal/index.php/mesin/article/view/816/530 ( Accessed : 21 Agustus 2013 )
Suwika Sari, M (2012). Perbandingan Nilai FEV1 antara Ibu Rumah Tangga Usia 20 Tahun Sampai dengan 55 Tahun yang Memasak Menggunakan Kayu Bakar dengan Ibu Rumah Tangga yang Memasak tidak Menggunakan Kayu Bakar di Desa Barejulat Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Mataram : Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Tabrani, R.H. (1996). Prinsip Gawat Paru . Buku Kedokteran. Jakarta : ECG.
Tim Pengembangan Biomassa Departemen Kehutanan (2007). Pola pengembangan biomassa sebagai sumber energi. Bogor.
Watson, R (2002). Anatomi Dan Fisiologi, Edisi 10. Buku Kedokteran . Jakarta : EGC.
Wibisono, dkk (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR
World Health Organization (2007). Health Effects of Chronic Exposure to Smoke from Biomass Fuel Burning in Rural Areas. Available from : http://www.academia.edu/1071891/Health_effects_of_chronic_exposure_to_smoke_from_Biomass_Fuel_burning_in_rural_areas (Accessed : 17 Oktober 2013)
Yulaekah, S (2007). Paparan Debu Terhadap dan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Industri Batu Kapur (Studi di Desa Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan). Semarang : Universitas Diponegoro. Available from : http://eprints.undip.ac.id/18220/1/SITI_YULAEKAH.pdf (Accessed : 1 Oktober, 2013)
Yunus, F (1997). Dampak Debu Industri pada Paru dan Pengendaliannya. Jurnal Repirologi Indonesia. Vol 17, pp. 4-7