strategi pembelajaran edutainment 1
DESCRIPTION
edutaimentTRANSCRIPT
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EDUTAINMENT DALAM
MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA BIDANG STUDI
Sejarah Kebudayaan Islam Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-
IBROHIMY GALIS BANGKALAN.
Skiripsi
Diajukan Kepada Sekolah Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Meyelesaikan Program Sarjana
Strata Satu (S-1)
Oleh :
MUCHTARUL WAHID
NIM. D03304068
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
2009
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKIRIPSI
Skiripsi oleh:
Nama :Muchtarul Wahid
Nim :D03304068
Judul :PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EDUTAINMENT
DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
BIDANG STUDI Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Studi Kasus di
Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-IBROHIMY GALIS
BANGKALAN.
Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan
Surabaya, 11 Februari 2009
Dra. HUSNIYATUS SALAMAH, Z. M. Ag
NIP. 150 267 236
3
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKIRIPSI
Skiripsi oleh Muchtarul Wahid ini telah dipertahankan di depan tim penguji skiripsi.
Surabaya, 15 januari 2009
Mengesahkan,
Fakultas Tarbiyah
Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,
DR. H. NURHAMIM, M.Ag
Nip. 150 246 739
Tim Penguji
Ketua
Dra. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag
150 367 236
Sekretaris
M. Bahri Musthofa, M. Pd.I
150 368 866
Penguji I,
Drs. H. A. Hamid sjarif, M. MH
150 197 388
Penguji II,
Drs. Syamsul Ma'arif, M. Ag
150 290 028
4
MOTTO
ان اهللا ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأ نفسهم
"Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sampai mereka sendiri yang mengubah dirinya "
Kata mutiara
"Jangan Pernah Barharap Sukses Jika Jalan Yang Menuju Ke Arah Itu Sama Sekali
Belum Kau Tempuh"
5
ABSTRAK
Skiripsi oleh muchtarul wahid, 2008. judul: " Penerapan Startegi
Pembelajaran Edutainment Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa
Dibidang Studi Ski (Studi Kasus Di MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan) "
pembimbing:
Yang melatar belakangi penelitian ini ialah ketidak puasan dan kejenuhan atau
juga karna system pembelajarannya yang semakin menoton dan sistem
pembelajaranya hampir smua mata pelajaran memakai metode ceramah, sehingga
menghambat kreatifitas alamiyah yang ada pada peserta didik. Di samping itu alas an
utama para tim / para guru melakukan pembelajaran edutainment karena masalah
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), yang kerap sekali sering mengerdilkan siswa dan
membuat jenuh siswa. Sehingga dengan adanya pembelajaran yang berbentuk
menghibur (Edutainment) dapat meningkatkan atau mengembangkan pembelajaran
yang sesuai dengan minak, bakat dan kebutuhan anak didik.
Dari latar belakang penelitian diatas memunculkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment dalam bidang studi
SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
2. Bagaimana pengembangan kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di
sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
3. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field rasearch) dengan
pendekatan kualitatif, untuk mendapatkan data-datanya peneliti menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul peneliti analisis
dengan teknik diskriptif kualitatif.
6
Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan
pembelajaran Edutainment adalah proses pembelajaran yang didesain sedemikian
rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara
harmunis, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, adapun pembelajaran yang
diterapkan disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan hanyalah pembelajaran yang
menghibur dan menyenangkan karena pembelajaran edutainment itu juga disesuaikan
dengan kreativitas dan kebutuhan anak.
Penerapan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang melalui pembelajaran
edutainment untuk anak MTs sudah cukup baik dan optimal dengan cirri-ciri
pembelajaran yang bervareasi dalam artian materi yang akan diajarkan sesuai
kebutuhan anak sehingga dengan mudah mengaplikasikan dalam bentuk yang
menyenangkan dan menghibur. Diantara beberapa strategi atau model pembelajaran
yang digunakan yaitu: pemberian cerita, permainan peran (role play),tadabur alam /
karya wisata, Tanya jawab, game, dan ceramah.
7
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Syukur Al-hamdulillah, Dapat Kupersembahkan Karya
Skiripsi Sederhana ini Buat:
Orang yang ku sayangi dan sangat saya hormati Bapak dan Ibu yang telah
membesarkan dengan kasih sayang dan mendidiknya dengan penuh kesabaran
serta selalu mendo,akan setiap saat agar anaknya menjadi anak yang sholeh,
pintar, taat, patuh, berguna baginya, keluarganya, Agama, bangsa dan Negara
Saudara-Saudaraku yang tersayang kakakku Moh. Jamhari, Mbakku rantina,
Sakdiyah, adik-adikku Toha Bukhori, Qomariyah.
Buat Tanteretan IKAMABA semua tak terkecuali khususnya yang Kurus dan yang
Gemuk yang telah memutivasi penulis agar menyelesaikan tugas akhir ini, marilah
Jangan nodai persaudaraan kita yang selama ini kita tanam
Buat teman-teman KI-04, yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skiripsi ini, yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Kebersamaan dan kesetiaan kalian semua mengiringi perjalanan studiku, tawa
dan canda serta perselisihan memberi nuansa yang sejuk dan mutiara berharga
selalu mewarnai setiap langkahku……………………
Spesialnya buat tretan IKAMABA selaku pengurus ples ketua IKAMABA (Alek
Khotib) 2009 yang sering marah-marah & tidak kalah murkanya ketika ada
masalah di IKAMABA.
Do,a tidak pernah hentinya semoga sadar & tidak tambah parah……………….
8
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi robbi yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi
ini.
Sholawat serta salam semoga tetap abadi pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta genap dan seluruh pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan dan ppenulisan skiripsi ini,
banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, maka semuanya dapat penulis menyelesaikan dengan
baik. Untuki itu sudah sepatutnya apabila dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Nurhamim, M. Ag, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Surabaya Beserta Staf-Stafnya.
2. Drs.H Masyhudi Ahmad, M. Pd.I, selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Dra. Husniyatus Salamah Z, M. Ag., selaku Dosen Wali dan juga selaku
Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan
serta memberi motivasi agar tidak putus asa dan tetap semangat.
5. Drs. Nur Kholis selaku kepala Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan dan beserta staf-stafnya yang telah membantu dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Semua saudara-saudaraku yang telah meluangkan pikirannya untuk penulis
sehingga penulis bisa menyelsaikan tugas skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
9
Tiada kata yang dapat penulis berikan sebagai balas budi, selain untaian do,a
semoga amal beliau dibalas dan diterima serta diampuni segala dosa-dosanya disisi
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karna keterbatasan kemampuan yang penulis miliki mengingat penulis
adalah hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan luput, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritikan dan masukan yang bersifat konstruktif demi
sempurnanya penyusunan skiripsi ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga skiripsi ini bisa bermamfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 04 januari 2009
Penulis
10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKIRIPS………………………………………….ii PENGESAHAN TIM PENGUJI……………………………………………………..iii MOTTO………………………………………………………………………………iv ABSTRAK…………………………………………………………………………….v PERSEMBAHAN…………………………………………………………………....vi KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix DAFTAR TABEL……………………………………………………………………xi BAB : I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………………...1 b. Rumusan Masalah……………………………………………………..2 c. Definisi Operasional…………………………………………………..3 d. Tujuan Penelitian……………………………………………………...4 e. Mamfaat Penelitian……………………………………………………5 f. Metode Penelitian...…………………………………………………...6 g. Sistematika Pembahasan………………………………………………7
BAB : II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Edutainment
1. Pengertian……………………………………................................8 2. Konsep Dasar……………………………………………………...9 3. Pendekatan Pembelajaran………………………………………..10
B. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas………………………................................11 2. Ciri-Ciri…………………………………………………………..12 3. Tahap-Tahap……………………………………………………..13 4. Faktor-Faktor…………………………………………………….14
C. Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pengertian SKI…………………………………………………...15 2. Tujuan SKI………………………………….................................16 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran
SKI…………………………………………...17 4. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas Belajar Pada Bidang Studi SKI………………18
BAB : III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan……………………………………………………19
11
1.Sejarah singkat sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan……………………………………………20
2.Berangkat Dari Keprihatinan………………………….........................21
3.Visi Misi dan Motto……………………………………………...22 4.Kurikulum………………………………………………………..23 5.Struktur Organisasi………………………………………………24 6.Keadaan Guru Karyawan dan Siswa…………………………….25 7.Sarana Prasarana…………………………………………………26
B. Penyajian Data……………………………………………….............27 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreaivitas Belajar Pada Bidang Studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan………………………………………………..28
2. Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan………………………………………………..29
3. Kreativitas Belajar Siswa Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan……………………………30
C. Analisis Data…………………………………………………………31 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreaivitas Belajar Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan………………………………………………..32
2. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas Belajar Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan………………………………………………..33
3. Kreativitas Belajar Siswa Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan……………………………34
BAB : IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..35 B. Saran-Saran…………………………………………………………..36
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..37 Lampiran ...……………………………………………………………….38
12
DAFTAR TABEL
1. Fasilitas Pembelajaran
2. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS)
3. Keadaan Personalia Guru
4. Struktur Organisasi
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki abad ke 21 ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
berkembang pesat, menyebabkan semakin besarnya arus informasi dan
terbukanya pasar internasional yang berdampak pada persaingan bebas yang
begitu ketat di segala aspek kehidupan.
Dalam era tersebut kita di tuntut mampu berperan dalam persaingan bebas,
lebih-lebih dalam dunia pendidikan. Konsekuensi logisnya, sumberdaya manusia
(SDM) yang unggul dan memadai menduduki posisi yang sangat vital dan
strategis dalam kotek saat ini.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang mendapat prioritas
utama dalam kehidupan manusia. Sebab pendidikan menjadi suatu jalan atau cara
yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya, bahkan pendidikan
menjadi suatu kewajiban yang harus di jalani manusia dalam kehidupanya.
Sebagaimana di jelaskan dalam hadits nabi Muhammad SAW.1
ةملسموم لس مل آىل عةضير فملعال بلط
Artinya : Dari anas ibnu malik berkata. Sabda Rasulullah saw." Mencari ilmu
merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim (laki-laki dan
perempuan)"
1 Sunan Ibnu Majah. Juz 1 Hadits no.224. (Bairut, Dar Al-kitab Al-Ilmiah,tt), hal. 81.
1
14
Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi
perkembangan atau peningkatan dan perwujudan diri individu, terutama bagi
perkembangan bangsa dan Negara, kemajuan suatu kebuadayaan tergantung
kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memamfaatkan
sumberdaya manusia (SDM).hal ini berkaiatan erat dengan kualitas pendidikan
yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, salah satunya kepada peserta
didik.2 Adapun pendidikan disini tidak hanya sebagai: Transfer Of Knowledge,
lebih dari itu ada tujuan pembentukan kepribadian. Pendidikan juga merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan
rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama.3 Sehingga siswa
dapat mengenal potensi yang dimilikinya dan kemudian dapat mengembangkan
potensinya sesuai bakat dan mural.
Dalam hal ini betapa pentingnya kedudukan pendidikan agama dalam
peningkatan manusia Indonesia seutuhnya. Buktinya dengan ditempatkannya
unsur-unsur agama dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila
pertama dalam pancasila adalah Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang
memberikan makna bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Untuk
membina bangsa yang beragam pendidikan agama ditempatkan pada posisi
2 Utami Munandar, Kreatifitas Dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Dan
Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 4. 3 Achmad D. Marimbah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1974),
hal. 44.
15
stategis dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan nasional bahwa:
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia.4
Pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional memiliki posisi yang
kokoh yang secara yuridis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
peningkatan manusia seutuhnya. Dalam UU No 20 tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS pasal 12 ayat 1 dinyatakan bahwa:5 " Setiap peserta didik pada
setiap sauna pendidikan, berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama" pendidikan
agama adalah bagian dari proses pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif meningkatkan potensi dirinya nuntuk
memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dengan demikian bangsa Indonesia menempatkan pedidikan agama pada
kedudukan yang tinggi dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dengan peningkatan bangsa Indonesia, pendidikan agama
disini mendapat prioritas utama.6 Oleh karena itu, pendidikan agama bisa menjadi
4 Moch. Kasiram, Pelaksanan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Dikota Malang, hal.
77. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), hal. 7. 6 Hanum Asrohah, “Pendidikan Islam Dalam KBK : Studi Tentang Pengembangan
Pembelajaran PAI Model di MINU Waru 1 Sidoarjo” (Jurnal: Nizamia, Vol.6, Nomor 1 tahun 2004).
16
salah satu solusi ditengah keadaan bangsa saat ini agar tidak terperosot kejurang
keruntuhan dan krisis mural yang semakin mendalam.
Proses pembelajaran yang digunakan pada guru agama selama ini lebih
banyak menggunakan metode ceramah, guru memberi penjelasan dengan
berceramah mengenai materi pelajaran dan siswa sebagai pendengar, metode
pembelajaran semacam ini kuarang memberikan arahan pada proses pencarian,
pemahaman, penemuan dan penerapan serta menjadikan siswa mnjadi jenu, bosan
dan malas belajar. Akibatnya pendidikan agama islam kurang dapat memberi
pengaruh yang berarti pada kehidupan siswa sehari-hari bahkan mengakibatkan
terjadinya krisis multi dimensi terutama krisis mural pada kalangan siswa.7
Disini lain strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah saat
ini pada umumnya masih bersifat konvensional, yang belum mampu menjadikan
semua siswa dikelas bisa menguasai tujuan-tujuan umum pembelajaran terutama
bagi siswa yang berkemampuan rendah.8 Untuk menghadapi tantangan ini
pendidikan harus mampu mencari model atau penerapan strategi penyampaian
pendidikan agama yang baru, yang bisa memutivasi peserta didik untuk secara
aktif menjawab persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu model
pengajaran yang bersifat indoktrinasi-dokmatis dan normative.
7 Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia : Membedah Metode Dan Teknik Pendidika
Berbasis Kompetensi, (yokyakarta : Ar-Ruzz,2005), hal 42. 8 Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keberagaman Individu Siswa
Dalam KBK, (Jakarta : PT. Quantum teching, 2005), hal 4.
17
Hal ini penting dalam pembentukan sikap social anak, dimana anak dilatih
untuk menggunakan persepsi agamis terhadap realitas kehidupan. Disini guru
agama harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi
teologis dalam menghadapi setiap bentuk tantangan hidup. Di samping
pendidikan agama di sampaikan secara empirik problematik juga disampaikan
dengan pola atau strategi yaitu keselarasan anatara akal kecerdasan dan perasaan
yang melahirkan perilaku ahlakul karimah dalam kehidupan berbangsa bernegara.
Pola ini menuntut upaya lebih menekankan pada faktor kemampuan berfikir dan
berperasaan muralis yang menentang ke arah Tuhan, dan ke arah masyarakat, di
mana iman dan taqwa menjadi rujukanya.9
Sebagaimana dijelaskan Ausuble, bahwa pendidikan hafalan dan drill
adalah bentuk pendidikan yang tidak bermakna, menurut Paulo freire: pendidikan
seperti ini adalah pendidikan yang membelenggu dan tidak manusiawi. Maka
tidak aneh, bila hasil pandidikan selama ini selalu menghasilkan siswa yang
berfikir linear tidak kreatif. Karena memang sekolah hanya mengembangkan atau
meningkatkan otak kiri ketimbang otak kanan siswa. Bila udah demikian,
kurikulum apapun yang digunakan akan mendapatkan hasil yang sama, yaitu
pembodohan.
9 Moh. Kasiran, Pelaksanaan Pendidikan Pada Sekolah-Sekolah di Kota Malang, hal. 78-79.
18
Oleh karena itu sudah saatnya sistem pendidikan yang selama ini harus di
rubah lebih-lebih untuk sekolah dasar, terutama pada pendidikan agama islam.10
Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif itu dapat menunjang siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak lagi merasa jenuh atau bosan,
akan tetapi menjadi menyenangkan bagi siswa serta menjadikan proses belajar
siswa lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-
hari.
Disini diperlukan kreatifitas yang harus dilakukan oleh semua pihak baik
pihak guru maupun siswa, terutama guru. Karena guru sangat berpengaruh
terhadap mutivasi belajar siswa dan guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
merangsang pembelajaran dan mengembangkan atau meningkatkat kreatifitas
mengembangkan dan menemukan solusi secara mandiri karena pendidikan yang
kreatif dapat memecahkan segala problem dengan solusi yang cepat dan tepat.
Belajar kreatif memungkinkan timbulnya ide-ide baru, cara-cara baru dan hasil-
hasil yang dapat menghasilkan bagi pembangunan atau peningkatan nasional
Indonesia.11
Adapun dalam usaha menerapkan pendekatan pembelajaran yang
sistematis, kreatif dan menyenangkan salah satu sekolah dasar di Bangkalan yang
lebih dikenal dengan nama sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan diBawah
naungan NU telah berupaya menerapkan model pembelajaran baru atau
10 Zamroni, Paradikma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta : Biograf Publishing, 2002), hal.
19. 11 UU Sisdiknas No. 20, Pasal 12 ayat 1, Sikdiknas, 29.
19
penerapan strategi pembelajaran baru yang dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan dapat mengembangkan atau meningkatkan kreatifitas
belajar siswa. Adapun metode yang digunakan sekolah tersebut bernama "Model
atau Penerapan Strategi Pembelajaran Edutaiment". Yang mana Edutaiment itu
sendiri adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga
muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis yang
menjadikan pembelajaran terasa menyenangkan.
Sebagaimana telah dijelaskan sustrisno dalam bukunya "Revolusi
Pendidikan diIndonesia" bahwa Edutainment berasal dari kata Education
(pendidikan) dan Entertainment (hiburan) jadi Edutainment dari segi bahasa
berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. sedangkan dari segi
termenologi Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan
secara harmunis, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, pembelajaran yang
menyenangkan biasanya dilakukan dengan humur atau permainan (game),
bermain peran (role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa
senang, dan mereka menikmatinya.12 Seperti Contoh: (Drama) Dalam kisah para
Nabi "Salah satu siswa disuruh menceritakan sejarah / kisah para Nabi seperti
halnya pada saat perang badar atau juga pada kekuasaan abbasiyah dengan model
atau bentuk implementasi yang siswa itu mampu. Bisa juga dengan cara memutar
12. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetensi (yokyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.
20
CD kemudian di jelaskan kpd siswa yang lain atau juga siswa disuruh menyimak
pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan mengunakan CD atau peralatan
lainnya kemudian siswa dituntut menyampaikan kembali atau menjelaskan apa-
apa yang telah terekam pada pemutaran CD tersebut".
B. Rumusan Masalah
Dengan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
4. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment dalam bidang studi
SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
5. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
6. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan
kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan?
C. Definisi Operasional
Definisi ini untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah
kunci yang diberikan dengan judul penelitian. Agar lebih mudah untuk
memahami makna, maka peneliti merumuskan sebagai berikut:
21
1. Strategi Pembelajaran Edutainment : Adalah suatu proses pembelajaran yang
merupakan aktivitas kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik,sesuai rencana yang
telah diprogramkan.dan yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan
pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmunis,sehingga
pembelajaran terasa lebih menyenangkan.13
2. Kreativitas belajar SKI : Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak
dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan
yang tidak terfikirkan oleh orang lain.14Sehingga proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.15Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh
pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah
merupakan salah satu sumber yang sangat pentingdalam rancang tranformasi
masyarakat.16
13 Sutrisno Revolusi. hal, 31. 14 Joyce Vycoh, Menjadi Super Kreatif: Melalui Metode Pemetaan Fikiran, (Bandung: Kaita,
2003), hal. 43. 15 16 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriono, psikologi Belajar, (Jakarta, Reneka cipta, 1991), hal.
121. 16 Prof. Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177.
22
3. Strategi yang dapat meningkatkan kretivitas belajar siswa pada bidang studi
(SKI) : Setelah mengadakan penelitian baik melalui wawancara, opservasi
maupun dokumentasi, dapat ditemukan beberapa hasil edutainment dalam
mengembangkan kreativitas di bidang studi SKI. Seperti contoh: Sesuai
dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya
pembelajaran edutainment siswa bisa mengembangkan kreativitasnya pada
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru
kebanyakan menggunakan metode ceramah yaitu metode yang membosankan
bagi siswa kemudian dengan datangnya atau ditemukannya strategi atau
model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa
mengaplikasikan model pembelajaran dengan enjoy dan menyenangkan.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini betujuan sebagai:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment
dalam bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
2. Untuk mengetahui bagaimana kreativitas belajar siswa dalam bidang studi
SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
23
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran edutainment
dan yang dapat meningkatkan kretivitas belajar dalam bidang studi SKI di
sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai
pembelajaran yang efektif serta mengembangkan sikap potensi dan bakat
manusia yang sedemikian beragamnya, khususnya pembelajaran bagi siswa-
siswi MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
2. Motivasi para praktisi pendidikan terutama para guru untuk kreatif dan
inovatif dalam memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan
dunia siswa.
3. Sebagai tambahan referensi atau wacana bagi pemerhati pendidikan serta bagi
semua pembaca.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian Kualitatif
Deskristif. Penelitian kualitatif deskristif adalah Suatu penomena penelitian
yang bertujuan menggambarkan keadaan-keadaan atau status penomena yang
terjadi yang terdapat dalam arti baik kata-kata tertulis maupun lisan dari orang
yang menjadi subyek penelitian.data yang dikumpulkan adalah berupa kata-
24
kata, gambar dan bukan angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah,
wawancara, catatan lapangan, foto, video tipe, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.17
Penelitian kualitatif berusaha menampilkan secara holistik (Utuh) yang
membutuhkan pencermatan dalam pengamatan. Sehingga kita dapat
memahami menyeluruh hasil penelitian disamping itu dalam penelitian
kualitatif ini peneliti harus terjun langsung, kelapangan guna memperoleh data
yang dibutuhkan. Peneliti ini berusaha untuk menggambarkan dan
mengklasifikan fakta atau karakteristik fenomena yang ada faktual dan
cermat, tidak mengandalkan bukti logika matematis, prinsip angka atau
metode statistic, sehingga dapat digambarkan kondisi dan keadaan yang
sebenar-benarnya dengan isyarat atau tindakan social.
Menurut Lexy Moloeng yang dikutipnya dari pendapat Bogdan dan
Tailor, penelitian deskriptif adalah data yang berupa kata-tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini dapat
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).18 Sedangkan
menurut Travers, sebagaimana dikutip Sevill dkk, mendefinisikan bahwa
metode deskriptif adalah menggambarkan sifat atas sesuatu keadaan yang
sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. Jadi metode deskriptif ini menekankan bahwa objek yang
17 Lexy Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2007), hal. 11. 18 Lexy Moleong, Metodologi, hal. 3.
25
diselidiki dalam keadaan sekarang pada waktu penelitian dilakukan
(berlangsung).19
Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan
bagaimana suatu keadaan (fenomena, kejadian) dan melaporkan sebagaimana
adanya. Penelitian deskripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang
saat ini berlaku, yang didalamnya terdapat upaya menjabarkan, mencatat,
menganalisa dan menafsirkan kondisi yang selama ini terjadi.20
2. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis data
Data merupakan segala keterangan (Informasi) mengenai segala hal
yang berkaitan dengan tujuan penelitian.21 Berangkat dari topik
permasalahan skripsi ini maka jenis-jenis data yang relevan sebagai bahan
kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinialai dengan
angka secara langsung.22 Diantara data kualitatif dalam penelitian ini
adalah:
a) Model atau Penerapan strategi pembelajaran edutaiment dan
pengembangan kreativitas pada bidang studi SKI.
19 Imam Suprayoso Tabroni, Metodologi Penenilitian Sosial Agama (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2001), hal. 137. 20 Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Aksara 2006), hal. 98. 21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta,Renika Cipta,
1993),cet 9,hal. 104. 22 Ibid, 134.
26
b) Gambaran umum obyek penelitian antara lain sejarah berdirinya
sekolah, struktur organisasi, visi, misi, dan motto, kurikulum
pendidikan, keadaan guru dan murid serta sarana prasarana.
2. Data kuantitatif adalah data yang diukur atau dihitung secara langsung
karena berupa angka-angka adapun data yang di maksud adalah:
b. Sumber Data.
Sumber data adalah sumber data yang di peroleh.23 Berdasarkan
jenis-jenis data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, sumber data
yang digunakan malalui 2 cara yaitu:
1.) Sumber literatur (field literature) yaitu sumber data yang digunakan
untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti
dengan menggunakan buku-buku kepustakaan.
2.) Fild rasearh adalah sumber data yang dipoleh dari lapangan penelitian
yaitu: mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian
untuk memperoleh data yang lebih kongkrit yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.24 Adapun sumber data ini ada 2 macam, yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama
kalinya, dan merupakan bahan utama penelitian. Data yang di
23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta Renika Cipta,
2002), hal. 107. 24 Sutrisno Hadi, Metodologi Rasearh, (yokyakarta : Andi Offset, 1989), jilid 1. 66.
27
maksud disini adalah data tentang model strategi pembelajaran
edutaiment dan kreatif pada bidang studi SKI adapun data ini
diperoleh dari beberapa sumber yaitu; Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah,Creator (TIPS),Guru SKI, dan TU.
b. Data sekunder adalah data yang pengumpulanya tidak diusahakan
sendiri oleh peneliti,misalnya dari keterangan atau publikasi lain.
Sumber sekunder ini bersifat penunjang dan pelengkap data
primer. Data yang di maksud adalah data tentang sekolah
berdirinya sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan dan berupa
dokumen-dokumen lainya.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan,
sehingga data yang diperoleh itu benar-benar valid, maka dalam setiap
penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan dipakai
untuk mendapatkan serta mengumpulkannya. Sebab metode merupakan kunci
keberhasilan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian,
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat
28
terjadi atau belangsungnya perstiwa sehingga observasi berada bersama
obyek yang diselidiki dan disebut juga obsevasi langsung.25
Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data
tentang lokasi dan letak geografis, sarana dan prasarana, penerapan
strategi pembelajaran edutainment dalam meningkatkan kreativitas belajar
siswa di bidang studi SKI dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian
di MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
2. Metode Interview (Wawancara)
Interview adalah proses percakapan dengan maksud untuk
mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,
perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu wawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang
diwawancarai (interview).26
Menurut S Magono teknik wawancara adalah cara mengumpulkan
data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan
sumber data. Teknik wawancara dilakukan untuk menggali informasi
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang
penerapan strategi pembelajaran edutainment dalam meningkatkan
kreativitas belajar siswa dibidang studi SKI di MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan
25 Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta. Gadjah Mada Univercity
Press.2005), hal. 100. 26 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006), hal. 143.
29
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya “dokumen” yang artinya barang-barang
tertulis dengan melaksanakan metode dokumen ini, peneliti mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa
catatan atau benda-benda tertulis, transkip, buku, surat kabar, foto, dan
dokumen mengenai gambaran umum obyek penelitian.27
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah
berdirinya sekolah, visi, misi, dan mutu, jumlah guru, karyawan, dan siswa,
struktur organisasi, dan sarana prasarana.
4. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan
dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Sebab itu, dilakukan
pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data
yang didapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera
dipersiapkan untuk proses berikutnya.28
Secara sistematis dan konsisten bahwa data yang diperoleh dituangkan
dalam suatu rancangan konsep yang kemudian dijadikan dasar utama dalam
memberikan analisis.
Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah proses
mengatur urusan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan
27 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara,1995), hal. 63. 28 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Revisi III, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997), hal. 270.
30
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisa data
adalah proses yang merinci usaha yang secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan kepada tema dan hipotesis itu.29
Dalam penelitian ini yang digunakan penulis dalam menganalisa data
yang sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu
penelitian yang dilkukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan
kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori memperoleh
kesimpulan.
Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis.
Penelitian deskiptif dibedakan dalam dua jenis penelitian menurut sifat-sifat
analisa datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat eksploratif dan riset
deskriptif yang bersifat developmental.30
Dalam hal ini penulis menggunakan deskriptif yang bersifat eksploratif,
yaitu dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena. Peneliti hanya
ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha memecahkan persoalan-persoalan
yang ada dalam rumusan masalah dan mengalisa data-data yang diperoleh
dengan menggunakan sosiologis.
29 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian……, 103 30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian……, 195
31
5. Metode Keabsahan Data
Agar data ini dapat dipertanggung jawabkan, dalam penelitian kualitatif
di butuhkan metode pengecekan keabsahan data, dalam hal ini peneliti merasa
perlu mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Adapun cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh
keabsahan data tersebut antara lain:
1. Ketekunan Atau Keajekan Pengamatan
Ketekunan atau keajekan pengamatan berarti mencari secara
konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses
analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi
berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa
yang tidak dapat diperhitungkan.31
Ketentuan pengamatan ini bertujuan untuk menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
penelitian dengan kata lain peneliti menelaah kembali data-data yang
terkait dengan fokus peneliti, sehingga data tersebut dapat dipahami dan
tidak diragukan.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan suatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
31 Ibid., 329
32
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lain.32
Dalam hal ini peneliti memeriksa data-data yang diperoleh dari
subyek penelitian, kemudian data tersebut peneliti bandingkan dengan
data dari luar yaitu dari sumber lain, sehingga keabsahan data tersebut
dapat dipertanggung jawabkan.
G. Sistematika Pembahasan.
Untuk mempermudah dalam pemahaman skripsi ini penulis menyusun
menjadi 4 BAB dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
definisi operasional,tujuan penelitian, mamfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
BAB II : landasan teori yang berisikan tentang tujuan mengenai model atau
penerapan strategi pembelajaran edutaiment , tinjauan mengenai kreativitas,
tinjauan mengenai sejarah kebudayaan islam dan penerapan strategi model
pembelajaran edutaiment dalam pengembangan atau peningkatan kreativitas
belajar pada bidang studi SKI.
BAB III : Paparan hasil penelitian mencakup: Gambaran umum, subyek
penelitian, serta penyajian data dan analisis beserta keabsahan data.
BAB IV : Yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran panulis.
32 Ibid., 330
33
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Edutainment
a. Pengertian Edutainment
Sebagaimana telah dijelaskan Sustrisno dalam bukunya " Revolusi
Pendidikan di Indonesia "Bahwa Edutainment berasal dari kata" Education
(Pendidikan) dan Entertainment (Hiburan)jadi Edutainment dari segi bahasa
berarti Pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. sedangkan dari segi
termenologi Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat
dikombinasikan secara harmunis, sehingga pembelajaran lebih
menyenangkan, pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan
dengan humur atau permainan (Game), bermain peran (Role Play) dan
demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa senang, dan mereka
menikmatinya.33
Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah
anak yang dunianya adalah dunia bermain, bagi anak jarak antara belajar dan
bermain begitu tipis pilihan strategi pembelajaran edutainment ini juga
berlandaskan pada hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini
33. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode Dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetens, (Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.
23
34
bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari
tekanan (Revolutional Learning).34 Adapun pelajaran yang diterapkan
dikemas dalam suasana bermain dan bereksperimen, sehingga belajar tidak
lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif dan
menyenangkan bagi siswa.
Anggaini sudono, menyatakan bahwa balajar dengan bermain akan
memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat memanipulasi, mengulang-
ulang, menemukan sendiri, merekplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan
bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Disinilah proses pembelajaran berlangsung mereka mengambil keputusan,
memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar,
mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah,
mengerjakan secara tuntas, bekerja sama dengan teman, dan mengalami
berbagai macam perasaan.35
Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta tahap
perkembangan atau peningkatan anak. Untuk itu pentingnya penerapan atau
strategi bermain dalam belajar, supaya proses belajar mengajar tidak terasa
jenuh dan membosankan tetapi menjadi suasana belajar yang fun, enjoy dan
menyenangkan, sebagaimana penjelasan pobel yang lebih menekankan
34 . Selayang Pandang Sekolah Mts Al – Ibrohimy Galis Bangkalan : Untuk Pendidikan Usia
Dini. 2005. 6 35 . Anggaini Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini.
(Jakarta Grasindo. 2003), hal. 3.
35
pentingnya bermain dalam belajar karena kegiatan bermain maupun mainan
yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta
pengetahuan mereka.36 Jadi plato,aristoteles dan fobel, menganggap bermain
sebagai kegiatan praktis, artinya, bermain digunakan sebagai media untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu anak.
Bermain selain berfungsi penting bagi perkembangan atau
peningkatan pribadi juga mempunyai fungsi social dan emosional, melalui
bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi, senang, sedih,
bergairah, kecewa bangga dan lain-lain. Melalui bermain pula anak
memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul
dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan, selain itu kegiatan bermain
berkaitan erat dengan perkembangan dan peningkatan kognitif anak.37jadi
bermain sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
peningkatan psikologi anak. Karna dalam bermain juga terjadi proses belajar,
persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi
perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman anak.
Bermain merupakan salah satu ciri pendidikan usia dini yang paling
tepat, pelatihan, pembelajaran, pembiasaan dan pendidikan aspek apapun
hendaknya dilingkupi dengan kreatifitas bermain, hal itu akan mengasah
36 . Mayke S. Tedjasa putra, Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini,
(Jakarta : Grasindo, 2001), hal. 1-2. 37 . Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, hal. 20.
36
kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan keterampilan fisik, yang dilakukan
dengan ceria, bebas dan tanpa beban.
Tiada waktu yang paling menyenangkan pada usia dini, kecuali ketika
kita sedang bermain. Kak seto mulyadi dalam bukunya " bermain itu penting "
menyebutkan bahwa bermain tidak bertentangan dengan kegiatan belajar,
justru dengan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan peningkatan
anak, sangat membantu proses belajar mengajar.
Kegiatan bermain adalah kegiatan apasaja dalam suasana
menyenangkan, menyenangkan merupakan kata kunci dalam setiap kegiatan
bagi anak, tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan itu bagi anak tidak
berarti apa-apa waktu mungkin berbiaya mahal. Oleh karena itu orang tua dan
pendidikan dalam menciptakan kegiatan belajar, pelatihan dan pembiasaan
hendaknya dalam suasana yang menyenangkan, dengan demikian tidak
membebani, tidak memaksa dan tidak menjadikan mereka bersedih hati,
kegiatan yang dilakukan secara spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak
hati anak, dan mendatangkan secara bervareasi.dunia anak-anak adalah dunia
bermain kalau kita ingin mendidik, melatih dan membiasakan anak-anak
dengan kemampuan dan keterampilan tertetu masuklah melalui media
bermain.
Fungsi bermain pada usia dini cukup banyak antara lain adalah
merangsang perkembangan atau meningkatkan motorik anak, bahasa anak,
membangun sosial anak, mengembangkan kecerdasan emosi anak,
37
mengembangkan kecerdasan nalar-fikir anak, dan mengembangkan
keterampilan fisik dalam arti tangan anak-anak. Dengan fungsi yang
sedemikian penting bagi proses pendidikan anak, maka semua ahli pendidikan
prasekolah, sangat menganjurkan agar pendekatan pembelajaran, pelatihan
dan pembiasaan, dilaksanakan dengan "Bermain Yang Menyenangkan"
Dunia anak adalah dunia bermain tentu saja dengan bermain itu anak-
anak belajar berbagai macam hal, dengan bermain berbagai kemampuan dasar
anak di kembangkan seperti.
a. Keterampilan motorik dikembangkan melalui permainan : berjalan,
berlari, melompat, meniti, melempar, menangkap, berdiri satu kaki,
berjinjit, berguling dan sebagainya.
b. Kemampuan bahasa dan daya fikir perlu dikuasai, agar anak lebih
mudah berkomunikasi dengan orang lain, mampu memahami hal-hal
disekitarnya, anak perlu mengerti pembicaraan orang lain dan mampu
menyampaikan isi hatinya kepada orang tua.
c. Kemampuan bermasyarakat dan berhubungan social perlu dikuasai agar
anak mampu berdiri sendiri dan bergaul dengan orang lain. Orang tua
atau pendidik memberikan kebebasan untuk melakukan berbagai
kegiatan dan bersedia menjawaab pertanyaan anak-anak.38
38 . The Rianto Fise dan Martin Handoko FIC, Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan
Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua, (Jakarta : Grasindo, 2004), hal. 82-85.
38
Dedi Supriadi mengutip bahwa sebuah telaah yang dilakukan broner
dan donalson, dalam telaah itu ditemukan bahwa sebagian pembelajaran
terpenting dalam kehidupan diperoleh masa kanak-kanak yang paling awal,
yang mana pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain.39 Karena
bermain merupakan kebutuhan anak yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
anak, dengan bermain dapat meningkatkan intelektual (Kognitif) anak serta
dapat mengembangkan dirinya,baik pada kreativitas maupun potensinya.
Permainan apapun yang dilakukan akan merupakan proses belajar,
semakin beragam gerakan yang ia tampilkan dan segala kebisingan yang ia
ciptakan menunjukkan betapa kuat keinginan untuk belajar, bila kita
memahamikebutuhan bermain anak tentunnya kita dapat merangsang anak
sedemikian rupa agar permainan yang diminatinya menunjang keberhasilan
proses belajar nya memang mendomenasi seluruh masa perkembangan nya.40
Belajar sambil bermain akan menjadikan siswa lebih hidup, nyaman dan
menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran
yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa berbahak-berbahak, melainkan
sebuah pembelajaran yang didalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru
dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada penekanan yang ada
39. Dedi Supriadi, Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan Terlalu Saying
Jika Tidak Diolah,. (Republic : Jum’at, 11,Juli 2003). 40. Imam Musbikin, Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2006),
hal. 15.
39
hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung pembelajaran yang
membebaskan, menurut konsep paolo fraire, adalah pembelajaran yang
didalamnya tidak ada lagi tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis,
sebab tekanan apapun namannya hanya akan mengkerdilkan pikiran siswa.
Sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya
iklim pembelajaran (Learning Climate) yang kondusif.41 Supaya pembelajaran
enjoy dan menyenangkan serta siswa tidak merasa tertekan dan bebas
bergerak maka pembelajaran harus didesain sedemikian rupa, dengan
menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman
dan tidak membelenggu siswa, serta bebas dari tekanan dan jauh dari
kebosanan atau kejenuhan.
Dalam konsep pembelajaran edutainment, roh pembelajaran ada pada
proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan mengagumkan serta
ada pada bagaimana hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan
pendekatan didaktif metodik yang bernuansa " Redagogis " artinya Interaksi
antara guru sangat luwes, akrab dan bersahabat sebagaimana teman sendiri,
dengan begitu siswa tidak merasa dibatasi, takut dan bisa berinteraksi dengan
bebas dan menyenangkan.
41. Ahmad Sapari, Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif, (Didatika, Senin, 8
Desember 2003), hal. 3.
40
Bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik salah satunya adalah
perkembangan kreatifitas anak (Siswa).
Pada umumnya, permainan anak merupakan sarana edukatif yang
penting dalam pertumbuhan anak-anak. Dengan permainan anak dapat
membentuk peradaban dan pemikiran anak kecil dengan demikian anak
diharuskan untuk bermain baik dirumah, disekolah maupun dilingkungan,
mengingat mainan bagi anak-anak memiliki nilai edukatif yang besar, karena
itu, merupakan suatu keharusan untuk memproduksi mainan edukatif dan
teknik bagi anak dan memperluasnya.
Tidak mungkin dikesampingkan, bahwa aktivitas bermotu bagi anak-
anak merupakan suatu proses pendidikan dan pengajaran karena mainan
mencerminkan sarana yang efektif dan sukses untuk mengaktualisasikan diri,
tidak hanya tingkat pendidikan yang merupakan dasar dalam mengembangkan
kepribadin yang baik, namun lebih dari itu, pada yang sama aktivitas bermain
dapat memberikan pengaruh terhadap kapabilitas anak dan kemampuan akal
serta pengetahuan mungkin dicermati melalui hasil disekolah, dilihat dari
pemikiran, kekuatan memorinya, imajinasi, dan pengetahuannya tentang
berbagai hubungan kausalitas yang membantu untuk berkreativitas dan
berinovasi.42
42. Ahmad Abdussalam Al-Kholili, Mengembangkan Kreativitas Anak. (Karta Timur,
Pustaka Al-Kautsar 2005), hal. 206.
41
Dengan demikian permainan sangat penting dan bermamfaat dalam
kehidupan anak-anak karena ia merupakan sarana alamiah dan spontanitas
untuk belajar dan membaca.
b. Konsep Dasar Edutainment
Edutainment dalam perjalanannya menjalma dalam berbagai bentuk
seperti humanizing the (Class Room, Active Learning, The Accelerated
Learning, Quantum Teaching, Quntum Learning, dan Sebagainya). Adapun
konsep dasar dari masing-masing metode ini adalah:
a. Humanizing The Classroom
Artinya manusiakan, the classroom artinya ruang kelas jadi
humanizing the classroom secara harfiah brarti memanusiakan ruang
kelas, tetapi yang dimaksud disini adalah bahwa proses pembelajaran guru
hendaklah memperlakukan siswa-siswanya sesuai dengan kondisi mereka
masing-masing.
Oleh John P.Meller terfokus pada pengembangan model "
Pendidikan Afektif " yang dalam kosakatanya sering disebut dengan "
Pendidikan Kepribadian" atau "Pendidikan Nilai". Tawaran Meller ini
bertumpu pada dorongan siswa untuk:
• Menyadari diri sebagai suatu suatu proses pertumbuhan yang sedang
dan akan terus berubah.
• Mencari konsep dan identitas diri.
42
• Memadukan kesadaran hati dan pikiran.43
b. Active Learning
Artinya pembelajaran aktif. Menurut Melvin L.silberman, belajar
bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi
kepada siswa, belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan
sekaligus, pada saat kegiatan itu aktif, siswa melakukan sebagian besar
pekerjaan belajar.mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan
berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.44
Menurut silberman, cara belajar dengan mendengarkan dan
melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan,melihat dan
mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar,
melihat, diskusi dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah
dengan mengajarkan.
Hasil pengembangan dan peningkatan dari pernyataan Confucius
ini oleh silberman diabadikan dengan kredo:
What I hear, I forget.
What I hear and see, I remember a little.
43 Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33 44 Melvin L. Silberman, Aktive Learning: 101 Strategies To Teacb Any Subject, (USA: Allyn
& bacon, 1996).
43
What I hear,see, and askquestions about or discuss with someone else, I
begin to understand.
What I hear,see,discuss,and do, I acquire knowledge skill.
What I teach to another, I master.45
Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan
menarik. Active learning menyajikan 101 strategi pembelajaran aktif yang
hampir dapat diterapkan untuk semua pelajaran.
c. The Accelerated Learning
Artinya pembelajaran yang dipercepat, konsep dasar dari
pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat,
menyenangkan dan memuaskan.dave mair, menyarankan kepada guru
agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan somatic, auditory,
visual dan intelektual (SAVI).
d. Quantum Learning
Didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Karma semua kehidupan adalah energi.
e. Quantum Teacing
Berusaha mengubah suasana belajar yang menoton dan
membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan gembira dengan
memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan
45 Ibid, hlm.1.
44
kekuatan yang integral.yang berisikan prinsip-prinsip system perancangan
pengajaran yang efektif, efisien dan progresif.
c. Pendekatan Pembelajaran Edutainment
Dalam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa
pendekatan belajar yaitu somatic, auditori, visual dan intelektual atau lebih di
kenal dengan istilah SAVI. Keempat cara bealajar ini harus ada agar belajar
berlangsung optimal, karena unsur-unsur ini semuanya, terpadu, belajar yang
paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara stimultan.
Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara belajar SAVI ini.
Yaitu:
i. Cara Belajar Somatic
" Somatic " Berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh (soma).yang
dimaksudkan sebagai (Belajar dengan bergerak dan berbuat). "learning by
moving and doing"
ii. Cara Belajar Auditory
Auditory adalah (Belajar berbicara dan mendengarkan) atau dikenal
dengan istilah "learning by talking and hearing".
iii. Cara Belajar Visual
Diartikan (Belajar dengan mengamati dan menggambarkan) atau disebut
dengan istilah "learning by observing and picturing"
iv. Cara Belajar Intelektual
45
Yaitu (Belajar dengan pemecahan masalah dan refleksi) atau disebut
dengan istilah "learning by problem solving and reflecting"
B. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
Ada beberapa definisi yang digunakan dalam membatasi maksud yang
terkandung dalam pengertian " kreativitas " tidak dapat dipungkiri bahwa
pengertian ini telah menyebar luas dan banyak digunakan melalui individu-
individu yang memiliki keahlian yang berbeda, peradaban yang kreatif, yang
secara otomatis hal ini menyebabkan munculnya sejumlah definisi yang
berbeda pula.
Kata " kreatif " berasal dari bahasa latin " crate " yang berarti
menyebabkan tumbuh: menghasilkan, menciptakan, dan mengeluarkan.
Kreatifitas dapat didevinisikan sebagai suatu gagasan yang baru dan berguna
(menurut holpern,dalam suharnan). Hasan galunggung memaknai " kreativitas
" sebagai kesanggupan mencipta atau daya cipta. Dari arti termenologi
tersebut " kreativitas " berarti potensi diri dalam membuat sesuatu atau
mendorong agar sesuatu menjadi ada.46
Menurut pendapat munandar, kreativitas memiliki beberapa pengertian
dasar sebagai berikut:
a) Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.
46 A khudhori Sholeh, Pemikiran Islam Kontemporer. (yogyakarta : Jendela, 2003), hal.186.
46
b) Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, jadi individu tidak terpadu pada satu
jawaban, disini individu memiliki kebebasan berfikir untuk menyatakan
gagasan dan pendapat seluas-luasnya tanpa terikat pada aturan-aturan
ynag berlaku.
c) Secara operasional kreativitas mengandung pengertian sebagai
kemampuan mental yang bersifat lancar (fluency), luwes (flexsible), asli
(orisinil) dan adanya elaborasi.
d) Kreativitas merupakan proses.47 Jadi kreativitas merupakan suatu cara
melakukan sesuatu dengan berbeda,unik,lebih baik,baru dan bermanaat.
Dari uraiyan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menciptakan ataumenemukan sesuatu yang baru,
adapun orang yang melakukan kemampuan tersebut dikatakakan orang
kreatif.
Sedangkan menurut rogers menekankan bahwa sumber kreativitas
adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mengujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mngepresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.48 Inti dari
semua konsep kreativitas adalah adanya unsur kebaharuan hasil kreativitas
47 Agoes, Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta : Grasindo Widya Sarana
Indonesia 2003), hal. 65. 48 Utami, Munandar , Kretivitas dan Keberbakatan : Strategi Mengujudkan Potensi Kreatif
dan Bakat, (Jakarta : Grafindo Pustaka Utama , 2002), hal. 24.
47
berujud cara-cara berfikir atau melakukan sesuatu yang bersifat baru, orisinil,
bebas dan imajinatif, dengan perkataan lain, kreativitas adalah berfikir atau
pemecahan masalah yang bersifat asli atau imajinatif.
Untuk dapat melahirkan kreatif sesorang harus dapat memamfaatkan
kedua sifat otak kiri dan kanan. Otak kiri bersifat logika , berurutan, lisan,
pertambahan dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan,
visual, menyeluruh dan tersembunyi. Akhir-akhir ini istilah otak kanan telah
digunakan sebagai cara populer untuk menyetakan kreatif, artistic dan rapi
kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak tersebut.
Jadi dari pengertian-pengertian tersebut diatas bisa diambil standar
kreativitas adalah unik, berbeda, hal baru yang lebih baik serta bermamfaat,
orang yang kreatif membawa makna dan tujuan yang baru, mnyelesaikan
masalah dan memberikan nilai tambahan atau keindahan.
Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.49 Belajar seperti ini sarat dengan aktivitas, kreativitas, efektifitas
dan membuat pembelajaran senang.
Jadi kreatifitas belajar merupakan proses berfikir dimana siswa
berusaha menemukan hubungan-hubungan baru untuk mendapat jabatan,
49 Abu Ahmadi & Supriono , Psikologi Belajar , (Jakarta : Rinika Cipta .1991), hal. 121.
48
metode baru dan cara-cara baru untuk memecahkan suatu masalah dari hasil-
hasil belajar tang mereka lakukan.
Dalam proses pembelajaran edutainment belajar harus dapat
mendorong, menumbuhkan serta mengembangkan atau meningkatkan
kreativitas peserta didik, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, maka
diperlukan dukungan dari guru yang kreatif pula, karma dalam menciptakan
suasana yang kondusif, kreatif dan nyaman serta menyenangkan pada diri
siswa sangat bergantung pada aktifitas dan kreativitas guru.
2. Ciri-Ciri Kreativitas
Sebagian besar peneliti menunjukkan 4 ciri khas kreatif yaitu:
1) Keberanian : orang kreatif berani menghadapi tantangan baru dan bersedia
menghadapi resiko kegagalan, mereka penasaran ingin mengetahui apa
yang akan terjadi, orang yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memilki
minat yang luas dan menyukai kegegemaran dan aktifitas yang kreatif.
Siswa yang kreatif cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang
tinggi, mereka lebih berani mengambil resiko. (tetapi dengan perhitungan)
daripada siswa pada umumnya.
2) Ekspresif : orang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan
perasaanya, mereka menjadi dirinya sendiri orang yang kreatif memiliki
kebebasan berfikir dan bertindak kebebasan tersebut berasal dari dirinya
sendiri, terutama untuk mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang
menghindar untuk mengaktualisasikan potensi kreatif yang di milikinya.
49
3) Humor berkaitan erat dengan kreativitas, jika kita menggabungkan hak-
hak sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tak terduga dan tidak
lazim, berarti kita bermain-main dalam humor, menggabungkan berbagai
hal dengan cara yang baru dan bermamfaat akan menghasilkan yang
kreatif.
4) Intuisi : orang kreatif menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam
kepribadian mereka paham bahwa intuisi berasal dari sifat otak kanan,
yang memiliki pola komunikasi berbeda dengan belahan otak kiri.
Ciri psikologis yang lain yang pada umumnya dimiliki orang yang kreatif
yang diidentifikasikan david N.perkis, adalah:
a) Dorongan untuk menemukan keteraturan dalam keadaan kacau balau.
b) Minat menemukan masalah yang tidak umum, juga penyelesaianya.
c) Kemampuan penyeimbangan kreasi gagasan dengan penyajian dan
penilaian.
d) Termotifasi oleh masalah atau tugas itu sendiri, bukanya oleh
keuntungan lain seperti jabatan atau popularitas.50
Secara alamiah, setiap anak itu kreatif, tidak konfensional serta
mempunyai potensi untuk kreatif dengan melatih diri untuk berkreativitas
siswa dengan mendesain pelajaran yang menentang, merangsang daya fikir
siswa untuk menentukan dan memudahkan atau mencari jawaban sendiri.
50 Joyce Wycoff , Menjadi Super Kreatif : Melalui Metode Pemitaan Pemikiran , (Bandung :
Kaifa. 2003), hal. 49-51.
50
Adapun mengenai ciri utama yang harus dimiliki orang lain inovatif
dan berbeda dari orang yang biasanya yaitu:
a. Kemampuan untuk mencipta dan membuat solusi sesuai dengan pemikiran
yang terbuka.
b. Memiliki kemandirian yang sangat tinggi, dan percaya diri dengan
kemampuan yang dimilikinya, demikian pula dengan kekuatan pemikiran
yang diyakininya.
c. Selalu berusaha daan kosisten dengan pemikiran yang baru yang
diyakininya , hal itu akan memberikan andil yang besar dan bermamfaat
bagi kemanusiaan.
d. Kemampuan untuk menjaga kerahasiaan inovasi tersebut hingga selesai
penetapan kebenaranya, pencatatan dan pelaksanaannya demi menjaga
hak-hak kreativitas, inovasi, dan penjagaan kepemilikikan intelektual.
Ciri-ciri ini dapat di temukan dalam diri orang yang inovatif sekaligus
kreatif, orang seperti ini dapat mendatangkan pemikiran yang baru, baik
berupa praktek, sastra atau keilmuan serta memberikan mamfaat bagi
manusia.
Banyak pemikiran yang baru hadir dari pengalaman harian, setiap
orang dapat mendatangkan pemikiran baru yang bermamfaat, hal ini tercapai
karma ia menggunakan pemikiran yang baik. Pada saat itulah ia disebut
51
kreatif dan inovatif.51 Jadi orang yang kreatif akan menemukan sesuatu yang
baru, yang berbeda dari yang lainya, berani mengambil resiko, percaya diri,
selalu ingin tahu, humoris serta mampu memecahkan masalah dengan
bermacam-macam alternatif jawaban.
3. Tahapan-Tahapan (Fase) Kreativitas
secara lebih sistematis, david cambel mengungkapkan bahwa tahap-
tahap kreativitas meliputi 5 tahap yang dilalui oleh proses kreativitas antara
lain.52
a. Tahap persiapan (Preparation)
Pada periode ini individu meletakkan dasar pemikiran menyatakan
masalah dan mengumpulkan materi-materi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah individu juga mempelajari mengenai latar belakang
masalah serta seluk beluknya.
b. Tahap konsentrasi (Concentration)
Pada tahap konsentrasi ini, perhatian individu tercurah dan pikiran
individu terpusat pada hal-hal yang mereka kerjakan tahap konsentrasi
merupakan waktu pemusatan, waktu untuk menimbang-nimbang waktu
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal (trial and
error)
51 Amal Abdussalam K, Mengembangkan, hal. 57. 52 H. Fuad Nashori & Rachmy Diana M. Mengembangkan Kreativitas Dalam Persepektif
Psikologi Islam, (Yogyakarta : Menara Kudus , 2002), hal. 52.
52
c. Tahap incubasi (Incubation)
Pada tahap incubasi ini, individu seolah-olah melepaskan diri untuk
sementara dari masalah yang dihadapi / tidak memikirkan secara sadar,
tetapi menyimpanya dalam alam bawah sadar, artinya individu mencari
kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran terhadap
masalah yang dihadapi, namun untuk sementara waktu.
d. Tahap penerangan (Ilumination)
Pada tahap penerangan hasil kreativitas baru muncul pada periode ini,
individu mengalami insight, untuk pemecahan masalah muncul secara
tiba-tiba dan diikuti dengan perasaan senang.
e. Tahap pembuktian (Verification / Produktion)
Pada tahap pembuktian individu mengespresikan ide-ide nya dalam
bentuk nyata dalam menentukan bentuk apakah dalam fakta-fakta yang
benar, individu mengevaluasi hasil penyelesaian masalah pada periode ini
diperlukan pola berfikir kreatif.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas
Berfikir kreatif tumbuh subur bila didukung oleh factor personal
diantaranya adalah:53
a. Kemampuan kognitif.
53 Agus Ngger Manto, Quantum. hal. 72.
53
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan otak untuk berfikir
logis, termasuk juga kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif,
potensi otak bisa sangat besar, kemapuan kognitif dapat kita penuhi
dengan cara mengoptimalkan potensi otak.
b. Sikap terbuka.
Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimulus internal dan
ekternal, ini adalah kometmen pribadi yang sangat penting, saat kita dapat
mamfaatkan untuk menjadi kreatif.
c. Sifat yang bebas, otonomi dan percaya pada diri sendiri.
Orang yang tidak senang digiring, ingin menampilkan diri
semampunya dan semaunya, ia tidak terikat dengan konvensi dan aturan
social, mereka percaya diri dan yakin bahwa mereka dapat melakukan hal-
hal secara kreatif.
Faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut utami munandar,
terdiri dari kognitif dan kepribadian, sedangkan kemampuan berfikir terdiri
dari kecerdasan (intelegensi) dan pemerkaya bahan berfikir berupa
pengalaman dan keterampilan, factor-faktor kepribadian terdiri dari rasa ingin
tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko
dan agresif, serta tipe kepribadian.
Menurut rogers, factor yang mendukung perkembangan nya kreativitas
adalah: keterbukaan individu terhadap pengalaman sekitarnya, kemampuan
untuk mengevaluasi hasil yang diciptakan dan kemampuan untuk
54
menggunakan elemen dan konsep yang ada, adapun mengenai faktor internal
individu, rogers mengatakan bahwa kondisi internal yang memungkinkan
timbulnya proses kreativitas adalah:54
1) Keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap rangsangan-rangsangan
memiliki sikap terbuka maka banyak informasi dan kesempatan yang dari
luar maupun dari dalam. Kemampuan terhadap pengalaman adalah :
kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman-
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima tanpa kekakuan
pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap konsep secara
utuh, kepercayaan persepsi dan hipoitesis dengan demikian individu yang
kreatif adalah : individu yang menerima perbedaan.
2) Evaluasi ekternal yaitu : pada dasarnya penilaian terhadap produk karya
seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik atau
pujian orang lain walaupun demikian individu tidak tertutup dari masukan
dan kritikan dari orang lain.
3) Kemampuan untuk bermain dan berekprolasi dengan unsure-unsur dan
bentuk-bentuk dan konsep-konsep yaitu kemampuan untuk membentuk
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, seperti : kegiatan
melukis dapat menumbuhkan kreativitas.
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian sejarah kebudayaan islam.
54 H. Fuad Nashori & Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan. hal. 55-56.
55
Istilah "sejarah" berasal dari kata arab "syajaroh" yang berarti "pohon"
pengambilan istilah ini agaknya berkaitan dengan kenyataan. Bahwa "sejarah"
setidaknya dalam pandangan orang yang pertama menggunakan kata ini
menyangkut tentang.
Syajarah Al-nasab pohon geneologis yang dalam masa sekarang
agaknya bias disebut sejarah keluarga (family history) tapi selanjudnya
"Sejarah" dipahami makna yang sama dengan "tarikh (Arab)," istoria
(Yunani)," history (Inggris)," atau geschichte (Jerman)," yang secara
sederhana berarti kejadian-kejadian yang menyangkut manusia dimasa silam.
Sejarah kebudayaan islam sebagian besar adalah: sejarah politik kaum
muslim, khususnya ditimur tengah, sejarah kebudayaan islam adalah: sejarah
bangkit dan jatuhnya dinasti-dinasti muslim, lebih sempit lagi, sejarah
kebudayaan islam adalah: sejarah elit, sejarah para penguasa muslim. Pada
sisi lain kebudayaan lebih cenderung dipahami ssebagai "kesenian" dengan
demikian, pembahasan tentang "kebudayaan" islam berkisar tentang aspek-
aspek kesenian islam, sejak dari seni lukis, kaligrafi dan semacamnya.
Dengan demikian, sejarah kebudayaan islam didefinisikan secara
sangat sempit implikasi dari sejarah kebudayaan islam yang sangat "political
oriented" adalah munculnya citra yang tidak selalu akurat tentang islam dan
muslimin, bahwa mereka lebih terlibat dalam pertarungan kekuasaan yang tak
habis-habisnya. Padahal sejarah islam bukanlah semata-mata sejarah politik,
sejarah politik hanyalah sebagian kecil dari sejarah islam secar keseluruhan
56
yang mencakup kehidupan social, budaya, ekonomi, dan pendidikan (dan
tradisi intelektual) dalam pengertian seluas-luasnya.55
D. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment dalam Pengembangan
Kreativitas Pembelajaran Pada Bidang Studi SKI
1. Pelaksanaan Pembelajaran Edutainment
Penerapan merupakan suatu prose side, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.56 Penerapan
tersebut merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program atau
tanaman kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktifitas-aktifitas
baru.
Kreativitas manusia berlaku pada hal penciptaan yang terus menerus,
yaitu mengubah suatu bentuk kebentuk lain. Kreativitas ini meliputi semua
aspek kehidupan manusia, seperti dalam ilmu pengetahuan, pemikiran,
pendidikan dan lain-lain.untuk mencapai hasil didik yang kreatif guru harus
memberi kesempatan kepada subyek didik untuk leluasa mengembangkan
kreasinya. Alat pendidikan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak,
harus mendukung pula, kurikulum merupakn isi dari pendidikan yang perlu
diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terciptanya subyek didik
55 Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177. 56 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : PT, Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 93.
57
yang kreatif.57 Untuk itu isi kurikulum harus betul-betul diarahkan pada
pencapaian tujuan anak didik yang kretif. Misalnya dengan memperbanyak
mata pelajaran dan aktifitas yang dapat merangsang kretifitas dan inisiatif
anak didik, jadi menurut prisipnya kurikulum harus sesuai dengan keadaan
perkembangan psikologi anak didik, dan harus sesuai dengan
masakematangan dari masing-masing masa perkembangan mereka.
Kreativitas manusia terbentang luas, terutama adanya kenyataan
bahwa problem-problem manusia akan terus dating dan satu-satunya jalan
adalah terus memecahkanya.kretifitas manusia didukung dan didorong oleh
agama agar kehidupan manusia menjadi lebih baik, agama memberikan
kelapangan pada manusia untuk berkreasi dengan akal pikiran dan dengan hati
nuraninya (qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang
didalamnya.58 dalam Al-Qur’an disebutkan
ر لا ع مهمعن ا ةمعا ن ريغ م ك ي م ل اهللا نأ ب كالد ى يغي وم حت اوى قميل ععيم س اهللانا ومهسفنأا بم
"Yang demikian (siksaan) itu adalah karma sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah suatu nikmat (nasib) yang telah di anugerahkan nya kepada suatu kaum, ia sendiri yang mengubah dirinya. Sunguh Allah maha mendengar lagi maha mengetahui " (QS. Al-Amfal : 53)
مهسف نأا بم او يغير ما بقوم حتى يغير ال هللان
57 Sutrisno, Revolusi Pendidikan, hal. 141. 58 H. Fuad N & Rachmy Diana M, Mengembangkan Kretivitas Dalam Persepektif Psikologi
Islam, (Jogjakarta : Manara Kudus, 2002), hal. 27-28.
58
"Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka
sendiri yang mengubah dirinya " (QS. Al-Ra,du : 11)59
Usaha yang berhasil biasanya melibatkan pemikiran dan kretivitas,
dengan demikian agama sangat mendukung dan mendorong pengembangan
dan kretivitas. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali factor yang
mempengaruhinya, baik factor internal yang dating dari dalam diri individu,
maupun factor yang dating dari lingkungan.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal,
yaitu : pre tes, proses dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai
berikut.:60
a. Pre tes (tes awal)
Pada umumnya proses pembelajaran dimualai dengan pre tes. Ini
mempunyai banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peran yang penting
dalam proses pembelajaran, adapun fungsi pre tes antara lain :
59 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7,
(Jakarta : Lentera Hati), hal. 356. 60 E. Mulyasa, Kurikulum, hal. 103.
59
1. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan
pre tes maka pikiran akan terpokus pada so'al-so'al yang harus mereka
jawab atau kerjakan.
2. untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan
proses pembelajaran yang dilakukan, hal ini dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil pre tes dengan post tes.
3. untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topic dalam proses
pembelajaran.
4. untuk mengtahui dari mana yang seharusnya proses pembelajaran
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan
tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
Untuk mencapai fungsi yang ke-3 dan ke-4 maka hasil pre tes harus
segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti
dilaksanakan (sebelum siswa mempelajari modul)
b. Proses
Disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
proses pembelajaran, yakni sebagaimana tujuan-tujuan belajar
direalisasikan melalui modul, proses pembelajaran perlu dilakukan
dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut
aktifitas dan kreativitas guru dalaqm menciptakan lingkungan yang
60
kondusif, proses pembelajaran dikatakan afektif apbila seluruh peserta
didik terlibat secara aktif, baik mental fisik, maupun sosialnya.
Kualitas pembelajaran dapatdilihat dari proses dan segi hasil,
dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar peserta didik
terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi
semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan
dari hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan perilaku yang positif pada peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik terlibat secara
aktif baik fisik,mintal maupun social, lebih lanjud proses pembelajaran
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,
menghasilkan out-put yang banyak dan bermutu tinggi serta sesuai
dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan pembangunan.
Pada proses ini model pembelajaran edutainment
mengentegrasikan kreativitas dalam setiap proses pembelajaran yang
sifatnya aplikatif (pelaksanaan) terutama pada pembelajaran SKI
karma selain berbentuk hafalan, materi pembelajaran SKI cenderung
mengarah pada pelaksanaan (praktek secara langsung) dengan
memakai beberapa strategi pembelajaran yangdisesuaikan dengan
tema pada saat itu, dengan harapan dapat mepermudah siswa dan
61
menerima pelajaran, serta dapat mengembangkan daya piker dan
kretivitas iswa.
Secara umum kreativitas sangat berperan penting dan
bermamfaat pada pendidikan, adapun dalam mengembangkan
kreativitas siswa guru mempunyai dampak yang besar, karma aktivitas
dan kreativitas guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa
dan karena guru lebih banyak kesempatan untuk merangsang atau
menghambat kreativitas mereka, jadi dalam membangkitkan motivasi
dan kreativitas siswa, guru harus senantiasa mampu menumbuhkan
semangat belajar siswa dengan melatih, merangsang pelajaran yang
menantang dan kreatif serta inovatif.
Disamping itu guru harus membangun lingkungan kelas yang
besar dari kendala-kendala yang merusak motivasi instrinsik
disekolah.61 Dan menciptakan atmosfer yang aman, terbuka dan
menyenangkan akan membuat siswa merasa bebas untuk
mengungkapkan perasaan mereka dan mengembangkan kesempatan
tanpa adanya tekanan dari orang tua teman sebaya.62 Hal tersebut
merupakan strategi yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan kreativitas siswa, karma jika dalam suasan kelas
dalam kondisi yang ceria dan penuh kekegembiraan maka siswa akan
61 Utami Munandar, Pengembangan, hal. 109. 62 Bobby Deporter dan Mike H, Quantum Question, hal. 23.
62
lebih mudah menerima materi pelajaran dengan penuh semangat dan
rasa percaya diri yang tinggi, sehingga pembelajaran tersa lebih
menyenangkan dan lebih bermakna.
Ruang kelas hendaknya merangsang secara visual, tanpa
mengganggu perhatian, ruang kelas yang penuh dengan berbagai
produk hasil karya siswa yang bergam, seperti lukisan, foto, karangan,
patung dan karya-karya lain, akan dapat merangsang daya fakir dan
kreativitas siswa.63 Oleh karena itu selain metode yang digunakan
harus tepat dan bervareasi strategi pembelajaran harus senantiasa
tercipta dengan baik dan tepat. Serta guru harus mengkoordinir kelas,
membangkitkan motivasi siswa serta mendesain kelas sebagaimana
desain pembelajaran edutainment sehingga pembelajaran dapat
terlaksana dengan kondusif dan lebih bermakna.
c. Post tes
Pada umumnya proses pembelajaran diakhiri dengan post tes,
post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran, adapun fungsi post tes sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok.
63 Utami Munandar, Pengembangan, hal. 112.
63
2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi danj tujuan-tujuan
yang belum dikuasainya.
3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
pengayaan.
4. Sebagai bahan acuan untuk melakuakan pembaikan terhadap
komponen-komponen modul, dan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi.
2. Pengembangan Kreativitas Belajar SKI
Pengembangan kreativitas adalah suatu hal yang harus terjadi secara
sustainable (berkelanjutan). Hal ini karena sebuah lembaga pendidikan itu
harus berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dan perso'alan-
perso'alan yang timbul diluar lembaga pendidikan karena itu kemampuan
kreativitas dalam sebuah lembaga pendidikan harus secara terus menerus
ditingkatkan se irama dengan kemajuan dan perkembangan pendidikan.
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar, banyak resep untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif,
dimana peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas
belajarnya secara optimal dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika:
64
a. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa
takut.
b. Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi
ilmiah secara bebas dan terarah.
c. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan
evaluasinya.
d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e. Melibatkan mereka secara aktif dan kretif dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.64
Dalam upaya pengembangan kreativitas tersebut guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan yang
mengarah pada situasi diatas. Karena guru mempunyai peran penting dalam
pembunuhan dan pengembangan kretivitas belajar siswa, karena kualitas
pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, jadi guru
harus mampu berfikir kreatif dan inovatif serta mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif. Menumbuhkan kreativitas anak melalui proses
balajar kreatif merupakan usaha penting untuk membangun mutu pendidikan
melalui proses belajar yang kreatif, guru juga ditantang
mengembangkanaktivitas pendidikan yang lebih menyenangkan, mengasikkan
sekaligus mencerdaskan anak. " antara mutu pendidikan dan kreativitas
merupakan proses yang tidak pernah selesai, jadi keduanya harus berjalan satu
64 Mulyasa, Kurikulum Berbasis, hal. 106.
65
nafas dan terus-menerus ditumbuh kembangkan " perkembangan kemampuan,
kecerdasan dan kretivitas pada anak akan dapat ditumbuhkan jika ada
beberapa kegiatan yang membawa pengaruh besar kepada pengembangan
kecerdasan anak dan membantunya untuk berfikir kritis, ilmiah, sistematis,
cepat tanggap dan mampu berkreativitas, diantaranya:
1. Bermain Kreatif
Ada beragam permainan yang dapat mengembangkan inovasi pada
anak, salah satunya denganpermainan kreatif yang dapat
mengembangkan imajinasi anak kegiatan yang berbau seni dan
keterampilan tangan sering kali menjadi pilihan mereka misalnya:
mewarnai gambar, menempel guntingan kertas sehingga menghasilkan
suatu bentuk permainan yang baru dan menghasilkan ide-ide baru semua
itu dapat mengembangkan kreativitas anak.
Dengan demikian permainan dapat membantu anak-anak untuk
belajar karena itu kita memotivasi mereka untuk bermain secar kontinyu
karena kemalasan dan tidak bermain mengakibatkan mereka menjadi
tertutup atau tidak dapat bersosialisasi dan tidaka dapat menggunakan
kemampuan tubuhnya secara tepat.
Adapun cara-cara mengembangkan kreativitas dengan permainan
adalah:
a. Membantu mengembangkan kamahiran dalam seluruh hal yang
menarik perhatian anak.
66
b. Menggambar dan berekspresi bebas tentang pemikirana apa yang
diinginkan anak-anak.
c. Menggambarkan kemahiran menjawab pertanyaan secara teratur.
d. Mampu mengarahkan dan memfokuskan perhatian dalam berbagai
permasalahan yang dihadapi seseorang pada umumnya.
e. Tertip menyelesaikan pekerjaan dan kewajiban yang diminta.
f. Kemampuan untuk mengepresikan beberapa topic tertentu.
g. Mengupayakan segala kemampuan dan kemahiran anak untuk
mengembangkan kreativitas yang dimilikinya.
h. Mengembangkan kemampuan nalar dalam segala hal yang
merintanginya.
2. Lukisan atau gambar
Lukisan termasuk sarana edukatif utama yang paling penting untuk
mengembangkan kreativitas.lukisan atau gambar merupakan salah satu
cara mengembangkan bakat, inovasi dan kreativitas, serta salah satu
bidang terpenting dalam merealisasikan diri yang kreatif dan bakat seni
para peserta didik secara umum dan bvakat seni anak-anak MTs Al-
Ibrohimy secara khusus.65lukisan atau gambar dapat mengembangkan
kecerdasan anak, yang dilakukan dengan cara dengan mengembangkan
hobinya dalam bidang ini, disamping faktor-faktor kreativitas pada anak
65 Amal Abdussalam, Mengembangkan, hal. 222.
67
dengan cara menyikapi korelasi dan merasakan modivikasi dengan
menambah keindahan lukisan.
Anak-anak hidup dalam nuansa kebebasan dan spontanitas yang
mayoritas diserap melalui pendidikannya secara tidak langsung atas dasar
tiruannya terhadap apa yang dilihat disekelilingnya, dirumah, disekolah
dan lain-lain lukisan anak memiliki fungsi penerapan yang membantu
perkembangan kecerdasan pada anak, meskipun lukisan itu sendiri
merupakan suatu aktivitas yang terkait dengan permainan, namun ia
sekaligus dapat menjadikan komunikasi timbal balik antara seorang anak
dengan anak lainya.
3. Teater anak
Teater anak memiliki peran penting dalam pengembangan
kecerdasan anak, peran ini tumbuh dari pendengaran anak terhadap
dongeng atau cerita atau sejarah dan melakukan pada pola pandangan
imajinatif. Hal itu dikarenakan kemunculan dan perkembangan alat khusus
untuk berkomunikasi berfungsi untuk memperkaya model atau strategi
berfikir ini banyak ragamnya dan berkembang secara cepat dan cermat.
Dengan demikian teater memiliki tingkatan tertinggi dalam hal
kecerdasan, kemampuan berbahasa dan keselarasan social yang baik, serta
siswa dapat memiliki kapabilitas berinovasi yang anggun karena anak
adalah: generasi penerus pembangunan bangsa, yang diharapkan dapat
berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi era globalisasi.
68
BAB III
PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy merupakan yayasan
lokal yang berada dibawah naungan departemen agama (DEPAG) yang
bersifat nasional yaitu Lembaga Pendidikan islam, dengan misi
mengoptimalisasikan pendidikan agama bagi generasi Islam dan optimalisasi
fungsionalisasi out put YPI Al-Ibrohimy di masyarakat. Dalam rangka
menempuh optimalisasi pendidikan agama bagi generasi Islam, Yayasan
Pendidik Islam (YPI) Al-Ibrohimy mendirikan lembaga pendidikan mulai dari
TK, MI, MTS, MA dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ibrohimy,
akan tetapi yang jadi sampel penelitian penulis adalah MTS Al-Ibrohimy yang
terletak di kecamatan Galis Bangkalan Madura
MTS Al-Ibrohimy didirikan sejak 13,Tanggal :12 September 1984 dan
operasionalnya pada tahun 1985 dengan jumlah siswa 30 dibagi dalam 2 (dua)
kelas dengan status TERCATAT dengan Nomor : B/Kw.13.4/MTs/549/2005
NSS : 21 23 52 60 3008 dengan Akte Nama:Alfian Yahya, Nomor: 13,
Tanggal :12 September 1984, dengan status TERDAFTAR.
61
69
2. Keadaan Geografis
MTS Al-Ibrohimy merupakan lembaga pendidikan yang berada di area
komplek Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy. Maka peneliti
memberikan gambaran geografis Yayasan Pendidikan Islam (YPI). Adapun
letak geografis MTS Al-Ibrohimy adalah
Sebelah utara : Desa Sowa'an kecamatan modung kabupaten
Bangkalan
Sebelah selatan : Jalan raya Galis atau jalan pantura yang menuju
kearah kabupaten Sampang, Pamekasan dan
kabupaten Sumenep
Sebelah timur : Berbatasan dengan jalan yang menuju ke desa
sebelah.
Sebelah barat : Perbatasan dengan pasar tradisioinal Galis.
3. Stuktur Organisasi
MTS Al-Ibrohimy merupakan lembaga pendidikan dibawah Yayasan
Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy dan sekaligus berada dinaungan
Departemen Agama (DEPAG). Maka bentuk struktur organisasinya berupa
garis komando secara tegas dari kedua instansi tersebut. Adapu struktur
organisasi MTS Al-Ibrohimy sebagai berikut:
70
Tabel 1
Struktur Organisasi MTS Al-Ibrohimy
4. Visi dan Misi MTS Al-Ibrohimy
1. VISI : Terciptanya Insan yang Berilmu, Beriman dan
Bertaqwa serta Berakhlakul Karimah.
2. MISI : Melaksanakan Kurikulum sesuai dengan Kemajuan
dan Perkembangan Iptek yang mengacu pada ajaran Al –
Quran dan Ahlussunnah Waljamaah.
Kepala sekolah Drs Nurkholis
Waka kesiswaan MUJIBURROHMAN,S.A
Waka srana prasrana MUNIB SAg
WALI KELAS GURU
KARIYAWAN SEKOLAH
SISWA
Waka kurikulum ANTON EDYSON,S.Pd
Waka Humas M.Alwi AMa
71
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
MTS Al-Ibrohimy Galis mempunyai guru-guru yang profesional.
Hal ini terbukti dengan bervariatifnya tingkat kelulusan dari berbagai
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Tabel 3
Guru dan karyawan MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
No Nama Guru Pendidikan Jurusan Jabatan Ket.
1 DRS.H.NUR KHOLIS S-1 Tarbiyah/PAI Kepsek
2 ANTON EDYSON,S.Pd S.1 IKIP Wakasek
Kur.
3 MUJIBURROHMAN,S.AG S.1 Tarbiyah/PAI Wakasek Sis.
4 DRS.H.WALID SYAKRONI S.1 Syari'ah GURU
5 SUMARDIANI.BA D.2 PGSD GURU
6 MOH.ALWI..AMa D.2 PGSD GURU
7 YULISTRIWINARNI ,S.Pd S.1 IKIP/PPKN GURU
8 SUDATI,S.Pd S.1 IKIP/MIPA GURU
9 ANWAR SOLIHIN, A.Ma D.2 PGSD Wali Kelas
10 SITI MUSLIMAH U.H. ,Sos.I S.1 Tarbiyah/PAI Wali Kelas
11 INDRIYO DARGO,SPd S.1 IKIP/BAHASSA GURU
12 Dra.WIWIK HARIYATI S.1 IKIP/SASTRA Wali Kelas
72
13 ABD.MUNIB.S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI Wakasek Sar
14 R O K I B, S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU
15 AMIN IMRON,S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU
16 AMIR MAHMUD,S.Pd S.1 UNESA/OR GURU
17 MASJHUDI S.1 PGAN/PAI GURU
18 MOH.RAFI FAUZI S.1 D.2/BAHASA GURU
19 BUDI RAHMAN ,S.Pd S.1 IKIP/BAHASA GURU
20 ROZAKI,S.Pd S.1 IKIP/BAHASA Wali Kelas
21 NUR HAYATI,ST S.1 UNESA/KIMIA Wali Kelas
22 MULYANINGDIYAH,S.E S.1 IKIP/EKONOMI Wali Kelas
23 ARIS SULISTIAWAN, S,Si S.1 IKIP/IPA GURU
24 SUAIDAH. BA D.3 PAI GURU
25 ANIK ALIATUN, S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU
26 ABU SIRI, A.Ma D.2 PAI GURU
27 MOH. ADNAN, A.Ma D.2 PAI GURU
28 HOIRUDDIN S.1 Tarbiyah/PAI GURU
29 SULHAN AGUS TIANA, S. Pd S.1 IKIP/BAHASA GURU
30 MARIA ULFA, S. Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU
31 SITI ROMLAH YUSUF, A.Ma D.2 PAI KA.TU
32 MOH. ROSIH MA IPS PustakaWan
Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy Galis
73
b. Keadaan Siswa MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan dari tahun ke tahun mengalami
kemajuan baik dari segi kualitas dalam hal kreatif belajar siswa maupun
kuantitas. hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang memasuki MTS
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan di tahun ini.
Tabel 4 Jumlah Siswa Tahun 2007/2008
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
A B C JML A B C JML A B C JML
L P L P L P L P L P L P L P L P L P
JML
19 18 20 15 17 17 107 20 18 24 13 21 16 112 20 14 20 16 16 21 105 324
Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy galis
6. Keadaan Sarana Prasarana Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
1. Sarana Fisik
Tabel 1.20
Sarana Prasarana Madarasah
No Nama/Jenis Sarana Keterangan
1 Tanah lokasi bangunan 10.402 m2
2 Ruang kelas 21 ruangan (8 lokal dilantai 2) tingkat
3 Ruang administrasi 1 ruangan
4 Laboratorium IPA 4 ruangan, terdiri laboratorium fisika, kimia, biologi dan IPA
74
5 Komputer 37 buah
6 Peralatan keterampilan servis elektro 1 set
7 Peralatan keterampilan servis sepeda motor
1 set, dilengkapi lima sepeda motor praktik.
8 Peralatan keterampilan tata busana 22 mesin jahit.
9 Perpustakaan 1 ruangan
10 Kendaraan 1 kendaraan roda empat
11 Musholla 2 bangunan
12 Kantin 2 bangunan
13 KOPSIS 1 ruangan
14 Perumahan Pesuruh 2 bangunan
15 UKS 1 bangunan
16 BP 1 ruangan
17 Ruang Musik 1 ruangan
18 OSIS 1 ruangan
19 Dharma Wanita 1 ruangan
20 Ketrampilan Tata Busana 1 ruangan
21 Pos SATPAM 1 bangunan
22 Multimedia 1 bangunan
23 Aula 1 bangunan
24 Asrama 1 bangunan
25 Lab. Bahasa 1 bangunan
Dalam sebuah lembaga pendidikan, kelengkapan sarana prasarana
merupakan salah satu kunci utama maju dan tidaknya lembaga pendidikan.
MTS Al-ibrohimy Galis Bangkalan mengerti akan pentingnya sarana-
prasarana sekolah. Dengan ini menurut Abd.Munib.S.Ag selaku wakasek
sarana prasarana pengadaan sarana prasarana harus selalu direncanakan dan
75
dianggarkan66. Artinya dengan semakin memadainya sarana prasaran sekolah,
akan semakin meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga diharapkan
dapat menciptakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien. Seperti
halnya: dalam pembelajaran SKI ini siswa bisa efektif dan efisien karena
bentuk pembelajarannya atau model pembelajaranya sesuai dengan minat dan
bakat siswa atau system pembelajarannya sesuai dengan keinginan siswa.
Maka dengan itu pula siswa akan melakukan pembelajaran yang efektif dan
efisien sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh siswa itu sendiri.yakni siswa
mampu mampu menciptakan pembelajaran yang fun, enjoy dan
menyenangkan yang dipola sangat unik menarik dan kreatif shingga materi
jadi mudah disampaikan sehingga guru mudah untuk mengkondisikan siswa
lebih percaya diri, pemberani, imajinatif, kreatif serta inovatif dan lain-lain.
(siswa dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan juga siswa bisa
membuktikan atau mengaplikasikan hasil pembelajarannya di sekolah tersebut
seperti : Siswa bisa belajar dengan humur atau permainan (Game), bermain
peran (Role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa-rasa senang
dan mereka menikmatinya.
66 Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 1-2 Nofember 2008
76
B. Penyajian Data
1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment dalam pengembangan
kreativitas belajar pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di
sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
a. Strategi Pembelajaran Dalam Suasana Kelas.
Edutainment merupakan salah satu model pembelajaran yang
didesain dengan hal yang berbeda dan dikemas dalam bentuk hiburan
sehingga dapat mengubah proses pembelajaran menjadi pembelajaran
yang menyenangkan.67 Dengan terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan maka siswa dapat lebih kreatif dalam mengekspresikan
perasaan mereka dan mengeksplorasikan pemahaman mereka.dalam
mendukung adanya pembelajaran yang menyenangkan, sekolah MTs Al-
Ibrohimy Galis Bangkalan memberikan kebebasan penuh pada siswa
dalam belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing yaitu:
ada yang belajar dengan menggunakan pendekatan belajar somatic,
auditorial, visual maupun intelektual (SAVI).
Agama Islam merupakan agama yang sangat menghargai pribadi-
pribadi kreatif. Bahkan islam menganjurkan bahkan selalu menggugah
agar umatnya selalu kreatif, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka
semakin tinggi kelancaran berfikirnya. (fluency of thingking) dengan
67 Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 3 Nofember 2008
77
demikian pendidikan agama sangat penting dan merupakan bagian dari
kreativitas karena dapat mengembangkan atau meningkatkan kreativitas
seseorang. Kreativitas juga harus dilatih secara terus menerus agar tidak
lumpuh dan kaku salah satunya dengan mengasah dan menumbuhkan
kreativitas pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
b. Tujuan dan fungsi pembelajaran sejarah kebudayaan islam.
1. Tujuan
Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam di
sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan sebagai berikut:
• Memberi pengetahuan tentang sejarah agama islam dan
kebudayaan islam kepada pada peserta didik, agar memiliki data
yang obyektif dan sistematis tentang sejarah.
• Mengapresiasi dan mengambil ibrah (bukti). Nilai dan makna yang
terdapat dalam sejarah.
• Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
mengenalkan nilai-nilai islam berdasarkan cermatan atas fakta
sejarah yang ada.
• Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya
melalui imitasi terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk
kepribadian yang luhur.
78
2. Fungsi
Pembelajaran sejarah kebudayaan islam setidaknya memiliki
tiga fungsi sebagai berikut:
• Fungsi edukatif
Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegakkan
nilai, prisip hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Yakni dengan mencontoh kisah-kisah atau
keteladanan para nabi.
• Fungsi keilmuan
Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang masa lalu islam dan kebudayaan.
• Fungsi tranformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting
dalam rancangan tranformasi masyarakat.
3. Standar kompetensi mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di sekolah
MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
Setandar kopensi mata pelajaran sejarah kebudayaan islam berisi
sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selam
menempuh sejarah kebudayaan islam di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan.kemampuan ini berorientasi pada perilaku efektif dan
psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka
79
memperkuat keimanan, ketaqwaan kepada Alloh Swt. Kemampuan-
kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini
merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai
disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
a) Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan,
dan mengguakan informasi tentang sejarah pembentukan dinasti
umayah. Biografi dan kebijakan kholifah-kholifah dinasti umayah
(muawiyah bin abi sofyan, abd malik bin marwan, walid bin abd
malik, umar bin adb azis, dan hisyam bin adb malik), kemajuan dinasti
umayah (bidang politik dan militer).
b) Kemampuan untuk membiasakan mencari, menyerap, menyampaikan
dan menggunakan informasi tentang kemajuan dinasti umayah bidang
(ilmu agam islam) dan mengkaji sebab-sebab keruntuhanya, sejarah
terbentuknya dinasti abbasiyah, geografi dan kebijakan kholifah-
kholifah abbasiyah yang terkenal (abu ja,far al-mansur, harun ar-rasyid
dan Abdullah al-makmun), kemajuan dinasti abbasiyah (bidang social
budaya, politik dan meliter).
c) Kemampuan untuk membiasakan mencari, menyerap, menyampaikan
dan menggunakan informasi tentang kemajuan-kemajuan dinasti
abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang ilmu agama islam),
dan mengkaji sebab-sebab keruntuhan nya, serta kemajuan-kemajuan
dinasti al-ayubiyah.
80
4. Pendekatan
Cakupan materi setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu, meliputi.
a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan atau
meningkatkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt,
sebagai sumber kehidupan.
b. Pengamalan, menkondisikan peserta didik untuk memperaktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat, khalifah dan para ulama,.
c. Pembiasaan, pembiasaan melaksanakan pembelajaran dengan
membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran
islam yang dicontohkan oleh sahabat, khalifah dan para ulama,.
d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
SKI dengan memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-
nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.
e. Emosional, upaya menggugah perasaan (Emosi) peserta didik dalam
menghayati berbagai peristiwa dalam sejarah islam sehingga lebih
terkesan dalam peserta didik.
f. Fungsional, menyajikan materi SKI yang memberikan mamfaat nyata
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
81
g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan
guru serta komponen, MTs lainnya sebagai teladan sebagai cermin dari
individu yang meneladani sahabat, kholifah dan para ulama,.
5. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar peserta didik
berupa kompetensi yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan serta
pengamalan.
Penilaian berbasis kelas terhadap ketiga ranah tersebut dilakukan
secara proporsional sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik serta bobot setiap
aspek dri setiap materi.
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penilaian SKI dalam prinsip
kotinuitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti pertumbuhan,
perkembangan, peningkatan, dan perubahan peserta didik. Penilaiannya tidak
saja merupakan bagian atau tes formal, melainkan juga.
a. perhatian terhadap peserta didik ketika duduk, berbicara, dan bersikap.
b. Pengamatan ketika peserta didik ketika berada diruang kelas ditempat
ibadah, dan ketika mereka bermain.
Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat scara tetulis
terutama tentang perilaku yang menonjol atau kelainan pertumbuhan yang
kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan, penilaian terhadp
82
pengamatan dapat digunakan observasi, wawancara, angket, kuesioner, skala,
sikap, dan catatan anekdot.
Dalam proses belajar mengajar pada bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
sudah berlangsung afektif dan menyenangkan serta melibatkan semua
siswa sebagai subyek pembelajaran.68 Dan dalam pembelajaran tidak
hanya dilaksanakan didalam kelas tetapi juga dilaksanakan diluar kelas,
seperti: Out door atau Out bound dsb. Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari kejenuhan belajar pada siswa. Seperti contoh: "siswa di ajak
berdialok, berdiskusi atau berinteraksi dengan alam, siswa di ajak bermain
diluar kelas atau siswa diajak bercerita tentang para sahabat Nabi SAW
atau kholifah-kholifah pada zaman atau pada pemerintahan Nabi SAW"
Dalam strategi pembelajaran Edutainment sekolah MTs sangat
memperhatikan baik pada opening, proses maupun closing pada proses
pembelajaran, pada kegiatan tersebut siswa ditekankan pada nilai-nilai
aqidah yang tujuannya untuk menanamkan memori keagamaan pada diri
siswa, agar nilai-nilai aqidah tersebut dapat membiasakan pada kehidupan
sehari-hari.69
68 Observasi 6-7 Desember 2008. 69 Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 14-16 Nofember 2008
83
Pada strategi pembelajaran disekolah MTs Al-Ibrohimy
pebelajaran edutainment memberikan kebbebasan penuh terhadap guru
dalam menggunakan metode yang berfareasiyang dianggap sesuai
dengan tema yang akan diajarkan, sehingga guru tidak terlihat dengan
satu metode saja. Guru bias menggunakan beberapa metode secara
bergantian bahkan secara bersamaan dan satu pertemuan.
Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam
mengembangkan atau meningkatkan kreativitas siswa menurut Abd
Munib S.Ag adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan sesuatu menjadi ber mamfaat baik dengan memakai biaya maupun yang tidak dengan memakai biaya.
2. Mendayagunakan lingkungan yang ada, misalnya halaman sekolah, lapangan, masjid dan sebagainya.
3. Pada pengelolahan kelas guru yang mendesain kelas sering dan skreatif mungkin,adapun pada kelas atas II dan III siswa diikut sertakan dalam mendesain dan mengeloala kelas.
Sebagaimana yang telah dikutip dari hasil wawancara dengan Abd.
Munib S. Ag. Kami simpulkan bahwasanya yang sesungguhnya dalam
membangun atau meningkatkan kreativitas siswa di bidang studi SKI
sangat diperlukan karena hampir semua guru memakai metode ceramah
sampai sekarang akhirnya ditemukannya strategi atau model pembelajaran
edutainment. Sehingga siswa belajar merasa sangat enjoy, menyenangkan
dan tidak membosankan lagi bagi siswa. Disitu juga siswa merasa tidak
belajar seaka-akan dipenjara lagi karena hampir setiap harinya bentuk atau
model pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan contoh: siswa
84
diberikan pertanyaan atau dituntut untuk menceritakan kisah-kisah para
nabi didepan teman-teman mereka saling bergantian sesuai dengan metode
atau pola, bentuk, cerita yang akan disampaikan oleh siswa itu sendiri
dengan efektif dan efisien yakni sesuai dengan yang diharapkan oleh guru
itu sendiri.
Terkadang siswa diajak memanfaatkan atau mendaya gunakan
lingkungan yang ada sesuai dengan pengelolaan yang didesain oleh guru
dan siswa siswi ikut terlibat didalamnya sehingga muatan pendidikan bisa
dikembangkan sesuai dengan nalar fikir siswa itu sendiri.
Dalam penyajian mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI),
sekolah ini menggunakan model tematik (Tema) yang dirumuskan oleh
tim dan pengembangan sekolah.70 (TIPS) tujuannya adalah: untuk
mempermudah proses pembelajaran mata pelajarannya juga dikemas
dalam suasana bermain dan bereksprimen sehingga suasana kelas tidak
lagi membosankan, tetapi justru merupakan sarana bermain yang edukatif
dan menyenangkan bagi siswa serta dalam penyajian mata
pelajarannyapun diaplikasikan secara integral dengan menjadikan
pelajaran agama (SKI) menjadi sebagai ruh dari seluruh mata pelajaran
70 Wawancara dan Observasi 18-22 Nofember 2008
85
yang ada, sehingga pelajaran tidak berjalan secara dikotomi melainkan
mengisi dan senantiasa terkait dengan nilai-niali aqidah islam.71
Sebagaimana dikatakan oleh Drs. H. Nurkholis bahwa pada
strategi pembelajaran Edutainment guru MTs tidak diperkenankan
memberikan label negatif seperti: dilarang marah, berkata kasar atau
semacamnya yang dapat menurunkan energi positif. Semangat dan
percaya diri siswa, meski siswa melakukan kesalahanpun guru
diperkenankan mengingat kan menegur dengan bahasa mereka dan sesuai
dengan jiwa psikologi siswa dengan arahan-arahan atau kata-kata sopan,
baik dan mengena, dalam proses pembealajaran siswa diberi kebebasan
bergerak baik dalam mengungkapkan ide, pikiran maupun kebebasan
berekspresi dan berkreasi serta tidak diperkenankan adanya tekanan yang
membuat siswa takut, minder atau hal lain yang dapat menyumbat
kreativitas siswa, tetapi siswa sekolah kreatif diberi kebebasan dalam
belajar agar menjadi siswa yang pemberani, percaya diri, kreatif dan
inovatif.
Model pembelajaran Edutainment memberikan kebebasan
berkreasi pada guru dalam memilih dan menggunakan metode
pembelajaran yang dianggap sesuai. Sehingga guru tidak harus terikat
pada satu metode saja bahkan guru bisa mengguankan beberapa metode
71 Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 24 Nofember 2008
86
secara bergantian atau secara bersamaan dalam satu pertemuan sehingga
metode tersebut dapat mendukung proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan atau meningkatkan kreativitas siswa. Pada pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah sebagai berikut: Misalnya:
• Card Shot (Menyortir kartu)
• Diskusi (Tanya jawab)
• Galerry Walk (Pameran berjalan)
Pada pertemuan pertama dan seterusnya guru melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi peer
lesson. Pada pertemuan pertama ini presentasi dilaksanakan oleh
kelompok pertama yang membahas pokok bahasan “Rasul Ulul Asmi”
dengan menggunakan metode “Card Short (menyorti kartu)”. Pada
pertemuan kedua, dilanjutkan oleh kelompok dua yang membahas pokok
bahasan tentang “Para kholifah” dengan menggunakan metode “Diskusi”.
Dan pada pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir ini adalah
kelompok tiga yang membahas pokok bahasan tentang “Bangunan atau
kerajaan pada zaman” dimana pada kelompok ini menggunakan metode
“Galerry Walk (pameran berjalan)” atau dengan menampilkan gambar-
gambar beserta penjelasannya. Namun dari kesemua materi tersebut
seluruh kelompok tidak pernah melewatkan penggunaan metode diskusi
dan tanya jawab.
87
Setelah semua materi disampaikan, guru memberi kesimpulan atas
semua materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terhadap materi-materi yang belum dipahami.
Dalam hal ini penulis melihat bahwa dalam melaksanakan tugasnya
siswa bersemangat dan antusias sekali. Hal ini terlihat ketika mereka
segera menuju perpustakaan sekolah untuk mencari informasi-informasi
atau literatur yang berkaitan dengan materi yang mereka dapat dan
menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dan ini juga menjukkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar sangat
tinggi.
Selain itu siswa juga terlihat prilaku siswa yang selama proses
pembelajaran serta kerjasamanya dengan teman-temannya sangat baik
sehingga selalu siap dan aktif dan kompak dalam mengikuti setiap proses
pembelajaran.sebagian metode yang digunakan terkadang seperti:
1. Metode demontrasi
Di gunakan untuk materi yang membutuhkan praktek
langsung, seperti: Sholat, wudlu, manasik haji, tayammum, dsb supaya
siswa bisa mempraktekkan langsung atau mengaplikasikan secara
langsung didepan siswa-siswa yang lain.
2. Metode teks dril atau latihan
Digunakan untuk materi yang dibutuhkan praktek yang
berbentuk hafalan misalnya: membaca al-qur,an dan menceritakan
88
sejarah-sejarah para nabi dan sebagainya.sehingga siswa bisa terbiasa
dan berani menumbuhkan kecerdasan otakya.
3. Metode tadabur alam
Dilakukan dengan mengadakan kunjungan berbagai tempat
tertentu, metode yang digunakanpun bervareasi untuk menghindari
kejenuhan dan kebosanan selama mengikuti pembelajaran misalnya:
Out bound atau Fielt trip
4. Metode cerita
Digunakan dengan menjelaskan materi dengan alur cerita
biasanya digunakan untuk menceritakan tentang kisah-kisah Nabi dan
sebagainya supaya: siswa bisa mencontoh dan menumbuhkan jiwa
pemimpin yang adil dan islami.
5. Metode gambar
Digunakan untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai
pembelajaran. Dengan metode gambar ini siswa dapat mengepresikan
karyanya dalam bentuk gambar yakni: siswa bisa menggambarkan
sesuai dengan ide dan nalar fikir siswa itu sendiri.
a) Desain Pembelajaran
Dalam aplikasinya atau penerapanya, pelaksanaan pembelajaran
Edutainment di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.
1. Mengawali kegiatan
89
Disekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan, sebelum masuk
kelas siswa diberi pelajaran disiplin diri dalam hidupnya. Setelah itu tiap
siswa masuk kelas secara teratur yang kemudian dilanjutkan dengan do,a
yang dipimpin siswa secara bergilir. Pelajaran dimualai atau materi
disampaikan pada siswa, guru terlebih dahulu memberi pre tes pada siswa
tentang materi yang akan disampaikan yang berupa tes lisan atau Tanya
jawab.
2. Proses pembelajaran
Dalam proses ini siswa mendapat penjelasan secara singkat materi
yang akan dibahas, kemudian siswa kembali kemeja masing-masing untuk
mengerjakan lembar kerja (work sheet) untuk mendukung program
tersebut kegiatan pembelajaran ditempuh melalui dua cara:
a. Kunjungan ke obyek secara langsung (out dour).
Dalam kunjungan ini siswa diperlihatkan secara langsung atau
dipraktekkan secara langsung pada obyek yang akan dipelajari oleh
siswa itu sendiri. Sesuai dengan bentuk atau model pembelajaran yang
sudah dikemas dengan strategi pembelajaran edutainment.
b. Mendatangkan guru tamu ke sekolah.
Dalam pembelajaran ini siswa diuji atau dites dengan pola
pikir yang telah didapat dalam pembelajaran edutainment tesebut.
Yakni dilakukan studi banding dengan sekolah-sekolah lain untuk
mencari prestasi-prestasi yang menonjol. Disamping itu pula
90
mendatangkan guru tamu kesekolah agar pemahaman yang belum
didapat oleh guru tersebut bisa disampaikan oleh guru tamu itu
kemudian siswa bisa mengaplikasikan sesuai apa yang telah
disampaikan oleh guru tamu tersebut.
Pada akhir kegiatan kunjungan atau mendengarkan guru tamu,
siswa diwajibkan membuat laporan tertulis. Adapun pada
pembealajaran edutainment guru harus senantiasa mengaftifkan
selama proses pembalajaran yakni dengan mendesain pelajaran yang
menentang, merangsang daya fikir siswa untuk menentukan dan
mempermudah siswa dalam mencari jawaban sendiri, yang harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu:
Sumber belajar dan media pembelajaran.
Sumber belajar dan media pembelajaran merupakan suatu hal
yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam
memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam proses belajar mengajar serta merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan factor
pendukung dan penunjang dalam proses pembelajaran. Dengan
sumber dan media pembelajaran maka materi dapat disampaikan
dengan lebih mudah dan menarik dalam proses belajar mengajar
bagi siswa, maka tidak membatasi siswa dalam memilih dan
menggunakan literatur seperti tidak adanya paket sehingga siswa
91
bebas memperoleh bahan pelajaran dari beberapa sumber antara
lain bisa berupa buku, jurnal, majalah, Koran,
internet,perpustakaan, nara sumber dan lain-lain. Sedangkan
media yang digunakan dalam pembelajaran SKI adalah audio
visual (VCD) media cetak, computer, lingkungan sekitar, media
gambar serta sarana prasarana lain yang menunjang proses belajar
mengajar. Misalnya: siswa belajar studi SKI berbagai macam
bentuk atau model pembelajaran dengan sarana prasarana yang
telah disediakan dilembaga tersebut. Maka siswa akan belajar
dengan enjoy dan terasa pembelajaran semakin menyenangkan,
dengan lengkapnya sarana prasarana tersebut maka pembelajaran
akan terasa efektif dan efisien. Maka dari itu pula sekolah MTs Al-
Ibrohimy menyiapkan sarana prasarana yang lengkap, sesuai
dengan kebutuhan belajar mengajar sekolah MTs Al-Ibrohimy
teersebut.
Materi pelajaran
Merupakan salah satu penunjang proses pembelajaran jika
tidak ada materi pelajaran maka proses pembelajaran tidak akan
terlaksana dan tidak akan bermakna.
3. Mengakhiri kegiatan
Sebelum kegiatan diakhiri dan untuk mengetahui hasil pembelajaran
yang diperoleh siswa selama pembelajaran, guru mengadakan post tes.
92
b) Aplikasi Pembelajaran Edutainment
1. Belajar melalui bermain seperti mengajak siswa melihat cerita-cerita para
nabi kemudian dipresentasikan didepan teman-teman atau siswa-siawa
yang lain sesuai dengan kemampuan atau sesuai dengan apa yang dicatat
atau yang ditangkap dalam proses pemutaran VCD tersebut. Sesuai
dengan tema dan topic yang telah dibahas saat itu.
2. Setelah emosi siswa teraspirasikan melalui kegiatan tersebut baru
kemudian siswa diajak mengerjakan materi sesuai dengan tema atau
pokok masalah yang dipakai.
3. Mengenal benda atau opyek secara kongkrit, sehingga belajar diluar kelas
menjadi bagian yang sangat penting.
4. Memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong daya perkembangan
nalar dan kretivitas siswa.
5. Pembelajaran disusun secara integrated yang "di ikat" melalui tema-tema
tertentu.
6. Lembar kerja kreatif (LKK) dibuat bervareatif dan kreatif dengan
memamfaatkan banyak kertas.
7. Sekolah kreatif tidak menggukan buku paket tertentu bahan pelajaran dari
bahan apa saja yang penting relevan seperti: dari buku-buku perpustakaan,
majalah, jurnal, vcd, siaran tv, praktisi hingga internet.
8. Setiap kelas terdapat perpustakaan mini, computer dan rak folder siswa.
93
c) Model Evaluasi Siswa
Di Sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan, evaluasi hasil belajar
atau penilaian kelas dialsanakan secara terintegrasi dalam kegiatan belajar
mengajar dan dengan berbagai cara untuk mengetahui segala potensi yang
dimiliki siswa adapun evaluasi pada pembelajaran edutainment sebagian
diuraikan diatas, maka evaluasi model konvensional tidak memadai lagi. Oleh
karena itu diadakan mudivikasi dan penyempurnaan dalam cara mengevaluasi,
penilaian tidak hanya secara kualitatif (angka-angka dan rapor) tetapi juga
secara kualitatif dalam bentuk narasi, sisi yang dievaluasi tidak hanya
kompetensi akan seni dan keterampilan motorik saja akan tetapi keterampilan
social juga, kepribadian dan leadership.72 Serta penilaian dilakukan secara
otentik yang mencakup 3 ranah (kognitif, afektif,dan psikomotorik). Terlebih
dalam pembelajaran SKI yang dalam pembelajaran nya harus melibatkan ke 3
ranah tersebut.
Adapun keistimewaan model pembelajaran edutainment yaitu:
a. Mampu menciptakan pembelajaran yang fun, enjoy dan menyenangkan.
b. Desain pembelajaran dan dsesain kelas dipola sangat unik menarik dan
kreatif.
c. Memakai berbagai pendekatan pembelajaran yang savi (somatic,
audiotorial, visual dan intelektual)
d. Memakai berbagai metode pembelajaran yang bervareatif. 72 Observasi 3-4 Desember 2008.
94
Kelebihan-kelebihan model pembelajaran edutainment antara lain:
a. Materi jadi mudah disampaikan.
b. Mempermudah guru dalam mengkondisikan kelas.
c. Siswa lebih percaya diri, pemberani, imjinatif, kreatif serta inovatif dan
lain-lain.
d. Siswa mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kelemahan model pembelajaran edutainment.
a. Biaya relative cukup mahal.
b. Memerlukan penanganan dan tenaga ekstra baik dalam mendesain
pembelajaran,desain kelas maupun dalam menciptakan ide-ide kreatif
pembelajaran.
c. Ketidak siapan guru dan wali murid dalam menghadapi peserta didik yang
begitu menonjol.73
d) Pengembangan Kretivitas Belajar Pada Bidang Studi Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI)
Didalam penerapanya, sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan
banyak melakukan pengembangan, kreativitas belajar, terutama yang terkait
dengan mata pelajaran SKI. Misalkan: siswa di beri kesempatan untuk
berkreasi dan berfikir kreatif, yang pada dasarnya guru kebanyakan memakai
metode ceramah, kemudian untuk menjadikan dan mengembangkan 73 Wawancara Dengan Ustadz Mujiburrohman. S. Ag. 6-7 Desember 2008.
95
kreativitas siswa akhirnya guru membuat metode atau menyampaikan materi
dengan berbentuk yang menyenangkan
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu yang baru. Kretif sudah ada dalam diri siswa sejak ia
lahir, untuk mengembangkan kretivitas siswa diperlukan metode atau cara
yang jitu. Dalam pelaksanaan pembelajaran SKI, proses pembelajarannya
bersifat aplikatif, dengan model aplikatif ini digunakan agar pembelajaran
tidak terasa kaku tetapi menyenangkan bagi siswa sehingga mampu dan
terbiasa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.74
a. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dan
bervareatif yang digunakan secara bergantian bahkan ada yang secara
bersamaan dalam satu pertemuan.
b. Pengembangan aktivitas nampak pada cara siswa mengepresikan wark
sheet dan LKK dengan memberikan coretan atau cerita-cerita yang
menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa atau cara
menyampaikan nya dengan sesuai selera mereka atau kemampuan mereka.
c. Suasana kelas diciptakan dalam kondisi yang ceria menyenangkan dan
penuh kegembiraan.
Adapun untuk merangsang dan mengasah otak siswa dan
mengembangkan kreativitas siswa pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2
guru menumbuhkan nyadengan memberi tugas kelompok (tugas portopolio) 74 Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (Kepala Sekolah), 10-12 Desember 2008.
96
yang mana tiap kelompok diberi tugas meringkas atau merangkum materi
yang telah dijelaskan guru pada awal pelajaran pada kertas polio dengan
bahasa mereka.
Adapun tujuan dari pengembangan kreativitas belajar SKI adalah untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa sehingga
siswa tidak lagi merasa bosan atau jenuh dalam belajar.
e) Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
Ibrohimy Galis Bangkalan
Kreativitas belajar SKI Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak
dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan
yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan. Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Maka kreativitas merupakan
kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Kretif
sudah ada dalam diri siswa sejak ia lahir, untuk mengembangkan kretivitas
siswa diperlukan metode atau cara yang jitu. Dalam pelaksanaan
pembelajaran SKI, proses pembelajarannya bersifat aplikatif, dengan model
aplikatif ini digunakan agar pembelajaran tidak terasa kaku tetapi
97
menyenangkan bagi siswa sehingga mampu dan terbiasa menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.75
Dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dan
bervareatif yang digunakan secara bergantian bahkan ada yang secara
bersamaan dalam satu pertemuan. Pengembangan aktivitas nampak pada cara
siswa mengepresikan wark sheet dan LKK dengan memberikan coretan atau
cerita-cerita yang menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa
atau cara menyampaikan nya dengan sesuai selera mereka atau kemampuan
mereka.Suasana kelas diciptakan dalam kondisi yang ceria menyenangkan dan
penuh kegembiraan.
Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru, mudah beradaptasi,
bisa memecahkan persoalannya dengan inisiatifnya sendiri dan mampu
menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari
penerapan edutainment adalah bagian dari kerativitas.
Sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang
masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu sumber yang
sangat pentingdalam rancang tranformasi masyarakat.
f) Strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan kretivitas
belajar siswa pada bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan. 75 Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (Kepala Sekolah), 10-12 Desember 2008.
98
Setelah mengadakan penelitian baik melalui wawancara, opservasi
maupun dokumentasi, dapat ditemukan beberapa hasil edutainment dalam
mengembangkan kreativitas di bidang studi SKI. Seperti contoh: Sesuai
dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya
pembelajaran edutainment siswa bisa mengembangkan kreativitasnya pada
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru
kebanyakan menggunakan metode ceramah yaitu metode yang membosankan
bagi siswa kemudian dengan datangnya atau ditemukannya strategi atau
model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa
mengaplikasikan model pembelajaran dengan enjoy dan menyenangkan.
Abd Munib S.Ag. selaku tim inovasi dan pengembangan sekolah (TIPS)
mengungkapkan bahwa model pembelajaran edutainment ini sangat penting
dan bermamfaat, karena model pembelajaran edutainment sangat mendukung
dan membantu dan mengembangkan kreativitas siswa khususnya pada
pembelajaran SKI.76dengan suasana yang gembira, riang dan mengasikkan
akan membuat siswa siap belajar dengan mudah karena dapat membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep dan pengertian secara alamiah serta
dapat mengubah sikap negatif menjadi positif.
Sekolah MTs Al-Ibrohimy, juga memberikan pembinaan leadership
pada diri siswa antara lain dengan memberikan kesempatan siswa untuk
memimpin secara bergilir baik kegiatan do,a barisan maupun kelompok. 76 Wawancara dengan Abd Munib S. Ag. 9 Desember 2008.
99
Dalam pengembangan kretivitas SKI, guru senantiasa menanamkan rasa
kepedulian pada siswa, seperti yang tercermin pada diri siswa yang
mempunyai rasa kepedulian yang besar pada kaum kurang mampu hal yang
samapun terlihat ketika mereka mendapat tugas kepasar dekat sekolah atau
mini market untuk berbelanja mereka diharuskan mampu melakukan tawar
menawar.
Pada siswa sekolah MTs Al-Ibrohimy selalu ditumbuhkan rasa percaya
diri dengan menampilkan siswa diseni, assembly, atau out bound yang sesuai
dengan kemampuan anak. Adapun salah satu ajang ekstern sekolah MTs Al-
Ibrohimy kerapkali mengikuti lomba tingkat DIKNAS sekecamatan, guna
membiasakan berani tampil didepan public dengan adanya even-even
diharapkan untuk meningkatkan potensi siswa dan mengembangkan
kreativitas siswa baik dalam belajar maupun berkarya.
C. Analisis Data
1. Penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment dalam
pengembangan kreativtas belajar pada bidang studi SKI disekolah MTs
Al-Ibrohimy galis bangkalan.
Berdasarkan pemaparan data diatas, pada fase ini data-data tersebut akan
dianalisis, adapun untuk mempermudah pembacaan, analisa data akan peneliti
sampaikan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.
Dalam penerapanya, model atau strategi pembelajaran edutainment pada
bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy mempunyai strategi
100
pembelajaran khusus yakni pembelajaran yang dikemas dalam bentuk hiburan
selain itu juga siswa diberikan kebebasan penuh untuk memilih gaya belajar
sesuai dengan kecenderungan belajarnya masing-masing yakni dengan
pendekatan belajar somatic, auditorial, visual maupun intelektual (SAVI)
maka proses belajar akan berlangsung menyenangkan sehingga siswa dapat
lebih kreatif dalam mengepresikan perasaan mereka dan mengeksplorasikan
pemahaman mereka.
Hal ini sejalan dengan pendapat Mayke S, Tedjasaputra. Yang
menekankan pentingnya bermain dalam belajar karena kegiatan bermain
maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik
perhatian serta pengetahuan mereka
Lebih lanjud juga Mayke S, Tedjasaputra menyatakan bahwa selain
berfungsi penting bagi perkembangan pribadi, bermain saat belajar juga
mempunyai fungsi sosisal dan emosional, melalui bermain pula anak
memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya belajar bergaul dan
memahami aturan ataupun tata cara pergaulan, selain itu kegiatan bermain
berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak.
Empat pendekatan yang digunakan diatas (SAVI) tidak berbeda dengan
empat pendekatan yang dipakai oleh model Accelerated learning, yang
didalamnya juga ada penekanan untuk senantiasa menghargai kecenderungan
belajar masing-masing pembelajaran.
101
Bisa dianalisa dengan pandangan Ahmad Sapari dalam bukunya "
pendidikan dan sensitipitas guru yang kreatif " yang mengutif konsep paolo
freire, tentang bagaimana pembelajaran yang membebaskan. Pembelajaran
yang membebaskan adalah pembelajaran yang didalamnya tidak ada lagi
tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis, seperti halnya yang telah
diterapkan dalam proses belajar mengajar di MTs Al-Ibrohimy bahwa
pembelajaran itu haruslah mampu membebaskan pikrin peserta didik dari
tekanan atau intimidasi dari pihak manapun. Sebab tekanan apapun namanya
hanya akan mengerdirkan pikiran siswa sedangkan kebebasan apapun
wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran (learning
climate) yang kondusif.
Menurut Silberman, cara belajar dengan mendengarkan akan mudah
lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara
mendengarkan atau melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan
paham, dengan cara mendengar atau melihat mendiskusikan dengan
melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan cara untuk
menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan77.
Proses belajar dalam model ini juga menekankan pada keterlibatan siswa
sebagai subyek pendidikan siswa tidak lagi diposisikan sebagai obyek pasif
yang hanya bisa duduk manis dan mendengarkan penjelasan gurunya
77 Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33
102
hubungan antara pendidik dan siswa yang sering kali terdapat sekat yang
kerap menghambat komunikasi, tidak berhubungan antara guru dan siswa
diliputi keakraban dan keharmunisan, guru erposisi sebagai sahabat bagi
peserta didik hubungan tersebut berpegang teguh pada prisip saling
menghormati.
Dalam hal berpakaian dan pemilihan buku pelajaran yang dijadikan
rujukan ini juga memberikan kebebasan, untuk memilih referensi rujukan
misalnya: majalah, Koran, radio, tv, internet, dan lain-lain. Selain dilakukan
didalam kelas, proses belajar juga diluar ruangan tujuanya untuk menghindari
kejenuhan.
Strategi edutainment juga memperhatikan opening proses maupun
klosing pada proses pembelajaran, terdapat penekanan pada nilai-nilai aqidah
yang tujuanya untuk menanamkan memori keagamaan pada diri siswa
sebagaimana sempat disinggung oleh ustadz Munib S. Ag. Salah satu
pendidik dilembaga pendidik tersebut, bahwa strategi pembealjaran yang
digunakan berusaha untuk menjadi segala sesuatu menjadi lebih bermamfaat,
melakukan maksimalisasi lingkungan yang ada disekitar serta pengelolaan
kelas sering dan sekreatif mungkin.
Penyajian mata pelajaran dalam metode ini menggunakan model
thematic tujuanya adalah untuk mempermudah proses pembelajaran dalam
pelajaranya, agama diposisikan sebagai ruh dari semua mata pelajaran yang
ada. Semua penerapan diatas diarahkan untuk mengembangkan kreativitas
103
siswa disekolah MTs Al-Ibrohimy dengan mengguankan metode
pembelajaran yang berbeda-beda yang berfareatif yang digunakan secara
bergantian, diciptakanya dalam kondisi kelas yang ceria, menyenangkan, dan
penuh kegembiraan.
2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
Ibrohimy Galis Bangkalan.
Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
Ibrohimy Galis Bangkalan : yaitu kemampuan melihat hal-hal yang tidak
dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan
yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan. Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh
pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah
merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancangan
tranformasi masyarakat. Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah
seperti halnya kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu yang baru, mudah beradaptasi, bisa memecahkan persoalannya
dengan inisiatifnya sendiri dan mampu menjadi pemimpin buat dirinya
104
sendiri, maka apa yang dihasilkan dari penerapan Edutainment adalah bagian
dari kerativitas.
3. Strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan kretivitas
belajar siswa pada bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy.
Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru, mudah beradaptasi,
bisa memecahkan persoalannya dengan inisiatifnya sendiri dan mampu
menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari
penerapan edutainment adalah bagian dari kerativitas. Adapun untuk
merangsang dan mengasah otak siswa dan mengembangkan kreativitas siswa
pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2 guru menumbuhkan nyadengan
memberi tugas kelompok (tugas portopolio) yang mana tiap kelompok diberi
tugas meringkas atau merangkum materi yang telah dijelaskan guru pada awal
pelajaran pada kertas polio dengan bahasa mereka.
Beberapa poin dampak positif dari penerapan edutainment tidak lain
dilatari oleh keseriusan penyelenggara pendidikan (lembaga pendidikan
bersangkutan) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikannya, yang salah
satu aspeknya adalah tentang kreativitas peserta didiknya.
Pertama: Edutainment sangat mendukung dan membantu
mengembangkan kreativitas siswa khususnya pada pembelajaran SKI. Karena
pada pembelajaran studi SKI ini sangat bermamfaat bagi kehidupan
masyarakat dan berguna bagi manusia didunia dan akhirat. Dan juga karena
105
siswa yang kreatif maka siswa akan gampang untuk menyampaikan suatu
keahliannya.
Kedua: Edutainment mampu menjadikan siswa mempunyai kemampuan
dasar untuk menjadi pembelajaran yang mampu untuk mengatur diri,
memecahkan masalah dan dapat meningkatkan pengembangan pribadi.
Karena dengan kemampuan siswa yang meningkat maka siswa tidak akan
merasa kesulitan lagi.
Ketiga: Edutainment mampu membuat siswa siap belajar dengan mudah
karena terbantu oleh adanya konsep-konsep dan pengertian secara alamiah
serta dapat mengubah sikap nigatif menjadi positif seperti: percaya diri,
pemberani, imajinatif, humaoris, kreatif, inovatif dll. Karena dengan sikap
pemberani siswa akan menjadi sangat dibutuhkan dan tidak akan cangguh
untuk menghadapi suatu masalah.
Keempat: Edutainment dapat mempengaruhi siswa agar dapat
membiasakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
dengan belajar SKI siswa yang lain akan bisa terpengaruh dan termutivasi
untuk belajar yang kreatif.
Keempat indikasi kreativitas diatas sejalan dengan apa yang sempat
disinggung oleh Sutrisno bahwa pendidikan dikembangkan agar dapat
mengahsilkan subyek didik yang kreatif. Belajar adalah proses seumur hidup
tidak hanya pada saat manusia mengennyam dunia pendidikan kreativitas
tersebut lahir dari satu proses aktualisasi diri yang berkesinambungan bahwa
106
sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri
mengujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan menjadi matang,
kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaptifkan semua kemampuan
organisme.
Dengan demikian model pembelajaran edutainment sangat penting dan
bermamfaat dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pengembangan
kreativitas belajar siswa pada pendidikan sejarah kebudayaan islam (SKI)
karena model pembelajaran edutainment merupakan salah satu bentuk inovasi
pendidikan pada pola pembelajaran yang benar-benar disesuaikan dengan
psikologi siswa dan merupakan pembelajaran yang sangat menyenangkan,
yang mampu mengembangkan kreativitas siswa serta sangat efektif diterapkan
dalam sejarah kebudayaan islam (SKI).
107
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penerapan strategi pembelajaran edutainment pada bidang studi SKI disekolah
MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan mempunyai strategi pembelajaran khusus,
yakni pembelajaran yang dikemas dalam bentuk hiburan. Metode
pembelajaran yang digunakan juga beragam.Kreativitas menjadi bagian
terpenting yang dijadikan landas pijak dalam penerapan strategi pembelajaran
edutainment, dalam proses pembelajaranya, model ini juga menekankan pada
keterlibatan siswa sebagai subyek pendidikan yang didukung dengan adanya
hubungan yang diliputi ke akraban dan keharmunisan antara guru dan peserta
didik.
2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak dilihat orang
lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan yang tidak
terfikirkan oleh orang lain. Melalui sejarah peserta didik ditanamkan
menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu
sumber yang sangat penting dalam rancang tranformasi masyarakat.
108
3. Adapun yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dari penerapan strategi
edutainment disekolah MTs Al-Ibohimy Galis Bangkalan adalah :
(a).Mendukung dan membantu kreativitas siswa khususnya pada
pembelajaran SKI. (b). Mampu mengatur diri, memecahkan masalah dan
dapat meningkatkan pengembangan pribadi. (c). Membuat siswa siap belajar
dengan mudah karena terbantu oleh adanya konsep-konsep dan pengertian
secara alamiah, serta dapat mengubah sikap negative menjadi positif, seperti
percaya diri, pemberani, kreatif serta inovatif dsb.
B. Saran
1. Kepada kepala sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan dan seluruh pihak
sekolah untuk selalu mengadakan inovasi baru baik mengenai managemen,
SDM. Strategi maupun metode pembelajaran pendidikan guna menghasilkan
mutu pendidikan yang berkualitas tinggi.
2. Dari pihak sekolah diharapkan dapat menampung semua aspirasi dari masing-
masing guru baik mengenai metode, media maupun sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam melangsungkan proses pembelajaran.
3. Untuk setiap guru diharapkan lebih meningkatkan kualitas serta
profesionalitas sebagai figur yang ditauladani siswa, dengan menambah
wawasan dan pengalaman serta selalu mengadakan perubahan kearah yang
lebih baik lagi.
93
109
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu & Supriono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinika Cipta. Al-Kholili Abdussalam Ahmad, 2005. Mengembangkan Kreativitas Ana. Karta
Timur. Pustaka Al-Kautsar Arikunto Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
Renika Cipta. Asrohah Hanum, 2004. “Pendidikan Islam Dalam KBK : Studi Tentang
Pengembangan Pembelajaran PAI Model di MINU Waru 1 Sidoarjo”. Jurnal: Nizamia.
Azsa Azyumardi, 1999. Pendidikan Islam. Ciputat, Kalimah Bungin.Burhan, 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Grafindo Persada. D. Marimbah Achmad, 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-
Ma'arif. Dariyo Agoes, 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo
Widya Sarana Indonesia. Fise The Rianto dan Handoko Martin FIC. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini :
Tuntunan Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua. Jakarta : Grasindo.
Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada
Univercity Press. Hadi Sutrisno, 1989. Metodologi Rasearh, Yogyakarta : Andi Offset. Jilid I Hamzah, Buno, 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Pendidikan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Ibnu Majah Sunan, Juz 1 Hadits. Bairut, Dar Al-kitab Al-Ilmiah,tt. Kasiram Moch., Pelaksanan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Dikota
Malang, L. Silberman Melvin, 1996..Aktive Learning: 101 Strategies To Teacb Any Subject.
USA: Allyn & bacon.
110
Mardalis. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Aksara. Margono S, 1995.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Moloeng Lexy, 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Rosda Karya. Mulyasa E, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Munandar Utami, 2002. Kreatifitas Dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif Dan Anak Berbakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Musbikin Imam, 2006. Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. Yogyakarta: Mitra
Pustaka. Nashor H. Fuad i & Rachmy Diana M, 2002. Mengembangkan Kreativitas Dalam
Persepektif Psikologi Islam. Yogyakarta : Menara Kudus. Nurdin Syafrudin, 2005. Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keberagaman
Individu Siswa Dalam KBK. Jakarta : PT. Quantum teching. P. Meller Pelajari, John. 1976. Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In
Affektif. Education. New York: Praeger Publishers. S. Tedjasa Putra Mayke, 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan
Usia Dini, Jakarta : Grasindo. Sapari Ahmad, 2003. Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif. Didatika. Senin.
8 Desember. Selayang Pandang Sekolah Mts Al – Ibrohimy Galis Bangkalan. 2005: Untuk
Pendidikan Usia Dini. Shihab Quraish, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7.
Jakarta : Lentera Hati. Sholeh Khudhori A, 2003. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta : Jendela. Sudono Anggaini, 2003. Sumber Belajar dan Alat Permainan: Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta Grasindo. Suprayoso Imam Tabroni, 2001. Metodologi Penenilitian Sosiual Agama. Bandung:
Remaja Rosda Karya
111
Supriadi. Dedi, 2003. Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan Terlalu Saying Jika Tidak Diolah. Republic : Jum,at. 11. Juli.
Sutrisno, 2005. Revolusi Pendidikan Di Indonesia. Membedah Metode Dan Teknik
Pendidikan Berbasis Kompetens. Yogyakarta : Ar-Ruzz. Undang-Undang Republik Indonesia, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bandung: Citra Umbara.. Vycoh Joyce, 2003. Menjadi Super Kreatif: Melalui Merode Pemetaan Fikiran.
Bandung: Kaita. Wawancara dengan Abd Munib S. Ag. 9 Desember 2008. Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy
Galis, Tanggal 3 Nofember 2008 Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (kepala sekolah), 10-12 Desember 2008. Wawancara dengan Ustadz Mujiburrohman. S. Ag. 6-7 Desember 2008. Widodo Supriono Dan Abu Ahmadi, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Reneka Cipta. Zamroni, 2002. Paradikma Pendidikan Masa Depan. yokyakarta : Biopgraf
Publishing.
112
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya bertanda tangan dibawah ini:
Nama : MUCHTARUL WAHID
NIM : D03304068
Jurusan/program studi : Kependidikan Islam (KI)
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bahwa merupakan pengambilan alihan tulisan atau
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pemikiran saya sendiri.
Apabila kemudian terbukti atau dapat dabuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima atas perbuatan tersebut.
Surabaya, 11 februari 2009
Yang membuat peryataan
Tanda tangan
MUCHTARUL WAHID
D03304068
113
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muctarul Wahid
Tempat tanggal lahir : Bangkalan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn Longke'Tengah, Galis, Bangkalan
Fakultas/jurusan : Tarbiyah/kependidikan islam
NIM : D03304068
Asal sekolah : 1. MI Al-IBrohimy Galis, Bangkalan
2 MTs. Al-IBrohimy. Galis, Bangkalan
3. MA. Al-IBrohimy Galis, Bangkala
114
Lampiran
1. Struktur Komite Sekolah
MTS juga mempunyai relasi yang membantu baik proses belajar-
mengajar maupun menjalin hubungan masyarakat sehingga antara kepala
sekolah, guru, murid, wali murid dan tokoh masyarakat mempunyai hubungan
yang sangat dekat, dalam hubungan ini di sebut komite sekolah.
Tabel 2
Struktur Organisasi Komite Sekolah
Tabel 5
Data inventaris
MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
No. Keadaan Peralatan Yang Dimiliki Penemuan Tahun
Ketua komite sekolah MOH.ALWI.AMA
Wakil ketua TURDI
Sekretaris ABD.MUNIB.S.Ag
Wakil sekretaris ABUSIRI AMa
Bendahara SANWANI
Wakil bendahara SITI ROMLAH
Anggota 1.Mujiburrahman Sag Guru 2.Ust. Jailani Mashuri Tokoh Masyarakat 3.Ir. Maslihah SAg Wali Murid 4.Hosnan Wali Murid 5.Rokib SAg Alumni
115
Kondisi
Nama Jumlah Bai
k
Perlu
Perbaikan Rusak
04 05 06 07
1 Sepeda Motor 1 V V V
2 Meja Pimpinan 5 V V V
3 Meja TU 4 V V
4 Kursi kerja 9 V V V V
5 Meja Komp Kantor 3 V V V
6 Bangku Siswa 300 V V V
7 Meja Guru LAB 2 V V
8 Meja OSIS 1 V V
9 Meja Guru 29 V V
10 Meja Guru kelas 12 V V V
11 Meja Loker Guru 2 V V V
12 Kursi Siswa Kelas 300 V V V
14 Kursi Guru 29 V V
15 Kursi Guru Kelas 12 V V V
16 Kursi Guru LAB 2 V V
17 Meja + Kursi Piket 2 V V
18 Komputer TU 3 V V V
19 Printer TU 3 V V V
20 Scanner TU 1 V V
21 TV 4 V V V
22 AC 10 V V V
23 Kipas Angin 12 V V V
24 Almari 16 V V
25 Rak Arsip 1 V V
116
Keadaan Peralatan Yang Dimiliki Penemuan Tahun
Kondisi No.
Nama Jumlah Bai
k
Perlu
Perbaikan Rusak
04 05 06 07
26 Filling Cabinet 1 V V
27 Radio Tape 4 V V
28 Warless 1 V V
29 DVD 1 V V
30 Sound Lab 2 V V
31 Mega Phone 1 V V
32 Speaker 4 V V V
33 Sound Kelas 15 V V V
34 Jam Dinding 13 V V
35 Dispenser 1 V V
36 Magic Com 1 V V
37 Lemari Es 1 V V
38 White Board 28 V V V
39 Papan Data + Pengum. 33 V V
40 Gambar Pres +wakil 25 V V
41 Mesin Ketik LAB 10 V V V V
42 Komputer LAB 20 V V V V V V
43 Printer Lab. 21 V V V
44 Telpon/Fax 1 V V
Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy galis
117
PEDOMAN INTERVIEW
Untuk Tutor Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
1. Apakah model pembelajaran menurut anda..?
2. sejak kapan pembelajaran edutainment dikembangkan..?
3. bagaimana penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment dalam
pengembangan kreativitas belajar pada bidang studi (SKI) di sekolah MTs Al-
Ibrohimy galis bangkalan..?
4. usaha apa saja yang dilakukan sekolah MTs Al-Ibrohimy dalam penerapan
strategi edutainment..?
5. kendala-kendala apa saja yang dihadapi selam mengembangkan pembelajaran
edutainment..?
6. apa harapan sekolah MTs Al-Ibrohimy dalam penerapan pembelajaran
edutainment..?
7. bagaimana kurikulum dan silabus yang dipakai sekolah tersebut..?
8. apakah penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment diterapkan pada
semua mata pelajaran..?
9. strategi dan model apa yang dipakai oleh guru SKI dalam mengembangkan
keratifitas siswa..?
10. apa pelajaran SKI merupakan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi
siswa..?
11. apakah pembelajaran edutainment pada bidang studi SKI sudah efektif dan
menyenangkan..?
12. apakah indicator pembelajaran pada bidang studi SKI sudah berlangsung efektif..?
13. apakah pembelajaran edutainment dapat mengembangkan kretivitas siswa
terutama pada pembelajaran SKI..?
14. bagaimana hasil yang dicapai dari penerapan strategi pembelajaran edutainment
dalam pengembangan kreatifitas belajar pada bidang studi SKI..?
118