sifat dan karakter anak sulung
TRANSCRIPT
SIFAT DAN KARAKTER ANAK SULUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“PEMAHAMAN INDIVIDU ”
Disusun oleh:
Liza Mussa’diyah D03210008
Syafi’in Nu’man D03210009
Dosen pembimbing:
Drs. H. Masyhudi Ahmad, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pribadi manusia itu dapat berubah, maksudnya pribadi manusia itu mudah atau dapat dipengaruhi
oleh sesuatu. Memanglah demikian keadaannya. Karena itu ada usaha mendidik pribadi , membentuk
pribadi, membentuk watak, atau mendidik watak anak. Yang artinya adalah berusaha untuk memperbaiki
kehidupan anak yang Nampak kurang bak, sehingga menjadi baik. Misalnya anak yang semula malas, dapat
dirubah menjadi rajin, anak yang semula senang menggoda atau mengganggu orang lain, dididik agar tidak
lagi berbuat demikian.bahkan hal ini pun dilakukan kepada orang yang sudah dewasa pula, yaitu dengan
menyelenggarakan usaha memasyarakatkan kembali orang-orang yang melanggar Undang-Undang
Negara.
Sejak dahulu memang sudah disepakati bahwa pribadi tiap orang itu tumbuh atas dua kekuatan,
yaitu kekuatan dari dalam, yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering juga disebut
kemampuan-kemampuan dasar, dan factor dari luar atau faktor lingkungan.
Sebagai calon guru maka sangat di anjurkan untuk mempelajari pribadi manusia. Diantara
manfaatnya, antara lain adalah Agar guru dapat mengenal sifat anak didiknya, sehingga pelayanannya
dapat mudah diterima, Guru mendapat kesempatan seluas-luasnya, untuk memberikan pembinaan lebih
jauh dan mendalam.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan sifat dan karakter ?
2. Bagaimanakah sifat dan karakter anak sulung ?
3. Bagaimana tips untuk perkembangan psikologis si sulung ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sifat dan Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. 2).Karakter juga bisa bermakna "huruf".
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.1
W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.
Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tetap.
Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak,
mempunyai kepribadian.
Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to
mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam
atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka
menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan
personality (kepribadian) seseorang.
Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan
nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian
kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality)
maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen
serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.2
1 Di kutip dari: http://www.pengertiandefinisi.com/2012/04/pengertian-karakter.html, pada tgl 6 Oktober 20122 Ibid,.
3
Menurut bahasa arti kata sifat ialah rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda atau tanda
lahiriah; keadaan yg menurut kodratnya ada pd sesuatu (benda, orang, dsb); ciri khas yg ada pd sesuatu
(untuk membedakan dr yg lain); dasar watak (dibawa sejak lahir); tabiat; 3
2. Sifat dan Karakter Anak Sulung
Sesuai dengan namanya maka yang dimaksud dengan anak sulung ialah anak yang paling tua ata
anak pertama yang lahir dari suatu keluarga. Karena anak tersebut adalah aak pertama berarti pengalaman
merawat anak, pengalaman mendidik anak belum dimiliki oleh kedua orangtuanya. Sering dikenal bahwa
anak sulung ini sebagai “experimental child”. Kekurangan pengetahuan dan pengalaman ddari orang tua
membawa akibat tersendiri dalam diri anaknya ini. Jadi karena oragtua belum berpengalaman merawat
anak sewaktu menghadapi anak pertamanya, orangtua cenderung terlalu cemas dan melindungi
berlebihan. Begitu pula orangtua belum menyadari secara penuh mengenai peranan menjadi orangtua.4
Kecenderungan sifat anak pertama adalah Bersikap dan berpikiran lebih dewasa. Anak Sulung
adalah tulang punggung keluarga sehingga anak Sulung akan berpikiran lebih kritis (umumnya memiliki
daya analisa yang lebih kuat). Anak pertama sebetulnya banyak ilmunya di dalam dirinya namun tidak
banyak dikeluarkan oleh ucapan. Sifat baik anak Sulung yang lain adalah jarang memukul atau jarang usil
karena sifatnya agak serius. Sifat buruk anak Sulung adalah paling perhitungan dan paling pilih pilih dalam
urusan jodoh daripada anak-anak yang lain (pada umumnya), dan biasanya sangat mengharapkan sekali
pasangan yang ganteng atau yang cantik, dan mapan atau berduit.
"Kebanyakan orangtua akan menghabiskan waktu membaca dan menjelaskan banyak hal kepada
anak sulungnya. Tidak semudah ini bagi para orangtua untuk menerangkan kepada anak selanjutnya," jelas
Frank Farley, Ph.D, psikolog di Temple University, Philadephia, yang meneliti perkembangan kepribadian
dan manusia selama berdekade. 5
Karena anak sulung seringkali diberikan tanggung jawab yang besar di rumah, entah itu dengan
tugas-tugas rumahan atau harus mengawasi adik-adiknya, mereka seringkali menjadi pemimpin (juga
bersikap bossy). Beban semacam itu bisa membuat anak mendapatkan tekanan stres yang berlebihan
hingga ia akan merasa tekanan untuk menjadi seseorang yang sempurna. Tak heran banyak anak pertama
yang menjadi dewasa terlalu cepat.
3 Dikutip dari: http://artikata.com/arti-351011-sifat.html, pada tanggal 6 Oktober 20124 Gunarsa D Singgih, Prof. DR, dkk. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003) hal. 1755 Di kutip dari: http://canmission.org/index.php?option=com_content&view=article&id=63:tips-tentang-anak-
sulung&catid=1:artikel-artikel-yang-di-submit-member&Itemid=64, pada tgl 6 Oktober 2012
4
Situasi yang lain adalah kelahiran adiknya. Rupanya kehadiran seorang adik bagi anak sulung
mempunyai arti yang penting sehingga menampilkan kelakuan-kelakuan yang tidak baik seprti meminta
perhatian yang berlebihan, kekanak-kanakan, mengenyot jari, menggigit kuku, sulit tidur, dan lain-lain.
Anggapan umum yang kurang benar ialah bahwa anak sulung tentu membawa beban terberat
diantara saudara-saudaranya. Pendapat semacam itutimbul oleh karena secara logika, anak sulung ini nanti
akan mengganti kedudukan orangtua, bila mereka meninggal dunia. Kepadanyalah (anak sulung) orang tua
akan menyerahkan tanggung jawab untuk kehidupan, keselamatan dan kebahagiaan saudara-saudaranya.
Penyerahan tanggung jawab ini sudah dimulai oleh orangtuanya kepadanya sejak kecil, yaitu ia harus
mengasuh adiknya, menjaganya, mengajaknya bermain, memberinya makan, mencucikan pakaian,
memandikan dan seterusnya.6
Dalam banyak hal, ia harus dapat berbuat seperti apa yang diperbuat orangtuanya kepadanya. Tiap
kekeliruan perbuatan adik-adiknya, anak sulung inilah yang di tegur bahkan yang harus menerima
hukumannya. Keberesan adik-adiknya dengan serta merta diserahkan kepadanya.
Kekurang benaran anggapan tersebut, terletak pada penyerahan tanggung jawab orang tua yang
terlalu cepat kepada anak sulung. Sebab pada waktu si adik lahir, ia masih dalam usia kanak-kanak. Ia
belum memiliki sifat kedewasaan bahkan karena kelahiran adiknyaitu ia merasa terampas kasih sayang
orang tuanya terhadapnya, yang mengakibatkan ia harus selalu bersaing dengan adiknya, dengan jalan
berbuat sesuatu agar perhatian orang tuanya memusat kepada dirinya. Tetapi dalam perbuatan ini anak
sulung sering diminta agar lebih banyak mengalah terhadap adik-adiknya, kadang-kadang dengan alas an
yang disengaja dicari-cari dan lebih merugikan anak sulung.7
Dalam hal ini kesanggupan orang tua untuk dapat bertindak bijaksana sangat diharapkan misalnya
dengan mengusahakan jangan sampai Nampak adanya perbedaan cara bertindak kepada anak-anaknya,
perlakukan tugas yang adil, pembagian yang rata, penyerahan tugas yang berimbang, pemberian
kesempatan yang sama dan sebagainya. Sehingga dati anak-anak tidak timbul prasangka alas an pilih kasih,
berat sebelah, tidak adil ataupun kurang bijaksana.
Kalaupun misalnya orang tua menginginkan agar si kakak harus menjadi contoh bagi adik-adiknya,
orang tua juga harus sudah menjadi contoh baginya, sehingga anak dapat mengetahui bahwa sesuatu
peraturan, sesuatu keharusa, memang berlaku sama untuk semua orang.
Jika si anak sulung menghayati sendiri bahwa orang tua lebih bersedia berkorban bagi anak-
anaknya, orang tua lebih bersedia berkorban bagi anak-anaknya, orang tua lebih berani mengalah, lebih
berani menderita, lebih berani bekerja keras, dan sebagainya. Maka, si anak sulung akan lebih mudah
untuk dapat berkorban, mengalah, ataupun bertindak bijaksana terhadap adik-adiknya.
6 Sujanto Agus. Drs. Psikologi Kepribadian. (Jakarta: Bumi Aksara, 1997) hal.537 Ibid,.
5
Hal-hal inilah yang sering terjadi pada anak sulung dan apabila hal ini dilakukan sebagaimana
mestinya dan tanpa mempercepat waktu dan memperberat beban, melainkan berlaku dalam keserba
wajaran, tentu tidak akan menimbulkan anggapan-anggapan yang kurang benar didalam masyarakat.
Disamping itu dalam suatu masyarakat tertentu, kedudukan anak sulung ini mempunyai
konsekuensi structural, misalnya anak sulung dianggap lebih superior sehingga anak sulung ini dapat
menentukan perkawinan adik-adiknya, kemenakan-kemenakannya bahkan mengatur warisan nenek
moyang.8
Berikut ini adalah kelebihan, kekurangan, dan karier yang ideal untuk anak sulung.
Kelebihan: Anak sulung terlahir sebagai pemimpin dan sukses karena bekerja keras. Mayoritas
politikus dan direktur pelaksana adalah anak sulung. Sulung sering tampil dalam dua versi: pengasuh yang
tunduk atau penggerak yang agresif. Kedua versi ini sama-sama kuat dan berpengaruh. Anda senang
menjadi orang yang mengendalikan situasi dan organisasi. Anda memperhatikan detail dan cenderung
tertib dan teratur, tepat waktu, kompeten dan tekun.
Kekurangan: Anda cenderung buruk dalam mendelegasikan karena anda kurang percaya pada
orang lain dibanding pada diri sendiri. Anda bisa bossy dan kurang sensitif, dan cenderung perfeksionis.
Anda sering moody. Kadang anda juga menakutkan dengan mendorong orang bekerja terlalu keras atau
menolak menerima jawaban tidak. Kadang, anda juga bisa merasa tahu semuanya’
Karier ideal: Pembicara, bisnis, riset dan konseling. Lebih dari separuh presiden Amerika adalah
anak sulung. Begitu juga pemenang hadiah Nobel dan antariksawa Amerika. Orang terkenal yang anak
sulung antara lain: Bill Clinton, Winston Churchill, Bill Cosby, Oprah Winfrey, Jackie Onassis.
Fakta seputar anak sulung
ö 52% presiden Amerika adalah anak sulung dalam keluarga. Antara lain Truman, Johnson,
Carter, George W. Bush
ö 21 dari 23 astronot yang dikirim ke antariksa adalah anak sulung, 2 astronot anak tunggal • 2/3
dari entrepreneurs adalah anak sulung
ö 2/3 dari orang dalam buku Who’s Who adalah anak sulung
3. Tips Untuk Perkembagan Psikologis Anak Sulung
A. Jangan mengharapkan kesempurnaan. Si Sulung sudah cukup membebani diri dengan
keinginan menjadi anak terbaik, karena itu jangan lagi mengharapkan dia lebih begini, lebih
begitu. Anak Sulung membuat target bagi dirinya sendiri. Tugas orangtua adalah memastikan
8 Gunarsa D Singgih, Prof. DR, dkk. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003) hal. 1756
target tersebut realistis sehingga kelak dia tidak frustasi. Kalau perlu, jelaskan harapan Anda
pada Si Sulung. Biasanya dia akan berusaha mencapai lebih dari harapan Anda tersebut.9
B. Jangan Berharap Terlalu Banyak. Banyak anak sulung mendapat tugas lebih banyak dari adik-
adiknya. Jangan sampai ini terjadi. Bagilah tugas dengan adil dan jangan berharap Si Sulung
harus selalu “lebih”. Perhatikan kondisi mereka saat diberi tugas, misalnya, apakah cukup
sehat? Jangan tugaskan Si Sulung menjaga adik, karena meski sulung, ia belum bisa diserahi
tanggung jawab tersebut. Bila hal buruk menimpa adik, jelaskan pada Si Sulung hal itu bukan
semata-mata akibat kesalahannya.
C. Sediakan Waktu One-on-One. Anak sulung sangat senang meluangkan waktu bersama orang
dewasa. Jika orangtua terlalu disibuki adik, Si Sulung akan merasa tersisih. Untuk itu, sediakan
waktu berdua dengannya. Lakukan kegiatan yang bisa Anda nikmati bersama.
D. Ajari Dia Sabar. Anak sulung cenderung bossy. Mereka merasa bisa berbuat lebih banyak
daripada adiknya, sehingga menganggap dirinya lebih baik. Terkadang Si Sulung frustasi karena
adik tidak “sebaik dirinya”. Orangtua harus mengingatkan bahwa adik masih kecil dan Si Sulung
harus sabar. Bantu Si Sulung mengatasi rasa frustasi menghadapi adik dengan membantu adik,
bukannya memerintah.10
Berikut ini adalah beberapa kiat sukses untuk anak sulung, di antaranya adalah:
a. Salah satu ciri khas anak sulung adalah terlibat dalam terlalu banyak hal. Usahakan untuk
menyediakan waktu untuk diri sendiri.
b. Belajar berkata tidak. Kebanyakan anak sulung ingin menyenangkan orang lain. Mereka
senang jika disukai orang dan hampir selalu menerima undangan. Salah satu cara terbaik
untuk berkata tidak adalah kenali keterbatasan-keterbatasan anda.
c. Nikmati sifat ingin tahu anda. Anak sulung terkenal banyak bertanya dan menginginkan
jawaban yang detail, yang merupakan ciri pemimpin.
d. Tak perlu minta maaf untuk kecermatan dan kesungguhan anda dalam bekerja. Anda
cenderung menyukai keteraturan dan senang dengan daftar to do anda. Usahakan jangan
sampai ekstrim keras dalam meraih apa yang anda inginkan.
9 Di kutip dari: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/Keluarga/tips.membesarkan.anak.sulung/001/005/438/10/3, pada tgl 6 Oktober 201210 Ibid,.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain, tabiat, watak.
b. Sifat dan karakter anak sulung ialah: Bahwa anak sulung ini sebagai “experimental child”.
Kekurangan pengetahuan dan pengalaman ddari orang tua membawa akibat tersendiri dalam diri
anaknya ini. Karena anak sulung seringkali diberikan tanggung jawab yang besar di rumah, entah itu
dengan tugas-tugas rumahan atau harus mengawasi adik-adiknya, mereka seringkali menjadi
pemimpin (juga bersikap bossy). Anggapan umum yang kurang benar ialah bahwa anak sulung
tentu membawa beban terberat diantara saudara-saudaranya. Pendapat semacam itutimbul oleh
karena secara logika, anak sulung ini nanti akan mengganti kedudukan orangtua, bila mereka
meninggal dunia.
c. Tips untuk perkembangan psikologis anak sulung ialah: Jangan mengharapkan kesempurnaan,
Jangan Berharap Terlalu Banyak, Sediakan Waktu One-on-One, Ajari Dia Sabar.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertiandefinisi.com/2012/04/pengertian-karakter.html
http://artikata.com/arti-351011-sifat.html
http://canmission.org/index.php?option=com_content&view=article&id=63:tips-
tentang-anak-sulung&catid=1:artikel-artikel-yang-di-submit-member&Itemid=64
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/Keluarga/tips.membesarkan.anak.sulung/
001/005/438/10/3
D Singgih, Prof. DR, dkk. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2003
Sujanto Agus. Drs. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara, 1997
9