sit - review case continental airlines

Upload: hendrik-setiawan

Post on 09-Jul-2015

273 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

System and Information TechnologyLecturer : Dr. Hargo Utomo, MBA., M.Com.

Individual Assignment

Flies High with Real-time Business IntelligenceExecutive Class 28BHendrik Setiawan

Continental Airlines adalah sebuah maskapai penerbangan yang didirikan pada tahun 1934 dan merupakan maskapai penerbangan terbesar kelima di Amerika dan ketujuh di dunia dengan 2.300 keberangkatan ke 227 daerah tujuan setiap harinya dengan rata-rata jumalah angkut penumpang mencapai 50juta penumpang dari lima benua setiap tahunnya. Ditahun 1994, Continental Airlines sempat menghadapi masalah keterlambatan penerbangan, kesalahan penyimpanan bagasi, dan penolakan boarding karena kasus overbooking. Hal ini membuat peringkat Continental Airlines merosot ke peringkat terbawah 10 perusahaan penerbangan di Amerika yang menyebabkan masalah keuangan kepada Continental Airlines. Ditahun yang sama, Gordon Bethune menjadi CEO Continental Airlines dan menerapkan strategi Go Forward Plan dengan menggunakan dukungan business intelligence dan data warehousing secara real time sehingga Continental Airlines dapat menjadi perusahaan penerbangan nomor 1 di Amerika dan membuat penghematan sebesar 500 juta dollar dengan strategi tersebut. Secara garis besar, peran data warehousing dan businesss intelligence adalah sebagai berikut: Informasi belum tersedia Pada awalnya, Continental Airlines menggunakan pihak ketiga dalam sistem operasi yang berhubungan dengan pemesanan tiket, payroll, tagihan, dan lainnya. Para pekerja memiliki akses yang sangat terbatas pada sistem. Dalam pengambilan keputusan, pekerja kebanyakan menggunakan intuisi dibanding informasi. Senior Management Continental Airlines memiliki visi untuk mengembangkan data-data yang ada kedalam satu sumber. Input data kedalam warehouse Senior Management memutuskan untuk melakukan investasi dalam enterprise data warehouse yang memungkinkan semua pekerja mendapatkan akses data secara cepat ke informasi bisnis dan pelanggan. Strategi first to favorite Setelah sukses melalui tahapan worst to first, pihak manajemen Continental Airlines melanjutkan visinya dengan first to favorite yang berfokus pada perlakuan yang sangat baik pada pelanggan terutama kepada high value customer. Dalam mengaplikasikan business intelligent secara real time, Continental Airlines telah membuat beberapa poin penting, yaitu: Revenue management dan Revenue accounting; tujuannya adalah untuk memaksimalkan pendapatan dari serangkaian sumber daya yang dimiliki.

1

System and Information TechnologyLecturer : Dr. Hargo Utomo, MBA., M.Com.

Fare Design; Penting bagi Continental Airlines untuk dapat menyediakan harga yang kompetitif. Continental Airlines menggunakan data real time untuk optimalisasi harga tiket. Saat perubahan harga dibuat, management dapat menelusuri dampak yang terjadi terhadap pendapatan. Ticket Facsimile; Tiket di scan dan di arsip yang kemudian disimpan dalam warehouse. Pada tahun 2001, tim warehouse Continental Airlines membuat suatu report yang disebut Hyperion Intelligence yang dapat membuat tiket melalui mesin fax dan menjadi standar dalam copy tiket. Recoveering lost reservations; Pada tahun 2002 sempat terjadi error dalam sistem pemesanan tiket yang mengakibatkan 60.000 tiket pesanan hilang. Dengan penggunaan data warehouse, kedua masalah dapat diatasi. Customer Value Analysis; Membuat suatu bentuk model nilai pelanggan dengan parameter frekuensi, keterkinian, dan satuan uang yang didapat dari pelanggan guna memahami pelanggan yang paling mendatangkan keuntungan. Flight Operations; Menangani aspek dalam memastikan pelanggan sampai ke tempat tujuan dengan selamat, efisien, tepat waktu, dan sampai bersama-sama dengan barang bawaannya. Flight Management Dashboard; Merupakan suatu langkah inovatif berupa display grafik yang interaktif. Display ini membantu para staff Continental Airlines untuk bereaksi dengan cepat dalam mengidentifikasi segala hal yang terjadi dalam proses penerbangan dan mengatur penerbangan demi meningkatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan perusahaan. Fraud Detection and Airline Security; Warehouse dapat mendeteksi pemesanan tiket yang tidak sesuai dengan harga maupun kontrak dalam transaksi pembelian tiket. Fraud profiles; Continental Airlines dapat mendeteksi agen yang memalsukan tiket. Fraud Investigations; Sebuah aplikasi pemangsa prowler application telah dibuat sehingga pihak keamanan dapat mencari nama dan memahami pola aktivitas seseorang yang diidentifikasikan sebagai pelaku kecurangan. Untuk mensukseskan visi first to favorite, Continental Airline menggunakan dukungan teknologi informasi yang meliputi: The Data Warehouse; Real time BI dibuat dengan menggunakan 8 terabyte enterprise data yang berjalan pada 3 Ghz. Warehouse yang ada mendukung 1.292 pengguna yang mengakses 42 area subjek, 35 pasar data, dan 29 aplikasi. Table 1. Pertumbuhan warehouse dari waktu ke waktu

2

System and Information TechnologyLecturer : Dr. Hargo Utomo, MBA., M.Com.

Gambar 1. Arsitektur data warehouse

Data Access; Pengguna dapat mengakses data warehouse dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan standar interface dan tools analysis seperti teradatas Query Man, Microsoft Excel, dan Microsoft Acces. The Data Warehouse Team; Continental Airlines memiliki 15 orang sebagai warehouse team, mereka bertanggung jawab terhadap pengaturan warehouse, pengembangan dan penanganan infrastruktur, modeling data, pengembangan dan penanganan proses ETL, dan segala pekerjaan yang berkaitan dengan unit bisnis. The Data Warehouse Governance; Terdapat steering committee yang bertugas memberikan arahan dan panduan bagi data warehouse. Terdapat beberapa hal penting yang harus diingat dalam penerapan data real time, yaitu: Beberapa data tidak dapat disajikan secara real time Proses input data real time lebih sulit untuk dilakukan. Harus dipantau secara berkala dan apabila timbul masalah harus segera diatasi. Memerlukan tambahan hardware, minimal terdapat dua server dimana salah satunya difungsikan sebagai backup. Letakkan orang yang tepat pada posisi yang tepat karena pengembangan real time memerlukan tenaga kerja dengan pengetahuan teknik yang baik serta memiliki kemampuan analisa bisnis yang baik pula.

3