referat poisoning organofosfat

Upload: kadek-widhiana-utami

Post on 02-Jun-2018

258 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Senyawa organofosfat (OP) pertama disintesis awal tahun 1800-an dan dikembangkan

    sebagain insektisida di awal 1900-an dan di aplikasikan secara luas ke seluruh dunia pada tahun

    1941. Senyawa organofosfat (OP) telah digunakan selama beberapa dekade di bidang pertanian

    dan efektif untuk perlindungan tanaman, serta pengendalian hama. Penggunaan senyawa OP

    memberikan konstribusi yang signifikan terhadap produktivitas peningkatan hasil panen daam

    bidang pertanian.4 Beberapa juga telah digunakan dalam pengobatan medis myasthenia gravis,

    misalnya diisopropil phosphorofluoridate (DFP) , tetraetil pirofosfat (Tepp) , dan octomethyl

    pyrophosphotetramide (OMPA). Beberapa ester OP masih digunakan untuk mengobati glaucoma

    (Ecothiopate).1

    Meskipun banyak keuntungan yang didapatkan dari senyawa OP, senyawa OP juga

    paling sering dikaitkan dengan tingkat toksisitas nya terhadap manusia yang serius. Tahun 1970-

    an, badan perlindungan lingkungan amerika memperkirakan bahwa 3.000 orang masuk rumah

    sakit per tahun akibat keracunan OP di amesika serikat, dengan tingkat kematian 50% pada

    kelompok anak-nak dan 10% pada orang dewasa. Pada tahun 1983, data dari American

    Association of Poison Centres menunjukan bahwa kejadian nasional akibat terekspos zat beracun

    adalah 77.000, yang 33.000 nya merupakan akibat senyawa organofosfat. Dan kemungkinan

    tingkat kejadian keracunan senyawa ini akan terus meningkat di masa depan.

    Keracunan senyawa peptisida pertama kali terbitkan oleh WHO tahun 1990, dari

    beberapa data diperkirakan bahwa terjadi 3 juta kasus akibat keracunan peptisida di seluruh

    dunia setiap tahunnya, dengan jumlah kematian 220.000 yang mayoritas disengaja. WHO

    memperkirakan, berdasarkan data tahun 2001 bahwa 489.000 setiap tahun orang meninggalkarena menyakiti dirinya sendiri, namun berapa banyak jumlah kasus dari keracunan peptisida

    dari data tersebut masih belum diketahui. Keracunan merupakan bentuk yang paling umum yang

    digunakan untuk menyakiti diri sendiri di Asia, dan telah di hitung bahwa lebih dari 60% dari

    seluruh kematian akibat bunuh diri.1

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    2/17

    Organofosfat (OP) adalah zat beracun yang sering menyebabkan keracunan pada manusia

    . Efek toksik senyawa ini adalah konsekuensi dari penghambatan dari acetylcholinesterase dalam

    sistem saraf, menyebabkan akumulasi neurotransmitter asetilkolin pada sinapsis dan kemudian

    terus menerus menstimulasi reseptor acetylcholine. Intoksikasi dengan organofosfat dapat

    terjadi baik sebagai akibat dari penggunaan yang disengaja atau bunuh diri Hal ini sering

    diketahui bahwa manusia berusaha untuk bunuh diri bisa menelan agen bunuh diri yang

    berlebihan dan / atau disuntikkan ke dalam tubuh sendiri. OPP dapat menyebabkan kegagalan

    organ akut karena toksisitas, terutama dalam kasus-kasus bunuh diri. juga, toksisitas OP

    menyebabkan efek buruk pada jaringan dan fungsi organ.9 Melihat dari bahaya nya toksisitas

    dari organofosfat tersebut maka di perlukan pengetahuan untuk kalangan medis dalam

    mendiagnosis secara tepat baik dari gejala klinis meupun dari hasil pemeriksaan penunjang guna

    melakukan penatalaksanaan lebih lanjut untuk kasus kecacunan organofosfat tersebut, supaya

    untuk kedepannya kematian akibat keracunan senyawa organofosfat dapat menurun.

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    3/17

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Organofosfat adalah nama umum ester dari asam fosfat. Organofosfat adalah

    kelompok senyawa yang memiliki potensi dan bersifat toksik dalam menghambat

    cholinesterase yang mengakibatkan akumulasi asetilkolin pada reseptor muskarinik,

    nikotinik, SSP sehingga dapat menyebabkan kematian

    Organofosfat dapat digolongkan menjadi beberapa golongan antara lain, fosfat,

    fosforothioat, fosforamidat, fosfonat, dan sebagainya. Contoh dari organofosfat

    termasuklah insektisida (malathion, parathion, diazinon, fenthion, dichlorvos,

    chlorpyrifos, ethion), dan antihelmintik (trichlorfon). Organofosfat bisa diabsorpsi

    melalui absorpsi kulit atau mukosa atau parenteral, per oral, inhalasi dan juga injeksi

    (Tina & Metka, 2011).8

    Senyawa OP dapat dirumuskan ke dalam debu, bentuk padat atau cair. Beberapa

    contoh senyawa OP yang digunakan saat ini sebagai insektisida malathion, parathion,

    phosdrin, dimethoate, dichlorvos, diazinon, methamidophos, dan Monokrotofos.

    Malathione, misalnya, adalah salah satu yang kurang kuat dari bahan kimia

    tersebut, dan digunakan secara luas untuk pengendalian serangga. Malathion merupakan

    sebuah "gas saraf," dan beberapa masyarakat memiliki peraturan mengenai

    penggunaannya sebagai insektisida.

    Parathion, di sisi lain, telah digunakan selama bertahun-tahun, terutama di rumah

    kaca dan pembibitan, untuk memerangi "laba-laba merah" dan hama tanaman lainnya.

    Tetapi penggunaan Parathion membutuhkan tenaga terlatih, dan upaya perlindungan yangketat. Penggunaan bahan kimia tersebut memerlukan penggunaan pakaian tahan,

    kacamata, dan respirator. Sejumlah kecil, diserap melalui saluran pernapasan, kulit, atau

    saluran pencernaan, dan dapat berakibat fatal.

    Phosdrin, misalnya, telah digunakan untuk mengobati ladang pertanian.

    Namun,tampaknya dalam beberapa kasus, pekerja yang bekerja di lading tersebut

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    4/17

    mendapatkan efek toksik dari phosdrin. dan upaya saat ini adalah untuk menghilangkan

    penggunaan Phosdrin.10

    B. Patofisiologi intoksikasi organofosfat

    Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis

    pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya

    dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari

    beberapa system untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat

    menghambat aksi enzim kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya.

    Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin,

    Asetilkolin dikeluarkan oleh ujung-ujung syaraf ke ujung syaraf berikutnya,

    kemudian diolah dalam Central nervous system (CNS), akhirnya terjadi

    gerakan-gerakan tertentu yang dikoordinasikan oleh otak. Asetilkholin berperan

    sebagai jembatan penyeberangan bagi mengalirnya getaran syaraf. Melalui system

    syaraf inilah organ-organ di dalam tubuh menerima informasi untuk mempergiat

    atau mengurangi efektifitas sel. Pada system syaraf, stimulas yang diterima dijalarkan

    melalui serabut-serabut syaraf (akson) dalam betuk impuls. Setelah impuls

    syaraf oleh asetikholin dipindahkan (diseberangkan) melalui serabut, enzim

    kholinesterase memecahkan asetilkholin dengan cara meghidrolisis asetilkholin

    menjadi kholin dan sebuah ion asetat, impuls syaraf kemudian berhenti. Reaksi-reaksi

    kimia ini terjadi sangat cepat.

    Penghambatan dari enzim kholinesterase akan menyebabkan akumulasi

    asetylkolin pada sinaps syaraf dan neuromuscular junctions, yang hasilnya akan

    menimbulkan overstimulasi pada reseptor asetylkolin. Keadaan tersebut diatas akan

    menyebabkan gangguan system syaraf yang berupa aktifitas kolinergik secara terus

    menerus akibat asetilkholin yang tidak dihidrolisis. Gangguan ini selanjutnya

    akan dikenal sebagai tanda-tanda atau gejala keracunan.Kejadian overstimulasi ini

    diikuti oleh kelumpuhan transmisi sinaps kolinergik di system syaraf pusat (SSP), dan

    pada ujung syaraf parasimpatis dan beberapa syaraf simpatis.

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    5/17

    Tanda dari intoksikasi organofosfat dapat menimbulkan efek overstimulasi pada

    reseptor muskarinik, nicotinic, dan susunan syaraf pusat. Overstimulasi pada muskarinik

    dapat menyebabkan terjadinya hiperaktifitas pada syaraf parasimpatis, seperti miosis,

    bradikardi dan kelenjar bronkial. Overstimulasi pada nikotinik dapat menyebabkan

    fasikulasi otot, kram, kelemahan pada otot pernafasan, kejang. Untuk keadaan penurunan

    kesadaran merupakan konsekuensi dari overstimulasi pada system syaraf pusat.1,5,7,10

    Gambar 1. Mekanisme intoksikasi organofosfat.6

    Untuk mempermudah dalam mengingat gejala awal seperti SLUDGE terjadi pada

    keracunan organofosfat secara akut karena terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga

    kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos.10

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    6/17

    S- Salivation

    L- Lacrimation

    U- Urination

    D- Defecation

    G- GI Symptoms

    E- Emesis

    C. Efek Organofosfat dalam tubuh

    Senyawa organofosfat memiliki banyak efek toksik pada tubuh, sepeti :

    1. Gangguan pernafasan

    Organofosfat menyebabkan kegagalan pusat pernapasan pada semua binatang. Kuncinya

    adalah dapat ditemukan bradypnoea yang progresif dan menyebabkan apnea karena

    hilangnya efek pada pernafasan. Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi

    (menyebabkan bronkhitis atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia

    dalam paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi air),

    dan dapat berakibat fatal.

    2. Gangguan pada hati

    Hati merupakan tempat dimana terjadi aktivasi dan detoksifikasi senyawa organofosfat .

    Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi

    sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan

    efek jangka panjang berupa sirosis hati dari kanker hati. perubahan histopatologi

    yang terjadi pada hati melalui pengamatan pada hati manusia di lab forensk seperti :

    nekrosis centrilobular, alkoholik hepatitis, dilatasi sinusoid.

    3. Gangguan kardiovaskular

    Povoa et al melaporkan bahwa intoksi organofosfat dapat menyebabkan nekrosis

    miokard. Menifestasi pada jantung : sinus takikardi, sinus bradikardi, hipertensi,

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    7/17

    hipotensi,dan gangguan denyut jantung. Perubahan EKG: Pemanjangan interval QTc,

    elevasi segmen ST, rendahnya amplitude gelombang T. dan pemanjangan interval PR.

    4. Kulit

    Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat

    menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan

    jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan kepekaan terhadap sinar matahari

    atau kanker kulit.

    5. Gangguan neurologis

    Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan terhadap

    bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang diperoleh

    adalah mengantuk dari hilangnya kewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh hilangnya

    kesadaran karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia

    yang dapat meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat

    dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot dan paralisis (lurnpuh).

    Nekrosis neuron telah diamati dalam beberapa kortikal dan daerah subkortikal pada tikus

    percobaan yang dipaparkan senyawa orgaofosfat.

    6. Gangguan esophagus

    Pada esophago-gastrokopi terlihat edema dan perdarahan pada efophagus.

    7. Gangguan ginjal

    Dilaporkan bahwa pemaparan yang kronik dari organofosfat menyebabkan gagal ginjal.1

    8. Gangguan pancreas

    Dilaporkan bahwa komplikasi dari keracunan organofosfat adalah akut pankreatitis, hal

    ini disebabkan oleh asetilkolin yang di keluarkan dari syaraf pankreas dan overstimulasi

    pada asinar sel pancreas.3

    9. Ketidakseimbangan hormone

    Pada akhir abad ke 20, beberapa penelitian dan studi epidemiologi mempelajari mengenai

    ketidakseimbangan hormone terutama hormone seks yang berhubungan paparan

    peptisida, termasuk kematian janin, malformasi kongenital dan kesuburan laki-

    laki/perempuan telah diterbitkan.1

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    8/17

    D. Tanda dan gejala

    Gejala awal seperti salivasi, lakrimasi, urinasi dan diare (SLUD) terjadi pada keracunan

    organofosfat secara akut karena terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga

    kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos (Katz, 2012).7

    Tabel 1. Efek Muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat (Katz,

    2012).7

    Efek Gejala

    Muskarinik Salivasi, lakrimasi, urinasi dan diare

    Kejang perut

    Naussea dan vomitus

    Bradicardia

    Miosis

    Berkeringat

    Nikotinik Pegal, lemah

    Tremor

    Paralysis

    Dipsnue

    Takikardi

    Sistem saraf pusat Bingung, gelisah, insomnia, neurosis

    Sakit kepalaEmosi tidak stabil

    Bicara terbata-bata

    Kelemahan umum

    Konvulsi

    Depresi respirasi dan gangguan jantung

    Koma

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    9/17

    E. Diagnosis

    Diagnosis intoksikasi organofofat berdasarkan gambaran klinis yang khas ( miosis

    merupakan indicator yang sangat kuat untuk intoksikasi organofosfat). Dan terdapat riwayat

    terpajan seyawa organofosfat. Tingkat kolinesterase RBC dan tes elektrodiagnosis dapat

    membantu dalam menegakkan diagnosis. Gambaran klinis intoksikasi organofosfat muncul

    ketika aktivitas kolinesterase adalah < 75% dari normal dan gejala semakin jelas terlihat

    pada persentase

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    10/17

    G. Penatalaksanaan

    Gambar 2. Protocol terapi untuk pasien intoksikasi organofosfat.4

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    11/17

    a. Keracunan organofosfat termasuk ke dalam emergensi medis sehingga harus dapat

    dipastikan jalan nafas pasien yang tidak ada hambatan (Airway), pernafasan dan sirkuasi

    yang adekuat (breathing, circulation). Posisikan tubuh pasien miring ke sebelah lateral

    kiri dan sebaiknya kepala lebih rendah dari pada kaki . posisi seperti ini mengurangi

    resiko terjadinya aspirasi. Berikan oksigen, jika tersedia. Dan lakukan intubasi jika terjadi

    gangguan pada airway atau breathing.2

    b. obat antagonis muskarinik (Atropin) dan Oximes ( reactivated kolinesterase).2

    atropine tetap menjadi andalan terapi intoksikasi senyawa organofosfat di seluruh

    dunia sebagai obat antagonis muskarinik. Dosis awal bolus atropine 1-3 mg (0,05

    mg/Kg) IV.

    Pasang infus 0,9% normal saline bertujuan untuk menjaga agar tekanan sistolik

    diatas 80mmHg dan urine output diatas 0,5 ml/Kgbb/jam

    Cek nadi, tekanan darah, ukuran pupil, keringat, dan auskultasi pada saat

    pemberian dosis atropine yang pertama

    Berikan pralidoxime chloride 2g ( atau obidoxime 250mg) secara intravena

    sampai 20-30 menit pada cannula yang kedua; diikuti dengan pemberian infus

    pralidoxime 0,5-1g/h (atau obidoxime 30mg/hr) dalam 0,9% normal saline.

    5 menit setelah pemberian atropine yang pertema, cek nadi, tekanan darah, ukuran

    pupil, keringat dan auskultasi. Jika tidak terjadi perbaikan maka berikan dua kalilipat dosis atropine

    Lanjutkan untuk meninjau setiap 5 menit, berikan 2 kali lipat dosis atropine jika

    masih tidak ada respons

    Setelah parameter tersebut telah memberikan respons baik, hentikan peningkatan

    dosis. Lalu teruskan dosis yang sama atau dosis yang lbih rendah

    Terus berikan atropine bolus sampai heart rate lebih dari 80x/menit, tekanan darah

    sistolik lebih dari 80mmHg, keringat berhenti. Benzodiazepin

    Setelah pasien mulai stabil, mulai infus atropine 10-20% dari dosis total yang

    dibutuhkan

    Lihat apakah terjadi efek samping pada pemberian atropine seperti delirium,

    gelisah, retensi urin, dan bising usus tidak terdengar. Jika terjadi, maka hentikan

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    12/17

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    13/17

    Gambar 2. Klasifikasi dan terapi intoksikasi organofosfat.1

    INTOKSIKASI OP

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    14/17

    d. Gastrointestinal decontamination

    Cuci lambung sering sekali digunakan sebagai intervensi yang pertama di rumah sakit

    untuk kejadian intoksikasi organofosfat. Tidak ada bukti kuat yang menunjukan bahwa

    dekontaminasi lambung bermanfaat untuk keracunan organofosfat. Dekontaminasi lambung

    hanya boleh dilakukan setelah keadaan pasien telah stabil dan telah diberikan terapi oksigen,

    atropine dan oxime.

    Tingkat penyenyapan organofosfat dalam usus manusia tidak diketahui, namun pada

    beberapa peptisida, keracunan pada hewan dan manusia menunjukan penyerapan yang cepat,

    terjadi dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi senyawa tersebut. Oleh karena itu waktu

    yang efektif untuk cuci lambung cukup singkat. Guideline untuk penatalaksanaan keracunan

    untuk cuci lambung harus dipertimbangkan hanya jika pasien tiba dalam 1 jam setelah

    menelan racun.

    Cuci lambung berulang direkomendasikan di cina untuk menghiangkan peptisida yang

    masih tersisa di lambung, meskipun sejumlah besar senyawa organofosfat sudah menghilang

    setelah satu kali di bilas lambung. Pemberian obat ipecacuanha untuk merangsang muntah

    sebaiknya tidak dilakukan pada intoksikasi organofosfat. Pasien dengan intoksikasi

    organofosfat secara cepat dapat terjadi penurunan kesadaran, sehingga dapat beresiko terjadi

    aspirasi jika ipecacunha diberikan.1,2

    Terapi lain :

    Magnesium sulfat

    Magnesium sulfat dapat memblok ligand-gated saluran kalsium, sehingga

    mengurangi asetilkolin dikeluarkan dari terminal pre sinaps, sehingga meningkatkan

    fungsi dari neuromuscular-junctions, dan mengurangi overstimulasi dari system saraf

    pusat

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    15/17

    Alpha 2adrenergic reseptor agonist

    Alpha 2 adrenergic reseptor agonist clonidine dapat mengurangi sintesis dan

    dikeluarkan dari terminal presinaps . penelitian yang dilakukan pada hewan

    menunjukan tentang keuntungan dari terapi menggunakan clonidine terutama jika

    dikombinasikan dengan atropine tetapi efek pada manusia belum diketahui.

    Menghilangkan organofosfat dari darah merupakan tidakan yang optimal

    dibandingkan terapi lain. Peran hemodialysis dan hemofiltrasi masih belum jelas.

    Namun baru baru ini terdapat penelitian secara non random di cina mengenai manfaat

    dari hemofiltrasi setelah keracunan dengan dichlorvorus.1

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    16/17

    KESIMPULAN

    Organofosfat (OP) adalah zat beracun yang sering menyebabkan keracunan pada manusia

    . Efek toksik senyawa ini adalah konsekuensi dari penghambatan dari acetylcholinesterase dalam

    sistem saraf, menyebabkan akumulasi neurotransmitter asetilkolin pada sinapsis dan kemudian

    terus menerus menstimulasi reseptor acetylcholine. Intoksikasi dengan organofosfat dapat

    terjadi baik sebagai akibat dari penggunaan yang disengaja atau bunuh diri Hal ini sering

    diketahui bahwa manusia berusaha untuk bunuh diri bisa menelan agen bunuh diri yang

    berlebihan dan / atau disuntikkan ke dalam tubuh sendiri. OPP dapat menyebabkan kegagalan

    organ akut karena toksisitas, terutama dalam kasus-kasus bunuh diri. juga, toksisitas OP

    menyebabkan efek buruk pada jaringan dan fungsi organ seperti gangguan pernafasan, hati,

    jantung pancreas, esophagus, system reproduksi, kulit, otak, ginjal .9

    keracunan organofosfat secara akut karena terjadinya stimulasi reseptor muskarinik

    sehingga kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos. Untuk

    mempermudah dalam mengingat gejala awal seperti SLUDGE, Salivation, Lacrimation,

    Urination, Defecation, GI Symptoms, Emesis.10

    Untuk diagnosis intoksikasi organofosfat selain

    dari gejala bisa dari hasil pemeriksaan lab seperti yang dilaporkan dalam hayes et al yaitu,

    hiperglikeni non ketotik, glikosuria, leukositosis, amylase serum yang meningkat karena cedera

    pancreas, gambaran EKG yang menunjukan kelainan seperti sinur bradikardi, blok

    atrioventrikular, perpanjangan interval QT.1

    intoksikasi organofosfat organofosfat termasuk ke dalam emergensi medis sehingga harus

    dapat dipastikan jalan nafas pasien yang tidak ada hambatan (Airway), pernafasan dan sirkuasi

    yang adekuat (breathing, circulation). Posisikan tubuh pasien miring ke sebelah lateral kiri dan

    sebaiknya kepala lebih rendah dari pada kaki . posisi seperti ini mengurangi resiko terjadinya

    aspirasi. Berikan oksigen, jika tersedia. Dan lakukan intubasi jika terjadi gangguan pada airway

    atau breathing. Selanjutnya diberikan terapi dengan obat antagonis muskarinik (Atropin) danOximes ( reactivated kolinesterase),dan benzodiazepine. Dan pada beberapa kasus kejadian

    intoksikasi organofosfat sering dilakukan medode gastrointestinal decontamination, Cuci

    lambung sering sekali digunakan sebagai intervensi yang pertama di rumah sakit untuk kejadian

    intoksikasi organofosfat Dekontaminasi lambung hanya boleh dilakukan setelah keadaan pasien

    telah stabil dan telah diberikan terapi oksigen, atropine dan oxime.1,2

  • 8/10/2019 Referat Poisoning Organofosfat

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Subash Vijaya kumar, Md. Fareedullah, Y. Sudhakar, B. Venkateswarlu1, E. Ashok

    Kumar. Current review on organophosphorus poisoning, 2010, 2 (4): 199-215.

    2. Michael Eddleston, Nick A Buckley, Peter Eyer, Andrew H Dawson. Management of

    acute organophosphorus pesticide poisoning, 2008; 371: 597607.

    3. M. M. Murat harputluoglu, Ulvi demirel, hakan alan, fehmi atefi, murat aladag,

    melih karincaoglu, et al. Pancreatic pseudocyst development due to

    organophosphate poisoning, 2007; 18 (2): 122-125.

    4. NK Sundaray, Ratheesh Kumar J, Trivandrum. Organophosphorus Poisoning:

    Current management guidelines, 2010; 20: 5-2.

    5. Yurumez Y1, Durukan P, Yavuz Y, Ikizceli I, Avsarogullari L, Ozkan S, et al.

    Acute organophosphate poisoning in university hospital emergency room patients. Intern

    Med. 2007;46(13):965-9

    6. Mechanism of acute toxicity organophorphate. Available on:

    http://depts.washington.edu/opchild/acute.html#top. diakses tanggal 11 November 2014

    7. Katz, K.D., Sakamoto, K.M., Pinsky, M.R. 2011. Organophosphate Toxicity. Available

    on: http://emedicine.medscape.com/article/167726-overview. Diakses pada tanggal 1

    November 2014.

    8. Tina, E., Metka, F. 2011. Organophosphorous Pesticides-Mechanisms of Their Toxicity.

    Available on: http://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-

    exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicity. Diakses pada

    tanggal 1 November 2013.

    9. Ramazan Amanvermez,, Ahmet Baydn, Trker Yardan, Nurah Baol, Murat Gnay.

    Emergency Laboratory Abnormalities in Suicidal Patients with Acute Organophosphate

    Poisoning, 2010; 35 (1) ; 2934.

    10. Richard A. Trump, EMT-P. An In-Depth Review of Organophosphate Poisoning. Available on:

    http://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=801diakses tanggal 12 November 2014

    http://depts.washington.edu/opchild/acute.html#tophttp://depts.washington.edu/opchild/acute.html#tophttp://emedicine.medscape.com/article/167726-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/167726-overviewhttp://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicityhttp://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicityhttp://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicityhttp://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=801http://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=801http://www.emsvillage.com/articles/article.cfm?id=801http://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicityhttp://www.intwchopen.com/books/pesticides-the-impacts-of-pesticides-exposure/organophosphorous-pesticides-mechanisms-of-their-toxicityhttp://emedicine.medscape.com/article/167726-overviewhttp://depts.washington.edu/opchild/acute.html#top