sakip.sumbarprov.go.id bapedalda 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

133
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPEDALDA TAHUN 2016

Upload: dangmien

Post on 17-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA

BAPEDALDA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS

Page 2: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id
Page 3: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016

merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021 dan Rencana Kinerja Tahunan

yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2016.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat nomor 92 tahun 2009 tentang Rincian

Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Barat, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi

Sumatera Barat (selanjutnya disebut Bapedalda) mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah.

Terdapat beberapa isu lingkungan hidup yang menjadi prioritas Bapedalda. Isu pertama

terkait masalah perubahan kualitas air terutama pada sungai segmen perkotaan, antara

lain Sungai Batang Agam, Batang Anai, Batang Ombilin dan Batang Pangian. Hal ini

antara lain disebabkan pencemaran limbah domestik, baik limbah cair maupun limbah

padat. Limbah domestik perkotaan merupakan gabungan dari limbah rumah tangga,

limbah perhotelan, rumah sakit dan Rumah Potong Hewan (RPH). Parameter pencemar

dominan adalah Fecal Coli dan Total Coliform, dengan kategori cemar berat, terutama

yang berada pada segmen Kota Bukittinggi dan beberapa titik di Kabupaten Agam. Isu

kedua terkait dengan masalah limbah (sampah) yaitu meningkatnya jumlah timbulan

sampah yang tidak sebanding dengan cakupan pelayanan serta sarana prasarana

pengolahan sampah. Pada umumnya layanan tidak sampai menjangkau pemukiman

yang berada pada sempadan sungai, danau dan wilayah pesisir walaupun pemukiman

tersebut cukup padat. Di sisi lain sampah juga merupakan sumber pencemaran utama

sungai-sungai di perkotaan dan sumber dari emisi gas rumah kaca (GRK).

Isu lainnya adalah belum terkelolanya limbah B3 dan limbah cair rumah sakit serta hotel.

Belum terkelolanya secara baik limbah cair dan limbah B3 sebagian rumah sakit

pemerintah dan hotel memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencemaran di

Sumatera Barat, sehingga isu limbah cair dan limbah B3 rumah sakit dan hotel patut

menjadi isu prioritas.

Isu ketiga, terkait kebencanaan, baik bencana alam (gempa bumi baik tektonik maupun

vulkanik) maupun bencana lingkungan (banjir, longsor, dan kebakaran hutan). Isu

kebencanaan yang menjadi prioritas di Sumatera Barat yaitu banjir, longsor dan

kebakaran hutan.

Penetapan Kinerja Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 yang dimuat dalam

lampiran LAKIP ini telah ditetapkan dan dimuat dalam Dokumen Penetapan Kinerja

Provinsi Sumatera Barat, setelah sebelumnya atas dasar arahan Gubernur Sumatera

Page 4: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id
Page 5: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ iv

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i RINGKASAN EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GRAFIK ix

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6

A. Rencana Kinerja Sasaran 6

B. Rencana Kinerja Kegiatan 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 11

A. Capaian Kinerja Organisasi 11

I. Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari usaha/kegiatan

12

1. Indeks Kualitas Air 13

2. Indeks Kualitas Udara 19

II. Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

23

1. Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah mengimplementasikan Standard Operating Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang-undangan

24

2. Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

37

3. Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

48

III. Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat

56

IV. Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup

66

1. Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih

66

2. Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru)

73

3. Usaha/kegiatan peringkat biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan lingkungan hidup

78

4. Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata tahun 2015

83

Page 6: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ v

B. Realisasi Anggaran 86

1. Realisasi APBD 2016 86

2. Realisasi APBN 2016 89

BAB IV PENUTUP 90

LAMPIRAN A. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016

B. Penghargaan yang diterima SKPD

Page 7: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Bapedalda Provinsi Sumatera Barat 1

Page 8: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Strategi dan Kebijakan Bapedalda Prov. Sumbar 4

Tabel 2 Rencana Kinerja Sasaran 6

Tabel 3 Rencana Kinerja Keluaran Kegiatan Bapedalda 7

Tabel 4 Klasifikasi Penilaian Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Sasaran

Strategis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016

10

Tabel 5 Hasil Pengukuran Kinerja Perjanjian Kinerja Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan Daerah Tahun 2016

5

Tabel 6 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS1 13

Tabel 7 Kisaran dan kategori IKLH/IKA/IKU 17

Tabel 8 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS2 24

Tabel 9 Persentase Pembobotan dan Item-Item Penilaian untuk 3 (Tiga)

Kriteria Pengimplementasian Implementasi SOP dalam

Penyelenggaraan Amdal KPA Kabupaten/Kota

26

Tabel 10 Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian/Ketaatan KPA

Kabupaten/Kota dalam Mengimplementasikan SOP Sesuai

Peraturan Tahun 2016

29

Tabel 11 Perbandingan Realisasi Kinerja untuk Indikator Kinerja Jumlah KPA

Kabupaten/Kota yang Telah Mengimplementasikan SOP Sesuai

Peraturan Tahun 2014 – 2016

32

Tabel 12 Jenis kegiatan dan/atau usaha yang telah dilakukan Pembinaan dan

pengawasan Implementasi Perizinan Lingkungan Tahun 2016

40

Tabel 13 Jumlah Sektor kegiatan dan/atau usaha yang ada di Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2016 Berdasarkan Data dari 19

Kabupaten/Kota 2016

41

Tabel 14 Perbandingan ketaatan pemilik kegiatan yang dilakukan pembinaan

dan pengawasan (PROPER/PROPER DAERAH, pembinaan hukum

dan perizinan, dan pengawasan pengendalian terhadap

Pengelolaan Usaha/Kegiatan) 4 (empat) tahun terakhir

45

Tabel 15 Perbandingan Realisasi Kinerja untuk Indikator Kinerja Jumlah

Dokumen Perencanaan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang

Sudah di-KLHS Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016

52

Tabel 16 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3 (SS3) 56

Tabel 17 Hasil Inventarisasi Kasus/Pengaduan yang Ditangani oleh Kab/Kota

Tahun 2016

60

Page 9: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ viii

Tabel 18 Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Penyelesaian Kasus

Tahun 2016 dengan 4 (empat) tahun terakhir

61

Tabel 19 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan 4

(empat) tahun terakhir

62

Tabel 20 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS4 66

Tabel 21 Daftar perusahaan berperingkat Biru PROPER yang dibina

pelaksanaan CSR-nya dan jumlah indikator CSR Bidang LH yang

dilaksanakan tahun 2016

80

Tabel 22 Realisasi Dana APBD per Program/Kegiatan Tahun 2016 87

Tabel 23 Realisasi dana APBN Tahun 2016 89

Page 10: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ ix

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Perbandingan nilai IKA Sungai di Sumatera Barat dengan target

kinerja

16

Grafik 2 Perbandingan IKA Sungai Batang Agam dari tahun 2011-2015 17

Grafik 3 Perbandingan nilai IKA Provinsi Sumatera Barat dengan IKA

Nasional

18

Grafik 4 Jumlah kabupaten/Kota jaringan Passive SamplerSumatera Barat 21

Grafik 5 Perbandingan IKU Tahun 2015 dan 2016 21

Grafik 6 Perbandingan antara Jumlah KPA Kabupaten/Kota yang

Mengimplementasikan SOP Sesuai Peraturan dengan Jumlah

Seluruh KPA Kabupaten/Kota Periode 2014 – 2016

32

Grafik 7 Perbandingan antara Jumlah Dokumen Perencanaan yang Sudah

di-KLHS dengan Jumlah Dokumen Perencanaan yang Wajib di-

KLHS 2014 – 2016

53

Grafik 8 Perbandingan Jumlah Kasus yang Masuk dan Kasus yang

Diselesaikan se-Sumatera Barat Selama 5 (lima) tahun terakhir

62

Grafik 9 Perbandingan Persentase Target Kasus yang Diselesaikan dengan

Realisasi Bapedalda Prov Sumbar 5 (lima) tahun terakhi

63

Grafik 10 Peningkatan jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade

Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih tahun 2015-2016

69

Grafik 11 Perbandingan Usulan & Capaian Peraih Penghargaan Kalpataru

Tingkat Nasional Tahun 2014-2016

75

Grafik 12 Perkembangan jumlah keikutsertaan sekolah dalam program

Adiwiyata di Sumatera Barat tahun 2013 – 2016

76

Grafik 13 Perbandingan jumlah bank sampah aktif tahun 2015 – 2016 85

Page 11: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 1

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat nomor 92 tahun 2009 tentang Rincian

Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Barat, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi

Sumatera Barat (selanjutnya disebut Bapedalda) mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah, dengan beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan bidang Pengendalian

Dampak Lingkungan Daerah;

3. Pembinaan, fasilitasi dan koordinasi bidang pengendalian dampak lingkungan

daerah lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tupoksi

Bapedalda.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala Bapedalda dibantu oleh 5 orang

pejabat eselon III, 11 orang pejabat eselon IV dan sejumlah staf dengan spesifikasi dan

tingkat pendidikan yang berbeda. Bagan struktur organisasi Bapedalda dapat dilihat pada

gambar 1.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Bapedalda Provinsi Sumatera Barat

Dalam rangka menghadapi kondisi dan permasalahan lingkungan nasional dan lokal,

Kepala Bapedalda telah menetapkan Visi Bapedalda, yaitu:

“Menjadi lembaga pengendali dampak lingkungan hidup yang proaktif untuk

mewujudkan pembangunan berkelanjutan”

Page 12: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 2

Dalam rangka pencapaian visi, Bapedalda menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:

1. Mewujudkan penataan lingkungan dan penaatan izin lingkungan sesuai peraturan

perundang-undangan;

2. Mewujudkan penurunan beban pencemaran dan pengendalian kerusakan sumber

daya alam dan lingkungan hidup;

3. Mewujudkan peran aktif masyarakat dan stakeholder dalam konservasi lingkungan

hidup.

Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari misi, ditetapkan tujuan yang

merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu yaitu

satu hingga lima tahun ke depan dalam tahun 2016 – 2021, serta menggambarkan arah

strategik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan

fungsi serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

Tujuan Bapedalda untuk periode 2016 - 2021 adalah:

1. Terwujudnya media lingkungan yang bersih dan layak;

2. Terwujudnya tertib hukum lingkungan dan pemanfaatan media lingkungan yang

sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;

3. Terwujudnya para pemangku kepentingan yang pro dan peduli lingkungan.

Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, Bapedalda

menyusun sasaran strategis 2016 – 2021 sebagai berikut:

1. Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari

usaha/kegiatan;

2. Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis;

3. Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan hidup dan pentaatan hukum

lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat;

4. Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Masing-masing dari keempat sasaran strategis tersebut dilengkapi dengan indikator

kinerja yang terukur sebagai upaya untuk merespon permasalahan utama (isu strategis)

lingkungan hidup khususnya di Provinsi Sumatera Barat. Sasaran strategis dan indikator

kinerja ini telah disempurnakan, disupervisi dan disetujui langsung oleh Kementerian

PAN&RB melalui serangkaian proses Penyempurnaan Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) Provinsi Sumatera Barat yang diinisiasi oleh Gubernur

Sumatera Barat di triwulan terakhir tahun 2014 yang lalu.

Berikut ini adalah isu lingkungan yang menjadi prioritas berdasarkan tugas pokok dan

fungsi pelayanan Bapedalda Provinsi Sumatera Barat:

Page 13: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 3

Isu pertama, terkait masalah perubahan kualitas air. Menurunnya kualitas air sungai

segmen perkotaan terutama Sungai Batang Agam, Batang Anai, Batang Ombilin dan

Batang Pangian. Penurunan kualitas dapat dilihat dari nilai Indeks Kualitas Air (IKA) 4

(empat) sungai yang dilakukan pemantauan oleh Bapedalda yakni: Sungai Batang Agam,

Sungai Batang Anai, Sungai Batang Pangian dan Sungai Batang Ombilin. Kondisi

terakhir pada tahun 2015 memperlihatkan bahwa IKA terendah adalah Sungai Batang

Agam yakni sebesar 61,40, dan IKA tertinggi adalah Sungai Batang Ombilin yakni 72,44.

Hal ini disebabkan pencemaran limbah domestik, baik limbah cair maupun limbah padat.

Limbah domestik perkotaan merupakan gabungan dari limbah rumah tangga, limbah

perhotelan, rumah sakit dan Rumah Potong Hewan (RPH). Parameter pencemar

dominan adalah Fecal Coli dan Total Coliform, dengan kategori cemar berat, terutama

yang berada pada segmen Kota Bukittinggi dan beberapa titik di Kabupaten Agam.

Isu menurunnya kualitas Sungai Batang Hari yang disebabkan karena adanya limbah

kegiatan PETI skala besar dan kegiatan domestik. Selanjutnya adalah kecenderungan

penurunan kualitas air Danau Maninjau (danau strategis dan tujuan wisata) yang ditandai

dengan kematian ikan pada waktu-waktu tertentu. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah

Keramba Jaring Apung (KJA) yang sudah melebihi daya tampung dan daya dukung

Danau Maninjau.

Isu kedua, terkait masalah limbah. Limbah padat (sampah) yaitu meningkatnya jumlah

timbulan sampah yang tidak sebanding dengan cakupan pelayanan serta sarana

prasarana pengolahan sampah. Pada umumnya layanan tidak sampai menjangkau

pemukiman yang berada pada sempadan sungai, danau dan wilayah pesisir walaupun

pemukiman tersebut cukup padat. Di sisi lain sampah juga merupakan sumber

pencemaran utama sungai-sungai di perkotaan dan sumber dari emisi gas rumah kaca

(GRK).

Isu lainnya adalah belum terkelolanya limbah B3 dan limbah cair rumah sakit serta hotel.

Belum terkelolanya secara baik limbah cair dan limbah B3 sebagian rumah sakit

pemerintah dan hotel memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pencemaran di

Sumatera Barat, sehingga isu limbah cair dan limbah B3 rumah sakit dan hotel patut

menjadi isu prioritas.

Isu ketiga, terkait kebencanaan, baik bencana alam (gempa bumi baik tektonik maupun

vulkanik) maupun bencana lingkungan (banjir, longsor, dan kebakaran hutan). Isu

kebencanaan yang menjadi prioritas di Sumatera Barat yaitu banjir, longsor dan

kebakaran hutan. Untuk bencana banjir, walaupun tidak separah tahun 2012, kejadian

banjir pada lokasi tertentu menimbulkan kerugian yang cukup besar. Sedangkan

bencana longsor terjadi dengan intensitas kecil. Adapun bencana kebakaran hutan dan

lahan terluas terjadi di Kabupaten Pasaman Barat yakni seluas 70 ha, selanjutnya

Kabupaten Agam dan Dharmasraya masing-masing seluas 40 ha.

Page 14: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 4

Memperhatikan arah kebijakan dan strategi Provinsi pada RPJPD dan RPJMD tahun

2016 – 2021, serta kondisi umum lingkungan hidup saat ini, maka arah kebijakan

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat adalah sebagaimana tabel 1 berikut:

Tabel 1. Strategi dan Kebijakan Bapedalda Prov. Sumbar

VISI : “Menjadi lembaga pengendali dampak lingkungan hidup yang proaktif untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan”

MISI I : Mewujudkan penurunan beban pencemaran dan pengendalian kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup;

Tujuan Sasaran Strategis Strategi Kebijakan

Terwujudnya media lingkungan yang bersih dan layak

1. Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari usaha/kegiatan;

1. Mewujudkan usaha dan/atau kegiatan yang pro lingkungan;

2. Perbaikan kualitas media lingkungan dan keanekaragaman hayati;

3. Mewujudkan tata kelola wilayah pesisir dan laut;

4. Pengawasan berkala terhadap kondisi dan kualitas media lingkungan

1. Pembinaan dan pengawasan dampak lingkungan dari usaha dan/atau kegiatan;

2. Pengawasan pelaksanaan/implementasi dokumen perencanaan lingkungan hidup (AMDAL, UKL-UPL, KLHS dan lain sebagainya);

3. Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan pada air, lahan, udara dan keanekaragaman hayati;

MISI II : Mewujudkan penataan lingkungan dan pentaatan izin lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan;

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya tertib hukum lingkungan dan pemanfaatan media lingkungan yang sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan

1. Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

2. Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan hidup dan pentaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat;

1. Peningkatan penanganan kasus lingkungan hidup;

2. Penegakan hukum lingkungan hidup;

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan personil instansi LH Kab/Kota serta dan pemrakarsa kegiatan;

4. Pemantapan penyelenggaraan Amdal dan KLHS serta pengawasan terhadap implementasi berbagai dokumen perencanaan lingkungan.

1. Penegakan hukum dan penyelesaian kasus-kasus lingkungan hidup;

2. Penyelenggaraan Amdal sesuai NSPK;

3. Fasilitasi pelaksanaan KLHS untuk dokumen perencanaan provinsi/kabupaten/kota;

MISI III : Mewujudkan peran aktif masyarakat dan stakeholder dalam konservasi lingkungan hidup;

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya para pemangku kepentingan yang peduli lingkungan

Mewujudkan peran aktif masyarakat dan stakeholder dalam konservasi lingkungan hidup;

1. Memberdayakan dan meningkatkan kapasitas stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup secara mandiri;

2. Peningkatan kualitas data dan akses infomasi lingkungan;

1. Penguatan kapasitas institusi pengelolaan lingkungan hidup dalam pengelolaan persampahan;

2. Melibatkan dan mendorong peran aktif stakeholder dalam berbagai

Page 15: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 5

3. Pemantapan kualitas dan kuantitas personil dan sarana penunjang pengelolaan lingkungan hidup.

program/kegiatan;

3. Penyediaaan data kualitas lingkungan pesisir dan laut sebagai bahan perumusan kebijakan;

4. Penyelenggaran inventarisasi data dan penyebaran informasi lingkungan hidup yang tepat dan akurat

5. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kualitas penyelenggaraan laboratorium lingkungan

Page 16: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Penetapan Kinerja Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 yang dimuat dalam

lampiran LAKIP ini telah ditetapkan dan dimuat dalam Dokumen Penetapan Kinerja

Provinsi Sumatera Barat, setelah sebelumnya atas dasar arahan Gubernur Sumatera

Barat telah dilakukan revisi dan penyempurnaan dengan bimbingan dan supervisi

langsung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi.

Rencana Kinerja yang akan dicapai Bapedalda pada Tahun 2016 terbagi atas Rencana

Kinerja Sasaran dan Rencana Kinerja Kegiatan. Rencana Kinerja Sasaran Bapedalda

Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 merupakan Perjanjian Kinerja antara Kepala

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dengan Gubernur yang harus dilaksanakan dalam

kurun waktu tersebut. Penetapan Kinerja disesuaikan dengan susunan agenda, prioritas,

sasaran pembangunan pada RPJMD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 - 2021.

Ringkasan perjanjian kinerja tahun 2016 dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Rencana Kinerja Sasaran

Rencana Kinerja Sasaran Bapedalda Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 adalah

rencana pencapaian target sasaran yang menjadi sarana bagi Bapedalda dalam

mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan lingkungan hidup di Sumatera Barat

dalam kurun waktu 5 tahun dan tahun 2016 adalah tahun awal untuk Bapedalda dalam

periode 2016 - 2021, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2. Rencana Kinerja Sasaran

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

1.

Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari usaha/kegiatan;

Indeks Kualitas Air (IKA) 58 < IPA < 66

Indeks Kualitas Udara (IKU) 82 < IPU < 90

2. Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang menaati peraturan perundang-undangan lingkungan hidup

50%

Presentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah mengimplementasikan Standard Operating Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang-undangan

70%

Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

40%

Page 17: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 7

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA

3. Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat

Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

85%

4.

Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup

Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumber Bersih

60%

Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru)

10%

Usaha/Kegiatan peringkat biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan LH

20%

Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata tahun 2015

15%

B. Rencana Kinerja Kegiatan

Rencana kerja sasaran di atas akan dapat dicapai dengan melaksanakan program

lingkungan hidup maupun kegiatan pendukung lainnya yang terdiri dari kegiatan-kegiatan

pembangunan lingkungan hidup maupun kegiatan pendukung sehingga pencapaian

kinerja sasaran akan ditentukan oleh keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan. Rencana

kinerja keluaran Bapedalda secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Rencana Kinerja Keluaran Kegiatan Bapedalda

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

IKLH 70,88

Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penurunan beban pencemaran sungai

Terbentuknya kerjasama dan MoU antara stakeholder dalam penurunan beban pencemaran (limbah padat) pada sungai batang Agam

MoU Bt. Agam, Pembentukan 2 cluster wasdal, penangan sampah padat pada 2 titik

Penilaian Kinerja Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan (PROPER Daerah)

Jumlah objek kegiatan yang dinilai pengelolaan lingkungan hidupnya

15 objek

Peningkatan Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan (Adipura) dan Implementasi gerakan Sumbar Bersih

Terlaksananya pembinaan dan penilaian Adipura dan Kecamata/Kelurahan Bersih Tingkat Provinsi

13 Kab/Kota, 12 Kecamatan dan 14 kelurahan

Pembinaan dan Wasdal Kerusakan Lingkungan

Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan wasdal kerusakan lingkungan, uji petik ke objek kegiatan serta wasdal kerusakan lingkungan ke objek kegiatan skala provinsi

7 kab/kota

Peningkatan Pembinaan Konservasi Wilayah Pesisir laut

Jumlah Kab/Kota kawasan Pesisir Pantai dan Muara Sungai yang dipantau kualitas air lautnya

6 Kab/Kota

Pengawasan pengendalian terhadap pengelolaan lingkungan usaha/kegiatan

Jumlah objek kegiatanyang dilakukan pembnaan wasdal pengelolaan LB3 dan limbah cair

12 kegiatan / usaha

Page 18: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 8

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi

Jumlah sungai yang dipantau 6 sungai

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Laboratorium Terakreditasi

Jumlah laboratorium lingkungan/laboratorium DAK yang dibina operasionalnya memenuhi persyaratan pada Instansi LH Kab/Kota

13 laboratorium

Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pengelolaan LH

Jumlah Kab/Kota peserta rapat koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, jumlah kab/kota yang dilakukan monitoring dan evaluasi

57 peserta rakor, 19 kab/Kota

Pembinaan KLHS Terhadap Dokumen Perencanaan

Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi dan/atau dibina penerapan KLHS terhadap dokumen perencanaan

5 Kab/Kota

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan evaluasi

19 Kab/Kota

Peningkatan Peranserta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan

Jumlah kab/kota yang dibina terkait aplikasi bank sampah dan peningkatan implementasi konsep 3R, jumlah peserta workshop bank sampah

19 kab/kota, 45 orang

Peningkatan Perlindungan Lapisan Ozon dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.

Jumlah Kab/Kota yang diidentifikasi pemakaian Bahan Perusak Ozon pada Bengkel Servis Peralatan Pendinginnya, Pergub Program Perlindungan Ozon

15 Kab/Kota, 1 Pergub

Penyelenggaraan AMDAL di Prov. Sumbar

Jumlah kabupaten/ kota yang dievaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal atau pemeriksaan UKL-UPL-nya

8 kab/kota

Jumlah kab/kota yang dibina/evaluasi terkait pengajuan lisensi Komisi Penilai Amdal-nya

4 Kab/Kota

Pembinaan Sekolah Berwawasan Lingkungan (Adiwiyata)

Jumlah calon sekolah yang dibina/dinilai dalam program Adiwiyata tahun 2016

50 sekolah

Peningkatan Konservasi Kualitas Air Danau di Provinsi Sumatera Barat

Jumlah danau yang dipantau kualitas airnya

4 Danau

Pengkajian Penetapan Status Mutu Air Sungai Lintas Kabupaten/Kota

Jumlah sungai dikaji dalam rangka penetapan status mutu air sungai lintas kabupaten/kota

2 sungai

Pemantauan Kualitas Udara Ambien Jumlah Kab/Kota yang terpantau kualitas udara ambiennya

19 Kab/Kota, 1 alat pengukur pencemaran udara ambien

Program Perlindungan dan Konservasi SDA

IKLH 70,88

Peningkatan Koordinasi Perlindungan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Sumatera Barat

Jumlah daerah penyangga kawasan konservasi yang dibina dan jumlah kab/kota yang dibina pengelolaan keanekaragaman hayati-nya

2 daerah penyangga kawasan konservasi, 4 kab/kota, 40 orang

Pembinaan Pemulihan Kualitas SDA Dalam Rangka Peningkatan Tutupan Vegetasi

Jumlah Kabupaten yang dibina dan dievaluasi dalam peningkatan pengelolaan tutupan vegetasi

12 Kabupaten

Sosialisasi Pembangunan yang berwawasan Lingkungan bagi Nagari/Kelurahan

Jumlah Nagari/Kelurahan lokasi pelaksanaan sosialisasi, jumlah peserta sosialisasi

3 Nagari / Kelurahan di 3 Kab/Kota, 120 orang

Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (Penerapan CSR Bidang LH)

Jumlah kegiatan CSR bidang lingkungan hidup yang dilakansakana oleh perusahaan

11 perusahaan

Page 19: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 9

PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah (RAD) GRK Sektor Pengelolaan Limbah

Jumlah Kab/Kota yang diinventarisasi GRK bidang pengelolaan limbah

19 Kab/Kota

Program Tata Lingkungan dan Penaatan Hukum Lingkungan Hidup

Persentase usaha dan atau kegiatan yang mentaati peraturan perundang-undangan

55%

Pembinaan Hukum Lingkungan dan Perizinan

Jumlah instansi LH Kab/Kota yang dievaluasi dalam pembinaan dan perizinan di bidang lingkungan hidup serta penerapan sanksi hukum lingkungan

5 Kab/Kota

Jumlah pemilik usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan pembinaan dalam penerapan peraturan bidang lingkungan hidup dan perizinan

5 usaha dan/atau kegiatan

Jumlah perizinan yang diterbitkan kab/kota

19 kab/kota

Penaatan Hukum Lingkungan Jumlah kasus lingkungan hidup yang terfalitasi penyelesaiannya

4 kasus

Jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha yang dijadikan objek penegakan hukum

2 objek

Penyusunan UKL-UPL Pembangunan Gedung Kantor Lt. 2 (Labor)

Tersedianya dokumen UKL-UPL pembangunan gedung

1 dokumen

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH

Persentase capaian pelayanan informasi lingkungan hidup (rata-rata capaian SPM Provinsi dan kab/kota)

96,50%

Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan

Terlaksananya edukasi dan kampanye lingkungan hidup

Pelaksanaan upacara bendera & lap. hasil survey

Pengembangan Sistim Informasi Lingkungan

Jumlah paket pembuatan sistem informasi lingkungan

1 paket aplikasi WebGis

Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Sumatera Barat

Jumlah buku SLHD tahun 2015, draft Buku Data SLHD Provinsi Sumatera Barat tahun 2016, jumlah buku SLHD kab/kota yang dinilai

80 set buku SLHD 2015, 1 draft SLHD 2016

Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan kelompok Peduli Lingkungan Hidup

Jumlah calon yang dibina untuk diusulkan sebagai calon penerima Kalpataru

8 orang dan/atau kelompok

Pembinaan Penerapan SPM Jumlah kab/kota yang dibina pelaksanaan pencapaian SPM-nya

9 kab/kota

C. Metodologi Pengukuran Capaian Target Kinerja

Pengukuran kinerja yang dilakukan adalah pengukuran capaian target kinerja kelompok

indikator kinerja sasaran strategis yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Bapedalda

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016. Metode pengukuran kinerja yang digunakan

adalah metode pengukuran sederhana dengan membandingkan target kinerja dengan

realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Keberhasilan dan

kegagalan pencapaian sasaran strategis diukur dengan capaian kelompok indikator

kinerja sasaran strategis yang berkenaan. Untuk penilaian keberhasilan/kegagalan

pencapaian sasaran strategis dan keberhasilan/kegagalan capaian indikator kinerja,

ditetapkan kategori penilaian keberhasilan/kegagalan sebagaimana tercantum pada tabel

4 berikut:

Page 20: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 10

Tabel 4. Klasifikasi Penilaian Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Sasaran Strategis

dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016

NO KLASIFIKASI PREDIKAT

1 > 84% Sangat Baik

2 69% - 84% Baik

3 53% - 68% Cukup

4 < 53% Gagal

Lebih detail, pengukuran kinerja capaian indikator kinerja Bapedalda tahun 2016

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Semua indikator ditetapkan mempunyai bobot yang sama dalam pengukuran kinerja.

Terdapat 10 indikator kinerja sasaran, maka masing-masing dari capaian indikator

tersebut berkontribusi sebanyak 10% dari total 100% nilai kinerja organisasi.

2. Terdapat 2 indikator dengan target kinerja berupa nilai yang harus dipenuhi dalam

kisaran/range tertentu. Pengukuran kinerja untuk target yang seperti ini dilakukan

dengan ketentuan:

a. Jika hasil pengukuran kinerja (realisasi) masuk dalam kisaran/range target, maka

capaian untuk indikator yang bersangkutan adalah 100%;

b. Jika hasil pengukuran kinerja (realisasi) berada di atas kisaran/range target,

maka capaiannya adalah:

Realisasi X 100%

nilai batas atas kisaran/range

c. Jika hasil pengukuran kinerja (realisasi) berada di bawah kisaran/range target,

maka capaiannya adalah:

Realisasi X 100%

nilai batas bawah kisaran/range

3. Realisasi seluruh indikator diupayakan pencapaiannya sesuai dengan target, atau

melebihi apabila memungkinkan (polarisasi maximize).

4. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks capaian kinerja dari masing-

masing indikator adalah:

Realisasi X 100%

target

Page 21: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 diukur dengan cara membandingkan antara target

pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 dengan

realisasinya.

Hasil pengukuran terhadap indikator indikator kinerja utama per sasaran strategis yang

telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Bapedalda Provinsi Sumatera Barat

tahun 2016 adalah sebagaimana terangkum dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kinerja Perjanjian Kinerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Tahun 2016

Sasaran Strategis 1 (SS1)

Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari usaha/kegiatan

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

KINERJA KINERJA CAPAIAN

Indeks Kualitas Air (IKA) 58 < IKA < 66 65,40 100

Indeks Kualitas Udara (IKU) 82 < IKU < 90 82,90 100

Sasaran Strategis 2 (SS2)

Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

KINERJA KINERJA CAPAIAN

Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah mengimplementasikan Standar Operating Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang-undangan

70% 100% 142,86

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang menaati peraturan perundang-undangan lingkungan hidup

50% 48,31% 96,62

Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

40% 70,37% 175,92

Sasaran Strategis 3 (SS3)

Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

KINERJA KINERJA CAPAIAN

Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

85% 98,21% 115,54

Page 22: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 12

Sasaran Strategis 4 (SS4)

Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

KINERJA KINERJA CAPAIAN

Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru) Usaha/kegiatan peringkat biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan lingkungan hidup Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata tahun 2015

60%

10%

20%

15%

65,11%

21,61%

21,43%

20,83%

108,51

216,10

107,14

138,87

Persentase capaian rata-rata 130,25%

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja rata-rata untuk 10 indikator kinerja

yang mengukur keberhasilan 4 sasaran strategis (SS) tahun 2016 adalah 130,19%. Rata-

rata capaian indikator kinerja sebesar 130,25% tersebut termasuk dalam klasifikasi

berhasil dengan kategori sangat baik.

Dari tabel di atas juga dapat terlihat bahwa keseluruhan atau 100% indikator kinerja

termasuk kategori berhasil dengan tingkat capaian >84%, dengan kata lain tidak ada

indikator kinerja yang tergolong gagal.

Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja SKPD Bapedalda Provinsi Sumatera

Barat tahun 2016 sebagaimana tercantum pada tabel 5, selanjutnya pada sub bab ini

disajikan juga evaluasi dan analisis realisasi dan capaian indikator kinerja per sasaran.

Adapun analisa dari pencapaian keempat sasaran strategis dari Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat seperti yang terlihat pada tabel 5 di

atas akan diuraikan sebagai berikut:

I. Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari

usaha/kegiatan (SS1)

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategis SS1 terdiri dari 2 indikator kinerja utama, dengan capaian kinerja sebagaimana

tercantum pada tabel 6:

Page 23: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 13

Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS1

No INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

KINERJA KINERJA CAPAIAN

1 Indeks Kualitas Air (IKA) 58 < IKA < 66 65,40 100

2 Indeks Kualitas Udara (IKU) 82 < IKU < 90 82,90 100

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA 100

(sangat baik)

Dari tabel 6 dapat dilihat, rata-rata capaian 2 indikator kinerja sasaran strategis SS1

adalah sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian sasaran ini termasuk kategori

keberhasilan sangat baik. Begitu juga untuk masing-masing indikator dimana persentase

keduanya mempunyai tingkat capaian 100% sehingga masuk dalam kategori

keberhasilan sangat baik.

Adapun pencapaian target kinerja atas SS1 serta analisa dari kedua Indikator Kinerja

Utamanya, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Indeks Kualitas Air (IKA)

1.1. Realisasi

a. Sumber data

Data bersumber dari data primer hasil pemantauan yang dilakukan terhadap 6 (enam)

sungai dalam dua periode, dimana periode I dilaksanakan pada bulan Februari yang

mewakili musim hujan dan periode II dilaksanakan pada bulan Oktober yang mewakili

musim kemarau. Pemantauan dilakukan pada 10 (sepuluh) titik pantau dari hulu sampai

hilir.

Sungai yang dipantau pada tahun 2016 ini merupakan sungai target SPM (Standar

Pelayanan Minimal) yaitu Batang Agam, Batang Ombilin, Batang Pangian, Batang Anai,

Batang Lembang dan Batang Lampasi. Dari enam sungai tersebut, Batang Agam

ditetapkan sebagai baseline dan dasar perhitungan pencapaian target indikator Indeks

Kualitas Air (IKA), mengingat bahwa sungai ini termasuk sungai yang dari hasil

pemantauan setiap tahunnya kualitas airnya cenderung menurun dan melintasi

kabupaten/kota dengan tingkat kepadatan usaha/kegiatan dan pemukiman penduduk

yang relatif lebih besar daripada sungai target SPM lainnya. Namun demikian,

perhitungan IKA tetap dilaksanakan dengan mengambil nilai rata-rata IKA pada setiap

sungai.

b. Acuan dan alat

Untuk dapat menentukan nilai Indeks Kualitas Air (IKA) maka terlebih dahulu harus

dihitung nilai Indeks Pencemaran Air (IPA). Acuan yang digunakan dalam menetapkan

IKA adalah:

- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air;

Page 24: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 14

- Keputusan Menteri LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu

Air (dengan tujuh parameter kunci: TSS, BOD-5, COD, DO, Total Phosphat, Fecal

Coli dan Total Coliform).

- Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penetapan Kriteria

Mutu Air Sungai di Provinsi Sumatera Barat;

- Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penetapan

Klasifikasi Mutu Air Sungai Batang Agam, Batang Pangian dan Batang Lembang.

- Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2011

tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).

c. Metodologi perhitungan

Penentuan nilai capaian IPA didasarkan atas hasil pengukuran kualitas air Sungai Batang

Agam pada seluruh titik pantau (hulu, rentang, hilir) untuk 7 parameter kunci yaitu DO,

COD, TSS, BOD, E. Coli, total coliform dan total phosphat. Cara perhitungannya dengan

penentuan bench mark, min, rerata dan dilakukan perhitungan statistik dengan rumusan:

Keterangan:

- PIj : Indeks pencemaran air (IPA) sungai

- Ci/Lij : perbandingan kadar maksimum hasil uji per parameter dengan baku mutu

- M : Maksimum

- R : rata-rata

Konversi IPA ke IKA dengan rumusan persentase, dimana jumlah titik sampel yang

memenuhi baku mutu dijumlahkan dan dibuat dalam persentase dengan membaginya

terhadap seluruh jumlah sampel. Masing-masing persentase pemenuhan mutu air

kemudian dikalikan bobot indeks yaitu 100 untuk memenuhi, 75 untuk tercemar ringan,

50 untuk tercemar sedang dan 25 untuk tercemar berat. Selanjutnya akan didapatkan

masing-masing nilai indeks per mutu dan kemudian dijumlahkan menjadi indeks kualitas

air untuk Provinsi.

Dari hasil perhitungan didapatkan realisasi angka Indeks Kualitas Air (IKA) adalah 65,40

dari indeks yang ditargetkan berada dalam kisaran 58 < IKA < 66.

Dengan demikian, maka tingkat capaian kinerja untuk indikator ini adalah:

Page 25: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 15

1.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Pengawasan dan pengendalian pencemaran yang dilakukan selama tahun 2016 masih

bersifat mempertahankan mutu kualitas air sungai sesuai dengan target tahun 2016 yaitu

berada pada kisaran/range 58 < IKA < 66. Dengan menggunakan metodologi

perhitungan sebagaimana disebutkan di atas, didapatkan nilai capaian dari IKA sebesar

65,40 atau dengan tingkat capaian 100% dari IKA yang ditargetkan (masuk dalam

kisaran target). Nilai ini diperoleh dari hasil pengujian laboratorium dan pengolahan data

kualitas air sungai skala provinsi. Pemilihan Sungai Batang Agam sebagai baseline dan

untuk mewakili kondisi sungai secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Barat dalam

perhitungan indeks pencemaran air (IPA) didasarkan atas pertimbangan bahwa:

- Melintasi areal Kabupaten/Kota yang padat aktifitas

- Kondisinya cenderung menurun

- Dilakukan pemantauan berkala setiap tahunnya

Nilai IKA Batang Agam tahun 2016 berdasarkan kriteria IKLH termasuk dalam kategori

kurang. Parameter yang sangat mempengaruhi kondisi/kualitas sungai ini adalah

parameter fecal coli dan total coli dengan kategori cemar berat terutama yang berada

pada segmen Kota Bukittinggi dan beberapa titik di Kabupaten Agam. Parameter ini

mengindikasikan bahwa pengelolaan limbah domestik perkotaan sudah sangat

mendesak untuk segera dilakukan. Limbah domestik perkotaan merupakan gabungan

dari limbah rumah tangga, limbah perhotelan, rumah sakit dan rumah potong hewan

(RPH).

Grafik dibawah ini menunjukkan bahwa kondisi sungai di Provinsi Sumatera Barat pada

tahun 2016 secara umum dengan nilai IKA 65,40 (kategori kurang) menurun dari tahun

2015. Nilai ini dihitung berdasarkan nilai IKA rata-rata 6 sungai yang dipantau pada tahun

2016. Bila dibandingkan dengan semua sungai target SPM ini, sungai Batang Ombilin

adalah sungai dengan nilai IKA yang paling rendah.

Page 26: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 16

Grafik 1. Perbandingan nilai IKA Sungai di Sumatera Barat dengan target kinerja

Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai IKA rata-rata dan nilai IKA masing-masing

sungai sudah memenuhi target yang ditetapkan, kecuali sungai Batang Ombilin dengan

nilai IKA dibawah target minimal.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2016, realisasi Indeks

Kualitas Air (IKA) (65,40) sudah masuk ke dalam kisaran target nilai IKA yang ditargetkan

(58 < IKA < 66), dengan kata lain target sudah tercapai. Dengan demikian, capaian

kinerja untuk indikator Indeks Kualitas Air adalah 100%.

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Jika dibandingkan antara tahun 2015 dengan tahun 2016, maka terjadi sedikit penurunan

nilai IKA, dimana pada tahun 2015 nilai IKA (rata-rata) adalah sebesar 66,34, sementara

pada tahun 2016 nilai IKA adalah 65,40.

Berdasarkan Grafik 2 (yang diwakili oleh Sungai Batang Agam) di bawah ini, dapat dilihat

bahwa terjadi penurunan nilai IKA Batang Agam dari tahun 2011 sampai 2014, namun

pada tahun 2015 terjadi peningkatan nilai IKA dan turun lagi pada tahun 2016.

Penurunan ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat sekitar daerah

aliran sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai dan belum adanya upaya

pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan

terhadap daerah aliran sungai tersebut.

Page 27: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 17

Grafik 2. Perbandingan IKA Sungai Batang Agam dari tahun 2011-2015

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Realisasi nilai IKA tahun 2016 yang merupakan tahun pertama dari periode Renstra 2016

– 2021 adalah sebesar 65,40, yang mana angka ini sudah berhasil mencapai target yang

ditetapkan untuk tahun pertama (2016) dalam dokumen Renstra Bapedalda periode 2016

– 2021, yaitu masuk dalam kisaran 58 < IKA < 66. Jika kecenderungan keberhasilan ini

dapat dipertahankan maka target pada akhir periode Renstra untuk indikator dimaksud

akan dapat dicapai.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Tidak ada standar nasional yang ditetapkan untuk suatu daerah. Standar yang ditetapkan

adalah secara umum, sebagai acuan dalam penentuan kriteria atau tingkat pencemaran

air sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini, dimana semakin tinggi angka indeksnya

maka akan semakin baik kualitas airnya.

Tabel 7. Kisaran dan kategori IKLH/IKA/IKU

Kategori Kisaran nilai IKLH/IKA/IKU

Unggul IKLH/IKA/IKU > 90

Sangat baik 82 < IKLH/IKA/IKU ≤ 90

Baik 74 < IKLH/IKA/IKU ≤ 82

Cukup 66 ≤ IKLH/IKA/IKU ≤ 74

Kurang 58 ≤ IKLH/IKA/IKU < 66

Sangat Kurang 50 ≤ IKLH/IKA/IKU < 58

Waspada IKLH/IKA/IKU < 50

Pada tahun 2015, Pemerintah Pusat menetapkan secara nasional ukuran kinerja

pengelolaan air di Indonesia, dimana nilai target IKA untuk tahun 2016 sebesar 52,5.

Berdasarkan target tersebut maka Provinsi Sumatera Barat telah melampaui target yang

ditetapkan tersebut walaupun masih dalam kategori kurang. Grafik 3 berikut ini

menunjukkan perbandingan nilai IKA Provinsi Sumatera Barat dengan target nasional.

Page 28: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 18

Grafik 3. Perbandingan nilai IKA Provinsi Sumatera Barat dengan IKA Nasional

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Tingkat capaian indikator Indeks Kualitas Air sebesar 100% termasuk berhasil dengan

kategori sangat baik. Keberhasilan ini dicapai melalui upaya:

1) Pemantauan yang dilakukan secara rutin dan pembinaan serta pengawasan yang

lebih ketat terhadap usaha/kegiatan yang terindikasi sebagai sumber pencemar yang

berpotensi memberikan dampak kepada sungai.

2) Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam penurunan beban pencemaran sungai

dengan melibatkan masyarakat sekitar dan stakeholder terkait.

Adapun upaya untuk peningkatan kualitas air sungai dari kondisi sekarang menjadi lebih

baik, masih terkendala oleh beberapa hal sebagai berikut:

1) Sumber pencemaran utama berasal dari limbah domestik dan kegiatan skala kecil

seperti hotel/penginapan, klinik, restauran dan industri rumah tangga yang umumnya

tidak mempunyai pengelolaan limbah cair.

2) Pemanfaatan sungai sebagai tempat pembuangan sampah masih dilakukan oleh

masyarakat yang berada disekitar sempadan sungai.

3) Dana pemantauan terhadap sumber pencemar yang merupakan kewenangan

kabupaten/kota tidak memadai.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator IKA telah dialokasikan

anggaran di beberapa kegiatan pendukung pada DPA Bapedalda sebesar Rp.

815.000.000, terealisasi sebesar Rp. 755.470.473,- atau 92,7%.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator IKA

sebanyak 1 program (Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

Page 29: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 19

dengan 1 kegiatan utama dan 4 kegiatan pendukung untuk mengendalikan sumber

pencemar, yaitu:

1) Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi (kegiatan utama)

2) Pengawasan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Lingkungan usaha/kegiatan

3) PROPERDA (Program Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan Daerah)

4) Pengkajian Penetapan Status Mutu Air dan Daya Tampung Air Sungai Lintas

Kabupaten/Kota

5) Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Dalam Penurunan Beban Pencemaran

Sungai.

Kegiatan utama tersebut masih membutuhkan tambahan anggaran di tahun-tahun

berikutnya agar dapat juga mengukur nilai IKA sehingga dapat ditindaklanjuti hasilnya

pada sungai-sungai lain skala provinsi yang saat ini belum dapat dijangkau oleh

Bapedalda disebabkan berbagai keterbatasan, termasuk anggaran. Sungai skala provinsi

yang menjadi kewenangan provinsi dalam pengawasan dan pengendalian

pencemarannya adalah lebih kurang 47 sungai, smentara saat ini baru dapat dilakukan

pengawasan untuk 6 sungai saja.

2. Indeks Kualitas Udara (IKU)

2.1. Realisasi

a. Sumber Data

Data primer bersumber dari pemantauan langsung kualitas udara ambien dengan metode

passive sampler yang dilakukan melalui kegiatan dekosentrasi Kementerian lingkungan

Hidup dan Kehutanan terhadap 15 (lima belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Barat yang telah masuk ke dalam Jaringan Nasional Passive Sampler, yaitu Kota

Padang, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang,

Kota Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Padang

Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten

Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat.

Lokasi titik pantau tersebut mewakili 4 (empat) kondisi di masing-masing Kabupaten/kota,

yaitu kawasan pemukiman, kawasan perkantoran, kawasan industri dan kawasan padat

lalu lintas.

b. Acuan dan alat

Acuan/alat yang digunakan dalam menetapkan IKU adalah:

- Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

- Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup, tahun

2011

Page 30: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 20

c. Metodologi perhitungan

Untuk pemantauan kualitas udara dengan passive sampler, perhitungan indeks kualitas

udara mengadopsi EU Directives, yaitu membandingkan nilai rata-rata tahunan terhadap

standar EU Directives, dengan formula :

Indeks Udara IKLH = 100 – 50/0.9 *( (leu – 0,1))

Leu = rata-rata SO2 hasil pemantauan dibagi SO2 Ref EU dan NO2 hasil pemantauan

dibagi NO2 Ref EU

Referensi EU untuk kualitas udara adalah sebagai berikut:

Pollutan Nilai Limit (µg/m3)

NO2 Rata –rata 40

SO2 Rata-rata 20

Langkah - langkah menghitung IKU adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2 dari tiap periode pamantauan untuk

masing-masing lokasi (titik) sehingga didapat data rerata untuk area transportasi (A),

Industri (B), pemukiman/perumahan (C1) dan komersial/perkantoran/perdagangan

(C2).

2. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2 untuk masing-masing Kota/kabupaten

yang merupakan perhitungan rerata dari ke empat titik pemantauan.

3. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2 untuk provinsi yang merupakan

perhitungan rerata dari kota/kabupaten.

4. Angka rerata NO2 dan SO2 provinsi dibandingkan dengan Referensi EU akan

didapatkan Indeks Udara Model EU (IEU) atau indeks antara sebelum

dinormalisasikan pada indeks IKLH.

5. Indeks Udara Model EU (IEU) dikonversikan menjadi indeks IKLH melalui

persamaan: Indeks Udara IKLH = 100 – 50/0.9 *( (leu – 0,1))

6. Kriteria Indeks Udara untuk IKLH ditentukan dalam skala unggul sampai dengan

waspada dengan nilai sebagaimana tabel 7 di atas.

7. Selanjutnya tingkat capaian indikator IKU dihitung dengan rumus:

Realisasi X 100 % Target kinerja

2.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Menggunakan prosedur sebagaimana tersebut di atas, didapatkan nilai IKU Sumatera

Barat adalah sebesar 82,90, yang mana nilai ini sudah masuk ke dalam range/kisaran

yang ditargetkan (82 < IPU 90) atau 100% dari target. Dengan nilai IKU tersebut kualitas

udara di Sumatera Barat termasuk kategori sangat baik.

Page 31: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 21

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Apabila dibandingkan dengan pemantauan kualitas udara ambien passive sampler tahun

2015, terjadi penurunan pada tahun 2016. Indeks Kualitas Udara Provinsi Sumatera

Barat tahun 2015 adalah 88,48 sedangkan tahun 2016, IKU-nya 82,9 atau menurun

6,03%. Hal ini disebabkan antara lain oleh pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor

yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2015 dan adanya peningkatan aktifitas

kendaraan bermotor di lokasi titik sampel passive sampler. Namun bila ditinjau dari

jumlah keikutsertaan Kabupaten/kota dalam Jaringan Passive Sampler Nasional, maka

jumlah tahun 2016 lebih banyak daripada tahun 2015. Jumlah kabupaten/kota peserta

Jaringan passive sampler tahun 2016 adalah 15 Kabupaten/kota sedangkan tahun 2015

adalah 10 kabupaten/kota atau meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Berikut dapat

dilihat pertambahan jumlah Kabupaten/Kota Passive Sampler dan nilai IKU tahun 2015

dan 2016

Grafik 4. Jumlah kabupaten/Kota jaringan Passive Sampler Sumatera Barat

Grafik 5. Perbandingan IKU Tahun 2015 dan 2016

Page 32: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 22

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Realisasi nilai IKU tahun 2016 yang merupakan tahun pertama dari periode Renstra 2016

– 2021 adalah sebesar 82,90, yang mana angka ini sudah berhasil mencapai target

ditetapkan untuk tahun pertama (2016) dalam dokumen Renstra Bapedalda periode 2016

– 2021, yaitu masuk dalam kisaran 82 < IKU < 90. Apabila kecenderungan keberhasilan

ini dapat dipertahankan, maka target nilai IKA pada akhir periode Renstra akan dapat

dicapai.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Perbandingan dilakukan dengan nilai target IKU nasional tahun 2016, dimana target IKU

nasional tahun 2016 adalah 81,5 artinya bila dibandingkan dengan standar nasional,

kondisi kualitas udara Sumatera Barat masih lebih baik 0,49% dibandingkan dengan

target rata-rata nasional.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Capaian indikator Indeks Kualitas Udara sebesar 100% termasuk berhasil dengan

kategori sangat baik. Keberhasilan ini dicapai melalui upaya:

- Pelaksanaan pemantauan yang dilakukan secara rutin tiap tahun, dalam bentuk

pembinaan oleh Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota.

- Melakukan pemantauan rutin dengan frekuensi 2 kali dalam setahun agar data lebih

akurat oleh kabupaten/kota

- Menciptakan program-program yang dapat mengurangi pencemaran udara seperti

memberlakukan Car Free Day, penggunaan moda angkutan umum yang lebih

terarah, dan penanaman pohon-pohon yang lebih banyak.

- Pengawasan terhadap sumber-sumber pencemar.

- Upaya pengendalian pencemaran udara melalui pembinaan monitoring kepada

masing-masing kabupaten/kota.

Disamping upaya-upaya tersebut, terdapat 2 (dua) faktor penyebab kualitas udara

Sumatera Barat masih terkategori sangat baik yaitu:

- Sumber pencemar masih sedikit dibandingkan daya serap lingkungan

- Ruang terbuka hijau dan hutan masih baik untuk menyerap sumber pencemaran.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator IKU telah dialokasikan

anggaran sebesar Rp. 69.572.000, terealisasi 69.119.100 (APBN) atau 99,35% dan di

APBD sebesar Rp. 953.080.000,-, terealisasi sebesar 937.385.445,- atau 98,35%.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Terdapat beberapa kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja

pemantauan kualitas udara ambien antara lain:

Page 33: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 23

1. Kegiatan Utama

Pemantauan Kualitas udara Passive Sampler (APBN)

Pemantauan Kualitas Udara Ambien

2. Kegiatan Pendukung

Monev dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK

Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan

Program Penilaian Kinerja Perusahaan

Program Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan Kegiatan

Adipura

Gerakan Sumatera Barat Bersih

Peningkatan Koordinasi Keanekaragaman Hayati

Dengan tercapainya target indikator kualitas udara yang ditetapkan pada tahun 2016,

maka kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai untuk memenuhi target/sasaran. hanya

saja salah satu kegiatan penunjang utama masih bersumber dari APBN, karena metode

pemantauan kualitas udara untuk menghasilkan data nilai IKU hanya ada di kegiatan

passive sampler (APBN). Adapun data hasil kegiatan pemantauan kualitas udara ambien

yang bersumber dari APBD hanya sebagai pembanding.

Namun perlu ditambahkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan Pemantauan Kualitas

Udara Ambien disamping pengambilan sampel udara dan analisa laboratorium serta

pengiriman hasil dan saran pengendalian pencemaran udara melalui surat tindak lanjut

(follow up) juga perlu didukung oleh aksi kabupaten/kota dan OPD terkait untuk

melakukan upaya pengendalian pencemaran udara seperti menambah tutupan vegetasi

dan ruang terbuka hijau, penertiban kendaraan bermotor yang tidak laik (dari segi emisi

gas buang), sosialisasi pengendalian pencemaran udara, himbauan tidak melakukan

pembakaran sampah dan lain sebagainya.

Selain program-program yang ada di Bapedalda Provinsi Sumatera Barat, diperlukan

juga sinergi program-program terkait lainnya yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah

(OPD) yang lain, seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, Bappeda dan lain

sebagainya untuk mendukung perbaikan atau minimal mempertahankan kualitas udara

Provinsi Sumatera Barat.

II. Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis (SS2)

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategis SS2 terdiri dari 3 indikator kinerja utama, dengan capaian kinerja sebagaimana

tercantum pada tabel 8:

Page 34: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 24

Tabel 8. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS2

No INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

KINERJA KINERJA CAPAIAN

1. Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah mengimplementasikan Standar Operating Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang-undangan

70% 100% 142,86

2. Persentase usaha dan/atau kegiatan yang menaati peraturan perundang-undangan lingkungan hidup

50% 48,31% 96,62

3. Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

40% 70,37% 175,92

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA 138,46

(sangat baik)

Dari tabel 8 dapat dilihat, rata-rata capaian 3 indikator kinerja sasaran strategis SS2

adalah sebesar 138,46%. Keberhasilan pencapaian sasaran ini termasuk kategori

keberhasilan sangat baik. Begitu juga untuk masing-masing indikator dimana tingkat

capaiannya >84% dan bahkan 2 diantaranya >100% sehingga masuk dalam kategori

keberhasilan sangat baik.

Adapun pencapaian target kinerja atas SS2 serta analisa dari ketiga Indikator Kinerja

Utamanya, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah

mengimplementasikan Standar Operating Procedure (SOP) sesuai peraturan

perundang-undangan

1.1. Realisasi

a. Sumber Data

Data bersumber dari hasil pelaksanaan sub kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan

penilaian Amdal yang berada pada kegiatan Penyelenggaraan Amdal di Provinsi

Sumatera Barat. Hasil dari pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan

penilaian Amdal menjadi indikator kinerja persentase KPA kabupaten/Kota yang telah

mengimplementasikan SOP sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

KPA kabupaten/kota yang ditinjau/dinilai ketaataannya dalam mengimplementasikan

SOP sesuai peraturan perundang-undangan pada suatu tahun tertentu adalah KPA

kabupaten/kota yang masih berlaku lisensinya (aktif melakukan penilaian Amdal) pada

tahun tersebut. Untuk KPA kabupaten/kota yang belum pernah melakukan penilaian

Amdal yang selama periode tahun tertentu (sejak diterbitkan lisensi) atau KPA

kabupaten/kota yang baru mendapatkan lisensi pada akhir tahun tertentu tidak dapat

dijadikan objek sasaran/target karena kinerja KPA kabupaten/kota tersebut tentunya baru

Page 35: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 25

dapat dievaluasi/dinilai setelah tugas dan fungsinya dijalankan (telah melakukan

penilaian dokumen Amdal).

Pada tahun 2016 terdapat 5 (lima) KPA kabupaten/kota berlisensi, yaitu KPA Kabupaten

Agam, KPA Kabupaten Pasaman Barat, KPA Kabupaten Lima Puluh Kota, KPA

Kabupaten Pasaman dan KPA Kota Padang. Dari kelima KPA kabupaten/kota yang

memenuhi kriteria sebagai objek sasaran/target penilaian sebagaimana tersebut di atas,

4 (empat) diantaranya menjadi objek kegiatan evaluasi kinerja pada tahun 2016, yakni

Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota

Padang. Untuk 1 (satu) kabupaten lainnya (Kabupaten Pasaman) yang tidak menjadi

objek kegiatan evaluasi kinerja, dikarenakan lisensi KPA Kabupaten Pasaman baru terbit

pada Januari 2016 dan belum melakukan proses penilaian dokumen Amdal.

b. Acuan dan alat

Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal, dan

dalam menentukan realisasi kinerja untuk indikator kinerja persentase jumlah KPA

kabupaten/kota yang mengimplementasikan SOP sesuai peraturan, terdapat beberapa

aturan/regulasi dan alat yang dipedomani/digunakan, yaitu:

1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

2) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 25 Tahun 2009 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Terhadap KPA Daerah.

4) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 2010 tentang Persyaratan

dan Tata Cara Lisensi KPA.

5) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

6) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan

Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Izin

Lingkungan.

7) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana

Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin

Lingkungan.

8) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 14 Tahun 2012 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Metodologi perhitungan

Dalam menghitung persentase jumlah KPA kabupaten/kota yang telah

mengimplementasikan SOP sesuai peraturan perundang-undangan, dilakukan

perbandingan antara jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP

sesuai peraturan dan jumlah seluruh KPA kabupaten/kota (yang masih berlaku

Page 36: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 26

lisensinya/aktif melakukan penilaian Amdal), dengan target kinerja untuk tahun 2016

adalah 70%. Formula/rumusannya adalah sebagai berikut:

Jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan × 100 %

Jumlah seluruh KPA kabupaten/kota

Untuk menentukan apakah suatu KPA kabupaten/kota telah atau belum

mengimplementasikan SOP sesuai peraturan, langkah awal yang dilakukan adalah

melalui penilaian/analisis terhadap pemenuhan/kesesuaian/ketaatan atas 3 (tiga) kriteria,

yaitu persyaratan lisensi KPA, penatalaksanaan/administrasi proses penilaian Amdal dan

mutu dokumen Amdal. Ketiga kriteria di atas masing-masingnya memiliki item-item

penilaian yang mendasari besarnya pembobotan (persentase) penilaian untuk ketiga

kriteria dimaksud. Lebih jelasnya dapat dilihat uraian pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Persentase Pembobotan dan Item-Item Penilaian untuk 3 (Tiga) Kriteria Pengimplementasian SOP dalam Penyelenggaraan Amdal KPA Kabupaten/Kota

No. Item-Item Penilaian untuk Ketiga Kriteria Bobot

(%)

1. Persyaratan Lisensi KPA

a. Ketua KPA dipimpin oleh pejabat minimal setingkat eselon II.

b. Memiliki sekretariat KPA yang berkedudukan di instansi lingkungan hidup kabupaten/kota.

c. Memiliki tim teknis dengan sumber daya manusia yang telah lulus pelatihan penyusunan Amdal paling sedikit 2 (dua) orang, dan pelatihan penilaian Amdal paling sedikit 3 (tiga) orang.

d. Keanggotaan tim teknis minimal mencakup tenaga ahli di bidang biogeofisik-kimia, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan perencanaan pembangunan wilayah.

e. Keanggotaan KPA minimal mencakup instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, penanaman modal, pertanahan, kesehatan, wakil dari instansi pusat/provinsi/kabupaten/kota terkait dengan dampak usaha dan/atau kegiatan, ahli di bidang yang berkaitan dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, ahli di bidang yang berkaitan dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan, wakil dari organisasi lingkungan hidup yang terkait dengan usaha dan/atau kegiatan, masyarakat terkena dampak dan unsur lain sesuai kebutuhan.

f. Adanya organisasi lingkungan hidup atau LSM sebagai salah satu anggota KPA (AD/ART bergerak di bidang lingkungan hidup).

g. Adanya kerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi, atau yang mempunyai kemampuan menguji contoh uji kualitas lingkungan hidup, paling sedikit untuk parameter air dan udara.

30%

2. Penatalaksanaan/Administrasi Penilaian Amdal

a. Pengumuman dilakukan 10 (sepuluh) hari kerja sebelum penilaian Kerangka Acuan.

b. Format penyusunan dokumen Amdal sesuai pedoman penyusunan.

c. Persyaratan kompetensi penyusun Amdal.

d. Undangan dan dokumen Amdal disampaikan dan diterima oleh peserta rapat minimal 10 (sepuluh) hari kerja sebelum rapat.

e. Perbaikan dokumen setelah dilaksanakan rapat.

40%

Page 37: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 27

No. Item-Item Penilaian untuk Ketiga Kriteria Bobot

(%)

f. Telah diterbitkan keputusan persetujuan Kerangka Acuan sebelum dilakukan rapat penilaian Andal dan RKL-RPL.

g. Proses penilaian dokumen 30 (tiga puluh) hari kerja untuk Kerangka Acuan dan 75 (tujuh puluh lima) hari kerja untuk melakukan Andal dan RKL-RPL.

h. Penetapan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai kewenangan.

i. Mengundang masyarakat terkena dampak dan yang berkepentingan/terkait.

j. Pengumuman permohonan Izin Lingkungan paling lama 5 (lima) hari setelah dokumen Andal dan RKL-RPL dinyatakan lengkap secara administrasi.

k. Pengumuman penerbitan Izin Lingkungan paling lama 5 (lima) hari setelah diterbitkannya Izin Lingkungan.

3. Mutu Dokumen Amdal

a. Kesesuaian muatan dokumen dengan peraturan perundang-undangan terkait penyusunan Amdal (uji keharusan).

b. Konsistensi antar muatan-muatan terkait dalam dokumen dan antar dokumen (uji konsistensi).

c. Relevansi antar muatan terkait arahan pengelolaan dan pemantauan LH dalam Andal dengan item-item RKL-RPL, serta muatan RKL-RPL lainnya (uji relevansi).

d. Ketepatan/kesahihan data/metode yang digunakan dan kedalaman kajian Amdal (uji kedalaman).

30%

T o t a l 100%

Komponen yang paling penting dan berkaitan langsung dalam menentukan/menilai

kesesuaian/tingkat ketaatan KPA terhadap SOP/NSPK penyelenggaraan Amdal yang

berlaku adalah kriteria penatalaksanaan/administrasi penilai Amdal yang bobot

penilaiannya mencapai 40%. Sementara untuk kriteria persyaratan lisensi KPA dan mutu

dokumen Amdal bobot penilaiannya diberikan dengan persentase yang sama (30%)

dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Persyaratan lisensi KPA seyogianya dapat dipenuhi oleh seluruh KPA kabupaten/kota

yang berlisensi (nilai kesesuaian/ketaatan 100%), karena hal ini merupakan syarat

dalam mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi lisensi KPA.

2) Meski tidak berkaitan langsung dengan indikator capaian kinerja, mutu/kualitas

dokumen Amdal yang dinilai oleh KPA suatu kabupaten/kota sebenarnya dapat

mencerminkan tingkat kesesuaian/ketaatan KPA kabupaten/kota yang bersangkutan

dalam mengimplementasikan SOP penyelenggaraan Amdal sesuai ketentuan yang

berlaku. Melalui implementasi SOP penyelenggaraan Amdal yang optimal tentunya

diharapkan dapat melahirkan dokumen-dokumen Amdal yang bermutu dan

berkualitas.

Khusus untuk kriteria mutu dokumen Amdal, penilaiannya dilakukan dengan

mempedomani hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi mutu dokumen Amdal yang

Page 38: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 28

dilakukan terhadap KPA kabupaten/kota yang bersangkutan pada tahun lalu atau

beberapa tahun sebelumnya mengingat kriteria tersebut tidak terlingkup dalam kegiatan

evaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal yang menjadi sumber/acuan data

untuk indikator kinerja ini. Pertimbangannya adalah:

1) Bahwa berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi mutu dokumen Amdal

selama periode 2012 – 2015 diketahui bahwa secara umum mutu/kualitas dokumen

Amdal yang dinilai oleh KPA kabupaten/kota cenderung sama dan tidak ada

perubahan yang cukup signifikan ke arah peningkatan, terutama mutu/kualitas

dokumen pada beberapa KPA yang telah mendapatkan evaluasi/pembinaan

beberapa kali selama periode tersebut, sehingga diperkirakan dokumen Amdal yang

dinilai KPA kabupaten/kota pada tahun 2016 ini mutu/kualitasnya masih sama dengan

mutu/kualitas dokumen yang dinilai pada beberapa tahun sebelumnya.

2) Hasil evaluasi mutu dokumen Amdal yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan RI terhadap provinsi/kabupaten/kota lainnya di Indonesia

diketahui tidak jauh berbeda. Mutu/kualitas dokumen Amdal pada provinsi/

kabupaten/kota tersebut cenderung kurang memenuhi standar akibat inkonsistensi

data/informasi serta lemahnya kajian dan penggunaan metodologi di dalam muatan

dokumen.

Selanjutnya, untuk menentukan apakah KPA suatu kabupaten/kota telah

mengimplementasikan SOP sesuai peraturan, dilakukan dengan membandingkan

kumulatif persentase penilaian ketiga kriteria sebagaimana dimaksud di atas dengan

persentase tetapan standar pemenuhan/ketaatan dari indikator yang dikaji. Untuk

indikator kinerja ini ditetapkan standar minimal pemenuhan/ketaatan adalah 70%, artinya,

jika kumulatif persentase penilaian 3 (tiga) kriteria untuk KPA suatu kabupaten/kota

nilainya ≥ 70%, maka terhadap KPA kabupaten/kota tersebut disimpulkan telah

mengimplementasikan SOP sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pertimbangan tetapan standar pemenuhan/ketaatan sebagaimana tersebut di atas

adalah bahwasanya nilai minimal persentase tingkat ketaatan KPA suatu kabupaten/kota

dalam mengimplementasikan SOP sesuai peraturan perundang-undangan sebesar 70%

dianggap dapat menunjukkan kesesuaian/ketaatan KPA kabupaten/kota tersebut dalam

mengimplementasikan SOP penyelenggaraan Amdal secara optimal. Namun ke depan

tidak menutup kemungkinan nilai/standar minimal ini mengalami peningkatan seiring

dengan perkembangan dan dinamika penyelenggaraan Amdal di kabupaten/kota.

Kumulatif persentase penilaian ketiga kriteria diperoleh dengan menjumlahkan hasil

perkalian bobot dengan persentase hasil penilaian kesesuaian/pemenuhan item-item

untuk masing-masing kriteria. Lebih jelasnya mengenai hasil perhitungan realisasi kinerja

untuk kondisi tahun 2016 ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 39: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 29

1.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Menggunakan alat sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka dilakukan perhitungan dan

analisa sebagaimana hasilnya dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian/Ketaatan KPA Kabupaten/Kota dalam

Mengimplementasikan SOP Sesuai Peraturan Tahun 2016

No. KPA Kabupaten/ Kota

Penilaian untuk Ketiga

Kriteria (%) Kumulatif

Tertimbang

(%)

Kesimpulan

(1) (2) (3)

1. Kabupaten Agam 100,00 77,78 50,00 76,11 Taat

2. Kabupaten Pasaman Barat 100,00 77,78 50,00 76,11 Taat

3. Kabupaten Lima Puluh Kota 85,71 88,89 50,00 76,27 Taat

4. Kota Padang 85,71 100 50,00 80,71 Taat

5. Kabupaten Pasaman 100,00 88,89 50,00 80,56 Taat

Rata-Rata 77,95

Keterangan:

- Kriteria (1): Persyaratan Lisensi KPA

- Kriteria (2): Penatalaksanaan/administrasi penilaian dokumen Amdal

- Kriteria (3): Mutu dokumen Amdal

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian/ketaatan KPA kabupaten/kota yang

tersaji dalam tabel 10 diketahui bahwa kelima KPA kabupaten/kota yang menjadi objek

sasaran tingkat ketaatan dalam penyelenggaraan Amdalnya telah mengimplementasikan

SOP sesuai peraturan. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase kumulatif untuk ketiga

kriteria penilaian (kumulatif tertimbang) yang diperoleh masing-masing KPA

kabupaten/kota tersebut ≥ 70%. Selain itu beberapa hal yang dapat dijelaskan sekaitan

dengan data pada Tabel 10 adalah sebagai berikut:

1. Untuk penilaian persyaratan lisensi, KPA Kabupaten Agam telah memenuhi kriteria

yang dipersyaratkan. Sedangkan penilaian penatalaksanaan/administrasi penilaian

Amdal, KPA Kabupaten Agam belum memenuhi semua kriteria yang

dipersyarakatkan yaitu belum melakukan pengumuman 10 (sepuluh) hari sebelum

penilaian Kerangka Acuan dan undangan/dokumen Amdal belum disampaikan dan

diterima oleh peserta rapat minimal 10 (sepuluh) hari kerja sebelum rapat. Terkait

dengan kriteria mutu dokumen Amdal, dianalogkan dengan hasil penilaian pada

tahun sebelumnya (2015) yakni masih terdapat inkonsistensi antar muatan-muatan

terkait dalam dokumen dan antar dokumen (uji konsistensi) serta

ketepatan/kesahihan data/metode yang digunakan dan kedalaman kajian Amdal (uji

kedalaman).

Page 40: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 30

2. KPA Kabupaten Pasaman Barat telah memenuhi semua kriteria penilaian

persyaratan lisensi KPA. Hal ini terkait dengan lisensi KPA yang diperbarui oleh

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat yang habis masa berlakunya pada bulan Mei

2015. Dengan telah diterbitkannya rekomendasi perpanjangan lisensi dan bukti

lisensi KPA tersebut pada bulan September 2016 maka tentunya persyaratan lisensi

KPA Kabupaten Pasaman Barat dipastikan telah terpenuhi sesuai ketentuan yang

berlaku. Sedangkan untuk penilaian tingkat ketaatan untuk KPA Kabupaten

Pasaman Barat yang dianalogkan dengan hasil penilaian pada tahun sebelumnya

(2015) hanya untuk kriteria penatalaksanaan/administrasi penilaian dokumen Amdal

dan mutu dokumen Amdal karena selama periode September – Desember 2016 tidak

ada melakukan penilaian dokumen Amdal.

3. Terkait dengan penilaian persyaratan lisensi KPA, keanggotaan tim teknis KPA

Kabupaten Limapuluh Kota belum sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku. Sedangkan untuk penilaian penatalaksanaan/administrasi Amdal, KPA

Kabupaten Lima Puluh Kota belum memenuhi persyaratan administrasi terkait Inpres

No. 8 Tahun 2015 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan

Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut (PIPPIB). Untuk kriteria mutu

dokumen Amdal, dianalogkan dengan hasil penilaian pada tahun sebelumnya (2015)

yakni masih terdapat inkonsistensi antar muatan-muatan terkait dalam dokumen dan

antar dokumen (uji konsistensi) serta ketepatan/kesahihan data/metode yang

digunakan dan kedalaman kajian Amdal (uji kedalaman).

4. Untuk penilaian persyaratan lisensi, KPA Kota Padang belum memenuhi salah satu

kriteria yaitu Ketua Tim Teknis pada surat Ka. Bapedalda Kota Padang No. 5 Tahun

2016 berbeda dengan pejabat eselon III yang membidangi Amdal di Bapedalda Kota

Padang. Sedangkan untuk penilaian penatalaksanaan/administrasi penilaian Amdal,

KPA Kota Padang telah memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan. Untuk kriteria

mutu dokumen Amdal, dianalogkan dengan hasil penilaian pada tahun sebelumnya

(2015) yakni masih terdapat inkonsistensi antar muatan-muatan terkait dalam

dokumen dan antar dokumen (uji konsistensi) serta ketepatan/kesahihan

data/metode yang digunakan dan kedalaman kajian Amdal (uji kedalaman).

5. KPA Kabupaten Pasaman, telah memenuhi semua kriteria penilaian persyaratan

lisensi KPA karena lisensi KPA Kabupaten Pasaman baru terbit pada bulan Januari

2016 maka tentunya persyaratan lisensi KPA Kabupaten Pasaman dipastikan telah

terpenuhi sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan untuk penilaian

penatalaksanaan/administrasi penilaian Amdal, dianalogkan dengan hasil penilaian

pada tahun sebelumnya (2015) karena belum melakukan penilaian dokumen Amdal.

Untuk kriteria mutu dokumen Amdal, dianalogkan dengan hasil penilaian pada tahun

sebelumnya (2015) yakni masih terdapat inkonsistensi antar muatan-muatan terkait

Page 41: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 31

dalam dokumen dan antar dokumen (uji konsistensi) serta ketepatan/kesahihan

data/metode yang digunakan dan kedalaman kajian Amdal (uji kedalaman).

Dengan diketahuinya jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP

sesuai peraturan pada tahun 2016, maka dapat dihitung realisasi kinerja dengan

menggunakan rumusan sebagaimana yang telah ditetapkan. Realisasi kinerja tersebut

adalah sebagai berikut:

Realisasi Kinerja

=

Jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan × 100%

Jumlah seluruh KPA kabupaten/kota

= 5

× 100% = 100% 5

Hasil perhitungan realisasi kinerja untuk indikator kinerja persentase KPA kabupaten/kota

yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan perundang-undangan

sebagaimana uraian di atas menunjukkan angka 100%. Persentase realisasi ini cukup

jauh melebihi dari target kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya untuk indikator kinerja

ini, yakni sebesar 70%. Capaian kinerja untuk tahun 2016 diperoleh dengan

membandingkan realisasi dan target kinerja pada tahun tersebut, dengan hasil

perhitungan sebagai berikut:

Capaian Kinerja

= Realisasi kinerja

× 100% Target kinerja yang telah ditetapkan

= 100

× 100% 70

= 142,86%

Melebihinya pencapaian realisasi dari target kinerja yang telah ditetapkan untuk indikator

kinerja ini dengan capaian kinerja > 100% menunjukkan bahwa penyelenggaraan Amdal

oleh KPA kabupaten/kota di Sumatera Barat pada tahun 2016 telah dilakukan dengan

cukup baik dan optimal yang ditunjukkan dengan tingkat ketaatan terhadap

penerapan/implementasi SOP sesuai peraturan perundang-undangan.

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dilakukan terhadap kondisi pencapaian

realisasi pada 2 (dua) tahun sebelumnya, yakni 2015 dan 2014. Berdasarkan hasil

perhitungan realisasi kinerja untuk indikator kinerja persentase jumlah KPA

kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan pada kedua

tahun tersebut, dapat dilihat pada Tabel 11 dan Grafik 6.

Page 42: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 32

Tabel 11. Perbandingan Realisasi Kinerja untuk Indikator Kinerja Jumlah KPA Kabupaten/Kota yang Telah Mengimplementasikan SOP Sesuai Peraturan Tahun 2014 – 2016

No. Uraian/ Item yang Ditinjau Tahun

2014 2015 2016

1. Jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan

5 4 5

2. Jumlah seluruh KPA kabupaten/kota 6 4 5

3. Persentase realisasi kinerja (%) 83,33 100 100

Terkait dengan hasil perhitungan dan perbandingan realisasi kinerja untuk indikator

kinerja jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai

peraturan dari tahun 2014 – 2016 sebagaimana disajikan dalam Tabel 11, terdapat

beberapa hal yang menjadi catatan dan perlu menjadi perhatian ke depan, yaitu:

1) Tetapan standar kesesuaian/ketaatan yang menentukan bahwa KPA suatu

kabupaten/kota telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan untuk tahun

2014 dan 2015 adalah sama dengan tetapan standar untuk tahun 2016, yakni

tingkat ketaatan ≥ 70%.

2) Penilaian tetap mengacu kepada 3 (tiga) kriteria, yakni persyaratan lisensi KPA,

penatalaksanaan/administrasi penilaian Amdal dan mutu dokumen Amdal. Khusus

penilaian terhadap mutu dokumen Amdal, beberapa analogi tetap dilakukan untuk

beberapa KPA kabupaten/kota yang tidak menjadi objek kegiatan evaluasi mutu

dokumen Amdal selama periode 2014 – 2015 nilai kesesuaian/ketaatan adalah

50%.

Grafik 6. Perbandingan antara Jumlah KPA Kabupaten/Kota yang Mengimplementasikan

SOP Sesuai Peraturan dengan Jumlah Seluruh KPA Kabupaten/Kota Periode 2014 –

2016

3) Terdapat perbedaan jumlah KPA kabupaten/kota yang menjadi objek sasaran/target

(yang menjadi data penyebut pada rumusan perhitungan realisasi kinerja) untuk

Page 43: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 33

masing-masing tahun yang ditinjau. Perbedaan ini terkait dengan status lisensi dan

keberadaan KPA. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

- Pada tahun 2014 terdapat 6 (enam) KPA kabupaten/kota yang menjadi objek

sasaran/target penilaian, dimana 4 (empat) diantaranya merupakan KPA yang

menjadi objek sasaran/target pada tahun 2015, ditambah dengan 2 (dua) KPA

lainnya, yakni KPA Kabupaten Solok dan KPA Kabupaten Solok Selatan. KPA

Kabupaten Pasaman tidak menjadi objek yang ditinjau karena lisensi KPA-nya

telah habis sejak akhir tahun 2013. Untuk KPA Kabupaten Tanah Datar dan KPA

Kota Padang Panjang yang masih belum melakukan penilaian Amdal selama

tahun 2014 juga tidak dapat dijadikan objek sasaran/target penilaian pada saat

itu.

- Pada tahun 2015, terdapat 4 (empat) KPA kabupaten/kota yang menjadi objek

sasaran/target penilaian yaitu KPA Kabupaten Agam, KPA Kabupaten Pasaman

Barat, KPA Kabupaten Lima Puluh Kota dan KPA Kota Padang. Dua KPA yang

sebelumnya menjadi objek pada tahun 2014 tidak memenuhi kriteria untuk

dijadikan objek pada tahun 2015 karena masa berlaku lisensinya telah habis

(KPA Kabupaten Solok dan KPA Kabupaten Solok Selatan), dan kedua KPA

tersebut sampai saat ini belum dapat memperpanjang lisensinya karena

terkendala status kelembagaan instansi lingkungan hidup yang masih berbentuk

Kantor (setingkat eselon III). Selain itu, pada bulan Desember 2015 Bapedalda

Provinsi Sumatera Barat telah memberikan rekomendasi perpanjangan lisensi

untuk KPA Kabupaten Pasaman. Berdasarkan informasi dari pihak Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman, pada akhir Desember 2015 Bupati

Pasaman telah menerbitkan bukti lisensi untuk KPA tersebut, sehingga

diperkirakan KPA ini berpeluang besar menjadi salah satu objek sasaran/target

penilaian pada tahun 2016.

- Pada tahun 2016, terdapat empat (4) KPA kabupaten/kota yang menjadi objek

sasaran/target penilaian, dimana KPA yang menjadi objek sasaran/target sama

dengan pada tahun 2015. Sedangkan untuk KPA Kabupaten Pasaman lisensi

KPA-nya baru diterbitkan pada Januari 2016 dan belum ada melakukan penilaian

dokumen AMDAL, penilaian tingkat ketaatannya dalam mengimplementasikan

SOP penyelenggaraan Amdal dilakukan dengan mempedomani hasil evaluasi

kinerja pada tahun sebelumnya (2015).

Berdasarkan penjelasan/uraian sebelumnya, capaian indikator kinerja persentase

KPA kabupaten/kota yang mengimplementasikan SOP sesuai peraturan untuk tahun

2016 adalah 142,85%, yang didapat dari perbandingan nilai realisasi kinerja sebesar

100% (Tabel 11) dan target kinerja sebesar 70%. Untuk tahun 2015, nilai realisasi

kinerja diketahui sama dengan realisasi tahun 2016, yakni sebesar 100% (Tabel 11)

Page 44: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 34

dengan target kinerja pada tahun 2015 (hanya sebesar 60%), maka hal ini

berpengaruh terhadap hasil/perhitungan capaian kinerjanya, dimana capaian yang

didapatkan pada tahun 2015 lebih besar dari pada tahun 2016, yakni sebesar

166,67%. Kondisi ini bukanlah merupakan suatu permasalahan karena pada

prinsipnya capaian kinerja untuk kedua tahun tersebut telah mencapai > 100%, atau

dengan kata lain realisasi yang diperoleh telah sesuai/memenuhi target yang

direncanakan.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Target jangka menengah adalah target untuk masing-masing indikator kinerja yang

ditetapkan pada akhir periode Renstra, yaitu pada tahun 2021. Dikarenakan realisasi dan

capaian yang ditinjau adalah untuk tahun 2016 (tahun pertama periode Renstra 2016 –

2021), maka berdasarkan perhitungan dan uraian/penjelasan di atas, realisasi kinerja

untuk indikator persentase jumlah KPA kabupaten/kota yang mengimplementasikan SOP

sesuai peraturan telah tercapai/melebih target yang ditetapkan, dan capaiannya > 100%.

Melihat kecenderungan keberhasilan ini, maka rencana pencapaian target pada akhir

periode Renstra di tahun 2021 akan dapat dicapai.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Belum ada standar nasional yang ditetapkan yang sekaligus dapat dipedomani dalam

menentukan tingkat kesesuaian/ketaatan KPA suatu daerah dalam

mengimplementasikan SOP penyelenggaraan Amdal sesuai ketentuan yang berlaku,

kecuali SOP diharapkan dapat dipenuhi oleh seluruh KPA kabupaten/kota.

Standar/kriteria yang ditetapkan adalah untuk item-item yang ditinjau dalam melakukan

evaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal sebagaimana yang diatur dalam

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 25 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2013.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan hasil perhitungan realisasi kinerja tahun 2016 untuk indikator kinerja

persentase jumlah KPA kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai

peraturan, serta perbandingan realisasi tersebut dengan realisasi kinerja 2 (dua) tahun

sebelumnya, maka dapat diidentifikasi 2 (dua) poin keberhasilan dari pelaksanaan

kegiatan yang menjadi acuan dalam menentukan capaian kinerja (mendukung upaya

peningkatan capaian kinerja) untuk indikator dimaksud, yaitu:

1) Pencapaian realisasi kinerja tahun 2016 yang melebihi target kinerja yang telah

ditetapkan (realisasi mencapai 100%, target kinerja yang ditetapkan 70%), dengan

capaian kinerja yang melebihi > 100%.

Page 45: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 35

2) Pencapaian realisasi kinerja tahun 2016 (100%) sama dengan pencapaian realisasi

kinerja pada tahun 2015 (100%).

Sekaitan dengan hal tersebut, diperkirakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dalam pencapaian target kinerja pada tahun 2016 ini, yaitu:

1) Upaya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan kepada aparat instansi

lingkungan hidup yang berada di Sekretariat KPA kabupaten/kota sehingga mereka

dapat memahami dengan baik ketentuan-ketentuan terkait penyelenggaraan Amdal

sehingga dapat mengimplementasikan SOP yang telah diatur oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku dengan cukup optimal.

2) Kegiatan-kegiatan dalam lingkup evaluasi penyelenggaraan Amdal telah rutin

dilakukan terhadap KPA kabupaten/kota, sehingga ada upaya/kecenderungan ke arah

perbaikan bagi KPA kabupaten/kota tersebut dalam penyelenggaraan Amdal-nya

dengan berpedoman kepada hasil/temuan yang didapatkan pada saat evaluasi. Hasil

dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung

juga dapat memberikan motivasi bagi aparat instansi lingkungan hidup

kabupaten/kota untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan Amdal pada KPA

kabupaten/kota yang bersangkutan, sehingga terjadi kecenderungan peningkatan

pemahaman terhadap ketentuan-ketentuan terkait penyelenggaraan Amdal.

3) Tidak ada peraturan baru terkait penyelenggaraan Amdal yang dikeluarkan dalam

periode/range tahun 2014 – 2016.

Untuk lebih meningkatkan realisasi dan capaian kinerja pada tahun-tahun mendatang,

serta dalam upaya mempertahankan realisasi/capaian kinerja yang dicapai dalam

periode/selang waktu tertentu, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Kegiatan-kegiatan dalam lingkup evaluasi penyelenggaraan Amdal yang ditujukan

terhadap KPA kabupaten/kota tetap perlu dilakukan ke depan secara

berkesinambungan, tidak hanya melalui pertemuan/peninjauan langsung ke KPA

kabupaten/kota yang bersangkutan, tetapi juga diupayakan melalui koordinasi tidak

langsung yang dilakukan secara intens dengan aparat instansi lingkungan hidup

kabupaten/kota, terutama terkait dengan perkembangan penyelenggaraan Amdal dan

permasalahan yang dihadapi di lapangan.

2) Perlunya diberikan sosialisasi kepada KPA kabupaten/kota terkait peraturan

perundangan-undangan terbaru terutama yang muatannya berkaitan dengan Amdal.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran sebesar Rp. 123.000.000, terealisasi 110.667.626 atau 89,97%.

Merujuk kepada konsep pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan

penilaian Amdal yang hasilnya menjadi acuan/dasar perhitungan tingkat ketaatan KPA

Page 46: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 36

kabupaten/kota (dalam penyelenggaraan Amdal) sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka secara tidak langsung efisiensi penggunaan sumber daya telah

dilakukan. Efisiensi terindikasi dari pemilihan objek KPA yang akan dievaluasi

penyelenggaraan Amdalnya, dimana tidak semua KPA kabupaten/kota yang lisensinya

masih berlaku pada tahun tertentu dapat dipastikan menjadi objek kegiatan evaluasi

kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal pada tahun tersebut. Ada beberapa hal yang

dipertimbangkan dalam pemilihan objek ini, misalnya evaluasi lebih diprioritaskan kepada

KPA kabupaten/kota yang telah/pernah melakukan penilaian Amdal, atau terhadap KPA

kabupaten/kota yang dari hasil evaluasi atau pembinaan dan pengawasan pada tahun

sebelumnya diketahui masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dalam penyelenggaraan

Amdalnya.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal yang menjadi acuan dalam

menentukan realisasi/capaian kinerja untuk indikator kinerja persentase jumlah KPA

kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai peraturan perundang-

undangan, tentunya dapat dikategorikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat

mendukung/menunjang keberhasilan ataupun kegagalan dari pencapaian

realisasi/capaian kinerja untuk indikator tersebut. Adapun beberapa program/kegiatan

lainnya yang diperkirakan dapat mendukung upaya-upaya dalam pencapaian

realisasi/capaian kinerja ini, baik yang telah ada/berjalan maupun yang perlu

dipertimbangkan untuk direncanakan ke depan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan evaluasi mutu dokumen Amdal, dimana hasil pelaksanaan kegiatan ini

sebelumnya menjadi salah satu acuan dari penentuan realisasi dan capaian kinerja

pada tahun 2012 – 2014. Pada tahun 2015-2016, kegiatan dimaksud tidak lagi

dialokasikan pelaksanaannya, sehingga untuk penilaian kriteria mutu dokumen

Amdal (sebagai salah satu kriteria penilaian indikator kinerja persentase jumlah KPA

kabupaten/kota yang telah mengimplementasikan SOP sesuai aturan) dianalogkan

dengan hasil penilaian pada beberapa tahun sebelumnya. Mengingat hal tersebut

belum sepenuhnya mencerminkan kondisi riil di lapangan, maka kegiatan evaluasi

mutu dokumen Amdal perlu dipertimbangkan kembali untuk pelaksanaannya ke

depan, atau bila tidak memungkinkan, mutu dokumen Amdal dapat dijadikan salah

satu bagian dari lingkup kegiatan evaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal

(menjadi salah satu substansi/hal yang dievaluasi).

2) Kegiatan pembinaan/verifikasi pengajuan persyaratan rekomendasi lisensi KPA

(kegiatan ini telah direalisasikan melalui penganggaran APBD Bapedalda Provinsi

Sumatera Barat).

3) Sosialisasi mengenai peraturan perundang-undangan terbaru di bidang Amdal dan

Izin Lingkungan, terutama terkait penatalaksanaan/penyelenggaraan Amdal.

Page 47: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 37

2. Persentase usaha dan/atau kegiatan yang menaati peraturan perundang-

undangan lingkungan hidup

2.1. Realisasi

a. Sumber data

Untuk mengetahui realisasi dari target indikator kinerja pemilik kegiatan dan/atau usaha

dalam mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-

undangan, data yang digunakan berasal dari data/hasil beberapa kegiatan lainnya yang

dilakukan oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat yaitu:

1) PROPER/PROPER Daerah

2) Kegiatan Pembinaan Hukum dan Perizinan

3) Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan

b. Acuan dan alat

Acuan yang digunakan untuk menentukan persentase usaha dan/atau kegiatan yang

mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan

Tanah untuk Produksi Biomassa.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

6) Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun.

c. Metodologi perhitungan

Dalam menghitung persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan

perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan, dilakukan perbandingan

antara jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha yang mengimplementasikan perizinan

lingkungan dengan jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha. Metodologi perhitungan

persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan

sesuai peraturan perundang-undangan yang dapat diselesaikan menggunakan formula:

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

=

jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha yang mengimplementasikan perizinan lingkungan tahun 2016 x 100 %

jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha tahun 2016

Untuk menentukan jumlah pemilik kegiatan dan/atau usaha yang mengimplementasikan

perizinan lingkungan tahun 2016 dari masing-masing kegiatan dilakukan dengan cara:

Page 48: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 38

1) Kegiatan PROPER/PROPER Daerah

Kegiatan yang telah mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai

peraturan dinyatakan dengan peringkat PROPER/PROPER Daerah Biru ke atas

(Biru, Hijau dan Emas).

- Peringkat Biru diartikan sebagai kegiatan yang telah melaksanakan semua

persyaratan sebagaimana yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.

- Peringkat Hijau, diartikan bahwa kegiatan telah melaksanakan persyaratan

yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan telah melaksanakan

Sistim Managemen Lingkungan

- Peringkat Emas, diartikan sebagai kegiatan yang telah zero impact.

Kegiatan yang tidak mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai

peraturan perundang-undangan dinyatakan peringkat PROPER/PROPER

DAERAH Merah dan Hitam.

- Peringkat Merah: baru sebagian memenuhi persyaratan sebagaimana diatur

oleh peraturan perundang-undangan.

- Peringkat Hitam: tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur oleh

peraturan perundang-undangan.

Persentase Ketaatan usaha dan/atau kegiatan PROPER/PROPER Daerah

=

Jumlah Perusahaan/Peringkat Emas, Hjau dan Biru

x 100% Jumlah Perusahaan/Kegiatan PROPER /PROPER Daerah Yang dievaluasi

2) Kegiatan Pembinaan Hukum dan Perizinan

Dalam mengevaluasi implementasi perizinan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan oleh suatu perusahan/kegiatan maka acuan untuk menetapkan kriteria

ketaatan adalah sebagai berikut:

a) Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup dan/atau Izin Lingkungan;

b) Tidak memiliki izin operasional insinerator;

c) Tidak memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun; dan/atau

d) Persentase Ketaatan <70% dari perizinan atau kewajiban yang harus dipenuhi

e) Dari hasil pembobotan diperoleh peringkat dibawah A (peringkat B dan C).

Penjelasan mekanisme penentuan ketidaktaatan:

- Apabila memenuhi salah satu kriteria ketidaktaatan poin a), b) dan c) tersebut

diatas maka dikategorikan tidak taat karena merupakan pelanggaran Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan memenuhi unsur pidana.

- Apabila tidak memenuhi kriteria sebagaimana poin a), b) dan c) tersebut diatas,

maka akan dihitung dengan menggunakan persentase ketaatan (poin d).

- Perhitungan persentase ketaatan menggunakan sistim pembobotan dan dihitung

dengan menggunakan formula :

Page 49: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 39

Persentase Ketaatan usaha dan/atau Pembinaan Hukum dan Perizinan

=

Jumlah perizinan dan kewajiban yang harus dimiliki dan kewajiban yang telah dipenuhi x 100%

Jumlah perizinan dan kewajiban yang seharusnya dipenuhi

- Apabila dari hasil perhitungan dengan menggunakan formulasi diatas,

persentase ketaatan dikategorikan peringkat B dan C, maka pemilik kegiatan

dan/atau usaha dikategorikan Tidak Taat/Tidak Mengimplementasikan Perizinan

Lingkungan.

Penjelasan klasifikasi peringkat adalah sebagai berikut:

- Peringkat C apabila hanya memenuhi perizinan dan kewajiban yang harus

dilaksanakan sebesar 0 – 35%.

- Peringkat B apabila hanya memenuhi perizinan dan kewajiban yang harus

dilaksanakan sebesar 36 – 69%.

- Peringkat A apabila hanya memenuhi perizinan dan kewajiban yang harus

dilaksanakan sebesar 70 – 100%.

Angka dasar ≥ 70% sebagai kategori ketaatan/ mengimplementasikan perizinan

lingkungan merupakan angka yang representatif karena tidak mungkin pemilik

kegiatan dan/atau usaha dapat mengimplementasikan 100% dari perizinan dan

kewajiban yang harus dipenuhi.

Dalam penentuan pemilik kegiatan dan/atau usaha dikatakan taat /

mengimplementasikan perizinan lingkungan maka harus memenuhi peringkat A.

3) Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha/Kegiatan

Kriteria ketidaktaatan dalam penilaian Pengawasan dan Pengendalian Terhadap

Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan ditentukan dengan kriteria:

- Apabila tidak memiliki dokumen lingkungan, Izin Penyimpanan Sementara

Limbah B3 dan Izin Operasional Insinerator dikategorikan Tidak Taat/Tidak

Mengimplementasikan Perizinan Lingkungan.

- Apabila memiliki ketiga aspek tersebut diatas, maka dilakukan pemberian skoring

yaitu izin lingkungan 30%, Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 20%, Izin

Operasional Insinerator 20%, Izin Pembuangan Limbah Cair 20%.

- Apabila hasil scoring tersebut < 70%, maka dikategorikan Tidak Taat/Tidak

Mengimplementasikan Perizinan Lingkungan.

Persentase Ketaatan Pengawasan dan Pengendalaian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan

=

Jumlah Perusahaan/Kegiatan nilai scoring > 70%

x 100% Jumlah Perusahaan/Kegiatan yang dilakukan Pengawasan dan Pengendalaian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan

Page 50: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 40

2.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Pencapaian target secara total kegiatan.

Pada tahun 2016 ditetapkan target bahwa 50% dari seluruh obyek di Sumatera Barat

telah memimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Data tersebut setelah dilakukan konversi dari data uji petik

hasil yang dilakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian kinerja lingkungan yang

dilakukan melalui ke tiga kegiatan diatas.

Pencapaian target untuk masing kegiatan berdasarkan analisis uji petik per sektor.

Tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah obyek, tingkat ketaatan berdasarkan sektor

yang dilakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian kinerjanya dalam

mengimplementasikan perizinan sesuai dengan perundang-undangan berlaku.

Tabel 12. Jenis kegiatan dan/atau usaha yang telah dilakukan Pembinaan dan pengawasan Implementasi Perizinan Lingkungan Tahun 2016

No Kegiatan

Sektor Usaha

Agro Industri

Pelayanan Kesehatan

(Rumah Sakit)

Pertambangan dan Energi

Hotel / Jasa

Lain-lain

Jmlh Taat Jmlh Taat Jmlh Taat Jmlh Taat Jmlh Taat

1. PROPER/ PROPER Daerah

31 31 14 4 9 5 8 0 3 0

2. Pembinaan Hukum dan Perizinan

9 2 4 0

3. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan

11 1

Jumlah 40 33 25 5 13 5 8 0 3 0

% Ketaatan 82,5 20 38,46 0 0

Jumlah Pemilik Kegiatan dan/atau usaha

89

Jumlah Pemilik Kegiatan dan/atau usaha yang taat

43

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang telah mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

43/89 x 100% = 48,31%

Berdasarkan uji petik, maka target yang ditetapkan untuk tahun 2016 sebesar 50%,

terealisasi 48,31%.

Capaian kinerja terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha yang taat /

mengimplementasikan perizinan lingkungan berdasarkan uji petik tersebut adalah:

Page 51: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 41

Hasil pengukuran capaian kinerja

= Realisasi

x 100 % Target yang ditetapkan

= 48,31

X 100 % 50 = 96,63 %

Pencapaian target analogi seluruh kegiatan wajib AMDAL/UKL-UPL di Sumatera

Barat Untuk Masing-Masing Sektor.

Total jumlah kegiatan dan/atau usaha yang ada di Provinsi Sumatera Barat diperoleh

dari instansi lingungan hidup kabupaten/kota se-Sumatera Barat tahun 2016 dengan

jumlah kegiatan 1.628 yang terbagi menjadi beberapa sektor. Mengingat keterbatasan

data, maka hasil perhitungan persentase tingkat ketaatan/ mengimplementasikan

perizinan lingkungan masing-masing sektor kegiatan dan/atau usaha pada Tabel 12

di atas digunakan sebagai basis data/acuan/analogi untuk menghitung (estimasi)

persentase ketaatan secara keseluruhan terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha

yang ada di Provinsi Sumatera Barat menggunakan metode ekstrapolasi

sebagaimana tertuang pada tabel 13 dibawah ini.

Tabel 13. Jumlah Sektor kegiatan dan/atau usaha yang ada di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Berdasarkan Data dari 19 Kabupaten/Kota 2016

No Sektor Kegiatan dan/ atau

Usaha Jumlah

Persentase Ketaatan

Jumlah Kegiatan

dan/atau Usaha yang taat

1 Agroindustri (sawit, karet dan teh)

218 82,5 180

2 Pertambangan dan Energi 356 38,46 137

3 Pelayanan Kesehatan (rumah sakit)

150 20 30

4 Jasa (hotel, rumah makan, pelabuhan, bandara, jalan)

259 0 0

5 Lain-lain 645 0 0

Jumlah 1.628 347

Dari Tabel 13, diperoleh 347 kegiatan dari 1.628 kegiatan yang ada di Provinsi

Sumatera Barat tahun 2016 dapat dinyatakan TAAT dalam mengimplementasikan

pengelolaan lingkungan di dalam kegiatannya.

Perhitungan secara keseluruhan untuk mengetahui realisasi persentase usaha

dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang ada di Provinsi Sumatera Barat menggunakan

formula:

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang telah mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

=

Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan x 100 %

Jumlah usaha dan/atau yang wajib perizinan lingkungan

Page 52: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 42

=

347 x 100 %

1628 = 21,31%

Angka realisasi 21,31% masih dibawah dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar

50%.

Capaian kinerja terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha wajib AMDAL dan UKL

UPL di Provinsi Sumatera Barat yang taat/mengimplementasikan perizinan lingkungan

sesuai dengan peraturan perundang- dengan membandingkan antara realisasi dan

target menggunakan formula:

Hasil pengukuran capaian kinerja

= Realisasi

x 100 % Target yang ditetapkan

=

21,31 x 100 %

50 = 42,63%

Namun apabila dilihat per sektor sesuai dengan tabel tersebut diatas, bahwa dari hasil

penilaian terhadap beberapa objek baik melalui PROPER/PROPER Daerah,

Pembinaan Hukum dan Perizinan serta Pengawasan dan Pengendalaian Terhadap

Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan diperoleh kesimpulan:

- Sektor agroindustri memiliki peringkat ketaatan/mengimplementasikan perizinan

lingkungan dengan kategori baik.

- Tingkat ketaatan yang dikategorikan jelek berasal dari sektor pelayanan kesehatan

(rumah sakit) dan sektor jasa (hotel, rumah makan, pelabuhan, bandara, jalan).

Adapun analisis tingkat ketaatan terhadap 3 (tiga) sektor tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Sektor Agroindustri

Kegiatan agroindustri dalam pengelolaan lingkungan menghasilkan limbah

yang signifikan tetapi tingkat ketaatan dalam pengelolaanya relatif baik hal ini

sejalan dengan adanya tuntutan dari sektor agroindustri dalam pemenuhan

pencapaian ISPO dan RSPO yang salah satu kinerja lingkungan merupakan

persyaratan utama dalam pemenuhan target tersebut. Selain itu sektor

agroindustri juga memiliki organisasi seperti GAPKI pada industri sawit dan

GAPKINDO pada industri karet yang mengayomi dan membantu dalam

pemenuhan kewajiban terhadap pengelolaan lingkungan.

2) Sektor Pelayanan Kesehatan (rumah sakit)

Kegiatan pelayanan kesehatan sebagai salah satu yang menghasilkan Limbah

B3 dan limbah cair yang dampaknya besar terhadap lingkungan. Dalam

pengelolaan Limbah B3 tingkat ketaatan rumah sakit sangat rendah hal ini

terbukti dengan belum terpenuhinya kewajiban dalam perizinan Limbah B3

dalam pengoperasionalan insinerator maupun Tempat Penyimpanan Limbah

B3 tersebut. Sedangkan dalam pengendalian limbah cair rumah sakit belum

Page 53: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 43

maksimal dalam pemenuhan kewajiban teknis dan belum mempedomani

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

3) Jasa (hotel, rumah makan, pelabuhan, bandara, jalan)

Dalam pengelolaan lingkungan kegiatan bidang jasa ini tidak mempedomani

dokumen lingkungan hidup dan perizinan yang telah dimiliki. Salah satu sektor

jasa yaitu perhotelan telah memiliki organisasi PHRI, namun kurang berperan

dalam melakukan pembinaan dan bantuan dalam pengelolaan lingkungan.

Secara umum sektor jasa belum maksimal dalam pemenuhan kewajiban teknis

dan belum mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

lingkungan hidup karena lebih memprioritaskan jasa yang ditawarkan belum

sampai pada kinerja pengelolaan lingkungan sebagai upaya untuk

meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

Rincian ketaatan/mengimplementasikan perizinan lingkungan oleh pemilik

kegiatan dan/atau usaha berdasarkan masing-masing kegiatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) PROPER/PROPER Daerah

Dari penilaian PROPER/PROPER DAERAH sebanyak 65 objek pemilik

kegiatan dan/atau usaha, yang dikategorikan taat sebesar 46 objek atau

70,76% dengan rincian sebagai berikut:

- Sektor Agroindustri (pabrik dan perkebunan sawit, karet dan teh) dari

33 objek, dikategorikan taat sebanyak 31 objek atau 93,75%.

- Sektor Pelayanan Kesehatan (rumah sakit) dari 25 objek, dikategorikan

taat sebanyak 1 objek atau 4%.

- Sektor Pertambangan dan Energi (pertambangan, PLTU, Pertamina,

PLN) dari 7 objek, dikategorikan taat sebanyak 3 objek atau 42,85%.

- Sektor Jasa (hotel), dari 8 objek, dikategorikan tidak ada yang taat atau

0%.

- Sektor lain-lain (bandara, pelabuhan dan bengkel), dari 3 objek,

dikategorikan tidak taat atau 0%.

2) Pembinaan Hukum dan Perizinan

Target kinerja untuk pembinaan terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha

sebanyak 6 (enam) dan realisasinya sebanyak 6 (enam) pemilik kegiatan

dan/atau usaha atau 100% dinyatakan tidak taat karena rata-rata

ketatannya adalah 42,92%. Adapun pemilik kegiatan dan/atau usaha

tersebut adalah:

- PT Gasindo Abadi Semesta, SPPBE untuk Tabung LPG 12 dan 50 kg,

Payakumbuh, ketaatan 40%.

- PT Pratama Abadi Semesta, SPPBE untuk Tabung LPG 12 dan 50 kg,

Payakumbuh, ketaatan 40%.

Page 54: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 44

- PT Pratama Abadi Semesta, SPPBE untuk kegiatan Retest,Rapair dan

Rapaint Plant Tabung LPG 3 kg, Payakumbuh, ketaatan 60%.

- PT Gasindo Abadi Semesta, SPPBE untuk kegiatan Retest,Rapair dan

Rapaint Plant Tabung LPG 12 kg dan 50kg, Payakumbuh, ketaatan

60%.

- PT PECCONIA, Kabupaten Solok Selatan, ketaatan 20%.

- PT SJAL ,Kabupaten Pesisir Selatan, ketaatan 37,5%.

Dari kegiatan Pembinaan Ketaatan Pemilik Kegiatan dan/atau usaha

hasil monev tahun 2016 diperoleh hasil 7 objek yang dinilai ketaatannya

dengan ketaatan 39,48%, yaitu:

1. PT INKUD, Kaupaten Pasaman Barat ,tingkat ketaatan 25%.

2. PT Sari Buah Sawit (PT SBS), Kabupaten Pasaman Barat, tingkat

ketaatan 12,5%.

3. PT Agro Wira Ligatsa (PT AWL), Kabupaten Pasaman Barat, tingkat

ketaatan 37,5%.

4. PT Dharmasraya Lestarindo, Kabupaten Dharmasraya, tingkat

ketaatan 87,5%.

5. Kegiatan Penyulingan PALA, Kabupaten Pesisir Selatan, tingkat

ketaatan 0%.

6. Pabrik Pembuatan Tahu, Kabupaten Pesisir Selatan, tingkat

ketaatan 25%.

7. PT USM, Kabupaten Pasaman Barat , tingkat ketaatan 88,89%.

Dari objek pembinaan hukum dan perijinan tahun 2016 sebanyak 13

objek (4 manufaktur, 9 agroindustri), 2 objek dikategorikan taat atau

tingkat ketaatannya > 70%.

3) Pengawasan Pengendalian Pencemaran

Objek Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan

Lingkungan Usaha /Kegiatan sebanyak 11 rumah sakit.

1. RSUD Dr Zein, dengan tingkat ketaatan 40%

2. RSUD Arosuka, kabupaten Solok, tingkat ketaatan 40%

3. RSI Ibnu Sina Pasaman Barat, tingkat ketaatan 40%

4. RSUD Solok Selatan, tingkat ketaatan 40%

5. RSUD Achmad Darwis Kab. Lima Puluh Kota, tingkat ketaatan 40%

6. RSI Ibnu Sina Bukittinggi, tingkat ketaatan 70%

7. RSUD Pasaman, tingkat ketaatan 40%

8. RSUD Sungai Dareh Kab.Dharmasraya, tingkat ketaatan 10%

9. RSUD Mentawai, tingkat ketaatan 0%

10. RSIA Fadhila Tanah Datar, tingkat ketaatan 30%

Page 55: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 45

11. RSUD Adnan WA Payakumbuh, tingkat ketaatan 40%

Dari 11 (sebelas) pemilik kegiatan dan/atau usaha tersebut hanya 1 yang

dikategorikan taat dan 10 objek lainnya dikategorikan tidak taat.

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Dari hasil kegiatan pembinaan dan pengawasan (PROPER/PROPER Daerah,

pembinaan hukum dan perizinan dan pengawasan pengendalian terhadap pengelolaan

usaha/kegiatan), tingkat ketaatannya berfluktuatif sebagaimana tertuang dalam Tabel 14

berikut.

Tabel 14. Perbandingan ketaatan pemilik kegiatan yang dilakukan pembinaan dan pengawasan (PROPER/PROPER DAERAH, pembinaan hukum dan perizinan, dan pengawasan pengendalian terhadap Pengelolaan Usaha/Kegiatan) 4 (empat) tahun terakhir

No Kegiatan

Ketaatan

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Jmlh objek /

Taat %

Jmlh objek / Taat

% Jmlh

objek / Taat

% Jmlh

objek / Taat

% Jmlh

objek / Taat

%

1. PROPER / PROPER Daerah

40 / 21

52,5 56 / 23

41,07 48 / 33

68,75 56 / 37 66.07 65 / 40 61,53

2. Pembinaan hukum dan Perizinan

1 / 0 0 3 / 0 0 4 / 1 25 7 / 0 0 13 / 2 15,38

3. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Lingkungan Usaha /Kegiatan

14 / 0 0 6 / 0 0 14 / 0 0 21 / 0 21 11 / 1 9,01

Kumulatif 61 / 24

39,34 69 / 25

36,23 66 / 34

46,96 80 / 41

51,25 88 / 48 48,31

Catatan : - objek tidak dapat dihitung karena tidak ada aktifitas

Analisis terhadap tingkat ketaatan yang berfluktuatif:

- Objek yang relatif sama selama 3 (tiga) tahun adalah objek PROPER/PROPER

Daerah. Sementara itu 2 (dua) kegiatan yang lainya objek berbeda setiap tahun.

- Jumlah objek PROPER/PROPER Daerah setiap tahunnya berbeda, ada penambahan

maupun pengurangan objek pemilik kegiatan dan/atau usaha.

- Kecenderungan objek yang baru masuk PROPER Daerah merupakan sektor rumah

sakit dan hotel yang belum baik dalam pengelolaan lingkungannya sehingga

berperingkat Merah yang dikategorikan Tidak Taat.

- Beberapa pemilik kegiatan dan/atau usaha berfluktuatif tingkat ketaatannya.

- Dari pemilik kegiatan yang sama hasil penilaian PROPER/PROPER Daerah untuk

sektor Agroindustri dan PEM kecenderungan meningkatkan kinerja lingkungan

sehingga nilai PROPER/PROPER Daerah meningkat menjadi Biru/Taat hal ini

menunjukkan bahwa semakin tingginya komitmen objek yang dinilai dalam

Page 56: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 46

pengelolaan lingkungan disamping pembinaan yang terus dilakukan oleh Bapedalda

Provinsi dan intansi lingkungan Kab/Kota.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2016 – 2021 pada tahun

pertama yang adalah 50%. Dengan didasarkan pada hasil perhitungan realisasi kinerja

seluruh objek yang wajib AMDAL dan UKL-UPL di Provinsi Sumatera Barat yang hanya

sebesar 42,63% (realisasi kinerja belum mencapai target), maka diproyeksikan bahwa

untuk mencapai target pada akhir perode Renstra (tahun 2021) akan sangat berat.

Diperlukan langkah-langkah dan inisiatif strategis guna dapat memaksimalkan

pencapaian target periode terakhir dari renstra Bapedalda tersebut, minimal dapat

mendekati target yang telah ditetapkan.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Dari 3 (tiga) kegiatan yang digunakan untuk menentukan tingkat ketaatan/implementasi

peraturan perundang-undangan tersebut diatas yang dapat diperbandingkan dengan

standar nasional hanya PROPER.

PROPER merupakan program nasional Pemerintah yang berlaku sama untuk 31 provinsi

di Indonesia. Dari evaluasi terhadap pelaksanaan PROPER Nasional Tahun 2016,

keberhasilan PROPER secara Nasional adalah :

- Selama 10 tahun (2005 – 2015) secara Nasional berhasil mendorong ketaatan

perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup dari 56% menjadi 85%.

- Berhasil mengutamakan perlindungan lingkungan ke dalam perusahaan sehingga

lingkungan menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan.

- PROPER digunakan perusahaan sebagai peta jalan untuk penerapan ekonomi hijau.

- PROPER berhasil mengkoordinasikan pengawasan lingkungan menjadi gerakan

nasional yang terkoordinasi dan dengan standar pengawasan yang sama terhadap 31

provinsi.

Dengan berpatokan pada angka capaian tingkat ketaatan perusahaan terhadap

peraturan lingkungan pada program PROPER Nasional tahun 2016 sebesar 85%, maka

capaian Bapedalda Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2016 sebesar 47,78% masih

perlu ditingkatkan.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Beberapa hal yang mendorong keberhasilan pencapaian target sekaligus upaya-upaya

yang telah dilakukan antara lain adalah:

1) Upaya penegakan hukum lingkungan terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha

apabila:

- Berperingkat merah pada PROPER/PROPER Daerah selama 2 (dua) periode.

- belum dilakukan perbaikan kinerja lingkungan yang signifikan.

Page 57: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 47

- Tidak mengumumkan kegiatan yang dalam sanksi administrasi oleh kepala

daerah.

2) Memfasilitasi kendala rumah sakit dalam pengelolaan limbah cair dan Limbah B3,

dengan rencana pembangunan Cluster Pengelolaan LB3 dan pengurusan izin

incinerator rumah sakit.

3) Menyampaikan hasil pembinaan dan pengawasan berupa surat follow up berkaitan

dengan temuan ketidaktaatan dan upaya yang harus dilakukan serta keterkaitan

dengan peraturan perundang-undangan.

4) Peningkatan fungsi pembinaan dan pengawasan oleh instansi lingkungan hidup

kabupaten/kota terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha terutama di luar objek

pembinaan dan pengawasan oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat sehingga

dapat melakukan perbaikan kinerja lingkungan.

Untuk mendorong tingkat ketaatan ke araha yang lebih baik, diperlukan beberapa upaya

lainnya seperti:

1) Memberikan bimbingan teknis lebih intensif terhadap pemilik kegiatan dan/atau

usaha yang diprioritaskan di luar objek pembinaan dan pengawasan oleh Bapedalda

Provinsi Sumatera Barat sehingga dapat melakukan perbaikan kinerja lingkungan.

2) Perlu adanya program dari bank negeri/swasta atau pemerintah yang menjamin

bahwa perusahaan yang taat dalam pengelolaan lingkungan diberikan kemudahan

dalam peminjaman dana dan/atau keringanan pajak.

Masih rendahnya tingkat ketaatan pemilik kegiatan dan/atau usaha disebabkan karena:

1) Belum semua pemilik kegiatan dan/atau usaha yang memiliki struktur organisasi yang

menangani masalah lingkungan hidup.

2) Belum optimalnya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh instansi

lingkungan hidup kab/kota terhadap pemilik kegiatan dan/atau usaha.

3) Masih terdapatnya objek yang belum memberikan progres dalam pengelolaan

lingkungan dan memiliki kendala yang sama tiap tahun penilaian. Kendala dapat

bersumber dari objek sendiri seperti pemenuhan parameter baku mutu, bangunan

penyimpanan LB3 sedangkan kendala dari kabupaten/kota seperti lamanya proses

izin pembuangan limbah cair, izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 dan izin yang

diproses oleh Kementerian Lingkungan Hidup yaitu izin operasional incinerator.

Kendala paling besar ada pada sektor rumah sakit dan hotel.

4) Belum optimalnya upaya penegakan hukum lingkungan terhadap ketidaktaatan

pemilik kegiatan dan/atau usaha.

5) Belum optimalnya mekanisme insentif dari Pemerintah seperti pemberian keringanan

pembayaran pajak perusahaan bila perusahaan telah mendapat peringkat Hijau dan

Emas dalam PROPER/PROPER Daerah.

Page 58: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 48

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran di beberapa kegiatan pendukung pada DPA Bapedalda dan ditunjang juga oleh

beberapa kegiatan APBN sebesar Rp. 1.080.007.000, terealisasi sebesar Rp.

1.009.257.253,- atau 93,4%.

Untuk dapat memetakan tingkat ketaatan pemilik usaha/kegiatan (skala AMDAL dan

UKL-UPL yang terdata) dalam mengimplementasi perizinan lingkungan se-Provinsi

Sumatera Barat (walaupun masih diperlukan pengujian lebih lanjut terhadap hasil

perhitungan), penggunaan anggaran untuk pencapaian indikator ini sudah sangat efektif

melalui pelaksanaan 4 (empat) kegiatan yang sangat terkait. Penggunaan sumber daya

terutama yang bersumber dari APBD lebih difokuskan kepada peningkatan ketaatan

usaha dan/atau kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Namun demikian, untuk

lebih akuratnya hasil perhitungan tingkat ketaatan pemilik usaha/kegiatan dalam

mengimplementasikan peraturan perundang-undangan, diperlukan cakupan

assesmen/penilaian yang lebih luas (menambah objek sasaran/penilaian), melibatkan

lebih banyak personil PPLHD dan instansi LH kabupaten/kota sesuai kewenangannya

yang tentunya juga harus didukung dengan anggaran yang memadai.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang

Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator kinerja

ini sebanyak 3 program dengan 4 buah kegiatan, yaitu PROPER, PROPER Daerah,

Pembinaan Hukum dan Perizinan dan kegiatan Pengawasan Pengendalian Terhadap

Pengelolaan Usaha/Kegiatan. Keempat kegiatan tersebut antara satu dengan yang lain

saling menunjang keberhasilan dalam pencapaian kinerja indikator ini. Sebagai contoh

adalah keterkaitan antara kegiatan pembinaan hukum dan perizinan dengan

PROPER/PROPER Daerah, dimana objek hasil pembinaan hukum dan perizinan dapat

diusulkan menjadi objek PROPER/PROPER Daerah.

3. Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang

dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.1. Realisasi

a. Sumber Data

Terdapat 2 (dua) sumber data yang menjadi acuan dalam penentuan realisasi indikator

kinerja persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang

dilengkapi KLHS pada tahun 2016, yaitu:

1) Hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan KLHS terhadap dokumen perencanaan

kabupaten/kota; dan

2) Hasil koordinasi dengan instansi lingkungan hidup, Bappeda dan Dinas Prasjal

Tarkim/Pekerjaan Umum kabupaten/kota terkait perkembangan pelaksanaan KLHS

terhadap dokumen perencanaan kabupaten/kota.

Page 59: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 49

Kedua sumber data di atas juga digunakan untuk menentukan realisasi indikator kinerja

dimaksud pada tahun sebelumnya (2015).

Kegiatan pembinaan KLHS terhadap dokumen perencanaan dimulai pelaksanaannya

sejak tahun 2014 dengan alokasi anggaran pelaksanaan kegiatan berada pada

APBD/DPA Bapedalda Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim

Pembinaan KLHS Provinsi dan ditujukan terhadap pemerintah kabupaten/kota yang

belum atau sedang/telah melaksanakan KLHS terhadap dokumen perencanaannya

(RTRW dan/atau RPJMD/RPJPD). Pada tahun 2015, pembinaan KLHS lebih difokuskan

terhadap kabupaten/kota yang akan menyusun KLHS untuk dokumen RPJMD,

mengingat masih adanya beberapa kabupaten/kota yang akan menyusun KLHS RPJMD

(melaksanakan Pilkada pada tanggal 9 Desember 2015) belum mendapatkan pembinaan

KLHS pada tahun 2014. Untuk tahun 2016, pembinaan KLHS terhadap dokumen

perencanaan ditujukan terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota yang belum atau

sedang/telah melaksanakan KLHS terhadap dokumen perencanaannya (RTRW dan/atau

RPJMD). Pembinaan KLHS pada tahun 2016 dilakukan terhadap 5 (lima)

kabupaten/kota, yaitu Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, Kabupaten Kepulauan

Mentawai, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pasaman Barat.

Melalui pelaksanaan kegiatan pembinaan, dilakukan inventarisasi terhadap dokumen

perencanaan kabupaten/kota yang sedang atau akan disusun/dievaluasi (wajib KLHS)

dan proses KLHS untuk dokumen-dokumen perencanaan tersebut (apakah telah

dilakukan atau belum). Terhadap kabupaten/kota yang tidak termasuk objek

pembinaan/evaluasi hasil pembinaan, dilakukan koordinasi dengan instansi terkait

Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan

KLHS terhadap dokumen perencanaan yang ada pada masing-masing kabupaten/kota.

Namun tidak menutup kemungkinan terhadap kabupaten/kota yang menjadi objek

pembinaan/evaluasi hasil pembinaan dilakukan koordinasi sebagaimana dimaksud guna

meng-update/memperbarui informasi terkait pelaksanaan KLHS di kabupaten/kota

tersebut. Sementara terkait pelaksanaan KLHS untuk dokumen perencanaan provinsi

(KLHS RPJMD), Bapedalda terlibat langsung dalam proses penyusunannya sebagai

salah satu anggota tim dan Ka. Bapedalda menjadi Ketua Pokja dalam pelaksanaan

KLHS RPJMD dimaksud.

b. Acuan dan Alat

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan KLHS terhadap dokumen perencanaan, dan

dalam menentukan persentase jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau

kabupaten/kota yang sudah di-KLHS, terdapat beberapa aturan/regulasi yang

dipedomani, yaitu:

1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Page 60: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 50

2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman

Umum KLHS.

3) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan

KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

4) Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. SE.04/Menlhk-

II/2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang Pelaksanaan KLHS.

c. Metodologi Perhitungan

Dalam menghitung persentase jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau

kabupaten/kota yang sudah di-KLHS digunakan formula/rumusan sebagai berikut:

Jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS × 100 %

Jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang wajib di-KLHS

Target untuk indikator kinerja ini pada tahun 2016 adalah 40%. Lingkup dokumen

perencanaan yang ditinjau meliputi RPJPD/RPJMD dan RTRW beserta turunannya

(RDTR/RTR kawasan). Dalam rangka penyusunan laporan ini, dilakukan perluasan

konteks dokumen perencanaan yang sudah di-KLHS dimana untuk dokumen

perencanaan yang proses KLHS-nya sedang berjalan (minimal telah selesai proses

pelingkupan isu strategis/memasuki tahapan persandingan isu strategis dengan

kebijakan, rencana dan/atau program) dapat dikategorikan sebagai dokumen

perencanaan yang sudah di-KLHS.

Pada tahun 2016, terdapat 27 (dua puluh tujuh) dokumen perencanaan provinsi dan/atau

kabupaten/kota yang terkategori wajib di-KLHS, yaitu:

1) Penyusunan RPMJD Provinsi Sumatera Barat

2) Penyusunan RPJMD Kabupaten Limapuluh Kota

3) Penyusunan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat

4) Penyusunan RPJMD Kabupaten Agam

5) Penyusunan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman

6) Penyusunan RPJMD Kabupaten Dharmasraya

7) Penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung

8) Penyusunan RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan

9) Penyusunan RPJMD Kabupaten Solok Selatan

10) Penyusunan RPJMD Kabupaten Pasaman

11) Penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar

12) Penyusunan PJMD Kabupaten Solok

13) Penyusunan RPJMD Kota Bukittinggi

14) Penyusunan RPJMD Kota Solok

15) Revisi RTRW Kota Bukittinggi

16) Penyusunan RDTR Sarilamak – Kabupaten Limapuluh Kota

17) Penyusunan RDTR Kawasan Kota Lubuk Basung – Kabupaten Agam

18) Penyusunan RDTR Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara – Kabupaten Agam

Page 61: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 51

19) Penyusunan RDTR Kawasan Koto Baru – Kabupaten Dharmasraya

20) Penyusunan RDTR Kecamatan Koto VII – Kabupaten Sijunjung

21) Penyusunan RDTR Kawasan Abai – Kabupaten Solok Selatan

22) Penyusunan RDTR Kawasan Muaro Labuh – Kabupaten Solok Selatan

23) Penyusunan RDTR Kawasan Seribu Rumah Gadang – Kabupaten Solok Selatan

24) Penyusunan RDTR Kota Batusangkar – Kabupaten Tanah Tanah

25) Penyusunan RDTR Kota Pariaman

26) Penyusunan RDTR Kawasan Mandeh – Kabupaten Pesisir Selatan

27) Penyusunan RDTR Kawasan Sungai Bangek – Kota Padang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat pembinaan KLHS dan hasil koordinasi

dengan instansi terkait provinsi dan kabupaten/kota diketahui bahwa dari 27 (dua puluh

tujuh) dokumen perencanaan yang wajib KLHS sebagaimana tersebut di atas, sampai

pada akhir tahun 2016, terhadap 19 (sembilan belas) diantaranya telah dilakukan KLHS

yaitu penyusunan RPJMD Provinsi Sumatera Barat, penyusunan RPJMD Kabupaten

Limapuluh Kota, penyusunan RPJMD Kabupaten Pasaman Barat, penyusunan RPJMD

Kabupaten Agam, penyusunan RPJMD Kabupaten Padang Pariaman, penyusunan

RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan, penyusunan RPJMD Kabupaten Dharmasraya,

penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung, penyusunan RPJMD Kabupaten Solok,

penyusunan RPJMD Kabupaten Solok Selatan, penyusunan RPJMD Kabupaten

Pasaman, penyusunan RPJMD Kabupaten Tanah Datar, penyusunan RPJMD Kota

Bukittinggi, penyusunan RPJMD Kota Solok, revisi RTRW Kota Bukittinggi, penyusunan

RDTR Kawasan Sarilamak, RDTR Kawasan Kota Lubuk Basung, penyusunan RDTR

Ibukota Kecamatan Tanjung Mutiara serta penyusunan RDTR Kawasan Mandeh. Untuk 8

(delapan) dokumen perencanaan lainnya yakni penyusunan RDTR Kawasan Koto Baru,

penyusunan RDTR Kecamatan Koto VII, penyusunan RDTR Kawasan Abai, penyusunan

RDTR Kawasan Muaro Labuh, penyusunan RDTR Kawasan Seribu Rumah Gadang,

penyusunan RDTR Kota Batusangkar, penyusunan RDTR Kota Pariaman dan

penyusunan RDTR Kawasan Sungai Bangek diketahui belum dilengkapi KLHS.

Dari data di atas, maka dapat dihitung realisasi kinerja untuk indikator persentase jumlah

dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS

menggunakan formula/rumusan di atas. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Realisasi Kinerja

=

Jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS

× 100% Jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang

wajib di-KLHS

= 19

× 100% = 70,37% 27

Page 62: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 52

3.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Hasil perhitungan realisasi kinerja untuk indikator persentase jumlah dokumen

perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS sebagaimana uraian

di atas menunjukkan angka 70,37%. Persentase realisasi ini melebihi dari target kinerja

indikator, yakni sebesar 40%. Tingkat capaian kinerja untuk tahun 2016 diperoleh dengan

membandingkan realisasi dan target kinerja pada tahun tersebut, dengan hasil

perhitungan sebagai berikut:

Capaian Kinerja

= Realisasi kinerja

× 100% Target kinerja yang telah ditetapkan

= 70,37

× 100% = 175,92% 40

Dengan nilai pencapaian realisasi kinerja yang melebihi target indikator kinerja, berikut

dengan capaian kinerja > 100%, secara tidak langsung menunjukkan bahwa tingkat

pemahaman aparat di daerah dalam pelaksanaan KLHS sudah cukup baik dan

kesadaran akan pentingnya KLHS terhadap dokumen perencanaan sehingga sebagian

daerah telah menganggarkan biaya penyusunan KLHS. Disamping itu Dinas Prasjal

Tarkim Provinsi Sumatera Barat juga sangat membantu untuk terealisasinya KLHS

RTRW/RDTR di daerah dengan menjadikan dokumen KLHS sebagai salah satu syarat

pengajuan persetujuan substansi dokumen RTRW dan RDTR.

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dilakukan terhadap kondisi pencapaian

realisasi pada 2 (dua) tahun sebelumnya, yakni 2015 dan 2014. Berdasarkan hasil

perhitungan realisasi kinerja untuk indikator kinerja persentase jumlah dokumen

perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS di kedua tahun

tersebut, serta perbandingannya dengan kondisi pada tahun 2016, didapatkan

data/informasi sebagaimana Tabel 15 dan Grafik 7.

Tabel 15. Perbandingan Realisasi Kinerja untuk Indikator Kinerja Jumlah Dokumen Perencanaan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang Sudah di-KLHS Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016

No. Uraian/ Item yang Ditinjau Tahun

2014 2015 2016

1. Jumlah dokumen perencanaan yang sudah di-KLHS 12 8 19

2. Jumlah dokumen perencanaan yang wajib di-KLHS 12 17 27

3. Persentase realisasi kinerja (%) 100 47,05 70,37

Terkait dengan hasil perhitungan dan perbandingan realisasi kinerja untuk indikator

kinerja jumlah dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-

KLHS dari tahun 2014 – 2016 sebagaimana disajikan dalam Tabel 15, dapat dijelaskan

hal-hal sebagai berikut:

Page 63: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 53

1) Untuk tahun 2016, sebuah dokumen perencanaan dapat dikategorikan sudah di-

KLHS jika yang proses KLHS-nya minimal telah sampai pada pelingkupan isu

strategis/memasuki tahapan persandingan isu strategis dengan kebijakan, rencana

dan/atau program.

2) Teridentifikasi adanya kenaikan realisasi kinerja pada tahun 2016 dari tahun 2015

karena tingkat pemahaman aparat di daerah dalam pelaksanaan KLHS sudah cukup

baik dan kesadaran akan pentingnya KLHS terhadap dokumen perencanaan di

daerah.

Grafik 7. Perbandingan antara Jumlah Dokumen Perencanaan yang Sudah di-KLHS

dengan Jumlah Dokumen Perencanaan yang Wajib di-KLHS 2014 – 2016

Merujuk pada penjelasan sebelumnya, capaian kinerja untuk indikator ini adalah

175,92%, yang didapat dari perbandingan nilai realisasi kinerja sebesar 70,37% dan

target kinerja sebesar 40%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun 2015

yang mencapai 47,05% (perhitungan LAKIP 2015), maka capaian untuk tahun 2016 telah

mengalami peningkatan.

Pada prinsipnya capaian kinerja untuk tahun 2016 dan 2015 telah mencapai > 100%,

dengan arti kata realisasi yang diperoleh telah sesuai/memenuhi target yang

direncanakan. Poin permasalahan hanya terkait kepada masih adanya beberapa

dokumen perencanaan kabupaten/kota yang wajib di-KLHS pada tahun 2016, namun

terhadap dokumen tersebut belum dilaksanakan KLHS karena belum adanya

penganggaran dana untuk penyusunan KLHS tersebut.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Dengan realisasi kinerja tahun 2016 yang merupakan tahun awal periode Renstra 2016 –

2021 telah melewati target yang ditetapkan, maka apabila kecenderungan kinerja seperti

ini dapat dipertahankan ke depan, maka target pada akhir periode Renstra akan dapat

Page 64: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 54

dicapai. Peningkatan target kinerja pada akhir periode Renstra didasarkan atas

kecenderungan kesesuaian jumlah dokumen perencanaan yang sudah di-KLHS dengan

jumlah dokumen perencanaan yang wajib di-KLHS selama periode 2012 – 2016, yang

menyiratkan adanya peningkatan pemahaman dari aparat pemerintah provinsi maupun

kabupaten/kota dalam pelaksanaan KLHS terhadap kebijakan, rencana dan/atau

program.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Perbandingan realisasi kinerja untuk indikator jumlah dokumen perencanaan provinsi

dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS pada tahun 2016 dengan standar nasional

belum dapat dilakukan. Sampai saat ini belum didapatkan informasi (gambaran atau pun

estimasi) mengenai seberapa besar persentase dokumen perencanaan di seluruh

Indonesia yang sudah dilakukan KLHS, sehingga untuk sementara perbandingan hanya

dapat dilakukan dengan tingkat ketaatan pemerintah provinsi dan/atau kabupaten/kota

dalam mengimplementasikan aturan/regulasi yang mengamanatkan kewajiban

pelaksanaan KLHS, seperti Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 (pasal 15), Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2011, Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 67 Tahun 2012, dan lain-lain. Berdasarkan realisasi kinerja tahun 2016, maka

pemerintah daerah, khususnya pemerintah kabupaten/kota, belum sepenuhnya dapat

memenuhi amanat peraturan-peraturan tersebut, terbukti dari masih adanya dokumen

perencanaan kabupaten/kota yang belum di-KLHS.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Berdasarkan realisasi kinerja untuk indikator persentase jumlah dokumen perencanaan

provinsi dan/atau kabupaten/kota pada tahun 2016, serta kecenderungan pencapaian

realisasi tersebut selama periode 2013 - 2016, maka dapat diidentifikasi beberapa poin

keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yang menjadi acuan dalam menentukan capaian

kinerja (mendukung upaya peningkatan capaian kinerja) untuk indikator dimaksud. Untuk

poin keberhasilan teridentifikasi dari pencapaian realisasi kinerja tahun 2016 yang

melebihi target kinerja yang telah ditetapkan (realisasi 70,37%, target kinerja yang

ditetapkan 40%), dengan capaian kinerja yang melebihi > 100%. Diperkirakan ada

beberapa faktor/upaya yang dilakukan yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu:

1) Telah adanya pemahaman aparat instansi/SKPD terkait provinsi dan beberapa

kabupaten/kota terkait urgensi dari kewajiban pelaksanaan KLHS terhadap

kebijakan, rencana dan/atau program, serta pemahaman akan peranan KLHS dalam

mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dari hasil

pelaksanaan kegiatan Pembinaan KLHS Terhadap Dokumen Perencanaan.

2) Adanya beberapa aturan sektor yang mewajibkan pelaksanaan KLHS untuk

dokumen perencanaan, seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun

2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam

Page 65: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 55

Penetapan Rancangan Perda Tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota

(dan lebih lanjut telah dikeluarkan Juknisnya dalam bentuk Surat Edaran Dirjen

Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum No. 02/SE/Dr/2013) yang

mempersyaratkan pelaksanaan KLHS terhadap dokumen RDTR. Gubernur kemudian

juga menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang

Prosedur Pemberian Substansi Rancangan Perda Tentang Rencana Rinci Tata

Ruang (RRTR) Kabupaten/Kota.

3) Untuk dokumen perencanaan lainnya, seperti RPJPD/RPJMD, juga terdapat

ketentuan yang mempersyaratkan dokumen KLHS sebagai salah satu item yang

harus dipenuhi dalam pengajuan draft Perda RPJPD/RPJMD guna proses

penetapannya.

Selain itu, dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI No. SE.04/Menlhk-II/2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang Pelaksanaan

KLHS, yang semakin menegaskan kewajiban pelaksanaan KLHS dan penjaminan

kualitas/mutu KLHS yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan pemahaman

lebih bagi aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan KLHS sesuai aturan sehingga

dapat mendukung pencapaian realisasi kinerja pada tahun-tahun mendatang.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda sebesar Rp. 64.000.000,-, terealisasi sebesar Rp.

56.920.825,- atau 88,94%.

Dalam upaya pemenuhan target kinerja untuk indikator persentase jumlah dokumen

perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS pada tahun 2016,

secara tidak langsung telah dilakukan efisiensi penggunaan sumber daya yang tercermin

dari hal-hal berikut:

1) Pada dasarnya dalam upaya pencapaian target indikator tidak hanya bersandar pada

pelaksanaan program/kegiatan yang ada (dalam hal ini pembinaan KLHS terhadap

dokumen perencanaan), tetapi juga mengandalkan koordinasi dan komunikasi yang

intensif dengan instansi/SKPD terkait provinsi maupun kabupaten/kota. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan sumber daya berupa anggaran APBD

atau pun sumber lainnya lebih bersifat sebagai pendukung saja.

2) Besaran/nominal anggaran untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan KLHS terhadap

dokumen perencanaan untuk tahun 2015 dan 2016 tidaklah begitu besar, sehingga

jumlah kabupaten/kota yang ditargetkan sebagai objek pelaksanaan kegiatan tidak

begitu banyak. Dalam pelaksanaannya, jumlah kabupaten/kota yang dapat dibina

pelaksanaan KLHS-nya pada kedua tahun tersebut telah mencapai target yang

direncanakan, sehingga dalam hal ini terlihat adanya efektivitas penggunaan

anggaran.

Page 66: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 56

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang

Kegiatan pembinaan KLHS terhadap dokumen perencanaan yang menjadi acuan dalam

menentukan realisasi/capaian kinerja untuk indikator persentase jumlah dokumen

perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang sudah di-KLHS tentunya dapat

dikategorikan sebagai salah satu kegiatan yang dapat mendukung/menunjang

keberhasilan ataupun kegagalan dari pencapaian realisasi/capaian kinerja untuk indikator

tersebut. Adapun beberapa program/kegiatan lainnya yang diperkirakan dapat

mendukung upaya-upaya dalam pencapaian realisasi/capaian kinerja ini, baik yang telah

ada/berjalan maupun yang perlu dipertimbangkan untuk direncanakan ke depan adalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan evaluasi hasil pembinaan KLHS terhadap dokumen perencanaan. Kegiatan

ini sebetulnya telah dimulai pelaksanaannya pada triwulan III dan IV tahun 2015 yang

menjadi bagian dari pelaksanaan kegiatan pembinaan KLHS dokumen perencanaan.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman

kabupaten/kota mengenai pelaksanaan KLHS dan tindak lanjut yang dilaksanakan

berdasarkan hasil pembinaan sebelumnya.

2) Sosialisasi mengenai peraturan perundang-undangan terbaru terkait KLHS.

3) Kegiatan evaluasi muatan KLHS dokumen perencanaan (RPJMD/RTRW) yang telah

disusun oleh kabupaten/kota. Kegiatan ini telah dimulai pelaksanaannya pada

triwulan IV tahun 2016 namun belum menjadi bagian dari pelaksanaan kegiatan

pembinaan KLHS dokumen perencanaan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui

kesesuaian muatan dokumen KLHS dengan mengacu kepada Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan

Hidup Strategis dan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.

04/Menlhk-II/2015 tentang Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

III. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus lingkungan hidup dan penaatan

hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat (SS3)

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategis SS3 terdiri dari 1 indikator kinerja utama, dengan capaian kinerja sebagaimana

tercantum pada tabel 16:

Tabel 16. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 3 (SS3)

No INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

KINERJA KINERJA CAPAIAN

1 Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

85% 98,21 115,54

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA 115,54

(sangat baik)

Dari tabel di atas dapat dilihat, rata-rata capaian indikator kinerja sasaran strategis SS3

adalah sebesar 115,54%. Keberhasilan pencapaian sasaran ini termasuk kategori

keberhasilan sangat baik.

Page 67: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 57

Adapun pencapaian target kinerja atas SS3 serta analisa dari Indikator Kinerja

Utamanya, yaitu “Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan”, akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Realisasi

a. Sumber data

Data yang digunakan untuk mengetahui fasilitasi pengaduan/kasus lingkungan hidup baik

berupa pengaduan lingkungan hidup di Sumatera Barat berasal dari:

1) Pengaduan yang disampaikan secara langsung/melalui surat ke Bapedalda Prov.

Sumbar sebanyak 5 (lima) pengaduan yang merupakan kewenangan kabupaten/kota.

2) Pengaduan yang disampaikan ke DPRD Provinsi sebanyak 1 (satu) pengaduan yang

merupakan kewenangan kabupaten/kota.

3) Pengaduan yang disampaikan ke Bapedalda Prov. Sumbar sekaligus juga ke

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 1 (satu) pengaduan dan

merupakan kewenangan kabupaten/kota.

4) Pengaduan yang disampaikan ke Bapedalda Prov. Sumbar tetapi kewenangan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (sumber dampak dan penerima

dampak lintas kabupaten sekaligus provinsi) sebanyak 2 (dua) pengaduan.

5) Pengaduan yang disampaikan langsung ke Gubernur dan diminta Bapedalda Prov.

Sumbar untuk memfasilitasi penyelesainnya sebanyak 2 (dua) pengaduan dan

merupakan kewenangan kabupaten/kota.

6) Pengaduan yang ditujukan ke Kementerian Sekretariat Negara dengan tembusan ke

Bapedalda Prov Sumbar sebanyak 1 (satu) dan merupakan kewenangan Pemerintah

Pusat.

7) Pengaduan disampaikan ke kabupaten dan minta difasilisasi oleh Bapedalda Prov.

Sumbar karena merupakan kewenangan Pemprov (sumber dampak dan penerima

dampak lintas kabupaten) sebanyak 1 (satu) pengaduan.

b. Acuan dan alat

Dalam menangani kasus-kasus lingkungan hidup berpedoman terhadap:

1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan akibat Dugaan Pencemaran dan/atau

Perusakan Lingkungan Hidup.

3) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pedoman

Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup.

4) Peraturan perundang-undangan pendukung sesuai dengan objek/sektor pengaduan

antara lain:

Page 68: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 58

- Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara.

- Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan

Tanah untuk Produksi Biomassa.

- Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

- Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

- Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan LB3.

c. Metodologi perhitungan

Dalam menghitung persentase kasus lingkungan hidup dilakukan perbandingan antara

jumlah kasus yang dapat diselesaikan dari jumlah kasus yang masuk. Metodologi

perhitungan persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan menggunakan

formula:

Jumlah kasus yang dapat diselesaikan tahun 2016 x 100 %

Jumlah kasus yang masuk tahun 2016

Untuk menentukan pengaduan/kasus dinyatakan selesai tahun 2016, sampai saat ini

belum diatur melalui peraturan perundang-undangan, namun dalam pelaksanaan

penanganan kasus/pengaduan lingkungan hidup yang telah dilakukan bahwa

pengaduan/kasus dikatakan selesai apabila:

1) Telah dilakukan verifikasi lapangan dan sudah ada Berita Acara yang memuat

temuan/fakta di lapangan maupun rekomendasi tindaklanjut;

2) Surat follow up hasil verifikasi lapangan ke bupati/walikota dari Bapedalda Prov

Sumbar atau surat ke pemilik kegiatan dari instansi lingkungan hidup kab/kota.

3) Diterapkan Sanksi sebagai tindaklanjut hasil penanganan kasus yang difasilitasi.

2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Jumlah pengaduan/kasus yang masuk di Sumatera Barat secara keseluruhan

(pengaduan yang menjadi target SPM Bapedalda Prov Sumbar dan pengaduan di luar

target SPM) berjumlah 56 pengaduan/kasus sedangkan jumlah pengaduan/kasus yang

terselesaikan hanya 55 pengaduan/kasus. Persentase penyelesaian kasus/pengaduan

dengan menggunakan formulasi tersebut di atas diperoleh 98,21% sementara itu target

yang tetapkan untuk tahun 2016 adalah sebesar 85%.

Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

=

Jumlah kasus yang dapat diselesaikan tahun 2016 x 100 %

Jumlah kasus yang masuk tahun 2016

= 55

x 100 % 56 = 98,21%

Capaian kinerja dalam penanganan kasus/pengaduan dapat dihitung dengan

membandingkan antara target dan realisasi dengan menggunakan formula:

Page 69: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 59

Capaian kinerja = Realisasi

x 100 % Target

=

98,21 x 100 %

85 = 115,54%

Penanganan kasus/pengaduan lingkungan hidup baik yang menjadi target SPM dan

diluar SPM adalah sebagai berikut:

1) Kasus lingkungan hidup yang difasilitasi oleh Bapedalda Prov. Sumbar

Dalam penanganan kasus untuk target Tahun 2016 sebanyak 4 (empat) dan

terealisasi sebanyak 13 (tiga belas) kasus. Kasus yang akan ditangani/ditindaklanjuti

merupakan pengaduan yang disampaikan secara langsung/melalui surat ke

Bapedalda Prov Sumbar, pengaduan yang disampaikan ke DPRD Prov. Sumbar,

Pengaduan yang disampaikan ke Bapedalda Prov. Sumbar dan sekaligus ke

Kementerian Lingkungan Hidup, dan pengaduan yang disampaikan ke Gubernur

Sumatera Barat. Dari pengaduan tersebut kemudian dilakukan klasifikasi yaitu:

- Jenis pengaduan: pengaduan lingkungan atau bukan pengaduan lingkungan.

- Kewenangan: pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota.

Pencapaian realisasi lebih dari 100%, target kasus lingkungan hidup yang difasilitasi

penyelesaiannya sebanyak 4 (empat) kasus sedangkan realisasinya sebanyak 13

(tiga belas). Dari 13 (tiga belas) pengaduan/kasus yang masuk sebagian besar

merupakan kewenangan kabupaten/kota yaitu sebanyak 9 (sembilan) dan 2 (dua)

pengaduan merupakan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (KLHK) sedangkan yang menjadi kewenangan Pemerintah dan Provinsi

sebanyak 2 (dua) pengaduan.

Adapun fasilitasi yang telah dilakukan dalam penyelesaian pengaduan adalah

sebagai berikut:

a) Fasilitasi penyelesaian pengaduan tanpa dilakukan verifikasi lapangan sebanyak

3 (tiga) pengaduan yaitu:

- Penyampaian surat ke sektor/instansi teknis terkait dan/atau pemerintah

kabupaten/kota terkait sebanyak 3 (tiga) pengaduan.

- Melakukan rapat koordinasi dengan kab/kota terkait.

Surat tersebut disampaikan oleh pemerintah kabupaten sebagai hasil verifikasi

lapangan untuk melihat kondisi terkini dan penyampaian upaya yang telah

dilakukan beberapa waktu yang lalu baik yang telah dilakukan oleh pemerintah

kabupaten yang bersangkutan baik secara parsial maupun secara

terkoordinasi dengan Pemprov Sumbar.

b) Fasilitasi penyelesaian pengaduan dengan melakukan verifikasi lapangan yaitu:

- Melakukan verifikasi secara terkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota

yang bersangkutan kemudian ditindaklanjuti dengan menyampaikan surat ke

Page 70: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 60

kabupaten/kota terkait hasil verifikasi lapangan dan/atau melakukan rapat-

rapat terkoordinasi hasil verifikasi lapangan (10 pengaduan).

- Melakukan verifikasi secara terkoordinasi antara KLHK dengan Bapedalda

Prov. Sumbar serta pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan karena

pengaduan disampaikan ke pemerintah pusat (1 pengaduan).

- Melakukan verifikasi lapangan yang secara terkoordinasi antara KLHK dengan

Bapedalda Prov. Sumbar dan Instansi LH Provinsi terkait serta pemerintah

kabupaten/kota terkait karena pengaduan ini merupakan kewenangan

pemerintah pusat (2 pengaduan).

2) Kasus Lingkungan Hidup di Provinsi Sumatera Barat

Penanganan kasus Lingkungan Hidup di Provinsi Sumatera Barat di luar target SPM

dilakukan dengan melakukan:

- Rapat koordinasi dengan mengundang instansi lingkungan hidup kabupaten/kota

untuk penyamaan persepsi dalam penanganan pengaduan.

- Inventarisasi pengaduan yang disampaikan ke instansi lingkungan hidup

kabupaten/kota

- Evaluasi dan koordinasi dengan instansi lingkungan hidup untuk melakukan

penentuan objek pengaduan yang akan dilakukan verifikasi lapangan.

Hasil inventarisasi pengaduan/atau kasus yang masuk ke kab/kota diluar target SPM

dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini:

Tabel 17. Hasil Inventarisasi Kasus/Pengaduan yang Ditangani oleh Kab/Kota Tahun

2016

No Kab/Kota Jumlah Kasus/

Pengaduan yang Masuk

Jumlah Kasus/ Pengaduan yang

Terselesaikan

% Penyelesaian

Keterangan

1. Kota Padang 20 20 100

2. Kota Solok 3 3 100

3. Kota Sawahlunto - - - Tidak ada pengaduan

4. Kota Pariaman - - -

5. Kota Padang Panjang

1 1 100

6. Kota Bukittinggi 1 Masih terus difasilitasi penyelesaiannya oleh Pemko Bukittinggi

7. Kota Payakumbuh 2 2 100

8. Kab. Solok - - -

9. Kab. Sijunjung - - -

10. Kab. Dharmasraya 8 8 100

11. Kab. Tanah Datar - - -

12. Kab. Agam - - -

13. Kab. Lima Puluh Kota

5 5 100

14. Kab. Solok Selatan 2 2 100

15. Kab. Pesisir Selatan 7 7 100

16. Kab. Padang 3 3 100

Page 71: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 61

No Kab/Kota Jumlah Kasus/

Pengaduan yang Masuk

Jumlah Kasus/ Pengaduan yang

Terselesaikan

% Penyelesaian

Keterangan

Pariaman

17. Kab. Pasaman - - -

18. Kab. Pasaman Barat

4 4 100

19. Kab. Mentawai - - - Tidak ada pengaduan

Jumlah 56 55 98,21

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

- Perbandingan penyelesaian kasus yang difasilitasi penyelesaiannya oleh

Bapedalda Prov. Sumbar

Jumlah kasus yang dapat diselesaikan setiap tahunnya berfluktuatif tergantung

dari jumlah kasus yang masuk ke Bapedalda Prov Sumbar.

Adapun perbandingan kasus yang dapat diselesaikan Tahun 2016 dengan 4

(empat) tahun terakhir sebagaimana terlihat pada Tabel 18 di bawah ini.

Tabel 18. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Penyelesaian Kasus Tahun 2016

dengan 4 (empat) tahun terakhir

No Tahun Realisasi Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Target Realisasi

1. 2016 * 13 Kasus Jumlah kasus lingkungan hidup yang terselesaikan dari kasus yang difasilitasi penyelesaiannya sebanyak 4 Kasus

13 kasus

2. 2015 5 kasus **) 11 kasus Jumlah kasus lingkungan hidup yang terselesaikan dari kasus yang difasilitasi penyelesaiannya sebanyak 3 Kasus

11 kasus

3. 2014 5 kasus **) 9 kasus Meningkatnya penyelesaian kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan sebanyak 66 %

100 %

4. 2013 5 kasus **) 9 kasus Meningkatnya penyelesaian kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan sebanyak 100 %

100 %

5. 2012 5 kasus **) 12 kasus Meningkatnya penyelesaian kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan sebanyak 80 %

100 %

Keterangan: *) Mengacu kepada UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada Pasal 12 dan

18 menyatakan bahwa lingkungan merupakan urusan wajib pemerintah non pelayanan dasar sehingga tidak memerlukan Standar Pelayanan Minimal.

**) Merupakan Target SPM Bidang Lingkungan Hidup Prov. Sumbar yang ditetapkan sebelum UU 23 Tahun 2014 diterbitkan.

Realisasi kinerja dan capaian kinerja penyelesaian kasus lingkungan hidup setiap

tahunnya selalu melebihi dari yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

pengaduan yang masuk ke Bapedalda Provinsi Sumbar baik pengaduan langsung

maupun pengaduan secara tertulis walaupun bukan kewenangan Pemprov

Sumbar tetap ditindaklanjuti baik secara administrasi maupun melakukan

Page 72: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 62

verifikasi lapangan secara terkoordinasi dengan Pemkab/Kota terkait maupun

dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Adapun perbandingan realisasi penyelesaian kasus lingkungan hidup tahun 2016 dengan

4 (empat) tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 19 dibawah ini.

Tabel 19. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan 4 (empat)

tahun terakhir

No Uraian 2016 2015 2014 2013 2012

T R T R T R T R T R

1. Jumlah kasus yang masuk se-Sumatera Barat

* 56

* 109 * 68 * 105 * 68

2. Jumlah kasus yang diselesaikan se-Sumatera Barat

* 55 * 106 * 64 * 93 * 58

3. Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

85% 98,21%

85% 97,25%

75% 94,12%

* 88,57%

* 85,29%

Keterangan : * belum ada penetapan target

68

105

68

109

5658

93

64

106

55

0

20

40

60

80

100

120

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 Jumlah kasus yang masuk se-Sumatera Barat

2 Jumlah kasus yang diselesaikan se-Sumatera Barat

Grafik 8. Perbandingan Jumlah Kasus yang Masuk dan Kasus yang Diselesaikan se-Sumatera Barat Selama 5 (lima) tahun terakhir

Page 73: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 63

0

20

40

60

80

100

120

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 Target 2 Realisasi

Grafik 9. Perbandingan Persentase Target Kasus yang Diselesaikan dengan Realisasi Bapedalda Prov Sumbar 5 (lima) tahun terakhir

Dari tabel 19 tersebut di atas dapat digambarkan objek pengaduan terhadap pemilik

kegiatan dan/atau usaha pada 5 (lima) kurun waktu tersebut berbeda-beda, hal ini

menggambarkan bahwa pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti oleh instansi

lingkungan hidup dengan melakukan verifikasi lapangan telah dilaksanakan oleh pemilik

kegiatan sehingga pengaduan tersebut tidak berulang pada tahun berikutnya. Namun

pada tahun 2016 ini masih terdapat beberapa pengaduan yang telah selesai dilakukan

verifikasi lapangan tetapi diadukan kembali ke Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan terkait dengan dugaan pencemaran yang sama.

Penetapan capaian pengukuran kinerja baru dilaksanakan pada tahun 2014, sehingga

data yang dapat dibandingkan hanyalah data tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016.

Dari hasil perbandingan tersebut terdapat kenaikan persentase kasus lingkungan hidup

yang dapat diselesaikan dari pada tahun 2014 sebesar 94,12%, tahun 2015 sebesar

97,25% dan tahun 2016 sebesar 98,21%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja

dalam penanganan kasus lingkungan hidup semakin membaik.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama dari Renstra Bapedalda 2016 – 2021,

target yang ditetapkan untuk indikator persentase kasus lingkungan hidup yang dapat

diselesaikan adalah 85%. Dengan realisasi sebesar 98,21% atau tingkat capaian

realisasi kinerja indikator ini melebihi 100%, serta adanya kecenderungan seperti itu

selama tiga tahun terakhir, maka target pada akhir periode renstra 2016 – 2021 akan

dapat dicapai.

Page 74: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 64

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Sampai saat ini belum ada standar nasional untuk penyelesaian kasus lingkungan hidup,

yang diatur adalah mekanisme penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa

lingkungan hidup. Hanya saja diharapkan untuk semua kasus yang masuk agar dapat

diselesaikan dengan prosedur sesuai ketentuan yang berlaku. Jika dibandingkan dengan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sepanjang tahun 2016 terdapat 632

pengaduan yang masuk, 416 selesai ditindak. Ada 216 laporan sedang proses

penyelesaian, 196 telaah dan 20 kasus tahap penyusunan rekomendasi. Sedangkan

untuk wilayah Penegakan Hukum Sumatera dalam penanganan kasus yang meliputi

kasus pidana terdapat 21 kasus dengan penyelesaian pada P21 sebanyak 15 kasus,

sisanya P19.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Tingginya tingkat capaian realisasi kinerja antara lain disebabkan oleh konsistennya tim

penegakan hukum/penyelesaian kasus Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dalam

menyikapi setiap kasus yang masuk, sesuai dengan SOP dan ketentuan yang berlaku.

Setiap kasus yang masuk langsung ditindaklanjuti untuk penyelesaiannya, antara lain

melalui pelimpahan, koordinasi atau verifikasi.

Terdapat beberapa faktor penunjang yang menyebabkan tingkat penyelesaian

kasus/pengaduan lingkungan hidup melebihi dari target yang telah ditentukan antara lain:

1) Penerapan hasil pembinaan terhadap instansi lingkungan hidup kabupaten/kota yang

telah dilakukan oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dan surat tindaklanjut dari

hasil penanganan pengaduan/kasus lingkungan hidup dari Bapedalda Prov. Sumbar

yang disampaikan kepada kepala daerah dengan tembusan ke instansi lingkungan

hidup.

2) Adanya peningkatan kapasitas PPLHD kab/kota dengan melakukan verifikasi

lapangan secara terkoordinasi dengan Bapedalda Prov. Sumbar sehingga PPLHD

Kab/kota dapat lebih optimal dalam menangani pengaduan/kasus lingkungan hidup

di daerahnya.

Sementara itu ada beberapa kasus lingkungan hidup yang ada di Provinsi Sumatera

Barat yang hingga akhir tahun 2016 belum selesai sehingga persentasenya 98,21%,

yang disebabkan karena:

1) Masih terdapat beberapa pengaduan yang masuk pada akhir tahun 2016 sehingga

penyelesaiannya akan dilanjutkan pada tahun 2017.

2) Masih terdapat proses penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan

yang masih berlanjut proses fasilitasinya oleh KLHK sejak Tahun 2016.

3) Keberanian pemerintah kabupaten/kota dalam penerapan sanksi hukum lingkungan

masih kurang karena terkait dengan investasi di daerahnya.

Page 75: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 65

Solusi yang telah dilakukan:

1) Melakukan pembinaan kepada instansi lingkungan hidup kabupaten/kota untuk

meningkatkan pemahaman aparatur terkait dengan mekanisme penanganan kasus

lingkungan hidup.

2) Melakukan verifikasi lapangan secara terkoordinasi dengan instansi lingkungan hidup

kab/kota dan instansi teknis terkait dalam penanganan pengaduan/kasus lingkungan

hidup.

3) Melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait dengan

percepatan penyelesaian kasus lingkungan hidup yang berada pada lintas provinsi

yang penanganannya diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup sesuai

kewenangan.

4) Mendorong pemerintah kabupaten/kota agar lebih tegas dalam penegakan hukum

lingkungan atas pelanggaran pemilik kegiatan dan/atau usaha terhadap peraturan

perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda sebesar Rp. 120.000.000,-, terealisasi sebesar Rp.

100.865.154,- atau 84,05% dan ditunjang oleh kegiatan APBN dengan anggaran Rp.

91.817.000,-, terealisasi sebesar Rp. 82.666.443,- atau 90,03%.

Dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup telah dilakukan upaya untuk penelaahan

terhadap kewenangan pengaduan yang masuk ke Bapedalda Prov Sumbar dengan

melimpahkan pengaduan ke kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Setelah

pelimpahan penanganan pengaduan tersebut, maka dilakukan koordinasi untuk

mengetahui perkembangan penyelesaian pengaduan. Apabila sudah dilakukan verifikasi

lapangan oleh instansi lingkungan hidup kabupaten/kota yang bersangkutan dan hasilnya

sudah representatif, maka tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan secara terkoordinasi

dengan melibatkan instansi lingkungan hidup dan instansi teknis terkait, hal ini

berdampak pada efisiensi anggaran. Namun pada beberapa pengaduan pemerintah

kabupaten/kota meminta bantuan kepada Bapedalda untuk melakukan verifikasi secara

terkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota guna melengkapi data hasil verifikasi

lapangan yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian target indikator

kinerja “Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan” sebanyak 2

program dengan 2 kegiatan yang terbagi atas beban APBD dan APBN, yaitu kegiatan

Penegakan Hukum Lingkungan (APBD) dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (APBN). Kegiatan ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi

Page 76: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 66

sarana/media utama dan bersifat saling melengkapi dalam rangka penyelesaian berbagai

bentuk kasus lingkungan hidup yang mungkin akan terjadi.

IV. Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup

(SS4)

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran

strategis SS4 terdiri dari 4 indikator kinerja utama, dengan capaian kinerja sebagaimana

tercantum pada tabel 20:

Tabel 20. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis SS4

No INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

KINERJA KINERJA CAPAIAN

Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

Gerakan Sumbar Bersih Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru) Usaha/kegiatan peringkat biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan lingkungan hidup Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata tahun 2015

60%

10%

20%

15%

65,11%

21,61%

21,42%

20,83%

108,51

216,10

107,14

138,87

RATA-RATA CAPAIAN KINERJA 147,65

(sangat baik)

Dari tabel 20 dapat dilihat, rata-rata capaian 4 indikator kinerja sasaran strategis SS4

adalah sebesar 147,65%. Keberhasilan pencapaian sasaran ini termasuk kategori

keberhasilan sangat baik. Begitu juga untuk masing-masing indikator dimana tingkat

capaian > 100% sehingga masuk dalam kategori keberhasilan sangat baik.

Adapun pencapaian target kinerja atas SS4 serta analisa dari keempat Indikator Kinerja

Utamanya, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

Gerakan Sumbar Bersih

1.1. Realisasi

a. Sumber Data

Data perhitungan persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura

dan Gerakan Sumbar Bersih bersumber dari kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas

Lingkungan Hidup Perkotaan (Adipura) dan Implementasi Gerakan Sumbar Bersih.

Dimana Program Adipura merupakan program kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan yang berlingkup nasional untuk mewujudkan wilayah yang berwawasan

lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.

Page 77: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 67

Mekanisme penilaian Adipura dan GSB dibagi atas 2 tahap pemantauan dan realisasi

kinerja berupa persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

GSB diperoleh dari hasil pemantauan yang dilakukan di lapangan dengan beberapa

indikator penilaian sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor : P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan

Program Adipura. Sedangkan penilaian GSB merujuk kepada hasil penilaian berdasarkan

SK Kepala Bapedalda Provinsi Sumatera Barat No. 660/16/Kpts/Sekr-2014 tentang

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kelurahan dan Kecamatan Bersih dan hijau Tingkat

Provinsi Sumatera Barat.

b. Acuan dan alat

Acuan dan alat yang digunakan dalam perhitungan persentase jumlah titik pantau yang

memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih adalah:

- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:

P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura;

- SK Gubernur Sumatera Barat No. 660-1046-2013 tentang Pembentukan Tim

Koordinasi Gerakan Sumatera Barat Bersih;

- SK Gubernur Sumatera Barat No. 660-235-2015 tentang Pembentukan Tim Penilai

Lomba Kelurahan dan Kecamatan Bersih dan Hijau Tingkat Sumatera Barat Tahun

2015;

- SK Kepala Bapedalda Provinsi Sumatera Barat No. 660/16/Kpts/Sekr-2014 tentang

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kelurahan dan Kecamatan Bersih dan hijau Tingkat

Provinsi Sumatera Barat.

c. Metode perhitungan

Metode yang digunakan dalam menghitung realisasi dari indikator persentase jumlah titik

pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih adalah

dengan menggunakan rumusan:

( Jml Titik Pantau >71 Adipura 2016

X100%) + ( Jml Titik Pantau >71 GSB Tahun 2016

x100%) Jml Total Titik Pantau Adipura 2016 Jml Total Titik Pantau GSB Thn 2016

2

1.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Target yang ditetapkan berdasarkan perjanjian kinerja untuk indikator ini adalah 60%.

Adapun realisasinya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan evaluasi terhadap

setiap program dan kegiatan dari Eks. Kementerian Lingkungan Hidup termasuk Program

Adipura yang merupakan salah satu kebijakan dalam pengelolaan sampah. Hal ini

berakibat jadwal pelaksanaan Program Adipura tahun 2015-2016 mengalami penundaan.

Page 78: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 68

Akibat penundaan ini, tahapan pelaksanaan Program Adipura 2015-2016 juga mengalami

pengunduran. Pemantauan Tahap I biasanya dilakukan pada bulan September-Oktober

setiap tahunnya maka pada tahun 2015 tidak terlaksana dan baru pada Bulan Maret

2016 pemantauan I dilaksanakan. Tetapi untuk pelaksanaan Pemantauan I Adipura

tahun 2016-2017 telah dapat dilaksanakan pada bulan November 2016. Disamping

Pemantauan juga telah dilaksanakan pembinaan untuk peningkatan persentase Jumlah

titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura. Terkait dengan Program Gerakan

Sumbar Bersih merupakan kegiatan tahun ketiga dilaksanakan pada tahun 2016 ini.

Persiapan dan penyebarluasan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan Program GSB

telah dilakukan semenjak tahun 2013 yang lalu dan telah diikuti dengan surat lanjutan

pada awal tahun 2016.

Pencapaian target kinerja Program Adipura dan GSB pada tahun 2016 ini sudah

memenuhi target dimana persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade

Adipura dan GSB berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian lapangan mencapai

65,11% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya pembinaan dan terdapat

beberapa titik pantau yang merupakan titik pantau tahun lalu. Pada Penilaian GSB, hal ini

tidak dilarang sebab sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama bahwa

kelurahan/kecamatan yang telah menjadi peserta tahun lalu masih dibolehkan untuk

diusulkan kembali kecuali pemenang pertama. Terkait dengan hal tersebut, maka

realisasi kinerja untuk indikator persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing

grade Adipura dan Gerakan Sumbar bersih pada tahun 2016 adalah:

(

Jml Titik Pantau >71 Adipura 2016

X 100%) + (

Jml Titik Pantau >71 GSB Tahun 2016

X 100% ) Jml Total Titik Pantau Adipura 2016

Jml Total Titik Pantau GSB Thn 2016

2

= (68,82% + 61,40)

= 130,22

= 65,11% 2 2

Berdasarkan angka realisasi tersebut disimpulkan bahwa target tahun 2016 untuk

indikator persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

Gerakan Sumbar Bersih sebesar 60% dapat dicapai bahkan melebihi, sehingga capaian

kinerja untuk indikator ini adalah 108,51 berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

65,11% X 100% = 108,51%

60%

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Perbandingan realisasi kinerja dengan tahun lalu belum dapat dilakukan karena indikator

ini (gabungan antara Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih (GSB)) baru digunakan pada

tahun 2016 dan belum digunakan pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun pada tahun-

tahun sebelumnya indikator ini berdiri sendiri-sendiri dan yang diukur juga bukan jumlah

titik pantau yang melewati passing grade, akan tetapi lebih ke arah peningkatan jumlah

Page 79: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 69

peserta Adipura dan GSB. Akan tetapi perbandingan akan tetap dilakukan dengan basis

jumlah titik pantau yang dinilai baik yang diindikasikan dengan nilai/passing grade > 71.

Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan

Sumbar Bersih tahun lalu cenderung meningkat. Dibandingkan dengan tahun lalu,

Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade mengalami sedikit

peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade untuk

kegiatan Adipura sebanyak 109 titik dari jumlah titik pantau sebanyak 170 titik. GSB

sebanyak 152 titk dari jumlah titik pantau sebanyak 272 titik. Sehingga persentase titik

pantau yang mencapai nilai > 71 sebesar 60%. Pada tahun 2016 ini terjadi peningkatan

persentase dimana Adipura dari 170 jumlah titik pantau, yang memenuhi passing grade

sebanyak 117 titik pantau dan GSB dari 272 titik pantau, sebanyak 167 titik pantau telah

melebihi passing grade Adipura sehingga persentase jumlah titik pantau yang memenuhi

passing grade Adipura dan GSB adalah 65,11%. Peningkatan ini tidak lepas dari

pembinaan dan dorongan dari Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dan adanya kemauan

kepala daerah untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di daerahnya.

Peningkatan jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan

Sumbar Bersih tahun 2015-2016 dapat dilihat dari grafik berikut.

Grafik 10. Peningkatan jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih tahun 2015-2016

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama dari Renstra Bapedalda 2016 – 2021,

target yang ditetapkan untuk indikator persentase jumlah titik pantau yang memenuhi

passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih adalah 60%. Dengan realisasi

sebesar 65,11% atau dengan tingkat capaian realisasi kinerja indikator sebesar 108,51%,

maka jika kecenderungan keberhasilan seperti itu dapat dipertahankan, maka target

pada akhir periode renstra 2016 – 2021 akan dapat dicapai.

Page 80: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 70

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Standar nasional yang ditetapkan dalam menentukan titik pantau sesuai passing grade

adalah standar passing grade Adipura yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan yaitu titik pantau bernilai > 71 dianggap bernilai baik. Sedangkan

nilai < 71 dianggap titik pantau tersebut bernilai jelek. Sehingga semakin banyak titik

pantau dalam suatu provinsi yang bernilai baik (>71) maka tentunya akan berbanding

lurus dengan peningkatan peranserta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Di Sumatera Barat dengan jumlah peserta Adipura tahun 2016 sebanyak 13 kab/kota

terdapat 170 titik pantau dan yang memenuhi passing grade Adipura sebanyak 117 titik

pantau. Sehingga masih ada 53 titik pantau lagi yang bernilai dibawah 71. Kabupaten

terbanyak yang memiliki titik pantau < 71 adalah Kabupaten Pasaman Barat dan

Kabupaten Sijunjung. Hampir seluruh titik pantau di kedua daerah tersebut memiliki nilai

< 71. Hal ini berakibat mempengaruhi nilai titik pantau secara keseluruhan.

Adapun kegiatan penilaian lomba kecamatan/kelurahan bersih Program Gerakan

Sumatera Barat Bersih merupakan gerakan berskala lokal yang diharapkan dapat

meningkatkan perhatian seluruh pihak terhadap pengelolaan sampah dan sanitasi dan

dapat memberikan dampak positif yang besar dalam menciptakan provinsi yang bersih

melalui serangkaian upaya perbaikan sistem kebersihan. Berkaitan dengan hal tersebut

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mencanangkan Gerakan Sumbar Bersih sebagai

bentuk komitmen mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Standar secara

nasional merujuk ke penilaian titik pantau Adipura sehingga batas passing grade yang

digunakan juga passing grade Adipura. Pada tahun 2016, dari jumlah titik pantau GSB

sebanyak 272 titik pantau, sebanyak 167 titik pantau telah memiliki nilai > 71 sehingga

masih terdapat 105 titik pantau lagi yang memiliki nilai < 71. Oleh sebab itu diperlukan

langkah-langkah strategis baik dari pemerintah kab/kota maupun pemerintah provinsi

untuk menanggulanginya.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan GSB tahun 2016

mengalami sedikit peningkatan. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa faktor

yang menyebabkan peningkatan tersebut antara lain:

- Kepedulian beberapa Kepala Daerah terhadap kelola lingkungan yang baik melalui

penilaian Adipura dan lomba Keluarahan/Kecamatan bersih GSB sudah cukup baik

tetapi masih ada beberapa kepala daerah yang tidak peduli terhadap hal tersebut

sehingga mempengaruhi nilai titik pantau secara keseluruhan.

- Ketersediaan anggaran yang tidak memadai sehingga pembinaan terhadap calon

peserta baik Program Adipura maupun GSB tidak dapat terlaksana sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

Page 81: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 71

- Sistem penilaian Adipura yang seringkali berubah tanpa pemberitahuan sehingga

mengakibatkan ketidakpastian dalam penilaian.

- Sumber daya manusia terkait pengelolaan sampah di seluruh kab/kota masih kurang

sehingga kab/kota yang bukan peserta Program Adipura mengalami kendala dalam

pengelolaan sampah.

Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain:

- Pembinaan terhadap kabupaten/kota peserta program Adipura dan GSB.

- Mendorong kabupaten/kota untuk membuat kegiatan yang sama di tingkat

kabupaten/kota.

- Mensinergikan pola penilaian Adipura dengan penilaian program Gerakan Sumbar

Bersih.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda sebesar Rp. 1.053.747.300, terealisasi sebesar Rp.

1.018.925.679,- atau 96,69%.

Dalam upaya peningkatan jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

Gerakan Sumbar Bersih, Bapedalda tidak terlalu membutuhkan sumberdaya anggaran

dan sumber daya manusia yang banyak. Upaya yang dibutuhkan dalam peningkatan

kinerja jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar

Bersih lebih kepada koordinasi, komunikasi dan pendekatan yang intensif dengan

pemerintah kabupaten/kota dan kemudian pemerintah kabupaten/kota

menindaklanjutinya dengan perencanaan, sosialisasi/kampanye kepada seluruh

stakeholders di lingkup kabupaten/kota serta pendekatan anggaran, terutama dalam hal

penyediaan sarana/prasarana pokok/wajib yang menjadi kriteria atau persyaratan

penilaian dalam program Adipura dan GSB. Akan tetapi bagi pihak pemerintah

kabupaten/kota, sebagaimana telah disinggung juga di atas, terutama bagi

kabupaten/kota yang memiliki keinginan meraih Adipura dan GSB akan lebih baik

meningkatkan peranserta stakeholder dalam pengelolaan titik pantau.

Peran provinsi dalam hal ini antara lain dapat membantu mengarahkan rencana alokasi

dana transfer ke daerah (dana DAK bidang lingkungan hidup) oleh kabupaten/kota agar

dapat diprioritaskan untuk memenuhi sarana/prasarana yang diwajibkan ada dalam suatu

kabupaten/kota, misalnya untuk pembangunan bank sampah, tempat sampah terpilah,

media pengangkut sampah, dan lain-lain, sehingga beban pemerintah daerah

kabupaten/kota tidak terlalu berat.

Efisiensi penggunaan sumber daya juga dilakukan dalam tahap penilaian, dimana

dengan jumlah personil yang dibatasi namun paham dan mengerti tentang prosedur serta

tata cara penilaian, maka proses penilaian dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Page 82: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 72

Pada saat penilaian Adipura, tim penilai juga menginformasikan tentang kegiatan lomba

penilaian kecamatan/kelurahan bersih sehingga sosialisasi dan pembinaan kegiatan

dapat diefisienkan terutama kab/kota peserta program Adipura.

Pada kegiatan GSB, tim penilai memanfaatkan tim penilai Adipura sehingga pelaksanaan

pembinaan dan penilaian ke kab/kota juga memanfaatkan tim yang ada. Akibatnya

efisiensi sumber daya manusia dapat dilakukan.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator Persentase

jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih

yaitu sebanyak 1 program (Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan) dengan 1 kegiatan utama, yaitu Peningkatan Pemulihan Kualitas

Lingkungan Hidup Perkotaan (ADIPURA) dan Gerakan Sumbar Bersih (GSB).

Selain itu terdapat beberapa program/kegiatan menunjang pencapaian target

peningkatan persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing grade Adipura dan

Gerakan Sumbar Bersih antara lain :

PROPER dan PROPER Daerah

Lokasi pemantauan Program Adipura dan GSB antara lain fasilitas umum milik

pemerintah yang sering digunakan oleh masyarakat seperti rumah sakit/puskemas,

bandara, stasiun kereta api dan lain-lain. Lokasi tersebut diantaranya juga merupakan

salah satu objek penilaian PROPER atau PROPER Daerah. Dengan adanya

pembinaan terhadap objek tersebut sebagaimana telah dilakukan selama ini pada

kegiatan PROPER dan juga PROPER Daerah, dengan sendirinya pemerintah

kabupaten/kota terbantu dalam hal pengelolaan sampah dan limbah yang juga

menjadi titik pantau wajib dalam penilaian Adipura.

ADIWIYATA

Di samping menjadi objek penilaian PROPER, ada juga lokasi pemantauan Adipura

dan GSB yang menjadi lokasi penilaian kegiatan lain yaitu Sekolah yang merupakan

lokasi Program Adiwiyata. Dalam program Adiwiyata dilakukan penilaian terhadap

sekolah bersih dan berbudaya lingkungan yang tersebar di hampir seluruh

kabupaten/kota di Sumatera Barat. Mengingat bahwa sekolah merupakan titik pantau

wajib dalam program Adipura dan GSB, maka dengan sendirinya kegiatan ini juga

akan membantu kabupaten/kota baik yang telah ikut sebagai peserta Adipura dan

GSB maupun yang masih berstatus sebagai calon peserta untuk mempersiapkan

sekolah-sekolah sebagai titik pantau atau calon titik pantau Adipura dan GSB.

Selain kegiatan-kegiatan internal Bapedalda tersebut, masih diperlukan langkah lainnya

guna menunjang pencapaian target peningkatan jumlah peserta program Adipura setiap

tahunnya, seperti pelibatan instansi yang bertanggung jawab sebagai pengelola titik

pantau Adipura dan GSB antara lain Dinas Perhubungan (terminal dan bandara), Dinas

Page 83: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 73

Kesehatan (rumah sakit dan puskesmas), Dinas Pasar (pasar dan pertokoan), Dinas

Pekerjaan Umum/Prasjaltarkim (jalan) dan lain sebagainya. Bersinerginya seluruh SKPD

dalam suatu kabupaten/kota dalam mempersiapkan kabupaten/kotanya sebagai calon

peserta Adipura dan GSB adalah sangat mutlak diperlukan.

Agar kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pimpinan instansi di

daerah maka perlu sering dilakukan pembinaan baik ke instansi lingkungan hidup daerah

maupun kecamatan/kelurahan tempat pelaksanaan kegiatan.

2. Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan penghargaan lingkungan

(Adiwiyata dan Kalpataru)

2.1. Realisasi

a. Sumber data

Data untuk perhitungan dan analisis indiktor kinerja ini bersumber dari hasil pelaksanaan

dua kegiatan utama, yaitu melalui serangkaian kegiatan seleksi/penjaringan, pembinaan

dan pencalonan pada kegiatan Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan

Kelompok Peduli Lingkungan Hidup (Kalpataru) dan kegiatan Pembinaan Sekolah

Berwawasan Lingkungan (Adiwiyata).

b. Acuan dan alat

Acuan dan alat yang digunakan dalam perhitungan realisasi dan capaian kinerja adalah

hasil dari pelaksanaan Pembinaan dan Penilaian Sekolah Adiwiyata yang mengacu

kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Adiwiyata dan Petunjuk Teknis Pelaksananan Kegiatan Adiwiyata.

Adapun untuk Kalpataru, acuan/alat yang digunakan dalam tahapan pelaksanaan

kegiatan mulai dari penjaringan sampai penetapan peraih penghargaan Kalpataru

adalah:

- Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dalam pasal 70 yang menjelaskan tentang peran masyarakat

- Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, pasal 63 huruf w yang menjelaskan tentang tugas dan

kewenangan pemerintah untuk melaksanakan memberikan pendidikan, pelatihan,

pembinaan dan penghargaan.

- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.3/Menlhk/PSKL/Set-

1/1/2016 tentang Penghargaan Kalpataru.

c. Metodologi perhitungan

Perhitungan dilakukan dengan cara merata-ratakan persentase kenaikan jumlah usulan

penerima kalpataru tahun 2016 dan jumlah sekolah adiwiyata tahun 2016 dibandingkan

dengan jumpah pada tahun 2015, atau dengan rumusan:

Page 84: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 74

{

∑ sekolah adiwiyata 2016 – ∑ sekolah adiwiyata 2015 X 100%} + {

∑ usulan kalpataru 2016 – ∑ usulan kalpataru 2015 X 100%}

∑ sekolah adiwiyata 2015 ∑ usulan kalpataru 2015

2

2.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Untuk mendapatkan angka realisasi kinerja indikator ini pada tahun 2016, maka

dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas, dengan data-data yang bersumber

dari hasil pelaksanaan kedua kegiatan utama, sebagai berikut:

- Sekolah Adiwiyata tahun 2015 = 177 sekolah

- Sekolah Adwiyata tahun 2016 = 224 sekolah

- Usulan kalpataru tahun 2015 = 12 usulan

- Usulan kalpataru tahun 2016 = 14 usulan

Dengan menggunakan rumus di atas maka:

{ 224 – 177

X 100%} + { 14 – 12

X 100%}

177 12

2

= (26,55% + 16,66%) / 2

= 21,60%

Didapatkan realisasi kinerja untuk indikator ini pada tahun 2016 adalah 21,60% dari 10%

yang ditargetkan. Dengan kata lain, realisasi jauh melebihi di atas target dengan tingkat

capaian kinerja adalah:

(Realisasi) / (target) x 100% = 21,60% / 10% x 100% = 216%.

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Untuk kalpataru, dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun terakhir, jumlah usulan peraih

penghargaan Kalpataru selalu mengalami peningkatan yaitu dari 10 (sepuluh) usulan

pada tahun 2014 menjadi 12 (dua belas) usulan pada tahun 2015. Pada tahun 2015 ini

juga terjadi peningkatan menjadi 14 (empat belas) usulan. Tetapi dengan peningkatan

usulan dari kab/kota pada tahun 2016 ini belum menambah jumlah penerima

penghargaan Kalpataru tahun 2016 tingkat nasional. Hal ini terlihat dengan berkurangnya

jumlah penerima penghargaan Kalpataru tingkat nasional dibandingkan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 jumlah peraih penghargaan Kalpataru tingkat nasional sebanyak 3

orang dengan berbagai kategori tetapi pada tahun 2015 tidak ada peraih penghargaan

dari Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2016 terjadi sedikit peningkatan yaitu

sebanyak 1 (satu) orang untuk penerima tropi dan 1 (satu) orang memperoleh piagam

selaku nominator Kalpataru.

Page 85: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 75

Grafik 11. Perbandingan Usulan & Capaian Peraih Penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2014-2016

Sedangkan untuk kegiatan Adiwiyata sejak tahun 2013 telah mengalami perkembangan

yang cukup pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 jumlah sekolah

yang mengikuti program Adiwiyata di Sumatera Barat adalah 140 sekolah yang berasal

dari 16 kabupaten/Kota yang terdiri dari 15 sekolah kategori Adiwiyata Mandiri, 60

sekolah kategori Adiwiyata Nasional dan 65 sekolah kategori Adiwiyata Tingkat Provinsi.

Pada tahun 2013 hanya ada tiga lagi Kabupaten/Kota di Sumatera Barat yang belum

mengikuti program Adiwiyata yakni Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Dharmasraya

dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Namun pada tahun 2014 jumlah sekolah yang

mengikuti program Adiwiyata melonjak cukup tajam dibanding tahun 2013 yakni

meningkat menjadi 160 sekolah yang berasal dari 15 kabupaten/Kota. Dari 160 sekolah

tersebut tersebut 21 sekolah untuk calon sekolah kategori Adiwiyata Mandiri, 63 sekolah

untuk calon sekolah kategori Adiwiyata Nasional dan 76 sekolah untuk calon sekolah

kategori Adiwiyata Tingkat Provinsi. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada

tahun 2015 terjadi peningkatan keikutsertaan sekolah dalam program Adiwiyata sebesar

10,63% menjadi 177 sekolah. Pada tahun 2015, sudah semua kabupaten/kota mengikuti

Program Adiwiyata. Pada tahun 2016, jumlah sekolah yang mengikuti program Adiwiyata

adalah sebanyak 224 sekolah yang terdiri dari 107 Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi, 84

sekolah Adiwiyata Nasional dan 33 Sekolah Adiwiyata Mandiri. Ini menandakan semakin

tingginya komitmen pemerintah kabupaten/kota dan sekolah-sekolah untuk berpartisipasi

dalam program Adiwiyata. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, maka pada tahun 2016

terjadi peningkatan keikutsertaan sekolah dalam program Adiwiyata sebesar 26,55%. Ini

prestasi yang cukup menggembirakan dalam pengembangan program pendidikan

lingkungan, sehingga diharapkan kedepan dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah

yang mengikuti program Adiwiyata maka semakin banyak generasi muda yang peduli

Page 86: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 76

dan memahami kondisi lingkungan hidup. Dengan program Adiwiyata akan tumbuh sikap

menjaga dan memelihara lingkungan dari tindakan kerusakan, pencemaran dan

berupaya untuk melakukan pelestarian lingkungan dengan bijak sehingga dapat

mempertahankan kelangsungan ekosistem dengan natural.

Grafik 12. Perkembangan jumlah keikutsertaan sekolah dalam program Adiwiyata di Sumatera Barat tahun 2013 – 2016

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama dari Renstra Bapedalda 2016 – 2021,

target yang ditetapkan untuk indikator ini adalah 10%. Dengan realisasi sebesar 21,60%

atau dengan tingkat capaian realisasi kinerja indikator sebesar 216%, maka jika

kecenderungan keberhasilan seperti itu dapat dipertahankan, maka target pada akhir

periode renstra 2016 – 2021 akan dapat dicapai bahkan akan melebihi target akhir

periode renstra dimaksud.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Tidak ada standarisasi nasional yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur

keberhasilan peningkatan jumlah keikutsertaan dalam program Adiwiyata dan Kalpataru.

Perbandingan dapat dilakukan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.

Jumlah usulan peraih penghargaan Kalpataru di Provinsi Sumatera Barat dalam

beberapa tahun terakhir terus meningkat. Hal ini berimbas kepada jumlah peraih

penghargaan Kalpataru tingkat nasional. Dibandingkan dengan usulan dan capaian

peraih penghargaan Kalpataru tingkat nasional secara nasional, Provinsi Sumatera Barat,

Semenjak Program Kalpataru di luncurkan pada tahun 1980 hingga sekarang, telah

memperoleh Penghargaan Kalpataru sebanyak 16 orang/kelompok sama dengan

Sumatera Utara sebanyak 16 orang/kelompok. Sedangkan secara nasional Provinsi

Page 87: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 77

Sumatera Barat berada diurutan ketujuh. Provinsi paling banyak memperoleh

penghargaan Kalpataru adalah Jawa Timur, sebanyak 48 orang/kelompok, disusul Jawa

Barat (30 orang/kelompok) dan Nusa Tenggara Timur (23 orang/kelompok).

Untuk Adiwiyata, secara nasional perolehan penghargaan Adiwiyata Propinsi Sumatera

Barat berada pada posisi ke 3 setelah Jawa Timur dan Jawa Barat. Diharapkan ke depan

dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah yang mengikuti program Adiwiyata maka

semakin banyak generasi muda yang peduli dan memahami kondisi lingkungan hidup.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam pemenuhan target

peningkatan jumlah keikutsertaan dalam program Kalpataru dan Adiwiyata, antara lain:

Apresiasi dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan memberikan

penghargaan dan bantuan dana stimulan bagi sekolah-sekolah peraih penghargaan

sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata Nasional maupun Sekolah

Adiwiyata tingkat Provinsi. Apresiasi tersebut dapat menjadi perangsang dan daya

tarik bagi sekolah-sekolah dalam mengikuti program Adiwiyata ini. Begitu juga

dengan sebagian pemerintah kabupaten/kota yang sudah memahami pentingnya

program ini juga telah memberikan penghargaan dan bantuan stimulan kepada

sekolah-sekolah yang berhasil mendapatkan predikat sebagai sekolah Adiwiyata.

Adanya dukungan personil Tim Pembina Program Adiwiyata Provinsi dan

stakeholder terkait baik di tingkat Provinsi maupun di kabupaten/kota yang

melibatkan unsur-unsur dari berbagai instansi terkait, perguruan tinggi, LSM dan

pers. Tingginya kualitas tim Pembina Sekolah Adiwiyata di Sumatera Barat pada

tahun 2016 ini menyebabkan pemahaman yang diberikan kepada instansi terkait

dan sekolah di kabupaten/kota dapat diterima dengan baik sehingga program

Adiwiyata ini dapat berkembang dengan cepat.

Adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, antara lain dalam memberikan panduan,

petunjuk teknis bahkan sampai kepada mengkampanyekannya secara luas melalui

media massa nasional dan melalui acara penyerahan penghargaan yang langsung

diberikan oleh Presiden/Wakil Presiden.

Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain adalah:

Pembinaan yang dilaksanakan oleh Tim Adiwiyata Provinsi baik berupa pelatihan,

sosialisasi, bimbingan teknis maupun workshop kepada instansi terkait di

kabupaten/kota maupun sekolah-sekolah Adiwiyata yang bersadarkan aturan

menjadi tangung jawab Provinsi utuk melakukan pembinaan. Tujuan dari pelatihan,

sosialisasi dan kegiatan peningkatan kapasitas ini adalah untuk membuka wawasan

dari instansi terkait di Kabupaten/Kota dalam memahami program Adiwiyata

sehingga dapat dilaksanakan dengan baik di daerah.

Page 88: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 78

Penyampaian informasi terkait Kalpataru baik di media cetak maupun elektronik oleh

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat sehingga pemahaman berbagai pihak tentang

Kalpataru semakin baik.

Peningkatan jumlah sekolah yang mengikuti program Adiwiyata ini secara signifikan

terus meningkat juga karena setiap tahunnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

melalui Bapedalda selalu mengadakan Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang di

dalam kegiatan tersebut juga diserahkan beberapa penghargaan lingkungan

termasuk penghargaan Sekolah Adiwiyata. Keberhasilan ini menyebabkan Provinsi

Sumatera Barat termasuk daerah yang juga diperhitungkan di tingkat regional

Sumatera dan tingkat nasional. Oleh karena itu Sumatera Barat menjadi salah satu

daerah tujuan untuk studi banding bagi Provinsi lain di Sumatera dalam

pengembangan program Adiwiyata.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda untuk dua kegiatan utamanya sebesar Rp. 649.543.200,-

dan terealisasi sebesar Rp. 628.929.548,- atau 96,82%.

Penggunaan sumber daya manusia dalam pelaksanaan dua kegiatan utama yang

mendukung pencapaian target indikator ini juga telah diefisienkan, dimana untuk kegiatan

kalpataru dan adiwiyata, sinergi dengan aparat pada instansi lingkungan hidup

kabupaten/kota dan juga dengan tim teknis lainnya sangat berperan dalam penjaringan

dan pengusulan calon penerima pengargaan kalpataru maupun Adiwiyata.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator ini

sebanyak 2 program (Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

dan Program Peningkatan Kualias dan Akses Informasi Lingkungan Hidup) dengan 2

kegiatan utama (Pembinaan Sekolah Berwawasan Lingkungan (Adwiyata) dan

Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan Kelompok Peduli Lingkungan

Hidup (Kalpataru)) serta didukung juga oleh 1 kegiatan pendukung yaitu Peningkatan

Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan (Adipura) dan Implementasi Gerakan

Sumbar Bersih. Ketiga kegiatan tersebut sudah tepat dan saling bersinergi dalam rangka

pencapaian target indikator kinerja yang bersangkutan dan untuk sementara waktu belum

diperlukan kegiatan lain untuk mencapai target indikator kinerja dimaksud.

3. Usaha/kegiatan peringkat Biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk

pengelolaan lingkungan hidup

3.1. Realisasi

a. Sumber data

Data yang digunakan sebagai dasar perhitungan pencapaian target indikator ini adalah

hasil dari pelaksanaan kegiatan Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

Page 89: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 79

(Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup), dimana pada kegiatan ini telah dilakukan

inventarisasi, pembinaan dan penilaian pelaksanaan CSR Bidang LH pada 14 (empat

belas) perusahaan berperingkat PROPER Biru di Sumatera Barat.

b. Acuan dan alat

Acuan dan alat dalam menetapkan kegiatan/usaha yang mengimplementasikan CSR

untuk pengelolaan LH adalah:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Pedoman CSR Bidang Lingkungan, KLH 2011

3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas.

4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 7 Tahun 2015 tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

Berdasarkan acuan yang ada tersebut, alat untuk menilai suatu usaha/kegiatan telah

mengalokasikan CSR di bidang pengelolaan lingkungan hidup adalah check list

pelaksanaan 7 kriteria CSR bidang LH, yaitu:

1) Produksi Bersih

2) Kantor Ramah Lingkungan

3) Konservasi Sumber Daya Alam

4) Pengelolaan sampah melalui 3R

5) Energi terbarukan (Renewable Energy)

6) Adaptasi Perubahan Iklim

7) Pendidikan Lingkungan Hidup

c. Metodologi perhitungan

Metode perhitungan yang digunakan dalam memperoleh realisasi yaitu:

Jumlah usaha/kegiatan berperingkat PROPER Biru yang melaksanakan program CSR bidang LH tahun 2016 x 100 %

Jumlah usaha/kegiatan dengan peringkat PROPER Biru tahun 2016

3.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Target usaha/kegiatan perusahaan PROPER berperingkat Biru yang melaksanakan CSR

LH dengan 7 indikator adalah 20% atau 3 perusahaan dari 14 perusahaan peserta

PROPER berperingkat Biru. Dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 tersebut

usaha/kegiatan/perusahaan berperingkat PROPER biru yang melaksanakan CSR

dengan 7 indikator adalah sebanyak 3 perusahaan atau 21,42%. Perhitungan realisasi

tersebut adalah sebagai berikut:

3/14 x 100% = 21,42% dan dengan demikian maka tingkat capaian kinerja adalah

21,42% X 100% = 107,14%

20%

Page 90: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 80

Tabel 21. Daftar perusahaan berperingkat Biru PROPER yang dibina pelaksanaan CSR-nya dan jumlah indikator CSR Bidang LH yang dilaksanakan tahun 2016

No Nama Perusahaan

Jumlah indikator CSR LH yang dilaksanakan

1 2 3 4 5 6 7

1 PT. AMP √

2 PT. Tidar Kerinci Agung √

3 PT. Sumbar Andalas Kencana √

4 PT.Semen Padang √ √

5 PT. Gersindo Minang Plantation √

6 PT. Bintara Tani Nusantara √

7 PT. Bakrie Pasaman Plantation √

8 PT. Pasaman Marama Sejahtera √

9 PT. Andalas Agro Industri √

10 PT. Bina Pratama Sakato Jaya √

11 PT. Tirta Investama (AQUA) √

12 PT. Transco Pratama √

13 PT. Pertamina DPPU BIM √

14 PT. Kilang Lima Gunung √

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Dengan pencapaian 3 Perusahaan berperingkat PROPER Biru yang melaksanakan 7

indikator CSR lingkungan dari 14 Perusahaan berperingkat PROPER Biru tahun 2016,

menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik jika dibandingkan dengan capaian target

pada tahun 2015 yakni dari 11 perusahaan peringkat PROPER Biru yang ada, belum

satu pun perusahaan yang melaksanakan kegiatan CSR LH yang dengan 7 indikator,

hanya mencapai 4 indikator CSR. Dibanding dengan tahun 2015 maka pada tahun ini

terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana 3 perusahaan PROPER Biru sudah

melaksanakan kegiatan CSR dengan 7 indikator, 5 perusahaan sudah melaksanakan 6

indikator dan 6 perusahaan melaksanakan 5 indikator.

Di sisi lain, keikutsertaan perusahaan dalam melaksanakan CSR LH dari tahun 2012

sampai 2015 terjadi peningkatan dimana pada tahun 2012 hanya ada 6 perusahan yang

melaksanakan CSR LH dengan 4 indikator, tahun 2013 ada 9 perusahaan PROPER Biru

yang sudah melaksanakan CSR dengan 4 indikator, tahun 2014 ada 10 perusahaan

PROPER Biru yang melaksanakan CSR dengan 4 indikator dan tahun 2015 bertambah

menjadi 11 perusahaan PROPER Biru yang melaksanakan CSR dengan 4 indikator.

Bertambahnya keikutsertaan perusahaan dalam program CSR bidang LH karena

semakin meningkatnya kesadaran perusahaan setelah dilakukan sosialisasi bahwa CSR

bidang LH dapat menjadi salah satu upaya dalam mengatasi berbagai macam

permasalahan lingkungan.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Target untuk indikator ini pada tahun 2016 (tahun pertama) di dalam dokumen Renstra

Bapedalda 2016 – 2021 adalah 20%, terealisasi sebesar 21,42%. Dengan demikian

Page 91: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 81

maka target tahun pertama pada Renstra 2016 – 2021 untuk indikator telah terpenuhi

bahkan melebihi target. Apabila kecenderungan pencapaian ini dapat dipertahankan,

maka target pada akhir periode renstra 2016 – 2021 akan dapat dicapai mengingat

pertumbuhan target dari tahun ke tahun sampai tahun 2021 tidak terlalu signifikan.

Namun demikian, ke depan sangat diharapkan pendanaan untuk kegiatan ini ditambah

seiring dengan meningkatnya berbagai permasalahan lingkungan hidup dimana CSR

diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan

yang terjadi dewasa ini.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Tidak ada standar nasional tertentu yang ditetapkan untuk persentase perusahaan

peringkat Biru PROPER di suatu provinsi yang harus mengalokasikan CSR-nya untuk

pengelolaan lingkungan hidup, karena program CSR LH di tingkat nasional masih bersifat

sukarela dan dapat dilakukan perusahaan apabila sudah berada pada tahap memenuhi

baku mutu lingkungan (beyond compliance). Kewajiban untuk melaksanakan CSR hanya

pada perusahaan dengan peringkat PROPER Hijau dan Emas.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target, antara lain:

1. Kesadaran perusahaan akan pentingnya menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup

sudah semakin tinggi. Hal ini antara lain disebabkan sejak tahun 2014 Bapedalda

dengan gencar memberikan sosialisasi (dalam bentuk workshop) dengan tema: CSR

sebagai salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup kepada

perusahaan-perusahaan. Pada tahun 2016 ini juga dilaksanakan penilaian

implementasi pelaksanaan CSR bidang lingkungan pada perusahaan dengan

peringkat PROPER Biru. Karena implementasi CSR bidang lingkungan yang

dilaksanakan oleh perusahaan akan sangat membantu untuk menaikkan peringkat

menjadi PROPER Hijau.

2. Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 7 Tahun 2015

tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan sebagai landasan

hukum bagi perusahaan di Sumatera Barat dalam melaksanakan CSR juga

merupakan faktor penyebab keberhasilan dalam melakukan pembinaan untuk

mengarahkan perusahaan agar melaksanakan semaksimal mungkin program CSR

sampai pada 7 indikator.

Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain adalah:

1. Melakukan pembinaan dan mendorong perusahaan-perusahaan yang telah

mendapatkan peringkat Biru PROPER agar mengalokasikan dan melaksanakan CSR

bidang pengelolaan LH melalui kegiatan Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen

Lingkungan (Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup);

Page 92: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 82

2. Pelaksanaan program PROPER yang memperkuat program CSR LH pada

perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa untuk penilaian PROPER, terutama pada

perusahaan calon peringkat Hijau dan Emas, dipersyaratkan adanya pelaksanaan

CSR LH.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda sebesar Rp. 60.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.

48.857.312 atau 81,43%.

Sumber daya manusia (SDM) dalam melaksanakan pembinaan program CSR LH ke

perusahaan selain Bapedalda juga melibatkan instansi terkait lainnya seperti Dinas

Perkebunan dan Dinas ESDM. Namun dalam dari segi efisiensi pendanaan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

- Walaupun dana yang tersedia sangat terbatas namun untuk pembinaan yang

dilaksanakan yang semula ditargetkan 9 perusahaan dari 14 perusahaan dapat

terealisasi sebanyak 14 perusahaan (yang dikunjungi dan diberikan pembinaan).

- Dengan adanya program CSR LH ini, dapat menunjang program-program lain dalam

upaya pengelolaan lingkungan hidup di Sumatera Barat karena memanfaatkan dana

CSR dari perusahaan, bukan dana dari APBD, seperti pengembangan sekolah

Adiwiyata dan kegiatan-kegiatan konservasi.

- Kedepan diharapkan pendanaan untuk kegiatan ini dapat ditambah sehingga

pertambahan objek perusahaan setiap tahunnya sebanding dengan pertambahan

dana untuk operasional kegiatan ini. Disamping pertambahan objek, maka frekuensi

pembinaan pun dapat ditambah.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator ini

sebanyak 1 program (Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam)

dengan 1 kegiatan utama yaitu Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

(Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup). Program/kegiatan yang dilaksanakan ini

masih membutuhkan dukungan dari kegiatan lain seperti PROPER daerah untuk ikut

mendorong dan memacu pelaksanaan CSR bidang LH oleh objek-objek PROPER

Daerah khususnya yang diproyeksikan akan mendapatkan peringkat Biru ke atas.

Beberapa program/kegiatan lain yang diharapkan dapat menunjang pencapaian target

antara lain:

- Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

Salah satu ruang lingkup penilaian PROPER Biru, Hijau dan Emas adalah

mensyaratkan adanya program CSR di perusahaan, sehingga dengan sendirinya

program PROPER dapat menggenjot perusahaan untuk pengembangan CSR

dengan maksimal.

Page 93: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 83

- Program Pendidikan Lingkungan (Sekolah Adiwiyata)

Untuk memudahkan perusahaan dalam memilih program CSR LH yang akan

dilakukan, maka telah ada program pengembangan Sekolah Adiwiyata. Untuk

mempercepat pengembangan program ini, sangat diperlukan sekali peran CSR LH,

karena sekolah Adiwiyata merupakan program unggulan di Sumatera Barat dan

pendidikan lingkungan untuk sekolah Adiwiyata merupakan salah satu ruang lingkup

program CSR LH.

- Program Kampung Iklim

Program Kampung Iklim merupakan salah satu upaya mitigasi terhadap perubahan

iklim, dimana program ini juga merupakan program CSR LH yang telah ditetapkan

oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Disamping itu, beberapa instansi teknis terkait provinsi serta kabupaten/kota dapat

membuat program bersama seperti yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Barat, untuk

mewujudkan pemulihan kualitas lingkungan hidup dan konservasi DAS dan Danau di

Sumatera Barat, antara lain: pemulihan dan konservasi Danau Singkarak, pemulihan dan

konservasi Danau Maninjau, pemulihan dan konservasi DAS Batanghari dan DAS kritis

lainnya.

4. Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata

tahun 2015

4.1. Realisasi

a. Sumber data

Data bersumber dari kegiatan pembinaan terhadap bank sampah berdasarkan jumlah

bank sampah yang terbentuk tahun 2015 yang digunakan sebagai basis data

perhitungan. Peningkatan peranserta stakeholder dalam pendirian bank sampah

bersumber dari koordinasi dan informasi dari Jejaring Bank Sampah Ranah Minang dan

instansi lingkungan hidup kab/kota.

b. Acuan dan alat

Acuan/Alat yang digunakan dalam penentuan Bank Sampah adalah Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan

Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah.

c. Metodologi perhitungan

Penentuan jumlah bank sampah berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi

keberadaan bank sampah di seluruh kab/kota di Sumatera Barat di tahun 2015.

Selanjutnya dari seluruh bank sampah yang terdata tersebut dilakukan penilaian

terhadap keaktifannya dengan menggunakan kriteria keaktifan bank sampah

sebagaimana diatur oleh ketentuan perundang-undangan. Cara penghitungan realisasi

dengan rumus:

Page 94: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 84

Jumlah bank sampah aktif tahun 2016 x 100 %

Jumlah seluruh bank sampah tahun 2015

4.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Pengembangan bank sampah merupakan kegiatan yang bersifat social engineering yang

mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran

masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan

mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Hasil inventarisasi perkembangan bank

sampah di kab/kota pada tahun 2016 ini menunjukkan bahwa perkembangan bank

sampah cukup menggembirakan. Berdasarkan target capaian kinerja pada tahun 2016

untuk indikator persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang

terdata tahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 15% telah mampu direalisasikan

dengan baik. Dari hasil identifikasi dan penilaian, terdata jumlah bank sampah yang aktif

sebanyak 10 bank sampah dari 48 unit bank sampah data pada tahun 2015. Sehingga

realisasi kinerjanya diapat dihitung menggunakan rumus di atas sebagai berikut:

10 x 100 % = 20,83%

48

Sehingga tingkat capaian kinerja untuk indikator ini dapat dihitung berdasarkan

perhitungan berikut:

20,83% X 100% = 138,87%

15%

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Pada tahun 2015 rasio keaktifan bank sampah beum diketahui. Pada tahun tersebut

masih berorientasi penambahan kuantitas bank sampah sehingga akhir tahun 2015 telah

berdiri bank sampah sebanyak 48 unit tetapi belum diketahui kualitas dari bank sampah

tersebut. Dari jumlah bank sampah yang ada belum diketahui berapa jumlah bank

sampah yang aktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk

itu, pada tahun 2016 ini dilakukan pembinaan baik melalui workshop maupun koordinasi

langsung ke lokasi bank sampah. Hingga akhir tahun 2016 diperoleh rasio keaktifan bank

sampah sebesar 20,83% yaitu sebanyak 10 unit bank sampah dari target sebesar 15%

atau sekitar 7 unit.

Berikut diagram perbandingan jumlah bank sampah aktif tahun 2015 - 2016.

Page 95: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 85

Grafik 13. Perbandingan jumlah bank sampah aktif tahun 2015 – 2016

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah di tahun 2016 ini sebesar

20,83% telah dapat mencapai target tahun pertama Renstra 2016 – 2021 yang sebesar

15%. Selain karena dorongan beberapa program pemerintah, juga disebabkan animo

masyarakat yang cukup tinggi terhadap perkembangan Bank Sampah. Apabila

kecenderungan keberhasilan pencapaian target ini dapat dipertahankan maka target

pada akhir periode renstra 2016 – 2021 akan dapat dicapai.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, statistik

perkembangan pembangunan bank sampah di Indonesia pada bulan Desember 2012

telah mencapai 1.195 buah yang tersebar di 55 kota di seluruh Indonesia. Pada Tahun

2015 telah berkembang menjadi 2.861 unit dan tersebar pada 129 kota. Sedangkan di

Provinsi Sumatera Barat, jumlah bank sampah sampai dengan tahun 2016 ini telah

berjumlah sekitar 48 buah. Tetapi secara nasional belum ada data seberapa banyak bank

sampah yang aktif di seluruh Indonesia maupun proporsinya di setiap provinsi.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan

Dalam pencapaian target yang diharapkan, Bapedalda Provinsi Sumatera Barat telah

melakukan beberapa upaya yang sekaligus mendorong tercapainya target, antara lain:

- Menfasilitasi pembentukan jejaring bank sampah “Ranah Minang”. Jejaring ini

merupakan wadah berhimpunnya bank sampah yang ada di Provinsi Sumatera Barat.

- Melakukan workshop pengelolaan bank sampah dengan mengikutsertakan seluruh

bank sampah yang ada.

- Melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang arti penting bank sampah.

- Menjadikan bank sampah sebagai titik pantau wajib dalam Lomba Penilaian

Kecamatan dan Kelurahan Bersih.

Page 96: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 86

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan

anggaran pada DPA Bapedalda yang tersebar pada satu kegiatan utama dan beberapa

kegiatan pendukung dengan total anggaran sebesar Rp. 1.203.747.300,- dan terealisasi

sebesar Rp. 1.168.641.705,- atau 97,08%.

Pendirian bank sampah yang dilakukan di lingkungan sekolah, telah ikut andil dalam

memberikan pemahaman tentang bank sampah. Disamping itu adanya dana bantuan

dari pihak ke-3 baik dari donatur maupun CSR dunia usaha turut mengembangkan

keberadaan bank sampah.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator ini

sebanyak 1 program (Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan)

dengan 1 kegiatan utama (Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan

Persampahan) dan 3 kegiatan pendukung (Peningkatan Pemulihan Kualitas Lingkungan

Hidup Perkotaan (Adipura) dan Implementasi Gerakan Sumbar Bersih), Pembinaan

Sekolah Berwawasan Lingkungan (Adiwiyata) dan Peningkatan Kerjasama Antar Daerah

dalam Penurunan Beban Pencemaran Sungai. Keempat kegiatan saling bersinergi dalam

rangka pencapaian target indikator kinerja yang bersangkutan.

B. REALISASI ANGGARAN

1. Realisasi APBD 2016

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat pada Tahun

2016 mendapat alokasi dana APBD sebesar Rp. 13.295.744.313,- yang digunakan

dalam rangka mewujudkan kinerja organisasi sesuai yang tertuang di dalam dokumen

Perjanjian Kinerja. Anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 12.713.354.882,- (95,62%),

dengan rincian sebagai berikut:

Belanja tidak langsung sebesar Rp. 5.315.792.413,- terealisasi sebesar Rp.

5.172.892.768,- (97,31%) dan sisa sebesar Rp.142.899.645,- (2,69%).

Belanja langsung sebesar Rp. 7.979.951.900,- terealisasi sebesar Rp.

7.540.462.114,- (94,49%) dan sisa sebesar Rp. 439.489.786,- (5,51%), dengan uraian

sebagai berikut:

- Belanja barang dan jasa, pagu sebesar Rp. 5.581.247.900,- terealisasi sebesar

Rp. 5.218.373.014,- (93,50%) dan sisa sebesar Rp. 362.874.886 (6,5%)

- Belanja Modal, pagu sebesar Rp. 2.398.704.000,- terealisasi sebesar Rp.

2.322.089.100,- (96,81%) dan sisa sebesar Rp. 76.614.900 (3,19%)

Realisasi anggaran per program adalah sebagaimana tabel berikut:

Page 97: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 87

Tabel 22. Realisasi Dana APBD per Program/Kegiatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi

Rp. %

I BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.315.792.413 5.172892.768 97,31

A Belanja Pegawai 5.315.792.413 5.172892.768 93,02

1 Gaji dan Tunjangan Pegawai 3.927.025.265 3.907.997.940 99,52

B Tambahan Penghasilan PNS dan PTT 1.487.640.789 1.378.374.968

1 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja (Tunjangan Daerah)

1.277.167.148 1.264.894.828 99,04

2 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Objektif ( THR )

111.600.000 0

II BELANJA LANGSUNG 7.979.951.900 7.540.462.114 94,49

A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1.171.537.000 1.130.465.535 96,49

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 45.000.000 44.308.000 98,46

2 Penyedian Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik

199.000.000 182.789.547 91,85

3 Jasa Kebersihan Kantor 130.000.000 129.984.000 99,99

4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 41.891.900 41.880.010 99,97

5 Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan

38.000.000 37.992.230 99,98

6 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor

5.569.100 5.565.000 99.93

7 Penyedian Peralatan dan Perlengkapan Kantor

8.100.000 8.100.000 100

8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangan

25.000.000 23.220.000 92,88

9 Penyediaan Makan dan Minum 25.000.000 24.947.000 99,79

10 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

395.000.000 385.571.748 97,61

11 Penyedian jasa Sopir Kantor 87.358.000 75.108.000 85,98

12 Penyedian jasa Pengaman Kantor 171.618.000 171.000.000 99,64

B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.821.554.000 1.732.065.663 95,09

1 Pembangunan Gedung Kantor 946.583.000 873.120.100 92,24

2 Pengadaan Kendaraan Dinas 605.821.000 602.871.000 99,51

3 Pemeliharaan rutin/ berkala Gedung Kantor 64.000.000 63.962.000 99,94

4 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional

77.650.000 65.476.063 84,32

5 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor

12.000.000 11.982.000 99,85

6 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Komputer dan Jaringan Komputerisasi

25.000.000 24.945.000 99,78

7 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Instalasi/ Jaringan

25.500.000 25.489.500 99,96

8 Pengelolaan Pengawasan dan Pengendalian Asset SKPD

50.000.000 49.250.000 98,50

9 Penataan dan Pengelolaan Arsip 15.000.000 14.970.000 99,80

C Program Peningkatan Disiplin Aparatur 37.800.000 37.800.000 100

1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

37.800.000 37.800.000 100

D Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

100.000.000 99.150.000 99,15

1 Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Per-UU-an

100.000.000 99.150.000 99,15

E Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

184.013.000 182.149.000 98,99

Page 98: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 88

No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi

Rp. %

1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

20.500.000 18.809.000 91,75

2 Penyusunan perencanaan dan penggangaran SKPD

13.000.000 12.877.000 99,05

3 Penata Usahaan Keuangan SKPD 150.513.000 150.463.000 99,97

E Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3.533.827.300 3.335.199.937 94,38

1 Pembinaan dan Wasdal Kerusakan Lingkungan

100.000.000 87.005.263 87,01

2 Penyelenggaraan Amdal di Provinsi Sumatera Barat

123.000.000 110.667.626 89,97

3 Pemantauan Kualitas Udara Ambient 953.080.000 937.385.445 98,35

4 Pengkajian Penetapan Status Mutu Air Sungai Lintas Kabupaten/Kota

135.000.000 126.522.087 93,72

5 Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi

225.000.000 218.610.587 97,16

6 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Dalam Penurunan Beban Pencemaran Sungai

200.000.000 183.166.550 91,58

7 Pengawasan pengendalian terhadap pengelolaan lingkungan usaha/kegiatan

155.000.000 145.041.025 93,57

8 Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan (PROPER Daerah)

100.000.000 82.130.224 82,13

9 Peningkatan Pembinaan Konservasi Wilayah Pesisir Laut

75.000.000 71.889.137 95,85

10 Peningkatan Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan (Adipura) dan Implementasi Gerakan Sumbar Bersih

374.204.100 372.070.300 99,43

11 Peningkatan Konservasi kualitas air danau di Provinsi Sumatera Barat

80.000.000 70.010.988 87,51

12 Peningkatan Pelindungan Lapisan Ozon dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.

85.000.000 60.118.312 70,73

13 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

50.000.000 48.679.700 97,36

14 Pembinaan Sekolah Berwawasan Lingkungan ( Adiwiyata )

579.543.200 564.725.155 97,44

15 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

75.000.000 58.967.350 78.62

16 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM Laboratorium terakreditasi

80.000.000 65.548.363 81,94

17 Pembinaan KLHS Terhadap Dokumen Perencanaan

64.000.000 56.920.825 88,94

18 Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup

80.000.000 75.741.000 94,68

F Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

363.000.000 310.885.487 85,64

1 Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup)

60.000.000 48.857.312 81,43

2 Sosialisasi Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan bagi nagari/kelurahan

80.000.000 77.284.350 96,61

3 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah (RAD) Gas Rumah Kaca sektor Pengelolaan Limbah

113.000.000 105.808.175 93,64

4 Pembinaan Pemulihan Kualitas SDA dalam rangka peningkatan tutupan vegetasi

50.000.000 37.542.350 75,08

Page 99: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 89

No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi

Rp. %

5 Peningkatan Koordinasi Perlindungan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Sumatera Barat

60.000.000 41.393.300 68,99

G Program Tata Lingkungan dan Penataan Hukum Lingkungan Hidup

260.000.000 229.760.515 88,37

1 Pembinaan Hukum Lingkungan dan Perizinan

100.000.000 89.097.361 89,10

2 Penaatan Hukum Lingkungan 120.000.000 100.865.154 84,05

3 Penyusunan UKL/UPL Pembangunan Gedung Kantor

40.000.000 39.798.000 99,50

H Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

508.220.600 482.985.977 95,03

1 Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan Kelompok Peduli Lingkungan Hidup (Kalpataru)

70.000.000 64.204.393 91,72

2 Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Provinsi Sumatera Barat

221.750.000 220.705.414 99,53

3 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan

80.000.000 73.221.888 91,53

4 Pegembangan Sistim Informasi Lingkungan 120.000.000 108.383.682 90,32

5 Pembinaan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

16.470.600 16.470.600 100

JUMLAH 13.295.744.313 12.713.354.882 95,62

2. Realisasi APBN 2016

Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Daerah mendapat alokasi anggaran

dekonsentrasi APBN dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan total sebesar Rp.

2.000.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.646.122.134,- (82,31%). Sisanya adalah

sebesar Rp. 353.877.866 (17,69%). Rincian realisasi per kegiatan sebagai berikut:

Tabel 23. Realisasi dana APBN Tahun 2016

No. KEGIATAN / SUB. KEGIATAN

PENYEDIAAN DANA

REALISASI KEUANGAN

Rp. Murni Rp %

A PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN LHK

I Koordinasi Kegiatan Perencanaan dan Evaluasi

2.000.000.000 1.646.122.134 82,31

1 Persentase capaian sasaran strategis KLHK 85%

2.000.000.000 1.646.122.134 82,31

1.1 Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan kehutanan

91.817.000 82.666.443 90,03

1.2 Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

1.355.844.000 1.344.279.191 99,15

1.3 Program, Evaluasi dan Pelaporan 552.339.000 219.176.500 39,68

JUMLAH 2.000.000.000 1.646.122.134 82,31

Page 100: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2016 │ 90

BAB IV

PENUTUP

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat memiliki kewajiban untuk menyampaikan

pencapaian kinerjanya secara akuntabel, baik keberhasilan ataupun kegagalan, yang

dituangkan ke dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Bapedalda Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2016. Laporan ini menyajikan setiap pencapaian kinerja yang dijabarkan ke dalam

4 Sasaran Strategis dan 10 Indikator Kinerja Utama (IKU). Laporan ini diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja pada setiap sasaran strategis

dan indikator keberhasilannya. Laporan ini juga merupakan wujud transparansi dan

akuntabilitas Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan berbagai

kewajiban yang diembannya dalam pengelolaan dampak lingkungan di Provinsi

Sumatera Barat. Selanjutnya laporan ini juga diharapkan dapat memberikan masukan

serta menjadi acuan dalam mengidentifikasi hambatan dan kendala dalam implementasi

program dan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di sisa periode Renstra 2016 – 2021

dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

Berdasarkan analisa pencapaian kinerja pada tahun 2016, secara keseluruhan

pencapaian kinerja Bapedalda pada Tahun 2016 berhasil dicapai dengan persentase

capaian sebesar 130,25%, dengan realisasi anggaran sebesar 95,62%.

Pencapaian kinerja sektor lingkungan hidup menunjukkan tren perkembangan yang baik,

namun masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi sebagaimana tercermin

pada beberapa indikator kinerja utama yang belum tercapai sesuai target, antara lain

implementasi perizinan lingkungan yang belum maksimal oleh pelaku

usaha/industri/kegiatan yang membutuhkan langkah-langkah strategis ke depan untuk

peningkatannya.

Disadari bahwa laporan ini belum sempurna sebagaimana diharapkan, namun

setidaknya masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya sudah mendapatkan

sedikti gambaran kinerja yang dilakukan oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat selama

tahun 2016. Dengan berbagai permasalahan yang masih ada, Bapedalda akan terus

melaukan berbagai upaya perbaikan di setiap level dan bagian organisasi untuk

menghadapi tantangan yang semakin berat di depan.

Page 101: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

1\ llN ENGENDJ\liAN DAMPllK LINGKUNGAN DJ\ERi\H Jalan Kl1atib Sulaiman No. 22 Telp.(0751)- 7055231- 445154 Fax. 445232 PADANG

Website: http//bapedalda.sumbarprov.go.id Email; [email protected]

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR: OS"tl/0\1-Af~¥-i.S\W\2-t./20\C.

TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN

PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Menimbang

Mengingat

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI SUMATERA BARAT

a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih

meningkatkan akuntabilitas kinerja setiap satuan kerja perangkat

daerah, perlu menetapkan indikator kinerja utama di lingkungan

instansi masing-masing;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (2) point c Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator

Kinerja Utarna di Lingkungan Instansi Pemerintah, Satuan Kerja

Perangkat Daerah wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama;

c. bahwa penetapan Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada

pertimbangan huruf a, dan huruf,b, perlu diatur dan ditetapkan dengan

Surat Keputusan Kepala Badari Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah Provinsi Surnatera Barat.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara /

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

tahun 2004 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Negara Republik

Indonesia Nomor 4548);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

Page 102: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aoaratur Negara Nomor

PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator

Kinerja Utama di Ungkungan Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Gubernur Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah

Daerah Provinsi Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

Indikator Kinerja Utama di lingkungan Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah sebagaimana

tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian

yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

lndikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran

peraturan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan di

Lingkungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi

Sumatera Barat untuk menetapkan rencana kinerja tahunan,

menyampai~~ rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen

penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta

melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen

Rencana Strategis Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021.

Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU,

disusun dengan mengacu kepada Indikator Kinerja Utama Pemerintah

Provinsi Sumatera Barat dan ditetapkan dalam bentuk Keputusan

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi

Sumatera Barat

Page 103: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

KEEMPAT Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan

apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini maka

akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Tembusan disampaikan kepada Yth:

Ditetapkan di : Padang Pada tanggal : ~ Maret 2016 KEPALA BAPcDALOA PROVINSI

SUMATERA BARAT

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM Pembina Utama Muda

NIP. 19570803 198503 1 005

1. Bpk. Gubernur Sumatera Barat (sebagai laporan) di Padang; 2. Sdr. Kepala Inspektorat Prov. Sumbar; 3. Sdr. Kepala Biro Organisasi Prov. Sumbar: 4. Arsip.

Page 104: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BAPEDALDA TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINER JA UTAMA DI UNGKUNGAN BADAN PENGENDAUAN, DAMPAK LINGKUNGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

SASARAN KINERJA

Terkendalinya be ban pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dari usa ha/keg i ata n

Ditaatinya mekanisme,

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indeks Kualitas Air (IKA)

\

Indeks Kualitas Udara (IKU)

Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA)

FORMULA

Pfj = ~(Ci/Lij):: (Ci/Lij):

Ket: Lij : Konsentrasi Baku Peruntukan Air (j) Ci : Konsentrasi Sample parameter kualitas air (i) Plj : Pencemaran bagi peruntukan (j) Plj : (Cl/Llj, C2/L2j, ..... ,Ci/Lij)

(Ci/Lij)M : Nilai maksimum dari Ci/Lij (Ci/Lij)R : Nilai rata-rata dari Ci/Lij

IKU = IPNoz + IPsoz 2

Ket : IKU : Indeks Kualitas Udara IPNo2 : Indeks Pencemaran N02 IP502 : Indeks Pencemaran S02 X y X lQQOfo

SUMBER DATA

Data dari kegiatan Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi, Peningkatan Kerjasama Antar Daerah dalam Penurunan Be ban Pencemaran Sungai, Pengkajian Penetapan Status Mutu Air dan Daya Tampung Air Sungai Data dari kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Am bien

Data dari kegiatan

PENANGGUNGJAWAB (BID AN G)

Pengawasan dan pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Pengawasan dan pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Tata Lingkungan dan Penaatan Hukum

KET

Page 105: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

implementasi izin kab/kota yang telah Penyelenggaraan Lingkungan lingkungan dan mengimplementasikan Ket: Amdal di Prov.

,

Kajian Lingkungan Standar Operating X : Jumlah KPA Kab/Kota yang telah Sum bar Hidup Strategis Procedure (SOP) sesuai mengimplementasikan SOP sesuai peraturan

peraturan perundang- Y : Jumlah seluruh KPA Kab/Kota undangan Persentase usaha X Data dari Tata Lingkungan dan

- X 100°/o danjatau kegiatan yang y kegiatan Penaatan Hukum mengimplementasikan Penilaian Kinerja Lingkungan perizinan lingkungan Ket: Pengelolaan sesuai peraturan X : Jumlah usaha danjatau kegiatan yang Lingkungan perundang-undangan mengimplementasikan perizinan lingkungan Usaha danjatau

'\ sesuai peraturan Kegiatan Y : Jumlah usaha danjatau kegiatan yang (PROPER wajib mengimplementasikan perizinan Daerah), !

lingkungan Pembinaan Hukum Lingkungan dan Perizinan,

- .. Pembinaan dan I

I

Wasdal I I

Kerusakan . I

Lingkungan, I

Pengawasan Pengendalian terhadap Pengelolaan Lingkungan

,

Usaha/Kegiatan Persentase dokumen X Data dari - Tata Lingkungan

- X 100°/o perencanaan provinsi y kegiatan dan Penaatan dan/atau Pembinaan KLHS Hukum kabupaten/kota yang Ket: terhadap Lingkungan

Page 106: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

dilengkapi Kajian X : Jumlah dok perencanaan prov/kab/kota dokumen - Pengawasan dan

Lingkungan Hidup yang sudah di-KLHS tahun 2016 perencanaan pengendalian ,

Strategis Y : Jumlah seluruh dokumen perencanaan Kerusakan dan prov/kab/kota yang waj ib di-KLHS tahun Pencemaran

2016 Lingkungan

Meningkatnya Persentase kasus X Data dari Tata Lingkungan dan - X 100°/o

efektifitas lingkungan hidup yang y kegiatan Penaatan Hukum

penanganan dapat diselesaikan Penaatan Hukum Lingkungan

kasus lingkungan Ket: Lingkungan

hidup dan X : Jumlah kasus yang dapat diselesaikan penaatan hukum

\ tahun 2016

lingkungan hidup Y : Jumlah seluruh kasus yang masuk tahun di Provinsi 2016 Sumatera Barat Meningkatnya Persentase jumlah titik {Xl xz} Data dari Pembinaan

peran serta pantau yang memenuhi N1: NZ X 100%

kegiatan Peningkatan

stakeholder dalam passing grade Adipura Peningkatan Konservasi Sumber

pengelolaan dan Gerakan Sumbar pemulihan Daya Alam

lingkungan hidup Bersih Ket: ·• " kualitas X1 : Jumlah titik pantau Adipura yang lingkungan hidup

memenuhi passing grade perkotaan X2 : Jumlah titik pantau GSB yang (Adipura) dan

memenuhi passing grade Implementasi

N1 : Jumlah t:itik pantau Adipura Gerakan Sumbar

N2 : Jumlah titik pantau GSB Bersih, Monitoring dan Evaluasi '

Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

--

Page 107: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

(PPSP), Sosialisasi '

Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan bagi Naqari/Kelurahan

Persentase peningkatan Xn - Xn-1 Yn - Yn-1 Data dari - Peningkatan +

keikutsertaan dalam zx zy X 100°/o kegiatan Kapasitas dan

kegiatan penghargaan 2 Pembinaan Informasi

lingkungan (Adiwiyata Ket:

sekolah Lingkungan

dan Kalpataru) berwawasan - Pembinaan ' Xn : Jumlah sekolah Adiwiyata tahun n \ lingkungan Peningkatan

Xn-1 : Jumlah sekolah Adiwiyata tahun n-1 (Adiwiyata), Konservasi Yn : Jumlah usulan Kalpataru tahun n Pembinaan dan Sumber Daya Xn-1 : Jumlah usulan Kalpataru tahun n-1 Penilaian Alam ZX : Jumlah peserta Adiwiyata tahun n-1 Peranserta ZY : Jumlah usulan Kalpataru tahun n-1 Masyarakat dan

Kelompok Peduli ·• ' Lingkungan

Hid up, - Peningkatan

Koordinasi I

Perlindungan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Sumbar '

Usaha/kegiatan Jumlah Usaha/kegiatan peringkat biru Data dari Pengawasan dan

peringkat biru proper proper yang mengalokasikan CSR untuk kegiatan pengendalian

yang mengalokasikan pengelolaan LH Penilaian Kinerja Kerusakan dan CSR untuk pengelolaan Pengelolaan Pencemaran

LH Linqkungan Linqkunqan

Page 108: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

Persentase bank ~mpah X - X 100°/o

yang aktif dari seluruh y bank sampah yang terdata tahun 2015 Ket:

X : Jumlah Bank Sampah yang aktiv Y : Jumlah Bank Sampah yang terdata tahun 2015

..

Usaha danjatau Kegiatan (PROPER Daerah), Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (Penerapan CSR LH) Data dari Pembinaan kegiatan Peningkatan Peningkatan Konservasi Sumber peran serta Daya Alam masyarakat dalam pengelolaan persampahan

Ditetapkan di : Padang

Pada tanggal : d9 Maret 2016

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI

SUMATERA BARAT

~' Drs. ASRIZAl ASNAN, MM

Pembina Utama Muda

NIP. 19570803 198503 1 005

'

I

I

Page 109: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PEMERTNTAH PROVTNSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGENDALI Df\.l\1PAK LINGKUNGAN DAERAH

Jalan. Khatib Sulaiman No. 22 Telp. (0751) 7055231 -446571 -445154 Fax. (0751) 445232 Padang

hnp://www bapedalda-sumbar.go. id. e-mail :bpdlprop@sumbargo id

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

ini:

Nama

Jabatan

Drs. H. ASRIZAL ASNAN, MM

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Barat

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama

Jabatan

IRWAN PRAYIT.NO

Gubernur Sumatera Barat

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kine~a yang seharusnya sesuai

lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah

seperti yang telah ditetapkan dalam dol<umen perencanaan. l<eberhasilan dan

kegagalan pencapaiaR target kinerja terse but menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan

evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang

diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Padang, Maret 2016

\ ____.>-

AYITN~

82

Page 110: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJAN JIAN I<I NERJA

SKPD : BADAN PENGEN D ALIAN DAMPAK U NGI<UNGAN DAERAH

TAHUN : 2016

NO SASARAN STRATEG I S INDI KATOR KI NERJA "!~RGE_!__

(1) ( 2) ( 3 ) (4)

1 Terkendalinya beban pencemaran 1 Indeks pencemaran air sungai (IPA) 58< IPA < 66

dan kerusakan lingkungan hidup darl 2. Indeks standar pencemaran udara (IPU) 82 < IPU < 90

usaha/kegiatan

2. Ditaatlnya mekanlsme, lmplementasl 1 Persentase Komisi Penilai AI'-1DAL (KPA) kab/kota yang 70%

lzin lingkungan dan Kajlan telah menglmplementasikan Standar Operating

Lingkungan Hldup Strategis Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang -undangan

2. Persentase usaha dan/atau kegiatan yang 50%

mengimplementasikan perizlnan lingkungan sesuai

peraturan perundang-undangan

3 Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau 40%

kabupaten/kota yang dllengkapl Kajlan Lingkungan

Hldup Strategls

3 Meningkatnya efektlfitas 1 Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat 85%

penanganan kasus llngkungan hidup dlselesalkan

dan penaatan hukum llngkungan

hldup dl Provlnsl Sumatera Barat

4 Meningkatnya peran serta 1 Persentase jumlah tltlk pantau yang memenuhi passing 60%

stakeholder dalam pengelolaan grade Adipura dan Gerakan Sumbar Bersih

lingkungan hidup 2. Persentase penlngkatan keikutsertaan dalam keglatan 10%

penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru)

3 Usaha/kegiatan peringkat biru proper yang 2.0%

mengalokasikan CSR untuk pengelolaan LH

4 Persentase Bank Sampah yang aktif dar i seluruh Bank 15%

Sampah yang terdata Tahun 2.015

No Program Anggaran Keteran gan

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rp 3.609.2.04.100 APBD

2. Program Perllndungan .dan Konservasl Sumber Daya Alam Rp 360 .000.000 APBD 3 --i>ro-9ra·m-rata"Lii191<l:iil9ailo·;;·;;-r>eilaatan- Hlii<liiTi-t:ifi-9i<ung~-n- iiliiu_p___ - -·----·-- ·-Rp ______ 22-o:oao~oao · --- --·---P."P8o ____ _

4 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

JUMLAH

·''

Rp 541.750.000 APBD

Rp 4 .730 .954.100

83

Page 111: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

\ ~-

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BllDAN PENGENDllllllN DllMPAK liNGKUNGAN DllERAH Jalan Khatib Sulaiman No. 22 Telp. ( 0751 )-7055231- 445154 Fax. 445232 Padang

Website: http\\bapedalda.sumbarprov.go.id Email ; [email protected]

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

Jabatan

: Drs. ASRIZAL ASNAN, MM

: Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera

Barat

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama

Jabatan

: IRWAN PRAYITNO

: Gubernur Sumatera Barat

Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut p~hak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran

perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam

rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

PIHAK KEDUA,

IRWAN PRA YITNO

Padang, 2016

PIHAK PERTAMA,

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM Pembina Utama Madya

NIP. 19570803 198503 1 005

Page 112: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

( )

' 1

\,

-'

PERJANJIAN KINERJA

SKPD : BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

TAHUN :2016

NO

(1)

1

2

3

4

No

2

4

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

(2) (3) (4)

Terkendalinya beban pencemaran 1 Indeks Kualitas Air (IKA) 58< IPA < 66

dan kerusakan lingkungan hidup dari 2 Indeks Kualitas Udara (IKU) 82 < IPU < 90

usaha/kegiatan

Ditaatinya mekanisme, implementasi 1 Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang 70%

izin lingkungan dan Kajian telah mengimplementasikan Standar Operating

Lingkungan Hidup Strategis Procedure (SOP) sesuai peraturan perundang-undangan

2 Persentase usaha dan/atau kegiatan yang 50%

mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai

peraturan perundang-undangan

3 Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau 40%

kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Meningkatnya efektifitas 1 Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat 85%

penanganan kasus lingkungan hidup diselesaikan

dan penaatan hukum lingkungan

hidup di Provinsi Sumatera Barat

Meningkatnya peran serta 1 Persentase jumlah titik pantau yang memenuhi passing 60%

stakeholder dalam pengelolaan grade Adipura dan Gerakan Sum bar Bersih

lingkungan hidup 2 Persentase peningkatan keikutsertaan dalam kegiatan 10%

penghargaan lingkungan (Adiwiyata dan Kalpataru)

3 Usaha/kegiatan peringkat biru proper yang 20%

mengalokasikan CSR untuk pengelolaan LH

4 Persentase Bank Sampah yang aktif dari seluruh Bank 15%

Sampah yang terdata Tahun 2015

Program Anggaran Keterangan

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Rp 3 .609.204,100 APBD

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Rp 360,000,000 APBD

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

Rp 541.750.000 APBD

JUMLAH

GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO

Rp 4. 730.954 .100

Padang, 2016

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI SUMATERA BARAT

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM Pembina Utama Madya

NIP . 19570803 198503 1 005

Page 113: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

SUMATERA BARAT

PERJANJIAN KINERJA

ESELON III DAN IV

BAPEDALDA PROVINSI SUMATERA BARAT

Page 114: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

SEKRETARIAT

TAHUN 2016

NO

PERJANJIAN KINERJA

SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatnya kualitas pelayanan public dan Penyampaian laporan pertanggungjawaban dinas (LAKIP, LPPD, ketatausahaan dinas LKPJ Keuangan Barang dan Evaluasi program dan kegiatan) tepa!

waktu

Persentase asset daerah dalam keadaan baik

IKM layanan intern IKM layanan publik

2 Meningkatnya kualitas SDM aparatur dinas Persentase PNS yang ditugaskan mengikuti diklat

3 Meningkatnya kualitas ketatalaksanaan di lingkungan Jumlah SOP yang ditetapkan Din as

Persentase SOP yang telah efektif dilaksanakan 4 Meningkatnya akuntabilitas dan kapabilitas dinas Nilai evaluasi SAKIP Dinas oleh lnspektorat

NO KEGIATAN ANGGARAN

1 Penyediaan jasa sural menyurat Rp 45.000.000 --:- ........................................................................................................................ .

2 Penyediaan jasa komunikasi,air dan listrik Rp ············································

250.000.000 --=- ....................................... -.................................................................................. .. _2_ .~El.~.Y..e.~~~~-n.J.~~~-k.El.~:.~h..~.~ ... k.a..n.!o..r .............................................. ~P. ....................... ~ .J..O.:.O..O..O..:O..O.O. .

4 Penyediaan alat tulis kantor Rp 37.199.900 --:- .............................................................................................................................. . ............................ .

_;_ ~El.~.Y.e.~~~a..~ .. ~~r.a..~.9. .. ~e.~.k. .. ct..~.n. .. P..e.n.~~~~~~.a..~ .... -.......... Rp 38.000.000 6 Penyediaan komponen instalasi listriklpenerangan Rp 5.569.100

bangunan kantor 7 .. reii:Yeiiiaan.Pe.iaiaiaii"ii'aiif>eiieii.iik .. apail.i<ii'iiiai .... Rp ... · · ....... a.1oo0ii·aa· a ·reiiyeCiiiiaii .. ilatiali .. ilac.aaii.iiaii .. ilei8i;;i8i1'i);;;;;;;·ii·a·ii9:· Rp

undangan - .............................................................................. . 9 Penyediaan makan dan minum ~ ................................................................................... .

10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah dan luar daerah, pelaksanaan Bintek dan sosialisasi dalam dan luar propinsi

Rp Rp

25.000.000

25.000.000 350.000.000

11 ·reiiyeiiiaai1Ta5a.5aii.ii.'kai1io·;.................................................... Rp .::::.:::::::: s.~::~:~o. :ooo

12 .. i5 .......... Ci: ........ J.... P............. · i<. i... ....... ........................ Rp ·······1···7···1·.·6···1···8·-·.o ... oo ·--,-- ..... E!.~Y.e. ... ~a.~~ ..... ~~ ..... e.~.9..a..".l.a..~ ..... a..n. .o..r .. -- . 13 Pembangunan Gedung Kantor Rp 1.023.895.900

-;-;- ..................................................................................................................... .. ................................... ..

~ ?..!!.n..9..a..~~~~ .. ~e.n..d..a..r~~~ .. ~~.n.~ .. S.'?.P.El.r.a..S.i?.~a..1 .............................. ~?. ................. 6..~.0.:0..0..0..:0.0..0. . -* -~:~:::~:;:·:·~ .. ~~~z~:~~~;~:~~~;::~~~ii·e~asiaiiai :~ ............. ~~.:~-~·~ :~~~ --:-::- ....................................................................................................... .

17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Rp 12.000.000 Perlengkapan Kantor

e--:-:- .................................... _, .. , .................................................................................................... . 18 Pemeliharaan Rutin/Berkala lnstalasi dan Jaringan Rp 25.500.000

listrik, telp, dan air 19 ·reiileiiilara.aii .. ;:;;iiii'iile;J;aia.komiliJie.i .. ii'aii.!ari·;;9ai1 .. Rp ·-----· ...... 2's·.·a·oa:ooo

komputerisasi 120 reii1eiiiiara·a·ii .. RiJiii1ii'i'e.ik'aia"f>·;;;;;iaiai1 iian· ............. Rp

Perlengkapan Kantor f--7-:-- ............................................................................................................................. .

21 Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Aset Rp SKPD

I-=- ..................... ........................................................ ................................................. .

~ .~.El.n..a..ta..a.n. .. ~~.~.~:~~:I.O. I~~n. ... ~~iP._.. . ....................................... Rp 23 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Rp

'24 ··sifiiilii19ai1-ie.kni5'ifii'iiiE!'ITiE!ii'ias·i·il;;·;iii;;iai1"ii·;;;ui1<i·a·;;9:·· Rp undangan

I-=- ............................................................................................................................ .. 25 Penyusunan laporan capaian kine~a dan ikhtisar Rp

realisasi kine~a SKPD I-=- ..................................................................................................................... ..

~ ~El~.a..ta. .. ~~a.h..a.a.a.~ .. k.El.~a.n..9.a.n. ~~.~~...... .. ...................... RP 27 Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Rp

-::-:- ............................................................................................................................. . 28 Monitoring dan evaluasi programlkegiatan pengelolan Rp

lingkungan hidup

12.350.000

50.000.000

15.000.000 ...........•...........•.. 37.800.000

100.000.000

18.000.000

147.813.000 13.000.000

80.000.000

- -

TARGET

100%

100% -r--- ----Baik

··-Baik -----------

100% 100%

100% 8

Page 115: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

0 KEGIATAN

9 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan

JUMLAH

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI

~ Drs. ASRIZAL ASNAN, MM

NIP. 19570803 198503 1 OOS

ANGGARAN

Rp 80.000.000

Rp 3.558.145.900

Padang, Januari 2016

SEKRETARIS

PETRIAWATY. SE. MM

NIP. 19640510199303 2 007

Page 116: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

SUBBAG PROGRAM TAHUN 2016

NO SASARAN

1 Meningkatnya kualitas pelayanan public dan ketatausahaan dinas

2 Meningkatnya akuntabilitas dan kapabilitas dinas

3 Terwujudnya Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kine~a dan Keuangan

4 Terlaksananya Peran Serta Seluruh Stakeholder dalam Upaya Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

. KEGJATAN

PERJANJIAN KINERJA

JNDJKATOR KINERJA

Penyampaian laporan pertanggungjawaban dinas (LAKIP, LPPD. LKPJ Keuangan Barang dan Evaluasi program dan kegiatan) tepa! waktu

Nilai evaluasi SAKIP Dinas oleh lnspektorat

Jumlah dokumen laporan capaian kine~a dan ikhtisar kine~a Bapedalda

Jumlah dokumen perencanaan dan pengan99aran Bapedalda Jumlah Kab/Kota peserta rapat koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, jumlah Kab/Kota yang dilakukan monitoring dan evaluasi

ANGGARAN

Penyusunan laporan capaian kine~a dan ikhtisar Rp 18.000.000 realisasi kine~a SKPD r---:- ............................................................................................................................ ..

2 Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD Rp . ....................... . 13.000.000

r---:- ......................................................................................................................... . 3 Monitoring dan evaluasi programlkegiatan pengelolan Rp 80.000.000

lingkungan hidup

JUMLAH I Rp 111.ooo.ooo 1

SE~RIS

PETRIArJ; MM NIP. 19640510199303 2 007

TARGET

100%

8

9 dokumen

.............................. ·············-·········-· .. ····························· 7 dokumen

57 peserta rakor. 19 Kab/Kota

Padang, Januari 2016

NIP. 19800 24 200604 1 002

Page 117: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

SUBBAG UMUM TAHUN 2016

NO SASARAN

Meningkatnya kualitas pelayanan public dan ketatausahaan dinas

PERJANJIAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA

IKM layanan intern

IKM layanan publik

2 Meningkatnya kualitas ketatalaksanaan di lingkungan Jumlah SOP yang ditetapkan Dinas

Persentase SOP yang Ielah efektif dilaksanakan

TARGET

Baik

Baik 100%

100%

3 Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah materai, paket pengiriman surat dan BBM yang disediakan BBM, 2000 buah materai dan 580 paket pengiriman sural

lr--+-------------------------------+----------------------------------------4 Te~aksananya pembayaran jasa kebersihan kantor 1 tahun

lr-1--------------------------+~~~~--~~~----~~~--~--~ II---+-----------------+J:..::u:..::m:..::la:..::h....:a:..::la:..::t .:.:tu:..::lis:..::k....:a:..::n.:.:to_r :..::da:..::n~p....:e_n=..gh:..::a:..::rg~a:..::a_n :..::un_tu:..::k_c:..:e:..::n:..::de:..::r:..::am:..:::..::ata:..::__ ___ +·~ --~-h.~~--- ······

Tersedianya barang cetak dan penggandaan 12 bulan lr--+--------------------------------+-------'-----=---------''-=-------------------4·············································-····-······················ lf----+-----------------+T:..:e:..::rs:..::e:..::d:..::ia:..::ny~a:..::k:..::o_m.!_p:..::on_e_n.,..li_stri_·kf_p:.._e_n_e.,..ra_ng,_a_n,------------+~--~-h.~~---···················-························-·········-

Tersedianya peralatan dan pertengkapan kantor 4 tabung pemadam kebakaran, 100 meter spanduk dan 3 set bendera merah putih

lf----+-----------------+J:..::u:..::m:..::la:..::h:..::m:..::e:..::d.:.:i~:..:s:..::u....:ra:..::t :..::ka:..::b:..::a:..::rh....:a:..::n:..::an~ya:..::n~g....:d....:is:..::ed:..::ia:..::k:..::a:..::n _____ ~12bulan lf----+-----------------+P...:e::.:m.:.:b:..::a!..;ya::.r:..::an:..::h:..::o::.:n:..::o:..::ra:..::nu::.:m....!:ja:..::sa:....:.:te:..::n:..::ag~a:..::s:..::oo:_pi:..::r -------~-12 bulan ...................................... ................................. .

Pembayaran honorarium jasa tenaga pengaman kantor 12 bulan

4 Terwujudnya Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Terlaksananya pembangunan gedung kantor Bapedalda 1 paket

Terlaksananya pengadaan kendaraan dinas/operasional 2 unit Tersedianya suku cadang , pajak STNK dan asuransi kendaraan 4 unit mobil Te~aksananya pemeliharaan instalasi dan jaringan listrik, telepon dan 12 bulan air

... ······· ··· ·············· ·· ··································- ~1

lr-- t--------------------------------l-----------------------------------------4······························ Terlaksananya pemeliharaan komputer dan janngan komputensasi server 1 unit. komputer 10 unit, notebook

Terlaksananya pemeliharaan AC dan moubiler lr--1---------------------------------+-------'-:..:::..::----------------- -- --- -

Pembayaran honor pengawasan dan pengendalian asset SKPD -------------- ---

Terlaksananya pengecatan kantor. perbaikan atap/loteng , pemeliharaan pekarangan/taman, perbaikan pintu depan dan jendela serta perbaikan kunci

15 unit, printer 11 unit dan monitor 7 unit

··············································•·•··• 18 unit, 1 paket ································································-······ 12 bulan

5 paket

lr-~~-~---------------+J_u_m_la_h_b_a_h_an_k_e_le_n=-gk_a~p_an~pe_n_e_ta~p_an_a_r_si~p _B:..::ap:..::e_d_al_da _____ 1paket 5 TeJWujudnya Peningkatan Disiplin Aparatur Tersedianya pakaian dinas PNS dan PTT 70 stel

lr-:-t=-----'---'------"------'------'-------------4:._:.____:'--'---------------------------------l·· ··········-········ ......... . 6 Terlaksananya Peran Serta Selunuh Stakeholder Terlaksananya edukasi dan kampanye lingkungan hidup pelaksanaan upacara bendera dan

dalam Upaya Pe~indungan dan Konservasi Sumber laporan hasil survey DayaAiam

KEGIATAN ANGGARAN

5.569.100

1 Penyediaan jasa sural menyurat f-:- ·-·································-······································································· ~ -~_:-~_Y.:~i~~~--j~~-a .. ~.:.b..e..~.i~.a.-~.-~.a.-~!O..r......... .. ... ... . ..... . ..~?. ....................... ~ .J.-~- ~~~--~~~ -r-2- -~-~-~.Y.:~i~~~-~~~!_ll_lli_S. .. ~a.-~_t?.r..... . .... . .............. ......... . . . .... .. --~p ................ J.! __ 1 _9.9..:~-~.0. .. ~ -~~-~-Y.:~i~a.-~--b.~r.a..~~--~.e.!a..~ •. d.a..~ .. P..e..~_na.~.9.a..a..~---···················· .. ~?. ....... .

5 Penyediaan komponen instalasi listrikfpenerangan Rp

Rp 45.000.000

38.000.000

bangunan kantor f-:- ···-·····································································································

6 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Rp t-=- -··-·············-·······-············································· ··················································· ··························-··········· . .. ·········

7 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan penundang- Rp 25.000.000

8.100.000

undangan -::- ···········-·-········-······················-········· ·-····· ··-·········-·····

8 Penyediaan jasa sopir kantor Rp 69.300.000 ----::- ·······································-··--·································································· ·····································-··· ~ ~-~-~Y.:9_i~~~- ~-a.~ -~:~9..a.~a.~- ~a.-~!O.r __ Rp ........... ~ .?.! .. ~.!-~.:~-~-~--___!.o.__ .. P..~Il1~a.-~~-~-~-a..n. .. ~.:.d..~-~~ -~a.~_t?.r......... . ....... . .............. Rp ___ 1_:.0.2..3.:.~.9.5.: ~.0._0 ~ -~~-n.g_a_c!_a.~~--~:~-~a.r.~~~--~~n.~:'?.?.:r.a..S. i?.~a.l _________________ ...... Rp 460.000.000

12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Operasional Rp 59.000.000

13 ··i'eiiieiiilaraaii.Rlitiii/Eie.ika.iai.ii5iaia5iCiail"Jaiin9.aii ······ Rp 25.000.000 listrik, telp , dan air

~~~~~--~~~~--~~~---+~------------14 Pemeliharaan nutinlberkala komputer dan janngan Rp 25.000.000

komputensasi - ···························--·-··························

Page 118: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

NO KEGIATAN

15 Pemeliharaan Rutin/Berl<ala Peralatan dan Rp 12.350.000 Perlengkapan Kantor

16 ·i>ei19·;;1c;·ia.an·:·Pen9-awasan-d-an .. F>eii·9-eii.Ciaiiaii-;..;;·;;i ······· ··R-;;··---···-···-·······-s·o:ao·a·aoa· SKPD

--:-::- ·-·····-----·····---·---··--··--··-··-······----·····-··-···-·····-·····-····-········· ·············-··········------········--··-·-··-17 Pemeliharaan Rutin/Berl<a/a Gedung Kantor Rp 64.000.000

18 -i'eii.9adaa;"iiikaiari.Ciinas-lleseria-·ii·;;·iieii9"kaP"aiiiiya ___ ··R"ii-···-··-·······--"Ji.·a·oifoaa··

--:::- .............................................................................................................................. . .......................................................... .. 19 Penataan dan Pengelolaan Arsip Rp 15.000.000

..... ,., .......................................................................... -.... -....................................................................................................... .. 20 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di Rp 80.000.000

bidang lingkungan

II

JUMLAH I Rp 2.381.832.9oo 1

SEKRETARIS

PETRIA~,MM NIP. 19640510 199303 2 007

Padang, Januari 2016

NOV R'i.SE NIP. 19611129 199308 1 001

Page 119: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

SUBBAG KEUANGAN

TAHUN 2016

I~ SMA~N 1 Meningkatnya kualitas pelayanan public dan

ketatausahaan dinas

2 Meningkatnya kualitas SDM aparatur din as

3 Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran

4 Terwujudnya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5 Terwujudnya Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kine~a dan Keuangan

NO KEGIATAN

PERJANJIAN KINERJA

INDIKATOR KINERJA

Persentase asset daerah dalam keadaan baik

Persentase PNS yang ditugaskan mengikuti diklat

Pembayaran rekening listrik, telepon, air, faximile dan internet

Tersedianya makan dan minum kantor

Jumlah pelaksanaan konsultasi dan koordinasi ke dalam dan luar daerah

Jumlah paket pelatihan dan jumlah orang

Pembayaran honorarium pengelolaan keuangan

ANGGARAN

1 Penyediaan jasa komunikasi,air dan listrik Rp 250.000.000 ~2 ·································-····-····-··-··········-.. ·····························································

Penyediaan makan dan minum Rp 25.000.000 ~3 ································-····-··-·····-····-···························-···············-······················ ···-············ ·······················-·················

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam Rp 350.000.000 daerah dan luar daerah, pelaksanaan Bintek dan sosialisasi dalam dan luar propinsi

~··············-·····································-················ · ······························-·········· · ···········

4 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang- Rp ······································

100.000.000 undangan

s ·P";;;;·a·ia.usah.aaari .. i<euaii.iia·ii si<i'o····· ·· Rp 147.813.000

JUMLAH Rp 872.813.000

SEK~RIS

PETRIAL~ ~ MM NIP. 19640510199303 2 007

TARGET

100%

100%

1 tahun

··············-·············· ······················-·····-···················-············ 12 bulan ···-···········-·····-·················-···········-··-·························-········· 30 kali dalam daerah dan 18 kali luar daerah ·····················-· ··········-····················-····-·········-·······--·······-22 erg penggantian transport, 4 org luar daerah dan 4 paket diklat ····-····················· ........................................................ _ .. , ....... 12 bulan

Padang, Januari 2016

MULYADI,SE NIP. 19660212 199703 1008

Page 120: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PEMBINAAN PENINGKATAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2016

I No I SASARAN I INDIKATOR KINERJA I TARGET

1 Meningkatnya peran serta stakeholder dalam Persentase jumlah Kab/Kota yang ikut program Adipura 73,7% pengelolaan lingkungan hidup

Persentase peningkatan jumlah us ulan calon penerima penghargaan Kalpataru Tk. Provinsi

Persentase peningkatan Nagari/Kelurahan yang ikut program Nagari/Kelurahan Bersih

Persentase Bank Sampah yang aktif dari seluruh Bank Sampah yang terdata Tahun 2015

KEGIATAN

Peningkatan pemulihan kualitas lingkungan hidup perkotaan {Adipura) dan lmplementasi Gerakan Sumbar Bersih

Rp

ANGGARAN

374.204.100

-,:- ········ ················································································································· .................................................. .. .. . 2 Peningkatan Konservasi Kualitas Air Danau di Prov. Rp 80.000.000

Sum bar ---:- .................................................................................................................... ........................................................... .

4 Peningkatan Koordinasi Perlindungan Kawasan Rp 60.000.000 Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Sum bar

1---::- ······················································ ··· ································································ .................. .. .................................. . 5 Pembinaan Pemulihan Kualitas SDA dalam rangka Rp 50.000.000

Peningkatan Tutupan Vegetasi r-:- ··············································· ······ ···························································· .. ···"· ...................................................... .

6 Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan Rp 70.000.000 Kelompok Peduli Lingkungan Hidup

!-:- .................................................................................. .................................................................................. .. ......... . 8 Peningkatan Pembinaan Konservasi Wilayah Pesisir Rp 75.000.000

Laut r-- .......................................................................................... .............................................................................. .... ..

9 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Rp 110.000.000 Daerah (RAD) Gas Rumah Kaca sektor Pengelolaan Lim bah

~ .. .................... .................................... _. ...................................................................... . 10 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Percepatan Rp 75.000.000

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

~ . .................................................... .. ............. .. 11 Sos1ailsas1 Pembangunan yang Berwawasan Rp 80.000.000

Lingkungan bagi Nagari/Kelurahan 1--c-:-- ..................................................................................................... .. ........................... ............................................. .

12 Peningkatan Program Pelindungan Lapisan Ozon dan Rp 85.000.000 Pengendalian Dampak Perubahan lklim.

JUMLAH I Rp 1.059.204.1001

Padang, Januari 2016

15%

5%

15%

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI SUMATERA BARAT

KABID PEMBINAAN PENINGKATAN

KONSERVASI SUMs;;}.YA ALAM

Drs. ASRIZAL AS NAN, MM NIP. 19570803 198503 1 005

lr.z.: NIP. 19631108 199303 2 004

-· ·---

I

Page 121: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

SUBBID PEMBINAAN KONSERVASI WILAYAH PESISIR LAUT

TAHUN 2016

I No I SASARAN I INDIKATOR KINERJA

1 IKLH Jumlah danau yang dipantau kualitas airnya

Jumlah Kabupaten yang dibina dan dievaluasi dalam peningkatan pengelolaan tutupan vegetasi

Jumlah Kab/Kota kawasan pesisir pantai dan muara sungai yang dipantau kualitas air lautnya

Jumlah Kab/Kota yang diinventarisasi data GRK bidang

Jumlah Kab/Kota yang diidentifikasi pemakaian bah an perusak ozon pada bengkel servis peralatan pendinginnya, Pergub program perlindungan lapis an ozon

KEGIATAN ANGGARAN

Peningkatan Konservasi Kualitas Air Danau di Prov. Rp 80.000.000 Sum bar

~··· ········· · · · · ··· · ·· · · ·············· ·································· ·· ··· · ·············· · ·················· · ··· · ····················· · ········ · · · · ····· ············· ·· ······ 2 Pembinaan Pemulihan Kualitas SDA dalam rangka Rp 50.000.000

Peningkatan Tutupan Vegetasi ~·· · · ········ · ··········································································· · ······ · · · ·························· ·· · · ········ · ········· ·· ········ ··· ·· · ··············

3 Peningkatan Pembinaan Konservasi Wilayah Pesisir Rp 75.000.000 Laut

~ .. rv;;;;;·i.iori·rig:··E"vaiu.asi.Ciari .. F>eiapora·;;··Rencana·;.:k·si··········· ··Rp··············· ·1"i·a:oo6~o·oa· Daerah (RAD) Gas Rumah Kaca sektor Pengelolaan Lim bah

----::- ......................................................................................................................... ······················································· 5 Peningkatan Program Pelindungan Lapisan Ozon dan Rp 85.000.000

Pengendalian Dampak Perubahan lklim.

JUMLAH I Rp 4oo.ooo.ooo 1

I TARGET

4 danau

12 Kab

6 Kab/Kota

19 Kab/Kota

15 kab/kota, 1 pergub

Padang, Januari 2016

KABID PEMBINAAN PENINGKATAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

,,.£!. NIP. 19631108199303 2 004

KASUBBID PEMBINAAN KONSERVASI WILAYAH PESISIR LAUT

YULI ASTUTI, SE, M.Si

NIP. 197207724 200212 2 003

I

Page 122: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

SUBBID PEMBINAAN KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN TAHUN 2016

NO

1

2

3

SASARAN

Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hid up

IKLH

Persentase Capaian pelayanan informasi lingkungan hidup (rata-rata capaian SPM Prov dan kab/kota)

KEGIATAN

Peningkatan pemulihan kualitas Jingkungan hidup perkotaan (Adipura) dan Jmplementasi Gerakan Sumbar Bersih

Peningkatan Koordinasi Perlindungan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati di Sumbar

INDIKATOR KINERJA TARGET

Persentase jumlah Kab/Kota yang ikut program Adipura 73,7%

Persentase peningkatan jumlah usulan caJon penerima 15% penghargaan Kalpataru Tk. Provinsi

Persentase peningkatan Nagari!Kelurahan yang ikut program 5% Nagari/Kelurahan Bersih

Persentase Bank Sampah yang aktif dari seluruh Bank Sampah 15% yang terdata Tahun 2015

Terlaksananya penilaian Adipura dan Kecamatan dan Kelurahan 13 Kab/Kota, 12 Bersih Tk. Provinsi Kecamatan dan 14

Kelurahan

Jumlah daerah penyangga kawasan konservasi yang dibina dan 2 daerah penyangga jumlah kab/kota yang dibina pengelolaan keanekaragaman kawasan konservasi, 4 hayatinya, jumlah peserta bimtek kehati kab/kota, 40 orang

-------Jumlah kab/kota yang dibina terkait aplikasi bank sampah dan 19 kab/kota, 45 orang peningkatan implementasi konsep 3R, Jumlah peserta workshop bank sampah

Jumlah caJon yang dibina untuk diusulkan sebagai caJon penerima 8 org/kelompok Kalpataru

~- ---- - -- - -- --- -- ---- -. - -Jumlah Kab/Kota yang dimonitoring dan evaluasi 19 kab/kota

Jumlah nagari/kelurahan lokasi pelaksanaan sosialisasi, Jumlah 3 nagari/kelurahan di 3 peserta sosialisasi kab/kota, 120 orang

ANGGARAN

Rp 37 4.204.100

Rp 60.000.000

Pembinaan dan Penilaian Peranserta Masyarakat dan Rp 70.000.000 Kelompok Peduli Lingkungan Hidup

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)

6 Sosialisasi Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan bagi Nagari/Kelurahan

JUMLAH

KABID PEMBINAAN PENINGKATAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

.,L NIP. 19631108 199303 2 004

Rp 50.000.00

Rp 75.000.000

Rp 80.000.000

Rp

Padang, Januari 2016

Pit. KASUBBID PEMBINAAN KONSERVASI

SUMBE)!~

DEVI HEN ORA. S.Si NIP. 198012312005011017

Page 123: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lndeks pencemaran air sungai (IPA) 58< IPA< 66

lingkungan hidup dari usahalkegiatan

lndeks standar pencemaran udara (IPU) 82 < IPU < 90 2 Ditaatinya mekanisme, implementasi izin ling kung an Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan 50%

dan Kajian Lingkungan Hid up Strategis perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

KEGIATAN ANGGARAN

Pembinaan dan Wasdal Kerusakan Lingkungan Hid up Rp 100.000.000

1---::-- ......................................................................................................................... """'"''""'"' ''' ''"""'''"""'"""''''''"' 2 Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha Rp 100.000.000

dan/atau Kegiatan (PROPER Daerah) 1---::-- ""'"'"'""""""'"'''"""'""'"'''"'""'"''"""''''"'''' '"'"'"'"'''"'"'"' '''" '"'"""' ''''''' """' '''''""""''''''"''''''''"'""""""' '' '

3 Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi Rp 225.000.000 I-:-··"'' ""'"" ' " ''"'"" ' '" ' '""'""''''''"""'"''""''''"'"''"'"' """''"""'""""'''' '" ' " "" '''' ""'" ' '"'"' ' ' ""''''''''"'"'""'"" "'"""''

4 Pengawasan Pengendalian terhadap Pengelolaan Rp 130.000.000 Lingkungan Usaha/Kegiatan

1---::-- "''''""""'''"'"''"'""'""""'"""'"'"'"' '''"""'"""''''"'''"'"' '""""""""'''"'"''""'' ""'""'""'' '"""""""""''""'''''"'"''" 5 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Rp 1.100.000.000

1---::-- "''"'""""''""""""''"""""''"'""""'"""""'"""'''''"'''"''"'""'""""""'' '"""""'' '""'"""'''"'"''"'"''''""'''''"'''' ''''''''' 6 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah dalam Rp _ 200.000.000

Penurunan Beban Pencemaran Sungai

JUMLAH

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI

SUMATERA BARAT

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM

NIP. 19570803 198503 1 005

I Rp 1 .a55.ooo.ooo 1

Padang, Januari 2016

KABID PENGAWASAN, PENGENDALIAN KERUSAKAN

DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

;tJ--Ir. SITI AI~ M.Si

NIP. 19670928 199203 2 002

Page 124: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LJNGKUNGAN TAHUN 2016

I No I SASARAN I JNDJKATOR KINERJA

1 Terkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lndeks standar pencemaran udara {IPU)

lingkungan hidup dari usaha/kegiatan

2 Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan

Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan perizinan ling kung an sesuai peraturan perundang-undangan

dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3 IKLH Jumlah kab/kota yang dilakukan pembinaan wasdal kerusakan lingkungan, uji petik ke objek kegiatan serta wasdal kerusakan lingkungan ke objek kegiatan skala provinsi

Objek kegiatan yang dinilai pengelolaan lingkungan hidupnya

Jumlah Kab/Kota yang terpantau kualitas udara ambiennya

NO KEGIATAN ANGGARAN

Pembinaan dan Wasdal Kerusakan Lingkungan Hidup Rp 100.000.000

f------c--- ................... .... ............... ................... .......... ........... .......... .. ....................................... ............... .............. ........... .... . 2 Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Usaha Rp 100.000.000

dan/atau Kegiatan (PROPER Daerah) f------c--- ............ ........ .... .................................................. .......... .... .................... .................... .

3 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Rp 1.100.000.000

J u M LAH I Rp 2oo.ooo.ooo 1

I TARGET

82 < IPU < 90

50%

!------------7 kab/kota

15 objek

19 Kab/Kota

Padang, Januari 2016

KABID PENGAWASAN, PENGENDALIAN KERUSAKAN

INGKUNGAN

KASUBID PENGAWASAN PENGENDALIAN

KERUSAKAN LJNGKUNGAN

''·VIA~ M.SI NIP. 19660617 199803 2 001

I

Page 125: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

..

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENGAWASAN, PENGENDAUAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN UNGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 T erkendalinya beban pencemaran dan kerusakan lndeks pencemaran air sungai (IPA) lingkungan hidup dari usaha/kegiatan

2 IKLH Jumlah sungai yang dipantau

Terbentuknya kerjasama dan MoU antara stakeholders dalam penurunan beban pencemaran (limbah padat) pada sungai Batang Agam

Jumlah objek kegiatan yang dilakukan pembinaan wasdal pengelolaan limbah B3 dan lim bah cair

INO KEGIATAN ANGGARAN

1 Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi Rp 225.000.000 ~ .................. ........................................................................................... .. .......... ............ .. ............. ... ..... ... ........ .. ...... .

2 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah dalam Rp 200.000.000 Penurunan Beban Pencemaran Sungai

~ ............. ................................ ..................................... ................................................................................. ........... .. 2 Pengawasan Pengendalian terhadap Pengelolaan Rp 130.000.000

Lingkunga~ Usaha/Kegiatan

JUMLAH I Rp 55s.ooo.ooo 1

TARGET

58< IPA < 66

6 sungai

Mou Satang Agam Pembentukan 2 klaster

wasdal Penanganan sampah

pad at pada 2 titik

12 kegiatan

Padang, Januari 2016

KABID PENGAWASAN, PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

~ lr. SITI AISYAH. M.Si

NIP. 19670928 199203 2 002

KASUBID PENGAWASAN, PENGENDALIAN PENCEMARAN UNGKUNGAN

ZULKIFLI. SH NIP. 195910011985011 001

Page 126: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENINGKATAN KAPASITAS DAN INFORMASI LINGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya peran serta stakeholder dalam Rasia keikutsertaan Sekolah dalam program Adiwiyata 3,42%

pengelolaan lingkungan hidup

Usaha/kegiatan peringkat biru proper yang mengalokasikan CSR 20% untuk pengelolaan LH

2 Meningkatnya implementasi Standar Pelayanan Persentase capaian pelaksanaan SPM Provinsi

Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup

- Pelayanan informasi status mutu air 100% - Pelayanan informasi status mutu udara ambien 100% - Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat 100% Persentase Kab/Kota yang capaian pelaksanaan SPM-nya > 20% 80%

KEGIATAN ANGGARAN

Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah Rp 221.750.000 (SLHD)

·--::-- ......................................................................................................................... ...................................................... . 2 Pengembangan Sistim lnformasi Lingkungan Rp 120.000.000

c-,- ................................................................... ........ .. .... .. ........................................................................................... .. 3 Pengkajian Penetapan Status Mutu Air dan Daya Rp 135.000.000

Tampung Air Sungai - ............................................................................................................................................................. ..

4 Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Rp 60.000.000 Lingkungan (Penerapan CSR LH) _ .................................................................................................... .

5 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Rp 80.000.000 laboratorium terakreditasi

---:- ............................................ .................................................................................... .............................................. .. 6 Pembinaan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rp 50.000.000

~ .............................................................................................................................................................................. .. 7 Pembinaan sekolah berwawasan lingkungan Rp 530.000.000

(Adiwiyata)

JUMLAH I Rp 1.196.75o.ooo 1

Padang, Januari 2016

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI

SUMATERA BARAT

KABID PENINGKATAN KAPASITAS

DAN INFORMASI LINGKUNGAN

~ -Drs. ASRIZAL ASNAN, MM

NIP. 19570803 198503 1 005

/1 ~"" / lr. N.lsAR~ Nl~1003

Page 127: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENINGKATAN KAPASITAS DAN INFORMASI LINGKUNGAN

TAHUN 2016

I No I SASARAN I INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatnya peran serta stakeholder dalam Usaha/kegiatan peringkat biru proper yang mengalokasikan CSR

pengelolaan lingkungan hidup untuk pengelolaan LH

2 Persentase Capaian pelayanan informasi lingkungan Jumlah buku SLHD sumatera barat tahun 2015, draft buku data hidup (rata-rata capaian SPM Prov dan kablkota) SLHD sumatera barat tahun 2016, Jumlah buku SLHD kablkota

yang dinilai

Jumlah sungai yang ditetapkan penetapan status mutu air sungai lintas kabupaten/kota

Jumlah kegiatan CSR Bidang Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh perusahaan

Jumlah laboratorium lingkungan/laboratorium DAK yang dibina operasionalnya memenuhi persyaratan pada instansi lingkungan hid up kablkota

KEGIATAN ANGGARAN

Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah Rp 221.750.000 (SLHD)

!--························································································································· ·············· ··· ···································· 2 Pengkajian Penetapan Status Mutu Air dan Daya Rp 135.000.000

Tampung Air Sungai !--················································ ····· ····································································

3 Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Rp 60.000.000 Lingkungan (Penerapan CSR LH)

1---c-- ............................................................ .................... .. ............................ .. ....... .. 4 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Rp 80.000.000

laboratorium terakreditasi

JUMLAH I Rp 496.75o.ooo 1

I TARGET

20%

c~

80 set buku SLHD 2015, 1 draft buku data SLHD

2016

2 sungai (batang sinamar dan batang

mangor)

11 perusahaan

----------------- -131aboratorium

Padang, Januari 2016

KABID PENINGKATAN KAPASITAS

DAN INFORMASI LINGKUNGAN

SUBID AKREDITASI DAN PENINGKATAN

KAPASIT~NGAN

DESI WIDIA KUSUMA, S.Si

NIP. 19731105 199903 2 001

I

Page 128: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG PENINGKATAN KAPASITAS DAN INFORMASIUNGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatnya peran serta stakeholder dalam Rasio keikutsertaan Sekolah dalam program Adiwiyata pengelolaan lingkungan hidup

2 Meningkatnya implementasi Standar Pelayanan Persentase capaian pelaksanaan SPM Provinsi Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup

- Pelayanan informasi status mutu air

- Pelayanan informasi status mutu udara ambien

- Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat

Persentase Kab/Kota yang capaian pelaksanaan SPM-nya > 80%

3 IKLH Jumlah sekolah yang dibina/dinilai dalam program adiwiyata tahun 2016

TARGET

3,42%

100% -

100%

100%

20% 50 sekolah

4 Jumlah paket pembuatan sistem informasi lingkungan ----··:-:-

1 paket aplikasi WebGIS

Persentase Capaian pelayanan informasi lingkungan hidup (rata-rata capaian SPM Prov dan kab/kota)

Jumlah Kab/Kota yang dibina pelaksanaan pencapaian SPM-nya 9 kab/kota

KEGIATAN ANGGARAN

1 Pengembangan Sislim lnformasi Lingkungan Rp 120.000.000 1--::--- ............................................................................................................................................................................... .

2 Pembinaan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rp 50.000.000

1--::--- ............................................................................................................................. .................................................. . 3 Pembinaan sekolah berwawasan lingkungan Rp 530.000.000

(Adiwiyata)

JUMLAH

KABID PENINGKATAN KAPASITAS

DAN INFORMASI LINGKUNGAN

~ ~ NIP. 19591212 198612 1 003

I Rp ?oo.ooo.ooo 1

Padang, Januari 2016

KASUBID EVALUASI DAN

NIP. 19680616 . 99303 1 004

Page 129: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN PENAATAN HUKUM LINGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan 50% dan Kajian Lingkungan Hid up Strategis perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

2 Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan 85%

hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat

3 IKLH Jumlah instansi lingkungan hidup kabupaten/kota yang dievaluasi 5 (lima) kabupaten/kota dalam pembinaan dan perizinan di bidang lingkungan hidup serta penerapan sanksi hukum lingkungan

Jumlah pemilik usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan 5 (lima) usaha dan/atau pembinaan dalam penerapan peraturan bidang lingkungan hidup kegiatan dan perizinan

Jumlah perizinan yang diterbirkan Kab/Kota 19 Kab/Kota -- ---

Jumlah kasus lingkungan hid up yang terfasilitasi 4 kasus, 2 objek penyelesaiannya, Jumlah pemilik kegiatan danlatau usaha yang dijadikan objek penegakan hukum

NO KEGIATAN

Pembinaan Hukum Lingkungan dan Perizinan Rp

2 Penaatan Hukum Lingkungan Rp

I JUMLAH I Rp

Padang, Januari 2016

KABID TATA LINGKUNGAN DAN KASUBID PEMBINAAN HUKUM DAN

GKUNGAN nt..!HI"'IrN.NGKUNGAN

lr. YANTONIUS NIP. 19600108 198603 1003

Page 130: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN PENAATAN HUKUM UNGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang telah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis mengimplementasikan Standar Operating Procedure (SOP)

sesuai peraturan perundang-undangan

Persentase usaha dan/atau kegiatan yang mengimplementasikan perizinan lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan

Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

2 Meningkatnya efektifitas penanganan kasus lingkungan Persentase kasus lingkungan hidup yang dapat diselesaikan

hidup dan penaatan hukum lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Sara!

KEGIATAN ANGGARAN

Penyelenggaraan AMDAL di Prov. Sum bar Rp 125.000.000 _ ,,,,,,, ............................................................. .. ............................ ............ ................................................................. ... .

2 Pembinaan Hukum Lingkungan dan Perizinan Rp 100.000.000 _ ,,,,,, ............................................................................................... .. ........................................... ............................... .

3 Penaatan Hukum Lingkungan Rp 120.000.000 _ ,, ...... ............................... ........................................ .. .................................... .. .. ............. .. ............. .. .......... .. .... .. ....... .

4 Pembinaan KLHS terhadap Dokumen Pereneanaan Rp 65.000.000

JUMLAH I Rp 41o.ooo.ooo 1

Padang, Januari 2016

TARGET

70%

50%

40%

85%

KEPALA BAPEDALDA PROVINSI

SUMATERA BARAT

~

KABID TATA LINGKUNGAN DAN

~KUNGAN

Drs. ASRIZAL AS NAN, MM

NIP. 19570803 198503 1 005

lr. YANTONIUS

NIP. 19600108 198603 1 003

Page 131: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PERJANJIAN KINERJA

BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN PENAATAN HUKUM LINGKUNGAN

TAHUN 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Ditaatinya mekanisme, implementasi izin lingkungan Persentase Komisi Penilai AMDAL (KPA) kab/kota yang Ieiah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis mengimplementasikan Standar Operating Prosedur (SOP) sesuai

peraturan perundarig-undangan

Persentase dokumen perencanaan provinsi dan/atau kabupaten/kota yang dilengkapi Kajian Lingkungan Hidup Strategis

2 IKLH Jumlah kabupaten/kota yang dievaluasi kinerja penatalaksanaan penilaian Amdal atau pemeriksaan UKL-UPL-nya

Jumlah kabupaten/kota yang dibina/diverifikasi terkait pengajuan lisensi Komisi Penilai Amdal-nya

Jumlah kabupaten/kota yang difasilitasi dan/atau dibina untuk penerapan KLHS terhadap dokumen perencanaan

I No I KEGIATAN I ANGGARAN I 1 Penyelenggaraan AMDAL di Prov. Sum bar Rp 125.000.000

~ ........................................................................................................................... ................................................... Pembinaan KLHS terhadap Dokumen Perencanaan Rp 65.000.000

I I JUMLAH I Rp 1so.ooo.ooo 1

TARGET

70%

40%

8 (delapan) kabupatenlkota

4 (empat) kabupaten/kota

5 kab/kota

Padang, Januari 2016

KABID TATA LINGKUNGAN DAN

lr. YANTONIUS

NIP. 19600108 198603 1 003

Page 132: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

PIAGAM PENGHARGAAN l'. t.Zl\t {\'iNl'I<JH 1.\ N 1.1 N\ i K U Nllt\N I Ill Hll' I )AN KY I 1\ JTAN AN

I' l·~ l'lll \U h. IN Ul >N t·:s t t\

I .H::ttl ' t ft<• t·: d 1 kn•• 1\ q ;:·,dn

GUBERNUR SUMATERA BARAT

ro:lptlill s ..... l•ttyfti

111 1!: II IN«~ KJ,rl .. I I I · ~I 11\\;~'.SI'I"':\ '.I~.,N'I.,II,, ,, \\7t, .lllt 2 0 I 0

.1\knred Lir\t.~k l.&llgun IJidup dun Kt:hutnnun,

Page 133: sakip.sumbarprov.go.id BAPEDALDA 2016.pdfsakip.sumbarprov.go.id

BAPEDALDA PROVINSI SUMATERA BARAT Jl. Khatib Sulaiman No. 22 Padang

Telp. (0752) 7055231

Fax. (0751) 445232