teori

35
BAB I PENDAHULUAN Mengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang pertama dan sering merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dan pasien. Dalam praktik sehari-hari mengahadapi pasien dengan penyakit kulit sebelumnya menentukan diagnosis dan terapi, sebaiknya dilakukan pendekatan komunikasi yang efektif, kemudian dilakukan pengamatan penyakit kulit khusnya morfologi, guna memperoleh gambaran khas yang dapat mendukung diagnosis. Kemampuan anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa menyingkirkan different diagnosis yang kemudian menegakkan diagnosis. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang dokter memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan fisik akan di catat di rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. 1

Upload: twoniq

Post on 04-Jan-2016

254 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

rhinitis

TRANSCRIPT

Page 1: teori

BAB I

PENDAHULUAN

Mengumpulkan data-data dalam anamnesis biasanya ialah hal yang

pertama dan sering merupakan hal yang terpenting dari interaksi dokter dan

pasien. Dalam praktik sehari-hari mengahadapi pasien dengan penyakit kulit

sebelumnya menentukan diagnosis dan terapi, sebaiknya dilakukan pendekatan

komunikasi yang efektif, kemudian dilakukan pengamatan penyakit kulit khusnya

morfologi, guna memperoleh gambaran khas yang dapat mendukung diagnosis.

Kemampuan anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa menyingkirkan

different diagnosis yang kemudian menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari

seorang dokter memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.

Hasil pemeriksaan fisik akan di catat di rekam medis. Rekam medis dan

pemeriksaan fisik akan membantu penegakan diagnosis dan perencanaan

perawatan pasien.

1

Page 2: teori

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANAMNESIS

Bila pasien datang untuk pertama kali pada dokter untuk pemerikasaan dan

penentuan diagnosis sebaiknya ditanyakan hal-hal sebagai berikut

a. Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang berobat. Hal yang

ditanyakan pada pasien :

- Misalnya rasa gatal, nyeri, panas, baal, gangguan kosmetik,

benjolan, bercak, beruntusan, biduran, lenting, lepuh, gangguan

fungsi berkemih dan duh tubuh)

- Lama sakit untuk menilai akut atau kronik.

b. Riwayat penyakit sekarang atau riwayat perjalanan penyakit :

- Sejak kapan mulai sakit (berapa hari, minggu, bulan)

- Bagaimana dan berupa kelainan apa pada awalnya (merah-

merah, bintik-bintik, luka, dsb)

- Dimana kelainan pertama kali timbul (kaki, kepala, wajah,

anggota gerak)

- Apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul

- Apakah gatal, sakit atau bagaimana

- Apakah keluar cairan/kering

c. Riwayat penyakit dahulu : Diabetes, TB, gangguan kulit yang pernah

diderita.

d. Riwayat penyakit keluarga : beberapa kelainan yang bersifat menular,

kelainan – kelainan yang memiliki latar belakang genetik yang kuat.

e. Riwayat pekerjaan : kulit seringkali dipengaruhi oleh zat-zat yang

banyak terdapat di lingkungan kerja dan di dalam rumah.

f. Riwayat psikososial

g. Riwayat penggunaan obat-obatan

2

Page 3: teori

B. PEMERIKSAAN FISIK DERMATOLOGIK

1. Inspeksi

Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini

mutlak dilakukan dalam ruangan yang cukup cahaya. Anamnesis terarah biasanya

ditanyakan pada pasien bersamaan dengan dilakukannya inspeksi untuk

melengkapi data diagnostik.

Misalnya pasien dermatitis pada tangan, perlu ditanyakan ada tidaknya kelainan di

tempat lain. Bila terdapat di tempat lain perlu inspeksi seluruh tubuh. Minta

dengan sopan unruk diperiksa seluruh tubuhnya dan terangkan tujuan dan manfaat

dengan jelas.

Demikian perlu dilakukan pemeriksaan rambut, kuku dan selaput lendir (mukosa

mulut, genital, dan anal) terutama pada penyakit tertentu.

Pada inspeksi perlu diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran,

batas, dan efloresensi di masing-masing lokasi.

Bila terdapat kemerahan pada kulit ada tiga kemungkinan : Eritema, purpura, dan

telangiektasis. Cara membedakkannya yakni ditekan dengan jari dan digeser. Pada

eritema warna kemerahan akan hilang dan warna tersebut akan kembali setelah

jari dilepaskan karena terjadi vasodilatasi kapiler. Sebaliknya pada purpura tidak

menghilang sebab terjadi perdarahan di kulit, demikian pula telangiektasis akibat

pelebaran kapiler yang menetap. Cara lain ialah yang disebut diaskopi yang

berarti menekan dengan benda transparan (diaskop) pada tempat kemerahan

tersebut. Diaskopi disebut positif jika warna merah menghilang (eritema), disebut

negatif bila warna merah tidak menghilang (purpura atau telengektasis). Pada

telengektasis tampak kapiler yang berbentuk seperti tali yang berkelok-kelok

dapat berwarna merah atau biru.

3

Page 4: teori

2. Palpasi

Setelah inspeksi selesai dapat dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini

diperhatikan adanya tanda-tanda peradangan akut atau tidak, misalnya dolor,

kalor, fungsio lesa ( rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi,

fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.

Setelah pemeriksaan dermatologic (inspeksi dan palpasi) dan pemeriksaan umum

selesai dapat dibuat diagnosis sementara dan diagnosis banding.

Pada intinya hal- hal pokok dalam pemeriksaan dermatologi yang baik adalah :

1. Lokasi

2. Distribusi kelainan yang ada

3. Karakteristik setiap lesi (efloresensi)

- Tipe

- Ukuran, bentuk, garis tepi, dan batas-batasnya

- Warna

- Gambaran permukaan : apakah gambaran permukaan lesi halus atau

kasar

- Tekstur : dangkal atau dalam dengan menggunakan ujung jari pada

permukaan kulit, perkirakan kedalaman dan letaknya apakah didalam

atau di bawah kulit, angkat sisik atau krusta untuk melihat apa yang

ada di bawahnya, usahakan untuk membuat lesi memucat dengan

tekanan

4. Teknik-teknik pemeriksaan khusus: Pemeriksaan sederhana dan langsung

dapat dilakukan dengan alat bantu, misalnya:

- Pemeriksaan diaskopi guna membedakan eritema dan purpura

- Uji gores (dermografism) : dengan menggoreskan benda tumpul

dikulit kemudian timbul urtika sesuai goresan (misalnya urtika

pigmentosa)

4

Page 5: teori

- Uji white dermographisme : setelah dilakukan goresan tersebut tidak

muncul urtika, melainkan garis putih saja. Hal tersebut terjadi pada

deramtitis atopik.

- Uji saraf sensorik perifer di kulit : dilakukan guna menguji ada

gangguan rasa raba, panas, dingin dan nyeri. (kusta).

- Uji tanda nikolsky : guna menilai apakah terdapat epidermiolis. Tanda

dikatakan positif bila atap bula ditekan, maka bula akan melebar ke

samping menjadi luas. Uji nikolsky tak langsung dikatakan positif bila

kulit diantara bula ditekan dan digeser, maka kulit tersebut terangkat

atau terlepas dari dasarnya.

- Beberapa uji diagnostik lain : uji tetesan lilin, fenomena auspitz,

fenomena koebner. (psoriasis).

Setelah pemeriksaan dermatologik dan pemeriksaan umum selesai dapat dibuat

kesimpulan diagnostik semestara dan diagnostik banding berdasarkan anamnesis

yang diperoleh dan morfologik.

Bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan penunjang : kerokan kulit, slit skin smear,

cairan duh tubuh guna memeriksa bakteriologik dan jamur, pemeriksaan darah,

urin, fese, biopsi jaringan, pemeriksaan histopatologik, imunohistokimia, tes

serologik. Pemeriksaan khusus kulit, misalnya tes tusuk, tes tempel.

3. Efloresensi kulit

Efloresensi Primer

Merupakan kelainan kulit yang baru saja muncul.

1. Makula

Merupakan kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna tanpa

adanya perubahan tekstur dari permukaan kulit. Contoh: melasma (makula

hiperpigmentasi), pityriasis versicolor (makula hipopigmentasi), vetiligo

5

Page 6: teori

(makula depigmentasi), eritema multiforme (makula eritromatosa),

vasculitis (purpura), ptekie, dan ekimosis.

Melasma

(makula hiperpigmentasi)

Pityriasis versicolor

(makula hipopigmentasi)

Vetiligo

(makula depigmentasi)

Eritema multiforme

(makula eritromatosa)

6

Page 7: teori

Ptekie Ekimosis

Vasculitis (purpura)

2. Nodul

Merupakan lesi kulit berupa massa padat berbatas tegas, terletak di kutan

atau subkutan, dapat menonjol. Contoh: lipoma, erythema nodusum.

3. Plak

Merupakan lesi kulit berupa peninggian di atas permukaan kulit,

permukaanya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrat), diameternya 2

7

Page 8: teori

cm atau lebih. Contohnya papul yang melebar atau papul-papul yang

berkonfluensi pada psoriasis.

4. Papula

Merupakan kelainan kulit berupa penonjolan di atas permukaan kulit,

berbatas tegas, berukuran diameter lebih keci; dari 0,5 cm, dan berisikan

zat padat . berupa sel-sel radang, proliferasi sel setempat, dan deposit

metabolik. Contoh: eksem (setengah bola), keratosis folikularis (kerucut),

veruka plana juvenilis (datar), liken planus (datar berdasar poligonal),

veruka vulgaris (berduri), dan fibroma pendulans (bertangkai).

Plak tipe psoriasis Liken planus (datar berdasar poligonal)

5. Vesikel

Merupakan kelainan kulit berupa gelembung berisi cairan serum atau

darah, beratap, berbatas tegas, berukuran kurang dari 0,5 cm garis tengah,

dan mempunyai dasar. Contoh: varisela

6. Pustul

Merupakan lesi kulit berupa vesikel berbatas tegas yang berisi nanah.

Contoh: folikulitis.

8

Page 9: teori

Varisela (vesikel) Folikulitis (pustul)

7. Bula

Merupakan lesi kulit berupa vesikel yang berukuran lebih besar

diameternya lebih dari 0,5 cm. Contoh: pemfigoid bulosa.

8. Urtika

Merupakan lesi kulit berupa kelainan kulit berupa edema setempat yang

timbul cepat dan hilangnya lambat, menonjol, bentuknya iregular, solid,

berukuran variasi.

Bulbous pemphigoid (bula) Urtika dan angiderma daerah mata

9

Page 10: teori

9. Kista

Merupakan lesi kulit berupa rongga berdinding, berbatas tegas, berkapsul,

berisi cairan atau sel, pada lapisan dermis atau subkutan. Contoh:

Steatocystoma multiplex

10. Abses

Merupakan lesi kulit berupa kumpulan nanah dalam jaringan yang terdapat

antara dermis dan subkutis, batas tidak tegas. Terbentuk dari infiltrat sel

radang. Contoh: furunkel

(kista) Furunkel (abses)

11. Tumor

Merupakan lesi kulit berupa penonjolan yang terbentuk dari kumpulan sel

abnormal yang berproliferasi terus-menerus tanpa batas. Ukuran lebih

besar dari nodulus, konsistensinya tergantung dari peradangan neoplastik.

Dapat atau tidak dapat digerakan, bentuk cenderung bulat meninggi.

10

Page 11: teori

Berdiameter lebih dari 2 cm, terletak lebih dalam pada dermis. Contoh:

keratoacanthoma.

Keratoacanthoma (tumor)

Efloresensi Sekunder

Merupakan lesi kulit yang terdapat pada kulit yang tidak utuh dan muncul seiring

perjalanan penyakit.

1. Skuama

Merupakan lesi kulit berupa terlepasnya stratum korneum, menonjol, sel-

sel berkeratin, flaky skin, bentuk iregular, dapat tebal atau tipis, dapat

kering atau berminyak, ukuran bervariasi. Dapat dibedakan, misalnya

Pitiriasiformis : skuama halus seperti tepung

Psoriasiformis : skuama tebal dan berlapis

Iktiosiformis : skuama seperti sisik ikan (bagian tengahnya

sedangkan bagian tepi terlepas)

Kutikular : skuama sebagian terlepas dan sebagian lagi

melekat pada kulit

Lamelar : skuama berlapis

11

Page 12: teori

Membranosa : skuama berbentuk lembaran

Keratotik : skuama terdiri dari zat tanduk

Pityriasis versicolor (pitiriasiformis) Psoriasis vulgaris (psoriasiformis)

2. Likenifikasi

Merupakan lesi kulit berupa penebalan kulit disertai relief kulit yang

semakin jelas karena seringnya digaruk, kasar, gatal, sering mengenai area

fleksor. Contoh: lichen simplex chronicus

3. Ekskoriasi

Merupakan lesi kulit yang disebabkan hilangnya jaringan kulit sampai

stratum papilare, disertai bintik perdarahn, jika sembuh akan

meninggalkan sikatrik, hollowed out.

12

Page 13: teori

Lichen simplex chronicus (likenofokasi) Ekskoriasi

4. Krusta

Merupakan kelainan kulit berupa berupa cairan tubuh yang mongering.

Dapat bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing(kotoran,

obat dan sebagainya). Dapat dibedakan, misalnya:

Krusta serosa : berwarna kuning muda berasal dari serum

Krusta pustulosa : berwarna kuning kehijauan berasal dari pus

Krusta sanguinolenta : berwarna gelap kecoklatan berasal dari

darah

Krusta medikamentosa : berasal dari obat-obatan yang mongering

13

Page 14: teori

Krusta

5. Sikatrik

Merupakan lesi kulit berupa jaringan yang tidak utuh (epitel kulit

tipis/hilang), tidak terdapat adneksa kulit, permukaan kulit tampak

mengkilap, relief kulit hilang/ tidak normal. Biasanya karena luka atau

laserasi dermis.

6. Erosi

Merupakan kelainan kulit disebabkan hilangnya jaringan kulit yang tidak

melebihi stratum basale, permukaan kulit basah oleh cairan serosa, jika

sembuh tidak meningggalkan sikatrik, terdepresi, biasanya didahului oleh

ruptur vesikel atau bulla. Contoh: pemphigus vulgaris

14

Page 15: teori

Keloid (sikatrik) Pemphigus vulgaris (erosi)

7. Ulkus

Merupakan lesi kulit yang disebabkan hilangnya jaringan kulit lebih dalam

(sampai atau lebih dalam dari dermis), memiliki tepi, dinding, dasar, dan

isi, berbentuk konkaf dengan ukuran yang bervariasi.

8. Fisura

Merupakan lesi kulit yang disebabkan hilangnya kontinuitas kulit, terdapat

elastisitas kulit menghilang tanpa disertai hilangnya jaringan kulit,

membentuk garis lurus dan terasa perih, dapat kering atau lembab..

Contoh: belah-belah pada telapak kaki, mulut.

15

Page 16: teori

Plantar ulcer Fisura

Efloresensi Khusus

1. Komedo

Merupakan kelainan kulit berupa massa lipid dan keratin yang menyumbat

muara folikel kelenjar pilosebasea. Komedo terbuka memiliki orifisium

yang membuka (blackhead), sementara komedo tertutup memiliki

orifisium yang sempit (whitehead).

16

Page 17: teori

2. Milia

Merupakan kelaianan kulit berupa nodulus berwarna putih diameter 1-2

mm, tidak mempunyai lubang keluar yang disebabkan adanya sumbatan

saluran kelenjar sebasea.

3. Kanalikuli

Merupakan kelainan kulit berupa terowongan dalam epidermis.

Milia Larva migran (kanalikuli)

4. Telangiektasis

Merupakan kelainan kulit berupa dilatasi pembuluh darah kapiler

superfisialis yang menetap dan kronis.

Telangiektasis

17

Page 18: teori

Lokalisasi

Lokalisata

Kelainan kulit yang terbatas pada satu tempat yang kecil, jumlah lesi

biasanya 1, dan tidak menempati lebih dari 1 regio

Regioner

Kelainan kulit terbatas dan dapat dinyatakan menurut daerah tertentu,

menempati beberapa region

Generalisata

Penyebaran lesi pada seluruh tubuh (75-90%), dan diantara lesi masih

terlihat morfologi kulit yang normal

Universal

Penyebaran lesi meliputi hampir seluruh tubuh (>90%), dan diantaranya

hampir tidak terdapat bagian kulit yang normal.

Distribusi

Bilateral : kelainan kulit mengenai 2 sisi tubuh.

Unilateral : kelainan kulit mengenai 1 sisi tubuh.

Simetris : kelainan kulit mengenai 2 sisi tubuh yang sama.

Asimetris : kelainan kulit mengenai 2 sisi tubuh yang tidak sama.

Diskret : lesi kulit terpisah satu-satu atau tersebar satu-satu.

Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu

18

Page 19: teori

Jumlah Lesi

Soliter : terdiri atas 1 lesi

Multiple : terdiri atas lebih dari 2 lesi

Batas Lesi

Berbatas jelas

Berbatas tidak jelas

Ukuran lesi

Bentuk 2 dimensi:

1. Punctata : lesi sebesar titik

2. Gutata : lesi sebesar tetesan air

3. Numuler : lesi sebesar uang logam

4. Plakat : lesi yang lebih besar dari ukuran nummular

Bentuk lesi

Insiformis : eritema berbentuk bulat atau lonjong dengan hiperpigmentasi

di tengah

Herpetiformis : kelainan kulit berupa vesikel yang berkelompok

contohnya pada herpes simpleks

Grape form : kelainan kulit yang berkelompok seperti anggur

Zosterformis : kelainan kulit yang berkelompok seperti pita, sesuai

segmen kulit

Linier : lesi yang membentuk garis lurus

Anuler : lesi berbentuk lingkaran

19

Page 20: teori

Arsinar/sirsinar: lesi berbentuk seperti bulan sabit

Polisiklik : penggabungan beberapa lesi, pinggir tiap lesi seperti

sambung menyambung

Serpiginosa : kelainan kulit yang menjalar ke satu arah dimana bagian

Yang ditinggalkan seolah-olah menyembuh

Korimbiformis : kelainan kulit yang tampak adanya satu lesi induk

(lesi besar) yang dikelilingi oleh lesi-lesi satelit (lesi-lesi

yang berukuran lebih kecil).

Pemeriksaan Rambut

- Kehilangan rambut (alopesia).

a. Alopesia areata : adalah kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan

berbatas tegas, umumnya terdapat pada kulit kepala namun juga dapat

mengenai daerah berambut lainnya.

b. Alopesia universalis adalah kebotakan yang mengenai seluruh rambut

yang ada pada tubuh.

c. Alopesia totalis adalah kebotakan yang mengenai seluruh rambut

kepala

20

Page 21: teori

- Hirsutisme : Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita dan anak-

anak pada tempat yang merupakan tanda seks sekunder, misalnya kumis,

janggut dan cambang.

- Hipertrikosis : adalah penambahan jumlah rambut pada tempat-tempat

yang biasanya juga ditumbuhi oleh rambut.

Pemeriksaan Kuku

21

Page 22: teori

- Koilonikia : kuku tipis dan berbentuk cembung dengan pinggir yang

meniggi. Dapat dijumpai pada penyakit anemia def. Fe, pajanan asam

kuat, hipertiroid, nail patella syndrome, raynaud disease.

- Onikauksis : kuku menjadi menebal tanpa kelainan bentuk. Dapat

disebabkan oleh trauma, infeksi jamur, penyakit darier, psoriasis, defek

ektodermal.

- Onikogrifosis : Kuku berubah bentuk dan menebal seperti cakar. Dapat

disebabkan oleh trauma neuropati perifer.

- Hiperkeratosis subungual : disebabkan karena gangguan inflamasi yang

menyebabkan keratinisasi abnormal kuku distal dan hyponychium dengan

akumulasinya dibawah lempeng kuku. Penyebab tersering pada psoriasis,

onikomikosis, trauma, dermatitis atopik dan kontak.

22

Page 23: teori

C. PENYAKIT KULIT TERBANYAK

1. Tinea Versikolor

Regio thorak posterior tampak

makula hipopigmentasi berukuran

lentikular sampai plakat berbatas

tegas, sebagian diskret, sebagian

konfluens, dan diatasnya terdapat

skuama halus.

2. Ptiriasis Rosea

Regio abdominalis sinistra, terdapat

makula eritematous anular dan solitar,

berbentuk lonjong dengan tepi meninggi

dan bagian sentral berskuama halus.

Disekitar lesi tersebut terdapat multiple

papul eritema yang menyebar.

3. Tinea Korporis

Regio thorakalis dekstra sampai abdominal lateralis

dextra, tampak multiple makula yang berkonfluens

berwarna hiperpigmentasi dengan tepi aktif dan

penyembuhan sentral.

4. Dermatitis Seboroik

23

Page 24: teori

Regio nasalis dan oralis tampak lesi

makula eritematosa yang ditutupi oleh

papul-papul miliar berbatas tegas, dan

terdapat skuama halus diatasnya.

Predileksi : kulit kepala, belakang

telinga, alis mata, cuping hidung, ketiak, dada, antara skapla dan daerah

suprapubis.

5. Dermatitis Atopik

DA infatil (2bulan-2 tahun)

Regio bucalis bilateralis dan regio

mentalis tampak papul miliar

eritematous berbatas tegas disertai

skuama kasar pada bagian atas lesi.

Predileksi : kedua pipi, kepala, badan,

lipat siku, lipat lutut.

DA anak (3- 10 tahun)

Regio dorsum pedis bilateral tampak lesi

papul miliar yang berkonfluens berbatas

tegas disertai likenifikasi dengan skuama

kasar diatasnya. Predileksi : tengkuk,

lipat lutut, lipat siku.

DA dewasa (13-30 tahun)

24

Page 25: teori

Regio femoralis dan tibialis fleksor bilateral

tampak lesi eritematous berukuran miliar-

numular berbatas tidak tegas sebagian

diskret, sebagian konfluens, diatasnya

terdapat krusta berbentuk bundar

hiperpigmentasi berbatas tidak tegas

berukuran miliar-lentikuler.

Predileksi : tengkuk, lipat lutut, lipat siku

dan punggung kaki.

6. Psoriasis

Regio genu bilateral tampak plak

eritematosa lentikuler yang

berkonfluens dengan gambaran

linear-arsinar, berbatas tegas

ditutupi oleh skuama kasar

berwarna putih mengkilat.

Predileksi : siku, lutut, kulit kepala,

telapak kaki dan tangan, punggung, tungkai atas dan bawah serta kuku.

7. Eritema Multiformie

Regio manus hingga carpalis sinistra

terdapat multiple plak eritematosa

berbentuk bundar, lentikular dengan

vesikel pada bagian tengahnya

(target cells).

8. Herpes Simpleks

25

Page 26: teori

Regio bucalis sinistra tampak multiple vesikel berkonfluens berukuran lentikular,

batas tegas dengan dasar dan pinggiran eritem.

9. Herpes Zoster

Regio abdomen posterior dekstra tampak

vesikel yang berkonfluens dengan ukuran

lentikuler-numular, batas tegas dengan

dasar kulit eritematous.

10. Varisela

Tampak multiple vesikel distribusi generalisata,

berukuran miliar-lentikuler , berbatas tegas,

dikelilingi makula eritem pada pinggir lesi.

DAFTAR PUSTAKA

• Sri Linuwih, dkk. 2015. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.

Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

26

Page 27: teori

• Garg. Amit & Levin. Nikki. A. & Bernhard. Jeffrey.D. In : Wloff Klaus et

al, editors. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. Eight Edition.

United States: McGraw-Hill Companies ; 2010. Chapter 5, Structure of

Lesions and Fundamentals of Clinical Diagnosis.

27