tahun - jdih.sumutprov.go.id

18
SALINAN GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA UTARA, Menimbang : a. bahwa unfuk meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, diperlukan bantuan prasarana, sarana dan utilitas umufit perumahan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk Kawasan Permukiman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OtL tenta.ng Perumahan dan Kawasan Permukiman (I-embaran Negara Republik Indonesia Tahun z}fi Nomor 7, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); Undalg-Undang Nomor 2O Tahun 2OlL tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Al1 Nomor 1O8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52521; 2. 3.

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

SALINAN

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA

NOMOR 8 TAHUN 2018

TENTANG

BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM

UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

Menimbang : a. bahwa unfuk meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan

rendah terhadap hunian yang layak, diperlukan bantuan

prasarana, sarana dan utilitas umufit perumahan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang

Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk

Kawasan Permukiman;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan

Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OtL tenta.ng Perumahan dan

Kawasan Permukiman (I-embaran Negara Republik Indonesia

Tahun z}fi Nomor 7, Tarnbahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5188);

Undalg-Undang Nomor 2O Tahun 2OlL tentang Rumah Susun

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Al1 Nomor 1O8,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52521;

2.

3.

Page 2: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

4.

-2-

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4

Nomor 244, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AL4

tentang Pemerintahan Daerah {Irmbaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 56791;

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2Afi tentang Jasa Kontruksi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AL7 Nomor 11,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6O18);

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2Ot4 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (kmbaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan

l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

Peraturan Pemerintah Nomor L4 Tahun 2AL6 tentang

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2A16 Nomor 101,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2OL6 tentang

Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah

{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 316,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6O0a);

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralqyat

Republik Indonesia Nomor 38/PRT/M/2015 tentang BantuanPrasarana, Sarana dan Utilitas Umum untuk Perumahan

Umum dan Permukiman (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 121611-

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tenta.ng Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara

(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera lltara Tahun 2AL6

Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah provinsi Sumatera

Utara Nomor 32);

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page 3: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-3-

11. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2016 tentang Susunan

Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara

(Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Nomor 39)

sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan

Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2Ol7 tentang Per-ubahan

Kedua Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 38

Tahun 2OL6 tentang Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah

Provinsi Sumatera Utara (Berita Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2OL7 Nomor 56);

MEMUTUSKAN:

MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BANTUAN PRASARANA,

SARANA, DAN UTILITAS UMUM UNTUK KAWASAN

PERMUKIMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah otonom.

Page 4: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-4-

4. Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk

Perumahan Umum dan Permukiman yang selanjutnya disebut

Bantuan PSU adalah pemberian komponen PSU bagi

perumahan yang membangun rumah umum berupa rumah

tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan

di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan.

5. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi

dengan prasaruula, sarana dan utilitas umum sebagai hasil

upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

6. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,

cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi

pemiliknya.

7. Rumah Umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk

memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan

rendah.

B. Perumahan Umum adalah perumahan yang diselenggarakan

untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat

berpenghasilan rendah, yang di dalamnya terdiri dari

kumpulan rumah yang dilengkapi dengan prasaralla, sarana,

dan utilitas umum.

9. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri

atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai

prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang

kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan

perdesaan.

10. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang

dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-

bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah

horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan

yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara

terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi

dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

Page 5: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-5-

1 1. Rumah susun umum adalah rumah susun yangdiselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagrmasyarakat berpenghasilan rendah.

12. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunianyang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempattinggal yang layak, sehat, €unan, dan nyaman.

13. sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yangberfungsi untuk mendukung penyelenggaraan danpengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

14. utilitas umum adarah kelengkapan penunjang untukpelayanan lingkungan hunian.

15. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkatMBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan dayabeli sehingga perru mendapat dukungan pemerintah untukmemperoleh rumah.

16. sife Plan yang seranjutnya disebut rencana tapak adarah petarencana peletakan bangunan/kavting dengan segala unsurpenunjangnya dalam skala dan batas luas lahan tertentu.

17. verifikasi pra Konstruksi Bantuan psu adalah kegiatanpenilaian terhadap usulan Bantuan psu yang meriputipengecekan administrasi, teknis, dan lokasi.

18. verifikasi paska konstruksi Bantuan psu adalah kegiatanpenilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan BantuanPSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekanadministrasi dan pengecekan teknis.

19. Pelaku pembangunan perumahan Umum dan permukimanyang selanjutnya disebut pelaku pembangunan adalah setiaporang dan/atau pemerintah yang melakukan pembangunanperumahan dan permukiman.

20. setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.2l.Badan hukum adarah badan hukum yang didirikan oreh warga

negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraarlperumahan dan kawasan permukiman.

22-Barang Milik Daerah yang seranjutnya disingkat BMD adalahsemua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban danaAPBD atau berasal dari perolehan lain yang sah.

Page 6: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-6-

23. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah

kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari

Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain,

tanpa memperoleh penggantian.

24. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang

perseorangan yang menyediakan Barang/Pekedaan

Konstruksi/ Jasa Konsultansi/ Jasa Lainnya.

25. Satuan Kerja pelaksana Bantuan PSU yang selanjutnya disebut

Satuan Keda adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Barang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

Pengadaan Barang dan Jasa dan ditunjuk oleh Gubernur.

26. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah Aparatur Sipil Negara yang

merupakan unsur pemerintah kabupatenlkota, yang terkait

dengan pelaksanaan pembangunan PSU.

27.Tim Teknis Provinsi adalah Aparatur Sipil Negara yang bekerja

di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi

Sumatera Utara.

28. Konsultan Pengawas adalah Penyedia jasa konsultansi yang

bekerja sebagai pengawas lapangan pada pembangunan PSU di

kabupaten/kota.

BAB II

KELOMPOK SASARAN DAN PERSYARATAN

PEMBERIAN BANTUAN PSU

Bagian Kesatu

Kelompok Sasaran

Pasal 2

(1) Kelompok sasaran pemberian Bantuan PSU adalah MBR.

(2) Pemberian Bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan melalui pelaku pembangunan yang membangun

kawasan Permukiman.

(3) Bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat {21 yang

diberikan untuk kawasan Permukiman berupa rumah

tunggal, rumah deret, dan rumah susun dimana jenis

komponen Bantuan PSU antara lain:

Page 7: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-7-

a. jalan;

b. ruang terbuka non hijau;

c. sanitasi;

d, persampahan ;

e. air minum;

f. drainase; dan

g. penerangan jalan umum.

(4) Penetapan jenis komponen Bantuan PSU untuk kawasan

Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan

ditetapkan setelah dilakukan verifikasi oleh tim teknis Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera

Utara.

Bagian Kedua

Persyaratan Administrasi

Pasal 3

(1) Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi pelaku

pembangunan dalam mengajukan Bantuan PSU terdiri atas:

a. format surat permohonan pemberian Bantuan PSU dan

kelengkapannya;

b. dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah

tunggal dan rumah deret; dan

c. dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah

susun.

(2) Format surat permohonan pemberian Bantuan PSU dan

kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan

diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas.

(3) Dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah

tunggal dan rr.rmah deret sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dengan format yang diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Kepala Dinas.

(a) Dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah

susun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan

format yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala

Dinas.

Page 8: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-8-

Pasal 4

Surat permohonan sebagaimalla dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

huruf a dilampiri:

a. rencana tapak yang disahkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

b. dokumen legalitas usaha;

c. dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan;

d. dokumen teknis proyek perumahan;

e. surat pernyataan kesanggupan dari pelaku pembangunan

untuk membangun kawasan Permukiman, yang di dalamnya

mencakup kesanggupan menjual rumah kepada MBR dengan

harga berdasarkan batasan harga jual rumah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. surat pernyataan pelaku pembangunan kawasan Permukiman

untuk menyerahkan lahan guna pembangunan PSU kepada

pemerintah daerah;

g. surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota untukmendukung pelaksanaan Bantuan PSU dan kesiapan tanah

{clean and clear); dan

h. surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota untuk menerima

aset Bantuan PSU paska konstruksi.

i. surat pernyataan bahwa calon pembeli rumah umum

merupakan MBR.

j. Surat pernyataan pelaku pembangunan Perumahan Umum dan

Permukiman untuk memelihara aset bantuan PSU sampai

dengan tanggal serah terima aset antara Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara d.engan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 5

Dokumen legalitas usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf b, meliputi salinan (copAl:

a. akta perusahaan;

b. surat dukungan bank;

c. daftar pengalaman perusahaan;

d. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa

Konstruksi (SIUJK) bagr pelaku pembangunan yang

melaksanakan Bantuan PSU melalui penunjukan langsung;

Page 9: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-9-

e. Nomor Pokok wajib Pajak (NP\MP) dan telah memenuhi

kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT tahunan);

f. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

g. Surat Izin Tempat Usaha TSITU) atau surat keterangan domisili;

h. Tanda Daftar Perusahaan {TDP) atau surat keterangan usaha;

dan

i. Tanda bukti keanggotaan asosiasi pengembang perumahan.

Pasal 6

Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan

sebagairnana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi salinan

{copgl:

a. surat izin lokasi;

b. sertifikat hak atas tanah; dan

c. tzin mendirikan bangunan (IMB).

Pasal 7

Dokumen teknis proyek kawasan Permukiman berupa rumah

tunggal, rumah deret, dan rumah susun sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 huruf d, meliputi salinan {copgl:

a. data lokasi perumahan;

b. rencana tapak proyek kawasan Permukiman berupa rumah

tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang telah disetujui

oleh pemerintah kabuPaten/ kota;

c. jadwal rencana pelaksanaan pembangunan proyek Perumahan

Umum dan Permukiman berupa rumah tunggal, rumah deret

dan rumah susun; dan

d. lokasi PSU sudah tergambar di datam rencana tapak dan

disetujui oleh pemerintah kabupaten/ kota.

Page 10: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

_10_

Bagran Ketiga

Persyaratan Teknis

Pasal 8

(1) Persyaratan teknis yang wajib dipenuhi oleh pelaku

pembangunan kawasan Permukiman berupa rumah tunggal,

rumah deret, dan rumah susun dalam mengqiukan Bantuan

PSU terdiri dari:

a. penyediaan tanah untuk pembangunan PSU;

b. bagi rumah susun harus memiliki Sertifrkat Laik Fungsi

{SLF) dan memperhatikan keandalan bangunan yang terdiri

dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan

kemudahan.

(2) Ketentuan mengenai persyaratan teknis PSU sesuai dengan

pefizinan dan standar pelayanan minirnal kawasan

permukiman.

Bagran Keempat

Persyaratan L,okasi

Pasal 9

(1) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan

kawasan Permukiman berupa rumah tunggal, dan nrmah

deret meliputi:

a. lokasi sesuai d.engan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota;

b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui

oleh pemerintah kabupatenl kota

c. status tanah tidak dalam sengketa;

d. lokasi perumahan sesuai dengan rencana tapak memiliki

daya tampung sekurang-kurangnya 100 (seratus) unitrumah atau memiliki luasan area sekurang-kurangnya 1,2

hektar;

Page 11: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-1 1-

e. jumlah unit rumah yang diusulkan untuk mendapat

Bantuan PSU sekurang-kurangnya 50 {lima puluh} unitrumah sudah terbangun pada saat dilakukan verifikasi pra

konstruksi;

f. keterbangunan rumah sesuai pengajuan usulan yang

disampaikan pelaku pembangunan, pemerintah

kabupaten/kota kepada Gubernur Sumatera Utara;

g. rumah sudah terbangun paling lama terhitung mulai

tanggal 1 Januari tiga tahun sebelumnya sampai dengan

dilakukan verifikasi; dan

h. keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah

disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota.

(2) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan

kawasan Permukiman berupa rumah susun meliputi:

a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota

b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui

oleh pemerintah kabupaten/ kota

c. status tanah tidak dalam sengketa;

d. rumah susun umum sudah terbangun paling lama

terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya; dan

e. keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah

disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota.

(3) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi oleh permukiman MBR

yang sudah lama terhuni meliputi:

a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota

b. lokasi sudah diserah terimakan kepada pemerintah

kabupaten/kota

c. status tanah tidak dalam sengketa;

d. belum pernah mendapat bantuan PSU atau PSU sudah

mengalami penurunan kualitas.

Page 12: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-72-

BAB III

TAHAPAN PEMBERIAN BANTUAN PSU

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 10

Tahapan pemberian Bantuan PSU terdiri dari:

a. usulan permohonan pemberian Bantuan PSU;

b. penetapan lokasi perumahan penerima Bantuan PSU;

c. pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU; dan

d. pelaporan.

Bagran Kedua

Usulan Permohonan Pemberian Bantuan PSU

Pasal 1L

Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU dilaksanakan

melalui tahapan:

a. pelaku pembangunan mengajukan permohonan secara tertulis

kepada pemerintah kabupaten/ kota;

b. pemerintah kabupatenlkota mengusulkan lokasi Bantuan PSU

kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara c/q Kepala Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera

Utara"

Pasal 12

Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 bagi alokasi dana APBN dilaksanakan

melalui tahapan:

a. pelaku pembangunan mengajukan permohonarl secara tertulis

kepada pemerintah provinsi; dan

b. pemerintah provinsi mengusulkan lokasi Bantuan PSU kepada

Kementerian yang membidangi permukiman.

Page 13: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

(3)

-13-

Bagian Ketiga

Penetapan Lokasi Perumahan Penerima Bantuan PSU

Pasal 13

Penetapan lokasi perumahan penerima Bantuan PSU

didahului verifikasi pra konstruksi meliputi:

a. pemeriksaan persyaratan administrasi dan teknis; dan

b. pemeriksaan lokasi.

Pemeriksaan persyaratan administrasi dan teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat (U huruf a dilakukan

terhadap dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7,

dan Pasal 8.

Pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, dilakukan melalui pemeriksaan lapangan untukmengetahui kesesuaian lokasi dengan persyaratan lokasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

Pasal 14

Pelaksanaan verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 ayat (1) dilaksanakan oleh tim teknis Provinsi

dan/atau Penyedia Jasa Konsultansi.

Pasal 15

Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)

yarlg telah memenuhi syarat dipergunakan sebagai dasar

pertimbangan penetapan lokasi.

Lokasi yang telah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disusun dalam daftar lokasi perumahan yang

akan mend.apatkan Bantuan PSU.

(1)

(21

(1)

(2t

Pelaksanaan pemberian

Perumahan dan Kawasan

Pasal 16

Bantuan PSU dilakukan oleh Dinas

Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

Page 14: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

IU

(2)

-14-

Bagran Keempat

Pelaksanaan Pembangunan Fisik Bantuan PSU

Pasal 17

(1)Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU melalui

penunjukan langsung dilakukan oleh pelaku pembangunan

yang memiliki SBU dan SIUJK.

(2) Pelaksanaan pembangunan lisik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK).

Pasal 18

Pelaksanaan pembangunan lisik Bantuan PSU melalui

pelelangan umum diperuntukkan bagi pelaku pembangunan

yang tidak memiliki SBU dan SIUJK.

Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa

Konstruksi, dimulai setelah terbitnya Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK).

Pasal 19

Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

LT ayat (U dan ayat l2l dilakukan setelah memenuhi proses

penunjukan langsung atau pelelangan umlun sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasa1 2O

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan dan

pengendalian pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU.

(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat

kabupaten/ kota, sampai dengan provinsi.

(3) Dalam pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU

dilakukan pengawasan lapangan oleh jasa konsultansi.

Page 15: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-15-

(4) Konsultan Pengawas memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan PSU sesuai

dengan jadwal kegiatan;

b. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

pembangunan bantuan PSU;

c. rnelaporkan progress mingguan dan bulanan kegiatan fisik,

serta ha1 yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

pembangunan fisik bantuan PSU kepada Kuasa Pengguna

Anggaran.

(5) Tim Teknis kabupaten/kota memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

a. melakukan koordinasi dengan Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara mengenai

bantuan pembangunan PSU pada kabupaten/kota terkait;

b. menfasilitasi koordinasi pelaksanaan serah terima aset

bantuan PSU pada kabupatenlkota terkait;

c. melaporkan hasil progress kegiatan lisik pembangunan PSU

pada kabupate n / kota terkait.

(6) Tim Teknis Provinsi memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. memberikan petunjuk bagi pengembang dan/atau penyedia

jasa dari segi teknis maupun administratif sesuai dengan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);

b. mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan PSU pada

kabupaten/ kota terkait;

c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan

PSU pada kabupaten/kota terkait;

d. memeriksa dan menyetujui hal yang berkaitan dengan

administratif dan teknis;

e. menyampaikan dan melaporkan hasil pemantauan dan

evaluasi pelaksanaan pembangunan PSU kepada Kuasa

Pengguna Anggaran.

Page 16: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

(1)

(21

(3)

-t6-

Bagian Kelima

Pelaporan

Pasal 21

Dalam pengawasan lapangan pembangunan fisik Bantuan

PSU, konsultan pengawas menyarnpaikan laporan mingguan

dan bulanan secara berkala dengan disetujui oleh Tim Teknis

Provinsi.

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

kepada Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Provinsi Sumatera Utara melalui Kuasa Pengguna Anggaran

yang telah ditunjuk oleh Gubernur Sumatera Utara,

Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat l2l kepada Gubernur

Sumatera Utara melalui Kepala Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

Pasal 22

Penerima bantuan PSU perumahan umum dan permukiman wajib

melakukan pemeliharaan terhadap hasil pembangunan PSU

sampai dengan tanggal serah terima aset antara Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara dengan pemerintah Kabupaten / Kota.

BAB IV

PENDANAAN

Pasal 23

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan €rnggaran

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) untuk pelaksanaan Bantuan PSU.

Pasal 24

(1) Untuk pelaksanaan Bantuan PSU melalui penunjukan

langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1),

pembayaran dilakukan berdasarkan progress fisik di

lapangan.

Page 17: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-L7-

(2) Untuk pelaksanaan Bantuan PSU melalui pelelangan umum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), pembayaran

dilakukan berdasarkan progres fisik di lapangan.

BAB V

HIBAH BMD

Pasal 25

(1) Penggunaam Barang yang menggunakan dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pembangunan

Bantuan PSU wajib melakukan pengalihan PSU kepada

pemerintah daerah atau instansi penerima bantuan melalui

Hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Hibah dilakukan untuk pengalihan komponen Bantuan PSU.

(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (21dilakukan melalui

tahap:

a. peffnohonan hibah dari calon penerima;

b. pembentukan tim internal;

c. pengajuan surat pernyataan menerima barang;

d. peng4iuan usulan;

e. persetujuan;

f. serah terima; dan

g. pengapusan dari Daftar BMD.

(4) BMD komponen Bantuan PSU yang telah dihibahkan tidak

dapat:

a. dialihfungsikan;

b. dimanfaatkan oleh pihak lain; dan /atauc, dipindahtangankan kepada pihak lain.

(5) Pelaksanaan hibah komponen Bantuan PSU dilakukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengatur mengenai hibah BMD.

Page 18: Tahun - jdih.sumutprov.go.id

-18-

Pasal 26

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita

Daerah Frovinsi Sumatera Utara.

Ditetapkan di Medanpada tanggal 22 Maret 2018

GUBERNUR SUMATERA UTARA,

ttd

TENGKU ERRY NURADI

Diundangkan di Medanpada tanggal 26 Maret 2018Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,

ttd

IBNU SRI HUTOMO

BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018 NOMOR 8

SalinanKEP

Pembina U uda (IV/c)NIP. 19594227 198003 1 004