rancangan program sistem penunjang keputusan untuk pengefektifan penanggulangan huru-hara oleh...
TRANSCRIPT
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN PROGRAM PASCA SARJANA ANGKATAN I
RANCANGAN PROGRAM
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK
PENGEFEKTIFAN PENANGGULANGAN HURU-HARA
OLEH SATUAN BRIGADE MOBIL
TEKNOLOGI KEPOLISIAN
OLEH
ROBERTHO PARDEDE
2011661003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi informasi di Indonesia
berjalan cukup pesat. Globalisasi yang diartikan suatu proses menyatunya
dunia yang meliputi berbagai bidang tata kehidupan dunia mengandung
karakteristik adanya perubahan, keterbukaan, kreativitas, kecanggihan
kecepatan, keterikatan, keunggulan, kekuatan dan kompetisi bebas1.
Berbagai kemajuan di bidang teknik informatika telah mengubah
segalanya menjadi lebih cepat dan lebih mudah dan komputer merupakan
salah satu memiliki peranan penting dalam pengolahan data sehingga akan
menghasilkan informasi yang akurat,tepat waktu dan efisien. Akurat berarti
informasi yang dihasilkan bebas dari kesalahan dan dapat mencerminkan
maksud dan tujuannya. Sedangkan relevan berarti informasi tersebut
mempunyai manfaat bagi pemakainya.
Persoalan pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk
pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang
prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan
sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu
cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang logis yang mendasari
persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan
hubungan yang terjadi di antara faktor-faktor yang terlibat, sehingga proses
keputusan harus diambil melalui proses yang bertahap, sistematik dan
konsisten. Kolaborasi antara pembuatan keputusan dengan pemanfaatan
teknologi informasi berupa sistem pendukung keputusan berbasis komputer
merupakan pilihan yang paling tepat untuk menghasilkan sistem pengambilan
keputusan yang benar-benar lebih baik dan akurat.
Tugas pokok Korps Brimob yaitu melaksanakan dan mengerahkan
kekuatan Brigade Mobil guna menanggulangi gangguan kamtibmas berkadar
1 Turban, Efraim. (1995). Decision Support and Expert Systems, fourth edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey.
1
tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan berorganisir bersenjata api,
bom, bahan kimia, biologi dan radiokatif bersama dengan unsur pelaksana
operasional kepolisian lainnya guna mewujudkan tertib hukum serta
ketentraman masyarakat diseluruh yuridis NKRI dan tugas tugas lain yang
dibebankan padanya.
Sedangkan untuk fungsi Korps Brimob sebagai satuan pamungkas
Polri yang memiliki kemampuan spesifik (Kemampuan Dasar Kepolisian,
Penanggulangan Huru-Hara, Reserse Mobil, Penjinakkan Bom dan Search
dan Rescue), penanggulangan keamanan dalam negeri yang berkadar tinggi
dan penyelamatan masyarakat yang didukung personil yang terlatih dan
memiliki kepemimpinan yang solid, peralatan dan perlengkapan dengan
teknologi modern.
Peranan Korps Brimob adalah bersama – sama dengan fungsi
Kepolisian lainnya melakukan penindakan terhadap pelaku-pelaku kejahatan
yang berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan yang
terorganisir senjata api, bom, kimia, biologi dan radio aktif guna mewujudkan
tertib hukum serta ketentraman masyarakat diseluruh wilayah yuridis NKRI.
Peran yang dilaksanakan antara lain :
a. Berperan untuk membantu fungsi kepolisian lainnya.
b. Berperan untuk melengkapi dalam Operasi Kepolisian yang
dilaksanakan bersama - sama dengan fungsi Kepolisian lainnya.
c. Berperan untuk Melindungi anggota Kepolisian demikian juga
masyarakat yang sedang mendapat ancaman.
d. Berperan untuk Memperkuat fungsi Kepolisian lainnya dalam
pelaksanaan tugas Operasi.
e. Berperan untuk Menggantikan tugas Kepolisian pada Satuan
Kewilayahan apabila situasi atau sasaran tugas sudah mengarah
pada kejahatan yang Berkadar Tinggi.
Dalam penulisan ini penulis mengambil salah satu kemampuan spesifik
dari Korps Brimob yaitu Penanggulangan Huru-Hara (PHH), yang mana hal
ini disebabkan oleh adanya suatu konflik yang kemudian berkembang
menjadi tindakan kekerasan.
Bertitik tolak pada uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat
rancangan program dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan untuk
2
pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil
(Brimob).”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusunlah rumusan masalah
sebagai berikut : Bagaimana membuat suatu sistem yang dapat memberikan
saran kepada pimpinan Polri agar Penanggulangan Huru-Hara yang
dilakukan oleh Satuan Brimob dapat berjalan dengan efektif dan tidak
berkembang menjadi tindakan kekerasan atau anarkis.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak melebar atau terlalu luas, maka makalah ini
dibatasi hanya pada :
1. Penjelasan singkat perancangan program sistem pendukung
keputusan untuk menentukan saran berupa prosentase solusi yang
dapat dilakukan oleh pimpinan Polri sehingga Penanggulangan
Huru-Hara oleh Satuan Brimob dapat lebih efektif dan berkembang
menjadi tindakan kekerasan atau anarkis berdasarkan faktor-faktor
utama penyebab huru-hara.
2. Ada 3 (tiga) saran dan solusi yang sudah penulis tentukan
berdasarkan analisa dan pengalaman penulis selama 11 tahun
berdinas di Satuan Brimob, yakni : 1) Menambah Markas Brimob,
2) Memaksimalkan fungsi Intelijen dengan menambah personil intel
dilapangan, 3) Menambah armada transportasi Brimob dengan
melakukan pengadaan kendaraan angkut pasukan, 4)
Melaksanakan kegiatan rutin.
3. Sistem ini dapat menganalisa dan memberikan saran untuk seluruh
Polda-Polda dibawah jajaran Mabes Polri berdasarkan input data
yang telah dimasukkan oleh masing-masing Polda.
4. Bahasa yang dipakai oleh penulis untuk membuat program ini
adalah PHP dan MySQL.
3
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Untuk memberikan saran kepada pimpinan Polri dalam
pengambilan keputusan dalam hal pengefektifan Penanggulangan
Huru-Hara (PHH) oleh Satuan Brimob dengan menitik beratkan pada
kecepatan bergesernya Pasukan PHH Brimob ke tempat terjadinya
huru-hara / konflik agar tidak berkembang ke arah tindakan kekerasan
atau anarkis.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah :
1. Bagi Instansi Polri
Dapat memberikan saran berupa prosentase solusi yang
dapat mengefektifkan Penanggulangan Huru-Hara oleh
Satuan Brimob dengan cepatnya tiba di tempat terjadinya
huru-hara / konflik sehingga diharapkan dengan dapat
dilakukannya penanganan awal terhadap konflik tersebut
tidak membuatnya melebar atau berkembang ke arah
tindakan kekerasan atau anarkis.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penerapan Sistem Penunjang Keputusan
Perancangan Sistem Penunjang Keputusan untuk pengefektifan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob)
merupakan langkah yang sangat penting dalam perencanaan sistem
komputerisasi, karena di dalam perencanaan data akan berpengaruh
terhadap operasi sistem komputerisasi yang akan dibuat.
2.1.1 Deskripsi Sistem
Sebelum suatu sistem dikembangkan perlu adanya
rumusan serta perencanaan yang jelas, menyangkut berbagai
aspek sistem maupun organisasi Brimob yang selama ini belum
maksimal menggunakan sistem komputerisasi dalam
mendukung tugasnya, sehingga dapat ditentukan sasaran dari
sistem yang akan dikembangkan. Di sini perlu dipertimbangkan
semua pendukung atau hambatan yang ada di dalam organisasi
Brimob sendiri yang merupakan langkah awal dalam
pengembangan sistem.
Sistem baru yang akan diusulkan adalah mengenai
sistem penunjang keputusan ini untuk pengefektifan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil
(Brimob) di seluruh jajaran Polda – Polda yang ada di Indonesia.
2.1.2 Gambaran Sistem Baru
Penggunaan sistem pendukung keputusan ini diawali
dengan penginputan data oleh operator. Data yang di input
tersebut merupakan beberapa unsur atau bagian dari Intel
Dasar di wilayah Polda setempat yang disebut sebagai Faktor
Utama dan oleh sistem di analisa menjadi suatu prosentase
atas saran dan solusi yang sudah ditentukan oleh penulis yakni :
1) Menambah Markas Brimob, 2) Memaksimalkan fungsi
5
Intelijen dengan menambah personil intel dilapangan, 3)
Menambah armada transportasi Brimob dengan melakukan
pengadaan kendaraan angkut pasukan, 4) Melaksanakan
kegiatan rutin. Karena Sistem Penunjang Keputusan ini bukan
pengambil keputusan, maka keputusan tetap berada di tangan
Decision Maker dalam konteks ini adalah tingkat Polda maka
sepenuhnya berada di tangan Kapolda berdasarkan prosentase
yang telah digambarkan oleh sistem.
2.1.3 Database
Database adalah kumpulan terpadu dari elemen data
logis yang saling berhubungan yang mengonsolidasikan banyak
catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah2.
Intel Dasar merupakan bahan masukan ataupun bahan
penalaran terhadap intel aktual dan intel yang diramalkan yang
terdiri dari aspek kehidupan serta penghidupan dalam suatu
daerah / tempat tertentu yang mencakup aspek TRIGATRA
(Geografi, Demografi dan Sumber Daya Alam) dan aspek
PANCA GATRA (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan
Keamanan) baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
berpotensi menjadi FKK, PH dan AF.
Faktor Utama untuk dapat memungkinkan terjadinya
suatu unjuk rasa ataupun demonstrasi merupakan
terkombinasinya 4 (empat) faktor berikut antara lain : tingkat
kepadatan penduduk, tingkat ketersediaannya lapangan
pekerjaan, Ada atau tidaknya organisasi massa (ormas) yang
beraliran keras, Radius jarak Kantor atau Markas Polisi (dalam
hal ini Brimob) yang satu dengan lainnya.
Dalam rancangan program ini, sumber data diambil dari
Intel Dasar yang ada di tiap-tiap Polres yang merupakan jajaran
dari suatu Polda yang di input oleh operator menjadi sebuah
Database Intel Dasar.
2 Indrajani, Pengantar Dan Sistem Basis Data, Jakarta, Elex Media Komputindo, 2011, H. 2.
6
Entitas dalam Database Intel Dasar tersebut terdiri dari :
Intel Dasar (ID), Faktor Utama (FU), Saran dan Solusi (SS).
Atribut yang terdapat dalam masing-masing Entitas yaitu :
a) Atribut Intel Dasar (ID) meliputi : Geografi, Demografi,
Sumber Daya Alam, Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Keamanan.
ID
Geografi
Demografi
SumberDayaAlam
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya
Keamanan
b) Atribut Faktor Utama (FU) meliputi : Populasi Penduduk
(Demografi), Ketersediaan Pekerjaan (Pekerjaan), Ormas
Beraliran Keras (Provokator), Radius Jarak Markas Brimob
(Jarak).
FU
Demografi Pekerjaan Provokator Jarak
c) Atribut Saran dan Solusi (SS) meliputi : Menambah Mako
Brimob (Mako), Menambah Personil Intel (Intel), Menambah
Alat Angkut Pasukan (Angkut), Laksanakan Tugas Rutin
(Rutin).
7
Intel Dasar Faktor Utama
Saran dan Solusi
mempunyai
menentukan
SS
Mako Intel Angkut Rutin
d) Dari sistem tersebut diatas dapat digambarkan ER-diagram
sebagai berikut :
Geografi
Sumber Daya Alam
Demografi Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial Budaya
Keamanan
Demografi
Pekerjaan
Provokator
Jarak
Mako
IntelAngkut
Rutin
8
2.1.4 Analisa Model Sistem Pendukung Keputusan
Analisa pada proses penentuan variabel tinggi atau
rendahnya Faktor Utama yang berkombinasi sehingga
terpicunya suatu Huru-Hara atau Konflik digambarkan melalui
tabel dibawah ini :
No. Faktor Utama Nilai Kategori
1. Tingkat Kepadatan Penduduk
(Demografi)
> 1 juta jiwa
< 20 ribu jiwa
Tinggi
Rendah
2. Tingkat Ketersediaan
Lapangan Pekerjaan
(Pekerjaan)
> 80% penduduk bekerja
<= 40% penduduk bekerja
Tinggi
Rendah
3. Adanya Ormas yang Beraliran
Keras (Provokator)
> 25
< 10
Tinggi
Rendah
4. Jarak antar Markas Brimob
satu dengan lainnya (Jarak)
> 100 km
< 10 km
Jauh
Dekat
Dengan Analisa pada proses penentuan variabel tinggi
atau rendahnya Faktor Utama yang berkombinasi sebagai
pemicu terjadinya Huru-Hara atau konflik dapat dirangkaikan
dengan entitas Saran dan Solusi untuk dapat memberikan
Saran kepada pimpinan secara konsisten dan tepat sesuai
dengan rumusan aksi atau Algarithma yang disusun dibawah ini.
2.1.5. Algorithma
1) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Markas Brimob
dan Menambah Personil Intel dilapangan.
2) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
9
3) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
4) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator =
Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
5) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
6) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
7) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
8) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
9) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Rendah, Provokator
= Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
10) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Rendah dan Jarak = Dekat, Maka Melakukan Giat Rutin.
11) Jika Demografi = Tinggi , Pekerjaan = Rendah, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
12) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Dekat, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
13) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator =
Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan.
14) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Rendah, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
10
15) Jika Demografi = Tinggi, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Rendah dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
16) Jika Demografi = Rendah, Pekerjaan = Tinggi, Provokator =
Tinggi dan Jarak = Jauh, Maka Menambah Personil Intel
dilapangan dan Menambah Kendaraan Angkut.
2.1.6 Tampilan (screen capture) User Interface Dialog
Interface dari Sistem Penunjang Keputusan pengefektifan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil adalah
sebagai berikut :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
3.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian pada bab sebelumnya dapat
diperoleh kesimpulan bahwa Sistem Penunjang Keputusan atau
Decision Support Sistem (DSS) dapat dimanfaatkan untuk
memberikan saran kepada pimpinan Polda agar
Penanggulangan Huru-Hara yang dilakukan oleh Satuan Brimob
dapat berjalan dengan efektif dan tidak berkembang menjadi
tindakan kekerasan atau anarkis. Dengan Memanfaatan DSS
dalam pengefektifan Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan
Brigade Mobil (Brimob) dapat memberikan keuntungan antara
lain :
1) Proses untuk mendapatkan prosentase Saran dan
Solusi dari input data - data Faktor Utama yang didapat dari
Intel Dasar yang dimiliki tiap Polres dari suatu Polda dilakukan
lebih singkat, ringkas dan komprehensif serta sesuai dengan
karakteristik wilayah tersebut sehingga diperolehnya
rekomendasi atau saran alternatif dalam mengefektifkan
Penanggulangan Huru-Hara oleh Satuan Brimob dapat lebih
fokus dan tepat sasaran.
2) Pengambilan keputusan oleh Kapolda dapat dijaga
kualitasnya mengingat permasalahan dan Intel Dasar masing-
masing Polres berbeda sehingga Saran dan Solusi yang berupa
prosentase pun berbeda antara Polres yang satu dengan Polres
lainnya.
3.1.2 Saran
Di sarankan agar Data Intel Dasar dari masing-masing
Polres dilakukan peng-update-an guna menjaga tingkat
keefektifan dari Saran dan Solusi yang dihasilkan oleh Sistem
12
Pendukung Keputusan untuk pengefektifan Penanggulangan
Huru-Hara oleh Satuan Brigade Mobil (Brimob), serta diperlukan
adanya kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab dari operator
peng-input data akan tugasnya guna menjaga tingkat
keakurasian data yang ada.
13
DAFTAR PUSTAKA
Indrajani. 2011. Pengantar Dan Sistem Basis Data. Jakarta. Elex Media
Komputindo.
Turban, Efraim. 1995. Decision Support And Expert Systems. USA. Prentice –
Hall International Inc.
14