teori belajar humanistik

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar

Upload: stasaint

Post on 25-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang

menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat

didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam

merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan.

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi

belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam

berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku

ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya

penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi

terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses

yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada

pada siswa.

Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu

teori dan belajar, secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat

kelompok atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori

Belajar Kognitif (3) Teori Belajar Humanistik (4) Teori Belajar Sibernik.

Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan

membahas mengenai Teori Belajar Humanistik. Dalam teori belajar

humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri. Tujuan utama para pendidik adalah

membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-

masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang

unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri

mereka.

Page 2: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

B. Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?

2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik?

3. Apa Saja Prinsip Dalam Teori Belajar Humanistik?

4. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik?

5. Apa Implikasi Teori Belajar Humanistik?

Page 3: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik

Pada akhir tahun 1940-an muncullah sesuatu perspektif psikologi

baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa

dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi klinik dan pekerja-

pekerja sosial, bukan merupakan hasil penelitian dalam bidang proses belajar.

Gerakan ini berkembang, dan kemudian dikenal sebagai psikologi

humanistik, eksestensial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi

berusaha untuk memahami prilaku seseorang dari sudut si pelaku (behaver),

bukan dari pengamat (observer).

Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 -

1970-an dan mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama

dua dekade yang terakhir pada abad 20 ini pun juga akan menuju pada arah

ini.

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi

kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman

dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan

aktualisasi diri manusia.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan

bermuara  pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan

pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak

berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling

ideal. Dengan  kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam

bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa

yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat

dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai

aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si

pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

Page 4: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi

diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku

belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang

pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu

dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan

kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana

dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang

disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme

biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang

positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan

emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan

karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran

humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses

yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia.

Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk

mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang

belajar secara optimal.

Dalam Teori-teori belajar sebelumnya, sejauh ini telah menekankan

peranan lingkungan dan faktor-faktor kognitif dalam proses belajar-mengajar.

Walaupun teori ini secara jelas menunjukkan bahwa belajar di pengaruhi oleh

siswa-siswa yang bepikir dan bertindak, teori-teori tersebut juga jelas-jelas di

pengaruhi dan diarahkan oleh arti pribadi dan perasaan-perasaan yang mereka

ambil dari pengalaman belajar mereka sendiri.

Kemudian ahli psikologi humanistik ini berpandangan bahwa orang

yang ”merasa”, sama pentingnya dengan orang yang bertingkah laku atau

berpikir. Mereka menggambarkan tingkah laku sebagai perkembangan

aktualisasi diri (self actualization) dari seorang dengan bidang apa saja yang

Page 5: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

mereka pilih. Guru humanistik menekankan sesuatu yang kreatif pada

lingkungan pendidikan yang membantu perkembangan diri, bekerjasama, dan

berkomunikasi positif dengan siswa, karena percaya bahwa kondisi ini akan

membantu siswa belajar lebih keras.

Adapun Prinsip dasar Teori Belajar Psikologi Humanistik, diantaranya:

1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak

setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R

yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis

yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar

memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-

hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.

2. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia

dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.

3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses

pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup

manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan

mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi

penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia

4. Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan

keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi,

willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai

adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri

dan potensinya.

5. Pandangan humanistik banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan

konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.

Menurut hemat kami, Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori

dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan

manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.

Page 6: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

B. Ciri-ciri Teori Humanistik

Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada

perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia

untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan

mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan

interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan

untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga

masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif

ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya

dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika

siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi

diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku

belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang

pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa

untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu

untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan

membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri

mereka.

Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik yaitu

siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan

belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta

tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa

dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar.

Dengan demikian maka siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan

dari hasil belajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanistik memandang

belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi

bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Page 7: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Dengan kata lain, pendekatan humanistik menekankan pentingnya

emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki

oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah

pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para

pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-

nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan

kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga

menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan

tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.

C. Tokoh-Tokoh Teori Humanistik

1. Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan

banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti)

adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila

mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang

tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa

matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan

dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus

mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati

ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan

memberikan kepuasan baginya.

Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba

memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah

perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan

siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.

Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan

berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun

dan disajikan sebagaimana mestinya.

Page 8: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga

yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti

bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya

dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang

seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.

Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan

besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari

persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi,

hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal

itu terlupakan.

2. Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri

individu ada dua hal :

(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang

(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-

masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk

berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut

membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain

seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan,

keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah

kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat

menerima diri sendiri(self).

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi

tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama,

seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan

yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan

seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai

Page 9: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia

mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar

ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Ransom Rogers

Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada

tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis.

Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat

ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas

Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology

Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang

pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut

kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya.

Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan

mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak

menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi

oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis.

Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang

benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya

kelak.

Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk

mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor,

Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio.

Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat

Rogers mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia

lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi

dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe

belajar, yaitu:

Kognitif (kebermaknaan)

experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Page 10: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri dengan psikolog,

Rogers pindah ke California tahun 1964 dan bergabung dengan Western

Behavioral Science Institute. Ia lalu mengembangkan teorinya ke bidang

pendidikan. Selain itu ia banyak memberikan workshop di Hongaria,

Brazil, Afrika Selatan, dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers wafat pada

tanggal 4 Februari 1987.

Teori Humanistik Carl Rogers

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori

holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung

didalamnya. Teori humanistik Rogers pun menpunyai berbagai nama

antara lain : teori yang berpusat pada pribadi (person centered), non-

directive, klien (client-centered), teori yang berpusat pada murid (student-

centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered), dan

person to person). Namun istilah person centered yang sering digunakan

untuk teori Rogers.

Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak

pesimisme suram dan putus asa dalam psikoanalisis serta menentang teori

behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori humanisme

Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia

mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai

dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah

doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia

sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas

untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.

Asumsi dasar teori Rogers adalah:

Kecenderungan formatif

Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal

yang lebih kecil.

Kecenderungan aktualisasi

Page 11: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke

kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual

mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

D. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami

2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid

mempuyai relevansi dengan maksud tertentu

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila

ancaman itu kecil

5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh

cara.

6. Belajar yang bermakna  diperolaeh jika siswa melakukannya

7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar

8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang

mendalam

9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan

untuk mawas diri

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan

beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki

keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap

dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi

pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang

dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa, (3)  belajar dapat di tingkatkan

dengan mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh

lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila

belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang

melibatkan keseluruhan  pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik 

Page 12: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam

belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting.

E. Aplikasi dan Implikasi Teori Humanistik

1. Guru Sebagai Fasilitator

Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana

awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas

b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-

tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok

yang bersifat umum.

c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk

melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai

kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna

tadi.

d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar

yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu

mencapai tujuan mereka.

e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel

untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas,

dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap

perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik

bagi individual ataupun bagi kelompok

g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-

sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut

berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan

pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.

h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya

dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak

Page 13: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja

digunakan atau ditolak oleh siswa

2. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit

selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang

diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi

fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,

kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru

memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa

untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang

memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa

memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif

dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk

diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan

kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena

sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang

bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir,

perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi

manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan

mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi

hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang

berlaku.

3. Konsep Ki Hajar Dewantara Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran

Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) lahir di Yogyakarta

tanggal 2 Mei 1889. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda),

ia meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumi putera),

tapi tidak sampai tamat karena sakit. Ia kemudian menulis  untuk berbagai

Page 14: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express. Setelah zaman

kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Sebagai wujud penghormatan

atas jasa-jasa Ki Hajar Dewantara, maka tanggal kelahirannya, tanggal 2

Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Selain itu, menurut

surat keputusan Presiden RI no. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November,

Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Pada usia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas

Suwardi Suryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara dengan

tujuan agar beliau dapat lebih bebas dan lebih dekat dengan rakyat. Buah

pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara

keseluruhan yang terdiri atas berbagai perbedaan yang ada sehingga dalam

pelaksanaannya tidak boleh membeda-bedakan status mereka dan harus

berdasarkan nilai-nilai kemerdekaan yang asasi. Kemerdekaan

mengembangkan diri adalah hakikat dari sebuah pendidikan. Untuk

mencapai kemerdekaan bangsa, Ki Hajar Dewantara berusaha memajukan

pendidikan bagi rakyatnya, termasuk pantun “Berakit-rakit ke hulu,

berenang-renang ke tepian” adalah pantun ciptaannya untuk mendorong

semangat perjuangan dalam pendidikan.

Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan

Perguruan Nasional Taman Siswa yang bercorak nasional untuk

menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa anak didik. Alasan Ki Hajar

Dewantara memilih bidang pendidikan dan kebudayaan  karena

merupakan  salah satu “strategi” untuk melepaskan diri dari belenggu

penjajah. Taman siswa memiliki asas yang terdiri dari 7 pasal, yaitu.

Pasal ke-1 dan 2 mengandung dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap

orang untuk mengatur dirinya sendiri.

Pasal ke-3 menyinggung masalah kepentingan sosial, ekonomi dan

politik kecenderungan dari bangsa kita untuk menyesuaikan diri dengan

hidup dan penghidupan ke barat-baratan telah menimbulkan kekacauan.

Page 15: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Sistem pengajaran yang terlampau memikirkan kecerdasan pikiran yang

melanggar dasar-dasar kodrati yang terdapat dalam kebudayaan sendiri.

Pasal ke-4 menyangkut tentang dasar kerakyatan untuk

memepertinggi pengajaran yang dianggap  perlu dengan memperluas

pengajarannya.

Pasal ke-5 memiliki pokok asas untuk percaya kepada kekuatan

sendiri.

Pasal ke-6 berisi persyarat dalam keharusan untuk membelanjai

sendiri segala usaha Taman Siswa.

Pasal ke-7 mengharuskan adanya keikhlasan lahir-batin bagi guru-

guru untuk mendekati anak didiknya.

Taman Siswa mendidik siswa menjadi manusia yang mandiri, tidak

banyak bicara, tetapi banyak berbuat dan bertindak, serta lebih

bertanggung jawab.

Salah satu konsep belajar dan pembelajaran yang terkenal dari Ki

Hajar Dewantara adalah :

Ing ngarso sung tulada : di depan member teladan

Ing madya mangun karsa: di tengah menciptakan peluang untuk

berprakarsa

Tut wuri handayani : dari belakang memberikan dorongan dan

arahan.

F. Kekurangan Dan Kelebihan Teori Humanistik

1. Kelebihan:

a) Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis

terhadap fenomena social.

b) Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar.

c) Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.

2. Kekurangan:

a) Bersifat individual.

Page 16: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

b) Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan

lingkungan yang mendukung.

c) Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.

Page 17: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan ulasan sebelumnya kami menyimpulkan sebagai berikut:

1. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusisa serta peserta didik

mampu mengembangkan potensi dirinya

2. Tokoh dalam teori ini adalah David Colb, Honey dan Mumford, Habernas

serta Bloom dan Krathwohl.

3. Aplikasi dalam teori ini, Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,

berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya

sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain

atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku. Serta

guru hanya sebagai fasilitator.

4. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

a. Merespon perasaan siswa

b. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang

sudah dirancang

c. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

d. Menghargai siswa

e. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

f. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk

mementapkan kebutuhan segera dari siswa)

g. Tersenyum pada siswa

Page 18: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Daftar Pustaka:

Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/19/toeri-belajar-humanistik-

pengertian-teori-belajar-humanistik-tokoh-teori-belajar-humanistik-

prinsip-dalam-teori-belajar-humanistik-aplikasi-teori-belajar-humanistik-

implikasi-teori-belajar-humani/

http://bfirman93.wordpress.com/2012/05/29/makalah-tentang-teori-

belajar-humanistik/

http://www.scribd.com/doc/89516792/TEORI-HUMANISTIK

http://perdanahans.blogspot.com/p/teori-humanistik.html

http://ceritainsan.blogspot.com/p/konsep-ki-hajar-dewantara-dan.html

Page 19: TEORI BELAJAR HUMANISTIK

MAKALAH

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Disusun Oleh:

NAMA NIM

STANDI PELANGI 11501241008

ARIF BUDIARTO 11501241009

ROHJAI BADARUDIN 11501241032

Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta