skripsi pengaruh beberapa faktor good corporate governance terhadap pemberian opini akuntan publik...
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
1/174
i
PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP PEMBERIAN OPINI AKUNTAN
PUBLIK GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2009-2012)
SKRIPSI
Oleh:
DANA PUSPITA SARI
1032500546
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2013
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
2/174
ii
PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP PEMBERIAN OPINI AKUNTAN
PUBLIK GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2009-2012)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
DANA PUSPITA SARI
1032500546
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2013
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
3/174
iii
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
4/174
iv
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
5/174
v
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
6/174
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Beberapa Faktor Good
Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going
Concern” (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2009-2012) sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penulis
merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, walaupun masih terdapat
banyak kekurangan. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Allah SWT yang hingga kini masih terus memberikan nikmat yang tidak terhingga
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
2. Orang tua dan seluruh keluarga besar penulis atas doa, semangat, dan dukungan,
baik secara moril maupun materil kepada penulis.
3. Bapak Dicky Arisudhana, SE, MM selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur sekaligus Dosen Pembimbing, atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Ibu Ir. Ratnaningsih Asmara Wulan, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur atas ilmu pengetahuan,
bantuan, serta semangat selama penulis menjalankan kuliah hingga menyelesaikan
skripsi, sehingga penulis memiliki wawasan teori yang cukup untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. Rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, atas doa,
bantuan, dan dukungannya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh staff dan karyawan/ti Universitas Budi Luhur atas doa, bantuan, dan
dukungannya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis atas doa,
bantuan, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kesalahan, baik dari segi isi maupun cara penulisan, dan penulis mengharapkan
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
7/174
vii
kritik serta saran yang sifatnya membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan,
dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 20 November 2013
Penulis,
Dana Puspita Sari
1032500546
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
8/174
viii
ABSTRAKSI
1032500546
DANA PUSPITA SARI
PENGARUH BEBERAPA FAKTOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
PEMBERIAN OPINI AKUNTAN PUBLIK GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2009-2012)
(xv halaman, 115 halaman, 2013, 14 gambar, 23 tabel, 7 lampiran)
Corporate governance merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan sebagaisuatu perangkat yang dapat memecahkan masalah dalam pengelolaan danpertanggungjawaban perusahaan modern. Semakin baik penerapan mekanismecorporate governance akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akanmengurangi kecenderungan penerimaan opini going concern oleh akuntan publik. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, proporsikomisaris independen, dan ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan publikgoing concern pada perusahaan go public .
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012 dengan jumlah anggotapopulasi sebanyak 450 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling , sehingga diperoleh 10 perusahaan sampel untuk 4 tahunpengamatan (2009-2012) dengan 40 unit analisis. Pengujian atas hipotesis penelitian inidilakukan dengan uji statistik deskriptif dan regresi logistik.
Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit memiliki hubungan negatifterhadap pemberian opini akuntan publik going concern dengan tingkat signifikansi diatas5%. Namun, secara simultan kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, danukuran komite audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pemberianopini akuntan publik going concern.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara
kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit akanmenciptakan mekanisme good corporate governance yang baik sehingga perusahaandapat menjaga kelangsungan hidupnya dan terhindar dari pemberian opini going concern oleh akuntan publik.
Kata Kunci : going concern , kepemilikan manajerial, komisaris independen,komite audit, mekanisme good corporate governance .
Buku Acuan : (2003-2013)Dosen Pembimbing : Dicky Arisudhana, SE, MM
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
9/174
ix
ABSTRACT
1032500546
DANA PUSPITA SARI
INFLUENCE SOME FACTORS OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TOWARD
THE PROVISION OF PUBLIC ACCOUNTANT GOING CONCERN OPINION
(Empirical Study On Listed Company in Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2009-
2012)
(xv pages, 115 pages, 2013, 14 pictures, 23 tables, 7 enclosures)
Corporate governance is an issue that is being currently discussed as a device thatcan solve the problem in modern enterprise management and accountability. The betterapplication of corporate governance mechanisms will increase the company'sperformance, which in turn will reduce the tendency of receiving a going concern opinionby a public accountant. The purpose of this study was to determine the effect ofmanagerial ownership, the proportion of independent commissioner, and the size of theaudit committee on the provision of public accountants going concern opinion on the gopublic company.
The population used in this study are all companies listed on the Indonesia StockExchange (IDX) 2009-2012 with total population are 450 companies. The samplingtechnique used was purposive sampling, in order to obtain 10 sample firms for 4 yearsobservation (2009-2012) with 40 units of analysis. Testing the hypothesis used in thisstudy was the descriptive statistics and logistic regression.
Partial results of this study indicate that managerial ownership, the proportion ofindependent commissioner, and audit committee size is negatively related to theprovision of a going concern opinion public accountant with over 5% significance level.However, simultaneously managerial ownership, the proportion of independentcommissioner, and the size of the audit committee are simultaneously significantinfluential the provision of public accountants going concern opinion.
Based on these results it can be concluded that the cooperation betweenmanagerial ownership, the proportion of independent commissioner, and audit committeesize will create good corporate governance mechanism. So that the company canmaintain its survival and avoid the provision of going concern opinion from publicaccountant.
Keywords : going concern, managerial ownership, independen commissioner,audit committee, good corporate governance mechanism.
Reference Books : (2003-2013)Consellor Lecturer : Dicky Arisudhana, SE, MM
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
10/174
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Perolehan Gelar ...................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv
Lembar Pernyataan Orisinalitas dan Persetujuan Publikasi ....................................... v
Kata Pengantar ..................................................................................................... vi
Abstraksi .............................................................................................................. viii
Abstract ................................................................................................................ ix
Daftar Isi .............................................................................................................. x
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................ 7
1.4 Perumusan Masalah .......................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11
2.1 Landasan Teori ................................................................................. 11
2.1.1 Opini Akuntan Publik ................................................................ 11
2.1.2 Going Concern ......................................................................... 13
2.1.3 Opini Akuntan Publik Going Concern ......................................... 13
2.1.4 Auditing .................................................................................. 16
2.1.4.1 Definisi Auditing ........................................................... 16
2.1.4.2 Jenis-jenis Audit .......................................................... 17
2.1.4.3 Jenis-jenis Auditor ....................................................... 17
2.1.4.4 Tanggung Jawab Auditor .............................................. 18
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
11/174
xi
2.1.5 Teori Terkait Good Corporate Governance ................................. 19
2.1.6 Good Corporate Governance .................................................... 21
2.1.7 Kepemilikan Manajerial ............................................................ 24
2.1.8 Komisaris Independen ............................................................. 25
2.1.9 Komite Audit ........................................................................... 28
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya .............................................................. 31
2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 37
2.4 Hipotesa Penelitian ........................................................................... 39
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 40
3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 40
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
3.1.2 Gambaran Tentang Populasi ..................................................... 40
3.1.3 Teknik Sampling ...................................................................... 41
3.1.4 Alat Analisis Data ..................................................................... 41
3.1.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 41
3.1.4.2 Analisis Regresi Logistik ............................................... 42
3.2 Model Penelitian ............................................................................... 44
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 45
3.4 Objek Penelitian ............................................................................... 47
3.4.1 PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk ....................................... 47
3.4.2 PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk ........................................ 49
3.4.3 PT Bukit Dharmo Property Tbk .............................................. 52
3.4.4 PT Bakrie & Brothers Tbk ...................................................... 54
3.4.5 PT Pelat Timah Nusantara Tbk .............................................. 57
3.4.6 PT Onix Capital Tbk .............................................................. 59
3.4.7 PT Perdana Karya Perkasa Tbk .............................................. 613.4.8 PT Pusako Tarinka Tbk ......................................................... 64
3.4.9 PT Sat Nusapersada Tbk ....................................................... 67
3.4.10 PT Unitex Tbk ...................................................................... 70
3.5 Operasionalisasi Variabel ................................................................... 73
3.5.1 Variabel Dependen .................................................................. 73
3.5.2 Variabel Independen ................................................................ 73
3.5.2.1 Kepemilikan Manajerial ................................................. 74
3.5.2.2 Proporsi Komisaris Independen ..................................... 74
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
12/174
xii
3.5.2.3 Ukuran Komite Audit .................................................... 75
BAB IV : HASIL PENELITIAN ......................................................................... 77
4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 77
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian ..................................................... 77
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Frekuensi ......................................... 78
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif Sampel Going Concern ..................... 79
4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif Sampel Non-Going Concern .............. 80
4.1.5 Analisis Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ................................ 81
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ................................................ 82
4.2.1 Menguji Kelayakan Model Regresi ............................................. 82
4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ........................... 82
4.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ............................ 84
4.2.4 Uji Multikolinearitas ................................................................. 84
4.2.5 Matriks Klasifikasi .................................................................... 85
4.2.6 Pengujian Hipotesis Regresi Logistik Secara Parsial .................... 85
4.2.7 Pengujian Hipotesis Regresi Logistik Secara Simultan ................. 89
4.3 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 90
4.3.1 Interpretasi Hasil Penelitian Secara Parsial ................................ 90
4.3.2 Interpretasi Hasil Penelitian Secara Simultan ............................. 93
4.4 Konsistensi Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ................. 94
BAB V : PENUTUP .......................................................................................... 98
5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................................... 98
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 98
5.3 Saran ............................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 100
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY) .............................................................................. 103
LAMPIRAN ........................................................................................................... 105
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. 115
KARTU BIMBINGAN (ASLI) ................................................................................... 116
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
13/174
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengertian Auditing .............................................................................. 16
Tabel 2.2 Pengertian Good Corporate Governance ................................................ 22
Tabel 2.3 Pengertian Kepemilikan Manajerial ........................................................ 24
Tabel 2.4 Pengertian Komisaris Independen ......................................................... 26
Tabel 2.5 Pengertian Komite Audit ....................................................................... 29
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 34
Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................... 45
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 46
Tabel 3.3 Operasional Variabel ............................................................................. 76
Tabel 4.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ............................................... 77
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Frekuensi Opini Akuntan Publik Going Concern ........... 78
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Sampel Going Concern .............................................. 79
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sampel Non-Going Concern ....................................... 80
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ........................................................ 81
Tabel 4.6 Uji Kelayakan Model Regresi ................................................................. 82
Tabel 4.7 Uji Keseluruhan Model (Block Number= 0) ............................................. 83
Tabel 4.8 Uji Keseluruhan Model (Block Number= 1) ............................................. 83
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) .................................... 84
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 84
Tabel 4.11 Uji Kekuatan Prediksi (Matriks Klasifikasi) ............................................... 85
Tabel 4.12 Pengujian Regresi Logistik (secara parsial) ............................................. 86
Tabel 4.13 Pengujian Regresi Logistik (secara simultan) .......................................... 89
Tabel 4.14 Konsistensi Hasil Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ..................... 94
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
14/174
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Panduan Bagi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern ... 15
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 38
Gambar 3.1 Model Penelitian ............................................................................... 45
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk ...................... 48
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk ....................... 51
Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT Bukit Dharmo Property Tbk ............................. 53
Gambar 3.5 Struktur Organisasi PT Bakrie & Brothers Tbk .................................... 55
Gambar 3.6 Struktur Organisasi PT Pelat Timah Nusantara Tbk ............................. 58
Gambar 3.7 Struktur Organisasi PT Onix Capital Tbk ............................................ 60
Gambar 3.8 Struktur Organisasi PT Perdana Karya Perkasa Tbk ............................ 63
Gambar 3.9 Struktur Organisasi PT Pusako Tarinka Tbk ........................................ 66
Gambar 3.10 Struktur Organisasi PT Sat Nusapersada Tbk ..................................... 69
Gambar 3.11 Struktur Organisasi PT Unitex Tbk ..................................................... 72
Gambar 4.1 Hasil Model Penelitian ....................................................................... 87
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
15/174
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ikhtisar Sektor & Subsektor Perusahaan Sampel ............................... 105
Lampiran 2 Ikhtisar Kepemilikan Manajerial, Proporsi Komisaris Independen,
Ukuran Komite Audit, dan Opini Akuntan Publik Going Concern
Perusahaan Sampel Periode 2009-2012 ............................................ 106
Lampiran 3 Hasil Output SPSS ........................................................................... 107
Lampiran 4 Laporan Keuangan Tahun 2009 ....................................................... 111
Lampiran 5 Laporan Keuangan Tahun 2010 ....................................................... 112
Lampiran 6 Laporan Keuangan Tahun 2011 ....................................................... 113
Lampiran 7 Laporan Keuangan Tahun 2012 ....................................................... 114
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
16/174
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2011:SA 341), opini mengenai
going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor apabila suatu entitas
disangsikan kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam
Pernyataan Standar Auditing No.29 paragraf 11 huruf c (IAPI, 2011: SA 508) dinyatakan
bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor menambahkan bahasa
penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi unqualified opinion , yang
dinyatakan oleh auditor. Keadaan tertentu tersebut termasuk juga jika terdapat kondisi
dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian
mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .
Hal ini disebabkan oleh pertimbangan akuntan publik terhadap kondisi dan peristiwa
tertentu yang menyebabkan kesangsian akuntan publik mengenai kelangsungan hidup
entitas. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah trend negatif seperti kerugian operasi
yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif. Keadaan tertentu
seperti petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan seperti, kegagalan dalam
memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran
dividen, restrukturisasi utang, atau penjualan sebagian besar aset. Masalah intern dan
masalah luar yang terjadi juga tak luput dari pertimbangan akuntan publik.
Menurut Altman dan McGough (1974) dalam Praptitorini dan Januarti (2007:7)
masalah going concern terbagi dua. Pertama, masalah keuangan yang meliputi
kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, dan kesulitan
memperoleh dana. Kedua, masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus
menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam dan
pengendalian yang lemah atas operasi.
Masalah going concern ini dapat dicegah dan diatasi dengan adanya suatu aturan
untuk mengelola dan mengawasi perusahaan yaitu tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance) . Ini dikarenakan salah satu manfaat good corporate
governance menurut The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) melalui
Corporate Governance Perception Index (CGPI) (2012:4) adalah menjaga kelangsungan
hidup (sustainability) perusahaan.
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
17/174
2
Corporate governance merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan sebagai
suatu perangkat yang dapat memecahkan masalah dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban perusahaan modern, terutama sejak keruntuhan perusahaan-
perusahaan besar Amerika Serikat seperti Enron Corporation dan Worldcom. Cadbury
Report (UK) dan Treadway Report (US) dalam Daniri (2005:4) menyatakan bahwa
keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut dikarenakan oleh kegagalan strategi
maupun praktik curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi
dalam waktu yang cukup lama karena lemahnya pengawasan yang independen oleh
corporate boards . Di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap masalah ini diwujudkan
dengan didirikannya Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada akhir tahun
2004.
Menurut KNKG (2006:3) good corporate governance adalah salah satu pilar dari
sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan, baik terhadap
perusahaan yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha di suatu negara.
Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Setiawan
(2011:62) mendefinisikan good corporate governance dengan mempergunakan definisi
Cadbury Committee , yaitu: “merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan”.
Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan
akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan dan kelangsungan usaha
perusahaan tersebut. Semakin baik penerapan mekanisme corporate governance maka
perusahaan akan berada dalam kondisi monitoring yang baik, sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja perusahaan yang semakin membaik
maka secara tidak langsung kelangsungan hidup perusahaan juga lebih terjamin. Hal inipada akhirnya akan mengurangi kecenderungan penerimaan opini going concern oleh
akuntan publik.
Menurut Daniri (2005:15) aspek yang paling strategis dalam mendukung
penerapan good corporate governance secara efektif adalah kualitas, skill , kredibilitas,
dan integritas berbagai pihak yang menggerakkan perusahaan. jika berbagai prinsip dan
aspek dilanggar suatu perusahaan, maka sudah dapat dipastikan perusahaan tersebut
tidak akan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis global dewasa ini, meski
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
18/174
3
perusahaan memiliki lingkungan kondusif bagi pertumbuhan bisnisnya, seperti yang
dialami oleh raksasa bisnis Enron Inc.
Dalam kasus Enron ini, sistem kontrol berlapis-lapis ternyata tak bisa mencegah
sekelompok pimpinan yang memuaskan ketamakannya untuk kepentingan sendiri.
Eksekutif Enron Inc. yang seharusnya berkewajiban moral memberikan data keuangan
yang jujur sebagaimana keharusan perusahaan publik, ternyata tidak melakukan tugas
itu. Begitu pula, auditor independen yang semestinya tidak hanya memastikan bahwa
laporan keuangan sebuah perusahaan sesuai aturan dan standar akuntansi, tetapi juga
memberi investor maupun kreditor gambaran yang wajar maupun akurat tentang apa
yang sebenarnya terjadi, ternyata gagal menjalankan perannya.
Menurut penelitian Venuti (2007) dalam Januarti (2009:2), masalah yang sering
muncul dalam diri auditor adalah sangat sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup
sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor mengalami dilema antara moral dan etika
dalam memberikan opini audit going concern . Penyebabnya adalah adanya hipotesis self-
fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going
concern , maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor
yang membatalkan investasinya atau kreditor yang segera menarik dananya dari
perusahaan.
Menurut penelitian Linoputri (2010:28), kepemilikan manajerial sebagai salah satu
mekanisme corporate governance merupakan sarana monitoring yang efektif yang dapat
membawa pada kualitas pelaporan yang lebih tinggi, sehingga opini audit yang diterima
atas laporan keuangan perusahaan cenderung merupakan opini yang bersih (clean
opinion) . Januarti (2009:12) mengungkapkan bahwa kepemilikan perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko terjadinya kesulitan
keuangan. Fitrianasari dan Januarti (2008:2) menyatakan bahwa kesulitan keuangan
akan menyebabkan perusahaan mengalami arus kas yang negatif, rasio keuangan yang
buruk, dan gagal bayar pada perjanjian hutang. Pada akhirnya, kesulitan keuangan iniakan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern perusahaan diragukan.
Berdasarkan Forum for Corporate Governance In Indonesia (FCGI) dalam Chandra
(2013:5), dewan komisaris merupakan inti corporate governance yang ditugaskan untuk
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Melalui peranan dewan dalam
melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan yang dijalankan oleh
pihak manajemen, komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
19/174
4
terhadap tercapainya proses penyusunan laporan keuangan berkualitas dan kemungkinan
terhindar dari kecurangan laporan keuangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2013:68) mengungkapkan bahwa proporsi
dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. hal ini
mengindikasikan bahwa penentuan proporsi dewan komisaris independen yang tepat
dapat mengoptimalkan pengawasan terhadap dewan komisaris untuk menekan
manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. kondisi kinerja perusahaan yang
baik akan mengurangi keraguan akuntan publik atas kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Chandra (2013:7) Pada umumnya dewan komisaris membentuk komite-
komite dibawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan perundangan
yang berlaku. Komite tersebut ditujukan untuk membantu dewan komisaris dalam
melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Berkaitan dengan peran
komite audit sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan
pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian perusahaan, FCGI membagi
tanggung jawab komite audit pada tiga bidang, yaitu: laporan keuangan, tata kelola
perusahaan, dan pengawasan perusahaan. Komite audit berfungsi untuk meningkatkan
fungsi audit internal dan eksternal serta meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Dengan adanya komite audit maka akan ada pengawasan yang lebih kuat agar laporan
keuangan yang dihasilkan berkualitas. Sehingga perusahaan akan menerima opini yang
wajar dan non-going concern dari akuntan publik.
Di Indonesia, pedoman pembentukkan komite audit yang efektif (KNKG, 2002)
dalam Januarti dan Pembayun (2012:4) menjelaskan bahwa anggota komite audit yang
dimiliki oleh perusahaan sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh komisaris
independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen terhadap
perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.
Jumlah komite audit yang harus lebih dari satu orang dimaksudkan agar komite audit
dapat mengadakan pertemuan dan bertukar pendapat satu sama lain. Hal ini dikarenakanmasing-masing anggota komite audit memiliki pengalaman tata kelola perusahaan dan
pengetahuan keuangan yang berbeda-beda.
Menurut Januarti dan Pembayun (2012:4), sesuai dengan teori keagenan, kualitas
pengawasan yang baik dapat menurunkan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh
manajer sebagai agen. Dalam rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam
pengendalian dan pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus
memiliki anggota yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab. Jumlah anggota
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
20/174
5
Komite Audit harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap
memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian opini akuntan publlik going concern didasarkan pada opini audit tahun
sebelumnya, debt default , auditor client tenure (Januarti, 2009); kualitas audit,
manajemen laba (Hartas, 2011); kepemilikan terpusat, kepemilikan keluarga (Linoputri,
2010); serta financial distress (Setiawan, 2011). Namun setelah dilakukan pengujian,
hanya beberapa faktor saja yang berpengaruh terhadap pemberian opini akuntan publik
going concern.
Mutchler (1984), Carcello dan Neal (2000), Alexander (2004, Eko, Indira, Faisal
(2007), Mirna dan Indira (2007), Lennox (2002) dalam Januarti (2009:3) menyatakan
bahwa ada hubungan signifikan dan positif antara opini audit going concern tahun
sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor
memberikan opini audit going concern , maka pada tahun berjalan semakin besar
kemungkinan auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern .
Penelitian Januarti (2009:16) membuktikan bahwa perusahaan yang mengalami
default juga akan menerima opini audit going concern . Dapat dikatakan bahwa status
hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk
mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah
sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi
hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan.
Faktor lain yang juga memiliki pengaruh terhadap pemberian opini akuntan publik
going concern adalah auditor client tenure. Semakin lama auditor melakukan perikatan
dengan klien akan semakin sulit untuk memberikan opini audit going concern karena
menjadi tidak independen. Menurut Januarti (2009:18), semakin lama KAP melakukan
perikatan audit dengan auditee yang sama, maka akan semakin besar fee yang
diharapkan akan diterima pada masa mendatang. Kecemasan akan kehilangan sejumlahfee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini
audit going concern .
Penelitian ini mengacu pada penelitian Chandra (2013), yang menganalisis tentang
pengaruh kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit terhadap opini
mengenai going concern . Penelitian Chandra menggunakan sampel sebanyak 132
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Hasil
penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial dan komisaris
independen memiliki hubungan negatif terhadap pemberian opini audit mengenai going
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
21/174
6
concern , sedangkan komite audit memiliki hubungan positif terhadap pemberian opini
audit mengenai going concern .
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Chandra (2013) adalah penentuan
kriteria pengambilan sampel hanya pada perusahaan yang mengalami laba bersih setelah
pajak negatif dua tahun berturut-turut, dan periode pengamatan dari tahun 2009-2012.
Penelitian ini menekankan pada hasil akhir dari proses audit, yaitu opini audit yang
diberikan dengan pusat perhatian pada pemberian opini modifikasi going concern .
Beberapa faktor good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti mengenai “Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance
Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going Concern ” (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2012)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas di peroleh identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kepemilikan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga
mengurangi risiko terjadinya kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan akan
menyebabkan perusahaan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern
perusahaan diragukan. Berdasarkan pernyataan tersebut kepemilikan manajerial
mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .
2. Penentuan proporsi dewan komisaris independen yang tepat dapat
mengoptimalkan pengawasan terhadap dewan komisaris untuk menekan
manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan. kondisi kinerja perusahaan
yang baik akan mengurangi keraguan akuntan publik atas kelangsungan usaha
perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut proporsi komisaris independen
mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern .3. Dengan adanya komite audit maka akan ada pengawasan yang lebih kuat agar
laporan keuangan yang dihasilkan berkualitas. Sehingga perusahaan akan
menerima opini yang wajar dan non-going concern dari akuntan publik. Dalam
rangka untuk membuat komite audit yang efektif dalam pengendalian dan
pemantauan atas kegiatan pengelolaan perusahaan, komite harus memiliki anggota
yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab. Berdasarkan pernyataan
tersebut ukuran komite audit mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going
concern .
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
22/174
7
4. Apabila pada tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern ,
maka pada tahun berjalan semakin besar kemungkinan auditor untuk memberikan
kembali opini audit going concern . Berdasarkan pernyataan tersebut opini akuntan
publik going concern periode sebelumnya mempengaruhi pemberian opini akuntan
publik going concern.
5. Hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor
untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang
perusahaan sudah sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak
dialokasikan untuk menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu
kelangsungan operasi perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut debt default
mempengaruhi pemberian opini akuntan publik going concern.
6. Semakin lama auditor melakukan perikatan dengan klien akan semakin sulit untuk
memberikan opini audit going concern karena menjadi tidak independen.
Berdasarkan pernyataan tersebut auditor client tenure mempengaruhi pemberian
opini akuntan publik going concern.
1.3
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak
menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan
kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks
permasalahan yang terdiri dari:
1. Penelitian ini membatasi variabel good corporate governance sebagai variabel
bebas (independen) berdasarkan beberapa faktor (kepemilikian manajerial,
proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit) terhadap pemberian opini
akuntan publik (going concern dan non going concern ) sebagai variabel terikat
(dependen).
2. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012.3. Penelitian ini membatasi kriteria pengambilan sampel hanya pada perusahaan yang
mengalami laba bersih setelah pajak negatif (rugi) dua tahun berturut-turut. Hal ini
dilakukan karena menurut penelitian Mutchler (1985) dalam Januarti (2009:2),
salah satu kriteria perusahaan yang akan menerima opini going concern adalah
apabila 2 s/d 3 tahun berturut-turut rugi.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
23/174
8
1. Bagaimana pengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap pemberian opini akuntan
publik going concern?
2. Bagaimana pengaruhnya proporsi komisaris independen terhadap pemberian opini
akuntan publik going concern?
3. Bagaimana pengaruhnya ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan
publik going concern?
4. Bagaimana pengaruhnya kepemilikan manajerial, proporsi komisaris independen,
dan ukuran komite audit secara bersama-sama terhadap pemberian opini akuntan
publik going concern?
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan apa yang akan diperoleh atau dicapai
dalam penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pemberian opini
akuntan publik going concern .
2. Untuk menganalisis pengaruh proporsi komisaris independen terhadap pemberian
opini akuntan publik going concern .
3. Untuk menganalisis pengaruh ukuran komite audit terhadap pemberian opini
akuntan publik going concern .
4. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, proporsi komisaris
independen, dan ukuran komite audit terhadap pemberian opini akuntan publik
going concern.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada
perkembangan teori di Indonesia, khususnya tentang permasalahan opini akuntan
publik going concern . Serta menambah pengetahuan dan pemahaman yang dapat
dijadikan sebagai referensi pengetahuan, bahan diskusi, dan bahan kajian lanjut
bagi pembaca tentang masalah yang berkaitan dengan opini akuntan publik
khususnya going concern .
2. Manfaat Praktis
a). Bagi Investor dan Calon Investor
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
24/174
9
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi investor dan calon
investor adalah dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi para investor
dalam membuat keputusan investasi. Khususnya dalam pemilihan perusahaan
setelah mengetahui perilaku manajemen dalam perusahaan tersebut.
b). Bagi Akuntan Publik
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan diskusi, dan
referensi bagi akuntan publik dalam melaksanakan proses auditnya terutama
dalam hal pemberian opini audit going concern .
c). Bagi Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wancana serta referensi bagi
manajemen perusahaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan
serta sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan.
d). Universitas
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi universitas adalah sebagai
referensi mahasiswa dan sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa
yang akan datang mengenai pemberian opini akuntan publik khususnya going
concern yang telah diteliti dalam penelitian ini.
e). Peneliti
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi peneliti adalah menambah
wawasan sebagai penerapan ilmu dan teori-teori yang telah diperoleh selama
studi dan membandingkan dengan kenyataan yang ada mengenai pemberian
opini akuntan publik khususnya going concern .
1.7
Sistematika Penulisan
Berikut adalah Sistematika Penulisan Skripsi yang sesuai dengan Buku Pedoman
Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur,
Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan gambaran singkat mengenai isi penelitian, yang berisi
tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
25/174
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, kerangka
pemikiran dan hipotesa penelitian yang berguna sebagai dasar pemikiran
dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang
digunakan dalam bab empat yang diambil dari berbagai macam literatur.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang variabel penelitian baik itu variabel independen maupun
variabel dependen, yang akan diambil dari definisi operasional tentang
semua variabel yang digunakan dalam penelitian, penentuan sampel,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang deskripsi objek penelitian dan analisis data serta
pembahasan mengenai permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terakhir dan penutup dari penulisan skripsi ini. Dalam
bab ini akan disampaikan pula saran bagi pihak-pihak yang terkait
mengenai permasalahan tersebut.
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
26/174
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1
Opini Akuntan Publik
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia SPAP (2011:PSA No.2). laporan auditor merupakan
sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan
mengharuskan, untuk tidak menyatakan pendapat.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam SPAP (2011:PSA No.29) dan
Mulyadi (2002) dalam Hartas (2011:32) terdapat lima tipe pendapat auditor berdasarkan
keadaan-keadaan yang melingkupinya, yaitu:
1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah
dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing , penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, dan tidak terdapat
kondisi atau keadaan tertentu yang membutuhkan bahasa penjelasan.
2.
Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku
(unqualified opinion with explanatory language)
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya. Keadaan
tersebut meliputi: (a) pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain, (b) untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan
karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang
dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAPI, (c) jika terdapat kondisi dan
peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian
mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
27/174
12
manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat
secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai, (d)
diantara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan
prinsip akuntansi atau metode penerapannya, (e) keadaan tertentu yang
berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif, (f) data
keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam, namun tidak disajikan
atau tidak di-review , (g) informasi tambahan yang diharuskan oleh IAPI-DSAK telah
dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan
oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang
berkaitan tantang informasi tersebut, dan (h) informasi lain dalam suatu dokumen
yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
3.
Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang
dikecualikan.
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan yang berada
dalam kondisi sebagai berikut: (a) tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau
adanya pembatasan terhadap lingkup audit, dan (b) auditor yakin bahwa laporan
keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia,
yang berdampak material, dan dia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar.
4.
Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut
pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara
wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf
terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya: (a) semua alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang menyebabkan
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
28/174
13
pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat
ditentukan secara beralasan, laporan auditor harus menyatakan hal itu.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu
pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan. Pernyataan diberikan apabila: (a) ada pembatasan lingkup audit yang
sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, dan (b) auditor tidak
independen terhadap klien.
2.1.2
Going Concern
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya going
concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya
dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. SPAP
(2011:PSA No.30) menyatakan bahwa:
kelangsungan hidup entitas (going concern) dipakai sebagai asumsi dalam pelaporankeuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan adanya hal yangberlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsikelangsungan hidup (going concern) entitas adalah berhubungan denganketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpamelakukan penjualan sebagian besar aset kepada pihak luar melalui bisnis biasa,restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupayang lain.
2.1.3 Opini Akuntan Publik Going Concern
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2011:SA 341), opini mengenaigoing concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor apabila suatu entitas
disangsikan kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam
Pernyataan Standar Auditing No.29 paragraf 11 huruf c (IAPI, 2011: SA 508) dinyatakan
bahwa keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor menambahkan bahasa
penjelas dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi unqualified opinion , yang
dinyatakan oleh auditor. Keadaan tertentu tersebut termasuk juga jika terdapat kondisi
dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian
mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
29/174
14
Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tertentu yang menunjukkan
adanya kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Trend negatif
Sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja,
arus kas negatif dari kegiatan usaha ratio keuangan penting yang buruk.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan
Sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian
serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap
pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan
untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar
aset.
3. Masalah intern
Sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain,
ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang
tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4.
Masalah luar yang terjadi
Sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau
masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk
beroperasi; kehilangan franchise , lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan
atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir,
kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan
pertanggungan yang tidak memadai.
Menurut IPSA No. 30.01 dalam Chandra (2013:4) Auditor perlu untuk
mempertimbangkan tiga hal, yaitu (1) Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi
kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada) terhadap
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, (2) Pengungkapanperistiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat kondisi ekonomi tersebut, dan
(3) Modifikasi laporan audit bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi tersebut
berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Bagaimanapun juga, hampir tidak ada panduan yang jelas atau hasil penelitian
yang dapat dijadikan acuan pemilihan tipe going concern report yang harus dipilih. Opini
akuntan publik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy ,
dimana bernilai 1 untuk opini akuntan publik going concern dan bernilai 0 untuk opini
akuntan publik non-going concern.
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
30/174
15
Tidak
Ya
Ya Tidak
Ya
Tidak Tidak
Ya
Tidak
Ya
Gambar 2.1Panduan Bagi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern
Sumber: SPAP SA Seksi 341 Lampiran Paragraf 01 (2011:341.10)
Apakah ada kondisi
dan atau peristiwa
yang berdampak
terhadapkelangsungan hidup
entitas?
SA Seksi 508
(PSA No.29)
Tidak Memberikan
Pendapat
Tidak Memberikan
Pendapat
Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian dengan Paragraf
Penjelasan Berkaitan dengan
Kelangsungan Hidup Entitas atau
Penekanan atas Suatu Hal
(Emphasis of a Matter)
Pendapat Wajar dengan
Pengecualian atau
Pendapat Tidak Wajar
Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
Apakah auditor
sangsi atas
kelangsunganhidup entitas?
Apakah ada
rencana
manajemen?
Apakah
rencana
manajemen
dapat
dilaksanakan?
Apakah cukup
pengungkapan?
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
31/174
16
2.1.4 Auditing
2.1.4.1. Definisi Auditing
Definisi auditing berdasarkan “Report of the Committe on Basic Auditing
Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, vol. 47) dalam
Boynton et al., hasil alih bahasa Rajoe dkk. (2003:5): “Suatu proses sistematis untuk
memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan
dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Sedangkan pengertian auditing menurut Arens et al. hasil alih bahasa Herman
Wibowo (2008:4): “ Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan”. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen. Auditor yang mengeluarkan laporan mengenai laporan keuangan
perusahaan sering kali disebut auditor independen.
Tabel 2.1
Pengertian Auditing
No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)
1 “Report of the
Committe on Basic
Auditing Concepts of
the American
Accounting Association”
(Accounting Review,
vol. 47) dalam Boynton
et al., hasil alih bahasaRajoe dkk. (2003:5)
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk
memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan
2 Arens et al. hasil alih
bahasa Herman
Wibowo (2008:4)
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu
dan kriteria yang telah ditetapkan.
Sumber: (Accounting Review, vol. 47) dalam Boynton et al., hasil alih bahasa Rajoe dkk.(2003:5), Arens et al. hasil alih bahasa Herman Wibowo (2008:4)
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
32/174
17
Sehingga dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis yang
dilakukan oleh akuntan publik dalam mengumpulkan dan mengevaluasi asersi
manajemen untuk menentukan derajat kesesuaiannya dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta melaporkan hasil auditnya kepada berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholders) melalui laporan audit dengan menyatakan pendapatnya
(opini audit).
2.1.4.2. Jenis-jenis Audit
Menurut Boynton et al. hasil alih bahasa Rajoe dkk. (2003:6) terdapat tiga
jenis audit, yaitu:
1.
Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud
agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
2.
Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan (compliance audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan atau operasi suatu entitas
telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.
3. Audit Operasional
Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadaang audit jenis
ini disebut juga sebagai audit kinerja atau audit manajemen.
2.1.4.3.
Jenis-jenis AuditorPara profesional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan
peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi, menurut Boynton et al., hasil alih
bahasa Rajoe dkk. (2003:8), pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu
(1) auditor independen, (2) auditor internal, dan (3) auditor pemerintah. Uraian singkat
setiap kelompok dan jenis audit yang dilakukan akan disajikan berikut ini:
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
33/174
18
1. Auditor Independen
Auditor independen (independent auditors) adalah akuntan publik bersertifikat (CPA)
yang bertindak sebagai praktisi perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang
memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Pada umumnya lisensi diberikan
kepada mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA (Certified Public
Accountant), serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang auditing . Karena
pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh serta pengalaman yang mereka miliki,
auditor independen memiliki kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit yang telah
diuraikan sebelumnya. Sedangkan klien para auditor independen tersebut dapat berasal
dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau
perorangan.
2. Auditor Internal
Auditor internal (internal auditors) adalah pegawai dari organisasi yang diaudit.
Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang
dinamakan audit internal, dalam lingkungan organisasi sebagai bentuk jasa bagi
organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam
memberikan pertanggungjawaban yang efektif. Para auditor internal terutama melibatkan
diri pada audit kepatuhan dan operasi. Akan tetapi, pekerjaan auditor internal ini juga
dapat melengkapi pekerjaan auditor independen dalam melakukan audit laporan
keuangan.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah (goverment auditors) dipekerjakan diberbagai kantor
pemerintahan di tingkat daerah dan pusat. Dalam melaksanakan fungsi auditnya, para
auditor bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk melakukan audit
laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Hasil-hasil audit ini dilaporkankepada kongres dan publik. Para auditor pemerintah juga dilibatkan untuk melakukan
pencarian fakta, serta mengevaluasi alternatif bagi kepentingan kongres.
2.1.4.4. Tanggung Jawab Auditor
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.30 Paragraf 2 (SPAP, 2011:SA 341)
disebutkan bahwa: “Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
34/174
19
hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit”. Lebih lanjut, dalam paragraf 3 dijelaskan pula bahwa:
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas dengan cara sebagai berikut:
1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam
perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan
penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara
keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.
Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi dan
peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi
kesangsian auditor.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia
harus:
(i) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk
mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan
(ii) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan.
3. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah
ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas.
Namun, dalam paragraf 4 terdapat pengecualian bahwa: “auditor tidak
bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang”. Oleh
karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak
seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2.1.5 Teori Terkait Good Corporate Governance
Ada dua teori utama yang terkait dengan good corporate governance Daniri
(2005:5). Teori-teori tersebut terdiri dari stewardship theory dan agency theory .
Stewardship theory dibangun diatas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa
manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
35/174
20
jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan kata lain,
stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders
pada khususnya.
Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson, seorang
profesor dari Havard, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi
para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya
sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang
saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship model . Bertentangan dengan
stewardship theory , agency theory memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya
untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun
shareholders pada khususnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas
karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran
mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory
dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan
bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009:5) menggambarkan adanya
hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal) . Agen diberi
wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih
banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Ketimpangan informasi ini biasa
disebut sebagai asymetri information . Baik pemilik maupun agen diasumsikan
mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya
sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh
pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan
tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen,dalam hal ini adalah akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan
jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah
opini audit.
Kaitan teori agensi dengan variabel kepemilikan manajerial, proporsi komisaris
independen, dan ukuran komite audit yaitu, principal sebagai pemilik yang menginginkan
perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dimana principal
mendelegasikan wewenang tersebut kepada agen (manajemen) agar perusahaan
berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh principal . Namun dalam praktiknya
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
36/174
21
sering terjadi ketidaksesuaian antara pihak pemilik (principal) dengan manajemen (agen)
dikarenakan kepentingan yang berbeda. Berdasarkan asumsi tersebut maka pihak ketiga
yang independen dibutuhkan untuk menilai kinerja serta laporan keuangan yang dibuat
oleh manajemen (agen), apakah telah sesuai dengan yang diinginkan pemilik (principal)
dalam hal ini adalah akuntan publik (auditor).
2.1.6 Good Corporate Governance
Menurut KNKG (2006:3) good corporate governance adalah “salah satu pilar dari
sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan, baik terhadap
perusahaan yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha di suatu negara” . Forum
for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Setiawan (2011:62) mendefinisikan
good corporate governance dengan mempergunakan definisi Cadbury Committee , yaitu:
“merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan”.
Menurut Center For European Policy Studies (CEPS) dalam Daniri (2005:7), good
corporate governance merupakan “seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right) ,
proses, serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun diluar manajemen
perusahaan. Sebagai catatan, hak disini adalah hak seluruh stakeholders , bukan terbatas
pada shareholders saja” . Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki stakeholders secara
individual untuk mempengaruhi manajemen. Proses maksudnya adalah mekanisme dari
hak-hak tersebut. Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan
stakeholders menerima informasi yang diperlukan seputar aneka kegiatan perusahaan.
Pengertian lain datang dari Finance Committee On Corporate Governance
Malaysia . Menurut lembaga tersebut good corporate governance merupakan “suatuproses serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan
urusan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas
perusahaan” . adapun tujuan akhirnya adalah menaikkan nilai saham dalam jangka
panjang tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para stakeholder lainnya
Daniri (2005:7).
Daniri (2005:8) sendiri pada akhirnya mendefinisikan good corporate governance
ini sebagai “suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ
perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
37/174
22
pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan
yang berlaku” .
Tabel 2.2
Pengertian Good Corporate Governance
No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)
1 Menurut Komite
Nasional Kebijakan
Governance (KNKG)
(2006:3)
Good corporate governance adalah salah satu pilar
dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat
dengan kepercayaan, baik terhadap perusahaan
yang melaksanakannya maupun dengan iklim usaha
di suatu negara.
2 Forum for Corporate
Governance in
Indonesia (FCGI)
dalam Setiawan
(2011:62) Definisi
Cadbury Committee
Good corporate governance merupakan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka, atau dengan kata lain sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
3 Center For European
Policy Studies (CEPS)
dalam Daniri (2005:7)
Good corporate governance merupakan seluruh
sistem yang dibentuk mulai dari hak (right) , proses,
serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun
diluar manajemen perusahaan. sebagai catatan, hak
disini adalah hak seluruh stakeholders , bukan
terbatas pada shareholders saja.
4 Finance Committee On
Corporate Governance
Malaysia dalam Daniri
(2005:7)
good corporate governance merupakan suatu proses
serta struktur yang digunakan untuk mengarahkan
sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke
arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan
akuntabilitas perusahaan.
5 Daniri (2005:8) Good corporate governance sebagai suatu pola
hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh
organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS)
guna memberikan nilai tambah kepada pemegang
saham secara berkesinambungan dalam jangka
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
38/174
23
Lanjutan Tabel 2.2 :
No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)
panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan yang berlaku.
Sumber: KNKG (2006:3), (FCGI) dalam Setiawan (2011:62), (CEPS) dalam Daniri(2005:7), Finance Committee On Corporate Governance Malaysia dalam Daniri (2005:7),Daniri (2005:8)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa good corporate governance
merupakan:
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran Dewan
Komisaris, Direksi, Rapat Umum Pemegang Saham, dan para Stakeholder
lainnya.
2. Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang:
pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.
Manfaat diterapkannya good corporate governance menurut The Indonesian
Institute For Corporate Governance (2012:4) diantaranya sebagai berikut:
1. Menjaga kelangsungan hidup (sustainability) perusahaan.
2. Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar.
3. Mengurangi agency cost dan cost of capital .
4. Meningkatkan kinerja, efisiensi, dan pelayanan kepada stakeholders .
5. Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum.
6. Membantu terwujudnya good corporate citizen .
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006:12) mengemukakan bahwa
setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas good corporate governance diterapkan
di setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. asas good corporate governance
yaitu transparansi, akuntabilitas, resposibilitas, independensi, serta kewajaran dan
kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan
dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
39/174
24
2.1.7 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial menurut Gideon (2005) dalam Setiawan (2011:66)
adalah “ jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham
perusahaan yang dikelola” . Sedangkan menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam
Sulistiono (2010:18), kepemilikan manajerial adalah “situasi dimana manajer memiliki
saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan” . Dalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial
ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer.
Karena hal ini merupakan informasi penting bagi stakeholder perusahaan maka informasi
ini akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Januarti (2009:12) mengungkapkan bahwa kepemilikan perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko terjadinya kesulitan
keuangan. Fitrianasari dan Januarti (2008:2) menyatakan bahwa kesulitan keuangan
akan menyebabkan perusahaan mengalami arus kas yang negatif, rasio keuangan yang
buruk, dan gagal bayar pada perjanjian hutang. Pada akhirnya, kesulitan keuangan ini
akan mengarah ke kebangkrutan sehingga going concern perusahaan diragukan.
Tabel 2.3
Pengertian Kepemilikan Manajerial
No Nama (Tahun) Pendapat Ahli (Pakar)
1 Menurut Gideon (2005)
dalam Setiawan
(2011:66)
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal
saham perusahaan yang dikelola.
2 Menurut Christiawan
dan Tarigan (2007)
dalam Sulistiono
(2010:18)
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana
manajer memiliki saham perusahaan atau dengan
kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai
pemegang saham perusahaan.Sumber: Gideon (2005) dalam Setiawan (2011:66), Christiawan dan Tarigan (2007)dalam Sulistiono (2010:18)
Sulistiono (2010:34) mengungkapkan bahwa keputusan dan aktivitas di
perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan
tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahan dengan kepemilikan manajerial, manajer
yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya sebagai
manajer dan pemegang saham. Hal ini akan berbeda jika manajernya tidak sekaligus
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
40/174
25
sebagai pemegang saham, kemungkinan manajer tersebut hanya mementingkan
kepentingannya sebagai manajer.
Lebih lanjut Sulistiono (2010:34) mengungkapkan bahwa kepemilikan saham
manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemegang
saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan
pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan
hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Argumen
tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur
kepemilikan perusahaan.
Jensen & Meckling (1976) dalam Setiawan (2010:91) kepemilikan manajerial
dapat menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham sehingga berhasil
menjadi mekanisme yang dapat mengurangi masalah keagenan dan moral hazzard
antara manajer dan pemilik. Menurut Petronila (2007) dalam Hartas (2011:69),
presentase kepemilikan saham manajerial dapat mencerminkan adanya suatu kesamaan
(congruence) antara manajemen dengan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan
saham manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen berusaha untuk
memaksimalkan kinerja operasionalnya karena merasa memiliki perusahaan dan selalu
berusaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui peningkatan
pengawasan dan pengendalian.
Sumber: Setiawan (2011:101)
2.1.8 Komisaris Independen
Proporsi komisaris independen dihitung dengan persentase komisaris independendalam dewan komisaris. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam
Setiawan (2011:68), “komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham
pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata
demi kepentingan perusahaan”.
Menurut Peraturan BAPEPAM Kep-29/PM/2004, Komisaris Independen adalah
anggota Dewan Komisaris yang:
KEP_MAN = %100beredarbiasasaham
komisaris& direksibiasasaham
-
8/18/2019 Skripsi Pengaruh Beberapa Faktor Good Corporate Governance Terhadap Pemberian Opini Akuntan Publik Going C…
41/174
26
1. berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik;
2. tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten
atau Perusahaan Publik;
3. tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik,
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan
Publik; dan
4. tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun t