terapi ect
TRANSCRIPT
PSIKOTERAPI DAN REHABILITASI PSIKIATRIK
Oleh:
Aria Adhitya S (110.2003.035)
M. Yudi Rakhmadi (110.2003.191)
Surya Darma (110.2005.261)
Pembimbing:Dr. Safyuni Naswati, SPKJ
ORGANO-BIOLOGIK
1. Insulin coma therapy2. Pharmacological convulsive therapy3. Electro convulsive therapy (ECT)4. Operasi otak psycho surgery5. Terapi farmakolgik, dg obat
psikotropikaCara 1,2,4 – sangat jarang/tak pernah dipakai lagi
PSIKO-EDUKATIF
1. Psikoterapi2. Behaviour Therapy ( terapi
perilaku )3. Terapi / Latihan Kerja
SOSIO-KULTURAL
1. Sosial – rekreasi2. Terapi musik – tari – drama3. Manipulasi Lingkungan
Terapi Kejang Listrik(ECT)Dasar pemikiran Schizophrenia tidak pernah terjadi
bersama-sama dg epilepsi pd seorang penderita
Gejala Psikosis hilang sesudah terjadi kejang
ECT… Sekarang ternyata pemikiran ini tidak
benar. Cerletti dan Bini menemukan alat ECT memakai aliran listrik yg melalui 2 elektroda yg diletakkan secara bifrontal.
Dengan alat ECT yg lebih modern besarnya arus (ampere , voltase dan lamanya dapat diatur secara otomatis)
Indikasi
Depresi berat termasuk depresi involutif (pd usia lanjut)
Gangguan bipolar Schizophrenia , terutama :
Tipe katatonik Tipe schizoafektif Akut
Indikasi kontraMutlak SOL (Space Occupying Lesion) Infark MyocardRelatif1. Penyakit jantung: dekompensasio kordis,
angina pektoris, A-V Block, aneurisma aorta, dll
2. Kelainan tulang skoliosis, kiphosis, dll3. Kehamilan keguguran4. Hipertensi berat5. Hiperpireksia6. Diatesa Haemoragic7. Epilepsi (?)8. Ansietas berat
Komplikasi
1. Kematian sangat jarang2. Dislokasi + fraktur3. Apneu (berhenti bernafas)4. Cardiac arrest5. Reaktivasi proses tambah lama6. Pneumonia7. Amnesia8. Delirium lebih sering
Frekwensi
Biasanya 2 sd. 5 x / minggu Terapi segera dihentikan sesudah
tampak kemajuan klinis
Fase-fase dlm Kejang Listrik1. Fase laten: 2-5” tremor cepat
2. Fase tonik: kurang lebih 10” seluruh sistem otot kerangka kejang tonik
3. Fase klonik : kurang lebih 30” kejang klonik (berdenyut) menyeluruh makin lama makin berkurang
4. Fase Apneu dan belum sadar beberapa detik5. Fase bernafas spontan : makin lama makin
teratur beberapa menit6. Fase sadar kembali: 5’ sesudah kejang
berhenti. Pasien disorientasi beberapa menit
7. Fase tidur : ½ - 1 jam sesudah pasien menguasai lagi orientasinya
Mekanisme Kerja
Pasti belum diketahui Pada kejang listrik cortex cerebri
(otak besar) terangsang dg cepat dan hebat.Oksigen otak habis sedang supply-
oxygen darah tak cukupAn-oksemia otak hilang kesadaran
3 Teori
1. Teori Psikologik2. Teori Ketidak - sadaran3. Teori Somatik
Teori Psikologik
Pada kejang listrik timbul perasaan “ancaman maut” yg hebat pasien dapat dianggap dapat memobilisasi semua naluri (instinct) vital dan mekanisme defense yg kuat.
Tetapi pemberian anesthesi sebelum ECT tidak mempengaruhi efek terapeutik (meniadakan perasaan ancaman maut)
Teori Ketidaksadaran
Keadaan tidak sadar merupakan faktor terapi yg pokok
Tetapi keadaan tidak sadar oleh karena obat-obatan (ether, barbiturat tak memberi efek terapeutik seperti ECT)
Teori Somatik
Carletti : adanya ‘ancaman maut’ menimbulkan pula mekanisme defense biologik terbentuk zat ‘agonin’ efek terapi
MEDIKASI PSIKOTROPIKA Terapi dengan Psikotropik Obat Psikotropik
Obat-obat yg dapat mempengaruhi proses pikir, alam perasaan/emosi, tingkah laku/behaviour dan penghayatan pribadi manusia
Pembagian Obat Psikotropik berdasarkan Efek Klinisnya1. Anti – Psikotik 2. Anti – Depresan (ggn depresi)3. Anti – Anxietas4. Anti – Insomnia (ggn tidur)5. Anti – Maniakal (ggn hiperaktif)6. Golongan Lain-lain /Tambahan
Anti Psikotik (Neroleptik = major tranquilizer) Dapat mensupresi gejala-gejala psikotik Hasilnya lebih baik pada fase akut
schizophrenia, depresi psychotic dan gejala manikal akut
Pada schizophrenia kronik dapat mensupresi eksaserbasi akutContoh: khlorpromazin (largactil), trifluoperazin (stelazine), thioridazin (melleril), flufenazin (anatensol), sulfirid (dogmatil)
Anti Anxiety Golongan obat ini terutama berkhasiat
untuk mengurangi ansietas pathologi, ketegangan, agitasi, tanpa mempengaruhi fungsi kognitif dan proses persepsi.
Pada pemakaian dosis tinggi dan jangka panjang dapat meningkatkan ketergantungan dan gejala putus obat pada penghentian pemakaian.Contoh: diazepam (valium), bromozepam (lexotan), lorazepam (ativan), klobazam (frisium), buspiron (buspar), alprazolam (xanax)
Anti Insomnia
Golongan ini terutama menormalkan ggn tidur yg patologiContoh: Nitrazepam (mogadon), triazolam (halcion), estazolam (esilgan), flurazepam (dalmadorm)
Anti Maniakal Golongan obat ini mempengaruhi proses
hiperaktivitas atau ggn maniakal tanpa menyebabkan proses depresi . Pada keadaan maniakal yg berlebihan dan akut diperlukan antipsikotik untuk mensupresi gejala secara cepat. Setelah fase akut diatasi baru dapat diberi antimaniakal yg dapat bekerja profilaksis supaya tidak timbul eksaserbasi.Contoh: lithium carbonat (teralith) perlu monitoring kadarnya dalam darah mudah intoksikasi, karbamazepin (tegretol)
Anti Depresan Berkhasiat pada depresi patologik, baik yang
psikotik atau nerotik Golongan trisiklik generasi pertama
efek klinik 7-21 hari pengobatan, mempengaruhi sistem otonom dan kardiovaskuler,misal : imipramin (tofranil), amitriptilin (laroxyl), klomipramin (anafranil)
Golongan non-trisiklik generasi kedua efek klinik, 5-14 hari, kurang mempengaruhi sistem otonom dan kardiovaskuler, misal : maprotilin (ludiomil), mianserin (tolvon), trazodon (trazone), amineptin (survector)
PSIKOTERAPI Wolberg Sejenis pengobatan yang digunakan oleh
seseorang yang terlatih khusus (terapis) terhadap kesulitan (penderitaan/gangguan) yang bersifat emosional, dengan jalan meletakan hubungan yang bersifat profesional dengan seorang penderita, dengan tujuan menghilangkan, mengubah atau memperlambat gejala-gejala yang ada, ataupun menjadi perantara dalam berbagai gangguan pola kelakuan, menunjang pertumbuhan dan perkembangan positif pada kepribaduan penderita.
Dinamik perubahan terapeutik dalam Psikoterapi
Situasi kehidupan yang mencetuskan kesulitan usaha penyesuaian diri yang kurang wajar
Gejala + keluhan terapis psikoterapi memahami korelasi gejala/keluhan dengan faktor kepribadian mengalihkan perhatian dari gejala/keluhan ke gangguan faktor kepribadian maturasi proses belajar cara-cara bereaksi yang baru dan lebih efektif.
Jenis-jenis Psikoterapi
1. Psikoterapi yang bersifat ekspresif• Psikoterapi reedukatif• Psikoterapi rekonstruktuf
2. Psikoterapi bersifat suportif
Psikoterapi bersifat EkspresifTujuan Membuka dunia dalam penderita Mengaturnya kembali dan Memberi perspektif baru kepada isi
pikiran yang disadarinya Menyadarkan dan
menginterpretasikan isi pikiran, motivasi dan ekspresi emosional yang kurang atau tidak disadarinya
Syarat
Fungsi ego penderita cukup utuh Terapis cukup terlatih dalam teori
dan praktek psikoterapi serta memiliki sifat-sifat tertentu, agar dapat diciptakan landasan kerjasama dengan penderita, sebagai syarat mutlak untuk melaksanakan terapi.
Psikoterapi ReedukatifTujuan Membangkitkan pengertian pada penderita
tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama terletak dalam alam sadarnya
Aliran-aliran Relationship therapy (John Levy, Allen, Taft)
relasi terapis – penderita Attitude therapy (David therapy) distorsi
sikap penderita Psychobiologic therapy (Adolf Meyer)
eksplanasi atas dasar bio-psiko-sosiologik Interview Psychotherapy (Finesinger, Stanley
Law) Psychologic therapy / therapeutic counseling
(Rogers) dll.
Psikoterapi Rekonstruktif
Menyelami alam tak sadar melalui tekniks seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi
Tujuan Perombakan radikal daripada corak
kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru
Psikoterapi Suportif paling dangkal
Indikasi1. Penderita dengan kekuatan ego yang
terlampau rapuh2. Penderita yang tak sanggup mendapatkan
tilikan (insight) kendala latar belakang gangguan karena mekanisme pertahanan yang terlampau kokoh.
3. Penderita dengan taraf kecerdasan yang terlampau rendah
4. Gangguan ringan5. Kepribadian premorbid yang kuat disertai
adanya pemulihan diri yang kuat pula.
Tujuan Membawa penderita kepada suatu
keseimbangan emosional secepatnya, dengan pengurangan / peniadaan gejala-gejala sehingga penderita dapat berfungsi pada taraf yang sedekat mungkin dengan taraf premorbid Diusahakan agar penderita memperkuat
mekanisme pertahanannya dan mengembangkan pula mekanisme pengendalian yang lebih kuat
Diusahakan agar sumber stress dikurangi / ditiadakan
Inti prosedur suportif: Alexander
Bentuk pemuasan dependency-needs Bentuk abreaksi : memberi kesempatan
pada penderitra melepaskan bendungan emosi dengan cara mengeluarkan isi hatinya
Peninjauan situasi penderita secara objektif dan pemberian bantuan dalam menilai pandangan-pandangannya
Bentuk sokongan terhadap pertahanan neurotik penderita
Bentuk manipulasi hidup
Tindakan suportif meliputi Menghibur (consultation), menaruh
simpati Penganjuran (encouragement),
nasehat (advice) Memberi petunjuk untuk kegiatan
sehari-hari Sugesti, manipulasi lingkungan, dll
Psikoterapi Kelompok
5 – 8 penderita bertemu dengan 1 – 2 terapis dalam suatu pertemuan selama 1 – 1,5 jam tiap minggu. Didasarkan atas teori proses belajar dengan membagi pengalaman dan memberi perhatian kepada sesamanya. Penderita yang dipilih adalah mereka yang dapat mengutarakan ide dan perasaanya secara verbal dan dapat bertahan dalam penampilannya selama proses terapi berjalan serta dapat memberikan tanggapan-tanggapan. Sebaiknya anggota kelompok mempunyai latar belakang pendidikan dan tingkat sosial yang setaraf.
Tidak cocok untuk psikoterapi kelompok
Penderita dengan kepribadian paranoid atau psikopat
Penderita dengan narcistik atau schizoid yang kurang berminat pada orang lain
Penderita yang bersaing secara ekstrim untuk menarik perhatian
Penderita psikotik (?)
Terapi Kerja Occupational Therapy Terapi yang bertujuan membangkitkan aktivitas positif melalui pekerjaan atau aktivitas lain yang bersifat terapeutik.
Aktivitas yang bersifat terapeutik adalah aktivitas yang diharapkan dapat memulihkan / meningkatkan kembali daya konsentrasi, kemampuan komunikasi, daya ingat, kemauan dan sebagainya melalui berbagai kegiatan yang sesua dengan diri pasien
Terapi harus dalam waktu relatif singkat 2-3 minggu/penderita
Kegiatan Berupa
1. PekerjaanKerajinan tangan, melukis, seni, menjahit, menyulam, mengukir, kegiatan pertukangan kayu, besi, dll.
2. Non PekerjaanRelaksasi, rekreasi, olahraga, kegiatan rumah tangga, dll.
Occupational Therapy…
Latihan kerja (Vocational Training) Latihan yang diberikan kepada penderita agar
memiliki keterampilan kerja untuk bekal kembali ke masyarakat sebagai warga yang mandiri dan berguna.
Penyelenggaraan latihan kerja harus mencerminkan proses belajar kerja, yang memberi kesempatan kepada para pendidik untuk memperoleh keterampilan/kecakapan kerja, akan tetapi tidak terlepas dari situasi resosialisasi dan terapi.
Biasanya latihan kerja dibagi dalam 3 tahap: Tahap percobaan: kurang lebih 1-2 bulan Tahap pengarahan: kurang lebih 1-3 bulan Tahap peningkatan: kurang lebih 3-6 bulan
Terapi Tingkah Laku Terapi yg bertujuan untuk membangkitkan aktivitas (+)
melalui perkembangan atau aktivitas lain yg bersifat terapeutik
Indikasi Orang dewasa
Pilihan I: ggn fobia, kecemasan sosial / social phobia, obsesi-kompulsi ritual
Bermanfaat pada: impotensi, frigiditas, ekshibisionisme, gagap, judi, mencabut rambut, obesitas, anoreksia-nervosa, rehabilitasi sosial pada schizophrenia
Tak berguna pada: schizophrenia, depresi berat, hipomania
Anak Pilihan I pada: enuresis nokturnus, fobia Berguna pada: rehabilitasi edukasional pada anak
dengan mental subnormal, masalah belajar, gangguan tingkah laku
Tipe-tipe1. Mengurangi ansietas yang berhubungan
dengan perilaku (fobia, keadaan kompulsi) terapi penyingkapan (exposure)
• Desensitisasi + implosin/flooding• Mengatur diri• Percontohan
2. Mengurangi perilaku selera (ekshibisionisme, obesitas) mengatur diri, pengenyangan, aversif. Mengembangkan perilaku baru (mempelajari keterampilan sosial) dengan latihan, program pendidikan, percontohan, memberi bentuk, mengatur diri, ketangkasan, cara berjalan, memberi makan, perjanjian, kemungkinan pemberian penghargaan.
Sosio-Terapi (Milieu Therapy) Terapi yang memakai Milieu atau lingkungan sebagai
model pengobatan Ciri utama:
Pendidikan merupakan agen terapi yang aktif dan bukan penerima yang pasif
Demokratis sama derajat, kebersamaan, serba boleh Semua sumber yang ada (staf + pasien) ditujukan
pada hal-hal yang terapeutik Merupakan masyarakat kecil, biasanya menginap,
komunikasi yang tetap dan adekuat meliputi seluruh masyarakat (komuniti). Pertemuan teratur setiap hari pada keadaan gawat serta dihadiri semua anggota
Pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus
Sosio terapi
Segala kegiatan yg bertujuan mengembalikan fungsi-fungsi sosial penderita, agar dapat berorientasi terhadap diri, orang lain, waktu dan tempat secara wajar serta dapat menyesuaikan diri kembali terhadap tuntutan/norma sosial. Kegiatan sosio terapi dapat dilakukan bersama-sama atau berselang seling dengan kegiatan yang lain dalam proses rehabilitasi
Tujuan sosio terapi dlm upaya rehabilitasi Mempercepat proses rehabilitasi,
khususnya dalam penyesuaian psikososial Meyakinkan pada diri rehabilitasi maupun
lingkungan. Bahwa mereka memiliki kemampuan (potensi) yg dpt dikembangkan.
Meningkatkan harga diri sehingga rehabilitan memiliki motivasi yang kuat untuk memperoleh derajat kehidupan yang layak
Kegiatan resosialisasi dlm unit rehabilitasi
Pameran hasil karya rehabilitan Pekan olahraga atau pekan kesenian
antar rehabilitan Forum komunikasi antar rehabilitan Kegiatan sosial di dalam rumah sakit
jiwa Perpustakaan pasien, dll