teori lex loci solutionis

3
Teori Lex Loci Solutionis Menurut teori ini untuk menentukan PLOC adalah mengunakan hukum di mana pelaksanaan kontrak tersebut dilakukan. Kelemahan teori ini apabila pelaksanaan dari kontrak dilakukan di berbagai negara. Asas tersebut tidak luput dari kecaman,karena dalam prakteknya asas ini menemui beberapa kesulitan jika hendak dipergunakan pada prakteknya. Hal ini Nampak apabila tidak ada satu melainkan beberapa tempat pelaksanaan kontrak. Umumnya kontrak-kontrak ini mengandung kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh para pihak pada tempat-tempat yang berbeda. Contoh kasus: Kasus IPB dan Amerika IPB melakukan perjanjian untuk mengirim 800 kera ke Amerika, Kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan babonnya akan dikembalikan ke Indonesia. Harga perekor disepakati sebesar 80 (delapan puluh) juta dan pihak Amerika Serikat hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika serikat. Ketika posisi pesawat masih di Swiss, seekor monyet stress dan lepas,melahirkan anaknya. Karena induknya telah dilumpuhkan dan mati, maka dokter hewan IPB menyuntik mati anak monyet tersebut karena pertimbangan rasa kasihan . Lawyer Amerika serikat menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa dan dianggap tak memenuhi prestasi dengan sempurna serta membunuh seekor anak monyet. Disatu sisi, Kera di Indonesia tidak lebih sebagai hama, sedangkan bagi Amerika serikat merupakan satwa yang harus mendapat perlindungan. Fakta-faktanya : - IPB melakukan perjanjian dengan Amerika untuk mengirim 800 kera ke Amerika, kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan harga perekornya 80 juta. - Amerika hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di

Upload: niyoga-singarimbun

Post on 03-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Lex Loci Solutionis

Teori Lex Loci Solutionis

Menurut teori ini untuk menentukan PLOC adalah mengunakan hukum di mana pelaksanaan kontrak tersebut dilakukan. Kelemahan teori ini apabila pelaksanaan dari kontrak dilakukan di berbagai negara.

Asas tersebut tidak luput dari kecaman,karena dalam prakteknya asas ini menemui beberapa kesulitan jika hendak dipergunakan pada prakteknya. Hal ini Nampak apabila tidak ada satu melainkan beberapa tempat pelaksanaan kontrak. Umumnya kontrak-kontrak ini mengandung kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh para pihak pada tempat-tempat yang berbeda.

Contoh kasus:

Kasus  IPB dan Amerika

IPB melakukan perjanjian untuk mengirim 800 kera ke Amerika,

Kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan babonnya

akan dikembalikan ke Indonesia. Harga perekor disepakati

sebesar 80 (delapan puluh) juta dan pihak Amerika Serikat hanya

membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika

serikat. Ketika posisi pesawat masih di Swiss, seekor monyet

stress dan lepas,melahirkan anaknya. Karena induknya telah

dilumpuhkan dan mati, maka dokter hewan IPB menyuntik mati

anak monyet tersebut karena pertimbangan rasa kasihan .

Lawyer Amerika serikat menuntut IPB atas dasar perlindungan

satwa dan dianggap tak memenuhi prestasi dengan sempurna

serta membunuh seekor anak monyet. Disatu sisi, Kera di

Indonesia tidak lebih sebagai hama, sedangkan bagi Amerika

serikat merupakan satwa yang harus mendapat perlindungan.

Fakta-faktanya :

- IPB melakukan perjanjian dengan Amerika untuk mengirim 800

kera ke Amerika, kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja

dan harga perekornya 80 juta.

- Amerika hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak

di Amerika Serikat.

- Ketika posisi pesawat di Swiss, seekor monyet stress dan lepas,

Page 2: Teori Lex Loci Solutionis

melahirkan anaknya, dan induknya telah dilumpuhkan dan mati.

- Dokter hewan IPB menyuntik mati anak monyet atas dasar rasa

kasihan.

- Lawyer Ameika menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa

dan dianggap tidak memenuhi prestasi, serta membunuh seekor

anak monyet.

- Anak monyet bagi Amerika merupakan satwa yang dilindungi.

Hukum Yang Berlaku :

1. Berdasarkan Lex Loci Contractus,maka hukum yang berlaku

adalah hukum perdata Indonesia karena perjanjian dibuat di

Indonesia.

2. Berdasarkan Lex Loci Solutionis, maka hukum yang berlaku

adalah hukum Amerika Serikat karena perjanjian

dilaksanakan di Amerika Serikat yaitu, anak monyet yang

diperjanjikan harus beranak di Amerika Serikat.

3. Berdasarkan Lex Loci Delicti Commisi, maka hukum yang

berlaku adalah hukum Swiss, karena perbuatan melawan

hukum berupa penyuntikan mati anak monyet yang

diperjanjikan dilakukan ketika pesawat berada diatas

wilayah Negara Swiss.

4. Berdasarkan The Most Characteristic Connection, maka

hukum yang berlaku adalah hukum perdata Indonesia,

karena pihak yang paling menonjol adalah IPB (Indonesia)

sebagai penjual kera, karena IPB yang harus menyerahkan

kera,merawat dan menjaga kera dengan baik sampai nanti

kera diserahkan kepada pihak Amerika Serikat. Dan dalam

perjanjian jual-beli pihak yang paling menonjol atau

dominan adalah pihak penjual dalam hal ini adalah IPB.