tenaga kerja

38
THE EMPLOYMENT DISUSUN OLEH : ANGGIT WAHYUNINGSIH (8335132482) FATHIA ROFIFAH (8335132520) HALIMAH (8335132402) PUJI ROCHMANI (8335132515) SITI RANITA SAKINAH (8335132517) ULFA GINY SEPTIANINGRUM (8335132550) JURUSAN AKUNTANSI 1

Upload: fathia-rofifah

Post on 28-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tenaga Kerja

TRANSCRIPT

THE EMPLOYMENT

DISUSUN OLEH :ANGGIT WAHYUNINGSIH (8335132482)FATHIA ROFIFAH(8335132520)HALIMAH (8335132402)PUJI ROCHMANI (8335132515)SITI RANITA SAKINAH (8335132517)ULFA GINY SEPTIANINGRUM (8335132550) JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNVERSITAS NEGERI JAKARTAKATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis adalah, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Selain itu, demi penyempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun.Akhir kata, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi 2, Bapak Karuniana DiantaA.Sebayang, S.IP, ME yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga penulis dapat mengetahui lebih jauh tentang Ketenagakerjaan, dan kepada semua pihak yang turut membantu, penulis sampaikan terima kasih atas bantuannya. Kepada pihak pihak yang tulisannya penulis jadikan rujukan, penulis sampaikan terima kasih dan pernyataan maaf bila kurang berkenan.

Jakarta,April 2014

Penulis BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat nomor 4 di dunia, Indonesia dilingkupi dengan berbagai masalah terkait dengan pengaruh jumlah penduduk yang padat. Dimulai dari masalah pembangunan, kemiskinan, kriminalitas, serta yang tak kalah penting yaitu masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan ini, dapat dikatakan sebagai masalah yang vital yang harus segera dibenahi. Karena apabila masalah ketenagakerjaan ini dapat diselesaikan dengan baik, maka beberapa masalah negara ini akan terselesaikan menyusul dengan masalah ketenagakerjaan yang sudah dapat diselesaikan. Masalah pengangguran menjadi persoalan utama yang muncul, apabila berbicara tentang masalah ketenagakerjaan. Pengangguran dapat menjadi awal dari beberapa masalah yang dapat timbul dimasyarakat diantaranya kemiskinan yang dapat juga berakibat pada kenaikan jumlah kriminalitas. Untuk itu, sudah sepatutnya masalah ketenagakerjaan ini diberikan perhatian khusus agar terselesaikan dengan baik.Sedangkan, untuk menyelesaikan sebuah masalah maka terlebih dahulu mendalami masalah yang akan dikaji. Dalam hal ini, harus diketahui terlebih dahulu penyebab-penyebab yang dapat berpotensi menyebabkan masalah ketenagakerjaan khususnya masalah pengangguran. Secara sederhana, pengangguran muncul karena ketidakseimbangan antara jumlah lowongan pekerjaan dengan jumlah pencari kerja. Penyebab lain yaitu masalah kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia yang kurang memadai dan tidak memenuhi standar yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan. Namun sesungguhnya, tak hanya itu saja penyebab munculnya pengangguran. Penyebab lain, juga dapat berpotensi menjadi awal dari kemunculan masalah pengangguran, diantaranya inflasi, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran. Untuk itu, dalam penulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai masalah ketenagakerjaan. Dimulai dari berbagai jenis penangguran hingga penyebab serta kebijakan-kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan yang ada.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan?2. Apa saja penyebab munculnya masalah pengangguran ?3. Bagaimana keterkaitan antara inflasi dengan masalah ketenagakerjaaan ?4. Apa saja upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah ketenagakerjaan ?

C. Tujuan Penulisan1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi 2.2. Penjelasan secara terperinci mengenai pengangguran.3. Penjelasan mengenai keterkaitan antara inflasi dengan ketenagakerjaan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 TENAGA KERJA2.1.1 PengertianTenaga Kerja adalah penduduk dalam usia bekerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, usia sekolah dan mereka yang mengurus rumah tangga.2.1.2 Permintaan Tenaga Kerja oleh PerusahaanPasar tenaga kerja, sama seperti halnya pasar pasar lainnya dalam perekonomian, diatur oleh kekuatan kekuatan penawaran dan permintaan. Bagaimanpun, ada perbedaan penting antara pasar tenaga kerja, dengan pasar-pasar lainnya, karena permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan. Jasa tenaga kerja bukanah merupakan barang jadi yang siap dinikmati oleh konsumen melainkan, masih merupakan bahan atau input untuk memproduksi barang lainnya. Perusahan yang menyerap tenaga kerja menggunakannya untuk memproduksi berbagai barang siap jual.a. Perusahaan Kompetitif yang Memaksimalkan LabaAda dua asumsi yang perlu kita buat berkenaan dengan perusahaan dalam membahas permintaan tenaga kerja oleh perusahaan, pertama, kita asumsikan bahwa perusahaan tersebut adalah sebuah perusahaan kompetitif. Sebuah perusahaan kompetitif adalah penerima harga (sekedar menerima harga pasar dan tidak dapat mengubahnya). Kedua, kita asumsikan bahwa perusahaan itu selalu berusaha memaksimalkan laba. Laba itu sendiri sama dengan pendapatan total dikurangi biaya produksi.b. Fungsi Produksi dan Produk Marginal Tenaga KerjaDalam memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu direkrut, perusahaan itu harus mengetahui bagaimana jumlah pekerja mempengaruhi output yang mereka produksi. Para ekonom lazim menggunakan istilah fungsi produksi untuk menjelaskan hubungan antara kuantitas input yang digunakan dalam produksi dan kuantitas output dari produksi tersebut. Selain itu, salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi menyatakan bahwa orang orang rasional senantiasa berpedoman pada konsep marginal, produk marginal tenaga kerja (marginal product of labour), yakni kenaikan output dari tambahan satu unit input tenaga kerja. Ketika jumlah pekerja meningkat, produk marjinal tenaga kerjanya justru berkurang. Situasi demikian disebut sebagai produk marginal yang semakin menurun (diminishing marginal product).c. Nilai produk marginal dan permintaan tenaga kerjaNilai produk marginal (value of the marginal product) dari setiap input adalah produk marjinal tersebut diklikan dengan harga pasar atas outputnya. Karena harga pasar merupakan sesuatu yang konstan bagi sebuah perusahaan kompetitif, maka nilai produk marjinal akan menyusut seiring dengan bertambahnya pekerja.2.2 PENGANGGURAN2.2.1 PengertianPengangguran adalah suatu kondisi dimana individu tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada dan mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan adanya pengangguran, maka produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga menimbulkan kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.a. Cara Menghitung Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran = Jumlah yang Menganggur / Jumlah Angkatan Kerja x 100%

2.2.2 Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan PenyebabnyaBerdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat dibedakan menjadi pengangguran berikut:1. Pengangguran Normal atau FriksionalApabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi tersebut sudah dipandang mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen ini dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang dianggap pengangguran normal.

2. Pengangguran SiklikalPerekonomian tidak selalu berkembang dengan stabil. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha untuk menaikkan produksi, lebih banyak pekerja baru digunakan oleh perusahaan dan akibatnya pengangguran berkurang. Begitu pun sebaliknya, terdang perekonomian mengalami keadaan yang sulit. Perusahaan akan mengalami penurunan permintaan terhadap produksinya. Kemorosotan ini mengakibatkan perusahaan mengurangi pekerja atau menutup usahanya, maka pengangguran akan bertambah. Pengangguran ini dinamakan pengangguran siklikal.3. Pengangguran StrukturalTidak semua industri atau perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebgiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sangat tinggi dan tidak mampu bersaing. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangguran. Pengangguran jenis ini digolongkan sebagai pengangguran struktural, karena terjadinya perubahan struktur dalam kegiatan ekonomi.4. Pengangguran TeknologiPengangguran dapat pula disebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya yang menggantikan posisi manusia dinamakan pengangguran teknologi.2.2.3 Jenis Pengangguran Berdasarkan CirinyaBerdasarkan ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut:1) Pengangguran TerbukaPengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat bekerja. Pengangguran terbuka dapat pula muncul sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi jumlah tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.2) Pengangguran TersembunyiDi banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan, agar dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.3) Pengangguran BermusimPengangguran ini terjadi pada orang yang melakukan pekerjaannya secara musiman, contohnya pada petani dan nelayan. Mereka tidak bisa bekerja setiap waktu, karena pekerjaan mereka bisa jadi sangat tergantung dengan musim. Apabila tidak sedang dalam masanya bekerja, mereka akan menganggur. Pengangguran seperti inilah yang digolongkan sebagai pengangguran bermusim

4) Setengah MenganggurDi negara-negara berkembang perpindahan penduduk dari desa ke kota sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagian lagi terpaksa menganggur sepenuh waktu. Selain itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari jam normal. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti inilah yang digolongkan sebagai setengah menganggur.2.2.4 Beberapa Tujuan Kebijakan PemerintahUntuk menghindari efek buruk yang ditimbulkan dari pengangguran dalam perekonomian pemerintah perlu secara terus menerus berusaha mengatasi pengangguran. Berikut ini menerangkan beberapa tujuan dari kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran.A. Tujuan Bersifat EkonomiTujuan untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada pertimbangan yang bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga pertimbangan utama yaitu:1) Menyediakan Lowongan PekerjaanUntuk menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, penambahan lowongan pekerjaan perlu dilakukan dari tahu ke tahun. Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi masalah serius, yaitu ketika terjadinya kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa ini kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan semakin sempit dan pengangguran pun meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini pemerintah terus berusaha untuk mengatasi pengangguran.2) Meningkatkan Taraf kemakmuran MasyarakatKenaikan kesempatan kerja dan menurunnya jumlah pengangguran akan sangat berhubungan dengan pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat. Tingkat penganggurang yang semakin berkurang bukan saja menambah pendapatan nasional tetapi juga meningkatkan pendapatan perkapita. Melalui perubahan ini kemakmuran masyarakat akan bertambah.3) Memperbaiki Pembagian PendapatanPengangguran yang semakin tinggi menimbulkan efek yang buruk pada kesamarataan pembagian pendapatan. Semakin banyak pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan. Usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.4) Tujuan Bersifat Sosial PolitikTujuan untuk mengatasi masalah sosial politik juga tidak kalah pentingnya dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usah usaha untuk mengatasi ekonomi tidak dapat dicapai dengan mudah.2.3 INFLASIMasalah lainnya yang terus menerus mendapat perhatian pemerintah adalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakkan pemerintah karena itu merupakan hal yang sulit dicapai. Mengahadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah menyusun langkah langkah yang betujuan agar kestabilan harga dapat terwujud kembali.

2.3.1 Jenisjenis InflasiBerdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan menjadi tiga, yaitu:1) Inflasi Tarikan PemerintahInflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. Disamping dalam masa perekonomian yang berkembang pesat, inflasi tarikan pemerintah juga dapat berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik. Dalam masa ini pemerintah berbelanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya, sehingga menimbulkan inflasi.2) Inflasi Desakan BiayaInflasi jenis ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah. Apabila perusahaan masih mengadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru denga tawaran gaji dan upah yang lebih tinggi. Ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga berbagai barang.3) Inflasi di ImporInflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga yang diimpor. Inflasi ini akan muncul apabila barang barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan. Kenaikan harga barang impor yang penting artinya di berbagai industri menyebabkan biaya produksi naik, dan ini seterusnya akan mengakibatkan penawaran akan barang tersebut bertambah, lalu pendapatan menurun dan pastinya harga barang tersebut juga akan naik. Dengan demikian keadaan ini menggambarkan keadaan dimana kegiatan ekonomi semakin menurun, pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses kenaikan harga semakin bertambah cepat.2.3.2 Inflasi Merayap dan HiperinflasiBerdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikkan harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi merayap, inflasi sederhana dan hiperinflasia. Definisi Inflasi Merayap dan HiperinflasiInflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang cenderung lambat. Yang tergolong inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan. Negara-negara tersebut tidak mengadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara berkembang, tingkat inflasi mencapai diantara 5 hingga 10 persen. Inflasi ini tergolong sebagai inflasi sederhana (moderate inflation).b. Sumber Wujudnya HiperinflasiHiperinflasi seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang menhadapi perang atau kekacauan politik dalam negeri. Dalam masa ini pemerintah akan menambah pengeluaran yang jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Salah satu caranya adalah dengan meminjam kepada bank sentral atau mewajibkan bank sentral mencetak lebih banyak uang.Pemerintah akan selalu berusaha mengendalikan inflasi yang berlaku. Berbagai cara akan dilakukan pemerintah untuk mengurangi kepesatan jalannya inflasi. Antara lain langkah yang sering digunakan untuk menghadapi hiperinflasi ialah dengan mengendalikan harga, mancatut barang kebutuhan pokok, membuat peraturan yang melarang menyimpan uang, dan memberi subsidi pada kepada produsen. Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan terus menerus, tingkat kegiatan ekonomi akan semakin menurun dan ini menyebabkan pendapatan nasional mengalami kemunduran dan pengangguran akan semakin meningkat.2.3.3 Efek Buruk InflasiKenaikan harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi, tetapi juga terhadap kemakmuran individu dan masyarakat.a) Inflasi dan Perkembangan EkonomiInflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produksi sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi, seperti misalnya dengan memblei harta-harta tetap seperti tanah, rumah, dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan investasi yang bersifat seperti ini, maka investasi produktif pun akan berkurang dan tingkat ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya akan menimbulkan lebih banyak pengangguran.Kenaikan harga akan menimbulkan efek yang buruk pula terhadap perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara tersebut tidak dapat bersaing di pasar internasional. Maka ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor menurun dan diikuti dengan impor yang meningkat akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing.

b) Inflasi dan Kemakmuran MasyarakatDisamping menimbulkan efek buruk terhadap perekenomian suatu negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek berikut terhadap individu dan masyarakat: Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil individu yang berpendapatan tetap. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai dan simpanan dalam lembaga keuangan lain. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.2.4 Masalah Pengangguran dan Kebijakan FiskalDalam menjalankan kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan tiga bentuk tindakan, yaitu: (a) mengubah pengeluaran pemerintah saja.(b) mengubah pajak saja.(c) secara serentak mengubah pengeluaran pemerintah dan pajak.2.5 Masalah Inflasi dan Kebijakan PemerintahMengenai masalah inflasi, perlu dibedakan dua bentuk inflasi, yaitu inflasi merayap dan inflasi yang lebih serius, terutama apabila tingkatnya melebihi lima persen. Mewujudkan inflasi nol persen atau zero inflation secara terus menerus dalam perekonomian yang berkembang adalah sulit untuk dicapai. Oleh sebab itu dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat inflasi yang serendah rendahnya, misalnya hanya mencapai dua hingga empat persen setahun. Mengusahakan untuk mencapai tujuan ini adalah salah satu tugas utama dari bank sentral. Langkah-langkah pemerintah yang dapat digolongkan sebagai kebijakan diskresioner barulah dilaksanakan apabila inflasi yang berlaku lebih serius dari inflasi merayap.2.6 Kebijakan Fiskal untuk Mengatasi InflasiKebijakan fiskal menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajakan secara langsung memengaruhi pemerintahan total dan memengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melaui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak akan mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Kebijakan fiskal dapat ditempuh dengan tiga cara, yaitu:1) Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak meproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan jenis-jenis pajak baru.2) Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan cara menunda atau menghapuskan pengeluaran yang bukan prioritas.3) Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat dan dikembalikan pada kemudian hari, misalnya dalam bentuk pensiun.2.7 Kebijakan Moneter untuk Mengatasi InflasiKebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral sebagai pemegang otoritas moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan tingkat suku bunga.Kebijakan moneter biasanya lebih efektif untuk mengatasi masalah inflasi daripada untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi jangka pendek. Hal tersebut disebabkan inflasi dapat diatasi dengan mengedalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan jumlah uang beredar.Instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui bank sentral untuk mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut:1) Operasi Pasar TerbukaUsaha atau tindakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga milik negara. Kegiatan ini akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar akan berkurang dan kenaikan harga-harga barang dapat ditekan.2) Kebijakan Tingkat Suku Bunga DiskontoTindakan bank sentral dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana pinjaman dari bank sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menaikkan suku bunga kredit kepada masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula pada turunnya pendapatan nasional, dan berpengaruh pula terhadap permintaan agregat dan akhirnya harga barang pun akan turun.3) Kebijakan Cadangan WajibKebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan bank sentral dalam menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di bank sentral. Jika cadangan wajib yang dikenakan bank oleh sentral tinggi maka jumlah pasokan uang akan turun, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakat akan menurun.4) Kebijakan Kredit SelektifBerkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah dengan memperhatikan unsur character, capital, capacity dan condition of economy.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanJumlah permintaan akan tenaga kerja oleh perusahaan ditentukan oleh tujuan yang diharapkan oleh perusahaan itu sendiri. Tujuan perusahaan yang sifatnya hanya memerhatikan kepentingan perusahaan saja, berakibat pada munculnya masalah pengangguran. Sedangkan, pengangguran itu sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis bergantung pada penyebab serta cirinya. Dalam mengatasi masalah pengangguran, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk mengatasi efek dari masalah pengangguran. Yang tujuannya diharapkan dapat menyediakan lowongan pekerjaan , meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta memperbaiki pemerataan pendapatan. Masalah lain yang berkaitan erat dengan masalah ketenagakerjaan yaitu inflasi. Inflasi ini sendiri dapat dibedakan berdasarkan sumber atau penyebabnya. Efek dari inflasi terhadap masalah ketenagakerjaan itu sendiri bergantung pada jenis inflasi. Apabila inflasi disebabkan karenaa adanya desakan biaya maka berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja, namun apabila inflasi disebabkan karena impor maka akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja.

B. Saran Pada penulisan ini telah dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Namun sebenarnya masih banyak lagi hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan yang belum diungkap dalam penulisan ini. Untuk itu, penulis berharap para pembaca khususnya mahasiswa/i dapat mengembangkan dan memaparkan lebih terperinci mengenai ketenagakerjaan di dalam penulisan lain di masa mendatang.Daftar PustakaSukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi teori pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

2