sinus paranasal

32
Sinus Paranasal Nama : Unique Hardiyanti Pratiwi NIM : 110170070 Dosen Pembimbing : dr. Emilia Tohir Balaw, M.Kes. Sp.PK

Upload: unique-hardiyanti-pratiwi

Post on 17-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sinus Paranasal

TRANSCRIPT

Page 1: Sinus Paranasal

Sinus Paranasal

Nama : Unique Hardiyanti PratiwiNIM : 110170070

Dosen Pembimbing : dr. Emilia Tohir Balaw, M.Kes. Sp.PK

Page 2: Sinus Paranasal

PendahuluanTujuan Pembahasan

Diharapkan presentasi refarat ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai sinus paranasal.

Relevansi singkat

Penyakit yg berkenaan dg sinus paranasal merupakan penyakit yg sering ditemukan dlm praktek sehari2. O/ karena itu, penting bagi seorang dokter u/ memahami anatomi, histologi, fisiologi, serta patologi sinus paranasal agar dapat memberikan penanganan yg tepat kepada pasien.

Deskripsi singkat

Presentasi ini membahas tentang anatomi anatomi, histologi, fisiologi, serta macam-macam penyakit yang berkaitan dengan sinus paranasal.

Page 3: Sinus Paranasal

Definisi Sinus Paranasal• Sinus paranasal → rongga2 di dalam os maxilla, os

frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale. • Ada empat pasang sinus paranasal, yaitu sinus

maksila, sinus frontal, sinus ethmoid dan sinus sphenoid. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.

Bab. II Tinjauan Pustaka

Page 4: Sinus Paranasal

Embriologi

• Sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung. Perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan.

• Sinus maksila dan sinus ethmoid ada saat bayi lahir.• Sinus frontal berkembang dari sinus ethmoid

anterior pada anak usia ± 8 tahun. Pneumatisasi sinus sphenoid pada usia 8-10 tahun, berasal dari bagian posterior superior rongga hidung.

• Sinus → besar maksimal pada usia 15-18 tahun.

Page 5: Sinus Paranasal

Anatomi

• Sinus MaxillarisBatas-batas:-Anterior : permukaan fasial os maxilla (fossa canina)-Posterior : permukaan infratemporal maxilla-Medial : dinding lateral rongga hidung-Superior : dasar orbita-Inferior : processus alveolaris dan palatum

Page 6: Sinus Paranasal

• Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid.

• Neurovaskuler :- N. alveolaris superior

(posterior, media dan anterior)

- A/V/N. infra orbitalis- A/ V. facialis

Page 7: Sinus Paranasal

• Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah 1) dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P1 dan P2), molar (M1 dan M2), kadang-kadang juga gigi taring (C) dan gigi molar M3, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.

Page 8: Sinus Paranasal

Sinus Frontalis

• Sinus frontalis terletak antara tabula eksterna dan tabula interna ossis frontalis, di belakang arcus superciliaris dan akar hidung. Masing-masing sinus berhubungan melalui ductus frontonasalis dengan infundibulum yang bermuara di meatus nasalis medius. Sinus frontalis dipersarafi oleh cabang-cabang kedua nervus supra-orbitalis (nervus cranialis V1).

Page 9: Sinus Paranasal

• Neurovaskuler dan lymphonodi :- A/V/N. supraorbitalis-Anastomose v.oftalmica dan v.supraorbitalis-Lymphe ke lnn. submandibularis

Page 10: Sinus Paranasal
Page 11: Sinus Paranasal

Sinus Sphenoidalis

Batas-batas :• Inferior : nasopharynx, cavum nasi bagian posterior

dan canalis pterygoideus.• Anterior: bagian superior cavum nasi tengah & sinus

ethmoidalis superior• Lateral: N.opticus dalam foramen opticum dan

bagian apex orbita, sinus cavernosus (a.carotis interna, N. III, IV, VI, dan N.maxillaris).

• Superior: lobus frontalis serebri & truncus olfactorius, chiasma nervi optici, hypophysis, pons , dan a.basilaris.

Page 12: Sinus Paranasal

• Neurovasculer:– A/V/N. ethmoidalis

posterior– A.carotis interna– r. orbitalis ganglion

pterygopalatinum– Lymphe ke lnn.

retropharyngeum

Page 13: Sinus Paranasal
Page 14: Sinus Paranasal

Sinus Ethmoidalis

• Merupakan rongga-rongga kecil yang saling berhubungan satu sama lain pada labyrinth ethmoidalis maka disebut cellulae ethmoidalis.

• Topografi: -Lateral: cavum orbita-Medial: separuh bagian atas cavum nasi-Posterior: sinus sphenoidalis dan sinus frontalis-Inferior: meatus nasi superior dan media

Page 15: Sinus Paranasal

Berdasarkan ostiumnya maka dibagi menjadi:

-Cellulae ethmoidalis anterior-muara: meatus nasalis medius melalui

infundibulum-Cellulae ethmoidalis tengah-

muara: meatus nasalis medius

-Cellulae ethmoidalis posterior-muara: meatus

nasalis superior

Page 16: Sinus Paranasal

• Beberapa bagian tulang menyempurnakan sinus ini, yaitu lamina orbitalis os frontale (superior), concha sphenoidalis dan processus orbitalis ossis palatina (posterior) dan os lacrimalis (anterior).

Neurovaskuler:-A/V/N.ethmoidalis anterior dan posterior-R. nasalis lateralis posterior a. sphenopalatina

Page 17: Sinus Paranasal

Kompleks Osteo-meatal

• Muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior ada pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius. Daerah ini rumit dan sempit, dan dinamakan kompleks ostio-meatal (KOM), terdiri dari infundibulum etmoid yang terdapat di belakang prosessus unsinatus, resesus frontalis, bula ermoid dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksila.

Page 18: Sinus Paranasal
Page 19: Sinus Paranasal

Histologi Sinus Paranasal

• Sinus paranasal dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sedikit sel goblet. Lamina propianya mengandung sedikit kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum di bawahnya. Sinus paranasal berhubungan langsung dengan rongga hidung melalui lubang-lubang kecil. Mukus yang dihasilkan terdorong ke dalam hidung sebagai akibat dari aktivitas sel-sel epitel bersilia.

Page 20: Sinus Paranasal

Fisiologi Sinus Paranasal

• Fungsi sinus paranasal antara lain: 1. Sebagai pengatur kondisi udara2.Sebagai penahan suhu3.Membantu keseimbangan kepala4.Membantu resonansi suara5.Peredam perubahan tekanan udara6.Membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung.

Page 21: Sinus Paranasal

Pemeriksaan Sinus Paranasal

• Inspeksi → perhatikan adanya pembengkakan pada muka

• Palpasi → Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk • Rinoskopi• Transiluminasi → gambaran yang gelap pada sinus• Pemeriksaan radiologik• Sinoskopi → lihat keadaan di dalam sinus (apakah

ada sekret, polip, jaringan granulasi, massa tumor atau kista)

Page 22: Sinus Paranasal

Penyakit Pada Sinus

• Penyakit pada sinus meliputi sinusitis, sinusitis non-infeksiosa, penyakit sinus konginental, penyakit sinus traumatik, dan penyakit sinus neoplastik.

Page 23: Sinus Paranasal

Sinusitis

• Sinusitis → inflamasi mukosa sinus paranasal. • Bila mengenai beberapa sinus → multisinusitis,

semua→ pansinusitis. Paling sering → sinus ethmoid dan maxilla. Infeksi gigi → sinusitis dentogen.

• Bakteri penyebab sinusitis → Streptococcus Pneumonia, Hemophylus Influenzae dan Moraxella Catarrhalis.

• Infeksi jamur→sinusitis jamur→Aspergillus&Candida.• Sinusitis →berbahaya → komplikasi orbita dan

intrakranial, asma.

Page 24: Sinus Paranasal

• Berdasarkan perjalanan penyakitnya sinusitis terbagi atas:1.Sinusitis akut2.Sinusitis subakut3.Sinusitis kronik

• Faktor penyebab: ISPA akibat virus, rinitis, polip hidung, kelainan anatomi, sumbatan kompleks osteo-meatal (KOM), infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia seperti pada sindroma Kartagener, fibrosis kistik, dan hipertrofi adenoid pada anak, lingkungan berpolusi, udara dingin & kering serta kebiasaan merokok.

Page 25: Sinus Paranasal

Sinusitis Non-Infeksiosa

• Sinusitis non-infeksiosa sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan-bahan kimia.

• Sinusitis non-infeksiosa meliputi:1. Barosinusitis → Homeostasis sinus

paranasalis 2. Sinusitis alergika

Page 26: Sinus Paranasal

Penyakit Sinus Konginental

• Variasi Ukuran• Sindrom Kartagener → hipoplasia satu atau

lebih sinus, infeksi berulang, dan poliposis hidung

• Fibrosis Kistik → sifat autosomal resesif lengan manifestasi dan komplikasi yang mudah berubah, penyakit ini melibatkan berbagai kelenjar penghasil mukus pada saluran napas dan cerna

Page 27: Sinus Paranasal

Penyakit Sinus Traumatik

• Fraktur sinus frontalis, fraktur nasoethmoidalis, fraktur tulang pipi umumnya, dan semua fraktur maxilla selalu berhubungan dengan sinus paranasalis, dan dengan demikian merupakan fraktur terbuka. Pembengkakan mukosa pasca trauma dapat mengganggu ostium sinus, dan bersama dengan darah yang terkumpul di dalam sinus merupakan predisposisi terhadap infeksi akut.

Page 28: Sinus Paranasal

Penyakit Sinus Neoplastik

• Tumor jinak tampak pada sinus serupa dengan tumor jinak yang ditemukan dalam hidung. Tumor lain yang perlu dijelaskan adalah osteoma, yaitu tumor jinak yang berkembang di dalam sinus-paling sering pada sinus frontalis. Makna klinisnya terletak pada kemampuan tumor menyumbat sinus dengan pertambahan besamya.

Page 29: Sinus Paranasal

Kesimpulan

• Sinus paranasal adalah rongga-rongga di sekitar hidung dengan bentuk bervariasi yang merupakan hasil pneumatisasi tulang kepala. Ada 4 pasang sinus, yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis.

• Sinus paranasal dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sedikit sel goblet.

• Fungsi sinus paranasal adalah sebagai pengatur kondisi udara pernapasan; penahan suhu; membantu keseimbangan suara; membantu resonansi suara; peredam perubahan tekanan udara; dan membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung.

Page 30: Sinus Paranasal

• Pemeriksaan sinus paranasal dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi dan transiluminasi.

• Penyakit pada sinus meliputi sinusitis, sinusitis non-infeksiosa, penyakit sinus konginental, penyakit sinus traumatik, dan penyakit sinus neoplastik.

Page 31: Sinus Paranasal

Saran

• Penulis menyarankan agar koleksi buku ajar yang berkenaan dengan sinus paranasal di perpustakaan ditambah untuk mempermudah mahasiswa mencari informasi yang lebih lengkap.

Page 32: Sinus Paranasal

Terimakasih

Alhamdulillah

Wassalam