skenario 2 tutor 6
DESCRIPTION
habehabehaTRANSCRIPT
TUTORIAL BLOK 3.2
SKENARIO 2
TUTOR : dr.WAHYU INDAH DEWI AURORA
KELOMPOK 6
SARI MUSTIKA G1A113106
KURNIA SARI G1A113108
RELIA SEFTIZA G1A114010
SHANNA ALYSIA AZIZ G1A114011
SUNDARY FLORENZA G1A114033
KURNIA HANDAYANI G1A114035
ROBIATUL ADAWIYAH G1A114054
FITRAH AFDHAL G1A114056
MUTIA RAMADHANI G1A114081
WULAN REKSA FORTUNA G1A114085
TIARA CESARIA G1A114105
SUTISNA NISA G1A114106
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015/2016
SKENARIO 2
Nn.R 25 tahun dibawa keluarga ke IGD Rumah sakit dengan keluhan utama nyeri perut hebat sejak ± 3 hari yang lalu. Keluhan disertai panas tinggi dan mengigau. Seminggu sebelumnya Nn.R mengeluh rasa tidak enak di daerah epigastrik yang disertai badan meriang dan tidak nafsu makan. Nn.R juga hampir selalu memuntahkan makanan yang dimakan ± 4x/hari, tiap muntah kira-kira 1 gelas belimbing. Isi muntah seperti apa yang dimakan, darah (-), akibatnya ia tampak semakin lemah.
Tiga hari yang lalu Nn.R mulai mengeluh nyeri hebatdi perut bagian kanan bawah. Nn.R merasa nyeri bertambah jika merubah posisi tidur.
Keluarga kemudian membawanya berobat kedukun kampung untuk diurut dibagian perut. Setelah diurut. Nn.R malah merasa sakit bertambah hebat diseluruh bagian perut.
Siklus menstruasinya teratur dan tidak mengeluh telat menstruasi. Dokter lalu melakukan pemeriksaan radiologis.
Dokter IGD melakukan pemeriksaan fisik dan menduga Nn.R mengalami gangguan pada saluran pencernaan dan merencanakan Nn.R untuk dilakukan pemeriksaan penunjangguna memastikan penyakitnya sehingga Nn.R dapat diberikan terapi yang adekuat serta konseling secara khusus agar terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan.
Keadaan umum :
Terlihat sakit berat, composmentis. Vital sign : TD 90/50 mmHg. Nadi : 120x/menit. RR:32x/menit. T : 39,2C.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Nyeri : Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Mengigau : Suatu kelainan abnormal pada saat tidur seperti berbicara atau berkata dalam keadaan tidur
3. Epigastric : Salah satu regio abdomen dibawah processus xyphoideus dan diatas umbilicus
4. Meriang : Perasaan tidak enak badan, biasanya demam, dimana antibodi tubuh dalam keadaan lemah
5. Pemeriksaan Radiologis : Berupa pemeriksaan penunjang yang menggunakan
foto rontgen atau dengan menggunakan cairan barium.
6. Komplikasi : Penyakit lanjutan dari penyakit sebelumnya
7. Composmentis : Keadaan sadar sepenuhnya
8. Menstruasi : Keadaan fisiologis pada wanita berupa perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Jelaskan regio abdomen dan struktur anatomi !
2. Apa makna klinis nyeri hebat sejak 3 hari yang lalu ?
3. Bagaimana mekanisme nyeri ?
4. Apa saja jenis-jenis nyeri pada abdomen ?
5. Mengapa sakit bertambah hebat setelah diurut ?
6. Mengapa nyeri pada epigastric kemudian pindah ke perut kanan bawah ?
7. Apa makna klinis dari keluhan yang disertai panas dingin dan mengigau ?
8. Bagaimana mekanisme dari meriang ?
9. Apa makna klinis dari nyeri daerah epigastric yang disertai dengan meriang dan
tidak nafsu makan ?
10. Apa makna klinis muntah ± 4x/hari tiap muntah kira-kira 1 gelas belimbing
beserta apa yang dimuntahkan sama dengan yang dimakan ?
11. Apa makna klinis rasa sakit bertambah ketika berubah posisi tidur ?
12. Apa saja penyakit yang ditandai dengan nyeri diperut bagian kanan bawah ?
13. Apa hubungan siklus menstruasi yang teratur dengan tidak mengeluh telat
menstruasi dengan keluhan utama ?
14. Apa pemeriksaan radiologis yang dilakukan ?
15. Apa yang terjadi pada Nn. R ?
16. Apa definisi dan klasifikasi dari penyakit Nn.R ?
17. Apa etiologi dari penyakit Nn.R ?
18. Apa epidemiologi dari penyakit Nn.R ?
19. Apa patofisiologi dari penyakit Nn.R ?
20. Apa patogenesis dari penyakit Nn.R ?
21. Apa manifestasi klinis dari penyakit Nn.R ?
22. Apa penatalaksanaan dan penegakan diagnosis dari penyakit Nn.R ?
23. Apa diagnosis banding dari penyakit Nn.R ?
24. Apa komplikasi dari penyakit Nn.R ?
25. Apa prognosis dari penyakit Nn.R ?
26. Apa edukasi dan pencegahan dari penyakit Nn.R ?
ANALISIS MASALAH
1. Jelaskan regio abdomen dan struktur anatomi !
Jawab :
2. Apa makna klinis nyeri hebat sejak 3 hari yang lalu ?
Jawab :
3. Bagaimana mekanisme nyeri ?
Jawab :
Mekanisme terjadinya nyeriPerjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang
disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex cerebri)
Proses Transduksi Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf.
Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni). Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat
mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal sebagai sensitisasi perifer
Proses Transmisi Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses
transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai sinaps interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin. Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex cerebri dan dirasakan sebagai persepsi nyeri
Proses Modulasi Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla
spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak. Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang
Persepsi Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi
dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi dari sensorik
4. Apa saja jenis-jenis nyeri pada abdomen ?
Jawab :
Secara umum klasifikasi nyeri adalah sebagai berikut :
Nyeri nosiseptif Nyeri somatik
Nyeri viseral
Nyeri
Nyeri neuropatik
Nyeri non-nosiseptif
Nyeri psikogenik
Pada umumnya nyeri pada abdomen adalah nyeri nosiseptif yaitu nyeri yang timbul
sebagai akibat perangsangan pada nosiseptor (serabut a-delta dan serabut-c) oleh
rangsangan mekanik, termal atau kemikal. Nyeri nosiseptif yaitu berupa nyeri
somatic dan nyeri visceral.
Nyeri visceral
Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
perut, misalnya karena cedera atau radang. Pasien yang merasakan nyeri
visceral biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga
ia biasanya menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah
yang nyeri. Nyeri visceral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya dengan
asal organ tersebut pada masa embrional, berikut penjelasannya :
- Nyeri visceral dari lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan
pancreas (foregut) dirasakan di ulu hati atau epigastrium
- Nyeri visceral dari duodenum, sampai pertengahan kolon
transversum (midgut) dirasakan di perut bagian tengah atau disekitar
umbilicus
- Kelainan pada saluran cerna dari pertengahan kolon transversum
sampai kolon sigmoid (hindgut) menimbulkan nyeri di perut bagian
bawah.
- Kolik empedu umumnya dirasakan di epigastrium atau hipokondrium
kanan dan terdapat nyeri alih ke daerah ujung scapula di punggung
( titik boas)
- Nyeri dari pelvis renalis ummumnya dirasakan dan kolik ureter
biasanya di rasakan di genitalia eksterna dan daerah inguinal.
Nyeri Somatik
Terjadi karena adanya rangsangan pada bagian yang dipersyarafi oleh saraf
tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis dan luka pada dinding
perut. Nyeri dirasakan seperti rasa ditusuk dan disayat dan pasien dapat
menunjukkan letak nyeri dengan jarinya secara tepat. Rangsang yang
menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsangan kimiawi
atau proses radang. Letak nyeri somatic biasanya dekat dengan sumber
nyerinya sehingga relative mudah menentukan penyebabnya.
Letak Organ
Abdomen kanan atas Kandung empedu*, hati, duodenum,
pancreas, kolon, paru, miokard.
Epigastrium Lambung *, pancreas, duodenum,
paru, kolon.
Abdomen kiri atas Limfa*, kolon, ginjal, pancreas,
paru.
Abdomen kanan bawah Appendiks*, adneksa*, ureter.
Abdomen kiri bawah Kolon*, adneksa*, ureter
Suprapubic Buli-buli*, uterus, usus halus.
Periumbilikal Usus halus
Penggang/punggung Pancreas*, aorta, ginjal.
Bahu diafragma
*Organ yang paling sering menimbulkan nyeri somatic.
5. Mengapa sakit bertambah hebat setelah diurut ?
Jawab :
Alasan mengapa keluhan bertambah berat setelah diurut
Karena rangsangan tekanan yang dilakukan pada saat diurut akan mengenai saraf
nyeri pada lokasi peradangan yang dapat mengakibatkan keluhan semakin
bertambah berat setelah diurut.
6. Mengapa nyeri pada epigastric kemudian pindah ke perut kanan bawah ?
Jawab :
7. Apa makna klinis dari keluhan yang disertai panas dingin dan mengigau ?
Jawab :
Sebagai respon terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagositik tertentu
(makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen
yang selain efek-efeknya dalam melawan infeksi bekerja pada pusat termoregulasi
hipotalamus untuk meningkatkan patokan thermostat. Hipotalamus sekarang
mempertahankan suhu ditingkat yang baru dan tidak mempertahankannya di suhu
normal tubuh. Jika sebagai contoh,pirogen endogen meningkatkan titik patokan
menjadi 102°F (38,9°C), maka hipotalamus mendeteksi bahwa suhu normal
prademam terlalu dingin sehingga bagian otak ini memicu mekanisme-mekanisme
respon dingin untuk meningkatkan suhu menjadi 102°F. secara spesifik, hipotalamus
memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong
vasokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. Kedua tindakan ini
mendorong suhu naik dan menyebabkan menggigil tang sering terjadi pada permlaan
demam. Karena merasa dingin maka yang bersangkutan memakai selimut ebagai
mekanisme volunteer untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dengan menahan
panas tubuh. Setelah suhu baru tercapai maka suhu tubuh diatur sebagai normal
dalam respon terhadap panas dan dingin tetapi denga patokan yang lebih tinggi.
Karena itu, terjadinya demam sebagai respon terhadap infeksi adalah tujuan yang
disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi.
Selama demam, pirogen endogen meningkatkan titik patokan hipotalamus
dengan memicu pelepasan lokal prostaglandin, yaitu mediator kimiawi local yang
bekerja langsung pada hipotalamus. Aspirin mengurangi demam dengan
menghambat sintesis prostaglandin. Aspirin tidak menurunka suhu pada orang yang
tidak demam karena tanpa adanya pirogen endogen maka di hipotalamus tidak
terdapat prostaglandin dalam jumlah bermakna. Ketika titik patokan hipotalamus
kembali normal, suhu pada 102°F ( dalam contoh ini) menjadi terlalu tinggi.
Mekanisme-mekanisme respon panas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh. Terjadi
vasodilatasi kulit dan pengeluaran keringat. Yang bersangkutan merasa panas dan
membuka semua penutup tambahan. Peangaktifan mekanisme pengeluaran panas
oleh hipotalmus ini menurunkan suhu ke normal.
8. Bagaimana mekanisme dari meriang ?
Jawab :
Mekanisme meriang, awalnya terjadi infeksi yang mengakibatkan demam,
keluarnya pirogen endogen dan merangsang pembentukan IL 1,6 dan TNF-alfa,
keadaan ini mengakibatkan meningkatnya suhu di set poin hipothalamus, akbitanya
sebagai kompensasinya otot-otot tubuh akan melakukan kontraksi untuk
menyeimbangkan suhu tubuh dengan suhu di set poin di hipothalamus, maka
terjadilah meriang.
9. Apa makna klinis dari nyeri daerah epigastric yang disertai dengan meriang
dan tidak nafsu makan ?
Jawab :
Rasa nyeri di perut atas dapat disebabkan oleh kelainan organ dalam rongga perut dan organ dalam rongga dada. Organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri di perut atas, antara lain penyakit saluran makan(lambung, duodenum, usus halus, usus besar), hati, empedu dan salurannya, pankreas.
Sedangkan organ dalam rongga dada yang sering memberikan keluhan nyeri di psrut atas, adalah esofagus, jantung,
penyebab dari nyeri epigastrik antara lain:
A. Kelainan organ di dalam rongga perut
Beberapa organ di dalam rongga perut yang sering memberikan keluhan nyeri epigastrik antara lain:
1 . Kelainan di lambung (Gastritis akut dan kronik, tukak lambung, kanker lambung)2. Kelainan di usus halus, yang tersering adalah: kelainan di duodenum, perforasi ulkus peptik, apendisitis)3. Kelainan di hati (Hepatitis virus, abses hati, kanker hati, 4. Kelainan di kandung empedu dan salurannya 55. Kelainan di pankreas (pankreatitis, kanker pankreas)
B. Kelainan organ di dalam rongga dada
1. Kelainan di Esofagus
2. Kelainan Jantung
Badan meriang pada kasus ini terjadi karena adanya proses infeksi, suhu badan meningkat sehingga terjadi demam dan menyebabkan badan meriang.
Pada kasus ini penyebab terjadinya anoreksia adalah adanya infeksi pada rongga abdomen baik itu karena penyakit nonbedah ataupun penyakit lain yang menimbulkan reaksi pertahanan tubuh.
Berikut mekanisme terjadinya anoreksia :
Adanya infeksi bakteri reaksi inflamasi aktivasi makrofag melepaskan IL-1,IL-6,dan TNF (mediator fase akut) yang dihasilkan leukosit sebagai respon infeksi atau terhadap cidera dan toksik dan dilepaskan secara sistemik dalam bentuk kaskade sitokin TNF menginduksi produksi IL-1 selanjutnya merangsng produksi IL-6 memblok pusa makan dihipotalamus nafsu makan ↓ berat badan ↓
10. Apa makna klinis muntah ± 4x/hari tiap muntah kira-kira 1 gelas belimbing
beserta apa yang dimuntahkan sama dengan yang dimakan ?
Jawab :
Maksudnya 1 gelas belimbing menunjukkan jumlah volume muntahnya.
Dimana 1 gelas belimbing itu sama dengan 100-250 cc.
Muntah, dengan tanda peringatan awal berupa mual dan rasa enek, terutama
merupakan reflex perlindungan dan juga merupakan gejala yang penting. Pusat
muntah terletak di medulla oblongata. Pusat muntah diaktifkan dari saluran
pencernaan melalui aferen nervus vagus dapat terjadi karena peregangan lambung
yang berlebihan atau kerusakan mukosa lambung, misalnya karena alcohol
kemudian terjadi karena pengosongan lambung yang terlambat hal ini dapat
disebabkan oleh saraf otonom eferen (dapat juga berasal dari pusat muntah itu
sendiri) dari makanan yang sukar dicerna sehingga akibat penghambatan pada
saluran keluar lambung (stenosis pylorus, tumor) atau usus (atresia), kemudian
terjadi karena distensi berlebihan atau inflamasi pada peritoneum, saluran
empedu,usus dan pancreas.
Jadi pada kasus diatas muntahnya sama dengan apa yang dimakan
maksudnya bahwa makanan tersebut belum sampai lambung dan mengalami
pencernaan oleh asam lambung sehingga apa yang dimakan akan sama dengan apa
yang akan dimuntah kan dan biasanya apa bila makanan tersebut telah sampai
lambung dan mengalami pencampuran dengan asam lambung muntah nya akan
berwarna kuning dan asam.
11. Apa makna klinis rasa sakit bertambah ketika berubah posisi tidur ?
Jawab :
12. Apa saja penyakit yang ditandai dengan nyeri diperut bagian kanan bawah ?
Jawab :
- Appendicitis (Radang usus buntu)
Usus buntu atau apendix terletak pada perut sebelah kanan bawah, pada suatu ketika bisa terjadi peradangan pada usus buntu yang kita kenal dengan istilah appendicitis.
Gejala khas radang usus buntu ini yaitu nyeri tekan perut kanan bawah, hilang nafsu makan, mual dan muntah segera setelah perut sakit, demam, perut kembung. Sebaiknya segera periksa ke dokter karena kebanyakan kasus usus buntu harus segera ditolong dan berakhir dengan tindakan operasi.
- Kehamilan Ektopik
Hamil diluar kandungan yang menyebabkan sakit perut sebelah kanan bawah yaitu jika hamilnya terletak pada tuba falopi (saluran telur) kanan kemudian terganggu (pecah) atau keguguran.
Gejala yang menyertai Kehamilan Ektopik terganggu ini yaitu terjadi pada wanita yang telat mens dengan hasil tes pack (+) hamil, pasien menjadi cepat lemah, dan pucat. Ini merupakan kasus kegawatdaruratan, harus segera dibawa ke UGD.
-Salpingitis Kanan
Radang tuba falopi sebelah kanan karena adanya infeksi, sehingga paling umum disertai dengan demam.
-Kista Ovarium Kanan
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat pada ovarium (indung telur). Wanita memiliki dua ovarium kanan dan kiri.
Kebanyakan kista tidak menimbulkan gejala apapun dan sembuh sendiri. Tapi jika kista ovarium membesar dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut. Jika kista besar menekan pada kandung kemih, maka akan merasa sebentar-sebentar ingin kencing.
Kista ovarium yang menimbulkan rasa sakit dan gejala yang serius jika kista tersebut pecah. Jika yang terlibat adalah ovarium kanan maka akan menimbulkan rasa sakit pada perut sebelah kanan bawah.
-Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium (lapisan rahim) yang seharusnya tumbuh di rahim malah tumbuh di luar rahim. Organ luar rahim yang biasanya ditumbuhi antara lain ovarium (indung telur), usus, dan organ lain dalam rongga pelvis. Dapat menyebabkan sakit perut sebelah kanan bawah jika organ yang terlibat berada disana. Gejala atau ciri khas dari endometriosis ini, yaitu rasa sakit timbul ketika menstruasi.
-Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis terjadi ketika jaringan lunak – biasanya bagian dari membran yang melapisi rongga perut (omentum) atau bagian dari usus – menonjol melalui titik lemah pada otot perut. Tonjolan yang dihasilkan dapat menyakitkan, terutama ketika batuk, membungkuk, mengangkat benda yang berat, mengedan. Hernia bisa terjadi di kanan atau kiri.
Bisa menimbulkan rasa sakit perut sebelah kanan bawah apabila hernia inguinalis terjadi di kanan, tanda lain berupa penonjolan pada lipat paha yang hilang timbul. Timbul saat berdiri tegak, hilang atau mengecil saat berbaring terlentang. Namun biasanya tonjolan sudah menetap (kejepit) jika sudah menimbulkan rasa sakit.
-Ureterolithiasis (batu ureter) kanan
Ureter merupakan saluran kencing yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter ada dua, kanan dan kiri. Ketika ada batu pada saluran ureter yang terletak di perut kanan bawah maka akan menimbulkan rasa sakit pada area tersebut yang biasanya disertai dengan nyeri pinggang, rasa sakit menjalar ke selangkangan (daerah buah zakar pada laki-laki), terkadang ada rasa mual.
Sakit perut sebelah kanan bawah yang dirasakan terasa melilit seperti diremas-remas dan sangat sakit bergelombang (sebentar sakit, sebentar reda) ini yang disebut sebagai nyeri kolik.
-Obstruksi Usus (usus tersumbat)
Sebenarnya bisa terjadi di perut sebelah kiri dan kanan, atas atau bawah dan akan menibulkan rasa sakit pada bagian perut yang terlibat, dapat disertai dengan mual dan muntah, perut kembung.
13. Apa hubungan siklus menstruasi yang teratur dengan tidak mengeluh telat
menstruasi dengan keluhan utama ?
Jawab :
Hubungan keluhan dengan menstruasi
Diskenario dijelaskan bahwa siklus menstruasi Nn. R teratur dan tidak mengeluh
telat menstruasi, menandakan bahwa diagnosa kepada penyakit reproduksi dapat
disingkirkan seperti pada kehamilan ektopik dimana hampir selalu mempunyai
riwayat terlambat haid.
14. Apa pemeriksaan radiologis yang dilakukan ?
Jawab :
15. Apa yang terjadi pada Nn. R ?
Jawab :
Peritonitis et causa appendicitis akut
16. Apa definisi dan klasifikasi dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.
Klasifikasi berdasarkan patologi
Apendik akut :Obstruktif & infekted Katarhalis : Stadium dini, inflamasi terbatas pada mukosa dan sub serosa Purulent : Seluruh lapisan apendik telah mengalami inflamasi Pleghmon :Stadium lanjutan, jaringan apendik mengalami peradangan
hebat Gangren : Kematian jaringan dikarenakan gangguan suplai darah Perporasi : Terjadinya kebocoran pada usus akibat kerentanan dinding
mukosa yang telah terinfeksi.
Secara klinis apendisitis berupa Apendisitis Akut : Radang pada appendik mendadak
Apendisitis Infiltrat : Adalah proses radang appendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat erat satu dengan yang lainnya.
Apendikular abses : Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus)
Apendisitis kronis: Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen
Apendisitis kronis exac akut
17. Apa etiologi dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Etiologi
- Disebabkan oleh infeksi bakteri
- Sumbatan lumen appendiks biasanya karena fekalith
- Hiperplasi jaringan limfe
- Tumor appendiks
- Erosi mukosa akibat parasit seperti entamoeba histolytica
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai faktor
pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan sebagai
faktor pencetus disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan
cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat
menimbulkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.
histolytica.
Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah
serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan
menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini
akan mempermudah timbulnya apendisitis akut.
18. Apa epidemiologi dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
19. Apa patofisiologi dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan obstruksi lumen apendiks
oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obat yang diberikan adalah antibiotik
profilaksia untuk mengurangi luka sepsis pasca operasi yaitu metronidazol
supositoria. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan edema, diapedesis, bakteri dan ulserasi mukosa. Ulserasi mukosa
memicu inflamasi yang secara temporer akan menyumbat apendiks. Obstruksi
tersebut menghalangi aliran keluar mukus.Tekanan dalam apendiks yang kini
mengalami distensi akan meningkat dan appendiks tersebut berkontraksi.Bakteri
mulai memperbanyak diri sementara proses inflamasi serta tekanan terus meningkat
dan mengganggu aliran darah ke dalam apendiks sehingga timbul nyeri abdomen
yang hebat. Pada saat ini terjadi apendisitis akut local yang ditandai oleh nyeri
epigastrum. Bila sekresi mukus terus berlanjut tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi, edema bertambah dan bakteri akan menembus
dinding peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan
apendisitis suparaktif akut.
Bila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti
dengan ganggren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding
yang telah rapuh itu pecah akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua proses
diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah
apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis.
Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Omentum pada
anak-anak lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis.
Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadi perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi
karena telah ada gangguan pembuluh darah.
20. Apa patogenesis dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Berdasarkan patogenesis peritonitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Peritonitis Bakterial Primer
Merupakan akibat kontaminasi bacterial secara hematogen pada cavum peritoneum
dan tidak ditemukan focus infeksi dalam abdomen. Penyebab bersifat
monomikrobial, biasanya E. Coli, sreptococus atau pneumococus. Peritonitis
bakterial primer dibagi menjadi dua yaitu:
Spesifik misalnya Tuberculosis.
Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an Tonsilitis.
Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah adanya malnutrisi, keganasan
intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi.Kelompok resiko tinggi adalah pasien
dengan sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan
sirosis hepatis dengan asites.
b. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal
atau tractus urinarius. Pada umumnya organism tunggal tidak akan menyebabkan
peritonitis yang fatal. Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat
terjadinya infeksi ini. Bakterii anaerob, khususnya spesies Bacteroides, dapat
memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi.
Selain itu luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat suatu
peritonitis. Kuman dapat berasal dari:
Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum
peritoneal.
Perforasi organ\’-organ dalam perut, contohnya peritonitis yang disebabkan oleh
bahan kimia, perforasi usus sehingga feces keluar dari usus.
Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya
appendisitis.
c. Peritonitis tersier
Misalnya :
Peritonitis yang disebsbkan oleh jamur
Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan
Merupakan peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, sepertii misalnya
empedu, getah lambung, getah pankreas, dan urine.
Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
Ø Aseptik/steril peritonitis
Ø Granulomatous peritonitis
Ø Hiperlipidemik peritonitis
Ø Talkum peritonitis
21. Apa manifestasi klinis dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Terlihat sakit berat
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
TD : 90/50 mmHg
Nadi : 120 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 39,2 C
Inspeksi : Distensi pada abdomen
Auskultasi : Ileus peristaltik
Palpasi : Terdapat defense musculare.
Pasien yang mengalami nyeri tekan dapat menegangkan otot-otot perutnya secara volunter atau involunter. Penegangan otot-otot perut yang terjadi secara volunter dapat diatasi dengan mengalihkan perhatian pasien, sedangkan defense musculare yang sejati atau rigiditas tidak berada di bawah kendah kesadaran. Abdomen yang benar-benar kaku menunjukkan peradangan peritoneum di bawahnya, yang secara refleks menyebabkan spasme pada otot-otot abdomen. Dalam keadaan seperti itu, daerah yang sakit akan teraba seperti kayu atau papan.
Rectal Toucher : nyeri di 9-11 arahjarum jam
Mata : tidakterdapatikterik
Leher: tidakterdapatpembesarankelenjargetahbening
Thoraks : normal
Nyeri abdomen dimulai dari bawah epigastrium atau umbilikus, kadang disertai kram yg intermiten. Setelah 7- 2 jam terlokalisir kanan bawah. Rasa sakit juga tergantungletak appendiks.
Letak appendiks :
Retrocaecal : nyeri terasa pada pinggang atau punggung Pelvic : nyeri pada pelvis dan diare Retroileal : nyeri pada testis, kadang diduga iritasidari a.spermatikus dan
ureter
Anoreksia dan vomitus
Obstipasi atau diare Tanda vital biasanya normal Nyeri tekan dan nyeri lepas padadaerah Mc Burney Psoas sign, tungkai kanan ekstensikekiri Obturator sign, tungkai kanan fleksidan rotasi Rovsings sign, penekanan pada kuadran kiri, sedangkan terasa nyeri pada kuadran
kanan
22. Apa penatalaksanaan dan penegakan diagnosis dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
A. Anamnesis
- keluhan utama
- riwayat penyakit sekarang
- riwayat penyakit dahulu
- riwayat keluarga
- riwayat lingkungan
B. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling,
sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut.
- Auskultasi
sering normal
peristaltic dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis
generalisata akibat apendisitis perforata pada keadaan lanjut
bising usus tidak ada (karena peritonitis)
- Palpasi
pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri.
Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Pada penekanan
perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah.
Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di
perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut
kanan bawah.Ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign).
Adanya defens muskular
- Perkusi
terdapat nyeri, terdengar pekak hati ( jika terjadi peritonitis pekak
hati ini hilang karena bocoran usus).
C. Pemeriksaan colok dubur (rectal toucher)
pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan letak
apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan
pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang
meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci
diagnosis pada apendisitis pelvika.
Tonus musculus sfingter ani baik
Ampula kolaps
Nyeri tekan pada daerah jam 09.00-12.00 (apendisitis)
Terdapat masa yang menekan rektus (jika ada abses)
Nyeri diseluruh jarum jam menandakan telah terjadi peritonitis.
Pada apendisitis pelvika tanda perut sering meragukan diagnosis
yaitu nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur
D. Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi sendi
panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha
kanan ditahan. Bila apendiks yang meradang menepel di m. poas
mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
E. Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak
dengan m. obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil.
Gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang
akan menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika.
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang
lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks.
F. Alvarado Score
Digunakan untuk menegakkan diagnosis sebagai appendisitis akut
atau bukan, menjadi 3 symptom, 3 sign dan 2 laboratorium.
Dimana :
a. 1 – 4 : tidak dipertimbangkan appendisitis akut
b. 5 – 6 : dipertimbangkan appenisitis akut, tapi tidak perlu
operasi segera
c. 7 – 8 : dipertimbangkan mengalami appendisits akut
d. 9 – 10 : hampir definitive mengalami appendisitis akut dan
dibutuhkan tindakan bedah
Pemeriksaan Penunjang
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
- leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus
dengan komplikasi.
- pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat. Pemeriksaan urin untuk
melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini
sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi
saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir
sama dengan appendicitis.
b. c-reaktif protein
- CRP ditemukan jumlah serum meningkat.
2. Radiologis
a. Foto polos abdomen
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
(misalnya peritonitis), tampak :
- scoliosis ke kanan
- psoas shadow tak tampak
- bayangan gas usus kanan bawah tak tampak
- garis retroperitoneal fat sisi kanan tubuh tak tampak
- 5% dari penderita menunjukkan fecalith radio-opak
b. Appendicogram
c. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG,
terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya. Adanya peradangan pada apendiks menyebabkan
ukuran apendiks lebih dari normalnya (diameter 6mm). Kondisi penyakit lain
pada kuadran kanan bawah seperti inflammatory bowel desease, diverticulitis
cecal, divertikulum meckel’s, endometriosis dan pelvic Inflammatory
Disease (PID) dapat menyebabkan positif palsu pada hasil USG
d. Barium enema
Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke
colon melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-
komplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk
menyingkirkan diagnosis banding. untuk menentukan lokasi sekum.
Pemeriksaan barium enema dan kolonoskopi merupakan pemeriksaan
awal untuk kemungkinan karsinoma kolon. Barium enema yang
dilakukan perlahan pada appendicitis akut memperlihatkan tidak
adanya pengisian apendiks dan efek massa pada tepi medial serta
inferior dari seccum; pengisisan lengkap dari apendiks. Tetapi untuk
apendisitis akut pemeriksaan barium enema merupakan
kontraindikasi karena dapat menyebabkan rupture apendiks.
e. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
f. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan
dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung. Tehnik ini dila
kukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini
didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dila
kukan pengangkatan appendix.
Berdasarkan keadaan klinis, harusnya diperlihatkan secara rutin yaitu.
1. Analisa urin. Test ini bertujuan untuk meniadakan batu ureter dan untuk evaluasi
kemungkinan dari infeksi saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah.
2. Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase ini membantu mendiagnosa
peradangan hati, kandung empedu dan pancreas jika nyeri dilukiskan pada perut
bagian tengah bahkan kuadrant kanan atas.
3. Serum B-HCG untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan.
4. Kebanyakan kasus apendisitis akut didiagnosa tanpa memperlihatkan kelainan
radiologi.
Penatalaksanaan standar untuk apendisitis adalah operasi. Pernah dicoba
pengobatan dengan antibiotik, walaupun sembuh namun tingkat kekambuhannya
mencapai 35 %. Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup
(laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan atauapendektomi, harus diberikan
antibiotika selama 7 – 10 hari.Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah
terjadinya ruptur (pecah), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga
perut (peritonitis).
Pada hampir 15% pembedahan apendiks, apendiksnya ditemukan normal.
Tetapi penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya, dapat
berakibat fatal. Apendiks yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam
setelah gejalanya timbul. Bahkan meskipun apendisitis bukan penyebabnya,
apendiks tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa perut dan mencoba
menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya.
Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis. Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna.Apendiks yang pecah, prognosisnya lebih serius. 50 tahun yang lalu, kasus yang ruptur sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.
Untuk pasien yang dicurigai Appendicitis :
Puasakan Berikan analgetik dan antiemetik jika diperlukan untuk mengurangi gejala
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian analgetik tidak akan menyamarkan
gejala saat pemeriksaan fisik.
Pertimbangkan DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi.
Berikan antibiotika IV pada pasien dengan gejala sepsis dan yang
membutuhkan Laparotomy
Perawatan appendicitis tanpa operasi
Penelitianmenunjukkanpemberianantibiotika intravena dapat berguna untuk Appendicitis acuta bagi mereka yang sulit mendapat intervensi operasi (misalnya untuk pekerja di laut lepas), atau bagi mereka yang memilki resiko
tinggiuntukdilakukanoperasi
Antibiotika preoperativ e Pemberianantibiotika preoperative efektifuntukmenurunkanterjadinyainfeksi
post operasi. Diberikanantibiotikabroadspectrumdan juga untuk gram negative dananaerob
Antibiotika preoperative diberikan dengan order dari ahli bedah. Antibiotikprofilaksisharusdiberikan sebelum operasi dimulai. Biasanya
digunakan antibiotik kombinasi, seperti Cefotaxime dan Clindamycin, atau Cefepime dan Metronidazole. Kombinasi ini dipilih karena frekuensi bakteri yang terlibat, termasuk Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa, Enterococcus, Streptococcus viridans,Klebsiella, dan Bacteroides.
Meliputipenanggulangankonservatifdanoperasi
Penanggulangankonservatif
Diberikanpadapasien yang
tidakmemilikiaksespelayananbedahberupapemberian antibiotic.Pemberian
antibiotic bergunauntukmencegahinfeksi.Padapenderita appendicitis perforasi,
sebelumoperasidilakukanpenggantiancairanelektrolutsertapemberian antibiotic
sistemik.
Operasi
Bila diagnose sudahtepatdanjelasditemukan appendicitis makatindakan yang
dilakukanadalahoperasipembuanganappendiks (apendiktomi).
Penundaanappendiktomidenganpemberian antibiotic
dapatmengakibatkanabsesatauperforasi.Padaabsesappendiksdilakukandrainage
(pengeluarannanah)
Teknik operasi Appendectomy
A. Open Appendectomy
Dilakukan tindakanaseptikdanantiseptik. Dibuatsayatankulit:Horizontal Oblique Dibuatsayatanotot, adaduacara:
a. Pararectal/ ParamedianSayatanpadavaginaetendinae M. rectus abdominislaluototdisisihkanke medial.Fascia diklemsampaisaatpenutupan vagina M. rectus abdominiskarena fascia ada 2 supayajangantertinggalpadawaktupenjahitankarenabilaterjahithanyasatu lapis bisaterjadi hernia cicatricalis.
b. Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splittingSayatanberubah-ubahsesuai serabut otot.
B. Laparoscopic Appendectomy
Pertama kali dilakukan pada tahun 1983. Laparoscopic dapat dipakai sarana diagnosis dan terapeutik untuk pasien dengan nyeri akut abdomen dan suspek Appendicitis acuta. Laparoscopic kemungkinan sangat berguna untuk pemeriksaan wanita dengan keluhan abdomen bagian bawah. Membedakan penyakit akut ginekologi dari Appendicitis acuta sangat mudah dengan menggunakan laparoskop.
23. Apa diagnosis banding dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
24. Apa komplikasi dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
1. Appendicular infiltrat:
Infiltrat / massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix
yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus atau usus
besar.
2. Appendicular abscess:
Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix yang
meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus besar.
3. Perforasi
4. Peritonitis
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen kedalam rongga
abdomen, biasanya diakibat kan dan peradangan, iskemia, trauma atau perforasi
peritoneal diawali terkontaminasi material. Awalnya material masuk kedalam
rongga abdomen adalah steril (kecuali pada kasus peritoneal dialisis) tetapi dalam
beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri. Akibatnya timbul edem jaringan dan
pertambahan eksudat. Cairan dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan
bertambah nya sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak dan darah.
Respon yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotil tetapi segera dikuti
oleh ileus paralitik dengan penimbunanu darah dan cairan di dalam usus besar.
Gejala dan tanda
•Syok (neurogenik, hipovolemikatauseptik) terjadi pada beberpa penderita
peritonitis umum.
•Demam
•Distensi abdomen
•Nyeritekan abdomen danrigiditas yang lokal, difus, atrofiumum, tergantung pada
perluasan iritasi peritonitis.
•Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang
jauh dari lokasi peritonitisnya.
•Nausea
•Vomiting
•Penurunan peristaltik.
5. Syok septik
6. Mesenterial pyemia dengan Abscess Hepar
7. Gangguan peristaltik
8. Ileus
25. Apa prognosis dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Semakin cepat ditindak, semakin baik Relaps dapat terjadi pada appendix yang tidak diangkat (tidak ada apendisitis kronik)
Kebanyakan pasien setelah operasi appendektomi sembuh spontan tanpa penyulit, namun komplikasi dapat terjadi apabila pengobatan tertunda atau telah terjadi peritonitis/peradangan di dalam rongga perut. Cepat dan lambatnya penyembuhan setelah operasi usus buntu tergantung dari usia pasien, kondisi, keadaan umum pasien, penyakit penyerta misalnya diabetes mellitus, komplikasi dan keadaan lainya yang biasanya sembuh antara 10 sampai 28 hari
26. Apa edukasi dan pencegahan dari penyakit Nn.R ?
Jawab :
Pencegahan Primer
Bertujuan untuk menghilangkan faktor risiko terhadap kejadian appendicitis.
Upaya pencegahan primer dilakukan secara menyeluruh kepada masyarakat.
Upaya yang dilakukan antara lain :
- Diet serat tinggi
Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat
dan insidens timbulnua berbagai macam penyakit. Hasil penelitian
membuktikan bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi
terhadap saluran cerna. Serat dalam makanan mempunyai
kemampuan mengikat air, selulosa dan zat pectin yang membantu
mempercepat sisa-sisa makanan untuk diekskresikan keluar sehingga
tidak terjadi konstipasi yang mengakibatkan penekanan pada dinding
kolon.
- Defekasi yang teratur
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi pengeluaran feses.
Makanan yang mengandung serat penting untuk memperbesar
volume feses dan makan yang teratur memperbaiki defekasi. Individu
yang makan pada waktu yang sama setiap hari mempunyai suatu
keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan
keteraturan pola aktivitas peristltik di kolon. Frekuensi defekasi yang
jarang akan mempengaruhi konsistensi feses yang lebih padat
sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi menaikkan tekanan intracaecal
sehingga terjadi sehingga terjadi sumbatan fungsional appediks dan
meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Pengerasan feses
menungkinkan adanya bagian yang terselip masuk ke saluran
appendiks dan menjadi media kuman/bakteri berkembangbiak sebagai
infeksi yang menimbulkan peradangan pada appendiks.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dini dan pengobatan yang tepat
mencegah timbulnya komplikasi.
Diagnosa appendicitis, antara lain :
- Pemeriksaan fisik
o Inspeksi pada appendicitis akut tidak ditemukan gambaran
yang spesifik dan distensi perut.
o Palpasi pada daerah perut kanan bawah, apabila ditekan akan
terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri.
Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci diagnosa
appendicitis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan
nyeri pada perut kanan bawah yang disebut tanda rovsing
(rovsing sign). Apabila tekanan di perut kiri bawah dilepaskan
juga juga terasa nyeri pada perut kanan bawah yang disebut
tanda blumerg (blumerg sign).
o Pemeriksaan rectum, pemeriksaan ini dilakukan pada
appendicitis untuk menentukan letak appendiks apabila
letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan pemeriksaan ini
terasa nyeri, maka kemungkinan appendiks yang meradang di
daerah pelvic.
o Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator, pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui letak appendiks yang meradang.
Uji psoas lewat hipektensi sendi pangul kanan atau fleksi aktif
sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
appendiks yang meradang menempel di m.psoas mayor, maka
tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Pada uji obtrator
dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada
posisi terlentang. Bila appendiks yang meradang kontak
dengan obturator internus yang merupakan dinding panggul
kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri.
- Pemeriksaan penunjang
o Laboratorium
Terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan C-reactive protein
(CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah
leukosit antara 10.000-18.000/mm3 dan neutrofil diatas 75%,
sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang
meningkat. CRP adalah salah satu komponen protein fase akut
yang akan meningkat 4-6 jam setelah terjadinya proses
inflamasi, dapat dilihat melalui proses elektroforesis serum
protein. Angka sensitivitas dan spesifisitas CRP yaitu 80%
dan 90%.
o Radiologi
Terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan computed
Tomograph scanning (CT-scan). Pada pemeriksaan USG
ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi
inflamasi pada appendiks , sedangkan pada pemeriksaan CT-
scan ditemukan bagian yang menyilang dengan dengan
fekalith dan perluasan dari appendiks yang mengalami
inflamasi serta adanya pelebaran sekum. Tingkat akurasi USG
90-94% dengan angka sensitvitas dan spesifitas yaitu 85% dan
92% sedangkan CT-scan mempunyai yang tinggi yaitu 90-
100% dan 96-97%.
o Analisa urin bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan
kemungkinan infeksi saluran kemih sebagai akibat nyeri prut
bawah.
o Pengukuran enzim hati dan tingkatan amylase membantu
mendiagnosa peradangan hati, kandung empedu dan pancreas.
o Serum Beta Human Chrorionic Gonadotrophin (B-HCG)
untuk memeriksa adanya kemungkinan kehamilan.
o Pemeriksaan barum enema untuk untuk menetukan lokasi
sekum. Pemeriksaan barium enema dan colonoscopy
merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan karsinoma
kolon.
o Pemeriksaan foto polos abdomen tidak menunjukan tanda
pasti appendicitis tetapi mempunyai arti penting dalam
membedakan appendicitis dengan obstruksi usus halus atau
batu ureter kanan.
Pencegahan tersier
Tujuan utama pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang
lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi utama adalah
infeksi luka dan abses intraperitoneum. Bila diperkirakan terjadi perforasi
maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau antibiotic. Pasca
appendektomi diperlukan perawatan intensif dan pemberian antibiotic
dengan lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi intra-abdomen.