space debris ( sampah antariksa )

24
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah antariksa merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang dipahami oleh masyarakat luas. Memang banyak topik yang membicarakan tentang sampah antariksa, tetapi masih banyak masyarakat awam yang menganggap sampah antariksa sebagai hal yang dianggap remeh. Padahal dampak sampah antariksa bagi  bumi dan wahana antariksa sangat berpengaruh sekali untuk sekarang dan masa yang akan datang. Pengetahuan masyarakat awam ini yang menjadi sumber kekurangan informasi tentang sampah antariksa yang sebenarnya memiliki dampak yang cukup  besar terhadap kehidupan di bumi. Selain itu pengaruh sampah antariksa ini perlu diketahui oleh vendor-vendor penyedia satelit, karena salah satu ancaman terbesar satelit adalah terjadinya kecelakaan atau tabrakan antara satelit dengan sampah antariksa yang berupa serpihan satelit atau benda antariksa buatan manusia yang telah mati (tidak aktif). Penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian menunjukan  besarnya peningkatan sampah antariksa di sekitar daerah orbit bumi, sehingga menjadi kemungkinan adanya tabrakan terhadap satelit bahkan adanya benda jatuh ke permukaan bumi. Selain itu penelitian juga menyebutkan bahwa adanya kemungkinan sampah antariksa yang jatuh ke permukaan bumi semakin meningkat, sehingga pengaruh terhadap kehidupan di bumi menjadi cukup besar. Hal ini yang menjadikan topik utama untuk dijadikan penelitian tentang dampak dan solusi untuk sampah antariksa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang kami angkat ialah :

Upload: david-immanuel-simamora

Post on 08-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas Presentasi Pengenalan Anggota Muda Himastron ITB

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sampah antariksa merupakan salah satu masalah lingkungan yang kurang

    dipahami oleh masyarakat luas. Memang banyak topik yang membicarakan tentang

    sampah antariksa, tetapi masih banyak masyarakat awam yang menganggap sampah

    antariksa sebagai hal yang dianggap remeh. Padahal dampak sampah antariksa bagi

    bumi dan wahana antariksa sangat berpengaruh sekali untuk sekarang dan masa yang

    akan datang. Pengetahuan masyarakat awam ini yang menjadi sumber kekurangan

    informasi tentang sampah antariksa yang sebenarnya memiliki dampak yang cukup

    besar terhadap kehidupan di bumi. Selain itu pengaruh sampah antariksa ini perlu

    diketahui oleh vendor-vendor penyedia satelit, karena salah satu ancaman terbesar

    satelit adalah terjadinya kecelakaan atau tabrakan antara satelit dengan sampah

    antariksa yang berupa serpihan satelit atau benda antariksa buatan manusia yang

    telah mati (tidak aktif).

    Penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian menunjukan

    besarnya peningkatan sampah antariksa di sekitar daerah orbit bumi, sehingga

    menjadi kemungkinan adanya tabrakan terhadap satelit bahkan adanya benda jatuh

    ke permukaan bumi. Selain itu penelitian juga menyebutkan bahwa adanya

    kemungkinan sampah antariksa yang jatuh ke permukaan bumi semakin meningkat,

    sehingga pengaruh terhadap kehidupan di bumi menjadi cukup besar. Hal ini yang

    menjadikan topik utama untuk dijadikan penelitian tentang dampak dan solusi untuk

    sampah antariksa.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang kami

    angkat ialah :

  • 2

    1. Definisi Space Debris secara umum dan secara Astronomi.

    2. Apa yang menyebabkan terjadinya Sampah antariksa menurut sejarah.

    3. Dampak yang diakibatkan oleh sampah antariksa.

    4. Solusi apa yang diberikan untuk menanggulangi sampah antariksa.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    Tujuan yang hendak kami capai dalam penulisan laporan ini ialah mengetahui

    secara umum sampah antariksa dan memberikan penjelasan secara lebih meluas

    tentang Sampah Antariksa untuk masyarakat luas. Dan manfaatnya dapat dijadikan

    sebagai referensi oleh masyarakat tentang sampah antariksa dan dikalangan

    akademisi.

    1.4 Lingkup Kajian

    Untuk mejawab rumusan masalah yang elah kami angkat, aspek yang akan kami

    kaji dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain :

    1. Definisi Sampah Antariksa

    2. Macam-Macam Sampah Antariksa

    3. Data-Data yang terkait dengan Sampah Antariksa

    4. Solusi untuk menanggulangi Sampah Antariksa

    1.5 Sumber Data

    Pada penelitian kali ini kami menggunakan beberapa sumber data, diantaranya :

    1. Studi literatur

    2. Wawancara

  • 3

    1.6 Sistematika Pembahasan

    Penulisan laporan penelitian ini terbagi membahas tentang Sampah Antariksa.

    Kami dalam hal penulisan kerangka membagi menjadi enam bab pokok.

    Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek

    penelitian ini, penentuan rumusan masalah yang kami angkat yang menjadi bahasan

    penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, lingkup kajian

    penelitian, sumber data dalam mencari informasi terkait dan sistematika pembahasan

    laporan ini sendiri.

    Pada bab kedua, kami membahas topik sampah antariksa secara detail

    meliputi definisi sampah antariksa menurut bahasa dan menurut penjelasan secara

    ilmiah, sejarah sampah antariksa yang berawal dari kegiatan manusia untuk

    mengeksplorasi lingkungan antariksa, dan macam-macam sampah antariksa yang

    kami bagi menjadi sampah antariksa secara alami maupun buatan.

    Pada bab ketiga, dibahas tentang data-data yang terkait dengan sampah

    antariksa dengan data yang telah dikelompokan sesuai dengan letak dari orbit bumi.

    Kami membaginya menjadi tiga sub-topik yang terdiri dari data jumlah secara

    umum, data di LEO, dan data di GEO.

    Pada bab keempat, dibahas tentang pengaruh sampah antariksa yang terkait

    dengan bumi yakni pengaruh terhadap lingkungan bumi dan kehidupan di bumi serta

    pengaruh terhadap pengoperasian satelit di sekitar sampah antariksa.

    Pada bab kelima, dibahas tentang solusi penanggulangan masalah sampah

    antariksa untuk bumi dan satelit secara ilmiah dan secara pandangan oleh penulis

    maupun pandangan masyarakat awam.

    Pada bab keenam, merupakan akhir dari serangkaian bab yang telah kami

    rancang, dalam bab ini terdapat subbab simpulan dan saran. Pada bab ini merupakan

    hasil pemikiran secara subjektif oleh penulis dan hasil wawancara dengan

    masyarakat.

  • 4

    BAB II

    SAMPAH ANTARIKSA

    2.1 Definisi dan Karakteristik Sampah Antariksa

    Menurut bahasa sampah antariksa dibagi menjadi dua kata yakni Sampah dan

    Antariksa. Sampah adalah benda yang sudah diambil daya gunanya sehingga sudah

    bernilai rendah atau bahkan tidak bernilai lagi. Sedangkan Definisi Antariksa adalah angkasa

    luar atau dalam bahasa Inggrisnya Outer space yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di

    luar lapisan atmosfer bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang

    digambarkan sebagai ruang hampa udara. 1

    Apa sebenarnya sampah antariksa itu? Para ilmuwan mendefinisikan sampah

    antariksa sebagai benda buatan manusia yang mengitari bumi selain satelit yang

    berfungsi. Menurut Inter-Agency Space Debris Coordination Committee (IADC):

    Space debris are all man made objects including fragments and elements thereof, in

    Earth orbit or reentering the atmosphere, that are nonfunctional.2.

    Dari populasi benda antariksa buatan yang dapat dibuat katalognya, sampah

    antariksa kini mencapai 93% dari total populasi yakni sekitar 12 ribu buah. Perlu

    diingat bahwa benda antariksa yang dapat dibuat katalognya hanya yang berukuran

    minimal 10 cm. Jika ditinjau juga benda antariksa di luar katalog maka jumlah

    sampah antariksa saat ini telah mencapai jutaan. Sampah ini bisa berupa badan roket

    (rocket body) dan satelit yang tidak lagi berfungsi (termasuk serpihan-serpihannya

    jika badan roket dan satelit ini pecah), cat yang mengelupas, debu, ampas bijih dari

    motor roket, arloji, bahkan sikat gigi milik astronot yang terlepas.

    Parameter penting pada sampah antariksa adalah ukuran dan kecepatannya.

    Ukurannya sangat bervariasi mulai dari di bawah 1 mm (berat sekitar 1 mg) hingga

    di atas 10 cm (berat sekitar 1 kg). Seluruh sampah ini bergerak dengan kecepatan

    1 http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2105113-pengertian-antariksa/#ixzz2BtfxPeOy

    2 (IADC Space Debris Mitigation Guidelines. Issue 1,rev.1.,2002)

  • 5

    sangat tinggi. Semakin rendah ketinggiannya semakin cepat sampah ini bergerak.

    Sampah antariksa di orbit tinggi (geosynchronous orbit, GEO) yakni di ketinggian

    sekitar 35 ribu km mencapai laju sekitar 3 km/dtk (10.800 km/jam) sedang di orbit

    rendah (low earth orbit, LEO) misalnya di ketinggian 800 km lajunya mencapai 7

    km/dtk (25.200 km/jam). Kebanyakan sampah ini berada di orbit rendah yakni di

    bawah ketinggian 2000 km. Semakin kecil ukurannya, semakin banyak jumlahnya.3

    .

    2.2 Sejarah Sampah Antariksa

    Sejarah sampah antariksa artifisial dimulai ketika aktivitas manusia mulai

    merambah antariksa. Beberapa hal dan kejadian penting terkait dengan sampah

    antariksa adalah sebagai berikut:

    Eksplorasi ruang angkasa dimulai 4 Oktober 1957 dengan peluncuran satelit

    Sputnik 1 oleh Rusia. Sejak itu manusia mencapai tahap demi tahap

    eksplorasi, aplikasi dan pengembangan sains dan teknologi antariksa.

    1961: Kejadian break-up di orbit yang pertama adalah ledakan upper-

    stagedari roket Thor-Ablestar yang digunakan untuk meletakkan satelit US

    Transit-4A di orbit.

    o Ledakan itu mendistribusikan massa 625 kg.

    o Setidaknya ada 298 fragmen yang bisa ditelusur gerak orbitnya.

    o Hampir 200 fragmen masih berada di orbit sampai 40 tahun setelah

    kejadian.

    Agustus 1964: satelit geostasioner pertama diletakkan di orbit, Syncom-3.

    Juni 1978: 14 tahun setelah Syncom-3, kejadian pertama ledakan wahana

    antariksa di GEO (Geostationary Earth Orbit).

    Lubos Perek (1979) mempresentasikan makalah berjudul Outer Space

    Activities versus Outer Space, yang pertama kali merekomendasikan

    3 Rahman Abdul, Kerusakan Lingkungan. 2011

  • 6

    penanggulangan mitigasi sampah antariksa, termasuk mengubah orbit wahana

    GEO ke orbit pembuangan diakhir masa operasionalnya.

    John Gabbard mengungkap bahwa ledakan dari sembilan second stage dari

    roket Delta antara Mei 1975 Januari 1981 adalah kontributor utama

    populasi sampah antariksa saat itu, sekitar 27% dari katalog LEO (Low Earth

    Orbit) tahun 1981.

    o Semenjak diketahui sebagai kontributor utama sampah antariksa,

    break-up dari second stage roket Delta tidak dilakukan lagi.

    o Ini bisa dianggap sebagai implementasi penanggulangan sampah

    antariksa yang efektif yang pertama kali.

    Juli 1996: kecelakaan tubrukan dua objek katalog pertama kali tercatat.

    Satelit Cerise rusak karena ditabrak pecahan orbital stage roket Ariane yang

    meledak pada November 1986.

    Sebagian besar kejadian fragmentasi yang bersifat historis terjadi pada orbit

    hampir-lingkaran, dan sekitar 80% dari keseluruhan kejadian yang diketahui,

    terjadi di LEO.

    Sekarang lebih dari 5000 peluncuran wahana antariksa. Sampai tahun 2010,

    terdapat 2000 satelit berada di orbit bumi.

    Saat ini, angkasa Bumi semakin dipenuhi oleh sampah-sampah antariksa artifisial.

    Selama aktivitas angkasa luar terus berlangsung dan kita belum memiliki prosedur yang

    workable, benar-benar efektif dan ekonomis, jumlah sampah ini akan terus meningkat. Ini

    membuat peluncuran misi antariksa semakin ke depan semakin besar tantangannya.4

    2.3 Macam-macam Sampah Antariksa

    Sampah antariksa memiliki klasifikasi menurut darimana ia berasal. Dalam

    hal ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sampah antariksa alami dan sampah

    antariksa buatan.

    4 M.Simatupang Ferry, Sedikiti Tentang Sampah Antariksa.2011.

  • 7

    2.3.1 Asteroid

    Asteroid merupakan benda kecil dalam tatasurya (Bongkahan batuan atau

    logam, ataupun campuran keduanaya) yang tidak memiliki atau berpotensi memiliki

    ekor seperti komet. Asteroid berada di tata surya kita, terutama berada diantara orbit

    mars dan Jupiter. Asteroid berukuran rata-rata 500 meter tetapi belum ada yang

    mencapai 1000 km. Asteroid terbesar yang pernah ditemukan adalah ceres dengan

    ukuran 975 km. ceres merupakan asteroid pertama yang ditemukan oleh para ilmuan

    pada tahun 1801.

    image of ceres (Cropped from original) from Hubble Space Telescope.(Gambar 1)

    2.3.2 Meteoroid

    Meteoroid adalah Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang

    antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada

    sebuah atom atau molekul.5 Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan

    terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya

    akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini yang disebut sebagai meteor.

    Jika sebagian meteoroid ini mencapai tanah, maka akan disebut sebagai meteorit.

    5 Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961

  • 8

    http://ecoswitch.com/blog/environmental-news/we-are-the-meteor-how-climate-

    change-economics-ought-to-be-understood/

    (Gambar 2)

    2.3.3 Komet

    Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar

    berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis. Komet menghasilkan ekor sehingga

    mudah dilihat, komet juga memiliki kecepatan mencapai 72 km/s dengan densitas

    komet mencapai 1.000 kg/m3

  • 9

    Komet kohoutek (Gambar 3)

    2.3.4 Satelit Buatan

    Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang mengorbit bumi dengan

    periode revolusi dan rotasi tertentu. Satelit buatan sangat membantu aktivitas

    manusia dalam berbagai bidang. Satelit terbagi atas 6 kelompok besar, yaitu:

    1. Satelit untuk riset ilmiah/penelitian.

    2. Satelit cuaca

    3. Satelit komunikasi

    4. Satelit Navigasi

    5. Satelit Pengamat Bumi / Observasi Bumi

    6. Satelit Keperluan militer

    Masih banyak jenis satelit yang lainnya tentu dengan fungsi yang berbeda

    dari ketiga jenis satelit di atas.6

    6 http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=26099

  • 10

    International Space Station (Gambar 5)

    Hubble Space Telescope (Gambar 6)

  • 11

    BAB III

    DATA TERKAIT SAMPAH ANTARIKSA

    3.1 Data Jumlah Sampah Antariksa

    Berdasarkan penelitian, komposisi sampah antariksa adalah sebagai berikut :

    - 17% berupa bagian badan roket

    - 19% sampah berhubungan dengan aktivitas misi di antariksa.

    - 22% berupa pesawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi.

    - 42% berupa pecahan atau sisa komponen (baterai, cat yang mengelupas, dll)

    Sampah antariksa berjumlah 11.000 objek berukuran lebih dari 10cm, dan

    100.000 objek berukuran antara 1-10cm. letak sampah antariksa yang paling banyak,

    terdapat pada kawasan orbit rendah ( 2.000 km di atas permukaan bumi ).

    Menurut badan antariksa Eropa, ESA dalam situs esa multimedia.esa.int

    menyatakan bahwa, sejak diluncurkannya satelit buatan pertama Sputnik ( 4 Oktober

    1957 hingga 1 Januari 2008 ). Secara total, sudah ada 6.000 satelit yang beredar di

    orbit bumi. Namun, hanya sekitar 800 satelit saja yang masih aktif, dan sekitar 5.200

    satelit lainnya, turut menjadi sampah antariksa dan tinggal bersama serpihan-

    serpihan sisa ledakan pesawat antaiksa dan benda langit lainnya.

    (Jumlah benda antariksa buatan dari tahun ke tahun (yang berukuran di atas 10 cm)).

  • 12

    Perkiraan jumlah sampah antariksa di masa depan untuk orbit rendah.

    Gambar orbit LEO,GEO, dan GTOs

  • 13

    3.1 Low Earth Object

    LEO (Low Earth Orbit) merupakan salah satu kategori orbit di sekitar bumi yang

    ketinggiannya berada pada 500 2000 km. Di LEO inilah merupakan tempat orbit terbanyak

    yang terdapat sampah antariksa di dalam orbit tersebut. Satelit-satelit yang berada di orbit ini

    memiliki kecepatan yang sangat cepat karena dalam ketinggian LEO ini jika kecepatan

    satelit tersebut rendah, menyebabkan satelit tersebut akan terlempar atau keluar dari lintasan

    orbit. Satelit pada orbit ini dapat menyeselaikan satu putaran mengeliling bumi antara 30

    menit hingga 1 jam. Satelit pada low orbit hanya dapat terlihat oleh station bumi sekitar 10

    menit.7

    Sampah Antariksa pada ketinggian LEO

    3.2 Geostationary Earth Orbit

    Geostationary Satellite Orbit (GEO), merupakan salah satu orbit di sekitar

    bumi yang memiliki ketinggian sekitar 35.000 km ke atas, di orbit GEO ini,

    kecepatan satelit hampir menyamai kecepatan rotasi bumi, sehingga satelit di GEO

    membutuhkan waktu yang sama yakni 24 jam untuk mengitari satu putaran penuh

    orbit di GEO, oleh karena bumi pun bergerak, jadi seolah-oleh satelit tersebut tetap

    berada di tempatnya. Di orbit GEO inilah merupakan tempat terbanyak kedua setelah

    7 http://www.lapanrb.org/artikel/68-orbit-satelit

  • 14

    LEO yang sampah antariksanya kebanyakan berukuran 0,1-1 meter. Beberapa satelit

    mengitari bumi dengan menggunakan orbit elips, kecepatannya akan bertambah bila

    berada di orbit rendah, dan berkurang bila berada di orbit tinggi, beberapa satelit

    digunakan untuk operator radio amatir, dimana menggunakan antena yang selalu di

    sesuaikan dengan kedudukan satelit di angkasa.8

    Sampah antariksa di orbit GEO (earthobservatory.nasa.gov)

    8 http://hamda62.wordpress.com/2010/05/26/apa-itu-satelit-buatan/

  • 15

    BAB IV

    PENGARUH SAMPAH ANTARIKSA

    4.1 Benda disekitar Sampah Antariksa

    Sampai akhir abad ke 20, benda antariksa buatan manusia, dari ketinggian kurang

    dari 2.000 km mencapai sekitar 2.000 ton. Dari jumlah itu, 95% digolongkan

    menjadi sampah antariksa, dengan jumlah satelit aktif sekitar 5%.

    Objek-objek tersebut mengorbit bumi dan saling bertemu dengan kecepatan rata-ata

    10 km/detik ( 36.000 km/jam ). Jika mereka mengalami tabrakan antara satu dengan

    lainnya, maka mereka akan hancur menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil.

    Pada tahun 1960, jumlah satelit yang pecah hanya 1 satelit per tahun. Tetapi, sejak

    tahun 1980, sudah mencapai 5 satelit yang pecah per tahun.

    Diperkirakan lebih dari 40 juta potongan dari pecahan satelit atau roket sangat

    membahayakan satelit aktif karena tidak terdeteksi oleh jaringan radar saat ini.

    Sampah antariksa berukuran sangat kecil, jumlahnya semakin banyak. Padahal,

    sampah halus ini berdampak negatif bagi satelit aktif. Untuk sampah berukuran

    0,01mm 1cm berdampak serius, apalagi jika terkena bagian-bagian yang sensitive.

    Satelit mikro adalah salah satu satelit yang bertabrakan dengan sampah antariksa

    yang berukuran besar hingga mengalami kerusakan yang serius.

    Kasus tabrakan sebuah satelit telekomunikasi milik AS dengan sebuah satelit tua

    Rusia yang sudah tak berfungsi lagi membuat para ilmuwan antariksa prihatin. Hal

    ini tentu saja menguatkan fakta bahwa benda-benda yang termasuk sampah antariksa

    itu sangat berbahaya.

    Kasus kerusakan lainnya juga dialami oleh pesawat ulang alik Chalenger 1983. Kaca

    pelindung pesawat itu harus diganti karena ditemukannya serpihan cat yang

    menabraknya. Ukuran serpihan cat tersebut sangat kecil, hanya sekitar 0,3 mm.

    Tetapi, karena diperkirakan kecepatan serpihan cat itu sangat tinggi, sekitar 14.000

    km/jam, maka hal ini cukup mengganggu.

  • 16

    Untuk kasus antenna teleskop antariksa Hubble yang mengalami kerusakan akibat

    tumbukan sampah antariksa juga menambah daftar panjang kasus yang disebabkan

    oleh sampah antariksa. Akibatnya timbul lubang berukuran 1,9 cm x 1,7 cm.9

    4.2 Bumi

    Sampah antariksa tidak hanya berakibat buruk bagi benda-benda langit lainnya,

    namun juga adanya kemungkinan sampah tersebut jatuh ke bumi. Semakin rendah

    posisi orbit satelit atau sampah antariksa, semakin cepat pula kemungkinan untuk

    jatuh ke permukaan bumi. Masa hidup satelit atau sampah antariksa bertahan pada

    orbitnya sangat bergantung pada hambatan atmosfer. Semakin rendah ketinggian

    satelit, hambatan atmosfer semakin besar karena semakin rapat.

    Aktivitas matahari juga berkaitan dengan sampah antariksa. Sampah antariksa jatuh

    ke bumi akibat terjadinya efek pemuaian atmosfer karena peningkatan intensitas

    sinar ultra violet. Peningkatan aktivitas matahari juga dapat menyebabkan kerapatan

    atmosfer meningkat dan hambatan terhadap satelit juga meningkat. Satelit yang

    berada disekitar 1000 km akan mengalami perlambatan gerak akibat peningkatan

    kerapatan atmosfer sehingga akhirnya jatuh ke bumi. Jadi bisa disimpulkan bahwa

    factor yang menentukan adalah ketinggian satelit saat terjadinya pemuaian atmosfer.

    Ketika aktivitas matahri mulai lemah, satelit atau sampah antariksa di ketinggian 600

    km, akan mampu bertahan selama puluhan tahun. Namun, jika matahari sedang aktif,

    satelit dan sampah antariksa tersebut hanya mampu bertahan selama 1 tahun. Saat

    Skylab jatuh pada tahun 1979, peningkatan aktivitas matahari yang melebihi

    perkiraan awal yang mempengaruhinya.

    Menambahnya jumlah benda antariksa buatan manusia dan populasi antariksa,

    membuat potensi jatuhnya benda langit semacam sampah antariksa semakin besar.

    Data pantauan jaringan radar menunjukkan, bahwa setiap 2-3 hari, ada bekas satelit,

    atau sampah antariksa yang jatuh ke bumi. Untuk benda yang berukuran besar dan

    memiliki bobot beberapa puluh ton, rata-rata 2 minggu sekali, ada saja yang jatuh.

    9 Kompasiana, Sampah Antariksa. 17 januari 2011

  • 17

    Bisa saja jika benda itu jatuh di lapangan terbuka yang tak akan menimbulkan korban

    jiwa. Tapi bukan tidak mungkin jika benda tersebut jatuh tepat di rumah warga. Hal

    ini tentu saja akan membahayakan dan merugikan bagi warga. Meskipun benda

    langit berpotensi kecil untuk membahayakan bumi beserta isinya, namun tak ada

    salahnya jika kita waspada dan tanggap menghadapinya.

    Berdasarkan penelitian, kemungkinan seorang manusia terkena benda langit yang

    jatuh adalah 1 : 1.000.000.000.000. Sedangkan kemungkinan yang ada pada pesawat

    terbang untuk terkena benda langit tersebut adalah 1 : 10.000.000.

    Sampai sejauh ini, memang belum ada laporan orang atau barang yang terkena benda

    jatuh dari antariksa. Bila terkena, tentu saja dampaknya sangat hebat. Karena benda

    yang jatuh dari antariksa mempunyai kecepatan sampai puluhan bahkan ratusan

    km/jam.

    Benda langit sebesar kelapa, pernah jatuh di lahan gambut, daerah Pontianak.

    Peristiwa yang terjadi pada tahun 2003 di Pontianak, jatuh ke bumi dan membuat

    lubang mencapai kedalaman 2 meter. Menurut peneliti astronomi dan astro fisika,

    Thomas Jamaludin, benda langit seperti meteorit atau sampah antariksa yang jatuh ke

    bumi mencapai sekitar 25 ribu ton setiap tahunnya.

    Sampah antariksa yang berukuran sekitar 1-10 cm, adalah sampah antariksa yang

    paling berbahaya. Hal ini disebabkan karena pelindung satelit hanya bisa menahan

    benturan benda kecil berukuran 1 cm. Sedangkan untuk benda atau sampah antariksa

    yang berukuran lebih besar, sekitar 10 cm, umumnya masih bisa dideteksi oleh

    sistem patroli antariksa, sehingga jika sampah antariksa atau benda langit tersebut

    mulai mengancam satelit, maka stasiun pengendali dapat segera melakukan langkah-

    langkah penyelamatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti

    terjadinya tabrakan antara satelit dan sampah antariksa.

    Sampah antariksa tidak hanya mengganggu satelit, dan mengganggu teleskop

    antariksa, tetapi sampah antariksa juga berpotensi mengganggu kualitas hasil

    pengamatan dari bumi. Pada flat foto astronomi, terdapat goresan cahaya yang

  • 18

    kemungkinan besar adalah ulah dari sampah antariksa. Sampai saat ini diketahui

    bahwa jumlah sampah antariksa yang terekam makin bertambah. Dikhawatirkan,

    dengan bertambahnya sampah antariksa yang ada di langit, akan mengganggu foto

    hasil pengamatan medan luas yang dipenuhi oleh goresan-goresan cahaya.

    Gangguan akan adanya sampah antariksa juga dapat dirasakan pengamat bila pada

    saat pengukuran fotometrik terlintas cahaya sampah antariksa yang tepat masuk

    dalam medan pandang teleskop. Jika hal ini terjadi, hasil pengukuran menjadi sia-sia.

    Sampah antariksa berukuran sekitar 1 meter yang berada pada jarak orbit satelit

    geostasioner (sekitar 36.000 km) akan tampak seperti sebuah bintang sangat redup

    bermagnitudo 16.

    Ini semua adalah suatu ancaman besar untuk kelangsungan hidup makhluk di bumi

    ini. Pengembangan teknologi untuk mengamati astronomi, mulai dikhawatirkan

    perkembangannya. Oleh karena itu, mereka kini harus bisa bersaing melawan

    pengembangan teknologi lainnya yang mulai mengancam secara perlahan. Jika

    sampah antariksa tidak dapat terkontrol lagi jumlahnya, maka kita yang hidup di

    bumi tidak akan mampu lagi untuk melihat dan mendengar isyarat-isyarat yang

    datang dari alam semesta.10

    10

    Ibid,

  • 19

    BAB V

    SOLUSI PENANGGULANGAN SAMPAH ANTARIKSA

    5.1 Space Weapons

    Space Weapons adalah suatu benda yang di desain untuk menguji atau

    digunakan untuk menghancurkan benda yang tidak berfungsi (sampah

    antariksa) yang berada pada luar angkasa atau benda yang tepat berada di atas

    orbit bumi.

    Potensial space weapons dibagi menjadi 3, yang pertama ialah space-to-space

    systems, space-to-earth systems, earth-to-space system

    Projects in development by the US have names like Airborne Laser, the

    Active Denial System, and the Tactical High Energy Laser (THEL).

    5.2 Upaya Mitigasi

    Upaya pengendalian sampah antariksa mustahil dilakukan oleh segelintir

    negara saja. Oleh karena itu, Komite PBB tentang Penggunaan Antariksa

  • 20

    untuk Tujuan Damai (United Nations Committee on the Peaceful Uses of

    Outer Space, UNCOPUOS) di sidangnya yang ke-50 tahun 2007 menyetujui

    secara resmi 7 pedoman yang diyakini akan efektif untuk mengurangi jumlah

    dan dampak sampah antariksa dan mengajak semua negara anggotanya (dan

    organisasi-organisasi internasional keantariksaan) untuk

    mengimplementasikan 7 pedoman tersebut sesuai dengan mekanisme di

    negara bersangkutan.

    Berikut ini tujuh pedoman yang dinamakan UNCOPUOS Space Debris

    Mitigation Guidelines.

    Guideline 1: Limit debris released during normal operations

    Sistem peluncuran satelit harus dirancang untuk tidak melepaskan puing-

    puing selama operasi peluncuran berlangsung. Jika hal ini tidak

    memungkinkan, pengaruh dari setiap puing-puing di lingkungan antariksa

    harus diminimalkan karena puing-puing tersebut akan menjadi sampah

    antariksa.

    Guideline 2: Minimize the potential for break-ups during operational

    phases

    Tahap peluncuran orbital harus dirancang untuk menghindari kemungkinan

    kegagalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan break-up. Dalam

    kasus ini, kegagalan tersebut harus dapat terdeteksi, tindakan pembuangan

    saat proses peluncuran harus direncanakan dan dilaksanakan untuk

    menghindari break-up.

  • 21

    Guideline 3: Limit the probability of accidental collision in orbit

    Dalam misi tahap kendaraan pesawat ke ruang angkasa dan tahap peluncuran,

    kemungkinan tabrakan disengaja dengan benda-benda yang dikenal harus

    diperkirakan dan diminimalisir agar tidak terbentuk sampah antariksa akibat

    tabrakan tersebut. Jika memang harus terjadi tabrakan, maka penyesuaian

    dari waktu peluncuran atau manuver penghindaran on-orbit harus

    dipertimbangkan.

    Guideline 4: Avoid intentional destruction and other harmful activities

    Menyadari bahwa peningkatan risiko tabrakan bisa menimbulkan ancaman

    bagi operasi ruang angkasa, penghancuran yang disengaja dari setiap pesawat

    ruang angkasa on-orbit atau kegiatan berbahaya lainnya yang menghasilkan

    berumur panjang dan menghasilkan puing-puing harus dihindari. Ketika

    dilakukannya break-up dengan sengaja, harus dilakukan pada ketinggian yang

    cukup rendah untuk meminimalisasi sampah antariksa yang terbentuk.

    Guideline 5: Minimize potential for post-mission break-ups resulting

    from stored energy

    Dalam rangka membatasi risiko untuk pesawat ruang angkasa lain dan

    menghindari kecelakaan break-up, semua on-board sumber energi yang

    tersimpan harus habis atau dibuat aman ketika mereka tidak lagi diperlukan

    untuk melakukan suatu misi.

  • 22

    Guideline 6: Limit the long-term presence of spacecraft and launch

    vehicle orbital stages in the low-Earth orbit (LEO) region after the end

    of their mission

    Tahap misi pesawat ruang angkasa dan peluncuran orbital yang telah

    dihentikan fase operasionalnya dalam orbit yang melewati wilayah LEO

    harus dihapus dari orbit secara terkendali. Jika hal ini tidak mungkin, maka

    harus dibuang sehingga menghindari jangka panjang terbentuknya sampah

    antariksa di wilayah sekitar LEO.

    Guideline 7: Limit the long-term interference of spacecraft and launch

    vehicle orbital stages with the geosynchronous Earth orbit (GEO) region

    after the end of their mission

    Tahap misi pesawat ruang angkasa dan peluncuran orbital yang telah

    dihentikan fase operasionalnya dalam orbit yang melewati wilayah GEO

    harus dilepas ke orbit lain sehingga menghindari gangguan jangka panjang

    kerja satelit yang berada di wilayah GEO.

  • 23

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Sampah antariksa sebagai benda buatan manusia yang mengitari bumi selain

    satelit yang berfungsi. Menurut Inter-Agency Space Debris Coordination Committee

    (IADC): Space debris are all man made objects including fragments and elements

    thereof, in Earth orbit or reentering the atmosphere, that are nonfunctional.

    Sampah antariksa bermacam-macam, dari yang sampah antariksa alami yakni

    asteroid, meteoroid, serta komet, hingga sampah antariksa buatan manusia, yakni

    satelit. Berdasarkan data penelitian, kita mengetahui bahwa pertumbuhan sampah

    antariksa cukup pesat, bahkan dari data terlihat untuk beberapa tahun kedepan

    pertumbuhan sampah antariksa beberbentuk kuadratik.Adapun solusi dari

    penanggulangan sampah antariksa secara ilmiah yakni pembuatan space weapons

    yang bertujuan untuk menghancurkan sampah antariksa tersebut da nadapula mitigasi

    sampah antariksa oleh UNCOPUOS.

    6.2 Saran

    Seperti yang kami simpulkan sebelumnya, kami menulis karya ilmiah ini

    untuk menginformasikan suatu hal yang berkaitan tentang sampah antariksa, mulai

    dari defines, sampai solusi penanggulangan sampah antariksa. Penulis menyadari

    bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, mulai dari kesalahan

    penulisan maupun teknis seperti data yang terkait tentang sampah antariksa.

    Sehingga penulis perlu membutuhkan saran dari pembaca agar penulisan karya

    ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    C. Bombardelli and J. Pelez.Ion Beam Shepherd for Contactless Space Debris

    Removal . Journal of Guidance, Control, and Dynamics. Vol. 34. No. 3. MayJune

    2011. pp 916-920.

    U.S. Congress. Office of Technology Assessment. Orbiting Debris: A Space

    Environmental Problem. Background Paper. OTA-BP-ISC-7. U.S. Government

    Printing Office. September 1990. p. 3.

    David Wright. Debris in Brief: Space Debris from Anti-Satellite Weapons. Union of

    Concerned Scientists. December 2007.

    M.Simatupang Ferry, Sedikiti Tentang Sampah Antariksa.2011.

    Kompasiana, Sampah Antariksa. 17 januari 2011

    http://sasproject8.wordpress.com/

    http://ecoswitch.com/blog/environmental-news/we-are-the-meteor-how-climate-

    change-economics-ought-to-be-understood/

    http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2105113-pengertian-

    antariksa/#ixzz2BtfxPeOy

    http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=26099

    http://www.lapanrb.org/artikel/68-orbit-satelit

    http://hamda62.wordpress.com/2010/05/26/apa-itu-satelit-buatan/