referat akrodermatitis

Upload: edho-dscarlettz

Post on 03-Mar-2016

124 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Akrodermatitis

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Akrodermatitis merupakan dermatitis tipe vesikular pada jari, telapak tangan dan kaki. Penyakit ini merupakan dermatosis yang dapat dalam keadaan akut, rekuren, dan kronik, yang dikarakteristikan dengan adanya vesikel yang gatal dengan onset tiba-tiba, dan pada keadaan lanjut dapat ditemukan fisura dan likenifikasi.Prevalensi akrodermatitis di Amerika Serikat adalah 5% dari seluruh penyakit eksema pada tangan. Insidensi puncak penyakit ini terjadi pada pasien usia 20-40 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat terjadi pada usia remaja ataupun pada usia lebih tua. Berdasarkan beberapa penelitian penyakit ini lebih sering terkena pada wanita dibandingkan pria dengan perbandingan 2 : 1. Mortalitas tidak pernah dilaporkan sehubungan dengan akrodermatitis tetapi dalam keadaan berat penyakit ini dapat menganggu aktivitas. Akrodermatitis dikaitkan dengan riwayat atopi, dimana sekitar 50 % penderita akrodermatitis juga menderita dermatitis atopik. Akrodermatitis merupakan penyakit yang sering kambuh tetapi dapat terjadi remisi spontan dalam 2-3 minggu. Interval serangan bisa terjadi dalam minggu atau bulan. Pada beberapa orang akrodermatitis dapat menjadi kronik.Mekanisme mengenai terjadinya akrodermatitis sendiri masih belum jelas. Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada akrodermatitis disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating). Namun sekarang hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada akrodermatitis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat. Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda yang terlihat secara khas pada 40% penderita akrodermatitis.Distribusi dari ruam adalah 80 % pada tangan dan kaki, dimana tempat predileksi dimulai dari bagian lateral jari-jari, telapak tangan, telapak kaki dan pada keadaan lanjut pada bagian dorsal jari-jari. Akrodermatitis merupakan penyakit yang sering kambuh tetapi dapat terjadi remisi spontan dalam 2-3 minggu. Interval serangan bisa terjadi dalam minggu atau bulan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiDitinjau dari segi bahasa berasal dari kata acro yang berarti ekstremitas dan dermatitis yang mempunyai arti peradangan pada kulit. Sehingga dapat ditarik suatu pengertian secara bahasa yakni peradangan kulit yang terdapat pada ektremitas. Akrodermatitis adalah suatu kelainan kulit yang tidak berbahaya yang disertai gejala demam dan malaise, yang terkait dengan suatu infeksi virus maupun bakteri.Sinonim dari akrodermatitis adalah akrodermatitis infatile lichenoid, akrodermatitis papular infatile, gianotti cerosti syndrom, papular akrodermatitis of childhood, papulo vesikular akro located syndrom.B. Epidemiologi

Akrodermatitis merupakan penyakit yang jarang ditemukan tersering menyerang usia anak-anak dimulai sejak usia 3 bulan-7 tahun yang rata-rata berkisar pada usia 2 tahun. Akrodermatitis tidak ditemukan pada usia dewasa. Untuk jenis kelamin, baik pada wanita maupun laki-laki perbandingan sama. Begitu pula dengan suku bangsa tidak dapat dibedakan semua bisa terkena.

Akrodermatitis pertama kali ditemukan pada tahun 1955 di Itali oleh Gianotti yang dikaitkan dengan virus hepatitis B.beberapa waktu kemukan dikemukan bahwa banyak virus maupun bakteri lain yang menyebabkan akrodermatitis seperti Coxsackie virus, Parainfluenza virus, Enterovirus, Respiratory Syncytial virus, group A Beta Hemolytic Streptococcus dan lainnya.

Di amerika serikat kasus akrodermatitis insidennya tidak diketahui secara pasti hal ini dimungkinkan kasusnya sangat jarang dan tidak berbahaya. Di Italia dilaporkan bahwa insiden akrodermatitis sejak tahun 1955 sampai 1989 sekitar 308 pasien. Dan penyakit ini menyebar di Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Jepang. Di indonesia sendiri belum ada data yang pasti tentang insiden akrodermatitis selama ini.C. EtiologiPenyebab akrodermatitis belum diketahui dengan pasti. Akrodermatitis sering timbul bersamaan dengan penyakit kulit lain misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak, alergi terhadap bahan metal, infeksi dermatofita, infeksi bakteri, lingkungan dan stres. Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan akrodermatitis , yaitu 1. Atopi : Sebanyak 50% pasien dengan akrodermatitis dilaporkan baik secara personal maupun keluarga mempunyai atopy diatesis (eksema, asma, hay fever, rinitis alergika)2. Serum IgE akan meningkat, sekalipun pasien dan keluarga tidak mempunyai riwayat atopy.3. Sensitif terhadap nikel : Ini mungkin faktor yang signifikan dalam akrodermatitis namun mempunyai jumlah yang rendah, sedangkan dalam beberapa studi lain dilaporkan adanya peningkatan terhadap sensitifitas terhadap nikel.4. Infeksi jamur.5. Infeksi virus: Hepatitis A,B,C Rotavirus Ebstein barr virus Rubella virus Cytomegalovirus Coxsackieviruses A16, B4 dan B5 Adenovirus Enterovirus Respiratory syncytial virus Virus parainfluenza Parvovirus B196. Stres emosi :Merupakan faktor yang paling memungkinkan menyebabkan akrodermatitis. Banyak pasien melaporkan adanya akrodermatitis berulang selama periode stres. Perbaikan akrodermatitis menggunakan biofeedback untuk mengurangi stres.7. Faktor lain : Faktor yang dilaporkan bisa menyebabkan akrodermatitis antara lain rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implan metal.D. PatofisiologiMekanisme mengenai terjadinya akrodermatitis sendiri masih belum jelas. Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada akrodermatitis disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating). Namun sekarang hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada dermatitis dishidrosis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat. Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda yang terlihat secara khas pada 40% penderita dermatitis dishidrosis (istilah dishidrosis datang dari gejala berkeringat banyak/salah berkeringat).Timbulnya exanthem atau demam yang disertai gejala erupsi kulit karena adanya reaksi hipersensitivitas tipe IV. Dimana terjadi akibat limfosit yang tersensitivitasi mengadakan reaksi dengan antigen virus atau bakteri yang berlokasi disekitar pembuluh darah dermis, kemudian terjadi interaksi antigen antibodi (immunohistochemical) yang mengakibatkan pelepasan bermacam macam limfokin sehingga terjadi peradangan pada kulit. Sedangkan pada pemeriksaan imunofluoresensi direct pada kulit hasilnya selalu negatif.Stres emosional dan faktor lingkungan meliputi perubahan iklim, suhu yang panas atau dingin dan kelembaban dapat memudahkan terjadinya penyebaran dari akrodermatitis. Pasien mengeluh gatal pada tangan dan basah serta adanya bula yang tiba-tiba muncul. Keluhan rasa panas dan gatal mungkin akan dialami setelah bula muncul. Keadaan tersebut bisa berubah dari sekali sebulan menjadi sekali setahun.E. Gambaran Klinis

Pasien datang dengan keluhan adanya ruam atau exanthem yang timbul secara akut dengan disertai adanya tanda tanda infeksi, demam dan malaise. Ruam biasanya timbul 2-4 minggu atau bisa juga selama 4 bulan, tidak gatal, kecuali bila ruam lebih dari 3 minggu.

Ruam berupa papul papul merah kecoklatan atau seperti merah tembaga yang distribusinya simetrik , diskret ataupun membentuk garis linear. Biasanya tempat predileksinya paling sering pada ektremitas, wajah, dan pantat tetapi dapat juga pada telapak tangan dan telapak kaki walaupun sangat jarang. Gejala lainya dapat terjadi pembesaran abdomen, hal ini karena liver dan lien yang membesar.

Gelembung (vesikel) kecil dengan karakteristik sebagai berikut: vesikel yang sangat kecil (diameter 3 mm atau kurang)yang muncul di ujung dan sisi jari jari tangan dan kaki serta telapak tanga. vesikel yang opak dan dalam, yang rata dengan kulit atau sedikit lebih tinggi dan tidak mudah pecah.Akhirnya, gelembung kecil bersatu dan membentuk gelembung besar (bula). vesikel mungkin gatal, nyeri, atau tidak ada gejala sama sekalidan memburuk setelah kontak dengan sabun, air, atau zat iritan. vesikel akan pecah saat digaruk , mengeluarkan cairan di dalamnya, dan akhirnya muncul krusta dan fisura (retak).Retak kulit itu sangat nyeri dan menimbulkan gangguan kosmetik dan sering membutuhkan waktu berminggu minggu bahkan berbulan bulan untuk menyembuhkannya Kulit akan tampak kering dan bersisik selama periode ini. Cairan dari vesikel adalah serum yang terakumulasi antara sel-sel kulit yang teriritasibukan keringat seperti yang diperkirakan sebelumnya. Dalam beberapa kasus, seperti lepuh yang terdapat di telapak atau jari dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening .Hal ini ditandai dengan rasa kesemutan di lengan bawah dan benjolan muncul diketiak. Kuku pada jari tangan dan jari kaki yang terkena, dapat mengalami kelainan.Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan akrodermatitis, antara lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri atau keluarga, pajanan terhadap antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dll), riwayat pengobatan dengan terapi imunoglobulin intravena, atau riwayat penyakit hiv.F. Pemeriksaan Fisik

Pada kulit tampak adanya papul papul yang berwarna merah kecoklatan atau seperti merah tembaga dengan ukuran 2-5mm, datar dan berkilat tidak gatal,dan distribusinya simetrik, diskret (terpisah satu dengan lain) atau membentuk garis linear,

Daerah predileksi : wajah, ektremitas (tangan, kaki) bagian ektensor, pantat. Kadang kadang dapat mengenai telapak tangan dan telapak kaki.

Jika akibat infeksi virus Hepatitis dapat ditemukan anicterik adanya hepatosplenomegali, limfadenopati.

Jika penyebabnya streptococcus pada sistem respirasi atas dapat dijumpai adanya lesi di mukosa, pembengkakan pada tonsil dan pharing merah. Sedang untuk penyebab lain belum diterangkan secara terperinci.

G. Pemeriksaan Penunjang

LaboratoriumDiagnosis akrodermatitis biasanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis semata dan mudah untuk didiagnosis karena cenderung tidak menyerupai keadaan lainnya. Pemeriksaan kultur bakteri dan sensitifitas dilakukan jika curiga adanya infeksi sekunder. Sedangkan tes darah biasanya tidak diusulkan, tapi biasanya IgE-nya meningkat.5 Dapat juga dilakukan uji tempel (Patch Test) bila dicurigai adanya dermatitis kontak alergi.Histopatologi

Pada biopsi kulit epidermis diperoleh spongios fokal, parakeratosis dan acantholisis ringan. pada dermis disekitar vascular terdapat infiltrat lymphosit dan histiosit.

H. Diagnosis BandingDiagnosis bandingnya adalah dermatitis, yaitu dermatitis allergen yang terjadi karena adanya kontak dengan allergen. Dermatitis kontak iritan dapat menjadi faktor pencetus terjadinya akrodermatitis ini. Dermatitis kontak iritan pada tangan biasanya mengenai dorsum manus dan sela-sela jari. Pada akrodermatitis, lokalisasi terutama di telapak tangan dan pinggir lateral jari-jari.I. Penatalaksanaan Krim kortikosteroid

Asam salisilat 5% dalam alkohol

Krim vioform 3% memberi hasil yang baik

Bila madidans : kompres dengan KMnO4 1 : 5000

Pada kasus-kasus yang berat diberikan kortikosteroid sistemik seperti : prednison, prednisolon atau tiamsinolon

J. Prognosis Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat. BAB III

KESIMPULAN

Akrodermatitis dijelaskan sebagai suatu kelainan kulit pada anak yang disertai dengan gejala ringan berupa panas dan malaise, yang dikaitkan dengan adanya infeksi virus hepatitis B ataupun infeksi virus lainnya. Pada kelainan ini biasanya lesi simetrik, papul berwarna merah tembaga berbentuk datar, mengkilat, berbentuk garis linear. Akrodermatitis dapat mengenai semua suku bangsa, perbandingan wanita dan laki-laki sama. Sedang faktor usia sering terjadi pada anak-anak, menurut Albert sering pada usia antara 3 bulan sampai 7 tahun. Dan menurut Timolty antara umur 1-6 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K, Suurmond D. Color atlas and synopsis of Clinical Dermatology. New York. United States of America: Mc Graw-Hill Medical Publishing Division; 2008.

2. Janniger, Camila K. Pediatric Dyshidrotic Eczema. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/910946-overview. di akses tanggal 17 September 2012

3. Harahap, H. 2000, Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, Jakarta : 21

4. Siregar, R.S. 1996, Atlas Berwarna SARIPATI PENYAKIT KULIT, EGC, Jakarta : 142-143

5. Burdick, A.E. 2004, Dyshidrotic Eczema, Department of Dermatology, University of Miami School of Medicine, http ://www.eMedicine.com : 1-19REFERATAKRODERMATITIS

DISUSUN OLEH:

Doni Fatra Hasyarto08310082DOKTER PEMBIMBING

dr. Mahfuzah Mahidin,Sp.KKKKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRSUD DR.DJOELHAM BINJAI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga referat ini yang berjudul AKRODERMATITIS dapat diselesaikan.

Tujuan dari penulisan referat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior dibagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Mahfuzah Mahidin,Sp.KK selaku pembimbing dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan referat ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan penulisan ini. Semoga penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Binjai, Desember 2014Penulis

14