rdtr draft 2.raperdajakarta pusat (a3)

Upload: elisa-sutanudjaja

Post on 09-Jul-2015

641 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IX RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN TANAH ABANG Bagian Kesatu Umum Pasal 186 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi: a. Abang ; b. c. d. e. f. Tanah Abang Bagian Kedua Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Struktur Ruang Kecamatan Tanah Abang; Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Tanah Abang Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah

(5) Pengaturan arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. (6) Pengaturan arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.Paragraf 2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 188

(1) Kebijakan Kawasan Budidaya Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu a. Perumahan

o Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian. o Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.o Program perbaikan lingkungan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa o Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.

o Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor keatas danmemiliki penyediaan fasilitas parkir yang memadai. o Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Paragraf 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 187 Sektor Transportasi

o Peningkatan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. o Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWKKelurahan Tanah Abang Selatan . d. Sektor Fasilitas Umum o Pengembangan partisipasi pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. o Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum o Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui o Pengembangan jaringan pelayanan air bersih o Pengurangan penggunaan air bersih yang melampaui batas. f. Sektor Sanitasi dan Sampah

Tujuan penataan tata ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi ;

(1) Pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. (2) Pengaturan keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antarsektor.

(3) Pengaturan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yangada, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagianbagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang.

(4) Pengaturan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : a. Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera lahir dan batinb. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

o Pengembangan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni olehpenduduk yang berpenghasilan rendah. Dengan menggunakan teknologi sistem sewerage. o Peningkatan kondisi MCK yang ada pada lingkungan perumahan padat. o Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan. g. Sektor Banjir dan Drainase

c. Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia d. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan e. Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

o Pembangunan normalisasi kali o Peningkatan sistem saluran drainase yang ada. h. Sektor Utilitas Umum o Peningkatan jaringan pelayanan listrik dengan penambahan gardu-gardu listrik. o Peningkatan lampu-lampu penerangan jalan. o Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. o Peningkatan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas dengan melakukan koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau o Peningkatan ruang terbuka hijau yang terletak di sepanjang kali. dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Bagian Keempat Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Umum Pasal 191

o Peningkatan ruang terbuka hijau maksimum pada ROW (lebar badan jalan) yang terletak dijalan arteri dan jalan kolektor. (2) Kebijakan Kawasan Strategis (3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 189

(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Tanah Abang, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; (2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. a. b. c. d. e. f. g. sistem pusat kegiatan primer; sistem pusat sekunder; dan sistem pusat kegiatan tersier prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 192

(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

Strategi penataan ruang Kecamatan Tanah Abang, meliputi ; (1) Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. (2) Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. (3) Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. (4) Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . (5) Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Ketiga Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 190 (3) Kebijakan persebaran penduduk di Wilayah Kecamatan Tanah Abang pada tahun 2030 dibatasi sebanyakbanyaknya 475.770 Jiwa (4) (1)

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Tanah Abang diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Premier;

(2)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Premier Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf c, terdapat pada lokasi Plaza Indonesia, Grand Hyatt, Plaza EX, Hotel Indonesia, Grand Indonesia, RS. PGI Cikini dan Kantor Bappenas. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder di wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf c, terdapat pada lokasi perdagangan Plaza Tanah Abang, Plaza Keris dan perkantoran Artha Graha. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf d, terdapat pada lokasi Stasiun Cikini dan Stasiun Gondangdia.

(4). (5).

Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir; engendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yang berpotensi menimbulkan genangan.

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 193 Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 197 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 194 Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 198 prasarana energi listrik, dan prasarana Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). (2). engembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk

(1) (2)

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Tanah Abang, meliputi jaringan jalan; Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Jl. Proklamasi, Jl Sultan Agung, Jl. Latuhari, Jl. Imam Bonjol, Jl. MH. Thamrin, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Sultan Syahrir, Jl. Moh. Yamin, Jl. Yusuf Adiwinata, Jl. Agus Salim, Jl. Cikini Raya, Jl. Raden Sakeh dan Jl. Tambak. (2). Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 195 (4). (5). (3). Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1).Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan; Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna; Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); Prasarana Energi Listrik Pasal 199

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi : (1). (2). (3). (4). Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 196

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan; Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi (2). menggangu (3). (4). (5). (6).

Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang, meliputi : (1).Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat fungsinya pada lokasi saluran Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah; (2). (3). Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air;

Pasal 200

(1) (2) (3)

Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. Kawasan Sekitar Waduk/Danau/Situ Pasal 204

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). (2). (3). Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan.

(4)

(1). Bagian Kelima Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Umum Pasal 201 (2). (3).

Pemanfaatan waduk sebagai penampungan (reservoir) air di Waduk Melati dan Waduk Senayan; Pembangunan kapasitas polder dan pemompaan di Waduk Melati ; Penataan kawasan Waduk Melati karena merupakan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang; Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Tanah Abang Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 205

(1).

Rencana pola ruang Kecamatan Tanah Abang, terdiri atas: a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.

(2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. a. b. c. d. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal;

Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: (1). (2). (3). (4). (5). (6). Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan perumahan; Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 125,997 Ha; Penataan dan pemeliharaan kawasan makam seluas 33,01 Ha;dan Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah; Pengembangan taman lingkungan dan jalur hijau di kawasan perumahan, Kecamatan Tanah Abang;

(3). Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan Permukiman. Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.2 Peraturan Daerah ini. Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 202

(4).

Kawasan Perkantoran Pasal 206

Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi : (1). (2). Penataan kawasan perkantoran dengan KDB rendah di sepanjang Kali Krukut dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; Pengembangan kawasan perkantoran secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa di kawasan Pasar Tanah Abang dan di sepanjang Jl. MT. Haryono Jl. Jendral Sudirman ; Kawasan Perdagangan Pasal 207

(1) (2)

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal Pasal 203

(1) Pengembangan kawasan campuran yang lebih nyaman dengan mengefektifkan penggunaan lahan di Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : (1). (2). (3). (4). Penataan kawasan perdagangan dengan KDB rendah di sepanjang Kali Krukut dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa di kawasan Pasar Tanah Abang Penataan kawasan perdagangan di sekitar kawasan Benhil dengan orientasi penyediaan lahan parkir; Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan lahan parkir atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman di kawasan senayan ; (5). (6). Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; Pengembangan kawasan multi fungsi yang bertaraf internasional di kawasan Tanah Abang. Kawasan Permukiman Pasal 208 Bagian Keenam Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 211 Pengembangan kawasan Industri di wilayah Kecamatan Tanah Abang, dilaksanakan berdasarkan arahan, melalui merelokasi industri menengah dan besar dari pusat kota. lokasi Tanah Abang (2) Peningkatan intensitas bangunan dan perbaikan lingkungan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai di kawasan Tanah Abang. Kawasan Industri di Kecamatan Tanah Abang Pasal 210

(1).

Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Tanah Abang diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota;

Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi : (1). Perbaikan lingkungan pada daerah kumuh dengan mengembangkan ruang terbuka hiijau yang berfungsi sosial, ekologis dan estetika terutama di kawasan sepanjang jalur Kali Kali Krukut di Kelurahan Karet Tengsin, Petamburan, dan Bendungan Hilir. (2). (3). (4). (5). (6). (7). (8). (9). Pengembangan perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan kumuh ringan dan sedang terutama sekitar kawasan Kelurahan Kebon Kacang, Petamburan dan Bendungan Hilir; Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap; Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal; Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur Kali Krukut yang terletak di Kelurahan Karet tengsin dan Petamburan; Pengembangan kawasan campuran kecil pada daerah yang cenderung berkembang menjadi daerah perdagangan dan jasa; Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 210,244 Ha; Pembangunan rumah susun taman pada permukiman kumuh di sekitar Kelurahan Karet Tengsin; Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika; (10). Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal dan memperkecil perpetakan untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai; Kawasan Campuran di Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 209

(2).

Pengembangan kawasan strategis Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan; Bagian Ketujuh Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 212

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Tanah Abang yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana. Fasilitas Pendidikan Pasal 213

(1) (2) (3)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tanah Abang diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.

Pengembangan kawasan Campuran Kecamatan Tanah Abang, meliputi ;

Fasilitas Kesehatan

Pasal 214

b. Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum. c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %.

(1) (2)(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 215

Bagian Kesembilan Arahan Perijinan Pasal 219

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin (1)(2) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 216 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Fasilitas Pengendalian Bencana Pasal 217 Pengembangan fasilitas pengendalian bencana di wilayah Kecamatan Tanah Abang, terdiri atas : (1) Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan illegal di Banjir Kanal, Kali Duri dan Kali Ciliwung; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran mantap sungai dan kanal; (3) (4) (5) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan dan pemulihan situ-situ Taman Ria Senayan dan Situ Lembang; Bagian Kedelapan Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 218 c. d. e. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu : a. b. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 221 Pasal 220 pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

(2)

(1) Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Tanah Abang, meliputi : a. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan umum,bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri/pergudangan;

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Pasal 224

(1) (2) Bagian Kesepuluh Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 222 (4) (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. d. e. f. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 223 lindung. (3)

Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Kesebelas Sanksi Pasal 225

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Keduabelas Penyidikan Pasal 226 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; b. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; d. meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan pelanggaran; e. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya tindakan pelanggaran; f. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

e.

Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

g. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; h. pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan i. pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. (5). BAB X RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN MENTENG (6).

c.d. e.

Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terhadap lingkungan Pengaturan arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Pengaturan arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. Paragraf 4

Bagian Ketiga Belas Umum Pasal 227 (1). Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Menteng meliputi: a. Menteng ; b. c. d. e. f. Menteng Bagian Keempat Belas Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng c. Paragraf 3 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 228 Struktur Ruang Kecamatan Menteng; Pola Ruang Kecamatan Menteng; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Menteng Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan b. 1. Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 229

Kebijakan Kawasan Budidaya Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu

a.

Sektor Perumahan

1. Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian. 2. Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.3. Program perbaikan lingkungan. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor keatas dan Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi Sektor Transportasi

2.3. lemah.

memiliki penyediaan fasilitas parkir yang memadai.

1. 2. d.

Peningkatan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK

Kelurahan Menteng Selatan . Sektor Fasilitas Umum 1. 2. Pengembangan partisipasi pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

Tujuan penataan tata ruang Wilayah Kecamatan Menteng meliputi ; (1). (2). (3). Pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Pengaturan keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. Pengaturan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagianbagian tertentu di wilayah Kecamatan Menteng. (4). Pengaturan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

fasilitas umum. standar kecamatan.

e.1. 2. 3.

Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui Pengembangan jaringan pelayanan air bersih Pengurangan penggunaan air bersih yang melampaui batas. Sektor Sanitasi dan Sampah

a.b.

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

f.

1.2. 3. g. 1. 2. h. 1. 2. 3.

Pengembangan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh Peningkatan kondisi MCK yang ada pada lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai Sektor Banjir dan Drainase Pembangunan normalisasi kali Peningkatan sistem saluran drainase yang ada. Sektor Utilitas Umum Peningkatan jaringan pelayanan listrik dengan penambahan gardu-gardu listrik. Peningkatan lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Peningkatan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas dengan melakukan koordinasi

Pasal 231 Kebijakan persebaran penduduk di Wilayah Kecamatan Menteng pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 98.039 Jiwa

penduduk yang berpenghasilan rendah. Dengan menggunakan teknologi sistem sewerage.

kebutuhan.

4. i.1.

Bagian Keenam Belas Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Umum Pasal 232

terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta. Sektor Ruang Terbuka Hijau Peningkatan ruang terbuka hijau yang terletak di sepanjang kali. dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.

2.(2). (3).

Peningkatan ruang terbuka hijau maksimum pada ROW (lebar badan jalan) yang terletak

di jalan arteri dan jalan kolektor. Kebijakan Kawasan Strategis Kebijakan Pengendalian Lingkungan a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan

(1). (2).

Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Menteng, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; dan Sistem pusat kegiatan tersier Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, Prasarana energi listrik, dan Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 233

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 230 (3)

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. b. c. d. e.

Strategi penataan ruang Kecamatan Menteng, meliputi ; (1). (2). (3). (4). (5). Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. (1) Bagian Kelima Belas Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Menteng

f. g.

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Menteng diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Premier;

(2)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Premier Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf c, terdapat pada lokasi Plaza Indonesia, Grand Hyatt, Plaza EX, Hotel Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng, meliputi : a. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya pada lokasi saluran Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah; b. Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; d. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir; Indonesia, Grand Indonesia, RS. PGI Cikini dan Kantor Bappenas.

(3)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder di wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf c, terdapat pada lokasi perdagangan Plaza Menteng, Plaza Keris dan perkantoran Artha Graha.

(4)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf d, terdapat pada lokasi Stasiun Cikini dan Stasiun Gondangdia.

e. Pengendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yangberpotensi menimbulkan genangan.

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 234

Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 238

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 235

Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Menteng, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk. Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 239

(1). (2).

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Menteng, meliputi jaringan jalan; Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Jl. Proklamasi, Jl Sultan Agung, Jl. Latuhari, Jl. Imam Bonjol, Jl. MH. Thamrin, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Sultan Syahrir, Jl. Moh. Yamin, Jl. Yusuf Adiwinata, Jl. Agus Salim, Jl. Cikini Raya, Jl. Raden Sakeh dan Jl. Tambak. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 236

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Menteng, meliputi:

a.b. kelurahan;

Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap

menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;

c.

Program

pemilahan

sampah

sebelum

dibuang

ke

LPS

(Lokasi

pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Menteng meliputi : a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 237

dengan penggunaan teknologi tepat guna;

e.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); Prasarana Energi Listrik Pasal 240

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Menteng, meliputi: a. b. c. d. e. f. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan; Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi Pasal 241 (2) (1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 244 Kawasan Resapan Air Pasal 243

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Menteng, meliputi: a. b. c. lingkungan Bagian Ketujuh Belas Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Umum Pasal 242 (1). Rencana pola ruang Kecamatan Menteng, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung/kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. (2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika yang memadai; untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;

(1) (2) (3)

Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. Kawasan Sekitar Waduk/Danau/Situ Pasal 245

(4)

(1).

Peningkatan dan Pemeliharan Situ Lembang Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Menteng Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 246

Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: (1). (2). (3). (4). (5). (6). Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan perumahan; Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 9,16 Ha; Penataan kawasan hijau lindung seluas 6,13 Ha; Penataan dan pemeliharaan taman seluas 18,07 Ha;dan Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;

(3). Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Ruang terbuka hijau lainnya; b. Kawasan perkantoran; c. (4). Kawasan perdagangan; d. Kawasan Permukiman. Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.4 Peraturan Daerah ini.

Kawasan Perkantoran Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Pasal 246

Pengembangan kawasan Industri di wilayah Kecamatan Menteng, dilaksanakan berdasarkan arahan, melalui Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi : (1) Penataan kawasan perkantoran dengan KDB rendah di sepanjang Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; (2). Pengembangan kawasan perkantoran secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan di sepanjang Jl. MT. Haryono Jl. Jendral Sudirman ; Kawasan Perdagangan Pasal 247 (2) (1) Bagian Kedelapan Belas Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 251 merelokasi industri menengah dan besar dari pusat kota.

Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Menteng diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota; Pengembangan kawasan strategis Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan;

Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : (1). (2). (3). (4). Penataan Kawasan Sabang sebagai pusat perdagangan skala kota dan penunjang kegiatan perkantoran dan jasa; Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa; Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; Pembatasan kegiatan perdagangan. Kawasan Permukiman Pasal 248

Bagian Kesembilan Belas Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 252

(1). (2). (3). (4).

Peningkatan pola perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman kumuh berat dan sedang, termasuk kawasan sepanjang bantaran sungai dan kereta api; Pelestarian lingkungan khusus pada kawasan pemugaran dan bangunan bersejarah di Menteng, Mempertahankan fungsi perumahan pada kawasan mantap; Pelestarian bentuk dan fungsi bangunan dalam rangka pemugaran di daerah Menteng. Fasilitas Pendidikan Kawasan Campuran di Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 249 Pasal 253 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan menteng yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.

(1)Pengembangan kawasan Campuran Kecamatan Menteng, meliputi ;

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;

a.b. pariwisata multistrata.

Pengembangan lokasi pariwisata multi-strata di kawasan Kebon Sirih dan sekitarnya; Penataan kawasan bangunan umum campuran di Jalan Jaksa untuk mendukung

(2)(3)

Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Menteng diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 254

Kawasan Industri di Kecamatan Menteng Pasal 250

(1) (2)(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.

(2).

Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum.

(3).

Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %. Bagian Kedua Puluh Satu

Fasilitas Peribadatan Pasal 255

Arahan Perijinan Pasal 259

(1)(2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 256

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang;

(2)

Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna.

(3)

Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal.

Fasilitas Pengendalian Bencana Pasal 257 Pengembangan prasarana pengendalian bencana di wilayah Kecamatan Menteng, terdiri atas : (1) Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan illegal di Banjir Kanal, Kali Duri dan Kali Ciliwung; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran mantap sungai dan kanal; (3) (4) (5) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan dan pemulihan situ-situ Taman Ria Senayan dan Situ Lembang; Bagian Kedua Puluh Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 258

melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 260

(2)

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: b. c. d. e. f. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 261

Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB).

Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO).

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Menteng, meliputi : (1). Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industry / pergudangan;

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

Bagian Kedua Puluh Dua Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 262

(1) (2)

Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan.

(1).

Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (3) (4)

Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan

(2).

Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. d. e. f. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

Bagian Kedua Puluh Tiga Sanksi Pasal 265

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 263 Bagian Kedua Puluh Empat (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. e. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 264 (2). (1). Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; Penyidikan Pasal 266

f. g. h. i.

melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum (5). (6). BAB XI RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN SENEN

b. c. d. e.

Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terhadap lingkungan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. Paragraf 6

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia.

Bagian Kedua Puluh Lima Umum Pasal 267

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 269

(1)Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Senen meliputi: a. b. c. d. e. f. Senen Bagian Kedua Puluh Enam Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Paragraf 5 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 268 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Senen, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Senen adalah: (1). (2). (3). Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Senen. (4). Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : a. Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan batin Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen ; Struktur Ruang Kecamatan Senen; Pola Ruang Kecamatan Senen ; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Senen Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Senen, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Senen, a. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. b. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. c. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

(2)

Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan danpelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

d.

Sektor Ruang Terbuka Hijau

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali danmemanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan.

Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.Umum Pasal 270 (1) (2). Pasal 272 Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Senen, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. (3). Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sitem pusat kegiatan sub tersier

Strategi penataan ruang Kecamatan Senen, adalah:

(1)

Strategi kawasan Budidaya Kecamatan Senen Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. Prasarana transportasi, b. prasarana sumber daya air bersih, c. prasarana pengendalian drainase, d. prasarana sanitasi limbah, e. prasarana persampahan, f. prasarana energi listrik, dan g. prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Senen Pasal 273

(2)

Strategi Kawasan Strategis Kecamatan Senen

a.

Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Senen berdasarkan nilai strategis dari sudut

kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang (1). (2). mempertahankan ekosistem dan kelestarian (3). (4). (5). (6).

b. (3)

Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Senen diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier; Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi Jln Kramat Raya, Jln Senen Raya, Jln Kramat Bunder. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, meliputi Kawasan Jln Kwitang, Jln Sungai Besar. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c, meliputi Jln Kramat Pulo, Kawasan Jln Kramat Raya, Jln Kramat Sawah Dalam, Jln Salemba Tengah. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf d, meliputi Jln Kramat Sentiong. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.5 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Senen Pasal 274

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Senen. Strategi Pengendalian Lingkungan Kecamatan Senen; a. lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Bagian Kedua Puluh Tujuh Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Senen Pasal 271 Pemeliharaan lingkungan guna

Jumlah penduduk di Kecamatan Senen sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 101.093 Jiwa. Bagian Kedua Puluh Tujuh Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Senen

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Senen Pasal 275 prasarana energi listrik, dan prasarana

Pasal 279

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Senen, meliputi:

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yangditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan;

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan(1). (2). Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Senen, meliputi peningkatan jaringan jalan dan pembangunan terminal terpadu. Rencana peningkatan dan pembangunan terminal terpadu sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

a. b.

Rencana Peningkatan jalan, Kecamatan Johar Baru pada Jl. Letjend Suprapto hingga kwitang,

dan Jl. Kramat Raya hingga Jl. Gunung Sahari. Perbaikan jalan kolektor di Kecamatan Senen. Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda di Kecamatan Senen.

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Senen Pasal 276

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Senen meliputi :

a.b.

Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Senen tahun 2030 adalah sebesar 17.691 ltr/hari; Rencana pengembangan jaringan air bersih mengikuti jaringan jalan yang ada. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 277

Prasarana Energi Listrik Pasal 280

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Senen, meliputi:

a. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutamamencakup kawasan pemukiman padat; b. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; c. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; Prasarana Telekomunikasi Pasal 281 d. Perbaikan pada sistem jaringan listrik.

Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Senen, meliputi : a.Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); b.Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir.

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Senen, meliputi: Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Senen Pasal 278 a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Senen, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Bagian Kedua Puluh Delapan Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Senen Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Senen memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan.

Umum Pasal 282 Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang ada di Kecamatan Senen dan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. (1). Rencana pola ruang Kecamatan Senen, terdiri atas: a. b. (2). a. b. (3). a. b. c. (4). Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Kawasan Perdagangan dan Jasa; Kawasan Permukiman; Kawasan Perindustrian dan Pergudangan. tercantum dalam Bagian Kedua Puluh Lima Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 287 Paragraf 7 Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung Kawasan Resapan Air Pasal 283 Kawasan Permukiman Pasal 286

Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : Rencana pengembangan kawasan permukiman meliputi : (1) Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Pembangunan rumah susun atau vertical sesuai dengan kebutuhan perumahan dan mempertimbangkan aksesbilitas.

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

(2)

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lampiran Gambar 2.6 Peraturan Daerah ini.

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Senen yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas olah raga. Fasilitas Pendidikan

(1). (2).

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 284 (3). (1). (2).

Pasal 288 Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Senen diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, SMA); Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 289 (1). Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan anak serta apotik; (3). Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 290

(1). (2). (3).

Kawasan sempadan sungai meliputi kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman; Kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter; Paragraf 8 Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya Wilayah Kecamatan Senen Kawasan Perdagangan Dan Jasa Pasal 285

(2).

(1). (2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 291 Paragraf 9 Umum Pasal 294 Bagian Kedua Puluh Delapan Arahan Peraturan Zonasi

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. (1) Bagian Kedua Puluh Enam Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 292 (2)

Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 29 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan Arahan intensitas pemanfaatan ruang. Paragraf 10 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 295 b.

(1)

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Senen dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :

a. Penyusunan program utama; b. Penentuan lokasi; c. Sumber pendanaan; d. Instansi pelaksana; dan e. Waktu pelaksanaannya. (2)Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Senen, sebagaimana yang dimaksud pasal 292 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. (2) (3) (1)

Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Puluh Tujuh Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Umum Pasal 293

Bagian Kedua Puluh Sembilan Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 296

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Senen, meliputi : a. Nilai KLB rata-rata 1,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan;

(1) (2)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Senen meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Nilai KLB rata-rata 2,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; c. Nilai KLB rata-rata 3,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; d. Nilai KLB rata-rata 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; Bagian Ketiga Puluh Satu Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 300 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

e. Nilai KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada arteri primer.(1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk Bagian Ketiga Puluh Arahan Perijinan Pasal 297 memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. Kemudahan-kemudahan (1). Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2). Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3). Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 298 (1). Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2). Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a.Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). b.Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). c. Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). d.Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. Pasal 301 c. dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. b. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. d. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. e. Kemudahan prosedur perizinan. f. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

e.

Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

e. Perijinan khusus (pengambilan air tanah).Pasal 302 Pasal 299

h. (1) (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3) (4) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Ketiga Puluh Dua Sanksi Pasal 303 i.

pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. BAB XII RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN JOHAR BARU Bagian Kesatu Umum Pasal 305 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru meliputi: a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Rencana Pengembangan Kependudukan Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru; Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru ; Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru; b. c. d. e. f. g. Johar Baru Bagian Ketiga Puluh Empat Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Paragraf 11 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 306 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Johar Baru, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru adalah: a. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. b. 2007. c. Jakarta Pusat. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketiga Puluh Tiga Penyidikan Pasal 304 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. g. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

d. utama. e. pemrakarsa pembangunan, f.

Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar f.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase makro, submakro, mikro, serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro Mengembalikan fungsi fungsi jaringan drainase

Baru yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala

pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Paragraf 12 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 307

g.

Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah dan intruisi air laut

(1) (2)

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Johar Baru, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Johar Baru, a. Sektor Perumahan Diutamakan pemenuhan kebutuhan rumah bagi golongan menengah kebawah khususnya pada daerah daerah permukiman padat dan tidak teratur Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan b.

Penambahan hydrant umum

(3)

Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Johar Baru; a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 308

Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal lebih diprioritaskan Optimalisasi lahan dan ruang untuk menyerap tenaga kerja

Strategi penataan ruang Kecamatan Johar Baru, adalah: a. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. d. Perwujudan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . e. Perwujudan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Ketiga Puluh Lima Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 309

c.

Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

d.

Sektor Transportasi Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki perlu ditingkatkan Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas Trayek transportasi umum lebih diatur agar jaringan jalan yang dilalui angkutan umum tidak terlalu padat

e.

Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

Jumlah penduduk di Kecamatan Johar Baru sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 107.701 Jiwa.

(4) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c,meliputi: a. Bagian Ketiga Puluh Enam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Umum Pasal 310 (1). Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Johar Baru, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; jasa b. c. d. e. Kantor Kecamatan Johar Baru dan Kantor Kelurahan Johar Baru dengan kegiatan pelayanan SMPN 2, SMP PGRI 25 dan SMAN 27 dengan kegiatan pelayanan pendidikan Puskesmas Johar Baru dengan kegiatan pelayanan kesehatan Pertokoan Jl.Mardani Raya dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa pemerintahan Pasar Johar Baru dan Pasar Ikan Hias Johar Baru dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan

(5) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kecamatan Johar Baru sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.7 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 312

(2).

Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. sistem pusat kegiatan primer; sistem pusat sekunder; sistem pusat kegiatan tersier; dan sitem pusat kegiatan sub tersier prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 311 (1) (2)

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 313

(3).

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. b. c. d. e. f. g.

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Johar Baru, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; Rencana Pengembangan jalan arteri dan kolektor sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi;

a.

Rencana Peningkatan jalan arteri, Kecamatan Johar Baru pada Jl. Letjend Suprapto, jalan sisi

timur Kali Sentiong, Jl. Percetakan Negara, Jl. Mardani Raya, Jl. Pangkalan Asem, Rencana jalan sisi (1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Johar Baru diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier; (2) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi: a. b. Kantor Depkes RI (BPOM RI) dengan kegiatan pemerintahan Kantor Percetakan Negara RI dengan kegiatan pemerintahan rel KA.

b.

Rencana peningkatan jalan kolektor, Kecamatan Johar Baru meliputi Jl. Percetakan Negara 2, Jl.

Kampung Rawa Selatan, Jl. Percetakan Negara 2A , Jl. Johar Baru 4, Jl. Tanah Tinggi 8, Jl. Rawa Sawah 5, Jl. Kampung Rawa Selatan 4, Rencana jalan di sisi utara Pemakaman Umum Kawi-kawi. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 314

(3) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b,meliputi: a. b. Kawasan perdagangan dan perkantoran Jl.Letjend Suprapto dengan kegiatan pelayanan Hotel Garuda dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Johar Baru meliputi :

perdagangan dan jasa

a. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah sebesar 18.847ltr/hari;

b. Rencana pengembangan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang Jl.Letend. Suprapto, Jl.PangkalanAsem, Jl.Kramat Jaya Baru, Jl.Johar, Jl.Percetakan Negara, Jl.Kampung Rawa Selatan, Jl.Tanah Tinggi, Jl.Kramat Pulo Gundul, Jl.Percetakan Negara 2, Jl.Pulo Gundul. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 316 Prasarana Energi Listrik Pasal 319

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Peningkatan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) ;

b. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutamaPengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Johar Baru, meliputi : a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Johar baru Pasal 317 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 318 Bagian Ketiga Puluh Tujuh Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Johar Baru, meliputi: Umum Pasal 321 memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan. Prasarana Telekomunikasi Pasal 320 mencakup kawasan pemukiman padat; c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; d. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; e. Perbaikan pada sistem jaringan listrik.

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yangditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan; (1)

Rencana pola ruang Kecamatan Johar Baru, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahansampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

(2)

Rencana pengembangan kawasan lindung seba