referat snoring & osa, word.pdf

18
1 BAB 1 PENDAHULUAN Gangguan pernafasan saat tidur merupakan pola pernafasan abnormal yang menyebabkan individu sering terbangun, namun hal ini tidak disadari oleh individu yang bersangkutan karena terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun beberapa gangguan pernafasan tersebut, yaitu kebiasaan mendengkur dan sindrom  sleep apnea. Young, dkk (1993) melaporkan prevalensi penderita apnea menurut indeks apnea-hipopnea adalah 9% pada wanita dan 24% pada pria. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pernafasan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. 3 Data epidemiologis menunjukkan bahwa sindrom  sleep apnea merupakan sindrom yang  paling sering terjadi dalam walaupun dalam bentuk ringan. Laporan Sleep Commision (1993) memperkirakan bahwa sekitar 20 juta penduduk Amerika menderita  sleep apnea dan mayoritas tidak terdiagnosa sehingga tidak terawat. Dengan meningkatnya pengetahuan tenaga medis dan keperdulian masyarakat maka pengenalan terhadap kelainan ini juga meningkat. Namen, dkk (2002) dalam survei  National Ambulatory Care menyatakan adanya  peningkatan sebesar 12 kali lipat diagnosa dan laporan sleep apnea pada tahun 1990   1998. 3 Sindrom  sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu  sleep apnea tipe sentral, tipe obstruktif dan tipe campuran. Sleep apnea tipe obstruktif merupakan tipe yang paling sering terjadi. Manifestasi utama dari sleep apnea tipe obstruktif saat tidur adalah suara dengkuran yang keras sehingga mengganggu teman tidur, sedangkan pada waktu siang penderita ini cenderung mengalami rasa kantuk yang berlebihan, defek pada neurokognitif dan depresi. Hal ini mempengaruhi seluruh sistem di dalam tubuh, menyebabkan insiden hipertensi,  penyakit jantung, stroke, hipertensi pulmonari, kardiak aritmia dan fungsi imun yang terganggu. Insiden kecelakaan kerja dan lalu lintas juga meningkat pada penderita ini sehingga menurunkan kualiatas hidup. 3 Adapun tujuan perawatan  sleep apnea tipe obstruktif adalah mengurangi kerentanan kolapsnya saluran nafas bagian atas saat tidur. Saat ini,  Nasal Continuous Positive Airway  Pressure (CPAP) merupakan perawatan yang paling sering dilakukan, namun yang menjadi  permasalahan adalah ketidaknyamanan yang ditimbulkan sehingga penderita menolak

Upload: dedeputra77

Post on 09-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Gangguan pernafasan saat tidur merupakan pola pernafasan abnormal yang menyebabkan

    individu sering terbangun, namun hal ini tidak disadari oleh individu yang bersangkutan

    karena terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun beberapa gangguan pernafasan

    tersebut, yaitu kebiasaan mendengkur dan sindrom sleep apnea. Young, dkk (1993)

    melaporkan prevalensi penderita apnea menurut indeks apnea-hipopnea adalah 9% pada

    wanita dan 24% pada pria. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pernafasan lebih sering

    terjadi pada pria daripada wanita.3

    Data epidemiologis menunjukkan bahwa sindrom sleep apnea merupakan sindrom yang

    paling sering terjadi dalam walaupun dalam bentuk ringan. Laporan Sleep Commision (1993)

    memperkirakan bahwa sekitar 20 juta penduduk Amerika menderita sleep apnea dan

    mayoritas tidak terdiagnosa sehingga tidak terawat. Dengan meningkatnya pengetahuan

    tenaga medis dan keperdulian masyarakat maka pengenalan terhadap kelainan ini juga

    meningkat. Namen, dkk (2002) dalam survei National Ambulatory Care menyatakan adanya

    peningkatan sebesar 12 kali lipat diagnosa dan laporan sleep apnea pada tahun 19901998.3

    Sindrom sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu sleep apnea tipe sentral, tipe

    obstruktif dan tipe campuran. Sleep apnea tipe obstruktif merupakan tipe yang paling sering

    terjadi. Manifestasi utama dari sleep apnea tipe obstruktif saat tidur adalah suara dengkuran

    yang keras sehingga mengganggu teman tidur, sedangkan pada waktu siang penderita ini

    cenderung mengalami rasa kantuk yang berlebihan, defek pada neurokognitif dan depresi.

    Hal ini mempengaruhi seluruh sistem di dalam tubuh, menyebabkan insiden hipertensi,

    penyakit jantung, stroke, hipertensi pulmonari, kardiak aritmia dan fungsi imun yang

    terganggu. Insiden kecelakaan kerja dan lalu lintas juga meningkat pada penderita ini

    sehingga menurunkan kualiatas hidup.3

    Adapun tujuan perawatan sleep apnea tipe obstruktif adalah mengurangi kerentanan

    kolapsnya saluran nafas bagian atas saat tidur. Saat ini, Nasal Continuous Positive Airway

    Pressure (CPAP) merupakan perawatan yang paling sering dilakukan, namun yang menjadi

    permasalahan adalah ketidaknyamanan yang ditimbulkan sehingga penderita menolak

  • 2

    perawatan tipe ini. Oleh karena itu, perawatan bedah merupakan alternatif pada penderita

    obstruktif sleep apnea.3

    Adanya penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh penderita sleep apnea dan kebiasaan

    mendengkur, maka pada skripsi ini akan dibahas mengenai penanganan penderita sleep apnea

    dan kebiasaan mendengkur.3

  • 3

    BAB 2

    SLEEP APNEA DAN KEBIASAAN MENDENGKUR

    Setiap individu menghabiskan 30% dari hidupnya dengan tidur. Sejak tahun 1970, para ahli

    telah meneliti konsekuensi gangguan tidur yang disebabkan pola pernafasan abnormal yang

    didefinisikan sebagai gangguan pernafasan saat tidur. Gangguan pernafasan saat tidur

    merupakan gangguan pernafasan abnormal secara luas yang memiliki karakteristik berupa

    berhentinya nafas secara berulang selama tidur. Walaupun gangguan ini sering terjadi pada

    populasi masyarakat, namun kebanyakan tidak terdiagnosa.2

    Definisi

    Sleep apnea didefinisikan sebagai suatu kelainan yang memiliki karakteristik pernafasan

    abnormal berupa berhentinya nafas selama tidur serta memiliki konsekuensi rasa kantuk di

    siang hari dan terganggunya fungsi kognitif, termasuk terganggunya ingatan. Berhentinya

    nafas dapat dikategorikan sebagai apnea bila terjadi sekurangnya 10 detik. Keparahan sleep

    apnea dapat dinilai dengan index henti nafas atau apnea-hypopnea index (AHI); ringan bila

    AHI berkisar 515 kali/jam, sedang bila AHI berkisar 1529 kali/ jam, dan parah bila AHI

    lebih dari 30 kali/jam.2

    Kebiasaan mendengkur menurut Random House Dictionary of English Language adalah

    bernafas selama tidur dengan suara parau yang disebabkan vibrasi atau getaran dari palatum

    lunak. The International Classification of Sleep Disorder: Diagnostic and Coding Manual

    mendefinisikan kebiasaan mendengkur sebagai suara yang keras pada saluran pernafasan atas

    pada saat tidur tanpa adanya apnea atau hipoventilasi. Pasien dengan kebiasaan mendengkur

    memiliki AHI index lebih kecil dari 5 kali/jam dan tanpa disertai rasa kantuk yang berlebihan

    di siang hari.2

    Tipe-tipe Sleep apnea

    Sleep apnea dapat diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu sentral sleep apnea, obstuktif sleep apnea,

    dan campuran sleep apnea. Namun menurut International Classification of Sleep Disorder-

    2nd edition (ICSD 2), 2 kategori utama sleep apnea adalah sentral sleep apnea dan obstruktif

    sleep apnea.2

  • 4

    Sentral Sleep apnea

    Sentral sleep apnea merupakan kelainan yang jarang terjadi dibanding obstruktif sleep apnea.

    Sentral sleep apnea didefinisikan sebagai ketiadaan aliran udara akibat kurangnya usaha

    ventilasi yang disebabkan oleh reduksi impuls dari sistem saraf pusat ke otot pernafasan.1,9

    Kelainan ini terjadi pada pasien dengan insufisiensi sistem saraf pusat yang mempengaruhi

    aliran keluar dari pusat pernafasan ke diafragma dan otot-otot pernafasan lainnya. Kelainan

    sistem saraf yang dihubungkan dengan sentral sleep apnea meliputi neoplasma batang otak,

    infark batang otak, bulbar encephalitis, bedah spinal, cervical cordotomy, dan primary

    iodopitic hypoventilation.2

    Obstruktif Sleep apnea

    Obstruktif sleep apnea merupakan gangguan pernafasan saat tidur yang paling sering terjadi,

    yang didefinisikan sebagai ketiadaan aliran udara meskipun terdapat usaha ventilasi yang

    ditandai dengan adanya kontraksi otot pernafasan (diafragma).1 Kelainan ini dapat

    disebabkan oleh penyempitan dan penutupan saluran nafas bagian atas saat tidur.7 Obstruktif

    sleep apnea sering dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.

    Akibat psikomotor pada obstruktif sleep apnea adalah rasa kantuk berlebihan dan lelah pada

    siang hari serta kualitas tidur yang buruk karena pasien sering terbangun saat tidur.2

    Gambar 1. Obstruktif sleep apnea

  • 5

    Campuran Sleep apnea

    Campuran sleep apnea merupakan kombinasi dari sentral sleep apnea dan obstruktif sleep

    apnea. Pola ini dimulai dengan setral sleep apnea yang ditandai oleh tidak adanya aliran

    udara yang terdeteksi pada mulut dan hidung serta tidak adanya aktivitas otot pernafasan.

    Pola diakhiri dengan obstruktif sleep apnea yang ditandai dengan penghentian udara pada

    mulut dan hidung.2

    Faktor Resiko

    1. Jenis kelamin

    Sleep apnea obstruktif lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Pria

    cenderung memiliki leher yang lebih besar dan lebih berat daripada wanita. Namun,

    perempuan cenderung menambah berat badan yang meningkatkan risiko sleep apnea.

    2. Usia

    Sleep apnea paling umum pada orang dewasa usia 40 - 60 tahun. Namun demikian,

    sleep apnea dapat mempengaruhi orang dari segala usia.

    3. Ras dan Etnis

    Afrika-Amerika menghadapi risiko lebih tinggi untuk sleep apnea daripada kelompok

    etnis lain di Amerika Serikat. Kelompok-kelompok lain pada peningkatan risiko

    meliputi Kepulauan Pasifik dan Meksiko.

    4. Keturunan

    Orang dengan riwayat keluarga sleep apnea obstruktif berada pada tingkat risiko

    mengalami sleep apnea.

    5. Kegemukan

    Obesitas merupakan faktor risiko tertentu untuk sleep apnea, bahkan pada remaja dan

    anak-anak. Obesitas dapat berkontribusi untuk sleep apnea saat timbunan lemak

    mengisi jaringan tenggorokan.

    6. Merokok dan Alkohol

    Merokok. Perokok berada pada risiko tinggi untuk apnea. Mereka yang merokok lebih

    dari dua bungkus sehari memiliki risiko 40 kali lebih besar dibanding bukan perokok.

    Alkohol. Penggunaan alkohol mungkin berhubungan dengan apnea. Pasien yang

    didiagnosis dengan sleep apnea dianjurkan untuk tidak minum alkohol sebelum

    tidur.4

  • 6

    Patofisiologi

    Pada manusia, jalur udara di daerah orofaring dan hipofaring hampir tidak memiliki

    dukungan tulang yang kaku sehingga jalur udara dipertahankan tetap ada dengan adanya

    fungsi otot dilator faring. Otot-otot utama tersebut adalah otot genioglosus dan tensor

    palatina.2

    Pasien dengan obstruktif sleep apnea memiliki penyempitan jalur nafas bagian atas. Dengan

    adanya penyempitan jalan nafas tersebut, terjadi percepatan aliran udara (efek Venturi).

    Tekanan negatif ditimbulkan tepi arus aliran udara. Semakin cepat aliran udara, semakin

    besar tekanan negatif (Prinsip Bernauli). Pada saat terbangun, tekanan negatif pada pasien

    obstruktif sleep apnea diambil alih oleh peningkatan aktivitas otot genioglosus dan tensor

    palatina yang menjaga jalan udara tetap ada. Selama tidur, kompensasi muskular hilang dan

    aktivitas otot kembali ke level yang sama pada individu tanpa obstruktif sleep apnea.

    Kehilangan tonus otot paling nyata selama fase rapid eye movement. Kombinasi penyempitan

    anatomi dan kehilangan kontrol neuromuskular menyebabkan kolapsnya jalan udara dan

    hambatan aliran udara.2

    Adanya obstruksi nasal merupakan patogenesis gangguan pernafasan saat tidur termasuk

    obstruktif sleep apnea. Perubahan pola pernafasan hidung menjadi pernafasan mulut

    mengubah dinamika saluran pernafasan atas yang merupakan predisposisi kolapsnya saluran

    pernafasan tersebut. Efek stimulasi aliran udara dari hidung menjadi hilang. Selain itu,

    hambatan nasal juga meningkatkan tekanan negatif saat inspirasi, serta menambah kolapsnya

    jalur udara secara anatomis.2

    Kebiasaan mendengkur disebabkan oleh vibrasi jaringan lunak faring yang terjadi akibat

    resistensi oleh adanya gumpalan udara yang bergerak cepat. Tekanan udara yang ditarik ke

    dalam dan resistensi menyebabkan kerasnya suara dengkuran, sedangkan titi nada

    dipengaruhi oleh kelebatan dan konsistensi jaringan yang bergetar. Tepi posterior palatum

    lunak, uvula dan pilar tonsil merupakan area yang paling sering menyebabkan suara

    dengkuran.2

    Hambatan maupun pengurangan aliran udara selama apnea menyebabkan hipoksia dan

    hiperkabnia. Untuk mengatasi resistensi jalan udara selama pernafasan, diperlukan

  • 7

    peningkatan usaha inspirasi. Kombinasi hipoksia, hiperkabnia dan peningkatan usaha

    ventilasi menyebabkan fragmentasi tidur dan terbangun. Pada saat pasien terbangun, otot

    faring menjadi aktif kembali dan jalur udara terbuka. Pasien kemudian mengadakan

    hiperventilasi untuk memperbaiki kekacauan gas dalam darah lalu kembali tertidur dan siklus

    tersebut berulang kembali.2

    Manifestasi Klinis

    Manifestasi utama obstruktif sleep apnea adalah gangguan selama tidur dan gangguan setelah

    terbangun. Adapun gangguan selama tidur yaitu suara dengkuran yang keras yang

    menyebabkan pasangan tidur terganggu. Suara dengkuran penderita obstruktif sleep apnea

    memiliki variasi makin lama makin keras yang menunjukkan keparahan penyempitan jalan

    udara. Adapun gejala di siang hari yaitu rasa kantuk yang berlebihan, pasien mudah tertidur

    di setiap situasi. Pasien menyangkal bahwa mereka mengantuk dan berkata bahwa mereka

    tertidur hanya pada saat duduk atau bosan. Oleh sebab itu, pasien obstruktif sleep apnea

    cenderung beresiko tinggi pada kecelakaan. Pasien dengan obstruktif sleep apnea mengalami

    peningkatan insiden kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, hasil kerja yang buruk, depresi,

    perselisihan keluarga, dan penurunan kualitas hidup. Keluhan lain pasien adalah sakit kepala

    pada pagi hari dan mual yang merupakan akibat dari hiperkabnia, sulit berkonsentrasi, cepat

    lelah serta penurunan libido.2

    Kategori utama yang kedua terjadinya morbiditas dari sleep apnea adalah disfungsi

    kardiovaskular. Hipertensi sistemik telah dilaporkan pada lebih dari 50 persen penderita

    dengan sleep apnea. Rata-rata terjadi kenaikan tekanan darah di pagi hari setara dengan

    meningkatnya aktivitas apnea baik pada penderita obesitas maupun tidak. Kardiak aritmia

    juga diasosiasikan dengan sleep apnea tipe obstruktif. Hipoksemia, aritmia dan peningkatan

    tekanan darah sistemik dapat memicu ishkemia miokardial dan mungkin infarksi miokardial.2

    Hipertensi pulmonari, polycithemia, dan cor pulmonale dapat dipercepat oleh hiperkabnia

    dan hipoksemia pada kasus obstruktif sleep apnea yang parah. Pasien dengan gangguan

    pernafasan saat tidur meningkatkan resiko stroke walaupun tanpa adanya obstruktif sleep

    apnea. Hasil akhir adalah meningkatnya mortalitas dan memperpendek harapan hidup bagi

    penderita obstruktif sleep apnea, khususnya bagi mereka dengan AHI > 20 kali per jam

    selama tidur.2

  • 8

    Diagnosa

    Pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa yaitu pemeriksaan riwayat medis

    pasien, pemeriksaan radiografi, fiberoptic nasopharyngoscopy dan polisomnografi. Informasi

    tambahan didapat dari tes darah di laboratorium. Alat diagnostik tambahan untuk

    mendiagnostik pasien sleep apnea mencakup pemeriksaan darah rutin, serum elektrolit dan

    tes fungsi tiroid.2

    Riwayat Medis

    Langkah utama untuk mengevaluasi individu yang menderita sleep apnea adalah riwayat

    medis yang lengkap. Pasien ditanya mengenai kebiasaan tidur, rasa kantuk yang berlebihan di

    siang hari dan fatique. Penting untuk membedakan antara rasa kantuk, fatique atau rasa lelah,

    yang mana dapat mengacu pada masalah medis lainnya seperti depresi, anemia maupun gagal

    jantung. Suara dengkuran yang keras dan lama, khususnya jika disertai dengan terbangunnya

    pasien pada malam hari serta termegap-megap menunjukkan sleep apnea. Informasi

    tambahan berupa faktor resiko seperti kenaikan berat badan, konsumsi alkohol, merokok,

    penggunaan obat tidur dan sedasi. Kondisi medis predisposisi dan riwayat keluarga juga

    harus diperoleh dari pasien.2

    Riwayat medis dapat diperoleh dari pasangan tidur pasien karena pasien cenderung tidak

    menyadari apa yang terjadi di saat tidur. Pasangan tidur mungkin melaporkan adanya

    dengkuran apnea dan tidur yang tidak lelap. Lebih lanjut, anggota keluarga dapat

    memberikan informasi yang berharga mengenai rasa kantuk di siang hari.2

    Pasien disuruh menarik nafas kuat-kuat pada akhir ekspirasi. Lokasi dan derajat kolapsnya

    saluran nafas diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan saat pasien dalam posisi duduk maupun

    terlentang. Penampilan saluran nafas faring dan derajat kolapsnya dinding faring dinilai

    dengan Mller Manuver. Teknik ini diusulkan oleh Borowiecki dan Sassin. Teknik ini

    mencoba menghasilkan kolapsnya saluran nafas atas pada level retroglosal dan retropalatal,

    yang mirip dengan kolaps yang terjadi sewaktu tidur. Manuver ini dilakukan dengan meminta

    pasien menghasilkan inspirasi yang kuat dengan mulut dan hidung tertutup.2

  • 9

    Gambar 2. Progresif kolaps pada level velofaring selama Mller Manuver

    Gambar 3. Progresif kolaps pada level orofaring selama Mller Manuver

    Gambar 4. Progresif kolaps pada level retroglosal selama Mller Manuver

    Pemeriksaan Radiografi

    Peranan radiografi dalam menegakkan diagnosa masih kontroversial. Tujuan utama

    pemeriksaan radiografi adalah untuk mengidentifikasi lokasi dan keparahan kolapsnya

    saluran nafas bagian atas khususnya hipofaring. Radiografi saluran nafas bagian atas meliputi

    radiografi sefalometri lateral, komputer tomografi dan magnetic resonance imaging.2

  • 10

    Sefalometri merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi jaringan

    lunak dan skeletal pada kepala dan leher. Gambaran dua dimensi ini memberikan informasi

    mengenai deformintas skeletal seperti retrognatia. Keuntungan penggunaan sefalometri

    adalah mudah dilakukan, tidak mahal dan pemaparan radiografi yang minimal, sedangkan

    keterbatasan sefalometri yaitu tidak dapat mengevaluasi secara tiga dimensi.2

    Posisi maksila dan mandibula dapat dievaluasi dengan berbagai metode termasuk sudut SNA

    dan SNB. Pasien dengan defisiensi skeletal kebanyakan mengalami obstruksi pada dasar

    lidah atau pada level palatum lunak. Rilley dkk menyatakan bahwa pasien obstruktif sleep

    apnea memiliki posisi tulang hyoid yang lebih inferior, palatum lunak yang lebih panjang

    dari normal dan penyempitan dasar lidah.2

    Komputer tomografi merupakan metode alternatif selain sefalometri yang digunakan untuk

    menilai saluran nafas bagian atas secara kuantitatif. Dengan menggunakan rekonstruksi CT

    secara tiga dimensi, Lowe dkk melaporkan bahwa penderita obstruktif sleep apnea memiliki

    permukaan lidah yang lebih besar dan permukaan saluran nafas yang lebih kecil.2

    Magnetic Resonance Imaging (MRI) memberikan resolusi jaringan lunak yang lebih tinggi,

    radiografi multi bidang, rekonstruksi tiga dimensi, teknik radiografi ultrafast dan pemaparan

    radiografi yang minimal. MRI juga digunakan untuk mengevaluasi efikasi bedah jaringan

    lunak, namun bukan untuk memprediksi hasil bedah pasien sleep apnea.2

    Polisomnografi

    Polisomnografi merupakan alat diagnosa yang penting untuk mendiagnosa sleep apnea,

    melihat keparahan sleep apnea dan menentukan kesuksesan perawatan. Polisomnografi

    dilakukan di laboratorium tidur dengan memonitor tidur pasien sepanjang malam. Total

    waktu tidur yang dicatat paling sedikit 4 jam. Komponen polisomnogram adalah

    electroencephalogram (EEG), electrooculogram (EOG), electromyogram (EMG) dan

    electrocardiogram (ECG). Tahapan dan pola tidur ditentukan oleh gambaran EEG, EOG, dan

    EMG. Kardiak disritmia yang berpotensi mematikan dapat dideteksi dengan ECG. Penurunan

    5% atau lebih saturasi oksigen arteri dari nilai normal adalah signifikan selama episode apnea

    ataupun hipopnea. Usaha respirasi dan pola pernafasan diukur dengan respiratory inductive

    plethysmography ataupun dengan pengukuran perubahan tekanan intrathoraks dengan balon

  • 11

    kateter esofagus. Perbedaan antara sentral sleep apnea dan obstruktif sleep apnea adalah

    hubungan antara aliran udara hidung dan mulut dengan pergerakan otot respirasi abdomen

    dan toraks. Sentral sleep apnea terjadi jika aliran udara dan pergerakan otot respiratori

    berhenti secara simultan, sedangkan obstruktif sleep apnea terjadi jika aliran udara pada

    mulut dan hidung terhambat namun otot respiratori pada toraks dan abdomen tetap bergerak

    tanpa berfungsi.2

    Gambar 5. Polisomnografi

    Pengobatan

    Pengobatan mendengkur dan OSA memerlukan pendekatan multi-disiplin dan logika.

    1. Pengobatan untuk Mendengkur

  • 12

    Pengobatan konservatif

    Ini termasuk meniadakan faktor luar yang mungkin berperan. Misalnya:

    Mengurangi berat badan

    Menghindari alkohol atau obat-obat lain

    Menggunakan obat untuk mengobati hidung tersumbat

    Pada kasus berat, upaya-upaya ini jarang berhasil. Evaluasi oleh dokter spesialis THT

    diperlukan untuk memastikan bahwa ini bukan masalah sleep apnoea.1

    Pengobatan melalui pembedahan

    Jika seseorang menginginkan pengobatan, ada beberapa pilihan yang ditujukan pada langit-

    langit lunak, hidung dan pangkal lidah.Kebanyakan pengobatan ditujukan pada langitlangit

    lunak (jaringan lunak di belakang langitlangit mulut), karena ini adalah lokasi dengkur paling

    umum.1

    Pembedahan langit-langit lunak efektif pada 8090% kasus dan dapat dikaitkan dengan

    nyeri pasca bedah selama 710 hari.

    Pada hidung, struktur normal yang disebut turbinat dapat membesar akibat rinitis alergi yang

    menyebabkan pemblokiran aliran udara. Reduksi turbinat dengan menggunakan frekuensi

    radio atau pengurangan melalui pembedahan (turbinektomi) dapat dilakukan. Septum yang

    membagi hidung menjadi dua sisi, dapat juga bengkok dan perlu diluruskan.

  • 13

    Pangkal lidah dan tonsil lingual (jaringan limfatik di bagian belakang lidah) dapat

    membesar dan menghalangi aliran udara sewaktu tidur. Penyumbatan pada lokasi ini dapat

    diobati dengan beragam metode, tergantung keparahannya.1

    2. Pengobatan untuk Obstructive Sleep Apnoea (OSA)

    Indikasi untuk pengobatan OSA mencakup rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari

    dengan perubahan kinerja pada siang hari, OSA sedang hingga parah, menurunnya tingkat

    saturasi oksigen darah, dan komplikasi kardiovaskuler (hipertensi, penyakit jantung iskemik,

    jantung tidak normal dan stroke).

    Pengobatan OSA dapat mencegah komplikasi kardiovaskuler dan mengatasi rasa kantuk

    siang hari, mengurangi kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di tempat kerja terkait OSA,

    serta memperbaiki kualitas hidup. Pilihan pengobatan saat ini mencakup metode konservatif

    dan pembedahan.1

    Pengobatan konservatif

    Ini termasuk meniadakan faktor luar yang mungkin berperan. Faktor lain untuk

    dipertimbangkan mencakup:

  • 14

    Mengurangi berat badan

    Menghindari alkohol atau obat-obat lain

    Pengobatan penyumbatan hidung dengan obat

    Anda akan disarankan untuk tidur miring daripada berbaring telentang. Pada seseorang yang

    mendengkur sangat keras, upaya ini jarang berhasil.1

    Pengobatan dengan bantuan alat

    Continuous Positive Airflow Pressure (CPAP)

    Pengobatan terbaik untuk obstruktif sleep apnea adalah sebuah sistem yang dikenal sebagai

    Continuous Positive Airflow Pressure (CPAP). Hal ini aman dan efektif bagi orang-orang

    untuk semua usia, termasuk anak-anak. Pasien dengan obstruktif sleep apnea yang

    menggunakan CPAP merasa beristirahat lebih baik, memiliki mengantuk pada siang hari

    yang kurang, dan telah meningkatkan konsentrasi dan memori. Selain itu, CPAP berpotensi

    mengurangi risiko untuk masalah jantung seperti tekanan darah tinggi. Untuk manfaat

    maksimal, CPAP harus digunakan untuk setidaknya 6 - 7 jam setiap malam.

    CPAP bekerja dengan cara sebagai berikut:

    1. Alat itu sendiri adalah mesin dengan berat sekitar 3 kilogram yang diletakan tepat di

    meja samping tempat tidur.

    2. Sebuah masker dengan tabung yang terhubungkan ke mesin dan menutupi hidung.

    3. Mesin ini mengalirankan udara melalui tabung dan mengatur tekanan udara yang

    mengalir untuk menjaga saluran udara tetap terbuka selama tidur.

    Mesin CPAP memberikan tetap, aliran udara konstan. Variasi CPAP meliputi:

    1. Autotitrating positive airway pressure (APAP) secara otomatis merespon perubahan

    pola pernapasan tidur itu dengan menyesuaikan dan memvariasikan aliran tekanan

    udara sepanjang malam. Beberapa pasien menggunakan ini untuk membuat CPAP

    mudah mentolerir.

  • 15

    2. Bilevel positive airway pressure (BPAP) sistem memberikan dua tekanan yang

    berbeda, yang lebih tinggi untuk inhalasi (menghirup) dan lebih rendah untuk

    pernafasan (napas keluar).1

    Alat/ pelindung Gigi

    Peralatan oral, juga disebut peralatan gigi atau perangkat, dapat menjadi pilihan bagi pasien

    yang tidak dapat mentoleransi CPAP. The American Academy of Sleep Medicine

    merekomendasikan perangkat gigi untuk pasien dengan sleep apnea obstruktif ringan sampai

    sedang yang tidak dapat mentoleransi CPAP atau yang belum bisa mentoleransi CPAP

    dibantu oleh itu. (CPAP harus digunakan untuk pasien dengan sleep apnea sedang sampai

    parah).1

    Operasi

    Pembedahan kadang-kadang dianjurkan, biasanya dengan spesialis THT-KL untuk sleep

    apnea obstruktif parah. Seorang pasien harus mencari pendapat kedua dari spesialis gangguan

    tidur.1

    Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP)

    Prosedur. Bedah yang dikenal sebagai uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) ini bertujuan

    menghilangkan jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan. Jaringan tersebut meliputi

    seluruh atau sebagian dari uvula (flap lembut jaringan yang menggantung di belakang mulut)

    dan bagian dari langit-langit lunak dan jaringan tenggorokan belakangnya. Jika ada amandel

    dan kelenjar gondok akan dihilangkan juga.

    Tujuan Bedah. Tujuan dari UPPP adalah tiga:

    1. Melebarkan jalan napas pada tenggorokan

    2. Memblokir beberapa aksi otot dalam rangka meningkatkan kemampuan jalan napas

    agar tetap terbuka

  • 16

    3. Meningkatkan gerakan dan penutupan langit-langit lunak

    The American Academy of Sleep Medicine tidak mendukung UPPP sebagai prosedur tunggal

    untuk mengobati OSA. The AASM merekomendasikan bahwa pasien harus

    mempertimbangkan operasi ini, tetapi jika sudah mencoba CPAP atau perangkat gigi.

    Komplikasi dari uvulopalatopharyngoplasty adalah salah satu perawatan yang menyakitkan

    bagi sleep apnea, dan pemulihan memakan waktu beberapa minggu. Prosedur ini juga

    memiliki sejumlah komplikasi yang berpotensi serius termasuk:

    1. Infeksi

    2. Gangguan fungsi di langit-langit lunak dan otot-otot tenggorokan (disebut

    velopharyngeal insufisiensi), yang dapat mempersulit untuk menjaga cairan dari jalan

    napas

    3. Lendir di tenggorokan

    4. Perubahan frekuensi suara

    5. Menelan masalah

    6. Regurgitasi cairan melalui hidung atau mulut

    7. Gangguan rasa bau

    8. Kegagalan dan kambuhnya apnea. Dalam kasus tersebut, CPAP sering kurang efektif

    sesudahnya.

    Secara umum, hanya sebagian kecil pasien mengalami komplikasi serius. Banyak dari

    komplikasi ini dapat dihindari dengan teknik yang tepat dan ahli bedah yang berpengalaman.

    Status kesehatan pasien, termasuk adanya obesitas dan kondisi kesehatan lainnya, juga dapat

    mempengaruhi hasil.1

    Laser-Assisted uvulopalatoplasty (LAUP)

    Sebuah variasi pada UPPP disebut Laser-Assisted uvulopalatoplasty (LAUP) semakin

    dilakukan untuk mengurangi mendengkur. Ini akan menghapus sedikit jaringan di belakang

    tenggorokan daripada UPPP. Namun pada saat ini, tingkat keberhasilan jangka panjang

    dalam pengobatan sleep apnea obstruktif dengan LAUP sangat sederhana, terutama untuk

  • 17

    mengurangi apnea. Beberapa dokter pada kenyataannya khawatir jika LAUP menghilangkan

    mendengkur, mereka mungkin kehilangan diagnosis apnea pada pasien yang memiliki

    kondisi yang lebih serius.

    Lebih dari separuh pasien mengeluh tenggorokan kering setelah operasi. Tenggorokan

    menyempitan dan sebagian kecil pasien, mendengkurnya menjadi lebih buruk sesudah

    operasi ini.

    Menurut pedoman terbaru dari American Academy of Sleep Medicine (AASM), LAUP tidak

    rutin dianjurkan sebagai pengobatan untuk sleep apnea obstruktif. Menurut AASM, operasi

    ini umumnya tidak membantu memperbaiki gejala, malah dapat memperburuk kondisi.1

    Pilar Palatal Implan

    Pilar palatal implan adalah perawatan bedah invasif untuk sleep apnea ringan sampai sedang

    dan mendengkur. Namun, fokus utama dari prosedur ini adalah pengurangan mendengkur.

    Implan membantu mengurangi getaran dan gerakan dari langit-langit lunak. Dalam prosedur

    ini, dokter memasukkan 3 potongan pendek poliester string ke langit-langit lunak. Prosedur

    ini memakan waktu sekitar 10 menit. Tidak seperti uvulopalatopharyngoplasty (UPPP),

    prosedur pilar hanya membutuhkan anestesi lokal dan memiliki sedikit rasa sakit dan waktu

    pemulihan lebih cepat.1

    Trakeostomi

    Trakeostomi mencakup pembuatan lubang dalam trakea, langsung mem-bypass penyumbatan

    saluran udara bagian atas. Pembedahan jenis ini digunakan pada orang yang mengalami

    penyumbatan yang sulit diatasi pada pangkal lidah dan pada orang gemuk berlebihan dengan

    kondisi medis yang tidak mengizinkan pembedahan yang lebih ekstensif. Meskipun tingkat

    keberhasilannya 100%, namun pilihan ini biasanya tidak diterima oleh pasien, dan dengan

    diperkenalkannya CPAP, trakeostomi jarang digunakan untuk mengobati OSA.1

  • 18

    Prosedur lain

    Prosedur ini meliputi:

    1. Radiofrequency ablation (RFA) untuk lidah atau pengurangan langit-langit.

    2. Kemajuan maksilomandibula (MMA), yang bergerak atas (maxilla) atau lebih rendah

    (mandibula) tulang rahang ke depan.

    3. Genioglossus (lidah kemajuan), di mana pembukaan dipotong di mana lidah

    bergabung tulang rahang dan daerah ditarik ke depan.

    4. Genioplasty, yang merupakan operasi plastik di dagu.

    5. Operasi kemajuan hyoid, di mana tulang bergerak di bawah dagu yang bergerak maju,

    menarik otot lidah bersama dengan itu.

    6. Pembedahan untuk penghalang hidung (seperti septum menyimpang) yang

    berkontribusi terhadap mendengkur dan gejala lainnya.1