teori

31
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dalam tubuh, faat sel tergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam tubuh. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan keseimbangan tersebut, yang biasanya disertai perubahan pH cairan tubuh pula. (1) Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf. (1,2,3) Air tubuh terdapat di dalam sel (intasel) dan di luar sel (ekstrasel). Air intrasel merupakan 35-40% dari berat badan orang sehat, sedangkan air ekstrasel lebih sedikit, yaitu hanya 20-25% dari berat badan. Air ekstrasel terdiri atas plasma darah dan cairan intersisial. Dimaksudkan dengan cairan intersisial ialah cairan yang terdapat di antara sel, air dalam tulang dan jaringan 1

Upload: destiiii

Post on 11-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam tubuh, faat sel tergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan

ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam tubuh. Pada bayi dan anak

sering terjadi gangguan keseimbangan tersebut, yang biasanya disertai perubahan pH cairan

tubuh pula.(1)

Cairan dan elektrolit sangat penting  untuk mempertahankan keseimbangan atau

homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi

fisiologis  tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel

bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-

komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative

(anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan

keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting

terkait dengan transmisi impuls saraf.(1,2,3)

Air tubuh terdapat di dalam sel (intasel) dan di luar sel (ekstrasel). Air intrasel merupakan

35-40% dari berat badan orang sehat, sedangkan air ekstrasel lebih sedikit, yaitu hanya 20-25%

dari berat badan. Air ekstrasel terdiri atas plasma darah dan cairan intersisial. Dimaksudkan

dengan cairan intersisial ialah cairan yang terdapat di antara sel, air dalam tulang dan jaringan

ikat, cairan serebrospinal dan cairan dalam rongga serosum lainnya.(1)

Nutrisi Parenteral (NP) merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energy secara

intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan

mineral yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi baru lahir yang mempunyai

problem klinik yang berat, terutama pada Byi Baru Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) di

mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi enteral.(3)

1

Page 2: TEORI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 CAIRAN

Prinsip keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:

- Cairan tubuh total (TBW) sama dengan cairan intraseluler (ICF) ditambah cairan

ekstraselular (ECF)

- ECF (Extra Celluler Fluid) sama dengan cairan intravaskuler (plasma dan getah bening

dalam pembuluh) ditambah cairan interstitial (antar sel).(2)

2.1.1 Komposisi cairan tubuh

Cairan intrasel dan ekstrasel

Air tubuh terdapat di dalam sel (intasel) dan di luar sel (ekstrasel). Air intrasel

merupakan 35-40% dari berat badan orang sehat, sedangkan air ekstrasel lebih sedikit, yaitu

hanya 20-25% dari berat badan.(1)

Air ekstrasel terdiri atas plasma darah dan cairan intersisial. Dimaksudkan dengan

cairan intersisial ialah cairan yang terdapat di antara sel, air dalam tulang dan jaringan ikat,

cairan serebrospinal dan cairan dalam rongga serosum lainnya.(1)

Table 1. Cairan tubuh(1)

Air (%)

Intasel EkstraselJumlah

Bayi berat badan lahir rendah

Neonatus

Anak

Dewasa

30 50

35 35-40

35 30

40-45 15-20

80

70-75

65

55-60

2

Page 3: TEORI

Tabel 2 : Kebutuhan cairan inisial pada neonates.(3)

Berat badan

(kg)

Jumlah cairan (ml/kg BB/hari)

< 24 jam 24-28 jam > 48 jam

< 1,0

1,0 – 1,5

> 1,5

100 – 150

80 – 100

60 - 80

120 – 150

100 – 120

80 – 120

140 – 190

120 – 160

120 – 160

Komposisi cairan intersisial sama dengan komposisi plasma. Natrium merupakan

kation yang terpenting, sedangkan anion terpenting adalah klorida dan bikarbonat.

Dalam cairan intrasel, kation terpenting adalah kaluim dan magnesium sedangkan

anion utama adalah fosfat organic, protein dan sulfat. Biasanya perubahan komposisi plasma

darah mencerminkan perubahan yang terjadi dalam semua cairan tubuh.(1)

2.1.2 Jumlah Cairan dan Elektrolit

Bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh manusia seperti air, elektrolit, zat makanan dan

sebagainya, dapat diperhitungkan berdasarkan :

1. Berat badan dan umur

2. Luas permukaan tubuh

Pengukuran luas permukaan tubuh sukar dihitung, tetapi dengan nomogram West dapat

dihitung bila diketahui berat dan panjang badan.

Table 3. Hubungan berat badan dan luas permukaan tubuh.(1)

Berat Badan (kg) Luas Permukaan Badan (m2)

3,3

5

8

10

15

20

30

60

0,20

0,25

0,35

0,45

0,60

0,80

1,05

1,70

3

Page 4: TEORI

Darrow menganjurkan cara perhitungan jumlah kalori dan cairan untuk rumat

(maintenance) sebagai berikut :

Neonatus : ± 50 kal/kgbb/hari

Berat Badan 3–10 kg : ± 70 kal/kgbb/hari

Berat Badan 10-15 kg : ± 55 kal/kgbb/hari

Berat Badan 15-25 kg : ± 45 kal/kgbb/hari

Kebutuhan cairan tergantung pada metabolism kalori. Untuk membentuk panas,

metabolism 100 kalori memerlukan 150 ml air. Perlu dikemukakan bahwa untuk setiap

kenaikan suhu badan 10 di atas 370 C harus ditambah 12% dari jumlah cairan yang

diperhitungkan untuk rumat tersebut.(1)

a. Kebutuhan Cairan Neonatus Aterm

- Hari 1 : 60 – 80 cc/kgbb/hari ; jenis cairan Dx 5% atau D10%

- Hari 2 – 7 : 80 – 120 cc/kgbb/hari ; jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau

campuran yg dibuat (Dx : NS = 4 : 1 )

- Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari

b. Kebutuhan Cairan Neonatus Preterm

- Hari 1 – 3 :

BB < 800 gr : 80-100 cc/kgbb/hari

BB > 800 gr : 100-160 cc/kgbb/hari

Jenis cairan Dx 5% / 10%

- Hari 3 – 7 :

Seperti di atas dengan mulai menambahkan elektrolit ( Kcl : 10 meq/kkolf; Ca

gluconas 2 – 4 meq/kgbb/hari.

Jenis cairan N5 (D5-1/4NS ) atau campuran yg dibuat

Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10 – 20 cc/kgbb/hari.(4)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

4

Page 5: TEORI

1. Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan

anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia

dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan

gangguan fungsi ginjal ataw jantung.

2. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya

rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.

Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan

cairan sampai dengan 5 L per hari. Penghangat bercahaya meningkatkan IWL sebesar

50%, fototerapi meningkatkan IWL hingga 50%, dan penggunaan perisai plastik panas

mengurangi IWL 10-30%. Humidifikasi lingkungan menurun IWL dari kulit dan

mukosa pernafasan sebanyak 30%.

3. Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake

nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan

serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan

dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

4. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan

glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila

berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

5. Kondisi sakit

Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan

elektrolit misalnya:

Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

5

Page 6: TEORI

Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan

intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.

6. Tindakan medis

Banayak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.

7. Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi

cairan dan elektrolit tubuh.

8. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan 

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.(1,2,3)

2.1.4 Evaluasi klinis status cairan

Ketidakmampuan untuk menjaga keseimabangan temperature tubuh dapat

menyebabkan timblnya IWL (Insesible Water Loss) berlebihan. Karena panas tubuh yang

berlebihan sehingga terjadi penguapan dengan berkeringat.

Perubahan mendadak dalam berat badan seorang bayi umumnya mencerminkan

perubahan dalam cairan tubuh. Hal ini juga dipengaruhi oleh usia kehamilan dan masalah

yang terkait (misalnya, sindrom gangguan pernapasan, sepsis, necrotizing enterocolitis) dan

perawatan klinis.

Manifestasi klinis dan gambaran mukosa juga dapat menunjukkan gejala kehilangan

air. Seperti, turgor kulit berkurang, ubun-ubun cekung, dan selaput lendir kering, namun

kadang indicator ini tidak sensitifuntuk menilai dehidrasi pada bayi, terutama pada bayi

prematur.(2,3)

Gejala Kardiovaskular

6

Page 7: TEORI

Takikardia mungkin merupakan cerminan dari penurunan volume intravaskular,

penurunan stroke volume, atau cardiac output tidak efektif. Ini menggambarkan dari status

volume ECF, yang meningkat pada gagal jantung kongestif dan menurun pada dehidrasi.

Meskipun pengisian kapiler tertunda terjadi pada keadaan cardiac output rendah, juga dapat

dilihat pada bayi dengan vasokonstriksi perifer yang hasil dari stres hipotermia atau asidosis.

Sebagai hasil dari mekanisme kompensasi seorang bayi, tekanan darah (Blood Pressure)

biasanya dapat normal pada hipovolemia ringan atau sedang. Dengan hipovolemia berat,

hipotensi hampir selalu hadir.(2)

Evaluasi laboratorium

Tergantung pada situasi klinis dan etiologi penyebab gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit, beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain :

pemeriksaan serum elektrolit, urea nitrogen, kreatinin, dan tingkat osmolaritas plasma harus

dinilai. Perlu diingat bahwa hasil tes ini.

Urin total yang akurat dan asupan cairan total yang dapat dinilai. Pada bayi tanpa

kateter, popok perlu ditimbang segera setelah berkemih untuk mengurangi kesalahan karena

penguapan. Kadar elektrolit, urin dan berat jenis dapat dinilai. Jika bayi sedang diobati

dengan diuretik, seperti furosemide, hasil tes ini sulit untuk ditafsirkan. Perhitungan ekskresi

urin fraksional natrium dalam kaitannya dengan kreatinin (FENa) dan analisa gas darah dapat

merupakan indikasi terjadinya asidosis metabolik dapat menjadi penanda perfusi jaringan

yang tidak memadai.(2)

2.1.4 Koreksi Dehidrasi

1. Kebutuhan Cairan Pada Dehidrasi Sedang (iv)

Jumlah kehilangan cairan Previous Water Loss (PWL): 6 – 10 % BB atau rata 8%

BB

Kebutuhan cairan : Rumatan + PWL,à konversi ke tetesan

Contoh : anak dg BB 10 kg

Rumatan : 10 x 100 cc = 1000 cc

PWL : 8% x 10 kg = 0,8 kg cairan ∞ 800 cc

Jumlah kebutuhan cairan : 1000 + 800 = 1800 cc

7

Page 8: TEORI

Konversi ke tetesan makro : 1800 / 96 = 20 tetes/ menit

Observasi, bila telah rehidrasi, kembali ke tetesan rumatan

Alternatif lain

( Buku Pelayanan Kesehatan Anak di RS , WHO )

Berikan cairan sebanyak : 70 ml/kgbb

Untuk bayi ( <12 bulan ) : habiskan dalam 5 jam

Untuk anak ( >12 bulan) : habiskan dalam 2,5 jam

Contoh, bayi 8 bulan, 10 kg :

Kebutuhan cairan = 10 x 70 ml = 700 ml

Tetesan : 700 x 15 = 35 (36 tpm)

5 x 60

Selanjutnya berikan tetesan rumatan

2. Kebutuhan Cairan Dehidrasi Berat

Jenis cairan : Kristaloid ( RL, RA NS )

Jumlah Cairan :

Bayi : 1 jam pertama : 30 ml/kgbb

5 jam berikut : 70 ml/kgbb

Anak : 30 menit pertama : 30 ml/kgbb

2,5 jam berikut : 70 ml/kgbb.(4)

2.2 ELEKTROLIT

8

Page 9: TEORI

2.2.1 Komposisi elektrolit

Tabel 4. Komposisi elektrolit dalam darah(1)

Elektrolit Mg % mEq/l

Natrium

Kalium

Kalsium

Fosfor

Magnesium

Bikarbonat

315-318

16-32

9-11,5

4,0-6,5

1,6-2,9

40-60

137-147

4,0-5,6

4,5-5,8

2,3-3,8

1,4-2,4

25-29

Tabel 5 : Kebutuhan elektrolit yang dianjurkan pada neonatus.(3)

Elektrolit Dosisi harian yang dianjurkan (meq/kg/BB)

Kalium

Natrium

Klorida

Kalsium

Magnesium

Fosfor

1 – 4

2 – 5

1 – 5

3 – 4

0,3 – 0,5

1 – 2 mmol/kg

2.2.2 Gangguan Elektrolit

1. Hiponatremia

Hiponatremia didefinisikan sebagai jumlah natrium serum kurang dari 130

mEq/L. Biasanya, hal ini tidak menjadi perhatian sampai natrium serum telah menurun

menjadi kurang dari 125mEq / L. Namun, asupan natrium yang tidak memadai dapat

berkontribusi terhadap terjadinya hiponatremia, terutama pada bayi sangat prematur

dengan peningkatan kehilangan natrium.(2)

Koreksi Hiponatremia

9

Page 10: TEORI

Batasan : Na darah < 139 mEq/L

Kadar < 120 mEq/L -> edem serebri

Batas aman bila Na = 125 mEq/L

Rumus koreksi :

Na = ( 125-Na darah) x 0,6 x BB (kg)

- Cairan yang dipakai : NaCl 3% (513 mEq/L)

- Contoh :

Bayi 10 bulan, 8 kg, dengan diare dan hipo Na (118 mEq/L)

Na = ( 125-118 ) x 0,6 x 8 = 33,6 ( 34 )

NaCl 3% = (34/513)x1000 ml = 66,276 (66) ml

Tetesan = (66 x 15)/(4 x 60) = 4 tpm = 16 tpm mikro.(4)

2. Hipernatremia

Hipernatremia didefinisikan sebagai tingkat natrium serum lebih besar dari

150mEq / L. Biasanya, hal ini tidak menjadi perhatian sampai tingkat natrium serum

telah meningkat menjadi lebih dari 155mEq / L. Hipernatremia sering terlihat dalam

beberapa hari pertama kehidupan pada bayi premature. Penyebab yang paling umum

adalah berlebihan natrium dikaitkan dengan jumlah natrium bikarbonat pada bayi dengan

hipertensi paru atau asidosis metabolik dalam upaya untuk meningkatkan tingkat pH

darah. (2)

Koreksi hipernatremia

10

Page 11: TEORI

Batasan : bila kadar Na darah > 150 mEq/L

Etilologi :

a. Masukan cairan yang tidak adekuat

b. Salah konsumsi cairan rehidrasi oral dengan Na tinggi

Bila kadarnya > 160 mEq/L à kelainan pada SSP

Koreksi :

a. Atasi keadaan shock dg NS / RL / RA

b. Pemberian cairan dg NaCl rendah (Kaen 1B)à bila telah ada diuresis + KCl 20

mEq/L

c. Defisit cairan dikoreksi dalam 2 x 24 jam

d. Hari I : 50% defisit + Rumatan

e. Hari II : 50% defisit + Rumatan.(4)

3. Hipokalemia

Kadar kalium serum juga tergantung pada tingkat pH darah karena pH

mempengaruhi distribusi kalium antara ICF dan ECF kompartemen. Tingkat pH rendah

bergeser K + keluar dari sel, sedangkan alkalosis drive K + ke dalam sel. Oleh karena itu,

asidosis meningkatkan konsentrasi kalium dalam darah atau serum, sedangkan alkalosis

menurunkan kadar kalium. Sebuah aturan praktis adalah bahwa 0,1 U hasil perubahan pH

dalam perubahan 0,3-0.6mEq / L di tingkat kalium serum.

Hipokalemia didefinisikan sebagai tingkat kalium serum kurang dari 3.5mEq / L.

Kecuali pasien menerima terapi digoxin, hipokalemia jarang menjadi perhatian sampai

tingkat kalium serum kurang dari 3.0mEq / L. Manifestasi elektrokardiografi hipokalemia

termasuk gelombang rata T, perpanjangan interval QT, atau munculnya gelombang U.

Hipokalemia berat dapat menghasilkan aritmia jantung, ileus, dan kelesuan.

Ketika signifikan, kondisi ini diobati dengan perlahan menggantikan kalium baik

11

Page 12: TEORI

intravena atau oral. Administrasi yang cepat dari kalium klorida tidak dianjurkan, karena

hal ini terkait dengan disfungsi jantung yang mengancam jiwa. (2)

Koreksi Hipokalemia

Batasan : kadar K < 3,5 mEq/L

Etilogi :

- Masukan cairan yang kurang dalam jangka lama

- Gangguan sal cerna ( muntah >> )

Koreksi :

- Bila K < 2,5 à tambahkan KCl 7,46% ( 1 ml = 1 mEq/L) dalam infus dengan

dosis 3-5 mEq/kgbb, max 40 mEq/L atau 20 mEq/kolf

- Bila K 2,5 – 3,5 à tambahkan KCl 10 mEq per kolf à periksa ulang sesudah 24

jam.(4)

4. Hiperkalemia

Hiperkalemia didefinisikan sebagai tingkat kalium serum lebih besar dari 6mEq /

L diukur dalam spesimen nonhemolyzed. Hiperkalemia merupakan perhatian jauh lebih

dari hipokalemia, terutama ketika kadar kalium serum melebihi 6,5 mEq / L atau jika

perubahan elektrokardiografi telah dikembangkan. Manifestasi elektrokardiografi

hiperkalemia adalah perkembangan dari gelombang T memuncak, sebagai tanda awal,

untuk melebar QRS konfigurasi, bradikardia, takikardia, takikardia supraventricular

(SVT), takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel dan.

Obat yang diberikan untuk meningkatkan ekskresi kalium, termasuk IV

furosemide 1mg/kg atau diberikan per rektal natrium polistiren sulfonat (Kayexalate)

1g/kg (tidak menggunakan produk yang mengandung sorbitol). (2)

Koreksi Hiperkalemia

Batasan : kadar K > 5,5 mEq/L

12

Page 13: TEORI

Koreksi :

K < 6 mEq/L à Kayeksalat 1g/kgbb per oral, dilarutkan dg 2ml/kgbb

larutan sorbitol 70%, atau

à Kayeksalat 1g/kgbb per enema, dilarutkan dg 10 ml/kgbb larutan

sorbitol 70%, diberikan melaui kateter folley, diklem selama 30-60 menit

K 6–7 mEq/Là NaHCO3 7,5%, dosis 3 mEq/kgBB IV atau 1 unit

insulin/5 g glukosa

K > 7 mEq/L à Ca glukonas 10%, dosis 0,1-0,5 ml/kgbb iv dg kecepatan

2 ml/menit

Kadar K > 9 mEq/L à fibrilasi atau asistole.(4)

2.2.4 Manajemen Cairan dan Elektrolit

Tujuan pengobatan

Manajemen cairan dan elektrolit dicapai dengan penilaian konstan asupan cairan dan

output, serta pemantauan kimia laboratorium dasar. Tujuan utama adalah untuk mempertahankan

volume ECF, osmolalitas ECF dan ICF, dan konsentrasi ion. Hilangnya ECF awal terjadi selama

minggu pertama kehidupan merupakan hal yang lumrah terjadi, seperti tercermin dari penurunan

berat badan, sambil mempertahankan volume intravaskular normal dan tonisitas, seperti

tercermin dari denyut jantung, produksi urine, dan elektrolit dan nilai-nilai pH. (2)

Jumlah kebutuhan cairan

Jumlah kebutuhan cairan (IWL ditambah urine ditambah air pada tinja) ditambah

persyaratan tumbuh. Dalam beberapa hari pertama, IWL merupakan komponen terbesar dari

cairan yang hilang. Kemudian, beban ginjal meningkat untuk mensekrasi air (80-120 cal/kg/hari

sama dengan 15-20mOsm/kg/hari, yang berarti bahwa 60-80mL/kg/hari diperlukan

mengekskresikan sisa produk tubuh). (2)

2.2.5 Cairan dan Elektrolit Pada Neonatal Dengan Kondisi Khusus

13

Page 14: TEORI

Bayi dengan sindrom gangguan pernapasan membutuhkan penggantian cairan yang tepat.

Jumlah cairan yang berlebihan, bagaimanapun, dapat menyebabkan hiponatremia dan volume

overload, memburuknya kondisi paru dan meningkatkan resiko bahwa dysplasia

bronkopulmonalis (BPD) akan berkembang. Pemberian cairan yang tidak memadai

menyebabkan hipernatremia dan dehidrasi.

Sebagai hasil dari peningkatan kerja pernapasan, bayi dengan BPD memiliki kebutuhan

energi yang lebih tinggi. Diuretik sering diresepkan pada bayi ini untuk mengobati edema paru,

yang dapat menyebabkan gangguan elektrolit.

Menghindari pemberian cairan yang berlebihan sangat penting pada bayi dengan patent

ductus arteriosus (PDA) karena ini sering memperburuk Status pernapasan mereka. Hal ini

terutama penting ketika indometasin diresepkan untuk mengobati PDA, karena indometasin

dapat menurunkan pengeluaran urin dan, pada kenyataannya, memerlukan pembatasan

pemberian cairan.

Bayi yang mengalami asfiksia perinatal mungkin memiliki keterlibatan beberapa sistem

organ. Mereka rentan terhadap nekrosis akut tubular dan oliguria signifikan, dan cedera sistem

saraf pusat (SSP). (2)

2.3 NUTRISI

Kebutuhan gizi meliputi:

- Energi (diukur sebagai kal / kg / hari)

- Karbohidrat

- Air

- Mineral dan elemen

- Protein

- Vitamin

- Lemak

1. Energi

Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60 kkal/kg

BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce weight-gain).

14

Page 15: TEORI

Kebutuhan energi yang tepat dari neonatus yang diberikan tergantung pada

beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, usia postnatal, berat, rute asupan energi,

tingkat pertumbuhan, aktivitas, dan lingkungan termal. Bayi yang situasi stres sakit atau

mengalami (sepsis, pembedahan, BPD) memiliki kebutuhan energi yang lebih tinggi.

Bayi yang menerima nutrisi parenteral membutuhkan energi lebih sedikit untuk

pertumbuhan yang memadai karena mereka tidak perlu menyerap nutrisi disediakan dan

tidak memiliki kerugian tinja. Akibatnya, 70-90cal/kg/day dengan 3-3.5g/kg/day protein

mungkin cukup untuk pertumbuhan.

Rasio energi yang ideal menyediakan 65% dari energi sebagai karbohidrat dan

35% sebagai lipid. Kebanyakan bayi perlu 100-120cal/kg/day untuk pertumbuhan yang

memadai. Beberapa perlu sampai 160-180cal/kg/day (misalnya, bayi dengan BPD).

Total kebutuhan energi, enteral makan bayi prematur tanpa penyakit akut terdaftar

sebagai berikut:

a. Istirahat - 50cal/kg/day

b. Kegiatan Minimal - 4-5cal/kg/day

c. Stres hipotermia - 10cal/kg/day

d. Kehilangan melalui tinja (10-15% dari asupan) - 15cal/kg/day

e. Pertumbuhan (4,5 kal / g pertumbuhan) - 45cal/kg/day

f. Jumlah yang dibutuhkan untuk menghasilkan berat badan 10g/day - 125cal/kg/day.(3)

2. Karbohidrat

Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah terjadinya

hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg

BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit, dapat ditingkatkan 0,5-1

mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan

akan meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan ibu

Diabetes Mellitus.(3)

3. Protein

15

Page 16: TEORI

Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral

dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai

berikut :

Neonatus dengan BB < 1000 g

Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-

0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5

g/kgBB/hari.

Neonatus dengan BB > 1000 g

Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg

BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari. Pemberian asam amino tidak boleh

diberikan jika pemberian kalori dalam bentuk glukosa < kal/kg BB/hari, karena

penggunaan asam akan rendah sehingga timbul asidosis dan hiperammonia.(3)

4. Lemak

Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang mengandung 10 g

trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml.

Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :

Nonatus dengan BB < 1000 g

Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari

sampai mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.

Neonatus dengan BB > 1000 g

Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg

BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari. Pemberian emulsi lemak dimulai setelah

pemberian dekstrosa dan asam amino dapat di toleransi dengan baik oleh neonatus

dan pemberian emulsi lemak sebaiknya dalam 24 jam.

Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti asam

linoleat dan asam arakhidonat. Pada bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir Sangat

Rendah (BBLSR) sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis defisiensi asam lemak

antara lain : dermatitis, pertumbuhan rambut yang buruk, trombositopenia, gagal tumbuh

dan mudah terjadi infeksi. Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap

16

Page 17: TEORI

kadar trigliserida darah, pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl.

Hati-hati pemberian lemak pada bayi dengan penyakit paru atau hati.

Pemberian infus lemak harus di hentikan, jika terjadi :

o Sepsis

o Trombositopenia (< 50.000/mm3)

o Asidosis (pH < 7,25)

o Hiperbilirubinemia.(3)

5. Vitamin dan unsur kelumit

Dapat diberikan multivitamin intravena yang berisi gabungan vitamin yang larut

dalam lemak dan air. Sediaan yang hanya larut dalam air, dapat ditambahkan pada larutan

glukosa dan yang larut dalam lemak, dapat ditambahkan pada larutan lemak.

Pemberian vitamin A dapat diberikan sejak awal, karena vitamin A penting untuk

pertumbuhan jaringan, sintesa protein, diferensiasi epitel dan juga diduga dapat

mengurangi insidensi displasia bronkopulmonal. Pemberian vitamin B12 setelah bayi

berusia bayi berusia 1 bulan.

Walaupun unsur kelumit didalam tubuh jumlahnya sangat sedikit (< 0,01%),

tetapi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. The American Society for

Clinical Nutrition menganjurkan pemberian unsur kelumit setelah pemberian NPT

selama 4 minggu, tetapi seng (zinc) dapat diberikan lebih awal.(3)

Tabel 6 : Komposisi Kebutuhan Vitamin & Unsur Kelumit.(3)

KomponenBayi cukup bulan

( /kg BB/hr)

Bayi kurang bulan

( /kg BB/hr)

Vitamin :

Vitamin A

Vitamin E

Vitamin K

Vitamin D

Thiamine (B1)

700 mcg

7 mg

200 mcg

10 mcg

1,2 mg

500 mcg

2,8 mcg

80 mcg

4 mcg

0,35 mg

17

Page 18: TEORI

Riboflavin (B2)

Niacin

Piridoksin

Asam askorbat (C)

Asam pantotenat

Sianokobalamin

Folat

Unsur Kelumit :

Zinc

Copper (cupric

sulfate)

Manganese sulfat

Kromium klorida

Flouride

Iodin

1,4 mg

17 mg

1,0 mg

80 mg

5,0 mg

1,0 mg

140 mg

100-200 mcg

10-20 mcg

2-10 mcg

0,14-0,2 mcg

1 mcg

3-5 mcg

0,15 mg

6,8 mg

0,18 mg

25 mg

2 mg

0,3 mcg

56 mcg

400-600 mcg

20 mcg

2-10 mcg

0,14-0,2 mcg

1 mcg

3-5 mcg

Jumlah Nutrisi parenteral

a. Tujuan untuk manajemen nutrisi

Tujuan utama dalam nutrisi parenteral total (TPN) adalah untuk menyediakan

energi dan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan normal.

b. Perhitungan

Ketika menghitung kebutuhan FEN, sebagian besar praktisi menggunakan berat

badan lahir bayi sampai bayi telah mendapatkan kembali berat lahir. Setelah itu, berat

badan harian digunakan dalam perhitungan. TPN dapat dimulai pada hari pertama

kehidupan pada bayi yang tidak mungkin untuk mencapai total nutrisi enteral dalam

minggu pertama kehidupan. Terutama pada bayi yang sakit, protein diperlukan untuk

mengurangi atau mencegah katabolisme, dan memulai TPN pada hari pertama adalah

penting. Sebuah solusi TPN standar (berdasarkan usia postnatal) mungkin lebih nyaman

dan hemat biaya dibandingkan dengan TPN individual.

18

Page 19: TEORI

Tujuannya agar TPN adalah untuk menyediakan 378-420kJ/kg/day, dengan 2.5-

3g/kg/day dari protein. Satu kkal sama 4.1868kJ. Hitung cairan harian bayi (air)

persyaratan. Hitung jumlah energi yang dibutuhkan.

Tentukan jumlah protein untuk menyampaikan berdasarkan jumlah kalori yang

akan diberikan. Ingat bahwa bayi membutuhkan jumlah yang memadai kalori nonprotein

(630-840kJ / g nitrogen) memiliki keseimbangan nitrogen positif. Kebanyakan praktisi

mulai 1.5g/kg/day protein pada hari pertama atau kedua dan meningkatkan ini dengan

0.5-1.0g/kg/day, sebagai toleransi. Berbagai persiapan asam amino yang tersedia secara

komersial untuk digunakan pada neonatus (misalnya, TrophAmine).(2)

Karbohidrat

IV dekstrosa menyediakan sebagian besar energi di TPN. Isi kalori dekstrosa

adalah 14.28kJ / g glukosa, yang sama dengan 142.8kJ/100mL dari D10W. Sebagai

akibat dari osmolaritas tinggi solusi dekstrosa terkonsentrasi, konsentrasi dekstrosa

maksimum yang dapat dikirim dengan aman melalui vena perifer adalah 12,5%. Dengan

akses vena sentral, konsentrasi dekstrosa hingga 15% sering digunakan, dan dalam situasi

khusus (misalnya, ketika cairan harus dibatasi), konsentrasi sebanyak 25% dapat

digunakan.

Kadar infus glukosa dinyatakan dalam miligram glukosa / kg / menit adalah cara

yang paling tepat untuk mengungkapkan pemberian glukosa karena account tingkat untuk

konsentrasi glukosa dan laju infus. Bayi prematur yang sangat kecil yang beratnya kurang

dari 1500g menunjukkan toleransi glukosa terganggu. Untuk alasan ini, pada bayi yang

beratnya kurang dari 1kg, mulai dari tingkat infus 6mg/kg/min. Pada bayi yang beratnya

1-1.5kg, mulai 8mg/kg/min. Jika laju infus glukosa berlebihan, hiperglikemia dapat

berkembang. Jika kadar glukosa darah lebih besar dari 150-180mg/dL, glukosuria dapat

terjadi, yang dapat menyebabkan diuresis osmotik. Ini dapat dikendalikan dengan baik

menurunkan laju infus glukosa atau mengobati bayi dengan insulin. Hiperglikemia

persisten mungkin memerlukan infus kontinu insulin.(2)

Lemak

19

Page 20: TEORI

Setidaknya 3% dari total energi harus disediakan sebagai asam lemak esensial

(EFA). Hal ini dapat dicapai dengan memberikan emulsi lemak (misalnya, Intralipid,

Liposyn), 0.5g/kg/day 3 kali per minggu. Emulsi lemak menyediakan sekitar 37,8-42kJ /

g. Parenteral emulsi lemak biasanya diberikan sebagai emulsi lemak 20% terbuat dari

kedelai (misalnya, Intralipid). Intralipid merupakan sumber terkonsentrasi energi dengan

kepadatan kalori 8.4kJ/mL (untuk 20% Intralipid). Lipid memainkan peran utama dalam

mendukung glukoneogenesis pada makanan bayi prematur parenteral. Kebanyakan

praktisi mulai dengan 0.5-1.5g/kg/day pada hari pertama dan meningkat terus sampai 3-

3.5g/kg/day.(2)

Protein

Bayi memerlukanp 1.8-2.2g/kg/hari bersama dengan energi nonprotein yang

memadai untuk pertumbuhan. Bayi premature memerlukan protein 3-3.5g/kg/hari

bersama dengan energi nonprotein yang memadai untuk pertumbuhan.(2)

Mineral (Selain Natrium, Kalium, Klorida)

Setelah asupan protein telah dimulai, kalsium dan fosfor harus ditambahkan ke

TPN. Kalsium dan fosfor perlu diberikan bersamaan untuk akresi yang tepat. Berhati-

hatilah untuk memastikan kelarutan yang tidak melebihi, jika hal ini terjadi, kalsium dan

fosfor dapat spontan memicu. Magnesium tambahan harus ditambahkan ke TPN sekali

protein telah ditambahkan.(2)

Vitamin dan Elemen

Vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Vitamin B-1, B-2, B-6, B-12, C,

biotin, niasin, pantotenat, dan asam folat yang larut dalam air. Suplemen vitamin harus

dimulai segera setelah protein ditambahkan ke TPN. Penambahan persiapan vitamin

neonatal tersedia secara komersial menyediakan jumlah yang tepat dari semua vitamin,

kecuali mungkin vitamin A. Vitamin A suplementasi pada bayi telah terbukti mengurangi

kematian dan BPD. Dosis vitamin A 5000 IU intramuskular 3 kali per minggu selama 4

minggu pertama pada bayi yang menerima bantuan pernapasan pada usia 24 jam. Jejak

20

Page 21: TEORI

unsur seng, tembaga, selenium, kromium, mangan, molibdenum, dan yodium juga harus

ditambahkan ke TPN sekali protein dimulai.(2)

21

Page 22: TEORI

DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1.

Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Ilmu Kesehatan Anak FKUI

2. Ambalavanan Namasivayam. 2006. Devision of Neonatology, Department of Pediatrics,

Cell Biology, and Pathology, University of Alabama School of Medicine

3. Etifa Risa. 2001. Nutrisi Parenteral Pada Neonatus (Clinnical Practice). Surabay :

Bag/Staf Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo

4. Rumah Sakit Umum Tangerang. Terapi Cairan Pada Neonatus dan Bayi/Anak

22