skripsi · 2017-02-26 · apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik jco dan adik...

54
SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR REGINA TANGGO DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Upload: duongthuan

Post on 16-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR

REGINA TANGGO

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2016

Page 2: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

ii

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

REGINA TANGGO A31112260

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2016

Page 3: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

iii

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR

disusun dan diajukan oleh

REGINA TANGGO A31112260

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yohanis Rura, S.E., M.SA, Ak., CA.

Dra. Nurleni, Ak., M.Si, CA. NIP196111281988111001 NIP195908181987022001

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Mediaty, SE., M.Si. Ak., CA. NIP196509251990022001

Page 4: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

iv

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR

disusun dan diajukan oleh

REGINA TANGGO A31112260

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi

pada tanggal dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Yohanis Rura, S.E., M.SA, Ak., CA Ketua 1…………….

2. Dra. Nurleni, Ak., M.Si, CA Sekretaris 2…………….

3. Dr. Nirwana, S.E., M.Si., AK., CA Anggota 3…………….

4. Drs. Deng Siraja, Ak., M.Si., CA Anggota 4………….....

5. Drs. Muh. Nur Azis, MM Anggota 5…………….

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001

Page 5: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : REGINA TANGGO

NIM : A31112260

departemen/program studi : AKUNTANSI

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA MAKASSAR

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memeroleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan

terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 28 Agustus 2016

Yang membuat pernyataan,

REGINA TANGGO

Page 6: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

vi

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala

kasih, berkat dan penyertaanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, masukan, dan

kerja sama berbagai pihak yang turut serta dalam penyelesaiannya. Untuk itu,

pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua, Ir. Yohanis Tanggo, M.Si. dan Ir. Merryana Kiding Allo,

M.P. atas doa, kasih sayang, motivasi dan arahan, serta dukungan materiil

sehingga peneliti dapat menyelesaikan strata satu. Terima kasih telah

mengajarkan arti berjuang, bersabar dan bersyukur.

2. Bapak Dr. Yohanis Rura, S.E., M.SA, Ak., CA. selaku Pembimbing I atas

waktu dan kesabaran dalam memberikan bimbingan selama konsultasi,

mulai dari pemberian judul hingga penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dra. Nurlerni, Ak., M.Si, CA selaku Pembimbing II atas kesediaan

waktu untuk koreksi, saran, serta bimbingannya selama proses konsultasi

dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak, CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan

penasehat akademik peneliti atas waktu, motivasi dan masukan setiap kali

mengawali semester.

5. Dosen penguji Ibu Dr. Nirwana, S.E., M.Si., AK., CA, Bapak Drs. Deng

Siraja, Ak., M.Si, CA, dan Bapak Drs. Muh. Nur Azis, MM yang telah

dengan sabar memberikan saran dan nasehat dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, bapak dan Ibu

pegawai lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Page 7: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

vii

Pak Aso, Pak Ical, Pak Asmari, Pak Safar, dan Pak Mase yang telah

berkontribusi selama peneliti berkuliah hingga penyelesaian studi.

7. Bpk. Adrianto Adnan selaku Kepala UPTD Pajak Bumi dan Bangunan

Dispenda Kota Makassar beserta jajarannya. Terima kasih atas kebaikan,

kesabaran dan kontribusi dalam hal waktu dan data yang telah diberikan

untuk kebutuhan penelitian skripsi.

8. Saudara peneliti, Ryoko Tanggo, S.T dan Herry Tanggo, untuk kasih,

motivasi, dukungan dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan strata

satu. Terima kasih juga untuk Nepy, Puppy, adik Jco dan adik Teddy bee,

atas hiburannya tiap hari.

9. PMKO FE-UH: tempat awal berproses dan lebih mengenal Yesus. Buat

PMKO 2012: Wildha, Lidya, Eva, Risma, Micel, Kak Erni, Buat Kakak PA,

Kak Juli atas doa, bimbingan, dan pengajaran sahabat terbaik adalah

Yesus. Buat senior: Kakak Donna chibi, Kak Fian, Kak Bril, Kak Inge, Kak

Eston, Kak Hangga, Kak Icad, Kak Ari. Keluarga besar PMKO FE-UH,

dalam persekutuan ini saya banyak belajar untuk lebih menghargai dan

mengasihi, belajar untuk berteman atas dasar kasih. Terima kasih untuk

kebersamaan yang akrab, motivasi dan pengenalan lebih dalam untuk

melayani sesama dengan kasih.

10. Guru Kompre: Maxi, Indri, Cia dan Sufe. Terima kasih untuk waktu dan ilmu

yang disalurkan. Meskipun tak selalu harus bertemu untuk belajar, namun

jarak jauh tak menghambat untuk menyalurkan pengetahuan.

11. Teman suka duka: Clara, Yuni, Lita, Nat, Iank, Pingkan, Inggrid, Lucky,

Priyo, Dakri, Filipus dan Franklin. Terima kasih untuk setiap pembelajaran,

proses dan pengertian kalian terhadap saya. Dikemudian hari kita akan

bertemu dengan belbagai kesuksesan dalam sukacita yang tidak berkurang

seperti saat ini dan lebih mengasihi.

Page 8: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

viii

12. Teman terdekat, Roy. Atas kasih, kesabaran, waktu untuk menemani

selama penelitian, doa dan dukungan tiap hari untuk menggarap skripsi

dan menyelesaikan strata satu.

13. Akuntansi 2012 “PE12ENNIAL”: Tria, Fandi, Amel, Dela, Aji, Dila, Ilmi, Ria,

untuk kebersamaan dan kekompakan belajar selama perkuliahan maupun

diluar Universitas. Semoga rasa persaudaraan kita tidak berkurang dan

tidak terputus. Doa dan kerja keras akan menghasilkan kesuksesan.

14. Seluruh pihak yang saya tidak sebutkan satu per satu yang telah

membantu dengan keahlian masing-masing.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak telepas dari

kekurangan maka peneliti dengan segala kerendahan hati memohon maaf yang

sebesar-besarnya. Dengan besar hati, peneliti membuka diri untuk setiap kritik

dan masukan untuk perbaikan skripsi dan perjalanan peneliti ke depannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perluasan informasi dalam bidang

akuntansi khususnya akuntansi perpajakan.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan

ucapan syukur

(Flp 4:6)

Makassar, 9 September 2016

Regina Tanggo

Page 9: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

ix

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DI KOTA MAKASSAR

THE EFFECTIVENESS ANALYTICS OF LAND AND BUILDING

TAX’S BILLING IN MAKASSAR CITY

Regina Tanggo Yohanis Rura

Nurleni

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efektivitas penagihan pasif Pajak Bumi dan Bangunan sebelum dan setelah peralihan menjadi pajak daerah Kota Makassar menggunakan indikator efektivitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pihak terkait dan data sekunder diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Hasil analisis penagihan PBB tiga tahun sebelum peralihan, yaitu mulai tahun 2010 sampai tahun 2012 menunjukkan kriteria cukup efektif, sedangkan tiga tahun setelah peralihan menjadi pajak daerah tergolong dalam kriteria cukup efektif pada tahun 2013 dan 2014, serta kurang efektif pada tahun 2015. Semakin menurunnya tingkat efektivitas penagihan yang dikarenakan tingginya kenaikan Nilai Jual Objek Pajak yang diterapkan pemerintah Kota Makassar mengakibatkan realisasi tidak sebanding dengan potensi serta terdapat beberapa hambatan dalam proses penagihan.

Kata kunci: Efektivitas Penagihan Pasif, Potensi, Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan

This research aimed to analyze effectiveness level of Land and Building Tax

Passive Billing before and after the transfered from central to local government in

Makassar city by using effectiveness indicator. The primary data in this research

were obtained from directly interviews to related parties and secondary data

obtained from the Department of Revenue Makassar City area. Three years

before Land and Building tax billing transition, started from 2010 to 2012 showed

quite effective criteria, while three years after transition into local tax was quite

effective in 2013 and 2014, also less effective in 2015. The decrease of billing

effectiveness level caused by high rate of Taxable Object Sales Value applied by

Makassar City Government produced unmatched potential realization and some

obstacles were occurred in billing process.

Keywords: Effectiveness of Passive Billing, Potential, Realization of Land and Building Tax

Page 10: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ v PRAKATA ........................................................................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 6

1.4.1 Kegunaan Teoretis ............................................................... 6 1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................. 6

1.5 Sistematika Penelitian ...................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8

2.1 Penilaian Efektivitas Penagihan PBB ................................................ 8 2.2 Pajak Bumi dan Bangunan ................................................................ 10

2.2.1 Pengertian ............................................................................. 10 2.2.2 Dasar Hukum Pemungutan ................................................... 11 2.2.3 Alasan Pemungutan .............................................................. 11 2.2.4 Objek Pajak ........................................................................... 12 2.2.5 Bukan Objek Pajak PBB ........................................................ 14 2.2.6 Subjek dan Wajib Pajak ......................................................... 15 2.2.7 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan .................... 15 2.2.8 Tahun, Saat Terutang, dan Wilayah Pemungutan Pajak ....... 17 2.2.9 Pendataan ............................................................................. 18 2.2.10 Cara Pemungutan, Penetapan, dan Ketetapan Pajak............ 18 2.2.11 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan................................. 20 2.2.12 Keberatan .............................................................................. 21

2.3 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 25 3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 25 3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 25 3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 26 3.4 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 27 3.5 Metode Analisis ................................................................................. 28 3.6 Analisis Data ..................................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 30

4.1Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang Terbit .............................. 31 4.2 Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan ................................................ 33 4.3 Analisis Efektivitas Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan ................ 37

Page 11: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

xi

4.4 Hambatan Penagihan PBB ............................................................... 42 4.5 Upaya Pemecahan Masalah dalam Penagihan PBB ......................... 43

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 45 5.2 Saran ................................................................................................ 47 5.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 49 LAMPIRAN ...................................................................................................... 52

Page 12: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Biodata ................................................................................................. 52

II. Daftar Pertanyaan ................................................................................ 54

Page 13: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Target, Realisasi dan Potensi PBB di Kota Makassar enam tahun terakhir ........................................................................................................... 4

3.5.1 Indikator Pengukuran Efektivitas ......................................................... 29

4.1.1 Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang Terbit ............................... 31

4.1.2 Laju Pertumbuhan PBB sebelum menjadi Pajak Daerah ..................... 32

4.1.3 Laju Pertumbuhan PBB setelah menjadi Pajak Daerah ....................... 32

4.2 Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Enam Tahun terakhir ................. 34

4.3.1 Potensi dan Realisai PBB pada saat menjadi Pajak Pusat .................. 38

4.3.2 Potensi dan Realisai PBB pada saat menjadi Pajak Daerah ............... 39

Page 14: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

xiv

DAFTAR GRAFIK

Gambar Halaman

4.2 Laju Pertumbuhan Realisasi PBB di Kota Makassar.............................35

Page 15: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan masyarakat adil dan makmur merupakan cita-cita bangsa,

salah satunya diwujudkan dengan pembangunan nasional. Pembangunan

nasional harus didukung dana yang besar untuk membiayai seluruh aktivitas

yang terkait seperti pembangunan sarana dan prasarana, oleh karena itu

dibutuhkan sumber dana dari penerimaan negara salah satunya dari penerimaan

pajak. Penerimaan pajak merupakan penerimaan negara yang sangat potensial

untuk membangun negara. Usaha pemerintah mendorong penerimaan negara

khususnya sektor pajak agar terus meningkat dapat dilihat dari penataan sistem

perpajakan nasional yang ditandai dengan berlakunya self assessment

sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan. Pembaharuan sistem perpajakan ini

diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak, namun

pada kenyataannya segelintir orang merasa tidak ada manfaat yang diterima jika

membayar pajak dikarenakan manfaat pajak tidak dapat dirasakan secara

langsung, hal ini sesuai dengan pengertian pajak itu sendiri, yaitu iuran rakyat

kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochman

Soemitro dalam bukunya Mardiasmo, 2011:1).

Tingkat pengetahuan dan kesadaran pajak merupakan hal yang berkaitan

erat dalam peningkatan penerimaan pajak. Untuk mengatasi hal ini telah

Page 16: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

2

dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik itu secara langsung maupun tidak

langsung seperti pembuatan spanduk dipinggir jalan yang mengajak dan

memotivasi masyarakat untuk membayar pajak. Pelaksanaan pemungutan pajak

masih saja belum efektif, ditandai dengan terdapatnya Wajib Pajak (WP) yang

tidak memenuhi kewajiban dengan baik sehingga menimbulkan tunggakan pajak.

Tunggakan pajak yang semakin meningkat dari tahun ke tahun mengharuskan

aparat perpajakan (fiskus) melakukan penagihan untuk meminimalisir tunggakan

pajak.

Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar WP melunasi

utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menerbitkan surat

pemberitahuan pajak terutang, menegur atau memperingatkan, melaksanakan

penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, melaksanakan

penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita

(lelang). Penagihan pajak terdiri dari dua yaitu penagihan pasif dan penagihan

aktif. Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat

pemeberitahuan pajak terutang disebut penagihan pasif, jika WP tetap tidak

melunasi pajak yang terutang, maka fiskus akan melakukan tindakan lebih lanjut,

yaitu diawali dengan penerbitan surat teguran atau peringatan, dilanjutkan

dengan melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, biasanya diakhiri

dengan penerbitan surat paksa dan pelakasanaan pelelangan, hal ini disebut

juga penagihan aktif. Penagihan pajak yang efektif merupakan upaya yang tepat

dalam mencapai target penerimaan pajak yang maksimal.

Pemberian kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan

retribusi daerah telah mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan

retribusi daerah yang berkaitan dengan aspek kehidupan masyarakat. Salah satu

contoh pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah yaitu terdapat pada

Page 17: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

3

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi

daerah telah disahkan tanggal 15 September 2009 dan mulai berlaku efektif

pada tanggal 1 Januari 2010. Hal yang penting dalam UU No. 28/2009 ini adalah

dengan dimasukkannya pajak pusat yaitu Bea Perolehan atas Hak Tanah dan

Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

Perkotaan (PBB P2) sebagai pajak daerah. Ini merupakan dukungan besar

dalam penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang akan meningkatkan

pendapatan asli daerah dan merupakan langkah maju yang dilakukan oleh

Indonesia dalam penataan sistem perpajakan nasional dan suatu tindak lanjut

dari kebijakan desentralisasi fiskal. Berbagai pihak menilai kebijakan ini sudah

tepat, namun tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kebijakan ini dapat

diimplementasikan dengan baik, sehingga daerah benar-benar dapat melakukan

pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, penagihan/pemungutan

dan pelayanan PBB secara efektif sehingga mencapai target pajak.

Kepastian hukum juga merupakan salah satu kunci keberhasilan

pengenaan dan pemungutan pajak daerah. Hal ini diwujudkan dalam upaya para

fiskus untuk melakukan penagihan pajak terhadap wajib pajak yang tidak

melunasi utang pajaknya tepat waktu. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

secara tegas mengatur masalah penagihan pajak untuk memberikan landasan

hukum bagi fiskus melaksanakan tugas dan kewenangannya terhadap wajib

pajak.

Suatu daerah mempunyai hak untuk mengatur, mendapatkan, dan

memelihara aspek sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hasilnya 100%

(seratus persen) dikelolah oleh pemerintah daerah itu sendiri (Rudi dkk, 2014:1).

Secara jelas bahwa pengalokasian PBB dari pusat ke daerah termasuk kebijakan

yang akan mendorong peningkatan PAD tidak terkecuali di Kota Makassar.

Page 18: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

4

Pemerintah Kota Makassar setiap tahunnya mempunyai target dengan potensi

yang cukup besar dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai sumber

pendapatan daerah. Berikut ini data target, realisasi dan potensi PBB di Kota

Makassar enam tahun terakhir, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.1 Target, Realisasi dan Potensi PBB di Kota Makassar enam tahun terakhir

No. TAHUN TARGET (T) REALISASI (R) POTENSI (P) KESIMPULAN

1 2010 57.289.715.334 65.576.712.666 78.099.433.300 T < R < P

2 2011 60.266.193.914 69.501.594.551 83.904.416.700 T < R < P

3 2012 75.207.829.846 83.805.951.903 99.640.374.877 T < R < P

4 2013 77.837.689.000 88.301.613.001 109.719.035.863 T < R < P

5 2014 114.845.681.441 98.329.152.402 122.569.828.546 T > R < P

6 2015 122.000.000.000 130.891.893.726 173.771.910.091 T < R < P

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar (data diolah 2016)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa fenomena yang terjadi

enam tahun terakhir tidak semua realisasi mencapai target. Terkadang juga

realisasi penerimaan PBB berada diatas target namun masih tergolong kurang

efektif dari segi penagihannya, salah satu penyebabnya yaitu tingginya angka

tunggakan pajak.

Untuk meminimalisir tunggakan pajak, dilakukan penagihan secara

efektif. Penagihan yang efektif akan sangat mendukung untuk mencapai target

penerimaan PBB di Kota Makassar sehingga pendapatan asli daerah terus

mengalami peningkatan. Dasar penagihan PBB yaitu Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat Tagihan Pajak (STP).

Adapun dalam pelaksanaan penagihan pajak tersebut turut melibatkan peran

aktif dari aparatur pajak yang biasa disebut fiskus. Namun hal yang paling

penting untuk diperhatikan oleh fiskus dalam penagihan pajak yaitu suatu

kewajiban perpajakan dianggap telah hilang atau gugur apabila telah melewati

Page 19: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

5

jangka waktu tertentu. Dengan mencegah daluwarsa penagihan pajak, berarti

juga menyelamatkan penerimaaan pajak negara. Peran aktif fiskus dalam

pelaksanaan pencairan tunggakan pajak sebagai upaya untuk meningkatkan

penerimaan dari sektor pajak.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti termotivasi melakukan

penelitian yang akan diajukan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis

Efektivitas Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat efektivitas penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di

Kota Makassar?

2. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan

Bangunan di Kota Makassar?

3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang timbul dalam

pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penagihan Pajak Bumi dan

Bangunan di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan penagihan Pajak Bumi

dan Bangunan di Kota Makassar.

Page 20: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

6

3. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan yang timbul dalam

pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini dapat

memberikan kontribusi sebagai berikut.

1. Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya penagihan

Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar, mulai dari tingkat efektifitas,

hambatan dan cara mengatasi hambatan tersebut. Selain itu dapat

dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pengambilan

kebijakan daerah dalam sektor pajak dalam meningkatkan penerimaan

Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar yang berfokus pada

penagihan pajak agar meminimalisir tunggakan sehingga target pajak

tercapai dengan maksimal.

1.5 Sistematika Penulisan

Berikut ini disajikan uraian singkat materi yang dibahas pada masing-

masing bab yaitu sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memberikan penjelasan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, serta

sistematika penulisan.

Page 21: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab tinjauan pustaka menyajikan teori-teori, peraturan perundang-

undangan, dan penelitian terdahulu yang diperlukan dalam menunjang dan

mendukung penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, lokasi penelitian, kehadiran

peneliti, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis

data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS

Bab hasil dan pembahasan analisis memberikan penjelasan mengenai

deskripsi objek penelitian, analisis data, pemaparan hasil dan pembahasan

sesuai dengan metode analisis yang digunakan.

BAB V : PENUTUP

Bab penutup memberikan penjelasan tentang kesimpulan yang diperoleh

dari hasil pengelolahan data, saran, dan keterbatasan penelitian.

Page 22: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penilaian Efektivitas Penagihan PBB

Definisi efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya,

maka organisasi dikatakan berjalan dengan efektif (Rudi dkk, 2014:2). Tingkat

efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dihitung berdasarkan

hasil yang dicapai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Penerimaan

PBB tidak terlepas dari semua tahap administrasi, mulai dari pendataan wajib

pajak, menentukan nilai kena pajak, memungut pajak, dan menegakkan sistem

serta pembukuan. Menurut Darnita dan Mangoting (2014:3) efektivitas

pemungutan pajak juga berantung pada kemampuan organisasi dalam

mengelolah pajak dalam hal ini pemerintah daerah dalam administrasi pajak dan

pelayanan kepada wajib pajak.

Menurut Darnita dan Mangoting (2014:3), faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas pemungutan PBB, yaitu sebagai berikut.

1. Pengetahuan Wajib Pajak

Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan PBB dinilai dari

wajib pajak yang mengerti dan paham tenatang ketentuan umum dan tata

cara perpajakan. Pemahaman tersebut memudahkan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan dan menilai pengelolaan pajak yang

telah wajib pajak bayarkan.

2. Cara Pemungutan Pajak

PBB merupakan pajak yang ditagih secara pasif melalui Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang. Faktor penagihan pasif ini sangat

Page 23: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

9

berpengaruh terhadap efektivitas pemungutan PBB, oleh karena itu

kinerja pemerintah dalam melakukan penagihan sangat berpengaruh

terhadap hasil pemungutan PBB.

3. Asas Manfaat Pajak

Manfaat pembayaran PBB yang dirasakan secara langsung melalui

fasilitas umum disetiap daerah sangat mempengaruhi wajib pajak untuk

memenuhi kewajibannya.

4. Efektivitas Pihak Ketiga

Cara pemungutan pajak pemerintah di Dinas Pendapatan Daerah dengan

melibatkan atau bekerjasama dengan pihak terkait untuk membantu

proses penyampaian informasi, penagihan, dan pembayaran PBB. Pihak

terkait inilah yang disebut dengan pihak ketiga, seperti pegawai

kelurahan.

5. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak terbagi menjadi dua, yaitu kepatuahn formal dan

material. Kepatuhan formal yaitu kepatuhan wajib pajak dalam mengisi

Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dengan benar, sementara

kepatuhan material wajib pajak dalam memenuhi semua ketentuan

material perpajakan, yakni membayar PBB yang ditagihkan dalam Surat

Pemberitahuan Pajak terutang (SPPT) sebelum jatuh tempo. Ketika wajib

pajak tidak melanggar kepatuhan formal dan material, maka efektivitas

pemungutan PBB akan meningkat.

6. E-system Perpajakan

Dibuatnya e-system diperuntukkan untuk mencari informasi mengenai

PBB dan memudahkan wajib pajak dalam melaksakan kewajiban

perpajakannya.

Page 24: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

10

7. Sosialisasi Berkesinambungan

Sosialisasi yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan dapat

mendorong efektivitas pemungutan pajak karena masyarakat selalu

mendapat informasi up to date mengenai peraturan maupun tata cara

perpajakan.

8. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan pemerintah dalam hal memberikan informasi yang

jelas secara tertulis, seperti tata cara pengisian SPOP dan tata cara

pembayaran PBB, maupun penjelasan secara lisan melalui sosialisasi

yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan efektivitas pemungutan

PBB.

9. Peraturan lengkap

Landasan hukum yang disosialisasikan akan lebih mudah dipahami

sehingga memberi dampak positif kepada masyarakat dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan membayar pajak secara

benar dan tepat waktu.

2.2 Pajak Bumi dan Bangunan

2.2.1 Pengertian

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki,

dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan

pertambangan. Yang dimaksud dengan bumi ialah permukaan bumi yang

meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.

Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan adalah konstruksi teknik yang

Page 25: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

11

ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman

dan atau laut.

2.2.2 Dasar Hukum Pemungutan

Menurut Siahaan (2010:555) dasar hukum pemungutan PBB Perdesaan

dan Perkotaan pada suatu kabupaten/kota adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Peraturan daerah kabupaten/kota yang mengatur tentang PBB Perdesaan

dan Perkotaan.

3. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang PBB Perdesaan dan

Perkotaan sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang

pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan.

Sebagaimana UU No. 28/2009 Pasal 180 ayat 5 menyatakan bahwa

“Undang-Undang Nomor 12/1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan…yang

terkait dengan peraturan pelaksanaan mengenai Perdesaan dan Perkotaan

masih tetap berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2013”, ketentuan

tersebut membuat pemungutan PBB menjadi tidak serempak, tergantung

kesiapan pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan peraturan daerah yang

berkaitan. Jadi pemerintah kabupaten/kota bersama dengan DPRD

Kabupaten/Kota diharapkan dapat segera membahas dan menerbitkan

Peraturan daerah tentang PBB Perdesaan dan Perkotaan sehingga pemerintah

daerah dapat memungut PBB Perdesaan/Perkotaan paling lambat tahun 2014.

2.2.3 Alasan Pemungutan

Menurut Penjelasan Undang-Undang RI No. 12/1994 tentang Perubahan

atas UU No.12/1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan menyebutkan bahwa

Page 26: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

12

“Pada hakekatnya, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah

satu sarana perwujudan kegotongroyongan nasional dalam pembiayaan negara

dan pembangunan nasional....”. Jadi jelas disebutkan alasan yang mendasari

pemungutan PBB yaitu agar masyarakat berpartisipasi mendukung pembiayaan

negara dan pembangunan nasional, dalam hal ini masyarakat berpartisipasi dari

sektor pembiayaan bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan sesuai dengan pengertian PBB

yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.2.4 Objek Pajak

Berdasarkan Perda Kota Makassar No. 3/2010, Objek Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah bumi atau bangunan yang dimiliki,

dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan

pertambangan. Yang dimkasud “kawasan” adalah semua tanah dan bangunan

yang digunakan oleh perusahaan perkebunan, perhutanan, dan pertambangan di

tanah yang diberi hak guna usaha (melalui perijinan usaha).

Dalam pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan, yang termasuk dalam

pengertian bangunan yang menjadi objek pajak adalah sebagai berikut.

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan

seperti hotel, pabrik, dan emplasenya, yang merupakan suatu

kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut,

b. Jalan tol,

c. Kolam renang,

d. Pagar mewah,

e. Tempat olahraga,

Page 27: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

13

f. Galangan kapal, dermaga,

g. Taman mewah,

h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak, dan

i. Menara.

Sebagaimana dengan ketentuan dalam Undang-Undang No. 28/2009

Pasal 77 ayat 1 ditetapkan bahwa yang menjadi objek pajak PBB Perdesaan dan

Perkotaan adalah bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan

untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Penggunaan

kata “dan atau” berarti ada tiga kemungkinan objek pajak, yaitu bumi (saja),

bangunan (saja), serta bumi dan bangunan. Contoh objek pajak yang berupa

bumi saja, yaitu: tanah kosong, sawah, ladang, kebun, dan objek pajak sejenis

lainnya. Contoh objek pajak yang berupa bumi dan bangunan, yaitu: rumah yang

berdiri di atas sebidang tanah yang dimiliki oleh seseorang, bangunan gedung

beserta tanah tempat bangunan berdiri, dan objek sejenis lainnya. Objek pajak

yang hanya berupa bangunan tanpa bumi, seperti: pendirian bangunan di atas

tanah atas dasar perjanjian dan izin yang kepemilikan bangunan dan tanah

berbeda namun tetap dikuasai oleh yang mempunyai bangunan namun pada

saat pembayaran PBB terpisah, maka akan ada dua objek pajak yang terpisah,

yaitu objek pajak berupa tanah (saja) dan bangunan (saja).

Asas yang berlaku saat ini sesuai dengan ketentuan UU No. 5 Tahun

1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria (yang lebih dikenal dengan

UUPA) adalah asas pemisahan horizontal (hozontal scheiding), yaitu suatu asas

yang mendasarkan kepemilikan tanah terpisah dengan kepemilikan atas benda

yang melekat pada tanah tersebut. Dengan demikian, pemilik sebidang tanah

tidak secara langsung menjadi pemilik bangunan yang didirikan di atas tanah

Page 28: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

14

tersebut. Walaupun secara fisik suatu bangunan melekat pada sebidang tanah,

tetapi secara hukum pemilikan atau penguasaannya mungkin terpisah pada

orang atau badan hukum berbeda. Pemisahan horizontal ini didukung dalam UU

No. 28/2009 yang memberikan kepastian hukum dalam pengenaan suatu objek

pajak yang menggunakan kata “bumi dan atau bangunan”, untuk mengantisipasi

kepemilikan dan pemanfaatan secara hukum diatur secara terpisah.

2.2.5 Bukan Objek Pajak PBB

Menurut Siahaan (2010: 558) objek yang tidak dikenakan PBB adalah

objek pajak yang memenuhi ketentuan sebagai berikut.

a. Digunakan oleh pemerintah pusat dan atau daerah untuk

penyelenggaraan pemerintahan.

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang

tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. Hal ini dapat diketahui

antara lain dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari

yayasan/badan yang bergerak dalam bidang sosial, ibadah, kesehatan,

pendidikan, dan kebudayaan nasional tersebut.

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis

dengan itu.

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah

negara yang belum dibebani suatu hak. Termasuk pengertian hutan

wisata adalah hutan wisata milik negara sesuai dengan ketentuan dan

peraturan perundang-undangan.

Page 29: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

15

e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik.

f. Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang

ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

2.2.6 Subjek dan Wajib Pajak PBB

Subjek Pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atau bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan

atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Sementara itu, wajib pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi,

dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Hal ini berarti pengenaan subjek pajak dan objek pajak berada pada diri orang

yang sama (Siahaan, 2010:560).

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat diwakili

oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh UU dan Perda tentang PBB

Perdesaan dan Perkotaan, yang bertanggung jawab secara pribadi atas

pembayaran pajak terutang.

2.2.7 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan

2.2.7.1 Dasar Pengenaan

Berdasarkan UU RI No. 28/2009 Pasal 79 ditetapkan bahwa dasar

pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP). NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang

terjadi secara wajar, bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan

melalui cara sebagai berikut.

Page 30: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

16

a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, yaitu suatu

pendekatan/metode penentu nilai jual suatu objek pajak dengan cara

membandingkannya dengan objek pajak lain yang sejenis letaknya

berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.

b. Nilai perolehan baru, yaitu suatu pendekatan/metode pentuan nilai jual

suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian

dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan lokasi kondisi

fisik objek tersebut.

c. Nilai jual pengganti, yaitu suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual

suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak

tersebut.

Pada dasarnya penetapan NJOP adalah tiga tahun sekali. Untuk Daerah

tertentu yang perkembangan pembangunannya mengalami kenaikan NJOP yang

cukup besar, maka penetapan NJOP ditetapkan setahun sekali. Penetapan

besarnya NJOP dilakukan oleh bupati/walikota.

Adapun hal penting yang perlu diketahui dalam perhitungan pajak

terutang PBB yaitu Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Dalam

Undang-Undang No.28/2009 Pasal 77 ayat 4 sama halnya dengan Peraturan

daerah Kota Makassar No.3/2010 Pasal 62 ayat 5, besar NJOPTKP ditetapkan

paling rendah sebesar Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib

Pajak (WP). Hal ini berarti setiap daerah diberi keleluasaan untuk menetapkan

besaran NJOPTKP yang dipandang sesuai dengan kondisi daerahnya masing-

masing, dengan ketentuan minimal sepuluh juta rupiah.

NJOPTKP merupakan suatu batas NJOP yaitu WP tidak terutang pajak.

Apabila seorang WP memiliki objek pajak yang nilainya di bawah NJOPTKP,

Page 31: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

17

maka pajak tersebut dibebaskan dari pembayaran pajak. Selain itu, bagi setiap

WP yang memiliki objek pajak yang nilainya melebihi NJOPTKP, maka

perhitungan NJOP sebagai dasar perhitungan pajak terutang dilakukan dengan

terlebih dahulu mengurangkan NJOP dengan NJOPTKP.

2.2.7.2 Tarif Pajak

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan menurut Peraturan Daerah Kota

Makassar No.3/2010 Pasal 65 ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (nol koma

tiga persen), tarif ini menjadi turun pada saat dikelolah pemerintah daerah dan

jika dibandingkan tarif pada saat dikelolah pemerintah pusat ditetapkan 0.5% (nol

koma lima persen)

2.2.7.3 Perhitungan

Menurut Siahaan (2010:562) besaran terutang PBB Perdesaan dan

Perkotaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Pajak Terutang = Tarif Pajak × Dasar pengenaan Pajak

= Tarif Pajak × (NJOP − NJOPTKP)

= Tarif Pajak × {NJOP Bumi + (NJOP Bangunan − NJOPTKP)}

2.2.8 Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah Pemungutan

Pajak yang terutang PBB Perdesaan dan Perkotaan yang harus dibayar

oleh WP dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan Daerah ditetapkan oleh

pemerintah kabupaten/kota. Pada pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan

tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender. Dengan demikian, pajak

terutang yang dikenakan atas objek pajak untuk tahun pajak 2014 berarti PBB

Perdesaan dan Perkotaan terutang untuk jangka waktu 1 tahun Januari sampai

dengan 31 Desember 2014.

Page 32: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

18

Saat terutang pajak adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1

Januari. Penentuan tanggal 1 Januari ini sangat terkait dengan ketentuan

tentang tahun pajak, yang menggunakan tahun kalender. Karena tahun kalender

selalu dimulai pada tanggal 1 Januari tahun berjalan maka tentunya saat yang

menentukan pajak terutang juga tanggal 1 Januari. Sebagai contoh, untuk tahun

pajak 2014 yang menentukan pajak terutang adalah tanggal 1 Januari 2014.

PBB Perdesaan dan Perkotaan yang terutang dipungut di wilayah

kabupaten/kota yang meliputi letak objek pajak. Hal ini terkait dengan

kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang hanya terbatas atas bumi dan

bangunan yang berlokasi dalam lingkup wilayah administrasinya.

2.2.9 Pendataan

Pendataan dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek

Pajak (SPOP). SPOP adalah surat yang digunakan oleh WP untuk melaporkan

data subjek dan objek PBB Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. SPOP harus diisi dengan

jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada kepala

daerah yang wilayah kerjanya meliputi letak objek pajak, selambat-lambatnya

tiga puluh hari setelah hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP.

2.2.10 Cara Pemungutan, Penetapan, dan Ketetapan Pajak

2.2.10.1 Cara Pemungutan

Pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan tidak dapat diborongkan,

yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan yaitu seluruh proses kegiatan

pemungutan pajak tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Kegiatan yang

tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan

Page 33: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

19

besarnya pajak yang terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan penagihan

pajak.

2.2.10.2 Penetapan Pajak

Pada dasarnya sistem pemungutan pajak yang diterapkan dalam PBB

Perdesaan dan Perkotaan adalah penetapan oleh kepala daerah (official

assessment). Hal ini dapat dipahami karena tentunya akan sangat sulit apabila

menerapkan sistem self assessment, dimana wajib pajak diminta untuk

menghitung sendiri besarnya pajak terutang, mengingat tidak mudah untuk

menentukan NJOP bumi dan bangunan yang menjadi dasar pengenaan pajak.

Dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan objek pajaknya

dengan mengisi SPOP. SPOP adalah surat pemberitahuan objek pajak yang

digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data obyek pajak menurut

ketentuan Undang–Undang (Aini, 2010). Berdasarkan data objek dan subjek

pajak yang terutang dalam SPOP yang disampaikan oleh subjek pajak, kepala

daerah menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). SPPT adalah

surat yang digunakan untuk memberitahukan besarnya PBB Perdesaan dan

Perkotaan yang terutang kepada WP, ini sebagai bentuk penetapan pajak oleh

kepala daerah dan merupakan sarana untuk menagih pajak terutang.

Selain menerbitkan SPPT, dalam keadaan tertentu bupati/walikota dapat

menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). SKPD adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang. Bupati/walikota

dapat mengeluarkan SKPD dalam hal-hal sebagai berikut.

a. SPOP tidak disampaikan dan setelah wajib pajak ditegur secara tertulis

oleh kepala daerah sebgaimana ditentukan dalam Surat Teguran; atau

Page 34: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

20

b. berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah

pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung

berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh WP.

2.2.11 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Menurut Mardiasmo (2011:324) tata cara pembayaran dan penagihan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut.

1. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-

lambatnya enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh WP.

2. Pajak yang terutang berdasarkan SKP harus dilunasi selambat-lambatnya

satu bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh WP.

3. Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar

atau kurang bayar, dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua

persen) sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari

pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, dan bagian dari

bulan dihitung satu bulan penuh.

4. Denda administrasi sebagaimana dimaksud no. 3 di atas, ditambah

dengan utang pajak yang belum atau kurang bayar ditagih dengan Surat

Tagihan Pajak Daerah (STPD) yang harus dilunasi selambat-lambatnya

satu bulan sejak tanggal diterimanya STPD oleh wajib pajak.

5. Pajak yang terutang dapat dibayar di Bank, Kantor Pos dan Giro, dan

tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

6. Tata cara pembayaran dan penagihan diatur oleh Menteri Keuangan.

7. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak

(SKP), dan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) merupakan dasar

penagihan pajak.

Page 35: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

21

Menurut Siahaan (2010:566), bupati/walikota dapat menerbitkan STPD

apabila PBB dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar dan WP dikenakan

sanksi administratif berupa bunga atau denda. Dengan demikian, pajak terutang

dalam SPPT atau SKP yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo

pembayaran dikenakan saksi administratif berupa bunga sebesar dua persen

sebulan dan ditagih melalui SPTD. STPD harus dilunasi dalam jangka waktu satu

bulan sejak tanggal diterbitkan atau diterima oleh WP.

Jadi, jika terdapat tunggakan pajak PBB tahun sebelumnya, maka akan

diakumulasikan pada tahun berikutnya dan dikenakan bunga atau denda

administratif sebesar 2% (dua persen) setiap bulannya dihitung sejak jatuh

temponya SPPT yaitu enam bulan sejak dikeluarkannya SPPT, dan bagian dari

bulan dihitung satu bulan penuh. Tunggakan pajak tersebut ditagih melalui

STPD, dalam STPD terdapat unsur pokok pajak, diakumulasikan bunga atau

denda administratif dan harus dilunasi satu bulan setelah diterbitkan atau

diterima oleh WP.

2.2.12 Keberatan

Menurut Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dalam buku

Pedoman Umum Pengelolaan PBB P2 (2014:6), cakupan keberatan terhadap

Pajak Bumi dan Bangunan yaitu sebagai berikut.

1. Syarat bagi WP untuk dapat mengajukan keberatan manakala besarnya

pajak terutang dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) atau

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang diterima dianggap tidak

sesuai dengan keadaan objek yang sebenarnya.

2. Surat pengajuan keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa

Indonesia disertai dengan alasan-alasan yang jelas.

Page 36: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

22

3. Surat pengajuan keberatan harus dilampiri bukti-bukti resmi.

4. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan

sejak diterimanya SPPT atau SKPD, kecuali jika WP dapat menunjukkan

bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar

kekuasaannya (Force Major), maka bupati/walikota atau pejabat yang

ditunjuk dapat mempertimbangkan dan meminta WP untuk melengkapi

persyaratan tersebut dalam batas waktu tertentu.

5. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak.

6. Keberatan atas besarnya pajak terutang pada SPPT atau SKPD harus

diajukan untuk tiap-tiap objek pajak dengan surat keberatan tersendiri

pada tiap tahun pajak.

7. Menunjukkan bukti-bukti untuk memperkuat alasan atas keberatannya,

yaitu sebagai berikut.

a. Fotokopi KTP, Kartu Keluarga atau identitas WP lainnya,

b. Bukti kepemilikan hak atas tanah/sertifikat,

c. Surat pengukuran tanah atau gambar rincian dari tanah yang

dimaksud,

d. Akte jual beli atau segel (akte jual beli di bawah tangan),

e. SPPT atau SKPD PBB,

f. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),

g. Surat keterangan Lurah/Kepala Desa,

h. Fotokopi pelunasan PBB tahun sebelumnya,

i. Bukti resmi lainnya.

8. Setelah surat keberatan itu diajukan, WP akan diberikan tanda bukti

penerimaan.

Page 37: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

23

Menurut Siahaan (2010:572), setelah melakukan pemeriksaan dalam

jangka waktu tertentu bupati/walikota akan mengeluarkan keputusan atas

pengajuan keberatan tersebut. Bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam

jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak tanggal surat keberatan diterima

harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan kepastian hukum kepada WP maupun fiskus dalam rangka

tertib administrasi. Keputusan bupati/walikota atas keberatan dapat berupa

menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak

yang terutang. Apabila jangka waktu dua belas bulan tersebut telah lewat dan

bupati/walikota tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan

tersebut dianggap dikabulkan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini antara

lain sebagai berikut.

1. Citra Devi Darnita dan Yenni Mangoting (2014), bertujuan menguji faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas pemungutan PBB P2 di Kota

Palangkaraya. Hasil penelitian menunjukkan belum efektifnya pemungutan

PBB P2 di Kota Palangkaraya dipengaruhi oleh sembilan faktor, yaitu:

pengetahuan WP, cara pemungutan pajak, asas manfaat pajak, efektivitas

pihak ketiga, kepatuhan wajib pajak, e-system perpajakan, sosialisasi

berkesinambungan, kualitas pelayan, dan peraturan yang lengkap.

Kesembilan faktor tersebut harus diperhatikan dan diperbaiki agar

pemungutan PBB di Kota Palangkaraya menjadi efektif sehingga

pendapatan daerah terus meningkat.

Page 38: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

24

2. Rima Adelina (2013), bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan

kontribusi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari tahun 2007

sampai dengan tahun 2011. Hasil penelitian dari segi tingkat efektivitas

penerimaan PBB tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dikatakan sangat

efektif dengan presentase lebih dari 100%, sedangkan dari segi kontribusi

PBB tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dikatakan sangat kurang

dengan presentase kurang dari 10%. Dengan adanya peralihan PBB dari

pajak pusat menjadi pajak daerah pada tahun 2012 diharapkan Pemerintah

Kabupaten Gresik dapat memaksimalkan potensi yang sudah ada, sehingga

penerimaan Pajak Daerah dapat lebih meningkat.

3. Stella Meiliza (2012), bertujuan memberikan gambaran tindakan penagihan

pajak dengan penerbitan Surat Paksa, efektivitas dan kontribusi Surat Paksa

yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara.

Metode analisis descriptive comparative menggambarkan efektivitas dan

kontribusi penerbitan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak

berdasarkan data yang dikumpulkan, terutama data mengenai Surat Paksa

yang terbit pada tahun 2009 dan 2010. Hasil penelitian menunjukkan

efektivitas penagihan dengan penerbitan Surat Paksa pada tahun 2009 tidak

efektif dan pada tahun 2010 cukup efektif serta kontribusi penerbitan Surat

Paksa terhadap tunggakan pajak cukup besar yaitu 96% pada tahun 2010.

Page 39: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif komparatif.

Berdasarkan metode ini, digambarkan efektivitas penagihan pajak pasif terhadap

pencairan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2010 sampai tahun 2015.

Jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif seperti Undang-Undang yang

berkaitan dengan pemungutan, penagihan PBB dan hal-hal yang terkait dengan

topik penelitian. Sementara data kuantitatif yaitu berupa data angka yang

menggambarkan jumlah data penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

(SPPT) sebagai bentuk penagihan pasif, pembayaran dan pencairan tunggakan

PBB tahun 2010-2012 pada saat menjadi pajak pusat dan tahun 2013-2015 setelah

pengalihan menjadi pajak daerah Kota Makassar. Data yang dikumpulkan diolah

untuk menghitung persentase keefektifan dari penerbitan SPPT terhadap

pembayaran PBB. Sumber data tersebut dikumpulkan berdasarkan data pada Dinas

Pendapatan Daerah Kota Makassar.

3.2 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini,

peneliti melakukan penelitian pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota

Makassar, Jalan Urip Sumoharjo No. 8.

Page 40: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

26

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka (Literature Review)

Metode mempelajari dan mengumpulkan literatur seperti Undang-Undang

Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen

Pajak, Surat Edaran Dirjen Pajak, dan peraturan pelaksanaan lainnya, serta buku-

buku literatur lainnya sehingga dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan

dasar, teori dan bahan-bahan yang digunakan sebagai landasan teori penelitian dan

acuan analisis permasalahan yang dibahas.

3.3.2 Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan

dengan mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Pengamatan (Observation)

Adalah dengan mengadakan pengamatan dan pengumpulan data secara

langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan

penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Makassar. Pengamatan dilakukan

juga untuk membandingkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan dengan teori.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah aktivitas tanya jawab secara langsung kepada informan,

dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan

wawancara langsung dengan Fiskus di Dinas Pendapatan Daerah bagian Pajak

Bumi dan Bangunan serta pihak-pihak terkait pada seksi penagihan.

3. Metode Dokumentasi (Documentation)

Metode dokumentasi adalah metode mengumpulkan bahan-bahan yang

Page 41: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

27

tertulis berupa data yang diperoleh dari perpustakaan maupun dari Dinas

Pendapatan Daerah bagian Pajak Bumi dan Bangunan seperti data laporan realisasi

penerbitan SPPT dan pembayaran PBB.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa data verbal atau keterangan, seperti

Undang-Undang yang mengatur tertang pemungutan dan penagihan PBB,

Peraturan Daerah Kota Makassar, dan data lain yang relevan dengan objek

penelitian.

2. Data Kuantitatif.

Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka seperti, jumlah

penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan pembayaran PBB pada

tahun 2010-2012 pada saat menjadi pajak pusat dan pada tahun 2013-2015

setelah pengalihan menjadi pajak daerah Kota Makassar, serta data lainnya

yang dibutuhkan dalam rangka penulisan skripsi ini.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan/instansi

melalui hasil pengamatan dan wawancara dengan karyawan bagian

pengolahan data dan informasi perusahaan/instansi tersebut.

Page 42: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

28

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber di luar perusahaan/instansi

dalam bentuk literatur-literatur akuntansi maupun informasi lain yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

3.5 Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif komperatif.

Berdasarkan metode ini, digambarkan efektivitas penagihan pajak terhadap

pencairan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Berdasarkan data yang

dikumpulkan, terutama data mengenai SPPT yang terbit pada tahun 2010-2015

sebagai bentuk penagihan pajak pasif. Data tersebut kemudian diolah untuk

menghitung persentase dari realisasi penerbitan SPPT atas pembayaran PBB.

Sumber data tersebut dikumpulkan berdasarkan data penerbitan SPPT dan

pembayaran PBB pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar.

3.6 Analisis Data

3.6.1 Efektivitas

Untuk mengetahui tingkat efektivitas penagihan pajak pasif PBB, maka dapat

dilihat dari perbandingan antara pembayaran yang dilakukan oleh WP atas terbitnya

SPPT. Asumsi tersebut diambil dengan tujuan penagihan pasif dapat memberikan

dampak positif yaitu pembayaran PBB dapat dilaksanakan dengan adanya

penerbitan SPPT. Tingkat Efektivitas penagihan pasif PBB dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

Efektivitas Penagihan Pasif = Jumlah PBB yang dibayar

Jumlah SPPT yang diterbitkan x 100%

Page 43: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

29

Menurut Siagian dalam Jurnal Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap

Penerimaan Pajak (Wijayanto, 2015:8) untuk mengukur tingkat efektivitas dari suatu

sistem kerja dapat juga dengan menggunakan indikator sebagai berikut.

Tabel 3.5.1

Indikator Pengukuran Efektivitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

> 100

90-100

80-89

70-79

< 69

Sangat Efektif

Efektif

Cukup Efektif

Kurang Efektif

Tidak Efektif

Sumber: Siagian (dalam Jurnal Wijayanto, 2015)

Dalam penyusunan skripsi, ingin diulas lebih jauh tentang penerbitan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang bentuk penagihan pajak pasif yang memberi dampak

besar dalam penerimaan PBB, dan pembahasan mengenai hambatan serta cara

mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan

Bangunan di Kota Makassar.

Page 44: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

45

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Laju pertumbuhan potensi PBB saat dikelolah pemerintah pusat

mengalami peningkatan penerbitan SPPT yang sangat kecil pada tahun

2010-2011 meningkat sebesar 2,43% (dalam lembar) dan 6,9% (dalam

rupiah), pada tahun 2011-2012 meningkat sebesar 2,50% (dalam lembar)

dan 15,8% (dalam rupiah). Sedangkan pada saat dikelolah pemerintah

daerah Kota Makassar yaitu mulai tahun 2013 terjadi peningkatan

penerbitan SPPT yang lebih besar dari pengelolah sebelumnya yaitu

sebesar 3,86% (dalam lembar) dan 9,18% (dalam rupiah). Meningkatnya

WP yang melaporkan SPOP kepada pemerintah setempat

mengakibatkan angka penerbitan lebih tinggi dibandingkan angka

penghapusan sehingga terjadi kenaikan penerbitan SPPT, namun angka

penerbitan pada tahun 2014 tidak cukup besar dari tahun sebelumnya,

yaitu hanya 1,31% (dalam lembar) dan 10,48% (dalam rupiah). Tahun

2015 terjadi penurunan yang signifikan terhadap penerbitan SPPT

disebabkan pembaharuan data yang terus dilakukan setiap tahun oleh

Dispenda, data penghapusan lebih banyak daripada penambahan SPPT,

yaitu menurun 0,43% (dalam lembar) tetapi mengalami peningkatan pada

jumlah pokok SPPT yang cukup besar dari tahun-tahun sebelumnya,

yaitu 29,46% (dalam rupiah).

Page 45: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

46

2. Efektivitas penagihan PBB pada saat dikelolah KPP selaku pemerintah

pusat menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan pada saat

menjadi pajak daerah. Hal ini dapat dilihat dari segi efektivitas penagihan

yang diukur menggunakan indikator efektivitas tiga tahun sebelum

peralihan menunjukkan kriteria cukup efektif dengan persentase; 83,97

pada tahun 2010, 82,83 pada tahun 2011, 84,11 pada tahun 2012.

Sedangkan setelah peralihan, pada tahun 2013 sebesar 80,48%

tergolong kriteria cukup efektif, tahun 2014 sebesar 80,22% tergolong

kriteria cukup efektif, dan tahun 2015 sebesar 75,32% tergolong kriteria

kurang efektif. Penurunan persentase penagihan ini akibat meningkatnya

angka potensi yang sangat besar tahun 2015 yaitu 29,45% dari tahun

2014, peningkatan ini disebabkan naiknya nilai NJOP atas kebijakan

pemerintah. Meskipun tahun 2015 tergolong kurang efektif dari segi

penagihan, namun jika dilihat dari angka realisasi, tahun 2015 merupakan

realisasi terbesar selama tiga tahun Dispenda mengelolah PBB yaitu

Rp.130.891.893.726 atau meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya.

3. Pelaksanaan penagihan PBB di Kota Makassar tidak terlepas dari

hambatan-hambatan, seperti data yang diterima dari KPP kurang

lengkap, dan kurangnya sosialisasi yang berkelanjutan kepada WP, serta

kurangnya kepercayaan masyarakat kepada petugas penagih.

Berdasarkan hambatan tersebut, dilakukan upaya- upaya agar potensi

PBB di Kota Makassar dapat dioptimalkan secara keseluruhan, seperti

peninjauan ulang terhadap data objek pajak, dan sosialisasi

berkelanjutan, serta melakukan pelatihan terhadap SDM yang bertugas

melakukan penagihan agar masyarakat menaruh kepercayaan penuh

terhadap petugas penagih.

Page 46: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

47

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan dan hasil analisis, maka dapat diberikan saran

sebagai berikut.

1. Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai angka SPPT yang

terbayarkan dan tidak, serta realisasi atas SPPT tersebut, agar

terlihat jelas laju pertumbuhan penagihan tiap tahunnya.

2. Dispenda Kota Makassar

a. Dispenda lebih banyak melakukan observasi lapangan secara

teratur, sehingga pemantauan terhadap kordinator kecamatan dan

kelurahan yang telah ditunjuk untuk melakukan penagihan dapat

menjalankan tugas dengan efektif dan data PBB sesuai kondisi

lapangan.

b. Dispenda harus melakukan sosialisasi dalam kurun waktu yang

panjang sebelum menaikkan NJOP sehingga masyarakat siap

dengan pokok PBB meningkat dan realisasi dapat sebanding

dengan potensi ataupun mendekati agar angka efektivitas

penagihan tergolong sangat efektif atau cukup efektif tiap

tahunnya.

c. Melakukan sosialisasi waktu pelaksanaan penyaluran SPPT,

pembayaran keliling atau jemput bola dan jatuh tempo

pembayaran, serta pentingnya membayar pajak.

d. Harus adanya tindakan tegas untuk WP yang tidak mau

membayar seperti penghapusan SPPT terhadap objek pajak yang

tidak pernah dibayar, sehingga angka potensi menurun.

Page 47: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

48

3. Wajib Pajak

a. Jangan mengambil tindakan sendiri yang merugikan Wajib Pajak,

seperti tidak mau membayar PBB karena tanah atau bangunan

kurang produktif.

b. Jika Wajib Pajak pindah domisili silahkan memberi tahu

secepatnya kepada RT setempat atau pun pihak lainnya.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih terinci,

yaitu adanya keterbatasan mengakses data, seperti: data piutang dan

pendapatan atas sanksi PBB setiap tahun, penelitian hanya menggunakan data

potensi SPPT tiap tahun dan membandingkan realisasi SPPT tiap tahun,

sehingga hasil ini belum dapat mengeneralisasikan penagihan PBB.

Page 48: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

49

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Rima. 2013. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Gresik. Jurnal Akuntansi UNESA, (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-akuntansi/article/view/752/1250 diakses pada 18 Maret 2016).

Aini, Vika Nurul. 2010. Sistem Penerbitan, Pendistribusian, Pembayaran, dan Penagihan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Bumi dan Bangunan Di Kotamadya Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Arditia, Reza. 2012. Analisis Kontribusi dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Jurnal. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Biringkanae, Stella Meiliza. 2012. Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya Penagihan Aktif Dan Kontribusinya Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Makassar Utara. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Darnita, Citra Devi dan Mangoting, Yenni. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemungtan PBB P2 Kota Palangkaraya. Jurnal Tax and Accounting Review, (Online), Vol 4, No. 2, (http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/akuntansi-pajak/article/download/3935/3594 diakses pada 22 Februari 2016).

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2014. Pedoman Umum Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Direktorat Jendral Pajak. 2012. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai Pajak Daerah. (Online) ,http://www.pajak.go.id/content/pengalihan-pbb-perdesaan-dan-perkotaan diakses 7 September 2016)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar.

Hermansyah, Andi Abdillah. 2015. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Dispenda Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Ilyas, Wirawan B. 2010. Hukum Pajak Material 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP – 14/ PJ.6/1990 tentang Petunjuk Penerbitan Surat Tagihan Pajak dan Pelaksanaan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Direktur Jenderal Pajak.

Page 49: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

50

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

---------- .Tanpa Tahun. Landasan Teori. Jurnal, (Online), (http://e-journal.uajy.ac.id/1698/3/2EA14860.pdf, diakses 26 Januari 2016).

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 tentang Peraturan Daerah Kota Makassar. Makassar: Pemerintah Daerah Kota Makassar.

Saputro, Rudi., Sudjana, Nengah dan Azizah, Devi Farah. 2014. Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) Terhadap Peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jurnal Perpajakan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Shabah, Afifah. 2013. Analisa Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakaarta Periode 2010 s/d 2012. Jurnal Perpajakan. Jakarta:Universitas Bina Nusantara.

Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sularso, Sri. 2003. Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi. Yogyakarta: BPFE.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Jakarta: Kementrian Agraria.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 tentang Penjelasan Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Departemen Keuangan Keuangan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tetang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Wijito, Listiyarko. 2015. Ketentuan Formal Pemungutan PBB P2 Sebagaimana Diatur Dalam UU Nomor. 28 Tahun 2009 Tentang PDRD. Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan, (Online), (http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikel-pajak/20483-ketentuan-formal-pemungutan-pbb-p2-sebagaimana-diatur-dalam-uu-nomor-28-tahun-2009-tentang-pdrd, diakses 26 Januari 2016).

Wijayanto, Andy. 2015. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta). Jurnal. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 50: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

51

Yanova, Ela. 2015. Analisis Perbandingan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sebelum dan Sesudah Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah (Studi Kasus di Dispenda Kota Bekasi). Jurnal Perpajakan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Wahyudi, H. Eddhi. Tanpa tahun. Pajak Bumi dan Bangunan, (Online), https://eddiwahyudi.com/perspektif-pajak-sebagai-sarana-pendukung-pembangunan/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/ diakses 7 September 2016).

Page 51: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

52

Lampiran I

BIODATA

IDENTITAS DIRI

Nama : Regina Tanggo

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 17 Juni 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl. Perintis Kemerdekaan III, BTN Hamzy Blok A/13,

Makassar

Telepon/ Hp : 081242621598

Alamat E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

1998 – 2000 : TK Frater Bakti Luhur, Makassar

2000 – 2006 : SD Frater Bakti Luhur, Makassar

2006 – 2009 : SMP Katolik Rajawali, Makassar

2009 – 2012 : SMA Katolik Rajawali, Makassar

2012 – 2016 : Universitas Hasanuddin

Pendidikan Non Formal

a. Pelatihan Basic Study Skills (BSS), Universitas Hasanuddin

b. Pelatihan Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (P4-PKM),

Universitas Hasanuddin

c. Pelatihan Dasar Kewirausahaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW),

Universitas Hasanuddin

d. Pembinaan Organisasi Perempuan Program Pemberdayaan Perempuan,

Pemerintah Kota Makassar

Page 52: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

53

Pengalaman Organisasi

a. Anggota Divisi Publikasi natal 2012 Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene

(PMKO) Universitas Hasanuddin

b. Anggota Divisi Dana Panitia Masa Perkenalan (MaPer) 2013 Persekutuan

Mahasiswa Kristen Oikumene (PMKO) Universitas Hasanuddin

c. Kordinator Divisi Dana Panitia natal 2013 Persekutuan Mahasiswa Kristen

Oikumene (PMKO) Universitas Hasanuddin

d. Bendahara Panitia Masa Perkenalan (MaPer) 2014 Persekutuan Mahasiswa

Kristen Oikumene (PMKO) Universitas Hasanuddin

e. LO (Liason Officer) dalam Paskah Accoustik Music 2015 Persekutuan Mahasiswa

Kristen Oikumene (PMKO) Universitas Hasanuddin

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, 26 Agustus 2016

Regina Tanggo

Page 53: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

54

Lampiran II

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana jika Wajib Pajak (WP) membayar tunggakan, apakah pokok dan

denda dimasukkan full ke dalam data realisasi?

2. Mengapa terjadi penurunan kinerja dalam hal penagihan di tahun 2015?

3. Apakah terdapat evaluasi target yang dilakukan setiap pertengahan taun

guna pencapaian target diakhir tahun?

4. Adakah tim khusus dalam penyampaian SPPT PBB? Jika ada, apakah

terdapat data mengenai jumlah SPPT PBB yang diterima oleh tim, jumlah

SPPT PBB yang tersampaikan, dan SPPT yang belum tersampaikan?

5. Apakah data potensi (nilai SPPT) merupakan data secara keseluruhan telah

dipastikan tersampaikan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan?

6. Apakah terdapat tahap-tahap pelaksanaan SPPT PBB, seperti dimulai

dengan menyebarluaskan informasi akan dilaksanakannya penyaluran SPPT

PBB kepada masyarakat selama dua minggu sebeum waktu penyaluran

SPPT, baik melalui spanduk ataupun informasi secara langsung (informasi

berisi waktu pengambilan ataupun penyaluran)?

7. Apakah terkadang ditemukan kendala belum tersampaikannya SPPT PBB,

seperti:

a. Alamat WP tidak ditemukan atau tidak diketahui?

b. Adanya SPPT ganda atau double?

c. WP atau yang dikuasakan tidak berada ditempat?

Page 54: SKRIPSI · 2017-02-26 · Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ... adik Jco dan adik Teddy bee, atas hiburannya tiap hari. 9. PMKO FE-UH: tempat ... khususnya sektor

55

8. Apakah terdapat hambatan dalam pencapaian penerimaan atau penagihan

PBB , seperti:

a. Masih kurangnya koordinasi dan sinkronisasi antara unsur yang terkait

(Dispenda, kecamatan dan kelurahan) dengan pemungutan/ penagihan

PBB, seperti sosialisasi WP (masyarakat) terutama yang menunggak?

b. Terdapat SPPT PBB beralamat tidak sesuai di lapangan?

c. Terdapatnya SPPT PBB yang terbit double, seperti SPPT terbit atas

nama induk dan pecahan, walaupun telah diusulkan tanah tersebut

dipecah menjadi beberapa bagian?

d. Kurang optimalnya pelaksanaan proses penagihan kepada WP yang

menunggak karena menganggap kawasan yang dimilikinya kurang

dimanfaatkan (tanah kosong)?