teori lex loci solutionis
TRANSCRIPT
![Page 1: Teori Lex Loci Solutionis](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf9db6550346d033aed6f1/html5/thumbnails/1.jpg)
Teori Lex Loci Solutionis
Menurut teori ini untuk menentukan PLOC adalah mengunakan hukum di mana pelaksanaan kontrak tersebut dilakukan. Kelemahan teori ini apabila pelaksanaan dari kontrak dilakukan di berbagai negara.
Asas tersebut tidak luput dari kecaman,karena dalam prakteknya asas ini menemui beberapa kesulitan jika hendak dipergunakan pada prakteknya. Hal ini Nampak apabila tidak ada satu melainkan beberapa tempat pelaksanaan kontrak. Umumnya kontrak-kontrak ini mengandung kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh para pihak pada tempat-tempat yang berbeda.
Contoh kasus:
Kasus IPB dan Amerika
IPB melakukan perjanjian untuk mengirim 800 kera ke Amerika,
Kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan babonnya
akan dikembalikan ke Indonesia. Harga perekor disepakati
sebesar 80 (delapan puluh) juta dan pihak Amerika Serikat hanya
membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika
serikat. Ketika posisi pesawat masih di Swiss, seekor monyet
stress dan lepas,melahirkan anaknya. Karena induknya telah
dilumpuhkan dan mati, maka dokter hewan IPB menyuntik mati
anak monyet tersebut karena pertimbangan rasa kasihan .
Lawyer Amerika serikat menuntut IPB atas dasar perlindungan
satwa dan dianggap tak memenuhi prestasi dengan sempurna
serta membunuh seekor anak monyet. Disatu sisi, Kera di
Indonesia tidak lebih sebagai hama, sedangkan bagi Amerika
serikat merupakan satwa yang harus mendapat perlindungan.
Fakta-faktanya :
- IPB melakukan perjanjian dengan Amerika untuk mengirim 800
kera ke Amerika, kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja
dan harga perekornya 80 juta.
- Amerika hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak
di Amerika Serikat.
- Ketika posisi pesawat di Swiss, seekor monyet stress dan lepas,
![Page 2: Teori Lex Loci Solutionis](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082611/55cf9db6550346d033aed6f1/html5/thumbnails/2.jpg)
melahirkan anaknya, dan induknya telah dilumpuhkan dan mati.
- Dokter hewan IPB menyuntik mati anak monyet atas dasar rasa
kasihan.
- Lawyer Ameika menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa
dan dianggap tidak memenuhi prestasi, serta membunuh seekor
anak monyet.
- Anak monyet bagi Amerika merupakan satwa yang dilindungi.
Hukum Yang Berlaku :
1. Berdasarkan Lex Loci Contractus,maka hukum yang berlaku
adalah hukum perdata Indonesia karena perjanjian dibuat di
Indonesia.
2. Berdasarkan Lex Loci Solutionis, maka hukum yang berlaku
adalah hukum Amerika Serikat karena perjanjian
dilaksanakan di Amerika Serikat yaitu, anak monyet yang
diperjanjikan harus beranak di Amerika Serikat.
3. Berdasarkan Lex Loci Delicti Commisi, maka hukum yang
berlaku adalah hukum Swiss, karena perbuatan melawan
hukum berupa penyuntikan mati anak monyet yang
diperjanjikan dilakukan ketika pesawat berada diatas
wilayah Negara Swiss.
4. Berdasarkan The Most Characteristic Connection, maka
hukum yang berlaku adalah hukum perdata Indonesia,
karena pihak yang paling menonjol adalah IPB (Indonesia)
sebagai penjual kera, karena IPB yang harus menyerahkan
kera,merawat dan menjaga kera dengan baik sampai nanti
kera diserahkan kepada pihak Amerika Serikat. Dan dalam
perjanjian jual-beli pihak yang paling menonjol atau
dominan adalah pihak penjual dalam hal ini adalah IPB.