silica fume (kutipan)
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
1/14
PENGGUNAAN FLY ASH DAN VISCOCRETE PADA SELF
COMPACTING CONCRETE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang konstruksi dari tahun ke tahun semakin
berkembang, baik dari segi desain maupun metode-metode konstruksi yang
dilakukan. Dalam pekerjaan konstruksi beton, pemadatan atau vibrasi beton
adalah pekerjaan yang mutlak harus dilakukan untuk suatu pekerjaan struktur beton bertulang konvensional. Tujuan dari pemadatan itu sendiri adalah
meminimalkan udara yang terjebak dalam beton segar sehingga diperoleh
beton yang homogen dan tidak terjadi rongga-rongga di dalam beton (honey-
comb. !onsekuensi dari beton bertulang yang tidak sempurna pema- datannya,
diantaranya dapat menurunkan kuat tekan beton dan kekedap airan beton
sehingga mudah terjadi karat di besi tulangan.
Penge"oran beton konvensional pada beam column joint yang padat
tulangan dengan alat vibrator belum menjamin ter"apainya kepa- datan se"ara
optimal. Di samping itu penggunaan alat vibrator pada daerah yang padat
bangunan dapat menimbulkan polusi suara yang mengganggu sekitarnya.
Dalam penelitian Self Compacting Concrete (#$$ ini dapat digunakan bahan
pengisi, untuk hal tersebut dapat digunakan fly ash, serbuk limestone, silica
fume atau yang lainnya. Fly ash merupakan limbah dari sisa pembakaran batu
bara yang tidak terpakai dan terbuang sehingga diharapkan melalui #$$, limbah
tersebut dapat diman%aatkan se"ara maksimal.
1.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut &
1. 'empelajari dan menganalisa #$$.
. 'engetahui peranan dan pengaruh fly ash pada #$$.
). 'elihat pengaruh viscocrete admixtures pada #$$.
4. 'endapatkan komposisi #$$ yang optimal.
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
2/14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1. De%inisi #$$
#el% $ompa"ting $on"rete (#$$ merupakan "ampuran beton yang dapat
memadat sendiri tanpa menggunakan bantuan alat vibrator untuk memperoleh
konsolidasi yang baik. 'etode #el% $ompa"ting $on"rete (#$$ ini merupakan
suatu hasil riset di *epang pada a+al tahun 1an dengan menghasilkan suatu
prototype yang "ukup sukses pada tahun 1 (/kamura dan /u"hi ).
.. !omposisi 0gregat !asar
!omposisi agregat kasar pada beton konven- sional menempati -
23 dari total volume beton. #edangkan dalam #$$ agregat kasar dibatasi
jumlahnya sekitar kurang lebih 2 3ndari total volume beton supaya bisa
mengalir dan memadat sendiri tanpa alat pemadat
.). Bahan $ampuran pada #$$
1. #$$ memerlukan agregat halus yang lebih banyak dibandingkan
dengan beton konvensional.. 4kuran agregat kasar biasanya antara 1 mm sampai mm.
). #emen dan fly ash diberikan sesuai perbandingan binder .
5. 4ntuk mendapatkan +orkabilitas yang ting- gi dan homogenitas beton
diperlukan visco- crete admixtures.
.5. 6is"o"rete
Concrete admixtures yang digunakan untuk penelitian adalah Sika
Viscocrete. Penggunaan dosis viscocrete pada penelitian ini diberikan antara 13
sampai 3 dari jumlah semen.
.2. 7lo+ability
4ntuk pengujian flowabilt y digunakan L- shaped box atau
disebut juga Swedish ox. Data gambar untuk alat ini dapat dilihat pada 8ambar
1.
2
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
3/14
8ambar 1b. L-Shaped ox
.9. :orkability
4ntuk pengujian +orkability digunakan slump "one. !ondisi beton
harus dilihat dan di"ek antara lain homogenitas dari beton tersebut, dilihat
dengan kondisi beton tidak terjadi segregasi, bleeding , dan agregat tersebar
merata.
8ambar 1.b. Slumflow test
3
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
4/14
. !eunggulan #$$
1. #egi durabilitas&
a. 'eningkatkan homogenitas dari beton.
b. Dapat membungkus tulangan dengan baik.
". Porositas dari matrik beton yang rendah.
d. !o carbonation" no chloride ingress.
. #egi produktivitas&
a. Penge"oran yang "epat.
b. Pemompaan yang lebih mudah.
". Pekerjaan pemadatan tidak perlu dilaku- kan lagi.
). #egi tenaga kerja&
a. #uman error akibat pemadatan yang kurang sempurna dapat
dihilangkan.
b. 0ngka ke"elakaan tenaga kerja dapat diperke"il.
". Tidak ada polusi suara akibat vibrator.d. Tidak terjadi #and $rm Vibration Syndrom ( #$VS .
e. Tidak terjadi %hite Fingers akibat gangguan peredaran darah.
4
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
5/14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
).1. Penentuan 0+al !omposisi Tiap Bahan
!omposisi a+al dari tiap-tiap "ampuran dibuat berdasarkan kriteria
sebagai berikut&
0. Perbandingan volume agregat kasar dan agregat halus
;ilai perbandingan yang diambil adalah antara 1&1, 1&1.2 dan 1&1.2.
B. !omposisi inder
6olume binder yang diambil adalah antara 5 kg
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
6/14
untuk perbandingan yang paling baik dan optimum adalah perbandingan
volume agregat kasar dan agregat halus sebesar 1&1.
#etelah perbandingan volume agregat kasar dan agregat halus
ditentukan, dilakukan trial mix lagi untuk menentukan perkiraan a+al jumlah air
untuk setiap kompisisi binder , yaitu dengan menetapkan perbandingan agregat
kasar dan agregat halus serta dosis viscocrete kemudian komposisi binder
diubah-ubah. Dari pengujian-pengujian tersebut dapat diperkira- kan jumlah air
yang akan diberikan, misalnya, untuk komposisi binder & diperkirakan jum- lah
air sekitar 1) l
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
7/14
).5. Diagram 0lir
Langkah-langkah trial mix dan pengujian dari a+al sampai akhir adalah
sebagai berikut.
1. !erikil dan pasir pada kondisi saturated surface dry (##D.
. Disiapkan "etakan silinder berdiameter 12 "m dan tinggi ) "m.
). !erikil dan pasir diayak terlebih dahulu kemudian ditimbang. #etelah itu
dimasuk- kan ke dalam molen.
5. #emen dan fly ash ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam molen.
2. Viscocrete ditimbang kemudian di"ampur- kan ke dalam air yang telah
disiapkan dalam gelas ukur. #ebelum "ampuran air dengan viscocrete
dimasukkan ke dalam molen, molen yang berisi "ampuran kerikil, pasir,
semen dan fly ash diputar. #etelah pen"ampurannya sudah merata air yang
telah di"ampurkan dengan viscocrete dima sukkan ke dalam molen.9. *ika air yang di"ampur dengan viscocret e sudah diberikan sampai habis,
sedangkan melalui pengujian flowability dan workability hasil trial mix
tersebut tidak memenuhi syarat maka diberikan lagi tambahan air.
Penambahan air dilakukan dengan diberikan dahulu tambahan air sebesar 2
3 dari total jumlah air. #etelah itu baru kemudian air yang telah ditakar
dalam gelas ukur diberikan sampai diperkirakan men"apai kondisi yang
paling optimal.
. #aat adukan beton diisikan ke dalam L- shaped box, beton tidak boleh
dirojok. Pengujian flowability ini dilakukan sebanyak kali.
. #etelah itu dilakukan pengujian workability dengan menggunakan slump
cone sebanyak 1 kali.
. !emudian diukur penambahan air yang diberikan dan dijumlah dengan
takaran yang sebelumnya. Dari jumlah air tersebut kemudian dibagi dengan
jumlah total binder yang digunakan. Dari hasil pembagian tersebut diperoleh
nilai water-binder ratio.
1. #etiap adukan beton rata-rata jumlah "etakan silinder yang terisi penuh
didapat sebanyak buah benda uji, yang nantinya akan diuji kuat
tekannya.
11. Pengujian kuat tekan dilakukan pada beton men"apai umur , 15, dan 29
hari.
#e"ara garis besar langkah-langkah trial mix dapat dilihat diagram alir
pada 8ambar .
7
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
8/14
8ambar . Diagram 0lir
8
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
9/14
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
5.1. Pendahuluan
>asil pengujian pada penelitian ini dibagi menjadi bagian, yaitu beton
"air dan beton keras. Pada saat beton "air dilakukan pengujian flowability dan
workability, sedangkan pada saat beton keras dilakukan pengujian terhadap
kuat tekan beton. 8ra%ik hubungan antara komposisi binder dengan dosis
viscocrete untuk pengujian workability, flowabilty dan kuat tekan dapat
dilihat pada 8ambar ), 5 dan 2.
5.. Pengaruh !omposisi inder dan Dosis Viscocrete terhadap
%orkability dari Beton
Penggunaan fly ash yang semakin banyak "enderung memperke"il
diameter maksimum yang di"apai dan juga memperlambat +aktu dari #lump
7lo+ 2 "m (SF 2. Pada pengujian dengan komposisi binder 2&2, nilai rata-rata
diameter maksimum yang di"apai #7ma=, (8ambar )a dan )b adalah 2 "m
sedangkan komposisi yang lain men"apai 2 "m. Penggunaan dosis viscocrete
sebesar 3 "en- derung meningkatkan workability sedangkan penggunaan dosis
viscocrete )3 tidak menunjukkan perbedaan yang berarti
8ambar )a. >ubungan antara !omposisi Binder dan ;ilai SF 2 dengan Dosis
6iscocrete yang Berbeda
9
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
10/14
8ambar )b >ubungan antara !omposisi Binder dan ;ilai #7mak# dengan
Dosis 6is"o"rete yang Berbeda
5.). Pengaruh !omposisi inder dan Dosis Viscocrete Terhadap
Flowability Beton
Dengan semakin banyaknya %ly ash, aliran beton "enderung lebih
lambat. >al ini tidak jauh berbeda dengan pengaruh %ly ash pada pengujian
+orkability. >asil pengujian ini rata- rata memenuhi standar persyaratan
pengujian %lo+ability, hanya pada pengujian komposisi binder 2&2 dengan
berbagai dosis vis"o"rete, %lo+ability dari aliran beton kurang begitu baik
(8ambar 5a dan 5b.4ntuk penggunaan viscocrete pada pengujian flowability ini
tidak terlalu ada perbedaan yang besar pada tiap komposisi. >asil dari pengujian
dosis )3 tidak jauh berbeda dengan dosis viscocrete sebesar 3.
8ambar 5.a >ubungan antara !omposisi Binder dan ;ilai 7L5 dengan Dosis
6is"o"rete yang Berbeda
10
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
11/14
8ambar 5b >ubungan antara !omposisi Binder dan ;ilai 7Lmak# dengan Dosis
6is"o"rete yang Berbeda
5.5. Pengaruh !omposisi inder dan Dosis Viscocrete
terhadap !uat Tekan dari beton
4ntuk penggunaan vis"o"rete, dosis sebesar 3 "enderung mempunyai
kuat tekan lebih besar dibandingkan dengan dosis 1.23. Tetapi hal ini tidak
terjadi pada komposisi binder 9&5 dan 2&2 (8ambar 2a dan 2b. >al ini bisa
disebabkan kurangnya bahan pengikat (semen dalam komposisi tersebut,
sehingga vis"o"rete tidak dapat ber%ungsi dengan maksimal
8ambar 2a. >ubungan antara !omposisi Binder dan !uat Tekan Beton
dengan Dosis 6is"o"rete 1.23.
11
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
12/14
8ambar 2b. >ubungan antara !omposisi Binder dan !uat Tekan Beton
dengan Dosis 6is"o"rete 3.
12
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
13/14
BAB V
KESIMPULAN
Dari per"obaan dan pengujian yang dilakukan, didapat beberapa hal yang
berpengaruh ter- hadap Self Compacting Concrete, yaitu&
1. Batas penggunaan fly ash sampai pada perbandingan binder 2&2.
Diamati bah+a untuk penggunaan fly ash yang lebih banyak dari
semen menyebabkan jumlah air yang dibutuhkan semakin berkurang.
Dengan se- dikitnya jumlah air tersebut trial mix tidak dapat
mengalami kondisi workable dan flowable. Tetapi dengan
ditambahkannya air, trial mix tersebut mengalami kondisi dispersi dan segregasi #ehingga untuk peng- gunaan fly ash yang lebih banyak dari
semen tidak dapat ditentukan komposisi bahan yang tepat
karena tinjauan dari segi workability dan flowability.
. 4ntuk penggunaan viscocrete dalam #$$ merupakan hal yang mutlak
harus diberi- kan. Tanpa diberikan viscocrete, trial mix tidak akan
dapat mengalami keadaan self compactibility, meskipun trial mix
dibuat mendekati beton sangat "air tetapi tetap 3 tidak
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang signi%ikan.
). Dari hasil pengujian #$$ didapat bah+a untuk komposisi binder 9&5
dan dosis visco- crete 1.23 merupakan kondisi yang optimal, baik
ditinjau dari segi workability, flowabi- lity dan kuat tekan beton.
13
-
8/19/2019 Silica Fume (kutipan)
14/14
DAFTAR PUSTAKA
'akalah ini disusun dari jurnal&
#ugiharto, '., dkk. 1. Penggunaan Fly $sh Dan Viscocrete Pada Self
Compacting Concrete" Dimensi Teknik #ipil, 6ol. ), ;o. 1, )-)2
Da%tar pustaka dalam jurnal &
MBT Indonesia News,Self Compacting Con- crete, SKW-MBT, November 1999.
Sika., Mix design for Self Compacting Con- crete, Sika Viscocrete Technology.
Okamura, H.,Self-Compacting High-Perfor- mance Concrete, Ferguson Lecture,
New Orleans, November 6, 1996.
Burge, Theodor A.,Viscocrete Technology, General Manager’s Meeting 1999
Parkhotel Waldhaus, CH-7018 Flims, Zurich, July 5-10, 1999.
Agus H. dan David S., Penelitian Awal Metode Self Compacting Concrete.
Skripsi Sarjana-Teknik Sipil dan Perencanaan. Uni- versitas Kristen Petra,
2000
14