teori hukum post-modernist (1)
DESCRIPTION
dbdTRANSCRIPT
TEORI HUKUM POST-TEORI HUKUM POST-MODERNISTMODERNIST
TEORI HUKUM POST-TEORI HUKUM POST-MODERNISTMODERNIST
CRITICAL LEGAL STUDIES
Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.,MH
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATANFAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2010
CRITICAL LEGAL STUDIES
Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.,MH
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATANFAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2010
POST- MODERNISMPOST- MODERNISM
Pembicaraan mengenai “post-modernism” muncul pada dasawarsa terakhir Abad ke-20 dan awal Abad ke-21
Post-Modernism selalu dikaitkan dengan proses pergeseran/ peralihan yang sangat penting terhadap cara pandang manusia tentang dunia (world view)
Pertama kali dipergunakan dalam dunia seni dan arsitektur, kemudian mempengaruhi pandangan filsafat, teori-teori sosial, politik, etika dan hukum
KONTROVERSI PENGERTIAN (1) KONTROVERSI PENGERTIAN (1)
Tidak ada pengertian yang jelas dan dapat diterima semua kalangan tentang pengertian “post-modernism”.
Sebagian mengartikan “post-modernism” sebagai suatu kemajuan yang melampaui batas-batas modernism. Dengan demikian “post-modernism” adalah perkembangan pemikiran sebagai kelanjutan modernsm
Sebagian justru mengartikan “post-modernism” adalah suatu perkembangan pemikiran manusia sebagai reaksi terhadap tatanan yang dibentuk modernism. Pada konsepsi ini “post-modernism” justru sangat anti terhadap ide-ide kemajuan, emansipasi, linieritas sejarah, dll.
KONTROVERSI PENGERTIAN (2) KONTROVERSI PENGERTIAN (2)
LYOTARD“Pemutusan hubungan total dari pola kemoderenan”
DAVID, GRIFFINKoreksi terhadap kemoderenan
BAUDRILLARD, DERRIDA, FAUCAULTKemoderenan yang bunuh diri
ANTONY GIDDENSKemoderenan yang sadar diri
APAKAH MODERNISM ITU ?APAKAH MODERNISM ITU ?
Sama seperti “post-modernism”, modernism pun dimaknai secara berbeda-beda. Modernism selalu dipandang sebagai konsep yang tidak jelas pemaknaannya.
Modernitas secara umum dapat dipandang sebagai suatu perubahaan sosial budaya yang bersifat massif yang telah berlangsung dari pertengahan abad ke-16 yang pada gilirannya berkaitan dengan suatu analisis terhadap masyarakat kapitalis industrial sebagai suatu perubahan yang revolusiner dimana stabilitas tradisi dan sosial
dibangun dalam peradaban agraris yang agk stagnan. (Bryan Turner)
Daniel Bell : modernism adalah jalan lintas dari aturan kehidupan borjuisme tradisional dengan bentuk-bentuk yang berkaitan dengan rasionalitas dan ketenangannya yang menjadi sasaran kekecewaan. Modernism merupakan respon terhadap perubahan sosial akhir abad ke-19 dalam persepsi makna dan kesadaran diri yang timbul dari disorientasi ruang waktu yang berkaitan dengan transformasi penting dalam komnikasi dan transportasi, dan suatu krisis kesadaran diri yang mengikuti erosi dan nilai-nilai secara berturut-turut.
TEORI HUKUM POST-MODERNISM TEORI HUKUM POST-MODERNISM
Dibangun diatas keyakinan bahwa hukum adalah kehendak kelompok masyarakat yang paling berkuasa.
Oleh karena hukum berakar dari kekuasaan, maka hukum yang eksis tidak mempunyai dasar objektif dan tidak netral.
Tidak ada yang namanya kebenaran sebagai dasar berpijak hukum. Yang ada adalah kepentingan kelompok yang paling
berkuasa.
Pencarian kebenaran selalu berarti membangun kekuasaan (Nietsche)
Hukum ditafsirkan menurut keinginan yang menafsirkan dan penafsir hukum tersebut selalu mempunyai perasaan dan
kepentingannya sendiri
Hakim sebenarnya melaksanakan apa yang dikehedaki oleh kelompok yang paling berkuasa.
KARAKTERISTIK TEORI HUKUM POST-MODERNISM KARAKTERISTIK TEORI HUKUM POST-MODERNISM
Memandang hukum sebagai produk politik. Hukum pada dasarnya adalah wujud pemaksaan kehendak kelompok
yang paling berkuasa yang dilegitimasi secara formal
Menolak dan berupaya meruntuhkan hegemoni teori-teori hukum yang sudah mapan dan melakukan
dekonstruksi terhadapnya
Menolak kebenaran tunggal dan lebih mengedepankan kebenaran-kebenaran plural.
Tafsir hukum selama ini dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lain di luar hukum yang bersifat individual, liberal dan
kapitalistik. Semakin meluasnya peran sentral masyarakat dalam hukum telah menyebabkan pergeseran-pergeseran
fundamental dalam hukum. Oleh karena itu kebenaran tidak bisa dimonopoli oleh satu aliran atau teori hukum saja
seperti yang terjadi masa lalu.
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
LATAR BELAKANG
Muncul pada sekitar tahun 1970-an di Amerika Serikat
Lahir sebagai respon terhadap hegemoni paradigma liberal yang sudah mapan dalam studi-studi hukum atau ilmu hukum, khususnya di Amerika Serikat.
Bagian dari pengembangan cara berpikir teori hukum post-modernism
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
PANDANGAN TERHADAP HUKUM YANG EKSIS (1)Pada kenyataannya hukum adalah politik
Hukum yang eksis didominasi oleh hegemoni doktrin-doktrin, norma-norma dan standar hukum yang didasarkan pada premis ajaran-ajaran liberal legal justice.
Logika dan struktur hukum muncul dari adanya power relationship dalam masyarakat.
Kepentingan hukum adalah mendukung (support) kepentingan atau kelas dalam masyarakat yang membentuk hukum tersebut
Pelaksanaan hukum pada hakikatnya pelaksanaan kehendak mereka yang kaya dan kuat yang menggunakan hukum sebagai instrument untuk melegitimasi penekanan-penekanan kepada masyarakat, sebagai cara untuk mempertahankan kedudukannya.
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
PANDANGAN TERHADAP HUKUM YANG EKSIS (2)
Proses pembuatan hukum sampai pada pemberlakuannya tidak bersifat netral, selalu mengandung pemihakan. Pemihakan hukum ini selalu ada pada mereka yang lebih kuat.
Untuk meletakkan hukum pada essensi yang sebenarnya, maka harus diupayakan proses delegitimasi terhadap doktrin hukum yang eksis.
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
PANDANGAN TERHADAP HUKUM INTERNASIONAL (SEBUAH CONTOH) – 1
Hukum internasional yang eksis pada saat ini berdasarkan sejarah dibentuk berdasarkan doktrin-doktrin hukum masa lalu yang dibangun oleh ahli-ahli hukum untuk kepentingan kekuasaan (misalnya kekuasaan Imperium Romawi)
Hukum internasional pada dasarnya dibentuk oleh negara-negara maju atau negara pemenang perang (memiliki kekuatan) dan substansinya disesuaikan dengan kebutuhan negara-negara maju tersebut. Misalnya untuk tetap menjaga perdamaian antara sesama negara (maju) agar tidak mengganggu dominasi negara-negara tersebut terhadap negara lain yang kurang beruntung.
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
PANDANGAN TERHADAP HUKUM INTERNASIONAL (SEBUAH CONTOH) – 2
Hukum internasional tetap dijaga oleh negara-negara kuat untuk kepentingan mereka dengan mempergunakan berbagai cara dan kekuasan (politik), misalnya dengan pinjaman/ hutang luar negeri, bantuan-bantuan, dukungan poltik dan pertahanan keamanan, dll
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
METODE DELEGITIMASI CLS
1. THRASING
2. DECONSTRUCTION
3. GENEALOGY
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
METODE DELEGITIMASI CLS (1)
1. THRASING
Mematahkan atau menolak pemikiran hukum yang telah terbentuk
Tehnik ini menunjukkan kontradiksi dan kesimpulan yang bersifat sepihak berdasarkan asumsi yang meragukan
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
METODE DELEGITIMASI CLS (2)
2. DECONSTRUCTION
Membongkar pemikiran hukum yang telah terbentuk
Dengan pembongkaran, maka dapat dilakukan rekonstruksi pemikiran hukum
CRITICAL LEGAL STUDIESCRITICAL LEGAL STUDIES
METODE DELEGITIMASI CLS (2)
3. GENEALOGY
Menggunakan interpretasi sejarah dalam menyampaikan argumentasi
Genealogy dilakukan karena interpretasi sejarah kerap didominasi oleh mereka yang memiliki kekuatan
TERIMA KASIH