screening k3

9
TREND DAN ISSUE DALAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN Disusun dalam rangka memenuhi tugas screening mata kuliah elektif K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Disusun oleh: Nova Nur Kusumastuti 11/317208/KU/14458 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: novanurkkk

Post on 26-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kesehatan dan keselamatan kerja

TRANSCRIPT

TREND DAN ISSUE DALAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM KEPERAWATANDisusun dalam rangka memenuhi tugas screening mata kuliah elektif K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Disusun oleh:Nova Nur Kusumastuti11/317208/KU/14458

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

Gangguan Muskoloskeletal Pada PerawatKeselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja.Rumah sakit sebagai industri jasa merupakan sebuah industri yang mempunyai beragam persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan kecelakan akibat kerja sesuai jenis pekerjaannya, sehingga berkewajiban menerapkan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Risiko bahaya dalam kegiatan rumah sakit antara lain dari sarana kegiatan di poliklinik, bangsal, laboratorium, kamar rontgent, dapur, laundry, ruang medical record, lift (eskalator), generator-set, penyalur petir, alat-alat kedokteran, pesawat uap atau bejana dengan tekanan, instalasi peralatan listrik, instalasi proteksi kebakaran, air limbah sampah medis, dan sebagainya (Hasyim,2005).Perawat merupakan profesi kesehatan yang terbanyak di rumah sakit. Dalam melaksanakan aktivitasnya, perawat seringkali tidak memperhatikan hal-hal penting yang menjadi faktor resiko terjadinya penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang terjadi saat melakukan aktivitas kerja di lingkungan pekerjaan. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) 2004 menjelaskan bahwa penyakit akibat kerja merupakan penyakit atau cedera yang terjadi di tempat kerja sebagai akibat dari terkena bahan atau kondisi kerja saat melakukan pekerjaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chiou ST, dkk(2013) tentang perawat di negara Taiwan menemukan bahwa perawat yang bekerja di ruang gawat darurat/unit perawatan intensif dan bangsal memiliki kesehatan yang buruk dan suasana hati tertekan lebih dari perawat di unit rumah. Perawat yang bekerja di kamar operasi/kamar pengiriman, bangsal, dan ruang gawat darurat / unit perawatan intensif berada pada risiko tinggi untuk insiden kerja dibanding perawat yang bekerja di klinik rawat jalan dan administrasi. Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan nyeri otot merupakan keluhan yang sering dilaporkan.Keluhan nyeri otot yang dirasakan saat melakukan pekerjaan sering disebut istilah Muskuloskeletal Disorders (MSDs) merupakan keluhan yang dirasakan sebagai akibat dari kumpulan benturan kecil maupun besar yang terakumulasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada otot, tulang serrta sendi. Keluhan tersebut sering terjadi pada daerah tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan kaki. Badan statistik di Swedia tahun 2006 melaporkan bahwa pada perawat masalah muskoloskeletal yang sering muncul adalah nyeri pinggang (56%), bahu lengan dan jari (24%), leher (6%) dan kaki (14%).Seperti yang dijelaskan pada jurnal The Relationship Between Protective and Risk Characteristics of Acting and Experienced Workload, and Musculoskeletal Disorder Case Among Nurse gejala muskuloskeletal didefinisi sebagai sakit, nyeri, dan ketidaknyamannan pada tulang belakang dan ekstremitas, merupakan masalah kesehatan utama ditempat kerja karena beberapa alasan, beberapa diantaranya akan dijelaskan. Pertama, gejala muskoloskeletal terkait kerja dapat dipengaruhi oleh besarnya jumlah tekanan, seperti perengangan otot yang berlebihan saat melakukan aktivitas dengan pengerahan tenaga yang besar dan aktivitas yang dilakukan terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relaksasi. Kedua banyaknya tekanan tidak dapat ditentukan secara independen dari pekerja karena interaksi antara beban kerja dengan lingkungan, karakteristik aktivitas, alat kerja dan tempat kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan kerja. Ketiga, keluhan muskuloskletal sebagian besar tergantung pada pekerja seperti faktor umur, jenis kelamin, kebiasaan sehari-hari, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh.Variabel tekanan beban kerja yang dievaluasi dalam dua survei. Dalam satu survei, faktor pekerjaan terdiri dari 148 item yang dirancang untuk mengukur variabel beban kerja (dari lingkungan kerja), yaitu, persyaratan pekerjaan fisik, persyaratan tugas mental, persyaratan tugas sensorik, persyaratan lingkungan fisik, sosial-organisasi persyaratan lingkungan, kondisi organisasi, kondisi sosial / komunikasi, kondisi pertumbuhan ekonomi, dan kondisi pertumbuhan individu.Survei kedua mencakup 33 item untuk mengukur skala beban kerja yang terjadi, yaitu, usaha, faktor resiko, dan kepuasan / ketidakpuasanSeperti yang sudah dijelaskan diatas keluhan otot skeletal yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian pinggang (Low back pain). Jurnal Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga menjelaskan low back pain merupkan salah satu gangguan muskoloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap nyeri punggung bawah adalah usia, obesitas, indeks massa tubuh dan kehamilan. Namun, faktor yang paling berkontribusi terhadap nyeri punggung bawah adalah posisi yang tidak pantas selama kegiatan. Kegiatan Beberapa perawat juga berpotensi risiko terhadap nyeri pinggang misalnya selama mengangkat pasien mereka dan melakukan aktivitas di ruang operasi.Dalam pengumpulan data sikap dan posisi kerja peneliti menggunakan metode OWAS (sebuah softwere computer yang digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis sikap gerak tubuh pekerja/operator pada saat bekerja). Hasil dari metode OWAS dapat dikategorikan menjadi 4 kategori, dimana secara umum kategori 1 merupakan indikator sikap dan posisi kerja yang ergonomis sedangkan kategori 2, 3 dan 4 merupakan indikator sikap dan posisi kerja yang tidak ergonomis. Dalam penelitian ini penilaian dilakukan dengan melihat persentase jumlah tindakan yang memiliki nilai sikap OWAS kategori 2, 3 dan 4 dibandingkan dengan seluruh jumlah tindakan yang dilakukan dalam satu kali masa pengamatan. Dan penelitian meneliti hubungan karaterisstik reponden berdasarkan usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan masa kerja. Posisi yang tidak ergonomis saat bekerja adalah merupakan penyebab keluhan muskoloskeletal. Untuk mengurangi keluhan tersebut pada perawat dapat dilakukan tindakan seperti proteksi kerja dengan alat pelindung diri/APD, olahraga khusus untuk memelihara kelenturan dan kekuatan otot pinggang. Alat penunjang yang tidak terstandar dapat meningkatkan beban kerja perawat sehingga memicu timbulnya gangguan muskoloskeletal, oleh karena itu rumah sakit hendaknya melakukan standarisasi alat penunjang pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Chiou ST, Chiang JH, Huang N, Wu CH, Chien LY. 2013. Health issues among nurses in Taiwanese hospitals: National survey. International Journal of Nursing Studies.Elyas, Yudi. 2012. Gambaran TTingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Peraat saat Melakukan Aktivitas Kerja di Ruang ICU PJT RSCM Berdasarkan Metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Skripsi : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok.Fathoni, Himawan. 2009. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja denga Low Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3. Hasyim, Hamzah. 2005. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan KKesehatan Kerja di Institusi Sarana Kesehatan). Sumatra Selatan : Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 08, Nomor 02.Oocupational Safety and Health Administration (OSHA)). 2004. Work Related Injuries and Illnesses. U.S.Department Of Labour.Swedish Statistic. 2006. Musculoskeletal Ergonomic Statistic. Swedish.Yeung, S.S., Genaidy, A., Deddens, J., Sauter,S. 2005. The relationship between protective and risk characteristics of acting and experienced workload, and musculoskeletal disorder cases among nurses. Journal of Safety Research, Volume 6, 85 95.