skenario 3_asma
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
1/38
SKENARIO 3
KELOMPOK - 3
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
2/38
KELOMPOK - 3
Ketua : Muhammad Dwi Rosid S 1102010178
Sekretaris : Zumrotul Farida 1102010310
Anggota : Michel Iskandar Thamrin 1102009172
Muhammad Ridwan 1102009189
Muhammad Rahmandika 1102010186
Prya Chairullah 1102010222Renny Dwi Sandhitia S 1102010235
Rizky Aisyah 1102010255
Tyas Aulia 1102010281
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
3/38
SKENARIO 3
Batuk Berkepanjangan
Anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ibunya ke klinik 24 jamdengan keluhan batuk berkepanjangan, keluhan batuk sudah sejak tiga
bulan terakhir, lama batuk lebih dari seminggu, sering pada dini harisehingga tidur menjadi terganggu. Menurut ibu, pasien menderita alergimakanan terutama pada makanan laut. Ayah pasien juga mempunyairiwayat alergi.
Pada inspeksi terlihat pernapasan cepat dan sukar, disertai batuk-batuk paroksismal, terdengar suara mengi, ekspirasi memanjang,
terlihat retraksi daerah supraklavikular, suprasternal, epigastrium dansela iga.Bentuk dada emfisematous, bongkok ke depan, sela igamelebar, diameter anteroposterior toraks bertambah. Pada perkusiterdengar hipersonor seluruh toraks, terutama bagian bawah posterior.Daerah pekak jantung dan gati mengecil. Pada auskultasi bunyi napaskasar/mengeras. Terdengar juga ronkhi kering dan ronkhi basah sertasuara lendir dan mengi. Pasien didiagnosis sebagai Asma Episodik
Sering.Penanganan yang dilakukan dengan pemberian -agonis secara
nebulisasi. Pasien diobservasi selama 1-2 jam, respon baik pasiendipulangkan dengan dibekali obat bronkodilator. Pasien kemudiandianjurkan kontrol ke klinik Rawat Jalan untuk re-evaluasitatalaksananya.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
4/38
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan tentang Asma Bronkial Definisi
Klasifikasi Etiologi Patogenesis + Patofisiologi Manifestasi klinik Penetapan diagnosis dan diagnosis banding
Penatalaksanaan Komplikasi Pencegahan 1.10 Prognosis
Memahami dan menjelaskan tentang serangan asma pada
anak Definisi Diagnosis Penatalaksanaan
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
5/38
Memahami danmenjelaskan
tentang Asma
Bronkial
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
6/38
Pengertian
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktifintermitten, reversible dimanatrakeobronkial berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu denganmanifestasi adanya penyempitan jalannafas yang luas dan derajatnya dapatberubah-ubah baik secara spontan maupun
hasil dari pengobatan.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
7/38
KlasifikasiBerdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga,
bulu binatang Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksiterhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui,seperti udara , adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Asma gabunganAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
8/38
Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisidan presipitasi timbulnya serangan asma yaitu:
Faktor predisposisi
- Genetik
- Kemungkinan alergi
- Saluran napas yang memang mudah terangsang
- Jenis kelamin
- Ras/etnik
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
9/38
Faktor presipitasi- Alergen
- Perubahan cuaca
- Stress
- Lingkungan kerja
- Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
10/38
PATOGENESIS
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
11/38
Patofisiologi
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
12/38
Manifestasi klinikBatuk
Nafas sesak (dispnea) terlebih pada saatmengeluarkan nafas (ekspirasi)
Wheezing(mengi)
Nafas dangkal dan cepat
Ronkhi
Retraksi dinding dada
Hiperinflasi toraks
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
13/38
DiagnosisAnamnesa
a. Keluhan sesak nafas, mengi, dada terasaberat atau tertekan, batuk berdahak yang takkunjung sembuh, atau batuk malam hari.
b. Semua keluhan biasanya bersifat episodik danreversible.
c. Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakityang sama atau penyakit
alergi yang lain.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
14/38
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat
adanya:- Kristal-kristal charcot leyden yang
merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
- Spiral curshmann, yakni yang merupakan
cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
- Creole yang merupakan fragmen dari epitel
bronkus.
- Netrofil dan eosinopil yang terdapat padasputum, umumnya bersifat mukoid dengan
viskositas yang tinggi dan kadang terdapat
mucus plug.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
15/38
Pemeriksaan darah
- Analisa gas darah pada umumnya normal akantetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia,atau asidosis.
- Kadang pada darah terdapat peningkatan dari
SGOT dan LDH.- Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadangdi atas 15.000/mm3 dimana menandakanterdapatnya suatu infeksi.
- Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadipeningkatan dari Ig E pada waktu serangan danmenurun pada waktu bebas dari serangan.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
16/38
Pemeriksaan radiologi
Pada waktu serangan menunjukangambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburanrongga intercostalis, serta diafragma yangmenurun.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
17/38
Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi denganberbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksiyang positif pada asma
Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapatdipelajari bahwa redistribusi udara selama
serangan asma tidak menyeluruhpada paru-paru.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
18/38
Elektrokardiografi
- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnyaterjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle
branch block).- Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnyasinus tachycardia, SVES, dan
VES atau terjadinya depresi
segmen ST negative.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
19/38
Spirometri
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelumdan sesudah pamberian bronkodilator aerosol(inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.
Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebihdari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidakadanya
respon aerosol bronkodilator
lebih dari 20%.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
20/38
Diagnosis banding
- Obstruksi saluran pernafasan akibattumor
- Obstruksi saluran pernafasan akibat
benda asing- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK
- Gagal jantung (Asma kardial)
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
21/38
Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asthma bronchial :
- Faktor penting yang harus diperhatikan :*Saatnya serangan
*Obat-obatan yang telah diberikan
- Pemberian obat bronchodilator.
- Penilaian terhadap perbaikan serangan.
- Pertimbangan terhadap pemberian
kortikosteroid.
- Setelah serangan mereda :
*Cari faktor penyebab.
*Modifikasi pengobatan
penunjang selanjutnya.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
22/38
Pengobatan farmakologik :
Bronkodilator
1. Agonis 2.Obat yang termasuk dalam agonis 2 antara lain:
salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol, danklenbuterol, salmeterol, bambuterol dan formoterol.
Efek samping -agonis meliputi takikardia, tremorotot rangka, hipokalemia, hiperglikemia, peningkatankadar asam laktat, dan sakit kepala.
Mekanisme kerja melalui stimulasi reseptor 2 yang
banyak terdapat di tracheadan bronchi, yangmenyebabkan aktivasi dari suatu enzim di bagiandalam membran (adenilsiklase).
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
23/38
2. Metil ksantin
Obat golongan metil ksantin yang utama adalah
teofilin, teobromin, dan kafein, tetapi yang palingbanyak digunakan dalam terapi asma adalahteofilin.
Mekanisme kerja dengan menghambat enzim
fosfodiesterase, sehingga mencegah penguraiansiklik AMP, sehingga kadar siklik AMP intraselmeningkat.
Efek sampingnya yaitu takikardia, palpitasi, mual,gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia,aritmia dan konvulsi terutama bila diberikanintravena cepat.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
24/38
3. AntikolinergikObat golongan antikolinergik ini adalah
ipratropium bromida, tiotropium dan deptropin.Mekanisme kerja dengan memblok reseptor
muskarin dari syaraf-syaraf kolinergis di ototpolos bronchi, hingga aktivitas syaraf adrenergis
menjadi dominan dengan efek bronchodilatasi.Penggunaan ipratropium bromida yang
menggunakan nebulizer harus hati-hati karenaapabila ada yang terkena mata, akan
menyebabkan dilatasi pupil sehingga terjadigangguan penglihatan.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
25/38
Antiinflamasi
1. Kortikosteroida
Kortikosteroida berkhasiat meghilangkan efekmediator, seperti peradangan dan gatal-gatal.
Mekanisme kerja dapat mengurangi jumlah
eosinofil yang berada dalam sirkulasi dan jumlahsel mast di saluran pernafasan dan meningkatkan
jumlah reseptor adrenergik -2, selain itu jugamengurangi hiperresponsivitas saluran nafas
dengan mengurangi inflamasi.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
26/38
2. Penstabil sel Mast
Obat-obat yang termasuk golongan penstabil sel
mast adalah sodium kromoglikat dannedokromil. Penstabil sel mast ini diduga bekerjadengan cara mencegah masuknya kalsium kedalam sel mast.
Mekanisme kerjanya berdasarkan menstabilisirmembran sel mast, sehingga menghambatpembebasan histamin dan mediator lain.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
27/38
Komplikasi
1. Pneumotoraks2. Pneumodiastinum dan emfisema subcutis
3. Atelektasis
4. Gagal nafas
5. Gagal jantung (Asma kardial)
6. Obstruksi saluran pernafasan akibat tumor
7. Obstruksi saluran pernafasan akibat
benda asing
8. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
28/38
PencegahanUpaya pencegahan asma dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu:Pencegahan primer
Pencegahan primer ditujukan untuk mencegahsensitisasi pada bayi dengan risiko asma(orangtua asma), dengan cara :
Penghindaran asap rokok dan polutan lainselama kehamilan dan masa perkembangan
bayi/anak.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
29/38
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk
mencegah inflamasi pada anak yang telahtersentisisasi dengan cara menghindari pajananasap rokok, serta allergen dalam ruanganterutama tungau debu rumah.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegahmanifestasi asma pada anak yang telah
menunjukkan manifestasipenyakit alergi.
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
30/38
MEMAHAMI DANMENJELASKAN SERANGAN
ASMA PADA ANAK
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
31/38
Definisi serangan asma
Serangan asma adalah episodpeningkatan yang progresif
( perburukan ) dari gejala gejala
batuk, sesak napas, wheezing, rasadada tertekan atau berbagaikombinasi dari gejala tersebut.
Alur Diagnosis
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
32/38
Alur DiagnosisBatuk dan Mengi
Riwayat PenyakitPemeriksaan Fisik
Uji Tuberkulin
Patut diduga asma:- Episodik- Nokturnal- Musiman
- Pasca Aktivitas Fisik- Riwayat atopipenderita/keluarga
Tidak jelas Asma:- Timbul masa neonatus- Gagal Tumbuh- Infeksi Kronik
- Muntah/tersendak- Kelainan fokal paru- Kelainan sistem kardiovaskular
Jika memungkinkan
periksa spirometer untukmenilai:- Reversibilitas ( 15%)- Variabilitas ( 15%)
Pertimbangkan Pemeriksaan:
- Foto rontgen toraks dan sinus- Uji faal paru- Respon terhadap bronkodilator- Uji Provokasi bronkus- Uji keringat- Uji imunologis
- Pemeriksaan motilitas silia- Pemeriksaan refluks IgE
Beribronkodilator
Tidakberhasil
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
33/38
Berhasil
Bukanasma
Mungkin Asma Mendukungdiagnosis lain
Tidakmendukung
diagnosis lain
Pertimbangkanasma sebagai
penyakitpenyerta
Diagnosis dan pengobatan
alternatif
Berikan obat antiasmaNilai ulang diagnosisdan ketaatan berobat
Tentukan derajat danpencetusnya
Bila asma sedang/beratfoto rontgen
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
34/38
Diagnosis Banding Asma pada Anak :
- Rinosinusitis
- Refluks gastroesofageal- Infeksi respiratorik bawah viral berulang
- Displasia bronkopulmoner
- Tuberkulosis
- Malformasi kongenital yang menyebabkan
penyempitan saluran respiratorik intratorakal
- Aspirasi benda asing
- Sindrom diskinesia silier primer
- Defisiensi imun
- Penyakit jantung bawaan
Penatalaksanaan Serangan Asma
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
35/38
Penatalaksanaan Serangan Asma
Nilai Derajat Serangan
Tatalaksana Awal- Nebulisasi -Agonis 1-3x selang 20 menit- Nebulisasi ketiga + Antikolinergik- Jika serangan berat, nebulisasi 1x
Serangan Berat(Nebulisasi 3x, responburuk)- Sejak awal diberi
oksigen- Pasang jalurparenteral
- Nilai ulang gejalaklinis, rawat inap
- Foto rontgen thorax
Serangan Sedang:(Nebulisasi 2-3x,respon parsial)- Berikan Oksigen
- Nilai kembaliderajat asma,diobservasikeruang rawat
- Pasang jalurparenteral
Serangan ringan:(Nebulisasi 1x, responbaik, gejala hilanh)
- Observasi 1-2 jam- Jika efek bertahanboleh pulang
- Jika gejala timbullagi, perlakukansebagai asma
sedang
Di j k
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
36/38
Dirujuk
Ruang rawat inap-Oksigen diteruskan
- Atasi dehidrasi danasidosis jika ada- Steroid IV tiap 6-8 jam- Nebulisasi tiap 1-2 jam- Aminofilin IV awal,lanjutkan rumatan
- Jika membaik dalam 4-6x nebulisasi, interval 4-6 jam- Jika dalam 24 jamperbaikan klinis stabil,boleh pulang, jika tidak
membaik, rawat intensif
Asma Ringan
Ruang Rawat Sehari-Oksigen teruskan
- Beriakan Steroid oral- Nebuisasi setiap 2 jam- Bila dalam 8-12 jamperbaikan klinis stabil,boleh pulang- Jika dalam 12 jamgejala klinis tidakmembaik, alihkan kerawat inap
Boleh Pulang- Bekali dengan obat-Agonis
(Inhalan/oral)- Jika sudah ada obatpengendali, teruskan- Jika infeksi virussebagai pencetus,dapat diberi steroidoral- Dalam 24-48 jamkontrol rawat jalansebagai evaluasi
Asma BeratAsma Sedang
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
37/38
-
8/2/2019 Skenario 3_asma
38/38