reliability to sustain - pdsi pertaminapdsi.pertamina.com/assets_front/download/lap_2011.pdf ·...
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
2011
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPO
RT 2011
Reliability to SustainKehandalan Untuk Tumbuh dan Terus Berkembang
Reliability to Sustain Kehandalan Untuk Tum
buh dan Terus Berkembang
KANTOR PUSAT
Menara Standard Chartered
Lantai 15 & 16
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta 12950
Indonesia
Phone : (62-21) 2553 2400,
Fax : (62-21) 2553 2411
www.pertamina-pdsi.com
22
35
78
9
1013
1415
1517
1819
2021
2122
2632
36
4244
4446
4751
5253
70
8085
8788
8889
8991
9496
98100
103104
105117
122124
133 144
148149
151
IKHTISAR UTAMAIKHTISAR KEUANGAN
IKHTISAR OPERASIPENCAPAIAN KPI PERUSAHAAN 2011
PETA SEBARAN AREA OPERASI RIG PDSI 2011PERISTIWA PENTING 2011
PENGHARGAAN 2011
PROFIL PERUSAHAANSEKILAS PERSEROAN
SEJARAH SINGKAT PERSEROANSTRUKTUR KORPORASI
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAMVISI DAN MISI
TATA NILAISTRATEGI JANGKA PANJANG
ARAH PENGEMBANGAN PERUSAHAANPDSI STRATEGY MAP
STRUKTUR ORGANISASI PERSEROANPROFIL DEWAN KOMISARIS
PROFIL DEWAN DIREKSILAPORAN KOMISARIS UTAMA
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMENTINJAUAN UMUM 2011
PRODUK/ JASA PDSIPROSPEK 2012
EKONOMI DAN INDUSTRI DRILLING SECARA KESELURUHAN
URAIAN TENTANG ASPEK PEMASARANREALISASI INVESTASI 2011
PEMBAHASAN ATAS KINERJA BISNISKINERJA KEUANGAN
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAANKOMITMEN GCG
KEBIJAKAN MANAJEMENTUJUAN PENERAPAN GCG
PENGUKURAN IMPLEMENTASI GCGSTRUKTUR DAN HUBUNGAN TATA KELOLA
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSIKOMITE AUDIT
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSIMEKANISME GCG
ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJASISTEM DAN PROSEDUR PERSEROAN
PENGENDALIAN RISIKO PERSEROANINTERNAL AUDIT
LAPORAN KEBERLANJUTANSUMBER DAYA MANUSIA
LAPORAN K3LLTANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PERNYATAAN DEWAN KOMISARISPERNYATAAN DEWAN DIREKSI
LAPORAN KEUANGAN AUDITED 2011
DAFTAR ISI C o n t e n t s
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
1
Pertumbuhan sebuah perusahaan bertumpu pada kekuatan respon dalam menjawab tantangan dunia usaha yang semakin dinamis. Respon tersebut tertuang dalam strategi manajemen yang cerdas dan bernas dalam melihat setiap nilai dan peluang.PDSI menjawab tantangan dengan memperkuat kompetensi dasar, keahlian, dan ketrampilan untuk dapat bekerja lebih handal. Siap menyediakan solusi dan menjadikan setiap pelanggan sebagai mitra kerja. Handal, terpercaya, dan bertumbuh.
Growth of a company rests on the strength of the response in answering the challenges of an increasingly dynamic business world. Response is contained in a smart and sharp management strategy in seeing any value and opportunity.PDSI responds to challenge by strengthening the basic competencies, expertise, and skills to be able to work more reliably. Ready to provide solutions and make every customer as a partner. Reliable, trustworthy, and thriving/growing.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
2
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHT
(Dalam Jutaan Rupiah) (In Million Rupiah)
URAIAN 2009* 2010* 2011* DESCRIPTION
LABA RUGI KOMPREHENSIF COMPREHENSIVE PROFIT/LOSS
Pendapatan 1,507,258 1,402,246 1,629,013 Revenue
EBITDA ** 474,169 498,085 379.339 EBITDA **
Laba Kotor 718,679 636,441 369,395 Gross Income
Laba Usaha 593,268 445,364 199,069 Comprehensive Income
Laba Bersih 332,424 310,233 138,364 Net Income
Laba Bersih per Saham Dasar 7.60 0.95 0.42 Comprehensive Basic Earning per Share
POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION
Aset Lancar 1,490,416 1,325,840 1,515,579 Current Asset
Aset Tetap - Bersih 288,262 915,065 1,994,759 Fixed Asset - Net
Aset Lain-Lain 13,250 69,232 98,110 Other Assets
Jumlah Aset 1,791,928 2,310,137 3,608,448 Total Assets
Liabilitas Lancar 1,325,488 963,070 2,350,748 Current Liabilities
Liabilitas Tidak Lancar 1,946 18,584 11,512 Non-Current Liabilities
Jumlah Liabilitas 1,327,434 981,654 2,362,260 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas 464,494 1,328,483 1,246,188 Total Equity
INDIKATOR KEUANGAN FINANCIAL INDICATORS
Return on Equity 251.70% 30.47% 31.52% Return on Equity
Return on Investment 28.03% 21.83% 13.00% Return on Investment
Operating Profit Margin 39.36% 31.76% 10.68% Operating Profit Margin
Net Profit Margin 22.05% 22.12% 8.49% Net Profit Margin
Cash Ratio 4.09% 17.89% 9.08% Cash Ratio
Current Ratio 112.44% 137.67% 66.40% Current Ratio
Collection Periods 295,71 196,63 85.02 Collection Periods
Inventory Turn Over 12.80 21.32 20.39 Inventory Turn Over
Total Asset Turn Over 89.16% 61.92% 55.63% Total Asset Turn Over
Equity to Total Asset 25.92% 57.51% 34.52% Equity to Total Asset
* Laporan Keuangan Diaudit** Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi
* Audited Financial Statements ** Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Ammortization
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
3
IKHTISAR UTAMAGENERAL OVERVIEW
Ikhtisar Operasi
Kinerja operasi tahun 2011 terlihat dari pencapaian
tingkat rig availability sebesar 97,52% dari 32 unit rig
yang dioperasikan , termasuk 2 unit rig brand new, yaitu
D-1000/52 (1000HP) dan D-1500/53 (1500HP). Sepanjang
tahun 2011, rig PDSI telah selesai mengerjakan 262
sumur, yang terdiri dari 5 sumur Eksplorasi, 74 sumur
Eksploitasi dan 183 sumur workover.
Downtime ratio dari seluruh rig PDSI pada tahun 2011
adalah 2.23%, dihitung dengan membandingkan total
jam downtime saat operasi dengan jumlah jam kerja,
sepanjang tahun 2011. Hal ini dapat dicapai tidak lepas
dari kinerja fungsi maintenance yang berhasil mengelola
overhaull sejumlah 48 unit engine, 43 unit BOP, dan
melakukan kalibrasi instrument untuk 22 rig.
Secara umum performa aspek HSE mengalami
peningkatan pada tahun 2011, jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari adanya peningkatan yang cukup signifikan dalam
kontribusi pelaporan Safety Monitoring Card sebagai
salah satu sarana deteksi dini dan minimalisir risiko
kecelakaan dalam penurunan angka kecelakaan yang
sebenarnya.
Operational Overview
Operatinal performancein 2011can be seen fromthe
achievementsofrigavailability at97.52% of32
operatingrigs, includingtwounits ofbrandnewrigs,
D-1000/52 (1000HP) andD-1500/53 (1500HP).
Throughout2011, PDSI’s rigs have completed262wells,
consistingoffiveexplorationwells, 74 Exploitation wellsand
183workoverwells.
Downtime Ratio of all PDSI rigs in 2011 was 2.23%,
calculated by comparing the total hours of downtime
during the operation by the number of work hours,
during 2011. This achievement cannot be separated from
the performance of maintenance functions that managed
to overhaul 48 engine units, 43 BOP units, and to calibrate
the instrument for 22 rigs.
In general, the performance of HSE aspect saw an
improvement in 2011, compared to the previous years.
This can be seen from significant increase in contribution
of Safety Morning Card as one of early detection means
and minimizing risk of accident in actual declining
number of accidents.
FatalitiesRecordable
Accident
First Aid
Near Miss
Safety Monitoring Card
2010 2011
26,650
1,382
36
11
0
79,030
893
21
14
0
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
4
Sementara itu, Total Recordable Incident Rate (TRIR)
tahun 2011 tercapai 1,37. Meskipun tidak mencapai target
(1,14) namun terdapat penurunan angka TRIR dari tahun-
tahun sebelumnya. Ini menjadi indicator peningkatan
performa HSE selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar terhadap
rig, maka pada tahun 2011 ini, PDSI membeli 4 unit
rig elektrik baru yang terdiri dari 2 unit rig 1.000
HP dan 2 unit rig 1.500 HP. 2 unit sudah beroperasi
pada akhir tahun 2011, dan yang lainnya baru tiba di
bulan Desember 2011, dan sampai akhir tahun masih
dalam tahap comissioning. Rig baru ini menggunakan
teknologi baru, yaitu rig elektrik dengan sistem amphion
terintegrasi yang dibuat oleh NOV-Dreco Canada.
Rig baru yang telah beroperasi di tahun 2011 adalah rig
D-1500/53 (1500HP) mulai operasi pada 5 September
2011 di lokasi Cilamaya (CLU-B1/CLU-12), dan rig
D-1000/52 (1000HP) mulai operasi pada 25 Desember
2011 di lokasi Donggi (DNG-06).
In general, the performance of HSE aspect saw an
improvement in 2011, compared to the previous years.
This can be seen from significant increase in contribution
of Safety Morning Card as one of early detection means
and minimizing risk of accident in actual declining
number of accidents.
In order to meet market demand for rigs, PDSI bought 4
new electric rig units in 2011, which consists of two rigs
of 1000 HP and 2 rigs of 1500 HP. Two units have already
been in operation at the end of 2011, while the two
others arrived in December 2011, and until the end of the
year were still in the comissioning phase. The new rigsuse
new technology, the electric rig with an integrated system
made by Amphion-NOV Dreco Canada.
The newrigshave been operating in2011 areD-1500/53
(1500HP) rig, began operations on September 5,2011 at
Cilamaya site (CLU-B1/CLU-12), and D-1000/52rig(1000HP)
beganoperations onDecember 25, 2011, at Donggisite
(DNG-06).
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.50
1.00
0.00
Total Recordable Incident Rate (TRIR)
2009 20092010 20102011 2011
2.11
5.16
1.43
4.67
1.37
5.08Good
IADC
* Asia Pacific Land
PDSI
1.80
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
Accident Frequency Rate (AFR)
1.13
1.34
1.001.04
0.39
1.56
IADC
* Asia Pacific Land
PDSI
Good
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
5
PEN
CAPA
IAN
KPI
PER
USA
HA
AN
201
1CO
RPO
RATE
KEY
PER
FORM
AN
CE IN
DIC
ATO
RS (K
PI A
CHIE
VEM
ENT
2011
)
NO
UKU
RAN
KIN
ERJA
TE
RPIL
IHSA
TUA
NFR
EQ.
MO
N
TARG
ET 2
011
BOBO
T
Targ
etRe
alis
asi
Kom
ulat
ifD
evia
tion
Perf
orm
ance
BASE
STRE
TCH
*4Q
Cum
/Ave
Base
Stre
tch
Base
Stre
tch
TW4
TW4
IFI
NA
NCI
AL
5535
.36%
K1EB
ITD
AID
R (T
riliu
n)Bu
lana
n0.
630.
7010
%0.
630.
700.
160.
170.
320.
3250
.48%
5.05
%
K2A
. Lab
a U
saha
IDR
(Tril
iun)
Bula
nan
0.50
0.55
10%
0.50
0.55
0.12
0.14
0.14
0.14
27.2
7%2.
73%
B. P
erse
ntas
e Pe
ncap
aian
La
ba U
saha
%Bu
lana
n10
0%11
0%10
%10
0%11
0.00
%25
.00%
27.5
0%27
.27%
27.2
7%27
.27%
2.73
%
K3Bi
aya
Usa
haID
R (T
riliu
n)Bu
lana
n1.
311.
245%
1.31
1.24
0.33
0.31
1.32
1.32
98.7
4%4.
94%
K4Ti
ngka
t Pen
capa
ian
Inve
stas
i%
Bula
nan
90%
95%
10%
90.0
0%95
.00%
15.3
0%16
.16%
98.9
5%98
.95%
98.9
5%9.
89%
IDR
(juta
)1,
376,
106
1,45
2,55
71,
376,
106
1,45
2,55
723
3,87
424
5,56
81,
361,
626
1,36
1,62
6
K5Re
turn
On
Capi
tal
Empl
oyed
(RO
CE)
%Bu
lana
n10
0%10
5%10
%10
0%10
6%10
0%10
5%10
0.06
%10
0.06
%10
0.23
%10
.02%
IIO
PERA
SIO
NA
L35
%38
.95%
K6Ri
g Av
aila
bilit
y%
Bula
nan
98%
100%
10%
98%
100%
98%
100%
97.5
2%97
.52%
99.5
1%9.
95%
K7N
on P
rodu
ctiv
e Ti
me
(NPT
)%
Bula
nan
100%
90%
10%
100%
90%
100%
90%
81.6
9%81
.69%
120.
00%
12.0
0%
K8Ri
g U
tiliz
atio
n%
Bula
nan
87%
91%
10%
88%
92%
88%
92%
93.8
8%93
.88%
120.
00%
12.0
0%
K9Ke
tepa
tan
Peny
ampa
ian
Dat
a BO
D C
ontr
ol R
oom
%Tr
iwul
anan
100%
120%
5%10
0%12
0%10
0%12
0%10
0.00
%10
0%10
0.00
%5.
00%
IIIPE
OPL
E, S
AFE
TY A
ND
EN
VIR
ON
MEN
T6%
5.59
%
K10
Pene
rapa
n Sa
fety
be
rsta
ndar
Tin
ggi
- TRI
RN
ilai
Rata
-rat
aBu
lana
n 1.
141.
033%
1.14
1.03
1.14
1.03
1.37
1.37
79.8
2%2.
39%
- HSE
Mee
ting
%Bu
lana
n10
0%12
0%2%
100%
120%
100%
120%
100%
100%
100.
00%
2.00
%
- Man
agem
ent W
alkt
hrou
ghKu
njun
gan
Triw
ulan
an4
81%
12
12
58
120.
00%
1.20
%
IVSH
ARE
D K
PIs
4%3.
73%
K11
Tind
ak L
anju
t Tem
uan
Audi
t %
Triw
ulan
an80
%10
0%1%
80%
100%
80%
100%
88.5
0%89
%10
8.50
%1.
09%
K12
Util
isas
i Sis
tem
ERP
%Bu
lana
n95
%10
0%1%
95%
100%
95%
100%
96.0
6%96
%10
4.26
%1.
04%
K13
Lapo
ran
Keua
ngan
tahu
nan
Audi
ted
2010
Har
i Ka
lend
erTa
huna
n90
602%
00
Akh
ir M
aret
Akh
ir Pe
brua
ri 0
108
80.0
0%1.
60%
100.
0%83
.63%
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
6
TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN
Kinerja Keuangan RKAP 2011
Audited 2011 Kinerja Keuangan
Nilai SKOR Nilai SKOR
1. Imbalan Kpd Pemegang Saham (ROE) 30.73 20.00 31.52 20.00
2. Imbalan Investasi (ROI) 19.21 12.00 13.01 9.00
3. Operating Profit Margin 24.75 2.50 12.22 1.50
4. Net Profit Margin 18.66 2.50 8.49 1.50
5. Rasio Kas 34.99 4.00 7.17 1.00
6. Rasio Lancar 132.51 5.00 64.47 1.00
7. Collections Period 96.36 1.50 85.02 2.50
8. Perputaran Persediaan 9.11 3.00 20.39 2.50
9. Perputaran Total Asset 61.06 2.00 55.65 1.50
10. Rasio TMS Thd Total Asset 43.75 7.00 34.54 7.00
11. Time Interest Earned Ratio - - 75.80 3.00
Nilai Kinerja Keuangan 59.50 50.50
Nilai Kinerja Keuangan Proporsional 62.16 -
Klasifikasi Tingkat Kinerja Keuangan Sehat Sehat
Kinerja Pertumbuhan Kinerja PertumbuhanNilai SKOR Nilai SKOR
1. Pertumbuhan Produktivitas, antara lain :
- Aspets Produktifity Growth (ASPG) 0.19 1.00 (69.41) -
2. Pertumbuhan Daya Saing, antara lain :
- Sales Growth (SALG) 48.91 5.00 116.17 5.00
- Net Profit Margin Growt (NPMG) (19.77) - (61.61) -
3. Pertumbuhan Efisiensi, antara lain :
- Sales to Total Asset Growt (STAG) 13.57 3.00 (25.99) -
- Net Profit Growth (NPG) 19.48 5.00 (55.40) -
Sub Total NKO 14.00 5.00
Klasifikasi Tingkat Kinerja Pertumbuhan Tumbuh Tinggi
Kurang Tumbuh
Kinerja Administrasi Kinerja AdministrasiNilai SKOR Nilai SKOR
1. Laporan Keuangan Perusahaan Bulanan ≤7 hari kalender
2.00 ≤7 hari kalender
2.00
2. Laporan Manajemen Perusahaan Bulanan
≤11 hari kalender
2.00 ≤11 hari kalender
2.00
3. Laporan Keuangan Audited ≤Bulan Maret
3.00 ≤Bulan Maret
3.00
4. Rancangan RKAP ≤Bulan Juli 3.00 ≤Bulan Juli 3.00
Sub Total NKA 10.00 10.00
Klasifikasi Tingkat Kinerja Administrasi
Total Kinerja Perusahaan 86.16 65.50
Klasifikasi Tingkat Kinerja Perusahaan Sehat AA Sehat A
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
7
Pet
a S
ebar
an A
rea
Op
eras
i Rig
PD
SI 2
011
Are
a KT
I:•N-80UE/2
2•OW700
/39
•D-700
N0.6/26
•D10
00/52
•MaritimeHY03
Are
a JA
WA
:•N-80UE/2
2•OW700
/39
•OW700
/40
•MSH
-200
0/30
•OW-760
/20
•H-40D/24
•N-80
B2/01
•N11
0-M2/3
1•N11
0-M3/2
8
•D-700
N0.6/26
•N-80-UE/UY3
•D-150
0/53
•F–20
0•TopDriv
eMaritimeHY01
•TopDriv
eMaritimeHY02
•TopDriv
eTesco58
4•TopDriv
eTesco91
9
Are
a SU
MBA
GTE
NG
:•H-25CD
/DRII
•T-45
I/3
3•LTO-350
/37
•T-45
-II/3
4•H35
-3/UY6
Are
a SU
MBA
GSE
L:•H-40D/29
•E.D-2/38
•N-80UE/2
5•N-1
10M1/1
8•LTO-650
/35
•LTO-750
/43
•KT
-210
BNo.3A/42
•N-80B1
/27
•IE-900
No.9/3
•TopDriv
eTesco27
2•TopDriv
eTesco58
3
Are
a N
AD
-SU
MBA
GU
T:•KM
-200
ANo.1/9
•KT
-210
BNo.2A
/41
•H-30FD/23
•SK
YTOPRR
650/UY7
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
8
PERISTIWA PENTING 2011Milestone 2011
Feb 10 Pemegang Saham menetapkan perubahan penyebutan jabatan Direksi, yaitu sebutan Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan & AdministrasiShareholders established Director nomenclature change of Finance Director to Finance and Administration Director
Mar 01 Perseroan ditugaskan untuk melakukan pembelian atas asset PT. Usayana berupa rig, top drive dan suku cadang.The Company was commissioned to make a purchase of PT. Usayana’s assets of rigs, top drives and spare parts.
Apr 25 Terbitnya persetujuan Pemegang Saham tentang penghapusan dan pelepasan rig IH 40 D/26 dan rig N 80B2/01 yang rusak dan telah mendapat klaim dari asuransiThe issu an ceof Shareholders’ approval on the discharge and release of IH40D/26 rig and N80B2/01 rig that were damaged and have received payment of claim from the insurance
Jun 07 Kedatangan 2 rig baru dari Kanada yang merupakan pesanan Perseroan, terdiri dari 1.000 HP dan 1.500 HP. Rig baru ini adalah Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.The arrival of two new rigs from Canada ordered by the Company, consisting of 1,000 HP and 1,500 HP rigs. The type of the new rigs is Type: Cantilevermast, Slingshot substructure.
15 Persetujuan Pemegang Saham atas Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan (Audited) Tahun Buku 2009 beserta penjelasannyaShareholders’ approval on the Annual Reportincluding the adoption of Financial Statements (Audited) for 2009 fiscal year and an its explanations
16 Perseroan melaksanakan RUPS Tahunan Tahun Buku 2010The Company held Annual General Meeting of Shareholders for 2010 Fiscal year
Agt/Aug 08 Perseroan mendapatkan persetujuan memberikan performance bond sebesar USD 4.994.750 dalam rangka kerjasama penyediaan jasa pembangunan rig pemboran, sehubungan dengan pengembangan lapangan minyak dan gas Blok Cepu di Jawa.The Company received an approval to give USD4,994.75 million performance bondin the cooperation of drilling rigs development service provision, related to oil and gas field development of Cepu Block in Java.
25 Penetapan Direktur Pemasaran dan Pengembangan, dimana semula Sdr. Adi Harianto adalah PJ. Direktur Pemasaran dan Pengembangan menjadi Direktur Pemasaran dan PengembanganAppointment of Adi Harianto as Marketing and Development Director, who previously served as Acting Marketing and Development Director.
Des /Dec 6 Perseroan menerima kedatangan 2 rig baru lagi dari Kanada yang terdiri dari 1.000 HP dan 1.500 HPThe Company received the arrival of two new rigs from Canada consisting of 1,000 GP and 1,500 HP
10 Perseroan meraih 2 penghargaan bidang HSE Patra Adhikriya Bhumi Pratama untuk Drilling Area Sumbagsel dan Drilling Area Jawa, serta 1 penghargaan Patra Adhikriya Bhumi Madya untuk drilling Area NAD-Sumbagut.
The Company received two awards for HSE, Patra Adhikriya Bhumi Pratama award for Southern Sumatra Drilling Area, and Patra Adhikriya Bhumi Madya award for Aceh-Northern Sumatra Drilling.
30 Persetujuan Pemegang Saham menerima pengunduran diri Sdr. Made Mahendra Budhi dari jabatannya sebagai Direktur Keuangan dan Administrasi terhitung sejak tanggal 1 Januari 2012.Shareholders’ approval on resignation of Made Mahendra Budhi from his post as Finance and Administration Director since January 1, 2012
Ganti Rig
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
9
Penghargaan 2011 2011 Awards
Pada tanggal 10 Desember 2011, Perseroan mendapatkan
penghargaan atas implementasi bidang HSE yang terdiri
dari :
On December 10, 2011, The Company received several
awards for the HSE implementation, consisting of:
No. Pencapaian
1 Patra Adhikriya Bhumi Utama dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area Sumbagsel
Patra Adhikriya Bhumi Utama from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in Southern Sumatera
2 Patra Adhikriya Bhumi Utama dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area Jawa
Patra Adhikriya Bhumi Utama from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in Java
3 Patra Adhikriya Bhumi Madya dari PT. Pertamina (Persero) untuk Drilling Area NAD-Sumbagut
Patra Adhikriya Bhumi Madya from PT. Pertamina (Persero) to Drilling Area in NAD-Northern Sumatera
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
13
SEKILAS PERSEROAN
Pertamina Drilling Services Indonesia adalah anak
perusahaan Pertamina (Persero) yang memiliki
kompetensi dan berpengalaman lebih dari 30 tahun
di bidang jasa drilling dan work over meliputi
eksplorasi dan eksploitasi dengan memberikan
solusi jasa pemboran terpadu (one stop solution
drilling services) kepada pelanggan, serta
memiliki kegiatan usaha lain yang terkait dan
menunjang kegiatan usaha di bidang jasa
drilling dan work over tersebut yang telah
teruji kompetensinya.
PDSI sebagai pemimpin di bidang
jasa drilling dan work over
yang terbiasa menjalin aliansi
strategis dan profesional dengan
dunia industri terkait melalui
sinergi dengan prinsip-prinsip bisnis
yang kuat. PDSI memiliki reputasi
rekam jejak yang membanggakan,
ditunjukkan dengan kualitas kinerja yang
memenuhi standard ISO 9001:2008 dan
OHSAS 18001:2007 yang telah diakui secara
internasional.
Komitmen PDSI sangat kuat terhadap prinsip
keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan
lingkungan serta memiliki kebijakan dalam seluruh
aspek Health, Safety and Environment (HSE) dengan
selalu memberikan prioritas terhadap upaya pencegahan
terjadinya insiden dan meminimalkan risiko operasi.
Dengan pengelolaan perusahaan berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good
Corporate Governance (GCG) sebagai komitmen untuk
mempertahankan kepercayaan pelanggan, pemegang
saham, mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya.
PDSI secara konsisten terus melakukan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia sebagai aset penting
perusahaan, kepedulian terhadap lingkungan, dan
implementasi tanggung jawab sosial untuk menjadikan
generasi masa depan yang lebih baik. Selain itu, PDSI
adalah bagian dari keluarga besar Pertamina yang
merupakan perusahaan energi nasional terbesar dan
menjadi “Power House” bagi pertumbuhan ekonomi
nasional.
COMPANY IN BRIEF
PertaminaDrilling ServicesIndonesiais asubsidiary
ofPertamina(Persero) which has competencyand
morethan 30years of experience indrillingandwork
overservicesincluding explorationandexploitationby
providing one stop solution drillingservicesto customers,
andhas other related businessactivitiesandsupport
business activitiesindrillingandwork overserviceswitha
provencompetence.
PDSIas aleaderindrillingandwork overservices, is familiar
withbuildingstrategicandprofessionals alliances with
relatedindustrythroughsynergywith sound business
principles. PDSIhas areputation ofencouragingtrack
record, demonstrated by performance that
meetstheinternationally recognized qualitystandard of
ISO9001:2008andOHSAS18001:2007.
PDSI has a strong commitment to the occupational
safety, health and environmental protection principles
as well as having a policy in all aspects of Health, Safety
and Environment (HSE) to always give priority to efforts
in preventing the incidences and minimize the risks of
operations.
With the management of the company based on
the Good Corporate Governance (GCG) principles
as a commitment to maintaining the confidence of
customers, shareholders, business partners and other
stakeholders. PDSI consistently continues to increase
the competence of human resources as an important
asset of the company, environmental stewardship,
and implementation of social responsibility to create
better future generations. In addition, PDSI is part of a
Pertamina’s big family which is the largest national energy
company and a "Power House" for national economic
growth.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
14
SEJARAH SINGKAT PERSEROAN
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) berdiri
sejak tahun 2008 berdasarkan Akte Notaris Marianne
Vincentia Hamdani, SH Nomor 13 tanggal 13 Juni 2008
yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Hukum & HAM RI No. AHU-39442. AH. 01.01 Tahun 2008
tanggal 8 Juli 2008.
Sebelumnya, PT. PDSI merupakan salah satu unit usaha
(divisi) Direktorat Hulu PT. Pertamina (Persero) yang
melakukan kegiatan pemboran. Namun, sesuai dengan
surat rekomendasi Komisaris PT. Pertamina (Persero)
tanggal 28 Desember 2007 Nomor 365/K/DK/2007
maka melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 13 Juni 2008, Unit Usaha Drilling ini menjadi
entitas bisnis sendiri yang profit oriented dengan
nama PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)
dengan komposisi kepemilikan sahamnya terdiri atas PT.
Pertamina (Persero) 99 % dan PT. Pertamina Hulu Energi 1
%. Dengan ini. PDSI diharapkan memperoleh keuntungan
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan secara efektif
dan efisien.
Pada tanggal 18 Juni 2010 terbit Keputusan Pemegang
Saham Secara Sirkuler yang merubah status kepemilikan
saham perseroan menjadi 99,87 % dimiliki PT. Pertamina
(Persero) dan 0,13% dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu
Energi.
Pendirian PDSI memiliki maksud dan tujuan yaitu
menyelenggarakan usaha di bidang jasa drilling baik
di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha
lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di
bidang jasa drilling tersebut. Untuk itulah maka PT. PDSI
ini menyelenggarakan kegiatan usaha pengelolaan
dan pengembangan sumberdaya jasa drilling meliputi
eksplorasi dan eksploitasi, baik migas maupun panas
bumi. Menyelenggarakan kegiatan usaha jasa yang
meliputi konsultasi, operasi dan pemeliharaan serta
pengembangan teknologi di bidang jasa drilling dalam
arti yang seluas-luasnya.
Sebagai wujud komitmen untuk memberikan jasa drilling
yang berkualitas, Investasi menambah rig baru kapasitas
besar dan akuisisi rig PT. Usayana dilakukan oleh PDSI
untuk lebih memantapkan sumber daya ke dalam bisnis
inti perseroan.
BRIEF HISTORY OF THE COMPANY
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) was
founded in 2008, according to Notarial Act by Marianne
Vincentia Hamdani, SH No. 13 dated June 13, 2008 that
has been authorized by Minister of Justice and Human
Rights of Republic of Indonesia No. AHU-39442. AH. 01.01
of 2008 dated July 8, 2008.
Previously, PT. PDSI is a business unit (division) of
Upstream Directorate of PT. Pertamina (Persero) that
operated drilling. However, according to the letter
of recommendation of the PT. Pertamina (Persero)
Commissioners dated December 28, 2007 No. 365/K/
DK/2007 through Extraordinary General Meeting of
Shareholders on June 13, 2008, the Drilling Business Unit
has become a separate is profit-oriented business entity
under the name PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
(PDSI) with its shareholder composition consisting of
PT. Pertamina (Persero) controlled99% of shares and
PT. Pertamina Hulu Energi held the remaining 1%. PDSI
is expected to earn profits based on the principles of
efefctive and efficient management.
On June 18, 2010, Shareholders’ Circulair Resolution was
issued that changed the company’s shares ownership to
99.87% is controlled by PT. Pertamina (Persero) and 0.13%
is owned by PT. Pertamina Hulu Energi.
The establishment of PDSI has aim and purpose
which are to operate business in drilling services both
domestic and overseas, as well as other business
related or supporting the business of drilling services.
Therefore, PT. PDSI operates business in management
and development of resources drilling services including
exploration and exploitation of oil, gas and geothermal.
The service business includes consultation, operation
and maintenance, as well as technology development in
extensive range of drilling services.
Asa commitmenttoprovidequalitydrillingservices, the
investments innewrigs with largecapacity andacquisition
ofPT. Usayana’s rigswere conductedbyPDSIfor
consolidationof resourcesinto thecompany's core
business.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
15
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
COMPOSITION OF SHAREHOLDERS
STRUKTUR KORPORASI
CORPORATION STRUCTURE
SahamShares
AktePendirian–SKMenteriKehakimanRINo. AHU-39442.AH.01.01. Tahun 2008
Tgl. 08 Juli 2008Deed of Establishment - Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia
No. AHU-39442. AH. 01.01 of 2008 dated July 8, 2008.
Kept. Pemegang Saham Secara Sirkuler tgl. 18 Juni 2010
Shareholders’ Circular Resolution on June 18, 2010
lembarquantity
Jumlah (Rp)Amount (Rp)
% Saham
% Shares
lembarquantity
Jumlah (Rp)Amount (Rp)
% Saham
% Shares
PT. Pertamina (Persero)43.312 86.624.000.000 98,99 325.456 650.992.000.000 99,87
PT. Pertamina 438 876.000.000 1,01 438 876.000.000 0,13
PT. PERTAMINA (PERSERO)
PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
PT. PERTAMINA HULU ENERGI
0,13%99,87%
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
17
VISI DAN MISIVision and Mission
Visi Vision
Perusahaan Penyedia Jasa Pemboran Dengan Reputasi Internasional.
Drilling Service Provider Company with International Reputation.
Misi Mission
Menyediakan jasa solusi terpadu yang berkualitas tinggi di bidang pemboran,
kerja ulang dan reparasi sumur kepada pelanggan, untuk memberi nilai tambah
yang optimal bagi Pemegang Saham dan pekerja, serta berkontribusi secara
proporsional kepada pemangku kepentingan lainnya.
Provide integrated high quality solution services in drilling, workover, and well
repair for the customers, to give optimal added value for Shareholders and
employees, and proportionally contribute to other stakeholders.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
18
Menjunjung tinggi dan menerapkan secara konsisten
nilai-nilai :
1. Care (Peduli) & Safety First (Mengutamakan
Keselamatan)
Senantiasa memberikan perhatian penuh pada
keselamatan kerja dan selalu peduli pada kelestarian
lingkungan.
2. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan
kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung
tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada
asas-asas tatakelola korporasi yang baik.
3. Competence (Mumpuni)
Dikelola oleh SDM yang profesional, memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi serta berkomitmen
dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
4. Customer Focused (Prima)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan
berkomitmen untuk memberikan pelayanan
berkualitas tinggi pada pelanggan berdasarkan
prinsip-prinsip komersial yang kuat.
5. Competitive (Kompetitif )
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui
investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
6. Continuous Improvement (Pertumbuhan)
Komitmen memajukan perusahaan dengan
pertumbuhan kinerja dari waktu ke waktu guna
mengamankan kepentingan stakeholder kunci.
7. Commitment (Komitmen)
Komitmen terhadap aturan main serta
penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika
melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko
dan tatakelola organisasi yang modern, transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas serta independensi.
Consistenly uphold and apply values:
1. Care& Safety First
Always give full attention to occupational safety and
care for the preservation of environment.
2. Clean
Professionally managed, avoid conflict of interest,
no tolerance for bribery, uphold trust and integrity.
Guided by good corporate governance principles.
3. Competence
Managed by human resources who are professional,
talented and have high technical skills, as well as
committed to building the competence in research
and development.
4. Customer Focused (Excellence)
Oriented to the customers’ interests, and committed to
provide high quality services to the customers based
on sound commercial principles.
5. Competitive
Competitive in regional and international scale,
stimulating growth through investments, building
cost-conscious culture and respect to performance.
6. Continuous Improvement (Pertumbuhan)
Commitment to foster the company with growth
performance from time to time to securet the interests
of key stakeholders.
7. Commitment (Komitmen)
Commitment to the rule of the game as well as fair and
ethical business operations through the application of
the principles of risk management and governance of
modern organizations, transparency, accountability,
responsibility and independence.
TATA NILAI CORE VALUES
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
19
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2011-
2015 untuk PT. PDSI ini disusun dengan arah strategis,
sehingga end state PDSI menjadi sebuah world class
company dapat tercapai. Momentum transformasi
yang pada tahun 2008 diwali dengan mengubah PDSI
dari sebuah unit usaha Direktorat Hulu menjadi anak
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) harus
terus dijaga sehingga PT. PDSI tetap tumbuh dan
berkembang dalam mengantisipasi setiap peluang pasar
eksternal yang lebih luas dengan membentuk budaya
kerja yang kompetitif dan lebih berorientasi bisnis.
Arah Pengembangan Perusahaan
Sesuai dengan Visi & MIsi, arah pengembangan PDSI
harus menuju kepada VIsi yang telah ditetapkan, yaitu
Menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Pemboran dengan
Reputasi Internasional. Langkah-langkah yang diambil
PDSI untuk mencapai Visinya, dibagi dalam 3 (tiga)
tahapan, yaitu:
I. Membangun Pondasi
II. SistemEnterprise–GoPublicNonListed
III. Drilling Company With International Reputation.
2013 – 2015 : Stage 2 – System Enterprise – Go Public
Non Listed
• Pengembangankompetensibidangoperasionaldan
manajemen offshore drilling
• Pengembangankompetensibidangmarketingdan
sales
• Membangunkompetensidrillingcompetency
• Eksekusioperasipemborantanpakesalahan
• PenerapansecarakonsistensistemHSE,operation&
maintenance rig, zero accident, and zero downtime
• Pelaksakaansystembisnisfullcomputerizeddan
penilaian GCG baik sekali
• Membangunpasarlocaldanpenetrasipasar
internasional
• LaporankeuanganstandardIFRS
• Pengembanganteknologidrillingmelaluikerjasama
dengan pihak mitra
PT. PDSI Long-Term Corporate Plan (RJPP) of 2011 to
2015 was developed with the strategic direction, so that
the end state of PDSI as a world class company can be
reached. Transformation momentum in 2008 was started
by changing PDSI as a business unit of the Upstream
Directorate to a Limited Liability Company (PT) subsidiary
should be maintained so that PT. PDSI keeps growing
and expanding in anticipation of bigger external market
opportunities by establishing a competitive working
culture and more business oriented.
Direction of Company Development
In accordance with the Vision & Mission, the PDSI
development should lead to the Vision that has been
established, namely Becoming Drilling Service Provider
Company with International Reputation. The step staken
by PDSI to achieve its Vision, is divided into 3 (three)
stages:
I. Foundation Building
II. EnterpriseSystem–GoPublicNonListed
III. Drilling Company With International Reputation.
2013 – 2015 : Stage 2 –Enterprise System – Go Public
Non Listed
• Competencedevelopmentinoffshoredrilling
operations and management
• Competencedevelopmentinmarketingandsales
• Buildingdrillingcompetency
• Executionofdrillingoperationswithouterror
• ConsistentapplicationofHSE,rigoperation&
maintenance, zero accident, and zero downtime
systems
• Implementationoffullcomputerizedbusinesssystem
and excellent GCG assessment
• Buildinglocalmarketandinternationalmarket
penetration
• FinancialstatemensofIFRSstandard
• Drillingtechnologydevelopmentthroughcooperation
with partners
STRATEGI JANGKA PANJANG LONG TERM STRATEGY
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
20
2016 : Stage 3 – Drilling Company With International
Reputation
• Identifikasioverseasproject(SouthEastAsia)
• Kolaborasidenganmid-sizeinternationaldrilling
company pada proyek-proyek tertentu
• DidukungkualitasSDMberpengalamandanskillkelas
dunia
• OperationaldidukungsystemHSE,operation,dan
maintenance kelas dunia
• Operationperformancerecordkelasdunia(TRIR,
downtime)
• Inherentbusinesscontrol
• Kinerjakeuanganworldclassdandipercayainvestor
serta pemanfaatan pasar modal yang optimal
• LaporankeuanganIFRSdandipercayainvestordalam
dan luar negeri
2016 : Stage 3 – Drilling Company With International
Reputation
• Identificationofoverseasproject(SouthEastAsia)
• Collaborationwithmid-sizedinternationaldrilling
company in particular projects
• SupportedbyqualifiedHRwithexperienceandworld
class skills
• OperationssupportedbyworldclassHSE,operation
and maintenance systems
• Operationperformanceofworldclassrecord(TRIR,
downtime)
• Inherentbusinesscontrol
• Worldclassfinancialperformanceandtrustedby
investors as well as optimal capital market utilization
• IFRSfinancialperformanceandtrustedbydomestic
and foreign investors
ARAH PENGEMBANGAN PERUSAHAAN/ DIRECTION OF COMPANY DEVELOPMENT
2013 - 2015• Pengembangan kompetensi bidang
operational & management offshore drilling
• Pengembangan kompetensi di bidang marketing & Sales
• Membangun kompetensi drilling competency
• Eksekusi Operasi Pemboran tanpa kesalahan• Penerapan secara konsisten sistem HSE,
Operation & Maintenance Rig, Zero Accident & Zero Downtime
• Pelaksanaan sistem bisnis full computerized & Penilaian GCG baik sekali
• Membangun pasar lokal dan penetrasi pasar internasional
• Laporan Keuangan standar IFRS• Pengembangan teknoligi drilling melalui
kerjasama dengan pihak mitra
2016• Identifikasioverseasproject(South–East
Asia)• Kolaborasi dengan mid-size international
drilling company pada proyek-proyek tertentu
• Didukung kualitas SDM berpengalaman dan skill kelas dunia
• Operational didikung sistem HSE, Operation & Maintenance kelas dunia
• Operation performance record kelas dunia (TRIR, downtime)
• Inherent business control• Kinerja keuangan world class dan
dipercaya investor serta pemanfaatan pasar modal yang optimal
• Laporan keuangan IFRS dan dipercaya investor dalam & luar negeri
2010–2012:• Membangun Safety Culture• Memperkuat Kompetensi Pekerja• Pengembangan Business Process & KPI
berdasarkan ISO & OHSAS• Membangun Sistem Procurement Material
& Jasa• Membangun Integrated Information System
yang realtime• Membangun sistim manajemen operasi rig• Membangun kompetemsi di bidang
Marketing Intelligence• Membangun Budaya Kerja berbasis Kinerja• Laporan Keuangan Unqualified Opinion &
Persiapan Go Public
Evol
usi P
DSI
Time
Stage 1: Membangun Pondasi
2010 2013 2016
Stage 2: System Enterprise – Go Public Non Listed
Stage 3: Drilling Company with International Reputation pada 2016
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
21
STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN Corporate Organization Structure
PRESIDENTDIRECTOR
CORPORATE SECRETARY
OPERATION DIRECTOR
FINANCE & ADMINISTRATION DIRECTOR
HEAD OF INTERNAL AUDIT
MARKETING & BUSINESS DEV. DIRECTOR
VP COMMERCIAL &
MARKETING
VP VENTURE PLANNING &
DEVELOPMENT
VP DRILLING
OPERATION
VP DRILLING SUPPORT
VP GENERAL AFFAIR & HR
VP TREASURY
VP CONTROLLER
PDSI STRATEGY MAP
VP QHSE
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
22
PROFIL DEWAN KOMISARISProfile of Board of Commissioners
M. Afdal BahaudinKomisaris Utama
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
24
M. AFDAL BAHAUDIN
Komisaris Utama
Pada tanggal 12 Juli 2010 diangkat sebagai Komisaris PT
PDSI. Lahir di Jakarta, 14 November 1955, Mohammad
Afdal Bahaudin meraih gelar sarjana Akuntansi di
Universitas Padjadjaran Bandung dan gelar Master in
Business Administration di University of Illinois, Urbana-
Champaign USA.
Mengawali karir tahun 1985- 2001 selaku staff, staff
utama, dan Kepala Sub. Dinas Analisa Kontrak pada
Dinas Perhitungan Bagian Negara-Financial & Economics
Pertamina-BPPKA (Badan Pembinaan dan Pengusahaan
KontraktorAsing).Tahun2001–2007berkarirdiPT
Pertamina (Persero) selaku Project Support Leader
proyek Implementasi SAP R/3, Vice President Manajemen
Resiko dan Asuransi Dit. Keuangan, Senior Vice President
OperasiKeuanganDit.Keuangan.Padatahun2007–2010
menjadi Presiden Direktur PT Tugu Pratama Indonesia,
dan 2010-2011 selaku Corporate Senior VP & CFO PT
Pertamina(Persero),dan2011–sekarangmenjabat
sebagai Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen
Resiko PT. Pertamina (Persero).
SUBARKAH KUSTOWO
Komisaris
Kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 2 Januari 1953 ini adalah
lulusan S-1 Teknik Tambang Minyak ITB. Beliau memulai
karirnya di PT. Pertamina (Persero) sejak 19 Mei 1981.
Setelah itu berbagai tugas pernah diembannya, di
antaranya sebagai General Manager DOH Jawa Bagian
Barat dan General Manager DOH Sumbagsel. Periode 1
Januari 2006 hingga 31 Agusuts 2008 beliau dipercaya
untuk menduduki posisi sebagai Direktur Operasi PT.
Pertamina EP Kantor Pusat. Beliau memasuki Masa Purna
KaryadiDirektoratHulu.Pada13Juni2008–12Juli2010
beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina
Drilling Services Indonesia, dan kemudian hingga kini
menduduki posisi sebagai Komisaris PT. PDSI.
On July 12, 2010, he was appointed Commissioner
at PT PDSI. Born in Jakarta on November 14, 1955,
Mohammad Afdal Bahaudin earned his bachelor’s degree
in Accounting from Padjadjaran University, Bandung
and received Master in Business Administration from
University of Illinois, Urbana-Champaign, USA.
Began his career in 1984-2001 as a staff, main staff, and
Head of Contract Analysis sub-Agency at State Share
Calculation Agency - Financial & Economics Pertamina-
BPPKA (Foreign Contractors Management Body). During
2001 to 2007, worked at PT Pertamina (Persero) as Project
Support Leader for SAP R/3 Implementation project, Vice
President of Risk Management and Insurance at Finance
Directorate. In 2007 to 2010 he served as President
Director of PT Tugu Pratama Indonesia and 2010 t0 2011
as Corporate Sernior VP & CFO of PT Pertamina (Persero),
and since 2011 until now serves as Investment Planning
and Risk Management Director of PT Pertamina (Persero).
Born in Kudus, Central Java, on January 2, 1953, he
earned a bachelor’s degree in Petroleum Engineering
from Bandung Institute of Technology. He began his
career at PT Pertamina (Persero) since May 19, 1981.
After that, he was entrusted with various tasks, including
as General Manager of DOH Western Java and General
Manager of DOH Southern Sumatra. During the period
January 1, 2006 to August 31, 2008, he was appointed
Operations Director of PT. Pertamina EP Head Office.
He entered Retirement at Upstream Directorate.
Between June 13,2008 and July 12, 2010, he served
as President Commissioner of PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia, and then until now has served as
Commissioner of PT PDSI.
PROFIL DEWAN KOMISARIS Profile of the Board of Commissionners
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
25
SUYARTONO
Komisaris
Lahir di Bogor, 7 Februari 1952. Lulusan Fakultas
Teknologi Mineral Jurusan Tambang Metalurgi, ITB
Bandung tahun 1978. Program S-2 ditempuh di School
of Mining Engineering University of New South Wales,
Sidney, Australia. Memulai kariernya sebagai Peneliti
diPuslitbangTekmiratahun1977–1992.Kemudian
menjabat selaku Kepala Subdit Pemanfaatan, Kepala
Subdit Bina Program dan Kepala Subdit Bina Usaha di
Direktorat Batubara tahun 1992-1999. Pada tahun 2000
Suyartono menduduki jabatan Direktur Batubara di
Dit. Pertambangan Umum DESDM, kemudian Direktur
Teknik dan LIngkungan Mineral dan Batubara pada
2001–2005.SekretarisBadanGeologidijabatnyapada
2006-2007. Dan sejak 2007 sampai 2010, menjabat
sebagai Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas
Bumi di Ditjen Migas. Di Perseroan, Suyartono diangkat
sebagai Komisaris pada tanggal 6 Mei 2010. Beliau aktif
menulisbukudiantaranyaHidupDenganBatubara–Dari
Kebijakan Hingga Pemanfaatan (2001), Good Mining
Practice–KonsepTentangPengelolaanPertambangan
yang Baik dan Benar (2003), Pertambangan Berwawasan
Lingkungan–PerannyaBagiPertumbuhanEkonomi
dan Pembangunan Berkelanjutan (2007), Keselamatan
LingkunganMigas–EraBaruParadigmaBaru(2009),serta
Keselamatan Instalasi Migas (2010). Suyartono mendapat
anugerah penghargaan Satya Lancana Karya Satya, Satya
Lancana Wira Karya (2009), dan Dharma Karya Energi dan
Sumber Daya Mineral (2009).
Born in Bogor, February 7, 1952. Graduated from
Mineral Technology Faculty, Metallurgy Mining major,
Bandung Institute of Technology in 1978. He underwent
Graduate Program at Mining Engineering, University of
New South Wales, Sydney, Australia. Began his career
as a Researcher at Research and Development Center
of Mineral and Coal Technology in 1977to 1992. Then
he served as Utilization Sub-directorate Head, Program
Development Sub-directorate Head and Business
Development Sub-directorate Head at Directorate of
Coal in 1992 to 1999. In 2000, Suyartono served as Coal
Director at General Mining Directorate General of Energy
and Mineral Resources Department, then as Engineering
and Environment of Mineral and Coal Director in 2001
to 2005. He served as Secretary for Geology Body in
2006 to 2007. And since 2007 to 2010, he served as
Engineering and Environment of Oil and Gas at Oil and
Gas Directorate General. At the Company, Suyartono wa
appointed Commissioner on May 6, 2010. He actively
wrote books, among others Live with Coal - From Policies
to Utilization (2001), Good Mining Practice - a Concept
on Good and Proper Mining Management (2003),
Environmentally Friendly Mining - Its Role for Economic
Growth and Sustainable Development (2007), Oil and Gas
Environment Safety - New Era New Paradigm (2009), and
Safety of Oil and Gas Installation (2010). Suyartono was
awarded Satya Lancana Karya Satya, Satya Lancana Wira
Karya (2009), and Dharma Karya Energi dan Sumber Daya
Mineral (2009).
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
26
PROFIL DEWAN DIREKSIBoard of Directors Profile
Amran AnwarDirektur UtamaPresident Director
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
27
Faried RudionoDirektur OperasiOperational Director
Adi Harianto Direktur Pemasaran dan PengembanganMarketing and Development Director
Made Mahendra Budhi Direktur Keuangan dan AdministrasiFinance and Administration Director
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
28
PROFIL DIREKSI Profile of the Board of Directors
AMRAN ANWAR
Direktur Utama/ President Director
Lulusan sarjana Teknik Pertambangan Universitas
Sriwijaya Palembang, kelahiran Pangkal Pinang, 16
September 1961. Memulai karir di Pertamina pada
1989–1998sebagaiAhliTeknikLapanganPertaminaEP
Rantau,kemudian1998–2001selakuKa.Ops.TeknikEPT
Pertamina EP Prabumulih. Berbagai tugas lainnya antara
lainpada2001–2004menjabatsebagaiMan.Umum
Pertamina EP Prabumulih, kemudian Man. Mgt. Operasi
EPTpada2004–2007.SempatmendudukiposisiGM
JOBP.Hess/TalismanJambiMerangtahun2007–2010
sebelum akhirnya pada 01 Juli 2010 menjabat sebagai
Direktur Utama Perseroan.
FARIED RUDIONO
Direktur Operasi/ Director of Operations
Lahir di Jakarta tanggal 09 Oktober 1955 adalah S-1
Mesin lulusan ITB Bandung. Memulai karirnya di Mobil
Oil Indonesia sebagai Drilling Engineer tahun 1983.
Pengalaman pemboran di darat maupun dilaut dalam
memegang record pemboran laut terdalam (waterdepth)
saat itu dengan kedalaman laut sebesar 4000 ft pada
tahun 1993 (Bayu Laut Dalam di Selat Malaka). Tahun
1995-2000 ditugaskan di Dallas untuk proyek pemboran
di Amerika Latin, Vietnam dan Eropa. Tahun 2000-2003
ditugaskan di Nigeria sebagai Drilling engineering
Manager mengelola JV dengan NNPC (Nigerian National
Petroleum Corporation) sebelum kembali ke Jakarta
sebagai Planning Manager. Tahun 2005 di tugaskan
kembali ke Houston untuk projek pemboran di Papua
New Guinea. Kembali ke Jakarta tahun 2007 untuk
menjadi Drillling Manager pada proyek MCL Cepu. Mulai
bergabung dengan PT. PDSI sejak 13 Juni 2008 sebagai
Direktur Operasi.
Graduate of Mining Engineering, Sriwijaya University,
Palembang, born in Pangkal Pinang, September 16, 1961.
He started his career in Pertamina in 1989 to 1998 as
a Field Engineer of Pertamina EP Rantau, then in 1998
to 2001 as the Head of EPT Engineering, Pertamina EP
Prabumulih. His other posts include General Affairs
Manager of Pertamina EP Prabumulih in 2001 to 2004,
Manager of EPT Operational Management in2004 - 2007.
He also held the position of GM of JOB P. Hess/Talisman
Jambi Merang in 2007 to 2010 before the end on July
1, 2010 was appointed as President Director of the
Company.
Born in Jakarta on October 9, 1955, he graduated from
Mechanical Engineering undergraduate program,
Bandung Institute of Technology. He began his career
at MobilOil Indonesia as a Drilling Engineerin 1983. He
has had experience in onshore and deep water drilling
with record water depth of 4,000 ft in 1993 (Bayu Deep
Sea in Malacca Strait). In1995 to 2000he was assigned
in Dallas for drilling projects in Latin America, Vietnam
and Europe. In 2000 to 2003 he was assigned in Nigeria
as Drilling Engineering Manager to manage the JV with
NNPC (Nigerian National Petroleum Corporation) before
returning to Jakarta and served as Planning Manager. In
2005, he was assigned to Houston for drilling projects
in Papua New Guinea. He was back to Jakarta in 2007 to
become the Drillling Manager of MCL Cepu project. He
joined PDSI on June 13, 2008 as Director of Operations.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
29
ADI HARIANTO
Direktur Pemasaran & Pengembangan/
Director of Marketing & Development
Kelahiran Medan, Sumatera Utara, 27 Maret 1962 adalah
lulusan S-1 Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara dan
kemudian mengambil Master of Business Administration
diUniversitasGadjahMada,Yogyakarta.Memulai
karirnya sebagai Asisten 1 Eksploitasi di PT. Pertamina
DOH Cirebon sejak 09 September 1989. Setelah itu
berbagai tugas pernah diembannya, di antaranya sebagai
Chief Operation DOH Prabumulih, Chief Petroleum
EngineeringJOBP-HEDI,OperationsManagerJOBP–
HESS, Vice President Drilling Operation PT. Pertamina
Drilling Services Indonesia (PDSI) dan kemudian terhitung
mulai 01 Juli 2010 hingga saat ini beliau dipercaya
untuk menduduki posisi sebagai Direktur Pemasaran &
Pengembangan PT. PDSI.
MADE MAHENDRA BUDHI
Direktur Keuangan dan Administrasi/
Director of FinanceandAdministration
Lahir di Denpasar Bali 2 Mei 1955. Lulus S1 Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada
Yogyakartatahun1981danmenyelesaikanS2padaPasca
Sarjana bidang Administrasi dan Kebijakan Perpajakan
Universitas Indonesia pada tahun 1999. Kariernya diawali
pada Departemen Perdagangan dan Koperasi pada tahun
1982 sampai dengan tahun 1985. Mulai merintis karier
di Pertamina pada bulan Maret 1985 dan ditempatkan
pada Badan Koordinasi Kontraktor Asing. Manajer
Hukum dan Perpajakan Direktorat Keuangan dijabat
sejak tahun 2002 dan tahun 2003 diangkat sebagai
Manajer Senior Pendanaan dan Manajemen Portofolio
Investasi Direktorat Keuangan. Tahun 2005 diangkat
sebagai Direktur Keuangan dan Umum PT. Pelita Air
Services. Tahun 2007 ditetapkan sebagai Komisaris pada
PT. Usayana. Pada awal berdirinya PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia bulan Juli 2008 diangkat sebagai
Direktur Keuangan dan Administrasi.
Born in Medan, North Sumatra, on March 27, 1962, he
graduated from undergraduate program of Chemical
Engineering, University of North Sumatra and then
earned a Masterof Business Administration degree from
GadjahMadaUniversity,Yogyakarta.Startinghiscareer
as an Assistant 1 of Exploitation at PT. Pertamina DOH
Cirebon since September 9, 1989. Several assignments
that he under took include Chief Operation of DOH
Prabumulih, Chief Petroleum Engineering of JOBP-HEDI,
Operations Managerof JOBP-HESS, Drilling Operations
Vice President of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
(PDSI) and starting from July 1, 2010 to the present he has
been appointed Marketing & Development Director of
PDSI.
Born in Denpasar, Bali, on May 2, 1955. Graduated from
undregraduate program of Accounting Department,
Economics Faculty, Gadjah Mada University in 1981 and
completed his Master's degree in Administration and Tax
Policy, University of Indonesiain 1999. His career began
at the Department of Trade and Cooperatives in 1982
until 1985. Started his career in Pertamina since March
1985 and placed on Foreign Contractors Coordinating
Board. The post of Legal and Taxation Manager,
Directorate of Finance, was held since 2002 and in 2003
he was appointed as a Senior Manager of Finance and
Investment Portfolio Management, Directorate of Finance.
In 2005, he was appointed as Director General Affairs
and Finance of PT. Pelita Air Services. In 2007, he was
appointed as Commissioner of PT. Usayana. In the early
establishment of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
in July 2008, he was appointed as Director of Finance and
Administration.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
30
PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAANProfile of Corporate Secretary
PROFIL KOMITE AUDITProfile of Audit Committee
Ali Mundakir Sekretaris PerusahaanCorporate Secretary
Sigit RaharjoKomite AuditAudit Committee
Bambang PriyatnaKomite AuditAudit Committee
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
31
SIGIT RAHARJO
Menjadi anggota Komite Audit Perseroan sejak bulan Februari 2009. Pendidikan S1 Teknik Geologi Universitas GadjahMadaYogyakarta,MagisterManagementdiJakarta dan Magister Geologi ITB Bandung. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S3, Universitas Padjadjaran Bandung.
Memulai karir di Pertamina tahun 1990, dan sempat ditempatkan di JOB PERTAMINA-Suryaraya, dan PT. Pertamina EP. Saat ini menjabat sebagai Vice President, Upstream Strategic Planning & Portfolio, Upstream Directorate. Sigit Raharjo juga aktif dalam organisasi IATMI dan IAGI.
BAMBANG PRIYATNA
Lahir di Bandung, 20 Februari 1956 adalah seorang Akuntan lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta pada 1989. Kemudian tahun 1996 lulus Master of Sience in Accountancy dari University of Illinois, Urbana, Champaign, USA. Tahun 1992 sampai sekarang Bambang Priyatna adalah dosen pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta. Aktif sebagai instruktur pada berbagai institusisepertiKomitePemberantasanKorupsi,YayasanPendidikan Internal Auditor, Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan, dan lain-lain. Tahun 2005-2007, beliau tercatat sebagai Komite Audit pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero). Sejak Tahun 2005 –sampaisekarangadalahDirekturInstituteofSocialMoral Management Education & Development (ISMMED), Tahun2005–sampaisekarangAnggotaBadanPenasehatProfesi Akuntan Manajemen, dan sejak Februari 2009 menjabat sebagai Komite Audit Perseroan.
He has become a member of the Audit Committee since February 2009. He graduated from undergraduate program of Geological Engineering, Gadjah Mada University; Master of Management in Jakarta and Master of Geology, Bandung Institute of Technology. He is currently completing his post graduate studies in Padjadjaran University, Bandung.He started his career at Pertamina in 1990, and was placed at JOB Pertamina - Suryaraya, and PT. Pertamina EP. He currently serves as Vice President of Upstream Strategic Planning & Portfolio, Upstream Directorate. Sigit Raharjo is also active in the organizations, IATMI and IAGI.
Born in Bandung, February 20, 1956, he is an Accountant, graduated from State Institute of Accountancy, Jakarta, in 1989. Then in1996, he earned Master of Sience in Accountancy from the University of Illinois, Urbana-Champaign, USA. Since 1992 to present, Bambang Priyatna has been a lecturerat the State Institute of Accounting, Jakarta. Active as an instructor at various institutions such as the Corruption Eradication Committee, Internal Auditor Education Foundation, Center for Development of Accounting and Finance, and others. In 2005 to 2007, he was registered as a member of the Audit Committee at PT Pembangunan Perumahan (Persero). Since 2005 until now, he has served as Director of the Institute of Social Management Moral Education & Development (ISMMED), in 2005 until present he has been a Member of Management Accountant Professionals Advisory Board, and since February 2009 he has served as a member of the Company's Audit Committee.
ALI MUNDAKIR
Lahir di Lamongan, 20 September 1969, adalah seorang Sarjana Teknik Mesin Universitas Brawijaya Malang tahun 1991. Kemudian tahun 1997 lulus Graduate Diploma in Energy Technology dari Geothermal Institute, New Zealand dan menyelesaikan Master of Engineering (MEng) in Mechanical dari University of Auckland, New Zealand tahun 2000. Memulai karir di Pertamina sejak Mei 1993 di bidang operasi geothermal sebagai Production Engineer, Drilling Engineer dan terakhir sebagai Kepala Reservoir Area Geothermal Lahendong tahun 2001. Selanjutnya bertugas di bidang manajemen korporasi sebagai Asisten Sekretaris Dewan Direksi PERTAMINA (bidang Hulu, Hilir, Anak Perusahaan dan Joint Venture), Asisten Manajer BOD Support - Sekretaris Perseroan PT. Pertamina (Persero). Mulai Juni 2008, menduduki jabatan Manajer Relation & Corporate Administration PT. Pertamina Hulu Energi. Sejak Agustus 2011 menjabat sebagai Sekretaris Perseroan PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Born in Lamongan, September 20, 1969, he earned Bachelor’s degree in Mechanical Engineering from Brawijaya University, Malang in 1991. Then in1997, he earned Graduate Diploma in Energy Technology from Geothermal Institute, New Zealand and earned Masterof Engineering(MEng) of Mechanical from the University of Auckland, New Zealand, in 2000. He started his career in Pertamina since May 1993 in geothermal operations as a Production Engineer, Drilling Engineer and later as Head of Reservoir at Geothermal Lahendong Area in 2001. Subsequently he served in corporate management as Assistant Secretary of the Board of Directors PERTAMINA (Upstream, Downstream, Subsidiaries and Joint Venture), BOD Support Assistant Manager-Corporate Secretary PT. Pertamina (Persero). Starting June 2008, he served as Relations & Corporate Administration Manager of PT. Pertamina Hulu Energi. Since August 2011 he has served as Corporate Secretary of PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
32
LAPORAN KOMISARIS UTAMA President Commissioner’s Report
Tahun 2011 adalah menjadi tahun yang penuh
dengan tantangan bagi Perseroan. Karenanya tidak
mengherankan bila banyak perubahan yang telah
dilakukan, terutama pada beberapa sistem yang
mendukung operasi Perseroan. Perubahan itu adalah
keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, guna
memperkuat struktur bisnis Perseroan agar dapat lebih
baik lagi di masa mendatang.
Sepanjang tahun 2011, Dewan Komisaris telah melakukan
tugas-tugas pengawasan dan memberikan arahan
serta nasihat kepada Direksi dalam pengelolaan dan
pengurusan Perseroan sehingga Perseroan mampu
meningkatkan nilai (value) bagi Pemegang Saham dan
para stakeholders lainnya. Dalam melakukan tugasnya
Dewan Komisaris dibantu oleh perangkat yang berbentuk
Komite Audit, yang telah memberikan masukan data
dan informasi kepada Dewan Komisaris dari segi-segi
kepatuhan terhadap peraturan perundangan, penerapan
tata kelola perusahaan yang baik (GCG), penerapan
manajemen risiko pada bidang operasi, keuangan dan
investasi.
Year2011wasayearfullofchallengesfortheCompany.
Therefore it was not surprising that many changes have
been made, especially on some systems that support
the Company’s operations. That change is an absolute
necessity, to strengthen the Company's business structure
to better in the future.
Throughout 2011, the Board of Commissioners has
conducted oversight tasks and providing direction and
advice to the Board of Directors in the management
and maintenance of the Company to increase the value
for shareholders and other stakeholders. In performing
their duties, Board of Commissioners is assissted by Audit
Committee, which has provided data and information to
the Board of Commissioners in the aspects of compliance
with laws and regulations, implementation of good
corporate governance (GCG), the application of risk
management in operations, financial and investment
areas.
Menghadapi tantangan bisnis ke depan, Perseroan akan terus melakukan berbagai upaya untuk dapat terus tumbuh dan berkembang di tahun-tahun mendatang.
To face business challenges ahead,
the Company will continue to make efforts to continue
growing and expanding in the coming years.
M. Afdal BahaudinPresiden Komisaris President Commissioner
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
33
Dalam konteks itu, Dewan Komisaris secara rutin
memantau kinerja Perseroan, baik secara insidentil
maupun berkala dan memberikan arahan untuk
pengambulan keputusan manajemen dengan segera.
Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah mengadakan
8 kali rapat. Di samping itu juga beberapa kali pertemuan
non rapat, kunjungan Management Walk Through (MWT)
sebagai bagian dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Kinerja 2011 memang belum cukup menggembirakan,
namun Dewan Komisaris telah melihat adanya upaya-
upaya maintenance dan overhaul beberapa rig untuk
senantiasa menjamin kehandalan operasi. Di samping
itu, kedatangan 4 unit rig baru hingga akhir tahun 2011
menjadikan secercah harapan di tahun 2012 dalam
menghasilkan revenue. Langkah Perseroan untuk masuk
ke dunia offshore drilling setidaknya akan menempatkan
Perseroan pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Karenanya, Dewan Komisaris menyampaikan bahwa
dalam rangka menghadapi tantangan bisnis ke depan,
Perseroan akan terus melakukan berbagai upaya untuk
dapat terus tumbuh dan berkembang di tahun ini dan
di tahun-tahun mendatang. Dewan Komisaris telah
melakukan beberapa aksi bersifat internal maupun
eksternal guna menyempurnakan dan memperkuat
struktur bisnis maupun bisnis proses yang ada.
Aspek Health, Safety and Environment (HSE) di
lingkungan Perseroan, tak luput dari pantauan Dewan
Komisaris mengingat bisnis yang dijalankan Perseroan
tergolong pada risiko tinggi. Peningkatan aspek kualitas
jasa dan keselamatan, kesehatan kerja dan lindung
lingkungan serta kompetensi sumber daya menjadi
prioritas utama kegiatannya.
Pencapaian kinerja Perseroan didukung oleh komitmen
untuk memegang teguh prinsip-prinsip GCG, dimana
implementasinya telah dilakukan secara bertahap.
Setiap personil yang memegang fungsi tertentu telah
menandatangani Paktra Integritas serta Code of Conduct.
Diharapkan pada 2012 telah mulai dilakukan diagnostic
In that context, the Board Commissioners regularly
monitors the performance of the Company, both
incidentally and periodically, and immediately provides
direction for management decision making. During 2011,
the Board of Commissioners has held eight meetings.
Besides, there were also some non-meeting sessions and
Management Walk Through (MWT) visit as part of the
implementation of over sight function.
Performance in 2011is not yet quite satisfactory, but
the Board of Commissioners have seen the efforts of
maintenance and overhaul some of the rigs to always
ensure the reliability of operation. In addition, the arrival
off our new rig units by the end of 2011 has given a hope
to generate revenue in 2012. The Company’s move to
enter the off shore drilling business would at least put the
company in a better position than before.
Therefore, the Board of Commissioners stated that in
order to face future business challenges, the Company
will continue to make efforts to continue growing and
thriving this year and in the coming years. The Board
of Commissioners has conducted several internal and
external actions in order to refine and strengthen its
business structure and business process.
Aspects of Health, Safety and Environment(HSE) within
the Company, did not escape theBoard of Commissioners’
monitor as the Company runs a high risk business.
Improvement of service quality, occupational safety,
health and environmental protection, as well as resource
competence are the priorities of its activities.
Achievement of the Company's performance is supported
by a commitment to uphold the principles of good
corporate governance, and it has been implementation
gradually. Any personnel who hold a particular function
has signed Integrity Pactand Code of Conduct. It is
expected that GCG diagnostic to start being conducted
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
34
GCG oleh lembaga independen, untuk selanjutnya
Perseroan diharapkan mampu melakukan penilaian
mandiri agar dapat mengetahui tingkat ketaatan
Perseroan dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG.
Perkembangan sektor industri jasa drilling and workover
di Indonesia pada tahun-tahun mendatang memiliki
potensi yang besar. Harga minyak yang diprediksi terus
meningkat menjadi harapan yang menarik. Peluang
yang lebih mengarah pada pengeboran di perairan
telah disikapi dengan rencana Perseroan untuk siap-
siap masuk ke dunia offshore, memang menjadi sebuah
tantangan dan peluang tersendiri dalam upaya Perseroan
mengembangkan kompetensinya.
Dengan memperhatikan parameter kinerja Perseroan
tahun 2011, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi
atas upaya yang telah dilakukan, dengan harapan agar
tetap berusaha untuk mencapai kinerja yang lebih baik di
masa yang akan datang. Kami juga mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemegang
Saham atas kepercayaan dan dukungan selama ini.
Semoga semua upaya yang telah dilakukan mendapat
berkah dan rahmat dari Allah SWT, dan kita selalu
diberikan kekuatan untuk tetap dapat menampilkan
karya terbaik bagi bangsa dan negara.
by independent institutionsin 2012, then the Companyis
expected toconductindependent assessments to
determine its level of compliance in implementing the
principles of good corporate governance.
Development of drilling and workover services industry
sector in Indonesia has a great potential in the coming
years. Oil prices that a repredicted to continue rising
becomes an attractive prospect. Opportunities that lead
to more drilling in waters has been addressed with the
Company's plan to get ready to enter the offshore sector,
and it becomes a challenge and opportunities in the
Company's efforts to enhance its competencies.
By observing the parameters of the Company's
performance in 2011, the Board of Commissioners
expressed its appreciation for the efforts that have been
done, with the hope that the Company will continue to
achieve better performance in the future. We also express
gratitude and appreciation to the shareholders for the
trust and support over the years. May all the efforts that
have been made had the blessing and mercy of Allah
SWT, and we are always given the power to still be able to
demonstrate the best work for the nation and state.
M. Afdal BahaudinPresiden Komisaris
President Commissioner
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
36
LAPORAN DIREKTUR UTAMA President Director’s Report
Tahun 2011 adalah tahun keempat berjalannya PT.
Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) sebagai anak
perusahaan Pertamina. Pada tahun ini perseroan mulai
menerapkan strategi yang lebih fokus pada peningkatan
kehandalan dan mutu layanan jasa drilling dan work over
termasuk unsur pendukungnya.
Dalam upaya memantapkan langkah Perseroan untuk
terus fokus pada bisnis jasa pengeboran, kami mulai
memperkuat bisnis di bidang drilling ini dengan terus
menyiapkan kehandalan rig dan pendukung lainnya dan
melakukan perbaikan-perbaikan armada rig, menyiapkan
SDM yang handal serta membangun sistem infrastruktur
pendukung. Kekurangan di masa lalu menjadi bahan
pembelajaran yang berharga, dan berbagai macam
program improvement dilaksanakan tidak hanya untuk
meningkatkan performa perusahaan namun juga
mengantisipasi potensi risiko yang mungkin dapat terjadi.
Aksi korporasi sebagai upaya untuk meningkatkan utility
terus dilakukan, diantaranya melalui koordinasi yang
intensif dengan user untuk meminimalkan jumlah rig
yang idle. Proses pembelajaran dan pembenahan terus
dilakukan sebagai salah satu aspek penting dalam rangka
peningkatan performa perusahaan. Satu demi satu
Year2011wasthefourthyearofPTPertaminaDrilling
Services Indonesia (PDSI) operating as a subsidiary of
Pertamina. In this year the company began implementing
a strategy that is more focused on improving the
reliability and quality of drilling and work over services,
including the supporting elements.
In an effort to establish measures of the Company to
continue to focus on drilling services business, we
began to strengthen the business in the drilling area by
continuing to prepare the reliability of rig and its other
support, as well as improvements of rig fleet, preparing
reliable human resources, and building supporting
infrastructure systems. The short comings in the past
become valuable lessons, and various improvement
programs are implemented not only to raise the
performance of the company but also anticipate the
potential risks that may occur. Corporate action as an
effort to improve utility continues to be done, including
through intensive coordination with users to minimize
the number of idle rigs. Learning and improvement
process continues to be one important aspect in order to
boost the company’s performance. A string of programs
have been rolled out and become PDSI’s milestone
Dalam upaya untuk memantapkan dan memperkuat bisnis intinya, PDSI terus menyiapkan kehandalan rig dan pendukung lainnya, melakukan perbaikan-perbaikan armada rig, menyiapkan SDM yang handal serta membangun sistem infrastruktur pendukung.
In an effort to consolidate and strengthen its core business, PDSI
continues to prepare reliability of rigs and other support, improve
rig fleet, prepare reliable human resources, and build supporting
infrastructure systems.
Amran Anwar Direktur Utama President Director
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
37
program telah digulirkan dan menjadi milestone PDSI
yang akan terus disempurnakan. Sepanjang tahun 2011,
telah berhasil dikembangkan 12 sistem aplikasi guna
mendukung operasional perusahaan.
Pencapaian Perseroan Selama 2011
Dengan diiringi puji syukur kehadirat Allah SWT, PDSI
telah menutup lembaran kerja tahun 2011 dengan
performa utilisasi rig rata-rata sebesar 93,88% dan
availability rig 97,52% dan telah berhasil menyelesaikan
262 sumur.
Mengingat mesin uang PDSI terletak pada armada rig,
maka pada tahun 2011 PDSI telah merealisasikan 89,05%
anggaran investasi antara lain untuk membeli peralatan
pemboran, rig utilities dan mendatangkan 4 (empat) unit
rig baru dengan kapasitas 1.000 dan 1.500 HP. Rig baru ini
adalah rig elektrik yang dibuat oleh NOV-Dreco Canada
dengan menggunakan teknologi baru, yaitu sistem
amphion terintegrasi. Selain itu Perseroan juga telah
mengakuisisi 2 unit rig milik Usayana dengan kapasitas
350 HP. Kini, PDSI telah memiliki 36 unit armada rig, terdiri
atas 28 unit rig pemboran dan 8 unit rig KUPL serta 1 unit
rig yang didedikasikan sebagai sarana untuk pelatihan
crew.
Di samping itu, PDSI juga tengah mengembangkan
program pemeliharan dengan metode Online System
yang disebut Program Online Maintenance System
(OMS). Program yang berbasis Reliablitiy Centered
Maintenance (RMC) ini diharapkan dapat mendukung
kemajuan PDSI, karena melalui OMS ini kondisi suatu
peralatan bisa diketahui secara mudah dan cepat, bahkan
sebelum suatu peralatan itu rusak sistem tersebut sudah
mengingatkan guna persiapan untuk penggantiannya.
Demikian pula bagi alat yang jam kerjanya sudah
melewati batas waktunya, maka sistem ini pun akan
memberikan peringatan dini sehingga bisa disiapkan
spare part penggantinya. Jika OMS telah berjalan dengan
baik, maka diharapkan target maintenance di PDSI bisa
tercapai, yaitu safety operational cost yang optimal dan
kondisi rig yang excellence.
that will continue to be refined. Throughout 2011, 12
application systems have been successfully developed to
support operations.
Company Achievements During2011
With gratitude to Allah SWT, PDSI has closed the year
2011with the performance of rig utilizationat an average
of 93.88%, availability of rigs at 97.52%, and 262 wells
have been successfully completed.
Given the rig fleet is PDSI’s cash machine, the company
in 2011 has realized 85.76% of its investment budget to
buy drilling equipment, rig utilities and bring 4 (four)
new rig units with a capacity of 1,000 and 1,500 HP.
These new rigs are electric rigs manufactured by NOV
Dreco Canada using new technology, which is integrated
Amphion system. The Company also has acquired two
rig units belonging to Usayana with a capacity of 350 HP.
Now, PDSI has had a rig fleet of 36 units, consisting of 28
drilling rig units and 8 workover units as well as one unit
dedicatedas a facility for crew training.
In addition, PDSI is also developing a maintenance
program with Online System Online called Program
Online Maintenance System (OMS). The program is
based on Reliablitiy Centered Maintenance (RMC) and
is expected to support PDSI’s growth, because through
the OMS, the condition of the equipment can be
identified easily and quickly, even before the equipment
is damaged, the system would warn to prepare for its
replacement. Similarly, for equipment that operates
overtime, works at the deadline has passed, this system
will provide early warning so the replacement spare
parts can be prepared. If the OMS has run properly, it is
expected that PDSI’s maintenance target can be achieved,
which is optimal safety operational costs and excellent rig
condition.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
38
Sepanjang tahun 2011, asset yang dimiliki oleh PDSI
(rig dan non rig) mayoritas terutilisasi di PT. Pertamina
EP (PEP) dan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)
dengan nilai total kontrak yang diperoleh sebesar USD
274.686.504,59. Pada tahun 2011 ini pula PDSI bekerja
sama dengan mitra memenangkan kontrak pemboran
42 sumur di Proyek Mobil Cepu Ltd., dengan nilai kontrak
sebesar USD 98.895.000 dan ditargetkan dapat mulai
melaksanakan operasi pemboran pada September 2012.
Guna meningkatkan performa di bidang jasa
pengeboran, Perseroan mulai mengedepankan kualitas
dari seluruh aspek bisnis. Karenanya pada tahun 2011
ini aspek Quality telah terintegrasi secara resmi dengan
aspek HSE menjadi satu kesatuan aspek Quality, Health,
Safety and Environment (QHSE) yang dipimpin oleh
seorang Vice President. Mengingat bisnis yang dijalankan
Perseroan adalah berkategori high risk, maka perhatian
terhadap safety adalah mutlak dilakukan. Segala aspek
proses bisnis yang dijalankan selalu mengedepankan
faktor safety sebagai sebuah persyaratan. Karenanya
program-program Management Walk Through, Tindak
Lanjut Safety Monitoring Card, HSE Training Development
terus menerus dilakukan.
Di samping itu, Perseroan juga patuh menjalankan
prinsip-prinsip ISO 9001:2008 guna memastikan
berjalannya sistem manajemen mutu berstandar
Internasional dan OHSAS-18001:2007 guna menjaga
standar sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. Komitmen yang diterapkan sejak tahun 2005
menjadikan Perseroan tetap berhak memiliki sertifikat
OHSAS-18001 sebagai pengakuan akan kemampuan
Perseroan dalam melakukan pengendalian terhadap
berbagai aktifitas yang mempunyai potensi bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja yang pada akhirnya
dapat menurunkan tingkat kecelakaan dan resiko
kesehatan bagi pekerjanya.
Sepanjang tahun 2011, realisasi jam kerja total adalah
10.224.605 dan total recordable accident 1,37. Meskipun
tidak mencapai target, namun terdapat penurunan angka
TRIR dimana hal ini menunjukkan adanya peningkatan
performa HSE dilihat dari sisi menurunnya jumlah
recordable accident selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Throughout 2011, the assets owned by the PDSI (rig and
non-rig) were majority utilizedin PT. Pertamina EP (PEP)
and PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) with a total
contract value of USD274,686,504.59 obtained. In 2011,
PDSI in cooperation with partners won the contract
drilling of 42 wells in Mobil Cepu Ltd.Project, with a
contract value of USD98,895,000 and is targeted to start
drilling operations in September 2012.
In order to improve performance in drilling services, the
Company began to promote quality out of all business
aspects. Therefore in 2011, Quality aspect has been
officially integrated with HSE as one of the aspects of
Quality, Health, Safety and Environment (QHSE), led by a
Vice President. Given the Company runs a business that
is categorized as high risk, the concern for safety is an
absolute need to be conducted. All aspects of business
processes implemented always proritize safety factor as
a pre-requisite. Therefore programs such as Management
Walk Through, Follow-up Safety Monitoring Card, HSE
Training Development continue to be done.
In addition, the Company also complies with the
principles of ISO 9001:2008 to ensure the implementation
of international standard quality management system
and OHSAS-18001: 2007 to maintain standards of
occupational safety and health management systems.
The commitment that has been in place since 2005, made
the Company retains its OHSAS-18001 certificate as a
recognition of the Company's ability to control various
activities that have potential safety and health hazards,
which could ultimately reduce the level of accidents and
health risks to its workers.
Throughout 2011, the Total Recordable Incident Rate
(TRIR) was at 1:14, while the realization of total working
hours in 2011 was 10,22,605 and total recordable
accidents at 1:37. Although it fell short of target, but
there is adecline in TRIR rate which showed an increase
in HSE performance in terms of the declining number of
recordable accidents for the last 3 (three) years.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
39
Sementara itu, improvement yang dituangkan ke dalam
Breakthrough Project tahun 2011 terkait sistem informasi
HSE dinamakan HSE Online Reporting System. Portal
tersebut dibuat untuk memudahkan sistem pelaporan
bagi personil-personil HSE serta memudahkan personil
non HSE dalam mengakses informasi-informasi mengenai
HSE mulai dari data kecelakaan, safety alert, status
sertifikasi peralatan dan lain sebagainya.
Dari sisi financial, pendapatan operasi pada tahun 2011
mencapai Rp 1.629.013 juta, meningkat 16,17% atau
Rp 226.767 juta dibandingkan pendapatan tahun 2010
sebesar Rp 1.402.246 juta. Peningkatan ini dipicu adanya
kenaikan aktifitas operasi yang berasal dari penambahan/
pembelian 2 buah rig yang mulai beroperasi pada bulan
September 2011 dan pelaksanaan IPM (Integrated Project
Management). Sedangkan Beban Administrasi & Umum
mengalami penurunan dari Rp 191.076 juta di tahun 2010
menjadi Rp 170.326 juta pada tahun 2011, turun 10,86%
atau Rp 20.750 juta. Penurunan ini disebabkan adanya
efisiensi pada tunjangan pegawai. Namun demikian,
keuntungan atau laba bersih pada tahun 2011 tercatat
sebesar Rp 138.364 juta atau 55,40% dari laba tahun
2010. Hal ini dikarenakan upaya-upaya dan biaya untuk
maintenance dan overhaul banyak terealisasi di tahun
2011.
Tata Kelola Perusahaan
Pencapaian kinerja Perseroan harus didukung oleh
komitmen untuk terus memegang teguh prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG). Hal ini sejalan
dengan nilai-nilai Perseroan yang diemban dalam
bekerja. Dalam best practice-nya kami ingin Perseroan
dijalankan melalui pengelolaan yang bersih, transparan,
dan dapat dipercaya, di mana hal ini diimplementasikan
di semua lini hingga level terbawah, seluruh insan
Perseroan, untuk selalu menjunjung nilai-nilai kejujuran
dan profesionalisme dalam bekerja. Sebagai sebuah
perusahaan jasa pemboran yang selalu berupaya untuk
memelihara dan menjaga kelangsungan usahanya,
Perseroan menerapkan standar Tata Kelola Perusahaan
yang baik secara ketat dan berkesinambungan. Dalam
rangka meningkatkan implementasi praktik GCG, pada
tahun 2011 telah diselesaikan dan disosialisasikan Code
of Conduct (COC) ke semua insan Perseroan.
Meanwhile, the improvement contained in the
Breakthrough Project in 2011related to HSE information
system called the HSE Online Reporting System. The
portal was created to facilitate the reporting systemfor
HSE personnel and facilitate non-HSE personnel in
accessing HSE-related information ranging from crash
data, safety alert, certification status of equipment and so
forth.
In terms of financial, operating in come in 2011 reached
Rp1,629,013 million, increased by 16.17% or Rp226.767
billion compared to revenues in 2010 amounted to
USD1,402,246 million. The increase was triggered by an
increase in operating activities derived from the addition/
purchase of 2 rigs which began operating in September
2011and the implementation of IPM (Integrated Project
Management). While Operating Expenses decreased
from Rp191,076 million in 2010 to Rp170,326 million in
2011, down 10.86% or Rp20,750 million. This decrease
was due to efficiency of employee benefits. However, net
profit in 2011 stood at Rp138,364 million or 55.40% of
profit in 2010. This was due to many efforts and costs for
maintenance and overhaul were realized in2011.
Corporate Governance
Achievement of the Company's performance must be
supported by a commitment to continue upholding the
principles of Good Corporate Governance (GCG). This is
consistent with the Company’s values that are carried
in the works. In its best practice we want the Company
to run with management that is clean, transparent, and
trust worthy, in which it is implemented at all levels to
the lowest level, all personnel of the Company, to always
uphold the values of honesty and professionalism at
work. As a drilling services company that always seeks
to maintain and sustain the business, the Company
strictly and continuously implements standards of
Good Corporate Governance. In order to improve the
implementation of good corporate governance practices,
Code of Conduct (COC) has been finalized in 2011 and
disseminated to all personnel of the Company.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
40
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Kegiatan usaha Perseroan itu tidak lepas pula dari
kegiatan sosial Perseroan guna meningkatkan kualitas
komunitas sekitar. Konsep yang dibangun Perseroan
dalam tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ini, adalah
dengan memetakan kebutuhan masyarakat sekitar
yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kepedulian
Perseroan terhadap lingkungan. Alokasi manfaat CSR
Perseroan dibangun dengan 5 pilar, yaitu pendidikan,
kesehatan, lingkungan, infrastruktur dan sosial
kemasyarakatan. Pelaksanaan tanggung jawab sosial
lebih diarahkan di drilling area karena aktivitas Perseroan
lebih banyak terkait langsung di area yang lebih dekat
berinteraksi dengan masyarakat setempat. Alokasi
anggaran CSR ini dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
mengalami peningkatan yang signifikan. Ini merupakan
wujud dari kepedulian Perseroan terhadap masyarakat
sekitar yang juga menjadi stakeholder Perseroan.
Prospek Perseroan ke Depan
Menyongsong tahun mendatang, di mana kondisi
ekonomi global maupun nasional yang memiliki potensi
besar untuk diraih, menjadi sebuah tantangan yang
harus digapai. Harga minyak yang terus meningkat,
dan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan
produksi minyak dan ketahanan energy baik melalui
sector migas, geothermal, coal bed methane, ataupun
sumber energy lainnya adalah peluang. Proyek-proyek
baru Pertamina seperti CBM dan shale gas membutuhkan
peralatan pengeboran yang harus diantisipasi. Perseroan
juga akan mulai mengincar wilayah yang sebelumnya
belum pernah disentuh, yaitu pengeboran offshore.
Direncanakan dari 8 (delapan) unit rig yang akan dibeli
pada tahun 2012, diantaranya 1 (satu) unit khusus
digunakan untuk offshore.
Dalam percaturan bisnis drilling di Indonesia, PDSI
termasuk yang memiliki rig terbesar. Market share
yang diraih dari total biaya onshore drilling rig
nasional sekitar USD 355 juta, di mana PDSI meraih 35
persen di dalamnya. Karenanya, kami optimis bahwa
Perseroan akan tetap memiliki prospek bisnis yang
besar di masa mendatang. Perseroan tentu akan terus
Corporate Social Responsibility
The Company’s business activities are not independent
of its social activities in order to improve the quality of
surrounding communities. The concept developed by
the Company in corporate social responsibility (CSR)
is to map the needs of local communities which are
then manifested in the form of the Company's care
programs for the environment. The Company’s CSR
benefit allocation was built with five pillars, namely
education, health, environment, infrastructure and social.
Implementation of social responsibility is more intended
to drilling area, as the Company’s activities are more
directly related to the area that has closer interaction
with the local community. The allocation of CSR budget
with in the last 3 years has increased significantly. This is
a manifestation of the Company’s care for the community
who are also a stakeholder of the Company.
Future Prospect of the Company
Ahead of the upcoming years, where as the global and
national economic conditions have great potential
to be grasped, it becomes a challenge that must be
reached. Oil prices continue to rise, and the government's
commitment to continue increasing oil production
and energy security through sectors of oil and gas,
geothermal, coal bed methane, or other energy sources
is an opportunity. Pertamina new projects such as CBM
and shale gas needs drilling equipment that have to be
anticipated. The Company will also begin to target the
areas that had not been touched, that is offshore drilling.
It is planned that of 8 (eight) rig units to be purchased in
2012, 1 (one) unit will be specially used for offshore.
In the drilling business arena in Indonesia, PDSI is
considered to own the largest number of rigs. PDSI
gained 35% of market share of total value of onshore
national drilling rigs of approximately USD355 million.
Therefore, we are optimistic that the Company will
continue to have great business prospects in the future.
The Company will certainly continue to make internal
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
41
melakukan pembenahan internal, meningkatkan
efisiensi, menanamkan awareness sadar biaya, dan
mengembangkan pangsa pasar luar dalam rangka
menangkap peluang pasar. Dengan pengelolan dan
pengembangan yang optimal serta kompetensi yang
telah teruji, tentu akan mengantarkan Perseroan menjadi
salah satu perusahaan nasional yang dapat diandalkan
dan dibanggakan.
Atas semua pencapaian yang telah diraih, Direksi
menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi yang
ditunjukkan oleh para karyawan. Juga ucapan terima
kasih kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Mitra
Usaha, Pemasok, Pelanggan dan stakeholders lainnya
atas segala dukungan dan kepercayaan yang telah
diberikan. Dukungan itu tentu masih tetap dibutuhkan
dalam mengarungi tahun-tahun yang penuh tantangan
ke depan. Di masa yang akan datang, Perseroan akan
selalu bekerjasama untuk terus meningkatkan kinerjanya
dan memberikan jasa terbaik sehingga Perseroan dapat
mencapai visinya menjadi perusahaan penyedia jasa
pemboran dengan reputasi internasional.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan
rahmatNya bagi kita semua, untuk dapat bekerja
dan berkarya lebih baik lagi dalam nafas Semangat
Terbarukan !
Terima kasih.
improvements, increasing efficiency, raising cost-
conscious awareness, and developing foreign market
share in order to capture market opportunities. With
the optimal and proven competence management and
development, has brought the Company to become one
of reliable and esteemed national companies.
For all the accomplishments that have been achieved,
the Board of Directors express high appreciation for the
dedication shown by our employees. Also twe would ike
to thank the Shareholders, the Board of Commissioners,
Business Partners, Suppliers, Customers and other
stakeholders for all the support and confidence that have
been gviven . That support would be needed in the years
to wade through a challenging forward. In the future,
the Company will always work together to continuously
improve its performance and provide the best services
so that the Company can achieve its vision of becoming
the provider of drilling services with an international
reputation.
May Allah always give an abundance of mercy for us all, to
be able to work and work better in the Renewable Spirit!
Thank you.
Amran Anwar
Direktur Utama
President Director
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
42
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis 2
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
44
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Management’s Discussion and Analysis
TINJAUAN UMUM 2011
Produk/ Jasa PDSI
Secara garis besar, jasa yang dimiliki oleh PDSI terbagi
dalam tiga kategori utama, yaitu jasa rig, jasa integrated
project management (IPM) dan jasa non rig, sehingga
lebih jauh dapat diketahui hubungan antara prospek
perusahaan dengan industri, ekonomi secara umum dan
pasar internasional.
GENERAL OVERVIEW 2011
PDSI Products/Services
In general, services of PDSI are divided into three main
categories, namely rigservices, integrated project
management (IPM) services and non-rig services, to
further indetify relations between the company's
prospects with the industry, general economy and
international markets.
Gambar 1.1. Jasa-jasa yang dimiliki PDSI
29 Drilling Rig:2 unit 400HP1 unit 450 HP1 unit 500 HP3 unit 550 HP1 unit 650 HP1 unit 630 HP2 unit 700 HP2 unit 750 HP7 unit 1000 HP4 unit 1500 HP1 unit 1600 HP2 unit NEW 1000 HP2 unit NEW 1500 HP
7 Workover Rig:2 unit 300 HP3 unit 350 HP1 unit 500 HP1 unit 550 HP1 unit 150 HP sebagai Training Center
Jasa Drilling & Workover Rig IPM (Integrated Project Management)
PDSI current IPM Geothermal :1. Geothermal Ulubelu ; 2 Rig
1500 HP- Rig N 110/M1 (1500 HP) PDSI- Rig F - 200 DEC (1500 HP) PDSI- Top Drive 500 T PDSI
2. Integrated Project Management Ulubelu PT. PGE - PT. PDSI has completed 15 Well from Total 17 Well.
3. Drilling Tools & Equipments PDSI also utilized in Ulu Belu Project ; Single shot & Fishing Tools.
4. Incoming Geothermal Kamojang
Top Drive
2 unit NEW 500 ton 3 unit 500 ton 2 unit NEW 250 ton 1 unit 250 ton
Coring Services
Fishing Services
Tools : All size of Casing / Hole All size of FISH All type of Fish All size of Catch type (inner
& outer)
Technology : Latest Technology (Bowen, Well engineered
modification, experienced in designing and modification for non standard fish. Supported with special
tools for specific job.
H2S Services
As part of New Bussiness Development of PDSI ; 1. 2 Unit of H2S Services with
"Computerized & Wire Less Technology"
2. Fix & Portable systems ( Personal Detector)
3. Others safety equipment that can accomodate all personil on Rig Floor.
Tools :Core Barrel 6 ¾” : 6 setCore Barrel 5 ¾” : 3 setExtention 6 ¾” : 4 pcsExtention 5 ¾” : 4 pcsCore Head PDC 8 ½” x 4“ : 1 eaCore Head 8 15/32” x 4“ : 1 eaCore Head 6 1/8” x 3 1/2“ : 1 ea
Quality- Professionals ; more than 20
experienced engineer.- Experienced workshop man
& technician- SOP ; Coring Job Standard
Procedure.- SMP ; Coring Tools Standard
Maintenance Procedure.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
45
Jasa Rig
Sampai dengan 2011, PDSI memiliki 36 unit armada rig,
terdiri atas 29 unit rig pemboran dan 7 unit rig KUPL
(termasuk dua unit rig bor berdaya 1000 HP dan dua unit
rig bor berdaya 1500 HP yang datang 2011).
Saat ini mayoritas rig PDSI melayani pelanggan internal
PT. Pertamina (Persero), yaitu PT. Pertamina EP (PEP)
sebanyak 30 Rig dan PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE) sebanyak dua Rig dan dua unit rig sedang
melaksanakan commissioning (satu unit rig 1000 HP dan
satu unit rig 1500 HP).
Jasa IPM
Selain menyediakan jasa drilling rig, dalam melaksanakan
pemboran sumur geothermal tersebut PDSI juga
berperan sebagai koordinator dalam penyediaan jasa-jasa
lainnya seperti directional drilling, H2S monitoring, top
drive, drilling fluid, general services, cementing, mud
logging unit, water pump, seperti terlihat pada gambar
1.2.
PDSI saat ini melaksanakan pemboran sumur geothermal
secara integrated project management (IPM) di PGE
dengan menggunakan 2 (dua) unit drilling rig milik PDSI.
Rig Services
Until 2011, PDSI has 36 units of rig fleet, consisting of 29
drilling rig units and seven workover rig units (including
two drilling rig units of 1,000 HP and two units of 1,500
HP that arrived in 2011).
Currently majority of PDSI rigs serve internal customer
of PT. Pertamina (Persero), namely PT. Pertamina EP
(PEP) with 30 rigs and PT. Pertamina Geothermal Energy
(PGE) with two rigs and two other rigs are conducting
commissioning units (one 1,000 HP rig and 1,500 HP rig).
IPM Services
In addition to drilling rig services, PDSI also has a role as
a coordinator for other services provision in geothermal
well drilling, such as directional drilling, H2S monitoring,
top drive, drilling fluid, general services, cementing, mud
logging unit, water pump, as seen in picture 1.2.
PDSI currently conducts gothermal well drilling with
integrated project management (IPM) at PGE by using 2
(two) units of drilling rigs owned by PDSI.
Gambar 1.2. PDSI sebagai Koordinator dalam Pemboran IPM Geothermal
Picture 1.2. PDSI as Coordinator in IPM Geothermal Drilling
PDSIKoordinator
Rig
CementingDrillingFluid
General Services
Directional Drilling
Mud Logging
Unit
WaterPump
H2SMonitoring
Top Drive
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
46
Jasa Non Rig
Selain Jasa Rig dan IPM, PDSI juga menyediakan jasa
coring, fishing serta penyewaan peralatan pemboran
seperti top drive, tubular goods dan blow out preventer.
Saat ini PDSI memiliki total 8 unit top drive, terdiri atas
lima unit top drive berkapasitas 500 ton dan tiga unit
250 ton, selain top drive PDSI juga menyewakan jasa non
rig lainnya seperti coring, fishing, fire pump, directional
drilling, H2S monitoring, dan penyewaan peralatan
lainnya.
Dari total 8 unit top drive tersebut, tujuh unit sudah
terutilisasi di PEP dan PGE, sedangkan satu unit sedang
disiapkan untuk beroperasi di PGE (sumur workover) pada
2012.
Penjualan/ Pemasaran
Sepanjang tahun 2011, asset yang dimiliki oleh PDSI
(rig dan non rig) mayoritas terutilisasi di PT. Pertamina
EP (PEP) dan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)
dengan nilai total kontrak yang diperoleh sebesar USD
274.686.504,59.
Pada tahun 2011 ini pula PDSI bekerja sama dengan
mitra memenangkan kontrak pemboran 42 sumur di
Proyek Mobil Cepu Ltd., dengan nilai kontrak sebesar USD
98.895.000 dan ditargetkan dapat mulai melaksanakan
operasi pemboran pada September 2012.
Prospek 2012
Profil Bisnis PDSI Secara Singkat
Pada awalnya PT. Pertamina Drilling Services Indonesia -
selanjutnya disingkat PDSI - merupakan unit kerja di PT.
Pertamina Direktorat Eksplorasi dan Produksi, dengan
nama Drilling Services, untuk memenuhi kebutuhan jasa
pengeboran internal perusahaan. Saat ini PDSI selain
melayani kebutuhan internal PT. Pertamina (Persero) juga
melayani perusahaan lainnya dengan jenis jasa yang
diberikan meliputi:
• JasaRigDaratuntukpekerjaanpemborandankerja
ulang reparasi sumur/ workover (KUPL)
• JasaIntegratedProjectManagement(IPM)
• JasaNonRig
Non-Rig Services
In addition to Rig and IPM Services, PDSI also provides
coring services, fishing and drilling equipment rental such
as topdrive, tubular goods and blow out preventer.
PDSI currently has a total of eight topdrive units,
consisting of five topdrive units with a capacity of 500
tons and three units of 250 tons, PDSI also provides non-
rig services such as coring, fishing, firepump, directional
drilling, H2S monitoring, and other equipment rental.
From a total of eight units of topdrive, seven units have
been utilized at PEP and PGE, while one unit is being
prepared to operate at PGE (workover wells) in 2012.
Sales/Marketing
Throughout 2011, the assets owned by the PDSI (rig and
non-rig) utilized majority at PT. Pertamina EP (PEP) and PT.
Pertamina Geothermal Energy (PGE) with a total contract
value obtained amounted to USD274,686,504.59.
In 2011 PDSI along with partners won the drilling contract
of 42 wells in Mobil Cepu Ltd. Project, with a contract
value of USD98,895,000 and is targeted to begin carrying
out drilling operations in September 2012.
2012 Prospect
PDSI Business Profile in Brief
Initially PT. Pertamina Drilling Services Indonesia - here in
after abbreviated PDSI - a work unit of the PT. Pertamina
Exploration and Production Directorate, with the name
of Drilling Services, to meet the company’s internal needs
of drilling services. Currently PDSI in addition to serving
the needs of the PT. Pertamina (Persero), also serves other
companies with types of services provided include:
• OnshoreRigServicesfordrillingandworkoverwells
• IntegratedProjectManagement(IPM)Services
• Non-RigServices
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
47
Ekonomi dan Industri Drilling secara keseluruhan
Di Indonesia, energi migas masih menjadi andalan utama
perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa
maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri.
Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-
giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan
konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun
terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-
rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia
untuk segera menemukan cadangan migas baru, baik
di Indonesia maupun ekspansi ke luar negeri. Cadangan
terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting, sebaliknya
gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan produksi
minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk
menemukan cadangan-cadangan baru dan peningkatan
produksi.
Di sisi lain, cadangan terbukti minyak bumi yang dimiliki
Indonesia saat ini adalah sebesar 3,7 milyar barel atau
1,2% dari total cadangan minyak dunia. Indonesia
sendiri memiliki keanekaragaman geological basin yang
memiliki potensi minyak dan gas bumi cukup besar. Dari
sebanyak 128 basin, hanya 38 yang telah dieksplorasi
dengan mayoritas produksi minyak dan eksplorasi yang
telah dilakukan berada pada basin bagian barat wilayah
Indonesia (onshore dan offshore Sumatera bagian tengah
dan Kalimantan bagian timur).
Produksi minyak mentah Indonesia terus turun
selama dekade terakhir diakibatkan oleh antara lain
maturity alami dari sumur-sumur minyak dan gas, serta
lambannya tingkat penemuan cadangan baru (gambar
5.1). Akibatnya pada tahun 2009, total produksi minyak
mentah Indonesia berada pada angka 0,949 juta barel
per hari, turun sekitar 33% sejak tahun 2000. Selama 10
tahun terakhir, Pemerintah Indonesia berusaha untuk
mendorong dilakukannya eksplorasi terutama pada
bagian timur wilayah Indonesia dan laut dalam.
Economy and Drilling Industry
In Indonesia, oil and gas energy are still the main stay
commodities of Indonesia's economy, both as a source
of foreign exchange and supplier of domestic energy
needs. Infrastructure and industrial development is
being actively carried out in Indonesia, makes energy
consumption growt have raged 7% in the last 10 years.
The increase is very high, exceeding the average global
energy needs, requiring Indonesia to quickly find new oil
and gas reserves, both in Indonesia and expand overseas.
The proven reserves of oil a indepleting condition,
while of natural gas tend to increase. Development
of Indonesia's oil production from year to year has
decreased, so it needs extraordinary efforts to find new
reserves and increase production.
On the other hand, Indonesia’s proven reserves of oil
are currently at 3.7 billion barrels, or 1.2% of total world
oil reserves. Indonesia itself has a diversity of geological
basins that have quite large oil and gas potential. From
128 basins, only 38 that have been explored with the
majority of oil production and the exploration was done
in basins of western Indonesia (onshore and offshore
central Sumatra and eastern Kalimantan).
Indonesia's crude oil production continued to fall
during the last decade caused by, among others, the
natural maturity of oil and gas wells, and the slow rate
of discovery of new reserves (figure 5.1). As a result, in
2009, Indonesia’s total crude oil production stood at 0.949
million barrels per day, down about 33% since 2000. Over
the past 10 years, the Government of Indonesia has been
trying to encourage exploration, especially in the eastern
part of Indonesia and the deep sea.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
48
Tabel 5.1. Jumlah sumur yang diselesaikan di IndonesiaTable 5.1. Number of completed wells in Indonesia
Akibat produksi minyak mentah yang terus turun,
Pemerintah Indonesia mulai beralih kepada sumber
energi lainnya yaitu gas bumi dan geothermal untuk
digunakan sebagai sumber energi alternatif pembangkit
listrik. Dimana lebih dari 50% produksi gas Indonesia
berasal lapangan offshore, hal ini yang menyebabkan
adanya kenaikan jumlah sumur gas yang selesai dibor,
seperti terlihat pada tabel 5.1.
Due tothe production ofcrude oilcontinues
to fall, the Government ofIndonesiabegan to
switchtoother energysources, including natural
gasandgeothermaltobe usedas alternative energy
sources for power generation. Wheremorethan50%
ofIndonesiangasproductionfromoffshore fields,
thiscausesan increase inthe numberofcompleted drilled
gas wells, as shown intable5.1.
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Oil 558 807 605 566 570 574 568*
Gas 42 88 430 402 420 439 434*
Dry Hole 25 80 52 49 55 62 40
Other 288 125 63 58 55 52 N/A
Total 913 1100 1150 1075 1100 1127 1042
Average Depth (ft) 3079 3330 3350 3120 3350 3597 N/A
Sumber: OPEC 2008 Annual Statistical Bulletin
Sehingga pada akhirnya mengembangkan usaha sektor
hulu terutama gas bumi dan wilayah offshore akan
menjadi salah satu alternatif jalan keluar dari penurunan
laju produksi minyak mentah serta menambah sumber
energi sebagai pembangkit listrik di Indonesia Indonesia
dengan lebih memperbanyak aktivitas eksplorasi dan
produksi.
Selain itu, mengacu pada bauran energi primer, seperti
terlihat pada gambar 5.2, Indonesia akan mulai beralih
Eventually development of the upstream sector
business, especially natural gas and offshore areas will
be an alternative solution of the declining rate of crude
oil production and increase the sources of energy for
power plants in Indonesia Indonesia to further expand
exploration and production activities.
In addition, referring to the primary energy mix, as shown
in Figure5.2,Indonesia will begin converting energy
Gambar 5.1. Produksi dan Konsumsi Minyak IndonesiaPicture 5.1. Indonesian Oil Production and Consumption
Indonesian Oil Supply and Consumption, 199-2009
Total Oil Supply
Consumption
Source: EIA International Energy Statistics
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Thou
sand
Bar
rels
Per
Day
Indonesia becomes a net importer of oil
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
0
Indonesia suspends its OPEC membership
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
49
dari sumber energi minyak mentah menuju gas bumi
serta sumber energi baru dan terbarukan lainnya
seperti coal bed methane dan geothermal, sehingga
diproyeksikan akan banyak potensi pemboran sumur coal
bed methane (CBM) serta geothermal.
source from crude oil to natural gas as well as new and
renewable energy sources such as coal bed methane and
geothermal, that are projected to be much potential for
coal bed methane (CBM) and geothermal well drilling.
Pada tahun 2011, realisasi produksi minyak sebesar
903.000 barel per hari, sedangkan untuk tahun 2012,
pemerintah mengusulkan target produksi minyak sebesar
950.000 barel per hari dengan 20 Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) utama yang diharapkan dapat menggenjot
produksinya .
Berikut adalah target produksi minyak 2012 dari 20 KKKS
utama di Indonesia:
1. PT. Chevron Pacific Indonesia dengan target produksi
maksimal 357.000 barel per hari;
2. PT. Pertamina EP (PEP) sebesar 135.000 barel per hari;
3. Total Indonesie E&P (Kaltim) sebesar 86.000 barel per
hari;
4. ConocoPhillips Blok B (Natuna) sebesar 45.000 barel
per hari;
5. CNOOC SES sebanyak 38.000 barel per hari;
6. Chevron Indonesia Co sebesar 28.300 barel per hari;
7. PHE (ONWJ) sebesar 35.000 barel per hari;
8. Medco Sumatera (Rimau & SSE) sebesar 22.960 barel
per hari;
In 2011, the realization of oil production amounted
to 903,000barrelsperday, while forthe year2012, the
government proposesoil production targetof950,000
barrelsperdaywith20 major Contract Cooperation
Contractors (KKKS) that are expectedtoboost their
production.
The following are oil production target of 20 major KKKS
in Indonesia:
1. PT. Chevron Pacific Indonesia with maximum target
production 357,000 barrels per day;
2. PT. Pertamina EP (PEP) with 135,000 barrels per day;
3. Total Indonesie E&P (East Kalimantan) with 86,000
barrels per day;
4. ConocoPhillips Block B (Natuna) with 45,000 barrels
per day;
5. CNOOC SES with 38,000 barrels per day;
6. Chevron Indonesia Co with 28,300 barrels per day;
7. PHE (ONWJ) with 35,000 barrels per day;
8. Medco Sumatera (Rimau & SSE) with 22,960 barrels
per day;
Gambar5.2.EnergyMixIndonesia2005–2025
2005
54% Oil
20% Oil
14% Coal
33% Coal
27% Gas
30% Gas
5% Others
17% Others
5% Geothermal2% Coal Liq.5% Biofuel5% (Nuclear, CBM.Biomass, Hydrogen, etc)
2025
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
50
9. BOB Sumatera-Bumi Siak Pusako sebanyak 17.000
barel per hari;
10. Petrochina International (Jabung) sebesar 17.300
barel per hari;
11. Mobil Cepu Ltd diharapkan dapat menggenjot
produksi sebesar 22.000 barel per hari;
12. Vico (Sanga-Sanga) sebesar 15.000 barel per hari;
13. PHE West Madura Offshore sebesar 23.000 barel per
hari;
14. ConocoPhillips Sumatera (Corridor Blok) sebanyak
12.200 barel per hari;
15. JOB PetroChina East Java (Tuban) sebesar 11.000 barel
per hari;
16. Kondur Petroleum 7.600 barel per hari;
17. PetroChina Bermuda (Papua) diharapkan
berkontribusi 6.190 barel per hari;
18. BP Indonesia Tangguh sebesar 5.400 barel per hari;
19. Star Energy (Kakap) 4.500 barel per hari;
20. ExxonMobil Oil (Aceh) sebesar 2.420 barel per hari;
21. KKKS lainnya sebesar 59.130 barel per hari.
Selanjutnya pada tahun 2015, pemerintah menargetkan
produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari dan
gas bumi sebesar 4,5 juta barel ekuivalen minyak per
hari. Dengan kondisi tersebut di atas, akan mendorong
peningkatan jumlah pemboran eksplorasi maupun
pengembangan untuk mengejar pertumbuhan produksi
yang telah ditargetkan pemerintah.
Usaha Pertamina untuk meningkatkan produksi minyak
dan gas bumi tercermin dari rencana pemboran yang
terdapat dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) 2012-2016 masing-masing anak perusahaan,
seperti terlihat pada tabel 5.2, 5.3 dan 5.4.
9. BOB Sumatera-Bumi Siak Pusako with 17,000 barrels
per day;
10. Petrochina International (Jabung) with 17,300 barrels
per day;
11. Mobil Cepu Ltd is expected to boost production to
22,000 barrels per day;
12. Vico (Sanga-Sanga) with 15,000 barrels per day;
13. PHE West Madura Offshore with 23,000 barrels per
day;
14. ConocoPhillips Sumatera (Corridor Block) with 12,200
barrels per day;
15. JOB PetroChina East Java (Tuban) with 11,000 barrels
per day;
16. Kondur Petroleum 7,600 barrels per day;
17. PetroChina Bermuda (Papua) is expected to
contribute 6,190 barrels per day;
18. BP Indonesia Tangguh with 5,400 barrels per day;
19. Star Energy (Kakap) 4,500 barrels per day;
20. ExxonMobil Oil (Aceh) with 2,420 barrels per day;
21. Other KKKS with 59,130 barrels per day.
In 2015, the government is targeting oil production of
1.2 million barrels per day and gas at 4.5 million barrels
of oil equivalent per day. The above conditions will
encourage exploration and development drilling to
pursue production growth that has been targeted by the
government.
Pertamina's effort to increase production of oil and
natural gas is reflected in the drilling plan contained in
the Company's Long Term Plan (RJPP) 2012-2016 of each
subsidiary, as shown in table 5.2, 5.3 and 5.4.
Tabel 5.2. Rencana Pemboran Sumur Minyak dan GasTable 5.2. Oil and Gas Well Drilling Plan
2012 2013 2014 2015 2016
Eksplorasi 23 27 27 28 28
Pengembangan 143 173 181 176 172
KUPL 84 125 128 113 91
Total 250 325 336 317 291
Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
51
Sementara usaha Pertamina untuk memproduksikan gas
CBM tercermin dari rencana pemboran yang terdapat
dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2012-
2016 PT. Pertamina Hulu Energy - CBM, seperti terlihat
pada tabel 5.5.
Meanwhile Pertamina's efforts to produce CBM gas
is reflected from drilling plan that contained in the
Company's Long Term Plan (RJPP) from 2012 to 2016 of
PT. Pertamina's Hulu Energy - CBM, as shown in table 5.5.
PHE-CBM merencanakan untuk melaksanakan pemboran
eksplorasi CBM di tiga (3) wilayah kerja, yaitu Enim, Suban
keduanya berada di Sumatera dan Tanjung (Kalimantan).
PHE-CBM merencanakan untuk melaksanakan pemboran
di Enim pada September 2012, Suban pada Oktober 2012
dan Tanjung pada Juni 2012.
Selain CBM usaha Pertamina untuk turut memajukan
sumber energi baru terbarukan (EBT) lainnya yang
tercermin dari rencana jangka panjang PGE, seperti
terlihat pada tabel 5.6.
PHE-CBM planned to conduct CBM exploration drilling
in three (3) the working areas, in Enim, Suban both in
Sumatra and Tanjung (Kalimantan). PHE-CBM is planning
to carry out drilling in Enim in September 2012, in Suban
in October 2012 and in Tanjung in June 2012.
In addition to CBM, Pertamina's efforts to help promote
other new renewable energy sources (EBT) are reflected
inlong-termplan of PGE, as shown in table 5.6.
Tabel 5.5. Rencana Pemboran Sumur CBMTable 5.5. CBM Well Drilling Plan
2012 2013 2014 2015 2016
Eksplorasi 17 27 10 - -
Pengembangan - - 20 66 97
Total 17 27 30 66 97
Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)
Tabel 5.6. Rencana Pemboran Sumur Geothermal Table 5.6. Geothermal Well Drilling Plan
2012 2013 2014 2015 2016
Eksplorasi 3 4 2 8 2
Pengembangan 16 28 25 21 15
Total 19 32 27 29 17
Sumber: Pengolahan Data (termasuk mitra)
Sehingga dengan kondisi tersebut di atas, maka demand
market terhadap jasa rig diproyeksikan akan tetap tinggi.
Uraian tentang Aspek Pemasaran
Pemahaman atas peta persaingan jasa pemboran di
Indonesia, baik onshore maupun offshore merupakan
hal fundamental bagi pelaku usaha pemboran. Dapat
diketahui bahwa posisi PDSI memiliki jumlah rig onshore
sebanyak 36, terbanyak dibandingkan drilling contractor
lainnya, dengan penguasaan market share nasional
sebesar 35,49% dari total nilai kontrak onshore drilling
nasional sebesar USD355 juta.
With the above conditions, market demand for rig
services are projected to remain high.
Description of Marketing Aspect
Understanding of competitive landscape in Indonesia’s
drilling services, both onshore and offshore is
fundamental to drilling business players. It can be seen
that PDSI’s position that has a total of 36 onshore rigs, the
largest than any other drilling contractors, with control
of national market share of 35.49% of the total value of
national onshore drilling contract of USD355 million.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
52
Tabel 6.1. Market Share PDSI Tiap Lini Jasa Table 6.1. Market Share of PDSI in each Service Line
No Produk/ Jasa Customer Kompetitor Market Share
1 Onshore drilling rig PEP & PGE Apexindo,NYT,BKY 35%*
2 IPM PGE Apexindo, Radiant Utama, Antareja 20%
3 Jasa non rig PEP, PGE & Kondur Fergaco, Dyfco Energy, Pandu 30%**
*) Market share berdasarkan estimasi revenue**) Asumsi Kontrak Fishing, Coring, dan H2S Monitoring
*) Market share based on estimated revenue **) Assumption of Fishing, Coring, and H2S Monitoring Contracts
Realisasi Investasi 2011
Dalam rangka mengembangkan usaha & meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap pelanggan, maka
pada tahun 2011, PDSI melakukan investasi total
Rp.1.361.625.869,-. Nilai tersebut termasuk untuk
pembelian rig baru, pembelian top drive, pembelian asset
usayana dan membeli rig utilities. Berikut tabel daftar
realisasi anggaran investasi 2011 :
Investment Realization of 2011
In order to develop businesses and improve the quality
of service to customers, PDSI in 2011 invested a total of
Rp1,335,989,791,285. This value included purchases of
new rigs, topdrive, Usayana’s assets and rig utilities. The
following table lists the realization of 2011 investment
budget :
Grafik Realisasi ABI 2011 UPDATE SAP, 3 Januari 2012Graph of ABI Realization of 2011, SAP UPDATE, January 3, 2012
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-Pembelian Peralatan
Pemboran
Pembelian Rig 1000 HP 2 unit
Pembelian Peralatan
Pemboran
Pembelian Peralatan
HSE
Pembelian Rig 1500
HP
Pembelian Rig Utilities
Pembelian Rig 1500 HP 2 unit
Pembelian Rig Utilities
Pembelian Rig Utilities
Pembelian Peralatan Pemboran
Pembelian Asset eks Usayana
IDR
(x 1
000.
000)
Realisasi ABI 2011 = 85.76%
Plan Actual
InvestasiInvestments
Plan Ekiv. IDR
Actual Ekiv. IDR %
Carry Over
1 9DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drillng Equipment 37,268,145 29,360,845 78.78
2 9DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 1,296,240 1,030,261 79.48
3 0DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drilling Equipment 124,919,919 125,266,610 100.28
4 0DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 537,240 - -
5 0DB504 Pembelian Rig 1000 HP 2 Unit Purchase of 2 Unitsof Rig 100 HP 334,386,000 342,155,163 102.32
6 0DB505 Pembelian Rig 1500 HP 2 Unit Purchase of 2 Unitsof Rig 1500 HP 393,210,000 406,718,013 103.44
Usul Baru
7 1DB501 Pembelian Peralatan HSE Purchase of HSE Equipment 9,648,009 8,129,155 84.26
8 1DB502 Pembelian Peralatan Pemboran Purchase of Drillng Equipment 403,200,000 250,235,638 62.06
9 1DB503 Pembelian Rig Utilities Purchase of Rig Utilities 26,360,950 12,284,536 46.60
10 1DB505 Pembelian Asset eks Usayana Purchase of ex Usayana Assets 198,180,497 186,445,648 94.08
T o t a l 1,529,007,000 1,361,625,869 89.05
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
53
AVAILABILITY Tahun 2011
Tabel Availability Bulanan Tahun 2011Table of Monthly Availability of 2011
Pembahasan atas Kinerja Bisnis
Pengukuran Kinerja
Pada tahun 2011 ini rig Availability mencapai 96.94%.
Nilai kinerja itu dicapai dengan jumlah Rig 32 unit. Tahun
2011 PDSI melakukan penambahan 5 unit Rig, dimana 4
diantaranya adalah rig brand new, D-1000/52 (1000HP),
D-1500/53 (1500HP), D-1000/54 (1000HP), D-1500/55
(1500HP),serta1unitrigex-UsayanaH35-3/UY6(350HP).
Analysis of Business Performance
Performance Measurement
In 2011, Rig Availability reached 96.94%. The performance
scores were achieved with 32 rig units. PDSI in 2011
added 5 Rig units, where 4 of themare brand new rig,
D-1000/52 (1,000HP), D-1500/53 (1,500HP), D-1000/54
(1,000HP), D-1500/55 (1,500HP), and 1 unit of ex-Usayana
H35-3/UY6rig(350HP).
Area Operasi Bulan Kumulatif
rata-rataJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
SBU-NAD 99.33 97.82 97.89 99.03 99.76 99.11 97.06 94.64 97.14 99.19 97.31 98.05 98.03
Sumbagteng 99.01 95.80 98.86 100.00 98.69 96.84 96.10 98.70 99.75 95.95 98.75 94.11 97.71
Sumbagsel 95.04 90.48 92.97 98.35 97.63 94.26 94.19 99.46 90.26 98.72 98.01 97.06 95.54
Jawa 99.32 97.96 99.39 97.20 96.47 97.55 99.85 99.55 95.04 95.91 95.26 98.23 97.64
PDSI 97.65 94.81 96.73 98.24 97.63 96.53 97.06 98.75 94.53 97.15 96.92 97.24 97.52
Tabel Availability Bulanan Tahun 2011
100.00
99.00
98.00
97.00
96.00
95.00
94.00
97.90
97.09
AVAILABILITY Akumulatif Rata-rata
Januari
Februari
MaretApril Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Target
95.85
97.10 96.92
97.52
97.0097.30
98.00
97.2497.60
98.4698.71
99.03
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
54
a. RKAP 2011
Berdasarkan RKAP 2011, target availability adalah 98%,
namun dengan banyaknya kendala dan hambatan
yang terjadi maka realisasi hanya mencapai 97,52%.
Hambatan yang terjadi, mulai dari hambatan eksternal,
kerusakan peralatan saat operasi, kerusakan peralatan
yang tidak terduga namun membutuhkan waktu yang
lama untuk perbaikan, closing temuan inspeksi SKPI
yang membutuhkan waktu yang lama sehingga rig
tidak bisa generate revenue. Dan ada 3 unit rig yang
tidak bisa mulai beroperasi sesuai dengan target
RKAP,yaituH-350/UY3,D-1000/52,danD-1500/53,
dikarenakan proses melengkapi peralatan dan tunggu
lokasi.
a. RKAP 2011
Based on RKAP 2011, the availability target was 98%,
but with many obstacles and barriers, the realization
only reached 96.94%. The external barriers, equipment
damage during the operation, unforeseen equipment
breakdowns, requires a long time to repair, SKPI
inspection findings closingtakes a long time that
caused rig could not generate revenue. And there
are 3 units of rigs that can not resume operations in
accordancewiththeRKAPtarget,namelyH-350/UY3,
D-1000/52, and D-1500/53, because the process of
completing the equipment and pending location.
Tabel Perbandingan Availability RKAP vs Realisasi Tahun 2011 Table Availability RKAP vs Realization 2011
ARE
A
No. Rig Name
Target vs Realisasi RKAP 2011
Daya Avail. "Avail. RKAP"
"Realisasi Avail." Deviasi Total "Realisasi
Avail." Deviasi
HP % % days days
NA
D
1 IE900/3 1,000 0.973 97.26 97.14 -0.12 365.00 365.00 0.00
2 KM200A/9 250 0.995 99.45 99.53 0.08 365.00 365.00 0.00
3 KT210B2A/41 400 0.973 97.26 97.56 0.30 365.00 365.00 0.00
4 H30FD/23 350 0.984 98.36 96.83 -1.52 365.00 365.00 0.00
TOTAL NAD 2,000 0.984 1,460
SBT
5 LTO350/37 350 0.986 98.63 98.33 -0.30 365.00 365.00 0.00
6 H25CD / 50 300 0.986 98.63 98.70 0.07 365.00 365.00 0.00
7 T45I / 33 550 0.986 98.63 99.61 0.98 365.00 365.00 0.00
8 T45II / 34 550 0.981 98.08 97.07 -1.01 365.00 365.00 0.00
TOTAL SBT 1,750 0.987 1,460
SBS
9 N110M1 / 18 1,500 0.986 98.63 91.10 -7.53 365.00 365.00 0.00
10 N80 UE/25 1,000 0.973 97.26 97.57 0.31 365.00 365.00 0.00
11 N80B1 / 27 1,000 0.973 97.26 99.29 2.03 365.00 365.00 0.00
12 ED2 / 38 750 0.973 97.26 96.71 -0.55 365.00 365.00 0.00
13 LTO750/43 750 0.973 97.26 99.37 2.11 365.00 365.00 0.00
14 LTO650 / 35 650 0.986 98.63 98.00 -0.63 365.00 365.00 0.00
15 H40D / 29 550 0.973 97.26 92.85 -4.41 365.00 365.00 0.00
16 H350UY(3) 350 0.986 98.63 95.34 -3.29 365.00 184.00 -181.00
17 KT210B3A/42 400 0.986 98.63 97.15 -1.48 365.00 365.00 0.00
TOTAL SBS 6,950 0.982 3,285
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
55
b. Hambatan Operasi
Hambatan Internal
Untuk hambatan internal terbagi atas 3 bagian:
1. Downtime peralatan rig saat operasi
Untuk rincian peralatan rig yang rusak saat operasi
ada pada lampiran “NPT Rig Tahun 2011”, pada
lampiran tersebut diuraikan kejadian-kejadian
yang menyebabkan Non Productive Time yang
terjadi tahun 2011, baik saat operasi maupun
saat rig move,rig up, rig down, dan saat idle tidak
dibayar. Secara garis besarnya peralatan rig yang
mengalami downtime terbesar pada tahun 2011
adalah drawwork, top drive, swivel/power swivel,
mud pump dan crossover sub.
2. Denda Rig Down, Rig Move, dan Rig Up
Kejadian yang menyebabkan denda ini diantaranya;
permasalah pada vendor HTE (mulai dari
kekurangan armada, kerusakan armada, tunggu
BBM, dan masalah lainnya pada internal vendor),
closing check list HSE dan SIKA, kebocoran line
saat test line, tunggu swivel pengganti, perbaikan
genset, test load menara setelah perbaikan, tunggu
camp storage dan lain-lain.
b. Operational Barriers
Internal Barriers
Internal barriers are divided in three parts:
1. Downtime of rig equipment during operation
Details of the rig equipment damaged during
the operation are in the appendix "NPT Rig 2011",
the appendix describes the incidents that led to
Non-Productive Time, which occurred in 2011,
both during operation and when the rig move,
rig up, rig down, and unpaid idle time. In general,
rig equipment that are experiencing the largest
downtime in 2011 were draw work, top drive,
swivel/power swivel, mud pump and crossover sub.
2. Penalties of Rig Down, Rig Move, and Rig Up
Incidents leading to these penalties include:
problems at HTE vendors (ranging from fleet
shortage, fleet damage, pending fuel delivery, and
other problems at internal vendors), HSE checklist
closing and SIKA, line leak age during testline,
pending swivel replacement, genset repair, tower
load test after repair, pending camp storage and
others.
ARE
A
No. Rig Name
Target vs Realisasi RKAP 2011
Daya Avail. "Avail. RKAP"
"Realisasi Avail." Deviasi Total "Realisasi
Avail." Deviasi
HP % % days days
JAW
A &
KTI
18 N110M2 / 31 1,500 0.986 98.63 94.96 -3.67 365.00 365.00 0.00
19 N80B2 / 01 1,000 0.973 97.26 99.85 2.59 365.00 365.00 0.00
20 OW760 / 20 1,000 0.973 97.26 99.14 1.88 365.00 365.00 0.00
21 H40D / 24 550 0.986 98.63 99.73 1.10 365.00 365.00 0.00
22 MSH2000 / 30 1,600 0.986 98.63 99.06 0.43 365.00 365.00 0.00
23 OW700 / 40 700 0.986 98.63 97.45 -1.18 365.00 365.00 0.00
24 N80UE / 22 1,000 0.984 98.36 98.72 0.37 365.00 365.00 0.00
25 OW700 / 39 700 0.986 98.63 99.79 1.16 365.00 365.00 0.00
26 D-700 630 0.986 98.63 98.31 -0.32 365.00 365.00 0.00
27 N110M3 / 28 1,500 0.986 98.63 97.73 -0.90 365.00 365.00 0.00
28 RIG F 200 DEC 1,500 0.986 98.63 95.48 -3.15 365.00 365.00 0.00
29 RIGN80UE(UY) 1,000 0.986 98.63 96.50 -2.13 365.00 365.00 0.00
30 RIGSKYTOPR650 450 0.986 98.63 98.52 -0.11 365.00 365.00 0.00
TOTAL JAWA 13,130 0.062 4,745
2011 31 Rig 1000HP (1) 1,000 0.975 97.534 99.73 2.20 365.00 31.00 -334.00
32 Rig 1500HP (2) 1,500 0.995 99.452 90.18 -9.27 365.00 153.00 -212.00
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
56
3. Idle tidak dibayar
Ada beberapa hambatan operasional internal
yang menyebabkan rig tidak bisa operasi sehingga
masuk ke dalam kategori idle tidak dibayar,
diantaranya karena kerusakan peralatan/komponen
rig yang critical, perbaikan peralatan untuk closing
temuan inspeksi perpanjangan SKPI dan moving
melewati batas waktu bayar sesuai dengan UBEP
Jambi sehingga rig masuk dalam kategori idle tidak
dibayar. Hal ini terjadi pada Rig H40D/24, N-80-
UE/UY3,LTO-350/37,OW-700/40,CWKT-210BNo.
3A/42, N-80-B1, CWKT-210B no. 2A/41, D-1500/53,
H-30-FD/23,T-45/1,EmscoD-2/38,F-200/UY8,dan
OW-700/39.
Rig H-40D/24 melakukan overhaull engine
drawworks CAT-3408 pada bulan Januari 2011
dan proses perpanjangan SKPI yang dimulai pada
31 Maret 2011, serta mulai operasi kembali pada
15 Mei 2011. Saat inspeksi untuk perpanjangan
SKPI dilakukan perbaikan untuk seluruh temuan
inspeksi, diantaranya; H-beam pada upper mast
karena keropos dan bending sudah melebihi
toleransi, terdapat crack pada shave traveling
block, bail swivel terdapat crack melingkar, crack
pada main gear rotari table, terlihat bending dan
keropos pada brace upper mast dan terdapat crack
pada kedua brake rim drawwork, main drum dan
cathead.
RigN-80-UE/UY3,melakukanGeneralOverhaull
Engine Detroit Diesel Engine GM 12 V-149 pada
tanggal 25 Januari 2011, dan selesai pada 11
Februari 2011.
Rig T-45 I /33 melakukan inspeksi untuk proses
perpanjangan SKPI pada tanggal 8 Februari 2011
dan siap operasi kembali pada 24 Februari 2011.
Saat inspeksi tidak ada temuan kerusakan, sehingga
proses menjadi lebih cepat.
RigLTO-350/37,padatanggal8–9Februari2011
melakukan perbaikan drive axle (GARDAN) mobile
rambler. Idle tidak dibayar untuk rig ini bukan
hanya dikarenakan perbaikan peralatan rig, akan
tetapi juga idle untuk tunggu hari terang untuk rig
move dan Safety Meeting Risk Assesment, serta
idle karena melebihi waktu moving di UBEP Jambi,
3. Unpaid Idle
There are several internal operational barriers that
disrupt the rig to operate that are categorized as
unpaid idle, such as critical damage to equipment/
rig component, repair of equipment for closing of
SKPI extension inspection findings and moving
beyond the payment due date in accordance with
UBEP Jambi so that the rig is categorized as unpaid
idle. These occurred at Rig H40D/24, N-80-UE/
UY3,LTO-350/37,OW-700/40,CWKT-210BNo.
3A/42, N-80-B1,-210B CWKT No.2A/41, D-1500/53,
H-30-FD/23,T-45/1,EMSCOD-2/38,F-200/UY8,and
OW-700/39.
The Rig-40D/24 performed overhaul of draw
works CAT-3408 engine in January2011 and the
SKPI extension process that started on March
31, 2011, and resumed operation on May 15,
2011. During an inspection for SKPI extension,
repairs were conducted to all inspection findings,
including: H-beam on the uppermast due to decay
and bending beyond tolerance, acrack on shave
traveling block, circular crack on swivel bail, crack
on main rotary table gear, apparent bending,
decayed uppermast brace and second crack on the
draw work rimbrake, main drums and cathead.
RigN-80-UE/UY3,performedGeneralOverhaulof
Detroit Diesel Engine GM12V-149 on January 25,
2011, and completed on February 11, 2011.
Rig T-45 I/33performed inspection for SKPI
extension process on February 8, 2011and ready for
operation again on February 24, 2011. The process
went faster as there was no findingof damage
during inspection.
Rig LTO-350/37, on February 8 -9,
2011torepairthe driveaxlemobilerambler. Unpaid
idleforthisrigwas notonly due torigequipment
repair, but alsoduetowait for daylight
forrigmoveandSafetyRiskAssessmentMeeting,
as wellasidle caused by exceeding time of
movingatUBEP Jambi, fromlocation SGC-10
toTPN-46 whichhas distance of44.2km. According
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
57
dari lokasi SGC-10 ke TPN-46 yang berjarak 44,2 km.
Sesuai PJP dengan UBEP Jambi hanya diberi waktu
moving hanya 6 Jam, jika melebihi waktu tersebut
dianggap tidak dibayar. Padahal jika melihat
PJP dengan PEP, untuk rig 350 HP di area jawa,
diberikan jatah moving 4 hari jika moving berjarak
25 s/d 50 KM.
Rig KT-210 B No.2A /41, melakukan perbaikan
menara yang dikerjakan oleh PT. Barata. Kerusakan
terjadi pada sambungan monkey board ke menara.
Terdapat koyakan dibagian support monkey
board dan crack pada bagian menara disekitar
monkey board karena benturan traveling block
yang terangkat akibat kick dari sumur. Perbaikan
dilakukan dari tanggal 8 s/d 17 Mei 2011.
Rig Emsco D-2/38, melakukan proses perpanjangan
SKPI pada tanggal 1 s/d 14 Mei 2011, dari hasil
inpeksi didapati temuan oleh PJIT ; Pad eye pada
subctructure agar diganti dengan yang standar,
melengkapi prosedur pengelasan sebelum
perbaikan, COC BOP yang masa berlakunya telah
habis agar diperpanjang untuk SKPI yg berikutnya
dan seluruh line yg korosi agar segera di bersihkan
dan di cat ulang.
Rig CWKT-210 B No. 3A/42, melakukan perbaikan
menara dari tanggal 9 Mei s/d 14 Juli 2011,
diantaranya perbaikan upper mast, lower mast,
monkey board Rig CWKT 210B no. 3A/42 (estimasi
36 titik) termasuk penggantian bracing, repair las
dan jacketing.
Rig OW 700 / 40, pada tanggal 28 Mei s/10 Sept
2011 berada dalam status idle tidak dibayar karena
melakukan overhaull drawwork yaitu penggantian
input & output shaft dan perbaikan mast &
substructure rig.
Rig N-80 B1 / 27, melakukan perbaikan drawwork
(penggantian bearing) pada tanggal 10 s/d 21 Mei
2011. Dan pada tanggal 6 Oktober s/d 31 Desember
2011 melakukan perbaikan substructure yang
keropos.
to PJP, UBEP Jambi was given only 6 hours for
moving , if it took longer then it was considered
unpaid. However, according to PJP with PEP, for 350
HP r ig in the area of Java, the time for moving is 4
days if it is in the radius between 25 and 50 KM.
Tower repair of Rig KT-210 B No. 2A/41 was carried
out by PT. Barata. The damage was at monkey board
connection to the tower. There was as lit on monkey
board support and crack on the tower around the
monkey because of bumps with traveling block
that was lifted due to kick from well. Repairs were
carried out from May 8 to 17, 2011.
Rig EMSCOD-2/38, processed SKPI extension
on May 1 to14, 2011, and the findings of PJIT
inspection were: Padeye on subctructure needed to
be replaced with a standard one, complete welding
procedure prior to repair, expired BOPCOC has to
be extended for the next SKPI and all corro dedlines
to immediately cleaned and repainted.
Rig CWKT-210 B No. 3A/42, conducted tower repair
from May 9 to July 14, 2011, including repair of
uppermast, lowermast, monkeyboard of Rig CWKT
210B No.3A/42 (estimate 36 points) including
bracing replacement, welding and jacketing repair.
Rig OW700/40, on May 28 to September 10, 2011
were in unpaid idle status due to draw work
over haul which were input and output shafts
replacement, as well as mastand rig substructure
repair.
Rig N-80 B1/27, conducted draw work (bearings)
repair on May 10 to 21, 2011. And on October
6 to December 31, 2011 to repair acorroded
substructure.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
58
Rig D-1500/ 53, melakukan proses rig up sekaligus
commissioning rig dari tanggal 1 Juli s/d 29
Agustus 2011. Dan pada tanggal 1 s/d 5 Desember
2012 tunggu inspeksi tubular goods.
Hambatan Eksternal
Hambatan external yang dialami selama tahun 2011
diantaranya adalah tunggu program, tunggu surat
perintah moving, tunggu kesiapan lokasi, tunggu
perbaikan jalan, gangguan keamanan, kahar, tunggu
kesiapan service company lain, inspeksi pra tajak oleh
Ditjen Migas, tunggu peralatan material sumur, dan
tunggu ijin lokasi dari pemda dan ijin tajak dari Katek
Tambang.
Dari tabel “Faktor Penyebab Siaga Without Crew”,
terlihat hambatan external terbesar adalah tunggu
lokasi baik karena perbaikan lokasi yang rusak ataupun
lokasi yang belum selesai. 5 hambatan terbesar adalah
permasalahan eksternal PDSI.
Rig D-1500/53, conducted rig up process and rig
commissioning from July 1 to August 29, 2011. And
on December 1to 5, 2012 waiting for the inspection
of tubular goods.
External Barriers
External barriers experienced during 2011, among
others, were pending program, pending moving
order, pending location readiness, pending road
repair, security disturbance, force majeure, pending
servicereadiness of othercompanies, pre-excavation
inspection by the Directorate General of Oil and
Gas, pending well equipment material, and pending
location permit from local government and pending
excavation permit from Head of Mine Engineering.
Table "Causes of Standby Without Crew", shows the
biggest external barriers are pending location both
due to repair of damaged location or unfinished
location. Five biggest barriers were external problems
of PDSI.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
59
FAKTOR PENYEBAB SIAGA WITHOUT CREW
0 80 160
240
320
400
480
TUNGGU LOKASI
TUNGGU PROGRAM
TUNGGU PERBAIKAN JALAN/ JEMBATAN
TUNGGU PERIJINAN
GANGGUANMASYARAKAT
TUNGGU CHEKIST HSE
PERSIAPAN MOVING
TUNGGU SURAT PERINTAH MOVING
TUNGGU MATERIAL SUMUR
TUNGGU HASIL RISK ASSESSMENT
GANGGUAN CUACA
TUNGGU LEBARAN
TUNGGU SIKA
TUNGGU AIR & TRANSFER AIR
TUNGGU HARI TERANG
PERSAPAN TAJAK
(Hari)
387.94
271.83
147.71
50.71
45.67
29.23
27.63
14.00
12.67
10.50
8.65
7.00
4.04
3.83
3.46
2.00
0.92
0.25
(37.74%)
(26.44%)
(14.37%)
(4.93%)
(4.44%)
(2.84%)
(2.69%)
(1.36%)
(1.23%)
(1.02%)
(0.84%)
(0.68%)
(0.39%)
(0.37%)
(0.34%)
(0.19%)
(0.09%)
(0.02%)
MOVINGTERHAMBAT(SEMENBLOCKPENYEBERANGANDIJALANRAYAPANTURASUKRABELUMDIBUKA)
MODIFIKASI SISIR BORDEST, PEMASANGAN & PENGELASAN PADEYEUNTUKPASANGRELTOPDRIVEKEMENARARIG
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
60
Non Productive Time (NPT)
YangtermasukkedalamkategoriNonProductive
Time adalah perbaikan alat dibayar, perbaikan alat
tidak dibayar, denda alat rusak, denda moving,
denda BOP job dan idle tidak dibayar. Pada idle
tidak dibayar, termasuk proses perpanjang SKPI
maupun akibat perbaikan peralatan rig yang
menyebabkan rig tidak bisa mengerjakan program
sumur yang telah diberikan oleh user (PEP & PGE).
Non Productive Time (NPT)
Included inthe category of Non Productive Time is
paid equipment repair, unpaid equipment repair,
damaged equipment penalties, moving penalties,
BOP job penalties. Unpaid idle includes SKPI
extension process, as well as equipment rig repair
that causes the rig can not carry out well program
that has been provided by users (PEP & PGE).
Grafik NPT Bulanan Tahun 2011 Graph of Monthly NPT 2011
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Satu
an (H
ari)
49.10
73.15
31.35
46.90
95.0690.15
104.25
NPT BULAN
Des
embe
r
Nov
embe
r
Okt
ober
Sept
embe
r
Agus
tus
Juli
Juni
Mei
Apr
il
Mar
et
Febr
uari
Janu
ari
72.00
60.9053.73
73.5669.71
Grafik NPT Tahun 2011 Graph of NPT 2011
120
100
80
60
40
20
0
Satu
an (H
ari)
OW
700/
40N
80B1
/27
H40
D/2
4
F200
ED2/
38
T45I
/33
H40
D/2
9
N80
UE/UY3
D15
00/5
3KT
210B
No3
A
N11
0M1/
18
N11
0M2/
31KT
210B
No2
AN
80U
E/25
LTO
350/
37H
30FD
/23
LTO
650/
35T4
5II/3
4N
110M
3/28
H35
-3/UY6
SKYT
OP
OW
700/
39D
700N
0626
H25
CD/D
RII
N80
UE/
22N
80B2
/01
OW
760/
20M
SH20
00/3
0LT
O75
0/43
KM20
0AD
1000
/52
IE90
0No9
/3
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
61
Downtime Ratio
Berdasarkan data Rekap Time Distribution & kinerja
PT. PDSI tahun 2011 (terlampir), ± 10% dari total
hari utilization rig PDSI adalah siaga without crew
(penyebab siaga without crew ada dilampiran),
yang artinya rig dalam kondisi siaga/tidak bekerja.
Sehingga tidak tepat jika membandingkan kinerja
antar rig yang berkaitan dengan downtime tanpa
melihat jumlah hari operasinya.
Maka untuk membandingkan kinerja antar
rig dibuat Downtime Ratio, dimana cara
perhitungannya dengan membandingkan jumah
waktu downtime dengan jumlah waktu operasi
rigtersebut.Yangdimaksudjumlahwaktuoperasi
adalah waktu dimulai tajak sampai dengan
release. Untuk rumusan Downtime Ratio, dapat
digambarkan sebagai berikut:
Downtime Ratio
Based on Recap Time Distribution & performance
2011 data of PT. PDSI (attached), ±10% of the
total rig utilization days of PDSI standby without
crew(the causes are attached), which means the
rig is idle/not operated. So it is not appropriate to
compare the performance of rigs on downtime
without taking into account the number of
operating days.
Therefore Downtime Ratio was prepared to
compare the performance of rigs, with the
calculation is done by comparing the amount
of downtime with the rig operating time. The
definition of the operating time is the time of
excavation starts until its release. Downtime Ratio
formulation, can be described as follows:
Komponen time distribution yang memperbesar
nilai downtime ratio adalah kerusakan alat dibayar,
kerusakan alat tidak dibayar, denda alat rusak, dan
denda BOP job. Dan jika rig masuk dalam status idle
tidak dibayar dan status denda rig move/rig up/ rig
down, tidak akan mempengaruhi downtime ratio,
karena berada diluar waktu operasi (antara waktu
tajak & release).
Time distribution components that increase
the value of downtime ratio is paid damaged
equipment, unpaid damaged equipment, faulty
equipment penalties, and BOP job penalties. If
the rig is in unpaid idle status and the penalty
status of rig move/rig up/rig down, will not affect
downtime ratio, because it takes place outside of
the operating time(between time of excavation &
release).
Downtime Ratio = x 100%
Kerusakan Komponen Rig Selama Operasi (antara waktu tajak & release)
Rig Component Damage During Operation (between time of excavation & release)
Jumlah Waktu Operasi (antara waktu tajak & release)
Total Operating Time (between time of excavation & release)
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
62
Dari grafik diatas, downtime ratio terbesar adalah
pada rig D-1500/53, karena jumlah hari kerja nya
sedikit, namun downtime saat operasi tinggi. Rig
ini mulai operasi pada tanggal 5 September 2011, di
lokasi CLU-B1/CLU-12. Selama tahun 2011, rig tersebut
operasi selama ± 96.63 hari, dan jumlah hari downtime
21,08 hari.
From the graph above, the largest downtime ratio is
at rig D-1500/53, because the few number of working
days, but high downtime during operations. This
rig began operations on September 5, 2011, at the
CLU-B1/CLU-12 location. During 2011, the rig operated
for ±96.63days, and 21.08 of downtime days (the
causes of downtime available in the appendix).
Rincian total sumur yang dikerjakan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Details of total works on wells during 2011 are as follows:
AREA OPERASISUMUR PEPPEP WELLS SUMUR PGE
PGE WELLS TOTAL OPERATION AREABOR EXP BOR EPT WORKOVER
SUMBAGUT - NAD 0 8 50 0 58 NORTHERN SUMATERA-NAD
SUMBAGTENG 1 7 99 0 107 CENTRAL SUMATERA
SUMBAGSEL 3 23 13 11 50 SOUTHERN SUMATERA
KTI 0 17 0 0 17 KTI
JAWA 1 19 10 0 30 JAVA
TOTAL SUMUR 5 74 172 11 262 TOTAL WELLS
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Pros
enta
se
D15
00/5
3
H-4
0 D
/ 29
H35
-3/UY6
F - 2
00
N -1
10M
1 / 1
8
N11
0-M
3 / 2
8
SKYT
OPRR
650/U
Y7
D-7
00 N
0.6
/26
OW
700
/ 40
N-8
0 U
E / 2
5
N-8
0 U
E / 2
2
T-45
-II/ 3
4
N11
0-M
2 / 3
1
IE-9
00 N
o.9
/ 3
H-2
5 CD
/ D
R II
OW
-760
/ 20
E. D
-2 /
38
KT-
210
B N
o.2A
/41
N-8
0 B1
/ 27
D10
00/5
2
H-3
0FD
/ 23
LTO
-750
/43
KM-2
00A
No.
1 /
9
LTO
-350
/ 37
LTO
-650
/35
MSH
-200
0/30
T-45
I / 3
3
N-80-UE/UY3
H-4
0 D
/24
OW
700
/ 39
N -
80 B
2/01
KT-2
10 B
No.
3A
/42
Grafik Downtime Ratio Tahun 2011Graph of Downtime Ratio 2011
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
63
TotalSumurYangSelesaiDikerjakan
Selama tahun 2011, total sumur yang telah selesai
dikerjakan adalah sebanyak 262 sumur, dimana 251
sumur milik PT. Pertamina EP dan 11 sumur milik PGE.
Catatan Operasi
Sebagai catatan operasi tahun 2011, akibat cuaca
yang buruk, terjadi 3 (tiga) kali kondisi kahar, 2 kali di
rig LTO-750/43 dan 1 kali di rig N110-M2/31, dengan
uraian sebagai berikut:
1. Rig LTO-750/43
- Stop operasi sementara 6,13 hari (17 s/d 23
Maret) karena banjir di lokasi DWA-13N, sumur
DWA-61, ketinggian air maksimum 120 cm.
- Stop operasi sementara 2.25 hari / 54 jam (9
s/d 11 April) akibat banjir, dan tunggu air surut
di lokasi DWA-13N, sumur DWA-61, yang sama
Services dievakuasi di mess Pengabuan. Level air
di camp 35 cm, di area genset / rig site 8 cm.
2. Rig N110-M2 / 31
Stop operasi sementara tanggal 13 Mei 2 jam/
0.08 hari akibat cuaca buruk, hujan dan ada
petir menyambar Rig, sistem elektrik rig mati dan
dilakukan perbaikan sistem elektrik.
Maintenance
Pada kegiatan sehari-hari, arah proses bisnis
diusahakan untuk berada dalam jalur program
Maintenance Excellence tahun 2014 .Tujuannya
sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan peralatan yang dapat berakibat downtime
atau meminimalisir kerugian karena menurunnya
pendapatan dan company image. Fungsi Maintenance
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia selama tahun
2011 telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sbb:
Total Completed Well
During 2011, total wells that have been completed was
262 wells, of which 251 wells owned by PT. Pertamina
EP and 11 wells owned by PGE.
Operating Records
As operating records in 2011, due to bad weather,
there were 3 (three) conditions of force majeure, twice
at rig LTO-750/43 and once at rig N110-M2/31, with the
following descriptions:
1. Rig LTO-750/43
- Temporary stop of operation for 6.13 days
(March 17 to 23) due to floods at location of
DWA-13N, DWA-61 well, with maximum water
level of 120 cm.
- Temporary stop of operation for 2.25 days/54
hours (April 9 to 11) due to floods, and waited for
water to recede at the same location of DWA-
13N, DWA-61 well, Services were evacuated to
Pengabuan mess. Water level at the camp was 35
cm, and 8 cm at genset area/rig site.
2. Rig N110-M2 / 31
Temporary stop of operation on May 13, for 2
hours/0.08 day due to bad weather, rain and
lightning stroke the rig, outage of electrical system
and repair of electrical system.
Maintenance
On daily activities, the direction of business process
is attempted to be in line with the Maintenance
Excellence program 2014. It is aimed to minimize the
damage to equipment that can result in downtime
or minimize losses due to declining revenue and
company image. Maintenance function of PT.
PertaminaDrilling Services Indonesia during 2011has
conducted the following activities:
No. DOWNTIME PERALATAN TOTAL DT (JAM) % DOWNTIME EQUIPMENT
1 Drawwork 337.5 10.92 Drawwork
2 Top Drive 334.0 10.80 Top Drive
3 Swivel 286.0 9.25 Swivel
4 Mud Pump 260.0 8.41 Mud Pump
5 Cross Over Sub 252.0 8.15 Cross Over Sub
Lima penyebab utama downtime yang disebabkan oleh
setiap jenis peralatan, antara lain :
Five major causes of downtime by any type of equipment,
among others:
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
64
URAIAN RENCANA * REALISASI KETERANGAN
ENGINE / GENSET 10 Unit 48 Unit 480%
SAFETYMEETING 10 kali 44 kali 440%
BOP 15 Unit 43 Unit 287%
EVALUASI KALIBRASI INSTRUMENT 28 Rig 22 Rig
PELATIHAN - 8
* berdasarkan KPI 2010
a. STRATEGI.
i) Proses bisnis berada dalam jalur program
Maintenance Excellence tahun 2014.
ii) Mempunyai cadangan unit alat utuh (selain
suku cadang) dengan jalan memberdayakan
unit/asset yang rusak/tidak terpakai seoptimal
mungkin.
iii) Secara terus menerus/ jangka panjang berupaya
mempunyai sistem administrasi dengan
memanfaatkan teknologi jaringan elektronik
terpadu.
iv) Membuat data base sederhana untuk memenuhi
kebutuhan informasi jangka pendek.
v) Melakukan cost reduction dengan tetap
melakukan pengawasan mutu dengan upaya
antara lain:
(a) Melakukan swakelola OH engine / genset dan
uji mutu dengan test beban.
(b) Berusaha mencari suku cadang dead stock /
alternatif ke gudang PT.PDSI atau PT. EP.
(c) Melakukan Kalibrasi instrument langsung ke
bengkel representatif tanpa melalui rekanan/
CV dengan uang muka kerja atau tunjuk
langsung .
(d) Dan lain-lain.
vi) Melakukan pelatihan terhadap SDM
Maintenance
b) REALISASI kegiatan:
a. STRATEGY.
i) Business process is in line with program of
Maintenance Excellence 2014.
ii) Own full equipment backup (excluding spare
parts) by optimizing the utilization of damaged/
idle unit/asset.
iii) Continuous/long-term effort to have the
administrative system by utilizing an integrated
electronic network.
iv) Create a simple database to meet short-term
information needs.
v) Perform cost reduction through constant quality
control efforts including:
(a) Self-management of OHengine/generator set
and quality test by load test.
(b) Sourcing of dead stock/alternative spare
parts to warehouses of PDSI or PEP.
(c) Instrument Calibration directly to the
workshop without partner/CV with a down
payment or direct appointment.
(d) Others.
vi) Conduct training on HR Maintenance
b) REALIZATION of activities:
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
65
Proses kontrak besar yang sedang berjalan antara lain :
1. Kontrak perbaikan dan sertifikasi BOP : kontrak
dilakukan secara Multi Standing Agreement (MSA).
Jangka waktu kontrak 19 Maret 2010 s.d. 18 Maret
2012.
2. Kontrak Pengadaan Jasa Perawatan, Perbaikan
dan Rekondisi Peralatan Product Caterpillar Serta
Penyediaan Kebutuhan Spare Parts Caterpillar dengan
System On Call Basis. Jangka Waktu kontrak 01
November 2010 s.d. 21 Oktober 2012.
3. Kontrak Perbaikan dan Sertifikasi Valve & BPM :
Pemenang PT. Esa Karunia Abadi. Jangka Waktu
Kontrak:19Juli2010–18Juli2011.
Kontrak yang sedang disiapkan antara lain :
1. Kontrak Perbaikan dan Sertifikasi Valve & BPM baru :
Proses di Tim Lelang
2. Kontrak perbaikan dan Sertifikasi BOP : Penyiapan Data
Kontrak Tahun 2011
Pada tahun 2011, untuk mendukung kegiatan operasi
rigdiseluruharea,telahditerbitkankontrak–kontrak
sebanyak 88 (Delapan Puluh Delapan) buah dengan nilai
sebesar Rp. 315,839,494,628.44 dan US$ 1,045,447.00 Nilai
Kontrak tersebut merupakan gabungan kontrak multi
years dan kontrak jangka pendek.
Kontrak kontrak tersebut disusun dalam kelompok untuk:
• KontrakJasa,antaralain:kontrakcrew,catering,
fasilitas dan peralatan.
• KontrakMaterial,antaralain:kontraksukucadang
peralatan
Mobilisasi Rig
Pada tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan konsumen
terutama PT. Pertamina EP, telah dilakukan mobilisasi
rig antar area area & antar pulau. Dengan kondisi ini
diperlukan persiapan yang baik agar pelaksanaan
mobilisasi dapat dilakukan dengan aman dan lancer.
Process of ongoing major contracts include:
1. Repair contract and BOP certification: the contract
was under Multi Standing Agreement (MSA) scheme.
Period of contract March 19, 2010 to March 18, 2012.
2. Procurement contracts of Maintenance Services,
Equipment Repair and Recondition of Caterpillar
Products, and Supply of Caterpillar Spare Partswith On
Call Basis System. Period of contract November 1, 2010
to October 21, 2012.
3. Repair contractand Valve & BPM Certification: Winner
PT. Esa Karunia Abadi. Period of Contract: July 19, 2010
- July 18, 2011.
In process contracts include:
1. Repair contractand new Valve & BPM Certification:
Process at Auction Team
2. Repair contract and BOP certification: Data Preparation
Contracts in 2011
In 2011, to support rig operations across all areas, as many
as 88 (eighty eight) contracts have been issued with a
value of Rp315,839,494,628.44 and USD1,045,447.00. The
Contract Value is a combination of multi-years contracts
and short-term contracts.
The contracts are composed into the following groups:
- Service Contract, including: contracts of crew, catering,
facilities and equipment
- Material Contract, including: equipment spare parts
contract
Rig Mobilization
In 2011, to meet the needs of consumers, especially
PT. Pertamina EP, there have been rig mobilization
between areas and inter-island. With this condition,
good preparation was needed for safe and smooth
implementation ofmobilization.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
66
Pertumbuhan Kapasitas Rig
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, pada tahun
2011 ini, PDSI melakukan investasi 5 unit Rig, yaitu; 1unit
rig ex usayana, dan 4 unit Rig baru (2 unit D-1000 & 2
unit D-1500) dari manufacture NOV-Dreco dari Canada.
Rig baru tersebut merupakan rig elektrik dengan sistem
amphion terintegrasi pada bagian controlnya. Berbeda
pada rig elektrik pada umumnya yang menggunakan
motor DC untuk menggerakkan komponen utama, rig ini
menggunakan motor AC dengan VFD (Variable Frequency
Devices) untuk mengatur kecepatan motor.
Rig-rig tersebut adalah :
1. RigH-35UY/6Ex.Usayana,kapasitas350HP,mulai
operasi pada tanggal 17 Juli 2011 di lokasi kenali asam
(KAS-212).
2. Rig D-1000/52
Type : Cantilever mast, Slingshot substructure. Nilai
Invetasi Rig D-1000/52 ini senilai USD 18.154.500,-. Rig
ini datang tanggal 7 Juni 2011 di tanjung priok dan
mulai operasi 25 Desember di area KTI / Donggi (DNG-
06).
3. Rig D-1500/53
Type : Cantilever mast, Slingshot substructure. Nilai
Invetasi Rig D-1500/53 ini senilai USD 21.690.000,-. Rig
ini datang tanggal 7 Juni 2011 di tanjung priok dan
mulai operasi 05 September 2011 dilokasi Cilamaya
(CLU-B1 / CLU-12) masuk dalam area kerja Drilling Area
Jawa.
4. Rig D-1000/54
5. Rig D-1500/55
Untuk Rig D-1000/54 & D -1500/55, tiba di indonesia
pada bulan Desember 2011, sehingga hingga akhir
desember 2011 masih dalam tahap persiapan untuk
comissioning, dan belum bisa beroperasi. Pembelian
rig D-1000/54 & D -1500/55 menggunakan Repeat
Order sehingga nilai pembeliannya sama dengan
D-1000/52 & D -1500/53.
Rig Capacity Growth
To meet customers’ needs, PDSI invested in 5 Rig units in
2011, namely: 1 unit rig ex Usayana, and 4 new rig units
(2 units of D-1000 & 2units of D-1500) manufactured by
NOV-Dreco of Canada. The new rigs are electric rigs with
integrated Amphion systems on the control. Unlike the
regular electric rig that uses a DC motor to drive the main
component, this rig uses AC motors with VFD (Variable
Frequency Devices) to control the speed of the motor.
The rigs are as follows:
1.RigH-35UY/6ExUsayana,capacity350HP,started
operating on July 17, 2011 at Kenali Asam (KAS-212)
site.
2. Rig D-1000/52
Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.
Investment Value of Rig D-1000/52 is USD18,154,500.
This rig arrived on June 7, 2011 at Tanjung Priok
and started operations on December 25, in
EasternIndonesia Region/Donggi (DNG- 06).
3. Rig D-1500/53
Type : Cantilever mast, Slingshot substructure.
Investment Value ofthe Rig D-1500/53 is
USD21,69,.000. This rig arrived on June 7, 2011 at
Tanjung Priok and started operations on September
5, 2011 at Cilamaya (CLU-B1/CLU-12) site, which is in
Drilling working area Java.
4. Rig D-1000/54
5. Rig D-1500/55
Rig D-1000/54 & D -1500/55 arrived in Indonesia in
December 2011, and was in preparation stage for
commissioning and has not yet to operate. Purchase of
rig D-1000/54 & D -1500/55 used Repeat Order so that
the purchase value was the same with D-1000/52 &
D-1500/53.
Tabel Mobilisasi Rig Pada Tahun 2011
Table of Rig Mobilization in 2011
No. RIG DARI KE JARAK JANGKA WAKTU BIAYA KETERANGAN
1 SKYTOPRR650/UY7
PRABUMULIH NAD-SUMBAGUT (PT-22)
1683.4 KM 37 Hari Rp.912.500.000 Lewat darat (antar area)
2 T-45-II/ 34 UBEP JAMBI (SGC-05A) SETITI (STT-A) 57 KM 26.5 Hari - Lewat sungai
3 D-1000/ 52 JANGGAINDRAMAYU(CMS-20)
DONGGI (DNG-06)
+ 2700 KM 47.5 Hari Rp.5.749.000- Antar pulau (lewat laut)
4 H35-3/UY6 PRABUMULIH UBEP JAMBI (KNALI ASAM)
367 KM 7 Hari Lewat darat (antar area)
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
67
Sejak berdirinya PT. PDSI dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011 telah terjadi pertumbuhan
kapasitas rig yang signifikan. Jika dibandingakan
dengan tahun awal berdirinya PDSI, telah terjadi
pertumbuhan 7.480 HP dengan penambahan rig 8
unit, seperti yang terlihat pada “Grafik Pertumbuhan
Kapasitas Rig Tahun 2011” dibawah.
Pertumbuhan ini dilakukan dengan dengan beberapa
hal yaitu :
• Alihkelolarig-rigPT.Usayana
• Pembelianbaru
Since the establishment of PDSI in 2008 to 2011 there has
been significant growth in rig capacity. Compared to the
years before PDSI establishment, there has been growth
of 7,480 HP with the addition of 8 rig units, as shown in
the "Rig Capacity Growth Graphic in 2011" below.
Growth was carried out with a few things:
• TakeoverofPT.Usayanarigs
• Newpurchases
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
ACTUAL HP HPRIGYEAR
2008
18,800 18,800
21,30023,390
26,280
21,98324,313
20,27313.30%
9.77%
12.40%
7.83%8.44%
10.60%
2009 2010 2011
Grafik Pertumbuhan Kapasitas Rig Tahun 2011Graphic of Rig Capacity Growth 2011
Keterangan:
1. Tahun 2009 N 80 B2 (1000 HP) + F 200 (1500 HP)
2. Tahun 2010 D-700(630HP)+SKYTOP(450HP)+N
80 UE (1000 HP)
3. Tahun 2011 H-35UY/6(350HP)+D-1000/52(1000
HP) + D-1500/53 (1500 HP)
Note:
1.Year2009N 80 B2 (1000 HP) + F 200 (1500 HP)
2.Year2010D-700(630HP)+SKYTOP(450HP)+N80
UE (1000 HP)
3.Year2011H-35UY/6(350HP)+D-1000/52(1000HP)
+ D-1500/53 (1500 HP)
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
68
DIVISION TOOL & EQUIPMENT
Division (Tool & Equipment) sampai saat ini telah
mengoperasikan beberapa peralatan non-Rig yang
disewakan kepada PT. PERTAMINA EP dan PT. PERTAMINA
GEOTHERMAL ENERGI yang terdiri dari:
1) 8 (delapan) unit Top Drive dengan kegiatan di
beberapa Area, yaitu :
- Area Sumbagteng : 1 (satu) unit
- Area Sumbagsel : 3 (tiga) unit
- Area Jawa : 3 (tiga) unit
- Donggi, Sulawesi : 1 (satu) unit
2) Fishing Tools yang telah disewakan kepada PT.
PERTAMINA EP dengan Warehouse dan Workshop di
Gudang Sunter, Jakarta.
3) Coring Tools, yang terdiri dari :
- 4 (empat) unit tipe Stell Inner Barrel yang
digunakan pada sumur Geothermal.
- 2 (dua) unit tipe Fiberglass Inner Barrel yang
digunakan pada sumur Migas.
4) Directional Drilling yang dimiliki merupakan tipe
konvensional sehingga masih diperlukan penambahan
jenis peralatan lain seperti MWD. Walaupun
demikian telah dilakukan kerjasama dengan partner
untuk sebagian peralatan dan telah menghasilkan
pendapatan.
Fishing Tools
Sedang melaksanakan pembenahan tools dengan
mengadakan, memperbaiki, melengkapi dan
meyempurnakan. Di sisi lain untuk menangkap peluang
pasar maka dilakukan kerjasama dengan mitra, sehingga
dapat dikerjakan permintaan dari pihak PT. PERTAMINA
EP. Adapun sumur-sumur yang telah dikerjakan pada
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
DIVISION TOOL & EQUIPMENT
Division (Tool & Equipment) to date has operated a
number of non-rig equipment rented out to PT. Pertamina
EP and PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI consisting
of:
1) 8 (eight) unit of Top Drive with activities in several
areas, namely :
- Central Sumatra Area : 1 (one) unit
- Southern Sumatra Area : 3 (three) units
- Java Area : 3 (three) units
- Donggi, Sulawesi : 1 (one) unit
2) Fishing Tools that have been rented out to PT.
PERTAMINA EP with Warehouse and Workshop at
Sunter Warehouse, Jakarta.
3) Coring Tools, consisting of:
- 4 (four) units of Stell Inner Barrel type used for
Geothermal wells.
- 2 (two) unitsof Fiberglass Inner Barrel type used for
Oil and Gas wells.
4) Directional Drilling owned by the company is a
conventional type that need an addition of other tools
such as MWD. However, there has been cooperation
with partners for some of the tools and has generated
income.
Fishing Tools
In a process of tool revamp through procurement, repair,
complementing and improvement. On the other hand to
capture market opportunities, the company cooperated
with partners, to be able to carry out request from PT.
Pertamina EP. The wells that have been completed in 2011
are as follows:
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
69
Coring Tools
Sedang melaksanakan pembenahan tools dengan
mengadakan, melengkapi dan meyempurnakan
beberapa peralatan dengan modifikasi local, sehingga
dapat mengerjakan permintaan dari pihak PT. PERTAMINA
EP dan PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI. Saat ini PT.
PDSI memiliki 6 (enam) set Coring Tools dengan ukuran
6-3/4” (8-1/2” Bit) dan 5-3/4” (6” Bit). Posisi tools saat ini
tersimpan di Gudang Sunter, Jakarta. Adapun sumur-
sumur yang telah dikerjakan pada tahun 2011 adalah
sebagai berikut:
Coring Tools
In a process of tool revamps through procurement, repair,
complementing and improvement of some tools with
local modifications, to be able to carry out request by PT.
Pertamina EP and PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGi.
Currently PT. PDSI has 6 (six) sets of Coring Tools with
size of 6-3/4 "(8-1/2" Bit) and 5-3/4 "(6" Bit). The tools are
currently stored in the Sunter Warehouse, Jakarta. The
wells that have been completed in 2011 are as follows:
No. Periode Sumur/Lokasi Period
1 Januari 2011 s/d Februari 2011 HLS-B1
2 Desember 2011 s/d April 2011 Kotamubagu
3 28 April s/d 03 April 2011 KMJ-79/Rig Antareja#1
4 Desember 2011 Hulu Lais
No. Periode Nama Sumur/ Customer Period
1 16 Januari 2011 s/d 18 Februari 2011 Rig T 45 II - Sungai Gelam Jambi
2 Februari 2011 KTB-03/RIGNYT
3 31 Maret 2011 s/d 04 April 2011 NYTZJ05LTD01LimauUbeb
4 26 Maret 2011 s/d 23 April 2011 Sopa 08 Rig H 40
5 16 April 2011 s/d 25 April 2011 Rig OW 740 RDL 01 - Karawang
6 25 April 2011 s/d 30 April 2011 RDL-01/ST USRD
7 07 Mei 2011 s/d 22 Mei 2011 KTB-03/RIGNYT
8 16 Mei 2011 s/d 25 Mei 2011 RDL-01
9 09 Mei 2011 s/d 17 Mei 2011 PDMA/PDM-10 RIG TMMJ 01
10 Mei 2011 BERINGIN
11 Juni 2011 WPM-06
12 19 Juni 2011 s/d 31 Juli 2011 KBB-01/N80UY
13 3 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011 Kamojang/ Riig Antareja
14 3 Juli 2011 s/d 5 Agustus 2011 LM-20/LIMAU
15 5 Sept 2011 s/d 18 Sept 2011 EDR 01 KAS 20
16 Oktober 2011 s/d Nop 2011 KRE-01/RigN80UYCLU/ Rig D-1500
17 Desember 2011 KRE-01/RigN80UY
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
70
Directional Drilling
PDSI saat ini memiliki beberapa peralatan pendukung
Directional Drilling. Peralatan yang dalam kondisi baik
dan siap pakai adalah Monel. Dan saat ini beberapa
peralatan disewakan kepada perusahaan Directional
Drilling yang telah berjalan. Hal ini dilakukan untuk turut
mendukung pendapatan PDSI. Beberapa peralatan inti
Directional Drilling berupa Mud Motor dan MWD saat ini
sedang dalam proses pengadaan.
Kinerja Keuangan
Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada Laporan
Keuangan perusahaan hasil dari proses audit yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja,
Wibisana & Rekan sesuai laporannya tanggal 28 Februari
2012 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 dan 2010 yang disajikan dalam buku
Laporan Tahunan ini. Laporan keuangan ini disajikan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia. Mata uang pelaporan keuangan adalah
Rupiah. Dalam analisis ini nilai Rupiah dinyatakan dalam
satuan jutaan.
Laporan Laba-Rugi Komprehensif
Tabel berikut menyajikan ikhtisar Laporan Laba Rugi
Komprehensif Perusahaan untuk tahun-tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Directional Drilling
PDSI currently has some Directional Drilling support
equipment.The equipment is in good condition and
ready to use is Monel. At present some of the equipment
are leased to existing Directional Drilling companies.
This is done to support PDSI’s income. Some of the core
equipment of Directional Drilling are Mud Motor and
MWD that are currently in the procurement process.
Financial Performance
The following discussion and analysis refer to the
company's financial statements resulting from the audit
conducted by Public Accountant Tanudiredja, Wibisana
& Partners according to its report dated February 28,
2012 for the year ended December 31, 2011 and 2010
that are presented in this Annual Report. These financial
statements are presented based on the Financial
Accounting Standards applicable in Indonesia. Financial
reporting currency is Rupiah. In this analysis Rupiah value
is stated in millions.
Comprehensive Profit-Loss Report
The following table presents summary of the Company’s
Comprehensive Profit/Loss for years ended December 31,
2011 and 2010.
URAIAN 2010 % 2011 % Variance (%) DESCRIPTION
Pendapatan 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17 Revenue
Beban Pokok Pendapatan (765,805) -54.61 (1,259,618) 77.32 -264.48 Cost of Revenue
Beban Administrasi dan Umum
(191,076) -13.63 (170,326 ) 10.46 -189.14
Administration and General Expenses
Laba Usaha 445,365 31.76 199,069 12.22 -55.30 Operating Income
EBITDA 498,085 35.52 379.339 23.33 -23.70 EBITDA
Beban Lain-Lain (26,692) -1.90 (6,362) -0.39 -76.17 Other Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan (418,673) -29.86 (192,707) -11.83 -53.97
Profit Before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan (108,440) -7.73 (54,343) -3.34 -49.89 Income Tax Expense
Total Laba Komprehensif 320,233 22.84 138,364 8.49 -56.79 Comprehensive Total Profit
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
71
Pendapatan
Jumlah Pendapatan pada tahun 2011 sebesar Rp
1.629.013 juta, meningkat 16,17% dari Rp 1.402.246
juta pada tahun 2010. Pendapatan ini berasal dari tiga
kelompok usaha yaitu Jasa Rig PDSI, Jasa Rig Mitra, serta
Jasa IPM & Lainnya. Komposisi pendapatan terbesar tahun
2011 berasal dari Jasa Rig PDSI yang merupakan bisnis
inti perusahaan dengan kontribusi 84,08%, kemudian
Jasa Rig Mitra 7,89% dan Jasa IPM & Lainnya 7,90% dari
total pendapatan perusahaan.
Pendapatan dari Jasa Rig PDSI
Jumlah Pendapatan dari Jasa Rig PDSI pada tahun 2011
sebesar Rp 1.371.373 juta, meningkat 16,47% dari Rp
1.177.405 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini dipicu
adanya kenaikan aktifitas operasi yang berasal dari
penambahan/pembelian 2 buah rig dan peningkatan
utilisasi rig dari 93,38% di tahun 2010 menjadi 93,48% di
tahun 2011.
Pendapatan dari Jasa Rig Mitra
Jumlah Pendapatan dari Jasa Rig Mitra pada tahun 2011
sebesar Rp 128.732 juta, menurun 7,40% dari Rp 139.016
juta pada tahun 2010. Penurunan ini disebabkan karena
rig-rig mitra mayoritas baru beroperasi pada Quartal 3
tahun 2011. Selain itu, PDSI menunggu bridging contract
antara PEP dan mitra selesai, baru kemudian PDSI dapat
menggunakan mitra tersebut. PDSI juga membutuhkan
waktu dalam memproses pemilihan mitra dengan
memperhatikan aspek safety, teknis, pengalaman kerja
dan komersial.
Pendapatan dari Jasa IPM & Lainnya
Jumlah Pendapatan dari Jasa IPM & Lainnya pada tahun
2011 sebesar Rp 128.907 juta, meningkat 50,20% dari
Rp 85.823 juta pada tahun 2010. Peningkatan ini dipicu
adanya kenaikan aktifitas operasi IPM di proyek ulubelu
yang pada tahun 2011 menyelesaikan sampai dengan 11
sumur sedangkan tahun 2010 hanya 5 sumur.
Revenue
Total revenue in 2011 amounted to Rp1,629,013 million,
increased 16.17% from Rp1,402,246 million in 2010. The
revenue was derived from three business groups namely
PDSI, Rig Services, Partners Rig Service, as well as IPM &
Other Services. The composition of the largest revenue in
2011 came from PDSI Rig Services which is the company's
core business with contribution of 84.08%, followed by
Partners Rig Services with 7.89% and IPM & Other Services
with 7.90% of total company revenue.
Revenue from PDSI Rig Services
PDSI Service Rig revenue in 2011 amounting to Rp
1,371,373 million, increased 16.47% from Rp1,177,405
million in 2010. The increase was triggered by an increase
in operating activities due to the addition/purchase of 2
units of the rig and rig utilization increased from 93.38%
in 2010 to 93.48% in 2011.
Revenue from Partner Rig Services
Partner Service Rig revenue in 2011 amounting to
Rp128,732 million, down 7.40% from Rp139,016 million
in 2010. The decline was triggered by a decrease in to
partners’ rig operationsas their rigs only operate in
the third quarter of 2011. Moreover, PDSI waiting for
the bridging contract between the PEP and partners
completed, then PDSI can work together with these
partners. PDSI also takes in the partner selection process
with due respect to safety, technical, commercial and
work experience.
Revenue from the IPM & Other Services
Total income from IPM & Other Services in 2011
amounting to Rp 128,907 million, an increase of 50.20%
from Rp 85,823 million in 2010. The increase was
triggered by an increase in the IPM operating activities in
ulubelu project that completed in 11 wells in 2011, while
it had been only only 5 wells in 2010.
PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance (%) REVENUE
Jasa Rig PDSI 1,177,406 83.97 1,371,374 84.18 16.47
Jasa Rig Mitra 139,016 9.91 128,732 7.90 -7.40
Jasa IPM & Lainnya 85,823 6.12 128,907 7.91 50.20
Jumlah 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
72
Beban Pokok Pendapatan
Beban Pokok Pendapatan perusahaan berasal dari Beban
Langsung serta Beban Penyusutan dan Amortisasi.
Seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar
16,17% maka beban pokok pendapatan juga mengalami
peningkatan dari semula pada tahun 2010 sebesar Rp
765.805 juta menjadi Rp 1.259.618 juta di tahun 2011
atau meningkat sebesar 64,48%. Secara prosentase
peningkatan terbesar adalah pada Beban Penyusutan
dan Amortisasi yaitu sebesar 117,30%. Hal ini dikarenakan
adanya kapitalisasi asset baru senilai Rp 602.848 juta
di tahun 2011 dan asset ex.inbreng dari PT Pertamina
(Persero) yang pada tahun 2010 disusutkan selama 6
bulan (inbreng dilakukan per 1 Juli 2010) maka pada
tahun 2011 penyusutannya adalah 12 bulan.
Cost of Revenue
The company’s Cost of Revenue is derived from Direct
Costs, Depreciation and Amortization. Along with the
increase in revenues of 16.17%, the cost of revenues
also increased from the beginning of 2010 amounted to
Rp765,805 million to Rp 1,259,618 million in 2011 or an
increase of 64.48%. In percentage, the largest increase is
at Depreciation and Amortization which was 117.30%.
This is due to the capitalization of new assets valued at
Rp602,848 million in 2011 and ex.inbreng assets of PT
Pertamina (Persero) in 2010 which were depreciated
over six months (inbreng was done by July 1, 2010), the
depreciation in 2011 was 12 months.
Beban Langsung
Beban Langsung perusahaan berasal dari Beban
Langsung operasional pada tahun 2011 meningkat
sebesar 64,44% atau Rp 493.813 juta dari Rp 765.805 juta
pada tahun 2010 menjadi Rp 1.259.618 juta tahun 2011.
Direct Costs
The company’s Direct Costs derived from operating direct
costs in 2011 increased by 64.44% or Rp493,813 million
from Rp765,805 million in 2010 to Rp1,259,618 million in
2011.
Komposisi Pendapatan Perusahaan Berdasarkan Jenis
Pelanggan
Komposisi pendapatan perusahaan secara keseluruhan
pada tahun 2011 yang terbesar berasal dari pihak berelasi
perusahaan sebesar 99,84% yang terdiri dari PT Pertamina
EP sebesar Rp 1.334.833 juta dan PT Pertamina GE sebesar
Rp 291.650 juta dengan komposisi 81,94% dan 17,90%.
Company Revenue Composition by Type of Customer
Composition of the company's overall revenue in 2011,
the largest came from related parties at 99.84% consisting
of PT Pertamina EP amounted to Rp 1,334,833 million and
PT Pertamina GE Rp291,650 million with the composition
81.94% and 17.90 %.
PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance (%) REVENUE
Pihak Berelasi: Related Party
PT Pertamina EP 1,203,222 85.81 1,334,833 81.94 10.94 PT Pertamina EP
PT Pertamina GE 191,768 13.68 291,650 17.90 52.08 PT Pertamina GE
Pihak Ketiga 7,255 0.52 2,530 0.16 -65.13 Third Party
Jumlah 1,402,246 100.00 1,629,013 100.00 16.17 Total
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2010 % 2011 % Variance
(%) COST OF REVENUE
Beban Langsung 685,380 89.50 1,084,858 86.13 58.29 Direct Costs
Beban Penyusutan dan Amortisasi
80,425 10.50
174,760 13.87 117.30
Depreciation and Amortization Expenses
Jumlah 765,805 100.00 1,259,618 100.00 64.48 Total
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
73
Beban Administrasi dan Umum
Beban administrasi dan umum mengalami penurunan
dari Rp 191.076 juta di tahun 2010 menjadi Rp 170.326
juta pada tahun 2011, turun 10,86% atau Rp 20.750
juta. Penurunan ini disebabkan sebagian besar oleh
menurunnya gaji, upah dan tunjangan sebanyak 47,89%
dari Rp 132,348 juta di tahun 2010 menjadi Rp 68,966
juta pada tahun 2011.
Peningkatan ini dipicu terutama oleh kenaikan aktifitas
operasi, biaya perbaikan dan pemeliharaan dalam rangka
optimalisasi peralatan rig, tarif crew, dan catering.
The increase was driven primarily by an increase in
operating activities, cost of repairs and maintenance
in order to optimize the rig equipment, crew rates, and
catering.
Administrative and General Expenses
Administrative and general expenses decreased from
Rp191,076 million in 2010 to Rp170,326 million in 2011,
down 10.86% or Rp20,750 million. The decrease was due
largely to declining salaries, wages and benefits as much
as 47.89% from Rp132.348 million in 2010 to Rp68.966
million in 2011.
BEBAN LANGSUNG 2010 % 2011 % Variance (%) DIRECT COSTS
Sewa 211,673 30.88 301,232 27.77 42.31 Rent
Sub Kontraktor 164,703 24.03 289,393 26.68 75.71 Sub-contractor
Perbaikan dan Pemeliharaan 141,818 20.69 210,807 19.43 48.65 Repair and Maintenance
Aktivitas Pengeboran 24,938 3.64 113,721 10.48 356.01 Drilling Activities
Pemakaian Material 64,303 9.38 75,764 6.98 17.82 Material Usage
Camp dan Jasa Katering 23,434 3.42 38,493 3.55 64.26 Camp and Catering Services
Asuransi 36,908 5.39 37,827 3.49 2.49 Insurance
Lainnya 17,603 2.57 17,621 1.62 0.10 Other
Jumlah 685,380 100.00 1,084,858 100.00 58.29 Total
BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 2010 % 2011 % Variance
(%)ADMINISTRATIVE AND GENERAL EXPENSES
Gaji, Upah dan Tunjangan
132,348 69.26 68,966 40.49 -47.89Salaries, wages and other
employee benefits
Pajak dan Retribusi 23,554 12.33 35,261 20.70 49.70 Taxes and Retribution
Jasa-Jasa Layanan Kantor 14,462 7.57 19,961 11.72 38.02 Office Services
Perjalanan Dinas 4,126 2.16 16,408 9.63 297.67 Business Travel
Imbalan Kerja 8,146 4.26 10,114 5.94 24.16 Employee Benefit
Penerimaan dan Pelatihan 260 0.14 6,562 3.85 2423.85 Recruitment and Training
Jamuan, Iklan dan Promosi
3,413 1.79 6,333 3.72 85.56
Entertainment, Advertisement and Promotion
Representasi dan Sumbangan
1,504 0.79 1,299 0.76 -13.63 Representation and Donation
Jasa Profesional 556 0.29 1,318 0.77 137.05 Professional Services
Lainnya 2,707 1.42 4,104 2.41 51.61 Other
Jumlah 191,076 100.00 170,326 100.00 -10.86 Total
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
74
Beban Pajak Penghasilan
Beban pajak tahun 2011 menjadi Rp 54.343 juta, turun
sebanyak Rp 54.097 juta atau 49,89% dari 108.440 juta
pada tahun 2010. Hal ini dipicu oleh penurunan Laba
sebelum pajak sebesar Rp 225.966 juta atau 53,97% dari
Rp 418.673 juta menjadi Rp 192.707 juta di tahun 2011 .
Laba Bersih
Laba Bersih pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp 138.364
juta, turun sebanyak Rp 171.869 juta atau 55,40% dari Rp
310.233 juta di tahun 2010. Penurunan ini disebabkan
karena adanya penurunan Laba Usaha dimana terefleksi
dari menurunnya Marjin Bersih dari 22,14% ditahun 2010
menjadi 8,49% ditahun 2011.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Aset
Total asset perusahaan pada tahun 2011 adalah
sebesar Rp 3.608.448 dengan komposisi aset lancar
sebesar 42,00% dan aset tidak lancar sebesar 58,00%.
Nilai tersebut naik dibandingkan tahun 2010 sebesar
Rp 2.310.237. Peningkatan total nilai asset sebagian
besar diakibatkan oleh peningkatan asset tidak lancar
perusahaan sebesar 112,63% dari tahun lalu, sedangkan
untuk aktiva lancar hanya terjadi peningkatan sebesar
14,31%.
Income Tax Expense
Tax expenses in 2011 wasRp54,343 million, down by
Rp54, 097 million or 49.89% from Rp108,440 million in
2010. This was triggered by a decline in profit before tax
of Rp225,966 million or 53.97% of Rp418,673 million to
Rp192,707 million in 2011.
Net Income
Net profit in 2011 reached Rp138,364 million, down by
Rp171,869 million or 55.40% of Rp310,233 million in
2010. The decrease was due to reduction in Operating
Profit which was reflected in the net margin decrease of
22.14% in 2010 to 8.49% in 2011.
FINANCIAL POSITION REPORT
Asset
The company’s total assets in 2011 amounted to
Rp3,608,448 with a composition of 42.00% of current
assets and 58.00% non-current assets. The amount
increased compared to 2010 amounted to Rp2,310,237.
Increase in total assets value largely due to the increase in
non-current assets of the company of 112.63% from last
year, while current assets only increased by 14.31%.
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Beban Lainnya di tahun 2011 tercatat sebesar Rp 6.362
juta atau menurun sebesar Rp 20.330 juta atau 76,17%
dari Rp 26.692 juta pada tahun 2010. Hal ini dipicu oleh
menurunnya kerugian atas selisih kurs.
Other Income (Expense)
Other Expenses in 2011 totaled Rp6,362 million or
decreased by Rp20,330 million or 76.17% of Rp26,692
million in 2010. This was triggered by declining losses on
foreign exchange.
PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN 2010 % 2011 % Variance
(%)OTHER INCOME
(EXPENSE)
Pendapatan Keuangan 1,373 -5.14 1,062 -16.69 -22.65 Financial Income
Pendapatan atas Denda, Bersih 9,413 -35.27 5,889 -92.57 -37.44 Income on Penalties, Net
Rugi Selisih Kurs, Bersih (36,857) 138.08 (7,930) 124.65 -78.48 Foreign Exchange Loss, Net
Beban Lain-Lain, Bersih (621) 2.33 (5,383) 84.61 766.83 Other Expenses, Net
Jumlah (26,692) 100.00 (6,362) 100.00 -76.17 Total
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
75
Aset lancar perusahaan meningkat sebesar 14,31% dari
yang semula pada tahun 2010 sebesar Rp 1.325.840 juta
menjadi Rp 1.515.579 juta pada tahun 2011. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya peningkatan yang cukup signifikan
pada pajak dibayar dimuka yang berasal dari PPN
masukan yang dapat ditagihkan kembali dan kelebihan
pembayaran PPH Badan tahun 2011.
Aset tidak lancar perusahaan meningkat signifikan , yaitu
naik sebesar 112,63% menjadi Rp 2.092.869 pada tahun
2011, hal ini terjadi karena adanya peningkatan asset
tetap perusahaan yang semula Rp 915.065 pada tahun
2010 menjadi Rp 1.994.759 pada tahun 2011 atau naik
sebesar 117,99%. Peningkatan asset tetap perusahaan
dikarenakan adanya pembelian 2 buah rig baru dan 6
buahrigexPTUSAYANA.
The company's current assets increased by 14.31% from
the beginning of 2010 amounted to Rp1,325,840 million
to Rp1,515,579 million in 2011. This was due to the
significant increase in prepaid taxes derived from VAT
in that can be refunded and overpayment of Corporate
Income Taxes in 2011.
Non-current assets of the company increased
significantly by 112.63% to Rp2,092,869 million in
2011, this was due to the increase in fixed assets of the
company that originally Rp915,065 million in 2010 to
Rp1,994,759 million in 2011 or an increase of 117.99%.
Increase in fixed assets of the company was due to the
purchaseof2newrigsand6rigsexPTUSAYANA.
ASET 2010 % 2011 % Variance (%) ASSET
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Setara Kas 172,338 7.46 168,519 4.67 -2.22 Cash and Cash Equivalent
Piutang Usaha 624,892 27.05 636,777 17.65 1.90 Trade Receivables
Piutang Lain-Lain 130,505 5.65 53,708 1.49 -58.85 Other Receivables
Persediaan, Bersih 81,897 3.55 91,003 2.52 11.12 Inventory, Net
Pajak Dibayar Dimuka 293,723 12.71 546,279 15.14 85.98 Prepaid Taxes
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka
22,485 0.97
19,293 0.53 -14.20 Advances and Prepayments
Jumlah Aset Lancar 1,325,840 57.39 1,515,579 42.00 14.31 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS
Aset Tetap, Bersih 915,065 39.61 1,994,759 55.28 117.99 Fixed Assets, Net
Beban Tangguhan, Bersih 67,201 2.91 51,142 1.42 -23.90 Deferred Charges, Net
Dana yang Dibatasi Penggunaannya
- 0.00 44,937 1.25 0.00Restricted Deposit
Aset Lain-Lain 2,031 0.09 2,031 0.06 0.00 Other Assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 984,297 42.61 2,092,869 58.00 112.63 Total Non-current Assets
TOTAL AKTIVA 2,310,137 100.00 3,608,448 100.00 56.20 TOTAL
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
76
Perusahaan membukukan total liabilitas pada akhir
tahun 2011 sebesar Rp 2.362.260 juta dengan jumlah
liabilitas lancar sebesar 99,51% dan liabilitas tidak lancar
sebesar 0,49%. Nilai total liabilitas perusahaan tahun
2011 meningkat sebesar 140,64% dari tahun sebelumnya
yang berjumlah Rp 981,64 juta. Peningkatan liabilitas
terbesar berasal dari hutang lain-lain, biaya yang masih
harus dibayar dan taksiran kewajiban imbalan kerja.
Hutang lain-lain yang meningkat 188,62% dari tahun
2010 berasal dari hutang kepada PT PERTAMINA (Persero)
yang digunakan untuk membeli peralatan penunjang
kegiatan operasional perusahaan.
Ekuitas
Jumlah Ekuitas Pemegang Saham tercatat sebesar Rp
1.246.188 juta pada tahun 2011, menurun sebesar Rp
82.295 juta atau 6,19% dari Rp 1.328.483 juta pada tahun
2010. Penurunan tersebut disebabkan adanya Selisih
Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
(SNTRES) sebesar Rp 127.588 juta yang merupakan
hasil transaksi pembelian peralatan penunjang operasi
denganPTUSAYANAyangsedangdalamproses
restrukturisasi dan mempunyai hubungan sepengendali
dengan perusahaan.
The company booked total liabilities at the end of 2011
amounting to Rp2,362,260 million with current liabilities
amounting to 99.51% and non-current liabilities of
0.49%. Total value of the company’s liabilities in 2011
increased by 140.64% from the previous year, amounting
to Rp981.64 million. The largest increase was in other
payables, accrued expenses and the provision for
employee benefits.
Other payables increased 188.62% from 2010 came
from loans to PT Pertamina (Persero) used to purchase
supporting equipment of company operations.
Equity
Shareholders' Equity was recorded at Rp1,246,188
million in 2011, a decrease of Rp82,295 million, or 6.19%
from Rp1,328,483 million in 2010. The decline was due to
the Difference in Value from Restructuring Transactions
of Entities under Common Control (SNTRES) of Rp127,588
million which was a result of operational support
equipmentpurchaseswithPTUSAYANAwhichwasinthe
process of restructuring and related with the company as
entities under common control.
Liabilitas
Liabilities
LIABILITAS 2010 % 2011 % Variance (%) LIABILITIES
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIES
Hutang Usaha 98,872 10.07 125,926 5.33 27.36 Trade Payables
Hutang Lain-lain 666,352 67.88 1,923,223 81.41 188.62 Other Payables
Hutang Pajak 16,587 1.69 5,525 0.23 -66.69 Tax Payables
Biaya yang Masih Harus Dibayar 181,259 18.46 296,074 12.53 63.34 Accrued Expenses
Jumlah Liabilitas Lancar 963,070 98.11 2,350,748 99.51 144.09 Total Current Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES
Hutang Pajak tangguhan, bersih 16,317 1.66 7,480 0.32 -54.16 Deferred Tax Payable, net
Taksiran Kewajiban Imbalan Kerja
2,267 0.23 4,032 0.17 77.86
Provision for Employee Benefit
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 18,584 1.89 11,512 0.49% -38.05 Total Non-current Liabilities
TOTAL LIABILITAS 981,654 100.00 2,362,260 100.00 140.64 TOTAL LIABILITIES
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
77
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas bersih dari aktivitas operasi menurun
sebesar 88% dari Rp 264.951 juta di tahun 2010 menjadi
Rp 32.222 juta di tahun 2011. Penyebab penurunan kas
tersebut karena adanya penurunan penerimaan kas dari
pelanggan sebesar 16%
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pengeluaran kas bersih dari aktivitas investasi meningkat
sebesar 655% dari Rp 145.478 juta di tahun 2010
menjadi Rp 1.098.221 juta di tahun 2011. Penyebab
peningkatan pengeluaran kas tersebut karena adanya
investasi melalui penambahan asset tetap perusahaan
sebesar Rp 1.053.284 juta.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan kas bersih dari aktivitas pendanaan
sebesar Rp 1.053.284 yang berasal dari pinjaman ke PT
PERTAMINA (Persero) selaku pemegang saham adalah
dana yang digunakan untuk melakukan penambahan
asset tetap perusahaan.
STATEMENT OF CASH FLOWS
Cash Flows from Operating Activities
Net cash receipts from operating activities decreased by
88% from Rp264,951 million in 2010 to Rp32,222 million
in 2011. The cause of the decrease in cash was due to a
decrease in cash receipts from customers by 16%
Cash Flows from Investing Activities
Net cash disbursements from investing activities
increased by 655% from Rp145,478 million in 2010 to
Rp1,098,221 million in 2011. The cause of the increase
was due to the cash disbursements through investment
in the addition of the company’sfixed assets amounted to
Rp1,053,284 million.
Cash Flows from Financing Activities
Net cash receipts from financing activities amounted
to Rp 1,053,284 from loans to PT Pertamina (Persero) as
shareholder is the fund that was used to add fixed assets
of the company.
EKUITAS 2010 % 2011 % Variance (%) EQUITY
Modal saham 651,868 49.07 651,868 52.31 0.00 Share capital
Cadangan Umum 2 0.00 15,514 1.24 775600.00 General Reserve
SNTRES (10,614) -0.80% (138,202) -11.09 0.00% SNTRES
Saldo Laba 687,227 51.73 717,008 57.54 4.33 Retained Earnings
TOTAL EKUITAS 1,328,483 100.00 1,246,188 100.00 -6.19 TOTAL EQUITY
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
78
LAPORAN-ARUS KASUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
STATEMENT OF CASH FLOWSFOR YEARS ENDED
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DECEMBER 31, 2011 AND 2010
ARUS KAS 2010 2011 Variance % CASH FLOWS
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI : CASH FLOWs FROM OPERATING ACTIVITIES:
Penerimaan kas dari pelanggan 1,945,484 1,635,353 -16 Cash receipts from customers
Penerimaan kas dari pendapatan keuangan 1,373 1,062 -23 Cash receipts from financial income
Penerimaan kas dari Aktivitas operasi lainnya 9,822 3,698 -62
Cash receipts from other operating activities
Restitusi Pajak - 49,497 100 Tax refunds
Pembayaran kas kepada pemasok (1,427,679) (1,406,418) -1 Cash paid to suppliers
Pembayaran kas kepada karyawan (100,909) (97,371) -4 Cash paid to employees
Pembayarankas untuk pajak penghasilan (163,140) (153,599) -6 Cash payment for income tax
Arus kas bersih yang diperolehdari aktivitas operasi 264,951 32,222 -88
Net cash flows from operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:
Penambahan aset tetap (145,478) (1,053,287) 624 Fixed asset addition
Dana yang dibatasi penggunaannya - (44,937) 100 Restricted deposit
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi (145,478)
(1,098,224) 655
Cash flows disbursed for operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:
Penerimaan kas dari pemegang saham untuk belanja modal - 1,053,284 100
Cash receipts from shareholders for capital expenditure
Arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas pendanaan - 1,053,284 100
Net cash flows from financing activities
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 119,473 (12,718) -111
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT
Dampak perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas (1,307) 8,896 -781
Effect of exchange rates on cash and cash equivalent
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 54,172 172,338 218
CASH AND CASH EQUIVALENT AT THE BEGINNING OF THE YEAR
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 172,338
168,516 -2
CASH AND CASH EQUIVALENT AT THE END OF THE YEAR
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
82
Corporate governance atau Tata kelola Perusahaan merupakan struktur dan mekanisme yang diperlukan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan baik yang biasa disebut dengan Good Corporate Governance (GCG).
Penerapan prinsip-prinsip GCG dalam tata kelola perusahaan adalah merupakan salah satu bentuk kepatuhan terhadap
aspek transparansi, akuntabilitas, responsibility, independensi dan fairness. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut,
diharapkan dapat tercapai keseimbangan serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, para shareholders dan
stakeholders.
Corporate Governance is the structure and mechanism needed to run a company properly, which commonly called Good
Corporate Governance (GCG).
Application of GCG principles in corporate governance is a form of compliance with aspects of transparency, accountability,
responsibility, independence and fairness. Application of these principles is expected to achieve a balance and create
added value for the company, its shareholders and stakeholders.
LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Corporate Governance Report
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
83
Adapun penjelasan secara rinci prinsip-prinsip GCG
adalah sebagai berikut:
Transparansi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang material
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan.
Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu
perusahaan harus dikelola dengan benar.
Responsibilitas
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Independensi
Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ tidak saling mendomi-nasi dan
tidak diintervensi oleh pihak lain.
Kewajaran dan kesetaraan
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Prinsip-prinsip GCG di atas harus dilaksanakan bersamaan
dan secara proporsional, sesuai dengan tuntutan
pasar (performance), regulator (compliance) dan juga
masyarakat luas (conformance). Untuk selanjutnya
dituangkan dalam kebijakan-kebijakan tata kelola
perusahaan yang menjadi acuan bagi peraturan-
peraturan di bawahnya, diantaranya adalah (bagan
terlampir):
The detailed explanation of the principles of good
corporate governance are as follows:
Transparency
The company must provide material and relevant
information in a way that is easily accessible and
understood by stakeholders.
Accountability
The company must be accountable for its performance
in a transparent and fair manner. Therefore the company
must be managed properly.
Responsibility
The company must comply with legislation and carry out
responsibilities for people and the environment.
Independence
The company must be managed independently so
that each organ cannot dominateone another and no
intervention by other parties.
Fairness and equality
In carrying out its activities, the company must always
take into consideration the interests of shareholders and
other stakeholders.
GCG principles above should be implemented
simultaneously and proportionally, according to market
demands (performance), regulators (compliance) and also
the wider community (conformance). They furthermore
are set forth in the corporate governance policies that
become the reference for the regulations under it,
including the following (chart attached):
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
84
1. Charter, Aturan pokok-pokok Organ Pendukung
Perusahaan dan pelaksanaan tugasnya. Charters dapat
terdiri dari Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi,
Charter Komite Audit, Charter Internal Audit dll.
2. Code of Conduct, Aturan /pedoman etika bisnis
dan etika kerja yang berlaku bagi seluruh jajaran
perusahaan dan stakeholders
3. Management Policy & SOP (Standard Operating
Procedure), Aturan yang berisi pedoman dan prosedur
teknis seperti Tata Kerja Organisasi (TKO), Tata Kerja
Individu (TKI), Prosedur dan Manual untuk Health Safty
& Environment (HSE).
1. Charter, Fundamental Rules of Company Support
Organs and execution of their duties. The Charters
can be composed of Board of Commissioners Charter,
Board of Directors Charter, Audit Committee Charter,
Internal Audit Charter, etc.
2. Code of Conduct, rules/guidelines of business ethics
and work ethics that apply to all personnel of the
company and stakeholders
3. Management Policy & SOP (Standard Operating
Procedure), Rules that provide guidance and technical
procedures such as the Working Procedures of
Organization (TKO), Individual Work Procedures
(TKI), Procedures and Manual for Health Safety &
Environment (HSE).
Penerapan GCG tentunya tidak dapat dipisahkan dari 3
aspek Utama sasaran perusahaan yang meliputi:
1. Peningkatan kinerja perusahaan (performance);
2. Kepatuhan pada peraturan perundangan yang berlaku
(compliance), dan;
3. Kesesuaian pada norma etika dan masyarakat
(conformance)
GCG implementation surely can not be separated from
three main aspects of corporate targets which include:
1. Improvement of corporate performance
(performance);
2. Compliance with applicable laws and regulations
(compliance), and;
3. Conformity to the norms of ethics and society
(conformance)
Corporate Governance Policies
Management PolicyCharter
Internal Audit Charter
Standart Operating Procedures
Whistle Blowing System
Code of Conduct (CoC)
Transparency
Accountability
Responsibility
Independency
Fairness
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
85
Adapun tahapan proses implementasi dapat dilihat pada
bagan berikut:
The stages of the implementation process can be seen in
the following chart:
Komitmen GCG
Menyadari akan pentingnya penerapan GCG bagi
pertumbuhan, perkembangan dan keberlangsungan
perusahaan, maka sejak berdirinya PDSI telah disusun
suatu roadmap implementasi GCG dengan kerangka
konseptual sebagai berikut:
GCG Commitment
Aware of the importance to implement good corporate
governance for growth, development and sustainability
of the company, the PDSI since its establishment has
developed of a GCG implementation roadmap with the
conceptual framework as follows:
Kinerja Saat IniCurrent
Performance
Kinerja yang
lebih baikBetter
Performance
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance policies
Kepatuhan atas: Etika Korporasi dan Etika
Bisnis yang sehatCompliance with: Fair Corporate Ethics and
Business Ethics
Terbentuknya Budaya GCG
Establishment of GCG Culture
Evaluasi GCGGCG Evaluation
Review Implementasi Implementation Review
(7)
Melengkapi Pedoman GCG: Penyusunan CoCG & Code of
Conduct, dll. Completing GCG Guidelines: Preparation CoCG & Code of
Conduct, etc.(3)
Diagnostic Assessment GCG GCG Diagnostic Assessment
(6)
Pelaksanaan Praktek GCG GCG Practice Implementation
(5)
Internalisasi & Sosialisasi Internalization & Dissemination
(4)
Penetapan Visi, Misi dan Nilai Korporat
Determination Vision, Mission and Corporate Values
(1)
Evaluasi GCG GCG Evaluation
(8)
Pemetaan Praktek Governance Mapping of Governance Practices
(2)
Perumusan GCGGCG Formulation
Implementasi GCGGCG implementation
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
86
Adapun penjabaran dari roadmap tersebut kedalam
aktifitas, sasaran, ukuran dan hasil yang diharapkan dapat
dilihat pada table di bawah ini:
The implementation of the roadmap into the activities,
objectives, parameter and expected results can be seen in
the table below:
No. AktifitasActivity
UkuranParameter
HasilOutcome
Perumusan GCG/ GCG Formulation
1 Penetapan Visi, Misi dan Nilai Korporat/Establishment of Vision, Mission and Corporate Values
Visi, Misi dan Nilai Korporat yang termuat dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) Perusahaan telah disahkan oleh Pemegang SahamVision, Mission and Corporate Values contained in the the Company's Long Term Plan (RJP) has been approved by Shareholders
• Komitmen Manajemen/ Management Commitment.
• Adanya pedoman perilaku insan PDSI dalam berinteraksi dengan stakeholders/ Code of Conduct for PDSI personnel in interacting with stakeholders.
• Terbentuknya struktur pengendalian manajemen/ Formation of management control structure.
2 Pemetaan Praktek Governance/Mapping of Governance Practices
• Identifikasi nilai-nilai yg selaras dg Visi dan Misi/ Identification of appropriate values with Vision and Mission.
• Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti insan PDSI dalam bekerja/ Describe the Values as the foundation of ethics to be followed by PDSI at work.
3 Melengkapi Pedoman GCG/Completing GCG Guidelines
Adanya pedoman GCG yg lengkap/ Comprehensive GCG guidelines:• Code of CG• Board Manual• Charter Komite/ Committees’ Charter• Code of Conduct (CoC)• Sistem Pengendalian Manajemen/ Manuals &
Standard Operating Prosedures
Implementasi GCG/ GCG Implementation
4 Internalisasi & Sosialisasi/Internalization & Dissemination
• Pelaksanaan sosialisasi yang ekstensif dan intensif/ Extensive and intensive dissemination
• Munculnya kesadaran GCG/ GCG awareness• Tingkat kepatuhan yang meningkat/ Improved
compliance rate
• Perilaku praktek bisnis yang beretika/ Ethical business conducts
• Operasional bisnis terkendali secara efektif/ Effectively controlled business operations.
• Pengendalian internal dan penanganan resiko bisnis secara efektif/ Effective internal control and business risk
• Peningkatan kinerja perusahaan/ Improved performance of the company.
5 Pelaksanaan Praktek GCG/Implementation of GCG Practices
• Menerapkan CoC sebagai sumber nilai budaya perusahaan/ Implementation of CoC as source of values for company culture
• Penerapan semua sistem dan prosedur/
6 Diagnostic Assessment Penerapan GCG pada semua proses bisnis/ GCG implementation of all business processes.
Evaluasi GCG/ GCG Evaluation
7 Review Implementasi GCG/GCG Implementation Review
Penguatan budaya GCG, sistem dan prosedur pengendalian proses bisnis dengan focus pada penanganan resiko usaha/Enhancement of GCG culture, systems and control procedures of business processes with a focus on operational risk management.
Penerapan GCG yang sesuai dengan perkembangan lingkungan bisnis.GCG implementation in accordance with the development of business environment.
8 Evaluasi GCG/GCG Evaluation
Perbaikan sistem dan prosedur yang berbasis manajemen resiko/Improvement of systems and procedures based on risk management.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
87
Sebagai pelaksanaan dari roadmap implementasi GCG
tersebut, beberapa hal telah terlaksana yaitu;
1. Kebijakan Pengendalian internal yang tertuang
dalamSuratKeputusanDireksiNomor:Kpts–177/
DSI0000/2009-S0 tentang Pedoman Umum Internal
Audit.
2. Kebijakan Tata Kerja Organisasi (TKO) Internal Audit
yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor:
Kpts–029/DSI0000/2010-S0,dimanadidalamnya
tercakup TKO Nomor: B-0189/DSI0200/ 2010 yang
mengatur pengelolaan Whistle Blowing System.
Untuk melengkapi pedoman-pedoman GCG, maka pada
tahun 2011 telah disusun Pedoman GCG (code of GCG)
dan Pedoman Etika dan Tata Perilaku (code of Conduct).
Kedua pedoman tersebut diharapkan dapat disahkan
pada awal tahun 2012.
Selanjutnya pada tahun 2012, perusahaan telah
merencanakan untuk melakukan sosialisasi dan
internalisasi yang intensif atas Code of CG dan Code
of Conduct kepada seluruh insan PDSI. Dengan proses
sosialisasi ini maka diharapkan akan menumbuhkan
kesadaran atas prinsip-prinsip GCG. Tumbuhnya
kesadaran tersebut akan meningkatkan kepatuhan atas
prinsip-prinsip GCG termasuk kepatuhan atas prosedur
dan etika bisnis yang sehat. Adanya kesadaran tersebut
Proses sosialisasi ini diharapkan dapat diselesaikan
Kebijakan Manajemen
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa pemboran,
PDSI menyadari bahwa kehandalan operasi menjadi
hal yang tidak bisa ditawar lagi guna memberikan hasil
yang maksimal bagi kepuasan pelanggan. Ditambah
lagi, sifat jasa pemboran di bidang minyak dan gas serta
panasbumi mempunyai resiko yang sangat tinggi, baik
secara operasional, lingkungan dan social. Kehandalan
operasi tersebut tentunya hanya bisa dicapai dengan
dukungan peralatan yang memenuhi standard, SDM
yang kompeten dan Standard Operating Prosedur yang
memadai.
Hal ini ditandai dengan tetap dipertahankannya ISO
9001:2008 dan OHSAS 18001:2007.
As the implementation of the roadmap implementation
of GCG, some things have been accomplished, namely;
1. Internal Control policies contained in the Board of
Directors Decree No: Kpts-177 / DSI0000/2009-S0
onGeneral Guidelines on Internal Audit.
2. TKO Working Procedures of Organization (TKO) Policy
for Internal Audit contained in the Board of Directors
Decree No: Kpts-029/DSI0000/2010-S0, in which TKO is
also covered, No: B-0189/DSI0200 / 2010 that regulates
the management of Whistle Blowing System.
To complement the GCG guidelines, Code of GCG andn
Code of Conduct have been prepared in 2011. Both
guidelines were expected to be passed in early 2012.
Subsequently in 2012, the company has planned to
conduct an intensive dissemination and internalization of
the Code of CG and the Code of Conduct to all personnel
of PDSI. With this dissemination, it is expected to raise
awareness of the GCG principles. Growing awareness will
improve compliance with the GCG principles, including
compliance with the procedures and sound business
ethics. The dissemination is expected to be completed.
Management Policy
As a company that provides drilling services, PDSI is aware
that the operating reliability is not negotiable in order
to provide maximum results for customer satisfaction.
In addition, the nature of drilling services in oil, gas
and geothermal sector has a very high risk, both in
operational, environmental and social aspects. Reliable
operation can only be achieved with the support of
equipment that meets the standard, competent human
resources and adequate Standard Operating Procedures.
This is marked by maintaining ISO 9001:2008 and OHSAS
18001:2007.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
88
Tujuan Penerapan GCG
Penerapan GCG merupakan wujud komitmen
Perseroan untuk mencapai tujuan Perseroan. Dalam
mengembangkan GCG, Perseroan senantiasa
memperhatikan ketentuan dalam Pedoman Umum
GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance serta memperhatikan praktik-
praktik bisnis terbaik (best practice).
Penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan
Perseroan mempunyai tujuan utama untuk :
1. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja
Organ Perseroan yaitu antara Rapat umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi;
2. Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan
Perseroan kepada Pemegang Saham dnegan tetap
memperhatikan kepentingan para stakeholders;
3. Menciptakan kejelasan hubungan kerja antara
perusahaan dengan para stakeholders;
4. Mendorong dan mendukung pengembangan
usaha, pengelolaan sumber daya perusahaan dan
pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga
meningkatkan nilai perusahaan;
5. Mengarahkan pencapaian visi dan misi perusahaan;
6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia;
7. Menjadi dasar implementasi dan pengembangan
budaya perusahaan;
8. Implementasi GCG diharapkan akan mencegah
praktik-praktik KKN serta meningkatkan fungsi
pengawasan dalam pengelolaan perusahaan.
Pengukuran Implementasi GCG
Sesuai dengan Road Map Implementasi GCG yang
telah disusun, di tahun 2011 dan 2012 dilaksanakan
pemenuhan kelengkapan pedoman GCG yaitu: Code
of CG, Board Manual, Charter Komite, Code of Conduct,
Sistem Pengendalian Manajemen (Manual & Standard
Operating Procedure). Kemudian dilanjutkan dengan
proses sosialisasi dan internalisasi seluruh pedoman
tersebut. Untuk itu assesmen Good Corporate Governace
Pertamina Drilling Services Indonesia direncanakan pada
akhir tahun 2012 atau awal 2013.
GCG Implementation Objectives
GCG implementation is the Company's commitment to
achieve the objectives of the Company. In developing
GCG, the company always pays attention to the provisions
in the Code of Corporate Governance issued by the
Indonesia National Committee on Governance Policy and
with regard to best practices.
Implementation of corporate governance within the
Company has the main objectives as follows:
1. Directing and controlling the working relationship
between organs of the Company, namely General
Meeting of Shareholders (GMS), the Board of
Commissioners and Directors;
2. Increasing the accountability of the management of
the Company to the Shareholders while taking into
account the interests of stakeholders;
3. Creating clarity of the working relationship between
the company and its stakeholders;
4. Encouraging and supporting business development,
corporate resource management and risk
management more effectively to increase the
company’s value;
5. Directing the achievement of the company’s vision
and mission;
6. Enhancing the professionalism of human resources;
7. Becoming the basis for the implementation and
development of corporate culture;
8. GCG implementation is expected to prevent corrupt
practices and to improve the oversight function in the
management of the company.
Measurement of GCG Implementation
In accordance with the established GCG Implementation
Road Map, the GCG guidelines completed in 2011 and
2012 include: Code of CG, Board Manual, the Committee
Charter, Code of Conduct, Manual& Standard Operating
Procedure. It was then carried on with the dissemination
and internalization process of all guidelines. Therefore the
assessment of Good Corporate Governance of Pertamina
Drilling Services Indonesia was planned for late 2012 or
early 2013.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
89
Struktur dan Hubungan Tata Kelola
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, organ suatu
Perseroan terdiri dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
Organ Perseroan tersebut memainkan peran kunci
dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perseroan
menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan
ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa masing-
masing organ mempunyai independensi dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
untuk kepentingan Perseroan. Dengan demikian maka
RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi saling memahami
tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
sesuai peraturan perundang-undangan dan Anggaran
Dasar Perseroan.
Dalam konteks hubungan kerja Dewan Komisaris dan
Direksi, hubungan yang bersifat informal dapat dilakukan
oleh masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan
Direktur, namun tidak mempunyai kekuatan hukum
sebelum diputuskan melalui mekanisme yang sah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar Perseroan.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas
yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran
dasar. Wewenang tersebut antara lain adalah meminta
pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi
terkait dengan pengelolaan Perseroan, mengubah
anggaran dasar, mengangkat dan memberhentikan
Direktur dan Anggota Dewan Komisaris, memutuskan
pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara
Direktur dan lain-lain. Perseroan menjamin untuk
memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan
Perseroan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan
dengan kepentingan Perseroan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Governance Structure and Relations
As mandated by Law No. 40 of 2007 regarding Limited
Liability Company, organs of a Company consist of:
1. General Meeting of Shareholders (GMS)
2. Board of Commissioners
3. Board of Directors
The Company’sorgans play a key role in the successful
implementation of GCG. Company organs perform
their functions in accordance with the provisions of
laws and regulations, the Articles of Association and
other provisions on the principle that each organ has
independence in carrying out duties, functions and
responsibilities for the interest of the Company. Thus,
the GMS, the Board of Commissioners and Directors
understand each other’s duties, responsibilities and
authorities according to laws and regulations as well as
the Articles of Association.
In the context of work relations between the Board of
Commissioners and Directors, informal relationships can
be made by each Member of the Board of Commissioners
and Directors, but does not have legal force before it is
decided through the legal mechanisms in accordance
with the laws and articles of association of the Company.
General Meeting of Shareholders (GMS)
GMShas the authoritiesthat are not given to the Board
of Directors or Board of Commissioners, within the
limits stipulated in the laws or articles of association.
The authorities, among others, are asking the Board of
Commissioners and Directors’ accountability related to
the management of the Company, ammendments of
articles of association, appoint and dismiss the Director
and Board of Commissioners’ Member, to determine the
division of duties and authority of managementamong
Directors and others. The Company guarantees to provide
any information relating to the Company to the GMS, to
the extent it is not contrary to the Company’s interests
and applicable laws and regulations.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
90
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada
kepentingan Perseroan. RUPS atau Pemegang Saham
tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi
dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi, dengan
tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan
haknya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pada tahun 2011 telah dikeluarkan Keputusan Pemegang
Saham Secara Sirkuler sebanyak 7 buah.
Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah mengadakan
RUPS Tahunan pada tanggal 15 Juni 2011 dengan
keputusan penting yang telah ditetapkan antara lain
sebagai berikut :
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun
Buku 2010, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2010;
2. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan
untuk tahun buku yang berakhir 31-12-2010 beserta
penjelasannya yang telah diaudit Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan Rekan dengan
pendapat “Wajar dalam semua hal yang material”,
sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan
sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit et decharge)
kepada Dewan Direksi atas tindakan pengurusan dan
kepada Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan
yang mereka lakukan dalam Tahun Buku yang berakhir
31-12-2010 sepanjang :
1. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan
Tahunan Perseroan (termasuk laporan keuangan)
Tahun Buku yang berakhir 31-12-2010;
2. Tindakan tersebut bukan merupakan tindakan
pidana.
3. Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan
Tahun Buku yang berakhir 31-12-2010 sebesar Rp.
310.233.000.000 sebagai berikut :
1. Sebesar 5 % dari laba bersih digunakan untuk
Cadangan Wajib;
2. Sebesar 65 % dari laba bersih sebagai Cadangan
lainnya;
3. Sebesar 30 % dari laba bersih sebagai Deviden ke
Pemegang Saham
4. Penetapan penghargaan atas kinerja Direksi dan
Dewan Komisaris akan dilaksanakan dalam RUPS
terpisah/tersendiri. Penyesuaian remunasi Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan akan ditetapkan
kemudian.
Decisions taken in the GMS is based on the interests of
the Company. GMS or Shareholders can not intervene
against the duties, functions and authority of the Board
of Commissioners and Directors, without limiting the
authority of the GMS to exercise its rights in accordance
with the articles of association and applicable laws and
regulations.
In 2011, seven Shareholders’ Circular Resolutions have
been issued.
The Company held Annual General Meeting of
Shareholders held on June 15, 2011 with the following
important resolutions that have been established:
1.ApprovetheCompany'sAnnualReportforFiscalYear
2010, including the Oversight Implementation Report
ofBoardofCommissionersforFiscalYear2010;
2. Accept and approve Financial Statements for the
year ended December 31,2010 and explanation that
have been audited by Public Accountant Office (KAP)
Tanudiredja, Wibisana and Partners with the opinion of
"fair in all material respects", while providing discharge
and release of responsibility (acquit et decharge) to
the Board of Directors for the actions of management
and the Board of Commissioners for theiroversight
actions in the fiscal year ending December 31,2010
inasmuch as:
1. Actions are reflected in the Company's Annual
Report (including financial statements) the fiscal
year ending December 31, 2010;
2. The action was not a criminal act.
3. Determine the Company’s net profit for the year ended
December 31,2010 amounting to Rp310,233,000,000
as follows:
1. 5% of net profit used for Compulsory Reserves;
2. 65% of net profit as other Reserves;
3. 30% of net profit as a dividend to shareholders
4. Establishment of appreciation for the performance of
the Board of Directors and Board of Commissioners
will be implemented in a separate/individual GMS.
Remuneration adjustment of Board of Directors and
Board of Commissioners will be determined later.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
91
5. Memberikan kuasa dan melimpahkan kewenangan
kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam
melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
Perseroan tahun buku yang berakhir tanggal 31-12-
2011, berikut besaran nilai jasanya, sesuai ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
RUPS Tahunan tersebut dihadiri oleh 100 % (seratus
persen) dari seluruh saham yang dikeluarkan dan
ditempatkan serta disetor ke dalam kas Perseroan. Hasil
dan berita acara RUPS juga telah disusun oleh Notaris
yang telah ditunjuk Perseroan yaitu Marianne Vincentia
Hamdani, SH, Notaris di Jakarta.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan organ Perseroan yang
secara kolektif bertugas melakukan pengawasan secara
umumd an atau khusus sesuaui Anggaran Dasar serta
memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komsiaris
tidak turut serta edalam mengambil keputusan
operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan
Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara.
Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah
mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.
Adapun komposisi Dewan Komisaris Perseroan per 31
Desember 2011 adalah sebagai berikut :
5. Authorize and delegate authority to the Board of
Commissioners to determine a Public Accounting Firm
(KAP) to audit the financial statements for fiscal year
ended December 31, 2011, with the following value of
services according to the rules and regulations
Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) was
attended by 100% (one hundred percent) of all holders
of shares issued and placed, as well as paid into the the
Company’s treasury. AGMSresults and minutes of meeting
have also been prepared by the Notary appointed by the
Company, Marianne Vincentia Hamdani, SH, Notary in
Jakarta.
Board of Commissioners
Board of Commissionersis an organ of the Company that
is collectively assigned to conduct general and/or special
oversightin accordance with Articles of Association as
well as provides advice to the Board of Directors. Board of
Commissionersdoes not take part in making operational
decisions. The position of each member of the Board of
Commissioners including the President Commissioner
is equal. The President Commissioner’s duty as primus
inter pares is to coordinate the activities of the Board of
Commissioners.
Board of Commissioners composition as of December 31,
2011 is as follows:
Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris
Sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (2) huruf e Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 jo. Pasal 15 ayat
(1) Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris
memberikan laporan tugas pengawasan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham, sebagai berikut:
1. Pengarahan Penyusunan RKAP dan RJPP
Memberikan pengarahan/masukan dalam
penyusunan RKAP dan RJPP dan memantau
pelaksanaan RKAP dan RJPP
Board of Commissioners’ Implementation of Duties
In accordance with the provisions of Article 66 paragraph
(2) letter e of Law Number 40 of 2007 jo. Article 15
paragraph (1) Articles of Association, the Board of
Commissioners providesoversight duty reportto the
General Meeting of Shareholders, as follows:
1. The briefings of RJPP and RKAP preparation
Provide guidance/input in the preparation of
RJPPand RKAP and monitor the implementation of
RJPP and RKAP
No. Nama Name
Mulai MenjabatDate of appointment
Jabatan Position
1. M. Afdal Bahaudin 12.07.2010 Komisaris Utama/ President Commissioner
2. Subarkah Kustowo 12.07.2010 Komisaris/ Commissioner
3. Suyartono 01.07.2010 Komisaris/ Commissioner
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
92
Beberapa kekurangan dalam dokumen RKAP dan
RJPP: ketidaktelitian/ ketidak-konsistenan informasi
dan kesalahan penulisan
Dokumen RKAP dan RJPP mengalami perbaikan
dari tahun ke tahun
2. Pengawasan Kinerja Perusahaan
a. Kinerja Keuangan : meneliti dan menelaah laporan
keuangan bulanan (unaudited). Telah dilakukan
pengarahan melalui konfirmasi, koreksi dan
penyampaian catatan-catatan kepada Direksi guna
penyempurnaan laporan keuangan.
b. Kinerja Operasi :
• Menelaahlaporanoperasibulanan.Tindak
lanjutnya adalah konfirmasi serta penyampaian
catatan-catatan kepada Direksi, terutama bila
terjadi fluktuasi kinerja operasi secara mencolok
• MemintaDireksimemperhatikansecara
serius dan mencari jalan keluar sejumlah asset
bermasalah agar dapat berkontribusi positif
terhadap kinerja Perseroan
• MemintaDireksiagarterusmencaripeluang
dalam upaya peningkatan kinerja operasi untuk
pencapaian target yang telah ditetapkan oleh
PT. Pertamina (Persero).
3. Rapat Periodik Dengan Direksi
• Membahasberbagaiisustrategis:termasukkinerja
operasi, keuangan dan investasi, organisasi dan
SDM, perencanaan dan komersial, serta isu-isu
legal.
• Isu-isuyangmendesak/memerlukanpenanganan
secepatnya.
4. Rapat Periodik Internal DewanKomisaris & Komite
Audit
• Dilakukansebelumdansesudahrapatdengan
Direksi dalam menyiapkan agenda dan memantau
pelaksanaan keputusan rapat
• Membahasisu-isupentinglaintermasukupaya
peningkatan kinerja Dewan Komisaris
5. Rapat Periodik Dengan Satuan Pengawas Internal
• Dilaksanakanminimalsetiaptigabulanguna
memperoleh gambaran tentang kemungkinan
adanya hambatan dalam pelaksanaan pengawasan
dan pengendalian internal perusahaan
The shortcomings in the documents of RKAP and
RJPP: inaccuracy/inconsistency of information and
writing mistakes
RKAP and RJPP documents are improved every year
2. Corporate Performance Monitoring
a. Financial Performance: researching and reviewing
monthly financial statements (unaudited).
Direction has been done through the confirmation,
correction and delivery records to the Board of
Directors to improve the financial statements.
b. Operating Performance:
• Reviewingmonthlyoperatingreports.The
follow-up actions are confirmation and delivery
records to the Board of Directors, especially if
there are significant fluctuations in operating
performance
• RequestingtheBoardofDirectorstotake
matters seriously and find a way out of a
number of troubled assets in order to contribute
positively to the performance of the Company
• RequestingtheBoardofDirectorstocontinue
to seek opportunities in improving operating
performance for target achievements set by PT.
Pertamina (Persero).
3. Periodic Meeting with Board of Directors
• Discussingstrategicissues:includingoperating
performance, finance and investment, organization
and human resources, planning and commercial,
and legal issues.
• Theissuesthatareurgent/requiringimmediate
treatment.
4. Periodic Meeting with Internal Board of Commissioners
& Audit Committee
• BeingHeldbeforeandafterthemeetingwiththe
Board of Directors in preparing the agenda and
monitor the implementation of the meeting’s
resolutions
• Discussingotherimportantissuesincludingefforts
to improve the performance of the Board of
Commissioners
5. Periodic Meeting with Internal Control Unit
• Conductedatleasteverythreemonthsto
get a picture of a possible bottleneck in the
implementation of internal supervision and control
of the company
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
93
• KeterbatasanSDM/auditorsangattidakberimbang
dengan jumlah asset yang sangat banyak,
merupakan isu krusial untuk dapat dicarikan
solusinya.
6. Tindak Lanjut Penerapan GCG
• MeningkatkankoordinasidenganDireksi
• Melakukanpengawasandanpemantauan
atas pelaksanaan GCG oleh Direksi, termasuk
pelaksanaan manajemen risiko Perseroan
• MenetapkanorganisasidantatakerjaKomiteAudit
• Meningkatkanketertibanadministrasidi
lingkungan Dewan Komisaris
7. Kunjungan Lapangan (Management Walkthrough)
• Untukmengetahuikinerjaoperasionalsecara
langsung ke beberapa lapangan yang dinilai
mempunyai kontribusi signifikan bagi Perseroan
• LimitednumberofHR/auditorisnotbalancedby
the large number of assets, is a crucial issue to be
able to find a solution.
6. Follow-up of GCG Implementation
• ImprovecoordinationwiththeBoardofDirectors
• Conductingsupervisionandmonitoringofthe
implementation of good corporate governance
by the Board of Directors, including the
implementation of corporate risk management
• EstablishtheorganizationandfunctioningofAudit
Committee
• ImprovetheadministrativeorderwithintheBoard
of Commissioners
7. Field Visit (Management Walkthrough)
• Todeterminetheoperationalperformancedirectly
to several fields which are considered to have
contributed significantly to the Company
PERSETUJUAN DAN REKOMENDASI AKSI KORPORASI APPROVAL AND RECOMMENDATION FOR CORPORATE ACTION
Bulan Mounth
Perihal Subject
February Pemberlakuan Charter Hubungan Korporasi PT Pertamina (Persero) dengan antar Anak Perusahaan Hulu (APH)Enactment of Corporate Relations Charterof PT Pertamina (Persero) with inter Upstream Subsidiaries (APH)
June Pembelian Tanah Milik PT Usayana di IndramayuPurchase of land owned by PT Usayana in Indramayu
July Kerjasama Penyediaan Jasa Pembangunan Rig Pemboran sehubungan dengan Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Blok Cepu di Jawa Cooperation of Service Provision for Drilling Rig Development in connection with the Cepu Block Oil and Gas Field Development in Java.
Pembelakukan Charter Hubungan Korporasi PT Pertamina (Persero) dengan dan antar Anak Perusahaan Hulu (APH)Enactment of Corporate Relations Charter of PT Pertamina (Persero) with and inter Upstream Subsidiaries (APH)
October Rekomendasi untuk tidak membeli aset PT Patra Drilling Contractor (PT PDC) berupa Barge, Rig beserta kelengkapannya.Recommendation not to buy the assets of PT Patra Drilling Contractor (PT PDC) of Barge, Rig along with the supporting equipment.
Rekomendasi Pelimpahan Wewenang kepada Direksi untuk Melepaskan dan Menghapuskan Aktiva Tetap Bergerak dengan Umur Ekonomis Sampai Dengan 5 (lima) Tahun dan Persediaan Barang mati Recommendations for Delegation of Authority to the Board of Directors for Release and Dischargeof Fixed Assets with Economic Life up to 5 (five) years and Dead Stock
Rencana Perpindahan Kantor Pusat PDSIRelocation Plan of PDSI Head Office
December Rekomendasi Untuk Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Untuk Jasa Audit Laporan Keuangan PDSI Tahun Buku 2011Recommendation for Appointment of Public Accountant (KAP) for Financial Statements Audit Services of PTPDSIforFiscalYear2011
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
94
Fungsi dan Tugas Direksi
Direksi merupakan organ Perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar.
Direksi bertanggungjawab menyusun strategi bisnis, anggaran dan rencana kerja sesuai dengan visi, dan misi perusahaan serta RKAP dan RJPP. Direksi juga bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian internal dan penerapan manajemen risiko dan praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik. Direksi memastikan praktek akuntansi dan pembukuan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memberikan perhatian pada pelaksanaan audit internal, melakukan tindak lanjut yang diperlukan sesuai arahan Dewan Komisaris dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang ada saat ini, Direksi bertanggungjawab terhadap laporan keuangan
Functions and Duties of Directors
Board of Directors is an organ of the Company that is authorized and fully responsible for the management of the Company for the benefit of the Company, in accordance with the purposes and objectives of the Company and represent the Company both in and out of court in accordance with the Articles of Association.
Board of Directors is responsible for developing business strategy, budgets and work plans in accordance with the vision, and mission as well as RKAP and RJPP. Board of Directors are also responsible for internal control structure and risk management implementation and practices of good corporate governance. Board of Directors is to ensure the practice of the company’s accounting and bookkeeping are in accordance with applicable regulations, giving attention to the implementation of internal audit, perform necessary follow-up according to directions of the Board of Commissioners and applicable laws and regulations. In line with current regulations, the Board of Directors is responsible for corporate financial
No. NamaName
Mulai MenjabatDate of appointment
JabatanPosition
1. Amran Anwar 01.07.2010 Direktur Utama/ President Director
2. Faried Rudiono 13.06.2008 Direktur Operasi/ Operational Director
3. Made Mahendra Budhi 13.06.2008 Direktur Keuangan & Administrasi/ Finance & Administration Director
4. Adi Harianto 01.07.2010 Direktur Pemasaran & Pengembangan/Marketing & Development Director
Board of Directors
Board of Directors is an organ of the Company that performs execution of company management to achieve its vision and mission including short-term targetsstated in the Corporate Work Plan and Budget (RKAP) and the Company's Long Term Plan (RJPP). In addition, it is also responsible for the consistent implementation of good corporate governance and risk management systems. And the Board of Directors shall be accountable for performance of its duties to shareholders through the GMS.
Composition of Board of DirectorsComposition of Board of Directors is established by Shareholders, which consists of 4 (four) members, 1 (one) President Director and 3 (three) Directors. Board members are selected and appointed by Shareholders in accordance with the Company’s Articles of Association with the following composition:
Direksi
Direksi Perseroan merupakan organ Perseroan yang melakukan pelaksanaan pengelolaan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya meliputi perncapaian sasaran-sararan jangka pendek yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Di samping itu juga bertanggung jawab atas pelaksanaan GCG dan sistem manajemen risiko secara konsisten. Dan Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
Komposisi DireksiKomposisi Direksi ditetapkan Pemegang Saham, yang terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1 (satu) orang Direktur Utama dan 3 (tiga) orang Direktur. Anggota Direksi diseleksi dan diangkat Pemegang Saham sesuai Anggaran Dasar Perseroan dengan komposisi sebagai berikut :
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
95
perusahaan dan keputusan RUPS. Jajaran Direksi mengadakan rapat rutin seminggu sekali dan rapat bersama Dewan Komisaris minimal sebulan sekali.
Direksi bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial. Masing-masing Direktur dapat bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing Direktur tetap merupakan tanggungjawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adala mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Adapun fungsi dan tugas masing-masing Direktur adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama Menentukan, memutuskan dan menetapkan strategi
perencanaan serta pelaksanaan selluruh kegiatan Perseroan meliputi fungsi operasi, pemasaran dan pengembangan, keuangan dan administrasi, Internal Audit, Quality HSE dan Corporate Secretary.
2. Direktur Keuangan dan Administrasi Menentukan, memutuskan dan menetapkan
serta mengendalikan kebijakan dan strategi keuangan, untuk meningkatkan profitabilitas, likuiditas perusahaan guna mencapai tujuan dan sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Bertanggungjawab dalam mengendalikan kegiatan SDM dan Umum meliputi Human Resources, Supply Chain Management, untuk mendukung kegiatan operasi maupun proyek perusahaan secara tepat waktu, accountable dan auditable.
3. Direktur Operasi Menentukan, memutuskan dan menetapkan serta
mengendalikan kebijakan pembuatan kebijakan operasi dalam rangka pencapaian sasaran business plan dengan merumuskan arah unit usaha bidang drilling dan work over, serta mengevaluasi dan mengkaji kinerja operasional perusahaan.
4. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Menentukan, memutuskan dan menetapkan
serta mengendalikan kebijakan marketing dan pengembangan usaha melalui pemantauan dan evaluasi baik operasi dalam perusahaan maupun di luar perusahaan guna meningkatkan revenue, optimalisasi utilisasi rig, dan upaya-upaya optimalisasi pengembangan usaha perusahaan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan.
reporting and GMS's decision. Board of Directors holds a regular meeting once a week and a meeting with the Board of Commissioners at least once a month.
Board of Directors has collegial duties and responsibility. Each Director can act and make decisions in accordance with the division of duties and responsibilities. But the performance of duties by each Director remains a shared responsibility. The position of each member of the Board of Directors including the President Director are equal. President Director’s duties as primus inter pares include to coordinate the activities of the Board of Directors. The functions and duties of each director are as follows:
1. President Director Determine, decide and establish the planning strategy
and implementation of the Company's overall activities including functions of operations, marketing and development, finance and administration, Internal Audit, Quality HSE and Corporate Secretary.
2. Finance dan Administration Director Determine, decide,establish and control the financial
policies and strategies, to increase profitability, liquidity of the company to achieve its goals and objectives effectively and efficiently. Responsible for controlling the activities of HR and General Affairs including Human Resources, Supply Chain Management, to support the company's operations and projects timely, accountable and auditable.
3. Operation Director Determine, decide, establish and control the
operational policymaking to achieve business plan targets by formulating the direction of drilling and work over business unit, as well as evaluate and assess the operational performance of the company.
4. Marketing and Development Director Determine, decide, and establish and control policies
of marketing and business development through monitoring and evaluation of operationsboth within and outside the company to increase revenue, optimize the utilization of rig, and efforts to optimize the company's business development in order to achieve targets that have been set.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
96
Komite Audit
Dewan Komisaris dalam kesehariannya dibantu oleh
Komite Audit yang dibentuk sejak tahun 2009 sebagai
upaya merealisasikan implementasi prinsip-prinsip
GCG yang mengacu pada Undang-Undang No.19
tahun 2003 tentang BUMN pasal 70 yang menyebutkan
bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) wajib membentuk Komite Audit.
Peraturan- peraturan mengenai Komite Audit selanjutnya
mengacu Keputusan Menteri BUMN No.KEP- 117/
MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG.
Komite Audit berfungsi sebagai alat bantu Dewan
Komisaris Perseroan dalam melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi Perseroan dalam
pelaksanaan pengelolaan Perseroan.
Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit
Dalam rangka melaksanakan fungsinya, maka Tugas dan
Tanggung Jawab Komite Audit adalah:
1. Memberikan masukan, pendapat dan/atau
rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap
laporan dan/atau hal-hal yang disampaikan oleh
Direksi Perseroan kepada Dewan Komisaris,
2. Mengidentifikasi serta melakukan evaluasi/analisis
terhadap hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris.
3. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan
tugas pengawasan Dewan Komisaris, yaitu:
• Melakukanevaluasidanpenilaianatashasil
kegiatan compliance audit & performance
audit yang dilakukan oleh satuan internal
audit perusahaan, dalam upaya memastikan
terlaksananya efektifitas dari sistem pengendalian
internal perusahaan.
• Melakukanreviewatasinformasikeuangan
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, seperti
Laporan Keuangan, Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan, Rencana Jangka Panjang Perusahaan,
Laporan Manajemen dan informasi lain sebelum
disampaikan kepada Pemegang Saham dan/atau
Regulator.
• Melakukanevaluasiatasketaatanperusahaan
terhadap peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
Audit Committee
Board of Commissioners in performing their daily duties is assisted by Audit Committee which has been formed since 2009 as an effort to realize the implementation of good corporate governance principles that refers to Law No. 19 of 2003 on state-owned enterprises Article 70 which states that the Commissioner and the Supervisory Board of the State Owned Enterprises (SOEs) are required to establish an Audit Committee. The regulations regarding Audit Committee ae further referred to SOEs Minister Decree No. Kep-117/MBU/2002 on the application of GCG practices.
The Audit Committee functions as an aid for the Board of Commissioners to supervise and advise the Board of Directors on the implementation of the Company’s management.
Duties and Responsibilities of Audit Committee
In order to carry out its functions, the Duties and
Responsibilities of the Audit Committee are:
1. Provide input, opinions and/or recommendations to
the Board of Commissioners of the report and/or other
matters submitted by the Board of Directors to the
Board of Commissioners,
2. Identify and conduct evaluation/analysis on
matters that require the attention of the Board of
Commissioners.
3. Carry out duties related to the oversight duty of the
Board of Commissioners, namely:
• Conductevaluationandassessmentof
performance audit & compliance audit results by
the company’s internal audit unit, in an effort to
ensure the effectiveness of internal control systems
implementation.
• Conductreviewoffinancialinformationtobe
published by the company, such as Financial
Statements, Corporate Work Plan and Budget,
Corporate Long-Term Plan, Management Report
and other information before submitted to the
Shareholders and/or the Regulator.
• Conductanevaluationofthecompany's
compliance with applicable laws and regulations.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
97
• Melakukanreviewdanseleksiataspencalonan
Kantor Akuntan Publik (KAP), termasuk
independensinya, serta memberikan rekomendasi
penunjukan KAP kepada Dewan Komisaris.
• Melakukanevaluasidanpenilaianataspelaksanaan
kegiatan pemeriksaan/audit atas Laporan
Keuangan Perusahaan oleh KAP, untuk memastikan
pelaksanaan audit telah sesuai dengan standar
yang berlaku.
• Mengevaluasiresikodarisuatukebijakandan
stategi yang ditetapkan Direksi pada bidang
operasi, keuangan dan investasi
• Melakukantugas-tugaslainyangdimintaDewan
Komisaris.
Kewenangan Komite Audit
Dewan Komisaris memberikan kewenangan kepada
Komite Audit dalam lingkup tanggung jawabnya untuk
memperoleh berbagai informasi yang diperlukan secara
legal dan etis baik dari pihak internal maupun eksternal
Perseroan berkaitan dengan catatan keuangan, dana,
kepegawaian, aset dan sumber daya Perseroan lainnya.
Dalam menjalankan kewenangan tersebut, Komite
Audit dapat berkerja sama dengan Internal Audit, dan
fungsi-fungsi manajemen dalam Perseroan. Berdasarkan
persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat
memperoleh masukan atau rekomendasi dari para
profesional diluar Perseroan seperti Akuntan, Konsultan,
Penasehat Hukum dan profesi lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya atas beban Perseroan.
Atas persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit juga
dapat meminta Internal Audit dan Eksternal Auditor
untuk melakukan penelitian ataupun penyelidikan
terhadap masalah-masalah tertentu yang berpengaruh
terhadap Kinerja Perseroan
Independensi Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit yang berasal dari pihak
independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuan
bertindak independen.
• Performreviewandselectiononnomination
of Public Accounting Firm (KAP), including its
independence, and make recommendations of KAP
appointment to the Board of Commissioners.
• Conductevaluationandassessmentonthe
implementation of the Company’s financial
statements inspection/audit by KAP, to ensure the
implementation of the audit in accordance with the
applicable standards.
• Evaluatetheriskofpoliciesandstrategies
establishedby the Board of Directors in operations,
finance and investment
• PerformothertasksthatarerequestedbytheBoard
of Commissioners.
Authority of Audit Committee
Board of Commissioners authorizes the Audit Committee
within the scope of its responsibility to obtain the
necessary information legally and ethically both from
internal and external parties relating to the Company's
records of finance, funds, personnel, assets and other
resources of the Company.
In exercising such authority, Audit Committee may work
together with Internal Audit and other management
functions within the Company. Based on the approval
of the Board of Commissioners, Audit Committee
may obtain advice or recommendation from of the
professionals outside the Company such as accountants,
consultants, legal advisers and other professions related
to the execution of its duties at the expense of the
Company.
Upon the approval of the Board of Commissioners, the
Audit Committee may also request Internal Audit and
External Auditors to conduct research or investigations
into specific issues that affect the performance of the
Company
Independence of Audit Committee Members
Audit Committee members who are from an independent
party has no financial, management, ownership and/or
family relations with the Board of Commissioners, Board
of Directors and/or controlling shareholders or relations
with the Company, which may affect the ability to act
independently.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
98
Susunan Anggota Komite Audit
Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK diatas, Komite
Audit dipimpin oleh seorang Komisaris Independen
Perseroan. Anggota Komite Audit juga harus memenuhi
beberapa persyaratan, dimana salah satu anggotanya
merupakan seorang pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan seorang
dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
hukum atau perbankan.
Per 31 Desember 2011, Susunan Anggota Komite Audit
terdiri dari:
Composition of Audit Committee Members
In accordance with Bapepam-LK above, the Audit
Committee chaired by an Independent Commissioner
of the Company. Audit Committee members must
also meet certain requirements, in which one member
is an independent party with expertise in finance or
accounting and one of an independent party with
expertise in law or banking.
As per December 31, 2011, the composition of Audit
Committee members are as follows:
No. N a m a Mulai Menjabat Jabatan
1. Suyartono 01 Mei 2010 Ketua, merangkap Komisaris Independen
2. Bambang Priyatna 01 Februari 2009 Anggota, dari pihak independen
3. Sigit Rahardjo 01 Februari 2009 Anggota, dari pihak independen
Laporan Kegiatan Komite Audit 2011
Pada tahun 2010 Komite Audit telah melaksanakan tugas
dan tanggung jawab tersebut diatas, mengacu pada
Rencana Kerja Komite Audit (RKKA) yang disetujui Dewan
Komisaris dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi menerima remunerasi
yang terdiri atas gaji, tunjangan dan tantiem. Jumlah
total remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan
Komisaris dilaporkan oleh Perseroan dalam RUPS
tahunan. Remunerasi yang ditetapkan untuk Direksi
direkomendasikan oleh Komisaris serta dilaporkan dalam
RUPS tahunan.
Audit Committee Activity Report 2011
In 2010 the Audit Committee has been carrying out
the duties and responsibilities mentioned above, refers
to the Audit Committee Work Plan (RKKA) Board of
Commissioners approved the following activities:
Remuneration of Board of Commissioners and Board
of Directors
Board of Commissioners and Board of Directors receive
remuneration consisting of salary, allowances and bonus.
Total remuneration received by members of the Board
of Commissioners is reported by the Company in annual
GMS. Remuneration determined by the Board of Directors
is recommended by Board of Commissioners and
reported in the annual GMS.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
99
(dalam Jutaan Rp) (in million Rp)
No. JabatanPosition
Gaji & Tunjangan(sebelum Pajak)
Salary & Benefits (before tax)
Tantiem (sebelum Pajak)
Bonus (before tax)Total
2010 2011 2010 2011 2010 2011
1. Dewan Komisaris/Board of Commissioners
1116.7 1162.3 566.7 306 1683.4 1468.3
2. Direksi/Board of Directors
4364.7 4440 2758.9 977 7123.6 5417
Gaji Direktur Utama merupakan sebagai acuan porsi
100%, di mana gaji Direktur memiliki porsi 90% dari
nilai gaji Direktur Utama, sedangkan honorarium
untuk Komisaris Utama dan Komisaris memiliki porsi
masingmasing 40% dan 36% dari nilai gaji Direktur
Utama.
Dalam penetapan remunerasi untuk Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan menggunakan referensi pada
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-02/
MBU/2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan
Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Milik Negara serta dengan tetap memperhatikan
keadaan market competitiveness untuk level Jabatan
Direksi dan Dewan Komisaris.
Penghasilan anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dengan
mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi
dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi
dan faktor-faktor lain yang relevan sebagaiman yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
President Director’s salary is as 100% portion reference,
in which a director has a salary of 90% portion of the
President Director’s salary value, while the honorarium
for the President Commissioner and Commissioners have
a portion of each of 40% and 36% respectively of the
President Director’s salary.
Determination of remuneration for the Board of
Commissioners and Board of Directors refers to the
Minister of State Owned Enterprises Regulation No. Per-2/
MBU/2009 on Guidelines for Income Determination of
Board of Directors, Board of Commissioners and State-
Owned Enterprises Supervisory Board as well as with due
regard to the state of market competitiveness for the post
levels Board of Directors and Board of Commissioners.
Income of the Board of Directors and Board of
Commissioners’ members is established by the GMS by
considering factors of income, assets, the company’s
financial condition and ability, inflation rate and other
relevant factors as set out in laws and regulations.
Adapun perincian jumlah remunerasi yang diberikan
adalah sebagai berikut :
The details of the amount of remuneration are as follows:
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
100
Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan fungsi dalam Perseroan
yang berperan sebagai penghubung informasi Perseroan
dengan pemegang saham, mitra bisnis dan pelaku pasar
lainnya, pemerintah, media, seta pemangku kepentingan
lainnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretaris
Perusahaan dituntut untuk mengupayakan komunikasi
yang efektif dan transparan untuk keterbukaan informasi
yang menyangkut aksi korporasi dan transaksi material
yang dilakukan perusahaan. Selain itu Sekretaris
Perusahaan juga bertugas menyelenggarakan RUPS
dan informasi kepada publik untuk memaparkan kinerja
perusahaan kepada pemangku kepentingan.
Dalam hal kepatuhan, Sekretaris Perusahaan
bertanggungjawab memastikan Perseroan untuk selalu
memenuhi dan mematuhi peraturan-peraturan, hukum,
dan etika bisnis. Hal ini merupakan komitmen perusahaan
untuk menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang
baik.
Saat ini Sekretaris Perusahaan Perseroan dipimpin oleh
Ali Mundakir yang membawahi fungsi legal, Corporate
Relations dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Mekanisme GCG
Governance Mechanism merupakan mekanisme
implementasi GCG yang tercermin dalam sistem yang
kuat. Hal ini menjadi penting, karena implementasi
GCG tidak cukup hanya dengan mengandalkan pilar
governance structure, melainkan dibutuhkan adanya
aturan main yang jelas dalam bentuk mekanisme.
Governance mechanism dapat diartikan sebagai
aturan main, prosedur dan hubungan yang jelas antara
pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang
melakukan kontrol (pengawasan) terhadap keputusan
tersebut. Perseroan menyebut governance mechanism
dengan sebutan softstructure GCG. Softstructure
merupakan aspek penting dalam implementasi GCG,
karena softstructure GCG akan menjadi living document
bagi segenap jajaran dan tingkatan organisasi di suatu
perusahaan.
Secara mudah, GCG dapat diartikan sebagai mengerjakan
apa yang tertulis dan menuliskan apa-apa yang
dikerjakan. Dengan membentuk dan menguatkan
softstructure GCG, diharapkan tidak akan ada lagi
Corporate Secretary
Corporate Secretary is a function in the Company which
acts as a liaison information between the Company
and shareholders, business partners and other market
players, government, media, and other stakeholders. In
performing its duties, Corporate Secretary is required
to seek effective and transparent communication for
disclosure of information relating to corporate actions
and material transactions conductedby the company.
In addition the Corporate Secretary is in charge of
organizing the GMS and information to public to describe
the company's performance to stakeholders.
In terms of compliance, Corporate Secretary is responsible
to make sure that the Company always meet and comply
with regulations, laws and business ethics. This is the
company's commitment to implement good corporate
governance.
Currently, Corporate Secretary of the Company is led
by Ali Mundakir who oversees legal function, Corporate
Relations and corporate social responsibility.
GCG mechanism
Governance Mechanism is a GCG implementation
mechanism that is reflected in a strong system. This
becomes important because GCG implementation will
not be adequate by only relying on the governance
structure pillars, but it needs a clear rule in the form of the
mechanism. Governance mechanisms can be interpreted
as rules, procedures and a clear relationship between
parties that make decision and parties that control
over the decision. The Company called the governance
mechanism as GCG softstructure. Softstructure is an
important aspect in the implementation of GCG, because
GCG softstructure will be a living document for all ranks
and levels of the organization in a company.
GCG can be easily interpreted as conducting what is
written and write down what is done. By establishing
and strengthening GCG softstructure, it is expected that
there will be no decision-making practices based on
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
101
praktik-praktik pengambilan keputusan berdasarkan
kebiasaan. Tidak akan ada lagi praktik-praktik yang
termasuk “grey area”. Pembangunan aturan main yang
kuat ini diharapkan akan memperkokoh sistem Perseroan.
Apabila aturan main telah terbiasa dijalankan, ini akan
menjadi budaya, dimana Insan Perseroan diharapkan
telah terbiasa menjalankan sistem. Secara bertahap, hal
ini terus menerus dijalankan di Perseroan.
Softstructure GCG yang dimiliki Perseroan antara lain:
1. GCG Roadmap
GCG Roadmap merupakan arahan atau panduan
dalam proses menjalankan implementasi GCG sebagai
bagian dalam pencapaian tujuan Perseroan.
2. Code of CG
Merupakan sekumpulan nilai dan praktik perusahaan
yang menjadi dasar dan acuan bagi Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, segenap jajaran manajemen dalam
mengelola perusahaan dan berhubungan dengan
pihak-pihak berkepentingan lainnya (stakeholders).
Code of CG memuat prinsipprinsip penerapan
GCG yang selaras dengan perundang-undangan,
visi dan misi, serta budaya perusahaan. Perseroan
menempatkan Code of CG sebagai ‘payung’ bagi
pembuatan peraturan-peraturan teknis di bawahnya.
3. Board Manual
Board Manual merupakan kompilasi dari praktik-
praktik pengelolaan perusahaan yang bersumber dari
regulasi (Undang-undang/Peraturan), Anggaran Dasar
dan best practices yang disepakati bersama dalam
rangka implementasi GCG. Board Manual digunakan
oleh organ-organ perusahaan yang berfungsi
melakukan pengawasan dan pengelolaan Perusahaan,
yakni Dewan Komisaris dan Direksi.
4. Code of Conduct
Code of Conduct merupakan pedoman bagi individu
perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan
sesuai dengan budaya yang diharapkan. Merupakan
etika bisnis perusahaan dan nilai-nilai yang mengatur
cara mengelola perusahaan dalam mencapai visi, misi
habit. There will be no longer practices considered as
"gray area". Development of these rules is expected to
strengthen the Company’s system. If the rules had been
accustomed to be implemented, this will be a culture, in
which the Company’s personnel are expected to have
been used to carry out the system. Gradually, it will
continuously implemented in the Company.
Softstructure GCG of the Company includes:
1. GCG Roadmap
GCG Roadmap is a direction or guideline in the
process of implementing GCG as a part to achieve the
Company’s goals.
2. Code of CG
It is a set of the company’s values and practices that
become the basis and reference for the Shareholders,
the Board of Commissioners, all levels of management
in managing the company and interact with other
stakeholders. Code of CG contains the application of
GCG principles in line with laws, vision and mission,
as well as corporate culture. The Company places the
Code of CG as an 'umbrella' for the development of
technical regulations under it.
3. Board Manual
Board Manual is a compilation of corporate
management practices derived from the regulation
(Laws/RPeraturan), Articles of Association and best
practices that are mutually agreed upon within the
framework of the GCG implementation. Board Manual
is used by the organs of the company that conduct
oversight and management of the Company, the
Board of Commissioners and Board of Directors.
4. Code of Conduct
Code of Conduct is a guideline for the company’s
individual in carrying out corporate activities in
accordance with the expected culture. It is the
company's business ethics and values that govern
how to manage the company in achieving its vision,
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
102
dan tujuan. Merupakan komitmen tertulis tentang
GCG oleh manajemen dan karyawan Perseroan.
5. Piagam Komite di bawah Dewan Komisaris
Memiliki peran sebagai panduan bagi Komite
Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi dalam
pelaksanaan tugas sebagai organ pendukung Dewan
Komisaris. Karakteristik Piagam Komite ini bersifat
fleksibel dan dilakukan sesuai kebutuhan.
6. Piagam Internal Audit
Piagam Internal Audit memiliki peran untuk
meningkatkan fungsi pengendalian yang terintegrasi
di lingkungan PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia. Dan memastikan kegiatan operasional telah
dijalankan dengan baik sesuaidengan aturan main
yang berlaku.
7. Pakta Integritas
Pakta Integritas adalah pernyataan atau janji tentang
komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pakta Integritas diperlukan untuk mencegah
terjadinya praktik korupsi dan kecurangan. Pakta
Integritas menjadi komitmen bersama Dewan
Komisaris, Direksi dan seluruh Insan Perseroan dalam
menjalankan perusahaan secara profesional.
8. Ketentuan Penerimaan dan Pemberian Hadiah dan
Hiburan
Perseroan memiliki peraturan yang secara spesifik
mengatur mengenai penerimaan dan pemberian
hadiah dan hiburan. Dalam ketentuan ini terdapat
dua inti pokok yang harus dilaksanakan oleh Insan
Perseroan, sebagai berikut :
• InsanPerseroanDILARANGmemintadan/atau
menerima hadiah dan hiburan yang berhubungan
dengan jabatan dan pekerjaannya dari pihak luar ;
• InsanPerseroanDILARANGmemberikanatau
menjanjikan hadiah dan hiburan kepada pihakyang
berhubungan dengan Perusahaan
9. Kebijakan Benturan Kepentingan
Perseroan memiliki kebijakan yang
mengatur,mengenai benturan kepentingan.
Dalam kebijakan ini diatur mengenai hal-hal yang
mission and goals. It is a written commitment on GCG
by management and employees of the Company..
5. Committee Charter under Board of Commissioners
It has a role as a guidelinefor Audit Committee
and Nomination and Remuneration Committee in
performing their duties as the Board of Commissioners’
supporting organ. Characteristics of the Committee
Charter is flexible and is conducted as needed.
6. Internal Audit Committee
Internal Audit Charter has a role to enhance the
integrated control functions at PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia. Also ensure that operational
activities have been conducted properly according to
rules and regulations.
7. Integrity Pact
Integrity Pact is a statement or pledgeon commitment
to carry out all duties and responsibilities in
accordance with applicable regulations. Integrity
Pact is needed to prevent corruption and fraud.
Integrity Pact is a mutual commitmentof the Board of
Commissioners, Board of Directors and all personnel of
the Company torun the company professionally.
8. Provisions on Receipt and Giving Gifts and
Entertainment
The Company has specific regulations governing the
receipt and giving gifts and entertainment. In this
provisions there are two main subjects that must be
undertaken by the Company’s Personnel, as follows:
• TheCompany’spersonnelarePROHIBITEDfrom
asking and/or receiving gifts and entertainment
related to their position and job from outside party;
• TheCompany’spersonnelarePROHIBITEDfrom
giving or promising gift and entertainment to
parties related to the Company
9. Conflict of Interest Policy
The Company has a policy that regulates conflict
of interest. This policy regulates matters that are
categorized as conflict of interest, way of handling and
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
103
termasuk dalam kategori benturan kepentingan, cara
penanganan dan berbagai aspek lain terkait lainnya.
10. Whistleblower Policy
Perseroan memiliki ketentuan mengenai
whistleblower policy yakni sistem pelaporan
pelanggaran. Dalam ketentuan ini diatur mengenai
mekanisme pelaporan pelanggaran. Selain itu,
diatur juga mengenai tahap penerimaan laporan,
tahap penyelidikan sampai kepada tahap pemberian
keputusan dan sanksi yang akan diberikan apabila
pelanggaran yang dilaporkan terbukti.
11. Berbagai kebijakan dan prosedur lain terkait dengan
kepengurusan perusahaan berbasis GCG
Perseroan memiliki berbagai kebijakan lain yang
terkait dengan kepengurusan berbasis GCG. Tanggung
jawab penyusunan berada di Section of System and
Procedure. Dengan terpusatnya tanggung jawab
penyusunan kebijakan dan prosedur, diharapkan
dapat tercipta sebuah sistem yang komprehensif dan
terintegrasi bagi seluruh Insan Perseroan.
Pembagian tata kebijakan Perseroan terdiri atas
Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Kebijakan, Prosedur,
Manual dan Dokumen Pendukung.
Etika Bisnis dan Etika Kerja
Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang public
yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap
aktivitasnya. Implementasi GCG di Perseroan diharapkan
menjadi payung bagi seluruh sistem dan struktur
yang ada di dalam prinsip GCG sampai kepada level
operasional, sekaligus menjadi panduan dalam hubungan
Perseroan dengan stakeholders. Implementasi GCG di
Perseroan diarahkan untuk membentuk tidak saja sistem
dan struktur yang kuat, namun menciptakan mentalitas
SDM yang memiliki integritas baik sehingga menjadi
agent of change yang melaksanakan dan menjadikan
GCG sebagai budaya Perseroan. Perseroan berkomitmen
untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate
Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik
sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan
Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah
satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata
Nilai Unggulan Perseroan, yaitu Care & Safety Focus,
other related aspects.
10. Whistleblower Policy
The Company has a whistleblower policy provisions
regarding violations of the reporting system. This
provision regulates mechanism of violation reporting.
In addition, it also regulates stages of receiving the
report, the investigation to the delivery of decision and
sanctions that will be given if the reported violation is
proven.
11. Various policies and other procedures related to the
GCG-based company management
The Company has various other policies related
to GCG-based management. Responsibilities
offormulationis in System and Procedure Section.
Centralized responsibilities of policy and procedure
formulation is expected to create a comprehensive and
integrated system for all personnel ofthe Company.
The division of the Company’s policy governance
consists of Quality Policy, Quality Manual, Policies,
Procedures, Manual and Supporting Documents.
Business Ethics and Work Ethics
The Company is one of the public companies that has the
responsibility to implement Good Corporate Governance
(GCG) in each of its activity. GCG implementation in
the Company is expected to be the umbrella for all
systems and structures in the GCG principles down to the
operational levels, as well as a guideline in the Company's
relationships with stakeholders. GCG implementation
in the Company is aimednot only to establish strong
systems and structures, but creating a human resources
mentality who have good integrity to be the agent of
change to implement and make GCG as a culture of the
Company. The Company is committed to implementing
good corporate governance practices as part of efforts
to achieve the company’s Vision and Mission. Code of
Conduct is one manifestation of that commitment and
outlines the Company's Values, namely Care & Safety
Focus, Clean, Competitive, Confident, Customer Focused,
Commercial and Capable into the interpretation of
behaviors related to business ethics and code of conduct.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
104
Clean (Bersih), Competitive (berdaya saing), Confident
(Percaya Diri), Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan),
Commercial (Komersial) dan Capable (Berkemampuan)
ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika
usaha dan tata perilaku.
Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) disusun
untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan
pekerja sebagai Insan PDSI dalam mengelola perusahaan
guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan adanya
mekanisme yang menjadi pengikat bagi setiap insane
Perseroan dalam menjalankan implementasi GCG dengan
penuh komitmen dan konsistensi. Salah satu caranya
adalah dengan menjalankan Code of Conduct (Pedoman
Etika Bisnis dan Etika Kerja) Perseroan yang telah dimiliki
sejak tahun 2011. Code of Conduct mencakup prinsip-
prinsip dasar etika bisnis sebagai pedoman bagi seluruh
Insan Perseroan, yang terdiri dari beberapa aspek :
1. Etika Bisnis, mengatur hubungan dengan Pegawai
Perseroan, pelanggan, pemegang saham, pemerintah
dan regulator, lingkungan, penyedia barang/jasa,
kreditur/investor, pesaing dan masyarakat sekitar.
2. Etika kerja, mengatur tuntutan perilaku individu,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
perundangundangan, kerahasiaan informasi, benturan
kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah,
anti penggelapan, melindungi aset perusahaan,
keselamatan dan kesehatan kerja, menjaga criteria
perusahaan, serta ketepatan pencatatan.
Sistem dan Prosedur Perseroan
Perubahan internal Organisasi Perseroan menuntut
adanya adaptasi terhadap struktur organisasi dan proses
bisnis (business process) di lingkungan Perseroan.
Berkenaan dengan kelancaran dan kelangsungan operasi
Perseroan, kebijakan dan prosedur atas proses bisnis
di Perseroan perlu distandarkan dan disempurnakan.
Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal
dari ketentuan pemangku kepentingan (stakeholder
requirement) yang akan dijalankan oleh Perseroan
sehingga dapat menghasilkan kepuasan (stakeholder
satisfaction).
Business Ethics and Code of Conduct are composed to be
a reference of conductfor Commissioners, Directors and
employees as PDSI Personnel in managing the company
to achieve the vision, mission and corporate goals.
To support this, a mechanism is need with full
commitment and consistency. One of the ways is to
implement Code of Conduct (Code of Business Ethics and
Work Ethics) which has been owned by the Company
since 2011. Code of Conduct covers basic principles of
business ethics as a guideline for all personnel of the
Company, which consists of several aspects:
1. Business Ethics, governing the relationship with the
Company's employees, customers, shareholders,
governments and regulators, the environment,
providers of goods/services, lenders/investors,
competitors and surrounding communities.
2. Work ethics, governing the individual expected
behavior, compliance with laws and regulations,
confidentiality, conflicts of interest, giving and
receiving gifts, anti fraud, corporate assets protection,
occupational safety and health, maintain the
company's criteria, as well as the accuracy of recording.
Corporate System and Procedure
Changes in the Company's internal organization
requires adaptation to the organizational structure and
business process within the Company. With regard to the
smoothness and continuity of the Company's operations,
policies and procedures on the Company's business
processes need to be standardized and improved.
Approach in determining the business processes derived
from stakeholders’ requirements to be executed by the
Company so as to result in stakeholders’ satisfaction.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
105
Perseroan telah menentukan bisnis inti pada Jasa
Pengeboran, yang meliputi Drilling dan Workover, serta
pengembangan usahanya (business development).
Identifikasi terhadap stakeholder requirement kemudian
dirumuskan dalam rencana bisnis (business plan)
Perseroan dan menjadi target pencapaian di semua lini,
mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi.
Sementara dalam menjalankan setiap tahapan aktivitas
operasional tersebut didukung oleh fungsi-fungsi
Shared Services /Support di Perseroan. Secara garis
besar Business Process yang dijalankan di Perseroan
digambarkan seperti gambar berikut, imana dapat
dilihat keterlibatan masing-masing proses, sekaligus
merepresentasikan unsur organisasi yang mewakilinya.
Pengendalian Risiko Perseroan
“Sistem Monitoring Manajemen Risiko PDSI “ dibangun
sebagai bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
proses penerapan manajemen risiko pada “AKTIVITAS
BISNIS” APH khususnya PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia, yang merupakan suatu proses yang dilakukan
secara berkesinambungan untuk memaksimalkan
opportunities dan meminimalkan ancaman pada proyek-
proyek yang dilaksanakan.
Rangkaian kegiatan perencanaan dan penerapan
manajemen risiko perusahaan dan proyek di PT.
Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) telah
dilakukan dengan baik dan selaras dengan kebijakan
Direktorat Hulu Pertamina. Seluruh dokumen yang telah
dihasilkan dalam proses kegiatan sebelumnya sangat
membantu PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
(PDSI) untuk mencapai sasaran strategis dari perusahaan
yang tentunya harus sejalan dan selaras dengan visi dan
misi dari PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
Kegiatan perencanaan dan penerapan manajemen risiko
perusahaan dan proyek di PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia (PDSI) ini juga merupakan rangkaian dari
program perencanaan dan implementasi manajemen
risiko yang telah tersusun sebelumnya. Manajemen risiko
adalah hal yang baru dan menarik. Oleh karena tuntutan
pasar ke depan terhadap bisnis PDSI semakin berat dan
tidak mudah, maka BOD PT. PDSI sangat concern dan
komit terhadap hal ini, apalagi menyangkut rencana
The Company has determined its core business in Drilling
Services, covering Drilling and Workover, as well as its
business development. Identification of stakeholder
requirements is then formulated in a business plan of the
Company and becomes achievement target at all lines,
ranging from the pre-operation, operation and post-
operation.
Meanwhile in conductingeach stage, operational
activities are supported by Shared Services/Support
functions in the Company. In general, the Business
Processescarried out in the Company are described by the
following picture, where involvement of each process can
be seen, as well as represent their respective element of
organization.
Enterprise Risk Control
"PDSI Risk Management Monitoring System" was built
as an important part that can not be separated from the
risk management application in a Subsidiary’s "BUSINESS
ACTIVITIES" especially PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia, which is a continuous process conducted to
maximize opportunities and minimize threats on the
projects undertaken.
Series of planning and implementation of enterprise
and project risk management in PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia (PDSI) has been peroperly conducted
and in accordance with the policy of the Upstream
Directorate of Pertamina. All documents have been
produced in the previous activities help PT. Pertamina
Drilling Services Indonesia (PDSI) achieve its strategic
goals which must be consistent and aligned with vision
and mission of PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
(PDSI).
The planning and implementation of enterprise risk
management and project in PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia (PDSI) is also a series of planning and
implementation of risk management programsthat have
been previously arranged. Risk management is a new
and exciting issue. As the market demands ahead toward
the company’sbusiness areincreasingly tough and hard,
PT. PDSI’s BOD is highly concerned and committed to
this matter, especially regarding plans to launch IPO and
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
106
PDSI untuk masuk dalam IPO dan target-target lainnya.
Untuk itu perlunya kesadaran akan arti pentingnya
manajemen risiko dalam membawa gerbong bisnis PDSI.
Kesadaran itu terwujud dalam implementasi dan proses
pemantauannya. Selanjutnya “Dalam pemantauan dan
pengendalian manajemen risiko, peran SPI tidaklah kecil.
Laporan yang masuk harus dapat ditindaklanjuti dan
tidak sekedar menjadi “kreasi seni”. SPI akan bertindak
selaku pihak independen.
Pemantauan risiko merupakan upaya pengumpulan
informasi berlangsung dalam proses rutin dan menjadi
kegiatan preventif yang penting dilakukan. Karenanya
perusahaan harus intens melakukan kegiatan ini
gunamenghindarikejadianyangtakterduga.Yang
tak kalah pentingnya adalah pengendalian terhadap
risiko yang sering disebut sebagai penanganan
risiko, dengan mengacu pada langkah-langkah yang
diambil ketika suatu risiko terjadi atau akan terjadi.
Isu yang paling penting dalam pengendalian risiko
yang dihadapi dalam tahap awal peristiwa risiko yang
signifikan adalah awal untuk menentukan apa yang
sebenarnya terjadi. Tindakan respons terhadap risiko
yang telah direncanakan akan diseksekusi selama proyek
berlangsung, namun pekerjaan proyek harus juga
dipantau secara berkesinambungan terhadap risiko baru
yang mungkin muncul atau perubahan yang terjadi.
Penerapan Sistem Monitoring Manajemen Risiko
Beberapa hal penting terkait dengan kegiatan
perencanaan dan penerapan manajemen risiko korporat
dan proyek pada PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia (PDSI) melalui Penerapan Sistem Monitoring
Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil evaluasi atas pelaksanaan rencana
tindakan respons risiko beserta status pengendalian
(merah, kuning, hijau) atas kejadian-kejadian
risiko, guna mengetahui efektifitas dari tindakan
pengendalian yang telah dilakukan oleh PT PDSI.
2. Menyajikan laporan atas peristiwa kejadian risiko
selama tahun 2011 atau sebelumnya dan tindakan
pengendalian yang telah dilaksanakan terkait dengan
penerapan system Governance Risk and Compliance
(GRC) oleh Pertamina Korporat
3. Menyajikan daftar kejadian-kejadian risiko baru yang
belum teridentifikasi sebelumnya agar risk owner
lebih banyak mengetahui potensi risiko yang mungkin
timbul
other targets. Therefore the need for awareness of the risk
management importance in carryingPDSI’sbusiness. The
awareness is manifested in the implementation and its
monitoring process. Furthermore "In the monitoring and
control of risk management, the role of SPI is not small.
Incoming reports must be acted upon and not just being
a "creation of art". SPI will act as an independent party.
Risk monitoring is an effort of gathering information
becomes a routine process and preventive activities that
are important to be done. Therefore the company should
perform these activities intensively in order to avoid
unforeseen incidents. Equally important is the control
of risk is often referred to as risk management, with
reference to the steps taken when a risk occurring or will
occur. The most important issue in controlling the risks
faced in the early stages of significant risk events are the
beginning to determine what really happened. Action
in response to the risks that are planned to be executed
during a project, but work of project should also be
monitored continuously toward new risks that may arise
or changes that may occur.
Application of Risk Management Monitoring System
Some important things related to the planning
and implementation of enterprise and project risk
management at PT. Pertamina Drilling Services Indonesia
(PDSI) through the Application of Risk Management
Monitoring System as follows:
1. Discover the evaluation results of the implementation
of risk response action plans and their control status
(red, yellow, green) of the risk events, to determine
the effectiveness of control measures that have been
carried out by PT PDSI.
2. Presenting a report on risk events during 2011 or
earlier and control measures that have been carried
out regarding the application of the Governance Risk
and Compliance (GRC) system by Pertamina Corporate
3. Presenting a list of new risk events that have not been
identified previously to enable risk owners to be more
aware of potential risks that may arise
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
107
4. Menyajikan daftar kejadian-kejadian risiko yang telah
retired setelah adanya tindakan respon.
5. Menyajikan perubahan atau penambahan atas
rencana respons untuk kejadian risiko tertentu bila
rencana respon yang telah dibuat tidak atau belum
efektif.
6. Menyajikan perubahan atas status risiko residual
(probalitas dan dampak) dari kejadian-kejadian risiko
tertentu setelah dilakukan beberapa tindakan respon
7. Menyajikan estimasi potensi kerugian finansial atas
kejadian-kejadian risiko dalam risk register sehingga
manajemen dapat mengambil tindakan respon
dengan biaya respon yang wajar dan dianggarkan
dalam RKAP PT PDSI.
“Go Live” Risk Management Monitoring System
Pada tanggal 27 Maret 2011, PT PDSI telah melaksanakan
“go live” atas penerapan Sistem Monitoring Manajemen
Risiko. Dalam acara ini, PT.PDSI dengan penuh komitmen
terus berusaha melakukan peningkatan kapabilitas dalam
manajemen risiko, baik pada proyek ataupun dalam
kerangka Enterprise Risk Management.
Dalam hal ini SPI sebagai bagian dari Komite Manajemen
Risiko, sangat berperan penting dalam proses penerapan
manajemen risiko terutama pada proses pemantauan
dan pengendalian risiko, dalam kerangka audit berbasis
risiko. SPI akan mengeluarkan pendapat yang obyektif
dan independen kepada manajemen apakah pengelolaan
risiko telah dilakukan dengan pola yang dapat diterima.
Acara “Go Live” yang dihadiri oleh seluruh fungsi di PDSI
korporat dan wakil-wakil dari seluruh Area menghasilkan
kesepakatan untuk menyampaikan materi dari setiap
fungsi dan Area (proyek) yang akan menjadi laporan risk
profile untuk disampaikan kepada Pemegang Saham.
Selain itu, untuk meningkatkan komitmen dan motivasi
manajemen dan personel, PT PDSI merencanakan
untuk memasukkan penerapan manajemen risiko dan
pelaksanaan pemantauan dan pengendalian risiko
sebagai salah satu item KPI mulai dari BOD, VP, Manager
sampai dengan risk owner pada setiap fungsi dan proyek/
area yang ada.
4. Presenting a list of risk events that have been retired
after a response action.
5. Presenting the changes or additions to response plan
for particular risk events if the response plan that has
been made is not or yet effective.
6. Presenting changes in the residual risk status
(probability and impact) of certain risk events after
conducting several response actions
7. Presenting estimates of the potential financial loss over
risk events in the risk register so that management can
take response action with a reasonable response costs
and budget them in RKAP of PT PDSI.
"Go Live" Risk Management Monitoring System
On March 27, 2011, PT PDSI has conducted "go live" on
the application of Risk Management Monitoring System.
In this event, PT.PDSI with full commitment continued
to enhance capabilities in risk management, both at
the project or within the framework of Enterprise Risk
Management.
In this regard SPI as part of the Risk Management
Committee, plays a very important role in the process
of risk management implementation primarily on
monitoring and risk control process, within risk-based
audit framework. SPI will issue an objective and
independent opinion to the management if the risk
management has been carried out with an acceptable
pattern.
The "Go Live" event which was attended by all the
functions in PDSI corporate and representatives from all
areas resulted in an agreement to convey the material
of each function and area (project) which will be the risk
profile reports to be submitted to the Shareholders.
In addition, to raise commitment and motivation of
management and personnel, PT PDSI is planning to
include the application of risk management and the
monitoring and control of risk as one of the KPI items
from BOD, VP, Manager to the risk owner at every function
and existing project/area.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
108
Penerapan Risk Management ISO 31000 Standard
Untuk terus dapat meningkatkan kapabilitas
manajemen risiko pada lingkungan PDSI, maka
PDSI menyelenggarakan workshop “Introduction to
International Standard ERM ISO 31000 (Enterprise Risk
Management dengan standar ISO 31000) pada tanggal 23
s/d 25 Februari 2011.
Pemahaman dasar atas Standar Enterprise Risk
Management (ERM) yang sesuai dengan ISO 31000 ini
dilanjutkan dengan membuat rencana kerja penerapan
ISO 31000 dalam kerangka penerapan Enterprise Risk
Management di PT PDSI, dengan melakukan penyesuaian
terhadap risk management framework yang ada
sebelumnya.
Pada tanggal 11 s/d 15 Juli 2011 serta tanggal 5 s/d 9
Desember 2011, PDSI telah mengirimkan personelnya
untuk mengikuti ujian sertifikasi Internasional untuk
Enterprise Risk Management (ERM) berbasis standard
ISO 31000. Personel PT PDSI telah berhasil mendapat
sertifikasi ERMCP (Enterprise Risk Management Certified
Professionals) serta ERMAP (Enterprise Risk Management
Assosiate Program) dari ERM Academy, Singapura. Ujian
sertifikasi ini diadakan di Indonesia selama dua hari
setelah waktu pelatihan.
Application of Risk Management ISO 31000 Standard
To continue enhancing risk management capabilities
within PDSI, the company held workshop "Introduction
to International Standard of ERM ISO 31000 (Enterprise
RiskManagement with ISO standard 31000) on February
23 to 25, 2011.
The basic understanding of the Enterprise Risk
Management (ERM) Standard in accordance with ISO
31000 is followed by an action plan of the ISO 31000
implementation in the framework of Enterprise Risk
Managementat PDSI, to make adjustments to the risk
management framework that existed before.
On July 11 to July 15, 2011 and December 5 to December
9, 2011, PT PDSI sent its personnel to participate in
International certification test for Enterprise Risk
Management (ERM) based on ISO 31000 standard.
Personnel of PT PDSI have successfully received
certifications of ERMCP (Enterprise Risk Management
Certified Professionals) and ERMAP (Enterprise Risk
Management Associate Program) from the ERM Academy,
Singapore. This certification test was held in Indonesia for
two days after the training.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
109
Pelatihan selama lima hari yang dimulai dengan
pemantapan pengetahuan tentang prinsip-prinsip
manajemen risiko ISO 31000, dilanjutkan dengan
penguasaan aplikasi kerangka kerja ISO 31000, dan
kemudian diakhiri dengan mempraktikan bagaimana
melaksanakan proses manajemen risiko ISO 31000 secara
sistematis dalam satu siklus proses yang utuh.
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
mendukung implementasi ISO 31000 di perusahaan
karena pendekatan pelatihan ini berupa campuran antara
pemberian paparan oleh penyaji materi dan dinamika
kelas yang berupa diskusi kelompok, simulasi, studi kasus,
dan berbagi pengalaman dengan praktisi.
Salah satu langkah tahapan kerja PT. Pertamina Drilling
Services Indonesia (PDSI) dalam pencapaian sasaran
strategis adalah melakukan pembenahan internal secara
sistematis, antara lain kualitas layanan, kualitas rig, dan
kualitas SDM, terutama untuk memperbaiki kekurangan
yang ada.
Implementasi penerapan manajemen risiko di PT PDSI
antara lain dengan melakukan risk assessment terhadap
beberapa kegiatan operasional maupun rencana
investasi. Salah satu implementasi penerapan manajemen
risiko adalah berupa penutupan asuransi property land
rig termasuk Top Drive untuk periode 2010-2011 dengan
sum insured sebesar US$376 juta dengan nilai premi
sebesar 1,08%, serta penutupan asuransi TPL dan Marine
Cargo.
Gambaran Umum Eksposur Risiko Perseroan 2011 &
Antisipasi Eksposur Risiko 2012
Registrasi terhadap Profil Potensi Risiko yang telah
disusun PDSI menjadi tidak berarti tanpa ada
implementasi di lapangan. Rencana tindakan respon
yang telah dibuat sebelumnya masih perlu ditindaklanjuti
implementasinya termasuk melakukan pemantauan dan
pengendalian.
Manfaat-manfaat Penerapan Produk Manajemen Risiko
untuk PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)
secara khusus dan PT. Pertamina (Persero) secara umum
adalah sebagai berikut :
The five-day training started with the strengthening
knowledge of risk management principles of ISO 31000,
followed by the application of ISO 31000framework,
and then ends with practice how to implement
risk management processes systematically in a
comprehensive process cycle.
After this training, participants gain sufficient knowledge
and skills to support the implementation of the ISO 31000
at the company because of this training approach is a
mixture between material presentation by the instructor
and the class dynamics of group discussions, simulations,
case studies, and sharing experiences with practitioners.
One of work stages at PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia (PDSI) in achieving the strategic goals is to
conduct a systematic internal improvements, such as
servicequality, rigquality, and the quality of human
resources, especially to rectify existing deficiencies.
Implementation of risk management at PT PDSI among
others is by conducting risk assessment of some of the
operations and investment plans. One implementation of
risk management is land rig property insurance coverage
including Top Drive for the period 2010-2011 with sum
insured of USD376 million with a premium value of 1.08%,
and the insurance coverage of the TPL and Marine Cargo.
Overview of Enterprise Risk Exposures 2011 &
Anticipation of Risk Exposures 2012
Registration of Potential Risk Profile that has been
prepared by PDSI would be meaningless without actual
implementation. Implementation of response action plan
that was previously created still needs to be followed up
including by monitoring and control.
Benefits of Risk Management of Products Application
for PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) in
particular and PT. Pertamina (Persero) in general are as
follows:
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
110
• Membantudanmendukungpencapaiantujuan
perusahaan sesuai visi dan misi perusahaan.
• Mencapaikesinambunganpemberianpelayanan
kepada stakeholder, sehingga meningkatkan kualitas
dan nilai perusahaan.
• Mencapaihasilyanglebihbaikberupaefisiensidan
efektivitas di setiap bidang organisasi.
• Meningkatkanakuntabilitasdancorporategovernance
(tata kelola) yang baik dan benar.
• Secarasubstansialakanmengurangibiaya-biaya
melalui penurunan tingkat kerugian dan memperbaiki
teknik dan pelaksanaan Manajemen Risiko.
• Membantudidalampengambilankeputusanyang
transparan dan berjalannya proses manajemen
yang baik, sampai dengan pemahaman lebih dalam
terhadap risiko-risiko yang signifikan dan bagaimana
cara mengendalikan risiko tersebut.
• MeningkatkanreputasiPT.PertaminaDrilling
Services Indonesia (PDSI) secara khususnya dan PT.
Pertamina secara umumnya di dalam komunitas
bisnis internasional, dan dengan para mitra kerja di
dalam mengadopsi praktek-praktek manajemen risiko
terbaik.
• Meningkatkanmoraldankinerjapegawaimelalui
peningkatan dan pelaksanaan standarisasi pekerjaan
dan mengurangi eksposur kerugian seperti pada
properti aset perusahaan, karyawan dan operasional.
• Mengubahpandanganterhadaprisikomenjadilebih
terbuka dan membentuk langkah awal suatu budaya
risiko di perusahaan.
1. Potensi Risiko keterlambatan / gagalnya proses
pengadaan investasi
Dampak dari adanya keterlambatan atau gagalnya
proses pengadaan investasi adalah :
a) Tidak tercapainya target investasi
b) Pelaksanaan pemboran terganggu sehingga
utilisasi rig tidak tercapai
c) Tidak tercapainya revenue yang sesuai dengan
RKAP 2011
Beberapa hal yang menjadi akar penyebabnya adalah
antara lain :
a) Terjadinya gagal lelang
b) Over Load difungsi pengadaan SCM
c) Vendor pemenang tender tidak dapat memenuhi
persyaratan yang ditetapkan
• Assistandsupporttheachievementofcorporategoals
according to the vision and mission.
• Achievecontinuityofservicedeliverytostakeholders,
thus improving the quality and value of the company.
• Achievebetterresultsintheformofefficiencyand
effectiveness in every area in the organization.
• Increaseaccountabilityandgoodandproper
corporate governance.
• Itwouldsubstantiallyreducecoststhroughthe
reduction of losses and improve the techniques and
the implementation of Risk Management.
• Assistinthetransparentdecisionmakingprocess
and running good management, up to a deeper
understanding of the significant risks and how to
control those risks.
• ImprovethereputationofPT.PertaminaDrilling
Services Indonesia (PDSI) in particular and the PT.
Pertamina in general in the international business
community, and with its partners in adopting risk
management best practices.
• Raisemoraleandperformanceofemployeesthrough
improvement and standardization of work execution
and reduce exposure to losses such as the company's
property assets, employees and operations.
• Changetheviewoftherisktobecomemoreopenand
establish an initial step in the company's risk culture.
1. Potential Risk of delay/failure of the investment
procurement process
The impacts of delay or failure of investment
procurement process are:
a) Theinvestment target was not achieved
b) Disruptions in Implementation of drilling that led to
failure to reach rig utilization
c) Revenue target of RKAP 2011was not achieved
Some issues that became the source of the problems
include:
a) Failed auctions
b) Over Load at SCM procurement function
c) Vendor who won the bid failed to meet the
requirements
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
111
Untuk mengantisipasi terjadinya risiko ini di kemudian
hari, manajemen telah menetapkan beberapa rencana
sebagai risk treatment yaitu :
a) Melakukan survey pasar dan pembuatan data base
atas harga barang dan jasa serta perencanaan tata
waktu pelelangan yang optimal
b) Penambahan personil dan peningkatan kompetensi
SDM untuk fungsi SCM
c) Pemilihan dan penetapan vendor yang harus
selektif sesuai performance yang dimiliki
2. Potensi Risiko Tidak Optimalnya Pengelolaan
Maintenance dan Repair, baik dari aspek
perencanaan, pelaksanaan, maupun dari
pengendaliannya.
Akibat dari kejadian ini akan berdampak pada
terganggunya waktu pelaksanaan pemboran sehingga
utilisasi dan Availability rig tidak tercapai. Akar
penyebab dari kejadian risiko ini adalah :
a. Kompetensi SDM secara menyeluruh belum
sepenuhnya memadai
b. SOP perencanaan dan pelaksanaan maintenance
sudah tidak up to date
c. Pemahaman tentang tatacara dan tatawaktu
preventif maintenance belum optimal.
Untuk mengatasi hal ini, manajemen telah
merumuskan rencana untuk menurunkan peluang
serta dampaknya melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan Finetune Organisasi dan pemenuhan
SDM Maintenance.
b. Melaksanakan Continuous Improvement TKO dan
TKI, untuk hal-hal yang sudah tidak sesuai lagi.
c. Sosialisasi minimal per 6 bulan untuk mereview TKO
dan TKI serta mencari masukan.
3. Potensi risiko tidak selesainya proses perijinan dan
penyiapan lokasi pemboran
Dampak dari kejadian ini berakibat pada tidak
tercapainya target laba yang sesuai dengan target
pada RKAP 2011, serta terganggunya pelaksanaan
pemboran sehingga utilisasi rig tidak tercapai.
Penyebab dari kejadian risiko ini adalah perencanaan
lokasi pemboran yang tidak optimal serta kondisi
lingkungan yang terkait dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat yang tidak kondusif.
To anticipate this risk in the future, the management
has set several plans ad risk treatment as follows:
a) Conduct market survey and produced data base on
prices of goods and services as well as planning the
optimal time of auction
b) The addition of personnel and improving the
competence of human resources for SCM function
c) The selection and determination to be selective
according to vendor-owned performance
2. Potential Risk of Not optimized Maintenance and
Repair Management, both from the aspect of
planning, implementation, and its control
This incident will have an impact on the time
disruption of rig drilling so that the target of Rig
utilization and Availability are not achieved. The root
cause of the occurrence of these risks are:
a. HR competency as a whole has not been fully
adequate
b. SOP of maintenance planning and execution was
not up to date
c. Understanding of the procedures and time of
preventive maintenance was not optimal.
To overcome this, management has formulated plans
to reduce the opportunities and impacts through the
following activities:
a. Perform Finetune of Organization and the
fulfillment of HR Maintenance.
b. Implement Continuous Improvement of TKO and
TKI, for issues that are no longer appropriate.
c. Dissemination at least every 6 months to review the
TKO and TKI as well as seeking input.
3. Potential risk of unfinished licensing process and
preparation of drilling locations
The impact of these events resulted in failure to
achieve profit targets stated in RKAP 2011, as well
as disruption of the drilling so that the rig utilization
target was not achieved. This risk event was caused
by the drilling locationplanning was not optimal and
environmental conditions associated with the local
community’s social and cultural conditions are not
conducive.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
112
Rencana respon yang dilakukan adalah melakukan
koordinasi dengan pihak Korporat, PT PEP, para
stakeholder lainnya termasuk Aparat keamanan serta
pemerintah setempat.
4. Risiko Mata Uang Asing
Perusahaan rentan terhadap risiko nilai tukar mata
uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata
uang. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari
transaksi komersil di masa depan serta aset dan
liabilitas yang diakui.
5. Risiko Harga dan Suku Bunga
Risiko harga adalah fluktuasi nilai instrumen keuangan
sebagai akibat perubahan harga pasar. Saat ini
Perusahaan tidak terekspos terhadap risiko harga
karena semua transaksi penjualan yang dilakukan
adalah dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa dengan harga yang telah disetujui bersama.
Perusahaan tidak terekspos secara signifikan dengan
risiko suku bunga karena, selain kas dan setara
kas, tidak ada aset dan kewajiban yang berbunga.
Pendapatan dan arus kas yang diperoleh dari aktivitas
operasi secara substansial independen terhadap
perubahan suku bunga pasar.
6. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul
dalam situasi dimana posisi arus kas Perusahaan
mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari
pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk
memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka
pendek. Sebagian besar arus kas masuk perusahaan
bergantung pada dana dari Pertamina, dalam bentuk
cash call. Management perusahaan secara rutin
melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus
kas aktual dan melakukan koordinasi secara rutin atas
pendanaan dengan Pertamina.
7. Risiko Usaha
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Perusahaan
selalu menghadapi bahaya dan risiko yang
ditimbulkan dari aktivitas produksi seperti kebakaran,
bencana alam, ledakan, keretakan, pencemaran
lingkungan, kecelakaan kerja dan kerugian
The response plan action was to coordinate with
the Corporate, PT PEP, other stakeholders including
security forces and local government.
4. Foreign Currency Risk
The company is vulnerable to exchange rate risk
of foreign currency arising from various currency
exposures. Exchange rate risk arose from foreign
currency transactions as well as the commercial future
of assets and recognized liabilities.
5. Price and Interest Rate Risk
Price risk is the fluctuation in the value of financial
instruments due to changes in market prices. Currently
the Company is not exposed to price risk as all sales
transactions are conducted by related parties with a
mutually agreed price.
The Company is not significantly exposed to
interest rate risk because, aside from cash and cash
equivalents, there was no interest in assets and
liabilities. Revenues and cash flow from operating
activities are substantially independent of changes in
market interest rates.
6. Liquidity Risk
Liquidity risk is the risk that arises in situations where
the position of the Company's cash flows indicates
that the cash inflow from short-term revenues are not
sufficient to meet cash outflows for the short-term
expenses. Most of the company's cash inflows depend
on funding from Pertamina, in the form of cash call.
The company’s management routinely monitor
the cash flow forecast and actual cash flows and to
coordinate on a regular basis for funding by Pertamina.
7. Operating Risk
During its operations, the Company has always faced
the dangers and risks arising from production activities
such as fire, natural disaster, explosion, cracks,
environmental pollution, work accidents and losses
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
113
lainnya. Untuk mengurangi dampak keuangan
dari kemungkinan bahaya dalam operasional ini,
Perusahaan memiliki asuransi atas risiko kerugian-
kerugian tertentu, namun tidak untuk seluruh risiko
kerugian.
8. Risiko tidak tepatnya waktu pengiriman rig sesuai
delivery time yang telah disepakati.
Hal ini akan berdampak pada terlambatnya “time
to enter market” sehingga berpotensi kehilangan
peluang bagi PDSI untuk menghasilkan pendapatan.
Penyebab dari risiko tersebut terjadi:
• Pemasokyangtidakprofesional
• Prosespengadaanyanglamasehinggaterlambat
diterima oleh pemasok.
Untuk mengantisipasi risiko serupa dimasa
mendatang, beberapa langkah mitigasi risiko yang
dilakukan adalah melakukan pengadaan langsung
ke pabrikan, melakukan due diligence terhadap
calon pemasok (reputasi dan legalitas) dan serta
mempercepat proses penerbitan SPK / PO kepada
pemasok.
9. Risiko meningkatnya initial investment yang tidak
dapat dimonitoring
Adalah dimana perusahaan akan mengeluarkan biaya
initial investment yang lebih besar dari harga yang
ditawarkan oleh pabrikan / Sole distributor.
Hal ini disebabkan :
• Pengadaanperalatanrigdilakukantidakmelalui
sole distributor atau pabrikan
• Perencanaanterhadapnilaiestimasiperalatan
rig yang kurang memadai dan cenderung tidak
didukung data-data estimasi harga yang terbaru
dari pabrikan.
Mitigasi yang dilakukan agar potensi risiko tersebut
tidak terjadi di masa mendatang dengan melakukan
prioritas terhadap proses pengadaan rig langsung
melalui pabrikan/ distributor, melakukan kujungan
langsung ke lokasi manufaktur dan penyempurnaan
database informasi harga peralatan rig secara
sustainable.
other. To reduce the financial impact of the possible
hazard in this operation, the Company has insurance
on the risk of certain losses, but not all risk of loss.
8. Risk of untimely delivery of rig according to agreed
delivery time.
This will impact on the delay in "time to enter the
market", so it potentially causes loss of opportunity for
PDSI to generate income.
The cause of the risk are:
• Supplierswerenotprofessional
• Theprocurementprocesswaslongthatcausedlate
delivery by the supplier.
In anticipation of similar risks in the future, some of the
risk mitigation measures are undertaken to procure
directly to the manufacturer, perform due diligence
on potential suppliers (reputation and legality) and
accelerate the process of SPK/PO issuance to the
supplier.
9. Risk of increased initial investment that can not be
monitored
The risk is when the company spent larger initial
investment costs than the price offered by
manufacturer/Sole distributor.
This was caused by:
• Rigequipmentprocurementdoesnotconducted
through sole distributor or manufacturer.
• Planningofrigequipmentestimatedvaluewas
iinadequate and tend not to be supported by the
latest data of estimated prices from manufacturer.
Mitigation is done so that the potential risk does
not happen in the future by making a priority of
the rig procurement process directly through the
manufacturer/distributor, direct visit to he location of
manufacturing and improving information database of
rig equipment prices sustainably.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
114
10. Risiko ketidaksiapan memasuki pasar yang
tersedia setelah peralatan diterima dan
dinyatakan layak untuk operasi.
Adalah dimana pay out time terhadap pengembalian
investasi menjadi lebih lama. Hal ini terjadi pada
proyek pengadaan rig 1000 HP dan 1500 HP yang
disebabkan oleh :
• KetidaksiapanSDMterhadappenguasaanteknologi
yang ada
• Lahanpemboranbelumsiapuntukdilakukan
pemboran
Untuk mengantisipasi risiko tersebut dimasa
mendatang, beberapa langkah mitigasi risiko yang
sedang dilakukan oleh PDSI dengan melakukan
seleksi dan training SDM terutama untuk rig electrical
dan mechanical dan melakukan koordinasi serta
pendekatan dengan pemberi kerja (kontarktor KKS)
11. Risiko asset rig tidak dapat dicatat/ dibukukan
sesuai standar IFRS
Adalah dampak dari laporan keuangan diqualifikasi
karena tidak sesuai standar IFRS. Hal ini disebabkan
harga per komponen asset rig tidak dipisahkan.
Mitigasi untuk risiko ters ebut adalah dengan
melakukan perhitungan harga per komponen asset
dalam perhitungan OE
12. Risiko meningkatnya jumlah Unbilled
Dikarenakan Perusahaan sebagian besar bertransaksi
dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa yang
menghendaki agar dilakukan pembagian terhadap
denda pajak. Ada Faktor internal dan eksternal yang
menjadi penyebab risiko ini seperti:
• Tidaklengkapnyadokumenpendukungtimesheet
• Verifikasidenganpihakyangmemilikihubungan
istimewa membutuhkan waktu yang lama.
• Ketidaklengkapandalamkontrakmengenai
kejelasan batas waktu berita acara serah terima.
• BelumadanyaTKOdraftinvoice.
10. Riskof unpreparedness to enter the market after
the equipment is received and declared fit for
operation.
It is when pay-out time of the return on investment
takes longer. This occurred in the procurement project
of rig HP 1000 and HP 1500 caused by:
• HRunpreparednessinthemasteryofexisting
technologies
• Drillinglocationwasnotreadyfortheexecutionof
drilling
To anticipate future risks, several measures of risk
mitigation are being conducted by PDSI through the
selection and training of human resources, especially
for electrical and mechanical rig as well as coordinate
and approach the employer (KKS contractors)
11. Rig asset risk cannot be recorded/booked based
on IFRS standards
It is the impact of the disqualified financial statements
because it does not meet IFRS standards. This is due
to price per rig asset components are not separated.
The mitigation for the risk is to perform calculations of
price per asset component in the calculation of OE
12. Risk of increasing number of Unbilled
The risk arises because the company conducts most
of its transactions with related parties that requires
distribution of tax penalty. There are internal and
external factors that cause this risk such as:
• Incompletetimesheetsupportingdocument
• Verificationwithrelatedpartiestookalongtime.
• Incompletecontractprovisionsonclarityof
handover document deadline
• AbsenceofTKOdraftinvoice.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
115
Untuk mengantisipasi risiko serupa di masa
mendatang, perusahaan melakukan mitigasi risiko
dengan menerapkan sistem S2C (Sales to Cash),
koordinasi itensif dilakukan dengan drilling pihak yang
memiliki hubungan istimewa dan koordinasi antara
fungsi Sarbang dan fungsi Operasi PDSI.
13. Risiko Sumber Daya Manusia
Adalah dampak dari masalah-masalah yang berasal
dari faktor manusia, terhadap perolehan pendapat,
beban dan laba perusahaan. Ada Faktor yang
dapat dikendalikan dan tidak dikendalikan menjadi
penyebab risiko seperti:
• Deskripsipekerjaanyangbelumjelas
• Produktivitasdanmotivasikaryawan
• Peluangditempatlain
Untuk mengantisipasi risiko serupa di masa
mendatang, beberapa langkah yang sedang
dilakukan perusahaan adalah antara lain dengan
membuat deskrisi pekerjaan sesuai dengan proses
bisnis perusahaan, menerapkan punishment dan
reward secara konsisten dan konsekuen, peningkatan
remunerasi karyawan dan melakukan kegiatan
pelatihan secara terjadwal dan berkelanjutan untuk
semua pekerja.
Upaya-upaya Mitigasi Risiko
Pihak manajemen perusahaan telah melakukan
beberapa upaya-upaya untuk meminimalkan risiko-risiko
perusahaan yang timbul dengan :
1. Analisislebihlanjutuntukmenentukankejadian–
kejadian risiko yang menjadi prioritas dari pihak
manajemen atas risk register yang telah diupdate.
2. Melakukan Analisis kuantitatif atas seluruh dampak
risiko yang terdapat pada risk register baik risk
register korporat maupun proyek. Penentuan secara
kuantitatif atas dampak risiko sangat diperlukan dan
bermanfaat bagi perusahaan untuk menentukan
langkah kerja selanjutnya.
3. Menerapkan pemahaman yang tepat dan benar bagi
seluruh manajemen dan pekerja di bidang kompensasi
berbasis risiko ( seperti KPI, dan Lainnya)
To anticipate a similar risk in the future, the company
mitigates risk by implementing S2C (Sales to Cash)
system, intensive coordination with related parties’
drilling and coordination between PDSI’s Marketing
and Development function and Operations function.
13. Human Resources Risk
The risk as impact of problems caused by human
factors, on revenues, expenses and profit of the
company. There are controllable and uncontrollable
factors that cause the risk such as:
• Unclearjobdescription
• Produktivityandmotivationofemployees
• Opportunitieselsewhere
To anticipate a similar risk in the future, steps that are
being carried out by the company include to create
jobs description in accordance with the company's
business processes, implement punishment and
reward consistently and consequently, raise in
employee remuneration and conduct scheduled and
sustainable training activities for all workers.
Risk Mitigation Efforts
Management of the company has made some efforts to
minimize enterprise risks that arise as follows:
1. Further analysis to determine which risk events
becomes a priority of the management on updated
risk register.
2. Perform quantitative analysis of all the risk impact
on the risk register both corporate and project risk
registers. Quantitative determination of the impact
of risk is necessary and beneficial for the company to
determine the next work step.
3. Apply proper and appropriate understanding for all
management and workers in risk-based compensation
department (such as KPIs, and Others)
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
116
2013-2014
Culture2012-2013
Habit
2011-2012
DiciplineFrameworkAwareness
Road Map ERM - (Generic)Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan PerusahaanIn its Relation with the Company’s Growth
• DoNothing • InternalControl• Ketergantungan
kpd Internal Audit• Programmitigasi
individual• Bergantungkpd
kualitas orang dan budaya perusahaan
• Leadership• Budaya
Perusahaan
• Penentuanrisiko• Adanya
Operational risk manager
• PengembanganAlat2: Peta Risiko, Manual, Sistem, Komite
• Pengelolaanlossevent tahap awal
• Modelekonomisederhana
• PenentuanValuePreposition
• KematanganFungsi Unit
• Indipedensi• PenentuanValue
yg Tepat
• Visi&goaloperational risk management yg jelas
• KPI&KRIyang jelas & komprohensif
• SistemPelaporanRisiko yg terkonsolidasi
• Pengembangankriteria eskalasi usaha
• TrainingProgram
• KuantifikasiRisiko• PenentuanKPIdanKRI–Knowledge-based
• SasaranKuantitatifdari Pengukuran Risiko
• KomiteRMygefektif
• AdanyaLeadingIndicators
• SistemDatabase&Analisa Loss Event yg Komprohensif
• ModelEkonomidrRisiko yg bersifat bottom-up
• SistemInformasiPengambilan keputusan ERM
• LeadingIndicators- Model
• Risk-adjustedCorporate plan
• Hubungankuantitatif antara KPI, KRI & Kerugian (losses)
• HubunganantaraReturn–Kompensasi yg sdh Risk-adjusted (EVA)
• HubunganantaraPengelolaan Risiko dgn Kompensasi SDM
• HubunganRisiko–Value
• HubunganRisiko-Nilai Usaha –KompensasiPegawai
Stage 0
Stage 1
Stage 2
Stage 3
Stage 4
Stage 5
ERM Road Map
Key Success Factors
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
117
Internal Audit
Pedoman dan Kebijakan Dasar Perusahaan Perseroan
mengenai GCG merekomendasikan agar perusahaan
memiliki fungsi pengawasan internal (Internal Audit).
Perseroan memandang Internal Audit sebagai salah
satu fungsi pengendali dan pengawas internal untuk
mendukung kegiatan operasional, keuangan dan
manajemen menjadi lebih efektif dan efesien.
Internal Audit Perseroan juga telah menetapkan Piagam
Internal Audit yang merupakan aturan perilaku bagi
Internal Auditor dan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan
Internal Audit. Piagam ini ditetapkan melalui SK Direktur
Utama dan ditandatangani bersama oleh Head of Internal
Audit, Direktur Utama dan Ketua Audit tanggal 17
Desember 2010.
Internal Audit Perseroan menempatkan diri sebagai mitra
auditee (pihak yang diaudit) dalam tujuan pencapaian
sasaran Perusahaan. Aktivitas Internal Audit mencakup
pengujian atas transaksi keuangan, compliance (ketaatan
terhadap peraturan), serta pengujian terhadap system
Internal Audit
Fundamental Guidelines and Policies of the Company
GCG recommends the company to have internal control
function (Internal Audit). The Company views Internal
Audit one of internal control and supervisory functions to
support operations, finance and management becomes
more effective and efficient.
Internal Audit also has established the Internal Audit
Charter which is a code of conduct for Internal Auditors
and the basic principles of Internal Audit implementation.
This charter was established by decree of the President
Director and co-signed by Head of Internal Audit,
President Director and Chairman of Audit on December
17, 2010.
The Company’s Internal Audit positionsitself as auditees’
partner in the Company's goal achievement. Internal
Audit activities include examination of financial
transactions, compliance (adherence to rules), and
examination of existing systems, running processes and
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
118
yang ada, proses dan operasi yang berjalan. Saat ini
Internal Audit Perseroan dipimpin oleh Abdul Azis
Mukhlis. Dalam struktur organisasi Perseroan, fungsi
Internal Audit, langsung di bawah Direktur Utama.
Struktur Divisi tersebut terdiri dari :
1. Corporate Office & Shared Services Audit Manager
(Vacant)
Telah dilakukkan staffing terdiri dari 1 (satu) orang
Senior Auditor, 2 (orang) Junior Auditor yang
menangani aspek audit operasional maupun
keuangan;
2. Product Owner & marketing Audit Manager (Vacant)
3. Planning & Evaluation Asistance Manager (Vacant)
Telah dilakukan staffing terdiri dari 1 (satu) orang
Planning & Evaluation Assistance yang menangani
aspek perencanaan dan evaluasi pelaksanaan audit,
monitoring tindak lanjut dan kesekretariatan.
Tugas penting Audit Internal Perseroan adalah
memastikan bahwa pengendalian internal Perusahaan
telah berjalan dan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Dalam melaksanakan tugasnya, langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Kerja Audit Tahunan (RKAT) pada
setiap awal tahun berdasarkan analisis risiko yang
dimiliki Perusahaan. RKAT ini disampaikan kepada
Direksi dan Komite Audit untuk mendapatkan
persetujuan;
b. Melakukan pengujian terhadap pelaksanaan
pengendalian internal dan manajemen risiko sesuai
kebijakan yang dimiliki Perusahaan;
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap
auditee yang mencakup aspek pemasaran,
operasi,keuangan, sumber daya manusia, pengadaan,
teknologi informasi, dan kegiatan lainnya;
d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang
obyektif tentang kegiatan yang diperiksa;
e. Memantau, menganalisis, dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan.
Selama tahun 2011, telah dilakukan audit terhadap
beberapa obyek audit sebagai berikut :
a. Audit atas Pengadaan Barang
b. Audit atas Pengelolaan Persediaan material Periode
Tahun 2010
operations. Internal Audit is currently headed by Abdul
Aziz Mukhlis. In the Company's organizational structure,
Internal Audit function is directly under the President
Director.
The Division structure is composed of:
1. Corporate Office & Shared Services Audit Manager
(Vacant)
Staffing has been carried out comprising 1 (one) Senior
Auditor, 2 (two) Junior Auditorsto handle operational
and financial audit;
2. Product Owner & marketing Audit Manager (Vacant)
3. Planning & Evaluation Assistant Manager (Vacant)
Staffing has been carried out comprising 1 (one)
Planning & Evaluation Assistant to handle planning
and evaluation of audit implementation, follow-up
monitoring and secretariat.
Important task of the Company's Internal Audit is to
ensure that the Company's internal controlhas been run
and improved from year to year. In performing its duties,
the steps are as follows:
a. Prepare Annual Audit Work Plan (RKAT) at the
beginning of each year based on risk analysis of the
Company. RKAT is presented to the Board of Directors
and Audit Committee for approval;
b. Conduct examination on the implementation of
internal control and risk management in accordance
with the Company’s policies;
c. Conducting checksand assessment on auditee
covering aspects of marketing, operations, finance,
human resources, procurement, information
technology, and other activities;
d. Provide improvement advices and objective
information on audited activities;
e. Monitor, analyze, and report the corrective follow-up
implementation.
During 2011, audit has been performed on several
objects as follows:
a. Audit on Procurement of goods
b. Audit on material inventory management period 2010
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
119
c. Audit atas Pertanggungjawaban Biaya Area
d. Audit atas Pelaksanaan Jasa Angkutan Berat dan Crane
untuk Drilling Area Sumbangsel
e. Evaluasi atas Proses Verifikasi Tagihan PT Patra Drilling
Contracttor (PDC) di Onshore Drilling Area Jawa
f. Audit atas pengelolaan Barang Bekas (Limbah)yang
Masih Mempunyai Nilai Ekonomis
g. Evaluasi atas Addendum I PO No. 3900077004 Antara
PT PDSI dengan PT Dieselindo Utama Nusa
h. Audit atas Pembayaran Kepada PT Aqua Terra Oceanic
Offshore
i. Evaluasi atas Pelaporan Time Distribution dalam
Sistem S2C
j. Evaluasi atas Permasalahan Repeat Order 2 Rig 1000
HP dan 1500HP.
Dari hasil pelaksanaan audit tersebut, Internal Audit
bersama-sama dengan auditee telah membahas
hal-hal yang merupakan kelemahan untuk diberikan
saran perbaikannya. Seluruh Laporan Hasil Audit
beserta rekomendasinya disampaikan kepada Direksi
dan Komisaris melalui Komite Audit. Laporan ini juga
disampaikan kepada auditee untuk dapat dipergunakan
sebagai bahan perbaikan baik aspek pengendalian
internal, maupun proses dan aktivitasnya.
Secara berkala Internal Audit melakukan monitoring atas
pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi audit dengan
pihak auditee. Pelaksanaan tindak lanjut sudah berjalan
cukup baik dengan dilaksanakannya rekomendasi yang
diberikan, termasuk rekomendasi dari pemeriksaan
khusus.
Etika Bisnis dan Etika Kerja | Code of Conduct
Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang public
yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap
aktivitasnya. Implementasi GCG di Perseroan diharapkan
menjadi payung bagi seluruh sistem dan struktur
yang ada di dalam prinsip GCG sampai kepada level
operasional, sekaligus menjadi panduan dalam hubungan
Perseroan dengan stakeholders. Implementasi GCG di
Perseroan diarahkan untuk membentuk tidak saja sistem
dan struktur yang kuat, namun menciptakan mentalitas
SDM yang memiliki integritas baik sehingga menjadi
agent of change yang melaksanakan dan menjadikan
c. Audit on Area Cost Accountability
d. Audit on Transportation Service of Heavy Equipment
and Crane for Drilling Area of southern Sumatra
e. Evaluation on Billing Verification Process of PT Patra
Drilling Contracttor (PDC) at Onshore Drilling Java Area
f. Audit on Waste management that still have Economic
Value
g. Evaluation on Addendum I PO No. 3900077004
Between PT PDSI and PT Dieselindo Utama Nusa
h. Audit on Payment to PT Aqua Terra Oceanic Offshore
i. Evaluation on Time Distribution Reporting in S2C
System
j. Evaluation on Matters of Repeat Order of 2 rigs, Rig
1000 HP dan 1500HP.
From the results of the audit, the Internal Audit together
with the auditees have discussed weaknesses to be
given suggestions for improvement. The Report of Audit
Results and its recommendations are submitted to the
Board of Directors and Commissioners through the Audit
Committee. This report was also presented to the auditees
to be used as a improvement material for internal control
aspects, as well as processes and activities.
Internal Audit regularly monitor the implementation
of the follow-up on audit recommendations with
the auditees. Implementation of follow-up has been
running quite well with the implementation of the
recommendations, including recommendation of a
special examination.
Business Ethics and Work Ethics | Code of Conduct
The Company is one of the public companies that has the
responsibility to implement Good Corporate Governance
(GCG) in each of its activity. GCG implementation in
the Company is expected to be the umbrella for all
systems and structures in the GCG principles down to the
operational levels, as well as a guideline in the Company's
relationships with stakeholders. GCG implementation
in the Company is aimednot only to establish strong
systems and structures, but creating a human resources
mentality who have good integrity to be the agent of
change to implement and make GCG as a culture of the
Company. The Company is committed to implementing
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
120
GCG sebagai budaya Perseroan. Perseroan berkomitmen
untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate
Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik
sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian Visi dan
Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah
satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata
Nilai Unggulan Perseroan, yaitu Care & Safety Focus,
Clean (Bersih), Competitive (berdaya saing), Confident
(Percaya Diri), Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan),
Commercial (Komersial) dan Capable (Berkemampuan)
ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika
usaha dan tata perilaku.
Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) disusun
untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan
pekerja sebagai Insan PDSI dalam mengelola perusahaan
guna mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan adanya
mekanisme yang menjadi pengikat bagi setiap insane
Perseroan dalam menjalankan implementasi GCG dengan
penuh komitmen dan konsistensi. Salah satu caranya
adalah dengan menjalankan Code of Conduct (Pedoman
Etika Bisnis dan Etika Kerja) Perseroan yang telah dimiliki
sejak tahun 2011. Code of Conduct mencakup prinsip-
prinsip dasar etika bisnis sebagai pedoman bagi seluruh
Insan Perseroan, yang terdiri dari beberapa aspek :
1. Etika Bisnis, mengatur hubungan dengan Pegawai
Perseroan, pelanggan, pemegang saham, pemerintah
dan regulator, lingkungan, penyedia barang/jasa,
kreditur/investor, pesaing dan masyarakat sekitar.
2. Etika kerja, mengatur tuntutan perilaku individu,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
perundangundangan, kerahasiaan informasi, benturan
kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah,
anti penggelapan, melindungi aset perusahaan,
keselamatan dan kesehatan kerja, menjaga criteria
perusahaan, serta ketepatan pencatatan.
good corporate governance practices as part of efforts
to achieve the company’sVision and Mission. Code of
Conduct is one manifestation of that commitment and
outlines the Company's Values, namely Care & Safety
Focus, Clean, Competitive, Confident, Customer Focused,
Commercial and Capable
into the interpretation of behaviors related to business
ethics and code of conduct.
Business Ethics and Code of Conduct are composed to be
a reference of conductfor Commissioners, Directors and
employees as PDSI Personnel in managing the company
to achieve the Vision, Mission and corporate goals.
To support this, a mechanism is need with full
commitment and consistency. One of the ways is to
implement Code of Conduct (Code of Business Ethics and
Work Ethics) which has been owned by the Company
since 2011. Code of Conduct covers basic principles of
business ethics as a guideline for all personnel of the
Company, which consists of several aspects:
1. Business Ethics, governing the relationship with the
Company's employees, customers, shareholders,
governments and regulators, the environment,
providers of goods/services, lenders/investors,
competitors and surrounding communities.
2. Work ethics, governing the individual expected
behavior, compliance with laws and regulations,
confidentiality, conflicts of interest, giving and
receiving gifts, anti fraud, corporate assets protection,
occupational safety and health, maintain the
company's criteria, as well as the accuracy of recording.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
125
Mengingat arti pentingnya sumber daya manusia (SDM)
dalam bisnis pengeboran, Perseroan menempatkan
pekerja sebagai asset terpenting dalam menjalankan
proses bisnis Perseroan. Kinerja dan kapabilitas SDM
yang handal akan membawa pengaruh terhadap
keberhasilan Perseroan meraih visi dan misinya.
Karena itu Perseroan terus melakukan perubahan
dan perbaikan secara berkesinambungan
mulai dari perekrutan, pembinaan dan
pengembangan SDM agar dapat
mengantisipasi setiap tantangan bisnis
yang sangat dinamis dan mampu
meningkatkan nilai Perseroan bagi
Pemegang Saham dan pemangku
kepentingan lainnya. Pengelolaan
SDM yang efektif merupakan
bagian yang integral dalam
strategi Perseroan.
Sejalan dengan strategi bisnis
jangka panjang Perseroan untuk focus
pada bisnis inti dan menata kembali
pengembangan struktur bisnis sehingga
menjadi lebih kuat, maka Perseroan
memantapkan kembali pola pengelolaan
SDM yang berbasis Human Capital sebagai mitra
strategis manajemen dalam mewujudkan visi, misi
dan tujuan usaha Perseroan.
Sampai dengan 31 Desember 2011, Perseroan didukung
oleh 372 orang pekerja, yang terdiri dari 104 orang
pekerja Perbantuan dari PERTAMINA (Persero) dan
268 orang Pekerja Direct Hire Perusahaan. Apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka terlihat
untuk Pekerja Perbantuan dari PERTAMINA (Persero)
mengalami penurunan sebesar 8%, sedangkan untuk
Pekerja Direct Hire mengalami kenaikan diatas 100%
untuk PWTT (Pekerja Waktu Tidak Tertentu) dan untuk
PWT (Pekerja Waktu tertentu) relatif sama.
Penurunan jumlah pekerja Perbantuan dari Persero
dikarenakan telah memasuki masa pensiun (terminasi
alami) maupun mutasi keluar dari Perusahaan dan
kembali ke PERTAMINA (Persero). Sedangkan kenaikan
Pekerja Direct Hire Perusahaan yang signifikan karena
adanya rekrutmen pekerja baru melalui pendidikan
perusahaan dan juga kebijakan Perusahaan dalam
mengakomodir PWT yang potensial untuk diangkat
menjadi PWTT Direct Hire Perusahaan.
Considering the importance of human resources in the
drilling business, the Company puts workers as the most
important asset in running the Company’s business
process. Human resources’ reliable performance and
capability will bring impact toward the Company’s
success in achieving its vision and mission. Therefore, the
Company continues to carry out constanttransformation
and improvement starting from recruitment, training
and human resources development aimed at
anticipatingevery dynamic business challenge and
increasing the Company’s value for the shareholders
and other stakeholders. Effective human resources
management is an integral part of the Company strategy.
In line with the Company's long-term business strategy to
focus on core businesses and reorganize the development
of business structure to become stronger, the Company
re-establishes the pattern of Human Capital-based
human resources management as a management
strategic partner in materializing the Company’s vision,
mission and objective.
As of December 31, 2011, the Company was supported
by 372 workers comprised 104 support workers from
PERTAMINA (Persero) and 268 Company’s Direct Hire
Workers. Compared to the previous year, there has
been 8% decrease in support workers from PERTAMINA
(Persero) while for the Direct Hire workers saw 100%
increase in PWTT (No Specific Time Workers) and for the
PWT (Specific Time Workers) was relatively the same.
Decrease in numbers of Support workers from Persero
was due to the workers have entered retirement (natural
termination) or were transferred from the Company and
returned to PERTAMINA (Persero).Meanwhile, increase in
Company’s Direct Hire workers is significant due to new
recruits through the Company education and Company’s
policy in accommodating potential PWT to be promoted
to become the Company’s Direct Hire PWTT.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
126
Headcount Des 2010 Des 2011 % Headcount
Pekerja Perbantuan 113 104 -8 Support Workers
PWTT Direct Hire 62 154 148 PWTT Direct Hire
PWT Direct Hire 134 114 -15 PWT Direct Hire
Total 309 372 20 Total
No. Layer Jenjang Kepangkatan 31 Des 2010 % 31 Des
2011 % Ranks
1. L0 Direksi 4 1 4 1
2. L1 Vice President/ setara 4 1 9 2
3. L2 Manager 26 8 26 7
4. L3 Assistant Manager/ setara 55 18 66 18
5. L4 Sr Supervisor/ setara 31 10 72 19
6. L5 Supervisor/ setara 89 29 120 32
7. L6 Staff 100 32 75 20
Total 309 100 372 100
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Dibandingkan dengan tahun 2010, terjadi perubahan
jumlah pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, terutama
pada kelompok pendidikan Pasca Sarjana dan Sarjana
yang mengalami penurunan namun pada kelompok
Diploma mengalami kenaikan sebanyak 25 orang.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa pada penerimaan
pekerja di tahun 2011 Perusahaan lebih difokuskan
pada pekerja guna menunjang kegiatan operasional
Perusahaan, dan sebagai langkah antisipasi
bertambahnya jumlah armada rig PDSI.
Selain itu, komposisi pekerja pada kelompok
pendidikanSarjana merupakan porsi terbesar dari
keseluruhan kelompok pendidikan di PDSI dengan
jumlah hampir 50%. Hal ini menunjukkan bahwa di
samping pekerja berketerampilan teknis operasional,
maka kelompok sarjana masih memegang peranan yang
dominan dalam menjalankan bisnis dan manajemen
Perseroan. Ditambah lagi kelompok Pasca Sarjana
yang kian melengkapi kekuatan SDM Perseroan dalam
menunjang aktivitas bisnisnya.
Pemetaan pekerja berdasarkan pendidikan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Workers Composition Based on Education
Compared to 2010, there has been a change in work-
ers numbers based on education level, especially in
Graduate,Post Graduate and Undergraduate education
group that saw a decrease, while Diploma group experi-
enced an increase by 25 people.
The increase shows that during worker recruitment in
2011, the Company is focusing on the workers as an effort
to support Company’s operations, and in anticipation to
the increasing number of PDSI rig fleet.
In addition, the workers composition in the undergradu-
ate education group is the largest portion of the entire
educational groups in PDSI with its number reaches near-
ly 50%. This indicates that beside workers with technical
operations skill, undergraduate group still holds a key role
in running the business and the Company’s management.
The Graduate and Post Graduate group which increas-
ingly complement the Company’s human resources force
in supporting its business activities.
A worker mapping based on education can be seen in the
table below.
The table below describes detail on the Company’s
Workers based on their ranks:
Tabel dibawah ini menguraikan rincian Pekerja Perusahaan berdasarkan posisi jabatan :
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
127
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Usia
Sesuai dengan tabel dibawah, terlihat bahwa jumlah
pekerjapadakelompokusia26–45tahunmendomi-
nasi komposisi keseluruhan pekerja dengan jumlah 249
pekerja (68%). Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan me-
miliki jumlah pekerja dengan usia produktif yang cukup
signifikan sehingga memiliki potensi yang besar untuk
memberikan kontribusi bagi Perusahaan.
Namun demikian program kaderisasi dan succesion plan
tetap perlu dimatangkan dengan melihat fakta bahwa
dalam 5 tahun ke depan pekerja dalam kelompok usia 46-
56 tahun (sepertiga dari keseluruhan komposisi pekerja)
akan memasuki masa pension.
Workers Composition Based on Age
In accordance with the table below, it is seen that workers
numbersaged between 26 and 45 dominate the entire
worker composition with the number reaches 249 work-
ers (68%). This indicates that the Company has significant
number of workers in productive age so that it has a great
potential to contribute to the Company.
However, regeneration program and succession plan
still need to be refined by taking into consideration the
fact that in the next 5 years, workers grouped under the
age between 46 and 56 (one-third of the entire workers
composition) will enter retirement.
No. Jenjang Pendidikan 31 Des 2010 % 31 Des 2011 % Education Level
1. Pasca Sarjana (S2 dan S3) 24 8 21 6 Graduate and Post Graduate (S2 and S3)
2. Sarjana (S1) 165 53 178 48 Undergraduate (S1)
3. Diploma (D1 s.d. D3) 38 12 63 17 Diploma (from D1 to D3)
4. SLTA / Kejuruan 82 27 110 30 High School/Vocational School
Total 309 100 372 100 Total
No. Jenjang Usia 31 Des 2010 % 31 Des 2011 % Age Range
1. 20–25Tahun 9 3 25 7
2. 26–30Tahun 79 26 78 21
3. 31–35Tahun 51 17 58 16
4. 36–40Tahun 40 13 55 15
5. 41–45Tahun 31 10 58 16
6. 46–50Tahun 45 15 49 13
7. 51–55Tahun 48 16 38 10
8. Di atas 56 Tahun 6 2 11 3
Total 309 100 372 100
Produktivitas SDM
Dalam hal produktivitas pekerja, secara umum dapat
dilihat terjadi sejumlah penurunan yang cukup signifikan
terutama pada komponen laba usaha dan laba bersih.
Namun untuk pendapatan usaha relatif stabil. Hal ini
dikarenakan laba bersih dan laba usaha Perusahaan
juga mengalami penurunan sementara jumlah pekerja
mengalami peningkatan.
Human Resources Productivity
In terms of worker productivity, in general, a number
of significant declines can be seen in the component
of operating income and net income. However, the
operating revenue is relatively stable.This is because the
net income and operating income ofthe Company also
experienced a decrease while the number of workers has
increased.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
128
Komponen Satuan Unit 2010 2011 Satuan
Unit 2010 2011 Component
Pendapatan Usaha/ Jumlah Pekerja
Rp. Milyar 4.54 4.38 USD Ratusan Ribu
4.98 4.99 Operating Revenues/ Number of Workers
Beban Usaha/ Jumlah Pekerja
Rp. Milyar 3.18 3.86 USD Ratusan Ribu
3.50 4.40 Operating Expenses/Number of Workers
Laba Usaha/ Jumlah Pekerja
Rp. Milyar 1.35 0.52 USD Ratusan Ribu
1.48 0.59 Operating Profit/ Number of Workers
Laba Bersih/ Jumlah Pekerja
Rp. Milyar 1.00 0.37 USD Ratusan Ribu
1.09 0.42 Net Income/ Number of Workers
Program Pengembangan/Peningkatan Kompetensi
SDM Tahun 2011
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan sejumlah
pengembangan dan peningkatan kompetensi di bidang
Sumber Daya Manusia. Adapun program perbaikan
tersebut adalah :
Pembenahan Organisasi
Melakukan evaluasi atas fungsi-fungsi dalam organisasi
untuk mendukung kegiatan Perusahaan, seperti
memperkuat fungsi QHSE dan pembentukan Fungsi
Sekretaris Perseroan yang berada di bawah koordinasi
langsung Direktur Utama. Perbaikan organisasi ini
bertujuan agar proses bisnis dapat berjalan lebih efektif
sehingga diharapkan dapat lebih kompetitif terhadap
persaingan dunia usaha.
Menjadikan parameter Key Performance Indicator (KPI)
sebagai salah satu kontrak kinerja yang harus dilakukan
oleh setiap fungsi yang ada dalam Perusahaan
Pengembangan SDM
Implementasi program pengembangan pekerja
yang dilakukan sejalan dengan kebutuhan bisnis dan
pemenuhan target kinerja sehingga mendukung
pencapaian target kerja dan tujuan Perusahaan.
Program pengembangan pekerja salah satunya adalah
melalui pelatihan. Pengembangan difokuskan pada
pengembangan kompetensi pekerja baik kompetensi
teknikal maupun kompetensi manajerial.
Program pelatihan yang telah dilakukan tersebut adalah :
1. Mandatory Training Program, yaitu pelatihan yang
berkaitan dengan persyaratan suatu pekerjaan baik di
bidang operation maupun support yang wajib diikuti
oleh pekerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan
kepangkatannya.
Development Program/HR Competency Improvement
Year 2011
In 2011, the Company conducted a number of
development and competency improvement in the field
of Human Resources. The improvement programs are as
follow:
Organization Reform
Conducting evaluation on functions in the organization
to support Company activities, such as strengthening
the function of QHSE and establishing the function
of Corporate Secretary which is under the direct
coordination of President Director. The organization
improvement is aimed to run a more effective business
process so that it can be expected to be more competitive
in businessworld competition.
Making the Key Performance Indicator (KPI) parameter as
one of the performance contracts which must be done by
each function within the Company.
HR Development
The implementation of workers development program
is carried out in line with the business needs and
meeting the performance target in a bid to support the
achievement of the Company’s target and objectives.
One of the workers development programs is training.
The development is focused on the development of
workers’ competency both in technical competency and
managerial competency.
Training programs that have been carried out are as
follow:
1. Mandatory Training Program, a training related to
job requirement both in operations and support
which is mandatory to be participated by workers in
accordance with the job functions and ranks.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
129
2. Technical Training Program, yaitu pelatihan yang
berkaitan dengan kompetensi teknis pendukung
suatu jabatan sesuai dengan fungsi pekerjaan dan
kepangkatannya.
3. General Training Program, yaitu pelatihan yang
berkaitan dengan soft skill sesuai dnegan fungsi
pekerjaan dan kepangkatannya, segala bentuk
pembelajaran untuk menambah pengetahuan umum
dan secara langsung tidak terkait dengan persyaratan
jabatan atau kompetensi pada suatu jabatan tertentu.
4. Pembelajaran bekerjasama dengan PT. PERTAMINA
(Persero) dan GE Oil University. Program ini bertujuan
untuk pengembangan pekerja di bidang oil & gas
terutama dalam hal ilmu teknikal secara best practices
dan memberikan pemahaman mengenai managerial
secara umum. Dilaksanakan selama 1.5 Bulan di
Pertamina Learning Center (PLC).
5. Leadership, PPEP & TLE
6. Upskilling Rig Superintendent
Secara keseluruhan, pada tahun 2011 Perseroan telah
menyelenggarakan 510 hari pelaksanaan pelatihan
dengan jumlah peserta sebanyak 223 orang pekerja.
Learning days pada tahun 2011 adalah sebesar 7.28 hari,
yakni 1 orang di Perseroan mendapatkan hari pelatihan
sebanyak 7.28 hari.
Pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada semua pekerja
dengan kesempatan yang sama dan memperhatikan
kompetensi serta bidang pekerjaan yang ditangani.
Investasi pelatihan dan pengembangan yang dikeluarkan
pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 4,850 Milyar di
luar biaya perjalanan dinasnya. Rata-rata alokasi biaya
pelatihan per seluruh pekerja adalah sebesar Rp. 13
Juta. Nilai ini dapat diartikan bahwa Perusahaan sudah
memandang pekerja sebagai asset Perusahaan yang
diharapkan dapat menghasilkan revenue yang lebih
tinggi lagi.
Jumlah Pekerja PDSI yang sudah lulus dan memiliki
sertifikasi untuk jasa pengeboran pada tahun 2011 adalah
sebanyak 149 orang pekerja. Jumlah ini meningkat
sebanyak 40% dari jumlah pekerja bersertifikat pada
tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan
sangat memberi perhatian yang tinggi terhadap aspek
keselamatan kerja di jasa pengeboran.
2. Technical Training Program, a training related to
supporting technical competency of a post in
accordance with the job function and ranks.
3. General Training Program, a training related to soft
skill in line with the job functions and ranks, all form
of learning to improve general knowledge and not
directly related tojob requirement or competency of a
certain position.
4. Learning, in cooperation with PT PERTAMINA (Persero)
and GE oil University. This program is aimed to develop
workers in the field of oil and gas especially in terms of
technical knowledge in best practices and provide an
understanding in terms of general managerial. This is
carried out for 1.5 months at the Pertamina Learning
Center (PLC).
5. Leadership, PPEP & TLE
6. Upskilling Rig Superintendent
In general, throughout 2011 the Company has organized
510 days of training with the number of participants
reached 223 workers. Learning days in 2011 were 7.28
days, with 1 person in the Company gets 7.28 days of
training days.
The trainings given to all workers with equal
opportunities and regard totheir respective competence
and job areas.
Investments for training and development spent in 2011
amounted to Rp4.850 billion excluding business trip
costs. Average training cost allocation per total workers
amounting Rp13 million. The values can be interpreted
that the Company has viewed its workers as assets that
are expected to generate higher revenue.
The number of PDSI workers who have passed and
obtained certification for drilling services in 2011 was
149 workers. These numbers show a 40% increase from
certified worker numbers recorded in 2010. This indicates
that the Company gives high attention to safety aspects
in the drilling services.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
130
Di samping pendidikan dan pelatihan, program
pengembangan pekerja juga dilakukan melalui
pelaksanaan kenaikan golongan di mana pada tahun
2011 telah dilakukan sebanyak 51 orang pekerja.
Sedangkan untuk recruitment di tahun 2011 mencapai
169 orang, yang terdiri dari 23 orang berasal dari fresh
graduate sedangkan 146 orang merupakan tenaga pro
hire yang berasal dari internal perusahaan.
RencanaProgramImprovementSDMYangBerkelanjutan
Beberapa rencana program improvement yang telah
direncanakan untuk terus melakukan pengelolaan
manusia yang sejalan dengan strategi Perusahaan
sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan
Perusahaan yang diharapkan, antara lain :
1. Melaksanakan tinjauan dan evaluasi terhadap struktur
organisasi yang ada, kinerja SDM, kompetensi dan
alokasi sumber daya manusia sehingag diharapkan
tercipta organisasi yang lebih efektif, lebih handal
dalam melaksanakan proses bisnis, menghasilkan
produktivitas tinggi dan diharapkan dapat lebih
kompetitif terhadap persaingan dunia usaha terutama
jasa layanan Rig.
2. Program penguatan Culture masih dilakukan secara
berkelanjutan sebagai dasar untuk membangun
budaya Good Corporate Governance (GCG) melalui
program internalisasi code of conduct (Pedoman Etika
Bisnis dan Etika Kerja).
3. Program perbaikan sistem melalui evaluasi kebijakan
dan prosedur SDM dengan memperhatikan
pertimbangan efisiensi dan efektifitas proses kerja.
Program penyusunan career path dan succesion
planning akan dibuat berdasarkan skill group para
pekerja. Perbaikan proses resourcing juga akan
dilakukan yaitu dengan lebih mengoptimalkan media
sourcing yanga da, melakukan kerjasama dengan PT.
PERTAMINA (Persero), memperluas jaringan komunitas
sosial,dan mengikuti job fair serta melakukan
penyempurnaan terhadap database.
4. Untuk menjamin kesiapan sumber daya manusia
dalam menghadapi tuntutan bisnis yang ada, maka
perlu dipastikan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh
pekerja sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
jabatannya. Oleh karena itu analisa lebih jauh akan
dilakukan untuk memfokuskan pada pemenuhan
kesenjangan kompetensi yang ada dan dilaksanakan
secara komprehensif melakui program pelatihan dan
pendidikan.
Aside from education and training, workers development
program also done through the implementation of
promotion which in 2011 has been applied to 51 workers.
As for the recruitment in 2011, reached 169 people,
comprised 23 fresh graduates while 146 people were pro-
hire workers from within the Company.
Sustainable HR Improvement Program Plan
A number of improvement program plans which
have been planned to continue to perform people
management in line with the Company’s strategy
and ultimately able to achieve the Company’s
expectedobjectives, including:
1. Implementing review and evaluation on existing
organizational structures, HR performances,
competencies and human resources allocation so that
a more effective organization can be created, more
reliable in performing business process, generate high
productivity and is expected to be more competitive
toward business world competition especially in rig
services.
2. Culture reinforcement program continued to be
conducted as the foundation in building Good
Corporate Governance (GCG) through internalization
program of code of conduct (Guidelines for Business
Ethics and Work Ethics).
3. System improvement program through policy
and HR procedure evaluation by taking into
accounteffectiveness and efficiencies of work process.
Career path development program and succession
planning will be formulated by optimizing existing
media sourcing through cooperation with PT
PERTAMINA (Persero), extending social community
networks and by participating in job fairs as well as
improving the database.
4. To guarantee human resources readiness in dealing
with existing business demands, it is necessary to
ensure that the workers’ competencies are in line with
their job requirement. Therefore, further analysis will
be done to focus on fulfilling the existing competency
gaps and comprehensively implemented through
training and education programs.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
131
5. Mengembangkan program knowledge management
sebagai bagian dari pengembangan SDM, yaitu
berupa sarana untuk menyampaikan ide, konsep, dan
informasi yangd apat diakses oleh seluruh pekerja,
termasuk sarana untuk mendokumentasikan informasi
dan pengetahuan yang dimiliki oleh Perusahaan.
6. Melakukan pengembangan sistem HRIS sehingga
dapat digunakan secara optimal, terutama untuk
kegiatan-kegiatan pengelolaan SDM yang saat ini
masih dilakukan secara manual.
Pengelolaan Hubungan Industrial
Tahun 2011 pengelolaan SDM di PDSI semakin solid
dengan terbentuknya Serikat Pekerja (SP). PDSI juga
melibatkan SP dalam melakukan beberapa konsultasi
terkait perpanjangan Peraturan Perusahaan yang habis
tahun 2011, serta dalam rencana perancangan Perjanjian
Kerja Bersama (PKB).
PDSI juga melakukan hubungan kerja sama dengan
Instansi Pemerintah baik daerah maupun pusat
seperti Departemen Tenaga Kerja RI dalam rangka
perpanjangan Peraturan Perusahaan serta pendaftaran
tenaga kerja di area-area kerja PDSI. Serta menghadiri
berbagai undangan seminar ketenagakerjaan yang
diselenggarakan oleh LSM maupun instansi pemerintah
setempat. Hal ini dilakukan selain untuk menambah
wawasan juga untuk membina hubungan yang baik
dengan lembaga pemerintah serta LSM setempat.
Untuk mengakomodir serta memberi kesempatan bagi
pemuda setempat, PDSI juga melakukan perekrutan
Bimbingan Profesi Ahli Teknik (BPAT) di lingkungan kerja
PDSI yaitu melakukan rekrutmen ke politeknik-politeknik
setempat seperti Politeknik Negeri Medan, Politeknik
Negeri Lhoksumawe, Politeknik Negeri Palembang,
Politeknik Negeri Padang dan Politeknik Negeri
Samarinda. Dari hasil tersebut, pada tahun 2011 PDSI
berhasil melakukan perekrutan 37 orang BPAT baik untuk
posisi Driller dan SCM.
PDSI memiliki Badan Dakwah Islam (BDI) yang
menyelenggarakan pengajian rutin tiap bulan di kantor
pusat maupun area. Selain itu, untuk memfasilitasi
kegiatan olahraga pekerja, dibentuk BAPOR PDSI dengan
kegiatan rutin seperti futsal, senam, bulutangkis, sepeda,
mancing dan menyelam.
5. Developing the management knowledge program
as part of HR development namely means to deliver
ideas, concepts and information that can be accessed
by all workers, including means to document
information and knowledge owned by the Company.
6. Conducting HRIS system development so that it can
be used optimally especially for HR management
activities which to this day still done manually.
Industrial Relations Management
In 2011 HR management at PDSI became more solid
with the establishment of a Workers Union (SP). PDSI
also involved the SP in conducting several consultancies
in relation to the extension of Company Regulation
which expired in 2011, as well as in designing plan of the
Collective Work Agreement (PKB).
PDSI also cooperated with the government agencies
both regional and central such as the Manpower Ministry
of Republic of Indonesia in bid to extend the Company
Regulation and registering the workers in PDSI’s work
areas. As well as attending various manpower seminars
organized by NGOs and local government agencies. This
is done aside from improving knowledge also to develop
good relations with local government agencies and
NGOs.
To accommodate and provide the opportunity for
local youths, PDSI also conducted recruitment of the
Engineering Profession Guidance (BPAT) programwithin
PDSI work environment by conducting recruitment at
local polytechnics such as Medan State Polytechnic,
Lhokseumawe State Polytechnic, Palembang State
Polytechnic, Padang State Polytechnicand Samarinda
State Polytechnic. From this program, PDSI managed to
recruit 37 people of the BPAT both for drillers and SCM
positions in 2011.
PDSI has the Islamic Teachings Body (BDI) which organizes
routine Koran recital each month at the head and area
offices.In addition, to facilitate workers’ sports activities,
a BAPOR PDSI was formed by holding routine activities
such as futsal, gymnastics, badminton, cycling, fishing
and diving.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
132
Sistem Informasi SDM
Pada tahun 2011, telah dilakukan permulaan project
untuk meningkatkan Human Resources Information
System sesuai dengan kebutuhan organisasi. Penerapan
HRIS untuk pekerjaan terkait pengelolaan SDM antara lain
pencatatan absensi pekerja, update data pribadi pekerja,
dan melihat data-data pekerja terkait dengan golongan
upah, riwayat jabatan dan nilai kinerja.
HR Information System
In 2011, a project has started to improve Human
Resources Information System in accordance with the
organization needs. The implementation of the HRIS
for jobs related to HR management including workers
attendance record, workers personal data updates, and
viewing workers data regarding wage, job histories and
performance scores.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
133
Menginjak tahun ke-empat sebagai entitas bisnis
dan anak perusahaan, PT. Pertamina Drilling Services
Indonesia tak pernah berhenti meningkatkan performa
sebagai salah satu langkah pengembangan sayap bisnis
di bidang jasa pengeboran dengan mengedepankan
kualitas seluruh aspek bisnis. Oleh karena itulah pada
tahun 2011 ini, Quality telah terintegrasi secara resmi
dengan aspek HSE menjadi satu kesatuan aspek Quality,
Health, Safety and Environment (QHSE).
Program-program kerja yang telah berjalan pada tahun-
tahun sebelumnya terus dikembangkan dan dievaluasi
secara berkesinambungan dengan mengintegrasikan
aspek Quality berperan. Continuous Improvement
dalam bentuk inovasi baik dari segi teknis, sumber daya
manusia, budaya hingga teknologi berbuah peningkatan
performa pada tahun 2011 ini.
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia telah
mendapatkan pengakuan mengenai kualitas sistem
manajemen dalam bentuk sertifikasi ISO 9001:2000 sejak
sebelum menjadi anak perusahaan, yaitu mulai tahun
2004 dengan PT. SGS Indonesia sebagai badan sertifikasi.
Segala macam bentuk kegiatan operasional terlaksana
sesuai dengan sistem dan prosedur tata cara yang telah
tersusun serta terdokumentasi, sesuai dengan prasyarat
dari ISO 9001:2000. Internal Audit maupun Surveillance
dilaksanakan secara rutin sesuai jadwal, tim Internal
Auditor telah dibentuk dengan pembinaan terlebih
dahulu melalui pelatihan dan sertifikasi sebagai Internal
Auditor.
Sementara untuk sistem Manajemen HSE, Perseroan
juga telah mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:1999
pada tahun 2005 dengan PT. TUV Nord Indonesia
selaku badan sertifikasi, dan diaudit secara rutin setiap
tahunnya baik internal maupun eksternal. Pada tahun
2010 dilakukan integrasi antara sistem manajemen
mutu dengan sistem manajemen HSE sekaligus upgrade
sistem manajemen mutu menjadi ISO 9001:2008. Kedua
sertifikasi ini merupakan salah satu pembuktian bahwa
bisnis dan operasional PT. Pertamina Drilling Services
In its fourth year as business entity and subsidiary, PT
Pertamina Drilling Services Indonesia never ceases efforts
in improving performance as one of the steps to develop
business wings in drilling services by prioritizing quality
in all business aspects. Therefore, in 2011, Quality aspect
has officially been integrated in HSE aspect to become
Quality, Health, Safety and Environment (QHSE) aspect.
The work programs that have been running in previous
year continue to be developed and evaluatedon an
ongoing basis by integrating aspects of Quality role.
Continuous Improvement in the form of innovation
from technical aspect, human resources, culture and
technology resulting in the improvement of performance
this 2011.
PT Pertamina Drilling Services Indonesia has gained
recognition of its management system quality in the form
of ISO 9001:2000 certification since before it became a
subsidiary, starting from 2004 with PT SGS Indonesia as
the certification body. All types of operations are done
in accordance with the system and procedures which
has been organized and documented, according to ISO
9001:2000 requirements. Internal Audit and Surveillance
were done periodically according to schedule; Internal
Auditor team has been formed by prior guidance through
training and certification as an Internal Auditor.
As for HSE system management, the Company has also
obtained the OHSAS 18001:1999 certification in 2005
with PT TUV Nord Indonesia as certification body, and
was audited periodically each year both internally and
externally. In 2010, quality management system and HSE
management system were integrated as well as quality
management system upgrade to become ISO 9001:2008.
Both certifications were evidence that PT Pertamina
Drilling Services Indonesia business and operations have
been carried out systematically with HSE as one of the key
Laporan K3LLHealth, Safety, and Environment Report
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
134
Indonesia telah dijalankan secara tersistem dengan
aspek HSE menjadi salah satu aspek utama yang harus
dipertimbangkan dalam tiap kegiatan operasional.
Implementasi aspek HSE yang terintegrasi dengan
manajemen mutu diharapkan dapat menghasilkan
pencapaian yang semakin baik seiring waktu, oleh
karena itu target pencapaian dibentuk sebagai sarana
monitoring sekaligus acuan untuk improvement. Pada
tahun 2011 target strategis yang harus dicapai sebagai
berikut :
1. Tidak terjadinya pencemaran lingkungan atau dampak
negatif pada lingkungan dari kegiatan operasional
pemboran
2. Rate recordable accident (Total Recordable Incident
Rate) < 1.14
3. Tidak terjadinya kejadian yang menyebabkan property
damage dengan nilai kerugian > $US 100,000
Dalam pencapaian target tersebut di atas, segala upaya
dalam pelaksanaan dan peningkatan program-program
HSE dengan mempertimbangkan aspek Quality telah
dilakukan baik pada kegiatan operasional maupun non
operasional. Kinerja aspek HSE terukur dan dimonitor di
dalam Key Performance Indicator (KPI) yang melekat pada
tiap fungsi sebagai bentuk tanggung jawab aspek HSE
merupakan tanggung jawab bersama.
aspects to be regarded in each operational activity.
The implementation of integrated HSE aspect with quality
management is expected to be able to produce better
achievements over time; therefore achievement target
is established as a means of monitoring as well as a
reference for improvement. In 2011, strategic target that
must be achieved were as follows:
1. No environmental pollution or negative environmental
impact of drilling operations.
2. Rate of recordable accident (Total Recordable Incident
Rate) < 1.14
3. No incidents that could led to property damage with
losses of >$US100,000
In achieving the targets mentioned above, all efforts in
the implementation and improvement of HSE programs
by considering aspects of Quality has been done both in
operational and non operational activities. HSE aspect
performance is measured and monitored in the Key
Performance Indicator (KPI) which is embedded to each
function as a form of responsibility for the HSE aspects as
a shared responsibility.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
135
LEADING INDICATOR
Secara garis besar Program Kerja QHSE pada tahun 2011
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Contractor Safety Management System (CSMS)
Program ini telah dimulai sejak tahun 2010 dan
bertujuan untuk memastikan para mitra kerja yang
akan dan sudah mulai bekerja di lingkungan kerja
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia telah
memenuhi persyaratan yang terkait dengan aspek-
aspek HSE dan dipastikan dapat bekerja secara aman
dan selamat serta tidak menimbulkan kerugian
baik moril maupun materiil. Progam ini dimulai dari
pembentukan tim khusus serta dilakukan upskilling,
sosialisasi baik internal kepada manajemen dan fungsi
terkait) maupun eksternal (para mitra kerja), kemudian
penyusunan Risk Management, hingga berlanjut pada
klinik CSMS, prakualifikasi CSMS dan dokumentasi
HSE Plan dari masing-masing mitra kerja. Hingga akhir
tahun tercatat terdapat 234 mitra kerja yang telah
mengikuti CSMS dengan tingkat kelulusan sebesar
69% dari total mitra kerja.
2. Equipment/Plant Integrity
Program ini terkait dengan kondisi peralatan baik
peralatan pemboran maupun peralatan keselamatan
melalui kegiatan inspeksi rutin dan terjadwal serta
monitoring sertifikasi peralatan. Pada tahun 2011
juga telah dilaksanakan pembinaan kepada para
personil HSE terpilih yang sudah berpengalaman dan
ditempatkan sebagai Inspector di masing-masing
Drilling Area untuk menunjang program inspeksi yang
telah dibuat.
3. Management Commitment
Komitmen manajemen sangat penting di dalam
implementasi aspek HSE, sehingga dituangkan dalam
bentuk kegiatan Management Walkthrough dan
HSE Meeting. Pada awal tahun telah direncanakan
jadwal Management Walkthrough setiap bulannya
untuk seluruh level manajemen dari tiap fungsi,
LEADING INDICATOR
In general, QHSE Work Program in 2011 can be described
as follows:
1. Contractor Safety Management System (CSMS)
This program has begun since 2010 and is aimed to
ensure all business partners which has and will be
working in the environment of PT Pertamina Drilling
Services Indonesia have fulfilled all qualifications
related to HSE aspects and guaranteed to be able
to work securely and safely as well as not create
losses both morally and material. This program
began from the establishment of special team and
upskilling, familiarization whether it is internal to the
management and related functions or external parties
(work partners), later the drafting of Risk Management,
continue to the CSMS clinic, CSMS prequalification and
HSE Plan documentation from each work partner. As of
the end of the year, 234 registered partners who have
followed the CSMS with graduation rate of 69% of total
partners.
2. Equipment/Plant Integrity
This program is related to equipment condition
whether it is drilling equipment or safety equipment
through routine and scheduled inspections as well
as monitoring the equipment certification. In 2011,
counseling has been conducted to the selected HSE
personnel who has the experience and stationed
as inspector at each drilling area in a bid to support
inspection program that has been made.
3. Commitment Management
Management commitment is significant in the
implementation of HSE aspect, thus it is materialized
in the form of Walkthrough Management and HSE
Meeting. Early this year, there has been plan to
schedule a Walkthrough Management every month
to all management levels of all functions, while the
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
136
90,000
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
0
Safety Monitoring Card (SMC)
2009
4,942
26,650
79,030
2010 2011
sementara penetapan target di KPI 2011 pelaksanaan
Management Walkthrough setidaknya sekali dalam
satu triwulan. Realisasi Management Walkthrough
pada tahun 2011 yaitu sebanyak 10 kali kunjungan
yang melibatkan beberapa tim dari manajemen
seluruh fungsi.
4. HSE Culture
Pengembangan budaya HSE merupakan salah
satu program strategis pada tahun 2011 karena
dirasakan berkontribusi signifikan di dalam
peningkatan performa HSE. Berbagai macam bentuk
kegiatan dilaksanakan masuk di dalam kerangka
pengembangan budaya HSE ini, seperti :
- Peningkatan hazard observation melalui laporan
Safety Monitoring Card (SMC), pada tahun
2011 tercatat terdapat 79.030 laporan dengan
status per 31 Desember 2011 89% temuan telah
ditindaklanjuti. Peningkatan laporan SMC dapat
dilihat pada grafik berikut :
target set in the KPI 2011 states that the Walkthrough
Management is at least conducted once every three
month. The realization of Walkthrough Management
in 2011 was 10 visitations involving a number of teams
from management of all functions.
4. HSE Culture
The development of HSE culture is one of the
strategic programs in 2011 because of its significant
contribution in boosting HSE performance. Various
types of activities included in this HSE culture
development, such as:
- Increased in hazard operation throught Safety
Monitoring Card (SMC) report, in 2011 it was
recorded 79,030 reports with status that per
December 31, 2011, 89% findings have been
followed up. The increased in SMC reports can be
seen in the graphic below:
Pelaporan SMC turut diapresiasi dalam bentuk
SMC Award, dan pada tahun 2011 terdapat 5 (lima)
personil yang mendapatkan SMC Award yang
diserahkan langsung dari Direktur Utama pada
acara Town Hall Meeting
- Peningkatan hazard observation juga melalui
laporan Near Miss, tertuang di dalam KPI dimana
masing-masing Rig ditargetkan melaporkan Near
Miss minimal 5 (lima) laporan setiap bulannya
- Safety Alert, merupakan sistem informasi lesson
learned atas kejadian kecelakaan yang terjadi
baik internal maupun eksternal dalam rangka
SMC reporting was also appreciated in the form
of SCM Award, and in 2011 there were 5 (five)
personnel who obtained the SMC Award which was
given directly from the President Director at the
Town Hall Meeting
- Increasing hazard observation also through
report of Near Miss, stipulated within the KPI in
which every rig was targeted to report near miss a
minimum of 5 (five) report every month
- Safety Alert is a lesson-learned information system
on accidents occurred both internal and external in
an effort to prevent similar occurrence to happen or
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
137
pencegahan terjadinya kejadian yang sama
ataupun kejadian berulang yang didistribusikan
secara merata ke seluruh Rig serta dipasang di
papang pengumuman
- Safety Stand Down, bentuk sistem informasi lesson
learned lainnya perihal kejadian kecelakaan yang
disampaikan secara lisan di masing-masing Rig
- Safety Award, merupakan program penghargaan
yang dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya
sebagai bentuk apresiasi kepada Rig-rig dengan
performa HSE yang baik. Pada tahun 2011 Safety
Award diberikan kepada :
(a) Rig H 40 D/24, atas pencapaian 6 tahun tanpa LTI
(b) Rig OW 700/40, atas pencapaian 4 tahun tanpa
LTI
(c) Rig N 80 B1/27, atas pencapaian 3 tahun tanpa
LTI
repeated which is distributed evenly to all rig and
put up on announcement board
- Safety Stand Down, another lesson-learned
information system on the accidents which is
delivered verbally at each rig
- Safety Award is an appreciation program done
periodically every year as an appreciation to rigs
with good HSE performances. In 2011, the Safety
Award went to:
(a) Rig H 40 D/24, on its achievement of 6 years
without LTI
(b) Rig OW 700/40, on its achievement of 4 years
without LTI
(c) Rig N 80 B1/27, on its achievement of34 years
without LTI
- Bulletin HSE, merupakan salah satu sarana
informasi HSE Campaign terkait dengan
kegiatan-kegiatan QHSE yang telah
dilaksanakan, terbit setiap bulannya dan
didistribusikan ke seluruh wilayah kerja
- Weekly Safety Campaign, merupakan salah satu
sarana kampanye dalam bentuk artikel yang
ditempatkan di seluruh meja kerja dengan topik
yang berganti-ganti setiap minggunya
- Safety Poster dan Sticker HSE
- HSE Bulletin is one of the means of information
of the HSE Campaign related to QHSE activities
which have been done, published each month
and distributed to all work areas
- Weekly Safety Campaign is one of the campaign
means in the form of article placed in all working
desks with different topics each week
- Safety Poster and HSE sticker
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
138
5. Ketersediaan dan Kepatuhan Terhadap Prosedur
Program ini dimulai dengan pembentukan tim khusus
untuk mereview dan mengevaluasi SOP maupun TKI
yang sudah ada, kemudian dilaksanakan sosialisasi
atas prosedur-prosedur yang telah direview melalui
One Day Course HSE.
6. Kompetensi HSE Untuk Personil HSE dan
Operasional
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
kompetensi personil juga menjadi salah satu aspek
penting di tahun 2011. One Day Course yang telah
berjalan sejak tahun 2010 berlanjut pada tahun 2011
di seluruh Drilling Area. Program HSE Mandatory
Training yang dilaksanakan di HSE Training Center
Sungai Gerong telah dibentuk dan mulai berjalan pada
tahun 2011, dimana seluruh personil fungsi Operasi
dan HSE (dibagi menjadi 5 batch) wajib mengikutinya,
seperti Fire Safety dan Behaviour Based Safety dengan
harapan jiwa HSE semakin melekat pada tiap personil.
Berdasarkan evaluasi laporan dan hasil investigasi
kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2010,
didapat bahwa Supervision menjadi salah satu
faktor penyebab kecelakaan secara tidak langsung.
Oleh karena hal tersebut, program Upskilling HSE
Competency merupakan salah satu program penting
di tahun 2011. Dimana seluruh Rig Superintendent
wajib mengikuti kegiatan tersebut yang dilaksanakan
di seluruh Drilling Area dan terbagi menjadi 7 (tujuh)
batch. Kegiatan tersebut turut mendatangkan seorang
motivator untuk menanamkan HSE Awareness, dan
peran serta tanggung jawab aspek HSE di seluruh
mind set para Rig Superintendent selaku pimpinan
tertinggi di kegiatan operasional pemboran. Pada
kegiatan Upskilling ini turut menjadi ajang sharing
knowledge dan sharing permasalahan-permasalahan
yang dihadapi di lapangan secara langsung dengan
level manajemen hingga ke tingkat Direksi.
7. Emergency Response and Contigency Plan
Kesigapan dalam menghadapi keadaan darurat terus
ditingkatkan dan dikembangkan, selain pelaksanaan
Drill secara rutin pada tiap sumur, pada tahun
2011 telah dilakukan kerjasama dengan third party
dalam hal ini SOS International dalam penanganan
Emergency Response.
5. Availability and Obedience toward Procedur
This program began with the formation of special
team to review and evaluate existing SOP and TKI, and
later followed by familiarization on procedures which
have been reviewed through HSE One Day Course.
6. HSE Competency For HSE Personnel and
Operations
Improving the quality of human resources and
personnel competence is also one of the important
aspects in 2011. One Day Course which has run since
2010 continued in 2011 in all Drilling Areas.The HSE
Mandatory Training Program was conducted at the
HSE Training Center Gerong River has been formed
and started in 2011 when all personnel of Operations
and HSE functions (divided into 5 batches) were
required to attend, such as Fire Safety and Behaviour
Based Safety in the hope of each personnel will
embrace the HSE spirit.
Based on report evaluation and work accident
investigation occurred throughout 2010, it was
found that Supervision was one of the factors that
indirectly caused accidents. Therefore, the Upskilling
HSE Competency program is one of the important
programs in 2011. All Rig Superintendentsare required
to participate in the activities undertaken around the
drilling area and were divided into 7 (seven) batches.A
motivator was also invitedfor these activities to instill
HSE Awareness, and the roles and responsibilities in
all aspects of HSE into theRig Superintendents’ mind
set as the highest leader in drilling operations. The
Upskilling activities have become knowledge and
problems sharing event for all the trouble faced in the
field directly with management level up to Director
level.
7. Emergency Response and Contigency Plan
Preparedness to face emergency situation isconstantly
improved and developed, aside fromroutine
drillsconducted at each well, the Company cooperated
with a third party, SOS International, in the handling of
Emergency Responsein 2011.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
139
8. Penanganan Limbah
Sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam
performa HSE yaitu tidak terjadinya pencemaran
lingkungan, maka penanganan limbah turut menjadi
salah satu program khusus dimana di dalamnya
terdapat kegiatan pengelolaan oli bekas melalui pihak
ketiga yang telah memiliki izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup.
9. Improvement
Improvement yang dituangkan ke dalam
Breakthrough Project tahun 2011 terkait dengan
sistem informasi yaitu pembuatan portal sistem
informasi HSE yang dinamakan HSE Online Reporting
System. Portal tersebut dibuat untuk memudahkan
sistem pelaporan bagi personil-personil HSE serta
memudahkan personil-personil non HSE dalam
mengakses informasi-informasi mengenai HSE mulai
dari data kecelakaan, Safety Alert, status sertifikasi
peralatan dan lain sebagainya.
8. Waste Treatment
In accordance with the projected target in HSE
performance, which is no pollution, then waste
treatment becomes one of the special programs
including activities of used motor oil management
through third party with permit from Environment
Ministry.
9. Improvement
Improvement in the Breakthrough Project of 2011
related to information system involving the creation
of HSE information system portal called HSE Online
Reporting System. The portal was created to facilitate
the reporting system for HSE and non-HSE personnel
in accessing information on HES such as accident data,
Safety Alert, the certification status of equipment and
so forth.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
140
Lagging Indicator
Secara umum lagging indicator dapat dilihat pada
Statistical Safety Performance berikut :
Lagging Indicator
In general, lagging indicator can be seen in the Statistical
Safety Performance as follow:
Secara umum performa aspek HSE mengalami
peningkatan pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada
piramida berikut :
In general, the performance of HSE aspects has increased
in 2011 compared to previous years. This can be seen in
the following pyramid:
0
11
36
1,382
26,650
0
14
21
893
79,030
Fatalities Fatalities
Recordable Accident Recordable Accident
First Aid First Aid
Near Miss Near Miss
Safety Monitoring Card
2010 2011
Safety Monitoring Card
Dari piramida di atas terlihat jelas adanya peningkatan
performa yang cukup signifikan serta kontribusi
peningkatan pelaporan Safety Monitoring Card sebagai
salah satu sarana deteksi dini dan minimalisir risiko
kecelakaan dalam penurunan angka kecelakaan yang
sebenarnya. Meskipun terlihat adanya peningkatan angka
Recordable Accident dimana pada tahun 2010 terdapat
10 kasus sementara pada tahun 2011 meningkat menjadi
14 kasus, namun angka TRIR yang menunjukkan rate yang
sebenarnya meningkat karena imbas dari penambahan
Rig yang beroperasi berdampak langsung pada jumlah
jam kerja.
From the pyramid above, it clearly shows the existence of
a significant increase in performance and contributions
of Safety Monitoring Card reporting as a means of early
detection and to minimize the risk of accidents in the
decline of actual accident rate. Although there was an
increase in the number of Recordable Accident whereas
in 2010 there were 10 cases while in 2011 increased to
14 cases, but the TRIR figures showing the actualrate
increased as the direct impact of addition of the
operating Rig to the man hour.
No. DescriptionLokasi
NAD-SBU SBT SBS Jawa Pusat TOTAL
1 Total Man Hours Worked 1,037,506 1,355,470 3,420,156 4,078,457 333,016 10,224,605
2 No. of Fatality (FAT) 0 0 0 0 0 0
3 No. of Lost Time Accident (LTA) 0 0 0 4 0 4
4 No. of Restricted Work Case (RWC) 0 0 0 1 0 1
5 No. of Medical Treatment Case (MTC) 1 1 3 4 0 9
6 No. of Near Miss Incident 112 46 331 404 0 893
7 No. of Environment Pollution 0 0 0 0 0 0
8 No. First Aid Case 2 4 8 7 0 21
9 Accident Frequency Rate 0 0 0 0.98 0 0.39
10 Total Recordable Incident Rate 0.96 0.74 0.88 2.21 0 1.37
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
141
1. Total Recordable Incident Rate (TRIR)
Target Total Recordable Incident Rate (TRIR) pada KPI
tahun 2011 yaitu sebesar 1.14, sementara realisasi
dengan jam kerja total pada tahun 2011 sebesar
10.22.605 dan total recordable accident sebanyak 14
kasus yaitu 1.37. Meskipun tidak mencapai target,
namun terdapat penurunan angka TRIR dalam hal
ini menunjukkan adanya peningkatan performa
HSE dilihat dari sisi menurunnya jumlah recordable
accident selama 3 (tiga) tahun terakhir. Berdasarkan
perbandingan dengan hasil survey IADC periode
2009–2011jugadapatdilihatbahwaincidentrate
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia masih dalam
kategori baik dengan kondisi di bawah rata-rata
perusahaan sejenis untuk wilayah Asia Pasifik, seperti
pada grafik berikut :
1. Total Recordable Incident Rate (TRIR)
The target of Total Recordable Incident Rate (TRIR) in
the KPI in 2011 was1.14, while the realization of the
total working hours in 2011 was10.22.605 and total
recordable accidents of 14 cases is 1.37. Although it
did not reach the target, however there was a decline
in TRIR number in this case showed an increase in HSE
performance seen from the declining of recordable
accidents during the past 3 (three) years. Based on
comparison with the IADC survey of the 2009 - 2011
period, it can also be seen that the incident rates of PT.
Pertamina Drilling Services Indonesia is still in a good
category withbelow the average conditions of similar
companies in the Asia-Pacific region, as seen in the
graphic below:
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.50
1.00
0.00
Total Recordable Incident Rate (TRIR)
2009 2010 2011
2.11
5.16
1.43
4.67
1.37
5.08Good
IADC
* Asia Pacific Land
PDSI
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
142
2. Accident Frequency Rate (AFR)
Angka Accident Frequency Rate (AFR) tahun 2011
yaitu 0.39 sementara target di dalam KPI sebesar
1.20. Pencapaian ini merupakan prestasi yang cukup
menonjol selama 3 (tiga) tahun terakhir, adanya
penurunan angka AFR yang sangat signifikan
didapat dari usaha-usaha pencegahan terjadinya
kecelakaan terutama kecelakaan berulang yang
dapat menyebabkan hilangnya hari kerja. Setiap
kejadian kecelakaan menjadi bahan lesson learn untuk
kedepannya melalui sarana Safety Alert, sosialisasi
baik melalui HSE Meeting ataupun Safety Stand Down.
Lesson learn yang ada juga menjadi salah satu materi
yang disampaikan pada One Day Course HSE yang
diikuti oleh seluruh personil Operasi dan HSE.
2. Accident Frequency Rate (AFR)
The number of Accident Frequency Rate (AFR) in
2011 states 0.39 while KPI’s target was 1.20. This
achievement was quite an accomplishment that stood
out for the past 3 (three) years, with a significant a
decrease in AFR figure resulting from the efforts of
prevention of accidents, especially recurringaccidents
that could cause the loss of working days. Every
accident becomes lesson learn material in the future
through the means of Safety Alert, good dissemination
through HSE Meeting or Safety Stand Down. The
existing lesson learn become one of the material
presented at the HSE One Day Course attended by all
operations and HSE personnel.
1.80
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
Accident Frequency Rate (AFR)
2009 2010 2011
1.13
1.34
1.001.04
0.39
1.56Good
IADC
* Asia Pacific Land
PDSI
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
145
Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
masyarakat guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat dan menjadi lebih
baik. Komitmen Perseroan ini adalah perwujudan
implementasi dari Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 pasal 74 dan kepedulian Perseroan
terhadap komunitas maupun masyarakat
secara luas. Sebagai wujud komitmen
Perseroan dalam penerapan tanggung
jawab sosial perusahaan yang berdaya
nilai, sepanjang tahun 2011 telah
dilaksanakan berbagai upaya
menempatkan posisi tanggung
jawab sosial perusahaan pada
level yang strategis dalam
mendukung kegiatan operasi
perusahaan dengan memperkuat basis
hubungan masyarakat di seputar lokasi
pekerjaan perusahaan berlangsung.
Tanggung jawab sosial perusahaan
atas dampak keputusan dan tindakannya
terhadap masyarakat dan lingkungan tercermin
secara transparan melalui perilaku etis yang
memberikan kontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan, termasuk pendidikan, kesehatan,
infrastruktur dan bencana alam, serta sosial masyarakat
dengan memperhitungkan harapan para pemangku
kepentingan, dilaksanakan terintegrasi di dalam
organisasinya dan dijalankan dalam segala interaksinya.
Tanggung jawab sosial perusahaan dilaksanakan
dengan menempatkan Perseroan sebagai bagian yang
berpadu tak terpisahkan dengan lingkungannya untuk
bernilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Pintu
koordinasiutamaberadadiunitkerjaPublicRelation–
Divisi Corporate Secretary, dengan bersinergi bersama
fungsi CSR korporat dan Anak Perusahaan Hulu lainnya.
Social and environmental responsibilities are the
Company’s commitment to participate in the community
development in a bid to improve quality of life and
beneficial environment and become better. This
Company’s commitment is the implementation of Law
No. 40 of 2007 article 74 and the Company’s awareness
toward the community and society in general. As a
form of Company’s commitment in enforcing corporate
social responsibilities with values, throughout 2011,
various efforts were implemented to place the position
of corporate social responsibilities in strategic level in
supporting the company’s operations by strengthening
the basis of community relations in the surrounding
location where the company’s work is taking place.
Corporate social responsibilities on the impact of decision
and actions toward the community and environment are
reflected in transparent manner through ethical behavior
which contributes to the sustainable development,
including education, health, infrastructure and natural
disaster as well as community by taking into account
the expectations of the shareholders, implemented in
integrated manner within the organization and carried
out in all of its interactions.
Corporate social responsibilities were carried out by
placing the Company as the integrated part of its
environment for added value for the stakeholders. The
main coordination door is at the Public Relations working
unit–CorporateSecretary,bysynergizingwiththe
corporate CSR function and other upstream subsidiaries.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
146
Landasan utama pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan adalah triple bottom line (people - planet
- profit). Karenanya pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan ditujukan untuk menciptakan dan
memelihara hubungan yang lebih harmonis dengan
lingkungan di sekitar daerah operasinya serta bekerja
sama dengan Pemerintah untuk memberikan manfaat
yang besar bagi masyarakat. Pertamina Drilling Services
Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan
tanggung jawab Perusahaan di bidang sosial serta
lingkungan dengan mendasarkan diri pada kebutuhan
masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat yang
tepat.
Oleh karena itu, Perseroan memfokuskan format
tanggung jawab sosial perusahaan ke dalam 5 (lima) pilar
utama yaitu :
1. Pendidikan,
• memberikanbantuanterhadapaksespendidikan
dengan prioritas di sekitar wilayah kerja operasi dan
masyarakat secara selektif
• meningkatkankualitaspendidikansecaraprioritas
di sekitar wilayah kerja operasi dan masyarakat luas
secara selektif
2. Kesehatan,
• Meningkatkankesehatanmasyarakatdengan
prioritas di sekitar wilayah kerja operasi dan
masyarakat luas secara selektif
3. Lingkungan,
• Mendukungimplementasihematenergidanbebas
polusi
• Meminimalisasikandampaknegatifterhadap
lingkungan akibat kegiatan operasi perusahaan.
4. Infrastruktur dan Bencana,
• Membantupembangunandanperbaikan
sarana prasarana umum sesuai peruntukan dan
kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah
kerja operasi perusahaan dan masyarakat luas
secara selektif.
• Mengurangidampakburukterjadinyabencana
5. Sosial Kemasyarakatan.
• Membantuprogram-programkemasyarakatan
secara insidentil pada komunitas masyarakat sekitar
operasi perusahaan dan masyarakat luas secara
selektif.
The main foundation of the corporate social responsibility
implementation is a triple bottom line (people - planet
- profit). Therefore, the implementation of corporate
social responsibilities is aimed to create and foster a more
harmonious relation with its surrounding community of
its operational areasand cooperate with the Government
to provide great benefits for society. Pertamina Drilling
Services Indonesia has committed to carry out Corporate
social responsibilities in social and environmental
areasbased on the needs of the community to provide
them with appropriate benefits.
Therefore, the Company focused the format of corporate
social responsibilities into 5 (five) key pillars as follows:
1. Education
• Provideassistanceforeducationalaccessby
prioritizing the surrounding area of operations and
community selectively
• Improvethequalityofeducationasapriority
around the working area of operations and the
wider community selectively
2. Health,
• Improvethecommunity’shealthbyprioritizing
the surrounding areas of operations and wider
community selectively
3. Environment,
• Supporttheimplementationofenergysavingand
pollution-free
• Minimizethenegativeimpactontheenvironment
resulting from the company’s operations.
4. Infrastructure and Disaster,
• Helpbuildandrestorepublicfacilitiesand
infrastructures according to allocation and needs,
especially the people around the working area
of the company's operations and the public
selectively.
• Reducenegativeimpactofadisaster
5. Social Community
• Assistthecommunityprogramsincidentallyto
the surrounding community of the company’s
operations and general public selectively.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
147
PendidikanEducation
Penghijauan & Perpustakaan
KelilingReforestation & Mobile Library
Bantuan Anak Yatim&Fakir
MiskinAssistance to
Orphans & the Poor
Perbaikan Pondok Pesantren Sirojul
Kutub UlubeluRenovation of
the Sirojul Kutub Ulubelu Islamic
Boarding School
Laskar Sepeda - 400 unit
Bicycle Troops -
400 units
Pembangunan Sekolah & Asrama Gratis untuk KaumDhuafa&Yatim
PiatuConstruction of
School&Free Dormitory for the Poor & Orphans
Pembangunan Masjid Baitul Mutaqin Desa Sangowetan - Cepu
Construction of School & Free Dormitory for the
Poor & Orphans
Pembangunan Asrama Pesantren Anak SLB
Construction of Islamic Boarding School
Dormitory for Children with special needs
Bright with Pertamina
(pemberian 412 kacamata)Bright with Pertamina
(distribution of 412 spectacles)
Donor DarahBlood Donor
Penunjang Pendidikan
SMA & Pesantren
High School & Islamic Boarding
School Education Support
SosmasSocial Community
KesehatanHealth
InfrastrukturInfrastructure
LingkunganEnvironment
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM 2011
50,000,000
272,000,000
200,000,000
35,000,0002,500,000
Pendidikan
Sosmas
Kesehatan
Infrastruktur
Lingkungan
Rp. 559.500.000
Pelaksanaan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Pelaksanaan tanggung jawab sosial lebih diarahkan di
area drilling karena perseroan lebih banyak beraktivitas
langsung di area yang relatif lebih dekat berinteraksi
dengan masyarakat setempat. Sepanjang tahun 2011,
telah dilaksanakan berbagai program tanggung jawab
sosial perusahaan sebagai berikut :
Implementation of Corporate Social Responsibilities
The implementation of social responsibilities is more
directed at the drilling areas as the company has more
direct activities in these areasthat relatively more closely
interact with local community. Throughout 2011, various
corporate social responsibility programs implemented
are as follows:
Sepanjang tahun 2011, kegiatan CSR dilakukan dengan dua program, yaitu:1. Program Korporat: Rp.472.000.000,002. Program PDSI: Rp.87.500.000,00
Throughout 2011, the CSR activities were conducted with two programs, namely: 1. Corporate Program: Rp.472,000,000.00 2. PDSI Program: Rp.87,500,000.00
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
148
PERNYATAAN DEWAN KOMISARISThe Board of Commissioner’s Statement
Kami, Komisaris PT Pertamina Drilling Services Indonesia
Tahun 2011, menyatakan menyetujui dan bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan
PT Pertamina Drilling Services Indonesia Tahun 2011
yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan
Konsolidasian PT Pertamina Drilling Services Indonesia
per tanggal 31 Desember 2011.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
We, the 2011 Board of Commissioners of PT Pertamina
Drilling Services Indonesia, hereby state that wehave
approved and are fully responsible for the accuracy of
the content of the 2011 Annual Report of PT Pertamina
Drilling Services Indonesia, which also consists of a
Consolidated Financial Statement of PT Pertamina Drilling
Services Indonesia as of 31 December 2011.
This Statement is duly made to be used in accordance
with its purpose.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
M. Afdal Bahaudin
Komisaris Utama
President Commissioner
Subarkah Kustowo
Komisaris
Commissioner
Suyartono
Komisaris
Commissioner
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
149
PERNYATAAN DEWAN DIREKSIThe Board of Director’s Statement
Kami, Direksi PT Pertamina Drilling Services Indonesia
Tahun 2011, menyatakan menyetujui dan bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan
PT Pertamina Drilling Services Indonesia Tahun 2011
yang didalamnya juga memuat Laporan Keuangan
Konsolidasian PT Pertamina Drilling Services Indonesia
pertanggal 31 Desember 2011.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenamya
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
We, the 2011 Board of Directors of PT Pertamina Drilling
Services Indonesia, hereby state that we have approved
and are fully responsible for the accuracy of the content
of the 2011 Annual Report of PT Pertamina Drilling
Services Indonesia, which also consists of a Consolidated
Financial Statement of PT Pertamina Drilling Services
Indonesia as of 31 December2011.
This Statement is duly made to be used in accordance
with its purpose.
Dewan Direksi
Board of Directors
Amran Anwar
Direktur Utama
President Director
Faried Rudiono
Direktur Operasi
Operational Director
Adi Harianto
Direktur Pemasaran dan Pengembangan
Marketing and Development Director
Made Mahendra Budhi
Direktur Keuangan dan Administrasi
Finance and Administration Director
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
151
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS
31 DESEMBER 2011 DAN 2010/31 DECEMBER 2011 AND 2010
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
154
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 1/1 Schedule
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes form an integral partof these financial statements
LAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
Catatan/2011 Notes 2010
ASET ASSETS
ASET LANCAR CURRENT ASSETSKas dan setara kas 168,519 5 172,338 Cash and cash equivalentsPiutang usaha Trade receivables
Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 634,180 21a 624,553 Related parties
Pihak ketiga 2,597 339 Third partiesPiutang lain-lain Other receivables
Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 51,448 21b 127,661 Related parties
Pihak ketiga 2,260 2,844 Third partiesPersediaan, bersih 91,003 6 81,897 Inventories, netPajak dibayar dimuka 546,279 20a 293,723 Prepaid taxesUang muka dan biaya
dibayar dimuka 19,293 7 22,485 Advances and prepayments
Jumlah Aset Lancar 1,515,579 1,325,840 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSAset tetap, bersih 1,994,759 8 915,065 Fixed assets, netBeban tangguhan, bersih 51,142 9 67,201 Deferred charges, netDana yang dibatasi
penggunaanya 44,937 10 - Restricted fundsAset lain-lain 2,031 11 2,031 Other assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 2,092,869 984,297 Total Non-Current Assets
JUMLAH ASET 3,608,448 2,310,137 TOTAL ASSETS
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
155
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 1/2 Schedule
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes form an integral partof these financial statements
LAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITIONAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
Catatan/2011 Notes 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIESHutang usaha Trade payables
Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 40,595 12 56,882 Related parties
Pihak ketiga 85,331 12 41,990 Third partiesHutang lain-lain Other payables
Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 1,923,223 21d 666,352 Related parties
Hutang pajak 5,525 20b 16,587 Taxes payablesBiaya yang
masih harus dibayar 296,074 13 181,259 Accrued expenses
Jumlah Liabilitas Lancar 2,350,748 963,070 Total Current Liabilities
LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIESHutang pajak
tangguhan, bersih 7,480 20e 16,317 Deferred tax liabilities, netTaksiran kewajiban Estimated employee
imbalan kerja 4,032 14 2,267 benefits obligations
Jumlah Liabilitas Total Non-CurrentTidak Lancar 11,512 18,584 Liabilities
JUMLAH LIABILITAS 2,362,260 981,654 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITYModal saham Share capital
Modal dasar – 2,000,000 saham Authorised – 2,000,000dengan nilai nominal shares at parRp2.000.000 (nilai penuh) value of Rp2,000,000per saham (full amount) each
Modal ditempatkan dan Issued and paid-updisetor – 325.934 saham capital – 325,934 shares(2010: 325.934 saham) 651,868 15 651,868 (2010: 325,934 shares)
Cadangan umum 15,514 16 2 General reserveSelisih nilai Difference in value from
transaksi restrukturisasi restructuring transactions ofentitas sepengendali (138,202) 16 (10,614) entities under common control
Saldo laba 717,008 687,227 Retained earnings
JUMLAH EKUITAS 1,246,188 1,328,483 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIESDAN EKUITAS 3,608,448 2,310,137 AND EQUITY
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
156
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 2 Schedule
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes form an integral partof these financial statements
LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIFUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOMEFOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2011 AND 2010(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/2011 Notes 2010
PENDAPATAN 1,629,013 17 1,402,246 REVENUES
BEBANPOKOK PENDAPATAN COST OF REVENUEBeban langsung 1,084,858 18 685,380 Direct expensesBeban penyusutan Depreciation expenses
dan amortisasi 174,760 8,9 80,425 and amortisation
JUMLAH BEBANPOKOK PENDAPATAN 1,259,618 765,805 TOTAL COST OF REVENUE
General andBeban administrasi dan umum 170,326 19 191,076 administration expenses
JUMLAH BEBAN 1,429,944 956,881 TOTAL EXPENSES
LABA USAHA 199,069 445,365 OPERATING INCOME
PENDAPATAN/(BEBAN)LAIN LAIN: OTHER INCOME/(EXPENSES):Pendapatan keuangan 1,062 1,373 Finance incomePendapatan atas denda, bersih 5,889 9,413 Revenue from penalty, netRugi selisih kurs, bersih (7,930) 3o (36,857) Foreign exchange loss, netBebanlain-lain, bersih (5,383) (621) Other expenses, net
JUMLAH BEBAN TOTAL OTHERLAIN-LAIN, BERSIH (6,362) (26,692) EXPENSES, NET
LABA SEBELUM INCOMEPAJAK PENGHASILAN 192,707 418,673 BEFORE INCOME TAX
BEBANPAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSEKini 63,180 20c 93,071 CurrentTangguhan (8,837) 20c 15,369 Deferred
BEBAN PAJAK INCOME TAXPENGHASILAN, BERSIH 54,343 108,440 EXPENSE, NET
LABA TAHUN BERJALAN 138,364 310,233 PROFIT FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF OTHER COMPREHENSIVELAINNYA - - INCOME
TOTAL LABA TOTAL COMPREHENSIVEKOMPREHENSIF 138,364 310,233 INCOME
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
157
PTPE
RTA
MIN
AD
RIL
LIN
GSE
RVI
CES
IND
ON
ESIA
Lam
pira
n3/
1Sc
hedu
le
Cat
atan
atas
lapo
ran
keua
ngan
mer
upak
anba
gian
yang
The
acco
mpa
nyin
gno
tes
form
anin
tegr
alpa
rttid
akte
rpis
ahka
nda
rila
pora
nke
uang
anof
thes
efin
anci
alst
atem
ents
LAPO
RA
NPE
RU
BA
HA
NEK
UIT
AS
UN
TUK
TAH
UN-
TAH
UN
YAN
GB
ERA
KH
IR31
DES
EMB
ER20
11D
AN
2010
(Din
yata
kan
dala
mju
taan
Rup
iah)
STA
TEM
ENTS
OF
CH
AN
GES
INEQ
UIT
YFO
RTH
EYE
AR
SEN
DED
31D
ECEM
BER
2011
AN
D20
10(E
xpre
ssed
inm
illio
nsof
Rup
iah)
Selis
ihni
lai
tran
saks
ire
stru
ktur
isas
ien
titas
sepe
ngen
dali/
Diff
eren
cein
Mod
alva
lue
from
dite
mpa
tkan
rest
ruct
urin
gda
ndi
seto
r/tr
ansa
ctio
nsof
Cat
atan
/Is
sued
and
Cad
anga
num
um/
entit
ies
unde
rSa
ldo
laba
/Ju
mla
hek
uita
s/N
otes
paid
-up
capi
tal
Gen
eral
rese
rve
com
mon
cont
rol
Ret
aine
dea
rnin
gsTo
tale
quity
Sald
ope
r1
Janu
ari2
010
87,5
00-
-37
6,99
446
4,49
4B
alan
ceas
at1
Janu
ary
2010
Tam
baha
nm
odal
dise
tor
1556
4,36
8-
--
564,
368
Add
ition
alpa
id-u
pca
pita
l
Pem
bent
ukan
cada
ngan
16-
2-
-2
App
ropr
iatio
nto
gene
ralr
eser
ve
Per
ubah
anek
uita
sC
hang
esin
equi
tydu
eto
terk
aits
elis
ihni
lai
diffe
renc
ein
valu
efro
mtra
nsak
sire
stru
ktur
isas
ire
stru
ctur
ing
trans
actio
nsof
entit
asse
peng
enda
li16
--
(10,
614)
-(1
0,61
4)en
titie
sun
derc
omm
onco
ntro
l
Tota
llab
ako
mpr
ehen
sif
Tota
lcom
preh
ensi
vein
com
eta
hun
berja
lan
--
-31
0,23
331
0,23
3fo
rthe
year
Sald
ope
r31
Des
embe
r201
065
1,86
82
(10,
614)
687,
227
1,32
8,48
3B
alan
ceas
at31
Dec
embe
r201
0
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
158
PTPE
RTA
MIN
AD
RIL
LIN
GSE
RVI
CES
IND
ON
ESIA
Lam
pira
n3/
2Sc
hedu
le
Cat
atan
atas
lapo
ran
keua
ngan
mer
upak
anba
gian
yang
The
acco
mpa
nyin
gno
tes
form
anin
tegr
alpa
rttid
akte
rpis
ahka
nda
rila
pora
nke
uang
anof
thes
efin
anci
alst
atem
ents
LAPO
RA
NPE
RU
BA
HA
NEK
UIT
AS
UN
TUK
TAH
UN-
TAH
UN
YAN
GB
ERA
KH
IR31
DES
EMB
ER20
11D
AN
2010
(Din
yata
kan
dala
mju
taan
Rup
iah)
STA
TEM
ENTS
OF
CH
AN
GES
INEQ
UIT
YFO
RTH
EYE
AR
SEN
DED
31D
ECEM
BER
2011
AN
D20
10(E
xpre
ssed
inm
illio
nsof
Rup
iah)
Selis
ihni
lai
tran
saks
ire
stru
ktur
isas
ien
titas
sepe
ngen
dali/
Diff
eren
cein
Mod
alva
lue
from
dite
mpa
tkan
rest
ruct
urin
gda
ndi
seto
r/tr
ansa
ctio
nsof
Cat
atan
/Is
sued
and
Cad
anga
num
um/
entit
ies
unde
rSa
ldo
laba
/Ju
mla
hek
uita
s/N
otes
paid
-up
capi
tal
Gen
eral
rese
rve
com
mon
cont
rol
Ret
aine
dea
rnin
gsTo
tale
quity
Sald
ope
r31
Des
embe
r201
065
1,86
82
(10,
614)
687,
227
1,32
8,48
3B
alan
ceas
at31
Dec
embe
r201
0
Pem
bent
ukan
cada
ngan
16-
15,5
12-
(15,
512)
-A
ppro
pria
tion
toge
nera
lres
erve
Per
ubah
anek
uita
sC
hang
esin
equi
tydu
eto
terk
aits
elis
ihni
lai
diffe
renc
ein
valu
efro
mtra
nsak
sire
stru
ktur
isas
ire
stru
ctur
ing
trans
actio
nsof
entit
asse
peng
enda
li16
--
(127
,588
)-
(127
,588
)en
titie
sun
derc
omm
onco
ntro
l
Div
iden
--
-(9
3,07
1)(9
3,07
1)D
ivid
end
Tota
llab
ako
mpr
ehen
sif
Tota
lcom
preh
ensi
vein
com
eta
hun
berja
lan
--
-13
8,36
413
8,36
4fo
rthe
year
Sald
ope
r31
Des
embe
r201
165
1,86
815
,514
(138
,202
)71
7,00
81,
246,
188
Bal
ance
asat
31D
ecem
ber2
011
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
159
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 4 Schedule
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes form an integral partof these financial statements
LAPORAN ARUS KASUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecualidinyatakan lain)
STATEMENTS OF CASH FLOWSFOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2011 AND 2010(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise
stated)
Catatan/2011 Notes 2010
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROMAKTIVITAS OPERASI : OPERATING ACTIVITIES :
Penerimaan kas dari pelanggan 1,635,353 3d, 5 1,945,484 Cash receipts from customersPenerimaan kas dari pendapatan
keuangan 1,062 1,373 Cash receipts from finance incomePembayaran kas dari aktivitas Cash paid from other
operasi lainnya 3,698 9,822 operating activitiesRestitusi pajak 49,497 - Receipt from tax refundPembayaran kas kepada pemasok (1,406,418) (1,427,679) Cash paid to suppliersPembayaran kas kepada karyawan (97,371) (100,909) Cash paid to employeesPembayaran kas untuk pajak
penghasilan (153,599) (163,140) Cash paid for income taxesArus kas bersih yang diperoleh Net cash flows generated from
dari aktivitas operasi 32,222 264,951 operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMINVESTASI : INVESTING ACTIVITIES :Penambahan aset tetap (1,053,284) (145,478) Addition to fixed assetsDana yang
dibatasi penggunaannya (44,937) - Restricted fundsArus kas yang digunakan untuk Cash flows used in
aktivitas investasi (1,098,221) (145,478) investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMPENDANAAN : FINANCING ACTIVITIES :
Penerimaan kas dari pemegang Cash receipt from shareholdersaham untuk belanja modal 1,053,284 - for capital expenditures
Arus kas bersih yangdihasilkan dari aktivitas Net cash flowspendanaan 1,053,284 - provided by financing activities
PENURUNAN BERSIH KAS DAN NET DECREASE IN CASH ANDSETARA KAS (12,715) 119,473 CASH EQUIVALENTS
Dampak perubahan nilai kurs pada Effect of exchange rate changeskas dan setara kas 8,896 (1,307) on cash and cash equivalents
CASH AND CASHSALDO KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT
AWAL TAHUN 172,338 54,172 THE BEGINNING OF THE YEAR
CASH AND CASHSALDO KAS DAN SETARA EQUIVALENTS AT THE END
KAS AKHIR TAHUN 168,519 172,338 OF THE YEAR
Aktivitas pendanaan dan investasi Non-cash financing andyang tidak mempengaruhi arus kas investing activities
Penambahan hutang lain-lainpihak yang mempunyai Addition in other liabilitieshubungan istimewa akibat related parties due topembagian dividen 93,071 - dividend declared
Setoran modal dalam Capital contributionbentuk aset - 553,755 in form of assets
Transfer aset dari entitas Transfer of assets fromsepengendali 177,912 - entity under common control
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
160
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/1 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian perusahaan a. The Company’s establishment
PT Pertamina Drilling Services Indonesia(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan AktaNotaris No. 13 tanggal 13 Juni 2008 olehMarianne Vincentia Hamdani, S.H., aktapendirian ini telah disahkan melalui SuratKeputusan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia No. AHU-39442.AH.01.01 tanggal8 Juli 2008, serta telah diumumkan dalamTambahan Berita Negara No. 84 tanggal 17Oktober 2008.
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (the“Company”) was established by virtue ofNotarial Deed No. 13 dated 13 June 2008 ofMarianne Vincentia Hamdani, S.H., the deedof establishment was approved by the Ministryof Law and Human Rights in Decision LetterNo. AHU-39442.AH.01.01 dated 8 July 2008and was published in the State Gazette No. 84dated 17 October 2008.
Perusahaan didirikan untuk menjalankanusaha dalam bidang jasa penunjangpemboran minyak dan gas bumi, baik didaratan maupun perairan laut, dan jasa terkaitlainnya.
The Company was established to engage indrilling services of oil and gas, both onshoreand offshore, and other related services.
Pendirian Perusahaan merupakan tindaklanjut dari diterbitkannya PeraturanPemerintah No. 31 tahun 2003 tanggal 18 Juni2003 tentang Pengalihan Bentuk PerusahaanPertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara(PERTAMINA, selanjutnya disebut ”PertaminaLama”) menjadi perusahaan perseroan(Persero).
The Company’s establishment is related withGovernment Regulation No. 31 of 2003 dated18 June 2003 regarding the change in thestatus of Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, the“former Pertamina Entity”) to a limited liabilitycompany (“Persero”).
Pengalihan bentuk Pertamina Lama menjadiPT Pertamina (Persero) (“Pertamina”)dituangkan dalam Akta Notaris No. 20 tanggal17 September 2003 dari Lenny Janis Ishak,S.H., dan telah disahkan melalui keputusanMenteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNo. C-24025 HT.01.01.TH.2003 tanggal9 Oktober 2003 dan diumumkan dalam BeritaNegara No. 93 Tambahan No. 11620 tanggal21 November 2003.
Anggaran Dasar perusahaan telah mengalamibeberapa perubahan. Perubahan terakhirberdasarkan Akta Notaris No. 9 dari MarianneVincentia Hamdani, S.H., tanggal 10 Agustus2010 tentang Perubahan Susunan DewanKomisaris.
The change in the status of the formerPertamina Entity to PT Pertamina (Persero)(“Pertamina”) is documented by Notarial DeedNo. 20 dated 17 September 2003 of LennyJanis Ishak, S.H., which was approved by theMinistry of Law and Human Rights in DecisionLetter No. C-24025 HT.01.01. TH.2003 dated9 October 2003 and published in SupplementNo. 11620 to the State Gazette No. 93 dated21 November 2003.
The Company’s Articles of Association havebeen amended several times. The latestamendment was based on Notarial Deed No.9 from Marianne Vincentia Hamdani, S.H.,dated 10 August 2010 regarding Change inBoard of Commisioners Composition.
Area operasi pemboran perusahaan beradapada lokasi sebagai berikut: Sumatera bagian Utara - Nangroe Aceh
Darussalam Sumatera bagian Tengah - Jambi Sumatera bagian Selatan - Prabumulih Jawa bagian Barat – Cirebon
Drilling operation areas of the Company wereas follows: North of Sumatera - Nangroe Aceh
Darussalam Central of Sumatera - Jambi South of Sumatera - Prabumulih West of Java - Cirebon
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
161
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/1 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian perusahaan a. The Company’s establishment
PT Pertamina Drilling Services Indonesia(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan AktaNotaris No. 13 tanggal 13 Juni 2008 olehMarianne Vincentia Hamdani, S.H., aktapendirian ini telah disahkan melalui SuratKeputusan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia No. AHU-39442.AH.01.01 tanggal8 Juli 2008, serta telah diumumkan dalamTambahan Berita Negara No. 84 tanggal 17Oktober 2008.
PT Pertamina Drilling Services Indonesia (the“Company”) was established by virtue ofNotarial Deed No. 13 dated 13 June 2008 ofMarianne Vincentia Hamdani, S.H., the deedof establishment was approved by the Ministryof Law and Human Rights in Decision LetterNo. AHU-39442.AH.01.01 dated 8 July 2008and was published in the State Gazette No. 84dated 17 October 2008.
Perusahaan didirikan untuk menjalankanusaha dalam bidang jasa penunjangpemboran minyak dan gas bumi, baik didaratan maupun perairan laut, dan jasa terkaitlainnya.
The Company was established to engage indrilling services of oil and gas, both onshoreand offshore, and other related services.
Pendirian Perusahaan merupakan tindaklanjut dari diterbitkannya PeraturanPemerintah No. 31 tahun 2003 tanggal 18 Juni2003 tentang Pengalihan Bentuk PerusahaanPertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara(PERTAMINA, selanjutnya disebut ”PertaminaLama”) menjadi perusahaan perseroan(Persero).
The Company’s establishment is related withGovernment Regulation No. 31 of 2003 dated18 June 2003 regarding the change in thestatus of Perusahaan Pertambangan Minyakdan Gas Bumi Negara (PERTAMINA, the“former Pertamina Entity”) to a limited liabilitycompany (“Persero”).
Pengalihan bentuk Pertamina Lama menjadiPT Pertamina (Persero) (“Pertamina”)dituangkan dalam Akta Notaris No. 20 tanggal17 September 2003 dari Lenny Janis Ishak,S.H., dan telah disahkan melalui keputusanMenteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNo. C-24025 HT.01.01.TH.2003 tanggal9 Oktober 2003 dan diumumkan dalam BeritaNegara No. 93 Tambahan No. 11620 tanggal21 November 2003.
Anggaran Dasar perusahaan telah mengalamibeberapa perubahan. Perubahan terakhirberdasarkan Akta Notaris No. 9 dari MarianneVincentia Hamdani, S.H., tanggal 10 Agustus2010 tentang Perubahan Susunan DewanKomisaris.
The change in the status of the formerPertamina Entity to PT Pertamina (Persero)(“Pertamina”) is documented by Notarial DeedNo. 20 dated 17 September 2003 of LennyJanis Ishak, S.H., which was approved by theMinistry of Law and Human Rights in DecisionLetter No. C-24025 HT.01.01. TH.2003 dated9 October 2003 and published in SupplementNo. 11620 to the State Gazette No. 93 dated21 November 2003.
The Company’s Articles of Association havebeen amended several times. The latestamendment was based on Notarial Deed No.9 from Marianne Vincentia Hamdani, S.H.,dated 10 August 2010 regarding Change inBoard of Commisioners Composition.
Area operasi pemboran perusahaan beradapada lokasi sebagai berikut: Sumatera bagian Utara - Nangroe Aceh
Darussalam Sumatera bagian Tengah - Jambi Sumatera bagian Selatan - Prabumulih Jawa bagian Barat – Cirebon
Drilling operation areas of the Company wereas follows: North of Sumatera - Nangroe Aceh
Darussalam Central of Sumatera - Jambi South of Sumatera - Prabumulih West of Java - Cirebon
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/2 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
b. Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan b. Commissioners, Directors, and Employees
Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi padatanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah:
The composition of the Company’s Board ofCommissioners and Board of Directors as at31 December 2011 and 2010 were as follows:
Berdasarkan keputusan sirkuler pemegangsaham tanggal 30 Desember 2011, parapemegang saham menerima pengunduran diriMade Mahendra Budhi dari jabatannyasebagai Direktur Keuangan dan Administrasiterhitung sejak tanggal 1 Januari 2012.Sampai dengan tanggal penyelesaian laporankeuangan ini, Direktur Utama Perusahaanmenjadi Pejabat Sementara DirekturKeuangan dan Administrasi.
Based on a circular shareholder resolutiondated 30 December 2011, the shareholdersapproved the resignation of Made MahendraBudhi as Finance and Administration Directoreffective from 1 January 2012. As at thecompletion date of this financial statement, theCompany’s President Director acts as theinterim Finance and Administration Director.
c. Domisili c. Principal address
Kantor pusat Perusahaan beralamat diMenara Standard Chartered Lantai 15 - 16, Jl.Prof. Dr. Satrio Kav. 164, Jakarta Selatan.
The Company’s head office is located atMenara Standard Chartered 15th - 16th floor, Jl.Prof. Dr. Satrio Kav. 164,South Jakarta.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaanmempunyai 372 karyawan (2010: 311karyawan), dimana 104 karyawan (2010: 115karyawan) adalah karyawan Pertaminadengan status diperbantukan kepadaPerusahaan dan 268 karyawan (2010: 196karyawan) adalah karyawan tetap Perusahaan(tidak diaudit).
As at 31 December 2011 the Company had372 employees (2010: 311 employees), forwhich 104 employees (2010: 115 employees)were Pertamina’s employees seconded to theCompany and the remaining 268 employees(2010: 196 employees) were employeesdirectly hired by the Company (unaudited).
2. PENGALIHAN HAK, KEWAJIBAN DANKEPENTINGAN
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur UtamaPertamina No. KPTS-13/C00000/2010-S0 tanggal28 Januari 2010, kegiatan pengelolaan,pengoperasian dan pemeliharaan seluruh asetpenunjang dalam bidang jasa pemboran minyakdan gas bumi, baik di daratan maupun perairanlaut, dan jasa terkait lainnya dialihkan dariPertamina kepada Perusahaan efektif sejaktanggal 1 Juli 2008.
2. TRANSFER OF RIGHTS, OBLIGATIONS ANDINTERESTS
In accordance with Pertamina’s PresidentDirector’s Decision Letter No. KPTS-13/C00000/2010-S0 dated 28 January 2010, themanagement, operations and maintenance of allassets for drilling activities, both in onshore andoffshore, and other related services weretransferred from Pertamina to the Companyeffective since 1 July 2008.
Dewan Komisaris: 2011 dan/and 2010 Board of Commissioners:Komisaris Utama Mohamad Afdal Bahaudin President CommissionerKomisaris Subarkah Kustowo CommissionerKomisaris Suyartono Commissioner
Direksi: Board of Directors:Direktur Utama Amran Anwar President DirectorDirektur Operasi Faried Rudiono Director of OperationsDirektur Pemasaran dan
Pengembangan Adi HariantoDirector of Marketing andBusiness Development
Direktur Keuangan danAdministrasi Made Mahendra Budhi
Director of Finance andAdministration
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
162
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/3 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
2. PENGALIHAN HAK, KEWAJIBAN DANKEPENTINGAN (lanjutan)
Penggunaan aset tetap milik Pertamina olehPerusahaan dilakukan berdasarkan PerjanjianSewa Aset antara Pertamina denganPerusahaan No. 122/C00000/2009-SO tanggal 2Februari 2009 antara Pertamina denganPerusahaan yang berlaku sejak tanggal 1 Juli2008 sampai dengan tanggal 31 Desember 2009atau sampai dengan tanggal efektif berlakunyapengalihan aset tetap dari Pertamina kepadaPerusahaan, mana yang terjadi lebih dahulu.Biaya sewa yang dikenakan oleh Pertaminakepada Perusahaan sesuai dengan perjanjiansewa operasi tersebut adalah sebesar biayadepresiasi aset tetap tersebut selama periodeberjalan.
Sesuai Akta Notaris No.26 dan 27 tanggal 28 Juni2010 dari Lenny Janis Ishak, S.H., Pertaminamengalihkan aset-aset tersebut kepadaPerusahaan sebagai bentuk tambahan setoranmodal Pertamina kepada Perusahaan.Pengalihan aset tersebut efektif berlaku sejak 30Juni 2010 (Catatan 16).
2. TRANSFER OF RIGHTS, OBLIGATIONS ANDINTERESTS (continued)
The use of Pertamina’s fixed assets by theCompany is based on Asset Lease Agreement No.122/C00000/2009-SO dated 2 February 2009between Pertamina and the Company, which iseffective from 1 July 2008 through 31 December2009 or from the effective date of transfer ofPertamina’s fixed assets to the Company,whichever occurs first. The lease charge under theoperating lease agreement with Pertamina is equalto Pertamina’s fixed assets depreciation expensefor the period.
Based on Notary Deed No. 26 and 27 dated 28June 2010 of Lenny Janis Ishak, S.H., Pertaminatransferred its assets to the Company as additionalpaid in capital of Pertamina to the Company(“inbreng assets”). This inbreng asset was effectiveon 30 June 2010 (Note 16).
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES
Laporan keuangan Perusahaan telah disusun olehDewan Direksi dan diselesaikan pada tanggal 28Februari 2012.
Laporan keuangan Perusahaan disusunberdasarkan Standar Akuntansi Keuangan diIndonesia. Kebijakan akuntansi yang signifikan,diterapkan secara konsisten dalam penyusunanlaporan keuangan untuk tahun yang berakhir padatanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dianutoleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
These financial statements of the Company wereprepared by the Board of Directors and completedon 28 February 2012.
The Company’s financial statements have beenprepared in accordance with Indonesian financialaccounting standards. The significant accountingprinciples were applied consistently in thepreparation of the financial statements for the yearsended 31 December 2011 and 2010 by theCompany, and are as follows:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation
Laporan keuangan disusun berdasarkankonsep harga perolehan, kecuali asetkeuangan yang tersedia untuk dijual dan asetkeuangan dan kewajiban keuangan yangdiukur pada nilai wajar melalui laporan labarugi.
The financial statements have been preparedunder the historical cost, except for availablefor sale financial assets and financial assetsand liabilities which were measured at fairvalue through profit or loss.
Di tahun 2011, Perusahaan telah mengubahmetode penyusunan laporan arus kas darimetode tidak langsung menjadi metodelangsung. Oleh karena itu, laporan arus kas2010 telah disesuaikan oleh manajemendengan tidak ada pengaruh terhadap arus kasoperasi Perusahaan.
In 2011, the Company has changed the cashflows method from the indirect method to thedirect method. Therefore, the statement ofcash flows for the year 2010 was adjusted anddid not impact on the Company’s operatingcash flows.
Laporan arus kas disusun denganmenggunakan metode langsung, denganmengelompokkan arus kas ke dalam aktivitasoperasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows have beenprepared based on the direct method byclassifying cash flows on the basis ofoperating, investing, and financing activities.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
163
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/4 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan(lanjutan)
a. Basis of preparation (continued)
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini,dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah(”IDR”), kecuali dinyatakan lain.
Figures in the financial statements are roundedto and stated in millions of Rupiah (”IDR”),unless otherwise specified.
b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan
b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards
Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaanmenerapkan pernyataan standar akuntansikeuangan (PSAK) dan interpretasi standarakuntansi keuangan (ISAK) baru dan revisiyang efektif pada tahun 2011. Perubahankebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuatseperti yang disyaratkan, sesuai denganketentuan transisi dalam masing-masingstandar dan interpretasi.
On 1 January 2011, the Company adopted newand revised statements of financial accountingstandards (“SFAS”) and interpretations ofstatement of financial accounting standards(“ISFAS”) that are mandatory for applicationfrom that date. Changes to the Company’saccounting policies have been made asrequired, in accordance with the transitionalprovisions in the respective standards andinterpretations.
- PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian LaporanKeuangan”
- SFAS 1 (Revised 2009), “Presentation ofFinancial Statements”
Standar yang direvisi melarang penyajianpenghasilan dan beban (yakni “perubahanekuitas nonpemilik”) dalam laporan perubahanekuitas, mengharuskan “perubahan ekuitasnonpemilik” disajikan terpisah dari perubahanekuitas pemilik. Seluruh “perubahan ekuitasnonpemilik” disajikan dalam suatu laporankinerja.
The revised standard prohibits the presentationof items of income and expense (that is“nonowner changes in equity”) in the statementof changes in equity, requiring “non-ownerchanges in equity” to be presented separatelyfrom owner changes in equity. All “non-ownerchanges in equity” are required to be shown ina performance statement.
Entitas dapat memilih untuk menyajikan satulaporan kinerja (laporan pendapatankomprehensif) atau dua laporan (laporan labarugi dan laporan pendapatan komprehensif).Seluruh penghasilan dan beban disajikansebagai bagian aktivitas normal entitas.
Entities can choose whether to present oneperformance statement (the statement ofcomprehensive income) or two statements (theincome statement and statement ofcomprehensive income). All items of income orexpenses are to be presented as arising fromthe entity’s ordinary activities.
Jika entitas menyajikan kembali ataumereklasifikasi informasi komparatif, entitasharus menyajikan laporan posisi keuanganyang disajikan kembali pada awal periodekomparatif di samping penyajian laporan posisikeuangan pada akhir periode berjalan danperiode komparatif.
Where entities restate or reclassify comparativeinformation, they will be required to present arestated statement of financial position as at thebeginning comparative period in addition to thecurrent requirement to present balance sheetsat the end of the current period andcomparative period.
Perusahaan memilih menyajikan satu laporan.Laporan keuangan telah disajikan sesuaidengan yang disyaratkan oleh standar.
The Company has elected to present onestatement. The financial statements have beenprepared under the revised disclosurerequirements.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
164
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/5 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)
b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)
- PSAK No. 7 (Revisi 2010), “PengungkapanPihak-pihak Berelasi”
Standar memperjelas pedoman pengungkapanpihak berelasi, transaksi dan saldo, termasukkomitmen dengan pihak berelasi. Standarmenjelaskan bahwa personil manajemen kuncimerupakan pihak berelasi, yang mewajibkanpengungkapan jumlah dan kategori remunerasidan kompensasi kepada personil manajemenkunci. Standar juga mewajibkanpengungkapan atas transaksi dan saldo terkaitdengan entitas yang berelasi denganPemerintah. Perusahaan telah melakukanevaluasi ulang mengenai pihak berelasi sesuaidengan standar ini dan memastikan laporankeuangan telah disusun berdasarkanketentuan pengungkapan yang direvisi.
- SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related PartyDisclosures”
The standard enhances the guidance fordisclosure of related party relationships,transactions and outstanding balances,including commitments. It makes clear that amember of the key management personnel is arelated party, which in turn requires thedisclosure of each category of remunerationand compensation of the key managementpersonnel. The standard also requiresdisclosures of transactions with Government-related entities and outstanding balances withthose entities. The Company has re-evaluatedits related party relationships in accordancewith this standard and ensured the financialstatements have been prepared under therevised disclosure requirements.
Penerapan dari standar, interpretasi baru/revisidan pencabutan standar berikut, tidakmenimbulkan perubahan besar terhadapkebijakan akuntansi Perusahaan dan efekmaterial terhadap laporan keuangan:
The adoption of these new and revisedstandards and interpretations did not result insubstantial changes to the Company’saccounting policies and had no material effecton the amounts reported for the current or priorfinancial periods:
PSAK 2 (Revisi 2009), “Laporan ArusKas”
PSAK 3 (Revisi 2010), “LaporanKeuangan Interim”
PSAK 4 (Revisi 2009), “LaporanKeuangan Konsolidasian dan LaporanKeuangan Tersendiri”
PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”
PSAK 8 (Revisi 2010), “Peristiwa SetelahPeriode Pelaporan”
PSAK 12 (Revisi 2009), “BagianPartisipasi dalam Ventura Bersama”
PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi padaEntitas Asosiasi”
PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”
PSAK 22 (Revisi 2010), “KombinasiBisnis”
PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan” PSAK 25 (Revisi 2009), “Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,dan Kesalahan”
PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan NilaiAset”
PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, LiabilitasKontinjensi dan Aset Kontinjensi”
SFAS 2 (Revised 2009), “Statement ofCash Flows”
SFAS 3 (Revised 2010), “Interim FinancialReporting”
SFAS 4 (Revised 2009), “Consolidated andSeparate Financial Statements”
SFAS 5 (Revised 2009), “OperatingSegment”
SFAS 8 (Revised 2010), “Events after theReporting Period”
SFAS 12 (Revised 2009), “Interests in JointVentures”
SFAS 15 (Revised 2009), “Investments inAssociates”
SFAS 19 (Revised 2010), “IntangibleAssets”
SFAS 22 (Revised 2010), “BusinessCombinations”
SFAS 23 (Revised 2010), “Revenue” SFAS 25 (Revised 2009), “Accounting
Policies, Changes in Accounting Estimatesand Errors”
SFAS 48 (Revised 2009), “Impairment ofAssets”
SFAS 57 (Revised 2009), “Provisions,Contingent Liabilities and ContingentAssets”
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
165
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/6 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)
b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)
PSAK 58 (Revisi 2009), “Aset TidakLancar yang Dimiliki untuk Dijual danOperasi yang Dihentikan”
ISAK 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi EntitasBertujuan Khusus”
ISAK 9, “Perubahan atas LiabilitasAktivitas Purna Operasi, Restorasi danLiabilitas Serupa”
ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan” ISAK 11, “Distribusi Aset Nonkas kepada
Pemilik” ISAK 12, “Pengendalian Bersama Entitas:
Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer” ISAK 14, “Aset Tak berwujud – Biaya
Situs Web” ISAK 17, “Laporan Keuangan Interim dan
Penurunan Nilai”
SFAS 58 (Revised 2009), “Non-CurrentAssets Held for Sale and DiscontinuedOperations”
ISFAS 7 (Revised 2009), “Consolidation ofSpecial Purpose Entities”
ISFAS 9, “Changes in ExistingDecommissioning, Restoration and SimilarLiabilities”
ISFAS 10, “Customer Loyalty Programs” ISFAS 11, “Distributions of Non-Cash
Assets to Owners” ISFAS 12, “Jointly Controlled Entities-Non-
Monetary Contributions by Venturers” ISFAS 14, “Intangible Assets - Website
Costs” ISFAS 17, “Interim Financial Reporting and
Impairment”
Pencabutan standar dan interpretasi ini tidakmenyebabkan perubahan signifikan terhadapkebijakan akuntansi Perusahaan dan tidakmaterial atas jumlah yang dilaporkan atastahun berjalan atau tahun sebelumnya:
The withdrawals of these standards andinterpretations did not result in significantchanges to the Company’s accounting policiesand had no material effect on the amountsreported for the current or prior financial year:
PSAK 6, “Akuntansi dan Pelaporan untukEntitas Tahap Pengembangan”
PSAK 21, “Akuntansi Ekuitas” PSAK 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas
Entitas Anak atau Asosiasi” ISAK 1, “Penentuan Harga Pasar Dividen”
ISAK 2, “Penyajian Modal dalam Neracadan Piutang kepada Pemegang Saham”
ISAK 3, “Akuntansi atas PemberianSumbangan atau Bantuan”
SFAS 6, “Accounting and Reporting forDevelopment-Stage Entities”
SFAS 21, “Accounting for Equity” SFAS 40, “Accounting for Changes in
Equity of the Subsidiaries or Associates” ISFAS 1, “Determining Market Price of
Dividends” ISFAS 2, “Presentation of Capital in the
Balance Sheet and SubscriptionReceivables”
ISFAS 3, “Accounting for Donations orEndowment”
Standar akuntansi dan interpretasi baru/revisitelah diterbitkan dan diwajibkan untuk tahunyang dimulai sejak atau setelah 1 Januari2012:
The following new and revised accountingstandards and interpretations have beenpublished and are mandatory for financial yearsbeginning on or after 1 January 2012:
PSAK 10 (Revisi 2010), “PengaruhPerubahan Kurs Valuta Asing”
PSAK 18 (Revisi 2010), “Akuntansi danPelaporan Program Manfaat Purnakarya”
PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” PSAK 28 (Revisi 2010), “Akuntansi untuk
Asuransi Kerugian”
SFAS 10 (Revised 2010), “The Effects ofChanges in Foreign Exchange Rates”
SFAS 18 (Revised 2010), “Accounting andReporting by Retirement Benefit Plans”
SFAS 24 (Revised 2010), “EmployeeBenefits”SFAS 28 (Revised 2010), “Accounting forLoss Insurance”
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
166
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/7 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)
b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)
PSAK 33 (Revisi 2011), “AktivitasPengupasan Lapisan Tanah danPengelolaan Lingkungan Hidup padaPertambangan Umum”
PSAK 34 (Revisi 2010), “KontrakKonstruksi”
PSAK 36 (Revisi 2010), “Akuntansi untukAsuransi Jiwa”
PSAK 45 (Revisi 2011), “PelaporanKeuangan Entitas Nirlaba”
PSAK 46 (Revisi 2010), “PajakPenghasilan”
PSAK 50 (Revisi 2010), “InstrumenKeuangan: Penyajian”
PSAK 53 (Revisi 2010), “PembayaranBerbasis Saham”
PSAK 56 (Revisi 2011), “Laba PerSaham”
SFAS 33 (Revised 2011), “StrippingActivities and Environmental Managementin General Mining”
SFAS 34 (Revised 2010), “ConstructionContracts”
SFAS 36 (Revised 2010), “Accounting forLife Insurance”
SFAS 45 (Revised 2010), “FinancialReporting for Non-Profit Organisations”
SFAS 46 (Revised 2010), “Income Taxes”
SFAS 50 (Revised 2010), “FinancialInstruments: Presentation”
SFAS 53 (Revised 2010), “Share-BasedPayments”
SFAS 56 (Revised 2010), “Earnings perShare”
PSAK 60, “Instrumen Keuangan:Pengungkapan”
PSAK 61, “Akuntansi Hibah Pemerintahdan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”
PSAK 62, “Kontrak Asuransi” PSAK 63, “Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi”
SFAS 60, “Financial Instruments:Disclosures”
SFAS 61, “Accounting for GovernmentGrants and Disclosures of GovernmentAssistance”
SFAS 62, “Insurance Contracts” SFAS 63, “Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies” PSAK 64, “Aktivitas Eksplorasi dan
Evaluasi pada Pertambangan SumberDaya Mineral”
ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Netodalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”
ISAK 15 – PSAK 24, “Batasan AsetImbalan Pasti, Persyaratan PendanaanMinimum dan Interaksinya”
ISAK 16, “Perjanjian Konsesi Jasa”
ISAK 18, “Bantuan Pemerintah - TidakAda Relasi Spesifik dengan AktivitasOperasi”
ISAK 19, “Aplikasi Pendekatan PenyajianKembali pada PSAK 63 PelaporanKeuangan dalam ekonomi hiperinflasi”
ISAK 20, “Pajak Penghasilan –Perubahan dalam Status Pajak Entitasatau Para Pemegang Saham”
ISAK 22, “Perjanjian Konsesi Jasa:Pengungkapan”
ISAK 23, “Sewa Operasi – Insentif” ISAK 24, “Evaluasi Substansi Beberapa
Transaksi yang Melibatkan suatu BentukLegal Sewa”
SFAS 64, “Exploration and Evaluation ofMineral Resources”
ISFAS 13, “Hedges of a Net Investment in aForeign Operation”
ISFAS 15 – SFAS 24, “The Limit on aDefined Benefit Asset, Minimum FundingRequirements and their Interaction
ISFAS 16, “Service ConcessionArrangements”
ISFAS 18, “Government Assistance — NoSpecific Relation to Operating Activities”
ISAK 19, “Applying the RestatementApproach under PSAK 63: FinancialReporting in Hyperinflationary Economies”
ISAK 20, “Income Taxes—Changes in theTax Status of an Entity or its Shareholders”
ISAK 22, “Service ConcessionArrangements: Disclosure”
ISAK 23, “Operating Leases – Incentives” ISAK 24 - Evaluating the Substance of
Transactions Involving the Legal Form of alease”
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
167
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/8 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
b. Perubahan pada pernyataan standarakuntansi keuangan dan interpretasipernyataan standar akuntansi keuangan(lanjutan)
b. Changes to the statements of financialaccounting standards and interpretations ofstatements of financial accountingstandards (continued)
Pencabutan standar akuntasi dan interpretasiberikut ini telah diterbitkan dan diwajibkanuntuk tahun yang dimulai sejak atau setelah 1Januari 2012:
The following withdrawals of accountingstandards and interpretations have beenpublished and are mandatory for the financialyear beginning on or after 1 January 2012:
PSAK 11, “Penjabaran Laporan Keuangandalam Mata Uang Asing”
PSAK 27, “Akuntansi Koperasi” PSAK 29, “Akuntansi Minyak dan Gas
Bumi” PSAK 39, “Akuntansi Kerja Sama
Operasi” PSAK 52, “Mata Uang Pelaporan” ISAK 4, “Alternatif Perlakuan yang
Diizinkan atas Selisih Kurs”
SFAS 11, “Translation of FinancialStatements in Foreign Currencies”
SFAS 27, “Accounting for Cooperatives” SFAS 29, “Accounting for Oil and Gas”
SFAS 39, “Accounting for Joint Operations”
SFAS 52, “Reporting Currencies” ISFAS 4, “Allowable Alternative Treatment
of Foreign Exchange Differences”
Perusahaan masih menganalis is dampakstandar dan interpretasi baru/revisi sertapencabutan standar dan interpretasi tersebutterhadap laporan keuangan.
The Company is still assessing the impact ofthese new or revised SFAS and ISFAS andwithdrawals of those standards andinterpretations on the financial statements.
c. Transaksi dengan pihak yang mempunyaihubungan istimewa
c. Related parties transactions
Perusahaan melakukan transaksi denganpihak-pihak yang berelasi sebagaimanadidefinisikan dalam PSAK No. 7,“Pengungkapan Pihak-pihak berelasi”. Seluruhtransaksi dan saldo yang material denganpihak-pihak yang berelasi telah diungkapkandalam catatan atas laporan keuangankonsolidasian, termasuk transaksi denganentitas yang berelasi dengan Pemerintah.
The Company enters into transactions withrelated parties as defined in SFAS 7 “RelatedParty Disclosures”. All significant transactionsand balances with related parties have beendisclosed in the notes to these financialstatements, including transactions withGovernment-related entities.
d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents
Pada laporan arus kas, kas dan setara kasmencakup kas, bank dan semua depositoberjangka yang jatuh tempo dalam waktu tigabulan setelah dikurangi cerukan. Pada laporanposisi keuangan, cerukan disajikan sebagailiabilitas jangka pendek.
In the statement of cash flows, cash and cashequivalents include cash in hand, deposits heldat call with banks, other short-term highly liquidinvestments with original maturities of threemonths or less, and bank overdrafts. In thestatement of financial position, bank overdraftsare shown within borrowings in currentliabilities.
Kas dan setara kas yang dibatasipenggunaanya disajikan sebagai “Dana yangDibatasi Penggunaannya”. Bila dana tersebutakan digunakan dalam waktu satu tahun ataukurang maka akan disajikan sebagai assetlancar dan bila jatuh tempo lebih dari satutahun disajikan sebagai bagian dari aset tidaklancar.
Cash and cash equivalents which are restrictedfor certain use are presented as “Restrictedfunds”. If the funds are expected to be usedwithin one year or less, they are classified aspart of current assets and if the funds are notgoing to be used within the next one year, theyare classified as part of non-current assets.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
168
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/9 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
e. Piutang Usaha e. Trade receivables
Piutang usaha merupakan jumlah yangterutang dari pelanggan atas penjualan barangdagangan atau jasa dalam kegiatan usahanormal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagihdalam waktu satu tahun atau kurang (ataudalam siklus operasi normal jika lebihpanjang), piutang diklasifikasikan sebagai asetlancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagaiaset tidak lancar.
Trade receivables are amounts due fromcustomer for merchandise sold or servicesperformed in the ordinary course of business. Ifcollection is expected in one year or less (or inthe normal operating cycle of the business iflonger), they are classified as current assets. Ifnot, they are presented as non-current assets.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesarnilai wajar dan selanjutnya diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakanmetode bunga efektif, apabila dampakpendiskontoan signifikan, dikurangi provisiatas penurunan nilai.
Trade receivables are recognised initially at fairvalue and subsequently measured at amortisedcost using the effective interest method, if theimpact of discounting is significant, lessprovision for impairment.
f. Persediaan f. Inventories
Persediaan dicatat berdasarkan metode rata-rata tertimbang dan nilai realisasi bersih,mana yang lebih rendah. Penyisihan untukpersediaan usang dan bergerak lambatditentukan berdasarkan estimasi penggunaanatau penjualan masing-masing jenispersediaan pada masa mendatang.
Penyisihan penurunan nilai persediaan usang,tidak terpakai, dan lambat pergerakannyadilakukan berdasarkan analisa manajementerhadap kondisi material tersebut pada akhirtahun.
Inventories are stated at the lower of weightedaverage cost and net realisable value. Aprovision for obsolete and slow movinginventory is determined on the basis ofestimated future usage or sale of individualinventory items.
An allowance for obsolete, unusable and slow-moving inventories is provided based onmanagement’s analysis of the condition of suchmaterials at the end of the year.
g. Biaya dibayar di muka g. Prepayments
Biaya dibayar di muka diamortisasi selamaperiode manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus sesuaidengan peruntukannya.
Prepaid expenses are amortised on a straight-line basis over the estimated beneficial periodsof the prepayments.
h. Aset Tetap h. Property, plant and equipment
Aset tetap dicatat berdasarkan biayaperolehan dikurangi dengan akumulasipenyusutan dan penurunan nilai, jika ada.
Fixed assets are stated at cost lessaccumulated depreciation and impairmentlosses, if any.
Termasuk ke dalam biaya perolehan adalahbiaya penggantian sebagian aset tetap danbiaya pinjaman untuk proyek konstruksijangka panjang jika kriteria pengakuanterpenuhi. Demikian pula, ketika majorinspection dilakukan, biayanya diakui sebagainilai aset tetap sebagai biaya penggantian,jika kriteria pengakuan terpenuhi. Biayaperbaikan dan pemeliharaan dibebankan kelaporan laba-rugi dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Acquisition cost includes the cost of replacingpart of fixed assets and borrowing costs forlong-term construction projects if therecognition criteria are satisfied. Likewise,when a major inspection is performed, its costis recognised in the carrying amount of thefixed assets as a replacement cost if therecognition criteria are satisfied. All repairs andmaintenance are charged to the statement ofincome during the financial period in whichthey are incurred.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
169
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/9 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
e. Piutang Usaha e. Trade receivables
Piutang usaha merupakan jumlah yangterutang dari pelanggan atas penjualan barangdagangan atau jasa dalam kegiatan usahanormal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagihdalam waktu satu tahun atau kurang (ataudalam siklus operasi normal jika lebihpanjang), piutang diklasifikasikan sebagai asetlancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagaiaset tidak lancar.
Trade receivables are amounts due fromcustomer for merchandise sold or servicesperformed in the ordinary course of business. Ifcollection is expected in one year or less (or inthe normal operating cycle of the business iflonger), they are classified as current assets. Ifnot, they are presented as non-current assets.
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesarnilai wajar dan selanjutnya diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakanmetode bunga efektif, apabila dampakpendiskontoan signifikan, dikurangi provisiatas penurunan nilai.
Trade receivables are recognised initially at fairvalue and subsequently measured at amortisedcost using the effective interest method, if theimpact of discounting is significant, lessprovision for impairment.
f. Persediaan f. Inventories
Persediaan dicatat berdasarkan metode rata-rata tertimbang dan nilai realisasi bersih,mana yang lebih rendah. Penyisihan untukpersediaan usang dan bergerak lambatditentukan berdasarkan estimasi penggunaanatau penjualan masing-masing jenispersediaan pada masa mendatang.
Penyisihan penurunan nilai persediaan usang,tidak terpakai, dan lambat pergerakannyadilakukan berdasarkan analisa manajementerhadap kondisi material tersebut pada akhirtahun.
Inventories are stated at the lower of weightedaverage cost and net realisable value. Aprovision for obsolete and slow movinginventory is determined on the basis ofestimated future usage or sale of individualinventory items.
An allowance for obsolete, unusable and slow-moving inventories is provided based onmanagement’s analysis of the condition of suchmaterials at the end of the year.
g. Biaya dibayar di muka g. Prepayments
Biaya dibayar di muka diamortisasi selamaperiode manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus sesuaidengan peruntukannya.
Prepaid expenses are amortised on a straight-line basis over the estimated beneficial periodsof the prepayments.
h. Aset Tetap h. Property, plant and equipment
Aset tetap dicatat berdasarkan biayaperolehan dikurangi dengan akumulasipenyusutan dan penurunan nilai, jika ada.
Fixed assets are stated at cost lessaccumulated depreciation and impairmentlosses, if any.
Termasuk ke dalam biaya perolehan adalahbiaya penggantian sebagian aset tetap danbiaya pinjaman untuk proyek konstruksijangka panjang jika kriteria pengakuanterpenuhi. Demikian pula, ketika majorinspection dilakukan, biayanya diakui sebagainilai aset tetap sebagai biaya penggantian,jika kriteria pengakuan terpenuhi. Biayaperbaikan dan pemeliharaan dibebankan kelaporan laba-rugi dalam periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Acquisition cost includes the cost of replacingpart of fixed assets and borrowing costs forlong-term construction projects if therecognition criteria are satisfied. Likewise,when a major inspection is performed, its costis recognised in the carrying amount of thefixed assets as a replacement cost if therecognition criteria are satisfied. All repairs andmaintenance are charged to the statement ofincome during the financial period in whichthey are incurred.
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/10 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
h. Aset Tetap (lanjutan) h. Property, plant and equipment (continued)
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan denganmenggunakan metode garis lurusberdasarkan estimasi masa manfaat asettetap sebagai berikut:
Fixed assets, except land, are depreciatedusing the straight-line method over theirestimated useful lives as follows:
Tahun/Years
InstalasiBangunanHarta Bergerak
5 - 2040
5 - 10
InstallationsBuildings
Moveable equipments
Tanah dan hak atas tanah dinyatakanberdasarkan biaya perolehan dan tidakdisusutkan.
Land and land rights are stated at cost and arenot amortised.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai sisa, umurmanfaat dan metode penyusutan ditinjau ulangdan disesuaikan secara prospektifsebagaimana mestinya.
Nilai aset dikaji ulang atas kemungkinanpenurunan pada nilai wajarnya yangdisebabkan oleh peristiwa atau perubahankeadaan yang menyebabkan nilai tercatat asetmungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunannilai aset diakui sebagai biaya tahun berjalan.
At each financial year end, the residual values,useful lives and methods of depreciation ofassets are reviewed and adjustedprospectively, as appropriate.
Asset values are reviewed for any impairmentand possible write-down to fair valueswhenever events or changes in circumstancesindicate that the carrying values of the assetsmay not be fully recovered. Impairment ofasset is recognised as a charge to currentyear operations.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikanpengakuannya pada saat dilepaskan atau saattidak ada manfaat ekonomis masa depan yangdiharapkan dari penggunaan ataupelepasannya. Laba atau rugi yang timbul daripenghentian pengakuan aset (dihitung sebagaiperbedaan antara jumlah neto hasil pelepasandan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan ataudibebankan di laporan laba rugi pada tahunaset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognised upondisposal or when no future economic benefitsare expected from its use or disposal. Any gainor loss arising on derecognition of the asset(calculated as the difference between the netdisposal proceeds and the carrying amount ofthe asset) is credited or charged to thestatement of income in the year the asset isderecognised.
Aset dalam penyelesaian Assets under construction
Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsungdengan pembangunan dan akuisisi aset tetapdan biaya-biaya lainnya. Biaya-biaya tersebutakan dipindahkan ke aset tetap yangbersangkutan pada saat aset tersebut selesaidan siap digunakan. Biaya pinjaman yangterjadi untuk mendanai aset dalampenyelesaian dikapitalisasi selama periodesampai dengan proses pembangunan asetselesai.
Assets under construction represents costs forthe assets and acquisition of fixed assets andother costs, for which costs are transferred tothe relevant asset account when the asset iscompleted and ready to use. Borrowing costsincurred specifically to fund assets underconstruction are capitalised during the periodup to completion of the respective assets.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
170
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/11 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
i. Sewa
Suatu sewa dimana porsi yang signifikan atasrisiko dan manfaat kepemilikan aset masihtetap berada ditangan lessor, maka sewatersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.Pembayaran sewa operasi (dikurangi denganinsentif yang diterima dari lessor) dibebankanke laporan laba rugi dengan metode garis lurusselama masa sewa.
Sewa aset tetap dimana Perusahaan memilikisecara substansi seluruh risiko dan manfaatkepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewapembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasipada awal masa sewa sebesar nilai wajar asetsewa atau sebesar nilai kini pembayaran sewaminimum, jika nilai kini lebih dari nilai wajar.
i. Leases
Leases in which a significant portion of the risksand rewards of ownership are retained by thelessor are classified as operating leases.Payments made under operating leases (net ofany incentives received from the lessor) arecharged to the statements of income on astraight-line basis over the period of the lease.
Leases of fixed assets where the Companysubstantially has all the risks and rewards ofownership are classified as finance leases.Finance leases are capitalised at thecommencement of the lease term based on thefair value of the leased property or, if lower thepresent value of the minimum lease payments.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antarabagian yang merupakan pelunasan kewajibandan bagian yang merupakan beban keuangansedemikian rupa sehingga menghasilkantingkat suku bunga yang konstan atas saldopembiayaan. Unsur bunga dalam bebankeuangan dibebankan di laporan laba rugiselama masa sewa sedemikian rupa sehinggamenghasilkan suatu tingkat suku bungaperiodik yang konstan atas saldo kewajibansetiap periode. Aset tetap yang diperolehmelalui sewa pembiayaan disusutkan denganmetode yang sama dengan penyusutan asettetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapatkepastian yang memadai bahwa Perusahaanakan memiliki aset tersebut pada akhir masasewa, aset tersebut disusutkan selama jangkawaktu yang lebih pendek antara umur manfaataset dan masa sewa.
Each lease payment is allocated between theliability and finance charges so as to achieve aconstant rate of interest on the outstandingfinance balance. The interest element of thefinance cost is charged to the statements ofincome over the lease period so as to produce aconstant periodic rate of interest on theremaining balance of the liability for each period.Fixed assets acquired under finance leases aredepreciated similarly to owned assets. If there isno reasonable certainty that the Company willhold the ownership by the end of the lease term,the asset is depreciated over the shorter of theuseful life of the asset and the lease term.
Penentuan apakah suatu perjanjianmerupakan, atau yang mengandung, sewadidasarkan atas substansi perjanjian padatanggal awal sewa dan apakah pemenuhanperjanjian tergantung pada penggunaan suatuaset tertentu dan perjanjian tersebutmemberikan suatu hak untuk menggunakanaset tersebut. Apabila perjanjian mengandungsewa, Perusahaan akan menilai apakahperjanjian sewa tersebut adalah sewapembiayaan atau sewa operasi. Sewa yangmengalihkan secara substansial kepada lesseeseluruh risiko dan manfaat yang terkait dengankepemilikan asset diklasifikasikan sebagaisewa pembiayaan, sebaliknya akandiklasifikasikan sebagai sewa operasi.
The determination of whether an arrangement is,or contains, a lease is based on the substance ofthe arrangement at the inception date andwhether the fulfillment of the arrangement isdependent on the use of a specific asset and thearrangement conveys a right to use the asset. Ifan arrangement contains a lease, the Companywill asses whether the lease is a finance oroperating lease. Leases that transfersubstantially to the lessee all of the risks andrewards incidental to ownership of the leaseditem are classified as finance leases, otherwisethey are classified as operating leases.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
171
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/12 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
j. Beban tangguhan
Biaya-biaya yang dianggap memberikanmanfaat di masa mendatang dicatat sebagaibiaya yang ditangguhkan dan diamortisasimenggunakan metode garis lurus selamamasa manfaat dari biaya-biaya tersebut.
j. Deferred charges
Expenditures which are considered to providebenefits in future periods are recorded asdeferred charges and amortised using thestraigh-line method over the useful life of theseexpenditures.
k. Penurunan nilai aset non keuangan k. Impairment of non-financial assets
Evaluasi terhadap aset jangka panjangdilakukan pada setiap tanggal neraca untukmengetahui adanya penurunan nilai ketikaterjadi peristiwa atau perubahan kondisi yangmengindikasikan bahwa nilai tercatat asettersebut tidak dapat terpulihkan. Jika terdapatkondisi seperti yang digambarkan di atas, nilaiterpulihkan dari aset diestimasi. Nilaiterpulihkan dari aset ditentukan berdasarkannilai yang lebih besar antara nilai jual asetbersih dan nilai pakainya.
Long-lived assets are reviewed at each balancesheet date for impairment whenever events orchanges in circumstances indicate that thecarrying amount of an asset may not berecoverable. If any such indication exists, theasset’s recoverable amount is estimated. Therecoverable amount of an asset is determined asthe greater of an asset’s net selling price andvalue in use.
Kerugian yang terjadi akibat penurunan nilaidiakui ketika nilai tercatat dari aset atau unitpenghasil kas melebihi nilai yang terpulihkan.Kerugian penurunan nilai diakui pada laporanlaba-rugi periode berjalan.
An impairment loss is recognized whenever thecarrying amount of the asset or its cash-generating unit exceeds its recoverable amount.Impairment losses are recognized in the currentperiod’s statements of comprehensive income.
Nilai tercatat aset dimana kerugian penurunannilai telah diakui akan dipulihkan tidak melebihinilai yang dapat diperoleh kembali dankerugian penurunan nilai dibalik jika terdapatperubahan estimasi yang digunakan untukmenentukan nilai aset yang terpulihkan sejakterakhir kerugian penurunan nilai diakui.Kerugian penurunan nilai dibalik sepanjangnilai tercatat dari aset tidak melebihi nilaitercatat yang seharusnya, setelah dikurangipenyusutan, deplesi atau amortisasi, dan tidaktercatat adanya kerugian penurunan nilai yangdiakui.
The carrying amount of an asset for which animpairment loss has been recognised isincreased to not more than its recoverableamount and an impairment loss is reversed ifthere has been a change in the estimate used todetermine the asset’s recoverable amount sincethe last impairment loss was recognised. Animpairment loss is reversed only to the extentthat the asset’s carrying amount does notexceed the carrying amount that would havebeen determined, net of depreciation, depletionor amortisation, if no impairment loss had beenrecognised.
l. Hutang usaha dan hutang lain-lain
Hutang usaha dan hutang lain-lain padaawalnya diakui pada nilai wajar dan kemudiandiukur pada harga perolehan yangdiamortisasi dengan menggunakan metodesuku bunga efektif. Hutang dikelompokkansebagai kewajiban lancar apabila pembayaranjatuh tempo dalam waktu satu tahun ataukurang (atau dalam siklus normal operasi daribisnis jika lebih lama). Jika tidak, hutangusaha tersebut disajikan sebagai kewajibantidak lancar.
l. Trade and other payables
Trade and other payables are recognised initiallyat fair value and subsequently measured atamortised cost using the effective interestmethod. Payables are classified as currentliabilities if payment is due within one year or less(or in the normal operating cycle of the businessif longer). If not, they are presented as non-current liabilities.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
172
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/13 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
m. Pengakuan pendapatan dan beban m. Revenue and expense recognition
Pendapatan usaha berasal dari penjualan jasapengeboran setelah dikurangi potonganpenjualan, dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).
Bila suatu transaksi penjualan jasa dapatdiestimasi dengan andal, pendapatansehubungan dengan transaksi tersebut diakuidengan mengacu pada tingkat penyelesaiantransaksi tersebut pada tanggal neraca denganmengacu pada kondisi berikut:
- jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;- besar kemungkinan manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akandiperoleh Perusahaan
- tingkat penyelesaian dari transaksi tersebutpada tanggal neraca dapat diukur dengan andal;dan
- biaya yang terjadi untuk transaksi dan untukmenyelesaikan transaksi tersebut dapat diukurdengan andal.
Bila hasil transaksi penjualan jasa tidak dapatdiestimasi dengan andal, pendapatan yang diakuihanya sebesar beban yang telah diakui yangdapat diperoleh kembali.
Beban diakui pada saat terjadi berdasarkankonsep akrual.
Revenue is recognised from the sale ofdrilling services, net of trade allowances,and Value Added Tax (“VAT”).
When the outcome of a transactioninvolving the rendering of services can beestimated reliably, revenue associated withthe transaction is recognised by referenceto the stage of completion of transaction atthe balance sheet date. The outcome of atransaction can be estimated reliably whenall the following conditions are met:
- the amount of revenue can bemeasured reliably;
- it is probable that the economic benefitsassociated with the transaction will flowto the Company
- the stage of completion of thetransaction at the balance sheet datecan be measured reliably; and
- the costs incurred for the transaction andthe costs to complete the transactioncan be measured reliably.
When the outcome of a transactioninvolving the rendering of services cannotbe estimated reliably, revenue isrecognised only to the extent of theexpenses recognised that are recoverable.
Expenses are recognised when incurred onan accrual basis.
n. Program pensiun dan imbalan kerja n. Pension plan and employee benefits
(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (i) Post–retirement benefit obligation
Program imbalan pascakerja dapatdiklasifikasikan sebagai program iuran pastiatau program imbalan pasti, bergantung padasubstansi ekonomis syarat dan kondisi utamaprogram tersebut.
Post-retirement benefit plans areclassified as either defined contributionplans or defined benefit plans,depending on the economic substanceof the plan as derived from its principalterms and conditions.
Program imbalan pasti adalah program pensiunyang menentukan jumlah imbalan pensiun yangakan diterima seorang karyawan pada saatpensiun, biasanya berdasarkan pada satu ataulebih faktor seperti usia, masa kerja, dankompensasi.
A defined benefit plan is a pension planthat defines the amount of pensionbenefit that an employee will receive onretirement, usually dependent on one ormore factors such as age, years ofservice and compensation.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
173
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/14 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
n. Program pensiun dan imbalan kerja (lanjutan) n. Pension plan and employee benefits(continued)
(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja(lanjutan)
(i) Post–retirement benefit obligation(continued)
Program iuran pasti adalah program imbalanpascakerja yang mewajibkan perusahaanmembayar sejumlah iuran tertentu kepada(dana) entitas terpisah, sehingga perusahaantidak memiliki kewajiban konstruktif untukmembayar iuran lebih lanjut jika entitas tersebuttidak memiliki aset yang cukup untuk membayarseluruh imbalan pascakerja sebagai imbalanatas jasa yang diberikan pekerja pada periodeberjalan dan periode lalu.
A defined contribution plan is a post-retirement benefit plan under which anenterprise pays fixed contributions into aseparate entity (a fund) and will have nolegal or constructive obligation to payfurther contributions if the fund does nothold sufficient assets to pay allemployee benefits relating to employeeservice in the current and prior periods.
Perusahaan menerima pembebanan biaya jasakini atas kewajiban pensiun dan imbalan kerjauntuk karyawan Pertamina yang statusnyadiperbantukan ke Perusahaan.
The Company is charged for currentservice costs for pension and otheremployee benefit obligations forPertamina employees seconded to theCompany.
Perusahan memberikan imbalan pasca kerjakepada karyawan tetap (yang statusnya bukanperbantuan) sesuai dengan Kontrak KerjaBersama (“KKB”). Imbalan pasca kerjakaryawan diakui berdasarkan ketentuanUndang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003tanggal 25 Maret 2003 (“Undang-Undang”) atauprogram imbalan pasca kerja Perusahaan,mana yang lebih tinggi. Karena Undang-undangKetenagakerjaan atau KKB menentukan rumustertentu untuk menghitung jumlah minimalimbalan pensiun pada dasarnya Undang-Undang Ketenagakerjaan atau KKB adalahprogram imbalan pasti.
The Company provides post-employment benefits covering all of itspermanent employees (direct hiredemployees) in accordance with itsemployment agreement (the “KKB”).TheCompany post-employment benefits arerecognised in accordance with LabourLaw No. 13/2003 dated 25 March 2003(the “Labour Law”), or the KKB,whichever benefit is higher. Since theLabour Law or the KKB sets a formula todetermine the minimum amount ofbenefits, in substance the Labour Lawor the KKB represents a defined benefitplan.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
174
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/15 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
n. Program pensiun dan imbalan kerja(lanjutan)
n. Pension plan and employee benefits(continued)
(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja(lanjutan)
(i) Post–retirement benefit obligation(continued)
Kewajiban program pensiun imbalan pastiyang diakui dalam laporan posisi keuanganadalah nilai kini kewajiban imbalan pastipada tanggal laporan posisi keuangandikurangi nilai wajar aset program, sertadisesuaikan dengan keuntungan ataukerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yangbelum diakui. Besarnya kewajiban imbalanpasti ditentukan berdasarkan perhitunganaktuaris independen yang dilakukan secaratahunan menggunakan metode projected-unit-credit. Nilai kini kewajiban imbalanpasti ditentukan dengan mendiskontoestimasi arus kas keluar masa depanmenggunakan tingkat suku bunga obligasipemerintah (dengan pertimbangan saat initidak ada pasar aktif untuk obligasikorporat berkualitas tinggi) dalam matauang yang sama dengan mata uangimbalan yang akan dibayarkan dan waktujatuh tempo yang kurang lebih samadengan waktu jatuh tempo imbalan yangbersangkutan.
The liability recognised in the statement offinancial position in respect of the definedbenefit pension plans is the present value ofthe defined benefit obligation at the balancesheet date less the fair value of plan assets,together with adjustments for unrecognisedactuarial gains or losses and past servicecosts. The defined benefit obligation iscalculated annually by independentactuaries using the projected–unit-creditmethod. The present value of the definedbenefit obligation is determined bydiscounting the estimated future cashoutflows using interest rates of governmentbonds (considering currently there is nodeep market for high quality corporatebonds) that are denominated in the currencyin which the benefits will be paid, and thathave terms of maturity approximating theterms of the related pension liability.
Beban yang diakui di laporan laba rugikomprehensif termasuk biaya jasa kini,beban bunga, amortisasi biaya jasa lalu,dan amortisasi keuntungan dan kerugianaktuaria.
Expense charged to the statement ofcomprehesive income includes the currentservice cost, interest expense, amortisationof past service cost and amortization ofactuarial gains and losses.
Biaya jasa lalu diakui segera di laporanlaba rugi komprehensif, kecuali perubahanpada program pensiun bergantung kepadasisa masa kerja karyawan untuk jangkawaktu tertentu (periode hak atau vested).Dalam kasus ini, biaya jasa laludiamortisasi menggunakan metode garislurus selama periode rata-rata sampaiimbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Past-service costs are recognisedimmediately in the statement ofcomprehensive income, unless the changesto the pension plan are conditional on theemployees remaining in service for aspecified period of time (the vesting period).In the case, the past-service costs areamortised on a straight-line basis over thevesting period.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yangtimbul dari penyesuaian pengalaman danperubahan asumsi-asumsi aktuarial,apabila melebihi 10% dari nilai kini darikewajiban imbalan pasti pada tanggalneraca, dibebankan atau dikreditkan padalaporan laba-rugi komprehensif selamarata-rata sisa masa kerja para karyawan.
Actuarial gains and losses arising fromexperience adjustments and changes inactuarial assumptions, when exceeding10% of the present value of the definedbenefit obligation at the balance sheet date,are charged or credited to the statement ofcomprehensive income over the averageremaining service lives of the employees.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
175
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/16 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
n. Program pensiun dan imbalan kerja(lanjutan)
n. Pension plan and employee benefits(continued)
(ii) Pesangon pemutusan kontrak kerja (ii) Termination benefits
Pesangon pemutusan kontrak kerjaterhutang ketika karyawan dihentikankontrak kerjanya oleh Perusahaansebelum tanggal pensiun normal atauketika karyawan menerima penawaranpengunduran diri secara sukarelasebagai ganti dari manfaat yang diterima.Perusahaan mengakui pesangonpemutusan kontrak kerja ketikaPerusahaan menunjukkan komitmennyabaik untuk memutuskan kontrak kerjadengan karyawan berdasarkan suaturencana formal terinci yang secararealistis kecil kemungkinan untukdibatalkan; atau menyediakan pesangonpemutusan kontrak kerja sebagai hasildari penawaran yang diberikan untukmendorong pemberhentian secarasukarela. Pesangon yang jatuh tempolebih dari 12 bulan setelah periodepelaporan akan didiskonto ke nilai kini.
Termination benefits are payable when anemployee’s contract is terminated by theCompany before the normal retirementdate, or whenever an employee acceptsvoluntary redundancy in exchange forthese benefits. The Company recognisesthe termination benefits when it isdemonstrably committed to eitherterminating the employment of currentemployees according to a detailed formalplan without realistic possibility ofwithdrawal; or providing terminationbenefits as a result of an offer made toencourage voluntary redundancy. Benefitsfalling due more than 12 months after theend of the reporting period are discountedto their present value.
o. Penjabaran mata uang asing o. Foreign currency translation
Transaksi dalam mata uang selain mata uangRupiah dijabarkan menjadi Rupiahmenggunakan kurs yang berlaku pada tanggaltransaksi. Pada tanggal neraca, aset dankewajiban moneter dalam mata uang selainRupiah dijabarkan menjadi Rupiah dengankurs yang berlaku pada tanggal tersebut.Keuntungan dan kerugian selisih kurs yangberasal dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan dari penjabaran asetdan kewajiban moneter dalam mata uangselain Rupiah diakui dalam laporan laba rugi.
Transactions denominated in currencies otherthan Rupiah are converted into Rupiah at theexchange rate prevailing at the date of thetransaction. At the balance sheet date,monetary assets and liabilities in currenciesother than Rupiah are translated into Rupiah atthe exchange rate prevailing at that date.Exchange gains and losses resulting from thesettlement of such transactions and thetranslation of monetary assets and liabilities incurrencies other than Rupiah are recognised inthe statements of income.
Kurs yang digunakan pada tanggal neraca,berdasarkan kurs tengah yang diterbitkanBank Indonesia adalah sebagai berikut (dalamRupiah penuh):
At the balance sheet date, the exchange rateused, based on the middle rates published byBank Indonesia, were as follows (Rupiah fullamount):
2011 2010
Dolar Amerika Serikat (“US$”) 9,068 8,991 US Dollars (“US$”)
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
176
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/17 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
p. Pajak Penghasilan p. Income Tax
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kinidan pajak tangguhan. Beban pajak diakuidalam laporan laba-rugi komprehensif, kecualijika pajak itu berkaitan dengan kejadian atautransaksi yang langsung dicatat ke ekuitas.Pada kasus ini, beban pajak juga dicatatsecara langsung di ekuitas.
Semua perbedaan temporer antara jumlahtercatat aset dan kewajiban di dalam laporankeuangan dengan dasar pengenaan pajaknyadiakui sebagai pajak penghasilan tangguhanmenggunakan metode kewajiban neraca. Akantetapi, pajak penghasilan tangguhan tidakdiperhitungkan jika timbul dari pengakuan awalaset atau kewajiban dari transaksi selainpenggabungan perusahaan yang pada saattransaksi tidak mempengaruhi laba atau rugiakuntansi atau pajak. Tarif pajak yangdigunakan oleh Perusahaan untuk menghitungpajak penghasilan tangguhan adalah tarifpajak yang berlaku atau yang secarasubstansial telah berlaku.
The income tax expense comprises current anddeferred income tax. The tax expense isrecognised in the statements of comprehensiveincome, except to the extent that it relates toitems recognised directly in equity. In this casethe tax expense is also recognised directly inequity.
Deferred income tax is recognised using thebalance sheet liability method on temporarydifferences arising between the tax bases ofassets and liabilities and their carrying amountsin the financial statements. However, thedeferred income tax is not accounted for if itarises from initial recognition of an asset orliabilty in a transaction other than a businesscombination that at the time of the transactionaffects neither accounting nor taxable profit orloss. The tax rate used to calculate thedeferred income tax is the current orsubstantially enacted tax rate.
Aset pajak tangguhan yang berasal darimanfaat pajak masa mendatang dan saldo rugifiskal yang dapat dikompensasi akan diakuiapabila besar kemungkinan jumlah laba fiskalpada masa mendatang akan memadai untukdikompensasi dengan manfaat pajak masamendatang dan saldo rugi fiskal masih dapatdipakai.
Deferred tax assets relating to future taxbenefits and the carry forward of unused taxlosses are recognised to the extent that it isprobable that future taxable profit will beavailable against the future tax benefits andunused tax losses can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakuipada saat surat ketetapan pajak diterima, ataujika dalam hal Perusahaan mengajukanbanding: (1) pada saat hasil dari bandingtersebut ditetapkan, kecuali bila terdapatketidakpastian yang signifikan atas hasilbanding tersebut, maka koreksi berdasarkansurat ketetapan pajak terhadap kewajibanperpajakan tersebut dicatat pada saatpengajuan banding dibuat, atau (2) pada saatdimana berdasarkan pengetahuan dariperkembangan atas kasus lain yang serupadengan kasus yang sedang dalam prosesbanding, berdasarkan keputusan PengadilanPajak atau Makamah Agung, dimana hasilyang diharapkan dari proses banding tersebutmenjadi tidak pasti, maka pada saat tersebutkewajiban perpajakan berdasarkan jumlahyang sedang dibanding akan diakui.
Amendments to taxation obligations arerecorded when an assessment letter isreceived or, for assessment amounts appealedagainst by the Company, when: (1) the result ofthe appeal is determined, unless there issignificant uncertainty as to the outcome ofsuch appeal, in which event the impact of theamendment of the tax obligations based on anassessment is recognised at the time of makingsuch appeal, or (2) at the time based onknowledge of developments in similar casesinvolving matters appealed, based on rulingsby the Tax Court or the Supreme Court, that apositive appeal outcome is adjudged to besignificantly uncertain, in which event theimpact of an amendment of tax obligationsbased on assessment amounts appealed isrecognised.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
177
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/18 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
q. Aset dan kewajiban keuangan
q.1. Aset keuangan
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
q. Financial assets and liabilities
q.1. Financial assets
Perusahaan mengklasifikasikan asetkeuangan dalam kategori sebagai berikut:(i) aset keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi, (ii)investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo,(iii) pinjaman dan piutang, dan (iv) asetkeuangan yang tersedia untuk dijual.Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saataset keuangan tersebut diperoleh.Manajemen menentukan klasifikasi asetkeuangan tersebut pada saat pengakuanawal. Aset keuangan tidak diakui apabilahak untuk menerima arus kas dari suatuinvestasi telah berakhir atau telahditransfer dan Perusahaan telahmentransfer secara substansial seluruhrisiko dan manfaat atas kepemilikan asetkeuangan tersebut.
The Company classifies its financialassets into the categories of: (i) financialassets at fair value through profit or loss,(ii) held-to-maturity investments, (iii) loansand receivables and (iv) available-for-salefinancial assets. The classificationdepends on the purpose for which thefinancial assets were acquired.Management determines theclassification of its financial assets atinitial recognition. Financial assets arederecognised when the rights to receivecash flows from the investments haveexpired or have been transferred and theCompany has transferred substantially allrisks and rewards of ownership.
(i) Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugi
(i) Financial assets at fair value throughprofit or loss
Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugiadalah aset keuangan yangdiperoleh untuk tujuandiperdagangkan. Aset keuanganyang diklasifikasikan dalamkelompok ini jika diperoleh terutamauntuk tujuan dijual dalam jangkapendek. Derivatif jugadiklasifikasikan sebagai kelompokdiperdagangkan kecuali yangmerupakan kontrak jaminankeuangan atau instrumen lindungnilai yang ditetapkan efektif.Keuntungan atau kerugian yangtimbul dari perubahan nilai wajardari aset keuangan ini disajikan didalam laporan laba rugi di dalamperiode terjadinya.
Financial assets at fair value throughprofit or loss are financial assets heldfor trading. A financial assets isclassified in this category if acquiredprincipally for the purpose of selling inthe short-term. Derivatives are alsocategorised as held for trading unlessthey are financial guarantee contractsor designated and effective hedginginstruments. Gains or losses arisingfrom changes in fair value of thefinancial assets are presented in thestatements of income in the period inwhich they arise.
Aset keuangan yang diukur padanilai wajar melalui laporan laba rugi,pada awalnya diakui sebesar nilaiwajar dan biaya transaksidibebankan pada laporan laba-rugikomprehensif, dan kemudian diukurpada nilai wajarnya.
Financial assets carried at fair valuethrough profit or loss are initiallyrecognised at fair value, andtransaction costs are expensed in thestatements of comprehensive income,and subsequently carried at fair value.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
178
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/19 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
q.1. Aset keuangan (lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
q. Financial assets and liabilities (continued)
q.1.Financial assets (continued)
(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo
(ii) Held-to-maturity investments
Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetapatau telah ditentukan dan jatuhtemponya telah ditetapkan, sertaPerusahaan mempunyai intensipositif dan kemampuan untukmemiliki aset keuangan tersebuthingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed ordetermined payments and fixedmaturities that the Company has thepositive intention and ability to holdthe financial assets to their maturity,except for:
(a) investasi yang pada saatpengakuan awal ditetapkansebagai aset keuangan yangdiukur pada nilai wajar melaluilaporan laba rugi;
(a) investments that upon initialrecognition are designated asfinancial assets at fair valuethrough profit or loss;
(b) investasi yang ditetapkan olehentitas dalam kelompoktersedia untuk dijual; dan
(b) investments that are designatedin the category of available-for-sale; and
(c) investasi yang memenuhidefinisi pinjaman dan piutang.
(c) investments that meet thedefinition of loans andreceivables.
Investasi ini dimasukkan di dalamaset tidak lancar kecualiinvestasinya jatuh tempo ataumanajemen bermaksud untukmelepasnya dalam waktu 12 bulandari akhir periode pelaporan.
These investments are included innon-current assets unless theinvestment matures or managementintends to dispose of them within 12months of the end of the reportingperiod.
Investasi yang dimiliki hingga jatuhtempo pada awalnya diakui sebesarnilai wajar termasuk biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung dan kemudian diukur padabiaya perolehan diamortisasidengan menggunakan metode sukubunga efektif.
Held-to-maturity investments areinitially recognised at fair valueincluding directly attributabletransaction costs and subsequentlycarried at amortised cost using theeffective interest method.
Bunga dari investasi tersebut yangdihitung dengan menggunakanmetode bunga efektif diakui di dalamlaporan laba-rugi komprehensifsebagai bagian dari pendapatanlain-lain.
Interest on the investments calculatedusing the effective interest method isrecognised in the statements ofcomprehensive income as part ofother income.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
179
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/20 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
q.1. Aset keuangan (lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
q. Financial assets and liabilities (continued)
q.1. Financial assets (continued)
(iii) Pinjaman dan piutang (iii) Loans and receivables
Pinjaman dan piutang adalah asetkeuangan non-derivatif denganpembayaran tetap atau telahditentukan dan tidak mempunyaikuotasi di pasar aktif. Merekadimasukkan di dalam aset lancarkecuali untuk yang jatuh temponyalebih dari 12 bulan setelah akhirperiode pelaporan. Aset keuanganini diklasifikasikan sebagai aset tidaklancar.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixedor determined payments and notquoted in an active market. They areincluded in current assets, except forthose with maturities more than 12months after the end of the reportingperiod. These are classified as non-current assets.
Pinjaman dan piutang pada awalnyadiakui sebesar nilai wajar termasukbiaya transaksi yang dapatdiatribusikan secara langsung dankemudian diukur pada biayaperolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bungaefektif.
Loans and receivables are initiallyrecognised at fair value includingdirectly attributable transaction costsand subsequently carried atamortised cost using the effectiveinterest method.
(iv) Aset keuangan yang tersedia untukdijual
(iv) Available-for-sale financial assets
Aset keuangan yang tersedia untukdijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagaitersedia untuk dijual atau yang tidakdiklasifikasikan sebagai pinjamanatau piutang, investasi yang dimilikihingga jatuh tempo, dan asetkeuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba-rugi.Mereka dimasukkan di dalam asettidak lancar kecuali investasinyajatuh tempo atau manajemenbermaksud untuk melepasnya dalamwaktu 12 bulan dari akhir periodepelaporan.
Available-for-sale financial assets arenon-derivative financial assets thatare designated as available-for-saleor that are not classified as loans orreceivables, held-to-maturityinvestments and financial assets atfair value through profit or loss. Theyare included in non-current assetsunless the investment matures ormanagement intends to dispose of itwithin 12 months of the end of thereporting period.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
180
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/21 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
q.1. Aset keuangan (lanjutan)
(iv) Aset keuangan yang tersedia untukdijual (lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
q. Financial assets and liabilities (continued)
q.1. Financial assets (continued)
(iv) Available-for-sale financial assets(continued)
Aset keuangan yang tersedia untukdijual pada awalnya diakui sebesarnilai wajar, ditambah biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung. Setelah pengakuan awal,aset keuangan tersebut diukurdengan nilai wajar, dimanakeuntungan atau kerugian diakuimelalui laporan perubahan ekuitas,kecuali untuk kerugian akibatpenurunan nilai dan keuntungan ataukerugian akibat perubahan nilai tukar,sampai aset keuangan tersebutdihentikan pengakuannya. Jika suatuaset keuangan tersedia untuk dijualmengalami penurunan nilai, makaakumulasi keuntungan atau kerugianyang sebelumnya telah diakui dalamlaporan perubahan ekuitas diakuidalam laporan laba rugi.
Available-for-sale financial assets areinitially recognised at fair value,including directly attributabletransaction costs. Subsequently, thefinancial assets are carried at fairvalue, with gains or losses recognisedin the statements of changes inequity, except for impairment lossesand foreign exchange gains or losses,until the financial assets arederecognised. If the available-for-salefinancial assets are impaired, thecumulative gain or loss previouslyrecognised in the statements ofchanges in equity is recognised in thestatements of income.
q.2. Kewajiban keuangan q.2. Financial liabilities
Perusahaan mengklasifikasikankewajiban keuangan dalam kategorisebagai berikut: (i) kewajiban keuanganyang diukur pada nilai wajar melaluilaporan laba-rugi dan (ii) kewajibankeuangan yang diukur pada biayaperolehan diamortisasi. Klasifikasi initergantung pada tujuan saat kewajibankeuangan tersebut diperoleh.Manajemen menentukan klasifikasikewajiban keuangan tersebut pada saatpengakuan awal. Kewajiban keuangantidak diakui ketika kewajiban tersebutberakhir yaitu ketika kewajiban yangditetapkan dalam kontrak dilepaskanatau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company classifies its financialliabilities into the categories of: (i)financial liabilities at fair value throughprofit or loss and (ii) financial liabilitiescarried at amortised cost. Theclassification depends on the purpose forwhich the financial liabilities wereacquired. Management determines theclassification of its financial liabilities atinitial recognition. Financial liabilities arederecognised when they areextinguished, which means the obligationspecified in the contract is discharged,cancelled or expires.
(i) Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporan labarugi
(i) Financial liabilities at fair valuethrough profit or loss
Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporan labarugi adalah kewajiban keuanganyang diperoleh untuk tujuandiperdagangkan. Kewajibankeuangan diklasifikasikan dalamkelompok ini jika dimiliki terutamauntuk tujuan dibeli kembali dalamjangka pendek.
Financial liabilities at fair valuethrough profit or loss are financialliabilities held for trading. A financialliability is classified in this category ifincurred principally for the purpose ofrepurchasing it in the short-term.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
181
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/22 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
q. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
q.2. Kewajiban keuangan (lanjutan)
(i) Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporanlaba rugi (lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
q. Financial assets and liabilities (continued)
q.2. Financial liabilities (continued)
(i) Financial liabilities at fair value throughprofit or loss (continued)
Kewajiban keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporanlaba rugi, pada awalnya diakuisebesar nilai wajar dan kemudiandiukur pada nilai wajarnya, dimanakeuntungan atau kerugiannyadiakui dalam laporan laba rugi.
Financial liabilities carried at fair valuethrough profit or loss are initiallyrecognised at fair value andsubsequently carried at fair value, withgains or losses recognised in thestatements of income.
(ii) Kewajiban keuangan yang diukurpada biaya perolehan diamortisasi
(ii) Financial liabilities carried at amortisedcost
Kewajiban keuangan yang tidakdiklasifikasikan sebagai kewajibankeuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi,pada awalnya diakui sebesar nilaiwajar, termasuk biaya transaksiyang dapat diatribusikan secaralangsung.
Financial liabilities that are notclassified as financial liabilities carriedat fair value through profit or loss, areinitially recognised at fair value,including directly attributabletransaction costs.
Setelah pengakuan awal,kewajiban keuangan tersebutdiukur pada biaya perolehan yangdiamortisasi, dengan menggunakanmetode suku bunga efektif. Merekadimasukkan di dalam kewajibanlancar kecuali untuk yang jatuhtemponya lebih dari 12 bulansetelah akhir periode pelaporan.Kewajiban keuangan inidiklasifikasikan sebagai kewajibantidak lancar.
Subsequently, financial liabilities arecarried at amortised cost using theeffective interest method. They areincluded in current liabilities, exceptfor maturities more than 12 monthsafter the end of the reporting period.These financial liabilities are classifiedas non-current liabilities.
Keuntungan dan kerugian diakuidalam laporan laba-rugikomprehensif ketika kewajibankeuangan tersebut dihentikanpengakuannya atau mengalamipenurunan nilai, dan melalui prosesamortisasi.
Gains and losses are recognised inthe statement of comprehensiveincome when the financial liabilitiesare derecognised or impaired, as wellas through the amortisation process.
q.3. Saling hapus antar instrumenkeuangan
q.3. Offsetting financial instruments
Aset keuangan dan kewajiban keuangandisajikan saling hapus dan nilaibersihnya disajikan di dalam neraca jikaterdapat hak yang berkekuatan hukumuntuk melakukan saling hapus atasjumlah yang telah diakui tersebut danada niat untuk menyelesaikan secaraneto, atau merealisasikan aset danmenyelesaikan kewajiban secarasimultan.
Financial assets and liabilities are offsetand the net amount reported in thebalance sheet when there is a legallyenforceable right to offset the recognisedamounts and there is an intention tosettle on a net basis, or realise the assetand settle the liability simultaneously.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
182
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/23 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
r. Penurunan nilai dari aset keuangan r. Impairment of financial assets
r.1. Aset yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi
r.1. Assets carried at amortised cost
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaanmengevaluasi apakah terdapat buktiyang objektif bahwa aset keuangan ataukelompok aset keuangan mengalamipenurunan nilai. Aset keuangan ataukelompok aset keuangan diturunkannilainya dan kerugian penurunan nilaitelah terjadi, jika dan hanya jika, terdapatbukti yang objektif mengenai penurunannilai tersebut sebagai akibat dari satuatau lebih peristiwa yang terjadi setelahpengakuan awal aset tersebut (peristiwayang merugikan), dan peristiwa yangmerugikan tersebut berdampak padaestimasi arus kas masa depan atas asetkeuangan atau kelompok aset keuanganyang dapat diestimasi secara andal.
At each balance sheet date, theCompany assesses whether there isobjective evidence that a financial assetor group of financial assets is impaired.A financial asset or a group of financialassets is impaired and impairment lossesare incurred only if there is objectiveevidence of impairment as a result of oneor more events that occurred after theinitial recognition of the asset (a “lossevent”) and that loss event (or events)has an impact on the estimated futurecash flows of the financial asset or groupof financial assets that can be reliablyestimated.
Kriteria yang digunakan Perusahaanuntuk menentukan bahwa ada buktiobjektif dari suatu penurunan nilaimeliputi:
The criteria that the Company uses todetermine that there is objectiveevidence of an impairment loss include:
- kesulitan keuangan signifikan yangdialami penerbit atau pihakpeminjam;
- pelanggaran kontrak, sepertiterjadinya wanprestasi atautunggakan pembayaran pokok ataubunga;
- significant financial difficulty of theissuer or obligor;
- a breach of contract, such as adefault or delinquency in interest orprincipal payments;
- peminjam, dengan alasan ekonomiatau hukum sehubungan dengankesulitan keuangan yang dialamipihak peminjam, memberikankeringanan pada pihak peminjamyang tidak mungkin diberikan jikapihak peminjam tidak mengalamikesulitan tersebut;
- terdapat kemungkinan bahwa pihakpeminjam akan dinyatakan pailitatau melakukan reorganisasikeuangan lainnya;
- hilangnya pasar aktif dari asetkeuangan akibat kesulitankeuangan; atau
- the lenders, for economic or legalreasons relating to the borrower’sfinancial difficulty, granting to theborrower a concession that thelenders would not otherwiseconsider;
- it becomes probable that theborrower will enter bankruptcy orother financial reorganisation;
- the disappearance of an activemarket for that financial assetbecause of financial difficulties; or
- data yang dapat diobservasimengindikasikan adanya penurunanyang dapat diukur atas estimasi aruskas masa depan dari kelompok asetkeuangan sejak pengakuan awalaset dimaksud, meskipunpenurunannya belum dapatdiidentifikasi terhadap asetkeuangan secara individual dalamkelompok aset tersebut, termasuk:
- observable data indicating that thereis a measurable decrease in theestimated future cash flows from aportfolio of financial assets since theinitial recognition of those assets,although the decrease cannot yet beidentified with the individual financialassets in the portfolio, including:
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
183
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/24 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
r. Penurunan nilai dari aset keuangan(lanjutan)
r. Impairment of financial assets (continued)
r.1. Aset yang dicatat berdasarkan biayaperolehan diamortisasi (lanjutan)
r.1. Assets carried at amortised cost(continued)
memburuknya status pembayaranpihak peminjam dalam kelompoktersebut; dan
kondisi ekonomi nasional atau lokalyang berkorelasi denganwanprestasi atas aset dalamkelompok tersebut.
adverse changes in the paymentstatus of borrowers in the portfolio;and
national or local economic conditionsthat correlate with defaults on theassets in the portfolio.
Jika terdapat bukti objektif bahwakerugian penurunan niIai telah terjadi,maka jumlah kerugian tersebut diukursebagai selisih nilai tercatat aset dengannilai kini estimasi arus kas masa depan(tidak termasuk kerugian kredit di masadepan yang belum terjadi) yangdidiskonto menggunakan suku bungaefektif awal dari aset tersebut. Nilaitercatat aset tersebut dikurangi, baiksecara langsung maupun menggunakanpos cadangan. Jumlah kerugian yangterjadi diakui pada laporan laba rugi.
If there is objective evidence that animpairment loss has been incurred, theamount of the loss is measured as thedifference between the asset’s carryingamount and the present value ofestimated future cash flows (excludingfuture credit losses that have not beenincurred) discounted at the financialasset’s orig inal effective interest rate.The carrying amount of the asset isreduced either directly or through the useof an allowance account. The amount ofthe loss is recognised in the statementsof income.
Jika, pada periode berikutnya, jumlahkerugian penurunan nilai berkurang danpengurangan tersebut dapat dikaitkansecara objektif pada peristiwa yangterjadi setelah penurunan nilai diakui(seperti meningkatnya peringkat kreditdebitur), maka kerugian penurunan nilaiyang sebelumnya diakui harusdipulihkan, baik secara langsung, ataudengan menyesuaikan pos cadangan.Pemulihan tersebut tidak bolehmengakibatkan nilai tercatat asetkeuangan melebihi biaya perolehandiamortisasi sebelum adanya pengakuanpenurunan nilai pada tanggal pemulihandilakukan. Jumlah pemulihan asetkeuangan diakui pada laporan laba-rugikomprehensif .
If, in a subsequent period, the amount ofthe impairment loss decreases and thedecrease can be related objectively to anevent occurring after the impairment wasrecognised (such as an improvement inthe debtor’s credit rating), the previouslyrecognised impairment loss will bereversed either directly or by adjusting anallowance account. The reversal will notresult in carrying of the financial assetthat exceeds what the amortised costwould have been had the impairment notbeen recognised at the date theimpairment reversed. The reversalamount will be recognised in thestatement of comprehensive income.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
184
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/25 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
r. Penurunan nilai dari aset keuangan(lanjutan)
r. Impairment of financial assets (continued)
r.2. Aset yang tersedia untuk dijual r.2. Assets classified as available-for-sale
Ketika penurunan nilai wajar atas asetkeuangan yang diklasifikasikan dalamkelompok tersedia untuk dijual telahdiakui secara langsung dalam ekuitasdan terdapat bukti objektif bahwa asettersebut mengalami penurunan nilai,maka kerugian kumulatif yangsebelumnya diakui secara langsungdalam ekuitas harus dikeluarkan dariekuitas dan diakui pada laporan laba-rugikomprehensif meskipun aset keuangantersebut belum dihentikanpengakuannya. Jumlah kerugiankumulatif yang dikeluarkan dari ekuitasdan diakui pada laporan laba rugimerupakan selisih antara biayaperolehan dengan nilai wajar kini,dikurangi kerugian penurunan nilai asetkeuangan yang sebelumnya telah diakuipada laporan laba-rugi komprehensif.
When a decline in the fair value of anavailable-for-sale financial asset hasbeen recognised directly in equity andthere is objective evidence that theassets are impaired, the cumulative lossthat had been recognised in the equitywill be reclassified from equity to thestatement of comprehensive incomeeven though the financial asset has notbeen derecognised. The amount of thecumulative loss that is reclassified fromequity to the statement of comprehensiveincome will be the difference between theacquisition cost and the current fair value,less any impairment loss on that financialasset previously recognised in thestatement comprehensive of income.
Kerugian penurunan nilai yang diakuipada laporan laba rugi atas investasiinstrumen ekuitas yang diklasifikasikansebagai instrumen ekuitas yang tersediauntuk dijual tidak boleh dipulihkan melaluilaporan laba-rugi.
The impairment losses recognised in thestatements of income for an investmentin an equity instrument classified asavailable-for-sale will not be reversedthrough statement of income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajarinstrumen utang yang diklasifikasikandalam kelompok tersedia untuk dijualmeningkat dan peningkatan tersebutdapat secara objektif dihubungkandengan peristiwa yang terjadi setelahpengakuan kerugian penurunan nilaipada laporan laba rugi, maka kerugianpenurunan nilai tersebut harus dipulihkanmelalui laporan laba-rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the fair valueof a debt instrument classified asavailable-for-sale increases and theincrease can be objectively related to anevent occuring after the impairment losswas recognised in the statements ofincome, the impairment loss is reversedthrough the statement of comprehensiveincome.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
185
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/26 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTINGPOLICIES (continued)
s. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitassepengendali
s. Difference in value from restructuringtransactions of entities under commoncontrol
Transaksi restrukturisasi antara entitassepengendali dibukukan menggunakanmetode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests).
Selisih antara harga pengalihan dengan nilaibuku setiap transaksi restrukturisasi antaraentitas sepengendali dibukukan dalam akun“selisih nilai transaksi restrukturisasi entitassepengendali” pada bagian ekuitas dalamneraca.
Saldo akun “selisih nilai transaksirestrukturisasi entitas sepengendali” dapatberubah pada saat:
Restructuring transactions among entities undercommon control are accounted for using thepooling-of-interests method.
The difference between the transfer price andthe book value of each restructuring transactionamong entities under common control isrecorded under the account “difference in valuefrom restructuring transactions of entities undercommon control” in the equity section of thebalance sheet.
The balance of the account “difference in valuefrom restructuring transactions of entities undercommon control” can change when:
(i) adanya transaksi resiprokal antara entitassepengendali yang sama;
(i) there are reciprocal transactions betweenentities under common control;
(ii) adanya peristiwa kuasi reorganisasi; (ii) there is quasi-reorganisation;(iii) hilangnya status sepengendalian antara
entitas yang pernah bertransaksi; atau(iii) “under common control” status is lost
between transacting entities; or(iv) pelepasan aset, kewajiban, saham, atau
instrumen kepemilikan lainnya yangmendasari terjadinya selisih nilai transaksirestrukturisasi entitas sepengendali kepihak lain yang tidak sepengendali.
(iv) there is a transfer of the assets, liabilities,share or other ownership instruments thathas caused the difference in value fromrestructuring transactions of entities undercommon control to another party that is notunder common control.
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (i), saldo yang ada akandisalinghapuskan dengan transaksi baru,sehingga menimbulkan saldo baru.
When changes in the balance of this accountresult from point (i), the existing balance isnetted-off with the new transaction, hencecreating a new balance for the account.
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (ii), saldo yang ada akandigunakan untuk menghilangkan ataumenambah saldo negatif akun laba ditahan.
When changes in the balance of the accountcome from point (ii), the balance is used toeliminate or add to the negative retainedearnings balance.
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yangdisebabkan oleh (iii), atau (iv), saldo yang adadiakui sebagai laba atau rugi yang terealisasi.
When changes in the balance of the accountcome from points (iii) or (iv), the balance isrecognised as realised gain or loss.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
186
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/27 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING
4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS
Penyusunan laporan keuangan Perusahaanmengharuskan manajemen untuk membuatpertimbangan, estimasi dan asumsi yangmempengaruhi jumlah yang dilaporkan daripendapatan, beban, aset dan liabilitas, danpengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhirperiode pelaporan.
The preparation of the Company’s financialstatements requires management to makejudgements, estimates and assumptions that affectthe reported amounts of revenues, expense, assetsand liabilities, and the disclosure of contigentliabilities, at the end of the reporting period.
Estimasi dan pertimbangan terus dievaluasiberdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktorlain, termasuk ekspektasi peristiwa masa depanyang diyakini wajar berdasarkan kondisi yang ada.Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yangdiestimasi. Estimasi dan asumsi yang memilikipengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat asetdan liabilitas diungkapkan di bawah ini.
Perusahaan membuat estimasi dan asumsimengenai masa depan. Estimasi akuntansi yangdihasilkan, menurut definisi, jarang yang samadengan hasil aktualnya. Estimasi dan asumsi yangsecara signifikan berisiko menyebabkanpenyesuaian material terhadap jumlah tercatat asetdan liabilitas selama 12 bulan ke depan dipaparkandi bawah ini.
Estimates and judgements are continuallyevaluated and are based on historical experienceand other factors, including expectations of futureevents that are believed to be reasonable under thecircumstances. Actual results may differ from theseestimates. The estimates and assumptions thathave a significant effect on the carrying amounts ofassets and liabilities are disclosed below.
The Company makes estimates and assumptionsconcerning the future. The resulting accountingestimates will, by definition, seldom equal therelated actual results. The estimates andassumptions that have a significant risk of causinga material adjustment to the carrying amounts ofassets and liabilities within the next 12 months areaddressed below.
- Kewajiban pensiun
Nilai kini kewajiban pensiun tergantung padasejumlah faktor yang ditentukan berdasarkanbasis dari aktuaria dengan menggunakansejumlah asumsi. Asumsi yang digunakandalam menentukan biaya (pendapatan) bersihuntuk pensiun termasuk tingkat diskonto,perubahan remunerasi masa depan, tingkatpengurangan karyawan, tingkat harapan hidupdan periode sisa yang diharapkan dari masaaktif karyawan. Setiap perubahan dalamasumsi-asumsi ini akan berdampak pada nilaitercatat atas kewajiban pensiun.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yangsesuai pada setiap akhir tahun. Tingkat sukubunga inilah yang digunakan untukmenentukan nilai kini dari estimasi arus kaskeluar masa depan yang dibutuhkan untukmemenuhi kewajiban pensiun. Dalammenentukan tingkat diskonto yang sesuai,Perusahaan mengggunakan tingkat sukubunga obligasi korporat berkualitas tinggi (atauobligasi pemerintah, dengan pertimbangansaat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasikorporat berkualitas tinggi) dalam mata uangyang sama dengan mata uang imbalan yangakan dibayarkan dan memiliki waktu jatuhtempo yang kurang lebih sama dengan waktujatuh tempo kewajiban pensiun yangbersangkutan. Asumsi kunci lainnya untukkewajiban pensiun didasarkan sebagian padakondisi pasar saat ini.
- Pension obligation
The present value of the pension obligationdepends on a number of factors that aredetermined on an actuarial basis using anumber of assumptions. The assumptionsused in determining the net cost (income) forpensions include the discount rate, futureremuneration changes, employee attritionrates, life expectancy and expected remainingperiods of service of employees. Any changesin these assumptions will have an impact onthe carrying amount of pension obligation.
The Company determines the appropriatediscount rate at the end of each year. This isthe interest rate that should be used todetermine the present value of estimatedfuture cash outflows expected to be required tosettle the pension obligation. In determiningthe appropriate discount rate, the Companyconsiders the interest rates of high-qualitycorporate bonds (or government bonds, ifthere is no deep market for high qualitycorporate bonds) that are denominated in thecurrency in which the benefits will be paid andthat have terms to maturity approximating theterms of the related pension obligation. Otherkey assumptions for pension obligationbenefits are based in part on current marketconditions.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
187
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/28 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)
4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)
- Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan diperlukan dalammenentukan provisi pajak penghasilan.Terdapat banyak transaksi dan perhitunganyang hasil pajak akhirnya tidak pasti.Perusahaan mengakui liabilitas untuk areaaudit pajak yang diantisipasi berdasarkanestimasi apakah tambahan pajak akanterutang Jika hasil pajak final berbeda denganjumlah yang sudah dicatat, selisihnya akanmempengaruhi aset dan liabilitas pajak kinidan tangguhan pada periode ditentukannyahasil pajak tersebut.
Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbuldari perbedaan temporer, diakui hanya apabiladianggap lebih mungkin daripada tidak bahwamereka dapat diterima kembali, dimana hal initergantung pada kecukupan pembentukan labakena pajak di masa depan. Asumsipembentukan laba kena pajak di masa depanbergantung pada estimasi manajemen untukarus kas di masa depan. Hal ini bergantungpada estimasi pendapatan jasa pengeboran,biaya operasi, belanja modal, dividen dantransaksi manajemen lainnya di masa depan.
- Penyusutan
Perusahaan mencatat nilai aset tetap dengannilai perolehan dikurangi akumulasipenyusutan dan biaya-biaya yang berkaitandengan penurunan nilai. Nilai perolehan asettetap termasuk semua biaya untukmempersiapkan aset tersebut agar dapatdigunakan. Aset tetap disusutkan denganmetode garis lurus selama estimasi umurekonomisnya, setelah memperhitungkan nilaisisa. Pertimbangan penting dan estimasimeliputi hal-hal sebagai berikut:
- Estimasi masa manfaat aset antara 5sampai 40 tahun. Meskipun demikian masamanfaat aktual aset tetap dapat berbedayang disebabkan oleh beberapa faktorseperti metode pemeliharaan dan tingkatkeausan peralatan mempengaruhi masamanfaat menjadi lebih panjang atau lebihpendek.
- Income taxes
Significant judgement is required indetermining the provision for income taxes.There are many transactions and calculationsfor which the ultimate tax determination isuncertain. The Company recognizes liabilitiesfor anticipated tax audit issues based onestimates whether additional taxes will be due.Where the final tax outcome of these mattersis different from the amounts that were initiallyrecorded, such differences will impact thecurrent and deferred tax income tax assetsand liabilities in the period in which suchdetermination is made.
Deferred tax assets, including those arisingfrom temporary differences, are recognisedonly where it is considered more likely than notthat they will be recovered, which is dependenton the generation of sufficient future taxableprofits. Assumptions about the generation offuture taxable profits depend onmanagement’s estimates of future cash flows.These depend on estimates of sales of drillingservice, operating costs, capital expenditure,dividends and other capital managementtransactions in the future.
- Depreciation
The Company records the value of fixedassets at cost less accumulated depreciationand any impairment charges. The cost of thefixed assets includes all expenditures toprepare the assets for service. Fixed assetsare depreciated on a straight-line basis overthe assets’ estimated useful lives, afterreducing for the estimated residual values.The critical judgements and estimates involvedare:
- Estimated useful life of the assets whichrange from an estimated 5 to 40 years.However, actual life of the fixed assets maybe different depending on many factorssuch as maintainance method and the rateof obsolosence of the equipment may resultin a shorter or longer life.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
188
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/29 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)
4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)
- Penyusutan (lanjutan)
- Nilai sisa sulit diestimasi berdasarkanmasa manfaat aset tetap, karena adanyaketidakpastian seperti kondisi ekonomi danharga baja di masa yang akan datang,yang dianggap sebagai pertimbanganutama dalam menentukan nilai sisa.
Saat ini Perusahaan melakukan estimasi nilai sisasecara tahunan berdasarkan evaluasi terbaik atashasil penilaian masa manfaat dan nilai sisa asettetap.
Setiap tiga tahun sekali, Perusahaanmenggunakan jasa penilai independen untukmelakukan penelaahan atas masa manfaat dannilai sisa dari aset.
Jika estimasi masa manfaat ekonomis tidak benaratau kondisi lingkungan berubah, estimasi masamanfaat ekonomis harus disesuaikan, rugipenurunan nilai aset atau penambahan biayapenyusutan harus diperhitungkan untuk periodeyang akan datang. Penurunan masa manfaat asetatau penurunan nilai residu akan mengakibatkanbeban penyusutan tahunan meningkat danberpotensi mengakibatkan rugi penurunan nilai.Jika nilai sisa lebih dari yang di estimasikan makaakan mengurangi biaya penyusutan dan lebihcatat atas nilai aset.
- Depreciation (continued)
- Residual values are difficult to estimategiven the long lives of fixed assets, theuncertainty as to future economicconditions and the future price of steel,which is considered as the maindeterminant of the residual price.
The Company currently estimates residual valueannually based upon the best estimation of usefullife and residual value.
On a three year basis, the Company usesindependent appraisal to review the useful livesand residual values of the assets.
If the estimated economic useful life is incorrect, orcircumstances change such that the estimatedeconomic useful life has to be revised, animpairment loss or additional depreciation expensecould result in future periods. A decrease in theuseful life of the assets or fall in the residual valuewould have the effect of increasing the annualdepreciation charge and potentially resulting in animpairment loss. If the residual value is overestimated, it would reduce the annual depreciationand overstate the value of the assets.
5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Rincian kas dan setara kas berdasarkan mata uangdan masing-masing bank adalah sebagai berikut:
The details of cash and cash equivalents based oncurrency and by individual bank were as follows:
2011 2010Kas: Cash on hand:Rupiah 204 264 Rupiah
Bank: Cash in banks:Entitas berelasi dengan Pemerintah Government-related entitiyRekening rupiah Rupiah acccounts:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 41,538 91,011 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Rekening dolar Amerika Serikat U,S, dollar accounts:PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 126,777 81,063 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah bank 168,315 172,074 Total cash in banks
Jumlah kas dan setara kas 168,519 172,338 Total cash and cash equivalents
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
189
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/29 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSIYANG PENTING (lanjutan)
4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES ANDJUDGEMENTS (continued)
- Penyusutan (lanjutan)
- Nilai sisa sulit diestimasi berdasarkanmasa manfaat aset tetap, karena adanyaketidakpastian seperti kondisi ekonomi danharga baja di masa yang akan datang,yang dianggap sebagai pertimbanganutama dalam menentukan nilai sisa.
Saat ini Perusahaan melakukan estimasi nilai sisasecara tahunan berdasarkan evaluasi terbaik atashasil penilaian masa manfaat dan nilai sisa asettetap.
Setiap tiga tahun sekali, Perusahaanmenggunakan jasa penilai independen untukmelakukan penelaahan atas masa manfaat dannilai sisa dari aset.
Jika estimasi masa manfaat ekonomis tidak benaratau kondisi lingkungan berubah, estimasi masamanfaat ekonomis harus disesuaikan, rugipenurunan nilai aset atau penambahan biayapenyusutan harus diperhitungkan untuk periodeyang akan datang. Penurunan masa manfaat asetatau penurunan nilai residu akan mengakibatkanbeban penyusutan tahunan meningkat danberpotensi mengakibatkan rugi penurunan nilai.Jika nilai sisa lebih dari yang di estimasikan makaakan mengurangi biaya penyusutan dan lebihcatat atas nilai aset.
- Depreciation (continued)
- Residual values are difficult to estimategiven the long lives of fixed assets, theuncertainty as to future economicconditions and the future price of steel,which is considered as the maindeterminant of the residual price.
The Company currently estimates residual valueannually based upon the best estimation of usefullife and residual value.
On a three year basis, the Company usesindependent appraisal to review the useful livesand residual values of the assets.
If the estimated economic useful life is incorrect, orcircumstances change such that the estimatedeconomic useful life has to be revised, animpairment loss or additional depreciation expensecould result in future periods. A decrease in theuseful life of the assets or fall in the residual valuewould have the effect of increasing the annualdepreciation charge and potentially resulting in animpairment loss. If the residual value is overestimated, it would reduce the annual depreciationand overstate the value of the assets.
5. KAS DAN SETARA KAS 5. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Rincian kas dan setara kas berdasarkan mata uangdan masing-masing bank adalah sebagai berikut:
The details of cash and cash equivalents based oncurrency and by individual bank were as follows:
2011 2010Kas: Cash on hand:Rupiah 204 264 Rupiah
Bank: Cash in banks:Entitas berelasi dengan Pemerintah Government-related entitiyRekening rupiah Rupiah acccounts:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 41,538 91,011 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Rekening dolar Amerika Serikat U,S, dollar accounts:PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 126,777 81,063 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah bank 168,315 172,074 Total cash in banks
Jumlah kas dan setara kas 168,519 172,338 Total cash and cash equivalents
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/30 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
6. PERSEDIAAN 6. INVENTORIES
2011 2010
Material umum 93,609 81,897 General materials
dikurangi: less:Penyisihan persediaan usang (2,606) - Provision for obsolete inventories
Bersih 91,003 81,897 Net
Manajemen berpendapat bahwa nilai penyisihanpersediaan telah memadai untuk menutupkemungkinan kerugian atas tidak terpakainyapersediaan.
Management believes that the provision for obsoleteinventories is adequate to cover possible lossesfrom the non-usable inventories.
7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 7. ADVANCES AND PREPAYMENTS
2011 2010
Asuransi dibayar dimuka 14,593 14,816 Prepaid insuranceSewa dibayar dimuka 4,700 5,473 Prepaid rentPanjar kerja - 2,196 Working advances
Jumlah 19,293 22,485 Total
8. ASET TETAP 8. FIXED ASSETS
Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Penambahan/ Reklasifikasi/ Ending
2011 balance Additions Reclassifications balance
Nilai perolehan Acquisition costTanah 603 188 - 791 LandBangunan 549 - 1,794 2,343 BuildingHarta bergerak 970,122 - 600,866 1,570,988 Moveable equipment
Sub-jumlah 971,274 188 602,660 1,574,122 Subtotal
Aset dalam penyelesaian 28,193 1,243,323 (602,660) 668,856 Assets under construction
Jumlah 999,467 1,243,511 - 2,242,978 Total
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan (31) (301) - (332) BuildingHarta bergerak (84,371) (163,516) - (247,887) Moveable equipment
Jumlah Totalakumulasi penyusutan (84,402) (163,817) - (248,219) accumulated depreciation
Nilai buku bersih 915,065 1,994,759 Net book value
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
190
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/31 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
8. ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued)
Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Penambahan/ Reklasifikasi/ Ending
2010 balance Additions Reclassifications balance
Nilai perolehan Acquisition costTanah - 603 - 603 LandBangunan - 549 - 549 BuildingHarta bergerak 204,922 552,603 212,597 970,122 Moveable equipment
Sub-jumlah 204,922 553,755 212,597 971,274 Sub- total
Aset dalam penyelesaian 95,312 145,478 (212,597) 28,193 Assets under construction
Jumlah 300,234 699,233 - 999,467 Total
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationBangunan - (31) - (31) BuildingHarta bergerak (11,972) (72,399) - (84,371) Moveable equipment
Jumlah Totalakumulasi penyusutan (11,972) (72,430) - (84,402) accumulated depreciation
Nilai buku bersih 288,262 915,065 Net book value
Kebijakan asuransi atas aset Perusahaan terpusatdi Manajemen Asuransi Pertamina. Seluruh asettetap Perusahaan telah diasuransikan terhadaprisiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain yangmungkin terjadi kepada PT Tugu PratamaIndonesia, dengan nilai pertanggungan asuransisebesar US$415.092.500 (nilai penuh) atau setaradengan Rp3.544.059 (2010: US$368.250.000 –nilai penuh atau setara dengan Rp3.310.936) yangmencakup pertanggungan seluruh aset tetap yangdimiliki oleh Perusahaan dan aset yang disewaPerusahaan dari Pertamina.
The insurance for fixed assets of the Company isarranged under the Management Insurance ofPertamina. All of the Company’s fixed assets havebeen insured against fire, theft and other risksunder policies with PT Tugu Pratama Indonesiainvolving insurance of US$415,092,500 (fullamount) or equivalent to Rp3,544,059 (2010:US$368,250,000 – full amount or equivalent toRp3,310,936) which cover all of the Company’sfixed assets and leased assets from Pertamina.
Manajemen berpendapat bahwa nilaipertanggungan tersebut cukup untuk menutupkemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yangdiasuransikan.
Pada tanggal 31 Desember 2011, mayoritas dariaset dalam penyelesaian adalah biaya yang terjaditerkait dengan proses pengadaan rig baru.
Management believes that the insurance coverageamounts are adequate to cover any possiblelosses that may arise in relation to the risksinsured.
At 31 December 2011, the majority of assetsunder construction related to costs incurred inrelation to procurement of new rigs which were inprogress.
9. BEBAN TANGGUHAN 9. DEFERRED CHARGES
2011 2010
Biaya overhaul rig 70,080 75,196 Rig overhaul expensesDikurangi: amortisasi (18,938) (7,995) Less: amortisation
Bersih 51,142 67,201 Net
Biaya overhaul rig diamortisasi selama 4 tahun. Rig overhaul expenses is amortised over 4 years.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
191
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/32 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
10. DANA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 10. RESTRICTED FUNDS
Akun ini merepresentasikan kas di bank yangdigunakan sebagai jaminan atas bank garansisehubungan dengan kontrak unit pengeborandarat Perusahaan dengan pelanggan. (Catatan22d)
This account represents cash in bank which isused as collateral for bank guarantee in relation tothe Company’s land drilling rig contract with acustomer. (Note 22d)
11. ASET LAIN-LAIN 11. OTHER ASSETS
2011 2010
Jaminan – sewa gedung 2,031 2,031 Guarantee deposit – building rental
Jumlah 2,031 2,031 Total
12. HUTANG USAHA 12. TRADE PAYABLES
2011 2010
Pihak yang mempunyai hubunganistimewa (Catatan 21c) 40,595 56,882 Related parties (Note 21c)
Pihak ketiga: Third parties:PT Drilling Rig International 27,989 - PT Drilling Rig InternationalDreco Energy Services, Ltd 12,315 - Dreco Energy Services, LtdPT Traktor Nusantara - 13,173 PT Traktor NusantaraLainnya
(masing-masing dibawah Rp5.000) 45,027 28,817 Others (each below Rp5,000)
Jumlah pihak ketiga 85,331 41,990 Total third parties
13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES
2011 2010
Kontrak jasa 236,859 113,674 Contract servicesPembelian material 53,294 36,663 Materials purchaseGaji dan bonus - 30,170 Salary and bonusBiaya-biaya kantor 5,921 752 Office expenses
Jumlah 296,074 181,259 Total
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
192
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/33 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS
a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya
a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits
a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina
a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina
(i) Program manfaat pasti dibawahDana Pensiun Pertamina
Seluruh pekerja tetap Pertamina yangdiperbantukan ke Perusahaanterdaftar dalam Program PensiunManfaat Pasti (“PPMP”) dimanaPertamina dan karyawan perbantuanPertamina diwajibkan untukmembayar iuran yang dikelola secaraterpisah oleh Dana PensiunPertamina. Iuran Pertaminaditentukan berdasarkan laporanaktuaris. Iuran karyawan perbantuanPertamina adalah sebesar 7.5% dariPenghasilan Dasar Pensiun.
(i) Defined benefit plans under DanaPensiun Pertamina
The Defined Benefit Plan (“PPMP”)covers all of Pertamina’s permanentemployees seconded to theCompany. Pertamina andemployees seconded fromPertamina fund contributions to thepension plan which funds aremanaged separately by thePertamina Pension Plan.Pertamina’s contributions aredetermined based on actuarialreport. The employees secondedfrom Pertamina’s contributionsamount to 7.5% of PensionableEarnings.
(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya
(ii) Other long-term employeebenefits
Perusahaan memberikan imbalankerja jangka panjang lainnya yangtidak didanai, seperti biayapemulangan, ulang tahun dinas dantunjangan cuti. Manfaat ini tidakdidanai.
The Company provides other longterm employee benefits such as thecost of repatriation, anniversaryservice and leave allowances. Thebenefits are unfunded.
Pertamina dan Perusahaanmemberikan imbalan kerja jangkapanjang lainnya dalam bentuktunjangan Masa PersiapanPurnakarya (“MPPK”), tunjangan cuti,dan Program Asuransi Guna Mandiri Ikecuali untuk program asuransi.Manfaat-manfaat ini tidak didanai.
Pertamina and the Company provideother long-term employee benefits inthe form of pre-retirement benefits(“MPPK”), annual leave and a GunaMandiri I Insurance Program exceptthe insurance program benefit,these benefits are unfunded.
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/34 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)
a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)
a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)
a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)
(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya (lanjutan)
(ii) Other long-term employeebenefits (continued)
Mulai tahun 2010, karyawanperbantuan Pertamina yang telahberumur 55.5 dan telah bekerjaminimum selama 15 tahun berhakatas MPPK selama 6 bulan.Sebelumnya, Program MPPK hanyadiberikan kepada pekerja yang lahirsebelum tahun 1956 dan telahmenyelesaikan masa kerja minimal 15tahun sebagai berikut:
Starting in 2010, employeeseconded from Pertamina who havereached age of 55.5 years andcompleted minimum 15 years ofservice are eligible for 6 months ofMPPK. Previously, the MPPKprogram is only provided toemployees who were born prior to1956 and who have completed aminimum of 15 years of service asfollows:
- Pekerja yang lahir pada tahun1953 berhak atas masa MPPKsebanyak 9 bulan;
- Pekerja yang lahir pada tahun1954 berhak atas masa MPPKsebanyak 6 bulan;
- Pekerja yang lahir pada tahun1955 berhak atas masa MPPKsebanyak 3 bulan.
- Employees who were born in1953 are eligible for a 9 (nine)months MPPK period;
- Employees who were born in1954 are eligible for a 6 (six)months MPPK period;
- Employees who were born in1955 are eligible for a 3 (three)months MPPK period.
(iii) Tunjangan kesehatan pasca-kerja
Pertamina memberikan tunjangankesehatan pasca-kerja kepada parapensiunan dan pasangannya yangberhak sejak mereka memasuki usiapensiun sampai meninggal dunia.Manfaat ini tidak didanai.
(iii) Post-employment health benefits
Pertamina provides post retirementhealthcare benefits. The benefitscover retired employees and theirspouses from the date of theemployees’ retirement until death.The benefits are unfunded.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
193
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/34 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)
a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)
a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)
a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)
(ii) Program imbalan kerja jangkapanjang lainnya (lanjutan)
(ii) Other long-term employeebenefits (continued)
Mulai tahun 2010, karyawanperbantuan Pertamina yang telahberumur 55.5 dan telah bekerjaminimum selama 15 tahun berhakatas MPPK selama 6 bulan.Sebelumnya, Program MPPK hanyadiberikan kepada pekerja yang lahirsebelum tahun 1956 dan telahmenyelesaikan masa kerja minimal 15tahun sebagai berikut:
Starting in 2010, employeeseconded from Pertamina who havereached age of 55.5 years andcompleted minimum 15 years ofservice are eligible for 6 months ofMPPK. Previously, the MPPKprogram is only provided toemployees who were born prior to1956 and who have completed aminimum of 15 years of service asfollows:
- Pekerja yang lahir pada tahun1953 berhak atas masa MPPKsebanyak 9 bulan;
- Pekerja yang lahir pada tahun1954 berhak atas masa MPPKsebanyak 6 bulan;
- Pekerja yang lahir pada tahun1955 berhak atas masa MPPKsebanyak 3 bulan.
- Employees who were born in1953 are eligible for a 9 (nine)months MPPK period;
- Employees who were born in1954 are eligible for a 6 (six)months MPPK period;
- Employees who were born in1955 are eligible for a 3 (three)months MPPK period.
(iii) Tunjangan kesehatan pasca-kerja
Pertamina memberikan tunjangankesehatan pasca-kerja kepada parapensiunan dan pasangannya yangberhak sejak mereka memasuki usiapensiun sampai meninggal dunia.Manfaat ini tidak didanai.
(iii) Post-employment health benefits
Pertamina provides post retirementhealthcare benefits. The benefitscover retired employees and theirspouses from the date of theemployees’ retirement until death.The benefits are unfunded.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
194
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/35 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)
a. Post-employment benefits and other long-term employee benefits (continued)
a.1. Program imbalan kerja jangka panjanguntuk karyawan perbantuan dariPertamina (lanjutan)
a.1. Post-employment benefit program foremployees seconded from Pertamina(continued)
(iv) Penghargaan atas pengabdian(”PAP”)
(iv) Severance and service pay(“PAP”)
Manfaat PAP merupakan imbalantambahan yang diberikan pada saatkaryawan memasuki usia pensiun,mengalami cacat tetap, meninggal,atau mengundurkan diri secarasukarela. Besarnya masing-masingmanfaat tersebut tergantung padamasa kerja karyawan denganmengacu pada tabel perhitunganyang telah ditetapkan Pertamina.Manfaat ini tidak didanai.
PAP consists of additional benefitsto which employees are entitledwhen they enter the pension period.and in the event of permanentdisability, death, or voluntaryresignation. The amounts for eachof these benefits depend on theyears of service completed inaccordance with the calculationtable previously determined byPertamina. These benefits areunfunded.
Untuk pensiun normal, 90% darijumlah manfaat pensiun PAPdibayarkan pada saat karyawanberusia 55 tahun dan sisanyadibayarkan pada usia 56 tahun.
In the case of normal retirements,90% of the total severance andservice pay amounts are paidwhen the employees attain 55years of age and the balance ispaid to the employees at 56 yearsof age.
a.2. Program imbalan pasca-kerja untukkaryawan tetap Perusahaan
a.2. Post-employment benefit program forthe Company’s direct hire employees
(i) PAP (i) PAP
Manfaat PAP merupakan imbalan yangdiberikan pada saat karyawanmemasuki usia pensiun, ataumengalami cacat tetap, meninggal, ataumengundurkan diri secara sukarela.Besarnya masing-masing manfaattersebut tergantung pada masa kerjakaryawan dengan mengacu pada tabelperhitungan yang telah ditetapkanPerusahaan. Manfaat ini tidak didanai.
PAP consist of benefits to whichemployees are entitled when theyenter the pension period, and in theevent of permanent disability, death,or voluntary resignation. The amountsfor each of these benefits depend onthe years of service completed inaccordance with the calculation tablepreviously determined by theCompany. These benefits areunfunded.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
195
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/36 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
a. Program imbalan pasca kerja dan imbalankerja jangka panjang lainnya (lanjutan)
a. Post employment benefits and other long-term employee benefits (continued)
a.2. Program imbalan pasca-kerja untukkaryawan tetap Perusahaan (lanjutan)
a.2. Post employment benefit program forthe Company’s direct hire employees(continued)
(ii) Biaya pemulangan (ii) Repatriation cost
Biaya pemulangan merupakanimbalan yang diberikan untukpemulangan karyawan ke tempatpenerimaannya.
Repatriation cost is a benefit givento repatriated employees and theirfamily members at their point oforigin.
b. Taksiran kewajiban imbalan kerja b. Estimated employee benefit obligations
Taksiran kewajiban imbalan kerja karyawanperbantuan Pertamina dan karyawan tetapPerusahaan per tanggal 31 Desember 2011dan 2010 dihitung oleh aktuaris independen,PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, dalamlaporan mereka tanggal 12 Januari 2012(2010: 28 Februari 2011).
The estimated employee benefit obligations ofPertamina and the Company at 31 December2011 and 2010, were determined based on thevaluation reports of an independent actuary,PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dated 12January 2012 (2010: 28 February 2011).
Berikut ini adalah ringkasan jumlah-jumlah yangdiakui dalam neraca untuk kewajiban imbalankerja.
The following tables summarise the estimatedamounts of employee benefit obligationsrecognised in the balance sheet.
b.1 Pembebanan biaya imbalan kerjakaryawan perbantuan Pertamina kepadaPerusahaan
b.1 Seconded employee benefits expensecharged by Pertamina to the Company
2011 2010
Pensiun dan imbalan Pension andpasca-kerja post-employment benefits
Penghargaan ataspengabdian 6,034 4,890 Severance and service pay
Program manfaat pasti dibawah Defined benefit plan underDana Pensiun Pertamina 701 579 Pertamina Pension Fund
Biaya pemulangan 104 90 Repatriation costs
Sub-jumlah 6,839 5,559 Sub-total
Imbalan kerjajangka panjang lainnya Other long-term employee benefits
Tunjangan cuti 937 754 Leave allowanceMasa Persiapan
Purna Karya (MPPK) 755 564 Pre-retirement benefitsUlang tahun dinas 46 - Anniversary service
Sub-jumlah 1,738 1,318 Sub-total
Jumlah 8,577 6,877 Total
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
196
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/37 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
b.1 Pembebanan biaya imbalan kerjakaryawan perbantuan Pertamina kepadaPerusahaan (lanjutan)
b.1 Seconded employee benefits expensecharged by Pertamina to the Company(continued)
Tidak ada tunjangan kesehatan pascakerja yang dibebankan oleh Pertamina kePerusahaan untuk karyawan perbantuanyang berakhir pada tanggal 31 Desember2011 dan 2010.
Pertamina has not charged post-employment health benefit costs for itsseconded employees to the Company forthe years ended 31 December 2011 and2010.
b.2 Biaya imbalan kerja karyawanPerusahaan
b.2 Employee benefits expense for theCompany’s direct hire employees
2011 2010
Pensiun dan imbalan Pension andpasca-kerja post-employment benefitsPenghargaan atas
Pengabdian 1,086 297 Severance and service payBiaya pemulangan 142 22 Repatriation costs
Sub-jumlah 1,228 319 Sub-total
Imbalan kerjajangka panjang lainnya Other long-term employee benefits
Selisih pesangon 305 828 Severance payment differenceTunjangan cuti 232 121 Leave allowance
Sub-jumlah 537 949 Sub-total
Jumlah 1,765 1,268 Total
b.3 Perubahan kewajiban imbalan pascakerja dan imbalan kerja jangka panjanglainnya
b.3 Changes in post-employment benefitsand other long-term employee benefitsobligations
2011 2010
Saldo awal 2,267 999 Beginning balanceBiaya imbalan kerja Employee benefits expense
(Catatan 14b,2) 1,765 1,268 (Note 14b,2)
Saldo akhir 4,032 2,267 Ending balance
Selisih pesangon disebabkan oleh gajipokok yang dibayarkan kepada karyawanperbantuan oleh Perusahaan lebih tinggidari gaji pokok menurut Pertamina;pembebanan selisih pesangon karyawanperbantuan Pertamina kepada Perusahaandicatat oleh Perusahaan berdasarkanstruktur gaji karyawan di Perusahaan, tidakberdasarkan struktur gaji karyawanPertamina.
The severance payments difference is dueto the higher basic salaries paid toseconded employees by the Companycompared to Pertamina; the severancepayment expense for Pertamina’semployees seconded to the Company isrecognised by the Company on the basisof the Company’s employee salary levels,not Pertamina’s employee salary levels.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
197
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/38 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
14. TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA(lanjutan)
14. ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITSOBLIGATIONS (continued)
c. Asumsi aktuarial c. Actuarial assumptions
Tingkat diskonto 2011: 7.00% per tahun/year;2010: 9.25% per tahun/year
Discount rate
Kenaikan gaji
Faktor demografi:
9% per tahun/year Salary increases
Demographic factors:- Tingkat kematian Group Annuity Mortality 1971 Mortality -- Tingkat cacat 0.75%
dari tingkat kematian/of mortality rateDisability -
- Pengunduran diri 1% pada usia/at age 20 tahun/yearsdan berkurang secara linear sebesar/
and reducing linearly by 0.028%sampai usia/per year up to age 55
tahun/years
Resignation rate -
Usia pensiun normal 56 tahun/years of age Normal pension age
15. MODAL SAHAM 15. SHARE CAPITAL
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, pemegangsaham Perusahaan adalah sebagai berikut:
As at 31 December 2011 and 2010, theCompany’s shareholders were as follows:
Persentasekepemilikan/Percentage of
Lembar/Shares Nilai/Value ownership
PT Pertamina (Persero) 325,496 650,992 99.9% PT Pertamina(Persero)PT Pertamina Hulu Energi 438 876 0.1% PT Pertamina Hulu Energi
Jumlah 325,934 651,868 100% Total
16. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASIENTITAS SEPENGENDALI DAN CADANGANUMUM
16. DIFFERENCE IN VALUE FROMRESTRUCTURING TRANSACTIONS OFENTITIES UNDER COMMON CONTROL ANDGENERAL RESERVES
Berdasarkan Akta Notaris No.26 tanggal 28 Juni2010 oleh Lenny Janis Ishak. S.H., Pertaminamenyetujui setoran saham dalam bentuk asetsenilai Rp564.369 kepada Perusahaan. Nilaitersebut terbagi atas Rp564.368 yang ditetapkansebagai ekuitas untuk menambah setoran modalsedangkan sisanya sebesar Rp1.6 ditetapkansebagai cadangan umum. Harga pengalihan dannilai buku aset setoran saham pada tanggaltersebut berturut-turut sebesar Rp564.368 danRp553.755. Selisih antara harga pengalihandengan nilai buku sebesar Rp10.614 dicatatsebagai selisih nilai transaksi restrukturisasientitas sepengendali.
Based on Notarial Deed No.26 dated 28 June2010 of Lenny Janis Ishak, SH., Pertamina agreedto contribute capital in the form of assets (inbrengassets) amounting to Rp564,369 to the Company.The value consisted of Rp564,368 that assertedas additional paid-up capital and Rp1.6.appropriated as general reserve. The transferprice and book value of the inbreng assets as atthat date were Rp564,368 and Rp553,755,respectively. Difference between the transfer priceand the book value of Rp10,614 is recorded asdifference in value from restructuring transactionsof entities under common control.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
198
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/39 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
16. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASIENTITAS SEPENGENDALI DAN CADANGANUMUM (lanjutan)
16. DIFFERENCE IN VALUE FROMRESTRUCTURING TRANSACTIONS OFENTITIES UNDER COMMON CONTROL ANDGENERAL RESERVES (continued)
Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjian jualbeli aset rig, top drive, dan suku cadang(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 danNo. 1224/DSI0000/2010-S0 dengan nilai totalsebesar Rp184.540. Perpindahan aset tersebutterjadi pada 1 Maret 2011 dengan nilai Rp161.764setelah dikurangi dengan biaya perbaikan.
On 17 December 2010, the Company and PTUsayana entered into a sale and purchaseagreement for rigs, top drives, and spare parts(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 andNo. 1224/DSI0000/2010-S0 with total value ofRp184,540. The transfer of the assets wasexecuted on 1 March 2011 with total value ofRp161,764 after adjustments for repair cost.
Berdasarkan keputusan rapat pemegang sahamtertanggal 16 Juni 2011, Perusahaan menambahcadangan umumnya sebesar Rp15.512.
Based on minutes of shareholders’ meeting dated16 Juni 2011, the Company increased its generalreserves by Rp15,512.
Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaan danPT Usayana menandatangani perjanjian jual beliuntuk aset rig Ideco H-35 (1) dan H-35 (2) dengantotal nilai jual beli sebesar Rp16.148.
Dari kedua transaksi diatas, Perusahaan mencatataset tetap sebesar Rp177.912 berdasarkan nilaibuku aset tersebut di PT Usayana, karena PTUsayana adalah sesama anak perusahaanPertamina. Selisih antara harga beli dengan nilaibuku dicatat sebagai “Selisih Nilai TransaksiRestrukturisasi Entitas Sepengendali” sebesarRp127.588.
On 29 December 2011, the Company and PTUsayana entered into another agreement topurchase rig Ideco H-35 (1) and rig H-35 (2) with atotal price of Rp16,148.
From the above transactions, the Companyrecorded Rp177,912 of fixed assets based on thenet book value of the assets at PT Usayana booksdue to PT Usayana is a fellow subsidiary ofPertamina. The difference between the purchaseprice and the net book value is recorded as“Difference in value from restructuring transactionsof entities under common control” of Rp 127,588.
17. PENDAPATAN 17. REVENUE
2011 2010Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa(Catatan 21e) 1,626,483 1,394,990 Related parties (Note 21e)
Pihak ketiga 2,530 7,256 Third parties
1,629,013 1,402,246
18. BEBAN LANGSUNG 18. DIRECT EXPENSES
2011 2010Sewa 301,232 211,673 RentalSub kontraktor 289,393 164,703 Sub contractorsPerbaikan dan pemeliharaan 210,807 141,818 Repairs and maintenanceAktivitas pengeboran 113,721 24,938 DrillingPemakaian material 75,764 64,303 Material usageCamp dan jasa katering 38,493 23,434 Camp and catering serviceAsuransi 37,827 36,908 Insurance (Note 21f)
OthersLainnya 17,621 17,603 (each below Rp500)
Jumlah 1,084,858 685,380 Total
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
199
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/40 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
18. BEBAN LANGSUNG (lanjutan) 18. DIRECT EXPENSES (continued)
Di tahun 2010, beban sewa sebagian besarmerupakan beban atas sewa aset rig kepada pihakyang mempunyai hubungan istimewa yaitu sewarig milik Pertamina (Catatan 2) dan Usayana(Catatan 21c) dan beban atas sewa rig kepadapihak ketiga.
In 2010, rental expenses mostly represent the rentexpense of rig to related parties, which arePertamina (Note 2) and Usayana (Note 21c) andrent expense of rig to third parties.
19. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 19. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
2011 2010
Gaji , upah dan tunjangan 68,966 132,348 Salaries, wages and allowancesPajak dan retribusi 35,261 23,554 Taxes and retributionJasa-jasa layanan kantor 19,961 14,462 Office servicesPerjalanan dinas 16,408 4,126 Business travelImbalan kerja 10,114 8,146 Employee benefitsPenerimaan dan pelatihan 6,562 260 Recruitment and trainingJamuan, iklan dan promosi Entertaiment, advertising and
6,333 3,413 promotionsRepresentasi dan sumbangan 1,299 1,504 Representation and donationsJasa profesional 1,318 556 Professional feesLainnya Others
(masing-masing dibawah Rp500) 4,104 2,707 (each below Rp500)
Jumlah 170,326 191,076 Total
20. PERPAJAKAN 20. TAXATION
a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes
2011 2010
Pajak Pertambahan Nilai (”PPN”) Reimbursablemasukan yang dapat Value Added Taxditagihkan kembali: (”VAT”) In2011 211,634 - 20112010 154,947 154,947 20102009 - 49,497 2009
Kelebihan pembayaran pajak Overpayment of corporatepenghasilan badan tahun: income tax for the year:2011 90,419 - 20112010 62,476 62,476 20102009 26,803 26,803 2009
Jumlah 546,279 293,723 Total
Manajemen berpendapat bahwa tidakdiperlukan adanya pencadangan atas PPNmasukan yang dapat ditagihkan kembali dankelebihan pembayaran pajak badan yangdapat ditagihkan kembali pada tanggal 31Desember 2011 dan 2010.
Management is of the opinion that noallowance for reimbursable VAT andoverpayment of corporate income tax arerequired as at 31 December 2011 and 2010.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
200
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/41 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)
a. Pajak dibayar dimuka (lanjutan) a. Prepaid taxes (continued)
Pada tanggal 28 April 2011, Kantor PelayananPajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajakmenyetujui kelebihan pembayaran PPN untukmasa pajak 2009 sebesar Rp49 Milyar. Jumlahini telah diterima Perusahaan pada bulan Mei2011.
On 28 April 2011, the Tax Office issued a taxassessment letter for the fiscal year 2009 VAT,agreeing the VAT overpayment was Rp49billion. This amount has been received by theCompany in Mei 2011.
Perusahaan saat ini sedang diperiksa olehkantor pajak untuk pengembalian kelebihanpembayaran pajak badan tahun 2009. Sampaidengan tanggal laporan keuangan inidiselesaikan, hasil dari pemeriksaan tersebutbelum diterima oleh Perusahaan.
The Company is currently being audited by thetax office for its refund of 2009 corporateincome tax overpayment. As at the completiondate of these financial statements, theCompany has not yet received the results ofthe tax audit.
Perusahaan telah mengajukan permohonanpengembalian atas kelebihan pembayaranpajak atas pembayaran PPN dan PPh Badanuntuk tahun fiskal 2010.
The Company has submitted requests for taxrefunds for its VAT and corporate income taxoverpayments for fiscal year 2010.
b. Hutang pajak b. Taxes payable
2011 2010
Pajak Penghasilan Income TaxPasal 4(2) 11 1,260 Article 4(2)Pasal 21 3,991 3,611 Article 21Pasal 23 1,523 3,713 Article 23Pasal 25 - 7,991 Article 25
PPN Keluaran - 12 VAT Out
Jumlah 5,525 16,587 Total
c. Beban/(manfaat) pajak penghasilan c. Income tax expense/(benefit)
2011 2010
Kini (Catatan 20d) 63,180 93,071 Current (Note 20d)Tangguhan (Catatan 20e) (8,837) 15,369 Deferred (Note 20e)
Bersih 54,343 108,440 Net
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
201
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/42 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)
d. Pajak kini d. Current income tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajakpenghasilan dengan penghasilan kena pajakuntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31Desember 2011 dan 2010 adalah sebagaiberikut :
Reconciliation between income before incometax and taxable income for the year ended31 December 2011 and 2010 is as follow :
2011 2010
Laba sebelum pajak penghasilan 192,707 418,673 Income before income tax
Ditambah/(dikurangi): Add/(less):Perbedaan waktu Temporary differences
Penyisihan imbalan kerja 10,341 8,146 Provision for employee benefitsPenyisihan persediaan usang 2,606 - Provision for obsolete inventoryPenyusutan aset tetap 22,401 (69,620) Fixed assets depreciation
Sub-jumlah perbedaan waktu 35,348 (61,474) Sub-total temporary differences
Perbedaan tetap Permanent differencesBeban yang tidak dapat
dikurangkan 25,728 16,461 Non-deductible expensesPendapatan bunga yang, Interest income
dikenakan pajak final (1,062) (1,373) subject to final tax
Sub-jumlah perbedaan tetap 24,666 15,088 Sub-total permanent differences
Penghasilan kena pajak 252,721 372,287 Taxable income
Beban pajak penghasilan kini 63,180 93,071 Current income tax expense
Dikurangi: Less:Pajak penghasilan dibayar dimuka Prepaid income taxes
Pasal 22 27,349 730 Article 22Pasal 23 30,868 40,077 Article 23Pasal 25 95,382 114,740 Article 25
Kelebihan pembayaran Overpayment ofpajak penghasilan badan (90,419) (62,476) corporate income tax
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilanyang dihitung dengan mengalikan labasebelum pajak penghasilan dengan tarif pajakyang berlaku atas laba sebelum pajakpenghasilan dan beban pajak penghasilanbersih pada laporan laba rugi untuk tahunyang berakhir pada tanggal 31 Desember2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income taxexpense computed by applying the applicabletax rate to the income before income tax andthe net income tax expense as shown in thestatement of comprehensive income for theyear ended 31 December 2011 and 2010were as follows:
2011 2010
Laba sebelum pajak penghasilan 192,707 418,673 Income before income tax
Pajak penghasilan Income tax calculateddihitung pada tarif 25% 48,176 104,668 at tax rate 25%
Beban yang tidak dapat dikurangkan 6,432 4,115 Non-deductible expensesPendapatan bunga Interest income
yang dikenakan pajak final (265) (343) subject to final tax
Jumlah bebanpajak penghasilan 54,343 108,440 Income tax expense
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
202
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/43 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
20. PERPAJAKAN (lanjutan) 20. TAXATION (continued)
e. Pajak tangguhan e. Deferred tax
Mutasi aset dan kewajiban pajak tangguhanPerusahaan selama 2011 dan 2010 adalahsebagai berikut:
Analysis of deferred tax assets and liabilitiesduring 2011 and 2010 are as follows:
Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Mutasi/ Ending
2011 balance Movement balance
Aset/(kewajiban) Deferred tax assets/pajak tangguhan (liabilities)
Taksiran kewajiban Estimated employeeimbalan kerja 4,473 2,585 7,058 benefit obligations
Penyisihan persediaan Provision forusang - 652 652 obsolete inventory
Aset tetap (20,790) 5,600 (15,190) Fixed assets
Kewajiban pajakTangguhan, bersih (16,317) 8,837 (7,480) Deferred tax liabilities, net
Saldo awal/ Saldo akhir/Beginning Mutasi/ Ending
2010 balance Movement balance
Aset/(kewajiban) Deferred tax assets/pajak tangguhan (liabilities)
Taksiran kewajiban Estimated employeeimbalan kerja 2,437 2,036 4,473 benefit obligations
Aset tetap (3,385) (17,405) (20,790) Fixed assets
Kewajiban pajaktangguhan, bersih (948) (15,369) (16,317) Deferred tax liabilities, net
f. Administrasi f. Administration
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakanyang berlaku di Indonesia. Perusahaan yangberdomisili di Indonesia menghitung danmembayar sendiri besarnya jumlah pajak yangterhutang. Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”)dapat menetapkan atau mengubah kewajibanpajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejaksaat terhutangnya pajak atau akhir tahun2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baruyang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008dan tahun-tahun selanjutnya menentukanbahwa DJP dapat menetapkan dan mengubahkewajiban pajak tersebut dalam batas waktulima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia theCompany which is domiciled in Indonesiacalculates and pays tax on the basis of selfassessment. The Directorate General of Tax(“DGT”) may assess or amend taxes within tenyears of the time the tax becomes due or untilthe end of 2013, whichever is earlier. Thereare new rules applicable to the fiscal year 2008and subsequent years stipulating that the DGTmay assess or amend taxes within five yearsof the time the tax becomes due.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
203
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/44 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
21. TRANSAKSI PIHAK BERELASI 21. RELATED-PARTY TRANSACTIONS
a. Piutang usaha a. Trade receivables
2011 2010
PT Pertamina EP 554,203 522,938 PT Pertamina EPPT Pertamina Geothermal Energy 79,977 101,615 PT Pertamina Geothermal Energy
Jumlah 634,180 624,553 Total
b. Piutang lain-lain b. Other receivables
2011 2010
Pertamina 51,388 127,661 PertaminaPT Pertamina Hulu Energi 60 - PT Pertamina Hulu Energi
Jumlah 51,448 127,661 Total
Piutang lain-lain dari Pertamina merupakantagihan atas biaya operasional yang dibayaroleh Perusahaan untuk kepentinganPertamina.
Other receivables from Pertamina representcharges of operating costs paid by theCompany on behalf of Pertamina.
c. Hutang usaha c. Trade payables
2011 2010
Pertamina 16,904 45,139 PertaminaPT Patra Drilling Contractor 12,928 - PT Patra Drilling ContractorPT Elnusa, Tbk 4,300 - PT Elnusa, TbkPT Pratama Mitra Sejati 2,537 - PT Pratama Mitra SejatiPT Tugu Pratama Indonesia 2,510 - PT Tugu Pratama IndonesiaPT Pertamina Trans Kontinental 1,416 - PT Pertamina Trans KontinentalPT Usayana - 11,743 PT Usayana
Jumlah 40,595 56,882 Total
d. Liabilitas lain-lain d. Other payables
2011 2010
PT Pertamina (Persero) 1,739,348 564,386 PT Pertamina (Persero)PT Usayana 180,049 - PT UsayanaPT Pertamina Bina Medika 1,586 1,765 PT Pertamina Bina MedikaPT Mitra Tour and Travel 1,236 - PT Mitra Tour and TravelPT Pertamina EP 377 99,696 PT Pertamina EPLainnya Others(masing-masing dibawah Rp500) 627 505 (each below Rp500)
Jumlah 1,923,223 666,352 Total
Liabilitas lain-lain kepada Pertaminadiantaranya terdiri dari pemberian dana untukbelanja modal Perusahaan, penggantian biayaoperasional yang dibayar oleh Pertaminauntuk Perusahaan, dan gaji serta manfaatkaryawan perbantuan dari Pertamina kepadaPerusahaan.
Other payables to Pertamina consists ofdropping of funds for Company’s capitalexpenditures reimbursement of operationalexpenses paid by Pertamina on behalf of theCompany, and salaries and benefits forPertamina’s employees seconded to theCompany.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
204
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/45 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
21. TRANSAKSI PIHAK BERELASI (lanjutan) 21. RELATED-PARTY TRANSACTIONS (continued)
d. Liabilitas lain-lain (lanjutan) d. Other payables (continued)
Pada 31 Desember 2010, liabilitas lain-lainkepada PT Pertamina EP merupakanpendapatan atas jasa rig sebelum Perusahaanberdiri. Dimana sebelumnya jasa rig tersebutdilaksanakan oleh unit bisnis drilling Pertaminayang ditagihkan oleh Perusahaan untukPertamina.
At 31 December 2010, other payables to PTPertamina EP represent revenue from rigservices before the establishment of theCompany. Previously the drilling services wereperformed under the drilling business unit ofPertamina which are billed by the Company onbehalf of Pertamina.
e. Pendapatan e. Revenues
2011 2010
PT Pertamina EP 1,334,833 1,203,222 PT Pertamina EPPT Pertamina Geothermal Energy 291,650 191,768 PT Pertamina Geothermal Energy
Jumlah 1,626,483 1,394,990 Total
Persentase total pendapatan 99% 99% As a percentage of total revenue
f. Sewa dan Asuransi f. Rental and Insurance
2011 2010
PT Usayana - 296,282 PT UsayanaPT Tugu Pratama Indonesia 37,460 36,908 PT Tugu Pratama Indonesia
Jumlah 37.460 333,190 Total
Persentase dari totalbeban pokok pendapatan 3% 44% As percentage of total cost of revenue
Di tahun 2010, hutang usaha merupakanbeban sewa yang dibebankan kepadaPerusahaan sebagaimana yang telah diaturdalam Perjanjian Sewa Aset (Catatan 2 dan22c).
In 2010, the trade payable represents rentalcosts charged to the Company in accordancewith the Fixed Assets Lease Agreements (Note2 and 22c)
g. Kompensasi manajemen kunci g. Key management compensation
Manajemen kunsi termasuk direksi, komisaris,sekretaris Perusahaan dan kepala auditinternal. Kompensasi yang dibayar atauterhutang untuk manajemen kunci atas dasarjasa pekerja adalah sebagai berikut:
Key management includes director,commissioner, the Corporate secretary andhead of internal audit. The compensation paidpayable to key management for employeeservices as shown below:
2011 2010
Gaji dan imbalan pekerja Salaries and other short termjangka pendek 7,009 7,441 employee benefits
Jumlah 7,009 7,441 Total
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
205
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/46 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL
22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS
a. Perjanjian dengan PT Pertamina EP a. Agreement with PT Pertamina EP
Pada tanggal 11 Agustus 2006, Pertamina danPertamina EP menandatangani KontrakKerjasama Jasa Pemboran dan RencanaKerja Pemboran dan Kerja Ulang Sumur PTPertamina EP No. 854/EP0000/2007-S0 danNo. 944/C00000/2007-S0. Perjanjian ini telahmengalami beberapa kali perubahan,termasuk mengenai kesepakatan pengalihanwewenang dari Pertamina kepada Perusahaanuntuk melakukan kegiatan pengelolaan,pengoperasian dan pemeliharaan seluruh asetdrilling terhitung sejak 30 Oktober 2008.
On 11 August 2006, Pertamina andPertamina EP signed a Memorandum ofUnderstanding for Wells Drilling Services andWorkover of PT Pertamina EP No.854/EP0000/2007-S0 and No.944/C00000/2007-S0. This agreement hasbeen amended for several times, including theagreement for delegation of authorities fromPertamina to the Company to perform themanagement, operation and maintenance ofall drilling assets effective 30 October 2008.
Sejak Juni 2008, perjanjian ini diperpanjangsetiap 6 bulan. Perpanjangan perjanjian yangterakhir adalah untuk periode 1 Juli 2011 – 31Desember 2011. Perusahaan dan PertaminaEP masih dalam proses untuk memperpanjangjangka waktu perjanjian untuk tahun 2012.
Since June 2008, this agreement has beenextended semi annually. The latest extentionwas for the period from 1 July 2011 –31 December 2011. The Company andPertamina EP is in the process to extend theterm of this agreement for 2012.
b. Perjanjian dengan PT PertaminaGeothermal Energi
b. Agreement with PT Pertamina GothernalEnergi
Pada tanggal 8 April 2010, Perusahaan danPT. Pertamina Geothermal Energymenandatangani Perjanjian TentangPenyediaan Jasa Semi Integrated ProjectManagement (”IPM”) Proyek GeothermalUlubelu No. 215/PGE000/2010-S0. Perjanjianini telah mengalami perubahan di bulan Mei2011, untuk melaksanakan penambahanpengeboran 3 sumur injeksi dengan estimasinilai kontrak sebesar US$ 10,8 juta. Sampaidengan tanggal penyelesaian laporankeuangan, proyek ini masih berlanjut.
On 8 April 2010, the Company and PTPertamina Geothermal Energy signed aContract for Semi Integrated ProjectManagement (“IPM”) services GeothermalUlubelu Project No. 215/PGE000/2010-S0.This agreement has been amended in May2011, to perform additional drilling of 3injection wells with estimated contract value ofUS$ 10.8 million. This project is still on goingat the completion date of these financialstatements.
c. Perjanjian dengan PT Usayana c. Agreement with PT Usayana
Pada bulan Mei tahun 2009, Perusahaanmelakukan perjanjian sewa aset berupa 4 rigbeserta peralatan pendukung unit jasapemboran termasuk pekerja milik PT Usayana(”Usayana”) yang berlaku sejak tanggal 14 Mei2009 sampai dengan tanggal 31 Desember2009 atau sampai dengan tanggal efektifberlakunya pengalihan aset tetap dari Usayanakepada Perusahaan, mana yang terjadi lebihdahulu.
In May 2009, the Company entered into anAsset Lease Agreement of 4 rigs, including thedrilling equipments and the co-workers of PTUsayana (“Usayana”) which agreement iseffective from 14 May 2009 through 31December 2009 or from the effective date oftransfer of Usayana’s fixed assets to theCompany, whichever occurs first.
Sesuai dengan addendum I antara Usayanadan Perusahaan pada tanggal 1 Maret 2010,dinyatakan bahwa biaya sewa yang dikenakanoleh Usayana kepada Perusahaan sesuaidengan perjanjian sewa operasi tersebutadalah sebesar biaya depresiasi masing-masing rig tersebut selama periode berjalanterhitung sejak masing-masing rig beroperasi.
Based on addendum I between Usayana andthe Company dated 1 March 2010, the leasecharge under the lease agreement withUsayana is equal to the each of Usayana’s rigdepreciation expense for the period whicheffective since the operation date of each rig.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
206
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/47 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL (lanjutan)
22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS (continued)
c. Perjanjian dengan PT Usayana (lanjutan) c. Agreement with PT Usayana (continued)
Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjianjual beli aset rig, top drive, dan suku cadang(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 danNo. 1224/DSI0000/2010-S0 dengan nilai totalsebesar Rp184.540. Perpindahan asettersebut terjadi pada 1 Maret 2011 dengannilai Rp161.764 setelah dikurangi denganbiaya perbaikan.
On 17 December 2010, the Company and PTUsayana entered into a sale and purchaseagreement for rigs, top drives, and spare parts(material) No. B0000/Srt/XII/2010/294 andNo. 1224/DSI0000/2010-S0 with total value ofRp184,540. The transfer of the assets wasexecuted on 1 March 2011 with total value ofRp161,764 after adjustments for repair cost.
Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaandan PT Usayana menandatangani perjanjianjual beli untuk aset rig Ideco H-35 (1) dan H-35(2) dengan total nilai jual beli sebesarRp16.148.
Dari kedua transaksi diatas, Perusahaanmencatat aset tetap sebesar Rp177.912berdasarkan nilai buku aset tersebut di PTUsayana, karena PT Usayana adalah sesamaanak perusahaan Pertamina. Selisih antaraharga beli dengan nilai buku dicatat sebagai“Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi EntitasSepengendali” sebesar Rp127.588.
On 29 December 2011, the Company and PTUsayana entered into another agreement topurchase rig Ideco H-35 (1) and rig H-35 (2)with a total price of Rp16,148.
From the above transactions, the Companyrecorded Rp177,912 of fixed assets based onthe net book value of the assets at PT Usayanabooks due to PT Usayana is a fellow subsidiaryof Pertamina. The difference between thepurchase price and the net book value isrecorded as “Difference in value fromrestructuring transactions of entities undercommon control” of Rp 127,588.
d. Kontrak unit pengeboran darat denganPerusahaan Minyak Internasional
d. Land drilling rig contract with MultinationalOli Company
Pada tanggal 12 September 2011 konsorsiumantara Perusahaan dan Atlantic RotterdamLtd., (“Konsorsium”) dan suatu kontraktorkontrak kerja sama (“KKKS”) mengadakankontrak unit pengeboran darat. Jangka waktukontrak adalah 4 tahun terhitung sejak 12September 2011 sampai dengan 11September 2015. Nilai kontrak tersebut adalahUS$ 98.895.000 (nilai penuh), yang dihitungberdasarkan tarif harian dari 2 unitpengeboran darat dan biaya lainnya seperticamp rates, biaya mobilisation dandemobilisation.
Effective as of 12 September 2011, aconsortium between the Company and AtlanticRotterdam Ltd., (the Consortium) and acontractor of a production sharing contract(“KKKS”) entered into a land drilling rigcontract. The contract term is 4 years from12 September 2011 to 11 September 2015.The estimate value of the contract isUS$ 98,895,000 (full amount) based on theday rates of 2 land drilling rigs and othercharges, e.g. camp rate and mobilisation anddemobilisation fees.
Berdasarkan kontrak tersebut. Perusahaanharus menyediakan Performance bond yangdikeluarkan oleh bank pemerintah denganmenggunakan persentase tertentuberdasarkan estimasi dari nilai kontrak.
Under this contract, the Company is requiredto provide a performance bond issued by astate-owned bank based on a certainpercentage of the estimate value of thecontract.
Berdasarkan perjanjian konsorsium tertanggal3 Agustus 2011 antara Perusahaan danAtlantic Rotterdam Ltd., masing-masing pihaksetuju untuk mengadakan 1 unit pengeborandarat untuk memenuhi kontrak unitpengeboran darat.
Under the consortium agreement dated3 August 2011 entered by the Company andAtlantic Rotterdam Ltd., each party agrees toprocure 1 land drilling rig to fulfill theircommitment under the land drilling rig contract.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
207
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/48 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
22. KONTRAK, PERJANJIAN DAN IKATAN YANGMATERIAL (lanjutan)
22. SIGNIFICANT CONTRACTS, AGREEMENTSAND COMMITMENTS (continued)
d. Kontrak unit pengeboran darat denganPerusahaan Minyak Internasional (lanjutan)
d. Land drilling rig contract with MultinationalOli Company (continued)
Di bulan November 2011, Perusahaanmengadakan perjanjian dengan PT CitraTubindo Engineering untuk pengadaansebuah rig untuk memenuhi komitmenkonsorsiumnya. rig tersebut masih dalampengerjaan.
In November 2011, the Company entered intoa contract with PT Citra Tubindo Engineeringto procure a rig to fulfill its commitment underthe Consortium. The construction of the rig isin progress.
e. Sewa operasi kepada pihak ketiga e. Rental operating lease to third party
Perusahaan mengadakan beberapa perjanjiansewa operasi dengan pihak-pihak ketiga untuksewa rig, peralatan pendukung untukpengeboran, dan alat berat lainnya Perjanjiansewa operasi tersebut pada umumnyaberjangka waktu satu tahun. Totalpembayaran sewa minimum yang tidak dapatdibatalkan sampai dengan satu tahun kedepanadalah Rp18.966.
The Company entered into several operatinglease agreements with third parties to acquirerental rig, supporting driiling equipments andother heavy equipment. These operating leaseaggrements generally have one year term.Total non-cancellable future minimum leasepayments up to one year after the balancesheet date is Rp18,966.
23. MANAJEMEN RISIKO 23. RISK MANAGEMENT
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuatPerusahaan terekspos terhadap berbagai risikokeuangan: risiko pasar (termasuk risiko daridampak nilai tukar mata uang asing, risiko harga,dan risiko suku bunga), risiko kredit, dan risikolikuiditas. Tujuan dari manajemen risikoPerusahaan adalah untuk mengidentifikasi,mengukur, mengawasi dan mengelola risiko dasardalam upaya melindungi kesinambungan bisnisdalam jangka panjang dan meminimalkan dampakyang tidak diharapkan pada kinerja keuanganPerusahaan.
The Company’s activities expose it to a variety offinancial risks: market risk (including the effects offoreign currency exchange risk. price risk andinterest rate risk), credit risk, and liquidity risk.The objectives of the Company’s riskmanagement are to identify measure, monitor andmanage basic risks in order to safeguard theCompany's long term business continuity and tominimize potential adverse effects on the financialperformance of the Company.
a. Risiko pasar a. Market risk
(i) Risiko mata uang asing (i) Foreign exchange risk
Sebagian besar pendapatan danpengeluaran operasi dari Perusahaandidenominasi dalam mata uang Dolar AS,yang secara tidak langsung merupakanlindung nilai alami (natural hedging)terhadap eksposur fluktuasi mata uangasing. Namun demikian, karena mata uangpelaporan dari Perusahaan adalah Rupiah.Perusahaan mempunyai eksposur yangsignifikan terhadap fluktuasi mata uangasing di dalam pendapatan dan bebanoperasi untuk tujuan pelaporan laporankeuangan.
The majority of the Company’s revenueand operating expenditures aredenominated in US Dollars, whichindirectly represents a natural hedge onexposure to the fluctuation in foreignexchange rates. However, since thereporting currency of the Company isRupiah, the Company has a significantexposure to fluctuations in foreignexchange rates on the Company'srevenue and operating expenses forfinancial reporting purposes.
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
208
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/49 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)
a. Risiko pasar (lanjutan) a. Market risk (continued)
(ii) Risiko harga (ii) Price risk
Risiko harga adalah fluktuasi nilaiinstrumen keuangan sebagai akibatperubahan harga pasar. Saat ini,Perusahaan tidak terekspos terhadap risikoharga karena semua transaksi penjualanyang dilakukan adalah dengan pihak yangmemiliki hubungan istimewa dengan hargayang telah disetujui bersama.
Price risk is the risk that the value offinancial instrument will fluctuate as aresult of changes in market price.Currently, the Company did notencounter any price risks since all salestransactions were done with relatedparties at agreed price by both parties.
(iii) Risiko suku bunga (iii) Interest rate risk
Perusahaan terekspos dengan risiko sukubunga sebagai akibat dari hutang kepadaInduk Perusahaan dalam rangka pembelianaset Perusahaan. Perusahaan melakukanmonitoring atas tingkat bunga untukmeminimalisasi pengaruhnya terhadapposisi keuangan Perusahaan.
The Company is exposed to interest raterisk due to payable to parent company inrelation with the Company’s assetacquisition. The Company monitorinterest rates to minimise any impact onthe Company’s financial position.
31 Desember/December 2011Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/
Floating rate Fixed rateTidak
Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari berbunga/satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ Non-Less than More than Less than More than interest Jumlah/one year one year one year one year bearing Total
Aset keuangan/Financial assets
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents 168,519 - - - - 168,519
Dana yang dibatasi penggunaannya/Restricted funds 44,937 - - - - 44,937
Piutang/Receivables - - - - 690,485 690,485
Jumlah aset keuangan/Total financial assets 213,456 - - - 690,485 903,941
Liabilitas keuangan/Financial liabilities
Hutang usaha/Trade payables - - - - 125,726 125,726
Hutang lain-lain/Other payables - - - - 1,923,223 1,923,223
Biaya yang masih harus dibayar/Accrued expenses - - - - 296,074 296,074
Liabilitas keuangan/Financial Liabilities - - - - 2,345,023 2,345,023
b. Risiko kredit b. Credit risk
Perusahaan memiliki eksposur risiko kredityang rendah karena mayoritas transaksipenjualan yang dilakukan adalah dengan pihakyang memiliki hubungan istimewa. Risiko kredityang mungkin muncul berasal daripenempatan dana pada bank.
The Company has low risk exposure on creditrisk since the majority of sales transactionswere done with related parties. The possiblecredit risk that may arise is from cash in banks.
PDSI
201
1 A
nnua
l Rep
ort
209
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/50 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)
b. Risiko kredit (lanjutan) b. Credit risk (continued)
Manajemen yakin akan kemampuannya untukterus mengendalikan dan mempertahankaneksposur yang minimal terhadap risiko kreditmengingat Perusahaan memiliki kebijakanyang jelas dalam penempatan dana di bankdimana ditempatkan pada bank pemerintah
Management is confident in its ability to continueto control and sustain minimal exposure of creditrisk given that the Company has clear policiesplacement of fund in bank which placed ingovernment banks.
c. Risiko likuiditas c. Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko yang munculdalam situasi dimana posisi arus kasPerusahaan mengindikasikan bahwa arus kasmasuk dari pendapatan jangka pendek tidakcukup untuk memenuhi arus kas keluar untukpengeluaran jangka pendek. Sebagian besararus kas masuk perusahaan bergantung padadana dari Pertamina dalam bentuk cash call.Management perusahaan secara rutinmelakukan monitor atas perkiraan arus kasdan arus kas aktual dan melakukan koordinasisecara rutin atas pendanaan denganPertamina.
Liquidity risk is defined as a risk that arises insituations where the Company's cash flowindicates that the cash inflow from short-termrevenue is not enough to cover the cashoutflow of short-term expenditure. Most of theCompany’s cash inflow depends on funding inform of “cash calls” from Pertamina. TheCompany’s management regularly monitorsthe projected and actual cash flows andregularly coordinates the funding arrangementwith Pertamina.
d. Nilai Wajar d. Fair value
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatatdari aset dan kewajiban keuangan Perusahaanmendekati nilai wajarnya pada tanggal 31Desember 2011.
e. Mitigasi Risiko
Pihak manajemen perusahaan telah melakukanbeberapa upaya untuk meminimalkan risiko-risiko Perusahaan yang timbul dengan:
1. Analisis lebih lanjut untuk menentukankejadian–kejadian risiko yang menjadiprioritas dari pihak manajemen atas riskregister yang telah diupdate.
2. Melakukan Analisis kuantitatif atas seluruhdampak risiko yang terdapat pada riskregister baik risk register korporat maupunproyek. Penentuan secara kuantitaif atasdampak risiko sangat diperlukan danbermanfaat bagi perusahaan untukmenentukan langkah kerja selanjutnya.
Management is of the opinion that the carryingvalue of its financial assets and liabilitiesapproximates the fair value of the financialassets and liabilities as at 31 December 2011.
e. Risk Mitigation
The management has made several efforts tominimise the Company’s risks incurred with:
1. Further analysis to determine the risksthat a priority of the management of riskregisters that have been updated.
2. Conduct quantitative analysis of the riskimpact contained in risk registerscorporate and project risk register.Determination of quantitative over theimpact of the risk is very necessary andbeneficial for the company to determinethe next work step.
3. Menerapkan pemahaman yang tepat danbenar bagi seluruh manajemen dan pekerjadi bidang kompensasi berbasis risiko(seperti KPI dan lainnya)
3. Apply a proper understanding for thewhole management and workers in thefield of risk-based compensation (such asKPI and others)
Lapo
ran
Tahu
nan
2011
PD
SI
210
PT PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
Lampiran 5/51 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTSAS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Expressed in millions of Rupiah,unless otherwise stated)
23. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 23. RISK MANAGEMENT (continued)
f. Manajemen risiko permodalan f. Capital risk management
Tujuan Perusahaan dalam pengelolaanpermodalan adalah untuk mempertahankankelangsungan usaha Perusahaan gunamemberikan imbal hasil kepada pemegangsaham dan manfaat kepada pemangkukepentingan lainnya serta menjaga strukturmodal yang optimal untuk mengurangi biayamodal.
The Company’s objectives when managingcapital are to safeguard the Company’s abilityto continue as a going concern in order toprovide returns for shareholders and benefitsfor other stake holders and to maintain anoptimal capital structure to reduce the cost ofcapital.
Kebijakan manajemen adalah untukmempertahankan basis modal yang kuat untukmempertahankan keyakinan investor, krediturdan pasar, dan untuk mempertahankanperkembangan bisnis dimasa yang akandatang. Modal terdiri dari modal saham biasa.Manajemen memonitor tingkat pengembalianmodal dan tingkat dividen yang dibagikan.
Management’s policy is to maintain a strongcapital base in order to maintain investor,creditor and market confidence and to sustainfuture development of the business. Capitalconsists of share capital. The Managementmonitors the return on capital as well as thelevel of dividens.
Manajemen berusaha mempertahankankeseimbangan antara laba yang lebih tinggiyang mungkin tecapai dengan tingkat pinjamanyang lebih tinggi dan manfaat serta jaminanyang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Management seeks to maintain a balancebetween the higher returns that might bepossible with higher level of borrowings andthe advantages and security afforded by asound capital position.