teori
DESCRIPTION
nnnTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam tubuh, faat sel tergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan
ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam tubuh. Pada bayi dan anak
sering terjadi gangguan keseimbangan tersebut, yang biasanya disertai perubahan pH cairan
tubuh pula.(1)
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel
bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-
komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative
(anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan
keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting
terkait dengan transmisi impuls saraf.(1,2,3)
Air tubuh terdapat di dalam sel (intasel) dan di luar sel (ekstrasel). Air intrasel merupakan
35-40% dari berat badan orang sehat, sedangkan air ekstrasel lebih sedikit, yaitu hanya 20-25%
dari berat badan. Air ekstrasel terdiri atas plasma darah dan cairan intersisial. Dimaksudkan
dengan cairan intersisial ialah cairan yang terdapat di antara sel, air dalam tulang dan jaringan
ikat, cairan serebrospinal dan cairan dalam rongga serosum lainnya.(1)
Nutrisi Parenteral (NP) merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energy secara
intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi baru lahir yang mempunyai
problem klinik yang berat, terutama pada Byi Baru Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) di
mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi enteral.(3)
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CAIRAN
Prinsip keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
- Cairan tubuh total (TBW) sama dengan cairan intraseluler (ICF) ditambah cairan
ekstraselular (ECF)
- ECF (Extra Celluler Fluid) sama dengan cairan intravaskuler (plasma dan getah bening
dalam pembuluh) ditambah cairan interstitial (antar sel).(2)
2.1.1 Komposisi cairan tubuh
Cairan intrasel dan ekstrasel
Air tubuh terdapat di dalam sel (intasel) dan di luar sel (ekstrasel). Air intrasel
merupakan 35-40% dari berat badan orang sehat, sedangkan air ekstrasel lebih sedikit, yaitu
hanya 20-25% dari berat badan.(1)
Air ekstrasel terdiri atas plasma darah dan cairan intersisial. Dimaksudkan dengan
cairan intersisial ialah cairan yang terdapat di antara sel, air dalam tulang dan jaringan ikat,
cairan serebrospinal dan cairan dalam rongga serosum lainnya.(1)
Table 1. Cairan tubuh(1)
Air (%)
Intasel EkstraselJumlah
Bayi berat badan lahir rendah
Neonatus
Anak
Dewasa
30 50
35 35-40
35 30
40-45 15-20
80
70-75
65
55-60
2
Tabel 2 : Kebutuhan cairan inisial pada neonates.(3)
Berat badan
(kg)
Jumlah cairan (ml/kg BB/hari)
< 24 jam 24-28 jam > 48 jam
< 1,0
1,0 – 1,5
> 1,5
100 – 150
80 – 100
60 - 80
120 – 150
100 – 120
80 – 120
140 – 190
120 – 160
120 – 160
Komposisi cairan intersisial sama dengan komposisi plasma. Natrium merupakan
kation yang terpenting, sedangkan anion terpenting adalah klorida dan bikarbonat.
Dalam cairan intrasel, kation terpenting adalah kaluim dan magnesium sedangkan
anion utama adalah fosfat organic, protein dan sulfat. Biasanya perubahan komposisi plasma
darah mencerminkan perubahan yang terjadi dalam semua cairan tubuh.(1)
2.1.2 Jumlah Cairan dan Elektrolit
Bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh manusia seperti air, elektrolit, zat makanan dan
sebagainya, dapat diperhitungkan berdasarkan :
1. Berat badan dan umur
2. Luas permukaan tubuh
Pengukuran luas permukaan tubuh sukar dihitung, tetapi dengan nomogram West dapat
dihitung bila diketahui berat dan panjang badan.
Table 3. Hubungan berat badan dan luas permukaan tubuh.(1)
Berat Badan (kg) Luas Permukaan Badan (m2)
3,3
5
8
10
15
20
30
60
0,20
0,25
0,35
0,45
0,60
0,80
1,05
1,70
3
Darrow menganjurkan cara perhitungan jumlah kalori dan cairan untuk rumat
(maintenance) sebagai berikut :
Neonatus : ± 50 kal/kgbb/hari
Berat Badan 3–10 kg : ± 70 kal/kgbb/hari
Berat Badan 10-15 kg : ± 55 kal/kgbb/hari
Berat Badan 15-25 kg : ± 45 kal/kgbb/hari
Kebutuhan cairan tergantung pada metabolism kalori. Untuk membentuk panas,
metabolism 100 kalori memerlukan 150 ml air. Perlu dikemukakan bahwa untuk setiap
kenaikan suhu badan 10 di atas 370 C harus ditambah 12% dari jumlah cairan yang
diperhitungkan untuk rumat tersebut.(1)
a. Kebutuhan Cairan Neonatus Aterm
- Hari 1 : 60 – 80 cc/kgbb/hari ; jenis cairan Dx 5% atau D10%
- Hari 2 – 7 : 80 – 120 cc/kgbb/hari ; jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau
campuran yg dibuat (Dx : NS = 4 : 1 )
- Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari
b. Kebutuhan Cairan Neonatus Preterm
- Hari 1 – 3 :
BB < 800 gr : 80-100 cc/kgbb/hari
BB > 800 gr : 100-160 cc/kgbb/hari
Jenis cairan Dx 5% / 10%
- Hari 3 – 7 :
Seperti di atas dengan mulai menambahkan elektrolit ( Kcl : 10 meq/kkolf; Ca
gluconas 2 – 4 meq/kgbb/hari.
Jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau campuran yg dibuat
Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari.(4)
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
4
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan
gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari. Penghangat bercahaya meningkatkan IWL sebesar
50%, fototerapi meningkatkan IWL hingga 50%, dan penggunaan perisai plastik panas
mengurangi IWL 10-30%. Humidifikasi lingkungan menurun IWL dari kulit dan
mukosa pernafasan sebanyak 30%.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
5
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banayak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.(1,2,3)
2.1.4 Evaluasi klinis status cairan
Ketidakmampuan untuk menjaga keseimabangan temperature tubuh dapat
menyebabkan timblnya IWL (Insesible Water Loss) berlebihan. Karena panas tubuh yang
berlebihan sehingga terjadi penguapan dengan berkeringat.
Perubahan mendadak dalam berat badan seorang bayi umumnya mencerminkan
perubahan dalam cairan tubuh. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia kehamilan dan masalah
yang terkait (misalnya, sindrom gangguan pernapasan, sepsis, necrotizing enterocolitis) dan
perawatan klinis.
Manifestasi klinis dan gambaran mukosa juga dapat menunjukkan gejala kehilangan
air. Seperti, turgor kulit berkurang, ubun-ubun cekung, dan selaput lendir kering, namun
kadang indicator ini tidak sensitifuntuk menilai dehidrasi pada bayi, terutama pada bayi
prematur.(2,3)
Gejala Kardiovaskular
6
Takikardia mungkin merupakan cerminan dari penurunan volume intravaskular,
penurunan stroke volume, atau cardiac output tidak efektif. Ini menggambarkan dari status
volume ECF, yang meningkat pada gagal jantung kongestif dan menurun pada dehidrasi.
Meskipun pengisian kapiler tertunda terjadi pada keadaan cardiac output rendah, juga dapat
dilihat pada bayi dengan vasokonstriksi perifer yang hasil dari stres hipotermia atau asidosis.
Sebagai hasil dari mekanisme kompensasi seorang bayi, tekanan darah (Blood Pressure)
biasanya dapat normal pada hipovolemia ringan atau sedang. Dengan hipovolemia berat,
hipotensi hampir selalu hadir.(2)
Evaluasi laboratorium
Tergantung pada situasi klinis dan etiologi penyebab gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit, beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain :
pemeriksaan serum elektrolit, urea nitrogen, kreatinin, dan tingkat osmolaritas plasma harus
dinilai. Perlu diingat bahwa hasil tes ini.
Urin total yang akurat dan asupan cairan total yang dapat dinilai. Pada bayi tanpa
kateter, popok perlu ditimbang segera setelah berkemih untuk mengurangi kesalahan karena
penguapan. Kadar elektrolit, urin dan berat jenis dapat dinilai. Jika bayi sedang diobati
dengan diuretik, seperti furosemide, hasil tes ini sulit untuk ditafsirkan. Perhitungan ekskresi
urin fraksional natrium dalam kaitannya dengan kreatinin (FENa) dan analisa gas darah dapat
merupakan indikasi terjadinya asidosis metabolik dapat menjadi penanda perfusi jaringan
yang tidak memadai.(2)
2.1.4 Koreksi Dehidrasi
1. Kebutuhan Cairan Pada Dehidrasi Sedang (iv)
Jumlah kehilangan cairan Previous Water Loss (PWL): 6 – 10 % BB atau rata 8%
BB
Kebutuhan cairan : Rumatan + PWL,à konversi ke tetesan
Contoh : anak dg BB 10 kg
Rumatan : 10 x 100 cc = 1000 cc
PWL : 8% x 10 kg = 0,8 kg cairan ∞ 800 cc
Jumlah kebutuhan cairan : 1000 + 800 = 1800 cc
7
Konversi ke tetesan makro : 1800 / 96 = 20 tetes/ menit
Observasi, bila telah rehidrasi, kembali ke tetesan rumatan
Alternatif lain
( Buku Pelayanan Kesehatan Anak di RS , WHO )
Berikan cairan sebanyak : 70 ml/kgbb
Untuk bayi ( <12 bulan ) : habiskan dalam 5 jam
Untuk anak ( >12 bulan) : habiskan dalam 2,5 jam
Contoh, bayi 8 bulan, 10 kg :
Kebutuhan cairan = 10 x 70 ml = 700 ml
Tetesan : 700 x 15 = 35 (36 tpm)
5 x 60
Selanjutnya berikan tetesan rumatan
2. Kebutuhan Cairan Dehidrasi Berat
Jenis cairan : Kristaloid ( RL, RA NS )
Jumlah Cairan :
Bayi : 1 jam pertama : 30 ml/kgbb
5 jam berikut : 70 ml/kgbb
Anak : 30 menit pertama : 30 ml/kgbb
2,5 jam berikut : 70 ml/kgbb.(4)
2.2 ELEKTROLIT
8
2.2.1 Komposisi elektrolit
Tabel 4. Komposisi elektrolit dalam darah(1)
Elektrolit Mg % mEq/l
Natrium
Kalium
Kalsium
Fosfor
Magnesium
Bikarbonat
315-318
16-32
9-11,5
4,0-6,5
1,6-2,9
40-60
137-147
4,0-5,6
4,5-5,8
2,3-3,8
1,4-2,4
25-29
Tabel 5 : Kebutuhan elektrolit yang dianjurkan pada neonatus.(3)
Elektrolit Dosisi harian yang dianjurkan (meq/kg/BB)
Kalium
Natrium
Klorida
Kalsium
Magnesium
Fosfor
1 – 4
2 – 5
1 – 5
3 – 4
0,3 – 0,5
1 – 2 mmol/kg
2.2.2 Gangguan Elektrolit
1. Hiponatremia
Hiponatremia didefinisikan sebagai jumlah natrium serum kurang dari 130
mEq/L. Biasanya, hal ini tidak menjadi perhatian sampai natrium serum telah menurun
menjadi kurang dari 125mEq / L. Namun, asupan natrium yang tidak memadai dapat
berkontribusi terhadap terjadinya hiponatremia, terutama pada bayi sangat prematur
dengan peningkatan kehilangan natrium.(2)
Koreksi Hiponatremia
9
Batasan : Na darah < 139 mEq/L
Kadar < 120 mEq/L -> edem serebri
Batas aman bila Na = 125 mEq/L
Rumus koreksi :
Na = ( 125-Na darah) x 0,6 x BB (kg)
- Cairan yang dipakai : NaCl 3% (513 mEq/L)
- Contoh :
Bayi 10 bulan, 8 kg, dengan diare dan hipo Na (118 mEq/L)
Na = ( 125-118 ) x 0,6 x 8 = 33,6 ( 34 )
NaCl 3% = (34/513)x1000 ml = 66,276 (66) ml
Tetesan = (66 x 15)/(4 x 60) = 4 tpm = 16 tpm mikro.(4)
2. Hipernatremia
Hipernatremia didefinisikan sebagai tingkat natrium serum lebih besar dari
150mEq / L. Biasanya, hal ini tidak menjadi perhatian sampai tingkat natrium serum
telah meningkat menjadi lebih dari 155mEq / L. Hipernatremia sering terlihat dalam
beberapa hari pertama kehidupan pada bayi premature. Penyebab yang paling umum
adalah berlebihan natrium dikaitkan dengan jumlah natrium bikarbonat pada bayi dengan
hipertensi paru atau asidosis metabolik dalam upaya untuk meningkatkan tingkat pH
darah. (2)
Koreksi hipernatremia
10
Batasan : bila kadar Na darah > 150 mEq/L
Etilologi :
a. Masukan cairan yang tidak adekuat
b. Salah konsumsi cairan rehidrasi oral dengan Na tinggi
Bila kadarnya > 160 mEq/L à kelainan pada SSP
Koreksi :
a. Atasi keadaan shock dg NS / RL / RA
b. Pemberian cairan dg NaCl rendah (Kaen 1B)à bila telah ada diuresis + KCl 20
mEq/L
c. Defisit cairan dikoreksi dalam 2 x 24 jam
d. Hari I : 50% defisit + Rumatan
e. Hari II : 50% defisit + Rumatan.(4)
3. Hipokalemia
Kadar kalium serum juga tergantung pada tingkat pH darah karena pH
mempengaruhi distribusi kalium antara ICF dan ECF kompartemen. Tingkat pH rendah
bergeser K + keluar dari sel, sedangkan alkalosis drive K + ke dalam sel. Oleh karena itu,
asidosis meningkatkan konsentrasi kalium dalam darah atau serum, sedangkan alkalosis
menurunkan kadar kalium. Sebuah aturan praktis adalah bahwa 0,1 U hasil perubahan pH
dalam perubahan 0,3-0.6mEq / L di tingkat kalium serum.
Hipokalemia didefinisikan sebagai tingkat kalium serum kurang dari 3.5mEq / L.
Kecuali pasien menerima terapi digoxin, hipokalemia jarang menjadi perhatian sampai
tingkat kalium serum kurang dari 3.0mEq / L. Manifestasi elektrokardiografi hipokalemia
termasuk gelombang rata T, perpanjangan interval QT, atau munculnya gelombang U.
Hipokalemia berat dapat menghasilkan aritmia jantung, ileus, dan kelesuan.
Ketika signifikan, kondisi ini diobati dengan perlahan menggantikan kalium baik
11
intravena atau oral. Administrasi yang cepat dari kalium klorida tidak dianjurkan, karena
hal ini terkait dengan disfungsi jantung yang mengancam jiwa. (2)
Koreksi Hipokalemia
Batasan : kadar K < 3,5 mEq/L
Etilogi :
- Masukan cairan yang kurang dalam jangka lama
- Gangguan sal cerna ( muntah >> )
Koreksi :
- Bila K < 2,5 à tambahkan KCl 7,46% ( 1 ml = 1 mEq/L) dalam infus dengan
dosis 3-5 mEq/kgbb, max 40 mEq/L atau 20 mEq/kolf
- Bila K 2,5 – 3,5 à tambahkan KCl 10 mEq per kolf à periksa ulang sesudah 24
jam.(4)
4. Hiperkalemia
Hiperkalemia didefinisikan sebagai tingkat kalium serum lebih besar dari 6mEq /
L diukur dalam spesimen nonhemolyzed. Hiperkalemia merupakan perhatian jauh lebih
dari hipokalemia, terutama ketika kadar kalium serum melebihi 6,5 mEq / L atau jika
perubahan elektrokardiografi telah dikembangkan. Manifestasi elektrokardiografi
hiperkalemia adalah perkembangan dari gelombang T memuncak, sebagai tanda awal,
untuk melebar QRS konfigurasi, bradikardia, takikardia, takikardia supraventricular
(SVT), takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel dan.
Obat yang diberikan untuk meningkatkan ekskresi kalium, termasuk IV
furosemide 1mg/kg atau diberikan per rektal natrium polistiren sulfonat (Kayexalate)
1g/kg (tidak menggunakan produk yang mengandung sorbitol). (2)
Koreksi Hiperkalemia
Batasan : kadar K > 5,5 mEq/L
12
Koreksi :
K < 6 mEq/L à Kayeksalat 1g/kgbb per oral, dilarutkan dg 2ml/kgbb
larutan sorbitol 70%, atau
à Kayeksalat 1g/kgbb per enema, dilarutkan dg 10 ml/kgbb larutan
sorbitol 70%, diberikan melaui kateter folley, diklem selama 30-60 menit
K 6–7 mEq/Là NaHCO3 7,5%, dosis 3 mEq/kgBB IV atau 1 unit
insulin/5 g glukosa
K > 7 mEq/L à Ca glukonas 10%, dosis 0,1-0,5 ml/kgbb iv dg kecepatan
2 ml/menit
Kadar K > 9 mEq/L à fibrilasi atau asistole.(4)
2.2.4 Manajemen Cairan dan Elektrolit
Tujuan pengobatan
Manajemen cairan dan elektrolit dicapai dengan penilaian konstan asupan cairan dan
output, serta pemantauan kimia laboratorium dasar. Tujuan utama adalah untuk mempertahankan
volume ECF, osmolalitas ECF dan ICF, dan konsentrasi ion. Hilangnya ECF awal terjadi selama
minggu pertama kehidupan merupakan hal yang lumrah terjadi, seperti tercermin dari penurunan
berat badan, sambil mempertahankan volume intravaskular normal dan tonisitas, seperti
tercermin dari denyut jantung, produksi urine, dan elektrolit dan nilai-nilai pH. (2)
Jumlah kebutuhan cairan
Jumlah kebutuhan cairan (IWL ditambah urine ditambah air pada tinja) ditambah
persyaratan tumbuh. Dalam beberapa hari pertama, IWL merupakan komponen terbesar dari
cairan yang hilang. Kemudian, beban ginjal meningkat untuk mensekrasi air (80-120 cal/kg/hari
sama dengan 15-20mOsm/kg/hari, yang berarti bahwa 60-80mL/kg/hari diperlukan
mengekskresikan sisa produk tubuh). (2)
2.2.5 Cairan dan Elektrolit Pada Neonatal Dengan Kondisi Khusus
13
Bayi dengan sindrom gangguan pernapasan membutuhkan penggantian cairan yang tepat.
Jumlah cairan yang berlebihan, bagaimanapun, dapat menyebabkan hiponatremia dan volume
overload, memburuknya kondisi paru dan meningkatkan resiko bahwa dysplasia
bronkopulmonalis (BPD) akan berkembang. Pemberian cairan yang tidak memadai
menyebabkan hipernatremia dan dehidrasi.
Sebagai hasil dari peningkatan kerja pernapasan, bayi dengan BPD memiliki kebutuhan
energi yang lebih tinggi. Diuretik sering diresepkan pada bayi ini untuk mengobati edema paru,
yang dapat menyebabkan gangguan elektrolit.
Menghindari pemberian cairan yang berlebihan sangat penting pada bayi dengan patent
ductus arteriosus (PDA) karena ini sering memperburuk Status pernapasan mereka. Hal ini
terutama penting ketika indometasin diresepkan untuk mengobati PDA, karena indometasin
dapat menurunkan pengeluaran urin dan, pada kenyataannya, memerlukan pembatasan
pemberian cairan.
Bayi yang mengalami asfiksia perinatal mungkin memiliki keterlibatan beberapa sistem
organ. Mereka rentan terhadap nekrosis akut tubular dan oliguria signifikan, dan cedera sistem
saraf pusat (SSP). (2)
2.3 NUTRISI
Kebutuhan gizi meliputi:
- Energi (diukur sebagai kal / kg / hari)
- Karbohidrat
- Air
- Mineral dan elemen
- Protein
- Vitamin
- Lemak
1. Energi
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60 kkal/kg
BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce weight-gain).
14
Kebutuhan energi yang tepat dari neonatus yang diberikan tergantung pada
beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, usia postnatal, berat, rute asupan energi,
tingkat pertumbuhan, aktivitas, dan lingkungan termal. Bayi yang situasi stres sakit atau
mengalami (sepsis, pembedahan, BPD) memiliki kebutuhan energi yang lebih tinggi.
Bayi yang menerima nutrisi parenteral membutuhkan energi lebih sedikit untuk
pertumbuhan yang memadai karena mereka tidak perlu menyerap nutrisi disediakan dan
tidak memiliki kerugian tinja. Akibatnya, 70-90cal/kg/day dengan 3-3.5g/kg/day protein
mungkin cukup untuk pertumbuhan.
Rasio energi yang ideal menyediakan 65% dari energi sebagai karbohidrat dan
35% sebagai lipid. Kebanyakan bayi perlu 100-120cal/kg/day untuk pertumbuhan yang
memadai. Beberapa perlu sampai 160-180cal/kg/day (misalnya, bayi dengan BPD).
Total kebutuhan energi, enteral makan bayi prematur tanpa penyakit akut terdaftar
sebagai berikut:
a. Istirahat - 50cal/kg/day
b. Kegiatan Minimal - 4-5cal/kg/day
c. Stres hipotermia - 10cal/kg/day
d. Kehilangan melalui tinja (10-15% dari asupan) - 15cal/kg/day
e. Pertumbuhan (4,5 kal / g pertumbuhan) - 45cal/kg/day
f. Jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan berat badan 10g/day - 125cal/kg/day.(3)
2. Karbohidrat
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg
BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit, dapat ditingkatkan 0,5-1
mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan
akan meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan ibu
Diabetes Mellitus.(3)
3. Protein
15
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral
dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai
berikut :
Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-
0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5
g/kgBB/hari.
Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg
BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari. Pemberian asam amino tidak boleh
diberikan jika pemberian kalori dalam bentuk glukosa < kal/kg BB/hari, karena
penggunaan asam akan rendah sehingga timbul asidosis dan hiperammonia.(3)
4. Lemak
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang mengandung 10 g
trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml.
Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :
Nonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari
sampai mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.
Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg
BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari. Pemberian emulsi lemak dimulai setelah
pemberian dekstrosa dan asam amino dapat di toleransi dengan baik oleh neonatus
dan pemberian emulsi lemak sebaiknya dalam 24 jam.
Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti asam
linoleat dan asam arakhidonat. Pada bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah (BBLSR) sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis defisiensi asam lemak
antara lain : dermatitis, pertumbuhan rambut yang buruk, trombositopenia, gagal tumbuh
dan mudah terjadi infeksi. Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap
16
kadar trigliserida darah, pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl.
Hati-hati pemberian lemak pada bayi dengan penyakit paru atau hati.
Pemberian infus lemak harus di hentikan, jika terjadi :
o Sepsis
o Trombositopenia (< 50.000/mm3)
o Asidosis (pH < 7,25)
o Hiperbilirubinemia.(3)
5. Vitamin dan unsur kelumit
Dapat diberikan multivitamin intravena yang berisi gabungan vitamin yang larut
dalam lemak dan air. Sediaan yang hanya larut dalam air, dapat ditambahkan pada larutan
glukosa dan yang larut dalam lemak, dapat ditambahkan pada larutan lemak.
Pemberian vitamin A dapat diberikan sejak awal, karena vitamin A penting untuk
pertumbuhan jaringan, sintesa protein, diferensiasi epitel dan juga diduga dapat
mengurangi insidensi displasia bronkopulmonal. Pemberian vitamin B12 setelah bayi
berusia bayi berusia 1 bulan.
Walaupun unsur kelumit didalam tubuh jumlahnya sangat sedikit (< 0,01%),
tetapi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. The American Society for
Clinical Nutrition menganjurkan pemberian unsur kelumit setelah pemberian NPT
selama 4 minggu, tetapi seng (zinc) dapat diberikan lebih awal.(3)
Tabel 6 : Komposisi Kebutuhan Vitamin & Unsur Kelumit.(3)
KomponenBayi cukup bulan
( /kg BB/hr)
Bayi kurang bulan
( /kg BB/hr)
Vitamin :
Vitamin A
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin D
Thiamine (B1)
700 mcg
7 mg
200 mcg
10 mcg
1,2 mg
500 mcg
2,8 mcg
80 mcg
4 mcg
0,35 mg
17
Riboflavin (B2)
Niacin
Piridoksin
Asam askorbat (C)
Asam pantotenat
Sianokobalamin
Folat
Unsur Kelumit :
Zinc
Copper (cupric
sulfate)
Manganese sulfat
Kromium klorida
Flouride
Iodin
1,4 mg
17 mg
1,0 mg
80 mg
5,0 mg
1,0 mg
140 mg
100-200 mcg
10-20 mcg
2-10 mcg
0,14-0,2 mcg
1 mcg
3-5 mcg
0,15 mg
6,8 mg
0,18 mg
25 mg
2 mg
0,3 mcg
56 mcg
400-600 mcg
20 mcg
2-10 mcg
0,14-0,2 mcg
1 mcg
3-5 mcg
Jumlah Nutrisi parenteral
a. Tujuan untuk manajemen nutrisi
Tujuan utama dalam nutrisi parenteral total (TPN) adalah untuk menyediakan
energi dan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan normal.
b. Perhitungan
Ketika menghitung kebutuhan FEN, sebagian besar praktisi menggunakan berat
badan lahir bayi sampai bayi telah mendapatkan kembali berat lahir. Setelah itu, berat
badan harian digunakan dalam perhitungan. TPN dapat dimulai pada hari pertama
kehidupan pada bayi yang tidak mungkin untuk mencapai total nutrisi enteral dalam
minggu pertama kehidupan. Terutama pada bayi yang sakit, protein diperlukan untuk
mengurangi atau mencegah katabolisme, dan memulai TPN pada hari pertama adalah
penting. Sebuah solusi TPN standar (berdasarkan usia postnatal) mungkin lebih nyaman
dan hemat biaya dibandingkan dengan TPN individual.
18
Tujuannya agar TPN adalah untuk menyediakan 378-420kJ/kg/day, dengan 2.5-
3g/kg/day dari protein. Satu kkal sama 4.1868kJ. Hitung cairan harian bayi (air)
persyaratan. Hitung jumlah energi yang dibutuhkan.
Tentukan jumlah protein untuk menyampaikan berdasarkan jumlah kalori yang
akan diberikan. Ingat bahwa bayi membutuhkan jumlah yang memadai kalori nonprotein
(630-840kJ / g nitrogen) memiliki keseimbangan nitrogen positif. Kebanyakan praktisi
mulai 1.5g/kg/day protein pada hari pertama atau kedua dan meningkatkan ini dengan
0.5-1.0g/kg/day, sebagai toleransi. Berbagai persiapan asam amino yang tersedia secara
komersial untuk digunakan pada neonatus (misalnya, TrophAmine).(2)
Karbohidrat
IV dekstrosa menyediakan sebagian besar energi di TPN. Isi kalori dekstrosa
adalah 14.28kJ / g glukosa, yang sama dengan 142.8kJ/100mL dari D10W. Sebagai
akibat dari osmolaritas tinggi solusi dekstrosa terkonsentrasi, konsentrasi dekstrosa
maksimum yang dapat dikirim dengan aman melalui vena perifer adalah 12,5%. Dengan
akses vena sentral, konsentrasi dekstrosa hingga 15% sering digunakan, dan dalam situasi
khusus (misalnya, ketika cairan harus dibatasi), konsentrasi sebanyak 25% dapat
digunakan.
Kadar infus glukosa dinyatakan dalam miligram glukosa / kg / menit adalah cara
yang paling tepat untuk mengungkapkan pemberian glukosa karena account tingkat untuk
konsentrasi glukosa dan laju infus. Bayi prematur yang sangat kecil yang beratnya kurang
dari 1500g menunjukkan toleransi glukosa terganggu. Untuk alasan ini, pada bayi yang
beratnya kurang dari 1kg, mulai dari tingkat infus 6mg/kg/min. Pada bayi yang beratnya
1-1.5kg, mulai 8mg/kg/min. Jika laju infus glukosa berlebihan, hiperglikemia dapat
berkembang. Jika kadar glukosa darah lebih besar dari 150-180mg/dL, glukosuria dapat
terjadi, yang dapat menyebabkan diuresis osmotik. Ini dapat dikendalikan dengan baik
menurunkan laju infus glukosa atau mengobati bayi dengan insulin. Hiperglikemia
persisten mungkin memerlukan infus kontinu insulin.(2)
Lemak
19
Setidaknya 3% dari total energi harus disediakan sebagai asam lemak esensial
(EFA). Hal ini dapat dicapai dengan memberikan emulsi lemak (misalnya, Intralipid,
Liposyn), 0.5g/kg/day 3 kali per minggu. Emulsi lemak menyediakan sekitar 37,8-42kJ /
g. Parenteral emulsi lemak biasanya diberikan sebagai emulsi lemak 20% terbuat dari
kedelai (misalnya, Intralipid). Intralipid merupakan sumber terkonsentrasi energi dengan
kepadatan kalori 8.4kJ/mL (untuk 20% Intralipid). Lipid memainkan peran utama dalam
mendukung glukoneogenesis pada makanan bayi prematur parenteral. Kebanyakan
praktisi mulai dengan 0.5-1.5g/kg/day pada hari pertama dan meningkat terus sampai 3-
3.5g/kg/day.(2)
Protein
Bayi memerlukanp 1.8-2.2g/kg/hari bersama dengan energi nonprotein yang
memadai untuk pertumbuhan. Bayi premature memerlukan protein 3-3.5g/kg/hari
bersama dengan energi nonprotein yang memadai untuk pertumbuhan.(2)
Mineral (Selain Natrium, Kalium, Klorida)
Setelah asupan protein telah dimulai, kalsium dan fosfor harus ditambahkan ke
TPN. Kalsium dan fosfor perlu diberikan bersamaan untuk akresi yang tepat. Berhati-
hatilah untuk memastikan kelarutan yang tidak melebihi, jika hal ini terjadi, kalsium dan
fosfor dapat spontan memicu. Magnesium tambahan harus ditambahkan ke TPN sekali
protein telah ditambahkan.(2)
Vitamin dan Elemen
Vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Vitamin B-1, B-2, B-6, B-12, C,
biotin, niasin, pantotenat, dan asam folat yang larut dalam air. Suplemen vitamin harus
dimulai segera setelah protein ditambahkan ke TPN. Penambahan persiapan vitamin
neonatal tersedia secara komersial menyediakan jumlah yang tepat dari semua vitamin,
kecuali mungkin vitamin A. Vitamin A suplementasi pada bayi telah terbukti mengurangi
kematian dan BPD. Dosis vitamin A 5000 IU intramuskular 3 kali per minggu selama 4
minggu pertama pada bayi yang menerima bantuan pernapasan pada usia 24 jam. Jejak
20
unsur seng, tembaga, selenium, kromium, mangan, molibdenum, dan yodium juga harus
ditambahkan ke TPN sekali protein dimulai.(2)
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1.
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Ilmu Kesehatan Anak FKUI
2. Ambalavanan Namasivayam. 2006. Devision of Neonatology, Department of Pediatrics,
Cell Biology, and Pathology, University of Alabama School of Medicine
3. Etifa Risa. 2001. Nutrisi Parenteral Pada Neonatus (Clinnical Practice). Surabay :
Bag/Staf Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo
4. Rumah Sakit Umum Tangerang. Terapi Cairan Pada Neonatus dan Bayi/Anak
22