sabun transparan fix
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
PENANGANAN PRODUKSI BERSIH
DI PT. ADEV NATURAL INDONESIA
Disusun Oleh :
Moh. Subiyantoro F34090003
Agus Nurjani F34090035
Aulia Anggraini F34090040
Fanty Rachmah F34090045
Annafi Widya F34090046
Adhitya Dwi R. F34090100
Sarah Soraya F34090107
Inez Harsari P. F34090112
Imastia Rahma F34090120
Sulayman F34090122
Alfian Rahmandani F34090145
Dian Sukma R. F34090146
Abdul Rosid F44090070
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
A. Gambaran Umum PerusahaanPT. ADEV Natural Indonesia adalah sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam
sabun, diantaranya sabun transparan, sabun cair, sabun opaque, sabun padat, sabun hias dan lotion.
Proses produksi dilakukan secara batch dengan kapasitas produksi maksimal 200 kg bahan/batch.
Perusahaan ini terletak di Jalan Curung Mekar RT 02 RW 04, Bogor dan memiliki 20 orang karyawan
untuk menjalankan proses produksi dengan waktu kerja 8 jam/hari setiap 5,5 hari/minggu kerja.
B. Proses Produksi
1. Bahan BakuBahan baku yang digunakan pada proses pembuatan sabun transparan adalah asam stearat,
coconut oil, palm oil, BHT, NaOH, Propilen glycol, sukrosa, gliserin, asam sitrat, akuades, DEA,
alkohol, zat pewarna dan fragrance.
a. Asam Stearat
Asam stearat merupakan bahan utama pembuatan sabun transparan ini. Asam stearat adalah
campuran asam organik yang tergolong asam karboksilat atau termasuk asam lemak jenuh yang
diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak atau dari minyak nabati. Struktur kimianya adalah
CH3(CH2)16COOH. Asam stearat ini digunakan dalam tambahan bahan kosmetik sebagai agen
pengemulsi sehingga membentuk larutan kental/agak padat (krim) atau sebagai pelembut kulit atau
pelembab. (Anonim 2010).
b. Coconut oil, Palm oil dan BHT
Bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang dicampurkan pada saat proses pencampuran.
Minyak kelapa (coconut oil) merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak
dalam buah kelapa mencapai 35%. Minyak kelapa dipakai sebagai bahan baku berbagai produk atau
dipakai sebagai minyak goreng. (Benyamina 2010).
Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit
seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam air,
sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan non-trigliserida (Pasaribu
2004).
Butylated hydrozyttoluene (BHT) adalah antioksidan untuk mencegah makanan dalam
kemasan berbau tengik dan berminyak. Bahan kimia ini banyak terdapat pada sereal, permen karet,
keripik kentang dan minyak sayur (Anonim 2012).
c. NaOH
NaOH merupakan bahan yang digunakan untuk menggumpalkan sabun. Alkali yang
digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan KOH, namun kadang juga
menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan
dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH)
mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 , sedangkan sabun yang terbuat dari alkali lemah
(NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5 (Anonim 2012).
d. Propilen glycol, sukrosa, gliserin, asam sitrat, aquades, alkohol dan DEA
Bahan-bahan tersebut merupakan bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses
homogenisasi dan digunakan untuk mempercepat proses homogenisasi sabun.
e. Zat pewarna
Zat pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun transparan bertujuan untuk
memberikan warna pada sabun agar penampakannya menjadi lebih menarik. Penggunaan zat pewarna
pada sabun diperbolehkan sepanjang memenuhi persyaratan atau peraturan yang berlaku. Pada
beberapa jenis sabun ditambahkan unsur titanium dioxsida untuk menimbulkan efek berkilau pada
warna sabun dengan konsentrasi 0,01%, bahkan ada beberapa jenis sabun dibuat tanpa warna hingga
transparan (Suheri 2012).
6. Fragrance
Fragrance ditambahkan pada proses pembuatan sabun transparan untuk memberikan
tambahan aroma pada sabun agar lebih wangi. Fragrance yang digunakan berupa aroma bunga-
bungaan dan bebuahan.
2. Bahan PenunjangBahan penunjang yang digunakan pada proses pembuatan sabun transparan ini antara lain
adalah plastik, wrapping plastic, kardus, kertas dan air.
a. Plastik, wrapping plastic, kardus dan kertas
Bahan-bahan tersebut digunakan untuk keperluan pengemasan sabun.
b. Air
Air digunakan dalam proses pencucian cetakan dan tangki berpengaduk sebelum dilakukan proses
pengolahan lanjutan
3. PeralatanPeralatan yang digunakan pada proses pembuatan sabun transparan ini antara lain yaitu :
a. Tangki Berpengaduk
Tangki berpengaduk merupakan alat yang digunakan untuk mencampurkan bahan baku.
Proses yang terjadi di dalam tangki berpengaduk ini adalah mulai dari pencairan asam stearat,
pengadukan dengan penambahan coconut oil, palm oil dan BHT, penggumpalan dengan
menggunakan NaOH, homogenisasi dengan penambahan propilen glycol, sukrosa, gliserin, asam
sitrat, akuades, alkohol dan DEA, pewarnaan, hingga penambahan fragrance.
b. Cetakan Sabun
Cetakan sabun yang digunakan berupa pipa paralon dengan penutup di kedua ujungnya.
Bahan-bahan yang telah mengalami proses pencampuran di dalam tangki berpengaduk dicetak
pada pipa paralon agar sabun tercetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
c. Mesin Extruder
Mesin extruder merupakan alat yang digunakan untuk mengeluarkan sabun dari pipa. Prinsip
yang digunakan adalah dengan pendorongan sabun dari pipa paralon, hingga sabun akan
berbentuk tabung panjang dengan alas lingkaran ataupun oval.
d. Alat Pemotong Sabun
Alat ini digunakan untuk memotong sabun yang telah dikeluarkan dalam cetakan agar sabun
memiliki ukuran sama besar.
e. Cetakan Tutup Paralon
Alat ini digunakan untuk membuat ataupun meratakan bagian penutup paralon yang
umumnya berubah bentuk karena proses pendorongan saat sabun dikeluarkan dari pipa.
f. Mesin Packaging
Mesin packaging digunakan untuk mengemas sabun agar proses pengemasan menjadi lebih
cepat.
4. Alur ProsesSecara garis besar, proses yang terjadi pada pembuatan sabun transparan ini antara lain
adalah mulai dari pemasukan bahan baku ke dalam tangki berpengaduk, pencampuran dan
Pewarna dan fragrance
Bahan Baku
Pencampuran dan Pengadukan
Pewarnaan dan pemberian fragrance
Produk 116.661 gram
Penimbangan
Pencetakan Sabun
Pengeluaran
Pemotongan Sabun
Pengemasan
Energi panas dan energi listrikUap, busa, kerak
Sisa sabun pada cetakan dan adonan yang
tumpah
Energi listrik
Sabun cacat
Pressing
Sisa sisa plastik, stiker dan kertas
bekas
pengadukan, pewarnaan dan pemberian fragrance, pencetakan sabun, pengeluaran, pemotongan sabun
dan pengemasan. Diagram alir proses tersebut seperti di bawah ini :
t = 15 menit
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Sabun Transparan
1. Penimbangan
Deskripsi Proses
Penimbangan merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan sabun transparan.
Formulasi dalam pembuatan sabun transparan ini sangat bergantung pada kecermatan pada saat
penimbangan, karena apabila ada bahan yang terlalu berlebih atau kekurangan, maka sabun tidak
akan menjadi bentuk seperti yang diinginkan. Adapun bahan-bahan yang harus ditimbang adalah
bahan baku. Bahan baku tersebut meliputi Asam stearat, coconut oil, palm oil, BHT, NaOH,
Propilen glycol, sukrosa, gliserin, asam sitrat, aquades, DEA, alkohol, zat pewarna dan fragrance.
Pada proses penimbangan ini digunakan 2 timbangan masing-masing dengan kapasitas 150 kg
dan 3 kg.
Penimbangan
Asam stearat
coconut oil, palm oil, BHT, NaOH, Propilen glycol,
sukrosa, gliserin, asam sitrat, aquades, DEA, alkohol, zat
pewarna dan fragrance
coconut oil, palm oil, BHT, NaOH, Propilen glycol,
sukrosa, gliserin, asam sitrat, aquades, DEA, alkohol, zat
pewarna dan fragrance
Asam stearat
Input dan Output
Sistem kesetimbangan massa pada proses penimbangan dapat dilihat pada gambar dan tabel
di bawah ini.
Gambar 2. Input dan Output Proses Penimbangan
Tabel 1. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Penimbangan
Input Output
Asam stearat (11.000 gram) Asam stearat (11.000 gram)
Coconut oil (16.600 gram) Coconut oil (16.600 gram)
Palm oil (8.300 gram) Palm oil (8.300 gram)
BHT (280 gram) BHT (280 gram)
NaOH 35% (20.850 gram) NaOH 35% (20.850 gram)
Propilen glycol (7.300 gram) Propilen glycol (7.300 gram)
Sukrosa (27.700 gram) Sukrosa (27.700 gram)
Gliserin (6.360 gram) Gliserin (6.360 gram)
Asam Sitrat (600 gram) Asam Sitrat (600 gram)
Akuades (13.100 gram) Akuades (13.100 gram)
DEA (1.135 gram) DEA (1.135 gram)
Alkohol 96% (10.300 gram) Alkohol 96% (10.300 gram)
Zat pewarna (15 gram) Zat pewarna (15 gram)
Fragrance (1.400 gram) Fragrance (1.400 gram)
2. Pencampuran dan Pengadukan (Mixing)
Deskripsi Proses
Bahan utama berupa asam stearat dimasukkan ke dalam tangki berpengaduk sebanyak 11.000
gram. Kemudian, asam stearat tersebut dicairkan melalui proses pengadukan pada suhu 70-80°C
dengan penambahan bahan baku lainnya. Proses pengadukan ini bertujuan untuk mencampur
bahan utama dengan bahan baku lain. Proses pencampuran dan pengadukan ini menggunakan dua
mesin , yang masing-masing kapasitasnya sebesar 250 kg dan 100 kg. Waktu yang diperlukan
untuk sekali proses produksi adalah 2 jam. Pada proses ini terjadi loss berupa penguapan bahan,
busa serta kerak yang menempel pada alat.
Input dan Output
Pencampuran dan Pengadukan (120 menit, T=70-80°C)
Asam stearat dan bahan baku lain
Energi panas dan Energi listrik Uap
Busa, Kerak, Adonan sabun
Asam stearat
Pencairan
Pengadukan
Penggumpalan
Homogenisasi
Adonan sabun
Coconut oil, Palm oil, BHT, Energi panas
NaOH 35%, energi panas, energi listrik
Propilen Glikol, Sukrosa, Gliserin, Asam sitrat, Akuades,
DEA, Alkohol 96%
Uap, busa, kerak
Sistem kesetimbangan massa pada proses pencampuran dan pengadukan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3. Input dan Output Proses Pencampuran
Input Output
Asam stearat (11.000 gram) Uap (1.563,75 gram)
Bahan baku lain (112.525 gram) Busa (2.605 gram)
Energi panas (suhu 70-80°C) Kerak (1.042,5 gram)
Energi listrik (1 kwh) Adonan sabun (118.313,73 gram)
Tabel 2. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Pencampuran dan Pengadukan
Penjelasan di atas merupakan proses umum dari pencampuran dan pengadukan pada proses
pembuatan sabun transparan. Di dalam proses pencampuran dan pengadukan tersebut terdapat
beberapa tahapan proses lagi. Setelah proses pencampuran dan pengadukan dilakukan proses
penggumpalan dengan menambahkan NaOH 35%. Setelah proses penggumpalan dengan
menambahkan NaOH untuk mempercepat proses penggumpalan ini, dilakukan proses
homogenisasi dengan menambahkan propilen glikol, sukrosa, glycerin, asam sitrat, aquades,
DEA, dan lcohol 96%. Proses tersebut dapat digambarkan dalam diagram alir di bawah ini.
Penambahan Pewarna dan Fragrance (3 menit, T < 70°C)
Adonan sabun
Pewarna, Fragrance Sabun siap cetak
Gambar 4. Diagram Alir Proses Pencampuran dan Pengadukan secara Rinci
Tabel 3. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Pencampuran dan Pengadukan Secara Rinci
3. Pewarnaan dan Pemberian Fragrance
Deskripsi Proses
Ketika adonan telah homogen, maka ditambahkan pewarna selama 2 menit, kemudian
ditambahkan fragrance selama 1 menit. Adonan ini kemudian didiamkan selama 15 menit
sebelum dilakukan proses selanjutnya.
Input dan Output
Sistem kesetimbangan massa pada proses pewarnaan dan pemberian fragrance dapat dilihat
pada gambar dan tabel di bawah ini.
Gambar 5. Input dan Output Proses Penambahan Warna dan Fragrance
Tabel 4. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Penambahan Warna dan Fragrance
Input Output
Adonan sabun (118.313,73 gram) Sabun siap cetak (119.728,73gram)
Pewarna (15 gram)
Fragrance (1.400 gram)
Input Output
Asam stearat (11.000 gram) Uap (1.563,75 gram)
Coconut oil (16.600 gram) Busa (2.605 gram)
Palm oil (8.300 gram) Kerak (1.042,5 gram)
BHT (280 gram) Adonan sabun (118.313,73 gram)
NaOH 35% (20.850 gram)
Propilen glycol (7.300 gram)
Sukrosa (27.700 gram)
Gliserin (6.360 gram)
Asam Sitrat (600 gram)
Akuades (13.100 gram)
DEA (1.135 gram)
Alkohol 96% (10.300 gram)
Energi panas (suhu 70-80°C)
Energi listrik (1 kwh)
Pencetakan (1 cetakan = 1,5-1,7 gram)(720 menit)
Sabun siap cetak
Sabun siap potong
Sisa sabun pada cetakan dan adonan tumpah
Pengeluaran dan Pemotongan sabunEnergi listrik
Sabun siap dikemas
Sabun siap potong
Sabun yang di-reject
4. Pencetakan Sabun
Deskripsi Proses
Setelah melalui proses pewarnaan dan pemberian fragrance, adonan sabun dimasukkan ke
dalam alat pencetak sabun dan didiamkan selama 12 jam. Pada saat pencetakan ini, terjadi loss
berupa sisa sabun pada cetakan dan adonan yang tumpah.
Input dan Output
Sistem kesetimbangan massa pada proses pencetakan sabun ini dapat dilihat pada gambar
dan tabel di bawah ini.
Gambar 6. Input dan Output Proses Pencetakan
Tabel 5. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Pencetakan
Input Output
Sabun siap cetak (119.728,73gram) Sisa sabun pada cetakan (1.042,5 gram)
Adonan tumpah (2.085 gram)
Sabun siap potong (116.601,23 gram)
5. Pengeluaran dan Pemotongan Sabun
Deskripsi Proses
Setelah sabun mengeras, maka sabun dikeluarkan dari alat pencetak dengan
menggunakan mesin extruder, kemudian sabun dipotong dan disortasi. Sabun yang cacat
dipress dan dikembalikan ke tangki berpengaduk untuk dicampurkan dengan adonan yang
baru.
Input dan Output
Sistem kesetimbangan massa pada proses pemotongan sabun dapat dilihat pada
gambar dan tabel di bawah ini.
PengemasanPlastik, stiker, kertas kardus
Produk sabun
Sabun siap dikemas
Sisa stiker, plastik dan kertas kardus
Gambar 7. Input dan Output Proses Pengeluaran dan Pemotongan Sabun
Tabel 6. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Pengeluaran dan Pemotongan Sabun
Input Output
Sabun siap potong (116.601,23 gram) Sabun yang di-reject
Energi listrik (1 kwh) Sabun siap dikemas
6. Pengemasan
Deskripsi Proses
Sabun yang telah siap dikemas tersebut, kemudian dikemas dengan menggunakan
mesin pengemas menggunakan plastik dan disertai label industri. Lalu, sabun dalam kemasan
plastik tersebut dikemas lagi menggunakan kardus, sehingga pada proses pengemasan ini
limbah yang muncul berupa plastik, stiker dan kertas kardus.
Input dan Output
Sistem kesetimbangan massa proses pengemasan dapat dilihat pada gambar dan
table di bawah ini.
Gambar 8. Input dan Output Proses Pengemasan
Tabel 7. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Pengemasan
Input Output
Sabun siap dikemas Produk sabun
C. Sumber Potensi LimbahBerdasarkan hasil kunjungan ke industri sabun transparan, didapatkan hasil bahwa proses
produksi yang memiliki potensi limbah antara lain adalah penanganan bahan baku, pencampuran bahan baku, pencetakan sabun, pengeluaran dari cetakan, pemotongan, pengemasan dan pencucian alat.
Pada proses penanganan bahan baku, bahan diterima oleh bagian adminitrasi di lantai atas. Bahan baku kemudian dibawa ke ruangan produksi dengan menggunakan elevator barang. Pada proses penanganan baku ini potensi limbah yang dihasilkan adalah kardus, plastik dan label. Proses berikutnya adalah proses pencampuran. Proses pencampuran bahan baku dilakukan dalam tangki pencampuran. Pada tahap ini potensi limbah dihasilkan dari kerak sabun yang tertinggal pada tangki. Kerak sabun yang tertinggal pada tangki tersebut diakibatkan oleh proses pemanasan sehingga ada sebagian kecil dari sabun yang mengerak pada tangki pencampuran.
Setelah bahan dicampurkan maka sabun dicetak pada cetakan yang diinginkan. Cetakan yang digunakan di industri sabun transparan ini berupa paralon yang berbentuk bulat dan oval. Pada proses
pencetakan ini potensi limbah yang dihasilkan adalah sabun yang meluber dan tumpah dari cetakan sehingga sabunnya akan mengeras tidak sesuai cetakan.
Proses selanjutnya adalah sabun dikeluarkan dari cetakan. Pada proses ini potensi limbah yang dihasilkan adalah terdapatnya sisa-sisa sabun yang tertinggal pada cetakan. Setelah sabun yang tercetak didapatkan maka proses selanjutnya adalah pemotongan sabun sesuai ukuran yang telah ditentukan. Pada tahap ini potensi limbah yang dihasilkan berupa sabun yang ukuran dan transparansinya tidak sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Sabun yang telah dipotong kemudian dibawa ke atas dan kemudian dikemas. Potensi limbah dari proses pengemasan adalah selotip, kardus, sisa-sisa stiker,dan plastik yang berasal dari gagalnya hasil wrapping.
Untuk menjaga mutu dan kualitas dari sabun transparan yang dihasilkan, pabrik selalu menjaga kebersihan peralatan produksi. Setelah proses produksi alat-alat selalu dibersihkan. Pada proses pembersihan alat-alat produksi terdapat potensi limbah yaitu air bekas pencucian alat-alat.
D. Penanganan Limbah dan Rekomendasi - Penanganan bahan (kardus, karung)
Reuse : Sebagai tempat penampungan limbah kering (kertas, plastik, dsb.), limbah bahan sisa produksi, alas pada ruang penyimpanan produk
Recycle : DijualReduce : Membeli bahan baku atau bahan kemasan dalam porsi besar, sehingga menghemat
penggunaan kemasan sekunder (karton, karung)
- Penimbangan (bahan baku tercecer)Reuse : Pengumpulan dan penggunaan kembali pada proses produksiReduce : Penimbangan dilakukan secara hati-hati, untuk mencegah bahan tumpah ke lantai
- Mixing (kerak sabun pada tangki)Reuse : Penggunaan oleh para pekerja sebagai sabun di rumahReduce : Pengubahan desain dasar tangki yang datar menjadi cembung, untuk menghindari
daerah sudut, sehingga meminimalisasi bahan yang tidak teraduk dan mengendap
- Pencetakan (adonan yang tumpah)Reduce : Pembukaan kran dan penuangan secara hati-hati ke dalam cetakan, sehingga
meminimalisasi larutan sabun tumpah ke lantai
- Pengeluaran dari cetakan (sisa sabun pada cetakan dan alat excrewder)Reuse : Penuangan secara hati-hati ke dalam cetakan, sehingga tidak ada bagian sabun
yang menempel pada bagian luar cetakanRecycle : Pengeluaran sabun dari cetakan secara hati-hati, sehingga sabun cetak tidak rusak
(retak atau patah), sehingga mengurangi produk sabun yang rejectReduce : Maintenance mesin extruder
- Pemotongan (sabun reject)Reuse : Pencairan kembali dan dicetak sebagai sabun transparanRecycle : Pelumatan dan pengepresan untuk dijadikan komponen sabun hiasReduce : Penggunaan cetakan yang presisi, sehingga meminimalisasi bagian sabun yang
reject saat dipotong
- Packing (plastik, sisa stiker, kardus, selotip)Recycle : DijualReduce : Penggunaan bahan kemasan seefektif mungkin terutama kling film dan plastik
- Pencucian (air cucian peralatan)Reduce : Pencucian dilakukan sekaligus pada satu bak, sehingga meminimalisasi
penggunaan airRecycle : Penampungan pada bak pengendapan, dan pada otlet bisa digunakan sebagai air
pencucian kembali
E. Analisis BiayaBasis : 125 kg bahan baku
Komponen Biaya
Tidak TetapKomponen
Jumlah yang
dibutuhkanHarga Satuan Jumlah Biaya
Bahan utama : Asam stearat 11060 gr Rp 190 Rp 2.101.400
Bahan pencampur:
Coconut oil 16,6 gr Rp 45.000 Rp 747.000
Palm oil 9 gr Rp 3.000 Rp 27.000
BHT 2,8 kg Rp 70.979 Rp 198.741
Bahan penggumpal: NaOH 20,85 kg Rp 22.000 Rp 458.700
Bahan homogenisasi
campuran:
Propilen glycol 7300 gr Rp 200 Rp 1.460.000
Sukrosa 27,7 kg Rp 6.500 Rp 180.050
Gliserin 6,36 kg Rp 3.200 Rp 20.352
Asam sitrat 600 ml Rp 125 Rp 75.000
Akuades 13,1 L Rp 500 Rp 6.550
DEA 1,1 kg Rp 200.000 Rp 220.000
Zat pewarna 15 gr Rp 1.000 Rp 15.000
Fragrance 1400 gr Rp 1.000 Rp 1.400.000
Total Rp 6.909.793
Wrapping plastic 13 Rp 38.000 Rp 494.000
Kertas
291
6 Rp 200 Rp 583.200
Kardus 31 Rp 2.000 Rp 62.000
Total biaya Rp 8.048.993
Kehilangan pada setiap lini produksi setiap sekali produksi
Potensi Loss
Kontribusi
pada Loss
Total (%)
Biaya total
Kehilangan biaya
Penguapan 1,251 Rp6.909.793 Rp86.442
Busa 2,084 Rp6.909.793 Rp144.000
Kerak 0,834 Rp6.909.793 Rp57.628
Sisa sabun pada cetakan 0,834 Rp6.909.793 Rp57.628
Adonan tumpah 1,668 Rp6.909.793 Rp115.255
Total Rp460.952
Dalam seminggu dilakukan 5 kali produksi sehingga kerugian/loss dalam setahun adalah :
5 x 4 x 12 x Rp. 460.000 = Rp. 110.628.550
Dengan melakukan efisiensi terhadap proses produksi maka kerugian dapat dihemat seminimal
mungkin. Kontribusi terbesar terhadap loss disumbangkan oleh adonan yang tumpah serta busa pada
proses mixing. Maka biaya akibat loss yang dapat dihemat adalah :
5 x 4 x 12 x Rp259.255 = Rp. 62.221.304
F. Penutup
PT. ADEV Natural Indonesia adalah sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam
sabun, diantaranya sabun transparan, sabun cair, sabun opaque, sabun padat, sabun hias dan lotion.
Dalam pembuatan sabun transparan, dibutuhkan bahan baku yaitu asam stearat, coconut oil, palm oil,
BHT, NaOH, Propilen glycol, sukrosa, gliserin, asam sitrat, akuades, DEA, alkohol, zat pewarna dan
fragrance. Sedangkan untuk bahan penunjang adalah plastik, wrapping plastic, kardus, kertas dan air.
Peralatan yang digunakan adalah tangki berpengaduk, cetakan sabun, mesin extruder, alat pemotong
sabun, cetakan tutup paralon dan mesin packaging.
Proses yang terjadi pada pembuatan sabun transparan adalah dimulai dari pemasukan bahan
baku ke dalam tangki berpengaduk, pencampuran dan pengadukan, pewarnaan dan pemberian
fragrance, pencetakan sabun, pengeluaran, pemotongan sabun dan pengemasan. Proses produksi
dilakukan secara batch dengan kapasitas produksi maksimal 200 kg bahan/batch.
Berdasarkan kunjungan industri yang telah dilakukan, mahasiswa dapat mengetahui sumber
potensi limbah, cara penanganan, rekomendasi, serta analisis biaya dari jumlah kerugian/loss yang
dihasilkan. Hal ini dapat dijadikan pembelajaran lebih dalam mengenai penanganan produksi bersih
maupun menjadi referensi saat membuat sabun transparan, baik dalam lingkup industri kecil maupun
industry besar.
G. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Asam Stearat;Stearic acid. http://berusaha-maju.blogspot.com/2010/03/asam-stearat-
stearic-acid.html [24 November 2012]
Anonim. 2012. Bahan Makanan yang Membuat Ketagihan. http://www.gentongmas.com/berita/998-
bahan-makanan-yang-dapat-membuat-ketagihan.html [24 November 2012]
Anonim. 2012. Reaksi saponifikasi pada Proses Pembuatan Sabun. http://yprawira.wordpress.com/
reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/. [24 November 2012]
Benyamina, Ficus. 2010. Membuat Minyak Kelapa. http://ficusbenyamina.blogspot.com/2010/
07/membuat-minyak-kelapa.html [24 November 2012]
Pasaribu, Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-
nurhaida.pdf [24 November 2012]
Suheri, Heri Fauzan. 2012. Pembuatan Sabun. http://blog.unsri.ac.id/download1/9332.pdf [24
November 2012]