refrat forensic

15
PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia dan kejahatan merupakan suatu kesatuan yang takkan terpisah. Manusia sebagai pelaku kejahatan serta objek dari kejahatan itu sendiri. masyarakat telah berusaha keras mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai dan norma yang dianut bersama serta menegakkan keberlakuannya dan penegakkannya, yakni dengan menjatuhkan sanksi negatif terhadap siapapun yang melanggar atau menyimpang dari norma tersebut. Namun kenyatannya selalu saja ada individu-individu yang melakukan penyimpangan dan pelanggaran dengan berbagai motif dan alasan. Angka kejahatan di Indonesia kian mengalami peningkatan. Pada 2004 jumlah kejahatan tindak pidana meningkat 23.955 kasus atau 12,2 % dari 196.931 kasus pada 2003 menjadi 220.886 kasus pada 2004. Sedangkan pada 2005, peningkatan tersebut meningkat lagi sebesar 19,1 % menjadi 263.063 kasus pidana (Husnayain,2007). Macam kejahatan yang terjadi bervariasi dari kejahatan properti hingga pembunuhan. Untuk menangani kasus tersebut, ada kalanya penyidik memerlukan bantuan dokter terutama saat pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP). Kejahatan dengan kekerasan sering terjadi perdarahan dan darah dapat ditemukan pada benda-benda sekitar tempat kejadian. Apabila ditemukannya bercak-bercak yang diduga suatu bercak darah, salah satu hal yang perlu diperhatikan apakah bercak tersebut betul-betul darah. Untuk memastikannya bisa dilakukan tes darah presumptif. Tes darah presumptif biasanya berdasarkan dari perubahan warna yang terjadi saat suatu reagen berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Tersedia beberapa reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi bercak darah, diantaranya luminol, benzidine, dan phenolphtalein test. Untuk pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara (TKP) tes presumptif dengan reagen-reagen tersebut cukup merepotkan. Oleh

Upload: danar-pembayun

Post on 19-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hygy

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Forensic

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia dan kejahatan merupakan suatu kesatuan yang takkan terpisah. Manusia sebagai pelaku kejahatan serta objek dari kejahatan itu sendiri. masyarakat telah berusaha keras mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai dan norma yang dianut bersama serta menegakkan keberlakuannya dan penegakkannya, yakni dengan menjatuhkan sanksi negatif terhadap siapapun yang melanggar atau menyimpang dari norma tersebut. Namun kenyatannya selalu saja ada individu-individu yang melakukan penyimpangan dan pelanggaran dengan berbagai motif dan alasan.

Angka kejahatan di Indonesia kian mengalami peningkatan. Pada 2004 jumlah kejahatan tindak pidana meningkat 23.955 kasus atau 12,2 % dari 196.931 kasus pada 2003 menjadi 220.886 kasus pada 2004. Sedangkan pada 2005, peningkatan tersebut meningkat lagi sebesar 19,1 % menjadi 263.063 kasus pidana (Husnayain,2007). Macam kejahatan yang terjadi bervariasi dari kejahatan properti hingga pembunuhan.

Untuk menangani kasus tersebut, ada kalanya penyidik memerlukan bantuan dokter terutama saat pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP). Kejahatan dengan kekerasan sering terjadi perdarahan dan darah dapat ditemukan pada benda-benda sekitar tempat kejadian. Apabila ditemukannya bercak-bercak yang diduga suatu bercak darah, salah satu hal yang perlu diperhatikan apakah bercak tersebut betul-betul darah. Untuk memastikannya bisa dilakukan tes darah presumptif. Tes darah presumptif biasanya berdasarkan dari perubahan warna yang terjadi saat suatu reagen berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

Tersedia beberapa reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi bercak darah, diantaranya luminol, benzidine, dan phenolphtalein test. Untuk pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara (TKP) tes presumptif dengan reagen-reagen tersebut cukup merepotkan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu reagen yang mudah dibawa dan digunakan. Hemastix reagen strip merupakan suatu reagen yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya darah dalam urine. Beberapa investigator polisi dan laboratorium forensik, termasuk Royal Canadian Mounted Police (RMCP), menggunakan hemastix sebagai tes skrining darah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menelaah kegunaan Hemastix strip sebagai reagen untuk tes darah presumptif di tempat kejadian perkara (TKP). Kemudahan dalam mendapatkan reagen akan mempermudah saat olah TKP.

Rumusan Masalah

Apakah Hemastix strip dapat digunakan sebagai alat dalam tes darah presumptif?

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui kemampuan Hemastix strip sebagai alat dalam tes darah presumptif.

Page 2: Refrat Forensic

Manfaat Kegiatan

Memberikan informasi ilmiah tentang kemampuan Hemastix strip sebagai alat dalam test darah presumptif sehingga dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan oleh penyidik dengan lebih mudah.

TINJAUAN PUSTAKA

Tes Darah Presumptif

Presumptive tests for blood utilize a variety of chemicals to identify the presence of blood through a reaction with the haemoglobin molecule. They are described as presumptive because there are substances other than haemoglobin which may cause a false positive reaction, and in forensic settings further testing is required to confirm the result. These are rapid tests that are used to identify whether an unknown substance is likely blood and to identify areas of a crime scene that should be investigated in more detail. The benefit of utilizing these tests is the rapidity of results and the ease of interpretation (Colotelo,2009). Often at crime scenes there are stains composed of unknown substances that may be confused with blood. Identifying whether the substance is indeed blood allows further analyses to confirm species, and, if necessary, the individual.

Regardless of the taxa being investigated, there are 2 basic concepts that are important when comparing presumptive tests for blood, namely, sensitivity and specificity. Sensitivity refers to the lowest dilution of blood that can be detected (Cox 1991), and is typically tested in a laboratory with blood samples diluted with distilled water (Tobe et al. 2007). The most sensitive presumptive blood test is luminol, with a recorded sensitivity of 1:1 000 000 (Proescher & Moody 1939), allowing the potential detection of a miniscule amount of blood. The majority of presumptive tests have a sensitivity of 1:100 000 (Tobe et al. 2007), although, depending on the surface tested and the preparation methods, sensitivity can vary. For all of the tests outlined in this review, the sensitivity is such that they have the ability to detect blood that would not be identified by gross macroscopic examination alone.

Specificity refers to the ability of the chemical to accurately detect blood and identify substances that may present false positives or false negatives. Substances that may be visually mistaken for blood, or those that contain oxidizing agents (such as peroxidases), are tested as potential sources of false positives (Tobe et al. 2007). Generally, those substances that produce false positives take detectably longer to react and, therefore, may be eliminated through observational interpretation (Tobe et al. 2007). There is limited information in the forensic literature about false negatives, as it is difficult to prove that a false negative reaction has occurred (Ponce & Pascual 1999). It is thought that reduction compounds compete for oxygen in oxidation-reduction reactions and are thus capable of causing false negative reactions.

An ideal presumptive test for blood would produce rapid, robust and repeatable results which can be quantified, be environmentally safe to use directly on fish and in natural environments, require little personal protective equipment for

Page 3: Refrat Forensic

the user, have a low cost, enabling repeated sampling, be easy to use in field settings without cumbersome equipment, have few interfering compounds.

CATALYTIC COLOR TEST

Catalytic colour tests characterize the largest group of presumptive tests for blood available to researchers. These tests react with the heme group in blood, specifically by chemically oxidizing the chromogen, to produce a visible colour reaction. An oxidizing agent must be added to catalyze the reaction, generally hydrogen peroxide. A colour change characteristic of the chromogen that appears within seconds constitutes a positive reaction (Spalding 2006). All of the prescribed indicators have a reported sensitivity of at least a 1:10 000 dilution of human blood, but can be as high as 1:100 000 (Tobe et al. 2007). The most commonly known catalytic colour tests are benzidine, o-toluidine, tetramethylbenzidine, phenolphthalein, leuchomalachite green, Hemident™ and Hemastix®.

Reagen Tes Darah Presumptif

Berdasarkan uraian di atas, umumnya test darah presumptif menggunakan prinsip adanya perubahan warna setelah darah ditambahkan dengan suatu reagen. Reagen yang digunakan bermacam-macam, antara lain benzidine, o-toluidine, tetramethylbenzidine, phenolphthalein, leuchomalachite green, Hemident™ dan Hemastix.

PHENOLPHTHALEIN (KASTLE-MEYER TEST)

The Kastle-Meyer test (phenolphthalein) is one of the most common presumptive tests used in forensic laboratories. It uses reduced phenolphthalein in alkaline solution. A positive reaction is denoted by a colour change of colourless to pink and is immediate (Spalding 2006). This test is one of the most sensitive catalytic colour tests (1:10000), although false positive reactions have been documented for substances, including 1 M ascorbic acid (Tobe et al. 2007). Phenolphthalein is listed by the International Agency for Research on Cancer (IARC) as a possible carcinogen to humans, and the agency has declared that there is sufficient evidence to support that phenolphthalein is carcinogenic to animals (IARC 2000). Therefore, there is a potential source of harm to the researcher. However, safety measures (e.g. wearing personal protective equipment) can be implemented, which would 12 decrease these risks (Phenolphthalein Material Safety Data Sheet 2005; www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926469).

HEMIDENT

Hemident™ was created in 1981 for the purpose of aiding in criminal investigations (Spalding 2006). The reagent is MacPhail’s reagent (leuchomalachite green), which was previously used as a fungal treatment for infected fish until its carcinogenic nature was revealed (Culp et al. 1999). Hemident™ is a self-contained chemical reaction, and so the hazards to the user are limited. The instructions and all materials needed for correct use of this test are provided by the manufacturer. The benefit of this test is that the container can be kept and brought back to a laboratory, where further testing can be done if required (Tobe et al. 2007). Another

Page 4: Refrat Forensic

highlight is that this test was designed for field use, and so its simplicity and ease of use are beneficial to fisheries scientists. All that is required for sampling fish mucus is a swab from a pre-selected area of the fish. The tested sensitivity for Hemident™ has been recorded as 1:10 000 for blood (animal or human) (Tobe et al. 2007). With regards to specificity, there are no reported substances that stimulate a valid false positive reaction (Tobe et al. 2007).

FLUORESCENCE DAN CHEMILUMINESCENCE

Tes fluorescence dan chemiluminescence adalah tes yang biasanya dipergunakan pada kondisi kecurigaan terhadap adanya darah yang telah dibersihkan (Spalding 2006). Tes ini menggunakan bahan kimia cair yang dipergunakan untuk olah TKP. Larutan kimia disemprotkan pada suatu area, dan, jika terdapat darah, pola bercak darah akan terlihat melalui cahaya luminescence atau fluorescence (Spalding, 2006). Cahaya ini dapat dilihat dengan mata telanjang dan bisa difoto untuk referensi lebih jauh dan untuk kuantifikasi serta lokalisasi luka.

Fluorescin

Fluorescin pada umumnya digunakan untuk kecurigaan adanya darah pada area yang luas, akan tetapi telah dibersihkan dan secara mata telanjang tidak terlihat. Fluorescin bereaksi dengan hemoglobin, hampir sama dengan tes warna katalitik, tetapi reaksinya berdasarkan produksi cahaya (Tobe et al, 2007). Fluorescin dipersiapkan dengan direduksi pada larutan alkali, kemudian disemprotkan pada area yang dicurigai. Kemudian hidrogen peroksida di ditambahkan untuk mempercepat oksidasi heme. Di bawah sinar ultraviolet (UV) reaksi ini akan berfluoresensi pada panjang gelombang 520 nm hingga 530 nm dan dapat difoto. Untuk itu kita akan memerlukan alternate light source (ALS) yang umumnya diatur pada panjang gelombang 450 nm dan filter kuning. Proses foto sampel harus dilakukan pada lingkungan dengan pencahayaan rendah atau tanpa cahaya, sehingga kita harus mengkondisikan TKP agar pencahayaannya rendah atau tanpa cahaya (Spalding, 2006). Sensitivitas flurescin dilaporkan 1:100.00, dan terdapat beberapa zat yang bisa menyebabkan positif palsu, termasuk tembaga dan hipoklorit.

Luminol

Luminol, seperti fluorescin, adalah bahan kimia yang digunakan dalam metode pendeteksian darah yang menghasilkan cahaya pada reaksi yang positif. Akan tetapi, cahaya yang diproduksi melalui luminescence, bukan fluorescence, dan tidak memerlukan ALS (Barni et al, 2007). Reaksi terjadi jika larutan alkali disemprotkan pada area yang dicurigai, diikuti dengan agen oksidasi. Reaksi dapat diobservasi pada ruangan tanpa cahaya dan dapat difoto, meskipun hanya bertahan selama 30 detik (Barni et al, 2007). Luminol diakui sebagai salah satu uji darah presumtif paling sensitif. Proescher & Moody (1939) mengklaim bahwa luminal dapat mendeteksi darah pada dilusi 1:10.000.000, meski sensitifitasnya tergantung pada metode preparasi.

Benzidine

Page 5: Refrat Forensic

Dulu Benzidine test pada forensic banyak dilakukan oleh Adlers (1904). Tes Benzidine atau Test Adler lebih sering digunakan dibandingkan dengan tes tunggal pada identifikasi darah lainnya. Karena merupakan pemeriksaan yang paling baik yang telah lama dilakukan. Pemeriksaan ini sederhana, sangat sensitif dan cukup bermakna. Jika ternyata hasilnya negatif maka dianggap tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan lainnya.Cara pemeriksaan reaksi Benzidin: Sepotong kertas saring digosokkan pada bercak yang dicurigai kemudian diteteskan 1 tetes H202 20% dan 1 tetes reagen Benzidin. Hasil positif pada reaksi Benzidin adalah bila timbul warna biru gelap pada kertas saring.

Saat ini Benzidine sudah tidak digunakan di Amerika Serikat karena Benzidine terbukti karsinodenik dan membahayakan kesehatan. (James et al 2014). Bahkan sejak tahun 1977 di Amerika Serikat disebutkan bahwa pwnggunaan benzidine pada kepentingan forensik telah dilarang dan diganti dengan Phenolphtalin karena benzidine berisiko besar untuk menyebabkan kanker buli-buli.(Steinberg, 1977). Berdasarkan data Enviromental Protection Agencies of US didapatkan data bahwa secara inhalasi benzidine memiliki risiko karsinogenik pada konsentrasi melebihi 6.7E-2 per ug/cu.m. Disebutkan bahwa dari 13 kasus kasus tumor buli-buli, 11 diantaranya adalah kanker buli dan 2 lainnya benign papillomas. Rata-rata exposure adalah 13,61 tahun dan umur rata-rata penderita adalah 57 tahun.

Sebuah penelitian retrospektif di Shanghai dilakukan di 7 pabrik cat yang menggunakan bahan baku benzidine. Pnelitian ini melibatkan 354 laki-laki yang selanjutnya dibagi ke dalam dua grup, yaitu grup presythesis yang diduga sudah pernah terekspos benzidine dalam jangakan waktu panjang dan grup postsintesis yang belum pernah terpapar benzidine seblumnya. Penelitian dilakukan selama 1 tahun . Dari grup presintesis didapatkan 15 angka kejadian kanker buli-buli. (Yun et al, 1990)

Page 6: Refrat Forensic

Tetramethylbenzidine (TMB)

Tes presumtif untuk darah dengan Tetramethylbenzidine (TMB) adalah tes katalitik yang memanfaatkan prinsip aktivitas yang mirip peroxidase dari hemoglobin. Hemoglobin memiliki kemampuan untuk membelah molekul oksigen dari H2O2 dan mengkatalisasi reaksi dari bentuk tereduksi dari 3.3’ 5.5’ tetramethylbenzidine untuk mengoksidasi produk berwarna biru-hijau.

Leuchomalachite green

Tes presumtif untuk darah denganLeucomalachite green adalah tes yang memanfaatkan aktivitas mirip peroksidase dari hemoglobin. Hemoglobin memiliki kemampuan untuk membelah molekul oksigen dari H2O2 dan megkatalisasi reaksi dari bentuk tereduksi leucomalachite green menjadi produk berwarna biru-hijau.

Yun et al, 1990. Studies on the Relation Between Bladder Cancer and Benzidine or Its Derived Dyes in Shanghai. BritishJournalofIndustrialMedicine1990;47:544-552

James et al,2014. Forensic Science: An Introduction to Scientific and Investigative Techniques.

Steinberg,1997. The hazard of benzidine to criminal justice personnel. Law Enforcement Standards Laboratory, National Institute of Law Enforcement and Criminal Justice

Tes Hemastix

Hemastix didesain untuk mendeteksi darah pada urin (untuk aplikasi biomedis dan kedokteran hewan), akan tetapi telah diadaptasi oleh komunitas forensik untuk mengetes bercak dari sumber yang belum diketahui (Spalding, 2006). Hemastix ini unik dalam aplikasi dan desain. Paket ini berisi strip tes dengan kertas filter yang memiliki reagen pada salah satu ujungnya. Kertas filter mengandung reagen tetramethylbenzidine (TMB), bersama dengan bahan kimia lain yang diperlukan untuk analisis (Tetramethylbenzidine Material Safety Data Sheet 2005; www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925220). Hal ini memudahkan penggunaan dan material yang diperlukan untuk tes ini minimal dan tersedia dengan mudah

Produsen menyediakan sebuah tingkatan yang berhubungan dengan jumlah hemoglobin manusia pada setiap sampel berdasarkan gradasi warna, akan tetapi reaksi yang positif biasanya digambarkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau (Spalding, 2006). Hemastix telah melaporkan sensitifitas 1:100.000, meskipun pengguna yang berbeda melaporkan sensitivitas yang berbeda (Tobe et al, 2007). Juga terdapat beberapa zat yang menyebabkan positif palsu seperti tembaga sulfat 10% dan besi sulfat 10% (Tobe et al, 2007).

Dipstick Urin

Page 7: Refrat Forensic

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan diperiksa. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit esterase.

Cara menggunakannya adalah ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untuk hematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip kerja dipstik urin sama dengan Hemastix yaitu berdasarkan pada aktivitas pseudoperoxidase hemoglobin yang mengkatalisis reaksi 3,3 '5, 5'-tetramethylbenzidine dan buffer peroksida organik, 2,5-dimethylhexane-2 ,5-dihydroperoxide. Warna yang dihasilkan berkisar dari, kehijauan-kuning ,hijau kebiruan dan biru tua. (Roberts, James R., 2007)Roberts, James R, 2007. Urine Dipstick Testing: Everything You Need to Know. Vol 29-Issue 6:p 24-27

PEMBAHASAN

Blood is probably the most commonly searched body fluid in forensic casework. Numerous catalytic tests have been developed and used to screen for the presence of blood. Among them, the luminol, leucomalachite green, phenolphthalein, and the Hemastix tests have been commonly used. These tests are based on the catalytic action of hemoglobin on a peroxide substrate, causing it to react with a number of organic compounds to yield colored eaction products.

Page 8: Refrat Forensic

However, any biological material that also possesses peroxidase activity, or any material that hydrolyzes the hydrogen peroxide in these chemical reactions, also reacts positively using the screening tests. Therefore, these tests are generally considered as presumptive tests for blood.

Pentingnya tes darah presumptif bagi penyidik dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), membuat penulis ingin mencari alternatif alat yang dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan reagen strip dapat memudahkan penyidik dalam tes darah presumptif. Reagen strip yang umum digunakan ialah Hemastix reagen strip.

The Hemastix_ Reagent strips, manufactured by Bayer HealthCare LLC, were developed to detect the presence of blood in urine. The test strips contain diisopropylbenzene dihydroperoxide and 3,3’,5,5’-tetramethylbenzidine. The test is based on the peroxidase-like activity of hemoglobin which has the ability to cleave oxygen molecules from H2O2 and catalyzes the reaction from the reduced colorless form of 3,3’,5,5’- tetramethylbenzidine to the oxidized colored form. The resulting color ranges from orange to green. Very high concentrations of blood may cause the color development to continue to blue (Poon et al, 2009).

Testing a bloodstain is performed by moistening a cotton swab with distilled water, touching the swab to the stain and placing the swab directly onto the reagent tab on the strip. The reagent tab is originally yellow and undergoes a color change to green or blue-green indicating the presumption of blood.

1. Hydrate a new Q-tip with sterile water and roll it onto an area ADJACENT to the stain.

Page 9: Refrat Forensic

2. Transfer the Q-tip contents onto the colored portion of the hemastix by gently rolling the cotton portion over the yellow tab of the hemastix. Record the color on the data sheet.

3. If the color remains the same you have a negative test for your control. If the color has changed, there is something in the fabric causing a chemical reaction.

4. Hydrate a new Q-tip with sterile water and roll onto the stain.

5. Transfer the Q-tip contents onto the colored portion of the hemastix by gently rolling the cotton portion over the yellow tab of the hemastix. Record the results on your data sheet.

6. If blood is present the colored portion of the hemastix will turn from Yellow to a Green color depending on the amount of blood present. If the yellow

Page 10: Refrat Forensic

tab on the hemastix remains the same it is considered a negative test. Record the results.

Tabel 1. Summary of Presumptive Test of Blood and their Applicabilty to Fish Research (Colotelo, 2009).

Reagen Sensitivitas

Harga

Tested on Fish

Potential field use

Potential lab use

Carcinogen

Rationale

BenzidinePhenolphthalein

KESIMPULAN

1. Hemastix reagen strip dapat digunakan sebagai alat dalam tes darah presumptif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Poon, Hiron., Elliot, Jim., Modler, Jeff., Fregeau, Chantal. 2009. The Use of Hemastix_ and the Subsequent Lack of DNA Recovery Using the Promega DNA IQTM System. J Forensic Sci, November 2009, Vol. 54, No. 6.

2. Colotelo, H.A. 2009. Evaluation and Application of Presumptive Tests for Blood for Fish Epithelial Injury Detectio. Diakses dari