referat luka bakar 34

47
LUKA BAKAR (COMBUSTIO) PENDAHULUAN Luka bakar merupakan cedera yang insiden tejadinya relatif cukup tinggi yang dihadapi oleh dokter. Jenis berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi. Di USA sekitar 12% atau 500.000 orang dirawat UGD, sementara 74.000 pasien perlu rawat inap di rumah sakit akibat luka bakar. Lebih 20.000 pasien mengalami luka bakar hebat yang perlu perawatan khusus luka bakar. Dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya 18% pada (JANUARI – DESEMBER 2000) Penderita yang dirawat : 106 dan Angka kematian : 26,41%. Di samping itu perawatan luka bakar memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi dan penyembuhan yang cukup lama dan dampak psikologis akibat kecacatan yang timbul. I. BATASAN Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat bersentuhannya permukaan tubuh dengan benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) yang 1

Upload: fraymun-wambrauw-arwam

Post on 13-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Referat Luka Bakar 34

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Luka Bakar 34

LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan cedera yang insiden tejadinya relatif cukup

tinggi yang dihadapi oleh dokter. Jenis berat memperlihatkan morbiditas

dan derajat cacat yang relatif tinggi. Di USA sekitar 12% atau 500.000

orang dirawat UGD, sementara 74.000 pasien perlu rawat inap di rumah

sakit akibat luka bakar. Lebih 20.000 pasien mengalami luka bakar hebat

yang perlu perawatan khusus luka bakar. Dan RSUD Dr. Soetomo

Surabaya 18% pada (JANUARI – DESEMBER 2000) Penderita yang

dirawat : 106 dan Angka kematian : 26,41%. Di samping itu perawatan

luka bakar memerlukan biaya perawatan yang cukup tinggi dan

penyembuhan yang cukup lama dan dampak psikologis akibat kecacatan

yang timbul.

I. BATASAN

Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat bersentuhannya

permukaan tubuh dengan benda yang menghasilkan panas (api, air

panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat,

basa kuat) yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan-jaringan

yang lebih dalam.

II. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

A. Anatomi Kulit Secara Histopatologi

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga

lapisan utama yaitu (Gambar 1-1) :

1. Lapisan epidermis atau kutikel

2. Lapisan dermis (korium, kutis, vera, true skin)

3. Lapisan subkutis (hipodermis)

1

Page 2: Referat Luka Bakar 34

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis,

subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan

adanya sel dan jaringan lemak.

1. Lapisan epidermis terdiri atas : stratum korneum, stratum

lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum

basale

Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan

kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel

gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah

berubah menjadi kratin (zat tanduk).

Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng

tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein

yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di

telapak tangan dan kaki.

Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma

berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar

ini terdiri atas keratohialin. Stratum granulosum juga

tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

Stratum spinosum (stratum Malphigi) atau disebut

pula pickle cell layer (lapisan akanta). Protoplasmanya

jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak

di tengah-tengah. Sel ini makin dekat ke permukaan makin

gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum spinosum

terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges)

yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.

Sel-sel stratum spinosum juga mengandung banyak

glikogen.

Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus

(kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-

2

Page 3: Referat Luka Bakar 34

epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini

terdiri atas dua jenis sel yaitu :

a. Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma

basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu

dengan yang lain oleh jembatan antar sel.

b. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell

merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma

basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen

(melanosomes)

2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang

jauh lebih tebal daripada epidermis. Secara garis besar

dibagi menajdi dua bagian yakni :

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis,

berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah

b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang

menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas

serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen,

elastin, dan retikulin.

3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas

jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-

sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak

ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.

Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan

satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan

sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebagai

cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf

tepi, pembuluh darah, dan getah bening.

B. Adneksia Kulit

Adneksia kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut,

dan kuku.

3

Page 4: Referat Luka Bakar 34

1. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :

a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

1. Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin

yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan

sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih

besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.

2. Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik,

terdapat di aksila, areola mame, pubis, labia minora,

dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia

belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada

pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret.

Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan

glukosa, biasanya pH sekitar 4 – 6,8.

b. Kelenjar palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di

telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit disebut juga

kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret

kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar.

2. Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit

(akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang

rambut). Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang

merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan

terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang

lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan

terdapat pada orang dewasa.

4

Page 5: Referat Luka Bakar 34

4 epidermis 1 - 4

8 5

9 dermis

6

10

Subkutis

7

Gambar 1. Penampang Anatomi Kulit dan Apendiks

A. Epidermis 1 - 4 : 1. stratum korneum

2. stratum granulosum

3. stratum spinosum

4. stratum basale

B. Dermis 5 - 6 : 5. pars papilare

6. pars retikulare

8. anastomose arteri-vena

9. kel. sebasea

10. kel. keringat

11. akar rambut

12. saluran limfe

13. arteri

14. vena

C. Subkutis 7

5

Page 6: Referat Luka Bakar 34

C. Fisiologi Kulit

Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorpsi, ekskresi,

persepsi, pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen,

pembetukan vitamin D, kreatinisasi.

1. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh

terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan,

gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia

terutama yang bersifat iritan.

Hal di atas dimungkinkan karena adanya bantalan

lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan

penunjang yang berperanan sebagai pelindung terhadap

gangguan fisis.

Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat

stratum korneum yang impermeabel terhadap pelbagai zat

kimia dan air, di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit

yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan

keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil eksresi

keringat dan sabun, keasaman kulit menyebabkan pH kulit

berkisar pada pH 5 – 6,5 sehingga merupakan perlindungan

kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses

keratinisasi juga berperanan sebagai sawar (barrier) mekanis

karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.

2. Fungsi absorbsi, permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan

uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada

fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi

oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme

dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui

celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui

muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-

sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

6

Page 7: Referat Luka Bakar 34

3. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-

zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam

tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.

4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung

saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan

panas diperankan oleh badan-badan Rufini di dermis dan

sub kutis.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi),

kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan

keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh

darah kulit. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis

(asetilkolin).

6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk

pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Pigmen disebar ke epidermis melalui

tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit di

bawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna

kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit,

melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi

Hb, dan karoten.

7. Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan

mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar

matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak

cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin

D sistemik masih tetap diperlukan.

7

Page 8: Referat Luka Bakar 34

III. ETIOLOGI

- Terbakar api

- Sengatan listrik

- Radiasi

- Bahan kimia

- Paparan sinar

matahari

- Sengatan dingin

8

Trauma Termis Luka Bakar

Page 9: Referat Luka Bakar 34

IV. PATOFISIOLOGIS

LUKA BAKAR

Kerusakan Eritrosit Kerusakan Kapiler Pelepasan katekolamin

Respon stres Udara panas Efek toksik dari Asap, HCN, NO2, HCl, bensin, CO

Permeabilitas

Eritrosit kapiler meningkat Epineprin & Mukosa rusak

Vasokontriksi norepineprina

Iritasi

Anemia Cairan plasma &protein berpindah

dari intravaskuler keekstravaskuler

Tek. Hidrostatikkapiler

Oedem laring

Tek. Osmotik Aliran ke limpa Vasokontriksi Broncho

koloid kapiler selektif kontriksi

Page 10: Referat Luka Bakar 34

Hemokon sentrasi

Hipovolemi relatif

Edemaluka

Obstruksi

Sekresi adrenal Hipoksia Tahanan perifer

hepatik Obstruksi

Syok Vol. Darah Aldosteron

yang Afterload jantung

bersikulasi Retensi Na+ Gagal hepar

ATN Gagal panas

Kehilangan K+ Curah jantung

Gagal ginjal Curah jantung

Oedema Asidosis

10

Page 11: Referat Luka Bakar 34

V. KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Berat ringan luka bakar ditentukan oleh:

1. Derajat / stadium (dalamnya luka bakar)

2. Luas luka bakar

3. Daerah luka bakar

4. Kelainan lain yang menyertai

5. Keparahan luka bakar

6. Agen penyebab luka bakar

7. Usia korban luka bakar

1. Derajat / Stadium Luka Bakar

Dalamnya luka bakar ditentukan oleh :

- Tingginya suhu

- Lamanya paparan

Juga dipengaruhi oleh baju yang sedang dikenakan penderita :

- Apabila terbuat dari bulu domba (wol):

Merupakan bahan kain / baju yang paling aman

Tidak mudah terbakar

- Apabila terbuat dari bahan sintesis (nilon) dan akron :

Merupakan bahan yang mudah terbakar

Mudah lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket

hingga memperberat derajat kedalaman.

PENAMPANG KULIT

EPIDERMIS

DERMIS

JAR. SUBKUTAN

DERAJAT I

DERAJAT I I

DERAJAT I I I

Gambar 2. Penampang Kulit

11

Page 12: Referat Luka Bakar 34

Oleh Depuytren dulu dibagi atas 6 tingkat, tetapi sekarang telah

umum dan lebih praktis hanya dibagi atas 3 tingkat atau derajat.

Sedangkan Robb-Smith mengklasifikasikan menjadi 4 derajat.

Stadium Jaringan yang

terkena

Penyebab yang sering

Klinis Test jarum (PIN Prick)

Epitialisasi

Hasil

I Epidermis Sinar matahari

NyeriHiperemiKulit tampak keringBula

Hiperalgesi

5 – 7 hari Tak terbentuk cicatrik↓Normal

II A (Supervis

ial)

Epidermis Dermis minimal (folikel rambut & kel. keringat masih utuh)

KilatCairan panas

NyeriBulaHiperemiBasah

Hiperalgesi (nyeri)

1–2 minggu

Tak terbentuk cicatrik, pucat berbintik-bintik normal

II B (Provund

al)

Keseluruhan epidermis & dermis bagian dalam

Benda panas, nyala api, radiasi

BasahPutihBulla

Hipoalgesi

2-3 minggu

Terbentuk cicatrik

III Mengenai seluruh tebal kulit (seluruh yang diatas + bagian lemak sub kutan atau organ yang lebih dalam)

Nyala api, listrik, kimia dan uap panas

Kulit kering, putih/pucat, abu-abu, gelap atau hitam, nyeri (-)

Analgesi >3-4 minggu

Cicatrik dan jar. hipertrofik

IV Luka bakar mengenai otot bahkan hingga tulang

Nyala api, listrik, kimia dan uap panas

Kulit kering, pucat, abu-abu, hiperpigmentasi

Analgesi >3-4 minggu

Kontraktur tulang

Tabel 1. Derajat / Stadium Luka Bakar “Rob Smith”

12

Page 13: Referat Luka Bakar 34

2. Luas Luka Bakar

Dinyatakan dalam persen (%) terhadap luas tubuh.

Penentuan luas luka bakar ini amat penting untuk menentukan :

Banyaknya terapi cairan tubuh yang diberikan

Perawatan luka bakar

Prognosis

Untuk menentukan luas luka bakar digunakan rumus :

a. Dewasa

Berdasar rumus sembilan / Rule of nine / Rule of Wallace

Formula ini mudah, cepat dan praktis tapi tak boleh

digunakan untuk anak-anak

Skema Rule of Nine

Keterangan :

Kepala dan leher 9%

Dada dan perut 18%

Punggung hingga bokong 18%

Anggota gerak atas masing-masing 9%

Anggota gerak bawah masing-masing

18%

Perineum dan genitalia eksternal 1%

Penentuan luas luka bakar pada anak-anak, untuk memudahkan dapat

digunakan “Rule of five”, yaitu :

Bagian Tubuh Bayi Anak

Kepala 4 x 5% 3 x 5%

Lengan kanan dan kiri 2 x 5% 2 x 5%

Badan depan dan belakang 4 x 5% 3 x 5%

Kaki kanan dan kiri 2 x 5% 3 x 5%

Tabel 2. Rule of five

Dewasa

2 1818

18 1899

9

13

Page 14: Referat Luka Bakar 34

Luas telapak tangan penderita = 1% luas tubuh

Skema Rule of Five

Pada keadaan darurat digunakan cara yaitu menggunakan

telapak tangan penderita, dimana :

3. Daerah Luka Bakar

- Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai

kaitan dengan komplikasi pulmonal : gangguan pernapasan.

- Beberapa bagian tubuh jika terkena luka bakar akan mudah

terjadi kontraktur seperti perineum, axilla, leher dan tangan dan

kaki, dan juga memberikan dampak.

Kehilangan waktu untuk beraktivitas dalam jangka waktu

yang lama

Kecacatan fisik menetap

- Luka bakar pada area perineal membuat mudah terserang

infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.

4. Penyakit Lain Yang Menyertai :

Misalnya :

- Penyakit DM

Anak

1515

15 151010

15

Bayi

1010

20 201010

20

14

Page 15: Referat Luka Bakar 34

- Penyakit jantung koroner

- Penyakit paru kronis

Memperbruk prognosis

5. Keparahan Luka Bakar

Penggolongan berat ringan luka bakar

A. Luka Bakar Ringan

Yang tergolong luka bakar ringan :

- Luka bakar derajat I Dewasa : luas luka

bakar < 15%

- Luka bakar derajat II Anak : luas luka

bakar < 10%

- Luka bakar derajat III dengan luas luka bakar < 2%

Pada luka jenis ini penderita cukup berobat jalan dan alih kulit.

B. Luka Bakar Sedang

Yang tergolong luka bakar sedang :

Dewasa dengan luas luka bakar

15–25 %

- Luka bakar derajat II Anak dengan luas luka

bakar 10 – 20%

- Luka bakar derajat III dengan luas luka Bakar < 10%

Pada luka bakar jenis ini sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Perawatan jalan akan mempersulit penderita dan meningkatkan

resiko infeksi.

C. Luka Bakar Berat

Yang tergolong luka bakar berat pada luka bakar jenis ini harus

dirawat %.

1. Luka bakar derajat II > 20%

15

Page 16: Referat Luka Bakar 34

2. Luka bakar derajat III 20%

3. Luka bakar derajat IV

4. Luka bakar derajat II yang mengenai tangan, wajah, mata,

telinga, kaki dan genetalia serta persendian sekitar axilla.

5. Luka bakar inhalasi.

6. Luka bakar dengan komplikasi trauma dengan jalan nafas

trauma luas jaringan lunak dan fraktur.

7. Luka bakar risiko tinggi : menderita penyakit DM, jantung,

ginjal, paru kronis.

8. Luka bakar karena listrik dengan tegangan > 1000 volt

9. Luka bakar kimia

10.Luka bakar dengan alkoholic

11.Luka bakar derajat II-III 10% umur < 10 tahun

12.Luka bakar derajat III 5% umur > 50 tahun

6. Agen penyebab luka bakar

Sudah tercantum seperti di atas etiologi.

7. Usia korban luka bakar

Usia korban mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam

perawatan luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika

terjadi pada anak-anak berusia < 4 tahun, terutama usia 0 – 1 tahun

dan berusia > 65 tahun. Karena pada anak-anak peka dengan

kehilangan cairan, sedangkan pada orang tua sering disertai

dengan penyakit-penyakit lain.

VI. FASE LUKA BAKAR

Secara global perjalanan keadaan klinis dapat dibagi menjadi 3

fase :

1. Fase akut

2. Fase sub akut

16

Page 17: Referat Luka Bakar 34

3. Fase lanjut

Langkah penatalaksanaan fase sebelumnya akan berimplikasi

klinis pada fase selanjutnya.

1. Fase Akut

Fase ini disebut fase awal atau fase syok. Dalam fase

awal ini penderita luka bakar akan mengalami ancaman

gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme

bernafas), circulation (sirkulasi).

Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau

beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi

obstruksi saluran pernapasan akibat cidera inhalasi dalam 48 –

72 jam pasca trauma. Cidera inhalasi merupakan penyebab

kematian utama pada fase akut. Pada fase akut ini terjadi

gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat

cidera thermal yang berdampak sistemik.

Problema sirkulasi yang berawal dari kondisi syok

terjadinya ketidakseimbangan pasokan O2 dan tingkat

kebutuhan respirasi sel dan jaringan.

2. Fase Subakut

Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau

dapat teratasi.

Pada dasarnya persoalan yang terjadi pada fase subakut tidak

terlepas dari masalah dasar terjadinya kerusakan atau

kehilangan jaringan yang disebabkan kontak sumber panas.

Luka yang terjadi setidaknya menyebabkan :

a. Proses inflamasi yang hebat yang rentan terhadap infeksi

b. Problem penutupan luka terutama luka bakar yang luas dan

yang mengenai struktur organ-organ penting fungsional

c. Keadaan hipermetabolisme

17

Page 18: Referat Luka Bakar 34

3. Fase Lanjut

Penderita akan mengalami fase lanjut yang berlangsung

hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan

fungsi organ-organ fungsional.

Problema yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa

parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas

dan kontraktur.

Akibat Luka Bakar

a. Kematian akibat dari :

- Terapi cairan pada fase akut yang tidak memadai

- Keracunan gas CO

- Infeksi / sepsis

- Keadaan umum yang buruk :

Gizi buruk

Oedema paru

Carling user ( hr 7 – 10 )

Ginjal

b. Cacat / Invalid

- Jaringan parut, cicatrix, hiperthrophy / keloid pada luka

bakar yang dalam dan terinfeksi

- Kontraktur

- Kekakuan sendi

- Ektropian

- Kelainan psikologis / depresi, psikosis

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, klasifikasi

dari luka bakar dan anamnesis.

Anamnesis :

18

Page 19: Referat Luka Bakar 34

Pengambilan suatu anamneses yang menyeluruh merupakan

suatu tugas yang paling penting dan sering kali paling sulit untuk

dilakukan dalam merawat pasien luka bakar.

Petugas pertolongan darurat, pemadam kebakaran, keluarga

yang terdekat dan mengantar merupakan sumber informasi yang

sangat baik pada saat pasien datang ke rumah sakit.

Tanggal, jam, lokasi geografis, causa cedera merupakan hal

yang penting dalam penatalaksanaan pengobatan awal yang tepat.

Hal ini juga mencakup riwayat penyakit kronis yang sudah ada

sebelumnya. Penyakit cerebrovaskular, AIDS, penyakit kronis.

Hal-hal tersebut perlu dicatat sebagai prognosis dari suatu kasus.

Pada Pemeriksaan Fisik

Pengamatan pertama: Penyebab ketidakstabilan yang paling

dini yang timbul pada pasien luka bakar adalah cedera inhalasi

yang menimbulkan kerusakan jalan nafas atas dan obstruksi atau

keracunan karbon monoksida yang mendekati letal.

Pengamatan kedua: Deteksi adanya cedera-cedera lain yang

menyertai, perubahan status neurologik dapat menunjukkan

adanya cedera kepala tertutup. Tanda-tanda vital dan penilaian

denyut perifer memungkinkan interpresasi perubahan selanjutnya.

Laboratorium

1. HEMATOCRIT

2. DARAH LENGKAP (Hb)

3. ALBUMIN

4. ELEKTROLIT, Na, K, Cl, HCO3

5. BLOOD UREA NITROGEN

6. URINALYSIS

7. FOTO THORAK

8. ARTERIAL BLOOD GASES (TRAUMA INHALASI)

9. CARBOXY HEMOGLOBIN

19

Page 20: Referat Luka Bakar 34

10.ECG (TRAUMA LISTRIK)

VIII. PENATALAKSANAAN

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum

penatalaksanaan luka bakar dilakukan :

Luka bakar dengan luas lebih dari 50% memerlukan jumlah

cairan yang sama dengan luka bakar 50%.

Kecepatan pembentukan oedema jaringan akibat luka bakar

mencapai puncaknya selama 6-8 jam pertama, kemudian

menurun dan sisanya berhenti setelah lewat 48 jam.

Pada luka bakar yang sangat luas, lebih-lebih bila disertai maka

oedema dapat terjadi selama 2-3 minggu.

Penatalaksanaan Luka Bakar

Apabila penderita tiba maka :

- Bebaskan jalan napas, berikan O2 bila memerlukan.

- Stridor dan sianosis, lakukan trakeotomi.

- Tangani syok yang terjadi.

- Bila penderita sudah sadarkan diri, segera ukur berat badan.

Tindakan lanjutan :

Bilapenderita kesakitan berikan analgesik.

Pasang kateter.

Antibiotika.

Terapi cairan.

Perawatan luka.

Pemberian Cairan pada Luka Bakar

A. Untuk Dewasa

1. Formula “EVANS”

Dalam 24 jam 1 berikan :

- NaCl 0,9% : 1 x BB x % luka bakar

20

Page 21: Referat Luka Bakar 34

3QPg

- Koloid : 1 x BB x % luka bakar

- D5% : 2000 ml (untuk penggantian IWL)

Dalam 8 jam I, jumlah cairan yang diberikan sebesar ½

kebutuhan total.

Dalam 16 jam II, diberikan sisa kebutuhan total.

Dalam 24 jam II diberikan :

- NaCl 0,9% : 1 x BB x % luka bakar

- Koloid : 1 x BB x % luka bakar

- D5% : 2000 ml (untuk penggantian IWL)

Cairan diberikan dalam tetes merata.

2. Formula “BROOKE”

Dalam 24 jam I diberikan :

Koloid : 0,5 x BB x % luka bakar

Ringer laktat : 1,5 x BB x % luka bakar

D5% : 2000 ml

24 jam II, diberikan :

Koloid : 0,25 x BB x % luka bakar

Ringer laktat : 0,75 x BB x % luka bakar

D5% : 2000 ml

Cairan diberikan dalam tetes merata

Cara menghitung tetes dipakai rumus :

3. Formula “BAXTER”

Paling banyak dipakai saat ini, praktis dan mudah. Pda cara

ini hanya diberikan cairan ringer laktat.

Dalam 24 jam I diberikan :

Ket : G = jumlah tetes per menit P = jumlah cairan dalam ccQ = jam yang diperkirakan

21

Page 22: Referat Luka Bakar 34

RL : 4 cc x BB x % luka bakar

8 jam I berikan ½ dari kebutuhan cairan total

16 jam II berikan sisanya

Dalam 24 jam II diberikan :

RL : 4 cc x BB x % luka bakar

Kebutuhan total cairan pada hari kedua sama dengan

hari pertama, hanya cara pemberiannya yang berbeda. Pada

hari kedua cairan diberikan sedemikian rupa sehingga

produksi urin sekitar 50-100 ml/jam.

B. Untuk Anak

Modifikasi yang digunakan di Surabaya adalah Modifikasi

Bexter untuk anak, yakni sebagai berikut :

Replacement 2cc x BB (kf) x % luka bakar : a c c

Kebutuhan faali < 1 tahun : BB x 100 cc

1 – 3 tahun : BB x 75 cc b c c

3 – 5 tahun : BB x 50 cc

Kebutuhan total : Jumlah resustasi + jumlah faali = a + b

Diberikan dalam keadaan tercampur = RL : Dextra = 17 : 3

8 jam I : ½ (a + b) c c

16 jam II : ½ (a + b) c c

Perawatan Luka

Tujuan :

Menghindari infeksi sekunder

Mencegah kontraktur

Mempercepat penyembuhan luka

Pembersihan luka :

Mencukur rambut di sekitar luka.

22

Page 23: Referat Luka Bakar 34

Mencuci luka dengan air steril, larutan Betadine, larutan

pHisolHex (dilarutkan 2x)

Melakukan eskarotomi (membuang jaringan nekrotik)

Luka dicuci dengan sabun centrintide 0,5% (savlon)

Debridemen

Bulla yang besar dipecah secara steril, bila kecil dibiarkan.

Perawatan Luka Bakar secara Terbuka

Luka dibiarkan terbuka dan diharapkan sembuh sendiri.

Penderita diletakkan dalam ruang khusus (burn unit)

Bila ada pus, kompres dengan NaCl 0,9%

Keuntungan cara ini :

- Luka mudah kering

- Bakteri sukar berkembang biak

- Pengawasan luka mudah

Perawatan Luka Bakar secara Tertutup :

Zilversulfadizain krim 1% + sofratulle

Ganti pembalut : 8 – 24 jam jika basah dan berbau

3 – 10 hari jika tidak basah dan berbau

Keuntungan cara ini yaitu immobilisasi luka lebih

sempurna, yang merupakan syarat penyembuhan luka;

penentuan dalamnya luka lebih teliti (dengan pergantian

pembalut, luka tampak jelas, tidak tertutup keropeng)

Eksisi Primer

Membuang jaringan nekrotik dengan segera

Keuntungan :

- Tandur alih kulit lebih cepat

- Penyembuhan luka lebih awal

- Memperkecil resiko infeksi

Kerugiannya :

23

Page 24: Referat Luka Bakar 34

- Menyebabkan perdarahan

- Menyebabkan rasa nyeri

Diet Penderita Luka Bakar

Pada luka bakar yang luas, penderita dipuaskan selama 24 - 48 jam

karena pada masa ini terjadi ileus paraliticus. Setelah periode

tersebut penderita diberi makanan per oral dengan komposisi

sebagai berikut :

- Protein : 2 - 3 gr / kg BB / hari

- Karbohidrat : 7,2 gr / kg BB / hari (50 - 70 kal / kg BB)

- Vitamin B complex

- Vitamin C

Bila luka bakar lebih dari 40% selain makanan per oral, dibantu

pula dengan cairan intravena (infus).

Posisi Anggota Tubuh Selama Perawatan

- Siku : Flexi dengan sudut maximum 30°

- Axilla: Abduksi dengan sudut minimum 60°

- Lipat paha : Abduksi dengan sudut 10°

- Lutut : Flexi sudut 10°

- Pergelangan kaki : Flexi dengan sudut 90°

IX. KOMPLIKASI LUKA BAKAR

1. Dehidrasi

2. Syok Hipolemik

3. Infeksi

Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat bisa

menyebabkan penderita mengalami sepsis.

4. Oedem Laring

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di

muka, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas,

24

Page 25: Referat Luka Bakar 34

asap atau uap yang terisap sehingga timbul oedem laring

sehingga menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan napas.

5. Scar Hipertrofi yang nyeri, gatal, kaku, dan secara estetik

sangat jelek.

6. Tukak Curling

Stres atau beban faal yang terjadi pada penderita luka bakar

berat dapat menyebabkan terjadinya tukak di mukosa atau

duodenum. Yang dikhawatirkan pada tukak Curling penyulit

perdarahan seperti hematemesis dan melena.

7. Ileus Paralitik

Pada luka bakar berat dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase

akut peristaltik usus menurun atau berhenti karena syok,

sedangkan pada fase mobilisasi peristaltik dapat menurun

karena kekurangan ion kalium.

8. Kontraktur

Luka bakar derajat III yang dibiarkan sembuh sendiri akan

mengalami kontraktur. Bila ini terjadi di persendian maka

fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.

9. Konvulsi

Merupakan komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak.

Konvulsi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit,

hipoksia, infeksi, obat-obatan (penicillin, aminofilin,

difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui.

25

Page 26: Referat Luka Bakar 34

X. PROGNOSIS

Morbiditas dan mortalitas penderita luka bakar bergantung dari :

1. Luas luka bakar

2. Derajat luka bakar

3. Umur

4. Tingkat kesehatan

5. Lokalisasi luka bakar

6. Pertolongan yang diberikan

7. Fasilitas tempat pertolongan

XI. LUKA BAKAR KIMIAWI

Zat kimia dapat merusak jaringan melalui rekasi oksidasi,

reaksi reduksi, sifat korosif, reaksi pengeringan, persainan

metabolis, dan rekasi pemanasan (yang tersering). Penanganan

gawat darurat harus segera dilakukan untuk menetralkan zat kimia

tersebut, karena jika tidak zat kimia akan terus bereaksi.

Pembilasan dengan banyak air akan mengencerkan atau

menetralkan zat kimia secara efektif, akan tetapi air dapat juga

memperbesar kerusakan, mengaktifkan reaksi kimia pada jaringan,

tidak dapat menghilangkan zat kimia dan memperluas penyebaran

zat kimia.

Pengobatan Luka Bakar Kimiawi

Zat Kimia Pengobatan Pendahuluan Pertimbangan Khusus

HClH2SO4

HNO3

Basuh dengan air sabun Kemudian tutup denganMg(OH)2 atauMagnesium trisilikat

Asam OksalatAsamHidroflorat

Basuh dengan NatriumBikarbonas, lalu dengan Hyamin 2% dalam alkohol-es

Suntikan Ca-glukosa di daerah yang terbakar untuk meredakan nyeri.

Asam kromat (Chlorox, Natrium hipoklorit)

Basuh dengan Natrium hiposulfit encer, basuh dengan air, lalu dengan Natrium tiosulfat.

-

Fenol / Kresol Basuh dengan etanol 10% Kemudian tutup dengan minyak zaitun (olie oil), minyak nabati atau minyak

26

Page 27: Referat Luka Bakar 34

jarak.Basa (KOH, NaOH, dsb)

Basuh dengan larutan cuka encer

Diganti dengan air jeruk nipis, lalu ditutup dengan minyak.

Garam dikromat

Basuh dengan Natrium Hiposulfit -

Garam alkil merkuri

Lakukan debrideman pada bula, keluarkan cairan.

Lalu oleskan balsam.

Fosfor putih Dengan KmnO4 1:5000 Lalu ditutup dengan minyak

Ter Bersihkan dengan antiseptik, tutup dengan salep neopolycin

Bersihkan ter yang terlarut pada 24 jam dan 48 jam

Tabel 3. Pengobatan Luka Bakar Kimiawi

XII. TRAUMA LISTRIK

Trauma listrik terdiri dari 3 jenis yaitu trauma listrik akibat

arus listrik, bunga api listrik, dan terbakar oleh karena kontak

listrik, misalnya pakaian terbakar.

Kerusakan karena arus listrik berbanding lurus dengan intensitas

listrik. Dan panas yang dihasilkan berbanding langsung dengan

jumlah arus dan tahanan jaringan yang mengalirkan arus. Cedera

listrik menyebabkan nekrosis jaringan yang dalam. Kerusakan

pada titik proksimal dari titik kontak akan paling berat. Nekrosis

jaringan akan memburuk setelah arus listrik berkumpul pada

tempat keluarnya.

Tindakan yang harus dilakukan

Berikan cairan infus : 9 x BB x % luka bakar

Untuk mengurangi terjadinya gap di jantung agar tidakt erjadi

fibrilasi ventrikel

Lakukan ECG karena dapat terjadi :

- Fibrilasi ventrikel

- Delay AV node ke SA node

Periska BUN, serum cretinin untuk mengetahui adanya ATN

Kontrol urin, tekanan darah dan nadi

27

Page 28: Referat Luka Bakar 34

Berikan manitol 25 g/jam jika tejadi mioglobinuria hingga

kadar Hb dan mioglobin dalam urine menurun

Berikan natrium bikarbonat bila terjadi asidosis

Pembersihan luka : eskarotomi, fasiotomi, debridement.

XIII. SENGATAN DINGIN

Disebabkan oleh temperatur dingin, air (es), dan udara dengan

suhu 6 – 7° C.

Organ yang paling rentan adalah kulit dan otot, sedangkan yang

kurang rentan adalah tendon dan tulang.

Kerusakan jaringan terutama kulit dan subkutan (terjadi karena

gangguan aliran darah).

Kerusakan yang tejradi akibat vasokontriksi, dehidrasi seluler,

viskosuitas darah meningkat.

Gejala-gejala

- Kulit pucat seperti lilin (waxy skin)

- Mati rasa (anestesia)

- Parestesia

Penanganan :

- Bebaskan penderita dari keadaan dingin

- Rendam dalam air hangan (lebih kurang 40° C)

- Selimuti penderita kecuali pada daerah trauma

- Pada frost bite verat lakukan debridement jika perlu

amputasi

- Vasodilator topikal

XIV. LUKA BAKAR INHALASI

Ancaman paling dini berupa obstruksi jalan napas, keracunang

as CO dan inhalasi udara panas.

Pemeriskaan dan tindakan

- Bersihkan jalan napas dari lendri dan benda asing

28

Page 29: Referat Luka Bakar 34

- Intoksitasi CO dapat dilihat adanya warna cherry red pada

kulit

- Beri oksiden 1005 melalui masker

- Segera lakukan intubasi endotrakea, beri hdirokortison 2

gram

- Pada inhalasi udara panas maka pada pemeriksaan akan

didapatkan buru-buru hidung hangus, mukosa faring

posterior kering dan meradang, oedema glotis dan suara

serak.

XV. LUKA BAKAR RADIASI

Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energi melalui

ruang dari suatu sumber ke tempat lain tanpa perataan lain tanpa

melalui massa atau kekautan listrik.

Ionizing Radiation dapat disebabkan oleh partikel alfa, beta,

gamma maupun x-ray.

Kerusakan akibat radiasi tejadi pada molekul intrasel dan

yang paling penting pada DNA. Sekalipun DNA dapat

memperbaiki kerusakna ini tetapi kemampuan genetisnya rusak

oleh karena itu kemampuan replikasi berubah. Pada jaringan

dengan replikasi tinggi seperti mukosa intestinal, limfosit, gonad,

epifise lebih mudah terkena daripada jaringan otot dan syaraf yang

tidak ada replikasi.

Gejala

Sindroma Radiasi Akut

Tahap I : malaise, muntah, diare yang akut

Tahap II : lekositopenia dan trombositopenia

Tahap III : diare dan muntah brat juga terjadi perdarahan usus

Sindroma Radiasi Kronik

29

Page 30: Referat Luka Bakar 34

Sinroma ini terjadi akibat radiasi sedang dalam waktu yang lama

dengan gejala rasa kurang sehat kronik, derpesi sumsum tulang,

ademia, radio dermatitis, kulkus yang sudah sembuh, dan

keganasan.

Pengobatan

Prinsip menolong penderita atau korban radiasi ialah :

Memakai sarungan tangan, masker, baju pelindung detektor

sinar ionisasi

Sumebr kontaminasi dicari dan dihentikan

Benda yang terkontaminasi dibersihkan dnegan air sabun,

deterjen atau secara mekanis dibuang di tempat yang aman

Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit.

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Referat Luka Bakar 34

1. R. Sjamsuhidayat, Wim dejong : Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi,

Jakarta, University Press / Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998, 81

– 97.

2. Djohansjah Marzoeki, dkk, Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab /

UPF Ilmu Bedah, Edisi II, Surabaya, Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga, 1994, 221 – 225.

3. Djohansyah Marzoeki, Ilmu Bedah, Luka dan Perawatannya (Luka,

Asepsis dan Desinfektan, Luka Bakar) Surabaya, Airlangga

University Press 1993, 30 – 55.

4. Sumiadi Karakata, Bob Bach Sinar, Bedah Minor, edisi 2, Jakarta,

Hipocrates, 1995, 91 – 105.

5. Agus Purwadianto, Budi Sampurna, Kedaruratan Medik, Edisi

Revisi, Bina Rupa Aksara. 2000. 263 – 277.

6. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah, Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 1999. 3

- 8

31