resume supervisi

46
SUPERVISI PENDIDIKAN 1. Latar Belakang Supervisi a. Latar Belakang Kultural Pendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan. b. Latar Belakang Filosofis Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia berakar mendalam pada nilai- nilai filosofis pandangan hidup suatu bangsa. c. Latar Belakang Psikologis Secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri. d. Latar Belakang Sosial Seorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi masyarakat. e. Latar Belakang Sosiologis Secara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi 1

Upload: zheinrey-juggapoetra-yunzaa

Post on 23-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

supervisi pendidikan

TRANSCRIPT

SUPERVISI PENDIDIKAN

1. Latar Belakang Supervisia. Latar Belakang KulturalPendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.b. Latar Belakang FilosofisSuatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu bangsa. c. Latar Belakang PsikologisSecara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri. d. Latar Belakang SosialSeorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi masyarakat.e. Latar Belakang SosiologisSecara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat secara arif dan bijaksana.

f. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan Supervisi bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru menjadi semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat manusia.

2. Konsep Dasar Supervisi Pendidikana. Tujuan Supervisi PendidikanTujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembanganproses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisipendidikan tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutupengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran.Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasarpendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompokorang, akan tetapi semua orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajarmengajar yang baik. Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajarmurid.3) Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.5) Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumberpengalaman belajar.6) Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.7) Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.8) Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.9) Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumberyang berasal dari masyarakat.10) Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.[footnoteRef:1] [1: Purwanto, M. Ngalim, 2008, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung, PT. RemajaRosdakarya. Hal 33]

b. Prinsip Supervisi Pendidikan1) Prinsip Ilmiah (scientific)Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut: Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, wawancara, dan lain sebagainya. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana, dan kontinu.2) Prinsip DemokratisDemokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan tetapi berdasarkan rasa kesejawatan.3) Prinsip Kerja SamaMengembangkan usaha bersama menurut istilah supervisi adalah sharing of idea, sharing of experience, memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga merasa tumbuh bersama.4) Prinsip Konstruktif dan KreatifSetiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.Supervisi juga harus berpegang teguh pada pancasila yang merupakanprinsip asasi dan merupakan landasan utama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Di samping prinsip di atas, prinsip pendidikan dapat dibedakan atas prinsip positif dan prinsip negatif. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini.1) Prinsip positif adalah prinsip-prinsip yangpatut diikuti, diantaranya adalah:a) Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.b) Supervisi harus kreatif dan konstruktif.c) Supervisi harus scientific dan efektif.d) Supervisi harus dapat memberiperasaan aman kepada guru-guru.e) Supervisi harus berdasarkan kenyataan.f) Supervisi harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengadakan selfevaluation.2) Prinsip negatif adalah prinsip-prinsip larangan yang tidak boleh dilakukan, diantaranya adalah:a) Seorang supervisor tidak bolehbersifat otoriter.b) Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.c) Seorang supervisor bukan seorang inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau tidakd) Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih baik dari pada guru-guru oleh karena jabatannyae) Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar.f) Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.[footnoteRef:2] [2: Sahertian, Piet A., 1981, Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.Hal.45]

c. Fungsi Supervisi PendidikanFungsi atau tugas supervisi ialah sebagai berikut:1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.2) Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasipendidikan di sekolah.3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan.

Swearingen memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:1) Mengkoordinir semua usaha sekolah2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.3) Memperluas pengalaman guru-guru.4) Menstrimulir usaha-usaha yang kreatif.5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.6) Menganalisis situasi belajar dan mengajar.7) Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota staf.8) Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru

d. Peranan Supervisi PendidikanKegiatan utama pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakanpengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baikpada orang tua peserta didik dan sekolah serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.Maka peranan supervisor adalah memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (shearing). Selain itu peranan seorang supervisor adalah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggungjawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi apabila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis bukan otokraris. Kebanyakan guru seolah-olah mengalami kelumpuhan tanpa inisiatif dan daya kreatif karena supervisordalam meletakkan interaksi bersifat mematikan.[footnoteRef:3] [3: Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto, 1988,Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta,Bina Aksara. Hal. 125]

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai peranan supervisi. Seorang supervisor dapat berperan sebagai :1) Koordinator, ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar, tugastugas anggota staf sebagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru. Contohnya mengkoordinasi tugas belajar suatu mata pelajaran oleh berbagai guru.2) Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok. Misalnya kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tahap belajar.3) Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan keterampilan dan kiatkiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group) bekerja dengan kelompok (working with the group) dan bekerja melalui kelompok (working through the group).4) Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang di kembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri dan di bantu dalam merefleksikan dirinya, yaitu konsep dirinya (self concept ), ide / cita-cita dirinya (self idea ), realitas dirinya (self reality ), (P.Wiggens 1965). Misalnya, di akhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan diri.

e. Objek Supervisi PendidikanAdapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan personil dan pembinaan non personil.1) Pembinaan Personila) Kepala SekolahKepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi pendidikan tersebut. Dan sebagai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan, bahwa kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan tugasnya sebagi kepala sekolah.

b) PendidikGuru sebagai agent of change yang merupakan ujung tombak pelaksanaan pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyupervisi guru (Mukhtar,2009:116). Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembangan dan perlu adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan muju kerja, dan meningkatkan efektifitasnya sebagai seorang pendidik.Diluar itu guru juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. (Ngalim Purwanto,2009:144). Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah : Kinerja Guru KBM Guru Karakteristik Guru Administrasi Guru dll.

c) Staff SekolahStaff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyatitas terhadap pimpinan atau kepala sekolah. Karena staff juga perlu pengembangan dalam dirinya dan perlu adanya pengawasan, pengamatan dan penilaian dari supervisor untuk meningkatkan keprofesionalannya sebagai bagian dari suatu system pendidikan.

d) Peserta DidikPeserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai supervisornya. Peserta didik akan selalu diperhatikan dan diawasi setiap saat mulai dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas, sikap dan perilakunya serta hasil dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

2) Pembinaan Non PersonilPembinaan Non Personil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :a) Bangunan dan perabot sekolah.b) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.c) Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)Dalam supervisi dan pembinaan pada sarana prasarana yang disupervisi adalah antara lain sebagai berikut :a) Kelengkapan administrasi sarana prasaranaMencakup data inventarisasi, kondisi fisik dan lain-lain.b) Operasional Sarana dan prasaranaMencakup pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia.c) Perawatan Sarana dan prasaranad) Mencakup proses dan pelaksanaan perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana yang ada. (sarjanaku.com, Supervisi Pendidikan)Sedangkan pembinaan yang dilakukan oleh supervisor terhadap sarana prasarana adalah sebagai berikut :a) Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas sarana prasarana.b) Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas sarana prasarana.c) Memberikan pelatihan pada petugas sarana prasarana untuk peningkatan kerjanya.d) Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana.e) Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana. (Imronfauzi.wordpress, Administrasi Sarana Prasarana)Dengan demikian bahwa sarana dan prasarana perlu adanya supervisi dan pembinaan dari supervisor. Guna menjaga dan meningkatkan kwalitas dan memenuhi kebutuhan sarana prasarana. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai proses pembelajaran akan timpang.

3. Model Pendekatan dan Teknik-teknik Supervisi Pendidikana. Pengembangan Model Supervisi PendidikanModel berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka sebuah konsep, atau pola. Harjanto (2006) mengartikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain "model" juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya,misalnya "globe" merupakan bentuk dari bumi. Dalam uraian selanjutnya istilah "model" digunakan untuk menunjukkan pengertian pertama sebagai kerangka proses pemikiran.Sahertian (2000) membagi model supervisi menjadi tiga bentuk: 1) model konvensional (tradisional), 2) model ilmiah, dan (3) model klinis dan 4) model artistik.

1) Model konvensional (tradisional)Model ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi ialah mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai. Perilaku seperti ini disebut snoopervision (memata-matai). Sering disebut supervisi yang korektif. Memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahan orang lain, tetapi lebih sulit lagi "untuk melihat segi-segi positif dalam hubungan dengan hal-hal yang baik. Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan adalah suatu permulaan yang tidak berhasil. Mencari-cari kesalahan dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi pendidikan. Akibatnya guru-guru merasa tidak puas dan ada dua sikap yang tampak dalam kinerja guru: 1) Acuh tak acuh (masa bodoh), dan (2) Menantang (agresif).Praktek mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampak sampai saat ini. Para pengawas datang ke sekolah dan menanyakan mana satuan pelajaran. Ini salah dan seharusnya begini. Praktek-praktek supervisi seperti ini adalah cara memberi supervisi yang konvensional. Ini bukan berarti bahwa tidak boleh menunjukkan kesalahan. Masalahnya ialah bagaimana cara kita mengkomunikasikan apa yang dimaksudkan sehingga para guru menyadari bahwa dia harus memperbaiki kesalahan. Para guru akan dengan senang hati melihat dan menerima bahwa ada yang harus diperbaiki. Caranya harus secara taktis pedagogis atau dengan perkataan lain, memakai bahasa penerimaan bukan bahasa penolakan.

2) Model Supervisi IlmiahSupervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a) Dilaksanakan secara berencana dan kontinu;b) Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu; c) Menggunakan instrumen pengumpulan data;d) Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.Dengan menggunakan merit rating, skala penilaian atau checklist lalu para siswa atau mahasiswa menilai proses kegiatan belajar-mengajar guru/dosen di kelas. Hasil penelitian diberikan kepada guru-guru sebagai balikan terhadap penampilan mengajar guru pada cawu atau semester yang lalu. Data ini tidak berbicara kepada guru dan guru yang mengadakan perbaikan. Penggunaan alat perekam data ini berhubungan erat dengan penelitian. Walaupun demikian, hasil perekam data secara ilmiah belum merupakan jaminan untuk melaksanakan supervisi yang lebih manusiawi.

3) Model Supervisi KlinisSupervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bentujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.Supervisi klinis adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Lebih lengkap tentang supervisi klinis dalam uraian tersendiri.

4) Model Supervisi ArtistikMengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu keterampilan (skill), tapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar supervisi juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat.Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working through the others). Dalam hubungan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai hubungan kemanusiaan adalah unsur utama. Hubungan manusia dapat tercipta bila ada kerelaan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu dapat tercipta bila ada unsur kepercayaan. Saling percaya saling mengerti, saling menghormati, saling mengakui, saling menerima seseorang sebagaimana adanya. Hubungan tampak melalui pengungkapan bahasa, yaitu supervisi lebih banyak.

b. Pendekatan Model Supervisi PendidikanPendekatan berasal dari kata approad adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Sudjana (2004) membagi pendekatan supervisi menjadi dua, yaitu: pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect contact). Pendekatan pertama dapat disebut dengan pendekatan tatap muka dan kedua pendekatan menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media masa, media elekronik, radio, kaset, internet dan yang sejenis. Sementara dikenal juga pendekatan kolaboratif, yaitu pendekatan yang menggabungkan kedua pendekatan itu. (Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. (2007).Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat bergantung kepada prototipe guru. Sahertian (2000) mengemukakan beberapa pendekatan, perilaku supervisor berikut.

1) Pendekatan langsung (direktif)Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis behauioristis. Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh karena guru memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi lebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti berikut ini. Menjelaskan, Menyajikan, Mengarahkan, Memberi contoh, Menerapkan tolok ukur, dan Menguatkan.

2) Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami apa yang dialami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut. Mendengarkan, Memberi penguatan, Menjelaskan, Menyajikan, dan Memecahkan masalah.

3) Pendekatan kolaboratifPendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah; dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut. Menyajikan Menjelaskan Mendengarkan Memecahkan masalah Negosiasi Ketiga macam pendekatan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervisi sebagai yaitu. Percakapan awal (pre-conference) Observasi Analisis/interpretasi Percakapan akhir(pasconference) Analisis akhir Diskusi

c. Teknik-teknik Supervisi PendidikanTeknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat menurut ( Hariwung (1989). Seorang supervisor harus memilih teknik-teknik khusus yang serasi. Teknik sebagai suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat; teknik dipakai menyelesaikan tugas yang dikerjakan sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan teknik yang bersangkutan.Teknik supervisi adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Teknik supervisi dapat dibadi atas dua sifat,(a) Indivdual dan (b) Kelompok. Teknik Individual adalah teknik yang dilaksanaan oleh seorang guru oleh dirinya sendiri, sedangkan kelompok adalah dilakukan oleh beberapa orang atau bersama. 1) Teknik individuala) Teknik Kunjungan kelasTeknik ini dengan observasi kelas sama-sama dilakukan di ruang kelas, tetapi tidak sama. Perbedaannya dapat kita lihat pada tujuan dari teknik ini dimana tujuannya untuk (1) membantu guru yang belum berpengalaman,(2) membantu guru yang sudah berpengalaman tentang kekeliruan yang dilakukannya,(3) membantu guruyang baru pindah,(4) membantu melaksanakan proyek pendidikan,(5) mengamati prilaku guru pengganti,(6) mendengarkan nara sumber mengajar,(7) mengamati tim pengajar, (8) mengamati cara mengajar bidang-bidang studi istimewa, serta (9) membantu menilai pemakaian media pendidikan baik yang beru atau pun yang canggih.b) Teknik Observasi KelasTeknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar.c) Percakapan PribadiDialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluha-keluhan atau kekurangan yang dikuakan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya.d) Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju.e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk belajar (Bacaan Terarah)Cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.f) Menilai diri sendiriGuru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.g) Supervisi yang memakai pendapat para siswa.Teknik ini adalah dengan menanyakan kepada siswa tentang belajar mengajar dan materi yang telah diajarkan.Hal ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana hasil mengajar untuk peningkatan kualitas dalam mengajar.

2) Teknik Kelompoka) Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher)Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi : Sistem kerja dari sekolah ituBiasanya dilaksanakan melalui percakapan bersama, yang dapat juga diselingi dengan pengenalan physik dan saling diskusi bersama yang disebut juga a round table discussion. Proses dan mekanisrne administrasi dan organisasi sekolah. Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian selu-ruh kegiatan dan situasi sekolah. Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokaarya selama beberapa hari, sepanjang tahun. Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu misalnya pusat-pusat industri, atau obyek-obyek sumber belajar. Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini ialah makan bersama. Juga tempat pertemuan turut juga mempengaruhi orientasi itu. Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja, ialah bahwa guru baru itu tidak merasa asing tetapi ia merasa diterima dalam kelompok guru lain.Pertemuan orientasi ini merupakan juga jumpa untuk merencanakan program sekolah yang berhubungan dengan pembinaan guru dalam proses belajar mengajar.

b) Panitia PenyelenggaraSuatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasi. Untuk mengorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggungjawab pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan sesuatu tugas yang lazim sebut panitia penyelenggara. Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja. Pengalaman dalam usaha mencapai tujuan, pengalaman dalam mengerti cara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang dibebankan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh daprofesi mengajarnya.c) Rapat Guru (teacher metting)Rapat guru berbeda dengan pertemuan pormal karena pada rapat ini semua guru yang ada pada sekolah tersebut hadir. Dalam rapat ini biasanya dibicarakan masalah pengajaran, dan kepala sekolah beserta wakilnya sebagai supervisor. Namun kadang pelaksanaan rapat tersebut dikelola oleh suatu panitia guru atau tim penasehat kepala sekolah. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas personal dan program sekolah; dan juga memberikan kesempatan untuk berpikir koopratif, merencanakan staf, mendorong orang untuk berbicara dan dapat mengenal sekolah secara keseluruhan.d) Tukar menukar pengalaman (sharring experience)Teknik ini dilaksanakan secara informal dimana setiap guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diarahkan. Karena forum ini sifatnya umum maka akan memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi guru muda (yunior) untuk memperkuat jati diri sebagai guru. Kesimpulan yang diperoleh akan dijadikan pegangan bagi semua guru dalam mensiasati pekerjaan mereka di kelas.e) Lokakarya (Workshop)Lokakarya ini dengan cara mendatangkan para ahli-ahli pendidikan untuk mendiskusikan masalah-masalah pendidikan. Ketika itu guru-guru dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Teknik ini adalah usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja sama baik mengenai masalah-masalah teoritis maupun prakltis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas hidup secara umum dan kualitas profesional secara khususnya. Workshop atau lokakarya salah diantara satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.f) Panel Diskusi (Panel Discussion)Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam mnenghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekata dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.g) SimposiumKegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda.Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.h) Demonstrasi mengajar Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.i) Buletin supervisi.Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwa-peristiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.j) Membaca langsungKegiatan ini dilakukan guru secara perseorangan, dimana guru membaca buku-buku pendidikan yang akan membantu guru tersebut.k) Organisi profesiOrganisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), sedangkan dosen mempunyai organisasi profesi tersendiri yaitu ADI (Asosiasi Dosen Indonesia). PGRI adalah lembaga profesi yang melindungi guru secara lembaga dalam segala sesuatu yang akan merusak citra guru baik dari dalam maupun dari luar anggotanya. Lembaga ini sekaligus memperjuangkan hak dan kewajibannya secara hukum kepada semua pihak yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan guru. Hal ini penting untuk menjaga agar guru tidak terganggu pekerjaan pokoknya sehar-hari.l) Perjalanan Sekolah/ Firld Trips)Adalah suatu cara dimana guru-guru melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memperkaya pengalaman belajar mengajar terutama bagi guru-guru yang mengalami masalah dalam tugas, sehingga mereka mendapatkan semacam selingan atau refresssing setelah melakukan pekerjaan rutin mereka di sekolah. Dengan cara ini diharapkan mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja dengan sumber-sumber penglaman yang baru.m) Kurikulum LaborotariumSuatu tempat dimana guru-guru dapat memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam rangka insevice training. n) Mengikuti kursusTeknik ini dilakukan oleh guru untuk meningkatan pengetuan dan keterapilan mereka dalam mengajar agar tidak monoton.o) Supervisi Sebaya (Peer Supervising)Sejajar dengan prinsip metodelogi belajar mangajar bahwa anak yang pintar diperbolehkan membantu teman-temannya dalam belajar walaupun ia tidak berhak dalam menilai keberhasilan guru yang dibantu. Teknik ini sangat berguna dalam share pengalaman guru dari teman seprofesi dalam bidangnya. Mereka akan mendapatkan kiat-kiat yang ada pada masing-masing teman terutama pada materi-materi sulit. Teknik ini sangat baik dilakukan dalam forum KKG atau MGMP yang dilakukan setiap minggu.p) Supervisi dengan pemanfaatan Alat ElektronikaTeknik ini memanfaatkan alat-alat elektronika yang dapat menangkap gambar-gambar secara kontinyu dan dapat merekam suara. Bila diadakan supervisi kita supervisor hanya mengoperasikan saja alat-alat tersebut. Alat ini tidak mengganggu kewajaran proses belajar mengajar.

q) Pemanfaatan Nara SumberSumber yang dapat memberikan pendalaman dan perluasan ilmu secara langsung, dengan kemungkinan untuk berinteraksi dan memberikan penjelasan secukupnya, berupa seorang ahli yang dapat didatangkan sebagai nara sumber (resource person).

4. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikana. Faktor-faktor Pendukung PembelajaranFaktor pendukung pembelajaran dalam supervisi adalah kesiapan guru untuk menerima bimbingan dan bantuan kepala sekolah melalui pelaksanaan supervisi pengajaran. Sudah terbinanya hubungan kekeluargaan yang baik sesama guru, dan dukungan dari pihak atasan dalam hal ini pengawas. Pertama, motivasi yang diberikan kepala sekolah kepada guru dilakukan dengan cara selalu memberikan dorongan dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam hal keterampilan mengajar dan memberikan perbaikan terus-menerus kepada guru dimana perbaikan ini akan memberikan dorongan-dorongan positif kearah harapan yang lebih tinggi dan memberikan reward bagi guru yang berprestasi.Kedua, adanya hubungan kekeluargaan diantara guru dengan guru, dan antara guru dengan kepala sekolah. Guru-guru merasa bagaikan keluarga sehingga sangat mendukung upaya penciptaan iklim organisasi yang baik di sekolah. Hubungan antara guru yang satu dengan lain dibangun atas dasar kebersamaan disegala bidang, tidak ada yang merasa lebih baik atau lebih penting dari yang lainnya.Ketiga, dukungan dari pihak atasan. Dukungan ini diberikan secara terus-menerus baik melalui pengiriman berbagai pedoman dan buku petunjuk ke sekolah juga melalui berbagai pertemuan yang diadakan oleh pimpinan Dinas dengan kepala sekolah. Kedatangan pengawas secara periodik kesekolah juga dapat diartikan sebagai bentuk dukungan langsung dari mereka terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran guru. Dengan dukungan seperti itu maka membuat kepala sekolah seharusnya tidak perlu ragu-ragu lagi untuk secara intensif melaksanakan supervisi pengajaran. Menggerakkan segenap potensi yang ada disekolah secara optimal agar kegiatan penting tersebut dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

b. Sasaran SupervisiAdapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995). Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :1) Supervisi AkademikMenitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu2) Supervisi AdministrasiMenitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.3) Supervisi LembagaMenyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan1) Tujuan Umuma) Berdasarkan Tujuan Umum PendidikanMembina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri.b) Berdasarkan Tujuan Pendidikan NasionalYaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang dewasa dan pancasilais.c) Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiriAgar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya.2) Tujuan Khususa) Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha mencapai tujuannya.b) Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong mereka untuk mengatasinya.c) Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyarakat yang efektif.d) Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta kesulitan-kesulitan mengajar dan belajarmurid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.e) Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya.f) Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan tentang kemajuan murid guna menilai keefektifan program yang disusun.g) Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).h) Membantu guru-guru untuk dapat lebih memanfaatkanpengalaman-pengalamannya sendiri.i) Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarkat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untukmenyokong sekolah.j) Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situas isekolah profesinya.k) Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarkat.l) Mengembangkan profesionalisme esprit e corps guru-guru.

5. Bahan dan Alat Pembinaan Supervisi PendidikanUntuk kegiatan supervisi ada hal yang berkenaan dengan bahan yaitu (a) informasi atau data yang akan di gunakan untuk pembinaan yang berkenaan dengan faktor penentu keberhasilan belajar siswa, yang selanjutnya di sebut dengan data supervisi, (b) dari mana data supervisi tersebut dapat di peroleh, yang selanjutnya dapat di sebut sumber data , dan (c) dengan apa saja data supervisi tersebut dapat di kumpulkan, yang tidak lain dapat di sebut dengan istilah instrument supervisi .[footnoteRef:4] [4: Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Supervisi. Rineka Cipta. Hal : 33]

a. Informasi Supervisi PendidikanInti pengertian supervisi adalah upaya meningkatkan kualitas kegiatan sekolah berdasarkan data yang lengkap, komperhensif, rinci, dan aktual. Peningkatan kualitas tersebut dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada personel sekolah. Dari pengertian tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa di dalam supervisi terdapat dua kegiatan pokok, yaitu : Mengumpulkan Data Melakukan PembinaanSeberapa pun tinggi kemampuan seorang pengawas, tentu tidak akan sanggup mengumpulkan data seperti yang di kehendaki. Bukan ada maksud untuk memandang pengawas sebagai pejabat yang kurang mampu, tetapi memang tugas pengawas sungguh berat, apa lagi kalau harus membina semua guru bidang studi atau mata pelajaran. Seorang pengawas adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan. Sehubungan dengan kegiatan pengumpulan data tersebut kini perlu di fikirkan hal-hal berkenaan dengan data yang di gunakan oleh pengawas, kepala sekolah dan siapa saja yang ingin membantu sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan atau kenaikan prestasi belajar siswa. Data yang berhasil di terima oleh pengawas atau kepala sekolah mungkin di berikan kepada orang lain yang membutuhkan atau di gunakan sendiri olehnya, dengan alasan memang dia sendiri itulah yang lebih tepat menggunakannya.Ada dua hal yang berkenaan dengan data yang di gunakan sebagai bahan untuk pembinaan dalam proses supervisi, yaitu : Informasi atau data yang di gunakan untuk pembinaan, yang berkenaan dengan factor penentu keberhasilan belajar yang selanjutnya di sebut data supervisi. Dari mana informasi atau data tersebut di peroleh, yang selanjutnya di sebut dengan istilah sumber data atau sumber informasi.Data yang dapat di gunakan sebagai bahan untuk pembinaan bukan hanya yang di peroleh pada pengamatan kelas oleh pengawas dan kepala sekolah saja, tetapi bermacam-macam bentuk, yang selengkapnya dalah sebagai berikut : Data tertulis yang terdapat di dalam berbagai arsip dan dokumen yang di miliki oleh sekolah, baik yang di simpan di kantor tata usaha, oleh guru mata pelajaran, oleh wali kelas, dn oleh siswa sendiri. Angket yang diisi oleh responden juga sebagai data tertulis. Data berbentuk suara dan makna bahasa yang di keluarkan oleh siapa saja yang di sengaja oleh pelakunya dalam bentk pidato, pembicaraan santai, pendapat atau usul, sanggahan atau bantahan, dan dapat juga berupa jawaban ketikan orang yang bersngkutan di wawancarai oelh pewawancara. Data berbentuk gambara atau grafis yang di tangkap oleh indra penglihatan, antara lain berupa gambar gerak orang ( misalnya gaya mengajar guru dan prilaku siswa ketika ak bend rmengikuti pelajaran di kelas), gambar benda mati ( misalnya suasana buku yang ada di perpusakaan dan alat-alat yang di tatta di laboraturium).

b. Sumber Data Supervisi PendidikanYang di maksud dengan sumber data supervisi adalah sesuatu yang di tuju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data, dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karenanya sumber data supervisi pernah juga di kenal dengan istilah sasaran supervisi. Istilah sumber data menunjuk pada tempat di mana data dapat di ambil. Secara garis besar sasaran tentang sumber data dapat di bedakan menjadi tiga bentuk atau macam, yaitu : Orang yang di wawancarai atau di dengar suaranya, meskipun pendengar tidak selalu yang di ajak bicara. Dokumen, yang di cermati isi kandungan yang tertulis dalam benda yang bersangkutan. Tempat atau lokasi, di mana letak benda, orang, atau apa saja, yang dapat langsung di amati dengan indra penglihatan.Adapun keterangan untuk masing-masing jenis sumber data yang di maksud adalah sebagai berikut :1) Orang atau PersonelData yang mungkin di ambil dari sumber yang berupa orang adalah data yang berupa informasi, penjelasan, uraian, pendapat, atau usul dan saran mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah atau sedang berlangsung. Personel yang dapat di hubungi dalam pengumpulan data supervisi akademik antara lain kepala sekolah dan wakil-wakilnya, guru, wali kelas, karyawan dan karyawati, dan yang paling utama adalah siswa sendiri yang langsung merasakan dampak dari pembelajaran maupun semua upaya yang di lakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah.Sumber data yang berupa orang dapat memberikan data berupa keterangan, usul, uraian, tentang persepsi atau pendapat rangsangan dari pihak lain. Selain karna di minta, seseorang juga dapat memberikan keterangan berupa ide, gagasan, hasil pemikiran, yang keluar dari lubuk hati dan mencerminkan kepribadian individu yang bersangkutan, keluhan dan sebagainya berwujud tulisan atau lisan.2) Dokumen Yang di maksud dengan dokumen dalam pembicaraan tentang sasaran atau sumber data ini bukan terbatas pada buku-buku pedoman atau arsip saja tetapi semua hal yang mengandung tulisan, gambar, tabel, bahan atau simbol-simbol grafis lain. Kadang-kadang dalam hal ini tentu, data yang berasal dari dokumen ini lebih dapat di percaya karena merupakan catatan yang telah lama di buat. Sehubungan dengan supervisi akademik yang termasuk dalam kategori dokumen yang berkenaan dengan komponen-komponen pembelajaran antara lain: Dokumen tentang komponen siswa, antara lain pengumuman dalam rangka pendaftaran siswa baru, buku pendaftaran, buku induk, dsb. Dokumen tentang siswa yang jarang terfikir untuk di cermati adalah buku catatan siswa, pekerjaan rumah, pekerjaan tugas di kelas, dan pekerjaan ulangan permata pelajaran. Dokumen yang sudah di kerjakan dan di simpan oleh petugas Bimbingan dan Konseling dengan rapi dapat di masukkan kedalam dokumen individu siswa karena kegiatannya langsung pada siswa yang bersangkutan. Dokumen tentang komponen ketenagaan, yaitu guru dan personel yang lain antara lain buku induk pegawai, surat-surat lamaran, kumpulan surat keputusan daftar gaji dan lain sebagainya.

c. Pelaku dan Proses Supervisi PendidikanPelaku Supervisi Pendidikan1) PengawasDalam kedudukan dan fungsinya, pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.

2) Kepala sekolahYang bertanggung jawab atas pelaksanaan supervisi adalah pengawas dan kepala sekolah. Isi kegiatan tugas supervisi meliputi antara lain mengadakan pengamatan kelas jika pengawas mempunyai kesulitan dalam mengadakan pengamatan kelas karena keterbatasan latar belakang bidang studi, demikian juga halnya kepala sekolah, dapat dibantu oleh guru atau personil yang lain. Namun demikian karena kepala sekolah dapat diibaratkan sebagai pemilik sekolah, tentu yang bersangkutan sangat faham tentang seluk-beluk kehidupan sekolah sehari-hari.

3) Wakil kepala sekolah bidang kurikulumDisemua jenis dan jenjang pendidikan, terdapat wakil-wakil kepala sekolah yang berfungsi membantu kelancaran tugas kepala sekolah. Banyaknya wakil kepala sekolah tidak sama, tergantung dari beban tugas yang ditangani yang untuk sementara tergantung dari besarnya sekolah yang ditunjukkan oleh tipe-tipenya. Tugas wakasek bidang kurikulum ini adalah mengurusi semua urusan yang berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran.

4) Wakil kepala sekolah bidang kesiswaanPelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh wakasek bidang kesiswaan yang berkenaan dengan bidang supervisi dapat bervariasi:a) Pada waktu ada acara memperingati hari besar atau tutup tahun ajaran. Sebelum pelaksanaan sebaiknya disusun rencana yang matang bersama dengan pihak-pihak yang diperlukan.b) Sewaktu-waktu melakukan tugas-tugas rutin. Dalam hal ini wakasek itu dapat minta bantuan ketua osis atau wakil kelas yang di dalam kegiatan sehari-hari yang memang sudah akrab dengan siswa.c) Pada waktu upacara bendera hari senin pagi, wakasek dapat minta titip kepada kepala sekolah yang bisa memberikan pidato sambutan. Cara ini baik karena isi pesan untuk siswa dapat didengar juga oleh pihak lain sekaligus, yaitu wakama bidang lain,guru,petugas BK,prtugas perpustakaan, dam guru-guru lain. Dengan demikian akan banyak dukungan atas keterlaksanaan pesan untuk pembinaan tersebut.

5) Wali kelasWali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa di kelas tertentu. Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap tentang keadaan siswa yang terdaftar di kelas yang bersangkutan. Apabila data tersebut dianalisis dapat digunakan sendiri oleh wali kelas dalam rangka pembinaan pribadi maupun prestasi belajarnya. Selain itu data yang relevan dapat diberikan kepada pengawas dan kepala sekolah sebagai bahan untuk kepentingan pembinaan untuk guru maupun siswa.

6) Petugas bimbingan dan konseling Dalam deskripsi tugas, kgiatan yang seharusnya dilakukan oleh petugas bimbingan dan konseling di sekolah sebetulnya ada tiga hal yaitu: Bimbingan pribadi Bimbingan studi Bimbingan karirYang selama ini dilakukan oleh konselor baru terbatas pada bimbingan pribadi, khususnya mengenai anak bermasalah. Dengan demikian kesan yang ada pada diri anak tentang petugas BK dengan julukan : tukang manggil anak nakal. Siapa yang mendatangi atau masuk ke ruang BK berarti anak bermasalah. Alangkah menyedihkan jika semua siswa berpandangan demikian.

7) Petugas perpustakaanPetugas perpustakaan sebagai orang yang telah ditunjuk dan diserahi tanggung jawab pengelola perpustakaan, dapat membantu peningkatan prestasi siswa maupun pemanfaatan bahan koleksi perpustakaan.

Proses Supervisi Pendidikan1) Supervisi PreventifDalam proses supervisi, supervisor memberikan nasehat-nasehat untuk menghindari kesalahan-kesalahan.2) Supervisi KorektifDalam proses supervisi, supervisor bersifat mencari kesalahan bawahannya, baik secara prinsipil, teknis, maupun dalam melaksanakan instruksi dari supervisor.3) Supervisi KonstruktifDalam supervisi, supervisor memperhatikan prestasi bawahannya (seperti : inisiatif, daya cipta, penelitian, dan lain-lain) yang kemudian memberikan berbagai macam penghargaan yang sesuai.4) Supervisi KooperatifDalam supervisi, supervisor mengutamakan kerjasama, partisipasi, musyawarah dan toleransi dengan bawahan demi kemajuan pendidikan.

6. Konsep Dasar Proses Supervisia. Keunggulan Supervisi PendidikanKeunggulan supervisi Klinis1) Kegiatan supervisi akan berlangsung baik karena dapat mengumpulkan informasi yang tepat, langsung dari guru sendiri, yang memang diperlukan dan tepat untuk digunakan dalam pembinaan.2) Pihak pengawas atau kepala sekolah yang melaksanakan supervisi akan merasa puas karena dapat memberikan bantuan yang tepat kepada guru yang memerlukan.3) Oleh karena supervisi dilaksanakan berdasarkan hasil diskusi bersama dengan guru dan dituliskan dalam bentuk perencanaan maka langkah kegiatannya menjadi pasti, setiap langkah dapat diikuti dan dicermati mana yang sudah dapat terlaksana dan mana yang belum, serta dapat dikaji ulang untuk peningkatan dilain waktu.4) Bagi pihak guru akan merasa lebih dekat dengan pengawas dan kepala sekolah sehingga lama kelamaan tidak ada lagi yang perlu ditutupi. Dalam kegiatan yang lain pun keterbukaan seperti itu akan tetap terpelihara. Situasi inilah yang akan membantu menciptakan iklim sekolah dengan suasana harmonis dan penuh kekeluargaan.5) Guru akan merasa puas karena telah mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan yang diperlukan, yaitu memecahkan masalah yang dijumpai secara tepat sasaran sehingga problema mengajar akan dapat teratasi.

b. Langkah-langkah Umum Supervisi Pendidikan.1) Tahap Pertemuan PendahuluanSupervisi dilaksanakan atas dasar kebutuhan guru, bukan kebutuhan kepala sekolah atau supervisor. Untuk itu pada tahap pertemuan pendahuluan kepala sekolah (supervisor) membicarakan kemampuan mengajar yang ingin ditingkatkan oleh guru, ditentukan aspek-aspeknya, kemudian disepakati bersama oleh guru dan supervisor. Pelaksanaan supervisi pada tahap pendahuluan ini membutuhkan kiat supervisor dalam menciptakan suasana yang menyenangkan, suasana kekeluargaan, kesejawatan, dan kehangatan.Guru tidak merasa takut atau tertekan sehingga guru mau dan berani mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan dalam mengajar di kelas. Kalau guru belum berani mengungkapkan permasalahan mengajar yang dihadapinya, maka supervisor diharapkan mampu memancing pembicaraan guru dengan pertanyaan yang baik. Demikian seterusnya sampai terjadi komunikasi yang baik antara supervisor dan guru. Kalau guru sudah mengungkapkan apa yang ingin dikembangkan atau kemampuan apa yang ingin ditingkatkan maka disepakati bersama menjadi semacam kontrak antara guru dan supervisor. Kontrak inilah yang menjadi pusat perhatian dalam tahap observasi kelas dan pertemuan balikan.Kegiatan di dalam tahap pendahuluan yaitu:a) Supervisor menciptakan suasana intim dan terbuka,b) Supervisor mereview rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru, yang mencakup tujuan pembelajaran, bahan, kegiatan belajar mengajar, serta alat evaluasinya,c) Supervisor mereview komponen ketrampilan yang akan dicapai oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar,d) Supervisor bersama guru memilih dan mengembangkan instrumen observasi yang akan digunakan,e) Supervisor dan guru mendiskusikan instrumen tersebut termasuk tentang cara penggunaannya, serta data yang akan dijaring. Hasilnya berupa kontrak yang disepakati bersama.2) Tahap Observasi Kelas (Observasi Guru yang sedang Mengajar)Observasi kelas merupakan langkah kedua dalam tahapan supervisi. Observasi kelas sangat perlu dilakukan oleh supervisor. Neagley dan Evan dalam Mantja (1998) mengemukakan bahwa observasi dan kunjungan kelas yang diikuti dengan conference (pre dan post) adalah tulang punggung supervisi. Pada tahap ini guru megajar di kelas dengan menerapkan komponen-komponen keterampilan yang telah disepakati pada pertemuan pendahuluan. Supervisor mengobservasi guru dengan menggunakan instrumen observasi yang telah disepakati bersama. Disamping itu supervisor juga merekam secara objektif tingkah laku guru dalam mengajar, tingkah laku siswa dalam belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan observasi ini yaitu:a) Catatan observasi harus lengkap, supaya analisisnya tepat,b) Objek observasi harus terfokus pada aspek ketrampilan tertentu,c) Selain rekaman observasi, dalam hal tertentu supervisor perlu membuat komentar-komentar yang letaknya terpisah dengan hasil rekamaan observasi,d) Kalau ada kata-kata guru yang mengganggu proses belajar mengajar juga perlu dicatat oleh supervisor,e) Supervisor hendaknya berusaha agar selama observasi guru tidak gelisah tetapi berpenampilan secara wajar.3) Tahap Pertemuan BalikanPada tahap ini supervisor dan guru mengadakan pertemuan yang membahas hasil observasi mengajar guru. Supervisor menyajikan data apa adanya kepada guru. Sebelumnya guru diminta menilai penampilannya. Kemudian dicari pemecahan masalahnya. Secara rinci kegiatan supervisor dan guru dapat ditelaah pada paparan berikut ini:a) Supervisor memberi penguatan serta mewujudkan perasaan guru secara umum selama mengajar. Hal ini untuk menciptakan suasana akrab dalam pertemuan balikan,b) Supervisor mereview tujuan pembelajaran,c) Supervisor mereviuw tingkat ketrampilan serta perhatian utama guru dalam mengajar,d) Supervisor menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target dan perhatian utama. Pertanyaan diawali dengan hal-hal yang menyenangkan guru karena keberhasilannya, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang dianggapkan kurang berhasil,e) Menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasi awal oleh supervisor, kemudian memberi waktu guru untuk menganalisis dan menginterpretasikannya, secara bersama-sama,f) Menanyakan kembali perasaan guru tentang hasil analisis dan interpretasinya,g) Menanyakan perasaan guru tentang melihat keinginan yang sebenarnya dicapai,h) Menyimpulkan hasil dengan melihat keinginan yang sebenarnya dicapai,i) Menentukan bersama rencana mengajar yang akan datang baik berupa dorongan untuk meningkatkan hal-hal yang belum dikuasai pada tahap sebelumnya (proses belajar mengajar yang telah dilakukan) maupun ketrampilan-ketrampilan yang perlu disempurnakan.

c. Menentukan Hasil Supervisi PendidikanTerdapat 6 (enam) faktor yang dapat menentukan hasil dari suatu proses pembelajaran, yaitu:1) Siswa adalah bahan yang akan diolah dalam suatu proses pembelajaran dengan berbagai tujuan yaitu dikuasainya segenap pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan lain-lain oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.2) Guru adalah pelaku yang berperan langsung dalam proses pembelajaran mengelola siswa, dengan kemampuan profesionalnya.3) Kurikulum adalah komponen yang mengatur bagaimana guru harus melaksanakan proses pembelajaran dengan bahan, waktu, metode, dan lain-lain serta target yang akan dicapai.4) Sarana-prasarana adalah berupa hal atau konsep yang membantu untuk memperjelas konsep, dengan sarana dan prasarana yang cukup, sehingga konsep dari guru akan lebih mudah diterima oleh siswa.5) Pengelolaan adalah tindakan dalam melakukan pengelolaan, pengaturan berbagai komponen yang ada, seperti: siswa, sarana yang dibutuhkan, metode atau cara-cara yang paling tepat yang akan dilakukan oleh guru sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan.6) Lingkungan adalah hal-hal yang ada di sekitar pelaksanaan pembelajaran, yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran serta menentukan hasil pembelajaran.

d. Rancangan Supervisi AkademikSupervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

REFERENSI

Purwanto, M. Ngalim. 2008.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2008.Supandi. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka dan Dirjen Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam. 1990.Sahertian, Piet A.Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1981.Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan SupervisiPendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 1988.Said Suhil Achmad. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Pekan Baru: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2011.http://borneoneo.wordpress.com/2008/09/16/tujuan-dan-fungsi-supervisi/http://sarkopas.blogspot.com/2013/02/peran-dan-objek-supervisi pendidikan_4.html30