status epileptikus
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
STATUS EPILEPTIKUS (SE)Darto Saharso
BATASAN
Bangkitan kejang yang berlangsung selama 30 menit atau lebih, baik secara terus menerus atau
berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran di antara kejang.
PATOFISIOLOGI
Pada status epileptikus terjadi kegagalan mekanisme normal untuk mencegah kejang. Kegagalan
ini terjadi bila rangsangan bangkitan kejang (Neurotransmiter eksitatori : glutamat, aspartat dan
acetylcholine) melebihi kemampuan hambatan intrinsik (GABA) atau mekanisme hambatan
intrinsik tidak efektif.
Status epileptikus dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
1. Fase I (0-30 menit) - mekanisme terkompensasi. Pada fase ini terjadi :
Pelepasan adrenalin dan noradrenalin
Peningkatan cerebral blood flow dan metabolisme
Hipertensi, hiperpireksia
Hiperventilasi, takikardi, asidosis laktat
2. Fase (> 30 menit) - mekanisme tidak terkompensasi. Pada fase ini terjadi :
Kegagalan autoregulasi serebral/edema otak
Depresi pernafasan
Disritmia jantung, hipotensi
Hipoglikemia, hiponatremia
Gagal ginjal, rhabdomyolisis, hipertermia dan DIC
Penyebab terjadinya status epileptikus antara lain infeksi, hipoglikemia, hipoksemia, trauma,
epilepsi, panas, dan tidak diketahui (30%).
GEJALA KLINIS
Tergantung fase kejang (fase I dan II)
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Anamnesis :
o Lama kejang, sifat kejang (fokal, umum, tonik/klonik)
o Tingkat kesadaran diantara kejang
o Riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang dalam keluarga
o Panas, trauma kepala
o Riwayat persalinan, tumbuh kembang
o Penyakit yang sedang diderita dan RPD.
PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 257
Pemeriksaan fisik : pemeriksaan neurologi lengkap meliputi :
o Tingkat kesadaran
o Pupil
o Refleks fisiologis dan patologi
o Ubun-ubun besar
o Tanda-tanda perdarahan
o Lateralisasi.
DIAGNOSIS BANDING
Reaksi konversi
Sinkop
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan penderita dengan status epileptikus adalah sebagai berikut :
1. Tindakan suportif.
Merupakan tindakan awal yang bertujuan menstabilisasi penderita (harus tercapai dalam
10 menit pertama), yaitu ABC :
Airway : Bebaskan jalan nafas
Breathing : Pemberian pernafasan buatan/bantuan nafas
Circulation : Pertahankan/perbaiki sirkulasi, bila perlu pemberian infus atau
transfusi jika terjadi renjatan.
2. Hentikan kejang secepatnya*.
Dengan memberikan obat anti kejang, dengan uruttan pilihan sebagai berikut (harus
tercapai dalam 30 menit pertama) :
1. Pilihan I : Golongan Benzodiazepin (Lorazepam, Diazepam)
2. Pilihan II : Phenytoin
3. Pilihan III : Phenobarbital
4. Pemberian obat anti kejang lanjutan*
5. Cari penyebab status epileptikus
6. Penatalaksanaan penyakit dasar
7. Mengatasi penyulit
8. Bila terjadi refrakter status epileptikus atasi dengan* :
Midazolam, atau
Barbiturat (thiopental, phenobarbital, pentobarbital) atau
Inhalasi dengan bahan isoflurane
* Jenis dan dosis obat-obatan yang diberikan dapat dilihat pada Bagan
Penatalaksanaan Status Epileptikus Darto Saharto 2006..
PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 258
KOMPLIKASI
Asidosis
Hipoglikemia
Hiperkarbia
Hipertensi pulmonal
Edema paru
Hipertermia
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Gagal ginjal akut
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Edema otak
PROGNOSIS
Tergantung pada :
Penyakit dasar
Kecepatan penanganan kejang
Komplikasi
PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 259
Bagan Penatalaksanaan Status Epileptikus
PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 260
DAFTAR PUSTAKA
1. Young GM. Pediatrics, status epilepticus. eMedicine Journal, March 7, 2002.
http://www.emedicine.com/emerg/topic404.htm
2. de Menezes MS. Status epilepticus. eMedicine jounal July 23, 2002.
http://www.emedicine.com/ped/topic205.htm
3. Hanhan UA, Fialos MR, Orlowski JP. Status Epilepticus. Ped Clin North Am 2001; 48 (3) :
683-94.
4. Appleton R, Choonara I, Martland T, Philips B, Scott R, Whitehouse W. The Treatment of
Convulsive status epilepticus in children. Arch Dis Child 2000; 83 : 415-9.
5. Smith BJ. The treatment of status epilepticus. Neurol Clin 2001; 19 (2) : 347-69.
6. Ucapan terima kasih kepada : dr. Erny, Sp.A atas bantuan dalam penyusunan pedoman
diagnosis & terapi, Neurologi anak.
PDT – Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo Surabaya 261