digilib.uns.ac.id/studi... · 136 studi komparasi pembelajaran ctl (contextual teaching and...
TRANSCRIPT
136
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN METODE PEMBERIAN
TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MEMPERHATIKAN
KEINGINTAHUAN SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SEMESTER
GENAP KELAS XI ILMU ALAM SMA NEGERI 1 PEMALANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
Skripsi
Oleh:
DINI IRMASARI
NIM K3305006
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
137
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN METODE PEMBERIAN
TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MEMPERHATIKAN
KEINGINTAHUAN SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SEMESTER
GENAP KELAS XI ILMU ALAM SMA NEGERI 1 PEMALANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh :
Dini Irmasari K 3305006
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Menyusun Skripsi Program Pendidikan
Kimia Jurusan Pendidikan Matematika
dan IlmuPengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
138
PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Dr. Ashadi NIP. 19510102 197501 1 001
Dosen Pembimbing II
Nanik Dwi Nurhayati S.Si, M.Si NIP. 19721115 200604 2 001
139
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia
Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Kus Sri Martini, M.Si ................. NIP. 19500104 197501 2 001
Sekretaris : Endang Susilowati, S.Si, M.Si ................. NIP. 1970117 200003 2 001
Anggota I : Dr. Ashadi ................. NIP. 19510102 197501 1 001
Anggota II : Nanik Dwi Nurhayati S.Si, M.Si ................. NIP. 19721115 200604 2 001
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 ABSTRAK
140
Dini Irmasari. K3305006. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINTAHUAN SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID SEMESTER GENAP KELAS XI ILMU ALAM SMA NEGERI 1 PEMALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juli 2009.
Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran
CTL (Contextual Teaching and Learning) menggunakan metode praktikum dan pembelajaran
CTL menggunakan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
sistem koloid. 2). Untuk mengetahui pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok sistem koloid. 3). Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning) menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL
menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok sistem koloid.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasinya
adalah siswa kelas XI Ilmu Alam Semester Genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun ajaran
2008/2009. Sampelnya adalah kelas XI IA 1 dan XI IA 2. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk
prestasi kognitif dan metode angket untuk prestasi afektif dan keingintahuan. Analisis data
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dan dilanjutkan dengan uji
komparasi ganda dengan metode Scheffe.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1). Pembelajaran CTL menggunakan metode
praktikum lebih baik daripada pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid. Hal ini ditunjukkan pada kelas
pembelajaran CTL metode praktikum dengan rata-rata selisih nilai kognitif 24,8 dan afektif 96,2,
sedangkan kelas pembelajaran CTL metode pemberian tugas dengan rata-rata selisih nilai
kognitif 17,92 dan afektif 91,63. 2). Ada pengaruh antara siswa yang memiliki keingintahuan
tinggi dan keingintahuan rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid.
3). Ada interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran
CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi
141
belajar siswa pada materi pokok sistem koloid. Rataan marginal kelas pembelajaran CTL
menggunakan metode praktikum, keingintahuan tinggi dan rendah masing-masing 24,30 dan
25,3,sedangkan untuk kelas pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas,
keingintahuan tinggi dan rendah masing-masing 20,75 dan 15,1. Hal ini berarti bahwa
pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum lebih sesuai untuk siswa dengan
keingintahuan rendah, sedangkan pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas
lebih sesuai untuk siswa dengan keingintahuan tinggi.
ABSTRACT
Dini Irmasari. K3305006. COMPARISON STUDY OF CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) THAT USE PRACTICAL WORK METHOD AND TASK-GIVING METHOD TOWARD STUDENT’S ACHIEVEMENT BY CONSIDERING STUDENT’S CURIOSITY IN THE CORE MATERIAL OF COLLOID SYSTEM AT EVEN SEMESTER IN SCIENCE
142
CLASS XI OF SMA NEGERI 1 PEMALANG IN 2008/2009 PERIOD. Minor Thesis. Surakarta: Teaching and Education Faculty, Sebelas Maret University, July 2009.
The aims of this research are 1) To find out the influence of implementation CTL that
used practical work method and CTL task-giving method toward student’s achievement in the
core material of colloid system. 2) To find out the influence of curiosity toward student’s
achievement in the core material of colloid system. 3) To find out the interaction between CTL
that used practical work method and CTL task-giving method with the student’s curiosity toward
student’s achievement in the core material of colloid system.
The method that used on this research is experiment method. The population are students
in science class XI at even semester of SMA Negeri 1 Pemalang 2008/2009 period. The sample
are XI science 1 and XI science 2. Sampling technique which is used is random sampling. Data
collection technique use test method for cognitive achievement and questionaire method for
affective achievement and curiosity. Data analysis use ANAVA and continued with double
comparison test that use Scheffe method.
The conclusion of this research are 1) CTL that used practical work method better than
CTL task-giving method toward student’s achievement in the core material of colloid system. It
is showed on CTL that used practical work method class with average cognitive point difference
24,8 and affective 96,27, while CTL task-giving method class with average cognitive point
difference 17,92 and affective 91,63. 2) There is an influence between students with high
curiosity and low curiosity toward student’s achievement in core material of colloid system. 3)
there is an interaction between CTL which is use practical work method and CTL task-giving
method with the student’s curiosity toward student’s achievement in the core material of colloid
system. Marginal average in CTL that used practical work method class, it has value 24,30 for
high curiosity and 25,3 for low curiosity, while marginal average in CTL task-giving method
class, it has value 20,75 for high curiosity and 15,1 for low curiosity. This is mean that CTL that
used practical work method more suitable for students with low curiosity, while CTL task-giving
method more suitable for students with high curiosity.
143
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari
urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”.
(Q.S.Al Insyirah: 6-7)
144
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”.
(QS. Ali Imran: 173)
145
PERSEMBAHAN
Makalah Skripsi ini dipersembahkan kepada:
· Bapak dan Ibunda tercinta atas segala do’a, cinta, kasih sayang dan
pengorbanannya demi sebuah cita-cita
· Kakak dan adik tercinta
· Teman-teman Kost Sekar Aji yang selalu menemani dalam keadaan senang dan
sedih
· Teman-Teman Kimia’05 dan Almamater
· Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi
Karya ini adalah wujud rasa cinta, hormat dan bakti. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat dan karuniaNya atas semua ini.
146
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Hanya karena rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan
Skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu,
atas segala bentuk bantuannya disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ibu. Dra. Kus Sri Martini, M.Si, Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan
penyusunan Skripsi.
3. Ibu. Dra. Tri Redjeki, M.S, Selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Haryono, M.Pd, Selaku Koordinator Skripsi Program Kimia Jurusan P. MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Dr. Ashadi, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dalam penyusunan
Skripsi ini.
6. Ibu Nanik Dwi Nurhayati, S.Si., M.Si, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
dalam penyusunan Skripsi ini.
7. Ibu. Dra. Rishi Mardiningsih, M.Pd, Selaku Kepala SMA Negeri I Pemalang yang telah
mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Ibu Rina Pradiyanti, S.Pd, Selaku guru mata pelajaran Kimia SMA Negeri I Pemalang yang
telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10. Temen-temenku: Indah, Shinta, Siwi, Lia, Inti, Nilam, Dayu, Rifa, Tia.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
147
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya Skripsi ini.
Namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
148
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....... ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT........................................................................................................ vii
MOTTO .............................................................................................................. ix
PERSEMBAHAN .............................................................................................. xi
KATA PENGANTAR........................................................................................ xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………. 5
C. Pembatasan Masalah………………………………………….... 5
D. Perumusan Masalah…………………………………………… . 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… . 7
F. Manfaat Penelitian……………………………………………… 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 8
1. Studi Komparasi .................................................................... 8
2. Belajar dan Pembelajaran…………………………………... 8
a. Pengertian Belajar ............................................................. 8
b. Pengertian Pembelajaran………………………………... 9
3. Contextual Teaching and Learning (CTL)…….................... 11
149
a. Konstruktivisme (Constructivism) .................................... 12
b. Bertanya (Questioning) ..................................................... 12
c. Menemukan (Inquiry) ....................................................... 13
d. Masyarakat Belajar (Learning Community) ...................... 14
e. Pemodelan (Modelling) ..................................................... 15
f. Refleksi (Reflection).......................................................... 15
g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment)............ 15
4. Pemberian Tugas ................................................................... 17
a. Pengertian dan Tujuan Metode Pemberian Tugas............. 17
b. Cara Melaksanakan Metode Pemberian Tugas ................ 17
c. Manfaat Pemberian Tugas ................................................ 18
d. Keuntungan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas .. 18
e. Fase-Fase Pemberian Tugas .............................................. 19
5. Praktikum .............................................................................. 20
6. Prestasi Belajar ...................................................................... 22
a. Ranah Kognitif ................................................................ 24
b. Ranah Afektif................................................................... 24
c. Ranah Psikomotorik......................................................... 25
7. Keingintahuan........................................................................ 25
8. Materi Sistem Koloid............................................................. 28
a. Sistem Koloid ................................................................. 28
b. Sifat-sifat Koloid ............................................................. 30
1) Efek Tyndall ................................................................. 30
2) Gerak Brown ................................................................ 31
3) Muatan Koloid ............................................................. 32
a) Adsorpsi .................................................................... 32
b) Elektroforesis ............................................................ 33
4) Koagulasi ..................................................................... 33
a) Cara mekanik ............................................................ 34
b) Cara kimia ................................................................. 34
5) Koloid Pelindung .......................................................... 35
150
6) Dialisis .......................................................................... 35
7) Koloid Liofil dan Koloid Liofob................................... 36
a) Koloid Liofil ............................................................. 36
b) Koloid Liofob ........................................................... 37
c. Pengolahan Air Bersih .................................................... 38
d. Pembuatan Sistem Koloid ............................................... 40
B. Hasil Penelitian Yang Relevan………………………………… 43
C. Kerangka Berfikir……………………………………………… 44
D. Hipotesis………………………..................…………………… 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 49
1. Tempat Penelitian .................................................................. 49
2. Waktu Penelitian.................................................................... 49
a. Pembuatan Proposal......................................................... 49
b. Uji Coba Instrumen.......................................................... 49
c. Penelitian dan Pengambilan Data .................................... 49
B. Metode Penelitian......................................................................... 49
1. Rancangan Penelitian............................................................. 49
2. Langkah-langkah Penelitian .................................................. 50
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 50
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................ 50
a. Variabel Bebas................................................................. 50
1) Metode CTL dilengkapi Praktikum............................. 50
2) Metode Pemberian Tugas ............................................ 51
3) Keingintahuan.............................................................. 51
b. Variabel Terikat ............................................................... 51
2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian ............... 51
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 51
1. Populasi.................................................................................. 51
2. Sampel ................................................................................... 52
151
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 52
1. Metode Tes ............................................................................ 52
2. Metode Angket ...................................................................... 52
F. Instrumen Penelitian..................................................................... 52
1. Instrumen Penilaian Kognitif................................................. 52
a. Uji Validitas..................................................................... 52
b. Uji Reliabilitas ................................................................. 53
c. Uji Taraf Kesukaran Soal ................................................ 54
d. Daya Pembeda Soal ......................................................... 55
2. Instrumen Penilaian Afektif................................................... 56
a. Uji Validitas..................................................................... 56
b. Uji Reliabilitas ................................................................. 57
3. Instrumen Penilaian Keingintahuan Siswa ............................ 58
a. Uji Validitas..................................................................... 58
b. Uji Reliabilitas ................................................................. 59
G. Teknik Analisis Data.................................................................... 60
1. Uji Prasyarat.......................................................................... 60
a. Uji Normalitas.................................................................. 60
b. Uji Homogenitas .............................................................. 61
2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 61
3. Analisis Variansi Dua Jalan................................................... 61
4. Uji Komparasi Ganda ............................................................ 65
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 67
1. Data Nilai Keingintahuan Siswa ........................................... 67
2. Prestasi Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid ............... 70
3. Selisih Nilai Kognitif pada Materi Sistem Koloid ................ 71
4. Nilai Afektif pada Materi Sistem Koloid .............................. 74
B. Hasil Penelitian............................................................................. 77
1. Uji Normalitas....................................................................... 77
152
2. Uji Homogenitas ................................................................... 79
C. Hasil Pengujian Hipotesis............................................................. 80
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ............. 80
a. Pada efek utama baris .................................................... 81
b. Pada efek utama kolom.................................................. 81
c. Pada efek utama interaksi .............................................. 81
2. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan........................................ 82
a. Aspek Kognitif ............................................................... 82
b. Aspek Afektif ................................................................. 83
E. Pembahasan.................................................................................. 84
1. Pengujian Hipotesis Pertama..... ........................................... 84
a. Aspek Kognitif ............................................................... 86
b. Aspek Afektif ................................................................. 87
2. Pengujian Hipotesis Kedua..... .............................................. 88
3. Pengujian Hipotesis Ketiga..... .............................................. 89
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN
A. Kesimpulan................................................................................... 91
B. Implikasi ....................................................................................... 92
C. Saran ............................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 94
LAMPIRAN ....................................................................................................... 96
153
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi .........................................................28
Tabel 2. Jenis-Jenis Koloid. ............................................................................................29
Tabel 3. Perbedaan Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob.........................................................38
Tabel 4. Desain Penelitian ..............................................................................................49
Tabel 5. Skor Penilaian Afektif ......................................................................................56
Tabel 6. Skor Penilaian Keingintahuan. .........................................................................58
Tabel 7. Notasi dan Tata Letak Data ..............................................................................63
Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ..................................65
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen I
Pada Materi Sistem Koloid................................................................................68
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen II
Pada Materi Sistem Koloid...............................................................................69
Tabel 11. Perbandingan Distribusi Frekuensi Skor Keingintahuan Siswa antara
Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem Koloid.....70
Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ............................................................71
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I
Pada Materi Sistem Koloid...............................................................................71
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II
Pada Materi Sistem Koloid...............................................................................72
Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa antara
Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem Koloid......73
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen I
Pada Materi Sistem Koloid...............................................................................74
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen II
Pada Materi Sistem Koloid...............................................................................75
Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa antara
Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem Koloid.....76
Tabel 19. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Keingintahuan..............................................77
Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif...................................78
154
Tabel 21. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif.................................................78
Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Ditinjau Dari
Metode Pembelajaran.......................................................................................79
Tabel 23.Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Ditinjau Dari Keingintahuan ...79
Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Seluruh Sel .............................79
Tabel 25. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau Dari Metode Pembelajaran.....79
Tabel 26. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau Dari Keingintahuan ................79
Tabel 27. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Seluruh Sel ...........................................80
Tabel 28. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Aspek Kognitif.................................................................................................80
Tabel 29. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Aspek Afektif...................................................................................................81
Tabel 30. Rataan Selisih Nilai Kognitif...........................................................................82
Tabel 31. Hasil Perhitungan Uji Lanjut Pasca Anava Aspek Kognitif............................82
Tabel 32. Rataan Nilai Afektif.........................................................................................83
Tabel 33. Hasil Perhitungan Uji Lanjut Pasca Anava Aspek Afektif..............................83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Suspensi................................................................................................29
Gambar 2. Koloid...................................................................................................29
Gambar 3. Parfum...................................................................................................30
Gambar 4. Beberapa Produk Kosmetik Dikemas dalam Bentuk Gel.....................30
Gambar 5. Larutan Sejati........................................................................................30
Gambar 6. Sistem Koloid.......................................................................................30
155
Gambar 7. Gerak Brown........................................................................................31
Gambar 8. Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat......................31
Gambar 9. Adsorbsi Ion-Ion dalam Air.................................................................32
Gambar 10. Sel Elektrolisis Sederhana.................................................................33
Gambar 11. Koagulasi Koloid Karena Penambahan Elektrolit.............................34
Gambar 12. Dialisis...............................................................................................36
Gambar 13. Diagram Suatu Dialisis Darah...........................................................36
Gambar 14. Contoh Koloid...................................................................................37
Gambar 15. Susunan Alat Penyaring Air Sederhana............................................39
Gambar 16. Bagan Pengolahan Air Bersih............................................................39
Gambar 17. Bagan Kerangka Berpikir..................................................................47
Gambar 18. Histogram Skor Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem
Koloid.......................................................................68
Gambar 19. Histogram Skor Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem
Koloid.......................................................................69
Gambar 20. Histogram Perbandingan Skor Keingintahuan Siswa antara
Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada
Materi Sistem....................................................................................70
Gambar 21. Histogram Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem
Koloid...................................................................................72
Gambar 22. Histogram Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem
Koloid...................................................................................73
Gambar 23. Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif antara
Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada
Materi Sistem....................................................................................74
Gambar 24. Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem
Koloid...............................................................................................75
Gambar 25. Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem
Koloid...............................................................................................76
156
Gambar 26. Histogram Perbandingan Nilai Afektif antara Kelas Eksperimen I
dan Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem..................................77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran..........................................................................96
Lampiran 2. Rancangan Program Pembelajaran.....................................................97
Lampiran 3. Buku Petunjuk Praktikum.................................................................106
Lampiran 4. Indikator Tes Keingintahuan............................................................122
Lampiran 5. Soal Tes Angket Keingintahuan.......................................................125
Lampiran 6. Lembar Jawaban Angket Keingintahuan..........................................130
Lampiran 7. Kisi-kisi dan Indikator Angket Afektif.............................................131
Lampiran 8. Angket Aspek Afektif......................................................................133
Lampiran 9. Indikator Aspek Kognitif..................................................................136
Lampiran 10. Soal Tes Kognitif............................................................................137
157
Lampiran 11. Lembar Jawaban.............................................................................146
Lampiran 12. Kunci Jawaban................................................................................147 Lampiran
13. Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Soal
Kognitif..........................................................................................148
Lampiran 14. Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif......................................149
Lampiran 15. Validitas dan Reliabilitas Angket Keingintahuan..........................150
Lampiran 16. Data Penelitian................................................................................151
Lampiran 17. Uji Normalitas Keingintahuan Kelas CTL yang Dilengkapi
Praktikum.....................................................................................152
Lampiran 18. Uji Normalitas Keingintahuan Kelas dengan Pemberian
Tugas............................................................................................154
Lampiran 19. Uji Normalitas Nilai Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi
Praktikum.....................................................................................156
Lampiran 20. Uji Normalitas Nilai Kognitif Kelas dengan Pemberian
Tugas............................................................................................158
Lampiran 21. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Keingintahuan
Tinggi............................................................................................160
Lampiran 22. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Keingintahuan
Rendah..........................................................................................162
Lampiran 23. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Tinggi.................................................164
Lampiran 24. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Rendah...............................................165
Lampiran 25. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Tinggi........................................................166
Lampiran 26. Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Rendah......................................................167
Lampiran 27. Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi
Praktikum.....................................................................................168
Lampiran 28. Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas dengan Pemberian
Tugas............................................................................................170
158
Lampiran 29. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Keingintahuan
Tinggi............................................................................................172
Lampiran 30. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Keingintahuan
Rendah.........................................................................................174
Lampiran 31. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Tinggi.................................................176
Lampiran 32. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Rendah...............................................177
Lampiran 33. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas CTL dengan Pemberian
Tugas Keingintahuan Tinggi........................................................178
Lampiran 34. Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas CTL dengan Pemberian
Tugas Keingintahuan Rendah......................................................179
Lampiran 35. Uji Homogenitas Nilai Kognitif...................................................180
Lampiran 36. Uji Homogenitas Nilai Kognitif Ditinjau dari Keingintahuan.....181
Lampiran 37. Uji Homogenitas Prestasi Kognitif Antar Sel..............................182
Lampiran 38. Uji Homogenitas Nilai Afektif.....................................................183
Lampiran 39. Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau dari Keingintahuan.......184
Lampiran 40. Uji Homogenitas Prestasi Afektif Antar Sel................................185
Lampiran 41. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Prestasi Kognitif......186
Lampiran 42. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan Prestasi
Kognitif .......................................................................................190
Lampiran 43. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Prestasi Afektif........191
Lampiran 44. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan Prestasi
Afektif..........................................................................................195
Lampiran 45. Daftar Nama Siswa.......................................................................196
Lampiran 46. Daftar Kelompok Praktikum Kelas XI IA 1.................................197
Lampiran 47. Daftar Kelompok Praktikum Kelas XI IA 2.................................198
159
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan oleh bangsa Indonesia, guna
meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat dewasa ini, yang telah membawa pengaruh cukup
besar bagi bidang pendidikan. Pengaruh-pengaruh itu mendorong adanya berbagai usaha
pembaharuan dalam bidang pendidikan. Pembaharuan dilaksanakan dengan tujuan agar sistem
yang ada dapat bermanfaat dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Usaha
pembaharuan diantaranya, pemerintah secara bertahap dan terus menerus berupaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang ada di Indonesia. Upaya peningkatan
sarana dan prasarana, perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar, peningkatan kualitas
guru, penyempurnaan sistem penilaian dan usaha-usaha lain yang tercakup dalam komponen
pendidikan.
Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode
atau meningkatkan relevansi metode pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan variasi dalam
penggunaan metode pembelajaran (Roestiyah,1989 :9). Penerapan metode pembelajaran yang
bervariasi merupakan kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam
menerima pelajaran. Selain itu, pada saat belajar siswa tidak hanya menerima dan meniru apa
yang diberikan guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan keyakinan
sendiri. Dengan cara ini diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi manusia mandiri, kreatif
dan diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar sekaligus sebagai indikator
peningkatan kualitas pendidikan. Namun, perlu diketahui bahwa tingkat keberhasilan siswa
dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari
luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa misalnya inteligensi, sikap, bakat, motivasi. Sedangkan
faktor dari luar siswa misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas belajar yang
ada, kondisi lingkungan dan lain-lain.
160
Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan pendekatan
CTL (Contextual Teaching and Learning) yaitu merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Nurhadi, 2004 : 41).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Clemente Charles Hudson dan Vesta R.
Whisler tahun 2007, belajar mengajar kontekstual (CTL) didefinisikan sebagai cara untuk
memperkenalkan konteks dengan menggunakan berbagai teknik pembelajaran aktif yang
didesain untuk membantu murid menghubungkan apa yang sudah mereka ketahui dengan apa
yang mereka harapkan untuk dipelajari, dan untuk menyusun pengetahuan baru dari analisis dan
sintesis dari proses pembelajaran ini. Dasar teoritis untuk CTL ini telah diuraikan, dengan fokus
pada teori koneksi, konstruktivitis, dan pembelajaran aktif. Rangkuman mengenai aktifitas otak
selama poses pembelajaran menggambarkan perubahan psikologis dan koneksi yang muncul
selama aktifitas pendidikan. Dari hasil penelitian tersebut mendukung penulis untuk menerapkan
pembelajaran CTL pada materi pokok sistem koloid.
Metode praktikum merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan
istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan yang nyata apa yang diperoleh
dalam teori. Dalam metode ini siswa dapat aktif melakukan percobaan secara langsung,
mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil percobaannya, sehingga siswa dapat menemukan
bukti kebenaran dari teori yang dipelajarinya.
Sedangkan metode pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu
pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan
pemberian tugas tersebut siswa belajar mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan
belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil yaitu perubahan tingkah laku tertentu sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa dituntut untuk
dapat melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi
metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan
161
suatu metode mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus
mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut.
Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa diantaranya
adalah keingintahuan. Keingintahuan yaitu keinginan untuk mengetahui secara alami, bila pada
diri anak telah ada keinginan ini maka akan memiliki motif dalam belajar. Tetapi bila dorongan
keingintahuannya kecil atau tidak ada motif untuk belajar tidak ada. Jadi akan ada pengaruh
antara keingintahuan dengan prestasi yang akan dicapai oleh siswa. Siswa yang memiliki
keingintahuan tinggi maka ia akan selalu bersemangat belajar, merasa tertarik dan berusaha
memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi yang dicapai juga akan bagus. Sebaliknya,
siswa yang memiliki keingintahuan rendah cenderung tidak tertarik terhadap materi yang
diajarkan, malas belajar sehingga prestasi yang dicapai juga tidak memuaskan.
Di dalam pelajaran kimia SMA, terdapat suatu materi yang penting untuk diajarkan
karena berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu materi sistem koloid. Pada materi ini
dibahas mengenai perbedaan antara sistem koloid dan sistem dispersi lainnya, sifat-sifat koloid,
pengaruh dari sifat-sifat koloid dan berbagai cara untuk membuat partikel koloid dalam dunia
industri. Dengan mempelajari materi ini siswa akan mendapatkan pengetahuan yang luas, bahkan
manfaatnya menjadi lebih apabila siswa dapat menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Pada materi sistem koloid lebih menekankan pada ketrampilan siswa untuk mencari informasi
dari literatur dan melakukan percobaan-percobaan yang berkaitan dengan materi sistem koloid.
Oleh karena itu, siswa dituntut untuk aktif menemukan dan membangun sendiri pemahaman
mereka dalam materi pokok koloid.
Proses belajar mengajar kimia yang dijumpai di SMA Negeri 1 Pemalang masih
menggunakan metode konvensional yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajar
mengajar. Siswa pada umumnya hanya mendengarkan, membaca dan menghafal informasi yang
diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat. Dari metode ini hasil yang dicapai kurang
maksimal dan keaktifan siswa serta potensi yang ada pada siswa kurang terlihat. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan metode yang kurang tepat, siswa yang kurang aktif
dan kreatif dalam mengikuti pelajaran, maupun adanya orientasi dari guru untuk menghabiskan
materi sesuai waktu yang ada. Hal ini dapat menimbulkan masalah dalam peningkatan prestasi
belajar siswa. Sistem koloid merupakan salah satu pokok bahasan dalam pelajaran kimia yang
penting untuk dipelajari karena banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
162
diperlukan suatu cara untuk membangun pemahaman siswa . Untuk itu perlu cara yang mudah
dalam penyampaian materi sistem koloid yaitu dengan metode pembelajaran yang bervariasi
agar siswa lebih aktif dan tidak cepat merasa bosan. Dengan pembelajaran CTL menggunakan
metode praktikum dan pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas diharapkan
siswa mampu memahami materi sistem koloid serta hal yang terkait dengan itu.
Penggunaan media dan metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat dengan
memperhatikan keingintahuan siswa dapat mempengaruhi aktivitas, minat dan motivasi belajar
siswa yang tentunya akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Berdasarkan uraian di atas maka
akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran CTL
menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas
dengan memperhatikan keingintahuan siswa pada materi koloid kelas XI semester 2 SMA Negeri
1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL
menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi pokok sistem koloid ?
2. Apakah pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL
menggunakan metode pemberian tugas sesuai untuk materi pokok sistem koloid materi
pokok sistem koloid ?
3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pelajaran dengan
pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL menggunakan
metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem
koloid ?
4. Apakah prestasi belajar siswa yang diberi pelajaran dengan pembelajaran CTL menggunakan
metode praktikum lebih baik daripada pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian
tugas ?
163
5. Apakah ada pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar kimia pada materi pokok
sistem koloid ?
6. Adakah interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan
pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa
terhadap prestasi belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu adanya pembatasan
masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA Negeri 1
Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
2. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan CTL dengan
menggunakan metode praktikum, yaitu dengan melaksanakan praktikum di laboratorium dan
pendekatan CTL dengan menggunakan metode pemberian tugas dengan membuat makalah
dan presentasi di kelas .
3. Materi Pelajaran
Materi pelajaran dibatasi pada materi pokok sistem koloid.
4. Keingintahuan Siswa
Keingintahuan siswa dikategorikan menjadi tinggi dan rendah.
5. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini ditinjau dari aspek kognitif dan
afektif.
6. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penggunaan
pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL menggunakan
metode pemberian tugas dilihat dari prestasi belajar siswa yang memiliki keingintahuan
tinggi dan rendah pada materi pokok sistem koloid.
D. Perumusan Masalah
164
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum lebih meningkatkan prestasi
belajar siswa daripada pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas pada materi
pokok sistem koloid ?
2. Adakah pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok
sistem koloid ?
3. Adakah interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan
pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui :
1. Pengaruh penerapan pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran
CTL menggunakan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok sistem koloid.
2. Pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem
koloid.
3. Interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL
menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok sistem koloid.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1. Memberi masukan kepada tenaga pengajar khususnya tenaga pengajar di SMA negeri 1
Pemalang dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran yang berorientasi pada
keterlibatan aktif siswa pada kegiatan belajar mengajar dengan guru berfungsi sebagai
165
fasilitator, yang membantu siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif
sehingga dapat mencapai kompetensi yang optimal.
2. Memberi masukan kepada tenaga pengajar khususnya pengajar di SMA Negeri 1 Pemalang
dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan secara aktif siswa
dalam proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan pada kurikulum KTSP.
3. Bahan acuan bagi praktisi pendidikan untuk penelitian pembelajaran CTL menggunakan
metode praktikum dan pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas lebih
lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Studi Komparasi
Studi berasal dari kata “to study”, yang berarti belajar atau mempelajari. Dalam skripsi
ini studi berarti mempelajari. Sedangkan komparasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah perbandingan. Van Dallen dalam Suharsimi Arikunto (2006:268) menyebutkan bahwa
komparasi yaitu perbandingan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.
Aswarni Sujud mengemukakan bahwa “Penelitian Komparasi akan dapat menemukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja”
(Suharsimi Arikunto, 2006:267).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa studi komparasi adalah
bentuk penelitian yang membandingkan antara beberapa variabel atau kejadian yang saling
berhubungan dengan menemukan perbedaan atau persamaannya.
2. Belajar dan Pembelajaran
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut,
166
sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya
kegiatan belajar yang optimal.
a. Pengertian Belajar
1) Psikologi Gestalt
Menerangkan bahwa, pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian
(insight) merupakan faktor yang penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti
hubungan antara pengetahuan dan pengalaman, kedua dalam belajar, pribadi atau organisme
memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis,
tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Ngalim Purwanto, 1990 : 100).
2) Menurut Winkel
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikologi, yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pemahaman-
pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
berbekas (W.S. Winkel, 1996: 53).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku, proses memperoleh motivasi maupun penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
dari hasil pengalaman maupun hasil interaksi dengan lingkungan.
b. Pengertian Pembelajaran
Beberapa definisi yang berhubungan dengan pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli, antara lain :
1) Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar
dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan intern dalam kegiatan belajar mengajar
(H.J.Gino,dkk , 1998: 32).
2) Menurut Alvin W. Howard, pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong,
membimbing sesorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ketrampilan,
sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan (Slameto, 2003 :32).
3) Sardiman (2001 :14), menyebutkan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses
interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru
sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subyek pokok.
167
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha
sadar dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku pada diri belajar. Ciri-ciri interaksi belajar mengajar yaitu memiliki
tujuan, ada suatu prosedur yang direncana, ditandai suatu penggarapan materi secara khusus,
ditandai suatu aktivitas, ada guru sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas
waktu untuk pencapaian tujuan serta ada penilaian (Edi Suardi dalam Sardiman, 2001 :16-17).
Sri Anitah W. (2007: 2.16-2.17) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di antaranya :
1) Isi pelajaran, yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, aturan, konsep atau proses
kreatif yang akan dipelajari pebelajar.
2) Bahan-bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk musik atau stimuli visual yang digunakan
dalam pembelajaran.
3) Strategi pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajar isi
pembelajaran merupakan perencanaan sentral guru.
4) Perilaku guru, guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran dan
membantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar.
5) Menstrukturkan pelajaran, menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada
suatu saat tertentu selama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur
pelajaran.
6) Lingkungan belajar, ketika kegiatan belajar direncanakan, perlu dipertimbangkan
lingkungan belajar yang ingin diciptakan, di antaranya perlu diperhatikan sistem
pengelolaan kelas yang efektif.
7) Pebelajar, dalam kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan karakteristik pebelajar
tertentu yang ada di kelas, selain itu perlu dipertimbangkan motivasi pebelajar, kebutuhan
akademik, kebutuhan fisik dan psikologis. Selain itu, perlu dipertimbangkan
pengelompokkan pebelajar, misalnya kelompok kecil, kelompok keseluruhan atau kerja
mandiri.
8) Durasi pembelajaran, yaitu membuat rencana tentang waktu yang tersedia atau dialokasikan.
Guru perlu mengatur waktu untuk menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.
168
9) Lokasi pembelajaran, lokasi dapat berubah berdasarkan kebutuhan misalnya ruang kerja
tertentu (ruang komputer), tambahan referensi (perpustakaan), atau struktur sosial yang
berbeda (belajar bersama).
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen antara
lain:
1) Standar kompetensi adalah kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu
mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa,
kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.
2) Kompetensi dasar adalah kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki
oleh lulusan, kompetensi minimal yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa di
standar kompetensi untuk suatu pelajaran.
3) Indikator adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang harus dapat
dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki
kompetensi dasar tertentu.
4) Materi pokok adalah bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai
kompetensi dasar.
(Depdiknas, 2003:27-30)
Jadi, dari beberapa uraian di atas kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
sangat komplek pada suatu proses pembelajaran.
3. Contextual Teaching Learning (CTL)
Selama ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah pendekatan belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah
pendekatan belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah
pendekatan yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Melalui landasan konstruktivisme, CTL diharapkan dapat menjadi alternatif pendekatan belajar
baru sehingga melalui pendekatan CTL siswa diharapkan belajar dengan mengalami bukan
menghafal.
169
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching Learning) merupakan suatu konsepsi
yang membantu guru mengaitkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan antara pangetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri
sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (U.S. Department of Education and The
National School to Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam Nurhadi, 2002:7). CTL
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning
Community), pemodelan (Modelling) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) (Elaine
Johnson, 2006:21-22).
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme (constructivism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan
CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna
bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka
sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki,
informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan
menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan
mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat
kegiatan, bukan guru.
b. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari ‘bertanya’. Questioning
(bertanya) merupakan pendekatan pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
170
berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
1) menggali informasi baik administrasi maupun akademis
2) mengecek pemahaman siswa
3) membangkitkan respon kepada siswa
4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
7) untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa
Hampir pada semua aktivitas belajar questioning dapat diterapkan : antara siswa dengan
siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang
didatangkan di kelas, dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan saat siswa berdiskusi,
bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika mengamati dan lain-lain. Kegiatan-
kegiatan itu dapat menimbulkan keinginan untuk bertanya.
c. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
Adapun siklus inquiry adalah sebagai berikut:
1) Observasi (Observation)
2) Bertanya (Questioning)
3) Mengajukan dugaan (Hyphotesis)
4) Pengumpulan data (Data gathering)
5) Penyimpulan (Conclussion)
Pembelajaran berbasis inquiry merupakan strategi pembelajaran yang berpola pada
metode-metode sains dan memberikan kesempatan siswa untuk pembelajaran bermakna. Suatu
masalah diajukan dan metode ilmiah digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry antara lain:
171
1) Merumuskan masalah (dalam pembelajaran apapun)
2) Mengamati atau melakukan observasi
3) Menganalisa dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,tabel, dan karya
lainnya.
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau
audien lain.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil
kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut
elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya? Tolong bantuin aku!” Lalu
temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Maka dua orang anak
itu sudah membentuk masyarakat belajar (learning community).
Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu
dan belum tahu. Di ruang kelas, orang-orang yang ada di luar kelas, semua adalah anggota
masyarakat belajar. Di kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam
bentuk kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang
cepat menangkap mengajari temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi
usul, dan seterusnya. Kelompok siswa dapat sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan,
jumlah, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi dengan
mendatangkan seorang ahli ke kelas.
e. Pemodelan (Modelling)
Pada saat pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu berlangsung, sebaiknya
ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, atau guru
memberi contoh cara mengerjakan sesuatu, dengan demikian guru memberi model tentang
bagaimana cara belajar. Dalam pembelajaran CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh
mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh” tersebut dapat dikatakan sebagai model. Siswa
172
lain dapat menggunakan model tersebut sebagai “standar” kompetensi yang harus dicapainya,
model juga dapat didatangkan dari luar.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleks merupakan respon terhadap suatu
kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima, dengan demikian siswa merasa
memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya. Realisasi dalam pembelajaran berupa:
rangkuman tentang apa yang dipelajari, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran
tentang pembelajaran dan lain-lain.
g. Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang
dikumpulkan oleh guru mengidentifikasi bahwa siswa mengalami kemacetan belajar, maka guru
bisa segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar.
Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses
pembelajaran, maka assesment tidak dilakukan di akhir periode (cawu/semester) pembelajaran
seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar (seperti EBTA/EBTANAS), tetapi dilakukan bersama
dengan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment), bukanlah untuk
mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya
ditekankan pada upaya membentuk siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn),
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode
pembelajaran.
Karena assessment menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melaksanakan
proses pembelajaran bukan semata-mata hasil.
Dalam pembelajaran CTL, langkah-langkah yang ditempuh secara garis besarnya antara
lain:
1) mengembangkan penilaian bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
173
2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
3) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4) menciptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok)
5) menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran
6) melakukan refleksi di akhir pertemuan
7) melakukan penilaian autentik
(Nurhadi, 2004:103-106)
Dalam pengelolaannya pembelajaran CTL ini dilakukan dengan model daur belajar
yang dikemukakan oleh Martin dkk:
1) kegiatan awal (eksplorasi), guru menyajikan fenomena untuk menggali pengetahuan awal
siswa
2) kegiatan inti (eksplanasi),guru membimbing siswa merumuskan masalah dan hipotesis,
melakukan kegiatan eksperimen, mencatat data, menganalisis dan menyimpulkan data
3) pemantapan (ekspansi), guru mengaplikasikan penguasaan konsep melalui kegiatan
menjawab pertanyaan dalam penuntun belajar
4) penilaian (evaluasi), guru melakukan penilaian melalui kegiatan presentasi dan pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat reflektif.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran CTL memiliki kelebihan antara
lain:
1) meningkatkan akademik siswa
2) siswa menjadi lebih aktif
3) siswa praktik, bukan menghafal
4) siswa dilatih untuk berfikir kritis
5) siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah
Disamping memiliki kelebihan, pembelajaran CTL juga memiliki beberapa kekurangan
yaitu:
1) kegiatan belajar mengajar membutuhkan waktu yang lebih lama
2) keadaan kelas yang cenderung ramai jika siswa kurang memanfaatkan waktu sebaik
mungkin untuk belajar dalam kelompok
3) memerlukan persiapan rumit untuk melaksanakannya
174
4. Pemberian Tugas
a. Pengertian dan Tujuan Metode Pemberian Tugas
Pada setiap akhir proses belajar mengajar, guru kadang memberikan suatu tugas yang
harus dijawab dengan lisan atau berupa soal yang harus dijawab dan dikumpulkan. Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (2001:130) mengemukakan bahwa pemberian tugas adalah
pemberian pekerjaan yang harus diselesaikan oleh murid. Pemberian tugas ini bertujuan agar
peserta didik belajar sendiri atau berkelompok mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut
dari kegiatan sebelumnya, mengulangi materi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan oleh
guru. Tugas-tugas yang diberikan harus jelas sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Tugas tersebut diberikan kepada individu maupun kelompok. Mereka akan
melaksanakannya di dalam maupun di luar kelas dan di luar jam pelajaran.
b. Cara Melaksanakan Metode Pemberian Tugas
Tugas ini diberikan kepada para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau sub
pokok bahasan, bahkan pertemuan. Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan baik
oleh guru sehingga dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Guru membuat soal, baik sewaktu mengajar atau pun sebelumnya. Jumlah soal/skop materi yang
diberikan mesti mencakup seluruh bahan yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan di
upayakan ada bahan yang bersifat mengulang pelajaran yang telah lalu. Guru hendaknya
memberikan penjelasan yang cukup tentang materi tersebut sehingga tidak timbul
kesalahfahaman dalam pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut,
terutama bila para siswa mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya.
Pemeriksaan terhadap tugas tadi bisa dilakukan beberapa menit sebelum pelajaran dimulai pada
jam bahasan berikutnya atau guru menyediakan waktu ekstra untuk itu. Ketika para siswa tidak
mengerjakan tugas, atau tugasnya belum selesai, bisa diberikan hukuman yang bersifat edukatif
demi mendorong motivasi mereka (Pakhrudin, 1985. Dalam Bukunya Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan).
c. Manfaat Pemberian Tugas
Metode ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik seperti contoh
berikut. Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid pada
pelajaran yang diberikan. Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat dibina
175
lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar kelompok (bersama teman),
adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan
pemberian tugas. Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu
masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar
siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan
apa yang mereka pelajari.
Mereka akan mengerjakan tugas karena adanya rasa takut/malu mendapatkan hukuman
atau dengan kesadarannya sendiri (Pakhrudin, 1985, Dalam Bukunya Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan).
d. Keuntungan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas
Penggunaan metode pemberian tugas pada pembelajaran mempunyai keuntungan dan
kelemahan. Keuntungannya adalah guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap suatu konsep yang telah diberikan, dapat memupuk siswa untuk bersikap tanggung
jawab, mandiri dan mengembangkan daya kreatif dan daya inisiatif. Kelemahannya adalah guru
sukar untuk memastikan apakah itu pekerjaan siswa sendiri atau orang lain.
Tugas diberikan untuk merangsang anak agar aktif belajar baik secara individual
maupun kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individu dan dapat pula secara
kelompok.
e. Fase-Fase Pemberian Tugas
Pemberian tugas oleh guru sering dikenal dengan istilah pekerjaan rumah, maupun lebih
luas karena terdiri dari tiga fase yaitu guru memberi tugas, siswa melaksanakan tugas dan siswa
mempertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari.
Menurut Nana Sudjana dalam Siti Solichah (2003:14), langkah-langkah menggunakan
metode pemberian tugas adalah sebagai berikut :
1) Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a) Tujuan yang hendak dicapai
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c) Sesuai dengan kemampuan siswa
d) Ada petunjuk yang dapat membantu pekerjaan siswa
e) Tersedianya waktu yang cukup untuk mengejakan tugas tersebut
176
2) Fase Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan pengawasan oleh guru
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa itu sendiri, tidak menyuruh orang lain
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik
3) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan
b) Ada tanya jawab/diskusi kelas
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara yang lain.
(http://makalahdanskripsi.blogspot.com/)
5. Praktikum
Menurut kamus bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1984 : 767), Praktikum adalah
“bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan di keadaan yang nyata apa yang diperoleh dalam teori.”
Dalam Lokakarya Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan (Applied Approach)
(2000), Praktikum adalah : “Bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan istimewa yang dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin.”
Dengan demikian, praktikum adalah bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan
istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan yang nyata apa yang diperoleh
dalam teori.
Sedangkan ketrampilan berpraktikum adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
untuk melakukan kegiatan praktikum dengan benar dan tepat sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Praktikum bertujuan sebagai berikut :
1) Ketrampilan kognitif yang tinggi
a) Melatih agar teori dapat dimengerti
b) Agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan
c) Agar teori dapat diterapkan pada keadaan yang nyata
2) Ketrampilan afektif yang tinggi
177
a) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
b) Belajar bekerja sama
c) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
d) Belajar menghargai bidangnya
3) Ketrampilan psikomotor yang tinggi
a) Belajar menyiapkan alat-alat, memasang alat sehingga dapat dipakai
b) Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Praktikum dapat diartikan sebagai prosedur mengajar dengan menggunakan causal
effect yaitu sifat dari fenomena, baik fenomena sosial, psikis maupun fisik. Diteliti atau dipelajari
dengan melakukan eksperimen di bawah kondisi-kondisi yang diatur.
Beberapa kelebihannya :
1) Melibatkan siswa secara langsung
2) Pendekatan multi sensori
3) Siswa dapat mendengar, melihat, meraba, membawa apa yang mereka pelajari
4) Memberikan kepada para siswa perasaan mampu, ini terjadi atau terbentuk sesama siswa
mengembangkan ketrampilan mereka dalam mengelola alat-alat, mengadakan percobaan,
menyelidiki lingkungan baru.
5) Menimbulkan suasana akrab antar sesama siswa dan guru, karena mereka bekerja sama di
laboratorium.
6) Mempunyai tingkat relevansi yang tinggi dan kebutuhan masyarakat, karena para siswa
dapat meningkatkan ketrampilan yang nantinya digunakan dalam masyarakat.
7) Metode ini lebih lanjut dapat dikembangkan untuk keperluan riset.
Beberapa kekurangannya :
1) Harus dilaksanakan oleh guru yang benar-benar mampu.
2) Dapat mengacaukan perhatian siswa, karena pada saat yang sama siswa kadang-kadang
harus melakukan beberapa macam kegiatan.
3) Harus dibuat perencanaan yang masak dan teliti, agar efektif.
4) Dapat terjadi mahal biayanya, karena kadang-kadang diperlukan bahan-bahan yang mahal.
5) Strategi ini kadang-kadang memboroskan waktu belajar bila pengelolaan kelasnya tidak
tertib dan efektif.
Pentingnya Praktikum Kimia
178
Dalam dunia pendidikan disadari pentingnya menghubungkan antara teori dan praktek.
Hal ini mendorong diadakannya kegiatan praktikum, yaitu suatu kegiatan dimana siswa
melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian memikirkan, merencanakan penjelasan berdasarkan hasil
pengamatannya. Untuk itu, fasilitas laboratorium dalam proses belajar mengajar mutlak
diperlukan. Dengan kata lain, laboratorium merupakan suatu tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan.
Kegiatan praktek seharusnya menjadi pusat minat pengajaran kimia, mengingat kimia
sebagai sains eksperimen. Menurut Tresna Sastrawijaya (1988 : 135-136), “Praktikum kimia
dapat dibagi dalam beberapa macam, misalnya : (1) eksperimen oleh siswa, (2) eksperimen yang
didemonstrasikan kepada siswa, (3) eksperimen yang tidak ditunjukkan secara langsung tetapi
melalui alat peraga, (4) eksperimen yang hanya diceritakan oleh guru/buku”. Kegiatan praktikum
kimia pada umumnya diprioritaskan pada eksperimen oleh siswa (Roestiyah : http://pengaruh-
pemberian-tugas-dalam.html).
Dalam Oemar Hamalik (1990 : 24), disebutkan bahwa “praktek bukan hanya
mempraktekkan hal-hal yang telah dipelajari dalam teori, bahkan yang tidak atau belum
dipelajari dalam teori dapat diperoleh dalam praktek”. Dalam hal ini, kedua sistem pengelolaan
praktikum tersebut diupayakan untuk mewujudkan perpaduan antara kedua komponen tersebut
secara nyata, sehingga menimbulkan hasil belajar khususnya prestasi belajar kimia bagi siswa
sebagaimana yang diharapkan.
6. Prestasi Belajar
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan belajar yang dilaksanakan telah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan kegiatan evaluasi. Hasil kegiatan dapat
memberikan gambaran tentang prestasi hasil belajar dari peserta didik. Zainal Arifin (1989 : 2-3)
menyatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian
dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Prestasi adalah isi dari kapasitas seseorang yang dimaksud disini adalah hasil yang
diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidkan atau latihan tertentu ini biasa ditentukan
dengan memberikan tes pada akhir pendidikan itu (I.L.Pasaribu & B.Simanjuntak, 1989 : 91).
Sedangkan maksud prestasi belajar pada penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai siswa
yang ditunjukkan dengan penilaian hasil belajar oleh guru yang berupa angka.
179
Belajar merupakan suatu proses, hasil dari belajar berupa suatu bentuk perubahan di
mana besarnya perubahan itu dapat dicapai atau diketahui dari prestasi belajar sebagai wujud
keberhasilan proses tersebut. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama
mengikuti proses balajar mengajar. Prestasi belajar ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
pengajar untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diberikan.
Menurut Slameto (2003:93) ada lima kemampuan manusia yang merupakan hasil dari
belajar, yaitu :
a. ketrampilan intelektual, sebagai hasil belajar yang terpenting
b. strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang
c. informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
d. keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah
e. sikap dan nilai berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang.
Prestasi belajar yang dicapai masing-masing individu tidak sama. Perbedaan ini
disebabkan oleh beberapa faktor, baik dalam maupun dari luar individu. Faktor dari dalam
individu atau sering disebut faktor internal antara lain: motivasi, kreativitas, kematangan fisik
maupun mental dan sebagainya, sedangkan faktor dari luar atau faktor eksternal contohnya :
faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, budaya dan sebagainya.
Pemerintah telah melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan hasil belajar
dan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan menggulirkan program
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada sekitar tahun 2006 dimulai dari beberapa
sekolah. Dengan sistem ini diharapkan penilaian tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan
kognitif tetapi juga mencakup ranah psikomotor dan afektif. Hal ini selaras dengan ayat 4 pasal 3
Keputusan Mendiknas Nomor 012/U/2002 tanggal 28 Januari 2002 yang menyatakan bahwa
penilaian kelas dan ujian meliputi aspek atau ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tipikal
berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan
tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik
manusia dan dalam bidang pendidikan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir yang meliputi kemampuan
menghafal, menerapkan, menganalisis, dan mensistesis serta mengevaluasi. Kemampuan yang
penting pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan
180
masalah yang ada di lapangan. Kemampuan ini sering disebut dengan kemampuan mentransfer
pengetahuan ke berbagai situasi sesuai dengan konteksnya. Hal ini berkaitan dengan
pembelajaran kontekstual. Hampir semua mata pelajaran berkaitan dengan kemampuan kognitif,
karena di dalamnya diperlukan kemampuan berpikir untuk memahaminya (Depdiknas, 2003:1)
b. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai
(Nana Sudjana, 1989:29). Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk
diklasifikasikan sebagai ranah afektif. Pertama, perilaku ini melibatkan perasaan dan emosi
seseorang. Kedua perilaku ini harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah
afektif ini adalah intensitas, arah dan target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari
perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau
suka. Selain itu sebagian orang kemungkinan mempunyai perasaan yang lebih kuat dibanding
yang lain. Arah menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang dengan
pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan
ditinjau bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum.
Target mengacu pada objek, aktifitas atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila
kecemasan merupakan karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan target.
Setiap peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau
pengajara. Tiap unsur ini bila merupakan target dari kecemasan. Kadang-kadang target ini
diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. (Depdiknas, 2003:5).
c. Ranah Psikomotorik
Keterampilan psikomotorik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan aktifitas fisik
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul dan lain sebagainya (Nana Sudjana,
1989:31). Aspek psikomotorik sering disebut juga dengan aspek keterampilan. Dalam
hubungannya dengan kegiatan praktikum di laboratorium, aspek keterampilan ini pengukuran
keberhasilannya ditunjukkan pada keterampilan dalam praktikum, misalnya keterampilan dalam
merangkai alat, keterampilan kerja, dan ketelitian dalam mendapat hasil dari praktikum (Zainal
Arifin, 1989 : 197).
Adanya evaluasi pada aspek psikomotorik yang dimiliki oleh siswa / praktikan
bertujuan untuk mengukur sejauh mana praktikan telah dapat menguasai teknik-teknik dalam
praktikum, khususnya dalam hal penggunaan alat dan bahan, pengumpulan data, klasifikasi data,
181
generalisasi data, meramalkan, dan menyimpulkan. Atau dapat dikatakan ingin diketahui sejauh
mana praktikan telah menguasai keterampilan proses IPA, dan penilaian/pengukuran penguasaan
terhadap aspek keterampilan ini dapat dilakukan melalui tes observasi yang dilakukan langsung
pada praktikan yaitu dengan mengamati cara praktikan bekerja di laboratorium.
7. Keingintahuan
Setiap orang merasa ingin tahu dari waktu ke waktu, khususnya bila dihadapkan pada
situasi baru atau hal-hal yang menarik. Pengalaman istimewa yang dimiliki seseorang pada
keadaan seperti itu dapat dipandang sebagai suatu keadaan ingin tahu. Tetapi beberapa individu
lebih aktif mencari pengalaman-pengalaman yang baru daripada yang lain. Para eksplorer (orang
yang suka berpetualang) sebagai contoh para ilmuwan, tampak termotivasi oleh suatu
pembawaan yang kuat untuk ingin tahu yang analog dengan konsep keadaan dan sifat
kebimbangan yang diidentifikasikan oleh Spelborger dalam pemilihan sebelumnya.
Dalam uraian berikut ini, Wallace Maw, dan Ethel Maw mengatakan bahwa anak-anak
yang tingkah lakunya dicirikan sebagai keingintahuan yang tinggi seharusnya lebih tertarik
dalam mendiskusikan sesuatu yang tidak biasa (Saifuddin Azwar, 1988:199). Mereka pertama-
tama mengidentifikasikan anak-anak yang dinilai memiliki keingintahuan yang tinggi atau
rendah oleh guru mereka, teman-teman mereka dan mereka sendiri. Anak-anak ini kemudian
diberi satu perangkat benda-benda rangsangan dan disuruh memilih yang mana yang mereka
lebih suka menceritakannya. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang keingintahuannya
lebih tinggi lebih tertarik dalam mendengarkan maksud dan simbol-simbol yang tidak biasa
daripada anak yang keingintahuannya rendah. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
hipotesis bahwa anak-anak dengan keingintahuan tinggi berbeda dari anak-anak dengan
keingintahuannya rendah.
Jika keingintahuan dapat disamakan dengan keinginan dasar untuk tahu seperti yang
dipostulatkan oleh Maslow, jika keingintahuan dibangun oleh ketidakbiasaan dan
ketidakseimbangan seperti yang ditunjukkan oleh Berlyne, kemudian ini beralasan untuk
menganggap bahwa orang dengan keingintahuan tinggi akan lebih sering memilih untuk
mendengarkan tentang maksud yang tidak seimbang dan tidak biasa daripada orang dengan
keingintahuan rendah (Saifuddin Azwar, 1988:254). Dengan kata lain, hal ini dianggap bahwa
orang dengan keingintahuan tinggi tertarik pada ketidakseimbangan dan ketidakbiasaan dalam
182
lingkungan mereka yang secara signifikan lebih sering daripada anak-anak yang
keingintahuannya rendah.
Keingintahuan yaitu keinginan untuk mengetahui secara alami, bila pada diri anak telah
ada kenginan ini maka akan memiliki motif dalam belajar. Tetapi bila dorongan
keingintahuannya kecil atau tidak ada motif untuk belajar tidak ada (Muhibbin Syah, 1995:134).
Untuk menguji hipotesis bahwa anak-anak dengan keingintahuan tinggi memilih
ketidakseimbangan dan ketidakbiasaan lebih sering daripada anak-anak dengan keingintahuan
rendah, melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan antara anak-anak dengan keingintahuan tinggi dan anak-anak dengan
keigintahuan rendah.
b. Menyusun instrumen yang terdiri dari item-item dengan pilihan antara maksud yang berbeda
dalam tingkat keseimbangan dan ketidakbiasaan.
c. Instrumen diberikan kepada kelompok pengajar.
d. Hasil dari penyelidikan pengajar dianalisis dan instrumen dimodifikasi dalam penjelasan
penemuan.
e. Penelitian diselenggarakan dengan sampel yang lebih besar.
Identifikasi Anak-anak dengan Keingintahuan Tinggi dan Rendah
Sesuai dengan definisi di atas, Wallace dan Ethel dalam buku Contribution of General
Psycology mengatakan bahwa anak sekolah menengah atas akan memperlihatkan tingkat
keingintahuannya kalau anak tersebut:
a. Bereaksi secara positif terhadap permasalahan-permasalahan yang baru, aneh, tidak seimbang
atau misterius dalam lingkungan mereka, yaitu dengan memanfaatkan permasalahan-
permasalahan tersebut
b. Memperlihatkan kebutuhannya atau keinginannya untuk tahu tentang dirinya sendiri dan/atau
lingkungan
c. Mengamati lingkungan sekitarnya dengan materi pengalaman-pengalaman baru
d. Selalu menyelidiki rangsangan untuk mengetahui lebih banyak permasalahan-permasalahan
yang baru, aneh, tidak seimbang atau misterius tersebut dalam lingkungan mereka.
183
Berdasarkan identifikasi anak-anak dengan keingintahuan tinggi dan rendah tersebut,
kriteria anak-anak dapat dinilai oleh guru, teman, dan mereka sendiri.
8. Materi Sistem Koloid
Menurut KTSP 2006 pada materi sistem koloid terdiri dari sub pokok bahasan sebagai
berikut :
a. Sistem Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi (pemencaran) yaitu suatu sistem yang terjadi apabila
zat terlarut (terdispersi) ke dalam zat lain. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid terdiri atas fase
terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut
fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi.
Untuk memberi gambaran yang lebih tentang perbedaan larutan, koloid dan suspensi
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan
(dispersi molekular)
Koloid
(dispersi koloid)
Suspensi
(dispersi kasar)
Contoh: larutan gula Contoh: susu cair Contoh: campuran
tepung terigu dengan air
- Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
- Semua partikel
berdimensi (panjang,
lebar, atau tebal)
kurang dari 1 nm
- Satu fase
- Secara makroskopis bersifat
homogen tetapi heterogen
jika diamati dengan
mikroskop ultra
- Partikel berdimensi antara 1
nm sampai 100 nm
- Dua fase
- Heterogen
- Salah satu atau semua
dimensi partikelnya
lebih besar dari 100 nm
- Dua fase
184
- Stabil
- Tidak dapat disaring
- Pada umumnya stabil
- Tidak dapat disaring kecuali
dengan penyaring ultra
- Tidak stabil
- Dapat disaring
Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan campuran yang tergolong larutan, koloid,
atau suspensi.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut, udara
yang bersih, dan sirup.
Contoh koloid : buih sabun, susu cair, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonaise.
Contoh suspensi : larutan terigu dan campuran air dengan pasir.
Dibawah ini diberikan contoh dari suspensi dan koloid yang disajikan dalam Gambar 1
dan 2
Gambar 1. Suspensi Gambar 2. Koloid
Gambar 1 adalah campuran tepung terigu dengan air lambat laun akan memisah. Campuran
seperti ini disebut suspensi. Sedangkan Gambar 2 adalah susu merupakan satu contoh campuran
yang digolongkan sebagai koloid (Michael P, 2006: 283-284).
Jenis-jenis koloid berdasarkan zat pendispersi dan medium pendispersinya dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis-jenis koloid
No Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi
Nama Contoh
1
2
3
4
5
6
Padat
Padat
Padat
Cair
Cair
Cair
Gas
Cair
Padat
Gas
Cair
Padat
Aerosol Padat
Sol
Sol Padat
Aerosol
Emulsi
Emulsi padat
Asap (smoke), debu diudara
Sol emas, tinta,cat
Gelas berwarna, intan hitam
Kabut(fog) dan awan
Susu, santan, minyak ikan
Jelly, mutiara
185
7
8
Gas
Gas
Cair
Padat
Buih
Buih Padat
Buih sabun, busa detergen
Karet busa, batu apung
Dibawah ini diberikan beberapa produk kosmetik dalam bentuk koloid yang disajikan dalam
Gambar 3 dan 4
Gambar 3. Parfum Gambar 4. Beberapa Produk
Kosmetik Dikemas dalam
Bentuk Gel.
b. Sifat-Sifat Koloid
1) Efek Tyndall
Suatu sifat khas yang membedakan sistem koloid dengan larutan adalah dengan
percobaan Tyndall. Bila suatu larutan sejati disinari dengan seberkas sinar tampak, maka
larutan sejati tadi akan meneruskan berkas sinar (transparan), hal ini ditunjukkan pada
Gambar 5 . Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid, maka sinar tersebut
akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan
tampak dalam pengamatan, ditunjukkan pada Gambar 6.
larutan koloid
Gambar 5. Larutan Sejati Gambar 6. Sistem Koloid
Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:
§ Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
§ Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu
§ Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut
186
§ Berkas sinar matahari tampak jelas disela-sela dinding dapur yang banyak asapnya
2) Gerak Brown
Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak
terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak Brown adalah gerak zig-zag
dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra, ditunjukkan pada
Gambar 7. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-
molekul medium terhadap partikel koloid, ditunjukkan pada Gambar 8. Gerak Brown
merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus menerus
maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami
sedimentasi.
Gambar 7. Gerak Brown
Gambar 8. Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat
Terdispersi: (a) Larutan (b) Koloid (c) Suspensi.
3) Muatan Koloid
a) Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada
permukaan ini disebut adsorpsi. Contohnya partikel koloid dari Fe(OH)3 bermuatan positif
dalam air, karena mengadsorbsi ion H+. Sedangkan partikel koloid As2S3 dalam air bermutan
negatif karena mengadsorbsi ion negatif, ditunjukkan pada Gambar 9.
187
Fe(OH)3
Gambar 9. Adsorbsi Ion-ion dalam Air
Sifat adsorbsi partikel ini sangat penting karena banyak manfaat dapat dilakukan
berdasarkan sifat-sifat tersebut. Contoh:
- Pemutihan gula tebu.
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatome
dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorbsi sehingga diperoleh gula yang
putih bersih.
- Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Didalam usus norit membentuk
sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun.
- Penjernihan air
Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau alumunium
sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa
koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorbsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air.
b) Elektroforesis
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Apabila ke
dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan
sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung
pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif)
sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif). Dalam
percobaan dicampurkan koloid dari Fe(OH)3 berwarna merah dan As2S3 berwarna kuning,
campuran dari sistem koloid tadi dimasukkan dalam alat elektroforesis.
As2S3 -
- -
-
-
-
-
-
+
+ +
+
+
+
+ +
188
Gambar 10. Sel Elektrolisis Sederhana
Dari percobaan yang ditunjukkan pada Gambar 10, setelah beberapa saat kedua kutub
tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik, ternyata daerah kutub (+) berwarna kuning
dan daerah kutub (-) berwarna merah. Dari hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan
bahwa koloid As2S3 bermuatan negatif karena ditarik oleh elektode positif dan koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektrode negatif. Dengan demikian
elektroferesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid (Michael P, 2006:
289).
4) Koagulasi
Koagulasi (penggumpalan) adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi partikel
koloid dapat terjadi dengan dua macam cara yakni :
a) Cara Mekanik
Koloid dapat digumpalkan dengan cara pengadukan, pamanasan atau pendinginan.
Pada saat pemanasan, kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara
partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini menyebabkan
lepasnya elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.
b) Cara Kimia : yakni dengan penambahan zat-zat kimia
Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang
bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatn positif
akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua.
Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan
koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik menariknya
dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi, ditunjukkan pada Gambar 11.
189
Gambar 11. Koagulasi Koloid Karena Penambahan Elektrolit.
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa ion yang bermuatan lebih efektif dalam
mengumpalkan koloid. Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:
- Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air
sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
- Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
- Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan
dengan oleh ion Al3+ dari tawas (alumunium sulfat).
- Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari
Cottrel (Michael P, 2006: 291).
5) Koloid Pelindung
Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak
dapat lagi mengelompok.
Contoh:
a) Pada pembentukan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar
es atau gula.
b) Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
c) Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid pelindung.
6) Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu
kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses
yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong
koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir.
Kantong koloid tadi terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan
190
partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid.
Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air, ditunjukkan pada
Gambar 12.
Gambar 12. Dialisis
Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal juga merupakan
proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput semipermeable yang dapat dilewati air
dan molekul-molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan butir-butir darah yang
merupakan koloid. Orang yang menderita ginjal dapat menjalani “cuci darah”, dimana fungsi
ginjal diganti oleh suatu mesin dialisator, ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13. Diagram Suatu Dialisis Darah
(Michael P, 2006: 293)
7) Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas :
a) Koloid Liofil
Suatu koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat
terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (yunani: lio = cairan, philia =
suka)
191
b) Koloid Liofob
Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menafik tersebut tidak ada
atau sangat lemah. Liofob berati takut cairan (yunani = phobia = takut/benci).
Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid diatas masing-masing
disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
- Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya, sehingga
mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir koloid liofil/hidrofil dapat
mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung atau jaket. Hal
tersebut disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar
dari agregasi (pengelompokan). Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan
sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan
atau penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka dapat
membentuk kembali sol hidrofil. Dengan kata lain, sol hidrofil bersifat reversible. Contoh
dari koloid hidrofil disajikan dalam Gambar 14.
Gambar 14. Contoh Koloid
Hidrofob (mayonaise) dan Koloid Hidrofil (agar-agar)
(Michael P, 2006: 293-294)
- Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa kehadiran zat
pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel koloid hidrofob
sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak dalam air) distabilkan oleh sejenis
192
protein susu, yaitu kasein, sedangkan mayonaise (emulsi miyak nabati dalam air)
distabilkan oleh kuning telur.
Contoh koloid hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan
sol-sol logam. Contoh dari koloid hidrofob disajikan dalam Gambar 14. Sol hidrofob dapat
mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah
dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air.
Perbandingan antara sol hidrifil dan hidrofob terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob
Sol hidrofil Sol hidrofob
1. Mengadsorbsi mediumnya
2. Dapat dibuat dengan
konsentrasi yang relatif besar
3. Tidak mudah digumpalkan
dengan penambahan elektrolit
4. Viskositas lebih besar daripada
mediumnya
5. Bersifat reversible
6. Efek Tyndall lemah
1. Tidak mengadsobsi mediumnya
2. Hanya stabil pada konsentrasi
kecil
3. Mudah menggumpal pada
penambahan elektrolit
4. Viskositas hampir sama dengan
mediumnya
5. Tidak reversible
6. Efek Tyndall lebih jelas
c. Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi.
Air sungai atau sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga zat-zat
warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.
Bahan-bahan yang di perlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat),
pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif.
- Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga lebih mudah disaring.
Tawas juga membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-
zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah
terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif disamping tawas.
- Pasir berfungsi sebagai penyaring
- Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
193
- Kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang
terjadi karena penggunaan tawas.
1) Pengolahan Air Sederhana
Susunan alat penyaring air sederhana, yang dapat digunakan untuk menyaring air sumur
yang keruh, disajikan pada Gambar 15 dibawah ini
Gambar 15. Susunan Alat Penyaring Air Sederhana
2) Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada umumnya sama dengan pengolahan air
sederhana yang dijelaskan di atas. Diagram pengolahan air bersih diberikan pada
Gambar 16 berikut
Gambar 16. Bagan Pengolahan Air Bersih
Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur
dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa,
sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan
tawas dan gas klorin (preklorinasi). Pada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya
tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna,
rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang
telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak
accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk
flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air yang sudah
setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok
194
akan tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah
cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, di mana ditambahkan
kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari
bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam
reservoar, kemudian ke konsumen (Michael P, 2006 : 294).
d. Pembuatan Sistem Koloid
Karena ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel
suspensi, maka koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu:
1) Cara Kondensasi
Sistem koloid dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati. Cara ini
disebut cara kondensasi. Dengan cara kondensasi pertikel larutan sejati (molekul atau
ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi
kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian
pelarut.
a) Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh:
- Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang
dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(s)
- Pembuatan sol emas dari reaksi larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan
HCHO (formaldehida).
Contoh:
2HAuCl4(aq) + 6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) 2Au(s) + 5CO2(g) +
8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)
b) Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
- Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3, apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(aq) + 3HCl(aq)
195
c) Dekomposisi Rangkap
Contoh:
- Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) As2S3(s) + 6H2O(l)
- Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
d) Pergantian Pelarut
Contoh: Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
(Unggul Sudarmo, 2006:237)
2) Cara dispersi
Sistem koloid dapat dibuat dengan menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian
didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara ini disebut cara dispersi. Dengan cara
dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
a) Cara Mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
Contoh: Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-
sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampurkan serbuk
halus itu dengan air.
b) Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin,
dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
c) Cara Busur Bredig
196
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan
dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium
dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula
atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami
kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan
gabungan cara dispersi dan cara kondensasi (Michael P, 2006:296-298).
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Pada penelitian yang berjudul : “ Belajar Mengajar Kontekstual Untuk Para Praktisi”
memaparkan bahwa belajar mengajar kontekstual (CTL) didefinisikan sebagai cara untuk
memperkenalkan konteks dengan menggunakan berbagai teknik pembelajaran aktif yang
didesain untuk membantu murid menghubungkan apa yang sudah mereka ketahui dengan apa
yang mereka harapkan untuk dipelajari, dan untuk menyusun pengetahuan baru dari analisis dan
sintesis dari proses pembelajaran ini. Dasar teoritis untuk CTL ini telah diuraikan, dengan fokus
pada teori Koneksi, Konstruktivitis, dan Pembelajaran Aktif. Rangkuman mengenai aktifitas otak
selama poses pembelajaran menggambarkan perubahan psikologis dan koneksi yang muncul
selama aktifitas pendidikan. Tiga jenis skenario pembelajaran (berbasis proyek, berbasis tujuan,
dan berorientasi penyelidikan) dihadirkan untuk menggambarkan bagaimana CTL dapat
diterapkan oleh para praktisi (Clemente Hudson & Vesta .R. 2007. Contextual Teaching and
Learning For Practitioners Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1,
Spring/Summer, 2006).
Pada penelitian yang berjudul : “ Penerapan Belajar Mengajar Kontekstual dalam
Keluarga dan Pengguna Kurikulum Ilmu Pengetahuan” menunjukkan bahwa guru ilmu
pengetahuan memiliki level yang tinggi sampai sangat tinggi dari pengetahuan mengenai belajar
mengajar kontekstual. Mayoritas guru ilmu pengetahuan menggunakan praktek belajar mengajar
kontekstual setiap hari. Pemikiran tingkat tinggi dan pemecahan masalah digunakan kurang
sering dibandingkan praktek belajar mengajar kontekstual yang lain. Dengan mempertimbangkan
tahun-tahun pengalaman mengajar dan praktek belajar mengajar kontekstual, para guru dengan
21 sampai 30 tahun pengalaman mengajar memiliki penggunaan harian dengan tingkat tertinggi
dari praktek belajar mengajar kontekstual (Ifraj Shamsid Deen. 2006. Contextual Teaching and
Learning Practices In The Family and Consumer Sciences Curriculum).
197
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Pembelajaran CTL Menggunakan Metode Praktikum dan Pembelajaran CTL
Menggunakan Metode Pemberian Tugas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Sistem Koloid
Tuntutan era globalisasi sekarang ini mensyaratkan pengembangan mutu
pendidikan. Salah satu usaha peningkatan mutu pendidikan adalah perubahan pada proses
belajar. Perubahan yang perlu dilakukan pada proses belajar ini adalah melalui metode
belajar yang digunakan. Metode belajar yang digunakan saat ini hendaknya metode yang
berpusat pada siswa agar dalam belajar, siswa tidak hanya menerima dan meniru apa yang
diberikan guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan keyakinan
sendiri. Cara ini diharapkan dapat mengantarkan siswa menjadi manusia mandiri dan kreatif.
Pada penelitian ini dicoba pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan
pembelajaran CTL metode pemberian tugas. Kedua metode pembelajaran tersebut termasuk
dalam bentuk pembelajaran yang mengarah pada paham konstruktivisme dimana peserta
didik secara aktif membangun pengetahuan sendiri.
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching Learning) merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pangetahuan dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja.
Metode praktikum merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan
istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang bertujuan agar siswa mendapat
kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan yang nyata apa yang diperoleh
dalam teori. Dalam metode ini siswa dapat aktif melakukan percobaan secara langsung,
mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil percobaannya, sehingga siswa dapat
menemukan bukti kebenaran dari teori yang dipelajarinya
Metode pemberian tugas adalah pemberian pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
murid. Pemberian tugas ini bertujuan agar peserta didik belajar sendiri atau berkelompok
mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, mengulangi
materi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan oleh guru. Sikap dan pengalaman atas
suatu masalah dan murid akan dapat dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya
198
penambahan belajar kelompok (bersama teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah
menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas. Dengan demikian
keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau pemahaman suatu materi
akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar siswa).
Dilihat dari aspek kognitif, siswa yang belajar dengan menggunakan metode
praktikum akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini dikarenakan siswa dapat
aktif melakukan percobaan secara langsung, mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil
percobaannya, dimana percobaan yang dilakukan berhubungan dengan benda-benda yang
siswa temui dalam kehidupan sehari-hari. Demikian halnya dari aspek afektif, siswa yang
belajar dengan menggunakan metode praktikum akan lebih baik karena dinilai dari sikap
atau respon siswa dalam belajar, kesungguhan dalam mengerjakan praktikum dan
ketertarikan siswa dalam materi yang sedang dipelajari.
2. Pengaruh Keingintahuan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Koloid
Dalam KTSP, pada materi sistem koloid lebih menekankan pada ketrampilan siswa
untuk mencari informasi dari literatur dan melakukan percobaan-percobaan yang berkaitan
dengan materi sistem koloid. Dari pengalaman belajar tersebut siswa baru mendapatkan
kecakapan hidup untuk menggali informasi, berkomunikasi, mengidentifikasi variabel,
merumuskan hipotesis, mengambil kesimpulan dan bekerja sama.
Untuk mendapatkan pengalaman belajar yang memuat kecakapan hidup pada
materi sistem koloid tersebut perlu adanya kemampuan berpikir siswa yang kreatif. Salah
satu kecakapan hidup yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif adalah
keingintahuan. Keingintahuan yaitu keinginan untuk mengetahui secara alami, bila pada diri
anak telah ada kenginan ini maka akan memiliki motif dalam belajar. Tetapi bila dorongan
keingintahuannya kecil atau tidak ada motif untuk belajar tidak ada.
Jadi ada pengaruh antara keingintahuan dengan prestasi yang akan dicapai oleh
siswa. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi maka ia akan selalu bersemangat belajar
dan berusaha memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi yang dicapai juga akan
bagus. Sebaliknya, siswa yang memiliki keingintahuan rendah cenderung tidak tertarik
terhadap materi yang diajarkan, malas belajar sehingga prestasi yang dicapai juga tidak
memuaskan.
199
3. Interaksi Antara Pembelajaran CTL Menggunakan Metode Praktikum dan Pembelajaran
CTL Menggunakan Metode Pemberian Tugas dengan Keingintahuan Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid
Prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan belajar siswa dalam
mencapai tujuan belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor
ekstern dan intern dimana keduanya akan saling berpengaruh. Metode pengajaran adalah
faktor ekstern sedangkan keingintahuan siswa merupakan faktor intern yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk mengurangi kendala-kendala dalam
proses pengajaran sistem koloid dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka
diperlukan keingintahuan siswa yang baik, metode yang tepat dalam proses belajar
mengajar.
Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi akan memiliki prestasi belajar yang
lebih baik dengan menggunakan metode pemberian tugas. Hal ini dikarenakan siswa aktif
mencari literatur untuk mencari informasi tentang tugas yang diberikan. Siswa belajar
sendiri atau berkelompok mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan
sebelumnya, mengulangi materi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan oleh guru.
Tugas-tugas yang diberikan akan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Siswa yang memiliki keingintahuan rendah akan memiliki prestasi belajar yang
lebih baik dengan menggunakan metode praktikum. Karena siswa dituntut untuk aktif
melakukan percobaan secara langsung, sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar dan
mengamati secara langsung. Dengan demikian, dapat dikatakan ada interaksi antara
pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan pembelajaran CTL metode
pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok sistem koloid.
200
Bagan Kerangka Berpikir :
Gambar 17. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
4. Pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum lebih efektif daripada metode
pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid.
5. Ada pengaruh antara siswa yang memiliki keingintahuan tinggi dan keingintahuan rendah
terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid.
6. Ada interaksi antara pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum dan metode
pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok sistem koloid.
Siswa
Metode Pembelajaran CTL Yang Dilengkapi
Praktikum
Keingintahuan Tinggi
Metode Pemberian Tugas
Keingintahuan
Prestasi Belajar Siswa
Rendah
Tinggi
Rendah
201
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pemalang, pada kelas XI semester genap
Tahun Ajaran 2008/2009.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada April 2009. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara
bertahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pembuatan Proposal Februari 2009-Maret 2009
b. Uji Coba Instrumen Mei 2009
c. Penelitian dan Pengambilan Data April 2009-Mei 2009
d. Penyusunan Hasil Penelitian Mei-Juni 2009
e. Pelaporan Hasil Penelitian Juli 2009
B. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2x2. Adapun bagan desain
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4. Desain penelitian : Faktorial 2x2
Model Keingintahuan Tinggi (B1) Rendah (B2)
CTL Praktikum (A1) A1B1 A1B2 Pemberian Tugas (A2) A2B1 A2B2
Keterangan :
A1 : Pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum
A2 : Pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas
B1 : Keingintahuan tinggi
B2 : Keingintahuan rendah
202
2. Langkah-langkah Penelitian
a. Memberikan angket keingintahuan siswa untuk diisi oleh siswa.
b. Memberikan pretest pada kelompok eksperimen I dan eksperimen II untuk mengukur rata-
rata kemampuan kognitif sebelum obyek diberi perlakuan.
c. Memberikan perlakuan A1 berupa pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum pada
kelompok eksperimen I dan perlakuan A2 berupa pembelajaran CTL menggunakan metode
pemberian tugas pada kelompok eksperimen II.
d. Memberikan posttest pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II untuk
mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan A1 dan A2.
e. Memberikan angket afektif siswa untuk diisi oleh siswa.
f. Menentukan selisih nilai antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen I untuk
mengukur rata-rata selisih nilai pretest-posttest.
g. Menentukan selisih nilai antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen II untuk
mengukur rata-rata selisih nilai pretest-posttest.
C. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
1) Pembelajaran CTL Menggunakan Metode Praktikum
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching Learning) merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pangetahuan dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja.
Dengan adanya praktikum siswa dapat aktif melakukan percobaan secara langsung,
mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil percobaannya. Dalam hal ini siswa dapat
menemukan bukti kebenaran dari teori yang dipelajarinya.
2) Pembelajaran CTL Menggunakan Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah pemberian pekerjaan yang harus diselesaikan
oleh murid. Pemberian tugas ini bertujuan agar peserta didik belajar sendiri atau
berkelompok mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan
203
sebelumnya, mengulangi materi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan oleh guru,
diharapkan kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat (adanya
penambahan frekuensi belajar).
3) Keingintahuan
Keingintahuan adalah keinginan untuk mengetahui secara alami, bila pada diri
anak telah ada keinginan maka akan memiliki motif dalam belajar. Pada penelitian ini
keingintahuan siswa dikategorikan menjadi dua yaitu keingintahuan tinggi dan rendah
dapat diidentifikasi dengan memberikan angket keingintahuan pada siswa.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa mengenai materi
pokok Sistem Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Pemalang.
2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian
Variabel pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum dan metode pemberian
tugas berskala pengukuran nominal. Variabel keingintahuan siswa berskala pengukuran interval
yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan pada
skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan perolehan skor di atas / sama dengan skor rata-rata
dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor di bawah skor rata-
rata dimasukkan dalam kategori rendah.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 1
Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yaitu
menetapkan dua kelas dari enam kelas XI IPA semester II secara acak sebagai kelas eksperimen
I dan kelas eksperimen II.
E. Teknik Pengumpulan Data
204
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan
metode angket.
1. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada materi pokok
sistem koloid siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Negeri 1 Pemalang.
2. Metode Angket
Angket yang digunakan adalah angket keingintahuan siswa dan angket afektif.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari penilaian kognitif dengan menggunakan tes
prestasi dan penilaian afektif, serta keingintahuan siswa dengan menggunakan angket.
1. Instrumen Penilaian Kognitif
Untuk penilaian kognitif dengan menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan
instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran soal dan daya pembeda soal.
a. Uji Validitas
Menurut Budiyono (2003: 58), suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi
instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang
akan diukur. Pada kasus ini, validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkolerasikannya
dengan suatu kriteria, sebab tes itu sendiri adalah kriteria dari suatu tenaga kerja.
Budiyono menyarankan suatu langkah-langkah yang dapat dilakukan pembuat soal
untuk mempertinggi validitas isi, yaitu:
a. Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan
instruktusionalnya.
b. Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis.
c. Menyusun soal tes beserta kuncinya.
d. Menelaah soal tes sebelum dicetak.
Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau
tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement (penelitian yang dilakukan oleh para
pakar).
205
÷÷
ø
ö
çç
è
æ -÷øö
çèæ
-= å
2
2
11 1 t
iit
s
qps
nn
r
Budiyono (2003:65) mengemukakan bahwa sebuah instrumen tentu terdiri dari
sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir-butir itu harus mengukur hal yang sama dan
menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara
skor masing-masing butir tersebut. Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari
korelasi antara skor-skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Rumus yang dipakai
adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai berikut:
Dengan :
xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
n = cacah subyek
keputusan uji : xyr > kritikr item soal tersebut valid
xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid
(Budiyono,2003:69)
b. Uji Reliabilitas
Budiyono (2003:65), menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan
pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Untuk mengetahui apakah suatu instrumen yang digunakan reliabel atau tidak
diperlukan adanya uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas tes prestasi belajar
berbentuk obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR-20).
Rumus Kuder-Richardson (KR-20) berbentuk sebagai berikut:
Dengan :
( )( )( ) ( ) ÷
øöç
èæ -÷øöç
èæ -
-=
ååå åå åå
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
206
11r : indeks reliabilitas instrument
n : banyaknya butir instrument
ip : proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
iq : 1- ip
2ts : variansi total
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0.7
(Budiyono,2003:69)
c. Uji Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab
benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks yang disebut Indeks
Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar
yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.
IK =
Keterangan :
IK : Indeks Kesukaran
B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa
dari suatu item
N : Kelompok siswa
Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban
benar dari suatu item
N x skor maksimal : Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh
dari suatu item
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
0,81 - 1,00 : Mudah Sekali (MS)
0,61 – 0,80 : Mudah (M)
0,41 – 0,60 : Sedang atau Cukup (Sd)
0,21 – 0,40 : Sukar (S)
207
0,00 – 0,20 : Sukar Sekali (SS)
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari
siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa yang tergolong
kelompok bawah (bodoh). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang tergolong kelompok
atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi (ID).
D =
= PA - PB
Dimana :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2002:214)
2. Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket
langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban denagn memilih
salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan memilih salah satu alternatif jawaban
yang telah disediakan. Skor penilaian afektif disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Skor Penilaian Afektif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4
3
2
1
Keterangan :
208
- Jumlah nilai ≥ 72 sangat baik (A)
- Jumlah nilai 54-71 baik (B)
- Jumlah nilai 36-53 cukup (C)
- Jumlah nilai < 35 kurang (D)
(Depdiknas, 2003:91)
a. Uji Validitas
Validitas instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep. Validitas
konstruksi adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat
pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau alat pengukur
tersebut artau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes tersebut (Masidjo, 1995 :
244).
Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai
berikut:
( )( )( ) ( ) ÷
øöç
èæ -÷øöç
èæ -
-=
ååå åå åå
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Dengan :
xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
n = cacah subyek
keputusan uji : xyr > kritikr item soal tersebut valid
xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid
(Budiyono,2003:69)
b. Uji Reliabilitas
Budiyono (2003:65), menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan
209
pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif
tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penilaian
digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0)
yaitu sebagai berikut:
r 11 =
Dengan :
11r : indeks reliabilitas instrument
n : banyaknya butir instrument
Σ σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 : varians total
(Suharsimi Arikunto,2002 :109)
3. Instrumen Penilaian Keingintahuan Siswa
Instrumen penilaian keingintahuan siswa berupa angket. Jenis angket yang digunakan
adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan jawaban
denagn memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan memilih salah satu alternatif jawaban
yang telah disediakan. Skor penilaian afektif disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Skor Penilaian Afektif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
210
( )( )( ) ( ) ÷
øöç
èæ -÷øöç
èæ -
-=
ååå åå åå
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4
3
2
1
Keterangan :
- Jumlah nilai ≥ 72 sangat baik (A)
- Jumlah nilai 54-71 baik (B)
- Jumlah nilai 36-53 cukup (C)
- Jumlah nilai < 35 kurang (D)
(Depdiknas, 2003:91)
a. Uji Validitas
Validitas instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi atau konsep. Validitas
konstruksi adalah validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat
pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi suatu tes atau alat pengukur
tersebut artau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes tersebut (Masidjo, 1995 :
244).
Rumus yang dipakai adalah korelasi momen produk dari Karl Pearson, sebagai
berikut:
Dengan :
xyr = koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = skor item
Y = skor total
n = cacah subyek
keputusan uji : xyr > kritikr item soal tersebut valid
xyr ≤ kritikr item soal tersebut tidak valid
(Budiyono,2003:69)
211
b. Uji Reliabilitas
Budiyono (2003:65), menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan
pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi
mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.
Untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif
tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penilaian
digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0)
yaitu sebagai berikut:
r 11 =
Dengan :
11r : indeks reliabilitas instrument
n : banyaknya butir instrument
Σ σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 : varians total
(Suharsimi Arikunto,2002 :109)
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi
distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan
prosedur :
1). Hipotesis
212
Ho : sampel berasal dari populasi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal
2). Statistik Uji
L = max ( ) ( )ii ZSZF -
3). Taraf Siginifikansi (a ) = 0,05
4). Daerah Kritik (DK)
DK = { L | L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel.
5). Keputusan Uji
Ho ditolak Jika Lhitung Î DK.
6). Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak
(Budiyono, 2004:170-171)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang
sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik
uji Chi kuadrat dengan
Statistik Uji yang digunakan :
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
j
i
f
SS RKG SS
= : ( )
j
2
j2
jj n
XXSS åå -= ;
j
j2j f
SSS =
(Budiyono, 2004:175-178)
2. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama,
dengan model data sebagai berikut :
jiijk βαµX ++= + ( αβ )ij +eijk
213
(Budiyono, 2004:207)
3. Analisis Variansi Dua Jalan
Analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama digunakan untuk menguji signifikansi
perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB terhadap variabel terikat. Model dari
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut :
( ) ijkijjiijkX eabbam ++++=
dengan :
Xijk : Data amatan ke-k pada baris ke-I dan kolom ke-j.
µ : Rerata dari seluruh data amatan.
αi : Efek baris ke-I pada variabel terikat.
βj : Efek kolom ke-j pada variabel terikat.
(αβ)ij : Kombinasi efek baris ke-I dan kolom ke-j pada variabel terikat.
εijk : Deviasi data amatan terhadap rataan populasi (µij) yang berdistribusi normal
dengan rataan 0. Deviasi amatan rataan populasi juga disebut galat (error).
i :1,2,3,…..,p ; p = Banyaknya baris.
j : 1,2,3,….,q ; q = Banyaknya kolom.
k : 1,2,3,….,nij ; nij = banyaknya data amatan pada sel ij.
(Budiyono, 2004:207)
Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan yaitu:
1. Hipotesis :
1) H0A : αi = 0 untuk setiap I = 1,2,3,…,p.
H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol.
2) H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1,2,3,…,q.
H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol.
3) H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i = 1,2,3,…,p dan j = 1,2,3,…,q.
H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol.
Ketiga pasang hipotesis ini ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut :
1) H0A : Tidak ada perbedaan efek antara metode pembelajaran CTL yang
dilengkapi praktikum dengan CTL dengan pemberian tugas terhadap prestasi
belajar siswa.
2) H1A : Ada perbedaan efek antara metode pembelajaran CTL yang
214
dilengkapi praktikum dengan CTL dengan pemberian tugas terhadap prestasi
belajar siswa.
3) H0B : Tidak ada perbedaan efek antara keingintahuan tinggi dan
keingintahuan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4) H1B : Ada perbedaan efek antara keingintahuan tinggi dan
keingintahuan rendah terhadap prestasi belajar siswa.
5) H0AB : Tidak ada interaksi antara metode pebelajaran dan keingintahuan
terhadap prestasi belajar siswa.
H1AB : Ada interaksi metode pebelajaran dan keingintahuan terhadap
prestasi belajar siswa.
2. Komputasi :
Tabel 7. Notasi dan Tata Letak Data
B
A
b1 b2
a1 ab11 ab12
a2 ab21 ab22
Sel abij memuat : Xij1;Xij2;……;Xijn ij
dimana :
a1 : Metode CTL yang dilengakapi dengan praktikum
a2 : Metode pemberian tugas
b1 : Keingintahuan tinggi
b2 : Keingintahuan rendah
Notasi-notasi :
nij : Ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
: Banyaknya data amatan pada sel ij
: Frekuansi sel ij
hn : Rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
åji ijn
pq
,
1
215
N : åji
ijn,
= Banyaknya seluruh data amatan
SSij :
2
2
ij
kijk
kijk n
X
X÷ø
öçè
æ
-å
å
: Jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ijAB : Rataan pada sel ij
Ai : åj
ijAB = Jumlah rataan pada baris ke-i
Bj : åi
ijAB = Jumlah rataan pada kolom ke-j
G : åji
ijAB,
= Jumlah rataan semua sel
1) Besaran-besaran :
(1) = pqG 2
(2) = åji
ijSS,
(3) = åi
qAi 2
(4) = åj
j
pB 2
(5) = 2
åij
ijAB
2) Jumlah Kuadrat :
JKA = [ ])1()3( -hn
JKB = [ ])1()4( -hn
JKAB = [ ])3()4()5()1( --+hn
JKG = (2) +
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
3) Derajat Kebebasan :
dkA = p – 1
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1)(q – 1)
dkG = N – pq
dkT = N - 1
4) Rataan Kuadrat :
216
RKA = JKA/dkA
RKB = JKB/dkAB
RKG = JKG/dkG
3. Statistik Uji :
1) Untuk H0A adalah Fa = RKA/RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang
berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq.
2) Untuk H0B adalah Fb = RKB/RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang
berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq.
3) Untuk H0AB adalah Fab = RKAB/RKG yang merupakan nilai dari variabel random yang
berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p - 1)(q – 1) dan N – pq.
4. Daerah Kritik :
Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F > Fα;p-1,N-pq}
Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F > Fα;q-1,N-pq}
Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F > Fα;(p-1)(q-1,N-pq)}
5. Keputusan Uji :
H0 ditolak apabila Fobs Î DK
6. Rangkuman Analisis :
Tabel 8. Rangkuman analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber
Variansi
JK dK RK Fobs Fα
Baris (A)
Kolom (B)
Interaksi (AB)
Galat
JKA
JKB
JKAB
JKG
p – 1
q – 1
(p – 1)(q - 1)
N - pq
RKA
RKB
RKAB
RKG
Fa
Fb
Fab
-
F*
F*
F*
-
Total JKT N – 1 - - -
Keterangan: : Fobs adalah harga statistik uji
Fα adalah nilai F yang diperoleh dari tabel
(Budiyono,2004:212-213)
217
4. Uji Komparasi Ganda
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis
variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis
variansi digunakan metode Scheffe.
Statistik Uji
1. Komparasi rataan tiap baris
Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel model pembelajaran maka jika H0A
ditolak tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar baris. Untuk mengetahui model
pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan membandingkan besarnya rerata
marginal dari masing-masing metode pembelajaran. Jika rataan marginal melalui metode
CTL dilengkapi praktikum lebih besar dari rataan marginal untuk metode pemberian tugas
berarti melalui metode CTL dilengkapi praktikum dikatakan lebih baik dibandingkan dengan
metode pemberian tugas atau sebaliknya.
2. Komparasi rataan antar kolom
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
.j.i
2.j.i
.j.i
n1
n1
RKG
XXF
dengan daerah kritik DK = {F | F > (q-1)F qpN1,q:α -- }
3. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
Fij-kj =
úúû
ù
êêë
é+
-
kjij
2kjij
n1
n1
RKG
)XX(
dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.kj > (pq-1)F pqN1,:pqα -- }
4. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama
Fij-ik =
úúû
ù
êêë
é+
-
ikij
2ikij
n1
n1
RKG
)XX(
218
dengan daerah kritik Dk = {Fij Fij.ik > (p-1)F pqN1,:pα -- }
(Budiyono, 2004:214-215)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai keingintahuan siswa dan prestasi
belajar pada materi sistem koloid, yaitu meliputi prestasi kognitif dan prestasi afektif. Data-data
tersebut diambil dari kelompok eksperimen I (CTL menggunakan metode praktikum) dan
kelompok eksperimen II (CTL menggunakan metode pemberian tugas). Jumlah siswa yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah 41 siswa dari kelas XI IA 1 dan 42 siswa dari kelas XI IA
2 SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
deskripsi data penelitian masing-masing variabel.
1. Data Nilai Keingintahuan Siswa
Data nilai keingintahuan siswa diperoleh dengan cara angket. Berdasar pada rata-rata
hasil angket keingintahuan siswa dalam kelas eksperimen, data yang terkumpul terbagi menjadi
dua kategori, yaitu untuk nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata termasuk dalam kategori
keingintahuan tinggi dan nilai di bawah rata-rata termasuk kategori keingintahuan rendah.
Adapun nilai rata keseluruhan adalah 55,83.
Pada kelas eksperimen I, nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 81 dengan
nilai rata-rata 57,51. Jumlah siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi terdiri dari 21 siswa
dan yang mempunyai keingintahuan rendah terdiri dari 20 siswa. Distribusi frekuensi nilai
keingintahuan siswa kelas eksperimen I disajikan pada Tabel 9. dan histogramnya disajikan pada
Gambar 18.
219
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen I Pada Materi Sistem
Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah
Frekuensi Kelas Eksperimen
I
Mutlak Relatif
1 45-50 47.5 4 9.76
2 51-56 53.5 18 43.90
3 57-62 59.5 10 24.39
4 63-68 65.5 6 14.63
5 69-74 71.5 2 4.88
6 75-80 77.5 0 0
7 81-86 83.5 1 2.44
Jumlah 41 100
Gambar 18. Histogram Nilai Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem
Koloid
Pada kelas eksperimen II nilai terendah adalah 41 dan nilai tertinggi adalah 73 dengan
nilai rata-rata 54,14. Siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi terdiri dari 15 siswa dan yang
mempunyai keingintahuan rendah terdiri dari 27 siswa. Distribusi frekuensi nilai keingintahuan
siswa kelas eksperimen II disajikan pada Tabel 10. dan histogramnya disajikan pada Gambar 19.
220
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen II Pada Materi
Sistem Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah Frekuensi Kelas Eksperimen II
Mutlak Relatif
1 41-45 43 6 14.28
2 46-50 48 7 16.67
3 51-55 53 14 33.33
4 56-60 58 9 21.43
5 61-65 63 3 7.14
6 66-70 68 2 4.76
7 71-75 73 1 2.38
Jumlah 42 100
Gambar 19. Histogram Nilai Keingintahuan Siswa Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem
Koloid
Perbandingan distribusi frekuensi nilai keingintahuan siswa untuk kedua kelas
eksperimen pada materi sistem koloid disajikan pada Tabel 11. dan histogramnya disajikan pada
Gambar 20.
221
Tabel 11. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Keingintahuan Siswa antara Kelas
Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah
Eksperimen
I Eksperimen II
1 41-45 43 1 6
2 46-50 48 3 7
3 51-55 53 16 14
4 56-60 58 7 9
5 61-65 63 9 3
6 66-70 68 2 2
7 71-75 73 2 1
8 76-80 78 0 0
9 81-85 83 1 0
Jumlah 41 42
Gambar 20. Histogram Perbandingan Nilai Keingintahuan Siswa antara Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II Pada Materi Sistem Koloid
2. Prestasi Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid
222
Data prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid yang meliputi prestasi kognitif
dan prestasi afektif kelas eksperimen I ( pembelajaran CTL menggunakan metode praktikum)
sebanyak 41 siswa dan kelas eksperimen II (pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian
tugas) sebanyak 42 siswa dapat dilihat pada Lampiran 16, sedangkan deskripsi data penelitian
mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian
Nilai rata-rata Jenis Penilaian
Eksperimen I Eksperimen II
Pretest 54.14 60.62
Posttest 78.93 77.74
Selisih Nilai Kognitif 24.79 17.12
Afektif 96.32 90.98
3. Selisih Nilai Kognitif pada Materi Sistem Koloid
Distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas eksperimen I pada materi sistem koloid
disajikan dalam Tabel 13. dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 21.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem
Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah Frekuensi Kelas Eksperimen I
Mutlak Relatif
1 4.7-10.7 7.7 5 12.19
2 11.7-17.7 14.7 8 19.51
3 18.7-24.7 21.7 6 14.63
4 25.7-31.7 28.7 10 24.39
5 32.7-38.7 35.7 7 17.07
6 39.7-45.7 42.7 4 9.76
7 46.7-52.7 49.7 1 2.44
Jumlah 41 100
223
Gambar 21. Histogram Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem Koloid
Data penelitian mengenai selisih nilai kognitif kelas eksperimen CTL menggunakan
metode praktikum, kelas XI PSIA 1 SMA Negeri 1 Pemalang dapat dilihat pada Lampiran 16.
Distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas eksperimen II pada materi sistem koloid
disajikan dalam Tabel 14. dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 22.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem
Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah Frekuensi Kelas Eksperimen II
Mutlak Relatif
1 3.0-8.0 5.5 6 14.28
2 9.0-14.0 11.5 14 33.33
3 15.0-20.0 17.5 8 19.05
4 21.0-26.0 23.5 6 14.28
5 27.0-32.0 29.5 4 9.52
6 33.0-38.0 35.5 3 7.14
7 39.0-44.0 41.5 1 2.38
Jumlah 42 100
224
Gambar 22. Histogram Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
Data penelitian mengenai selisih nilai kognitif kelas eksperimen CTL menggunakan
metode pemberian tugas, kelas XI PSIA 2 SMA Negeri 1 Pemalang dapat dilihat pada Lampiran
16.
Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II pada materi sistem koloid disajikan dalam Tabel 15. dan histogramnya dapat
dilihat pada Gambar 23.
Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
No.
Kelas
Interval Nilai Tengah Eksperimen I
Eksperimen
II
1 3.0-8.0 5.5 4 6
2 9.0-14.0 11.5 4 14
3 15.0-20.0 17.5 8 8
4 21.0-26.0 23.5 5 6
5 27.0-32.0 29.5 8 4
6 33.0-38.0 35.5 7 3
7 39.0-44.0 41.5 3 1
8 45.0-50.00 47.5 1 0
9 51.0-56.0 53.5 1 0
Jumlah 41 42
225
Gambar 23. Histogram Perbandingan Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
4. Nilai Afektif pada Materi Sistem Koloid
Distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen I pada materi sistem koloid disajikan
dalam Tabel 16. dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 24.
Data penelitian mengenai nilai afektif kelas eksperimen CTL menggunakan metode
praktikum, kelas XI PSIA 1 SMA Negeri 1 Pemalang dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah Frekuensi Kelas Eksperimen I
Mutlak Relatif
1 79-84 81.5 2 4.88
2 85-90 87.5 7 17.07
3 91-96 93.5 12 29.27
4 97-102 99.5 12 29.27
5 103-108 105.5 6 14.63
6 109-114 111.5 1 2.44
7 115-120 117.5 1 2.44
Jumlah 41 100
226
Gambar 24. Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen I pada Materi Sistem Koloid
Distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen II pada materi sistem koloid disajikan
dalam Tabel 17. dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 25.
Data penelitian mengenai nilai afektif kelas eksperimen CTL menggunakan metode
pemberian tugas, kelas XI PSIA 2 SMA Negeri 1 Pemalang dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
No.
Kelas
Interval Nilai Tengah Frekuensi Kelas Eksperimen II
Mutlak Relatif
1 72-77 74.5 3 7.14
2 78-83 80.5 5 11.90
3 84-89 86.5 7 16.67
4 90-95 92.5 16 38.09
5 96-101 98.5 7 16.67
6 102-107 104.5 3 7.14
7 108-113 110.5 1 2.38
Jumlah 42 100
227
Gambar 25. Histogram Nilai Afektif Kelas Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif kelas eksperimen I dan kelas eksperimen
II pada materi sistem koloid disajikan dalam Tabel 18. dan histogramnya dapat dilihat pada
Gambar 26.
Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan Kelas
Eksperimen II pada Materi Sistem Koloid
No. Kelas Interval Nilai Tengah
Eksperimen
I
Eksperimen
II
1 72-77 74.5 0 3
2 78-83 80.5 1 5
3 84-89 86.5 7 7
4 90-95 92.5 11 16
5 96-101 98.5 13 7
6 102-107 104.5 7 3
7 108-113 110.5 1 1
8 114-119 116.5 1 0
Jumlah 41 42
228
Gambar 26. Histogram Perbandingan Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
pada Materi Sistem Koloid
B. Hasil Penelitian dan Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Tujuan dari normalitas ini adalah untuk menyelidiki apakah sampel penelitian ini
berasal dari populasi normal atau tidak. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan
analisis variansi adalah distribusi populasinya harus normal. Uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Liliefors.
Hasil uji normalitas keingintahuan, selisih nilai kognitif dan nilai afektif tercantum
dalam Lampiran 17-34. Hasil uji normalitas telah terangkum dalam Tabel 19, 20 dan 21.
Tabel 19. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Keingintahuan
Harga L Kelompok Siswa
Hitung Tabel
Kesimpulan
Berdistribusi
Eksperimen I 0.13542089 0.138369953 Normal
Eksperimen II 0.1107774 0.1367128 Normal
Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif
Harga L Kelompok Siswa
Hitung Tabel
Kesimpulan
Berdistribusi
A1 0.096815 0.13837 Normal
A2 0.133711 0.136713 Normal
B1 0.140790044 0.147666667 Normal
B2 0.109168871 0.129236382 Normal
A1B1 0.142891295 0.1934 Normal
229
A1B2 0.095406121 0.19 Normal
A2B1 0.158515911 0.22 Normal
A2B2 0.155280814 0.1778 Normal
Tabel 21. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif
Harga L Kelompok Siswa
Hitung Tabel
Kesimpulan
Berdistribusi
A1 0.091590417 0.138369953 Normal
A2 0.090601905 0.136712768 Normal
B1 0.124614285 0.147666667 Normal
B2 0.09253214 0.12923638 Normal
A1B1 0.121600472 0.1934 Normal
A1B2 0.067697409 0.19 Normal
A2B1 0.181241364 0.22 Normal
A2B2 0.10069415 0.1778 Normal
Tampak dari tabel-tabel tersebut bahwa harga Lhitung < L tabel, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis variansi adalah varian dalam
populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini digunakan metode
Barlett (Sudjana, 2001 : 261-265). Hasil uji homogenitas selisih nilai kognitif dan nilai afektif
ditinjau dari metode pembelajaran, keingintahuan, serta seluruh sel tercantum dalam Lampiran
35-40. Pada Tabel 22, 23, 24, 25, 26 dan 27 berikut ini disajikan hasil uji homogenitas tersebut.
Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Ditinjau Dari Metode Pembelajaran
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
107.0177 164.3859 2.43 3.841 Homogen
Tabel 23. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Ditinjau Dari Keingintahuan
230
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
119.2133 168.1823 0.01 3.841 Homogen
Tabel 24. Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Seluruh Sel
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
105.6924 159.8994 4.16 7.81 Homogen
Tabel 25. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau Dari Metode Pembelajaran
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
62.3192 145.3644 0.41 3.841 Homogen
Tabel 26. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau Dari Keingintahuan
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
63.5840 146.0711 0.00 3.841 Homogen
Tabel 27. Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Seluruh Sel
S2 B χ2 Hitung χ2 Tabel Kesimpulan
59.4975 140.1854 0.46 7.81 Homogen
Tampak dari tabel-tabel tersebut bahwa harga statistik uji χ2 tidak melampaui harga
kritik χ2, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari
populasi yang homogen.
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Perhitungan analisis dua jalan dengan sel tak sama selisih nilai kognitif tercantum pada
Lampiran 41, sedangkan rangkuman hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 28. berikut
Tabel 28. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Aspek Kognitif
Sumber JK dk RK Fobs Fα Keputusan
Metode (A) 3980.5473 1 3980.5473 37.6616 3.960 Ho ditolak
231
Keingintahuan(B)
Interaksi (AB)
Galat
457.2148
931.0085
8349.6965
1
1
79
457.2148
931.0085
105.6924
4.3259
8.8087
3.960
3.960
Ho ditolak
Ho ditolak
Total 13718.4671 82
Perhitungan analisis dua jalan dengan sel tak sama nilai afektif tercantum pada
Lampiran 43, sedangkan rangkuman hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 29. berikut
Tabel 29. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Aspek Afektif
Sumber JK dk RK Fobs Fα Keputusan
Metode (A)
Keingintahuan(B)
Interaksi (AB)
Galat
1810.3084
1464.3431
15.4568
4700.3048
1
1
1
79
1810.3084
1464.3431
15.4568
59.4975
30.4266
24.6118
0.2598
3.960
3.960
3.960
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
Total 7990.4131 82
Tabel 28 dan 29 menunjukkan bahwa :
a. Pada efek utama baris (A), H0 ditolak.
Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran
CTL menggunakan metode praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas terhadap
prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif pada materi kimia sistem koloid, maka
diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
b. Pada efek utama kolom (B), H0 ditolak.
Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara keingintahuan tinggi dan
keingintahuan rendah terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan afektif pada materi
kimia sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
c. Pada efek utama interaksi (AB), H0 ditolak (kognitif) dan H0 diterima (afektif) .
Hal ini berarti terdapat interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode
praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan terhadap
prestasi belajar siswa aspek kognitif, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
232
Sedangkan tidak terdapat interaksi antara pembelajaran CTL menggunakan metode
praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan terhadap
prestasi belajar siswa aspek afektif pada materi kimia sistem koloid, maka tidak diperlukan uji
pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
2. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan
a. Aspek Kognitif
Uji lanjut pasca aspek kognitif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rerata setiap pasangan baris dan pasangan kolom. Rataan selisih nilai kognitif masing-
masing sel ditunjukkan pada Tabel 30. Dalam penelitian ini uji komparasi ganda dilakukan pada
hipoesis pertama (pasangan antar kolom) dan hipotesis kedua (antar baris).
Tabel 30. Rataan Selisih Nilai Kognitif
Keingintahuan Tinggi Rendah Rataan Marginal
Metode
CTL yang Dilengkapi Praktikum 24.30 25.3 24.80
CTL dengan Pemberian Tugas 20.75 15.1 17.92
Rataan Marginal 22.53 20.2
Hasil perhitungan uji lanjut pasca anava aspek kognitif disajikan pada Tabel 31.
Rerata Statistik
Uji
Harga
Kritik Komparasi
Ganda 1 2 (F) 0,05
P Kesimpulan
mA1 vs mA2 24,79 17,12 11,55865 3,96 <0,05 mA1 >mA2
mB1 vs mB2 22.83 19.44 2.2122 3,96 >0,05 mB1 > mB2
Dari rangkuman Tabel 31. dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak karena Fhitung > Ftabel.
Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas CTL menggunakan metode
praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas dan juga ada perbedaan yang
signifikan antara siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi dan rendah. Karena rataan
marginal CTL menggunakan metode praktikum lebih besar daripada CTL menggunakan metode
pemberian tugas, maka CTL menggunakan metode praktikum lebih meningkatkan prestasi
belajar kognitif siswa daripada CTL menggunakan metode pemberian tugas pada materi kimia
sistem koloid kelas XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran
233
2008/2009. Sedangkan perbedaan rataan marginal keingintahuan tinggi dan rataan marginal
keingintahuan rendah kurang signifikan, tetapi masih dapat dikatakan bahwa siswa yang
memiliki keingintahuan tinggi prestasi belajar kognitifnya lebih baik daripada siswa yang
memiliki keingintahuan rendah pada materi kimia sistem koloid kelas XI ilmu alam semester
genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
b. Aspek Afektif
Uji lanjut pasca aspek afektif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
rerata setiap pasangan baris dan pasangan kolom. Rataan selisih nilai afektif masing-masing sel
ditunjukkan pada Tabel 32. Dalam penelitian ini uji komparasi ganda dilakukan pada hipotesis
pertama (pasangan antar kolom) dan hipotesis kedua (antar baris).
Tabel 32. Rataan Nilai Afektif
Keingintahuan Tinggi Rendah Rataan Marginal
Metode
CTL yang Dilengkapi Praktikum 98.14 94.4 96.27
CTL dengan Pemberian Tugas 93.93 89.33 91.63
Rataan Marginal 96.04 91.87
Hasil perhitungan uji lanjut pasca anava aspek afektif disajikan pada Tabel 33.
Rerata Statistik
Uji
Harga
Kritik Komparasi
Ganda 1 2 (F) 0,05
P Kesimpulan
mA1 vs mA2 96,32 90,98 9,9468 3,96 <0,05 mA1 >mA2
mB1 vs mB2 96.39 91.49 8.2249 3,96 <0,05 mB1 > mB2
Dari rangkuman Tabel 33. dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak karena Fhitung > Ftabel.
Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas CTL menggunakan metode
praktikum dan kelas CTL menggunakan metode pemberian tugas dan juga ada perbedaan yang
signifikan antara siswa yang mempunyai keingintahuan tinggi dan rendah. Karena rataan
marginal CTL menggunakan metode praktikum lebih besar daripada CTL menggunakan metode
pemberian tugas, maka CTL menggunakan metode praktikum lebih meningkatkan prestasi
belajar afektif siswa daripada CTL menggunakan metode pemberian tugas pada materi kimia
sistem koloid kelas XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran
234
2008/2009. Perbedaan rataan marginal keingintahuan tinggi dan rataan marginal keingintahuan
rendah juga signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki keingintahuan
tinggi prestasi belajar afektifnya lebih baik daripada siswa yang memiliki keingintahuan rendah
pada materi kimia sistem koloid kelas XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang
tahun pelajaran 2008/2009.
D. Pembahasan
Dari analisis variansi dua jalan untuk selisih nilai aspek kognitif dan nilai afektif yang
telah diuraikan di depan didapat hasil bahwa dari tiga pengujian hipotesis yang diajukan. Pada
aspek kognitif, hipotesis pertama sampai ketiga ditolak sedangkan pada aspek afektif, hipotesis
pertama dan kedua ditolak, hipotesis ketiga diterima.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta
didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.
Pada hakikatnya mengajar merupakan proses pengajar dan peserta didik menciptakan lingkungan
yang baik agar terjadi kegiatan belajar mengajar yang berdaya guna. Dalam mengajar diperlukan
suatu metode pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan pengajaran yang diinginkan. Pada
penelitian ini dicoba dikembangkan CTL menggunakan metode praktikum dan CTL
menggunakan metode pemberian tugas dalam mengajarkan materi kimia sistem koloid semester
genap kelas XI Ilmu Alam SMA Negeri 1 Pemalang pada tahun pelajaran 2008/2009.
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan adanya praktikum siswa dapat aktif
melakukan percobaan secara langsung, mengamati prosesnya dan menyimpulkan hasil
percobaannya. Dalam hal ini siswa dapat menemukan bukti kebenaran dari teori yang
dipelajarinya. Dengan konsep itu hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil (Nurhadi, 2004 : 41).
235
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Metode pemberian tugas
sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa
untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar
mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu
hasil yaitu perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap
terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan
kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas belajar dan
resitasi atau biasanya disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru
memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.
Materi sistem koloid merupakan materi yang berurutan secara sistematis. Dalam hal ini
seorang siswa dituntut menemukan makna dari suatu konsep. Siswa harus bisa menghubungkan
konsep-konsep yang ia dapatkan sebelumnya.
a. Aspek Kognitif
Hasil dari anava dua jalan aspek kognitif dari kedua metode tersebut menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 37.6616 > 3.960 yang berarti bahwa Ho ditolak (Lampiran
34). Dengan ditolaknya Ho berarti H1 diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara penggunaan CTL menggunakan metode praktikum dan CTL
dengan pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif pada materi kimia
sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara pembelajaran CTL
menggunakan metode praktikum dan CTL dengan pemberian tugas menunjukkan bahwa
Fhitung > Ftabel dengan nilai 11,55865 > 3.960 yang berarti bahwa Ho ditolak (Lampiran 35).
Dengan ditolaknya Ho berarti H1 diterima. Hal ini membuktikan ada perbedaan yang
signifikan antara siswa kelas CTL metode praktikum dan siswa kelas CTL dengan
pemberian tugas. Karena rataan marginal CTL metode praktikum lebih besar daripada CTL
dengan pemberian tugas, yaitu 24.80238095 > 17.92481481, maka CTL metode praktikum
lebih meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa daripada CTL dengan pemberian tugas
pada materi kimia sistem koloid kelas XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1
Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
236
Prestasi siswa yang diajar dengan pembelajaran CTL menggunakan metode
praktikum lebih tinggi daripada CTL menggunakan metode pemberian tugas disebabkan
karena pada CTL menggunakan metode praktikum siswa tidak dituntut untuk menghafal
konsep tetapi cenderung untuk menemukan konsep itu sendiri melalui percobaan yang
dilakukan. Siswa dapat mengamati secara langsung peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan materi yang diberikan, bekerja aktif secara berkelompok sehingga memungkinkan
terjadi interaksi positif antar siswa. Selain itu, siswa tidak bosan dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan demikian siswa merasa senang dan bersemangat saat belajar sehingga
akan mendukung meningkatnya prestasi kognitif.
Sedangkan pada CTL menggunakan metode pemberian tugas, kendalanya adalah
siswa belum terbiasa untuk membuat makalah kemudian mempresentasikannya. Dengan
adanya pembagian sub topik yang berbeda antar kelompoknya, siswa mengalami
kebingungan karena siswa harus menghubungkan topik yang satu dengan yang lainnya
untuk mendapatkan konsep yang bermakna. Dengan jam pelajaran yang terbatas maka
hasilnya menjadi kurang optimal. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam menemukan
konsep. Hal ini dimungkinkan karena materi sistem koloid yang bersifat abstrak dan konkret
sehingga siswa belum mendapatkan gambaran yang jelas mengenai materi yang dipelajari.
b. Aspek Afektif
Hasil dari anava dua jalan aspek afektif dari kedua metode tersebut menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 30.4266 > 3.960 yang berarti bahwa Ho ditolak (Lampiran
36). Dengan ditolaknya Ho berarti H1 diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara penggunaan CTL menggunakan metode praktikum dan CTL
menggunakan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa aspek afektif pada
materi kimia sistem koloid, maka diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara pembelajaran CTL
menggunakan metode praktikum dan CTL menggunakan metode pemberian tugas
menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 9,9468 > 3.960 yang berarti bahwa Ho
ditolak (Lampiran 37). Dengan ditolaknya Ho berarti H1 diterima. Hal ini membuktikan ada
perbedaan yang signifikan antara siswa kelas CTL menggunakan metode praktikum dan
CTL menggunakan metode pemberian tugas. Karena rataan marginal CTL menggunakan
237
metode praktikum lebih besar daripada CTL menggunakan metode pemberian tugas, yaitu
96.27142857 > 91.63333333, maka CTL menggunakan metode praktikum lebih
meningkatkan prestasi belajar afektif siswa daripada CTL menggunakan metode pemberian
tugas pada materi kimia sistem koloid kelas XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1
Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
Rataan nilai afektif siswa yang diajar dengan CTL menggunakan metode
praktikum lebih besar daripada CTL menggunakan metode pemberian tugas. Hal ini
disebabkan karena pada CTL menggunakan metode praktikum siswa dituntut untuk lebih
mandiri dan aktif sesuai keingintahuan mereka, sehingga mereka akan cenderung memiliki
keingintahuan terhadap pengetahuan yang lebih besar. Pengetahuan yang dibangun dari
dirinya sendiri membuat mereka menjadi percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dan
bertanggung jawab dalam memahami materi sistem koloid. Sedangkan pada siswa yang
diajar dengan CTL menggunakan metode pemberian tugas, siswa kurang bersemangat dan
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dan mempersiapkan presentasi, sehingga
mereka menjadi kurang aktif karena keingintahuan yang rendah.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil dari anava dua jalan aspek kognitif dan aspek afektif menunjukkan bahwa
Fhitung > Ftabel. Pada anava dua jalan aspek kognitif Fhitung(4.3259) > Ftabel(3.960), sedangkan
pada anava dua jalan aspek afektif Fhitung(24.6118) > Ftabel(3.960) yang berarti bahwa Ho
ditolak. Dengan ditolaknya Ho berarti H1 diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara keingintahuan tinggi dan keingintahuan rendah terhadap prestasi
belajar siswa aspek kognitif dan aspek afektif pada materi kimia sistem koloid, maka
diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.
Hasil dari uji komparasi ganda pasca anava antara keingintahuan tinggi dan
keingintahuan rendah menunjukkan bahwa pada uji komparasi ganda aspek kognitif
Fhitung(2.2122) < Ftabel(3.960), sedangkan pada uji komparasi ganda aspek afektif
Fhitung(8.2249) > Ftabel(3.960). Hal ini berarti perbedaan yang kurang signifikan antara
keingintahuan tinggi dan keingintahuan rendah, tetapi masih dapat dikatakan bahwa siswa
yang memiliki keingintahuan tinggi prestasi belajar kognitifnya lebih baik daripada siswa
yang memiliki keingintahuan rendah dan untuk aspek afektif terdapat perbedaan yang
238
signifikan antara keingintahuan tinggi dan keingintahuan rendah, sehingga dapat dikatakan
bahwa siswa yang memiliki keingintahuan tinggi prestasi belajar afektifnya lebih baik
daripada siswa yang memiliki keingintahuan rendah pada materi kimia sistem koloid kelas
XI ilmu alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.
Keingintahuan yaitu keinginan untuk mengetahui secara alami, bila pada diri anak
telah ada kenginan ini maka akan memiliki motif dalam belajar. Tetapi bila dorongan
keingintahuannya kecil atau tidak ada motif untuk belajar tidak ada. Pada materi sistem
koloid perlu kemampuan siswa berpikir kreatif karena dalam proses belajarnya siswa akan
menyoroti permasalahan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Jadi ada pengaruh antara keingintahuan dengan prestasi yang akan dicapai oleh
siswa. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi maka ia akan selalu bersemangat belajar
dan berusaha memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi yang dicapai juga akan
bagus. Sebaliknya, siswa yang memiliki keingintahuan rendah cenderung tidak tertarik
terhadap materi yang diajarkan, malas belajar sehingga prestasi yang dicapai juga tidak
memuaskan.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil dari anava dua jalan dengan menggunakan selisih nilai prestasi kognitif
menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel. Pada anava dua jalan selisih nilai prestasi kognitif
Fhitung(8.8087) > Ftabel(3.960), yang berarti bahwa Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa
terdapat interaksi antara penggunaan CTL menggunakan metode praktikum dan CTL
menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar
kognitif pada materi kimia sistem koloid.
Sedangkan pada anava dua jalan nilai prestasi afektif Fhitung(0.2598) < Ftabel(3.960),
yang berarti bahwa Ho diterima atau H1 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat
interaksi antara penggunaan CTL menggunakan metode praktikum dan CTL menggunakan
metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar afektif pada
materi kimia sistem koloid, maka tidak perlu uji pasca anava.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
239
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal
berikut :
1. Terdapat pengaruh pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum dan CTL
menggunakan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa pada materi kimia
sistem koloid kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran
2008/2009. Pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum lebih meningkatkan
prestasi belajar kognitif siswa dengan rata-rata selisih nilai kognitif 24,8 daripada
pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas dengan rata-rata selisih nilai
kognitif 17,9. Demikian halnya dengan prestasi belajar afektif siswa, Pembelajaran CTL
yang menggunakan metode praktikum lebih meningkatkan prestasi belajar afektif siswa
dengan rata-rata nilai afektif 96,3 daripada pembelajaran CTL menggunakan metode
pemberian tugas dengan rata-rata selisih nilai kognitif 91,6.
2. Terdapat pengaruh keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi kimia
sistem koloid kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran
2008/2009. Siswa yang memiliki keingintahuan tinggi prestasi belajarnya lebih baik
daripada siswa yang memiliki keingintahuan rendah, ini dibuktikan dengan hasil anava dua
jalan pada aspek kognitif Fhitung > Ftabel dengan nilai 37.6616 > 3.960 dan pada aspek afektif
Fhitung > Ftabel dengan nilai 11,55865 > 3.960.
3. Ada interaksi antara pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum dan CTL
menggunakan metode pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar
kognitif siswa pada materi kimia sistem koloid kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA
Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2008/2009. Hal ini dibuktikan dengan hasil anava dua
jalan untuk aspek kognitif Fhitung(8.8087) > Ftabel(3.960). Sedangkan untuk aspek afektif
Fhitung(0.2598) < Ftabel(3.960), yang membuktikan bahwa tidak terdapat interaksi antara
pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum dan CTL menggunakan metode
pemberian tugas dengan keingintahuan siswa terhadap prestasi belajar afektif pada materi
kimia sistem koloid kelas XI Ilmu Alam semester genap SMA Negeri 1 Pemalang tahun
pelajaran 2008/2009.
240
B. Implikasi
Berdasar hasil penelitian maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut : 1. Pembelajaran CTL metode praktikum lebih baik dibandingkan dengan CTL metode
pemberian tugas pada materi pokok sistem koloid, sehingga pembelajaran kimia pada materi
pokok sistem koloid sebaiknya disajikan dengan pendekatan CTL metode praktikum.
2. Pada pembelajaran materi pokok sistem koloid perlu memperhatikan keingintahuan siswa,
karena siswa dengan keingintahuan tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan siswa dengan keingintahuan rendah.
C. Saran
Berdasar kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Untuk menerapkan pembelajaran CTL yang menggunakan metode praktikum, guru
hendaknya mencari bahan-bahan percobaan yang menarik dan berkaitan erat dengan
kehidupan sehari-hari sehingga siswa tertarik, lebih mudah dalam mendapatkan konsep dan
dapat menghubungkan pengalamannya itu dengan materi yang diperoleh.
2. Dalam mengajar materi kimia sistem koloid, siswa hendaknya dirangsang untuk memiliki
keingintahuan yang tinggi dan aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Guru hendaknya memperhatikan keingintahuan siswa dalam proses belajar mengajar materi
kimia sistem koloid untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press. ---------. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Deen, Ifraj Shamsid. 2006. Contextual Teaching and Learning Practices In The Family and
Consumer Sciences Curriculum. Georgia : University of Georgia. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, Spring/Summer, 2006.
Elaine Johnson. 2006. Contextual Teaching and Learning. Bandung : Mizan Learning Center.
241
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta : UNS Press.
Hudson, Clemente Charles. Adult and Career Education, Valdosta State University Valdosta, GA
31602, USA and Vesta R. WHISLER,. Adult and Career Education, Valdosta State University Valdosta, GA 31602, USA. Contextual Teaching and Learning for Practitioners.
Masidjo. 1995. Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius. Michael Purba. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja
Rosdakarya. Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV.
Maulana Nana Sudjana. 1989. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto, M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 2002. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Malang : UNM Press. ---------. 2004. Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Oemar Hamalik. 1990. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Poerwadarminta, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Roestiyah. 1989. Didaktik Metodik. Jakarta : Bina Aksara. Saifuddin Azwar. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
242
---------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Unggul Sudarmo. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : PT. Phibeta Aneka Gama. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo. Zainal Arifin. 1989. Evaluasi Instruksional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/ (Diakses tanggal 3/6/2009 5:51 AM) http://pengaruh-pemberian-tugas-dalam.html (Diakses tanggal 3/6/2009 5:48 AM) PERCOBAAN I
Tujuan :
1. Mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan ke dalam suspensi kasar, sistem koloid
2. Menggunakan ciri-ciri suspensi kasar, koloid dan larutan sejati untuk menentukan jenis sistem
dispersi suatu zat kimia dalam percobaan
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
Gelas beker
Pengaduk
Kertas saring
Corong kaca
Gula pasir
Tepung
Susu instan
Garam
Kopi
Akuades
100 ml
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11 buah
1 buah
5 buah
1 buah
1 gram
1 gram
1 gram
1 gram
1 gram
secukupnya
B. Cara Kerja
1. Isilah 5 gelas beker masing-masing dengan kira-kira 50 ml akuades panas
2. Tambahkan :
- 1 gram gula pasir ke dalam gelas ke-1
- 1 gram tepung ke dalam gelas ke-2
243
- 1 gram susu instan ke dalam gelas ke-3
- 1 gram garam ke dalam gelas ke-4
- 1 gram kopi ke dalam gelas ke-5
3. Aduklah setiap campuran (batang pengaduk harus dibilas dan dikeringkan dahulu sebelum
digunakan untuk mengaduk isi gelas yang berbeda).
4. Perhatikan dan catat apakah zat yang dilarutkan larut atau tidak larut.
5. Diamkan campuran-campuran itu. Perhatikan dan catat apakah campuran stabil atau tidak
stabil, jernih atau keruh (tulis dalam tabel pengamatan).
6. Saringlah campuran pada setiap gelas masing-masing ke dalam gelas beker yang bersih.
Perhatikan dan catat, campuran manakah yang meninggalkan residu, apakah hasil
penyaringan jernih atau keruh (tulis dalam tabel pengamatan)
Catatan : Corong harus dibilas dan dikeringkan sebelum digunakan untuk menyaring
campuran yang berbeda.
C. Data Pengamatan
Campuran air dengan No. Sifat
Campuran Gula Tepung Susu Garam Kopi
1.
2.
Setelah diaduk
larut/tidak larut
Setelah
didiamkan
a. Stabil/tidak
b. Bening/keruh
Setelah disaring
a. Ada
residu/tidak
b. Filtrat
jernih/tidak
D. Pertanyaan
1. Kelompokkan masing-masing campuran dalam percobaan ke dalam suspensi kasar,
koloid atau larutan sejati !
Jawaban :
244
2. Apakah perbedaan dari suspensi kasar, koloid dan larutan sejati ?
PERCOBAAN II
Tujuan :
1. Mendefinisikan pengertian jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi
2. Memberi contoh koloid sesuai jenis koloidnya
3. Mengelompokkan koloid sesuai dengan jenisnya
Di meja praktikum Anda sudah tersedia beberapa koloid, yaitu :
Susu cair Agar-agar
Busa detergen Tanah
Lem padat Tinta
Biskuit Kerupuk
Buih sabun Lem cair
Minyak
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan koloid ?
2. Sebutkan 8 jenis koloid beserta pengertian dan berikan contoh minimal 3 !
Jawaban :
Jawaban :
245
3. Kelompokkan koloid yang ada di meja anda sesuai dengan jenisnya !
PERCOBAAN III
Tujuan :
1. Mengaitkan ciri-ciri koloid dengan efek Tyndall
2. Mendefinisikan pengertian gerak Brown
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
Gelas beker
Pengaduk
Gula pasir
Susu instan
Kopi
Akuades
Kotak
Senter
100 ml
-
-
-
-
-
-
-
6 buah
1 buah
1 gram
1 gram
1 gram
Secukupnya
1 buah
1 buah
B. Cara Kerja
1. Isilah 3 gelas beker masing-masing dengan kira-kira 100 ml larutan berikut ini:
- Larutan gula ke dalam gelas ke-1
- Larutan susu ke dalam gelas ke-2
- Larutan kopi ke dalam gelas ke-3
Jawaban :
Jawaban :
246
2. Arahkan berkas cahaya lampu senter pada masing-masing gelas beker satu per satu. Pada
gelas beker berapakah berkas dapat terlihat (tulis data dalam tabel pengamatan).
C. Data Pengamatan
No. Larutan Berkas cahaya lampu senter Gerak partikel
1.
2.
3.
Gula
Susu
Kopi
D. Pertanyaan
1. Bagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya ?
2. Apa yang dimaksud efek Tyndall ?
3. Sebutkan beberapa contoh efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari !
4. Bagaimana gerak partikel pada ketiga larutan tersebut ?
PERCOBAAN IV
Tujuan :
1. Menyebutkan contoh penerapan elektroforesis
2. Menyebutkan contoh peristiwa adsorpsi koloid
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
247
3. Menyebutkan contoh koloid pelindung yang digunakan sebagai stabilisator
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Jumlah
Pipa U
Sol Fe(OH)3
Akuades
Sumber arus
Gelas beker
Air kapur
Tawas
Pengaduk
Minyak
Sabun
1 buah
Secukupnya
Secukupnya
1 buah
3 buah
50 ml
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
B. Cara Kerja
1. Elektroforesis
a. Masukkan sol Fe(OH)3 ke dalam pipa U yang terisi air 3/4 bagian
b. Hubungkan kedua elektroforesis dengan sumber arus dengan tegangan 9 volt, amati
yang terjadi.
2. Adsorpsi koloid
a. Isilah sebuah gelas beker dengan 50 ml air kapur
b. Masukkan tawas ke dalamnya, kemudian aduklah dan daimkan beberapa saat (catat
apa yang terjadi)
3. Koloid pelindung
a. Campurkan minyak dan air ! Dapatkah keduanya bercampur ?
b. Tambahkan sabun pada keduanya! Apa yang terjadi? Mengapa bisa demikian?
C. Data Pengamatan
1. Elektroforesis
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................
2. Adsorpsi koloid
248
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................
3. Koloid pelindung
.............................................................................................................................................
.........................................................................................................
D. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan elektroforesis ?
2. Apa yang dimaksud dengan adsorpsi ?
3. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung ?
PERCOBAAN V
Tujuan :
1. Menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya koagulasi koloid
2. Memberikan contoh peristiwa dialisis
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Jumlah
Sol Fe(OH)3
Larutan NaCl
Tabung reaksi
Gelas beker
Pengaduk
2 ml
2 ml
1 buah
1 buah
1 buah
B. Cara Kerja
1. Koagulasi
a. Campurlah sol Fe(OH)3 dengan NaCl masing-masing 2 ml pada tabung reaksi
b. Aduklah campuran dan membiarkan beberapa saat
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
249
c. Amati perubahan apa yang terjadi
2. Dialisis
Sebagai contoh kasus ini adalah pada penyembuhan penyakit gagal ginjal. Untuk
mendapatkan kesembuhan harus menjalani cuci darah. Alat pencuci darah disebut dengan
haemodialisis.
C. Data Pengamatan
Koagulasi :
....................................................................................................................................................
................................................................................................................
D. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada campuran (sol Fe(OH)3 dengan NaCl) setelah didiamkan ?
2. Apa yang dimaksud koagulasi ?
3. Bagaimanakah prinsip dasar dari haemodialisis ?
4. Sebutkan contoh lain yang sama dengan kejadian di atas ?
PERCOBAAN VI
Tujuan :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
250
1. Membedakan koloid liofil dan koloid liofob
2. Mengelompokkan sol ke dalam sol liofil dan sol liofob
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Jumlah
Sol belerang
Agar-agar
Air
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
B. Cara Kerja
Ambilah agar-agar yang tersedia! Lalu sebagian masukkan dalam air dingin dan sebagian
yang lain masukkan dalam air panas. Apa yang terjadi? Mengapa bisa terjadi demikian?
Ambil sol belerang. Lakukan hal yang sama seperti pada agar-agar!
C. Data Pengamatan
Sol Dalam air dingin Dalam air panas
Agar-agar
Belerang
D. Pertanyaan
1. Sifat-sifat apakah yang membedakan agar-agar dengan sol belerang ?
2. Sebutkan contoh sol yang lain yang termasuk dalam kelompok sol agar dan sol belerang !
Jawaban :
Jawaban :
251
PERCOBAAN VII
Tujuan :
1. Mendefinisikan beberapa cara pembuatan koloid secara kondensasi
2. Memberikan contoh penerapan cara pembuatan koloid secara kondensasi
A. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Jumlah
Gelas beker
Bunsen/kaki tiga/kasa
Pipet tetes
Cawan porselin
Serbuk FeCl3
Larutan kalsium asetat
Alkohol
Akuades
4 buah
1 buah/1buah/1 buah
2 buah
1 buah
secukupnya
10 ml
60 ml
100 ml
B. Cara Kerja
1. Pembuatan sol Fe(OH)3
a. Panaskan 50 ml akuades di dalam gelas beker 100 ml sampai mendidih
b. Tambahkan serbuk FeCl3 sedikit demi sedikit sambil diaduk. Teruskan pemanasan
larutan campuran berwarna coklat merah
2. Pembuatan gel kalsium asetat-alkohol
a. Masukkan 10 ml larutan asetat jenuh ke dalam gelas beker 250 ml dan masukkan 60
ml alkohol 96 % ke dalam gelas kimia 100 ml
b. Tuangkan sekaligus alkohol itu ke dalam larutan kalsium asetat jenuh (hasil
pencampuran merupakan gel)
c. Masukkan sedikit gel itu ke dalam cawan porselin, kemudian bakar gel itu. Catat
hasil pengamatan anda.
252
C. Data Pengamatan
1. Pembuatan sol Fe(OH)3
................................................................................................................................................
............................................................................................................
2. Pembuatan gel kalsium asetat-alkohol
a. Pencampuran larutan kalsium asetat jenuh dengan alkohol
...........................................................................................................................................
.......................................................................................................
b. Pembakaran gel
...........................................................................................................................................
.......................................................................................................
D. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi pada saat larutan FeCl3 jenuh diteteskan ke dalam air mendidih? Tulis
reaksinya!
2. Mengapa pembuatan sol Fe(OH)3 termasuk cara pembuatan koloid dengan cara
kondensasi?
3. Sebutkan contoh koloid yang dibuat dengan cara kondensasi!
PERCOBAAN VIII
Tujuan :
1. Mendefinisikan beberapa cara pembuatan koloid secara kondensasi
2. Memberikan contoh penerapan cara pembuatan koloid secara kondensasi
A. Alat dan Bahan
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
253
Alat dan Bahan Jumlah
Gelas beker
Lumpang dan alu
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Serbuk belerang
Gula pasir
Agar-agar
Minyak tanah
Larutan detergen
Akuades
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 sendok teh
4 sendok teh
1 sendok teh
2 ml
2 ml
110 ml
B. Cara Kerja
1. Pembuatan sol belerang
a. Campurkan 1 sendok gula dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang. Gerus
campuran itu sampai halus
b. Ambil 1 sendok teh campuran itu (yang lainnya dibuang) dan campurkan dengan 1
sendok gula lalu gerus sampai halus.
c. Lanjutkan pekerjaan itu sampai 4 kali, kemudian tuangkan sedikit dari campuran
terakhir ke dalam gelas beker berisi 50 ml akuades
d. Aduk campuran tersebut dan perhatikan apakah terjadi endapan, catat hasil
pengamatan anda!
2. Pembuatan gel agar-agar
a. Isilah sebuah gelas beker dengan akuades 50 ml
b. Tambahkan 1 sendok agar-agar dan aduk
c. Panaskan gelas beserta isinya sampai mendidih. Dinginkan campuran itu untuk
memperoleh gel agar-agar
3. Pembuatan emulsi minyak dan air
a. Masukkan 5 ml akuades dan 1 ml minyak tanah ke dalam sebuah tabung reaksi
254
b. Guncangkan tabung dengan keras, kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung.
Perhatikan apa yang terjadi !
c. Masukkan 5 ml akuades, 1 ml minyak tanah dan larutan detergen ke dalam tabung
lain
d. Guncangkan tabung dengan keras, kemudian letakkan tabung itu pada rak tabung.
Perhatikan apa yang terjadi !
C. Data Pengamatan
1. Pembuatan sol belerang
................................................................................................................................................
............................................................................................................
2. Pembuatan gel agar-agar
................................................................................................................................................
..........................................................................................................
3. Pembuatan emulsi minyak dan air
a. Pencampuran air dan minyak
.........................................................................................................................................
...................................................................................................
b. Pencampuran minyak, air dan detergen
.........................................................................................................................................
...................................................................................................
D. Pertanyaan
1. Mengapa pembuatan sol belerang pada percobaan ini termasuk cara pembuatan kolid
dengan cara dispersi ?
2. Mengapa pembuatan sol agar-agar termasuk cara pembuatan koloid dengan cara dispersi?
Jawaban :
Jawaban :
255
3. Apakah fungsi larutan detergen dalam pembentukan emulsi minyak dan air ?
4. Apakah yang dimaksud dengan emulsi ?
Lampiran 2 RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pemalang Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XII Ilmu Alam Semester : Genap Alokasi Waktu : 12 x 45 menit Alokasi Tempat : Ruang Kelas dan Laboratorium
I. Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Kompetensi Dasar
2.1 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya
2.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
III. Indikator
3.1 Mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan ke dalam suspensi kasar, koloid dan
larutan sejati
3.2 Menggunakan ciri-ciri suspensi kasar, koloid dan larutan sejati untuk menentukan jenis
sistem dispersi suatu zat dalam percobaan
Jawaban :
Jawaban :
256
3.3 Mendefinisikan pengertian jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersinya
3.4 Memberi contoh koloid sesuai jenis koloidnya
3.5 Mengelompokkan koloid sesuai dengan jenisnya
3.6 Mengaitkan ciri-ciri koloid dengan efek Tyndall
3.7 Mendefinisikan pengertian gerak Brown
3.8 Menyebutkan contoh penerapan elektroforesis
3.9 Menyebutkan contoh peristiwa adsorpsi koloid
3.10 Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya koagulasi koloid
3.11 Menyebutkan contoh koloid pelindung yang digunakan sebagai stabilisator
3.12 Memberikan contoh peristiwa dialisis
3.13 Membedakan koloid liofil dan koloid liofob
3.14 Mengelompokkan sol ke dalam sol liofob dan sol liofil
3.15 Mendefinisikan beberapa cara pembuatan koloid secara dispersi
3.16 Menentukan cara pembuatan koloid yang termasuk cara kondensasi
3.17 Memberikan contoh penerapan cara pembuatan koloid secara kondensasi
3.18 Memberikan contoh penerapan cara pembuatan koloid secara disperse
IV. Materi
Disajikan dalam halaman 28 - 43
V. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Kelas Eksperimen I (diajar menggunakan CTL dengan metode praktikum)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
(menit)
Pertemuan 1 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Memberi pretest
3. Memberi angket keingintahuan
4. Memberi pengarahan tentang
Menjawab salam
Mengerjakan pretest
Mengisi angket
Mendengarkan
5’
60’
15’
10’
257
pembelajaran yang akan diterapkan
5. Membagi siswa menjadi 8 kelompok,
dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 siswa
6. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Mendengarkan
Menjawab salam
5’
5’
Pertemuan 2 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Menyuruh siswa untuk duduk sesuai
dengan kelompoknya masing-masing
3. Menentukan topik yang harus
dipecahkan tiap-tiap kelompok dan
memfasilitasi siswa untuk melakukan
percobaan. Satu topik yang sama
dikerjakan oleh 2 kelompok
§ Topik 1 : suspensi kasar, sistem
koloid dan campuran
§ Topik 2 : jenis dan kegunaan sistem
koloid
§ Topik 3 : sifat koloid (efek Tyndall,
gerak Brown dan adsorbsi)
§ Topik 4 : sifat-sifat koloid
(elektroforesis dan adsorpsi)
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiri untuk semua topik.
4. Menyuruh siswa melakukan percobaan
sesuai dengan topik kelompoknya dan
mengamati serta membimbing kegiatan
siswa. Mengembangkan sifat ingin tahu
Menjawab salam
Menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya
Kegiatan Kelompok
Membaca petunjuk kerja yang
sudah dilengkapi dengan :
1. Informasi yang berkaitan
dengan topik pada sistem
koloid
2. Cara kerja
3. Soal-soal yang harus dijawab
berdasarkan hasil percobaan
Melakukan percobaan dengan
topik yang sesuai dengan
kelompoknya
3’
5’
5’
50’
258
siswa dengan bertanya.
5. Memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk saling
bertanya dan memberi tugas membuat
laporan hasil pengamatan.
6. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Membuat laporan dan
mendiskusikan hasil pengamatan
kelompok sehingga diperoleh
konsep yang jelas mengenai
jenis, kegunaan dan sifat koloid
Menjawab salam
25’
2’
Pertemuan 3 (1x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Memberikan arahan untuk mereview
hasil percobaan yang telah dilakukan
serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan
3. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mereview hasil percobaan dan
menarik kesimpulan
Menjawab salam
3’
40’
2’
Pertemuan 4 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Menyuruh siswa untuk duduk sesuai
dengan kelompoknya masing-masing
3. Menentukan topik yang harus
dipecahkan tiap-tiap kelompok dan
memfasilitasi siswa untuk melakukan
percobaan. Satu topik yang sama
dikerjakan oleh 2 kelompok
§ Topik 1 : koagulasi, koloid
pelindung dan dialisis
§ Topik 2 : koloid liofil dan koloid
Menjawab salam
Menempatkan diri sesuai dengan
kelompoknya
Kegiatan Kelompok
Membaca petunjuk kerja yang
sudah dilengkapi dengan :
1. Informasi yang berkaitan
dengan topik pada sistem
koloid
2. Cara kerja
3. Soal-soal yang harus dijawab
3’
5’
5’
259
liofob
§ Topik 3 : pembuatan koloid dengan
cara dispersi
§ Topik 4 : pembuatan koloid dengan
cara kondensasi
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiri untuk semua topik.
4. Menyuruh siswa melakukan percobaan
sesuai dengan topik kelompoknya dan
mengamati serta membimbing kegiatan
siswa. Mengembangkan sifat ingin tahu
siswa dengan bertanya.
5. Memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk saling
bertanya dan memberi tugas membuat
laporan hasil pengamatan.
6. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
berdasarkan hasil percobaan
Melakukan percobaan dengan
topik yang sesuai dengan
kelompoknya
Membuat laporan dan
mendiskusikan hasil pengamatan
kelompok sehingga diperoleh
konsep yang jelas mengenai
jenis, kegunaan dan sifat koloid
Menjawab salam
50’
25’
2’
Pertemuan 5 (1x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Memberikan arahan untuk mereview
hasil percobaan yang telah dilakukan
serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan
3. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mereview hasil percobaan dan
menarik kesimpulan
Menjawab salam
3’
40’
2’
Pertemuan 6 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
Menjawab salam
5’
260
2. Mempersiapkan untuk ulangan harian
dengan membagikan soal
3. Memberi posttest kognitif
4. Memberi angket afektif
5. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Mempersiapkan untuk ulangan
harian dengan membagikan soal
Mengerjakan posttest
Mengisi angket
Menjawab salam
5’
60’
15’
5’
2. Kelas Eksperimen II (diajar menggunakan CTL dengan metode pemberian tugas)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
(menit)
Pertemuan 1 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Memberi pretest
3. Memberi angket keingintahuan
4. Memberi pengarahan tentang
pembelajaran yang akan diterapkan
5. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mengerjakan pretest
Mengisi angket
Mendengarkan
Menjawab salam
3’
60’
20’
5’
2’
Pertemuan 2 (1x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Membagi siswa menjadi 8 kelompok,
dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 siswa
3. Memberi penjelasan tentang tugas
kelompok yang harus dikerjakan
4. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Menjawab salam
3’
10’
30’
2’
Pertemuan 3 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
Menjawab salam
3’
261
memberikan salam
2. Menyuruh masing-masing kelompok
untuk mempersiapkan presentasi tugas
yang telah diberikan sebelumnya. Satu
topik yang sama dikerjakan oleh 2
kelompok
§ Topik 1 : suspensi kasar, sistem
koloid dan campuran
§ Topik 2 : jenis dan kegunaan sistem
koloid
§ Topik 3 : sifat koloid (efek Tyndall,
gerak Brown dan adsorbsi)
§ Topik 4 : sifat-sifat koloid
(elektroforesis dan adsorpsi)
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiri untuk semua topik.
3. Menyuruh masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan tugasnya
sesuai dengan topik kelompoknya dan
mengamati serta membimbing kegiatan
siswa.
7. Memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk saling
bertanya dan mencatat hal-hal yang
penting. Mengembangkan sifat ingin
tahu siswa dengan bertanya.
8. Memberikan arahan untuk mereview
hasil presentasi dari awal sampai akhir
serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan
9. Menutup pelajaran dengan memberi
Kegiatan Kelompok
Mempersiapkan presentasi
Melakukan presentasi dengan
topik yang sesuai dengan
kelompoknya
Mendiskusikan hasil presentasi
kelompok sehingga diperoleh
konsep yang jelas mengenai
jenis, kegunaan dan sifat koloid
Mereview hasil presentasi dan
menarik kesimpulan
Menjawab salam
5’
60’
10’
10’
2’
262
salam
Pertemuan 4 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Menyuruh masing-masing kelompok
untuk mempersiapkan presentasi tugas
yang telah diberikan sebelumnya. Satu
topik yang sama dikerjakan oleh 2
kelompok
§ Topik 1 : koagulasi, koloid
pelindung dan dialisis
§ Topik 2 : koloid liofil dan koloid
liofob
§ Topik 3 : pembuatan koloid dengan
cara dispersi
§ Topik 4 : pembuatan koloid dengan
cara kondensasi
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiri untuk semua topik.
3. Menyuruh masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan tugasnya
sesuai dengan topik kelompoknya dan
mengamati serta membimbing kegiatan
siswa
4. Memberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk saling
bertanya dan mencatat hal-hal yang
penting. Mengembangkan sifat ingin
tahu siswa dengan bertanya.
5. Memberikan arahan untuk mereview
Menjawab salam
Kegiatan Kelompok
Mempersiapkan presentasi
Melakukan presentasi dengan
topik yang sesuai dengan
kelompoknya
Mendiskusikan hasil presentasi
kelompok sehingga diperoleh
konsep yang jelas mengenai
jenis, kegunaan dan sifat koloid
Mereview hasil presentasi dan
3’
5’
60’
10’
10’
263
hasil presentasi dari awal sampai akhir
serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan
6. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
menarik kesimpulan
Menjawab salam
2’
Pertemuan 5 (1x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Memberikan arahan untuk mereview
hasil presentasi yang telah dilakukan
serta memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan
3. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mendengarkan
Menjawab salam
3’
40’
2’
Pertemuan 6 (2x45 menit)
1. Membuka pelajaran dengan
memberikan salam
2. Mempersiapkan untuk ulangan harian
dengan membagikan soal
3. Memberi posttest kognitif
4. Memberi angket afektif
5. Menutup pelajaran dengan memberi
salam
Menjawab salam
Mempersiapkan untuk ulangan
harian dengan membagikan soal
Mengerjakan posttest
Mengisi angket
Menjawab salam
5’
5’
60’
15’
5’
VI. Alat dan Sumber Pembelajaran
§ Buku kimia SMA Kelas XI Ilmu Alam
§ Peralatan dan bahan laboratorium
§ LCD dan Laptop
264
BUKU PETUNJUK
PRAKTIKUM
SISTEM KOLOID
NAMA : .........................................
KELAS : .........................................
VII. Penilaian
§ Proses penilaian dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest
§ Alat penilaian dilakukan dengan tes kognitif dan afektif
Lampiran 3
265
Lampiran 4 Indikator Tes Keingintahuan
INDIKATOR TES KEINGINTAHUAN No. Indikator Deskriptor Soal No.
Soal
Dengan adanya laboratorium, saya akan ikut
mengamati bila ada teman yang sedang
melakukan praktikum di sekolah
2(+) Bertindak
terhadap
permasalahan
baru Dengan adanya peristiwa paku berkarat,
saya tertarik untuk menelitinya
29(+)
Jika mempunyai komputer saya akan
menggunakannya untuk belajar
28(+) Menyelidiki
terhadap
permasalahan
baru
Air yang diambil dari sumur, akan saya
selidiki tentang kandungan senyawa kimia
yang membahayakan jika dikonsumsi
manusia
26(+)
Jika di sekolah saya terdapat laboratorium,
saya memanfaatkan fasilitas tersebut
30(+)
Jika saya mempunyai masalah tentang
kimia, saya akan mencari informasi
penyelesaiannya melalui laboratorium
25(+)
1. Bereaksi secara
positif terhadap
permasalahan-
permasalahan
yang baru, aneh,
tidak seimbang
atau misterius
dalam lingkungan
mereka, yaitu
dengan
memanfaatkan
permasalahan-
permasalahan
tersebut
Memanfaatkan
fasilitas
laboratorium
yang ada di
sekolah
Jika di sekolah saya terdapat laboratorium,
saya akan menggunakannya untuk
penelitian ilmiah
22(+)
266
Saya selalu mempelajari materi kimia hanya
jika akan ada pelajaran kimia di sekolah
23(-)
Saya selalu mengikuti pelajaran kimia di
sekolah dengan sungguh-sungguh
21(+)
Tentang
dirinya sendiri
Dengan adanya kegiatan laboratorium, saya
akan mengikutinya dengan sungguh-
sungguh
24(+)
Penjelasan guru saya tentang kimia
mengusik saya untuk bertanya beberapa hal
yang ingin saya ketahui lebih dalam
1(+) Bertanya pada
guru tentang
pelajaran
kimia meski di
luar materi
Penjelasan yang diberikan oleh guru kimia
saya sudah lengkap dan memuaskan,
kalaupun ada kurang pasti sudah tertulis di
buku
3(-)
Saya suka membaca buku, terutama yang
bersifat hiburan
10(-)
Diskusi saya dengan teman-teman adalah
seputar persahabatan, olahraga, artis, musik
atau hobi kami yang lain
7(-)
Saya biasanya menelpon teman saya atau
datang ke rumahnya untuk bertanya materi
yang sukar yang sedang saya pelajari di
rumah
4(+)
Saya sering mengakses internet, terutama
untuk chatting, mencari informasi tentang
teknologi Hp terbaru atau hanya sekedar
kirim e-mail dan membuka friendster
8(-)
Memperkaya
diri saya
dengan
membaca
buku tentang
kimia, diskusi
dengan teman
atau
mengakses
internet
Kegiatan belajar di rumah tidak hanya
mengerjakan PR
12(+)
2. Memperlihatkan
kebutuhannya
atau keinginannya
untuk tahu
tentang dirinya
sendiri dan/atau
lingkungan
Bertanya pada
guru seputar
Guru akan mengulang materi yang lalu
meskipun tidak ada siswa yang bertanya
6(-)
267
terlebih dahulu, sehingga saya tidak perlu
bertanya
Jam pelajaran kimia yang terbatas membuat
saya merasa harus memanfaatkannya
dengan banyak bertanya pada guru
13(+)
Teman-teman pasti akan ramai
mengomentari ketika nanti saya bertanya
pada guru
15(-)
materi kimia
Saya tidak akan melewatkan sesi tanya
jawab yang di buka oleh guru kimia
9(+)
Presentasi kimia akan saya manfaatkan
untuk bertanya berbagai hal pada setiap
kelompok presentasi kimia kelas saya
27(+) Merasa senang
jika guru
memberi tugas
presentasi Saat presentasi kimia, saya lebih suka
mendengarkan karena akan banyak
informasi yang saya serap daripada saya
banyak bicara dan bertanya
11(-)
Saya selalu mengunjungi pameran sains dan
teknologi yang berhubungan dengan kimia
20(+) Mencari
informasi
tentang
perkembangan
IPTEK saat ini
Pada salah satu stasiun TV ada acara yang
membahas mengenai sains dan teknologi
yang berhubungan dengan kimia, maka saya
akan mengikuti
17(+)
Saya akan mempedulikan keadaan
lingkungan sekitar
14(+)
3. Mengamati
lingkungan
sekitarnya dengan
materi
pengalaman-
pengalaman baru
Tentang
lingkungan
sekitar Saya berusaha mengatasi adanya sampah-
sampah yang menumpuk di sekitar
lingkungan
18(+)
4. Selalu
menyelidiki
Mencari
permasalahan
Saya sering membaca buku-buku yang
berhubungan dengan kimia
5(+)
268
Saya sering mencari data tentang
permasalahan kimia melalui laboratorium
16(+) rangsangan untuk
mengetahui lebih
banyak
permasalahan-
permasalahan
yang baru, aneh,
tidak seimbang
atau misterius
tersebut dalam
lingkungan
mereka.
baru di bidang
kimia
Saya akan bertukar informasi tentang kimia
dengan teman saya
19(+)
Lampiran 5
SOAL TES ANGKET KEINGINTAHUAN 1. Penjelasan guru saya tentang kimia mengusik saya untuk bertanya beberapa hal yang ingin
saya ketahui lebih dalam. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Dengan adanya laboratorium, saya akan ikut mengamati bila ada teman yang sedang
melakukan praktikum di sekolah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Penjelasan yang diberikan oleh guru kimia saya sudah lengkap dan memuaskan, kalaupun ada kurang pasti sudah tertulis di buku. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
269
4. Saya biasanya menelpon teman saya atau datang ke rumahnya untuk bertanya materi yang sukar yang sedang saya pelajari di rumah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah (Drop)
5. Saya sering membaca buku-buku yang berhubungan dengan kimia. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Guru akan mengulang materi yang lalu meskipun tidak ada siswa yang bertanya terlebih dahulu, sehingga saya tidak perlu bertanya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah (Drop)
7. Diskusi saya dengan teman-teman adalah seputar persahabatan, olahraga, artis, musik atau hobi kami yang lain. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Saya suka mengakses internet, terutama untuk chatting, mencari informasi tentang teknologi Hp terbaru atau hanya sekedar kirim e-mail dan membuka friendster. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah (Drop)
9. Saya tidak akan melewatkan sesi tanya jawab yang di buka oleh guru kimia. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Saya suka membaca buku, terutama yang bersifat hiburan.
270
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Saat presentasi kimia, saya lebih suka mendengarkan karena akan banyak informasi yang
saya serap daripada saya banyak bicara dan bertanya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Kegiatan belajar di rumah tidak hanya mengerjakan PR. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah (Drop)
13. Jam pelajaran kimia yang terbatas membuat saya merasa harus memanfaatkannya dengan banyak bertanya pada guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Saya akan mempedulikan keadaan lingkungan sekitar. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Teman-teman pasti akan ramai mengomentari ketika nanti saya bertanya pada guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah (Drop)
16. Saya senang mencari data tentang permasalahan kimia melalui laboratorium. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
271
d. Tidak pernah
17. Pada salah satu stasiun TV ada acara yang membahas mengenai sains dan teknologi yang berhubungan dengan kimia, maka saya akan mengikuti. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Saya berusaha mengatasi adanya sampah-sampah yang menumpuk di sekitar lingkungan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Saya akan bertukar informasi tentang kimia dengan teman saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Saya selalu mengunjungi pameran sains dan teknologi yang berhubungan dengan kimia. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Saya senang mengikuti pelajaran kimia di sekolah dengan sungguh-sungguh. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Jika di sekolah terdapat laboratorium, saya akan menggunakannya untuk penelitian ilmiah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Saya senang mempelajari materi kimia hanya jika akan ada pelajaran kimia di sekolah. a. Selalu b. Sering
272
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Dengan adanya kegiatan laboratorium, saya akan mengikutinya dengan sungguh-sungguh. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Jika saya mempunyai masalah tentang kimia, saya akan mencari informasi penyelesaiannya melalui laboratorium. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Air yang diambil dari sumur, akan saya selidiki tentang kandungan senyawa kimia yang
membahayakan jika dikonsumsi manusia. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Presentasi kimia akan saya manfaatkan untuk bertanya berbagai hal pada setiap kelompok
presentasi kimia kelas saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Jika mempunyai komputer saya akan menggunakannya untuk belajar.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Dengan adanya peristiwa paku berkarat, saya tertarik untuk menelitinya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
273
30. Jika di sekolah terdapat laboratorium, saya memanfaatkan fasilitas tersebut.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Lampiran 6
LEMBAR JAWABAN ANGKET KEINGINTAHUAN
1 A B C D 16 A B C D
2 A B C D 17 A B C D
3 A B C D 18 A B C D
4 A B C D 19 A B C D
5 A B C D 20 A B C D
6 A B C D 21 A B C D
7 A B C D 22 A B C D
8 A B C D 23 A B C D
9 A B C D 24 A B C D
10 A B C D 25 A B C D
11 A B C D 26 A B C D
12 A B C D 27 A B C D
13 A B C D 28 A B C D
14 A B C D 29 A B C D
15 A B C D 30 A B C D
Nama : _______________________________
No. Absen : _______________________________
Kelas :
_______________________________
Sekolah : _______________________________
274
Lampiran 6 Validitas Soal Kognitif
No. Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
22 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
26 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
30 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
31 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
32 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
33 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
34 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
35 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
36 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
37 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1
38 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
39 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
40 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
275
ΣX 32 35 31 31 34 30 33 36 37 38
ΣXY 984 1095 995 966 1061 943 1040 1117 1141 1172
p 0.8 0.875 0.775 0.775 0.85 0.75 0.825 0.9 0.925 0.95
q 0.2 0.125 0.225 0.225 0.15 0.25 0.175 0.1 0.075 0.05
p.q 0.16 0.109375 0.174375 0.174375 0.1275 0.1875 0.144375 0.09 0.069375 0.0475
Mp 30.75 31.28571429 32.09677419 31.16129032 31.20588235 31.43333333 31.51515152 31.02777778 30.83783784 30.84210526
Mt 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15
St 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291
St^2 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775
p/q 4 7 3.444444444 3.444444444 5.666666667 3 4.714285714 9 12.33333333 19
γpbi 0.216304013 0.541628413 0.651266145 0.338313068 0.453067276 0.400666869 0.534283959 0.474667139 0.435421257 0.543791334
γtabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Kriteria Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
r11 0.840190865 Reliabilitas Tinggi
BA 19 20 20 18 19 18 19 20 20 20
BB 13 15 11 13 15 12 14 16 17 18
D 0.3 0.25 0.45 0.25 0.2 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1
Kriteria Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek
P 0.8 0.875 0.775 0.775 0.85 0.75 0.825 0.9 0.925 0.95
Kriteria Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
Kesimp. Drop Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai
276
Item
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
37 36 38 36 31 32 25 34 37 35
1144 1119 1166 1112 952 1002 805 1054 1137 1087
0.925 0.9 0.95 0.9 0.775 0.8 0.625 0.85 0.925 0.875
277
0.075 0.1 0.05 0.1 0.225 0.2 0.375 0.15 0.075 0.125
0.069375 0.09 0.0475 0.09 0.174375 0.16 0.234375 0.1275 0.069375 0.109375
30.91891892 31.08333333 30.68421053 30.88888889 30.70967742 31.3125 32.2 31 30.72972973 31.05714286
30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15
5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291
30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775
12.33333333 9 19 9 3.444444444 4 1.666666667 5.666666667 12.33333333 7
0.486747928 0.504709363 0.419732475 0.399561579 0.187232272 0.419089024 0.477047436 0.364725467 0.366985696 0.432621437
0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid
20 20 20 19 17 18 15 19 20 19
17 16 18 17 14 14 10 15 17 16
0.15 0.2 0.1 0.1 0.15 0.2 0.25 0.2 0.15 0.15
Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek
0.925 0.9 0.95 0.9 0.775 0.8 0.625 0.85 0.925 0.875
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah
Pakai Pakai Pakai Pakai Drop Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai
278
Item
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
38 33 31 35 35 35 34 28 12 35
1165 999 973 1085 1088 1081 1070 888 395 1070
0.95 0.825 0.775 0.875 0.875 0.875 0.85 0.7 0.3 0.875
0.05 0.175 0.225 0.125 0.125 0.125 0.15 0.3 0.7 0.125
279
0.0475 0.144375 0.174375 0.109375 0.109375 0.109375 0.1275 0.21 0.21 0.109375
30.65789474 30.27272727 31.38709677 31 31.08571429 30.88571429 31.47058824 31.71428571 32.91666667 30.57142857
30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15
5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291
30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775
19 4.714285714 3.444444444 7 7 7 5.666666667 2.333333333 0.428571429 7
0.399055998 0.048032187 0.413853466 0.405369693 0.446247309 0.350866205 0.566649601 0.430712823 0.326476387 0.200981612
0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid
20 16 19 19 20 20 19 18 9 19
18 17 12 16 15 15 15 10 3 16
0.1 -0.05 0.35 0.15 0.25 0.25 0.2 0.4 0.3 0.15
Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Jelek
0.95 0.825 0.775 0.875 0.875 0.875 0.85 0.7 0.3 0.875
Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah
Pakai Drop Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Drop
280
Item Y
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 38
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 38
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 37
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 36
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 36
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 35
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 35
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 35
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 34
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 34
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 34
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 34
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 34
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 33
1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 32
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 32
0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 32
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 32
0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 31
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 31
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 31
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 31
0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 31
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 31
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 30
0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 29
0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 28
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 27
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 25
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 25
0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 24
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 24
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 23
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 23
0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22
0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 22
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 19
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15
6 23 8 27 15 23 36 8 30 36 1206
190 736 235 851 490 741 1111 275 947 1110
0.15 0.575 0.2 0.675 0.375 0.575 0.9 0.2 0.75 0.9
0.85 0.425 0.8 0.325 0.625 0.425 0.1 0.8 0.25 0.1
281
0.1275 0.244375 0.16 0.219375 0.234375 0.244375 0.09 0.16 0.1875 0.09 5.565
31.66666667 32 29.375 31.51851852 32.66666667 32.2173913 30.86111111 34.375 31.56666667 30.83333333
30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15 30.15
5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291 5.547747291
30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775 30.7775
0.176470588 1.352941176 0.25 2.076923077 0.6 1.352941176 9 0.25 3 9
0.114844351 0.387877436 -0.069848171 0.355503773 0.35138616 0.433456453 0.384540467 0.380785189 0.442294596 0.369519355
0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Invalid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
4 14 4 15 11 17 20 6 20 20
2 9 4 12 4 6 16 2 10 16
0.1 0.25 0 0.15 0.35 0.55 0.2 0.2 0.5 0.2
Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup
0.15 0.575 0.2 0.675 0.375 0.575 0.9 0.2 0.75 0.9
Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Mudah
Drop Pakai Drop Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai
282
Lampiran 7 Validitas Angket Afektif
No. Resp. Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 Item_8 Item_9 Item_10
1 2 2 3 4 3 3 1 3 4
2 2 2 3 3 3 4 1 3 3
3 2 2 4 3 3 3 2 2 3
4 2 4 2 4 3 4 2 2 3
5 2 2 1 3 4 4 1 3 2
6 2 3 2 3 3 3 2 3 3
7 3 1 4 3 3 3 2 3 2
8 2 2 4 3 3 4 1 2 1
9 2 2 1 3 4 4 2 1 4
10 1 2 4 4 4 3 2 3 3
11 3 2 3 3 4 3 1 4 4
12 2 2 3 3 4 3 3 2 1
13 2 2 4 4 4 3 1 1 4
14 3 4 3 3 4 3 1 3 4
15 2 3 3 3 4 4 2 3 3
16 2 1 3 2 1 3 1 3 3
17 2 3 4 3 4 3 2 2 2
18 1 1 2 1 4 4 1 2 4
19 2 1 4 3 4 4 1 2 4
20 2 2 2 3 4 3 2 3 4
21 3 2 2 3 4 3 1 2 3
22 2 2 1 3 3 3 2 2 3
23 2 2 2 4 4 4 3 2 1
24 1 1 4 3 3 3 1 3 3
25 1 2 3 3 2 3 1 3 3
26 2 2 3 3 4 3 2 4 2
27 2 3 4 3 4 3 1 3 4
28 3 1 1 3 3 2 2 3 2
29 1 2 2 2 3 2 1 3 3
30 1 1 4 3 4 3 3 2 1
31 2 2 2 3 2 2 1 1 3
32 2 2 2 2 4 3 1 2 2
33 2 2 3 3 4 3 2 2 2
34 1 1 3 3 3 3 1 1 1
35 1 2 3 3 4 4 1 3 2
36 2 2 2 3 4 3 2 3 3
37 3 4 3 4 4 3 3 4 3
38 2 2 3 3 4 4 3 3 3
39 2 3 3 3 3 3 3 3 3
Y 76 81 109 118 136 125 65 99 108
Y^2 162 193 339 370 494 413 129 275 334
XY 8578 9179 12316 13290 15351 14080 7373 11171 12105 11056
atas 3030 4659 4866 3594 5457 3870 4017 3831 999 3708
bawah 1 84617040 150811920 209200800 78996720 120212400 75249840 125832720 144254880 212635440 108035040
bawah 2 9198.7521 12280.55 14463.775 8888.0099 10964.1416 8674.6666 11217.5184 12010.6153 14582.0246 10393.991
283
r xy 0.3293925 0.3793804 0.3364267 0.404365 0.49771338 0.4461267 0.35810059 0.31896784 0.06850901 0.3567446
r tabel 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid
Reliabilitas
STDEV ITEM 0.604749533 0.807354855 0.950885659 0.584320545 0.72081076 0.570294807 0.737468406 0.789608625 0.958659658 0.683327573
STDEV ITEM^2 0.365721997 0.651821862 0.904183536 0.341430499 0.519568151 0.325236167 0.543859649 0.623481781 0.91902834 0.466936572
Jumlah 21.25641026
STDEV TOTAL 10.26372883
STDEV TOTAL^2 105.3441296
perb. soal 1.026315789
perb. stdev 0.201780682
1-perb. 0.798219318
r11 0.81922509
r tabel 0.316
kep. Reliabel
Item_11 Item_12 Item_13 Item_14 Item_15 Item_16 Item_17 Item_18 Item_19 Item_20
284
3 4 1 3 2 4 4 3 4 3
2 4 2 3 1 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 4 3 4 2 4 3 4 3 3
2 4 1 3 1 3 3 4 4 4
3 4 3 4 1 3 4 3 4 4
2 4 3 3 2 2 3 4 3 4
3 4 1 4 1 3 3 4 4 4
2 4 2 3 2 2 1 4 3 4
3 4 1 3 1 3 3 4 4 4
3 4 3 4 2 3 3 4 4 4
2 4 2 4 2 2 3 4 4 4
3 4 2 4 3 4 4 4 4 4
2 4 4 3 1 2 2 2 4 4
2 4 2 4 1 3 4 3 4 4
2 4 2 3 1 2 3 4 3 4
3 3 4 3 2 2 3 4 4 4
2 4 2 4 1 2 2 3 3 3
2 4 2 3 2 3 4 4 3 4
2 4 2 1 1 4 4 4 4 4
2 4 2 4 4 4 3 4 3 4
1 4 2 3 2 3 3 3 4 4
2 4 4 3 2 2 2 4 3 4
2 3 4 3 1 3 2 4 3 4
3 4 2 3 1 3 3 3 4 4
2 4 2 4 3 2 2 3 3 4
3 4 2 3 2 3 3 4 3 4
2 4 2 3 1 4 3 2 3 4
2 4 1 3 1 1 2 3 3 3
3 4 2 3 1 3 2 4 4 4
2 2 2 1 1 2 3 2 1 3
3 4 2 3 1 3 4 3 3 4
3 4 2 4 3 2 3 3 4 4
1 4 1 4 1 3 3 3 3 3
3 4 2 4 4 4 2 4 4 4
3 3 2 4 2 3 3 3 2 4
4 4 2 4 3 3 2 3 4 3
2 4 3 4 3 4 4 4 4 4
2 4 2 4 2 3 4 3 4 4
94 150 86 130 70 112 115 135 135 149
242 584 216 454 156 344 361 483 485 575
10602 16841 9727 14698 7999 12624 12449 15221 15254 16739
3450 2499 4221 6162 6621 3792 -16119 4749 6036 2883
93984240 43089120 160491360 125832720 184846080 136136640 133326480 95545440 107722800 34970880
9694.54692 6564.2303 12668.5185 11217.518 13595.8111 11667.761 11546.7086 9774.7348 10378.9595 5913.6182
0.35587016 0.3806996 0.33318813 0.5493194 0.48698823 0.3249981 -1.39598223 0.4858444 0.58156119 0.4875188
0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
valid valid valid valid valid valid invalid valid valid valid
285
0.637344355 0.431549323 0.832860865 0.737468406 0.89382346 0.767068486 0.759110211 0.642616111 0.682339391 0.388776412
0.406207827 0.186234818 0.69365722 0.543859649 0.798920378 0.588394062 0.576248313 0.412955466 0.465587045 0.151147099
Item_21 Item_22 Item_23 Item_24 Item_25 Item_26 Item_27 Item_28 Item_29 Item_30
2 2 4 3 1 2 2 3 3 3
2 2 3 4 2 2 3 3 3 4
2 3 2 4 2 3 4 2 3 3
3 4 3 3 3 2 4 3 3 3
2 4 2 4 2 4 4 3 3 4
3 4 3 4 3 4 4 2 4 4
2 2 3 4 2 2 4 3 3 3
2 4 2 4 2 3 4 3 4 4
2 4 2 4 1 4 4 3 4 4
3 4 1 4 1 3 4 3 4 4
3 4 3 4 2 3 4 3 4 3
2 3 3 3 1 3 4 3 4 4
3 3 3 4 2 3 4 2 4 3
3 3 2 3 2 4 3 2 4 2
3 3 2 4 3 4 3 4 4 3
3 3 3 4 2 4 4 3 4 4
3 4 2 4 2 3 4 2 4 3
2 4 3 3 1 3 4 1 3 3
2 4 1 4 2 3 4 3 3 4
3 3 1 4 2 3 4 2 3 4
2 2 2 4 2 3 4 3 3 3
2 3 3 3 2 3 2 2 4 3
3 4 1 2 1 4 4 3 3 4
2 3 2 4 3 3 4 1 4 4
2 2 3 3 1 2 3 1 4 3
2 4 3 4 2 3 4 3 4 4
2 4 3 3 2 2 4 3 3 3
3 3 3 4 2 3 3 2 4 3
2 3 2 3 1 3 3 3 3 2
3 4 2 3 1 2 4 2 3 4
1 1 3 1 3 1 3 1 1 1
2 4 2 4 1 3 4 3 2 4
3 4 3 3 2 3 4 3 4 3
2 3 3 3 1 3 4 3 2 4
3 4 3 4 2 4 4 1 4 4
3 3 2 1 2 3 4 3 4 4
2 3 3 1 3 2 4 3 3 3
2 3 2 4 3 4 4 4 4 3
3 4 2 3 2 3 4 2 4 4
286
94 128 95 132 74 116 145 99 134 132
238 444 251 476 158 366 551 275 480 466
10623 14475 10581 14886 8369 13093 16317 11198 15151 14862
4269 6189 -1731 4770 3603 4635 3873 4884 6381 3834
69629520 145503840 119275680 177976800 107098320 127706160 72439680 144254880 119275680 117090000
8344.430478 12062.49725 10921.3406 13340.795 10348.832 11300.715 8511.15 12010.6153 10921.341 10820.8133
0.511598726 0.513077837 -0.158497 0.3575499 0.3481552 0.41015104 0.45505 0.40664028 0.5842689 0.35431718
0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
valid valid invalid valid valid valid valid valid valid valid
0.548584241 0.793019478 0.717996914 0.877058019 0.680358721 0.742937962 0.55954483 0.789608625 0.717996914 0.711387992
0.300944669 0.628879892 0.515519568 0.769230769 0.462887989 0.551956815 0.31309042 0.623481781 0.515519568 0.506072874
Item_31 Item_32 Item_33 Item_34 Item_35 Item_36 Item_37 Item_38 Item_39 Item_40 X X^2
4 2 3 2 1 2 1 2 1 2 103 10609
4 1 1 4 3 3 2 2 2 2 106 11236
2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 115 13225
4 2 3 2 4 3 3 3 2 2 121 14641
2 1 2 4 4 3 2 2 3 2 111 12321
3 1 2 3 3 3 2 4 2 2 120 14400
3 3 2 4 4 3 2 2 1 2 110 12100
4 1 1 3 4 2 2 3 4 3 115 13225
4 2 2 4 2 4 2 2 3 2 112 12544
4 2 1 4 4 3 2 3 2 2 117 13689
4 4 3 4 3 4 2 3 1 4 129 1664
4 2 2 3 4 3 1 3 1 2 111 12321
4 3 2 4 3 4 2 2 2 3 123 15129
3 2 4 4 3 2 2 4 2 2 115 13225
3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 123 15129
3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 110 12100
4 2 2 4 4 2 3 3 3 1 118 13924
3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 97 9409
4 2 2 4 4 4 2 2 3 2 117 13689
3 1 2 4 4 2 2 2 2 2 111 12321
3 4 2 4 3 2 2 2 2 2 114 12996
3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 107 11449
1 2 3 4 4 3 2 3 3 3 114 12996
2 2 1 4 4 2 3 4 2 2 110 12100
1 1 1 4 3 1 2 4 3 2 100 10000
4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 121 14641
4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 116 13456
2 1 1 3 4 2 2 3 1 2 102 10404
3 1 1 3 3 2 1 2 3 1 88 7744
4 1 2 4 4 3 3 3 1 2 110 12100
2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 77 5929
2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 105 11025
287
4 4 3 4 4 3 2 2 2 3 120 14400
4 2 1 4 4 3 2 2 3 2 100 10000
1 2 2 4 3 4 2 2 3 2 117 13689
3 2 2 4 4 2 2 3 2 1 110 12100
4 3 2 4 4 2 3 3 2 3 123 15129
4 3 2 4 4 4 2 3 1 2 128 16384
4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 116 13456
124 85 80 141 132 108 80 101 86 85 4362 491876
430 217 186 523 468 322 174 281 212 199
14010 9636 9065 15846 14829 12245 9030 11390 9540 9613
5502 5034 4575 2952 2547 6459 3210 3648 -3072 4137
217631280 193276560 133326480 80557920 129267360 139571280 60262320 118338960 136136640 83680320
14752.3313 13902.394 11546.7086 8975.4064 11369.5805 11814.0289 7762.8809 10878.3712 11667.7607 9147.6948
0.372958 0.36209591 0.39621681 0.32889876 0.22401882 0.54672289 0.4135063 0.33534432 -0.2632896 0.4522451
0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
valid valid valid valid invalid valid valid valid invalid valid
0.969856063 0.913979007 0.759110211 0.590066215 0.747465353 0.776684535 0.510351682 0.715171997 0.767068486 0.601392895
0.940620783 0.835357625 0.576248313 0.348178138 0.558704453 0.603238866 0.260458839 0.511470985 0.588394062 0.361673414
Lampiran 8 Validitas Angket Keingintahuan
288
No.Resp Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Item_7 Item_8 Item_9
1 2 4 3 1 2 3 2 2 1
2 2 4 3 2 2 3 2 2 2
3 2 4 2 4 2 2 3 2 2
4 2 4 2 2 2 2 4 4 2
5 2 4 3 4 2 3 2 1 2
6 2 4 2 4 2 3 3 3 2
7 1 2 3 3 2 3 3 3 2
8 2 1 2 4 2 4 2 3 2
9 2 3 1 2 3 2 1 3 2
10 3 2 2 2 2 3 3 4 1
11 3 4 3 3 4 3 3 2 4
12 2 1 2 4 3 4 3 4 4
13 3 4 2 4 3 3 3 3 2
14 2 4 2 1 2 1 2 1 3
15 2 1 1 3 3 2 2 3 2
16 2 4 2 4 2 3 2 2 3
17 2 2 2 2 4 2 1 3 2
18 2 3 3 3 2 3 2 3 1
19 2 4 1 4 2 2 1 3 2
20 3 4 3 1 2 4 2 3 2
21 4 3 2 3 4 3 2 1 3
22 2 3 3 2 2 3 3 3 2
23 3 2 1 2 2 1 1 4 2
24 1 1 1 3 2 3 2 2 1
25 2 2 3 4 2 3 2 2 2
26 2 3 3 4 3 4 2 2 2
27 2 3 3 2 3 3 2 3 4
28 2 4 1 2 2 2 1 1 1
29 1 1 3 3 1 3 1 2 2
30 2 2 1 3 2 4 3 4 2
31 2 3 3 4 4 3 2 3 2
32 1 3 2 4 2 3 2 2 2
33 2 4 1 3 3 2 3 3 2
34 2 1 1 3 2 2 1 3 1
35 2 4 4 4 2 3 1 3 3
36 4 2 3 3 2 3 2 1 2
37 4 2 4 3 3 3 3 2 4
38 2 2 2 3 2 2 1 2 2
39 2 1 1 3 2 2 1 3 3
Y 85 109 86 115 93 107 81 100 85
Y^2 205 355 220 373 241 315 193 286 211
XY 6526 8397 6589 8723 7144 8114 6205 7558 6553
atas 4019 6260 3529 1292 4545 1117 3288 62 5072
bawah 1 80768380 206011816 124194496 138669868 78670500 87691384 101327604 121047676 105313576
bawah 2 8987.12301 14353.1117 11144.2584 11775.8171 8869.6392 9364.3678 10066.1613 11002.1669 10262.2403
r xy 0.447195392 0.43614236 0.31666531 0.10971638 0.5124222 0.1192819 0.32663891 0.00563525 0.49423906
r tabel 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
289
Keterangan valid valid valid invalid valid invalid valid invalid valid
Reliabilitas
STDEV ITEM 0.72081076 1.15118902 0.89382346 0.94447752 0.711388 0.7510676 0.80735486 0.88242703 0.82308134
STDEV ITEM^2 0.519568151 1.32523617 0.79892038 0.89203779 0.5060729 0.5641026 0.65182186 0.77867746 0.67746289
Jumlah 18.34817814
STDEV TOTAL 8.413006446
STDEV TOTAL^2 70.77867746
perb. soal 1.026315789
perb. stdev 0.259233131
1-perb. 0.740766869
r11 0.760260734
r tabel 0.316
kep. Reliabel
Item_11 Item_12 Item_13 Item_14 Item_15 Item_16 Item_17 Item_18 Item_19 Item_20 Item_21
2 4 1 4 4 2 3 2 4 2 2
2 2 2 2 4 2 1 2 3 1 2
3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2
2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3
2 3 2 2 4 1 4 2 3 1 3
3 4 3 3 3 2 3 3 2 1 4
2 3 1 2 3 2 4 3 2 2 3
2 4 1 3 4 1 3 2 2 1 4
3 4 3 3 4 3 2 2 2 1 4
3 4 1 4 4 1 2 2 3 1 4
290
2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3
2 4 2 2 2 1 3 2 3 1 4
3 4 2 4 3 2 4 3 3 1 4
3 4 2 4 3 4 4 2 3 2 4
2 3 2 1 3 1 1 2 3 1 4
1 2 2 4 4 2 2 4 4 1 4
3 4 3 4 3 2 3 2 3 1 4
2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3
3 3 2 4 4 2 3 4 3 1 3
3 4 2 2 4 1 3 2 3 3 3
3 4 4 4 2 2 2 3 1 1 3
2 4 2 4 3 1 3 2 3 1 4
2 4 2 3 1 3 3 4 3 2 4
1 3 3 3 4 1 2 3 3 2 4
2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2
2 4 2 4 4 3 4 3 4 2 4
3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 4
1 4 1 3 4 1 3 2 2 1 3
1 3 3 3 4 1 2 2 2 1 2
3 4 2 4 2 1 2 3 3 1 3
3 4 2 4 3 1 2 4 4 2 3
2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 3
2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3
2 4 1 4 1 1 2 2 3 1 3
3 4 2 4 4 1 2 2 4 4 4
3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 4
2 4 4 3 3 4 4 2 3 2 3
3 4 2 4 4 2 4 4 2 2 3
3 4 2 4 4 1 2 2 1 1 3
91 133 82 127 127 71 105 100 111 61 129
229 477 194 439 439 157 311 276 339 115 445
6953 10106 6281 9691 9584 5512 8083 7636 8484 4694 9831
2990 2183 3305 3680 -493 5731 5802 3104 3759 3299 3246
68181100 95873116 88320748 104054848 104054848 113495308 115802976 80139016 94404600 80139016 74894316
8257.1848 9791.4818 9397.9119 10200.728 10200.7278 10653.4177 10761.1791 8952.0398 9716.20296 8952.03977 8654.15022
0.3621089 0.2229489 0.3516739 0.3607586 -0.0483299 0.53794943 0.53916025 0.3467366 0.38687953 0.36851936 0.37508015
0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
valid invalid valid valid invalid valid valid valid valid valid valid
0.6622662 0.7853242 0.753758 0.8181477 0.81814774 0.85445566 0.86309865 0.7179969 0.7792865 0.71799691 0.69410473
0.4385965 0.6167341 0.5681511 0.6693657 0.66936572 0.73009447 0.74493927 0.5155196 0.60728745 0.51551957 0.48178138
Item_22 Item_23 Item_24 Item_25 Item_26 Item_27 Item_28 Item_29 Item_30 Y Y^2
2 2 2 2 1 1 4 4 2 72 5184
2 3 4 2 1 2 3 1 3 67 4489
2 3 3 2 1 3 3 2 3 77 5929
1 3 3 2 1 2 3 2 2 75 5625
2 3 3 1 1 2 4 2 2 71 5041
291
2 2 3 1 1 2 3 2 3 77 5929
2 3 4 1 1 2 4 2 2 72 5184
3 3 4 1 1 1 3 1 3 71 5041
3 2 4 2 1 2 4 1 4 75 5625
2 3 3 1 1 2 3 2 2 72 5184
3 4 4 1 1 3 3 3 3 86 7396
1 3 4 2 1 1 4 2 3 76 5776
4 3 4 2 1 3 3 4 4 91 8281
4 3 4 2 2 3 4 3 4 84 7056
2 3 3 2 1 3 2 3 2 66 4356
4 2 3 2 1 2 4 3 4 81 6561
3 3 4 1 1 2 3 2 2 74 5476
3 3 3 2 3 2 3 3 2 76 5776
2 3 3 1 1 2 4 2 2 76 5776
2 3 4 1 1 2 4 1 4 78 6084
2 3 3 2 2 3 4 4 4 84 7056
2 3 4 1 1 3 4 2 3 78 6084
4 3 4 3 1 1 4 3 4 78 6084
2 3 4 1 2 2 4 2 3 69 4761
1 3 2 1 1 1 2 1 2 59 3481
4 3 4 2 3 2 4 3 4 92 8464
2 3 4 1 1 2 3 2 3 81 6561
1 2 3 1 2 2 4 2 2 62 3844
1 3 3 1 1 1 3 1 3 59 3481
1 2 4 1 1 2 4 2 3 73 5329
2 3 4 1 2 1 4 2 3 83 6889
2 2 4 2 1 1 4 1 3 73 5329
3 3 3 2 3 3 4 3 3 82 6724
2 2 4 1 1 1 3 3 2 60 3600
3 4 4 1 1 2 3 1 4 85 7225
2 3 4 2 2 2 4 2 3 74 5476
2 3 4 3 2 4 4 2 3 92 8464
3 3 4 2 2 3 4 2 3 80 6400
1 3 3 1 1 4 3 1 2 66 4356
89 111 138 60 53 82 137 84 113 2947 225377
235 325 502 106 87 198 495 210 349
6905 8439 10502 4612 4075 6307 10421 6460 8688
7012 2004 2892 3048 2734 4319 2680 4392 5821
130488136 37132476 56013396 56013396 61258096 104684212 56223184 118949796 88320748
11423.1404 6093.6423 7484.2098 7484.2098 7826.7551 10231.53029 7498.21205 10906.4108 9397.9119
0.61384171 0.3288674 0.3864135 0.4072574 0.3493146 0.422126493 0.35741854 0.40269893 0.6193929
0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
valid valid valid valid valid valid valid valid valid
0.91619114 0.4887396 0.6002698 0.6002698 0.6277436 0.820618246 0.6013929 0.87474693 0.753758
0.83940621 0.2388664 0.3603239 0.3603239 0.3940621 0.673414305 0.36167341 0.76518219 0.5681511
292
Lampiran 7
Kisi-kisi dan Indikator Angket Afektif
KISI-KISI PENYUSUNAN ANGKET ASPEK AFEKTIF
No. Instrumen Indikator No. Soal
1. Sikap § Interaksi dengan guru kimia
§ Belajar kimia
§ Mengejakan tugas kimia
1(+), 16(-), 2(+), 9(-)
5(+), 27(-), 12(+), 31(-)
38(+), 3(-), 22(+), 35(-)
2. Minat § Usaha memahami kimia
§ Usaha memperkaya diri akan pelajaran kimia
40(+), 14(-), 29(+), 8(-)
15(+), 17(-), 32(+), 23(-)
3. Konsep
diri
§ Kemudahan dalam memahami pelajaran kimia
§ Kecepatan dalam memahami pelajaran kimia
21(+), 4(-), 37(+), 7(-)
26(+), 10(-), 25(+), 11(-)
4. Moral § Toleransi kejujuran
§ Kejujuran
§ Tidak putus asa
33(+), 6(-), 19(+), 30(-)
34(+), 24(-), 20(+), 28(-)
36(+), 18(-), 13(+), 39(-)
INDIKATOR ANGKET ASPEK AFEKTIF
No. Indikator Deskriptor No.
Soal
(+/-)
Bertanya pada guru tentang pelajaran kimia 1(+)
16(-)
1. Interaksi dengan
guru kimia
Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kimia 2(+)
9(-)
Merasa penting untuk belajar kimia 5(+)
27(-)
2. Belajar kimia
Sulit menerapkan pelajaran kimia dalam kehidupan
sehari-hari
12(+)
31(-)
Selalu mengerjakan tugas kimia dengan sebaik-baiknya 38(+)
3(-)
3. Mengerjakan tugas
kimia
Merasa bahwa tugas kimia bermanfaat untuk
memperdalam pemahaman dan memperluas pengetahuan
22(+)
35(-)
293
Mendiskusikan materi sukar dengan teman 40(+)
14(-)
4. Usaha memahami
kimia
Menanyakan materi yang belum paham pada guru atau
teman yang lebih paham
29(+)
8(-)
Banyak bertanya pada guru tentang kimia dan berbagai
peristiwa yang berhubungan dengan kimia
15(+)
23(-)
5. Usaha memperkaya
diri akan pelajaran
kimia Browsing internet atau membaca buku untuk mencari
informasi tentang pelajaran kimia
17(-)
32(+)
Saya merasa mudah menyerap pelajaran kimia 21(+)
4(-)
6. Kemudahan dalam
menyerap pelajaran
Dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan setelah guru
selesai menyampaikan materi
37(+)
7(-)
Segera dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru 26(+)
10(-)
7. Kecepatan
memahami pelajaran
kimia Menyelesaikan lebih awal tugas dan soal yang diberikan 25(+)
11(-)
Menghargai teman yang berusaha menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru kimia padanya meski merasa
jawabannya kurang tepat
33(+)
6(-)
8. Toleransi
Menghargai teman yang sedang bertanya pada guru kimia
saya
19(+)
30(-)
Mengumpulkan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil
praktikum
34(+)
24(-)
9. Kejujuran
Berusaha menyelesaikan praktikum sesuai prosedur 20(+)
28(-)
Mengulang praktikum jika hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan teori dan jika waktu masih memungkinkan
36(+)
18(-)
10. Tidak mudah putus
asa
Menanyakan hasil praktikum yang ganjil, tidak sesuai
dengan teori pada guru jika tidak ada waktu untuk
13(+)
39(-)
294
mengulang praktikum
Lampiran 8
ANGKET ASPEK AFEKTIF
No. Pernyataan SL SR KK TP
1. Saat pelajaran kimia saya bertanya pada guru
2. Saya menawarkan diri untuk mengerjakan soal atau menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
3. Tugas yang diberikan guru jarang dikumpulkan ataupun dibahas
kembali. Lebih baik saya mengerjakannya jika sebagian besar
teman saya mengerjaknnya
4. Saya tidak akan mampu memahami konsep tentang kimia yang
begitu banyaknya
5. Saya merasa perlu mempelajari kimia
6. Jawaban teman saya atas pertanyaan yang diajukan oleh guru
kadang kurang tepat dan cenderung asal-asalan
7. Saya butuh les / pelajaran tambahan untuk dapat mengerjakan soal-
soal yang diberikan oleh guru di sekolah
8. Kalaupun ada materi yang belum saya pahami pasti sudah
terangkum dalam buku
9. Saya takut dimarahi dan malu pada teman kalau-kalau saya salah
dalam menjawab dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
kimia (Drop)
10. Saya butuh waktu cukup lama untuk dapat menelaah pelajaran
kimia
11. Saya banyak bertanya pada teman atau guru terlebih dahulu untuk
dapat menyelesaikan soal yang diberikan kepada saya
12. Kimia sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bahkan
dalam tubuh kita saja sudah berlangsung proses kimiawi
13. Jika waktu yang tersedia sudah habis, saya akan menanyakan hasil
295
praktikum saya yang tidak sesuai teori pada guru kimia
14. Saya jarang mendiskusikan materi kimia bersama teman karena
saya yakin mereka tidak akan berminat
15. Saya akan bertanya pada guru tentang berbagai fenomena yang
berhubungan dengan kimia seperti komposisi bom yang
meledakkan beberapa tempat di Indonesia
16. Saya sudah merasa cukup pada penjelasan guru kimia sehingga saya
tidak perlu banyak bertanya
17. Kimia yang saya terima di kelas sudah lebih dari cukup (Drop)
18 Karena hasil praktikum saya tidak sesuai teori, lebih baik saya
pinjam data pengamatan siswa lain. Karena berada di laboratorium
yang sama, hal itu tidak masalah
19. Saya mendengarkan pertanyaan yang diajukan oleh teman saya
20. Saya akan menyelesaikan praktikum sesuai langkah-langkah yang
diperintahkan
21. Saya mudah memahami pelajaran kimia
22. Tugas kimia sangat bermanfaat untuk memperdalam ilmu kimia
saya
23. Segala sesuatu tentang kimia yang disampaikan guru sudah cukup
membahas tentang kimia secara umum (Drop)
24. Agar data pengamatan saya sesuai teori, dan saya memperoleh nilai
yang baik, saya memanipulasi data yang saya tuliskan
25. Tugas dan pekerjaan rumah saya sering dipinjam teman karena saya
paling awal menyelesaikannya
26. Saat guru menerangkan pelajaran kimia di kelas, saat itu juga saya
mulai menerima dan memahami pelajaran kimia
27. Karena kimia hanya salah satu cabang ilmu pengetahuan, saya rasa
saya tidak perlu tahu banyak tentang kimia
28. Sehubungan dengan ketersediaan waktu yang terbatas, saya akan
berbagi tugas dengan kelompok lain
296
29. Saya akan menanyakan materi yang belum saya pahami pada guru
atau teman yang lebih paham
30. Pertanyaan teman saya pada guru kimia terkadang mengada-ada dan
sepele
31. Kimia jarang kita temukan, kecuali pada produk-produk farmasi
seperti produk obat-obatan
32. Saya membuka internet atau membaca buku untuk mencari
informasi terbaru tentang kimia
33. Saya melengkapi jawaban teman saya yang diberi pertanyaan oleh
guru kimia setelah mendapat ijin
34. Saya menuliskan data hasil pengamatan sesuai dengan fakta yang
ada
35. Tugas membuat makalah kimia dengan berkelompok sebaiknya
diselesaikan satu orang saja agar isinya tidak simpang siur (Drop)
36. Jika hasil praktikum tidak sesuai dengan teori, saya akan
mengulangnya sesuai dengan ketersediaan waktu yang ada
37. Hampir semua soal yang diberikan oleh guru kimia, saya dapat
mengerjakannya dengan mudah
38. Saya selalu menyelesaikan tugas kimia saya dengan baik
39. Jika waktu habis dan saya sudah lelah, saya akan menuliskan data
hasil praktikum apa adanya, saya anggap kesalahan ada pada saya
selaku praktikan karena teori yang mendasarinya sudah paten(Drop)
40. Waktu luang saya bersama teman-teman, saya gunakan untuk
mendiskusikan materi kimia yang tidak saya mengerti
297
Lampiran 9
INDIKATOR ASPEK KOGNITIF Aspek Kognitif
No. INDIKATOR C1 C2
1 Menuliskan definisi dan menyebutkan ciri umum sistem koloid 6, 10
2 Menjelaskan perbedaan antara suspensi, larutan sejati dan koloid 1, 2
3 Menyebutkan jenis – jenis koloid berdasarkan fase terdispersi
dan medium pendispersi
7, 4, 14
4 Menuliskan contoh koloid berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi
3, 5, 35
5 Menyebutkan mengenai sifat – sifat koloid 9, 36
6 Menggambarkan proses terjadinya efek Tyndall pada sistem
koloid
30, 11
7 Menjelaskan proses terjadinya gerak Brown 12, 33
8 Menjelaskan peristiwa adsorbsi 28
9
Menjelaskan proses terjadinya dialisis pada sistem
koloid
21
10 Menjelaskan proses terjadinya elektroforesis pada sistem koloid 15
11 Menjelaskan proses terjadinya koagulasi dan penerapannya pada
sistem koloid
27, 41
10 Menyebutkan contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan
sehari – hari
16, 31, 19
11 Menjelaskan fungsi koloid pelindung bagi sitem koloid dan
penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
8, 13
12 Menjelaskan pengertian dan perbedaan koloid liofil dengan
koloid liofob
20, 23
13 Menyebutkan contoh koloid liofil dan liofob 17, 22, 34
14 Menjelaskan pembuatan koloid dengan cara kondensasi 24, 32
15 Menyebutkan contoh koloid yang dibuat dengan cara kondensasi 29, 38
16 Menjelaskan pembuatan koloid dengan cara dispersi 18, 37
17 Memberikan contoh koloid yang dibuat dengan cara dispersi 25, 26, 40
298
Lampiran 10
Soal Tes Kognitif
INSTRUMEN PENILAIAN PRESTASI KOGNITIF
SISTEM KOLOID
Petunjuk mengerjakan soal :
1. Tulislah dengan lengkap nama, no urut, dan kelas anda diatas pada lembar jawaban !
2. Bacalah dengan cermat pertanyaan – pertanyaan yang ada !
3. Jawablah setiap pertanyaan jangan ada yang terlewatkan !
4. Jawaban ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan memberi tanda silang
( X ) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
5. Bila anda salah menyilang dan akan membetulkan, maka coretlah dengan 2 garis sejajar
memotong !
Contoh :
Pilihan semula A B C D E
Dibetulkan A B C D E
6. Periksalah kembali jawaban anda sebelum diserahkan kepada guru !
Waktu : 60 menit
Selamat mengerjakan, semoga sukses !
299
1. Salah satu perbedaan sistem koloid dan suspensi adalah …
a. Koloid stabil, sedangkan suspensi tidak stabil
b. Koloid satu fase, sedangkan suspensi tidak dapat disaring
c. Koloid tidak dapat disaring, sedangkan suspensi dapat disaring
d. Koloid bersifat heterogen, sedangkan suspensi bersifat homogen
e. Koloid keruh, sedangkan suspensi jernih (Drop)
2. Dari percobaan terhadap beberapa campuran diperoleh data sebagai berikut :
No Campuran Stabil / Tidak Jernih / Keruh Residu
1
2
3
4
Gula + air
Pasir + air
Susu + air
Detergen + air
Stabil
Tidak
Stabil
Stabil
Jernih
Keruh
Keruh
Keruh
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Kesimpulan dari data diatas yang termasuk koloid adalah …
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
3. Sistem koloid yang medium pendispersinya gas dan zat terdispersinya cair adalah…
a. asap rokok d. debu
b. kabut e. keju
c. busa detergen
4. Dispersi koloid yang tersusun atas zat cair sebagai fase terdispersi dan gas sebagai medium
pendispersi disebut …
a. buih d. emulsi
b. busa e. sol
c. aerosol cair
5. Sistem dibawah ini yang bukan merupakan sistem koloid adalah …
a. susu d. debu
b. cat e. udara
c. tinta
300
6. Partikel koloid pada umumnya berukuran …
a. lebih besar dari 10 – 5 cm
b. kurang dari 10 – 7 cm
c. antara 10 – 7 cm sampai 10 – 5 cm
d. lebih besar dari 10 – 5 cm dan kurang dari 10 – 7 cm
e. lebih kecil dari 10 – 7 cm
7. Asap kendaraan merupakan aerosol padat yang terdapat pada keadaan …
a. Zat terdispensi dalam gas
b. Zat padat terdispensi dalam zat cair
c. Zat padat terdispensi dalam gas
d. Gas terdispensi dalam zat padat
e. Gas terdispensi dalam gas
8. Minyak dapat bercampur dengan air menjadi emulsi jika ditambah sabun. Fungsi sabun pada
peristiwa ini adalah sebagai …
a. zat terdispensi d. sol
b. emulgator e. gel
c. zat pendispensi
9. Perhatikan data berikut ini !
No Campuran Disinari Dipanaskan
1
2
3
4
Air gula
Air garam
Air kopi
Air santan
Meneruskan cahaya
Meneruskan cahaya
Meneruskan cahaya
Menghamburkan cahaya
Jernih
Jernih
Terbentuk endapan
Menggumpal
Dari data diatas, pernyataan berikut yang benar adalah …
a. air santan merupakan koloid
b. air kopi merupakan koloid
c. air gula dan air kopi merupakan koloid
d. air santan dan air garam merupakan koloid
e. air gula dan air garam merupakan koloid
301
10. Campuran yang tidak dapat membentuk kolid adalah …
a. Gas dalam cair d. padat dalam padat
b. Cair dalam cair e. gas dalam gas
c. Padat dalam cair
11. Gejala penghamburan berkas sinar oleh partikel koloid adalah …
a. dialisis d. elektroforesis
b. kongulasi e. gerak Brown
c. efek Tyndall
12. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena …
a. gaya grafitasi
b. gaya elektrostatik
c. tumbukan partikel pada partikel koloid terdispersi
d. penyerapan ion permukaan koloid
e. penghamburan cahaya karena partikel koloid
13. Koloid yang digunakan untuk mencegah pembentukan Kristal besar es atau gula pada
pembentukan es krim adalah …
a. kasein d. kuning telur
b. gelatin e. detergen
c. sabun
14. Sistem koloid gas dalam zat cair disebut …
a. buih d. emulsi
b. busa padat e. suspensi
c. aerosol
15. Salah satu cara yang digunakan untuk menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan
adalah …
a. elektroforesis d. efek Tyndall
b. dialisis e. adsorbsi
c. gerak Brown (Drop)
302
16. Di bawah ini merupakan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari – hari dan industri,
kecuali …
a. pembentukan delta muara sungai
b. penggumpalan karet dalam lateks
c. penggumpalan lumpur dalam tawas
d. pemisahan hasil metabolisme oleh ginjal
e. penggumpalan asap pabrik dengan metode Cotrell
17. Di antara zat – zat berikut ini, yang tidak dapat membentuk koloid liofil jika didispersikan ke
dalam air adalah …
a. kanji d. sabun
b. gelatin e. agar – agar
c. belerang
18. Cara pembuatan koloid dengan jalan mengubah partikel – partikel kasar menjadi partikel –
partikel halus ( koloid ) disebut cara …
a. elektrolisis d. dispersi
b. hidrolisis e. koagulasi
c. kondensasi
19. Pembentukan delta muara sungai merupakan contoh peristiwa …
a. kondensasi d. filtrasi
b. koagulasi e. adsorbs
c. dispersi
20. Sistem koloid yang partikel – partikelnya tidak menarik pada medium pendispersinya
adalah …
a. liofil d. liofob
b. dialisis e. hidrofil
c. hidrofob
21. Contoh pemanfaatan dialisis dalam kehidupan sehari – hari adalah …
a. proses cuci darah
b. pembuatan susu bubuk
c. pembuatan lem wangi
d. pembuatan es krim
e. alat pemisah debu Cotrell
303
22. Zat – zat di bawah ini yang termasuk koloid hidrofil adalah …
a. minyak tanah d. sol belerang
b. sol e. sabun
c. sol emas (Drop)
23. Perbedaan koloid liofil dan liofob yang benar di bawah ini adalah …
a. koloid liofil tidak mengadsorbsi mediumnya sedangkan koloid liofob mudah
mengadsorbsi mediumnya
b. koloid liofil lebih mudah digumpalkan dibandingkan koloid liofob
c. koloid liofob efek Tyndallnya lebih jelas dibandingkan koloid liofil
d. koloid liofil fase terdispersinya tidak suka pada medium pendispersinya sedangkan koloid
liofob fase terdispersinya suka pada medium pendispersinya
e. koloid liofil bersifat irreversibel sedangkan koloid liofob bersifat reversibel
24. Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Hidrolisis 3. Reaksi redoks
2. Peptisasi 4. Busur
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi ditunjukkan pada nomor …
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 2 dan 4
c. 1 dan 4
25. Pembuatan koloid dengan cara busur bredig biasanya digunakan untuk membuat …
a. aeorosol d. sol belerang
b. emulsi padat e. gel kalsium padat
c. sol logam
26. Salah satu cara pembuatan koloid yang mengubah butir–butir kasar digerus dengan lumpang
atau penggilingan koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu disebut cara …
a. mekanik d. hidrolis
b. peptisasi e. redoks
c. busur bredig
304
27. Proses penggumpalan partikel – partikel koloid yang terjadi karena penggabungan partikel
koloid yang berbeda muatan disebut …
a. koagulasi koloid d. dialisis
b. adsorbsi e. liofob
c. koloid pelindung
28. Pemutihan gula tebu dilakukan berdasarkan prinsip …
a. elektroforesis d. dialisis
b. adsorbsi e. koagulasi
c. absorbsi
29. Reaksi – reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi kondensasi adalah …
a. + +
b. + +
c. + + +
d. + +
e. + +
30. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon – pohon pada pagi hari yang berkabut
merupakan …
a. dialysis d. gerak Brown
b. efek Tyndall e. elektroforesis
c. adsorbsi (Drop)
31. adalah koloid dengan cara penggabungan ion – ion molekul membentuk partikel yang
lebih besar, disebut …
a. d. Fe(OH)3
b. e.
c. (Drop)
32. Pembuatan koloid dengan cara penggabungan ion – ion molekul membentuk partikel yang
lebih besar disebut …
a. koagulasi d. kondensasi
b. busur bredig e. dispersi
c. elektrolesis
305
33. Gerak zig – zag tidak beraturan atau acak partikel koloid disebut …
a. efek Tyndall d. dialisis
b. adsorbsi e. koagulasi
c. gerak Brown (Drop)
34. Zat – zat dibawah ini yang termasuk koloid liofil adalah …
a. sol emas, sol belerang dan sol Fe(OH)3
b. sol emas, susu, kaca
c. sol belerang, mentega, santan
d. minyak tanah, asap, debu
e. agar – agar, cat, gelatin
35. Sistem berikut ini yang tergolong emulsi, kecuali …
a. santan d. es krim
b. susu e. keju
c. mayonais
36. Hal – hal berikut ini yang merupakan sifat sistem – sistem koloid, kecuali …
a. menghamburkan cahaya d. elektroforesis
b. heterogen e. gerak Brown
c. menggumpalkan zat
37. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dapat dilakukan dengan cara …
a. peptisasi d. pertukaran ion
b. hidrolisis e. penjenuhan larutan
c. redoks
38. Koloid dibawah ini yang dibuat dengan reaksi redoks adalah …
a. sol Fe(OH)3 d. sol AgCl
b. sol e. sol
c. sol belerang
39. Berikut ini merupakan sifat – sifat koloid liofob, kecuali…
a. tidak mengadsorbsi mediumnya
b. efek Tyndall jelas
306
c. reversibel
d. tidak reversibel
e. mudah menggumpalkan dengan cara penambahan elektrolit
40. Pembuatan koloid dengan cara melompatkan bunga api listrik ke dalam suatu larutan
elektrolit atau air disebut …
a. hidrolisis d. peptisasi
b. redoks e. mekanik
c. busur bredig
Lampiran 11
LEMBAR JAWABAN
307
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN
1 A B C D E 21 A B C D E 2 A B C D E 22 A B C D E 3 A B C D E 23 A B C D E 4 A B C D E 24 A B C D E 5 A B C D E 25 A B C D E 6 A B C D E 26 A B C D E 7 A B C D E 27 A B C D E 8 A B C D E 28 A B C D E 9 A B C D E 29 A B C D E
10 A B C D E 30 A B C D E 11 A B C D E 31 A B C D E 12 A B C D E 32 A B C D E 13 A B C D E 33 A B C D E 14 A B C D E 34 A B C D E 15 A B C D E 35 A B C D E 16 A B C D E 36 A B C D E 17 A B C D E 37 A B C D E 18 A B C D E 38 A B C D E 19 A B C D E 39 A B C D E 20 A B C D E 40 A B C D E
Nama : No.absen : Kelas : Sekolah :
308
1. A
2. E
3. B
4. C
5. E
6. C
7. C
8. B
9. A
10. E
11. C
12. C
13. B
14. A
15. A
16. D
17. C
18. D
19. B
20. D
21. A
22. E
23. C
24. B
25. C
26. A
27. A
28. B
29. E
30. B
31. E
32. D
33. C
34. E
35. D
36. B
37. A
38. C
39. C
40. C
197
Lampiran 16 Data Induk Penelitian
No. CTL Dilengkapi Praktikum CTL dengan Pemberian Tugas
Kognitif Afektif Keingintahuan Kategori Kognitif Afektif Keingintahuan
Pretest Postest Selisih Pretest Postest Selisih
1 59 85 26 95 57 Tinggi 64.1 85 20.9 83 43
2 61.5 94 32.5 100 68 Tinggi 61.5 85 23.5 84 50
3 51 79 28 92 45 Rendah 64.1 97 32.9 95 56
4 64.1 88 23.9 79 52 Rendah 64.1 68 3.9 82 49
5 54 62 8 84 53 Rendah 64.1 76 11.9 97 55
6 59 85 26 99 56 Tinggi 61.5 85 23.5 94 64
7 64.1 88 23.9 97 52 Rendah 66.7 85 18.3 100 63
8 61 79 18 110 64 Tinggi 59 65 6 75 53
9 64.1 97 32.9 104 61 Tinggi 61.5 94 32.5 88 60
10 46.1 91 44.9 106 55 Rendah 51.3 62 10.7 104 69
11 61.5 94 32.5 105 63 Tinggi 46.1 85 38.9 87 58
12 48.7 91 42.3 96 46 Rendah 61.5 73 11.5 93 53
13 64.1 79 14.9 93 66 Tinggi 61.5 73 11.5 92 50
14 61.5 88 26.5 102 49 Rendah 59 62 3 96 50
15 59 79 20 105 62 Tinggi 64.1 94 29.9 92 56
16 35.9 76 40.1 99 52 Rendah 64.1 82 17.9 82 53
17 64.1 85 20.9 96 53 Rendah 61.5 82 20.5 92 52
18 38.5 68 29.5 94 53 Rendah 61.5 73 11.5 90 60
19 46.1 62 15.9 88 59 Tinggi 65.6 79 13.4 112 73
20 59 73 14 99 62 Tinggi 68.2 82 13.8 97 53
21 56.4 62 5.6 87 52 Rendah 61.5 82 20.5 84 45
22 46.1 73 26.9 90 65 Tinggi 66.7 97 30.3 95 53
23 64.1 79 14.9 101 52 Rendah 61.5 94 32.5 97 46
24 46.1 76 29.9 99 51 Rendah 48.7 53 4.3 97 54
25 51.3 88 36.7 88 58 Tinggi 66.7 76 9.3 75 50
26 59 94 35 93 51 Rendah 66.7 94 27.3 81 45
27 48.7 59 10.3 95 61 Tinggi 46.1 56 9.9 91 51
28 51.3 56 4.7 85 51 Rendah 61.5 79 17.5 84 56
29 38.5 73 34.5 92 53 Rendah 66.7 79 12.3 72 43
30 43.6 85 41.4 95 56 Tinggi 48.7 68 19.3 103 48
31 46.1 76 29.9 88 51 Rendah 61.5 73 11.5 92 41
32 59 71 12 97 73 Tinggi 69.2 79 9.8 90 55
33 48.7 56 7.3 87 61 Tinggi 61.5 73 11.5 90 58
34 59 79 20 99 55 Rendah 66.7 91 24.3 88 55
35 59 88 29 95 54 Rendah 46.1 53 6.9 93 60
36 30.8 68 37.2 92 65 Tinggi 61.5 76 14.5 87 54
37 46.1 97 50.9 106 74 Tinggi 66.7 79 12.3 94 51
38 61.5 76 14.5 98 59 Tinggi 46.1 76 29.9 83 60
39 59 88 29 99 58 Tinggi 66.7 85 18.3 100 55
40 61.5 73 11.5 116 81 Tinggi 69.2 76 6.8 93 45
41 61.5 76 14.5 104 49 Rendah 48.7 68 19.3 105 63
56.4 71 14.6 92 66
Jumlah 2219.6 3236 1016.4 3949 2358 2546.1 3265 718.9 3821 2274
Rerata 54.13659 78.92682 24.790244 96.31707 57.512195 60.621429 77.73809 17.11666 90.97619 54.14285714
198
SD 8.895751 11.24808 11.547658 7.478098 7.7107780 6.9623565 11.2446 9.018271 8.280120 7.076486067
Variansi 79.13438 126.5195 133.3484 55.92195 59.456097 48.474408 126.4419 81.32922 68.56039 50.07665505
Max 64.1 97 50.9 116 81 69.2 97 38.9 112 73
Min 30.8 56 4.7 79 45 46.1 53 3 72 41
Rerata Keingintahuan Gabungan 55.827526
Lampiran 17 Uji Normalitas Keingintahuan Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 45 -12.512195 -1.6226891 0.0523279 0.02439024 0.027937702
2 46 -11.512195 -1.4930005 0.0677185 0.04878049 0.018938045
3 49 -8.5121951 -1.1039347 0.1348107 0.13481074 0
4 49 -8.5121951 -1.1039347 0.1348107 0.09756098 0.037249765
5 51 -6.5121951 -0.8445575 0.199179 0.19917898 0
6 51 -6.5121951 -0.8445575 0.199179 0.19917898 0
7 51 -6.5121951 -0.8445575 0.199179 0.19917898 0
8 51 -6.5121951 -0.8445575 0.199179 0.19512195 0.004057032
9 52 -5.5121951 -0.7148689 0.237345 0.23734504 0
10 52 -5.5121951 -0.7148689 0.237345 0.23734504 0
11 52 -5.5121951 -0.7148689 0.237345 0.23734504 0
12 52 -5.5121951 -0.7148689 0.237345 0.23734504 0
13 52 -5.5121951 -0.7148689 0.237345 0.31707317 0.079728132
14 53 -4.5121951 -0.5851803 0.2792133 0.27921326 0
15 53 -4.5121951 -0.5851803 0.2792133 0.27921326 0
16 53 -4.5121951 -0.5851803 0.2792133 0.27921326 0
17 53 -4.5121951 -0.5851803 0.2792133 0.41463415 0.13542089
18 54 -3.5121951 -0.4554917 0.3243778 0.43902439 0.114646609
19 55 -2.5121951 -0.3258031 0.3722867 0.37228668 0
20 55 -2.5121951 -0.3258031 0.3722867 0.48780488 0.115518199
21 56 -1.5121951 -0.1961145 0.4222603 0.42226029 0
22 56 -1.5121951 -0.1961145 0.4222603 0.53658537 0.114325079
23 57 -0.5121951 -0.0664259 0.4735194 0.56097561 0.087456222
24 58 0.4878049 0.0632627 0.5252214 0.52522135 0
25 58 0.4878049 0.0632627 0.5252214 0.6097561 0.084534744
26 59 1.4878049 0.1929513 0.5765015 0.57650146 0
27 59 1.4878049 0.1929513 0.5765015 0.65853659 0.082035127
28 61 3.4878049 0.4523285 0.6744838 0.67448384 0
29 61 3.4878049 0.4523285 0.6744838 0.67448384 0
30 61 3.4878049 0.4523285 0.6744838 0.73170732 0.05722348
31 62 4.4878049 0.5820171 0.7197224 0.71972243 0
199
32 62 4.4878049 0.5820171 0.7197224 0.7804878 0.060765377
33 63 5.4878049 0.7117057 0.7616765 0.80487805 0.043201559
34 64 6.4878049 0.8413943 0.7999365 0.82926829 0.029331824
35 65 7.4878049 0.9710829 0.8342465 0.83424651 0
36 65 7.4878049 0.9710829 0.8342465 0.87804878 0.043802273
37 66 8.4878049 1.1007715 0.8645019 0.90243902 0.037937078
38 68 10.487805 1.3601487 0.9131086 0.92682927 0.013720701
39 73 15.487805 2.0085917 0.9777098 0.95121951 0.026490263
40 74 16.487805 2.1382803 0.983753 0.97560976 0.008143244
41 81 23.487805 3.0461005 0.9988408 1 0.001159152
Jumlah 2358 L maks 0.13542089
Rerata 57.512195 L tabel 0.138369953
SD 7.710778 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.13542089 sedangkan Ltabel (n=41, α=0.05) adalah 0.138369953. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 18
200
Uji Normalitas Keingintahuan Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 41 -13.142857 -1.8572575 0.0316373 0.0238095 0.007827737
2 43 -11.142857 -1.5746314 0.0576708 0.0576708 0
3 43 -11.142857 -1.5746314 0.0576708 0.0714286 0.013757796
4 45 -9.1428571 -1.2920052 0.0981777 0.0981777 0
5 45 -9.1428571 -1.2920052 0.0981777 0.0981777 0
6 45 -9.1428571 -1.2920052 0.0981777 0.1428571 0.044679479
7 46 -8.1428571 -1.1506922 0.1249294 0.1666667 0.041737218
8 48 -6.1428571 -0.868066 0.1926791 0.1904762 0.002202904
9 49 -5.1428571 -0.726753 0.2336887 0.2142857 0.01940294
10 50 -4.1428571 -0.5854399 0.279126 0.279126 0
11 50 -4.1428571 -0.5854399 0.279126 0.279126 0
12 50 -4.1428571 -0.5854399 0.279126 0.279126 0
13 50 -4.1428571 -0.5854399 0.279126 0.3095238 0.030397819
14 51 -3.1428571 -0.4441268 0.3284755 0.3284755 0
15 51 -3.1428571 -0.4441268 0.3284755 0.3571429 0.028667403
16 52 -2.1428571 -0.3028137 0.3810159 0.3809524 6.35286E-05
17 53 -1.1428571 -0.1615007 0.4358495 0.4358495 0
18 53 -1.1428571 -0.1615007 0.4358495 0.4358495 0
19 53 -1.1428571 -0.1615007 0.4358495 0.4358495 0
20 53 -1.1428571 -0.1615007 0.4358495 0.4358495 0
21 53 -1.1428571 -0.1615007 0.4358495 0.5 0.064150453
22 54 -0.1428571 -0.0201876 0.4919469 0.4919469 0
23 54 -0.1428571 -0.0201876 0.4919469 0.547619 0.055672181
24 55 0.8571429 0.1211255 0.5482042 0.5482042 0
25 55 0.8571429 0.1211255 0.5482042 0.5482042 0
26 55 0.8571429 0.1211255 0.5482042 0.5482042 0
27 55 0.8571429 0.1211255 0.5482042 0.6428571 0.094652962
28 56 1.8571429 0.2624386 0.6035083 0.6035083 0
29 56 1.8571429 0.2624386 0.6035083 0.6035083 0
30 56 1.8571429 0.2624386 0.6035083 0.7142857 0.110777386
31 58 3.8571429 0.5450647 0.7071455 0.7071455 0
32 58 3.8571429 0.5450647 0.7071455 0.7619048 0.054759267
33 60 5.8571429 0.8276909 0.7960772 0.7960772 0
34 60 5.8571429 0.8276909 0.7960772 0.7960772 0
35 60 5.8571429 0.8276909 0.7960772 0.7960772 0
36 60 5.8571429 0.8276909 0.7960772 0.8571429 0.061065655
201
37 63 8.8571429 1.2516301 0.8946477 0.8946477 0
38 63 8.8571429 1.2516301 0.8946477 0.9047619 0.010114248
39 64 9.8571429 1.3929432 0.9181815 0.9285714 0.010389918
40 66 11.857143 1.6755693 0.9530887 0.952381 0.000707755
41 69 14.857143 2.0995085 0.982114 0.9761905 0.005923475
42 73 18.857143 2.6647608 0.9961478 1
Jumlah 2274 L maks 0.110777386
Rerata 54.142857 L tabel 0.136712768
SD 7.0764861 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.110777386 sedangkan Ltabel (n=42, α=0.05) adalah 0.136712768. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 19
Uji Normalitas Nilai Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 4.7 -20.0902439 -1.7397678 0.0409499 0.0243902 0.016559651
2 5.6 -19.1902439 -1.66183 0.0482734 0.0487805 0.000507052
3 7.3 -17.4902439 -1.514614 0.0649351 0.0731707 0.008235635
202
4 8 -16.7902439 -1.4539956 0.0729738 0.097561 0.024587214
5 10.3 -14.4902439 -1.254821 0.1047719 0.1219512 0.01717935
6 11.5 -13.2902439 -1.1509038 0.1248859 0.1463415 0.021455566
7 12 -12.7902439 -1.107605 0.1340162 0.1707317 0.036715491
8 14 -10.7902439 -0.9344097 0.1750463 0.195122 0.020075661
9 14.5 -10.2902439 -0.8911109 0.1864348 0.1864348 0
10 14.5 -10.2902439 -0.8911109 0.1864348 0.2439024 0.057467602
11 14.9 -9.890243902 -0.8564718 0.1958684 0.1958684 0
12 14.9 -9.890243902 -0.8564718 0.1958684 0.2926829 0.096814508
13 15.9 -8.890243902 -0.7698742 0.2206873 0.3170732 0.096385912
14 18 -6.790243902 -0.5880191 0.2782597 0.3414634 0.063203693
15 20 -4.790243902 -0.4148239 0.3391354 0.3391354 0
16 20 -4.790243902 -0.4148239 0.3391354 0.3902439 0.051108473
17 20.9 -3.890243902 -0.336886 0.3681014 0.4146341 0.046532715
18 23.9 -0.890243902 -0.077093 0.4692748 0.4692748 0
19 23.9 -0.890243902 -0.077093 0.4692748 0.4634146 0.005860136
20 26 1.209756098 0.104762 0.5417177 0.5417177 0
21 26 1.209756098 0.104762 0.5417177 0.5121951 0.029522559
22 26.5 1.709756098 0.1480609 0.5588526 0.5365854 0.022267263
23 26.9 2.109756098 0.1826999 0.5724833 0.5609756 0.011507649
24 28 3.209756098 0.2779573 0.6094774 0.5853659 0.024111587
25 29 4.209756098 0.364555 0.6422782 0.6422782 0
26 29 4.209756098 0.364555 0.6422782 0.6341463 0.008131843
27 29.5 4.709756098 0.4078538 0.6583095 0.6585366 0.000227093
28 29.9 5.109756098 0.4424929 0.6709337 0.6709337 0
29 29.9 5.109756098 0.4424929 0.6709337 0.7073171 0.036383373
30 32.5 7.709756098 0.6676467 0.7478204 0.7478204 0
31 32.5 7.709756098 0.6676467 0.7478204 0.7560976 0.008277119
32 32.9 8.109756098 0.7022858 0.7587495 0.7804878 0.02173828
33 34.5 9.709756098 0.840842 0.7997818 0.804878 0.005096267
34 35 10.2097561 0.8841409 0.8116899 0.8292683 0.017578384
35 36.7 11.9097561 1.0313569 0.8488132 0.8536585 0.00484529
36 37.2 12.4097561 1.0746557 0.8587355 0.8780488 0.019313238
37 40.1 15.3097561 1.3257889 0.9075452 0.902439 0.005106153
38 41.4 16.6097561 1.4383658 0.9248349 0.9268293 0.001994415
39 42.3 17.5097561 1.5163037 0.9352787 0.9512195 0.015940803
40 44.9 20.1097561 1.7414576 0.9591983 0.9756098 0.016411459
41 50.9 26.1097561 2.2610434 0.9881217 1 0.011878284
203
Jumlah 1016.4 0.096814508
Rerata 24.790244 0.138369953
SD 11.547658 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.096814508 sedangkan Ltabel (n=41, α=0.05) adalah 0.138369953. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 20
Uji Normalitas Nilai Kognitif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 3 -14.116667 -1.5653406 0.0587515 0.0238095 0.034942016
2 3.9 -13.216667 -1.4655432 0.0713864 0.047619 0.023767345
3 4.3 -12.816667 -1.4211888 0.0776309 0.0714286 0.006202374
4 6 -11.116667 -1.2326826 0.1088471 0.0952381 0.013609011
5 6.8 -10.316667 -1.1439738 0.1263173 0.1190476 0.007269634
6 6.9 -10.216667 -1.1328852 0.1286312 0.1428571 0.014225908
7 9.3 -7.8166667 -0.8667588 0.1930371 0.1666667 0.026370419
8 9.8 -7.3166667 -0.8113158 0.2085922 0.1904762 0.018115972
9 9.9 -7.2166667 -0.8002272 0.2117896 0.2142857 0.002496135
204
10 10.7 -6.4166667 -0.7115184 0.2383815 0.2380952 0.000286278
11 11.5 -5.6166667 -0.6228096 0.2667048 0.2667048 0
12 11.5 -5.6166667 -0.6228096 0.2667048 0.2667048 0
13 11.5 -5.6166667 -0.6228096 0.2667048 0.2667048 0
14 11.5 -5.6166667 -0.6228096 0.2667048 0.2667048 0
15 11.5 -5.6166667 -0.6228096 0.2667048 0.3571429 0.090438046
16 11.9 -5.2166667 -0.5784552 0.2814784 0.3809524 0.099473978
17 12.3 -4.8166667 -0.5341008 0.2966359 0.2966359 0
18 12.3 -4.8166667 -0.5341008 0.2966359 0.4285714 0.131935547
19 13.4 -3.7166667 -0.4121263 0.3401234 0.452381 0.112257512
20 13.8 -3.3166667 -0.3677719 0.3565217 0.4761905 0.119668801
21 14.5 -2.6166667 -0.2901517 0.3858501 0.5 0.114149897
22 14.6 -2.5166667 -0.2790631 0.3900982 0.5238095 0.133711313
23 17.5 0.3833333 0.0425063 0.5169525 0.547619 0.030666594
24 17.9 0.7833333 0.0868607 0.5346089 0.5714286 0.036819694
25 18.3 1.1833333 0.1312151 0.5521974 0.5521974 0
26 18.3 1.1833333 0.1312151 0.5521974 0.6190476 0.0668502
27 19.3 2.1833333 0.2421011 0.5956491 0.5956491 0
28 19.3 2.1833333 0.2421011 0.5956491 0.6666667 0.071017589
29 20.5 3.3833333 0.3751643 0.6462308 0.6462308 0
30 20.5 3.3833333 0.3751643 0.6462308 0.7142857 0.068054867
31 20.9 3.7833333 0.4195187 0.6625814 0.7380952 0.075513798
32 23.5 6.3833333 0.7078222 0.7604722 0.7604722 0
33 23.5 6.3833333 0.7078222 0.7604722 0.7857143 0.025242115
34 24.3 7.1833333 0.796531 0.7871383 0.8095238 0.022385535
35 27.3 10.183333 1.129189 0.8705909 0.8333333 0.037257609
36 29.9 12.783333 1.4174926 0.9218305 0.9218305 0
37 29.9 12.783333 1.4174926 0.9218305 0.8809524 0.040878136
38 30.3 13.183333 1.461847 0.9281084 0.9047619 0.023346519
39 32.5 15.383333 1.7057961 0.955977 0.955977 0
40 32.5 15.383333 1.7057961 0.955977 0.952381 0.003596026
41 32.9 15.783333 1.7501505 0.9599538 0.9761905 0.016236647
42 38.9 21.783333 2.4154665 0.9921425 1 0.007857535
Jumlah 718.9 0.133711313
Rerata 17.116667 0.136712768
SD 9.0182719 Keputusan Normal
205
Harga Lmaks adalah 0.133711313 sedangkan Ltabel (n=42, α=0.05) adalah 0.136712768. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 21
Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Keingintahuan Tinggi No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 6.9 -15.925 -1.4438955 0.0743842 0.0238095 0.050574667
2 7.3 -15.525 -1.4076281 0.0796206 0.047619 0.032001567
3 10.3 -12.525 -1.1356226 0.1280573 0.0714286 0.056628691
4 10.7 -12.125 -1.0993553 0.1358066 0.0952381 0.040568474
5 11.5 -11.325 -1.0268205 0.1522525 0.1522525 0
6 11.5 -11.325 -1.0268205 0.1522525 0.1522525 0
7 11.5 -11.325 -1.0268205 0.1522525 0.1666667 0.014414165
8 12 -10.825 -0.9814862 0.1631765 0.1904762 0.027299683
9 13.4 -9.425 -0.8545504 0.1964001 0.2142857 0.01788566
10 14 -8.825 -0.8001493 0.2118122 0.2380952 0.026283086
11 14.5 -8.325 -0.7548151 0.22518 0.2619048 0.036724782
12 14.6 -8.225 -0.7457482 0.2279098 0.2857143 0.05780452
13 14.9 -7.925 -0.7185477 0.2362098 0.3095238 0.073313975
14 15.9 -6.925 -0.6278792 0.2650415 0.3333333 0.068291791
206
15 17.5 -5.325 -0.4828096 0.3146155 0.3571429 0.042527401
16 18 -4.825 -0.4374754 0.3308833 0.3809524 0.050069072
17 18.3 -4.525 -0.4102748 0.3408022 0.4047619 0.063959735
18 19.3 -3.525 -0.3196064 0.3746334 0.4285714 0.053938058
19 20 -2.825 -0.2561384 0.398922 0.452381 0.053458983
20 23.5 0.675 0.0612012 0.5244005 0.4761905 0.048210045
21 26 3.175 0.2878724 0.6132778 0.6132778 0
22 26 3.175 0.2878724 0.6132778 0.5238095 0.089468272
23 26.9 4.075 0.369474 0.6441128 0.547619 0.096493741
24 29 6.175 0.5598778 0.7122186 0.5714286 0.140790044
25 29.9 7.075 0.6414795 0.7393944 0.7393944 0
26 29.9 7.075 0.6414795 0.7393944 0.6190476 0.12034677
27 32.5 9.675 0.8772175 0.8098157 0.8098157 0
28 32.5 9.675 0.8772175 0.8098157 0.8098157 0
29 32.5 9.675 0.8772175 0.8098157 0.6904762 0.119339552
30 32.9 10.075 0.9134849 0.8195062 0.8195062 0
31 32.9 10.075 0.9134849 0.8195062 0.7380952 0.081410972
32 36.7 13.875 1.2580251 0.8958087 0.7619048 0.133903897
33 37.2 14.375 1.3033593 0.9037739 0.7857143 0.118059657
34 38.9 16.075 1.4574957 0.9275102 0.8095238 0.117986397
35 41.4 18.575 1.6841669 0.9539253 0.8333333 0.12059196
36 50.9 28.075 2.5455174 0.9945442 0.8571429 0.137401347
Jumlah 821.7 L maks 0.140790044
Rerata 22.825 L tabel 0.147666667
SD 11.029192 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.140790044 sedangkan Ltabel (n=36, α=0.05) adalah 0.147666667. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
207
Lampiran 22
Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas Keingintahuan Rendah No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 3 -16.438298 -1.5173589 0.0645881 0.0212766 0.043311456
2 3.9 -15.538298 -1.4342832 0.0757457 0.0425532 0.033192544
3 4.3 -15.138298 -1.3973606 0.0811526 0.0638298 0.017322787
4 4.7 -14.738298 -1.3604381 0.0868457 0.0851064 0.00173928
5 5.6 -13.838298 -1.2773624 0.1007372 0.106383 0.005645816
6 6 -13.438298 -1.2404399 0.1074064 0.1276596 0.020253207
7 6.8 -12.638298 -1.1665948 0.121687 0.1489362 0.027249154
8 8 -11.438298 -1.0558272 0.1455236 0.1702128 0.02468919
9 9.3 -10.138298 -0.935829 0.1746806 0.1914894 0.016808747
10 9.8 -9.6382979 -0.8896759 0.18682 0.212766 0.025945976
11 9.9 -9.5382979 -0.8804452 0.1893091 0.2340426 0.044733469
12 11.5 -7.9382979 -0.7327551 0.2318539 0.2318539 0
13 11.5 -7.9382979 -0.7327551 0.2318539 0.2318539 0
14 11.5 -7.9382979 -0.7327551 0.2318539 0.2978723 0.066018436
15 11.9 -7.5382979 -0.6958326 0.2432668 0.3191489 0.075882092
16 12.3 -7.1382979 -0.65891 0.2549768 0.2549768 0
17 12.3 -7.1382979 -0.65891 0.2549768 0.3617021 0.106725359
18 13.8 -5.6382979 -0.5204506 0.3013748 0.3829787 0.081603933
19 14.5 -4.9382979 -0.4558361 0.3242539 0.3242539 0
20 14.5 -4.9382979 -0.4558361 0.3242539 0.4255319 0.101278004
21 14.9 -4.5382979 -0.4189136 0.3376396 0.4468085 0.109168871
208
22 17.9 -1.5382979 -0.1419946 0.4435421 0.4680851 0.02454298
23 18.3 -1.1382979 -0.1050721 0.4581593 0.4893617 0.031202401
24 19.3 -0.1382979 -0.0127658 0.4949073 0.5106383 0.015730964
25 20 0.5617021 0.0518487 0.5206754 0.5319149 0.011239535
26 20.5 1.0617021 0.0980018 0.5390346 0.5390346 0
27 20.5 1.0617021 0.0980018 0.5390346 0.5744681 0.035433509
28 20.9 1.4617021 0.1349244 0.5536642 0.5536642 0
29 20.9 1.4617021 0.1349244 0.5536642 0.6170213 0.06335712
30 23.5 4.0617021 0.3749208 0.6461403 0.6382979 0.007842442
31 23.9 4.4617021 0.4118433 0.6597729 0.6597729 0
32 23.9 4.4617021 0.4118433 0.6597729 0.6808511 0.021078195
33 24.3 4.8617021 0.4487659 0.6731997 0.7021277 0.028927946
34 26.5 7.0617021 0.6518398 0.7427477 0.7234043 0.019343473
35 27.3 7.8617021 0.7256848 0.765984 0.7446809 0.021303147
36 28 8.5617021 0.7902993 0.7853235 0.7659574 0.019366043
37 29 9.5617021 0.8826056 0.8112753 0.787234 0.024041252
38 29.5 10.061702 0.9287587 0.8234929 0.8085106 0.014982297
39 29.9 10.461702 0.9656813 0.8328982 0.8328982 0
40 29.9 10.461702 0.9656813 0.8328982 0.8510638 0.018165676
41 30.3 10.861702 1.0026038 0.841974 0.8723404 0.030366455
42 32.5 13.061702 1.2056777 0.8860291 0.893617 0.007587911
43 34.5 15.061702 1.3902904 0.9177796 0.9148936 0.002886022
44 35 15.561702 1.4364435 0.9245619 0.9361702 0.0116083
45 40.1 20.661702 1.9072058 0.971753 0.9574468 0.014306219
46 42.3 22.861702 2.1102797 0.9825829 0.9787234 0.00385946
47 44.9 25.461702 2.3502761 0.9906203 1 0.009379744
Jumlah 913.6 L maks 0.109168871
Rerata 19.438298 L tabel 0.129236382
SD 10.833494 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.109168871 sedangkan Ltabel (n=47, α=0.05) adalah 0.129236382. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
209
Lampiran 23 Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Tinggi
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 7.3 -17.004762 -1.441659 0.0746993 0.047619 0.027080253
2 10.3 -14.004762 -1.1873198 0.1175507 0.0952381 0.022312652
3 11.5 -12.804762 -1.0855841 0.1388315 0.1428571 0.004025635
4 12 -12.304762 -1.0431943 0.1484292 0.1904762 0.042047031
5 14 -10.304762 -0.8736348 0.1911586 0.2380952 0.046936666
6 14.5 -9.8047619 -0.831245 0.2029176 0.2857143 0.082796662
7 14.9 -9.4047619 -0.7973331 0.2126288 0.3333333 0.120704531
8 15.9 -8.4047619 -0.7125534 0.2380611 0.3809524 0.142891295
9 18 -6.3047619 -0.534516 0.2964923 0.4285714 0.132079123
10 20 -4.3047619 -0.3649565 0.3575719 0.4761905 0.118618543
11 26 1.6952381 0.1437218 0.5571399 0.5571399 0
12 26 1.6952381 0.1437218 0.5571399 0.5714286 0.014288644
13 26.9 2.5952381 0.2200236 0.5870736 0.6190476 0.031974021
14 29 4.6952381 0.398061 0.6547074 0.6666667 0.011959285
15 32.5 8.1952381 0.69479 0.7564065 0.7564065 0
16 32.5 8.1952381 0.69479 0.7564065 0.7619048 0.005498219
17 32.9 8.5952381 0.7287019 0.766908 0.8095238 0.042615827
18 36.7 12.395238 1.0508648 0.8533397 0.8571429 0.003803194
19 37.2 12.895238 1.0932547 0.862859 0.9047619 0.041902899
20 41.4 17.095238 1.4493295 0.9263772 0.952381 0.026003742
21 50.9 26.595238 2.2547369 0.9879251 1 0.012074925
Jumlah 510.4 L maks 0.142891295
Rerata 24.304762 L tabel 0.1934
SD 11.795273 Keputusan Normal
210
Harga Lmaks adalah 0.142891295 sedangkan Ltabel (n=21, α=0.05) adalah 0.1934. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 24 Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Rendah No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 4.7 -20.6 -1.7812418 0.0374365 0.05 0.012563525
2 5.6 -19.7 -1.7034206 0.0442447 0.1 0.055755307
3 8 -17.3 -1.4958973 0.0673402 0.15 0.082659787
4 14.5 -10.8 -0.9338549 0.1751894 0.2 0.024810639
5 14.9 -10.4 -0.8992677 0.184255 0.25 0.065744963
6 20 -5.3 -0.4582807 0.3233754 0.3 0.023375405
7 20.9 -4.4 -0.3804594 0.3518022 0.35 0.001802206
8 23.9 -1.4 -0.1210553 0.4518236 0.4518236 0
9 23.9 -1.4 -0.1210553 0.4518236 0.45 0.001823629
10 26.5 1.2 0.1037617 0.5413208 0.5 0.041320754
11 28 2.7 0.2334637 0.5922993 0.55 0.042299337
12 29 3.7 0.3199318 0.62549 0.6 0.02548998
13 29.5 4.2 0.3631658 0.6417595 0.65 0.008240512
14 29.9 4.6 0.397753 0.6545939 0.6545939 0
15 29.9 4.6 0.397753 0.6545939 0.75 0.095406121
16 34.5 9.2 0.7955061 0.7868404 0.8 0.013159592
17 35 9.7 0.8387401 0.7991924 0.85 0.050807588
18 40.1 14.8 1.2797271 0.8996794 0.9 0.000320556
19 42.3 17 1.4699569 0.9292133 0.95 0.020786719
20 44.9 19.6 1.6947738 0.9549408 1 0.04505917
Jumlah 506 L maks 0.095406121
Rerata 25.3 L tabel 0.19
SD 11.564965 Keputusan Normal
211
Harga Lmaks adalah 0.095406121 sedangkan Ltabel (n=20, α=0.05) adalah 0.190. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 25 Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Tinggi No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 6.9 -13.853333 -1.4031989 0.0802788 0.0666667 0.013612106
2 10.7 -10.053333 -1.0182983 0.1542681 0.1333333 0.020934772
3 11.5 -9.2533333 -0.9372666 0.1743107 0.1743107 0
4 11.5 -9.2533333 -0.9372666 0.1743107 0.2666667 0.092355951
5 13.4 -7.3533333 -0.7448163 0.2281914 0.3333333 0.105141955
6 14.6 -6.1533333 -0.6232688 0.266554 0.4 0.13344605
7 17.5 -3.2533333 -0.3295289 0.370878 0.4666667 0.095788689
8 18.3 -2.4533333 -0.2484972 0.4018749 0.5333333 0.131458466
9 19.3 -1.4533333 -0.1472076 0.4414841 0.6 0.158515911
10 23.5 2.7466667 0.2782088 0.609574 0.6666667 0.057092698
11 29.9 9.1466667 0.9264624 0.8228971 0.8228971 0
12 29.9 9.1466667 0.9264624 0.8228971 0.8 0.022897133
13 32.5 11.746667 1.1898154 0.8829405 0.8666667 0.016273856
14 32.9 12.146667 1.2303312 0.8907135 0.9333333 0.042619877
15 38.9 18.146667 1.838069 0.9669739 1 0.033026122
Jumlah 311.3 L maks 0.158515911
Rerata 20.753333 L tabel 0.22
SD 9.87268 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.158515911 sedangkan Ltabel (n=15, α=0.05) adalah 0.22. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
212
Lampiran 26 Uji Normalitas Prestasi Kognitif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Rendah No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)
1 3 -12.096296 -1.5132518 0.0651079 0.037037 0.028070825
2 3.9 -11.196296 -1.4006614 0.0806577 0.0740741 0.006583605
3 4.3 -10.796296 -1.3506212 0.0884084 0.1111111 0.022702709
4 6 -9.0962963 -1.1379505 0.1275706 0.1481481 0.02057757
5 6.8 -8.2962963 -1.0378702 0.1496653 0.1851852 0.03551993
6 9.3 -5.7962963 -0.7251191 0.2341895 0.2222222 0.011967261
7 9.8 -5.2962963 -0.6625689 0.2538033 0.2592593 0.00545591
8 9.9 -5.1962963 -0.6500589 0.2578271 0.2962963 0.038469192
9 11.5 -3.5962963 -0.4498982 0.3263919 0.3263919 0
10 11.5 -3.5962963 -0.4498982 0.3263919 0.3263919 0
11 11.5 -3.5962963 -0.4498982 0.3263919 0.4074074 0.081015477
12 11.9 -3.1962963 -0.399858 0.3446306 0.4444444 0.099813894
13 12.3 -2.7962963 -0.3498178 0.3632377 0.3632377 0
14 12.3 -2.7962963 -0.3498178 0.3632377 0.5185185 0.155280814
15 13.8 -1.2962963 -0.1621672 0.4355871 0.5555556 0.119968466
16 14.5 -0.5962963 -0.0745969 0.4702677 0.5925926 0.122324879
17 17.9 2.8037037 0.3507445 0.63711 0.6296296 0.007480356
18 18.3 3.2037037 0.4007847 0.6557107 0.6666667 0.010955996
19 19.3 4.2037037 0.5258851 0.700516 0.7037037 0.003187725
20 20.5 5.4037037 0.6760056 0.7504815 0.7504815 0
21 20.5 5.4037037 0.6760056 0.7504815 0.7777778 0.027296321
22 20.9 5.8037037 0.7260458 0.7660946 0.8148148 0.04872017
23 23.5 8.4037037 1.0513069 0.8534412 0.8518519 0.001589311
24 24.3 9.2037037 1.1513872 0.8752135 0.8888889 0.013675377
25 27.3 12.203704 1.5266885 0.9365808 0.9259259 0.010654825
26 30.3 15.203704 1.9019897 0.9714138 0.962963 0.008450788
27 32.5 17.403704 2.1772106 0.9852676 1 0.014732427
Jumlah 407.6 L maks 0.155280814
Rerata 15.096296 L tabel 0.1778
SD 7.9935783 Keputusan Normal
213
Harga Lmaks adalah 0.155280814 sedangkan Ltabel (n=27, α=0.05) adalah 0.1778. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 27 Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 79 -17.3171 -2.31571 0.010287 0.02439 0.014103068 2 84 -12.3171 -1.64709 0.04977 0.04878 0.000989663 3 85 -11.3171 -1.51336 0.065094 0.073171 0.008076928 4 87 -9.31707 -1.24591 0.106398 0.106398 0 5 87 -9.31707 -1.24591 0.106398 0.121951 0.015553383 6 88 -8.31707 -1.11219 0.133028 0.133028 0 7 88 -8.31707 -1.11219 0.133028 0.133028 0 8 88 -8.31707 -1.11219 0.133028 0.195122 0.062093926 9 90 -6.31707 -0.84474 0.199127 0.219512 0.020385102 10 92 -4.31707 -0.5773 0.28187 0.28187 0 11 92 -4.31707 -0.5773 0.28187 0.28187 0 12 92 -4.31707 -0.5773 0.28187 0.292683 0.010813036 13 93 -3.31707 -0.44357 0.328676 0.328676 0 14 93 -3.31707 -0.44357 0.328676 0.341463 0.012787303 15 94 -2.31707 -0.30985 0.378338 0.365854 0.012484644 16 95 -1.31707 -0.17612 0.430098 0.430098 0 17 95 -1.31707 -0.17612 0.430098 0.430098 0 18 95 -1.31707 -0.17612 0.430098 0.430098 0 19 95 -1.31707 -0.17612 0.430098 0.463415 0.033316404 20 96 -0.31707 -0.0424 0.48309 0.48309 0 21 96 -0.31707 -0.0424 0.48309 0.512195 0.029105304 22 97 0.682927 0.091324 0.536382 0.536382 0 23 97 0.682927 0.091324 0.536382 0.560976 0.024593343 24 98 1.682927 0.225047 0.589029 0.585366 0.003662962 25 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.640117 0 26 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.640117 0 27 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.640117 0 28 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.640117 0 29 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.640117 0
214
30 99 2.682927 0.358771 0.640117 0.731707 0.091590417 31 100 3.682927 0.492495 0.688815 0.756098 0.067282246 32 101 4.682927 0.626219 0.734414 0.780488 0.046073471 33 102 5.682927 0.759943 0.776356 0.804878 0.028522436 34 104 7.682927 1.02739 0.847882 0.847882 0 35 104 7.682927 1.02739 0.847882 0.853659 0.005776852 36 105 8.682927 1.161114 0.877202 0.877202 0 37 105 8.682927 1.161114 0.877202 0.902439 0.025236729 38 106 9.682927 1.294838 0.902312 0.902312 0 39 106 9.682927 1.294838 0.902312 0.95122 0.048907544 40 110 13.68293 1.829734 0.966355 0.97561 0.009254653 41 116 19.68293 2.632077 0.995757 1 0.004243237
Jumlah 3949 L maks 0.091590417 Rerata 96.31707 L tabel 0.138369953
SD 7.478098 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.155280814 sedangkan Ltabel (n=41, α=0.05) adalah 0.138369953. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
215
Lampiran 28
Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 72 -18.9762 -2.29178 0.010959 0.02381 0.012850269 2 75 -15.9762 -1.92946 0.026837 0.026837 0 3 75 -15.9762 -1.92946 0.026837 0.071429 0.0445919 4 81 -9.97619 -1.20484 0.114133 0.095238 0.018895138 5 82 -8.97619 -1.08407 0.139168 0.139168 0 6 82 -8.97619 -1.08407 0.139168 0.142857 0.003689198 7 83 -7.97619 -0.96329 0.1677 0.1677 0 8 83 -7.97619 -0.96329 0.1677 0.190476 0.022776192 9 84 -6.97619 -0.84252 0.199748 0.199748 0 10 84 -6.97619 -0.84252 0.199748 0.199748 0 11 84 -6.97619 -0.84252 0.199748 0.261905 0.062157077 12 87 -3.97619 -0.48021 0.315539 0.315539 0 13 87 -3.97619 -0.48021 0.315539 0.309524 0.006015494 14 88 -2.97619 -0.35944 0.359634 0.359634 0 15 88 -2.97619 -0.35944 0.359634 0.357143 0.002490844 16 90 -0.97619 -0.1179 0.453075 0.453075 0 17 90 -0.97619 -0.1179 0.453075 0.453075 0 18 90 -0.97619 -0.1179 0.453075 0.428571 0.024503727 19 91 0.02381 0.002876 0.501147 0.452381 0.048766206 20 92 1.02381 0.123647 0.549202 0.549202 0 21 92 1.02381 0.123647 0.549202 0.549202 0 22 92 1.02381 0.123647 0.549202 0.549202 0 23 92 1.02381 0.123647 0.549202 0.549202 0 24 92 1.02381 0.123647 0.549202 0.571429 0.022226081 25 93 2.02381 0.244418 0.596546 0.596546 0 26 93 2.02381 0.244418 0.596546 0.596546 0 27 93 2.02381 0.244418 0.596546 0.642857 0.046310739 28 94 3.02381 0.365189 0.642515 0.642515 0 29 94 3.02381 0.365189 0.642515 0.690476 0.047961327 30 95 4.02381 0.48596 0.686502 0.686502 0 31 95 4.02381 0.48596 0.686502 0.738095 0.051592908 32 96 5.02381 0.606731 0.727985 0.761905 0.033919334 33 97 6.02381 0.727503 0.766541 0.766541 0
216
34 97 6.02381 0.727503 0.766541 0.766541 0 35 97 6.02381 0.727503 0.766541 0.766541 0 36 97 6.02381 0.727503 0.766541 0.857143 0.090601905 37 100 9.02381 1.089816 0.862103 0.862103 0 38 100 9.02381 1.089816 0.862103 0.904762 0.04265896 39 103 12.02381 1.45213 0.926767 0.928571 0.00180419 40 104 13.02381 1.572901 0.942129 0.952381 0.010251827 41 105 14.02381 1.693672 0.954836 0.97619 0.021354275 42 112 21.02381 2.53907 0.994443 1 0.005557371
Jumlah 3821 L maks 0.090601905 Rerata 90.97619 L tabel 0.136712768
SD 8.28012 Keputusan Normal Harga Lmaks adalah 0.090601905 sedangkan Ltabel (n=42, α=0.05) adalah 0.136712768. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 29 Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Keingintahuan Tinggi
217
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 83 -13.3889 -1.67715 0.046757 0.027778 0.01897875 2 84 -12.3889 -1.55189 0.060345 0.055556 0.004789178 3 87 -9.38889 -1.17609 0.119779 0.119779 0 4 87 -9.38889 -1.17609 0.119779 0.111111 0.008667728 5 88 -8.38889 -1.05083 0.146669 0.146669 0 6 88 -8.38889 -1.05083 0.146669 0.146669 0 7 88 -8.38889 -1.05083 0.146669 0.194444 0.047775818 8 90 -6.38889 -0.8003 0.211768 0.211768 0 9 90 -6.38889 -0.8003 0.211768 0.211768 0 10 90 -6.38889 -0.8003 0.211768 0.277778 0.066009286 11 92 -4.38889 -0.54977 0.291238 0.291238 0 12 92 -4.38889 -0.54977 0.291238 0.291238 0 13 92 -4.38889 -0.54977 0.291238 0.361111 0.069872998 14 93 -3.38889 -0.42451 0.335598 0.335598 0 15 93 -3.38889 -0.42451 0.335598 0.416667 0.081068607 16 94 -2.38889 -0.29924 0.382377 0.444444 0.062066979 17 95 -1.38889 -0.17398 0.430941 0.430941 0 18 95 -1.38889 -0.17398 0.430941 0.430941 0 19 95 -1.38889 -0.17398 0.430941 0.430941 0 20 95 -1.38889 -0.17398 0.430941 0.555556 0.124614285 21 97 0.611111 0.07655 0.530509 0.583333 0.052823927 22 98 1.611111 0.201815 0.579969 0.611111 0.03114187 23 99 2.611111 0.327079 0.628196 0.628196 0 24 99 2.611111 0.327079 0.628196 0.628196 0 25 99 2.611111 0.327079 0.628196 0.694444 0.066248457 26 100 3.611111 0.452343 0.674489 0.674489 0 27 100 3.611111 0.452343 0.674489 0.75 0.075510772 28 104 7.611111 0.953401 0.829807 0.829807 0 29 104 7.611111 0.953401 0.829807 0.805556 0.024250954 30 105 8.611111 1.078665 0.859632 0.859632 0 31 105 8.611111 1.078665 0.859632 0.859632 0 32 105 8.611111 1.078665 0.859632 0.888889 0.029257377 33 106 9.611111 1.20393 0.885692 0.916667 0.030975059 34 110 13.61111 1.704987 0.955902 0.944444 0.011457134 35 112 15.61111 1.955516 0.974739 0.972222 0.002516664 36 116 19.61111 2.456573 0.992987 1 0.007013462
218
Harga Lmaks adalah 0.124614285 sedangkan Ltabel (n=36, α=0.05) adalah 0.147666667. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 30
Uji Normalitas Prestasi Afektif Kelas Keingintahuan Rendah
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 72 -19.4894 -2.44627 0.007217 0.021277 0.01405942 2 75 -16.4894 -2.06971 0.01924 0.01924 0 3 75 -16.4894 -2.06971 0.01924 0.06383 0.04459022 4 79 -12.4894 -1.56764 0.058482 0.085106 0.02662396 5 81 -10.4894 -1.31661 0.093986 0.106383 0.01239747
Jumlah 3470 L maks 0.124614285 Rerata 96.38889 L tabel 0.147666667
SD 7.983117 Keputusan Normal
219
6 82 -9.48936 -1.19109 0.11681 0.11681 0 7 82 -9.48936 -1.19109 0.11681 0.148936 0.03212645 8 83 -8.48936 -1.06557 0.143309 0.170213 0.02690347 9 84 -7.48936 -0.94005 0.173596 0.173596 0 10 84 -7.48936 -0.94005 0.173596 0.173596 0 11 84 -7.48936 -0.94005 0.173596 0.234043 0.06044678 12 85 -6.48936 -0.81453 0.20767 0.255319 0.04764919 13 87 -4.48936 -0.5635 0.286548 0.286548 0 14 87 -4.48936 -0.5635 0.286548 0.297872 0.01132385 15 88 -3.48936 -0.43798 0.330701 0.330701 0 16 88 -3.48936 -0.43798 0.330701 0.340426 0.00972448 17 90 -1.48936 -0.18694 0.425853 0.361702 0.06415096 18 91 -0.48936 -0.06142 0.475511 0.382979 0.09253214 19 92 0.510638 0.064094 0.525552 0.525552 0 20 92 0.510638 0.064094 0.525552 0.525552 0 21 92 0.510638 0.064094 0.525552 0.525552 0 22 92 0.510638 0.064094 0.525552 0.525552 0 23 92 0.510638 0.064094 0.525552 0.489362 0.03619075 24 93 1.510638 0.189613 0.575194 0.575194 0 25 93 1.510638 0.189613 0.575194 0.575194 0 26 93 1.510638 0.189613 0.575194 0.553191 0.02200212 27 94 2.510638 0.315131 0.623669 0.623669 0 28 94 2.510638 0.315131 0.623669 0.595745 0.02792409 29 95 3.510638 0.440649 0.670266 0.670266 0 30 95 3.510638 0.440649 0.670266 0.638298 0.03196848 31 96 4.510638 0.566167 0.71436 0.71436 0 32 96 4.510638 0.566167 0.71436 0.71436 0 33 96 4.510638 0.566167 0.71436 0.702128 0.01223218 34 97 5.510638 0.691685 0.755432 0.755432 0 35 97 5.510638 0.691685 0.755432 0.755432 0 36 97 5.510638 0.691685 0.755432 0.755432 0 37 97 5.510638 0.691685 0.755432 0.755432 0 38 97 5.510638 0.691685 0.755432 0.808511 0.05307821 39 99 7.510638 0.942721 0.827088 0.827088 0 40 99 7.510638 0.942721 0.827088 0.827088 0 41 99 7.510638 0.942721 0.827088 0.87234 0.04525216 42 100 8.510638 1.068239 0.857294 0.893617 0.03632328 43 101 9.510638 1.193758 0.883714 0.914894 0.03118002
220
44 102 10.51064 1.319276 0.906462 0.93617 0.02970869 45 103 11.51064 1.444794 0.925742 0.957447 0.03170471 46 104 12.51064 1.570312 0.941829 0.978723 0.03689468 47 106 14.51064 1.821348 0.965723 1 0.03427697
Jumlah 4300 L maks 0.09253214 Rerata 91.48936 L tabel 0.12923638
SD 7.966976 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.09253214 sedangkan Ltabel (n=47, α=0.05) adalah 0.12923638. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 31
Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum Keingintahuan Tinggi
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 87 -11.1429 -1.47167 0.070555 0.047619 0.0229357 2 88 -10.1429 -1.3396 0.090188 0.090188 0 3 88 -10.1429 -1.3396 0.090188 0.142857 0.052669235 4 90 -8.14286 -1.07545 0.141086 0.190476 0.049390109 5 92 -6.14286 -0.81131 0.208595 0.238095 0.029500345 6 93 -5.14286 -0.67923 0.248495 0.285714 0.037219226 7 95 -3.14286 -0.41509 0.339039 0.339039 0
221
8 95 -3.14286 -0.41509 0.339039 0.339039 0 9 95 -3.14286 -0.41509 0.339039 0.428571 0.089532303
10 97 -1.14286 -0.15094 0.440011 0.47619 0.036179233 11 98 -0.14286 -0.01887 0.492473 0.52381 0.031336156 12 99 0.857143 0.113206 0.545066 0.545066 0 13 99 0.857143 0.113206 0.545066 0.545066 0 14 99 0.857143 0.113206 0.545066 0.666667 0.121600472 15 100 1.857143 0.245279 0.59688 0.714286 0.117406054 16 104 5.857143 0.773571 0.780408 0.761905 0.018503015 17 105 6.857143 0.905644 0.817438 0.817438 0 18 105 6.857143 0.905644 0.817438 0.857143 0.039704945 19 106 7.857143 1.037717 0.850299 0.904762 0.054462731 20 110 11.85714 1.56601 0.941327 0.952381 0.011054107 21 116 17.85714 2.358449 0.990824 1 0.009175751
Jumlah 2061 Lmaks 0.121600472 Rerata 98.14286 Ltabel 0.1934
SD 7.571563 Keputusan Normal
Harga Lmaks adalah 0.121600472 sedangkan Ltabel (n=21, α=0.05) adalah 0.1934. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 32 Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL yang Dilengkapi Praktikum
Keingintahuan Rendah
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 79 -15.4 -2.18157 0.014571 0.05 0.035429218 2 84 -10.4 -1.47327 0.07034 0.1 0.029660269 3 85 -9.4 -1.33161 0.091495 0.15 0.058505046 4 87 -7.4 -1.04829 0.147254 0.2 0.052746354 5 88 -6.4 -0.90662 0.182303 0.25 0.067697409 6 92 -2.4 -0.33998 0.366934 0.366934 0 7 92 -2.4 -0.33998 0.366934 0.35 0.016934159 8 93 -1.4 -0.19832 0.421396 0.4 0.021395709 9 94 -0.4 -0.05666 0.477406 0.45 0.027406403
222
10 95 0.6 0.084996 0.533868 0.5 0.033867749 11 96 1.6 0.226656 0.589654 0.589654 0 12 96 1.6 0.226656 0.589654 0.6 0.010345533 13 97 2.6 0.368316 0.643681 0.65 0.006318673 14 99 4.6 0.651637 0.742682 0.742682 0 15 99 4.6 0.651637 0.742682 0.742682 0 16 99 4.6 0.651637 0.742682 0.8 0.057317797 17 101 6.6 0.934957 0.825095 0.85 0.024905245 18 102 7.6 1.076617 0.859174 0.9 0.040825684 19 104 9.6 1.359937 0.913075 0.95 0.036924872 20 106 11.6 1.643258 0.949835 1 0.050164817
Jumlah 1888 Lmaks 0.067697409 Rerata 94.4 Ltabel 0.19
SD 7.059149 Keputusan Normal Harga Lmaks adalah 0.067697409 sedangkan Ltabel (n=20, α=0.05) adalah 0.19. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 33 Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Tinggi
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 83 -10.9333 -1.34222 0.089762 0.066667 0.023095356 2 84 -9.93333 -1.21946 0.111335 0.133333 0.02199808 3 87 -6.93333 -0.85117 0.197339 0.2 0.002661186 4 88 -5.93333 -0.7284 0.233184 0.266667 0.03348257 5 90 -3.93333 -0.48287 0.314593 0.314593 0 6 90 -3.93333 -0.48287 0.314593 0.4 0.085406875 7 92 -1.93333 -0.23734 0.406195 0.406195 0 8 92 -1.93333 -0.23734 0.406195 0.533333 0.127138416 9 93 -0.93333 -0.11458 0.454389 0.6 0.145610952
10 94 0.066667 0.008184 0.503265 0.666667 0.163401648 11 95 1.066667 0.130948 0.552092 0.733333 0.181241364
223
12 100 6.066667 0.744769 0.771794 0.8 0.028205541 13 104 10.06667 1.235826 0.891738 0.866667 0.025071765 14 105 11.06667 1.35859 0.912862 0.933333 0.020471527 15 112 18.06667 2.21794 0.986721 1 0.013279465
Jumlah 1409 Lmaks 0.181241364 Rerata 93.93333 Ltabel 0.22
SD 8.145697 Keputusan Normal Harga Lmaks adalah 0.181241364 sedangkan Ltabel (n=15, α=0.05) adalah 0.22. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 34 Uji Normalitas Nilai Afektif Kelas CTL dengan Pemberian Tugas
Keingintahuan Rendah
No. Xi Xi-X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi) 1 72 -17.3333 -2.15761 0.015479 0.037037 0.021557923 2 75 -14.3333 -1.78418 0.037197 0.037197 0 3 75 -14.3333 -1.78418 0.037197 0.111111 0.073913644 4 81 -8.33333 -1.03731 0.149795 0.148148 0.001647063 5 82 -7.33333 -0.91283 0.180665 0.180665 0 6 82 -7.33333 -0.91283 0.180665 0.222222 0.041557469 7 83 -6.33333 -0.78836 0.215244 0.259259 0.044015362 8 84 -5.33333 -0.66388 0.253384 0.253384 0 9 84 -5.33333 -0.66388 0.253384 0.333333 0.079949695 10 87 -2.33333 -0.29045 0.385737 0.37037 0.015366626 11 88 -1.33333 -0.16597 0.43409 0.407407 0.026682897 12 90 0.666667 0.082985 0.533068 0.444444 0.08862381 13 91 1.666667 0.207462 0.582176 0.481481 0.10069415 14 92 2.666667 0.33194 0.630033 0.630033 0
224
15 92 2.666667 0.33194 0.630033 0.630033 0 16 92 2.666667 0.33194 0.630033 0.592593 0.037440078 17 93 3.666667 0.456417 0.675955 0.675955 0 18 93 3.666667 0.456417 0.675955 0.666667 0.00928838 19 94 4.666667 0.580895 0.719344 0.703704 0.015640612 20 95 5.666667 0.705372 0.759711 0.740741 0.018969951 21 96 6.666667 0.82985 0.796688 0.777778 0.018910336 22 97 7.666667 0.954327 0.830041 0.830041 0 23 97 7.666667 0.954327 0.830041 0.830041 0 24 97 7.666667 0.954327 0.830041 0.830041 0 25 97 7.666667 0.954327 0.830041 0.925926 0.095884962 26 100 10.66667 1.32776 0.907871 0.962963 0.055091747 27 103 13.66667 1.701192 0.955547 1 0.044453482
Jumlah 2412 Lmaks 0.10069415 Rerata 89.33333 Ltabel 0.1778
SD 8.033583 Keputusan Normal Harga Lmaks adalah 0.10069415 sedangkan Ltabel (n=27, α=0.05) adalah 0.1778. Karena harga Lmaks < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
225
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
Lampiran 35 Uji Homogenitas Nilai Kognitif
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data nilai kognitif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas homogen
H1 = Kelompok data nilai kognitif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas tidak homogen
2. Komputasi Data
No Sampe
l fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Eksp I 40 5333.936
1 133.348
4 2.1250 84.9995
2 Eksp II 41 3334.498
3 81.3292 1.9102 78.3201
Jumlah 81 8668.434
4 214.677
6 4.0352 163.319
6
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
= 1.0123
= 2.43
3. Taraf Signifikansi = 5%
4. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;1 = 3,84 5. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;1 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima. 6. Kesimpulan
Kelompok data antara nilai kognitif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas homogen.
226
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
Lampiran 36
Uji Homogenitas Nilai Kognitif Ditinjau Dari Keingintahuan
1. Hipotesis
Ho = Kelompok antara nilai kognitif kelas keingintahuan tinggi dan rendah homogen
H1 = Kelompok antara nilai kognitif kelas keingintahuan tinggi dan rendah tidak homogen
2. Komputasi Data
No Sampe
l fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Tinggi 35 4998.7500 142.821
4 2.1548 75.4178
2 Rendah 46 5264.0000 114.434
8 2.0586 94.6937
Jumlah 81 10262.750
0 257.256
2 4.2134 170.111
4 = 1.0127
= 0.49 3. Taraf Signifikansi = 5%
4. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;1 = 3,84 5. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;1 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima.
6. Kesimpulan
Kelompok data antara nilai kognitif kelas keingintahuan tinggi dan rendah homogen.
Lampiran 37 Uji Homogenitas Prestasi Kognitif Antar Sel
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data prestasi kognitif antar sel homogen H1 = Kelompok data prestasi kognitif antar sel homogen tidak homogen
227
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
2. Komputasi Data
No. Sampel fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Eksp I (T) 20 2887.8095 144.3905 2.1595 43.1908 2 Eksp I (R) 19 2171.7500 114.3026 2.0581 39.1031 3 Eksp II (T) 14 2104.9333 150.3524 2.1771 30.4795 4 Eksp II (R) 26 3072.6667 118.1795 2.0725 53.8861
Jumlah 79 10237.1595 527.2250 8.4672 166.6595 = 1.0222
= 0.52
3. Taraf Signifikansi = 5%
4. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;3 = 7,81 5. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;3 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima. 6. Kesimpulan
Kelompok data antara prestasi kognitif antar sel homogen.
Lampiran 38 Uji Homogenitas Nilai Afektif
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data nilai afektif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas homogen
2. H1 = Kelompok data nilai afektif kelas CTL yang dilengkapi praktikum
dan CTL dengan pemberian tugas tidak homogen 3. Komputasi Data
No Sampel fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Eksp I 40 2236.8780 55.9220 1.7476 69.9033 2 Eksp II 41 2810.9762 68.5604 1.8361 75.2790
228
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
Jumlah 81 5047.8542 124.4823 3.5837 145.1823 = 1.0123
= 0.41
4. Taraf Signifikansi = 5%
5. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;1 = 3,84 6. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;1 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima. 7. Kesimpulan
Kelompok data antara nilai afektif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas homogen.
Lampiran 39 Uji Homogenitas Nilai Afektif Ditinjau Dari Keingintahuan
1. Hipotesis
Ho = Kelompok antara nilai afektif keingintahuan tinggi dan rendah homogen H1 = Kelompok antara nilai afektif keingintahuan tinggi dan rendah
tidak homogen 2. Komputasi Data
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
= 1.0127
No Sampel fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Tinggi 35 2230.5556 63.7302 1.8043 63.1521 2 Rendah 46 2919.7447 63.4727 1.8026 82.9190
Jumlah 81 5150.3002 127.2029 3.6069 146.0711
229
úû
ùêë
é= å
=
k
1j
2jj
2 logSf -RKG f.logC
2,303χ
úúû
ù
êêë
é+= å f
1 -
f1
1) -3(k
1 1 c
j
= 0.00 3. Taraf Signifikansi = 5%
4. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;1 = 3,84 5. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;1 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima. 6. Kesimpulan
Kelompok data antara nilai kognitif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas homogen.
Lampiran 40 Uji Homogenitas Prestasi Afektif Antar Sel
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data prestasi afektif antar sel homogen H1 = Kelompok data prestasi afektif antar sel homogen tidak homogen
2. Komputasi Data
No. Sampel fj SSj Sj2 Log Sj
2 fjLog Sj2
1 Eksp I (T) 20 1146.5714 57.3286 1.7584 35.1674 2 Eksp I (R) 19 946.8000 49.8316 1.6975 32.2526
3 Eksp II
(T) 14 928.9333 66.3524 1.8219 25.5060
4 Eksp II
(R) 26 1678.0000 64.5385 1.8098 47.0553 Jumlah 79 4700.3048 238.0510 7.0876 139.9813
= 1.0222
= 0.46
3. Taraf Signifikansi = 5%
4. Daerah Kritik
DK = χ2 | χ2 0,95;3 = 7,81 5. Keputusan Uji
Harga χ2 hitung < χ2 0,95;3 atau berada di luar daerah kritik sehingga Ho diterima. 6. Kesimpulan
230
Kelompok data antara prestasi afektif antar sel homogen. Lampiran 41
Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Prestasi Kognitif 7. Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk setiap I = 1,2,3,…,p. H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol. H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1,2,3,…,q. H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol. H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i = 1,2,3,…,p dan j = 1,2,3,…,q. H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol.
8. Taraf signifikansi : α = 0,05
9. Statistik yang digunakan :
FA = RKA/RKG FAB = RKAB/RKG FB = RKB/RKG
10. Komputasi
Keingintahuan Model
Ket. Tinggi Rendah
Metode CTL
yang Dilengkapi Praktikum
N ΣX
ΣX2
Rerata SS
21 510.4
24.3047619 15187.72
12405.15048 2782.569524
20 506 25.3
15343.02 12801.8 2541.22
Metode CTL
dengan Pemberian
Tugas
N ΣX
ΣX2
Rerata SS
15 311.3
20.75333333 7825.09
6460.512667 1364.577333
27 407.6
15.0962963 7814.58
6153.25037 1661.32963
Rataan dan Jumlah Rataan
X
X
231
84.1537
271
151
201
211
(2)(2) nH =
+++=
1825.6133 )2)(2(
85.45442
=
1872.9142 2
35.8496
249.6048 22
=+
1831.0464 2
40.3963
245.0581 22
=+
Keingintahuan Tinggi Rendah Total Metode CTL yang Dilengkapi Praktikum 24.3047619 25.3 49.6047619 Metode CTL dengan Pemberian Tugas 20.75333333 15.0962963 35.84962963 Total 45.05809524 40.3962963 85.45439153
N = 21 + 20 + 15 + 27 = 83 a. Menghitung Komponen JK
(1) = pqG 2
=
(2) = å
jiijSS
,
= 2782.569524 + 2541.22 + 1364.577333 + 1661.32963 = 8349.6965
(3) = åi
qAi 2
=
(4) = åj
j
pB 2
=
(5) = 2
åij
ijAB = 24.30476192 + 25.32 + 20.753333332 + 15.09629632 = 1889.4105
b. Jumlah Kuadrat
JKA = nH {(3) - (1)} = (84.1537)(1872.9142 - 1825.6133) = 3980.5473 JKB = nH {(4) - (1)} = (84.1537)(1831.0464 - 1825.6133) = 457.2148 JKAB = nH {(1) + (5) - (3) - (4)} = (84.1537)( 1825.6133 + 1889.4105 - 1872.9142 - 1831.0464) = 931.0085 JKG = (2) = 8349.6965 JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG = 3980.5473 + 457.2148 + 931.0085 + 8349.6965 = 13718.4671 c. Derajat Kebebasan
232
=dkAJKA
457.2148 1
457.2148=
3980.5473 1
3980.5473=
=dkBJKB
=dkABJKAB
931.0085 1
931.0085=
=dkGJKG
105.6924 79
8349.6965=
=RKGRKA
37.6616 105.69243980.5473
=
=RKG
RKAB
=RKGRKB 4.3259
105.6924457.2148
=
8.8087 105.6924931.0085
=
dkA = p – 1 = 2 – 1 = 1 dkB = q – 1 = 2 – 1 = 1 dkAB = (p – 1)( q – 1) = (1)(1) = 1 dkG = N – pq = 83 – 4 = 79 dkT = N – 1 = 83 – 1 = 82 d. Rataan Kuadrat
RKA = RKB = RKAB = RKG = e. Daerah Kritik
FA = FB = FAB = Untuk Fa adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960} Untuk Fa adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960} Untuk Fab adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960}
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
11. Keputusan Uji
HoA ditolak; HoB ditolak; HoAB ditolak.
12. Kesimpulan
Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber JK dK RK Fobs Fa Keputusan Metode (A) 3980.5473 1 3980.5473 37.6616 3.960 HoA ditolak Keingintahuan (B) 457.2148 1 457.2148 4.3259 3.960 HoB ditolak Interaksi (AB) 931.0085 1 931.0085 8.8087 3.960 HoAB ditolak Galat 8349.6965 79 105.6924
Total 13718.4671 82
233
a. Ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran CTL yang dilengkapi
praktikum dan CTL dengan pemberian tugas terhadap prestasi kognitif siswa.
b. Ada perbedaan pengaruh antara keingintahuan pada kategori tinggi dan
rendah terhadap prestasi kognitif siswa.
c. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan keingintahuan terhadap prestasi
kognitif siswa.
Lampiran 42 Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan
Prestasi Kognitif 1. Diketahui :
Keingintahuan Tinggi Rendah Rataan Marginal Metode Metode CTL yang Dilengkapi Praktikum 24.3047619 25.3 24.80238095 Metode CTL dengan Pemberian Tugas 20.75333333 15.0962963 17.92481481 Rataan Marginal 22.52904762 20.19814815
2. Taraf Signifikansi : α = 0,05
3. Komputasi
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
.j.i
2.j.i
.j.i
n1
n1
RKG
XXF
Rerata Statistik
Uji Harga Kritik
Komparasi Ganda
1 2 (F) 0,05 P Kesimpulan
mA1 vs mA2 24,79 17,12 11,55865 3,96 <0,05 mA1 >mA2
mB1 vs mB2 22.83 19.44 2.2122 3,96 >0,05 mB1 > mB2 4. Daerah Kritik
DK = { F | F (k-1) Fα;k-1;N-k}
234
= (2-1) F0,05;1;79 = 1 x 3,96 = 3,96 5. Keputusan Uji
Dari hasil ujii Scheffe, dapat disimpulkan bahwa : a. Komparasi Antar Baris
Prestasi kognitif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Komparasi Antar Kolom
Prestasi kognitif kelas keingintahuan tinggi dan rendah menunjukkan perbedaan yang kurang signifikan.
Lampiran 43 Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Prestasi Afektif
1. Hipotesis
H0A : αi = 0 untuk setiap I = 1,2,3,…,p. H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol. H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1,2,3,…,q. H1B : paling sedikit ada satu βj yang tidak nol. H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i = 1,2,3,…,p dan j = 1,2,3,…,q. H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol.
2. Taraf signifikansi : α = 0,05
3. Statistik yang digunakan :
FA = RKA/RKG FAB = RKAB/RKG FB = RKB/RKG
4. Komputasi
Keingintahuan Model
Ket. Tinggi Rendah
Metode CTL
yang Dilengkapi Praktikum
N ΣX
ΣX2
Rerata SS
21 2061
98.14285714 203419
202272.4286 1146.571429
20 1888 94.4
179174 178227.2
946.8
X
235
84.1537
271
151
201
211
(2)(2) nH =
+++=
35308.1995 )2)(2(
375.80952
=
35329.7115 2
183.2667
2192.5429 22
=+
35325.6004 2
183.7333
2192.0762 22
=+
Metode CTL
dengan Pemberian
Tugas
N ΣX
ΣX2
Rerata SS
15 1409
93.93333333 133281
132352.0667 928.9333333
27 2412
89.33333333 217150 215472
1678
Rataan dan Jumlah Rataan Keingintahuan Tinggi Rendah Total
Metode CTL yang Dilengkapi Praktikum 98.14285714 94.4 192.5428571 Metode CTL dengan Pemberian Tugas 93.93333333 89.33333333 183.2666667 Total 192.0761905 183.7333333 375.8095238
N = 21 + 20 + 15 + 27 = 83 a. Menghitung Komponen JK
(1) = pqG 2
=
(2) = å
jiijSS
,
= 1146.571429 + 946.8 + 928.9333333 + 1678 = 4700.3048
(3) = åi
qAi 2
=
(4) = åj
j
pB 2
=
(5) = 2
åij
ijAB = 98.142857142 + 94.42 + 93.933333332 + 89.333333332 =
35347.2960 b. Jumlah Kuadrat
JKA = nH {(3) - (1)} = (84.1537)(35329.7115 – 35308.1995) = 1810.3084
X
236
=dkAJKA
1464.3431 1
1464.3431=
1810.3084 1
1810.3084=
=dkBJKB
=dkABJKAB
15.4568 1
15.4568=
=dkGJKG
59.4975 79
4700.3048=
=RKGRKA
30.4266 59.4975
1810.3084=
=RKG
RKAB
=RKGRKB 24.6118
59.49751464.3431
=
0.2598 59.497515.4568
=
JKB = nH {(4) - (1)} = (84.1537)(35325.6004 - 35308.1995) = 1464.3431 JKAB = nH {(1) + (5) - (3) - (4)} = (84.1537)( 35308.1995+ 35347.2960 - 35329.7115 - 35325.6004) = 15.4568 JKG = (2) = 4700.3048 JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG = 1810.3084 + 1464.3431 + 15.4568 + 4700.3048 = 7990.4131 c. Derajat Kebebasan
dkA = p – 1 = 2 – 1 = 1 dkB = q – 1 = 2 – 1 = 1 dkAB = (p – 1)( q – 1) = (1)(1) = 1 dkG = N – pq = 83 – 4 = 79 dkT = N – 1 = 83 – 1 = 82 d. Rataan Kuadrat
RKA = RKB = RKAB = RKG = e. Daerah Kritik
FA = FB = FAB = Untuk Fa adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960 } Untuk Fa adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960} Untuk Fab adalah DK = {F | F > F 0,05;1;79} = {F | F > 3.960}
Analisis Variansi Dua Jalan
JK dK RK Fobs Fa Keputusan
237
Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
5. Keputusan Uji
HoA ditolak; HoB ditolak; HoAB diterima. 6. Kesimpulan
a. Ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran CTL yang
dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas terhadap prestasi
afektif siswa.
b. Ada perbedaan pengaruh antara keingintahuan pada kategori tinggi dan
rendah terhadap prestasi afektif siswa.
c. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan keingintahuan
terhadap prestasi afektif siswa.
Lampiran 44
Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan Prestasi Afektif
1. Diketahui :
Keingintahuan Tinggi Rendah Rataan Marginal Metode Metode CTL yang Dilengkapi Praktikum 98.14285714 94.4 96.27142857 Metode CTL dengan Pemberian Tugas 93.93333333 89.33333333 91.63333333 Rataan Marginal 96.03809524 91.86666667
2. Taraf Signifikansi : α = 0,05
Metode (A) 1810.3084 1 1810.3084 30.4266 3.960 Ho ditolak Keingintahuan (B) 1464.3431 1 1464.3431 24.6118 3.960 Ho ditolak
Interaksi (AB) 15.4568 1 15.4568 0.2598 3.960 Ho
diterima Galat 4700.3048 79 59.4975
Total 7990.4131 82
238
3. Komputasi
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
.j.i
2.j.i
.j.i
n1
n1
RKG
XXF
Rerata Statistik
Uji Harga Kritik
Komparasi Ganda
1 2 (F) 0,05 P Kesimpulan
mA1 vs mA2 96,32 90,98 9,9468 3,96 <0,05 mA1 >mA2
mB1 vs mB2 96.39 91.49 8.2249 3,96 <0,05 mB1 > mB2 4. Daerah Kritik
DK = { F | F (k-1) Fα;k-1;N-k} = (2-1) F0,05;1;79 = 1 x 3,96 = 3,96
5. Keputusan Uji
Dari hasil ujii Scheffe, dapat disimpulkan bahwa : a. Komparasi Antar Baris
Prestasi afektif kelas CTL yang dilengkapi praktikum dan CTL dengan pemberian tugas terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Komparasi Antar Kolom
Prestasi afektif kelas keingintahuan tinggi dan rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan.
239
240
Kelas XI PSIA 1 Kelas XI PSIA 2 No. Nama Nama
1. ACHMAD AZIS ALFIAN ABDUL WADUD HILMI 2. ALEXANDER DANANG ADI PAMUNGKAS 3. ANI EVIYATI AGUNG BAGUS 4. ANNA ASYFIA ALY HANDARTOPUTRA 5. ANUGRAH SURYA ANITA INNES 6. ARIEF YUSRON AZIZI APRILLIA FITRI 7. CUT NUR AISYAH AYU MUAROFAH 8. DESI YUNITA SARI DAVID HARTONO 9. ERANI SUKMAWATI DEWI NANDINI 10. FATKHURROJI DINI DINDARIANI 11. FITROH ANNISAH DINO ANGGA L 12. GIOVANNI HARTONO DISA CERIA P 13. HAMID QODRI DOMINIKO LAKSMA 14. ISTI MAULIA DONI PANGESTU 15. ISTIQOMAH EKY PRATIWI 16. KLARA ROSE ESTI NUR A 17. LAELI DINA EVYTA MULYANI 18. LIRING KUSUMA FAIZAH 19. MJ RIZQON FALASIFAH AULIA 20. M. ALWI ADI GALUH AJENG 21. M. GHIYATS HUSNA HIDARANI 22. M. KHILMI INTAN P 23. NUR TRIASTUTI ISTIANA F 24. PEBRIYANI LATIFAH KESIT P 25. PIPIT ANGGRAENI KHAENUR FAUZI 26. PUJI LESTARI MARDIANTORO 27. PUPUT FATMAWATI MARIA P 28. RANDY ADI S M. RUKIYAT 29. RESTU UMAR SINGGIH MUKHLIS BUDI 30. RIDWAN AGENG NAELUL AUTHON 31. RISKY AMANDA NUR LUTVIANALISA 32. RIZQI AMELIA PAMELA DINDA 33. SHARA MARSITA RADITYA AHMAD 34. SISWANDI RATIH DEVI 35. SONIA INDAH RESTU RIZKI 36. SULISTIONO REZA PAHLEVI 37. SURYO WIBOWO SEPTI INDAH 38. TORIK AZIZ TAUFIKKI 39. VITALIA PUTRI TRI RETNO
241
DAFTAR NAMA SISWA Lampiran 46
DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM KELAS XI PSIA 1
KELOMPOK 1
ACHMAD AZIS
ANI EVIYATI
ERANI SUKMAWATI
CUT NUR AISYAH
ANUGRAH SURYA
KELOMPOK 2
FITROH ANNISAH
HAMID QODRI
ISTIQOMAH
LAELI DINA
MJ RIZQON
KELOMPOK 3
M. GHIYATS
NUR TRIASTUTI
PIPIT ANGGRAENI
PUPUT FATMAWATI
RESTU UMAR
KELOMPOK 4 RISKY AMANDA SHARA MARSITA SONIA INDAH VITALIA PUTRI SURYO WIBOWO KELOMPOK 5
ALEXANDER ANNA ASYFIA ARIEF YUSRON AZIZI DESI YUNITA SARI FATKHURROJI KELOMPOK 6
GIOVANNI HARTONO ISTI MAULIA KLARA ROSE LIRING KUSUMA M. ALWI ADI
KELOMPOK 7 M. KHILMI PEBRIYANI LATIFAH PUJI LESTARI RANDY ADI S RIDWAN AGENG KELOMPOK 8
RIZQI AMELIA SISWANDI SULISTIONO TORIK AZIZ WIWIN MARIA YUNITA SARI
Lampiran 47
DAFTAR KELOMPOK PRESENTASI KELAS XI PSIA 2
KELOMPOK 1
ABDUL WADUD
AGUNG BAGUS
ANITA INNES
AYU MUAROFAH
DEWI NANDINI
40. WIWIN MARIA VIKO ARUNDIANA 41. YUNITA SARI VINA HERAWATI 42. WENNY MEGAWATI
242
KELOMPOK 4
NUR
LUTVIANALISA
RADITYA AHMAD
RESTU RIZKI
SEPTI INDAH
TRI RETNO
KELOMPOK 2
DINO ANGGA L
DOMINIKO
EKY PRATIWI
EVYTA
FALASIFAH
KELOMPOK 5
VINA HERAWATI
ADI PAMUNGKAS
ALY H
APRILLIA FITRI
DAVID HARTONO
DINI DINDARIANI
KELOMPOK 3
HUSNA HIDARANI
ISTIANA F
KHAENUR FAUZI
MARIA P
MUKHLIS BUDI
KELOMPOK 6
DISA CERIA P
DONI PANGESTU
ESTI NUR A
FAIZAH
GALUH AJENG
KELOMPOK 7
INTAN P KESIT P MARDIANTORO M. RUKIYAT NAELUL AUTHON
KELOMPOK 8
PAMELA DINDA RATIH DEVI REZA PAHLEVI TAUFIKKI VIKO ARUNDIANA WENNY MEGAWATI
243
SILABUS
Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2 Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Alokasi Waktu : 56 jam (8 jam untuk UH)
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
4.1 Mendeskripsikan teo-ri-teori asam basa de-ngan menentukan si-fat larutan dan meng-hitung pH larutan.
§ Teori asam
basa
§ Menjelaskan pengertian
asam basa Arrhenius, Bronsted dan Lowry serta asam basa Lewis melalui diskusi kelas. § Berlatih menentukan pasa-
ngan asam-basa Bronsted-Lowry
§ Menjelaskan pengertian asam
dan basa menurut Arrhenius§ Menjelaskan pengertian asam
dan basa menurut Bronsted dan Lowry § Menuliskan persamaan reaksi
asam dan basa menuBronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya § Menjelaskan pengertian asam
dan basa menurut Lewis§ Menentukan zat asam dan
basa menurut teori Lewis
§ Sifat larutan asam dan basa
§ Derajat keasa-
man (pH)
§ Merancang dan melakukan
percobaan untuk meng-identifikasi asam dan basa dengan berbagai indikator (indikator alam dan indi-kator kimia) melalui kerja kelompok di laboratorium.
§ Menyimpulkan sifat asam
atau basa dari suatu larutan. § Melakukan percobaan un-
tuk memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa
§ Mengidentifikasi sifat larutan
asam dan basa dengan berbagai indikator.
§ Memperkirakan pH suatu
larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa. § Menyimpulkan trayek peru
244
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
§ Derajat ioni-
sasi, tetapan asam dan te-tapan basa
§ Aplikasi konsep
pH dalam pencemaran
melalui kerja kelompok laboratorium. § Menghubungkan kekuatan
asam atau basa dengan
derajat ionisasi (a) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa ( Kb) melalui diskusi kelas § Menghitung pH dan derajat
ionisasi larutan dari data konsentrasinya § Meneliti dan menghitung
pH air sungai di sekitar sekolah/rumah dalam kerja kelompok (bagi daerah-daerah yang memiliki industri dapat mengukur pH limbah buangannya sebagai bahan penelitian)
an warna larutan asam dan basa § Menghubungkan kekuatan
asam atau basa dengan
derajat ionisasi ( a ) dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
§ Menghitung pH larutan asam
atau basa yang diketahui konsentrasinya. § Menjelaskan penggunaan
konsep pH dalam lingkungan.§ Menerapkan konsep pH serta
sifat fisis dan biologis untuk menganalisis pencemaran air
4.2. Menghitung banyak-nya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa.
§ Titrasi asam dan
basa
§ Menjelaskan reaksi netra-
lisasi yang setara melalui diskusi kelas § Merancang dan melakukan
percobaan titrasi untuk menentukan konsentrasi asam atau basa. § Merancang dan melakukan
percobaan untuk menen-tukan kadar suatu zat dengan cara titrasi melalui kerja kelompok di labora-torium. § Menghitung kadar zat dari
data percobaan.
§ Menyetarakan reaksi ne
sasi § Menentukan konsentrasi asam
atau basa dengan titrasi§ Menyimpulkan hasil percobaan § Menentukan kadar zat melalui
titrasi. § Menentukan indikator yang
tepat digunakan untuk titrasi asam dan basa
§ Menentukan kadar zat dari
data hasil titrasi § Membuat grafik titrasi dari data
hasil percobaan.
4.3 Menggunakan kurva perubahan harga pH
§ Grafik titrasi
asam dan basa
§ Menganalisis grafik hasil
titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa
§ Menganalisis grafik hasil titrasi
asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah,
245
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
pada titrasi asam ba-sa untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis
lemah, asam lemah dan basa kuat untuk menje-laskan larutan penyangga dan hidrolisis melalui diskusi.
asam lemah dan basa kuat untuk menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis.
4.4. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
§ Larutan pe-
nyangga § pH larutan
penyangga § Fungsi larutan
penyangga
§ Melakukan percobaan
untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui kerja kelompok di laboratorium.
§ Menghitung pH atau pOH
larutan penyangga melalui diskusi.
§ Mendiskusikan fungsi
larutan penyangga dalam tubuh makhluk nidup
§ Menganalisis larutan penyang
ga dan bukan penyangga melalui percobaan. § Menyimpulkan sifat larutan
penyangga dan larutan bukan penyangga dari data hasil percobaan § Menghitung pH atau pOH
larutan penyangga § Menghitung pH larutan pe
nyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau dengan pengenceran § Menjelaskan fungsi larutan pe
nyangga dalam tubuh makhluk hidup
4.5 Menentukan jenis ga-ram yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut.
§ Hidrolisis garam § Sifat garam
yang terhidroli-sis
§ pH larutan
garam yang
§ Melakukan percobaan un-
tuk menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui kerja kelompok di laboratorium § Menyimpulkan ciri-ciri ga-
ram yang terhidrolisis dalam air.
§ Menghitung pH larutan
garam yang terhidrolisis
§ Menentukan ciri-ciri beberapa
jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan
§ Menentukan sifat garam yang
terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi § Membedakan larutan garam
yang terhidrolisis sebagian dan terhidrolisis sempurna
§ Menghitung pH larutan garam
yang terhidrolisis
246
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
terhidrolisis melalui diskusi kelas. 4.6 Memprediksi terben-tuknya endapan dari suatu reaksi berda-sarkan prinsip kela-rutan dan hasil kali kelarutan.
§ Kelarutan dan
hasil kali kela-rutan
§ Pengaruh ion
senama
§ Mendiskusikan kesetimba-
ngan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
§ Mendiskusikan tetapan
hasil kali kelautan dengan tingkat kelarutan
§ Menghitung kelarutan suatu
elektrolit yang sukar larut melalui diskusi kelas
§ Mendiskusikan penambah-
an ion senama dalam larutan § Melakukan percobaan un-
tuk menentukan kelarutan garam dan membanding-kannya dengan Ksp
§ Menjelaskan pengertian la
rutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh § Menjelaskan kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut§ Menghubungkan tetapan hasil
kali kelarutan dengan tingkat kelarutan § Menuliskan persamaan Ksp
berbagai zat elektrolit yang sukar larut dalam air § Menghitung kelarutan suatu
elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya § Menentukan pH larutan dari
harga Ksp-nya § Menjelaskan pengaruh penam
bahan ion senama dalam larutan § Memperkirakan terbentuknya
endapan berdasarkan harga Ksp § Menyimpulkan kelarutan suatu
garam
247
Lampiran 1 SILABUS
Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2 Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Alokasi Waktu : 12 jam (2 jam untuk UH)
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
5.1. Membuat berbagai sistem koloid de-ngan bahan-bahan yang ada di seki-tarnya.
§ Pembuatan ko-
loid (cara kon-densasi, disper-si, peptisasi)
§ Melakukan percobaan pem-
buatan koloid dalam kerja kelompok di laboratorium.
§ Menjelaskan proses pem
koloid dengan cara kondensasi dan dispersi.
5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
§ Sistem koloid
dan sifat-sifat koloid § Peranan koloid
dalam kehidup-an
§ Melakukan percobaan
pengelompokkan berbagai sistem koloid. § Melalui diskusi kelompok
mengidentifikasi serta mengklasifikasikan jenis dan sifat koloid dari data percobaan. § Melakukan percobaan sifat-
sifat koloid secara kelompok. § Mengidentifikasi peranan ko-
loid yang ada dalam produk kosmetik, makanan, obat-obatan dalam bentuk tabel
§ Mengklasifikasikan suspensi kasar,
larutan sejati dan koloid berdata hasil pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan) § Mengelompokkan jenis koloid ber
dasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi § Mendeskripsikan sifat-sifat ko
(effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, koagulasi)§ Menjelaskan koloid liofob dan liofil§ Mendeskripsikan peranan koloid
dalam produk kosmetik, makanan, obat-obatan