quranic archaeology

12
BENCANA DAN PERADABAN Tinjauan Quranic Archaeology untuk membahas Atlantis dan Indonesia Ali Akbar Diskusi “Bencana dan Peradaban” Krida Bhakti Jakarta, 20 Mei 2013

Upload: claus

Post on 14-Feb-2016

96 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BENCANA DAN PERADABAN Tinjauan Quranic Archaeology untuk membahas Atlantis dan Indonesia Ali Akbar Diskusi “ Bencana dan Peradaban ” Krida Bhakti Jakarta, 20 Mei 2013. Quranic Archaeology. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Quranic  Archaeology

BENCANA DAN PERADABANTinjauan Quranic Archaeology

untuk membahas Atlantis dan Indonesia

Ali Akbar

Diskusi “Bencana dan Peradaban”

Krida Bhakti Jakarta, 20 Mei 2013

Page 2: Quranic  Archaeology

Quranic Archaeology• Sumber ajaran utama Islam yakni Al-Qur’an belum mendapat perhatian yang cukup baik di

Indonesia dan bahkan juga di dunia. Padahal, sebagai sumber utama, Al-Qur’an inilah yang mendasari segala gerak-gerik personal dan komunal sehingga membentuk suatu kebudayaan bersama.

• Rekonstruksi kebudayaan masyarakat—dalam hal ini Islam atau yang berkebudayaan Islam—yang menjadi tujuan Ilmu Arkeologi tentunya akan sangat terbantu jika meneliti menggunakan sumber utamanya, yakni Al-Qur’an.

• Pada dasarnya Al-Qur’an sebagai kebudayaan materi (material culture) khususnya artefak (artifact) jelas merupakan salah satu bentuk data arkeologi yang dapat dikaji lebih lanjut untuk mengungkap berbagai hal.

• Perlu dipahami bahwa tidak ada batasan usia mengenai kebudayaan materi tersebut. Data arkeologi dapat berupa artefak yang usianya jutaan tahun lalu, fitur yang dibuat manusia ribuan tahun lalu, ekofak yang turut menjadi bagian dari kehidupan manusia ratusan tahun lalu, situs yang pernah ditempati masyarakat puluhan tahun lalu, atau kawasan yang dihuni masyarakat tahun lalu.

• Raymond Dark dalam bukunya yang berjudul Theoritical Archaeology (1995) menyatakan bahwa pada saat pembaca membaca buku karyanya itu, buku tersebut telah menjadi data arkeologi.

• Jelaslah kiranya bahwa Al Qur’an termasuk data arkeologi berupa artefak yang memiliki tulisan.

Page 3: Quranic  Archaeology

Metode Arkeologi

• Metode Arkeologi terdiri atas 3 tahap: Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Penafsiran Data. Pengumpulan Data dapat dilakukan dengan Studi literatur, Survei, dan Ekskavasi

• Studi literatur berupa kegiatan mengumpulkan buku, artikel, laporan, arsip dan sumber tertulis lainnya.

• Survey adalah upaya sistematis dalam mengamati permukaan tanah dan merekam peninggalan yang terdapat dipermukaan tanah termasuk kondisi permukaan tanahnya.

• Ekskavasi merupakan kegiatan pengupasan lapisan tanah secara sistematis untuk memperoleh peninggalan yang terpendam di dalam tanah.

• Dalam praktiknya, masing-masing teknik tersebut dapat digunakan sendiri-sendiri maupun sebagai gabungan yang berlanjut dari satu teknik ke teknik lainnya.

• Penelitian dapat dilakukan dengan hanya mengumpulkan literatur. Literatur inilah yang diteliti secara mendalam misalnya mengenai tulisan yang terbaca makna yang terkandung di dalam tulisan tersebut.

• Dalam kondisi tertentu dapat dilakukan penelitian hanya dengan survey yang bertujuan untuk memetakan peninggalan arkeologi baik bentuk, waktu, maupun ruang khususnya di permukaan tanah.

• Sementara itu, pengumpulan data dengan teknik ekskavasi akan sangat berlangsung maksimal apabila terlebih dahulu dilakukan studi literatureyang dilanjutkan dengan survey di permukaan tanah.

Page 4: Quranic  Archaeology

Penerapan Quranic Archaeology• Al Qur’an dapat dijadikan data pada tahap pengumpulan data. Tulisan di Al Qur’an

menjadi salah satu petunjuk mencari lokasi dengan survey yang dilanjutkan dengan ekskavasi. Sebagai contoh di dalam Al Qur’an disebutkan mengenai nama. Secara arkeologis, perlu dikaji lebih lanjut mengenai kapan dan dimana nama tersebut hidup dan menjalankan kehidupannya.

• Surat Al Fajr (89): 6-14: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.

• Kata “Iram” dapat menjadi awal untuk dilakukannya survey mencari kota tersebut. Survey dilakukan di wilayah yang di dalam permukaan tanahnya kemungkinan pernah terdapat fitur berupa bangunan tinggi. Kalimat “kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah” tentu menarik perhatian untuk melakukan ekskavasi di lokasi atau situs yang mungkin terdapat serpihan atau limbah batuan pada saat proses pemotongan. Menarik pula mencari artefak berupa alat pemotong batu dan benda atau bangunan yang dihasilkannya.

Page 5: Quranic  Archaeology

Bencana pada masa Nabi Nuh

• Surat Hud [11]:40 “Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur (tannur) telah memancarkan air, .....”

• Surat al-Qomar [54]:11-12 “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah”. “dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, Maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan”.

• Nampak jelas dalam ayat di atas, bahwa air bah itu berasal baik dari langit, yaitu hujan yang sangat lebat dan deras, maupun memancar pula dari bumi.

• Menarik untuk mencermati interpretasi yang dikemukakan oleh Muhajir (1976) terhadap surat Hud [11]:40 maupun surat al-Qomar [54]: 11-12 di atas. Muhajir berpendapat bahwa banyak salah interpretasi dalam memahami firman: “dapur (tannur) telah memancarkan air” dan “bumi memancarkan mata-air mata-air”.

• Muhajir (1976) dalam bukunya Lesson from the Stories of the Qur’an memberikan pandangan yang lain. Kata bahasa Arab fara bila digunakan untuk air, berarti memancar keras dari bumi, dan kata tannur tidak hanya berarti kompor, tetapi juga cadangan air atau tempat dimana air dari lembah berkumpul. Dengan demikian terjemahan yang betul dari kedua ayat di atas menurutnya adalah “air memancar keras dari lembahnya ”.

Page 6: Quranic  Archaeology

• Dengan demikian banjir besar terjadi sebagai akibat hujan yang sangat luar biasa deras/lebatnya, akibat “pintu-pintu langit dibuka” oleh Allah swt. Kemudian air hujan itu masuk ke lembah, wilayah Kaum Nuh dan menimbulkan ulakan taufan yang dahsyat, sehingga berakibat air memancar keras dari lembahnya.

• Jadi sumber air banjir besar itu, menurut Muhajir adalah dari langit. Nampaknya lembah dimana Kaum Nuh berada adalah lembah yang berupa cekungan. Pada surah [54]: 12 disebutkan bahwa air itu berasal dari pintu-pintu langit yang dibuka oleh Allah swt. Apa yang dimaksud dengan pintu-pintu langit?

• Tidak ada penjelasan tentang ini. Balsieger dan Sallier (1976) mengutip pendapat Donald Patten dalam bukunya Cataclysm from Space, bahwa kemungkinan besar sebelum tarikh banjir besar, bumi diselimuti oleh lapisan kanopi air dalam jumlah yang besar. Hujan yang menyebabkan banjir besar, diperkirakan karena hancurnya lapisan kanopi air diatas. Mungkinkah yang dimaksud dengan firman Allah swt : “Kami bukakan pintu-pintu langit..” adalah dihancurkannya lapisan kanopi air itu?

• Surat Hud (11): 44 Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ."

Bencana pada masa Nabi Nuh

Tempat tinggal sebelum bencana????? Atlantis? Indonesia?

Page 7: Quranic  Archaeology

Bencana Alam dan Pertentangan Manusiadalam Sejarah Peradaban sebagai Tanda Kebesaran Kami

• Surat Maryam (19): 96-98: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?

• Surat Al An'aam (6): 63-65 Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur“. Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." Katakanlah: " Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)."

Page 8: Quranic  Archaeology

Kronologi Keberadaan Nabi-Nabi pra - Ibrahim

No Nabi Dimensi Bentuk (Kebudayaan yang telah dicapai)

Dimensi Ruang (Lokasi bermukim atau

beraktivitas)

Dimensi Waktu

(Perkiraan Masa atau Periode)

Kronologi

Relatif (Perkiraan Tahun)

1. Adam Kemampuan untuk belajar, kemandirian bersikap, tanaman yang telah dibudidayakan dan hewan yang telah diternakkan

Kawasan Tropis dan Subtropis

Awal Revolusi Pertanian (Neolithic)

25.000 – 7.000 tahun lalu (7.000 tahun lalu = 5.000 Sebelum Masehi/SM)

2. Idris Kemampuan menahan diri atau menguasai perasaan

Pertengahan Revolusi Pertanian (Setelah Nabi Adam )

3. Nuh Papan, paku, kapal besar, kepemimpinan masyarakat

Bukit JudiAkhir Revolusi Pertanian sampai dengan Awal Revolusi Perkotaan

4. Hud Bangunan, benteng, negeri Iram, Al Ahqof Pertengahan Revolusi Perkotaan

5.000- 3.000 SM

5. Shalih Kemampuan memahat gunung, Istana

Al HijrPertengahan Revolusi Perkotaan (Setelah Nabi Hud)

Page 9: Quranic  Archaeology

GUNUNG PADANG

Page 10: Quranic  Archaeology

Situs Batu Naga Kuningandi Gunung Tiga atau Gunung Pojok Tilu

Menurut prasasti Batutulis (abad ke-15 M), Rahyang Niskala Wastu Kancana dimakamkan di Nusalarang,

sedangkan Rahyang Dewa Niskala di Gunatiga

Naskah Kesusastraan: Sanghyang Siksakanda ng Karesian (1518 Masehi)

Carita Parahyangan (abad ke-15 Masehi)

Page 11: Quranic  Archaeology

PENUTUP• Sumber tertulis dalam berbagai bentuknya dan dari beragam usia serta

dari mana pun merupakan data arkeologi, sehingga ketika diteliti dengan menggunakan metode arkeologi dapat dikatakan telah masuk ke dalam siklus ilmu pengetahuan.

• Peradaban dan bencana tergambar jelas dalam berbagai sumber tertulis. • Tradisi lisan sebagian diduga merupakan pengetahuan pada masa lalu,

namun tidak ditulis sehingga akhirnya berkembang menjadi dongeng, mitos, legenda, dan sejenisnya. Sebagian yang belakangan diakui sebagai kebenaran lebih didudukkan sebagai kearifan lokal bukan pengetahuan setempat.

• Saatnya bagi kita di Indonesia untuk mempelajari lagi semua sumber data (tertulis dan tidak tertulis) karena masih banyak pengetahuan masa silam yang masih terpendam.

• Saatnya kita bekerja sama, bertukar informasi dengan santun, meneliti terus menerus agar dapat meminimalisir bencana serta membangun peradaban yang membanggakan!

Page 12: Quranic  Archaeology

Akbar, Ali (2005). “Tawaran Hermeneutika untuk Menafsirkan Al-Qur’an.” Jurnal Wacana. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ------------(2010). Metode Penelitian Arkeologi Murni dan Arkeologi Terapan. Makalah disampaikan pada Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi. Garut: Balai Arkeologi Bandung. ------------(2011) “Arkeologi Kemanusiaan: Sebuah Pengantar” Arkeologi: Manfaat dan Peran untuk Kemanusiaan. Ali Akbar (Ed.). Jatinangor: Alqaprint------------(2012) “Adam, Atlantis, dan Piramida di Indonesia? Antara Fakta Arkeologi dan Gegar Jati Diri.” Makalah disampaikan pada “The 4th International Conference on Indonesian Studies.” Bali, 9-11 Februari 2012 -------------(2012) “Quranic Archaeology as a Knowledge Branch of Archaeology”. Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage. Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama RI-------------(2013) “Laporan Penelitian Situs Batu Naga Kuningan” Jakarta: Masyarakat Arkeologi Indonesia (belum diterbitkan)Balsiger, D. And Sellier, C.E.. (1976) In Search of Noah’s Ark, Sun Classic Pictures, Inc., Los Angeles, California, US Kementerian Agama RI. (2012). Kisah Para Nabi Pra – Ibrahim: Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Kerja sama Kementerian Agama dan Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaMuhajir, Ali Raza, (1976), Lessons from the Stories of the Qur’an (terjemahan Bahasa Indonesia oleh Isbandiyah Nahar Jenie, (2000), Pelajaran-Pelajaran dari Riwayat-Riwayat dalam Al Qur’an, Aditya Media, YogyakartaPoesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka

DAFTAR PUSTAKA