stresor fisik dan psikososial di industri migas

24
0 TUGAS MINYAK & GAS BUMI DR. Dr. Sajidi Hadipoetro, Sp.KL, MSc. STRES FISIK & PSIKOSOSIAL MARET 2016 Dhita Octriani 1506805856 MAGISTER KEDOKTERAN KERJA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA

Upload: dhita-octriani

Post on 07-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 1/24

0

TUGAS MINYAK & GAS BUMI

DR. Dr. Sajidi Hadipoetro, Sp.KL, MSc.

STRES FISIK &

PSIKOSOSIAL

MARET 2016

Dhita Octriani 

1506805856

MAGISTER KEDOKTERAN KERJA

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

INDONESIA

JAKARTA

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 2/24

1

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

BAB I

PENDAHULUAN

Industri minyak dan gas bumi merupakan industri berat. Dalam pengolahannya

menjadi sumber energi yang dapat dikonsumsi manusia, industri minyak dan gas bumi dibagi

menjadi dua tahap aktivitas, yaitu industri hulu dan industri hilir. Industri hulu meliputi

eksplorasi dan eksploitasi. Industri hulu sendiri bisa dilakukan di lepas laut (offshore) atau di

daratan (onshore). Sedangkan industri hilir meliputi tahap  pengolahan, pengangkutan,

penyimpanan dan niaga.  Eksport dan import minyak dan gas bumi juga termasuk dalam

industri hilir.1,2

Sebagai industri berat, industri minyak dan gas bumi memiliki berbagai  potential

hazard  yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan pekerja. Oleh karena itu, perlu

diadakan berbagai upaya untuk mengatasi berbagai potential hazard di tempat kerja, supaya

keselamatan dan kesehatan pekerja dapat terus terjaga, dan produktivitas pekerja pun semakin

meningkat.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai aspek stressor fisik maupun psikososial

yang berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja terutama di kegiatan hulu

 baik onshore maupun offshore.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 3/24

2

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

BAB II

PEMBAHASAN

Undang-Undang No. 22 tahun 2001 mendefinisikan minyak bumi sebagai hasil proses

alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa

cair atau padat, termasuk aspal, lilin, mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari

 proses penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang

 berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha

minyak dan gas bumi. Sementara, gas bumi merupakan hasil proses alami berupa

hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang

diperoleh dari penambangan minyak dan gas bumi.

Proses Produksi Minyak dan Gas Bumi  Minyak dan gas bumi saat ini dihasilkan di

hampir seluruh bagian dunia, dari sumur kecil milik pribadi dengan produksi 100 barrel per

hari sampai sumur dengan produksi 4000 barrel per hari. Dari kedalaman reservoir 20 meter

sampai dengan sumur berkedalaman 3000 meter dengan kedalaman laut lebih dari 2000

meter. Dari sumur onshore  berilai 10.000 dollar sampai pengembangan offshore  bernilai 10

milyar dollar. Meskipun sangat beragam, banyak bagian dari proses kurang lebih sama secara

 prinsip.

BAHAYA

 Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau kondisi yang

 berpotensi menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika

memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif. 3 

Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan

menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari rantai kejadian hilang,

maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik di tempat kerja

atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak

atau eksposur.

Dalam terminologi kesehatan dan keselamatan kerja (K3), bahaya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu:

1.  Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard) 

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 4/24

3

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang dapat

menyebabkan luka (injury)  hingga kematian, serta kerusakan  property  perusahaan.

Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain:

a.  Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti tersayat,

terjatuh, tertindih, atau terpeleset.

 b.  Bahaya Elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik.

c.  Bahya Kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat mudah terbakar

( flammable). 

d.  Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya explosive.

2.  Bahaya Kesehatan Kerja ( Health Hazard )

Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan gangguan

kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dam[aknya bersifat kronis. Jenis bahaya

kesehatan antara lain:

a.  Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengion, suhu

ekstrim dan pencahayaan.

 b.  Bahaya Kimia, antara lain nerkaitan dengan material atau bahan seperti antiseptik,

aerosol, insektisida, debu, mist, fumes, gas, vapour. 

c.  Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di

lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur) yang bersifat

 patogen.

d.  Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement , static posture, manual

handling, dan postur janggal.

e.  Bahaya Psikososial, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan

kondisi kerja yang tidak nyaman.

Dalam makalah ini khusus akan dibahas masalah potensi bahaya fisik dan

psikososial pada pekerja migas

POTENSI BAHAYA FISIK PADA PEKERJA MIGAS

Physical Hazards:  sering dikatakan kurang penting dibandingkan dengan chemical

hazard   namun sebenarnya tidaklah demikian. Karena physical hazard dapat menyebabkan

 berbagai macam masalah kesehatan, kecelakaan, bahkan kematian. Sumber bahaya fisik

sangatlah luas dan tidak dapat diremehkan, namun yang dapat menyebabkan gangguan

kesehatan dan kecelakaan kerja adalah:

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 5/24

4

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

1.  Kebisingan4,5 

Kebisingan atau noise adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan

dalam tingkat dan waktu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan.

Efek dari penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang berkekuatan tinggi yang

digunakan di Industri Migas dapat menyebabkan timbulnya kebisingan di tempat kerja.

Sumber kebisingan di industri ini berasal dari mesin dan peralatan yang digunakan untuk

 produksi minyak dan gas termasuk transformer   (trafo), mesin, motor, generator, pompa, rig

 pengeboran, dan pipa-pipa, termasuk juga alat-alat transportasi yang digunakan.

Secara teori, nilai ambang batas kebisingan adalah 85-90 dB dengan waktu

 pemaparan selama 8 jam per hari secara terus menerus selama 3-10 tahun pada frekuensi

sedang adalah 1000-3000Hz dan frekuensi tinggi adalah 4000-8000Hz tanpa menggunakan

Alat pelindung diri (APD) dapat menyebabkan seseorang tenaga kerja mengalami kerusakan

organ pendengaran.

Ketulian akibat bising atau yang lazim disebut trauma bising atau  Noise Induced

 Hearing Loss  (NILH), terjadi secara perlahan-lahan dan tidak dirasakan oleh tenaga kerja.

Pada saat tenaga kerja merasa ada gangguan pendengaran umumnya sudah ada dalam

keadaan permanen yang bersifat irreversible.Efek lainnya bising dapat menyebabkan seseorang mengalami kehilangan

 pendengaran (perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan dan perubahan ambang

 batas akibat kebisingan); akibat fisiologis (rasa tidak nyaman dan stres meningkat, tekanan

darah meningkat, sakit kepala dan mudah lelah); gangguan emosional (cepat marah dan

kebingungan); gangguan gaya hidup (gangguan tidur atau istirahat dan hilangnya konsentrasi

 bekerja); dan gangguan pendengaran (berkurang kemampuan mendengarkan TV, radio,

komunikasi, telepon) yang semua ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Kejadian trauma bising dapat dilacak dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan secara

audiometris.

Sayangnya, fakta menunjukan bahwa banyak efek kesehatan karena bising akibat

operasi minyak dan gas belum terdokumentasi secara ilmiah. Kurangnya studi ilmiah bukan

 berarti bahwa masalah kebisingan yang berhubungan dengan minyak dan gas tidak penting.

Keluhan umum yang terkait dengan pengembangan minyak dan gas adalah bising keras terus

menerus selama fase pengeboran; bising keras jangka pendek dari pembakaran atau

kerusakan hidrolik; suara intermiten dari pompa pengangkat ( pump  jack) yang kurang

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 6/24

5

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

terpelihara dan peralatan lainnya; dan suara keras atau suara frekuensi rendah dari kompresor.

Sejumlah pekerja telah melaporkan gangguan tidur dan peningkatan kecemasan yang

disebabkan oleh kebisingan dari pengembangan minyak dan gas

2.  Getaran5 

Getaran atau Vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan

isolasi misalnya mesin, peralatan atau perkakas kerja yang bergetar dan memajani pekerja

melalui transmisi. Jenis getaran ada 2, yaitu: Hand Arm Vibration (HAV): Getaran yang

terjadi pada tangan, pada umumnya terjadi pada penggunaan peralatan kerja tangan seperti

mesin compactor, chain saw, scalling hammer, bor, gerinda, dll; dan Whole Body Vibration

(WBV): Getaran yang mengenai seluruh tubuh, seperti pada pengemudi alat berat, orang

yang bekerja pada lantai yang bergetar (platform), dll.

Salah satu detail penelitian yang dilakukan di industri minyak dan gas selama 1998-

1999 terhadap pendekatan industri lepas pantai dalam menilai dan mengendalikan risiko

HAV telah terbit. Hal yang tidak terduga adalah bahwa penggunaan alat genggam yang

 bergetar lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Di antara perusahaan yang

disurvei, termasuk kontraktor, kurang lebih 1800 pekerja dilaporkan menggunakan peralatan

genggam bergetar.

Berdasarkan hal tersebut diperkirakan terdapat 2000-3000 pekerja di seluruh sektor

minyak dan gas yang secara terus menerus terpapar risiko HAV. Peralatan yang diketahui

 paling sering digunakan dan menghasilkan getaran tinggi yaitu penggiling (grinder ), nail

gun, kunci pas, alat bor udara dan palu untuk menciping (chipping hammer). Juga dilaporkan,

tetapi kurang sering digunakan yaitu nibbler , scrabblers, bor udara (air drills), mesin potong,

mesin polish lantai dan pengikir.

Pajanan getaran pada tangan secara reguler dan sering dapat menimbulkan 2 efek

kesehatan permanen, yaitu  Hand Arm Vibration  dan Carpal Tunnel Syndrome.  Hand-Arm

Vibration Syndrome  (HAVS) atau white finger phenomenon  adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan cidera yang terjadi pada tangan dan lengan yang disebabkan oleh

 paparan berlebihan terhadap alat getar. Jari jemari menjadi putih diakibatkan oleh sirkulasi

darah yang buruk yang merusak pembuluh darah dan jaringan. Carpal Tunnel Syndrome 

(CTS) menimbulkan efek rasa geli, mati rasa, dan tangann lemah yang bisa mengurangi

kemampuan bekerja di kondisi dingin atau basah. Gejala dari dua efek kesehatan di atas bisa

datang dan pergi namun dengan pajanan HAV yang terus-menerus, efek tersebut bisa

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 7/24

6

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

 berlangsung lama dan permanen dan menyebabkan sakit, menyusahkan, dan gangguan tidur.

Hal ini bisa terjadi hanya dalam beberapa bulan pemajanan, namun kebanyakan kasus bisa

terjadi lebih dari beberapa tahun.

Paparan WBV, biasanya diawali dengan sakit pungguh bagian bawah dan mengalami

tidak nyaman di bagian punggung ketika perjalan. Pada sistem syaraf, yaitu kelainan syaraf

sensoris yang menimbulkan paraestesia/ kesemutan, menurunnya sensitivitas, gangguan

membedakan (deterionity) selanjutnya atrofi Gangguan penglihatan, mata paling banyak

dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekuensi sampai 4 Hz, mata masih dapat mengikuti

getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan frekuensi selanjutnya mata sudah tidak

dapat mengikuti lagi. Maka pada frekuensi tinggi, penglihatan dapat terganggu. Gangguan

kerja oleh getaran adalah akibat gangguan menggerakkan tangan dan menurunnya ketajaman

 penglihatan.

Pada akhir tahun 1999, penggunaan sistem yang lebih baik untuk menilai risiko

(termasuk mengukur atau menilai tingkat getaran peralatan), pembelian dan kontrol alat

dengan getaran yang lebih rendah (seperti membatasi dan mencatat waktu penggunaan alat

getar), dan pengembangan training  oleh industri minyak dan gas mulai berlangsung secara

luas. 

3.  Pencahayaan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk

mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan

 produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-

objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.

Pencahayaan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau

kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh pencahayaan yang kurang memenuhi syarat

akan mengakibatkan kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja,

kelelahan mental, keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata dan

kerusakan indra mata.  Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara

kepada penurunan performansi kerja, termasuk kehilangan produktivitas, kualitas kerja

rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakan kerja meningkat.

4. 

Radiasi

6

 

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 8/24

7

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami

atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia.

Teknologi berbasis radiasi merupakan alat yang bernilai dan banyak digunakan oleh

industri minyak dan gas, di berbagai bidang seperti eksplorasi minyak dan gas, produksi,

inspeksi industri, kilang, analisis laboratorium, dan pemeriksaan keamanan. Semua

 perlengkapan, peralatan dan mesin memiliki bahaya terkait dengan penggunaannya, begitu

 pula dengan teknologi yang berbasis radiasi juga memiliki potensi bahaya. Hal terpenting

adalah mengikuti prosedur operasi dan perlindungan yang tepat untuk memaksimalkan

manfaat dan meminimalkan risiko teknologi tersebut.

 Naturally occurring radioactive materials (NORM) merupakan elemen radioaktif yang

selalu hadir dalam kerak bumi dan ditemukan secara alami di lingkungan. Ini termasuk

uranium, thorium, radium, dan radon. Konsentrasi NORM biasanya rendah; namun

 peningkatan dapat timbul sebagai akibat dari aktivitas manusia.

Dalam industri minyak dan gas, NORM dapat berbentuk cairan dan gas. Tindakan

 pencegahan khusus yang diperlukan untuk menangani , mengangkut , dan membuang bahan-

 bahan ini. Pekerja bisa terkena NORM melalui paparan dari sumber eksternal ( radiasi ) atau

ketika bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh (contohnya melalui inhalasi, tertelan, atau

terserap). Efek kesehatan dari paparan tergantung pada intensitas radiasi, durasi paparan, dan

organ-organ yang target. Paparan NORM jangka panjang di atas ambang batas yang

diperbolehkan berhubungan dengan pembentukan kanker .

Radiasi menyebabkan terionisasinya molekul sel di dalam jaringan tubuh. Ionisasi

adalah terlepasnya elektron dari atom, yang menyebabkan suatu atom menjadi atom

 bermuatan atau ion bebas. Ion yang terbentuk menjadi lebih reaktif dan dengan mudah

 bereaksi atau mengoksidasi atom lain dalam suatu sel jaringan yang menyebabkan sel

menjadi rusak.

Sel jaringan juga bisa rusak karena dosis yang rendah, sebagaimana setiap hari

menerima radiasi pengion dari sumber radiasi alam, akan tetapi sel jaringan dapat

memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Setiap hari jutaan sel di tubuh mati, dan tubuh

kita dapat menggantinya dengan cepat atau terjadi regenerasi sel, tidak ada risiko karena

matinya sel-sel jaringan tubuh. Yang perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi

kerusaan sel yang menyebabkan pertumbuhan sel yang abnormal. Pada kondisi sel rusak

yang tumbuh secara abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal inilah

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 9/24

8

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

yang menjadi dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapar dengan radiasi pengion, baik

dari radiasi alam maupun buatan. 

5.  Kondisi iklim mikro dalam kasus panas yang ekstrim dan dingin7 

Iklim (cuaca) atau suhu kerja mempengaruhi daya kerja. Produktivitas, efisiensi dan

efektivitas kerja sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim (cuaca) kerja.

Banyak perusahaan minyak dan gas memiliki operasi di iklim yang ekstrim, dan

 pekerjaan ini dapat menimbulkan sejumlah bahaya, termasuk temperatur yang ekstrem, angin

dan kelembaban. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada seorang

individu terpapar.

Iklim kerja yang termonetral (suhu netral), jadi tidak dingin sehingga tidak

menyebabkan tenaga kerja kedinginan atau tidak panas sehingga tenaga kerja tidak gerah

kepanasan biasanya kondusif tidak hanya untuk melaksanakan pekerjaan tetapi juga untuk

memperoleh hasil kerja yang baik. Pada kisaran suhu termonetral untuk bekerja, terdapat

suhu nyaman atau mendukung untuk bekerja.

Panas. Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja berfikir. Penurunan

kemampuan berfikir demikian sangat luar biasa terjadi sesudah suhu udara melampaui 32oC.

Suhu panas mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat waktu

 pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang.

Pekerja didalam lingkungan panas, seperti di sekitar boiler, oven, tungku atau bekerja

diluar ruangan seperti dibawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Tekanan

 panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk memelihara keseimbangan

 panas. Reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain) oleh karena peningkatan temperature udara diluar

comfort zone adalah seperti, vasodilatasi, denyut jantung meningkat, temperatur kulit

meningkat dan suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan lain – lain.

Selanjutnya apabila pemaparan tekanan panas terus berlanjut, maka risiko terjadi gangguan

kesehatan juga akan meningkat

Gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat

mengakibatkan:

a.  Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan

istirahat curian, dan lain – lain.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 10/24

9

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

 b.  Dehidrasi, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh

 penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan.

c.  Heat cramps, yaitu kejang – kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya

keringat yang menyebabkan kehilangan garam natrium dari tubuh yang kemungkinan

 besar karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium.

d.  Heat Syncope atau Fainting disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena

sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan

karena pemaparan suhu tinggi.

e.  Heat Exhaustion, keadaan ini tejadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan

atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah.

Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum terbiasa terhadap suhu

udara yang panas (Tarwaka, 2004)

Dingin. Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi

kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.

Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti: ringan: 33°-36°; Sedang: 30°-33°;

Berat: 27°-30°; dan sangat berat: <30°. H

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama

 beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia

mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.

Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan

darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung,

kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Paparan terhadap dingin

dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Panas yang dibentuk tubuh atau diperoleh tidak

cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah <35º

Celcius atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara gemetar,

suatu respons bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu

lingkungan tidak perlu sangat dingin untuk mencetuskan hipotermia.

Jangan berpendapat bahwa di daerah tropis tidak mungkin terjadi hipotermia.

Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di alam terbuka untuk waktu yang cukup

lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angin,

air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang sudah diderita atau cedera yang terjadi,alkohol dan penyalahgunaan obat dan kekurangan makanan

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 11/24

10

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

6.  Ruangan Terbatas6 

Ruang terbatas adalah daerah tertutup atau sebagian tertutup yang cukup besar bagi

seorang pekerja untuk masuk. Ruangan ini tidak dirancang untuk bekerja secara teratur, tetapi

 pekerja mungkin perlu untuk memasuki ruang terbatas untuk tugas-tugas seperti inspeksi,

 pembersihan, pemeliharaan, dan perbaikan. Pintu masuk yang kecil kecil, tinggi, atau tata

letak yang rusak dapat membuat proses masuk dan keluar sulit dan dapat mempersulit

 prosedur penyelamatan.

Masuk ke ruang terbatas bisa sangat berbahaya. Pekerja tidak boleh masuk ruang

tersebut kecuali dengan pelatihan yang tepat, peralatan, dan prosedur di tempat. Pekerja dapat

meninggal karena mereka tidak tahu kondisi ruangan yang mereka masuki berbahaya dan

karena itu tidak mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Ruang terbatas yang umum di industri minyak dan gas, terutama dalam operasi

 pengolahan. ruang terbatas meliputi: tangki penyimpanan, tabung proses dan reaksi, boiler,

saluran ventilasi dan exhaust, terowongan dan lubang, dan pipa-pipa.

Penilaian bahaya harus dilakukan untuk setiap ruang terbatas di tempat kerja

sebelum pekerja memasuki ruang tertutup, pengusahan harus mempersiapkan dan

melaksanakan program ruang tertutup yang mencakup prosedur kerja tertulis untuk masuk ke

dalam dan bekerja di masing-masing ruang terbatas dengan aman.

POTENSI BAHAYA PSIKOSOSIAL PADA PEKERJA MIGAS

Bahaya Psikososial digunakan untuk menggambarkan faktor apapun yang dapat

menyebabkan tekanan atau bahaya psikologis , dan efek kesehatan utama yaitu stres. Bahaya

 psikososial terdiri dari bahaya psikologis dan sosial.

Bahaya psikologis disebabkan karena tekanan waktu dan tekanan kerja semakin sering

umum pada beberapa dekade terakhir. Pekerjaan monoton, pekerjaan yang membutuhkan

konsentrasi konstan, jam kerja yang tidak teratur, kerja-shift, kerja terisolasi atau tanggung

 jawab yang berlebihan untuk masalah manusia atau ekonomi, juga dapat memiliki efek

 psikologis yang merugikan. Stres psikologis dan kelebihan kerja telah dikaitkan dengan

gangguan tidur, burn-out syndrome dan depresi. Bukti epidemiologi menunjukan peningkatan

risiko gangguan kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner dan hipertensi terkait

dengan stres kerja.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 12/24

11

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Kondisi sosial kerja seperti distribusi gender dan pemisahan pekerjaan dan adanya (atau

kurangnya) kesetaraan di tempat kerja, dan hubungan antara manajer dan karyawan,

dmeningkatkan kekhawatiran mengenai adanya stres di tempat kerja. Banyak layanan dan

 pegawai publik mengalami tekanan sosial dari pelanggan, klien atau masyarakat, yang dapat

meningkatkan beban kerja psikologis.

Bahaya psikososial pada pekerja minyak dan gas lepas pantai sebagai stressor

 potensial dapat dikategorikan sebagai berikut:

ORGANISASI KERJA

• Kerja shift / long hours8,39,40,34,12,30,23 

Sejumlah penelitian telah dilakukan tentang dampak jam kerja, jadwal kerja dan

kerja shift, dan telah menemukan bahwa kerja shift berpotensi menimbulkan stres pada

 pekerja. Akerstedt (1990) mendefinisikan kerja shift merupakan pengaturan jam kerja yang

mempekerjakan dua atau lebih tim (shift) pekerja untuk memperpanjang jam operasi di luar

dari jam kantor konvensional. Seperti diketahui, produksi berlangsung terus menerus dalam

industri minyak bumi, dan ini membutuhkan jadwal shift. Ini berarti bahwa para pekerja

minyak lepas pantai harus bekerja tugas shift saat di platform; baik itu siang atau malam hari.

Menurut penelitian, pola kerja lepas pantai pekerjaan minyak dan gas bisa memiliki pola 3-3

(yaitu tiga minggu lepas pantai bergantian dengan tiga minggu cuti) atau yang lebih sering

adalah pola 2-2 (yaitu dua minggu lepas pantai bergantian dengan dua minggu cuti di darat).

Parkes (2007) menyebutkan bahwa durasi standar shift adalah 12 jam untuk shift siang atau

shift malam. Ini berarti bahwa 2 minggu tugas meliputi minimal 168 jam kerja.

Beberapa efek dari kerja shift pada kesehatan adalah manifestasi dari efek

terganggunya irama sirkadian (circadian desynchrony) dari bekerja shift malam; gejala

 berkurangnya kebugaran antara pekerja shift seperti sindrom kelelahan kronis, stres dan

mudah tersinggung, kualitas tidur berkurang, gangguan gastro-intestinal dan peningkatan

faktor risiko penyakit jantung.

Berbagai penelitian juga telah mengaitkan kerja shift dengan peningkatan kejadian

diabetes, hipertensi, resistensi insulin, gangguan metabolisme lipid dan kanker payudara.

Hubungan antara kerja shift dan kanker payudara mungkin benar dan mungkin tidak benar

karena faktor yang berperan seperti paparan poli hidrokarbon aromatik (PAH) lepas pantai,

gaya hidup dan faktor lain yang tidak diketahui mungkin juga bertanggung jawab untuk

kanker (yang dapat mucul pada setiap bagian tubuh).

• Tugas malam 38,31

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 13/24

12

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Kerja shift malam menyebabkan desinkronisasi periode pekerjaan dan tidur dengan

irama sirkadian (jam biologis tubuh). Desinkroni ini menyebabkan penurunan kewaspadaan,

kelelahan, gangguan tidur dan respon metabolik normal makanan yang dikonsumsi di malam

hari, dan akibatnya dapat merugikan kesehatan dan keselamatan. Banyak karyawan yang

 bekerja dengan shift 12 jam mengalami masalah terkait dengan perlunnya penyesuaian

sirkadian. Ada peningkatan risiko kecelakaan akibat berkurangnya kewaspadaan dan

akumulasi kelelahan selama shift malam dalam penelitian pada kerja shift pekerja minyak

yang bekerja di darat dan lepas pantai untuk perusahaan minyak dan gas Norwegia,

disebutkan bahwa di antara para pekerja lepas pantai, pengaturan shift yang paling

 berhubungan dengan masalah sosial dan domestik /keluarga adalah satu periode lepas pantai

siang hari dan satu periode malam. Bekerja di malam hari membuat karyawan merubah ritme

harian mereka setelah 14 hari dengan shift malam 12 jam untuk beradaptasi dengan ritme

normal harian. Meskipun studi ini mengungkapkan beberapa temuan yang bermanfaat,

namun tidak dapat diterapkan untuk pengaturan lepas pantai lainnya karena pola kerja shift

Perusahaan Gas dan Minyak Norwegia adalah 2 - 4 (yaitu 2 minggu bekerja, dan 4 minggu

cuti) yang artinya tidak stres seperti pola kerja shift 2 – 2 atau 3 - 3.

LINGKUNGAN KERJA

  Paparan Hazard 22,56 

Beberapa bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan lepas pantai yang sudah

teridentifikasi antara lain bepergian dengan helikopter, cuaca buruk, dekat dengan

hidrokarbon, risiko tabrakan dengan kapal yang lewat. Pekerja minyak dan gas lepas pantai

terpapar berbagai bahaya yang dapat menyebabkan kecemasan, seperti risiko ledakan api,

blow out , benda jatuh, jatuh ke laut dalam, bahan kimia beracun, suhu, ruang, kebisingan.

Kesadaran terhadap bahaya dan potensi kejadian tersebut dapat menyebabkan stres,

kecemasan pada pekerja. Pengalaman dari kejadian sebelumnya juga dapat menyebabkan

gangguan stres di pekerja.

Menurut studi tindak lanjut jangka panjang pada pekerja yang selamat dari bencana

 platform Piper Alpha Oil (pengeboran minyak platform Laut Utara) pada 6 Juli 1988 di utara-

timur pantai Skotlandia dimana167 orang meninggal, dan 59 pekerja selamat insiden tersebut.

36 dari 59 korban diwawancarai. Mayoritas korban (35 dari 36) merasa kehilangan teman;

(31 dari 36) berpikir mereka mungkin saja mati pada saat itu; (31 dari 36) melihat seseorang

yang telah terluka parah atau terbunuh; dan (21/36) melihat seseorang yang terbunuh atau

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 14/24

13

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

terluka. Mayoritas korban (22/36) menyatakan bahwa efek jangka panjang terburuk dari

 bencana itu adalah dampaknya pada kondisi emosional dan psikologis dan pada hubungan

mereka. 33 dari 36 pekerja yang diwawancarai dihubungi sepuluh tahun kemudian (1998).

73% (24/33) masih memiliki diagnosis  post-traumatic stress disorder   (PTSD), dan kriteria

diagnostik (PTSD) yang paling berat untuk ditemukan pada (7/33) yang selamat lebih dari 10

tahun setelah bencana. Lebih dari sepertiga (12/33) merasa bersalah karena selamat ( 'Aku

seharusnya tidak selamat') setelah 10 tahun, dan (23/33) melaporkan rasa bersalah yang akut.

Selanjutnya, sering disebutkan bahwa platform minyak diyakini potensial sasaran

teroris. Misalnya di Niger-Delta bagian dari Nigeria, pekerja minyak (pekerja lokal dan

asing) yang bekerja di perusahaan seperti Shell, Chevron, Exxon Mobil, Agip, Total dll

sering diserang dan diculik oleh militan di wilayah Niger Delta yang kaya minyak. Beberapa

mati dalam tahana, sementara mereka yang kemudian dibebaskan sering terganggu kondisi

 psikologis.

• Kebisingan 53,29 

Kebisingan adalah elemen penting lain dari lingkungan kerja lepas pantai yang

dapat menyebabkan stres psikososial dalam pekerja. Suara menyebabkan menurunnya fokus

 perhatian sehingga berefek merugikan pada kinerja tugas-tugas yang kompleks. Bising yangtidak dapat diprediksi dan tak terkendali mengurangi keseluruhan persepsi seseorang untuk

mengontrol lingkungan, yang sering disertai dengan perasaan depresi dan penurunan motivasi

seseorang untuk memulai respon baru.

Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kinerja tetap terganggu setelah terpapar

kebisingan, yang menyebabkan seseorang sehari-hari frustrasi (mudah marah). Efek fisiologis

kebisingan meliputi tekanan darah meningkat dan hormon terkait stres lainnya (adrenalin dan

kortisol). Paparan bising dikaitkan dengan pelaporan kelelahan, sakit kepala, insomnia,

mudah marah dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

Perilaku sosial juga terpengaruh antara lain menurunnya perilaku saling membantu,

sikap ekstrim atau negatif yang berlebih kepada orang lain, permusuhan yang lebih terbuka

dan agresi terang-terangan dan minimnya hubungan dan kerjasama tim di lingkungan lepas

 pantai yang bising.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 15/24

14

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

MASALAH KELUARGA

Kerja minyak dan gas lepas pantai kerja juga mempengaruhi kehidupan keluarga

dari para pekerja. Berbagai penelitian telah menunjukan hubungnnya dengan keretakkan

rumah tangga, stres pasangan pekerja, konflik/ketegangan perkawinan dan perceraian.

  Intermittent Husband Syndrome 33,9,55,44 

Digambarkan sebagai tiga serangkai gejala: kecemasan, depresi dan kesulitan seksual, yang

terjadi sebagai akibat dari berpisah antara istri dan suami. Ada kecemasan, kesedihan dan

depresi pada para istri ketika mereka akan berpisah dengan suami mereka, dan ada juga

kemarahan, kecemasan, ketegangan dan saling tuduh pasangan bertemu. Konflik keluarga

yang timbul karena pola hari dan jam kerja tidak standar meningkatkan kemungkinan

 perceraian. Periode awal cuti pantai cenderung menimbulkan masalah tertentu penyesuaian,

terutama jika suami di shift malam sebelum cuti. Laporan-laporan menunjukkan bahwa suami

mengalami beberapa macam masalah psikologis.

Gangguan mood juga diidentifikasi sebagai masalah dari istri. Beberapa hari

sebelum suami kembali bekerja lepas pantai juga tampaknya menjadi masalah bagi istri.

Dalam mengantisipasi keberangkatan suami, istri secara psikologis mulai melepaskan diri

 beberapa hari sebelum akhir cuti. Ini bisa menjadi masalah bagi pekerja laki-laki yang ingin

mendapatkan " terbaik dari istrinya " sebelum kembali lepas pantai. Terkadang adaketegangan sesaat sebelum kembali lepas pantai.

• Commuting - transportasi Helicopter ke dan dari platform minyak 5,25,49 

Hal ini terkait dengan keselamatan perjalanan helikopter, dan kegagalan mekanik pada

helikopter ke rig. Keamanan perjalanan helikopter diidentifikasi sebagai salah satu dari

sepuluh sumber stres di sektor Inggris Laut Utara. Beberapa individu lebih memilih pola

rotasi 14 on/14 off pola daripada 7 on/ 7 off, karena berarti menurunkan frekuensi bepergian

dengan helikopter.

Di sektor Norwegia pada Statjford Platform, dilaporkan bahwa pekerja lepas pantai merasa

tidak aman bepergian dengan helikopter, dan risiko serta stres perjalanan dengan helikopter

adalah alasan paling umum untuk mengunduran diri dari pekerjaan lepas pantai di Norwegia.

RUTINITAS PEKERJAAN

• Kebosanan 52 

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 16/24

15

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Pekerjaan minyak lepas pantai biasanya membosankan karena pekerjaan yang monoton dan

lingkungan kerja yang kurang menstimulasi. Ketika pekerja ditempatkan di lokasi rig yang

sama dalam jangka waktu yang panjang dan diharuskan bekerja selama 14 hari , atau lebih ,

tanpa istirahat, maka akan menimbulkan kebosanan. Lingkungan lepas pantai sangat

 berpotensi menimbulkan stres karena tenaga kerja hidup dan bekerja di satu lokasi terbatas

untuk jangka waktu yang lama tanpa istirahat .

Rutinitas kerja dan stimulasi yang rendah juga dapat menyebabkan kebosanan yang

dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan absensi. Pekerja lepas pantai cenderung

melaporkan stres karena underload  dari sisi kualitatif daripada kuantitatif. Ini berarti bahwa

 pekerja merasa bosan karena potensi mereka tidak digunakan seluruhnya dan pekerjaan itu

tidak lagi menjadi tantangan, bukan karena memiliki terlalu sedikit pekerjaan yang harus

dilakukan saat di lepas pantai.

ALKOHOLISME 38,50,26 

Alkoholisme juga telah diakui sebagai salah satu efek psikososial dari lepas pantai kerja

minyak dan gas. Larangan total pada alkohol pada instalasi lepas pantai sangat ketat.

Penggunaan alkohol yang berlebihan oleh beberapa karyawan saat cuti, dapat menimbulkan

efek residual setelah mereka kembali ke instalasi dilaporkan pada 1980-an. Konsumsi alkohol

di kalangan tenaga kerja lepas pantai masih relatif tinggi. Alasan untuk konsumsi alkohol

 berlebihan saat di darat mungkin karena pekerja ingin memiliki cukup alkohol sebelum

kembali bekerja di lepas pantai (di mana ada larangan ketat pada alkohol untuk mengurangi

kecelakaan).

MEROKOK BERLEBIHAN 38,39,27,14 

Proporsi perokok di kalangan personel lepas pantai cenderung lebih tinggi daripada

di populasi umum laki-laki. Dalam beberapa studi dilaporkan 36,3 % dan 37,2 % dari

 populasi laki-laki lepas pantai ditemukan perokok jika dibandingkan dengan 31 % pria di

Inggris, dan 34 % laki-laki di Skotlandia. Dari kelompok perokok kerja lepas pantai tersebut

ditemukan bahwa 25,3 % dari operator produksi dilaporkan merokok dibandingkan dengan

44,1 % dan 48,1 % masing-masing dari pekerja konstruksi dan pengeboran. Bekerja di

lingkungan stres merupakan alasan mengapa beberapa pekerja merokok . Lingkungan minyak

dan gas lepas pantai adalah pekerjaan yang sangat stres. Ketersediaan rokok pada saat cuti

 juga dapat berkontribusi pada pola merokok.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 17/24

16

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

GANGGUAN MUSKULOSKELETAL 15,36,21,13, 15,16,41

Gangguan muskuloskeletal juga telah diidentifikasi sebagai reaksi terhadap stres.

menyatakan Gangguan muskuloskeletal adalah reaksi terhadap stres dan strain.

  Hubungan stres kerja dan gangguan muskuloskeletal.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa faktor stres pekerjaan berhubungan juga dengan

nyeri muskuloskeletal. Kecenderungan stres atau khawatir dan ketegangan kerja yang tinggi

meningkatkan risiko gangguan pada leher atau bahu dalam industri pengolahan ikan. Stres

kerja mempengaruhi gangguan muskuloskeletal melalui 2 cara: ketegangan neuromuskuler

dan meningkatnya kepekaan terhadap rasa sakit di daerah setempat. Stres meningkatkan

ketegangan otot, yang jika terus berlanjut untuk jangka waktu yang lama, dapat

mengakibatkan nyeri muskuloskeletal. Stres yang dirasakan juga meningkatkan persepsi

gejala muskuloskeletal. Ini menyiratkan rasa tidak aman dari lingkungan tempat kerja yang

dirasakan dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal di pekerja. Dipercaya bahwa

"secara alami pekerjaan itu sulit tetapi jika Anda berada dalam kondisi fisik yang baik dan

 bersedia bekerja, Anda tidak akan memiliki kesulitan menyesuaikan diri dengan beban kerja

yang meningkat" .

Ini berarti bahwa pekerjaan minyak lepas pantai adalah pekerjaan dengan beban kerja,

tekanan waktu, dan ketegangan (fisik, mental dan psikologis) yang sangat tinggi. Kecemasan,

ketegangan, kelelahan, insomnia telah diakui sebagai bagian dari efek psikologis dari kerja

lepas pantai minyak dan gas, semua efek ini juga telah diidentifikasi dapat menyebabkan

gangguan muskuloskeletal .

Bahaya psikososial lainnya yang teridentifikasi termasuk 52 

Stres dalam industri eksplorasi dan produksi minyak dan gas lepas pantai yang teridentifikasi

menyebabkan stres psikososial adalah sebagain berikut

Kondisi hidup

• fasilitas rekreasi yang tidak memadai untuk mengisi waktu luang

• akomodasi hidup dan tidur yang harus berbagi

• fasilitas yang tidak memadai untuk latihan fisik

• Kurangnya privasi

Ketidakpastian pola kerja

• perubahan pada menit terakhir di pengaturan jadwal shift

• pemberitahuan mendadak untuk memanggil kembali kerig

• Tinggal semalam agar dapat check -in lebih awal

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 18/24

17

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

• Keterlambatan pertukaran kru karena kondisi cuaca

Kelebihan beban kerja

• Bekerja berlebihan pada saat di lepas pantai dengan waktu istirahat yang sedikit

• tanggung jawab ekstra ketika pekerja lain tidak bekerja saat shift

Understimulation- permintaan rendah

• Kurangnya variasi

• Kurangnya kepuasan kerja

• Kebosanan bekerja di salah satu instalasi untuk waktu yang lama

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 19/24

18

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

BAB III

KESIMPULAN DENGAN REKOMENDASI / SOLUSI

BAHAYA FISIK DAN PSIKOSOSIAL

Pekerja lepas pantai terpapar oleh berbagai macam stresor fisik sepeti bising, kualitas

air yang buruk, getaran, bahan kimia berbahaya, suhu ekstrim, ruangan/area kerja yang

sempit, anak tangga yang curam dan beban kerja yang berat. Tingkat keparahan dari faktor

fisik ini tergantung dari rancangan / design instalasi dan konstruksi. Misalnya pekerja di

 bagian pengeboran (drilling) terpapar oleh stressor fisik yang multipel serta beban kerja yang

 berat. Kondisi angin dan laut juga memiliki peranan penting dalam hubungannya dengan

lingkungan lepas pantai, misalnya laut yang memiliki ombak besar akan mengakibatkan

ketidaknyamanan pada pekerja seperti mabuk laut.

Stressor fisik penting lainnya yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan

 pekerja lepas pantai yaitu fatigue/ kelelahan dan penurunan performa kerja yang diakibatkan

karena shift kerja yang panjang. Shift kerja yang panjang telah menimbulkan gangguan

 persendian. Temuan tersebut menjelaskan bahwa gabungan dari beberapa stressor dapat

 bekerja berkesinambungan sehingga menimbulkan efek yang beragam terhadap kesehatan

dan keselamatan. Sebagai contoh adalah paparan terhadap stressor temporal yang beragam

(shift work dan long hours) serta stressor fisik (bising dan bahan berbahaya) memiliki efek

yang signifikan terhadap pengukuran kesehatan misalnya tekanan darah. Dalam studi baru –

 baru ini bising yang dikombinasi dengan shift kerja malam dapat meningkatkan risiko

 peningkatan tekanan darah yang signifikan.

Berbagai potensi bahaya psikologis yang berhubungan dengan pekerjaan dan stres

di lingkungan lepas pantai seperti diungkapkan oleh banyak penelitian sebelumnya antara

lain pola shift  yang menuntut, tugas malam, jam kerja yang panjang, pemisahan keluarga, danmasalah keluarga yang terkait dengan "intermitten husband syndrome" untuk pasangan dan

anak-anak, banyak lokasi instalasi lepas pantai minyak dan gas letaknya terpencil dan

terisolasi (terisolasi dari dan dalam masyarakat), kondisi kehidupan dan kerja yang terbatas,

kurangnya privasi, bahaya yang dirasakan saat bekerja lepas pantai itu sendiri dan

lingkungannya, perjalanan helikopter, pekerjaan membosankan dan monoton di mana periode

kebosanan diselingi dengan periode kegiatan intens. Karyawan lepas pantai menderita banyak

dampak yang merugikan, termasuk kondisi psikologis, hubungan karyawan yang tidak

memuaskan, ketidakpuasan kerja, masalah alkohol, penyalahgunaan obat, ketidakharmonisan

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 20/24

19

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

 perkawinan dan perceraian dan trauma stres kumulatif. Kesehatan mental yang buruk

 berkaitan positif secara bermakna dengan stres kerja yang dihadapi oleh para pekerja ini.

REKOMENDASI/SOLUSI

Faktor Fisik

Upaya menunjang keselamatan dan kesehatan pekerja yang dapat dilakukan untuk

menghindari timbulnya kecelakaan dan gangguan kesehatan antara lain:

-   Dengan mengharuskan penggunaan alat pelindung diri antara lain : pelindung kepala (

helm yang keras dan lapisan pelindung dari cuaca), sarung tangan yang anti minyak,

yang tidak licin dan tahan api atau panas, pelindung lengan (baju berlengan panjang

atau sarung tangan panjang yang anti minyak) dan pelindung tungkai dan kaki (

sepatu boot yang aman yang tidak tembus minyak, yang kuat dan tidak licin),

 pelindung mata dan muka (kaca mata pengaman, penutup wajah untuk yang berurusan

dengan asam dan sebagai pelindung dari cuaca) , pelindung kulit dari cuaca panas

atau dingin( lotion tabir surya, dan penutup muka untuk cuaca dingin), pakaian yang

sesuai dengan cuaca (jaket atau jas hujan dan juga pakaian anti api dan apron tahan

asam bila diperlukan). Kadang diperlukan pelindung saluran pernapasan.

-  Tersedianya peralatan penanganan kedaruratan dan evakausi seperti alat pemadamkebakaran, alat bantu napas, kapal atau helicopter untuk evakuasi serta prosedur

evakuasi yang baik.

-   Higiene dan kenyamanan yang baik di tempat tinggal (misalnya penggunaan alat

 pendingin/AC pada daerah yang panas dan lembab atau pemanas di daerah yang

dingin), makanan yang bergizi dan waktu istirahat yang mencukupi.

-   Tersedianya fasilitas dan tenaga pelayanan medis yang kompeten setiap saat untuk

memastikan kesehatan pekerja dengan melakukan pemeriksaan awal untuk pemilihan

dan penempatan pekerja, pemeriksaan berkala dan memberikan preventif terhadap

kemungkinan terpajan penyakit epidemi setempat serta kegiatan kuratif dan

 pertolongan saat darurat.

-   Hanya menggunakan sumber daya manusia yang kompeten dan memenuhi

 persyaratan kesehatan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya.

-   Dilakukan pelatihan tentang K3 secara berkala.

-   Pengawasan dan pembinaan dari pemerintah.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 21/24

20

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

Faktor Psikososial

Pekerjaan offshore minyak dan gas yang sudah ada sejak minyak ditemukan, begitu

 juga stresor psikososial yang terkait dengannya. Penelitian dan bukti-bukti ilmiah

menegaskan bahwa kerja minyak dan gas offshore memiliki dampak psikososial pada para

 pekerja. Industri minyak dan gas masih merupakan industri yang penting pada ekonomi

dunia, dan industri yang sangat didambakan kebanyakan orang untuk bekerja karena imbalan

keuangan dan benefit yang besar. Ini menyiratkan bahwa pekerja akan terus bekerja dan

terkena stres tersebut. Namun tentu saja ada cara dimana bahaya psikososial ini dapat

dikurangi.

Berbagai rekomendasi dan saran untuk mengurangi dampak psikososial dari kerja

minyak dan gas lepas pantai pada pekerja yang telah dibuat oleh penulis dan ahli. Antara lain:

-   Tata Cahaya : cahaya adalah faktor utama mengendalikan waktu sistem sirkadian.

Peningkatan cahaya di malam hari meningkatkan kewaspadaan dan kinerja dan

mungkin dapat meningkatkan respon metabolik untuk makan selama kondisi shift

malam.

-   Merancang lingkungan tempat kerja dan skema penjadwalan shift yang menyebabkan

gangguan kesehatan mental , fisik , dan sosial paling minimal.

-   Jadwal kerja lebih ramah sepert i 2-3 ( yaitu 2 on 3 off ).

-  Program-program dan dukungan keluarga, dan penyediaan layanan konseling industri.

-   Penyediaan sarana komunikasi (email ,layanan telepon) bagi pekerja untuk

 berkomunikasi dengan keluarga mereka saat bekerja lepas pantai.

-   Menghilangkan perubahan jadwal roster pada menit terakhir.

-   Memberikan keamanan yang memadai dan pengamanan bagi para pekerja lepas

 pantai melalui eliminasi atau pengendalian dan perlindungan dari bahaya di tempat

kerja (lingkungan lepas pantai).

-  Rotasi pekerjaan, perluasan pekerjaan,program pengayaan pekerjaan untuk

mengurangi kebosanan dan ketidakpuasan kerja.

-   Peningkatan fasilitas di rig : - penelitian telah juga menunjukkan bahwa pekerja pada

 platform minyak tua sering stres karena sebagian besar platform minyak tua terbatas

(tidak luas), tidak memiliki fasilitas modern keselamatan dan rekreasi dan fasilitas

rekreasi seperti rig modern.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 22/24

21

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

DAFTAR PUSTAKA

1.  Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

Bumi

2.  Oil and gas. From URL: http://www.unepfi.org. Cited 2006

3.  Cross, Jean. 1998; Study Notes: Risk Management. Sydney: University of New SouthWales.

4.  https://www.earthworksaction.org/issues/detail/oil_and_gas_noise#.Vvbw8VIZPDc

5.  Gardner, Ron. 2002; Overview and Characteristics of Some Occupational Exposures

and Health Risks on Offshore Oil and Gas Installations. UK  

6.  WorkSafe Bulletin, 2013; Occupational disease hazards in the oil and gas industry. 

Workers' Compensation Board of British Columbia

7.  International Petroleum Industry Environmental Conservation Association. 2008

Health aspects of work in extreme climates; A guide for oil and gas industry managers

and supervisors8.  Akerstedt T. (1990). Physiological and psycophysiological effects of shift-work.

Scandinavian Journal of Work and Environmental Health 16(1 (Supplement)), 67-73.

9.  Angrist J. & Johnson J. (2000). Effects of work-related absences on families:

Evidence from the Gulf War. Industrial and Labor Relations review, 54(1), 41-58.

10. Aw T.C, Gardiner K. & Harrington J.M (2008). Pocket Consultant. Occupational

Health. 1st Ed. Blackwell Publishing U.K.

11. BBC NEWS (2009): Helicopter's 16 'heroes' honoured.

http://news.bbc.co.uk/1/hi/scotland/north_east/7997950.stm Accessed on the 16th

January, 2010.

12. Boggild H. & Knutsson A. (1999). Shift work, risk factors and cardiovascular disease.Scandinavian Journal of Work and Environmental Health 25(2), 85-99.

13. Bonger P.M., Winter C.R.V., Kompier M.A.J et al. (1993). Psychosocial factors atwork and musculoskeletal disease. Scand J Work Environ Health 19:297–312.

14. Caplan R.D., Cobb S. & French J.R. (1975). Relationships of cessation of smoking

with job stress, personality, and social support. J Appl Psychol 60:211-19.

15. Carayon P., Smith M.J., Haims M.C. (1999). Work organization, job stress, and work

related musculoskeletal disorders. Hum Fact 41:644–66.

16. Chen W.Q., Wong T.W & Yu T.S (2005). Impact of occupational stress and other

among Chinese offshore oil installation workers psychosocial factors on

musculoskeletal pain Occup Environ Med 62: 251-25617. Chen W.Q, Wong T.W & Yu T.S (2009). Mental health issues in Chinese offshore

oil workers. Occupational Medicine Advance Access Occupational Medicine,

doi:10.1093/occmed/kqp11818. Collinson D.L (1998). “Shift Lives”: Work-Home Pressures in the North Sea Oil

Industry. The Canadian Review of Sociology and Anthropology, Vol. 35.Concise

Oxford Dictionary, 2009. 11th Edition. Oxford Dictionaries.

19. Cox R. A. F. (1987). Offshore Medicine: Medical care of employees in the offshore

oil industry. 2nd Edition. London: Springer-Verlag.20. Craig J. (2009). ‘Stress Awareness and Management’. Lecture Handout on

Occupational Mental Health. University of Birmingham, Edgbaston. 11th  January,2010.

21. Devereux J.J, Buckle P.W, Vlchonikolis I.G (1999). Interactions between physical

and psychosocial risk factors at work increase the risk of back disorders: An

Epidemiological approach. Occup Environ Med 56:343–53.

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 23/24

22

Tugas Minyak & Gas Bumi: Stresor Fisik dan Psikososial  

22. Gann M., Corpe U. & Wilson I. (1990). The application of a short anxiety anddepression questionnaire to oil industry staff. J Soc Occup Med 40:138-42.

23. Hampton S. M, Morgan L. M, Lawrence, N, Anastasiadou, T, Norris, F, Ribeiro & D,Arendt, J. (1996). Postprandial hormone and metabolic responses in simulated shift

work. Journal of Endocrinology 151, 259-267.

24. Harrington J.M. (2001). Health effects of shift work and extended hours of workOccup Environ Med 2001 58: 68-72.

25. Hellesoy et al. (1985). Work environment Statjford Field: Work environment, health

and safety on a North Sea oil platform (Bergen, Universitetsforlaget AS).

26. Horsley H.D (1997). Study of medical evacuations from offshore installations: Five

year report, 1987-1992. Sudbury: HSE Books.27. Horsley H.D. & MacKenzie I.G (1996). Lifestyle survey amongst North Sea oil

workers. Paper presented at the HSEIUKOOA conference Occupational Health

Offshore, Aberdeen, Scotland.

28. Hull A.M, Alexander D.A & Susan K. (2002). Survivors of the Piper Alpha oil

 platform disaster: long-term follow-up study. British journal of psychiatry 1 8 1: 4 3 3

- 4 3 8HSE Offshore Injury and Incident Statistics (2008/2009).http://www.hse.gov.uk/offshore/statistics.htm Accessed on the 19th January, 2010.

29. Jones D.M (1985). "Noise": Stress and fatigue in human performance. London,

Wiley.

30. Karlsson B., Knutsson A. & Lindahl B. (2001). Is there an association between shift-work and having a metabolic syndrome? Results from a population based study of

27485 people. Occupational and Environmental Medicine 58, 747-752.

31. Ljosa C.H. & Lau B. (2009). Shift-work in the Norwegian petroleum industry:

Overcoming difficulties with family and social life – A cross-sectional study Journal

of Occupational Medicine and Toxicology 4:22

32.  http://www.occup-med.com/content/4/1/22 Accessed on the 24th January, 2010.

33. Morrice J.K.W. & Taylor R.C. (1978). The intermittent husband syndrome. New

Society.12-13

34.  Nicholson P. J & D'Auria D. A. P. (1999). Shift work, health, the working time

regulations and health assessments. Occupational Medicine 49(3), 127-137.35.  Niven K. & McLeod R. (2009). Offshore industry: management of health hazards in

the upstream petroleum industry Occupational Medicine 59(5):304-309

36. Ohlsson K., Hansson G.A, Balogh I. et al. (1994). Disorders of the neck and upper

limbs in women in the fish processing industry. Occup Environ Med 51:826–83

37. Parkes K.R (1993). Human factors, shift work, and alertness in the offshore oil

industry. Health and Safety Executive - Offshore Technology Report. London:

HMSO38. Parkes KR. (1998). Psychosocial aspects of stress, health and safety on North Sea

installations. Scand J Work Environ Health; 24(5):321-333.

39. Parkes K.R & Clark M.J (1997). Psychosocial aspects of work and health in the NorthSea Oil and Gas industry, part IV: the offshore environment in the mid-1990's: a

survey of psychosocial factors. Sudbury (England): HSE Books.

40. Parkes K.R & Clark M.J (1997). Psychosocial aspects of work and health in the

 North Sea Oil and Gas industry. Part V. Offshore work/leave schedules: data analyses

and review. Contract research report: 97 012.

41. Ron E. (1998). Offshore jobs and Oil rigs. Beauforts Offshore Projects UK. www.

Offshore-jobs.co.uk Accessed on the 20th January, 2010

8/18/2019 Stresor Fisik Dan Psikososial Di Industri Migas

http://slidepdf.com/reader/full/stresor-fisik-dan-psikososial-di-industri-migas 24/24

42. Rundmo T. (1994). Associations between safety and contingency measures andoccupational accidents on offshore petroleum platforms. Scand J Work Enviroil

Health; 20: 128-31.43. Scottish Home and Health Department (1991). Health in Scotland. London: Her

Majesty's Stationery Office.

44. Shen J., & Dicker B (2008). The impacts of shift work on employees. InternationalJournal of Human Resource Management, 19:392-405.

45. Shrimpton M. & Storey K. (1993). Work-related stress in the Newfoundland offshore

oil industry: Implications for health and safety. In: Storey, K. and

46. Shrimpton, M. (Eds.), Social, Psychosocial and Cultural Aspects of Health and Safety

in the Offshore Oil Industry (pp.1-20).47. Shrimpton M. & Storey K. (2001). The effects of offshore employment in the

 petroleum industry: A cross-national perspective. U.S. Dept. of the Interior, Minerals

Management Service, Environmental Studies Program, Herndon, VA. 86

48. Smedley J., Dick F. & Sadhra S. (2007). Oxford Handbook of Occupational Health.

1st Ed. Oxford University Press. USA.

49. Sunde (1983). "Psychological aspects of offshore work", International SymposiumProceedings, Safety and Health in the Oil and Gas Extractive Industries,

Luxembourg).

50. Sutherland V.J. & Cooper C.L. (1986). Man and accidents offshore – an examination

of the costs of stress among workers on oil and gas rigs. Lloyd's of Loudon Press51. Sutherland V.J & Cooper C.L (1991). Stress and Accidents Offshore. Houston, Gulf

Publishing Co., USA

52. Sutherland V.J., Cooper C.L. (1996). Stress in the offshore oil and gas exploration

and production industries: An organizational approach to stress control. Stress Med;

12:61-78.

53. Sutherland V.J & Cooper C.L (1996). Stress prevention in the offshore oil and gas

exploration and production industry. Conditions of Work and Welfare Facilities

Branch Working paper CONDI/T/WP. International Labour

54. The Oil & Gas UK Demographics Report (2008). http://www.oil

andgas.org.uk/media/view- press.cfm/520 Accessed on the 19th January, 201055. White L. & Keith B. (1990). The Effect of Shift Work on the Quality and Stability of

Marital Relations. Journal of Marriage and the Family 52:453-462.

56. Wikipedia Website (2009). http://en.wikipedia.org