tahun - jdih.sumutprov.go.id
TRANSCRIPT
SALINAN
GUBERNUR SUMATERA UTARA
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA
NOMOR 8 TAHUN 2018
TENTANG
BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM
UNTUK KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA UTARA,
Menimbang : a. bahwa unfuk meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan
rendah terhadap hunian yang layak, diperlukan bantuan
prasarana, sarana dan utilitas umufit perumahan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk
Kawasan Permukiman;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OtL tenta.ng Perumahan dan
Kawasan Permukiman (I-embaran Negara Republik Indonesia
Tahun z}fi Nomor 7, Tarnbahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188);
Undalg-Undang Nomor 2O Tahun 2OlL tentang Rumah Susun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Al1 Nomor 1O8,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52521;
2.
3.
4.
-2-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4
Nomor 244, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AL4
tentang Pemerintahan Daerah {Irmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 56791;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2Afi tentang Jasa Kontruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AL7 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6O18);
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2Ot4 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
Peraturan Pemerintah Nomor L4 Tahun 2AL6 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2A16 Nomor 101,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883);
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2OL6 tentang
Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 316,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6O0a);
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralqyat
Republik Indonesia Nomor 38/PRT/M/2015 tentang BantuanPrasarana, Sarana dan Utilitas Umum untuk Perumahan
Umum dan Permukiman (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 121611-
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tenta.ng Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera lltara Tahun 2AL6
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah provinsi Sumatera
Utara Nomor 32);
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-3-
11. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara
(Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Nomor 39)
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan
Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2Ol7 tentang Per-ubahan
Kedua Atas Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 38
Tahun 2OL6 tentang Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah
Provinsi Sumatera Utara (Berita Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2OL7 Nomor 56);
MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BANTUAN PRASARANA,
SARANA, DAN UTILITAS UMUM UNTUK KAWASAN
PERMUKIMAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
-4-
4. Bantuan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum Untuk
Perumahan Umum dan Permukiman yang selanjutnya disebut
Bantuan PSU adalah pemberian komponen PSU bagi
perumahan yang membangun rumah umum berupa rumah
tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang bersifat stimulan
di lokasi perumahan yang dibangun oleh pelaku pembangunan.
5. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi
dengan prasaruula, sarana dan utilitas umum sebagai hasil
upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
6. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi
pemiliknya.
7. Rumah Umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
B. Perumahan Umum adalah perumahan yang diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, yang di dalamnya terdiri dari
kumpulan rumah yang dilengkapi dengan prasaralla, sarana,
dan utilitas umum.
9. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri
atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
10. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-
bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
-5-
1 1. Rumah susun umum adalah rumah susun yangdiselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagrmasyarakat berpenghasilan rendah.
12. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunianyang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempattinggal yang layak, sehat, €unan, dan nyaman.
13. sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yangberfungsi untuk mendukung penyelenggaraan danpengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
14. utilitas umum adarah kelengkapan penunjang untukpelayanan lingkungan hunian.
15. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkatMBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan dayabeli sehingga perru mendapat dukungan pemerintah untukmemperoleh rumah.
16. sife Plan yang seranjutnya disebut rencana tapak adarah petarencana peletakan bangunan/kavting dengan segala unsurpenunjangnya dalam skala dan batas luas lahan tertentu.
17. verifikasi pra Konstruksi Bantuan psu adalah kegiatanpenilaian terhadap usulan Bantuan psu yang meriputipengecekan administrasi, teknis, dan lokasi.
18. verifikasi paska konstruksi Bantuan psu adalah kegiatanpenilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan BantuanPSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekanadministrasi dan pengecekan teknis.
19. Pelaku pembangunan perumahan Umum dan permukimanyang selanjutnya disebut pelaku pembangunan adalah setiaporang dan/atau pemerintah yang melakukan pembangunanperumahan dan permukiman.
20. setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.2l.Badan hukum adarah badan hukum yang didirikan oreh warga
negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraarlperumahan dan kawasan permukiman.
22-Barang Milik Daerah yang seranjutnya disingkat BMD adalahsemua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban danaAPBD atau berasal dari perolehan lain yang sah.
-6-
23. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain,
tanpa memperoleh penggantian.
24. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan Barang/Pekedaan
Konstruksi/ Jasa Konsultansi/ Jasa Lainnya.
25. Satuan Kerja pelaksana Bantuan PSU yang selanjutnya disebut
Satuan Keda adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Barang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa dan ditunjuk oleh Gubernur.
26. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah Aparatur Sipil Negara yang
merupakan unsur pemerintah kabupatenlkota, yang terkait
dengan pelaksanaan pembangunan PSU.
27.Tim Teknis Provinsi adalah Aparatur Sipil Negara yang bekerja
di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi
Sumatera Utara.
28. Konsultan Pengawas adalah Penyedia jasa konsultansi yang
bekerja sebagai pengawas lapangan pada pembangunan PSU di
kabupaten/kota.
BAB II
KELOMPOK SASARAN DAN PERSYARATAN
PEMBERIAN BANTUAN PSU
Bagian Kesatu
Kelompok Sasaran
Pasal 2
(1) Kelompok sasaran pemberian Bantuan PSU adalah MBR.
(2) Pemberian Bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan melalui pelaku pembangunan yang membangun
kawasan Permukiman.
(3) Bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat {21 yang
diberikan untuk kawasan Permukiman berupa rumah
tunggal, rumah deret, dan rumah susun dimana jenis
komponen Bantuan PSU antara lain:
-7-
a. jalan;
b. ruang terbuka non hijau;
c. sanitasi;
d, persampahan ;
e. air minum;
f. drainase; dan
g. penerangan jalan umum.
(4) Penetapan jenis komponen Bantuan PSU untuk kawasan
Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan
ditetapkan setelah dilakukan verifikasi oleh tim teknis Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera
Utara.
Bagian Kedua
Persyaratan Administrasi
Pasal 3
(1) Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi pelaku
pembangunan dalam mengajukan Bantuan PSU terdiri atas:
a. format surat permohonan pemberian Bantuan PSU dan
kelengkapannya;
b. dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah
tunggal dan rumah deret; dan
c. dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah
susun.
(2) Format surat permohonan pemberian Bantuan PSU dan
kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas.
(3) Dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah
tunggal dan rr.rmah deret sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dengan format yang diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala Dinas.
(a) Dokumen kuesioner pemberian Bantuan PSU berupa rumah
susun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan
format yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala
Dinas.
-8-
Pasal 4
Surat permohonan sebagaimalla dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a dilampiri:
a. rencana tapak yang disahkan oleh pemerintah kabupaten/kota;
b. dokumen legalitas usaha;
c. dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan;
d. dokumen teknis proyek perumahan;
e. surat pernyataan kesanggupan dari pelaku pembangunan
untuk membangun kawasan Permukiman, yang di dalamnya
mencakup kesanggupan menjual rumah kepada MBR dengan
harga berdasarkan batasan harga jual rumah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. surat pernyataan pelaku pembangunan kawasan Permukiman
untuk menyerahkan lahan guna pembangunan PSU kepada
pemerintah daerah;
g. surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota untukmendukung pelaksanaan Bantuan PSU dan kesiapan tanah
{clean and clear); dan
h. surat pernyataan pemerintah kabupaten/kota untuk menerima
aset Bantuan PSU paska konstruksi.
i. surat pernyataan bahwa calon pembeli rumah umum
merupakan MBR.
j. Surat pernyataan pelaku pembangunan Perumahan Umum dan
Permukiman untuk memelihara aset bantuan PSU sampai
dengan tanggal serah terima aset antara Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara d.engan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pasal 5
Dokumen legalitas usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b, meliputi salinan (copAl:
a. akta perusahaan;
b. surat dukungan bank;
c. daftar pengalaman perusahaan;
d. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK) bagr pelaku pembangunan yang
melaksanakan Bantuan PSU melalui penunjukan langsung;
-9-
e. Nomor Pokok wajib Pajak (NP\MP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT tahunan);
f. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
g. Surat Izin Tempat Usaha TSITU) atau surat keterangan domisili;
h. Tanda Daftar Perusahaan {TDP) atau surat keterangan usaha;
dan
i. Tanda bukti keanggotaan asosiasi pengembang perumahan.
Pasal 6
Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan
sebagairnana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, meliputi salinan
{copgl:
a. surat izin lokasi;
b. sertifikat hak atas tanah; dan
c. tzin mendirikan bangunan (IMB).
Pasal 7
Dokumen teknis proyek kawasan Permukiman berupa rumah
tunggal, rumah deret, dan rumah susun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf d, meliputi salinan {copgl:
a. data lokasi perumahan;
b. rencana tapak proyek kawasan Permukiman berupa rumah
tunggal, rumah deret, dan rumah susun yang telah disetujui
oleh pemerintah kabuPaten/ kota;
c. jadwal rencana pelaksanaan pembangunan proyek Perumahan
Umum dan Permukiman berupa rumah tunggal, rumah deret
dan rumah susun; dan
d. lokasi PSU sudah tergambar di datam rencana tapak dan
disetujui oleh pemerintah kabupaten/ kota.
_10_
Bagran Ketiga
Persyaratan Teknis
Pasal 8
(1) Persyaratan teknis yang wajib dipenuhi oleh pelaku
pembangunan kawasan Permukiman berupa rumah tunggal,
rumah deret, dan rumah susun dalam mengqiukan Bantuan
PSU terdiri dari:
a. penyediaan tanah untuk pembangunan PSU;
b. bagi rumah susun harus memiliki Sertifrkat Laik Fungsi
{SLF) dan memperhatikan keandalan bangunan yang terdiri
dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan.
(2) Ketentuan mengenai persyaratan teknis PSU sesuai dengan
pefizinan dan standar pelayanan minirnal kawasan
permukiman.
Bagran Keempat
Persyaratan L,okasi
Pasal 9
(1) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan
kawasan Permukiman berupa rumah tunggal, dan nrmah
deret meliputi:
a. lokasi sesuai d.engan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota;
b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui
oleh pemerintah kabupatenl kota
c. status tanah tidak dalam sengketa;
d. lokasi perumahan sesuai dengan rencana tapak memiliki
daya tampung sekurang-kurangnya 100 (seratus) unitrumah atau memiliki luasan area sekurang-kurangnya 1,2
hektar;
-1 1-
e. jumlah unit rumah yang diusulkan untuk mendapat
Bantuan PSU sekurang-kurangnya 50 {lima puluh} unitrumah sudah terbangun pada saat dilakukan verifikasi pra
konstruksi;
f. keterbangunan rumah sesuai pengajuan usulan yang
disampaikan pelaku pembangunan, pemerintah
kabupaten/kota kepada Gubernur Sumatera Utara;
g. rumah sudah terbangun paling lama terhitung mulai
tanggal 1 Januari tiga tahun sebelumnya sampai dengan
dilakukan verifikasi; dan
h. keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah
disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota.
(2) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi pelaku pembangunan
kawasan Permukiman berupa rumah susun meliputi:
a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota
b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui
oleh pemerintah kabupaten/ kota
c. status tanah tidak dalam sengketa;
d. rumah susun umum sudah terbangun paling lama
terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya; dan
e. keterbangunan rumah sesuai rencana tapak yang sudah
disetujui oleh dinas terkait di kabupaten/kota.
(3) Persyaratan lokasi yang wajib dipenuhi oleh permukiman MBR
yang sudah lama terhuni meliputi:
a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota
b. lokasi sudah diserah terimakan kepada pemerintah
kabupaten/kota
c. status tanah tidak dalam sengketa;
d. belum pernah mendapat bantuan PSU atau PSU sudah
mengalami penurunan kualitas.
-72-
BAB III
TAHAPAN PEMBERIAN BANTUAN PSU
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Tahapan pemberian Bantuan PSU terdiri dari:
a. usulan permohonan pemberian Bantuan PSU;
b. penetapan lokasi perumahan penerima Bantuan PSU;
c. pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU; dan
d. pelaporan.
Bagran Kedua
Usulan Permohonan Pemberian Bantuan PSU
Pasal 1L
Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU dilaksanakan
melalui tahapan:
a. pelaku pembangunan mengajukan permohonan secara tertulis
kepada pemerintah kabupaten/ kota;
b. pemerintah kabupatenlkota mengusulkan lokasi Bantuan PSU
kepada Gubernur Provinsi Sumatera Utara c/q Kepala Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera
Utara"
Pasal 12
Usulan permohonan pemberian Bantuan PSU sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 bagi alokasi dana APBN dilaksanakan
melalui tahapan:
a. pelaku pembangunan mengajukan permohonarl secara tertulis
kepada pemerintah provinsi; dan
b. pemerintah provinsi mengusulkan lokasi Bantuan PSU kepada
Kementerian yang membidangi permukiman.
(3)
-13-
Bagian Ketiga
Penetapan Lokasi Perumahan Penerima Bantuan PSU
Pasal 13
Penetapan lokasi perumahan penerima Bantuan PSU
didahului verifikasi pra konstruksi meliputi:
a. pemeriksaan persyaratan administrasi dan teknis; dan
b. pemeriksaan lokasi.
Pemeriksaan persyaratan administrasi dan teknis
sebagaimana dimaksud pada ayat (U huruf a dilakukan
terhadap dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7,
dan Pasal 8.
Pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dilakukan melalui pemeriksaan lapangan untukmengetahui kesesuaian lokasi dengan persyaratan lokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
Pasal 14
Pelaksanaan verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (1) dilaksanakan oleh tim teknis Provinsi
dan/atau Penyedia Jasa Konsultansi.
Pasal 15
Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
yarlg telah memenuhi syarat dipergunakan sebagai dasar
pertimbangan penetapan lokasi.
Lokasi yang telah dilakukan verifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun dalam daftar lokasi perumahan yang
akan mend.apatkan Bantuan PSU.
(1)
(21
(1)
(2t
Pelaksanaan pemberian
Perumahan dan Kawasan
Pasal 16
Bantuan PSU dilakukan oleh Dinas
Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
IU
(2)
-14-
Bagran Keempat
Pelaksanaan Pembangunan Fisik Bantuan PSU
Pasal 17
(1)Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU melalui
penunjukan langsung dilakukan oleh pelaku pembangunan
yang memiliki SBU dan SIUJK.
(2) Pelaksanaan pembangunan lisik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
Pasal 18
Pelaksanaan pembangunan lisik Bantuan PSU melalui
pelelangan umum diperuntukkan bagi pelaku pembangunan
yang tidak memiliki SBU dan SIUJK.
Pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa
Konstruksi, dimulai setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).
Pasal 19
Pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
LT ayat (U dan ayat l2l dilakukan setelah memenuhi proses
penunjukan langsung atau pelelangan umlun sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasa1 2O
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU.
(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
kabupaten/ kota, sampai dengan provinsi.
(3) Dalam pelaksanaan pembangunan fisik Bantuan PSU
dilakukan pengawasan lapangan oleh jasa konsultansi.
-15-
(4) Konsultan Pengawas memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan PSU sesuai
dengan jadwal kegiatan;
b. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pembangunan bantuan PSU;
c. rnelaporkan progress mingguan dan bulanan kegiatan fisik,
serta ha1 yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan fisik bantuan PSU kepada Kuasa Pengguna
Anggaran.
(5) Tim Teknis kabupaten/kota memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. melakukan koordinasi dengan Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara mengenai
bantuan pembangunan PSU pada kabupaten/kota terkait;
b. menfasilitasi koordinasi pelaksanaan serah terima aset
bantuan PSU pada kabupatenlkota terkait;
c. melaporkan hasil progress kegiatan lisik pembangunan PSU
pada kabupate n / kota terkait.
(6) Tim Teknis Provinsi memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. memberikan petunjuk bagi pengembang dan/atau penyedia
jasa dari segi teknis maupun administratif sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);
b. mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan PSU pada
kabupaten/ kota terkait;
c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan
PSU pada kabupaten/kota terkait;
d. memeriksa dan menyetujui hal yang berkaitan dengan
administratif dan teknis;
e. menyampaikan dan melaporkan hasil pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pembangunan PSU kepada Kuasa
Pengguna Anggaran.
(1)
(21
(3)
-t6-
Bagian Kelima
Pelaporan
Pasal 21
Dalam pengawasan lapangan pembangunan fisik Bantuan
PSU, konsultan pengawas menyarnpaikan laporan mingguan
dan bulanan secara berkala dengan disetujui oleh Tim Teknis
Provinsi.
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi Sumatera Utara melalui Kuasa Pengguna Anggaran
yang telah ditunjuk oleh Gubernur Sumatera Utara,
Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat l2l kepada Gubernur
Sumatera Utara melalui Kepala Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.
Pasal 22
Penerima bantuan PSU perumahan umum dan permukiman wajib
melakukan pemeliharaan terhadap hasil pembangunan PSU
sampai dengan tanggal serah terima aset antara Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dengan pemerintah Kabupaten / Kota.
BAB IV
PENDANAAN
Pasal 23
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan €rnggaran
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk pelaksanaan Bantuan PSU.
Pasal 24
(1) Untuk pelaksanaan Bantuan PSU melalui penunjukan
langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1),
pembayaran dilakukan berdasarkan progress fisik di
lapangan.
-L7-
(2) Untuk pelaksanaan Bantuan PSU melalui pelelangan umum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), pembayaran
dilakukan berdasarkan progres fisik di lapangan.
BAB V
HIBAH BMD
Pasal 25
(1) Penggunaam Barang yang menggunakan dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pembangunan
Bantuan PSU wajib melakukan pengalihan PSU kepada
pemerintah daerah atau instansi penerima bantuan melalui
Hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Hibah dilakukan untuk pengalihan komponen Bantuan PSU.
(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (21dilakukan melalui
tahap:
a. peffnohonan hibah dari calon penerima;
b. pembentukan tim internal;
c. pengajuan surat pernyataan menerima barang;
d. peng4iuan usulan;
e. persetujuan;
f. serah terima; dan
g. pengapusan dari Daftar BMD.
(4) BMD komponen Bantuan PSU yang telah dihibahkan tidak
dapat:
a. dialihfungsikan;
b. dimanfaatkan oleh pihak lain; dan /atauc, dipindahtangankan kepada pihak lain.
(5) Pelaksanaan hibah komponen Bantuan PSU dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai hibah BMD.
-18-
Pasal 26
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Frovinsi Sumatera Utara.
Ditetapkan di Medanpada tanggal 22 Maret 2018
GUBERNUR SUMATERA UTARA,
ttd
TENGKU ERRY NURADI
Diundangkan di Medanpada tanggal 26 Maret 2018Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA,
ttd
IBNU SRI HUTOMO
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018 NOMOR 8
SalinanKEP
Pembina U uda (IV/c)NIP. 19594227 198003 1 004