resume artikel industri kreatif dan ekonomi sosial di indonesia: permasalahan dan usulan solusi...

3
Nama : Eko Hidayat NIM : 01121002008 Mata Kuliah : Ekonomi Industri I Kelas : A Dosen : Prof. Dr. Bernadette Robiani, M. Sc Jur / Fak : Ekonomi / Ekonomi Pembangunan Judul Artikel : INDUSTRI KREATIF DAN EKONOMI SOSIAL DI INDONESIA: PERMASALAHAN DAN USULAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL Dalam lima belas tahun terakhir, Indonesia menjadi sasaran market bagi produk-produk kreatif turunan dari industri kreatif inti mancanegara yang meliputi komik, animasi dan game. Indonesia pun melakukan hal yang sama, yang berusaha menjual produk lokalnya ke mancanegara tetapi tanpa melibatkan industri kreatif ini, yang sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai motor dari branding dan marketing produk-produk turunan lainnya. Abad ke-21 sering disebut era ekonomi kreatif, hal ini terlihat dari keberadaan ilmu pengetahuan dan ide sebagai motor dalam perkembangan ekonominya. Indonesia telah gagal berkompetisi dengan Negara lain di era ekonomi industri ini sehingga banyak sumber daya alam Indonesia yang pada akhirnya dikuasai pihak asing. Ada dua Negara yang berpengaruh signifikan dari sektor industri kreatif, yaitu Inggris dan Jepang, walaupun keduanya memiliki fokus kreatif yang sangat berbeda. Indonesia mengadopsi konsep ekonomi kreatif dari Inggris, yang sangat berbeda dengan industri kreatif yang sudah berkembang. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu tidak semua industri kreatif di Indonesia dapat diwadahi dan dikembangkan. Beberapa kendala yang dihadapi pelaku industri kreatif di Indonesia: 1. Sumber Daya Manusia 2. Jalur Distribusi 3. Preferensi Perusahaan Lokal dan Agency 4. Regulasi 5. Pendanaan

Upload: sriwijaya-university-indonesia

Post on 01-Dec-2014

758 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

Tugas resume mata kuliah Ekonomi Industri, semester 4, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Artikel INDUSTRI KREATIF DAN EKONOMI SOSIAL DI INDONESIA: PERMASALAHAN DAN USULAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

Nama : Eko HidayatNIM : 01121002008Mata Kuliah : Ekonomi Industri IKelas : ADosen : Prof. Dr. Bernadette Robiani, M. ScJur / Fak : Ekonomi / Ekonomi PembangunanJudul Artikel :

INDUSTRI KREATIF DAN EKONOMI SOSIAL DI INDONESIA: PERMASALAHAN DAN USULAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI

TANTANGAN GLOBAL

Dalam lima belas tahun terakhir, Indonesia menjadi sasaran market bagi produk-produk kreatif turunan dari industri kreatif inti mancanegara yang meliputi komik, animasi dan game. Indonesia pun melakukan hal yang sama, yang berusaha menjual produk lokalnya ke mancanegara tetapi tanpa melibatkan industri kreatif ini, yang sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai motor dari branding dan marketing produk-produk turunan lainnya.

Abad ke-21 sering disebut era ekonomi kreatif, hal ini terlihat dari keberadaan ilmu pengetahuan dan ide sebagai motor dalam perkembangan ekonominya. Indonesia telah gagal berkompetisi dengan Negara lain di era ekonomi industri ini sehingga banyak sumber daya alam Indonesia yang pada akhirnya dikuasai pihak asing.

Ada dua Negara yang berpengaruh signifikan dari sektor industri kreatif, yaitu Inggris dan Jepang, walaupun keduanya memiliki fokus kreatif yang sangat berbeda. Indonesia mengadopsi konsep ekonomi kreatif dari Inggris, yang sangat berbeda dengan industri kreatif yang sudah berkembang. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu tidak semua industri kreatif di Indonesia dapat diwadahi dan dikembangkan. Beberapa kendala yang dihadapi pelaku industri kreatif di Indonesia:

1. Sumber Daya Manusia2. Jalur Distribusi3. Preferensi Perusahaan Lokal dan Agency4. Regulasi5. Pendanaan

Industri Kreatif di Barbagai Negara

Dalam makalah ini dijelaskan tiga negara dengan industri ekonomi kreatif yang sudah maju, yaitu Jepang, Korea dan Inggris.

1. Cool JapanIndustri kreatif di Jepang bangkit dari konten original seperti manga, animasi, game,

dan pop culture dengan dukungan struktur pendanaan dari pemerintah, perusahaan besar, keluarga konglomerat dan investor lokal. Industri kreatif di Jepang telah menembus pasar internasional, terutama di Eropa dan Amerika khususnya di kalangan generasi mudanya, dikenal dengan fenomena Cool Japan. Fenomena lain dapat dilihat dengan diraihnya penghargaan untuk beberapa film animasi Jepang (anime) di kelas internasional, seperti Pokemon dan Hello Kitty.

Bagaimana dengan sepak terjang Jepang di Inonesia? Sekarang ini semakin banyak perusahaan Jepang yang mendirikan cabang atau perwakilannya di Indonesia. Event-event berskala nasional bertemakan Jepang pun diadakan di Indonesia setiap tahunnya, dan hal itu

Page 2: Resume Artikel INDUSTRI KREATIF DAN EKONOMI SOSIAL DI INDONESIA: PERMASALAHAN DAN USULAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

berbanding terbalik dengan Indonesia yang tidak bisa melakukan ekspansi market terhadap Jepang.

2. Korean WavePerkembangan industri kreatif di Korea berawal dari industri perfilman dan telah

berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Korean Wave ini terdiri dari drama, musik (K-Pop), film, komik (Manhua), game dan animasi, yang kemudian diikuti oleh masuknya tren, bahasa, makanan, dan berbagai macam produk korea lainnya. Korean Wave telah menjadi soft power dan strategi awal diterimanya produk-produk Korea lainnya di berbagai belahan dunia.

Perkembangan industri kreatif Korea bukanlah suatu hal yang mudah dicapai. Dukungan dari pemerintah yang mengajak perusahaan-perusahaan besar, konglomerat-konglomerat Korea-lah yang ikut membantu pengembangan industri kreatif Korea seperti saat ini.

Derasnya arus Korean Wave ini diikuti semakin populernya produk turunan lain negeri itu seperti fashion, aksesoris, produk kecantikan dan makana, bahkan menjadi bagian dari kebutuhan hidup saat ini, terutama di kalangan muda Indonesia.

3. UK Creative IndustryPada akhir tahun 1990-an, United Kingdom (Ingris) mulai mengembangkan industri

kreatif sebagai bagian dari strategi brand nasionalnya. Departemen untuk kebudayaan, media dan olahraga merencanakan sebanyak 13 industri sebagai sektor industri kreatif Inggris, dimana industri periklanan, arsitektur, desain, video, TV, radio, dan fotografi termasuk di dalamnya. Industri kreatif di Inggris yang menghasilkan beberapa IP (Intelectual Property) diantaranya: Jaguar Land Power (Mobil hemat energi), Dyson (Penyedot debu hemat energi), Plumen (Bohlam hemat energi), Gumdrop (Karet dari permen karet), dan lain-lain.

Indonesia dengan segala potensi budaya, pariwisata dan peluang market-nya menjadi sebuah fenomena yang unik. Di satu sisi banyak sumber daya manusia yang berpotensi yang sudah teruji di dunia internasional, namun di sisi lain seolah-olah industri kreatif di dalam negeri mandul, hidup dan berkembang 9% per tahun akan tetapi tidak menghasilkan karya, sehingga tidak menghasilkan nilai ekonomi dan nilai estetika baru. Sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam membangkitkan perekonomian nasional, jika pemerintah memberikan dukungan kepada industri kreatif dalam negeri seperti, komik, animasi dan game. Bahkan dari semua studi kasus industri kreatif di Jepang, Korea, Cina, Malaysia dan Thailand menjelaskan pentingnya peranan pemerintah dalam menentukan nasib industri kreatif di Negara mereka masing-masing.

Lima hal penting dalam mewujudkan industri kreatif agar bisa menjadi motor utama bagi kebangkitan ekonomi di Indonesia, antara lain:

1. Perubahan paradigma dan strategi industri kreatif2. Inkubasi industri kreatif3. Regulasi4. Pembentukan roadmap industri kreatif.

(Sumber: http://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-01-25.pdf)