tesis kontribusi persepsi tentang profesi dan...
TRANSCRIPT
TESIS
KONTRIBUSI PERSEPSI TENTANG PROFESI DAN KREATIVITAS GURU PRAKTEK
TERHADAP KINERJA
DI BALAI LATIHAN PENDIDIKAN TEKNIK PROVINSI SUMATERA BARAT
Oleh : TASMAN MUIS
NIM. 92647
Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN KEJURUAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
KONTRIBUSI PERSEPSI PROFESI DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA GURU PRAKTEK
DI UPTD. BLPT PROVINSI SUMATERA BARAT
( PROPOSAL TESIS )
Oleh :
TASMAN MUIS NIM. 92647
DOSEN PEMBIMBING:
Pembingbing I Pembingbing II
(Prof. H. JALIUS JAMA, Ph.D) (Dr. NASRULLAH AZZIZ).
KONSENTRASI PENDIDIKAN KEJURUAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009
i
ABSTRACT
Tasman Muis, 2009. Perception Contribution of About Profession and Creativity of Teacher Practicee To Their Performance’s in Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra.
Pursuant to pre-survey field seen by that teacher practice their performance’s the low Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra. Circumstance of like this can generate the constraint in attainment of education target which have been specified. Researchers anticipate this matter is dominant influenced by perception factor of about profession and creativity.
This research aim to lay open the perception contribution of about profession and creativity of teacher practice to their performance’s the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra. By using quantitative approach, there is three hypotheses which in rising: (1) Perception of about profession has contribution to performance of practice teacher, (2) Creativity has contribution to performance of practice teacher, (3) Perception of about profession and creativity by together has contribution to performance of practice teacher. This Research population is all teachers practice the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province of West Sumatra amounting to 61 one who is taken totally is sampling population. Instrument used for the Leverage of data is equates of module of likert’s scale, data in analysis with the technique of correlation and regresses.
Result of analysis of data showing that: perception of about profession have contribution to as much 7,5% to performance, creativity have contribution to as much 14% to performance and perception of about profession and creativity by together have contribution to as much 21,5% to performance of practice teacher. Performance, perception of about profession and teacher creativity practice the to have distribution tend to normal. Pursuant to this research result is concluded by that perception of about profession and creativity separately able to by together have contribution to by significant to teacher performance practice the Balai Latihan Pendidikan Teknik Province West Sumatra.
ii
ABSTRAK
Tasman Muis, 2009. Kontribusi Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan pra-survei dilapangan terlihat kinerja guru praktek Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat rendah. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan kendala dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Peneliti menduga hal ini dominan dipengaruhi oleh faktor persepsi tentang profesi dan kreativitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, ada tiga hipotesis yang di ajukan: (1) Persepsi tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek, (2) Kreativitas berkontribusi terhadap kinerja guru praktek, (3) Persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru praktek.
Metode penelitian yang digunakan kuantitatif jenis Ex Post Facto, bertujuan untuk menguji apa yang telah terjadi dan berusaha mengkaji faktor-faktor yang diperkirakan sebagai penyebab. Populasi penelitian ini adalah semua guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat berjumlah 61 orang, diambil secara keseluruhan untuk mengisi angket. Untuk pengambilan data digunakan instrumen angket modul skala likert, data di analisis dengan teknik korelasi dan regresi.
Hasil analisa data menunjukan persepsi tentang profesi berkontribusi sebanyak 7,5% terhadap kinerja, kreativitas berkontribusi sebanyak 14% terhadap kinerja dan persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-sama berkontribusi sebanyak 21,5% terhadap kinerja guru praktek. Kinerja, persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek berdistribusi cenderung normal. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa persepsi tentang profesi dan kreativitas secara terpisah mampu secara bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
vi
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWt, atas segala ramat
yang diberikan-Nya, sehingga penulis mendapatkan kekuatan lahir dan bathin
untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik, untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.
Pada penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Prof. H. Jalius Jama, Ph.D dan Dr. Nasrullah Azziz. Selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dengan segala
ketulusan hati kepada penulis dari awal sampai selesainya penulisan tesis
ini.
2. Prof. H. Jalius Jama, Ph.D. Selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan, yang telah memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan
bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah.
3. Junaidi Ilyas, M.Pd, selaku Kepala Bagian Tata Usaha beserta staf yang
telah memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan kuliah.
4. Prof. Dr. Gusril, M.Pd. Selaku Asisten Direktur I, yang telah banyak
memberikan pelayanan serta berbagai kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan kuliah.
5. Prof. Dr. Gusril, M.Pd, Dr. Agamuddin, M.Pd dan Dr. Wakhinudin, M.Pd.
Selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan demi
kesempurnaan tesis ini.
6. Drs. H. Burhasman Bur, MM. Selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Provinsi Sumatera Barat, atas pemberian izin belajar kepada
penulis mengikuti pendidikan S2, pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang.
vii
7. Drs. Nur Amin, M.Pd. Selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, atas
pemberian izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta Guru
SMK Negeri 1 Padang yang telah berkenan mengisi angket penelitian ini.
8. Drs. H. Syafrudin Abas, M.Pd. Selaku Kepala Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat, atas pemberian izin kepada penulis untuk
melaksakan penelitian serta Guru Praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat yang telah berkenan mengisi angket penelitian ini.
9. Istri tercinta Zuriati, anak-anak tersayang Hesti Astarina, Foni Astasari, Nira
Hastati dan Hastatama Tasman serta cucu tersayang Nafisa Aqilah
Rismamuti atas segala dukungan dan dorongan semangat dari awal sampai
selesainya masa pendidikan ini.
10. Sahabat, mahasiswa Program Studi Kosentrasi Pendidikan Kejuruan tahun
2007/2009, atas kebersamaan dan diskusi dalam penyelesaian tugas akhir
ini.
Akhir kata, penulis mohon kepada Allha SWT, agar selalu memberi
petunjuk dan kurnia-Nya. Semoga ilmu yang penulis peroleh dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan khususnya. Amin ...
Padang, Juli 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................. .................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................... ................... 12
D. Rumusan Masalah .................................................... .................. 12
E. Tujuan Penelitian ..................................................... .................. 13
F. Manfaat penelitian .................................................... ................. 13
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15
A. Landasan Teori .......................................................................... 15
1. Kinerja Guru Praktek .......................................................... 15
1). Pengertian Kinerja .......................................................... 15
2). Guru Praktek .................................................................. 16
3). Pentingnya Kinerja Guru Praktek .................................. 16
4). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ........ 17
5). Tugas dan Profesional Guru .......................................... 18
2. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek ............................... 22
1). Pengertian Persepsi ......................................................... 22
2). Konsep Profesi Guru Praktek .......................................... 23
ix
3). Ketertarikan Terhadap Profesi Guru Praktek ................. 23
4). Melaksanakan Profesi Guru Praktek .............................. 25
3. Pengertian Kreativitas ...................... ................................... 27
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 32
C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38
A. Metode Penelitian ...................................................................... 38
B. Wilayah dan Tempat Penelitian ................................................. 38
C. Populasi dan Sumber Data ......................................................... 39
D. Definisi Operasional .................................................................. 39
E. Instrumen Penelitian .................................................................. 41
F. Uji Coba Instrumen .................................................................... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 45
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 50
A. Diskripsi Data ............................................................................ 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 54
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 56
D. Pembahasan ............................................................................... 67
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 69
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 70
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Implikasi .............................................................................................. 71
C. Saran saran .......................................................................................... 73
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 77
x
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
1. Penyebaran Populasi .................................................................................. 39
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Komposisi Butir-butir ........................ 42
3. Pernyataan Sebelum Uji Coba ................................................................... 44
4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Komposisi Butir-butir Pernyataan
Setelah Uji Coba ........................................................................................ 45
5. Distribusi Frekuensi Data Kinerja (Y) ....................................................... 50
6. Distribusi Frekuensi Data Persepsi Tentang Profesi (X1) .......................... 53
7. Distribusi Frekuensi Data Kreativitas (X2) ................................................ 53
8. Hasil Pengujian Normalitas ....................................................................... 55
9. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar Variabel, Persepsi Tentang
Profesi (X1) dan Kreativitas (X2) ............................................................... 56
10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Persepsi Tentang Profesi Dengan
Kinerja Guru Praktek ................................................................................. 57
11. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi Dan Kinerja
Guru Praktek .............................................................................................. 58
12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kreativitas Dengan Kinerja Guru
Praktek ....................................................................................................... 60
13. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang
Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek ............................. 60
14. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang
Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek ............................. 62
15. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi Dan
Kreativitas Terhadap Kinerja Guru Praktek ............................................... 63
16. Bobot Kontribusi Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Terhadap
Kinerja Guru Praktek ................................................................................. 65
17. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial ........................................................ 65
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ................................................. 8
2. Bagan Penelitian ........................................................................................... 37
3. Histogram Kinerja (Y) .................................................................................. 51
4. Histogram Persepsi Tentang Profesi (X1) .................................................... 52
5. Histogram Kreativitas (X2) ........................................................................... 54
6. Hubungan Persepsi Tentang Profesi (X1) Terhadap Kinerja Guru
Praktek (Y) ................................................................................................... 58
7. Hubungan Kreativitas (X2) Terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) ................. 61
8. Hubungan Persepsi Tentang Profesi (X1) Dan Kreativitas (X2)
Terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) ............................................................. 64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Uji Coba ............................................................................................. 80
2. Surat Permohonan Penelitian ke Dinas Pendidikan Kota
Padang ......................................................................................................... 89
3. Surat Permohonan Penelitian ke Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat ............................................. 90
4. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Padang ........................ 91
5. Surat Izin Penelitian Dari Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat ................................................................ 92
6. Surat Pengantar Instrumen Penelitian ........................................................ 93
7. Data Penelitian ........................................................................................... 102
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kerangka kebijakan otonomi daerah peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan dalam upaya peningkatan
pemberdayaan seluruh potensi daerah yang mendukung pertumbuhan ekonomi
dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan
program pendidikan maupun lembaga diklat yang berpotensi menciptakan
SDM berkualitas perlu perhatian seksama agar tetap relevan dengan
kebutuhan pembangunan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang berdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia berkualitas
dan dapat menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Berdasarkan
Undang-Undang tersebut, Pemerintah, Institusi Pendidikan dan Masyarakat
bertanggung jawab mempersiapkan pendidikan yang berkualitas. Ditilik dari
pihak Institusi Pendidikan, tanggung jawab terberat berada di pundak guru, di
mana dalam mendidik anak bangsa sangat diharapkan guru bekerja secara
2
profesional. Tilaar (1994) mengemukakan, dengan tidak mengabaikan faktor
lain, guru dianggap sebagai faktor tunggal yang menentukan terhadap
meningkatnya mutu pendidikan. Sahertian (1994: 1) dalam upaya
meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui proses pendidikan, guru
mempunyai peran penting. Proses belajar mengajar tidak dilihat hanya sebagai
suatu proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga proses
pengembangan potensi manusia.
Oleh sebab itu, guru adalah faktor yang paling bertanggung jawab dan
sangat berpengaruh dalam menentukan mutu pendidikan. Guru yang
berkualitas dapat membimbing anak didik untuk menciptakan suasana belajar
yang melibatkan siswa secara aktif dan membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar optimal. Dengan demikian peningkatan mutu pendidikan terkait erat
dengan persepsi tentang profesi guru, kreativitas guru, cara belajar siswa dan
pelayanan yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar. Di sini kinerja
guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang perlu
mendapat perhatian.
Blanchard (1994: 11) mengemukakan bahwa kinerja merupakan apa
yang dikatakan atau yang dilakukan seseorang. Ahmadi (1993) menulis
betapapun baik dan lengkapnya kurikulum, metoda, media, sumber, sarana
dan prasarana namun keberhasilan pendidikan terletak pada kinerja guru,
dengan demikian kompetensi profesional guru terus ditingkatkan agar tercapai
lulusan berkualitas. Ahli lain, Nugroho (1996), peningkatan mutu pendidikan
terkait erat dengan tugas guru di dalam kelas, karena hal itu baru dapat dicapai
3
jika didukung oleh peningkatan kinerja guru dalam melakukan tugas. Sejalan
dengan ini, Irwan (1997) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang
bersifat kongkrit, dapat diamati dan diukur.
Dari kutipan para ahli di atas, dapat dicermati adalah peningkatan mutu
pendidikan terkait kuat dengan profesionalitas guru dan dapat diukur melalui
hasil kinerjanya. Agar profesional guru meningkat, ia mesti mampu
melakukan pemberdayaan terhadap faktor-faktor yang menentukan
peningkatan hasil kinerjanya.
Hasil pengamatan dan analisa data administrasi dari bahan pengajaran
guru praktek yang dilakukan selama pra-survey (tanggal 13 s/d 20 maret tahun
2009) pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat
ditemukan indikasi yang menunjukkan rendahnya kinerja guru praktek. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai fakta di lapangan seperti: (1) Dari 61 orang guru,
lebih kurang 16% membuat perencanaan pembelajaran, 50% hanya meng-
copy (menyalin) perencanaan pembelajaran yang dibuat teman sejawat,
sedangkan 34% lainnya cenderung mempergunakan bahan ajar tahun
sebelumnya, tanpa upaya pengembangan yang dilakukan (2) Jarangnya
kelompok-kelompok guru berbicara secara konkrit tentang upaya
pengembangan proses pembelajaran praktek.
Pada lain kesempatan (tanggal, 3 dan 10 april tahun 2009) hasil
pengamatan dan wawancara dengan beberapa orang guru dan staf
kepegawaian diketahui bahwa proses pembelajaran kurang produktif. Hal ini
menunjukkan bahwa guru kurang mampu menciptakan kondisi berpraktek
4
yang merangsang minat siswa, terindikasi dari: (1) Mulai jam praktek siswa
kurang tepat waktu dan siswa ada kalanya dipanggil masuk setiap awal
pembelajaran praktek (2) Kecendrungan siswa datang sekedar mendapatkan
absensi kehadiran (3) Terjadinya beberapa siswa berada diluar ketika jam
(teman) kelompoknya berpraktek.
Hasil wawancara pada tanggal 17 April tahun 2009 mengenai persepsi
tentang profesi dan kreativitas guru praktek dengan Kepala Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, diketahui belum ditemukan
kesungguhan melaksanakan profesi keguruan serta kurangnya minat baca dan
inisiatif guru praktek menambah pengetahuan maupun keterampilan, juga
rendahnya upaya berinovasi dalam pengembangan materi pembelajaran
praktek siswa. Proses evaluasi kegiatan praktek sering berpedoman pada hasil
akhir benda kerja yang dikerjakan siswa, tanpa melakukan catatan-catatan
kecil dari pengamatan proses yang dilalui anak didik.
Fenomena di atas menunjukan kinerja guru praktek pada Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat belum seperti yang diharapkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru diantaranya adalah adanya
persepsi tentang profesi dan kreativitas yang tinggi dari guru praktek. Di mana
persepsi yang dapat memaknai profesi guru sebagai pekerjaan yang mulia
sehingga dalam melaksanakan proses belajar praktek akan berkontribusi
positif terhadap output yang dihasilkannya. Orang yang mempunyai
pemahaman yang mendalam terhadap pekerjaan akan memperoleh hasil yang
lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang kurang memahami terhadap
5
pekerjaan tersebut. Dengan demikian, guru senantiasa berusaha semaksimal
mungkin memberikan hal yang terbaik terhadap siswa didikannya.
Begitu pula halnya dengan kreativitas, Guilford dalam Supriadi (1994)
mengemukakan ada lima sifat yang menjadi ciri seseorang yang berfikir
kreatif yaitu: kelincahan, orienalitas, elaborasi, redefinisi dan perumusan
kembali. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengemukakan berbagai
macam pendekatan terhadap masalah; Orienalitas adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli; Elaborasi adalah
kemampuan untuk menguraikan sesuatu dengan terperinci; Redefenisi adalah
kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang
berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya dan merumuskan kembali
adalah membuat rangkuman peristiwa menjadi pengalaman baru.
Haefele yang di kutip oleh Julius (2003), mengartikan kreativitas
sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang bernilai
sosial. Kreatif itu harus lincah mentalnya bisa berfikir dari segala arah.
Dibahagian lain Nursito (2000) mengemukakan, bahwa pada hakikatnya
manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Dengan kreativitasnya
maka orang akan tumbuh dan berkembang sebagai individu yang kukuh dan
mantap. Orang kreatif suka bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, penuh
humor dan fantasi serta tidak segera menolak ide baru.
Carvallo (1994) mengartikan, kreativitas adalah keterampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subjek dari persfektif baru dan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah
6
tercetak dalam pikiran. Candra (2003) mengartikan, kreativitas adalah
kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat
melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, sama sekali baru, mudah,
efisien, tepat sasaran, dan tepat guna. Menghubungkan dan mengaitkan
kadang-kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini
merupakan dasar pendayagunaan kreatif dari daya rohani manusia dalam
bidang atau lapangan manapun.
Dengan menelusuri uraian dan fenomena yang telah dikemukakan di
atas, menguatkan peneliti melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang
berkaitan langsung dengan kinerja guru praktek. Pada kesempatan ini peneliti
ingin melihat kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek
terhadap kinerjanya.
B. Identifikasi Masalah
Guru merupakan komponen dari sistem pendidikan yang sangat
menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran, karena guru berada
pada posisi strategis menggunakan metode dan penelitian pengembangan
terhadap sistem pembelajaran. Depdikbud (1999), hasil belajar siswa
ditentukan oleh tingkat kemampuan profesional guru yang tercermin dari
penguasaan dan penerapan materi pelajaran, perilaku mengajar yang baik,
pemahaman karakteristik siswa, kemampuan komunikasi, kemampuan
mengevaluasi dan wawasan profesi. Pengembangan kemampuan guru juga
didukung oleh iklim sekolah dan manajemen serta kepemimpinan kepala
sekolah yang memberi peluang untuk berkembang.
7
Broke dan Stone dalam Usman (2002), mengemukakan bahwa
kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang
tampak sangat berarti, yaitu terdapat 10 jenis kompetensi guru: (1)
Mengembangkan kepribadian, (2) Berinteraksi dan berkomunikasi, (3)
Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (4) Melaksanakan administrasi
sekolah, (5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk kepentingan
pengajaran, (6) Menguasai landasan pendidikan, (7) Menguasai bahan
pengajaran, (8) Menyusun program pengajaran, (9) Melaksanakan program
pengajaran, (10) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Kompetensi profesional guru dapat meningkatkan kinerja guru
sehingga bisa tampil lebih percaya diri, peka dan tanggap terhadap perubahan-
perubahan ilmu pengetahuan yang terus berkembang seiring dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Nursito (2000), mengartikan
guru yang profesional adalah guru yang mempunyai citra yang baik dimata
peserta didik. Dengan demikian guru mestilah menjadi panutan atau tauladan
bagi anak didik serta lingkungannya. Untuk mencapai hal itu guru diharapkan
memiliki kelincahan berfikir untuk segala asfek, mempunyai keluwesan
konsepsional, orisinalitas, mempunyai kompleksitas, mandiri dan mampu
bekerja sama.
Sedangkan menurut Steers (1990), kinerja guru dipengaruhi oleh
faktor: kemampuan, motivasi kerja, kreativitas, minat dan penerimaan orang
tersebut terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Anoraga (1992)
8
mengemukakankan faktor yang mempengaruhi kinerja guru antara lain daya
tarik pekerjaan, upah, keamanan dan perlindungan kerja, pengetahuan,
manajemen, lingkungan dan suasana kerjasama, harapan pengembangan
karier, keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan
kepemimpinan atasan. Mitriani (1995), melengkapi bahwa terdapat faktor-
faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kinerja seseorang yaitu tanggung
jawab, kebudayaan, standar kerja, supervisi, motivasi kerja dan rendah hati.
Kemudian Dharma (1985) menulis bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah kemampuan, sikap, minat, persepsi tentang profesi, struktur tugas,
iklim organisasi, dan system insentif. Dari kutipan pendapat para ahli tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut dapatlah dirangkum seperti
bagan berikut:
Gambar 1: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya dan
hasil pengamatan serta wawancara dengan beberapa orang guru maupun
Kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, dapat
9
diidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut: Persepsi tentang profesi
terutama yang berkaitan dengan kinerja seorang guru, apabila persepsinya
positif akan berkontribusi baik dan begitu pula sebaliknya. Fenomena
memperlihatkan tanggapan guru praktek tentang profesinya belum mengacu
pada kualifikasi bidang tugas yang diemban. Hal ini terindikasi kurang
sungguh-sungguhnya guru praktek melaksanakan tugas yang diberikan.
Kreativitas merupakan keterampilan guru praktek untuk menentukan
pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan membentuk kombinasi-
kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang telah tercetak dalam pikiran
untuk memberikan bimbingan terhadap peserta didiknya. Namun kenyataan
memperlihatkan peserta didik belum mendapatkan pelayanan bimbingan
sesuai yang diharapkan.
Keamanan dan perlindungan merupakan faktor yang mempengaruhi
hasil kinerja. Semenjak berobahnya tugas pokok dan fungsi Balai Latihan
Pendidikan Teknik dari tempat praktek siswa SMK 1 dan SMK 5 Padang
menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Barat terjadilah ketidak nyamanan dari kepastian status tenaga fungsional
guru, karena secara regestrasi nasional keberadaan guru tidak ada pada Dinas
Pendidikan Provinsi, kecuali guru SLB dan Guru Pamong. Fenomena
memperlihatkan kurang bergairahnya guru praktek melaksanakan tugas
keguruannya.
Sarana prasarana merupakan komponen pokok dari sistem
pembelajaran yang cukup besar kontribusinya terhadap kinerja guru praktek.
10
Dalam hal ini baik sarana pokok maupun sarana penunjang sudah
dimamfaatkan semenjak tahun 1980. Dengan demikian mutu sarana prasana
yang ada pada umumnya sudah dibawah standar minimal, hal ini tidak jarang
pula mempengaruhi kinerja guru praktek dalam memberikan pelayanan pada
peserta didiknya.
Kepemimpinan suatu kepala unit kerja mempunyai peran yang
strategis dalam mempengaruhi kinerja orang-orang dibawah naungan
institusinya. Kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat
belum maksimal melakukan perannya sebagai motivator, memberi tauladan
serta melaksanakan supervisi terhadap guru praktek. Hal ini dapat dilihat dari
tidak adanya pelaksanaan program evaluasi semester maupun tahunan
terhadap kinerja tenaga fungsional. Supervisi akan dapat meningkatkan
kemampuan, semangat, dan dorongan terhadap guru praktek dapat bekerja
maksimal.
Iklim kerja sama merupakan aspek keadaan pisik, tempat dan perasaan
yang menyangkut ketentraman serta rasa aman. Iklim ini terbentuk
dipengaruhi unsur pisik, tempat kerja serta perasaan yang timbul dari hasil
kerja sama itu sendiri dengan kontribusi menetramkan. Dari fenomena yang
ada belum terciptanya suasana kerja sama yang saling mendukung satu dengan
yang lainnya untuk mengoptimalkan usaha bersama memajukan institusi.
Keterampilan komonikasi diantaranya faktor yang berperan banyak
mempengaruhi kinerja guru praktek dalam upaya menyampaikan maksud dan
tujuan baik secara lisan, tulisan maupun menggunakan lambang-lambang.
11
Komunikasi yang baik akan berkontribusi baik pula terhadap hasil kinerja
seseorang, begitu pula sebaliknya. Tak jarang ditemui adanya keterbatasan
keterampilan komonikasi dikalangan guru praktek dalam memberikan
pelayanan dan bimbingan kepada peserta didiknya.
Pengalaman kerja akan mempengaruhi pemahaman dan penguasaan
materi pembelajaran dan berkontribusi langsung terhadap kinerja guru
praktek. Hal ini terindikasi dari kurangnya persiapan dan perencanaan proses
belajar mengajar yang terukur dan kridibel dikalangan guru praktek, sehingga
kinerja dalam memberikan pelayanan dan bimbingan terhadap peserta didik
belum seperti yang diharapkan.
Insentif merupakan imbalan yang diterima guru baik berbentuk
material maupun non material, jika didapat sesuai dengan jasa yang telah
diberikan akan menimbulkan semangat serta gairah dalam melaksanakan
tugas, dan sebaliknya. Terjadinya peningkatan kebutuhan hidup, insentif
berupa uang dinilai kurang memdai dari yang didapatkan. Hal demikian sudah
mendapat perhatian pemerintah pusat dengan mengambil kebijakan melalui
program peningkatan profesional guru dan dosen dengan melaksanakan
sertifikasi profesi. Kebijakan ini menimbulkan ekses diantaranya terjadi
cemburu sosial yang disebabkan jumlah guru yang lulus hampir sebanding
dengan yang belum lulus pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat, cukup memberi pengaruh terhadap kinerja guru praktek.
12
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
tercermin beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Karena
keterbatasan kemampuan yang ada, penelitian ini tidaklah ditujukan untuk
semua faktor tetapi lebih mengedepankan faktor yang cenderung memicu
rendahnya kinerja guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat. Dari itu peneliti berkeyakinan bahwa faktor persepsi
tentang profesi dan kreativitas diduga lebih dominan permasalahannya
terhadap kinerja guru praktek, sehingga pola tingkah laku guru praktek tidak
mencerminkan komitmen keguruan yang kuat dalam mengoptimalkan
penggunaan sumber daya dan kurangnya kreativitas dalam melakukan
pengajaran dan bimbingan praktek terhadap siswa.
Sehubungan dengan itu peneliti hanya meneliti kontribusi persepsi
tentang profesi dan kreativitas guru praktek dalam terhadap kinerjanya.
Persepsi dibatasi pada profesi guru praktek sebagai panggilan hati nurani
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan terhadap siswa dalam
berpraktek, dan kreativitas merupakan pola tingkah laku yang menunjukkan
ciri-ciri sebagai seorang kreatif dalam meningkatkan kinerja.
D. Rumusan Masalah
Didasari latar belakang dan identifikasi serta pembatasan masalah yang
telah disampaikan sebelumnya, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
13
1) Apakah ada kontribusi persepsi tentang profesi guru praktek terhadap
kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Barat.
2) Apakah ada kontribusi kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya pada
Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
3) Apakah persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek bersama-
sama berkontribusi terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat.
E. Tujuan Penelitian
Sekaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini
diharapkan dapat mengungkapkan :
1. Kontribusi persepsi tentang profesi guru praktek terhadap kinerjanya pada
Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
2. Kontribusi kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya pada Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat
3. Kontribusi persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek secara
bersama-sama terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat
F. Manfaat Penelitian
Kedepannya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat:
14
1. Sebagai masukan dalam melakukan perobahan mencapai pembelajaran
praktek yang efektif dan efesien serta bernilai mutu bagi guru praktek
Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat mengambil kebijakan dalam peningkatan kinerja
guru praktek.
3. Sebagai bahan pertimbangan pembinaan bagi Kepala Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga terhadap guru praktek Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat
4. Usaha peningkatan kompetensi bagi peneliti dalam hal persepsi tentang
profesi dan kreativitas terhadap kinerja sebagai guru praktek.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Guru Praktek
1). Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Purwadarminta: 1995) adalah: (1) Sesuatu yang dicapai (2) Prestasi
yang diperlihatkan, dan (3) Kemampuan bekerja. Kartono (1989),
mengartikan kinerja adalah kondisi maksimal dari hasil kerja dalam
kurun waktu tertentu. Selanjutnya Beton (1974), menulis kinerja
adalah proses dari tindakan seseorang. Timpe (1983), kinerja adalah
tingkat keberhasilan kerja yang dikerjakan dengan jelas. Dengan
kalimat sederhana Gibson (1992), mengartikan kinerja sama dengan
prestasi kerja dan Kamars (1994), menulis bahwa kinerja merupakan
terjemahan dari performance yang berarti kemauan dan kemampuan
melakukan sesuatu pekerjaan.
Selanjutnya menurut Hasibuan (1994), kinerja suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang
didasarkan pada kecakapan, usaha dan kesempatan. Donelly (1996)
menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang diinginkan dari
suatu pekerjaan. Sejalan dengan itu Sahertian (1994) mengaitkan
kinerja dengan penjabaran tugas yang menyangkut pengetahuan dan
keterampilan ciri khas perilaku seseorang.
16
Dari paparan beberapa para ahli di atas dapatlah disimpulkan
bahwa kinerja adalah suatu proses kerja seseorang yang didukung oleh
kemauan dan kemampuan untuk mencapai hasil atau prestasi kerja
yang diinginkan.
2). Guru Praktek
Moh. Uzer Usman (1995: 7), menjelaskan tugas guru sebagai
profesi meliputi “mendidik, mengajar dan melatih”. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.
Seorang guru praktek akan berhasil melaksanakan tugas profesinya
jika ia mempunyai keterampilan yang baik, bermotivasi tinggi serta
lingkungan yang mendukung. Di mana akan menghasilkan tamatan
yang bermutu sesuai dengan visi, misi lembaga serta sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan industri.
3). Pentingnya Kinerja Guru Praktek
Kinerja suatu proses kerja seseorang yang didukung oleh
kemauan dan kemampuan untuk memperoleh hasil atau perstasi kerja
yang diinginkan. Hal ini mengartikan bahwa suatu prestasi kerja yang
tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki kemauan yang
tinggi dalam aktivitas kerjanya.
Menurut Irwan (1997) kinerja adalah satu-satunya petunjuk
yang dapat dipercayai untuk menyimpulkan apakah suatu unit
17
organisasi atau pegawai sukses atau gagal, berprestasi atau tidak. Dari
pendapat ini terlihat bahwa kinerja sangat penting dalam mengukur
keberhasilan atau prestasi kerja seseorang dalam organisasi. Kinerja
organisasi sangat ditentukan oleh kinerja orang-orang yang berada di
dalamnya. Dengan demikian kinerja unit organisasi Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu bentuk
organisasi sangat ditentukan oleh personil yang ada di dalamnya
terutama kinerja guru praktek.
Dari beberapa pengertian kinerja yang dikemukakan para ahli
dapatlah disimpulkan bahwa kinerja guru praktek adalah suatu proses
kerja yang dilakukan oleh guru praktek dalam kegiatan pembelajaran
praktek yang didukung oleh kemampuan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat
ditentukan oleh tinggi atau rendahnya kinerja guru praktek.
Ahmadi (1990) menyatakan bahwa betapapun baik dan
lengkapnya kurikulum, metoda, media, sarana prasarana, namun
keberhasilan terletak pada kinerja guru. Upaya-upaya peningkatan
kualitas kinerja guru adalah suatu hal penting dalam meningkatkan
mutu pembelajaran.
4). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa
proses kerja yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang
didukung oleh kemampuan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
18
ditetapkan disebut “kinerja guru”. Dalam upaya peningkatannya
dipengaruhi oleh faktor yang bersifat internal maupun eksternal.
Arikunto (1990) menulis bahwa yang termasuk faktor internal adalah
sikap, minat, intelegensi, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor
eksternal adalah sarana prasarana, pengetahuan manajemen, keamanan
dan lingkungan kerja. Timpe (1993) bahwa kinerja seseorang dapat
dipengaruhi oleh kemampuan yang tinggi dan kerja keras, perilaku,
sikap, gaya kepemimpinan, sumber daya, keadaan ekonomi, dan
lingkungan kerja. Keenan (1996), faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah kecakapan, disiplin, standar kerja, manajemen, organisasi,
masalah pribadi.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) Persepsi tentang profesi, (2)
Pengalaman kerja, (3) Keamanan dan perlindungan, (4) Sarana dan
prasarana, (5) Kepemimpinan kepala institusi, (6) Gaji atau isentif, (7)
Kreativitas, (8) Pemahaman dan penguasaan materi, (9) Keterampilan
komunikasi, dan (10) Iklim kerjasama.
5). Tugas dan profesionalisme guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait dengan dinas
maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Darmo Diharjo
(1983) menulis tugas guru dapat dikelompokan atas tiga jenis yaitu:
tugas bidang profesi, tugas kemanusian, tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
19
Tugas guru merupakan profesi yang tidak dapat dikerjakan
oleh sembarangan orang dan memerlukan suatu keahlian khusus
sebagai guru. Ini hanya dimiliki orang-orang yang bergerak di bidang
pendidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar
dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-
nilai hidup berkaitan dengan pengembangan kepribadian anak didik.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pengembangan
kemampuan berfikir, sedangkan melatih mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada anak didik.
Usman (2002), menyatakan bahwa di bidang kemanusiaan
guru mempunyai tugas untuk menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga dapat menjadi idola
para siswanya. Hal ini berarti guru haruslah mempunyai penampilan
yang menarik karena apabila guru tidak menarik maka guru tidak lagi
menjadi figur yang patut dicontoh dan ditiru. Guru akan gagal dalam
menanamkan benih pengajaran pada siswa.
Tugas kemasyarakatan yang berkaitan dengan tugas guru
adalah membimbing peserta didik agar mereka dapat mewarisi nilai-
nilai yang sesuai dengan filsafat budaya bangsa (Depdikbud 1983).
Menurut Usman (2002) bahwa tugas guru dibidang kemasyarakatan
adalah mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga
Negara Indonesia yang bermoral pancasila dan mencerdaskan bangsa
20
Indonesia. Dengan hal ini diharapkan masyarakat akan memperoleh
ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pembangunan bangsa.
Semakin akurat pelaksanaan tugas guru, semakin tercipta dan terbina
kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai manusia pembangunan.
Guru dituntut profesional dalam melaksanakan tugasnya dan
dapat menggunakan berbagai kemampuan dan keterampilan, agar
dapat menghasilkan pendidikan maksimal. Guru profesional menurut
Syah (1997) adalah guru yang melaksanakan tugasnya berdasarkan
standar pengetahuan dan kompetensi guru dengan tanggung jawab
yang tinggi. Sejalan dengan itu, Usman (2002), menulis bahwa guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dari
pendapat ini terlihat bahwa dalam melaksanakan kewenangan
profesionalnya guru dituntut untuk memiliki serangkaian kemampuan
yang beraneka ragam.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru dalam
mengembangkan kepribadian antara lain: (1) Bertakwa terhadap
Tuhan YME, (2) Berjiwa pancasila, (3) Interaksi yang baik dengan
rekan sejawat dan masyarakat, (4) Kemampuan memberikan
bimbingan dan penyuluhan pada siswa, (5) Melaksanakan administrasi
sekolah, dan (6) Melaksanakan penelitian sederhana guna keperluan
pengajaran (Usman: 2002).
21
Kompetensi sosial menurut Samana (1994), adalah
serangkaian kemampuan guru yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal, (2) Bertindak jujur dan bertanggung jawab, (3) Berperan
sebagai pemimpin baik di sekolah maupun di luar sekolah, (4)
Bersikap bersahabat dan terampil dalam berkomunikasi, (5) Aktif
dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, (6) Ikut serta
dalam kegiatan sosial dan, (7) Bersikap adaptif dan dinamis terhadap
lingkungan sosial budaya.
Kemampuan profesional guru meliputi: (1) menguasai
landasan pendidikan, tujuan pendidikan nasional, fungsi sekolah dan
masyarakat serta psikologis pendidikan, (2) menguasai bahan
pembelajaran, (3) menyusun dan melaksanakan program
pembelajaran, (4) melakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran
siswa.
Dari kutipan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru praktek adalah proses kerja yang dilakukan guru pada
proses pembelajaran yang didukung oleh kemampuan tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Indikator kinerja guru dapat dilihat
dari kemampuan guru dalam: (1) merencanakan proses pembelajaran,
(2) melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran, (3)
menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran, (4)
mendayagunakan evaluasi pembelajaran.
22
2. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek
1). Pengertian Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
pengertiannya adalah: (1) Tanggapan langsung dari sesuatu, (2) Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Kata
persepsi berasal dari kata “perception” dalam bahasa inggris yang
berasal dari akar kata ”perceive”. Longman Dictionary of
Contemporary English, (1978: 805), menjelaskan “perception the
ability to perceive: keen natural understanding a result of perceiving:
something noticed and understanding: a result of perceiving:
something noticed and understood”. Sedangkan pengertian
“perceive” sendiri adalah to have or come to have knowledge of
(samething) strong one of the senses (espsight).
Dengan demikian persepsi dapat disimpulkan sebagai
kemampuan untuk menanggapai secara tajam tentang sesuatu yang
dikenal dan dimengerti yang diperoleh melalui olahan indera terutama
melalui pandangan dan pemikiran.
Berdasarkan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa persepsi
merupakan proses penerimaan atau tanggapan seseorang tentang apa
yang dilihat atau didapat melalui inderanya. Sikap seseorang berbeda
dalam cara ia menanggapi suatu fenomena yang ditemuinya dan
bagaimana ia mengartikannya akan banyak dipengaruhi oleh
pengalaman masa silamnya, kebutuhannya terhadap apa yang
23
diinginkannya dan harapan untuk mencapainya. Dengan demikian
persepsi dapat diartikan sebagai sesuatu penilaian individu terhadap
stimuli dan perilaku atau respon yang dihasilkannya.
2). Konsep Profesi Guru Praktek
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang memerlukan ilmu
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui
pendidikan. Imran (1989: 117-118), mengemukakan profesi adalah
kedudukan atau jabatan yang memerlukan pengetahuan dan
keterampilan khusus yang diperoleh sebahagian melalui pendidikan
dan perkuliahan yang bersifat teoritis dan disertai praktik, diuji dengan
sejenis bentuk ujian, baik di universitas atau lembaga yang diberi hak
untuk itu dan diberikan kepada orang-orang yang memilikinya
(sertifikat, lisensi, brevet) serta kewenangan tertentu dalam
hubungannya dengan kliennya: dipelajari secara sengaja, terencana
dan secara langsung. Pemegang profesi dalam melaksanakan tugas
juga dituntut kualitas yang baik oleh pemiliknya. Kualitas akan
ditentukan oleh faktor keterampilan motivasi dan lingkungan kerja.
3). Ketertarikan Terhadap Profesi Guru Praktek
Sebagai tenaga profesi, guru harus memiliki kualifikasi sesuai
dengan bidang tugas yang diembannya. Sardiman (2005: 135),
mengemukakan guru memiliki kualifikasi: (1) Capability personal, (2)
Sebagai inovator, (3) Sebagai developer
24
Capability personal guru adalah memiliki pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan
memadai sehingga mampu mengolah proses belajar mengajar secara
efektif. Guru sebagai inovator yakni tenaga pendidik yang memiliki
komitmen terhadap upaya perubahan dan penyebaran ide
pembaharuan yang efektif. Sedangkan sebagai developer, guru harus
memiliki visi keguruan yang mantap, mampu dan mau melihat jauh ke
depan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor
pendidikan sebagai suatu sistem.
Selain faktor pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan
tanggapan terhadap ide pembaharuan sesuai dengan profesinya, pada
diri guru sebenarnya masih memerlukan persyaratan khusus yang
bersifat mental. Sardiman (2005:137), persyaratan khusus adalah
faktor yang menyebabkan orang merasa senang, karena terpanggil hati
nuraninya untuk menjadi seorang guru. Faktor khusus itu disebut juga
dengan istilah rouping atau panggilan hati nurani.
Rouping inilah yang merupakan dasar ketertarikan bagi
seorang guru untuk melakukan kegiatan profesi keguruannya.
Ketertarikan terhadap profesi guru yang lainnya adalah bahwa profesi
guru diakui masyarakat sebagai profesi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Sardiman (2005: 134)
profesi guru diakui masyarakat maksudnya: (1) Memperoleh
dukungan masyarakat, (2) Mendapat pengesahan dan perlindungan
25
hukum, (3) Memiliki persyaratan sehat, (4) Memiliki jaminan hidup
yang layak.
Bagi profesi guru praktek ketertarikan lainnya adalah: (1) Di
sekolah kejuruan aktivitas guru di samping melaksanakan
pembelajaran di sekolah juga melaksanakan koordinasi pembimbingan
terhadap siswa yang melaksanakan praktek di dunia usaha dan
industri, (2) Dimungkinkan membuka usaha yang berhubungan
dengan spesialisasi, karena di sekolah kejuruan nuansa wirausaha
lebih tinggi dibandingkan sekolah umum, (3) Lebih terbuka peluang
melakukan inovasi tentang profesi keguruan, karena wadah untuk
melakukan inovasi di samping di sekolah juga ada dunia usaha dan
industri sebagai institusi pasangan tempat melaksanakan inovasi.
4). Melaksanakan Profesi Guru Praktek
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu
kompleks maka profesi ini memerlukan persayaratan khusus, Moh.
Uzer Usman (1995:15) mengemukakan: (1) Menuntut adanya
keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam, (2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang
tertentu sesuai dengan bidang profesinya, (3) Menuntut adanya tingkat
pendidikan keguruan yang memadai, (4) Adanya kepekaan terhadap
kontribusi bermasyarakat dari pekerjaan yang dilaksanakannya, (5)
Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
26
Guru sebagai pengajar profesional dapat diartikan seseorang
yang menampilkan suatu kegiatan khusus yang mempunyai tingkat
kesulitan yang lebih dan mempunyai persyaratan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan kemampuan tinggi. Disini
tampak bahwa pekerjaan guru profesional menuntut kreteria sebagai
berikut: (1) Harus memiliki landasan pengetahuan yang kokoh hasil
dari program jenjang pendidikan, (2) Berdasarkan atas kompetensi
personal, (3) Melaksanakan tugas dilandasi aturan dan standar
pendidikan, (4) Mencintai dan bertanggung jawab atas pekrjaan yang
dilakukan.
Guru praktek profesional adalah mengajar disekolah atau
lembaga diklat dan melaksanakan proses belajar mengajar harus
memiliki kemampuan: (1) menguasai bahan pengajaran beserta
konsep dasar keilmuan, teori dan praktek kejuruan, (2) melaksanakan
pembelajaran bernuansa dunia usaha/ industri, (3) melaksanakan
bimbingan belajar dan praktek disekolah serta didunia usaha/ industri,
(4) melaksanakan bimbingan karir, (5) melaksanakan penilaian
pembelajaran teori dan praktek, (6) melaksanakan tindak lanjut hasil
penilaian berupa program perbaikan maupun pengayaan.
Dalam melaksanakan profesi guru praktek dibutuhkan
pemikiran, tenaga dan waktu yang cukup lama. Karna profesionalisme
mengacu pada proses peningkatan kualifikasi dan kemampuan yang
didapat melalui pendidikan dan latihan, merupakan proses sepanjang
27
hayat serta tidak pernah berhenti selama seseorang menjadi warga
profesi. Dengan demikian diharapkan guru praktek memiliki,
melaksanakan dan mengembangkan sikap professional yang mampu
menciptakan proses belajar mengajar bermutu, serta menghasilkan
tamatan yang bermutu pula.
Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini mengemukakan
bahwa sebagai indikator dari persepsi tentang guru praktek dilihat dari
tiga hal: (1) Konsep tentang propesi guru praktek, (2) Ketertarikan
sebagai guru praktek, (3) Melaksanakan profesi guru praktek.
3. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan kajian yang sulit, menimbulkan berbagai
perbedaan pandangan dan pengertian atau definisi, kriteria perilaku kreatif,
proses kreatif, hubungan kreatif dan inteligensia maupun upaya
pengembangannya, sehingga muncul pengertian yang berbeda dan beragam.
Keragaman ini tergantung bagaimana seseorang mendefinisikannya. Tidak
satupun definisi yang dapat dianggap mewakili pemahaman dari keragaman
pengertian yang ada. Hal ini menurut Supriadi (1994) disebabkan dua
alasan, pertama sebagai “konstruk hipotesis” di mana kreativitas merupakan
ranah psikologi yang komplek dan multidimensi, mengandung berbagai
tafsiran. Kedua, definisi memberikan tekanan yang berbeda-beda
tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi.
Allen dalam Psychodynamic Syinthesis mengemukakan kreativitas
adalah perumusan-perumusan dari makna melalui sintesis. Haefele dalam
28
Creativity and Innovation merumuskan kreativitas sebagai kemampuan
untuk membuat kombinasi baru bernilai sosial. Sejalan dengan ini Seidel
dalam bukunya berjudul The Crisis of Creativity menulis kreativitas adalah
kemampuan menghubungkan dan mengaitkan kadang-kadang dengan cara
yang ganjil, namun mengesankan dan ini merupakan dasar pendayagunaan
kreativitas dari daya rohani manusia dalam bidang atau lapangan manapun
(Chandra: 1999).
Kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti suatu proses
menghasilkan karya baru, bisa diterima oleh komunitas tertentu atau bisa
diakui oleh mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat. Evans (terjemahan
Carvallo: 1994) menulis bahwa kreativitas merupakan keterampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru dan
membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang
telah tercetak dalam pikiran.
Definisi kreativitas dapat dibedakan kedalam dimensi person,
process, product dan press seperti berikut ini: Rhodes 1961, dalam Supriadi
(1994), menyebut keempat dimensi kreativitas tersebut sebagai “The four
P’s of creativity”. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi person
dikemukakan oleh Guilford (1950) Creativity refers to the abilities that are
characteristies of creative people. Definisi yang menekankan segi proses
diajukan oleh Muhadar (1997) “Creativity is a process that manifest it self
influency in flexibility as well in originality of thinking”. Baron (1976)
menekankan segi produk yaitu “the ability to bring something new into
29
existency”. Sementara Amabile (1983) mengemukakan “Creativity can be
regarded as the quality of products or responses judged to be creative by
appropriate observers”.
Dimensi person menurut Guilford erat kaitannya dengan
karakteristik orang-orang kreatif atau kepribadian kreatif (creative
personality). Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif dan dimensi non
kognitif dari manusia. Dimensi kognitif berkaitan dengan bakat sedangkan
dimensi non kognitif adalah minat, sikap dan kualitas temperamental
(Supradi: 1994). Dimensi proses berkaitan dengan cara berfikir divergen
yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan
bertentangan menjadi sesuatu bentuk pemikiran yang baru. Dimensi produk
berkaitan dengan hasil karya atau kinerja seseorang, baik dalam bentuk
barang atau gagasan. Sedangkan dimensi proses berkaitan dengan
pandangan atau pengamatan dari orang yang ahli terhadap sesuatu produk
yang dinilai kreatif.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas yang
dimiliki guru akan sangat berpengaruh terhadap upaya guru dalam
mengarahkan, membimbing dan memimpin siswanya. Oleh karena itu guru
hendaklah berupaya untuk menumbuhkan kreativitas sehingga dapat
menerapkan pola tindakan tertentu dalam rangka mengoptimalkan
aktualisasi diri oleh potensi diri siswa. Kreativitas peserta didik sebagai
salah satu tujuan pendidik tidak akan tercapai apabila guru mempunyai
sikap yang tidak kreatif, monoton serta menimbulkan kebosanan. Hal ini
30
berkontribusi pada menurunnya minat dan kegairahan siswa dalam proses
pembelajaran.
Drajat (1984), mengemukakan bahwa seseorang guru hendaknya
mengetahui bagaimana cara murid belajar dengan baik dan berhasil. Untuk
itu hendaklah memperhatikan beberapa hal pokok yaitu: (1) Kegairahan dan
kesediaan untuk belajar, (2) Membangkitkan minat siswa, (3)
Menumbuhkan minat dan bakat siswa, (4) Mengatur proses belajar, (5)
Berpindahnya pengaruh belajar dalam kehidupan sehari-hari dan (6)
Hubungan manusiawi dalam proses pembelajaran.
Munandar (1990), mengemukakan bahwa berdasarkan beberapa
hasil penelitian, sikap guru yang cendrung memberikan otonomi kepada
siswa dengan batas tertentu dalam kegiatan pembelajaran menunjukan hasil
yang menakjubkan: yaitu lebih banyak terlihat motivasi internal, kurangnya
ketegangan dan minat yang besar. Jadi sikap guru dalam proses
pembelajaran sangat berpengaruh pada tingakat pencapaian tujuan
pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Menurut Geulfor (dalam Supriadi 1994), kreatif berkaitan dengan
dimensi person dari kreativitas, yang identik dengan kepribadian kreatif
(creative personality). Menurut teori ini orang-orang kreatif memiliki cirri
kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang
kurang kreatif. Karakterisitik kepribadian ini menjadi criteria untuk
mengidentifikasikan orang-orang kreatif.
31
Salah satu asumsi tentang kreativitas adalah bahwa setiap orang
memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat berbeda-beda. Tidak ada orang
yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas. Setiap orang mempunyai
potensi kreatif dan bisa dikembangkan. Pendapat Piers (1976), “All
individuals are creative in diverse ways and different degrees”. Tinggi
rendahnya kreativitas yang dimiliki seseorang sangat ditentukan oleh
intelegensi, bakat, minat, sikap, motivasi, dan unsur-unsur kepribadian
lainnya.
Menurut Guilford (dalam Supriadi 1994), karakteristik orang kreatif
yaitu: (1) Orisinalitas, (2) Fleksibelitas, (3) Kelincahan, dan (4) Elaborasi.
Keempat ini merupakan ciri kognitif dari kreativitas. Ciri-ciri kognitif
sangat tergantung pada ciri-ciri non kognitif yang berkaitan dengan
kepribadian (personality) seperti minat dan sikap kreatif. Piers (dalam
Supriadi: 1994), orang-orang kreatif cenderung memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, tidak puas dengan apa yang ada, percaya diri, otonom, bebas
dalam pertimbangan, menerima diri, tenang, humor, intuitif dalam berfikir,
tertarik pada hal-hal yang komplek, sensitif terhadap rangsangan, dan
toleran terhadap situasi yang tidak pasti.
Munandar (1977), mengemukakan tujuh ciri sikap kepercayaan dan
nilai-nilai yang melekat pada orang-orang yang kreatif yaitu terbuka
terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berfikir dan
bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengekspresikan
32
fantasi, berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan
sendiri dan mandiri.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru
adalah komponen afeksi yang dapat menimbulkan dorongan tertentu dalam
bertindak atau beraksi secara kreatif dalam proses pemelajaran. Kreativitas
guru dapat dilihat dari ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada orang
kreatif. Karakterisitik tertentu akan menjadi indikator untuk mengukur
kreativitas. Beberapa karakterisitik sikap kreatif guru yaitu: (1) Memilki
rasa ingin tahu yang besar, (2) Kepercayaan diri, keterbukaan terhadap
pengalaman baru, (3) Fleksibel dalam berifikir dan bertindak dan (4) Sikap
kritis terhadap pendapat orang lain.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan telaah kepustakaan, bagian ini akan dikemukakan
penelitian-penelitian yang relevan dengan variable-variabel yang akan diteliti.
1. Armen D (2006), meneliti Konstribusi Persepsi Tentang Profesi Guru
Kejuruan Dan Motivasi Kerja terhadap kinerja Guru SMK Negeri Kota
Pariaman. Penelitian ini menemukan variabel persepsi guru kejuruan
memberikan konstribusi secara signifikan terhadap kinerja guru sebesar
33%. Motivasi kerja berkonstribusi terhadap kineja sebesar 24,2%.
Sedangkan persepsi guru kejuruan dan motivasi kerja guru berkonstribusi
secara bersama terhadap kinerja guru SMK Negeri Kota Pariaman sebesar
33,6%.
33
2. Dasrul (2001), meneliti tentang Persepsi Terhadap Profesi Dan Masa
Kerja Dan Konstribusinya Terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri Padang. Penelitian ini mengemukakan variabel persepsi guru
terhadap profesinya berkonstribusi terhadap kinerja sebesar 28,4%,
masakerja guru berkonstribusi terhadap kinerja guru sebesar 9,6%.
Persepsi guru tentang profesinya dan masa kerja secara bersamaan
berkonstribusi terhadap kinerja guru sebesar 31%.
3. Raimon Bagindo Panghulu (2004), meneliti tentang Kontribusi
Kemampuan Berkomunikasi dan Kreativitas Terhadap Kinerja Guru
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kelompok Pariwisata Kota
Padang. Pada penelitian ini menemukan variabel bebas adalah kemampuan
berkomunikasi (X1) berkontribusi terhadap kinerja guru (Y) sebesar
2,74%, kreativitas (X2) berkontribusi terhadap kinerja guru (Y) sebesar
39,30%. Kemampuan Berkomunikasi dan kreativitas sama-sama
berkontribusi terhadap variabel terikatnya kinerja guru (Y) sebesar
36,80%.
Dari hasil penelitian di atas, jelas persepsi profesi dan kreativitas guru
praktek berkontribusi terhadap kinerjanya. Oleh karena itu, penulis ingin
kembali mengungkap besarnya kontribusi persepsi profesi dan kreativitas
guru praktek terhadap kinerjanya.
C. Kerangka Berfikir
Dengan memperhatikan teori yang berhubungan dengan kinerja guru,
persepsi tentang profesi dan kereativitas guru praktek maka dalam penelitian
34
ini ditetapkan kinerja guru variabel dependen (terikat), persepsi profesi guru
praktek dan kreativitas guru praktek sebagai variabel independen (bebas).
Kontribusi dua variabel independen persepsi tentang profesi guru
praktek dan kereativitas guru praktek terhadap variabel dependen kinerja guru
praktek, diuraikan sebagai berikut:
1. Kontribusi Persepsi Tentang Guru Praktek Terhadap Kinerjanya
Persepsi guru praktek tentang profesinya akan berpengaruh
terhadap tindakan dan perilakunya. Dengan persepsi positif, guru akan
melaksanakan tugas-tugas yang menyangkut profesinya dengan baik,
penuh tanggung jawab serta mempunyai keinginan kuat untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya, meningkatkan kerjasamanya
dan mempunyai orientasi kemasa depan.
Sebagai anggota dari suatu profesi guru praktek dituntut
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Timpe (1992) dalam
Mangkunegara (2005) menulis bahwa kinerja dipengaruhi secara internal,
yaitu kaitanya dengan sifat-sifat seseorang. Kinerja seseorang akan baik
apa bila mempunyai kemampuan tinggi serta memiliki tipe pekerja keras
serta memiliki persepsi yang positif tentang profesinya. Dengan demikian
diduga persepsi tentang profesi sebagai guru praktek akan berkontribusi
terhadap kinerjanya.
2. Kontribusi Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerjanya
Menurut Guilford dalam (Munandar: 1999), hasil karya atau
produktivitas kreatif seseorang sangat ditentukan oleh faktor-faktor
35
kognitif dan faktor-faktor non kognitif. Faktor pertama disebut juga
dengan faktor bakat sedangkan faktor kedua disebut juga dengan faktor
non bakat. Faktor bakat yang berkaitan dengan kreativitas meliputi ciri-ciri
seperti kelincahan, kelenturan atau keluwesan, dan orisinalitas, sedangkan
faktor non bakat berkaitan dengan faktor person atau kepribadian yang
meliputi sikap, minat, motivasi, dan temperamental. Profel kepribadian
kreatif akan berbeda dengan profel kepribadian rata-rata. Seorang guru
yang memiliki profel kepribadian kreatif akan lebih unggul dibandingkan
dengan guru-buru yang memilki kepribadian rata-rata.
Sikap kreatif sebagai bagian dari kepribadian kreatif ikut
berpengaruh terhadap pembentukan kreativitas guru. Kreativitas yang
tinggi sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
guru dalam pengajaran, pengembangan kurikulum, dan membina
hubungan dengan masyarakat (Sujana: 1981). Dan menurut Sahertian
(1994), orang yang memiliki kreativitas yang tinggi akan menunjukkan
kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang memiliki
kreativitas rendah. Tinggi rendahnya kreativitas seseorang sangat
ditentukan oleh faktor-faktor non kognitif atau kepribadian seseorang
seperti sikap, minat dan aspek kepribadian lainnya. Pengembangan
kreativitas guru diantaranya dipengaruhi oleh sikap kreatif guru itu sendiri.
Karena itu, pengembangan sikap kreatif pada diri guru diperlukan dalam
rangka peningkatan kreativitas guru.
36
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas diasumsikan bahwa
ada hubungan antara persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek
terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat.
3. Kontribusi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerjanya
Berbagai faktor diduga mempengaruhi kinerja guru baik faktor
internal maupun faktor eksternal, diantaranya adalah faktor persepsi
tentang profesi dan kreativitas. Menurut Bloom bahwa kemampuan
melaksanakan tugas atau kinerja (performance) adalah sesuatu hal yang
dapat meningkatkan fungsi komitmen persepsi dan kreativitas secara terus
menerus. Sebaliknya kenerja itu pada dasarnya adalah hasil perkalian
antara kemampuan dari komitmen persepsi dan kreativitas, Hoy & Miskel
(1978: 166). Dengan demikian terdapat kaitan yang erat dan saling
mempengaruhi antara persepsi tentang profesi untuk berbuat sesuatu
seseorang dengan kinerja yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian di atas diduga kuat bahwa persepsi tentang
profesi dan kreativitas guru praktek memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan guru praktek dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian
kedua variabel tesebut secara bersama-sama diduga berkontribusi terhadap
kinerja guru praktek. Kerangka hubungan antara variabel persepsi tentang
profesi dan kreativitas guru praktek terhadap kinerjanya dapat
digambarkan sebagai berikut:
37
Gambar 2. Bagan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, kajian teori dan kerangka berfikir,
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Ada terdapat persepsi tentang profesi guru praktek berkontribusi terhadap
kinerjanya.
b. Ada terdapat kreativitas guru praktek berkontribusi terhadap kinerjanya.
c. Ada terdapat persepsi tentang profesi dan kreativitas guru praktek secara
bersama-sama berkontribusi terhadap kinerjanya.
X1 Y
X1 X2 Y
X2 Y
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis Ex Post Facto
yang bertujuan untuk menguji apa yang telah terjadi. Menurut Hajar (1995),
Arikunto (1990) dan Sugyono (1990) Ex Post Facto adalah jenis penelitian
mengenai apa yang telah terjadi dan berusaha mengkaji faktor-faktor yang
diperkirakan sebagai penyebab. Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan
menggunakan pendekatan analisis korelatif, yaitu penelitian yang berusaha
mengkaji hubungan fenomena atau antar variabel yang ada dengan
menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dengan
demikian, penulis mendeskripsikan kontribusi Persepsi Tentang Profesi (X1)
dan Kreativitas (X2) terhadap Kinerja Guru Praktek (Y) pada Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
B. Wilayah dan Tempat Penelitian
Wilayah penelitian adalah Padang yang dilakukan pada Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dengan responden adalah guru-
guru praktek yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pemilihan wilayah
ini didasari pada: (1) Kemudahan memperoleh data yang valid dan
keleluasaan waktu dalam melakukan penelitian, (2) Objek sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan profesi peneliti.
39
C. Populasi dan Sumber Data
1. Populasi
Populasi penelitian adalah guru praktek pada Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat, dari studi pendahuluan
diperoleh data populasi 61 orang. Penyebaran populasi dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Penyebaran Populasi Berdasarkan Program Studi Guru. No Nama Program Studi Jumlah guru 1 Bangunan Gedung 15 Orang 2 Elektronika 3 Orang 3 Listrik 6 Orang 4 Mesin 26 Orang 5 Otomotif 11 Orang
JUMLAH 61 Orang Sumber: Tata Usaha Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat
2. Sumber Data Sampel
Untuk keperluan penelitian ini sumber data uji coba 30 orang
sampel dari 140 orang populasi guru SMK Negeri 1 Padang. Penelitian
utama data diambilkan dari Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat. Berhubung jumlah populasi dibawah 100 orang dan untuk
mendapatkan angka validitas dengan penyimpangan sekecil mungkin,
maka subjek penelitian 61 orang guru praktek.
D. Definisi Operasional
Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah
persepsi tentang profesi (X1) dan Kreativitas (X2) sedangkan variabel terikat
(dependent variabel) adalah kinerja guru praktek (Y).
40
1. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek (X1)
Persepsi tentang profesi guru praktek yang dimaksud adalah
pemahaman dan penilaian guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat terhadap: (1) Konsep tentang profesi, (2)
Ketertarikan terhadap praktek profesi yang diemban, (3) Melaksanakan
profesi guru yang mendidik dan melatih calon tenaga kerja tingkat
menengah disebut sebagai variabel X1.
2. Kreativitas Guru Praktek (X2)
Kreativitas guru yang dimaksud penelitian ini adalah pola perilaku
guru yang menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri orang Kreatif.
Kreativitas guru disebut sebagai variabel (X2) dengan indikator sebagai
berikut: (1) memiliki rasa ingin tahu besar, (2) kepercayaan diri, (3)
fleksibel dalam berfikir dan bertindak, (4) keterbukaan terhadap
pengalaman baru, (5) keberanian menanggung resiko, dan (6) kritis
terhadap pendapat orang.
3. Kinerja Guru Praktek (Y)
Kinerja guru yang dimaksud adalah proses kerja guru yang
didukung oleh kemauan dan kemampuan untuk mencapai hasil atau
prestasi kerja yang diinginkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran
praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat.
Kinerja guru yang dimaksud disebut dengan variabel (Y) dengan indikator:
(1) Merencanakan proses pembelajaran, (2) Merencanakan dan memimpin
41
proses pembelajaran, (3) Menyesuaikan diri dengan dinamika proses
pembelajaran, (4) Mendayagunakan evaluasi pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Pengukuran
Untuk mengukur ketiga variabel penelitian digunakan Instrumen
berupa kuisioner atau angket model skala Likert. Angket disusun dengan
alternatif jawaban :
G. Sangat setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS),
Sangat tidak setuju (STS)
H. Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak
pernah (TP)
Pemberian nilai untuk masing-masing berturut-turut untuk
pernyataan-pernyataan positif diberi bobot: 5-4-3-2-1 terhadap pendapat
responden. Sedangkan angket dengan pernyataan-pernyataan bersifat
negatif diberi bobot: 1-2-3-4-5 terhdapap frekuensi kegiatan responden.
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen disusun berdasarkan indikator-indikator masing-masing
variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk dilakukan melalui
pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.
Instrumen pada masing-masing variabel disusun melalui langkah-langkah:
(a) Pembuatan kisi-kisi Instrumen berdasarkan indikator masing-masing
variabel (b) Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indikator
42
dan ketepatan dari segi bahasa serta aspek yang diukur. Kisi-kisi
Instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dan Komposisi Butir-butir Pernyataan Sebelum Uji Coba
No. Variabel Indikator Butir Jumlah Butir
1. Persepsi Tentang Profesi (X1)
a. Konsep tentang profesi guru praktek 1 – 15 15
b. Ketertarikan terhadap profesi guru 16 – 30 15
c. Melaksanakan profesi guru praktek 31 – 40 10
2. Kreativitas Guru (X2)
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 1 – 10 10
b. Kepercayaan diri 11 – 18 8 c. Fleksibel dalam
berfikir dan bertindak 19 – 26 8
d. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 27 – 33 7
e. Keberanian menanggung resiko 34 – 40 7
3. Kinerja Guru (Y) a. Merencanakan proses pembelajaran 1 – 15 15
b. Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran
16 - 25 10
c. Mendayagunakan evaluasi pembelajaran 26 - 33 8
d. Menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran
34 - 40 7
F. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui
kehandalan dan kesahihannya melalui prosedur sebagai berikut :
1. Penentuan Responden Uji Coba
Instrumen diujicobakan pada responden yang tidak termasuk sampel
penelitian dalam populasi. Jumlah responden uji coba 30 (tiga puluh)
43
orang guru praktek di SMK Negeri 1 Padang. Jumlah ini dianggap sudah
memenuhi syarat untuk uji coba.
2. Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba instrumen dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 13 Mei
sampai dengan hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009 dengan mendatangi semua
responden secara langsung.
Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (a) Membagikan angket pada masing-masing guru, (b)
Memberikan keterangan cara mengisi angket, (c) Sampling melakukan
pengisian angket, (d) Menyerahkan dan segera mengumpulkan kembali.
3. Tujuan Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba dilaksanakan bertujuan menganalisis Instrumen, sehingga
diketahui keterkaitan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah
ditetapkan pada masing-masing variabel. Agar memperoleh butir
pernyataan yang valid dan handal dilakukan pengujian validitas Instrumen.
4. Analisis Data Hasil Uji Coba
Analisis data uji coba ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui
butir-butir instrumen yang memiliki tingkat validitas yang handal,
sehingga layak digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Agar
memperoleh butir pernyataan yang valid dan handal, dilakkukan uji
validitas dengan Product Moment dan uji realibitas dengan menggunakan
Alpha Cronbach melalui program statistik Monas Versi 11 @ 2007.
44
Setelah dilakukan analisis butir dari masing-masing variabel, maka
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Dan Komposisi Butir-butir Pernyataan Setelah Uji Coba
No. Variabel Indikator Jumlah Butir
Butir Gugur
1. Persepsi Tentang Profesi (X1)
a. Konsep tentang profesi guru praktek 15 7, 11
b. Ketertarikan terhadap profesi guru 15 20, 26
c. Melaksanakan profesi guru praktek 10 -
2. Kreativitas Guru (X2)
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 10 10
b. Kepercayaan diri 8 18 c. Fleksibel dalam
berfikir dan bertindak 8 24, 25
d. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 7 -
e. Keberanian menanggung resiko 7 34, 36
3. Kinerja Guru (Y) a. Merencanakan proses pembelajaran 15 2, 12
b. Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran
10 21
c. Mendayagunakan evaluasi pembelajaran 8 31
d. Menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran
7 39
Instrumen yang dirancang untuk ketiga variabel berisikan 120 butir
pernyataan yang terdiri dari 40 butir persepsi tentang profesi, 40 butir
kreativitas dan 40 butir kinerja guru praktek. Setelah dilakukan uji coba
dan analisis data, maka butir yang gugur sebanyak 15 butir pernyataan.
Butir-butir yang gugur tersebut terdiri dari 4 butir persepsi tentang
profesi, 6 butir kreativitas dan 6 butir kinerja guru praktek. Maka butir
45
yang memenuhi syarat sebanyak 95 butir, yaitu 36 butir persepsi tentang
profesi, 34 butir kreativitas dan 35 butir kinerja guru praktek.
Berdasarkan analisis instrumen uji coba diperoleh nilai koefisien
kehandalan instrumen masing-masing variabel sebagai berikut :
a) Koefisien persepsi tentang profesi guru praktek adalah (rtt) = 0,946
dengan p<0,000 yang berarti instrumen persepsi tentang profesi guru
praktek adalah handal.
b) Koefisien kehandalan kreativitas guru praktek (rtt) = 0,973 dengan
p<0,000 yang berarti instrumen kreativitas gur praktek handal.
c) Koefisien kehandalan kinerja guru praktek adalah (rtt) = 0,962 dengan
p<0,000 yang bberarti instrumen kinerja guru praktek handal.
Rangkuman hasil analisis kehandalan instrumen ketiga variabel
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Kehandalan Instrumen
No. Variabel rtt Probabilitas Keliru (p) Keterangan
1. Persepsi Tentang Profesi (X1) 0,946 <0,000 Handal 2. Kreativitas (X2) 0,973 <0,000 Handal 3. Kinerja (Y) 0,962 <0,000 Handal
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di SMK Negeri 1 Padang dan Balai
Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dengan prosedur yang
ditempuh adalah pertama menemui pimpinan yang berwenang pada tingkat
dan level yang relevan dengan penelitian ini untuk menjelaskan maksud dan
46
minta izin mengumpulkan data. Kedua menemui staf dan tenaga fungsional
yang menjadi sampel dan diberikan penjelasan tantang pengumpulan data
serta meminta kesediaan sampling tersebut mengisi kuisioner dan tes dengan
jujur.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dan dianalisis dengan
korelasi dan regresi. Kedua teknik ini dimaksudkan untuk menguji masing-
masing hipotesis. Pengolahannya dilakukan dengan program Monas Versi 11
@ 2007 dengan tahapan sebagai berikut :
1. Diskripsi Data
a. Distribusi ketiga variabel, masing-masing tersaji seperti dalam tebel
distribusi dan gambar histogram.
b. Tingkat pencapaian responden pada masing-masing variabel diketahui
dengan menggunakan rumus Sudjana (1982) sebagai berikut:
00100×
××∑ ∑ ∑∑
tertingginilaibobotbutirrespndenskor
Pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi
Sudjana (1982) sebagai berikut:
90 - 100% = sangat baik
80 - 89% = baik
65 - 79% = cukup
55 - 64% = kurang baik
0 - 54% = tidak baik
47
2. Pengujian Persyaratan Analisis
Di sini teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian
persyaratan analisis adalah:
a) Uji Normalitas data menggunakan teknik X2(Chi Kuadrat) bertujuan
mengetahui apakah ketiga variabel penelitian memiliki sebaran data
yang normal atau tidak
b) Uji Homogenitas, untuk mengetahui kesamaan variasi kelompok-
kelompok sampel yang diambil dari populasi yang sama digunakan
teknik X2 Bartlett.
c) Uji Linearitas untuk mengetahui apakah antara variabel X1 dan
variabel Y atau variabel X2 dan variabel Y memiliki hubungan linear.
Uji Linearitas menggunakan rumus regresi sederhana.
d) Uji Independensi atau kemandirian variabel untuk menguji apakah
antara variabel X1 dan variabel X2 tidak terdapat hubungan yang
berarti digunakan teknik korelasi sederhana.
3. Pengujian Hipotesis
Sebelum dapat dipastikan bahwa distribusi data ke tiga variabel
normal, variansi data, variabel homogen dan garis persamaan regresi
variabel bebas dengan variabel terikat, maka pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik. Untuk tu dilakaukan tiga macam
pengujian hipotesis dan pemeriksaan besarnya sumbangan setiap variabel
sebagai berikut :
48
a) Pengujian Hipotesis Pertama bahwa persepsi tentang persepsi (X1)
berkontribusi terhadap kinerja guru praktek (Y) dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana.
Pengujian ini dilakukan dengan menghitung persamaan regresi dan
selanjutnya di uji keberartian dan linearitasya dengan uji “F”.
Kemudian diperiksa korelasi variabel X1 terhadap Y dengan
memperoleh koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
b) Pengujian Hipotesis Kedua bahwa kreativitas (X2) berkontribusi
terhadap kinerja guru praktek (Y), dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis korelasi dan regresi sedehana. Pengujian ini dilakukan
dengan menghitung persamaan regresi dan selanjutnya diuji
keberartian dan linearitasnya dengan uji “F”. Kemudian diperiksa
korelasi variabel X2 terhadap Y dengan memperoleh koefisien korelasi
dan koefisien determinasi.
c) Pengujian Hipotesis Ketiga bahwa persepsi tentang profesi (X1) dan
kreativitas (X2) secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja
guru praktek (Y) dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
korelasi dan regresi ganda. Pengujian ini dilakukan dengan
menghitung persamaan regresi ganda melalui uji “F”. Kemudian
diperiksa hasil korelasi antara dua variabel bebas dan variabel terikat
dengan memperoleh koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
49
Untuk melihat kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat secara sendiri-sendiri dilakukan dengan mengontrol salah
satu di antara keduanya digunakan analisis korelasi parsial. Untuk itu
dilakukan perhitungan bobot kontribusi relatif dan kontribusi efektif serta
pemeriksaan kontaminasinya dengan mengontrol pengaruh satu variabel
bebas pada saat variabel yang lainnya berkontribusi terhadap variabel
terikat.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat lima bahagian utama yaitu Diskripsi Data, Pemeriksaan
Persyaratan Analisis, Pengujian Hipotesis, Diskusi dan Keterbatasan Penelitian.
A. Diskripsi Data
Uraian berikut menyajikan diskripsi data variable kinerja guru praktek
( Y ), persepsi tentang profesi ( X1 ) dan kreativitas ( X2 ).
1. Kinerja Guru Praktek ( Y )
Berdasarkan butir-butir instrument kinerja guru praktek yang
berjumlah 40 butir, maka secara ideal skor minimal yang didapat adalah
40 dan maksimal 200. Dari jawaban responden diperoleh skor terendah
56, dan skor tertinggi 120, untuk lebih jelasnya data kinerja guru praktek
dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data Kinerja (Y) ═══════════════════════════════════ Klas Interval fo %fo fk %fk ─────────────────────────────────── 111 – 121 2 3,28 2 3,28 100 – 110 12 19,67 14 22,95 89 – 99 24 39,34 38 62,30 78 – 88 7 11,48 45 73,77 67 – 77 11 18,03 56 91,80 56 – 66 5 8,20 61 100,00 ─────────────────────────────────── Total 61 100,00 ───────────────────────────────────
rata
Kare
satu
norm
nilai
norm
Pend
(73,6
2. Pers
berju
mini
teren
Frekuensi
Hasil pen
88,410: me
ena selisih s
simpangan
mal. Sesuai d
i rata-rata, m
mal. Tingka
didikan Tek
675% skor id
sepsi Tentan
Berdasar
umlah 40 bu
imal 40 dan
ndah 105 da
0
4
8
12
16
20
24
Gambar 3. H
ngolahan da
edian 91,94
skor rata-rata
baku maka
dengan yang
median dan m
at pencapa
knik Provins
deal).
ng Profesi (
rkan butir pe
utir, maka sk
n maksimal
an skor tertin
61 72
5
11
Skor Tengah
Histogram K
ata pada Tab
40: modus 9
a, median d
distribusi da
g dikemukak
modus tidak
aian kinerja
si Sumatera
X1 )
ernyataan p
kor ideal ya
200. Dari j
nggi 173. S
83 94
7
24
Kelas Interval
Kinerja (Y)
bel 8 tersebu
94,950: sim
dan modus t
ata kinerja g
kan Agus Iri
k berbeda, m
a guru pr
a Barat term
ersepsi tenta
ang mungkin
awaban resp
Secara lengk
105 116
12
2
ut, diperoleh
mpangan bak
tersebut tida
guru praktek
anto (2006:
maka data be
aktek Bala
masuk katag
ang profesi
n dapat dica
ponden dipe
kap distribus
51
h skor rata-
ku 14,514.
ak melebihi
cenderung
34) bahwa
erdistribusi
ai Latihan
gori cukup
guru yang
apai adalah
eroleh skor
i frekuensi
data
Gam
Tabe═══Klas───171-160-149-138-127-116-105-───Tota───
139,
Kare
simp
cend
Frekuensi
persepsi ten
mbar 4.
el 6. Distribu════════s Interval f────────-181 2-170 8-159 5-148 1-137 1-126 1-115 2────────al 6────────
Gambar 4
Pengolah
607: median
ena selisih s
pangan baku
derung norm
0
4
8
12
16
20
ntang profes
usi Frekuens═══════fo %f───────2 3,28 13,5 8,219 31,14 22,11 18,2 3,2───────61 100───────
4. Histogram
han data p
n 139,530: m
skor rata-rata
u maka distri
mal. Tingka
72 121
2
11
Skor Tengah
i guru parak
si Data Perse════════fo fk────────28 2,11 10
20 15,15 34,95 48,03 59
28 61────────
0,00 ────────
m Persepsi T
pada Tabel
modus 140,
a, median d
busi data pe
at pencapaia
132 143
14
19
Kelas Interval
ktek dapat di
epsi Tentang════════
%fk ────────
3,28 16,39 24,59 55,74 78,69 96,72 100,00
────────
────────
Tentang Prof
6 mengha
390 dan sim
dan modus t
ersepsi tentan
an persepsi
154 165
5
8
ilihat pada T
g Profesi (X1══════
──────
──────
──────
fesi (X1)
asilkan skor
mpangan bak
tersebut tida
ng profesi gu
tentang pr
176
2
52
Tabel 6 dan
1)
r rata-rata
ku 16,101.
ak melebihi
uru praktek
rofesi guru
53
praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat
termasuk katagori baik (80,698% skor ideal).
3. Kreativitas ( X2 )
Berdasarkan jumlah butir instrument kreatifitas yang berjumlah 40
butir, maka skor ideal yang dapat dicapai minimal adalah 40, dan
maksimal adalah 200. Dari jawaban responden diperoleh skor minimum
66 dan skor maksimum 150. Distribusi dan kreativitas guru praktek
tertuang pada Tabel 7 dan Gambar 5.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Kreativitas (X2) ═══════════════════════════════════ Klas Interval fo %fo fk %fk ─────────────────────────────────── 144-156 3 4,92 3 4,92 131-143 5 8,20 8 13,11 118-130 22 36,07 30 49,18 105-117 12 19,67 42 68,85 92-104 16 26,23 58 95,08 79- 91 1 1,64 59 96,72 66- 78 2 3,28 61 100,00 ─────────────────────────────────── Total 61 100,00 ───────────────────────────────────
B
114,
Kara
simp
norm
Bala
katag
B. Penguji
1. Uji N
ukur
Chi K
dan
dilih
pada
1
1
2
2
Frekuensi
G
Hasil pe
820: median
aena selisih
pangan baku
mal. Tingkat
ai Latihan P
gori cukup (
an Persyara
Normalitas
Salah sat
r berdistribu
Kuadrat (Ch
kreativitas.
hat pada Tab
a Lampiran 7
0
4
8
2
6
0
4
7
ambar 5. Hi
engolahan da
n 116,960: m
skor rata-rat
u, maka distr
t pencapaian
Pendidikan
(76,547% sk
atan Analisi
Data
tu persyarata
si normal. P
hi) terhadap
Hasil pengu
bel 8, sedang
7.
2 85 9
2 1
S
stogram Kre
ata pada Ta
modus 122,
ta, median d
ribusi data k
n responden
Teknik Pro
kor ideal).
is
an analisis ad
Pengujian no
kinerja guru
ujian normal
gkan perhitu
98 111
16
12
Skor Tengah Kelas In
eativitas (X2)
abel 7 mem
310 dan sim
dan modus t
kreativitas gu
n tentang kr
ovinsi Sum
dalah data m
rmalitas dila
u praktek, p
itas terhadap
ungannya sec
124 137
22
5
nterval
)
mberikan sko
mpangan bak
tersebut tida
uru praktek
reativitas gu
matera Barat
masing-masin
akukan deng
persepsi tenta
p ketiga var
cara rinci da
150
3
54
or rata-rata
ku 16,412.
ak melebihi
cenderung
uru praktek
t termasuk
ng variabel
gan analisis
ang profesi
iabel dapat
apat dilihat
55
Tabel 8. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Chi Hitung p Keterangan
Kinerja Guru Praktek (Y) 12.369 0.284 Normal Persepsi tentang profesi (X1) 9,267 0,600 Normal Kreatifitas (X2) 18,040 0,083 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian populasi ditujukan terhadap kelompok-
kelompok populasi yang berdasarkan jenjang pendidikan dan
golongan/kepangkatan sehingga diperoleh empat kelompok yang perlu di
uji homogenitas varian-nya. Pengujian dengan menggunakan teknik Chi
Barlett. Hasil analisis memberikan nilai Chi sebesar 3,025 dengan
probabilitas keliru (p) = 0,554. Karena p > α (0.05), maka dapat
dinyatakan bahwa varian data antar kelompok populasi adalah homogen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari
populasi yang homogen, data dari kelompok-kelompok tersebut dapat di
anggap satu kesatuan. Maka salah satu persyaratan untuk analisis
pengujian hipotesis telah terpenuhi. Secara rinci pengujian homogenitas
varian kelompok-kelompok populasi dapat di lihat pada Lampiran 7.
3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas
Uji persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk analisis korelasi
dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas, yang
gunanya untuk memastikan tidak terjadi pembauran (kontaminasi) dalam
kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari
56
analisis korelasi antar variabel (lihat Lampiran 9.) diperoleh angka
koefisien korelasi seperti terangkum pada Tabel 7.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar Variabel, Persepsi Tentang Profesi ( X1 ) dan Kreativitas ( X2 )
Hubungan Antar Variabel
Koefisien Korelasi p Keterangan
X1 dengan X2 0,136 0,295 Independen
Mengenai hubungan antar variabel bebas pada Tabel 12, dapat
diterangkan bahwa koefisien korelasinya tidak signifikan karena
p>α(0,05). Dapat disimpulkan bahwa kedua variabel yang dimaksud
berkorelasi secara tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kedua
variabel bebas tersebut independen.
4. Uji Linearitas Garis Regresi
Bila kedua variabel bebas hendak digabungkan dalam analisis
regresi ganda, maka garis hubungan masing-masing variabel bebas dengan
variabel terikat harus merupakan garis linear. Pengujian linearitas garis
regresi yang dimaksud dilaporkan sekaligus sewaktu pengujian hipotesis
pertama, kedua, dan ketiga dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang di ajukan dalam penelitian ini adalah
persepsi tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek.
Untuk mengetahui kontribusi ini dilakukan analisis korelasi dan regresi
57
sederhana. Rangkuman analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 10 dan
perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek Terhadap Kinerjanya.
Hubungan Kofisien Korelasi
( r )
Koefisien Determinasi
( r² ) p
Persepsi tentang Profesi (X1) dengan Kinerja Guru Praktek (Y)
0,300 0,090 0,018
Hasil perhitungan pada Tabel 10 menunjukan bahwa koefisien
korelasi antar persepsi tentang profesi dengan kinerja guru praktek adalah
positif. Hal ini terlihat pada koefisien korelasinya sebesar 0,300 dengan
probabilitas keliru (p) < α(0,01). Berdasarkan hasil perhitungan, dapat
dijelaskan bahwa persepsi tentang profesi berkolerasi signifikan dengan
kinerja guru praktek.
Untuk mendapatkan model prediksi persepsi tentang profesi
terhadap kinerja guru praktek dilakukan analisis regresi sederhana. Dari
hasil analisis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 50,675 +
0,270 X1. Selanjutnya persamaan ini di uji keberartian dan kelinearannya
dengan Anova Regresi uji ”F”, hasil perhitungannya dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel
SRegrResiTunaKeke
5,82
bahw
FHitu
regre
garis
Gam
Gambar 6.
l 11. RangkuGuru P
Sumber resi Linear idu a Cocok eliruan
Total
Hasil pe
8 dengan pr
wa model re
ung = 0,288
esinya linear
s regresi tel
mbar 6.
Hubungan P
uman HasilPraktek Terh
JK 1136,168
11502,62956,758
11445,87124141,426
erhitungan p
robalitas kel
egresinya sig
dengan (p)
r. Dengan d
lah terpenuh
Persepsi Pro
l Analisis Rhadap Kinerja
dk 1,000
59,0001,000
58,00060,000
pada Tabel
liru (p) = α
gnifikan. Ke
> α (0,05)
emikian per
hi. Arah ga
ofesi (X1) Te
Regresi Persanya.
RJK 1136,168
194,96056,758
197,343
11 menunj
(0,01), sehi
emudian uji
, maka hal
rsyaratan ana
aris regresin
erhadap Kine
sepsi Tentan
FHitung p5,828 0,0
- - 0,288 0,6
- -
ukan bahwa
ingga dapat
linearitas m
ini menunj
alisis tentang
nya dapat di
erja Guru Pr
58
ng Profesi
p 018
600
a FHitung =
dijelaskan
menunjukan
ukan garis
g linearitas
ilihat pada
aktek (Y)
59
Dari grafik persamaan garis regresi di atas dapat di artikan bahwa
tanpa adanya persepsi tentang profesi maka kinerja guru praktek sudah ada
sebesar 50,679 skala. Namun apabila persepsi tentang profesi ditingkatkan
sampai 100 skala maka kinerja guru praktek akan naik sebesar 27,0 skala.
Dengan kata lain, apabila ukuran persepsi tentang profesi seorang guru ada
pada 100 skala, maka dapat diduga kinerja guru praktek sekitar 50,679 +
27,0 = 77,679 skala. Ternyata faktor persepsi tentang profesi berkontribusi
cukup signifikan terhadap kinerja guru praktek.
Analisis di atas memperlihatkan bahwa faktor persepsi tentang
profesi cukup signifikan kontribusinya dalam upaya peningkatan kinerja
guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan persepsi
tentang profesi berkontribusi terhadap kinerja guru praktek dapat diterima
dan telah di uji kebenarannya secara empiris. Kontribusi prediktor persepsi
tentang profesi terhadap kinerja guru praktek sebesar 9,0%.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang di ajukan melalui penelitian ini adalah
kreativitas berkontribusi terhadap kinerja guru praktek. Untuk mengetahui
kontribusi ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana.
Rangkuman hasil analisis korelasi penghitungan secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 7.
60
Tabel 12. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kreativitas dengan Kinerja Guru Praktek
Hubungan Kofisien Korelasi
( r )
Koefisien Determinasi
( r² ) p
Kreativitas (X2) dengan Kinerja Guru Praktek (Y) 0,392 0,154 0,002
Hasil perhitungan pada Tabel 12 menunjukan bahwa koefisien
korelasi antara kreativitas dengan kinerja guru praktek adalah positif. Hal
ini terlihat pada koefisien korelasi sebesar 0,392 dengan probabilitas
keliru (p) < α (0.01). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan
bahwa kreativitas berkolerasi sangat signifikan dengan kinerja guru
praktek.
Untuk mendapatkan model prediksi kreativitas terhadap kinerja
guru praktek dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Ŷ = 48,627 + 0,346 X2,
kemudian persamaan di uji keberartian dan kelinearannya dengan Anova
Regresi uji ”F”. Hasil perhitungannnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Kreativitas Terhadap Kinerja Guru Praktek
Sumber JK dk RJK FHitung P Regresi Linear 1940,159 1,000 1940,159 10,699 0,002 Residu 10698,638 59,000 181,333 - - Tuna Cocok 154,245 1,000 154,245 0,848 0,636 Kekeliruan 10544,393 58,000 181,800 - -
Total 23337,435 60,000
Perhitungan pada Tabel 13, menunjukan bahwa FHitung = 10,699
dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01), sehingga dapat dijelaskan bahwa
mod
FHitu
regre
garis
pada
Gambar
adan
apab
34,6
skala
83,2
terha
del regresiny
ung = 0,848
esinya linear
s regresi tel
a Gambar 7.
r 7. Hubunga
Grafik pe
nya kreativit
bila kadar kr
skala. Deng
a maka dap
27 skala. T
adap kinerja
ya sangat sig
dengan p >
r. Dengan d
lah terpenuh
an Kreativita
ersamaan ga
tas maka kin
eativitas 100
gan kata lain
pat diduga k
ernyata fakt
guru prakte
gnifikan. Ke
> α (0,05),
emikian per
hi. Grafik ar
as (X2) Terha
aris regresi d
nerja sudah
0 skala maka
n, apabila ke
kinerja guru
tor kreativit
ek.
emudian uji
maka hal
rsyaratan ana
rah garis re
adap Kinerja
di atas dapat
ada sebesar
a kinerja gur
giatan kreati
praktek sek
as berkontri
linearitas m
ini menunju
alisis tentang
egresinya da
a Guru Prakt
diartikan ba
r 48,627 ska
ru praktek n
ivitas berinte
kitar 48,627
ibusi sangat
61
menunjukan
ukan garis
g linearitas
apat dilihat
tek (Y)
ahwa tanpa
ala. Namun
aik sebesar
ensitas 100
7 + 34,6 =
signifikan
62
Analisis di atas memperlihatkan bahwa faktor kreativitas
signifikan kontribusinya dalam upaya peningkatan kinerja guru praktek
Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Degan
demikian hipotesis kedua yang menyatakan kreativitas berkontribusi
terhadap kinerja guru praktek dapat diterima dan telah di uji kebenarannya
secara empiris. Kontribusi prediktor kreativitas terhadap kinerja guru
praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat sebesar
15,4%.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah persepsi
tentang profesi dan krativitas secara bersama-sama berkontribusi terhadap
kinerja guru praktek. Analisis untuk pengujian ini menggunakan analisis
korelasi dan regresi ganda. Pertama-tama dilakukan analisis korelasi
ganda variabel persepsi tentang profesi dan kreativitas dengan kinerja
guru praktek. Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji signifikannya
dapat dilihat pada Tabel 14, dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 7.
Tabel 14. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Variabel Persepsi Tentang Profesi Dan Kreativitas Dengan Kinerja Guru Praktek
Hubungan Kofisien Korelasi
( r )
Koefisien Determinasi
( r² ) p
Persepsi tentang Prefesi (X1) dan Kreativitas (X2) dengan Kinerja Guru Praktek (Y) 0,468 0,215 0,001
63
Hasil perhitungan pada Tabel 14 memperlihatkan bahwa FHitung
korelasi ganda sebesar 7,961 dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01),
ternyata FHitung tersebut sangat signifikan, artinya terdapat korelasi sangat
signifikan antara persepsi tentang profesi dan kreativitas secara bersama-
sama dengan kinerja guru praktek.
Selanjutnya dilakukan analisis regresi ganda untuk menemukan
model prediksi persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja
guru praktek. Dari hasil analisis diperoleh model persamaan regresi Y =
20,499 + 0,226 X1 + 0,316 X2. Model persamaan ini selanjutnya di uji
dengan Anova Regresi uji ”F”. Hasil perhitungannya terangkum pada
Tabel 15.
Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas terhadap Kinerja Guru Praktek
Sumber JK dk RJK FHitung p Regresi Linear 2722,354 2,000 1361,177 7,961 0,001 Residu 9916,442 58,000 170,973 - -
Total 12638,796 60,000
Hasil perhitungan Tabel 15 menunjukan nilai FHitung sebesar 7,961
dengan probabilitas keliru (p) < α (0,01) sehingga dapat dijelaskan bahwa
model regresinya sangat signifikan. Dengan demikian model regresi ganda
yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan kinerja guru praktek
bila persepsi tentang profesi dan kreativitas dapat diukur. Dari persamaan
garis regresi dapat dimaknai jika masing-masing variabel bebas yaitu
persepsi tentang profesi dan kreativitas dapat ditingkatkan, umpama
G
sebe
+ 22
Gambar 8. HG
tenta
penin
Prov
fakto
mem
tenta
kiner
emp
esar 100 skal
2,6 + 31,6 = 7
Hubungan PeGuru (Y)
Dari sera
ang profesi
ngkatan kin
vinsi Sumate
or persepsi
mprediksi kin
Dengan
ang profesi
rja guru pra
iris. Kontrib
la, maka kin
74,699.
ersepsi Profe
angkaian an
dan kreati
nerja guru
era Barat. A
tentang pro
nerja guru pr
demikian h
dan kreat
aktek dapat d
busi efektif k
nerja guru pr
esi (X1) dan
alisis yang
ivitas merup
praktek B
Analisis regr
ofesi dan k
raktek.
hipotesis ke
ivitas bersa
diterima dan
kedua predik
raktek dapat
Kreativitas (
dilakukan te
pakan dua
alai Latihan
resi ganda m
kreativitas d
etiga yang
ama-sama b
n telah di uj
ktor tersebut
diduga sebe
(X2) Terhad
ernyata fakto
faktor pent
n Pendidika
memperlihatk
apat diguna
menyatakan
berkontribus
ji kebenaran
t terhadap k
64
esar 20,499
ap Kinerja
or persepsi
ting untuk
an Teknik
kan bahwa
akan untuk
n persepsi
i terhadap
nnya secara
inerja guru
65
praktek 21,54%, dengan komposisi 7,529% dari persepsi tentang profesi
dan 14,011% dari kreativitas, jelasnya lihat Tabel 16.
Tabel 16. Bobot Kontribusi Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek Terhadap Kinerja.
Faktor Kontribusi Relatif (KR)%
Kontribusi Efektif (KE)%
Persepsi tentang Profesi (X1) 34,954 7,529Kreativitas (X2) 65,046 14,011
Total 100,000 21,540
Untuk melihat besarnya kontribusi murni masing-masing persepsi
tentang profesi dan kreatifitas terhadap kinerja guru praktek dugunakan
analisis korelasi parsial. Hasil korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 17
dan Lampiran 7.
Tabel 17. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial
Korelasi Parsial
Koefisien Korelasi
( r )
Koefisien Determinasi
( r² ) p
r1, y-2 0,270 0,073 0,034 r2, y-1 0,371 0,138 0,004
Tabel 17 memperlihatkan bahwa koefesien korelasi parsial
persepsi tentang profesi guru praktek dengan kinerja guru praktek apbila
kreativitas bermakna bahwa kontribusi persepsi tentang profesi terhadap
kinerja guru praktek sangat signifikan, meskipun kreativitas belum efektif.
Selanjutnya, korelasi parsial kreativitas dengan kinerja guru
praktek apabila faktor persepsi tentang profesi guru konstan adalah 0,371
dan koefisien determinasi adalah 0,138 dengan probabilitas keliru (p) <
(0,05) atau signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kreativitas signifikan
66
kontribusinya terhadap peningkatan kinerja guru praktek walaupun
persepsi tentang profesi tetap seperti biasa.
Seterusnya untuk mengetahui besaran kontaminasi yang terjadi
antara prediktor pada kontribusi bersama persepsi tentang profesi dan
kreatifitas terhadap kinerja guru praktek dilakukan proses perhitungan
selisih antara kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan
kontribusi secara parsial.
Besarnya kontribusi efektif persepsi tentang profesi terhadap
kinerja guru praktek sebesar 7,5% sedangkan kontribusinya secara parsial
sebesar 7,3%. Dengan demikian terjadi perbedaan 0,2%. Ini menunjukan
bahwa terjadi kontaminasi kreativitas kepada prediktor persepsi tentang
profesi sebesar 0,2%, nilai ini sangat kecil dan dapat diabaikan.
Selanjutnya, kontribusi efektif kreativitas terhadap kinerja guru
praktek sebesar 14,0% dan kontribusinya secara parsial sebesar 13,8%.
Dengan demikian terjadi perbedaan sebesar 0,2%. Ini menunjukan bahwa
terjadi kontaminasi persepsi tentang profesi kepada prediktor kreativitas
sebesar 0,2%, nilai ini sangat kecil dan dapat diabaikan.
Terakhir dapat dijelaskan bahwa kontribusi kedua prediktor yang
diteliti terhadap kinerja guru praktek sebesar 21,540%. Ini berarti masih
banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi pula terhadap kinerja guru
praktek, yang berpeluang memberikan kontribusi sebasar 100% - 24,540%
= 78,460%. Ini menginformasikan bahwa upaya peningkatan faktor
persepsi tentang profesi guru praktek secara simultan hanya mampu
67
meningkatkan kinerja guru praktek sebesar 21,540% sedangkan 78,460%
peningkatan kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat dapat pula dilakukan melalui faktor-faktor lain.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan tingkat pencapaian responden
setiap variabel yang diukur dapat diterangkan bahwa tingkat pencapaian
persepsi tentang profesi guru praktek ada pada katagori cukup, sedangkan
kreativitas dan kinerja guru praktek berada pada katagori baik. Temuan ini
ternyata menguatkan dugaan awal peneliti dari hasil prasurvei, yang
mengindikasikan belum memadainya kinerja guru praktek. Sedangkan
persepsi tentang profesi guru dan kreativitas semula diperkirakan rendah
ternyata ditemukan sudah termasuk katagori cukup. Hal ini dimungkinkan
oleh pengamatan awal yang dilakukan secara singkat dan kurang sistematis
serta menggunakan pengamatan indera.
Karena aspek yang dicermati adalah aspek psikologis terutama
(persepsi tentang profesi) dan bersifat internal atau dalam diri guru, maka
pengamatan awal tanpa instrumen yang standar belum mampu mengungkap
hakekat sebenarnya. Sementara penelitian ini dilakukan dengan sistematis
prosedural dan menggunakan alat ukur yang standar serta alat analisis yang
baku, maka hasil penelitian lebih dapat dipercaya.
Temuan yang berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian
menunjukan bahwa kontribusi persepsi tentang profesi guru terhadap kinerja
guru praktek sebesar 9,0%, dan kontribusi kreativitas terhadap kinerja guru
68
praktek sebesar 15,4%, sementara kontribusi bersama kedua prediktor adalah
21,540%. Hal ini menunjukan bahwa variabel persepsi tentang profesi guru
praktek dan kreativitasnya mempunyai daya prediktif hanya 21,540% terhadap
kinerjanya, sedangkan 78,460% lagi berasal dari faktor lain yang tidak dikaji
melalui penelitian ini. Persepsi tentang profesi memberikan kontribusi lebih
besar dari kreativitas terhadap kinerja guru praktek. Karena pembentukan
kinerja lebih bermakna bila bersumber dari faktor internal, persepsi tentang
profesi merupakan hal ketajaman pandangan, kesungguhan dan keikhlasan
dari dalam diri guru itu sendiri. Maka antara kinerja dengan persepsi tentang
profesi guru merupakan hubungan langsung. Inilah yang menyebabkan
kontribusi persepsi tentang profesi lebih kecil dari kreativitas terhadap kinerja
guru praktek.
Secara khusus, temuan ini menegaskan bahwa untuk meningkatkan
kinerja guru praktek hanya mungkin optimal bila faktor persepsi tentang
profesi guru ditingkatkan pemahamannya tentang tugas guru sebagai
mendidik, mengajar dan melatih beriringan peningkatan dengan kreativitas
dan berusaha menciptakan situasi kerja yang kondusif serta pendekatan
persuasif terhadap pengarahan kinerja guru dalam kerangka pengembangan
profesi guru. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Arikunto (1990)
bahwa dalam upaya peningkatan kinerja guru dipengaruhi oleh faktor yang
bersifat internal maupun eksternal.Yang termasuk faktor internal adalah sikap,
minat, intelegensi, motifasi dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal yaitu
sarana-prasarana, pengetahuan, manajemen, keamanan dan lingkungan kerja.
69
Dharma (1985) menulis bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah kemampuan, sikap, minat, persepsi tentang profesi, struktur tugas,
iklim organisasi dan sistem insentif.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur penelitian
kuantitatif dengan Ex Post Facto untuk mendapatkan informasi masa lalu.
Guna menjaring data tiga variabel digunakan instrumen berupa kuisioner yang
telah teruji validitas dan realibitasnya. Namun demikian tidak tertutup
kemungkinan adanya responden memberikan jawaban yang belum objektif,
sesuai dengan keadaan dan kenyataan sebenarnya. Hal ini dapat mencemari
nilai realita temuan. Karena kondisi responden demikian itu tidak dapat
diketahui oleh peneliti, maka peneliti berpraduga baik bahwa jawaban yang
diberikan responden sudah menggambarkan keadaan sesungguhnya.
70
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang meliputi tiga variabel yaitu persepsi
tentang profesi (X1), kreativitas (X2) dan kinerja guru praktek (Y) Balai
Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat bahwa distribusi
frekuansi data cenderung normal. Dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi Tentang Profesi Guru Praktek memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kinerjanya pada Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat. Artinya hubungan antara persepsi dengan kinerja
guru praktek mempunyai korelasi dengan kategori cukup.
2. Kreativitas Guru Praktek memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Barat. Tingkat kategori kreativitas guru praktek di Balai Latihan
Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat ternyata baik. Dengan
demikian semakin baik kreativitas guru praktek terhadap kinerja akan
semakin baik pula.
3. Persepsi Tentang Profesi dan Kreativitas Guru Praktek secara bersama-
sama berkontribusi terhadap kinerja di Balai Latihan Pendidikan Teknik
Provinsi Sumatera Barat. Artinya persepsi tentang profesi dan kreativitas
guru praktek secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap
kinerja.
71
B. Implikasi
Hasil penelitian mengenai variabel persepsi tentang profesi dan
kreativitas yang semula diduga berkontribusi terhadap kinerja guru praktek
ternyata persepsi tentang profesi menunjukan kontribusi cukup signifikan,
kreativitas terhadap kinerja guru praktek menunjukan kontribusi yang sangat
signifikan. Hal ini menunjukan bahwa persepsi tentang profesi dan kreativitas
secara statistik menunjukan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap
kinerja guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Barat, ini berarti bahwa kinerja guru praktek dapat di tingkatkan melalui
persepsi tentang profesi dan krativitas.
Di antara kedua faktor prediktor tersebut, kreativitas merupakan
prediktor yang lebih besar kontribusinya terhadap kinerja guru praktek dan
kontributor kedua adalah persepsi tentang profesi. Hasil penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa persepsi tentang profesi berada pada kategori cukup,
sedangkan kreativitas dan kinerja guru praktek berada pada kategori baik.
Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian ini
kedalam penjabaran hubungan masing-masing prediktor dengan kinerja guru
praktek dalam kaitannya dengan upaya-upaya pencapaian kinerja guru
praktek. Uraian selanjutnya diawali dengan variabel yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap kinerja guru prektek yaitu kreativitas, kemudian
diikuti oleh persepsi tentang profesi. Oleh karena itu pimpinan bertanggung
jawab untuk memelihara dan meningkatkan kinerja guru praktek dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
72
Dalam rangka peningkatan suatu produktivitas dalam bekerja sangat
dibutuhkan kinerja yang baik, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kinerja guru praktek yang meliputi indikator dari kemampuan guru dalam
merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan dan memimpin proses
pembelajaran, menyesuaikan diri dengan dinamika proses pembelajaran dan
mendayagunakan evaluasi proses pembelajaran yang akan di aktualisasikan
dalam bentuk hasil kerja. Selanjutnya upaya peningkatan kinerja dapat
ditingkatkan melalui usaha yang sungguh-sungguh dengan mempertajam
persepsi tentang profesi.
Kinerja yang ditampilkan oleh guru praktek Balai Latihan Pendidikan
Teknik Provinsi Sumatera Barat banyak dipengaruhi oleh persepsi tentang
profesi, dengan demikian menjadi suatu faktor penentu terhadap kinerja guru
praktek dalam pelaksanaan tugas yang diberikan padanya. Persepsi tentang
profesi dapat ditingkatkan dengan mempertajam pemahaman konsep tentang
profesi guru, ketertarikkan terhadap profesi guru dan pelaksanaan profesi guru
praktek.
Upaya meningkatkan kreativitas guru dapat dilakukan melalui
pendalaman terhadap memiliki rasa ingin tahu yang besar, kepercayaan diri,
fleksibel dalam berfikir dan bertindak, keterbukaan terhadap pengalaman baru
maupun keberanian menanggung resiko.
Persepsi tentang profesi dan kreativitas terhadap kinerja guru praktek
nampaknya secara nyata telah mempengaruhi pola kerja atau sistem pelayanan
73
terhadap siswa-siswa praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat.
Dari jabaran implikasi hasil penelitian ini, upaya peningkatan persepsi
tentang profesi dan kreativitas guru yang dilakukan, dapat memberikan
sumbangan secara signifikan terhadap kinerja guru praktek, untuk meningkat
kualitas organisasi dalam menjalankan visi dan misi institusi, sehingga Balai
Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat dapat memperlihatkan
ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang mampu
memenuhi tuntutan masyarakat dan pemerintah.
C. Saran-saran
Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan penulis, dapat
dikemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Guru praktek Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera
Barat. Disarankan agar dapat meningkatkan kinerja mereka dalam
melaksankan tugas pembelajaran. Usaha peningkatan kinerja ini tidak
bisa semata-mata di upayakan oleh guru secara individual, namun juga
diperlukan usaha kolektif dari institusi secara keseluruhan. Agar guru
senantiasa dapat memelihara dan mempertajam persepsi tentang
profesinya dalam melaksanakan tugas pembelajaran, karena semakin
tajam persepsi tentang profesinya, kinerja guru praktek juga akan
semakin tinggi.
2. Kepala Balai Pendidikan Teknik Provinsi Sumatera Barat. Dari
identifikasi dan analisa jawaban setiap butir instrumen dari faktor-
74
faktor pada angket, disarankan agar berupaya mengambil kebijakan
sebagai berikut:
1). Kinerja.
a). Merencanakan proses pembelajaran yang menyangkut
kompetensi dasar, membuat proses pembelajaran, merancang
pembelajaran pelajaran siswa, penjabaran indikator pencapaian
kompetensi dan skenario pembelajaran.
b). Melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran yang
berhubungan dengan pemahaman materi pembelajaran,
merefleksi ingatan serta pengalaman belajar siswa,
menggunakan media dan metoda pembelajaran.
c). Mendayagunakan evaluasi pembelajaran yang berhubungan
dengan menyimpulkan materi pembelajaran, cek kemajuan
siswa dan menerapkan evaluasi sesuai dengan rencana sistim
penilaian.
2). Persepsi Tentang Profesi
a). Konsep tentang profesi guru praktek yang berhubungan dengan
pengetahuan praktek kejuruan, biaya praktek kejuruan, dan
orientasi praktek kejuruan.
b). Kerterkaitan terhadap guru praktek yang berhubungan dengan
tidak fokusnya pada pengetahuan tentang kejuruan, memahami
peran dunia kerja, metoda belajar praktek dan peran dunia
usaha industri dalam partisipasi pendidikan.
75
c). Melaksanakan profesi guru praktek yang berkaiatan dengan
menggunakan media pembelajaran, analisa materi
pembelajaran, dan menggunakan metodologi pembelajaran.
3). Kreativitas
a). Memiliki rasa ingin tahu yang besar terutama yang menyangkut
kurang bergairahnya siswa dalam mengikuti pembelajaran,
buku/sumber materi pembelajaran, metoda pembelajaran yang
efektif, motifasi belajar siswa, dan bentuk evaluasi yang tepat.
b). Kepercayaan diri dengan menambah wawasan keilmuan
dengan banyak membaca, aktualisasi materi pembelajaran dan
kesiapan melaksanakan tugas pembelajaran.
c). Fleksibel dalam berpikir terutama dalam memecahkan masalah
pembelajaran, metoda yang tepat mengenai materi pembelajarn
tertentu dan memperhatikan semua aspek hasil belajar siswa.
d). Terbuka terhadap pengembangan baru yang berhubungan
dengan antusias, menambah pengalaman, memahami
fenomena-fenomena baru dunia pendidikan dan mengikuti
seminar pendidikan.
Dengan meningkatkan kreativitas guru praktek pada hal
memiliki rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, fleksibel dalam
berfikir dan bertindak, keterbukaan terhadap pengalaman baru dan
keberanian mengambil resiko, dengan sendirinya dapat meningkatkan
76
kreativitasnya. Begitu juga halnya dengan mempertajam persepsi
tentang profesi dalam hal konsep, ketertarikan, dan melaksanakan
profesi guru praktek akan berkontribusi pula terhadap peningkatan
kenirja guru praktek pada Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat.
3. Kepala Dinas Pendidikan Dan Olah Raga Provinsi Sumatera Barat.
Agar selalu melakukan pembinaan terhadap pengembangan kinerja
guru praktek melalui pendalaman persepsi tentang profesi guru dan
meningkatkan kreativitas guru praktek. Disarankan juga pembinaan
ditujukan kepada kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik Provinsi
Sumatera Barat terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab
menyangkut peningkatan kinerja guru dibawah naungan
kepemimpinannya.
4. Peneliti Selanjutnya. Disarankan agar meneliti faktor-faktor lain yang
diduga juga ikut mempengaruhi kinerja terhadap guru praktek selain
persepsi tentanng profesi dan kreativitas guru praktek. Dengan
demikian akan dapat diperoleh gambaran menyeluruh tentang
berbagai faktor yang diduga mempengaruhi terwujudnya kinerja guru
praktek secara optimal. Kemudian saran kritikan dan masukan
terhadap keterbatasan serta kekurangan dalam penelitian ini
diharapkan menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya.