tetanus

29
Tetanus BAB I PENDAHULUAN Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat. Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease". Dan pada tahun 1890, ditemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari tetanus. (Nicalaier 1884, Behring dan Kitasato 1890 ). Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw, merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejeni neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik . K a t a tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanus dari teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 1

Upload: riznaii

Post on 29-Jul-2015

354 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tetanus

Tetanus

BAB I

PENDAHULUAN

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh

neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai

dengan spasme otot yang periodik dan berat . Tetanus disebut

juga dengan "Seven day Disease". Dan pada tahun 1890,

ditemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan

tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang

mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut

menghasilkan pencegahan dari tetanus. (Nicalaier 1884, Behring dan

Kitasato 1890 ).

Tetanus  yang  juga  dikenal  dengan lockjaw,  merupakan penyakit

yang  disebakan  oleh tetanospasmin,  yaitu  sejeni neurotoksin yang

diproduksi  oleh Clostridium  tetani yang menginfeksi sistem urat saraf 

dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid).

Kitasato merupakan orang pertama yang

berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang

terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat

dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik .  

K a t a tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanus dari

teinein yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit

infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan

trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung

(opistotonus),

s p a s m e   g l o t a l ,   k e j a n g ,   d a n   p a r a l i s i s   p e r n a p a s a n .  

S p o r a   C l o s t r i d i u m   t e t a n i   b i a s a n y a   m a s u k   kedalam tubuh

melalui luka pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar

serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum )

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 1

Page 2: Tetanus

Tetanus

 Gambar : Spasme otot akibat masuknya toksin dari kuman Clostridium

tetani

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 2

Page 3: Tetanus

Tetanus

Tetanus adalah Gangguan neurologis yang ditandai dengan

meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh

tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan

oleh Clostridium tetani. Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani,

merupakan basil Gram positif anaerob.  Bakteri  ininonencapsulated dan

berbentuk  spora,  yang  tahan  panas,  pengeringan  dan desinfektan.

Spora ada di mana-mana dan ditemukan di tanah, debu rumah, usus hewan

dan kotoran manusia.  Spora  ini  akan  memasuki  tubuh  penderita,  lalu

mengeluarkan  toksin  yang  bernama tetanospasmin.

Karakteristik  Clostridium tetani

 

Clostridium tetani

Clostridium tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob

obligat, dapat membentuk spora, dan berbentuk drumstick . Spora

yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan

antiseptik . I a d a p a t t a h a n w a l a u p u n t e l a h d i a u t o k l a f ( 1 2 1

0C , 1 0 - 1 5 m e n i t ) d a n j u g a r e s i s t e n terhadap fenol dan agen

kimia lainnya. Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan ditanah,

kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian.

Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran

penceranaan serta feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus,

babi, dan ayam. Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 3

Page 4: Tetanus

Tetanus

akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai

racun yang menyerang bagian sistem saraf).

Clostridium tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu

tetanolysin dan tetanospasmin. Fungsi dari tetanolysin tidak diketahui

dengan pasti, namun juga dapat menyebabkan lisis dari sel-sel darah

merah. Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat.

Tetanospasmin merupakan protein dengan berat molekul 150.000

Dalton, larut dalam air, labil pada panas dan cahaya, rusak dengan enzim

proteolitik Bentuk vegetative tidak tahan terhadap panas dan

beberapa antiseptic. Kuman tetanus tumbuh subur pada suhu

17oC dalam media kaldu daging dan media agar darah. Demikian

pula media bebas gula karena kuman tetanus tidak dapat mengfermentasi

glukosa.

B. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram

positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu

setelah inokulasi bentuk sporake dalam tubuh yang mengalami cedera/luka

(masa inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang

manifestasi

k l i n i s   u t a m a n y a   a d a l a h   h a s i l   d a r i   p e n g a r u h   k e k u a t a n

eksotoksin (tetanus, gasganggren, dipteri, botulisme). Tempat

masuknya kuman penyakit i n i b i s a b e r u p a luka yang dalam yang

berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing

atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil

atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan

atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada

pembedahan dan pemotongan tali pusat yang tidak steril. Pada keadaan

anaerobik , spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel

vegetatif bila dalam lingkungan yang anaerob, dengan tekanan

oksigen jaringan yang rendah. Selanjutnya, toksin akan diproduksi

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 4

Page 5: Tetanus

Tetanus

dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah

dan system limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat-

tempat tertentu seperti pusat sistem saraf  termasuk otak. Gejala

klinis timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan

neuromuscular junction serta syaraf autonom. Toksin dari tempat

luka menyebar ke motor endplate dan setelah masuk lewat

ganglioside dijalarkan secara intraaxonal ke dalam sel saraf  tepi,

kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang. Akhirnya

menyebar ke SSP.

Gejala klinis yang ditimbulkan dari eksotoksin terhadap

susunan saraf tepi dan pusat tersebut adalah dengan memblok

pelepasan dari neurotransmiter 

s e h i n g g a   t e r j a d i   k o n t r a k s i   o t o t   y a n g   t i d a k   terkontrol / eksitasi

terus  menerus  dan  spasme.  Neuron  ini  menjadi  tidak  mampu

untuk melepaskan neurotransmitter. Neuron yang melepaskan gamma

aminobutyric acid (GABA) dan  glisin, neurotransmitter inhibitor

utama, sangat sensitif terhadap tetanospasmin, menyebabkan

kegagalan penghambatan refleks respon motorik terhadap rangsangan

sensoris. Kekakuan mulai p a d a t e m p a t m a s u k n y a k u m a n a t a u

p a d a o t o t m a s s e t e r ( t r i s m u s ) , p a d a s a a t t o x i n m a s u k

k e sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat, pada

extremitas, otot-otot bergari pada dada, perut dan mulai timbul

kejang. Bilamana toksin mencapai korteks serebri, menderita akanmulai

mengalami  kejang  umum  yang  spontan.  Karakteristik  dari  spasme

tetani  ialah menyebabkan kontraksi umum kejang otot agonis dan

antagonis. Racun atau neurotoksin inipertama kali menyerang

saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial,

dengan gejala awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot

leher. Tetanospasmin  pada  system  saraf  otonom  juga berpengaruh,

sehingga  terjadi  gangguan pernapasan,  metabolisme,  hemodinamika,

hormonal,  saluran  cerna,  saluran  kemih,  dan neuromuscular. Spasme

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 5

Page 6: Tetanus

Tetanus

larynx, hipertensi, gangguan irama jantung, hiperflexi,

hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan saraf

ototnom, yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal

sebelum gejala timbul. Dengan penggunaan diazepam dosis tinggi

dan pernapasan mekanik, kejang dapat diatasi namun gangguan saraf

otonom harus dikenali dan di kelola dengan teliti.

T e t a n o s p a s m i n   a d a l a h   t o k s i n   y a n g   m e n y e b a b k a n  

s p a s m e , b e k e r j a   p a d a   b e b e r a p a   l e v e l   d a r i susunan syaraf pusat,

dengan cara :

Toksin menghalangi neuromuscular transmission 

dengan cara menghambat pelepasanacethyl-choline dari

terminal nerve di otot.

Karakteristik spasme dari tetanus terjadi karena toksin

mengganggu fungsi dari reflekssynaptik di spinal cord.

Kejang  pada  tetanus,  mungkin  disebabkan  pengikatan  dari

toksin  oleh  cerebral ganglioside.

Beberapa penderita mengalami gangguan dari Autonomik

Nervous System (ANS ) dengan gejala

: berkeringat, hipertensi

yang fluktuasi,periodisiti  takikhardia, aritmia jantung, 

peninggian cathecholamine dalam urine.

T i m b u l n y a   k e g a g a l a n   m e k a n i s m e   i n h i b i s i   y a n g  

n o r m a l , y a n g   m e n y e b a b k a n   m e n i n g k a t n y a aktifitas dari

neuron yang mensarafi otot masetter sehingga terjadi trismus.

Oleh karena otot masetter adalah otot yang paling sensitif

terhadap toksin tetanus tersebut. Stimuli terhadap afferen tidak

hanya menimbulkan kontraksi yang kuat, tetapi juga

dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga timbul spasme

otot yang khas. Ada dua hipotesis tentang cara bekerjanya toksin, yaitu :

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 6

Page 7: Tetanus

Tetanus

1. Toksin diabsorbsi pada ujung syaraf motorik dari melalui sumbu

silindrik dibawa kekornuanterior susunan syaraf pusat

2. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi

darah arteri kemudian masuk kedalam susunan syaraf pusat.

A k i b a t   d a r i   t e t a n u s   a d a l a h rigid paralysis( k e h i l a n g a n  

k e m a m p u a n   u n t u k   b e r g e r a k )   p a d a voluntary muscles (otot

yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena

biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah. Kematian

biasanya disebabkan oleh kegagalanpernafasan dan rasio kematian

sangatlah tinggi.

C. EPIDEMIOLOGI

D i   n e g a r a   y a n g   t e l a h   m a j u   s e p e r t i   A m e r i k a   S e r i k a t  

k e j a d i a n t e t a n u s   y a n g   d i l a p o r k a n   t e l a h menurun secara

substansial sejak pertengahan 1940 karena meluasnya

penggunaan imunisasi terhadap tetanus. Selain itu sanitasi

lingkungan yang bersih.

(Penurunan kasus tetanus di AS karena ada program imunisasi nasional)

Namun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti

Indonesia, insiden dan angka kematian akibat tetanus masih cukup tinggi,

hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan masih sangat kurang, mudah

terjadi kontaminasi, perawatan luka yang kurang diperhatikan, kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kekebalan terhadap

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 7

Page 8: Tetanus

Tetanus

tetanus. Oleh karenaitu tetanus masih menjadi masalah kesehatan,

terutama penyebab kematian neonatal tersering

o l e h   k a r e n a   t e t a n u s   n e o n a t o r u m .   A k h i r a k h i r   i n i   d e n g a n  

a d a n a y a   p e n y e b a r l u a s a n   p r o g r a m imunisasi di seluruh dunia,

maka angka kesakitan dan kematian menurun secara drastis.

D. MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Secara keseluruhan tingkat kematian sekitar 45%.

Klinis tetanus bergantung terhadap pernah atau tidaknya seseorang

mendapatkan vaksin tetanus toksoid pada waktu selama hidup mereka.

Yang pernah mendapatkan vaksin klinisnya tidak begitu berat berbeda

dengan yang tidak cukup divaksinasi atau tidak divaksinasi sama sekali.

Angka kematian di AS 6% bagi mereka yang telah menerima 1-2 dosis

toksoid tetanus, dibandingkan dengan 15% bagi mereka yang tidak

divaksinasi. Angka kematian di AmerikaSerikat adalah 18% 1998-

2000 dan 11% tahun 1995-1997, tingkat kematian sebesar 91% dilaporkan

pada tahun 1947.  Angka kematian yang tertinggi bagi orang-

orang berusia 60 (40%) dibandingkan dengan mereka yang berusia

20 sampai 59 tahun (8%). Dari tahun 1998 hingga 2000, 75% kematian di

AmerikaSerikat adalah di antara pasien yang lebih tua dari 60 tahun.

E. MANIFESTASI KLINIK 

M a s a i n k u b a s i 5 - 1 4 h a r i , t e t a p i b i s a l e b i h p e n d e k ( 1

h a r i a t a u l e b i h l a m a 3 a t a u b e b e r a p a minggu). Makin

pendek masa inkubasi makin jelek prognosisnya. Terdapat

hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium tetani dengan

susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan

penyakit, dimana makin jauh tempat invasi maka masa inkubasi makin

panjang. Ada tiga bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni :

1. Localited tetanus ( Tetanus Lokal )

2 . C e p h a l i c   T e t a n u s

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 8

Page 9: Tetanus

Tetanus

3. Generalized tetanus (Tetanus umum) Dan ada Neonatal tetanus.

Karakteristik dari tetanus

Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap

selama 5 -7 hari.

Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya• Setelah 2

minggu kejang mulai hilang.

Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada

rahang dari leher. Kemudian timbulkesukaran membuka mulut (

trismus, lockjaw ) karena spasme Otot masetter.

Kejang otot berlanjut ke kuduk kaku ( opistotonus , nuchal

rigidity )

Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran

alis tertarik keatas, sudut muluttertarik keluar dan ke bawah,

bibir tertekan kuat .

Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan

opistotonus, tungkai dengan eksistensi,lengan kaku dengan

mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.

Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia

dan sianosis, retensi urin, bahkandapat terjadi fraktur collumna

vertebralis ( pada anak ).

1. Tetanus local (lokalited Tetanus)

Pada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang

persisten, pada daerah tempatdimana luka terjadi (agonis,

antagonis, dan fixator). Hal inilah merupakan tanda dari tetanus

l o c a l .

K o n t r a k s i   o t o t   t e r s e b u t   b i a s a n y a   r i n g a n ,   b i s a   b e r t a h a n  

d a l a m   b e b e r a p a   b u l a n   t a n p a progressif dan biasanya menghilang

secara bertahap. Lokal tetanus ini bisa berlanjut menjadi

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 9

Page 10: Tetanus

Tetanus

generalized tetanus, tetapi dalam bentuk yang ringan dan jarang

menimbulkan kematian. Bisa juga lokal tetanus ini dijumpai sebagai

prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai secara terpisah.

Hal ini terutama dijumpai sesudah pemberianprofilaksis antitoksin.

2. Chepalic Tetanus

Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus.

Masa inkubasi berkisar 1 –2hari, yang berasal dari otitis media kronik

(seperti dilaporkan di India ), luka pada daerah mukadan kepala, termasuk

adanya benda asing dalam rongga hidung. Tetanus cephalic dicirikan oleh

lumpuhnya saraf kranial VII paling sering terlibat. Tetanus Ophthalmoplegic

ialah tetanus yang berkembang setelah menembus luka mata dan luka

dalam dengan kelumpuhan dari safar cranial III dan adanya ptosis.

Selain itu bisa juga kelumpuhan dari N. IV, IX, X, XI, dapat

sendiri-sendiri maupun kombinasi dan menetap dalam beberapa hari

bahkan berbulan-bulan. Tetanus chepalic dapat berkembang menjadi

tetanus umum. Pada umumnya prognosanya jelek.

3. Generalized Tetanus

B e n t u k i n i y a n g p a l i n g b a n y a k d i k e n a l , s e r i n g

m e n y e b a b k a n   k o m p l i k a s i   y a n g   t i d a k   dikenal beberapa tetanus

lokal oleh karena gejala timbul secara diam-diam. Trismus merupakan

gejala utama yang sering dijumpai ( 50 %), yang disebabkan oleh

kekakuan otot-otot masseter, bersamaan dengan kekakuan otot leher

yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan kesulitan menelan. Gejala

lain berupa Risus Sardonicus (Sardonic grin) yakni spasme otot-

otot muka, opistotonus (  kekakuan otot punggung), kejang

dinding perut. Spasme dari laring dan otot-otot pernafasan bisa

menimbulkan sumbatan saluran nafas, sianose asfiksia. Bisa terjadi disuria

dan retensi urine, kompressi fraktur dan pendarahan didalam

otot. Kenaikan temperatur biasanyahanya sedikit, tetapi begitupun

bisa mencapai 40 C. Bila dijumpai hipertermi ataupun hipotermi, tekanan

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 10

Page 11: Tetanus

Tetanus

darah tidak stabil dan dijumpai takhikardia, penderita biasanya

meninggal. Diagnosis ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis.

Menurut berat ringannya tetanus dibagi atas :

1) T e t a n u s   r i n g a n   :  

T r i s m u s   l e b i h   d a r i   3   c m ,   t i d a k   d i s e r t a i   k e j a n g  

u m u m   w a l a u p u n dirangsang.

2) Tetanus sedang : 

Trismus kurang dari 3 cm dan disertai kejang umum bila dirangsang.

3) Tetanus berat :

Trismus kurang 1 cm dan disertai kejang umum yang spontan.

Cole dan Youngman (1969) membagi tetanus umum atas :

1) Grade I (ringan) :

- Masa inkubasi lebih dari 14 hari.

- P e r i o d   o f   o n s e t   >   6   h a r i

- T r i s m u s   p o s i t i f   t a p i   t i d a k   b e r a t

- Sukar makan dan minum tetapi disfagi tidak ada

- Lokalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme

disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau

hari.

2) Grade II (sedang) :

- M a s a   i n k u b a s i   1 0 - 1 4   h a r i

- Period of onset 3 hari atau kurang

- T r i s m u s   d a n   d i s f a g i   a d a

- Kekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi

dispnoe dan sianosis tidak ada

3) Grade III (berat):

- Masa inkubasi < 10 hari- Period of onset < 3 hari

- Trismus dan disfagia berat

- Kekakuan umum dan gangguan pernapasan asfiksia,

ketakutan, keringat banyak dan takikardia.

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 11

Page 12: Tetanus

Tetanus

 

4. Neonatal tetanus

Biasanya disebabkan infeksi C. tetani, yang masuk melalui

tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan.

Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yang

t i d a k   s t e r i l ,   b a i k   o l e h   p e n g g u n a a n   a l a t   y a n g   t e l a h  

t e r k o n t a m i n a s i   s p o r a Clostridium tetani, m a u p u n penggunaan

obat-obatan untuk tali pusat yang telah terkontaminasi.

Kebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat

tradisional yang tidak steril,merupakan faktor yang utama dalam

terjadinya neonatal tetanus.

  Menurut penelitian E.Hamid.dkk, Bagian Ilmu Kesehatan

Anak RS Dr.Pringadi Medan, padatahun 1981, ada 42 kasus dan

tahun 1982 ada 40 kasus tetanus biasanya ditolong melalui tenaga

persalianan tradisional (TBA = Traditional Birth Attedence ). 56 kasus

( 68,29 % ), tenaga bidan 20 kasus (24,39 %) , dan selebihnya

melalui dokter 6 kasus ( 7, 32 %) ).

Berikut ini tabel. Yang memperlihatkan instrument Untuk memotong

tali pusat. Tabel I : BAHAN UNTUK MEMOTONG TALI PUSAT

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 12

Page 13: Tetanus

Tetanus

S e d a n g k a n b e r i k u t i n i p a d a t a b e l 2 M e m p e r l i h a t k a n

m a t e r i a l y a n g d i p e r g u n a k a n u n t u k t a l i pusat.

TABEL 2. : MATERIAL UNTUK TALI PUSAT

J a d i d a r i t a b l e d i a t a s   ( T a b e l   2 )

t e r l i h a t   d a r i   2 9   k a s u s   ( 3 5 , 3 7   % )   b i a s a n y a  

m e r e k a mempergunakan alkohol / spiritus untuk perlindungan

terhadap tali pusat, sedangkan 26 kasus ( 31,70 %) mereka

mempergunakan material yang berbeda berupa herbal origin.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien

sewaktu istirahat, berupa :

Gejala klinik - Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus

( sardonic smile ).

Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan.

Kultur : C. tetani (+).

Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 13

Page 14: Tetanus

Tetanus

G. DIAGNOSIS BANDING

U n t u k   m e m b e d a k a n   d i a g n o s i s   b a n d i n g   d a r i   t e t a n u s ,  

t i d a k   a k a n   s u k a r   s e k a l i   d i j u m p a i   d a r i pemeriksaan fisik,

laboratorium test (dimana cairan serebrospinal normal dan pemeriksaan

darah

r u t i n   n o r m a l   a t a u   s e d i k i t   m e n i n g g i ,   s e d a n g k a n   S G O T ,   C P K 

d a n   S E R U M   a l d o l a s e   s e d i k i t meninggi karena kekakuan otot-

otot tubuh), serta riwayat imunisasi yang lengkap atau

tidak lengkap, kekakuan otot-otot tubuh), risus sardonicus dan kesadaran

yang tetap normal.

a) Meningitis bacterial

Pada penyakit ini trismus tidak ada, kesadaran penderita biasanya

menurun. Diagnosis ditegakkan  dengan  melakukan  lumbal  pungsi,

dimana  adanya  kelainan  cairan serebrospinal yaitu jumlah sel

meningkat, kadar protein meningkat dan glukosa menurun.

b) Poliomyelitis

Didapatkan adanya paralisis flaksid dengan tidak dijumpai adanya

trismus. Pemeriksaan cairan  serebrospinalis  menunjukan

lekositosis.  Virus polio  diisolasi dari tinja danpemeriksaan

serologis, titer antibody meningkat.

c) R a b i e s

S e b e l u m n y a   a d a   r i w a y a t   g i g i t a n   a n j i n g   a t a u   h e w a n  

l a i n . T r i s m u s   j a r a n g   d i t e m u k a n , kejang bersifat klonik.

d) Keracunan strychnine

Pada keadaan ini trismus jarang, gejala berupa kejang tonik umum

e) T e t a n i

Timbul karena hipokalsemia dan hipofosfatemia dimana kadar kalsium

dan fosfat dalams e r u m r e n d a h . Y a n g k h a s b e n t u k s p a s m e

o t o t i a l a h k a r p o p e d a l s p a s m e d a n b i a s a n y a diikuti

dengan laringospasme, jarang dijumpai trismus.

f) Retropharyngeal abses

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 14

Page 15: Tetanus

Tetanus

Trismus selalu ada pada penyaikit ini, tetapi kejang umum tidak ada.

g) Tonsillitis berat

Pada penderita panas tinggi, kejang tidak ada tapi trismus ada.

h) Efek samping fenotiasin

Adanya riwayat minum obat fenotiasin. Kelainan berupa sindrom

ektrapiramidal. Adanya reaksi distonik akut, torsicolis dan kekakuan

otot.

i) Kaku kuduk juga dapat terjadi pada mastoiditis, pneumonia

lobaris atas, miositis leher dan spondilitis leher.

Berikut ini Tabel 3 yang memperlihatkan differential diagnosis

Tetanus :

H. PENATALAKSANAAN

Umum

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 15

Page 16: Tetanus

Tetanus

Tujuan  terapi  ini  berupa  mengeliminasi  kuman  tetani,

menetralisirkan  peredaran  toksin,mencegah spasme otot dan

memberikan bantuan pemafasan sampai pulih. Dan tujuan

tersebutdapat diperinci sbb :

1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa :

Membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi

jaringan nekrotik),

membuangb e n d a   a s i n g   d a l a m   l u k a   s e r t a   k o m p r e s  

d e n g a n   H 2 0 2 , d a l a m   h a l   i n i p e n a t a l a k s a n a a n ,

terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam setelah ATS

dan pemberian Antibiotika , Sekitar luka disuntik ATS.

2. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan

tergantung kemampuan membuka mulut danmenelan. Bila

ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral.

3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan

tindakan terhadap penderita

4. Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu.

5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

Obat- obatan

Antibiotika

Diberikan parenteral Peniciline 1,2 juta unit / hari selama 10 hari, IM.

Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan Peniciline dosis

50.000 Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 7-10 hari.

Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain

seperti tetrasiklin dosis 30-40 mg/kgBB/ 24 jam, tetapi dosis tidak melebihi

2 gram dan diberikan dalam d o s i s   t e r b a g i   (   4   d o s i s   ) .  

B i l a   t e r s e d i a   P e n i c i l i n e   i n t r a v e n a , d a p a t   d i g u n a k a n  

d e n g a n   d o s i s 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari.

Antibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetatif dari

C.tetani, bukan

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 16

Page 17: Tetanus

Tetanus

untuk t o k s i n   y a n g   d i h a s i l k a n n y a .   B i l a   d i j u m p a i   a d a n y a  

k o m p l i k a s i   p e m b e r i a n   a n t i b i o t i k a   b r o a d spektrum dapat

dilakukan. Tetrasiklin, Eritromisin dan Metronidazole Diberikan terutama

bila penderita alergi penisilin.

- Tertasiklin : 30-50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis

- Eritromisin : 50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis, selama 10 hari.

- Metronidazole loading dose 15 mg/KgBB/jam selanjutnya

7,5 mg/KgBB tiap 6 jam

Anti tetanus toksin

Selama infeksi, toksin tetanus beredar dalam 2 bentuk :

-   T o k s i n   b e b a s   d a l a m   d a r a h

- Toksin bergabung dengan jaringan saraf 

Yang dapat dinertalisir adalah toksin yang bebas dalam

darah. Sedangkan yang telah bergabung dengan jaringan saraf

tidak dapat di netralisir oleh antioksidan. S e b e l u m pemberian

antitoksin harus dilakukan : anamnesa apakah ada riwayat alergi, tes kulit

dan m a t a , d a n h a r u s s e d i a a d r e n a l i n 1 : 1 0 0 0 . I n i d i l a k u k a n

k a r e n a a n t i t o k s i n b e r a s a l d a r i serum kuda, yang bersifat

heterolog sehingga mungkin terjadi syok anafilaktik. D o s i s A T S y a n g

d i b e r i k a n a d a b e r b a g a i p e n d a p a t . B e r h r m a n n ( 1 9 8 7 ) d a n

G r o s s m a n (1987) menganjurkan dosis 50.000-100.000 U yang

diberikan setengah lewat i.v dan s e t e n g a h n y a   i . m .  

p e m b e r i a n   l e w a t   i . v d i b e r i k a n   s e l a m a   1 - 2   j a m .

D i   F K U I   ,   A T S diberikan dengan dosis 20.000 u selama 2 hari.

Di Manado, ATS diberikan dengan dosis i.m, sekali pemberian. Antitoksin

lainnya Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG)

dengan dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh

diberikan secara intravena karena TIG mengandung "anti

complementary aggregates of globulin ", yang mana ini

dapatmencetuskan reaksi allergi yang serius.

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 17

Page 18: Tetanus

Tetanus

Tetanus Toksoid

Pemberian  Tetanus  Toksoid  (TT)  yang  pertama, dilakukan

bersamaan  dengan  pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang

berbeda dengan alat suntik yang berbeda. Pemberian dilakukan

secara I.M. Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar

terhadap tetanus selesai.

Antikonvulsan

Tabel : JENIS ANTIKONVULSAN

JENIS

OBAT

DOSIS EFEK SAMPING

Diazepam 0,5-1,0mg/kg Berat badan 4 jam 

(IM)

Stupor, koma

Meprobamat 300 – 400 mg/ 4 jam (IM)  Tidak ada

Klorpromasi

n

25 – 75 mg/ 4 jam (IM)  Hipotensi

Fenobarbital  50 – 100 mg/ 4 jam (IM) Depresi pernapasan

Obat yang lazim digunakan ialah :

D i a z e p a m .

B i l a p e n d e r i t a d a t a n g   d a l a m k e a d a a n k e j a n g   m a k a

d i b e r i k a n d o s i s 0 , 5 mg/kgbb/kali i.v. perlahan-lahan dengan

dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali k e j a n g .  

K e m u d i a n   d i i k u t i   p e m b e r i a n   d i a z e p a m   p e r o r a l

( s o n d e   l a m b u n g )   d e n g a n dosis 0,5/kgbb/kali sehari diberikan 6

kali.- Dosis maksimal diazepam 240mg/hari. Bila masih

kejang (tetanus yang sangat berat), harus  dilanjutkan  dengan

bantuan  ventilasi  mekanik,  dosis  diazepam  dapat  ditingkatkan

sampai 480mg/hari dengan bantuan ventilasi mekanik, dengan atau

tanpa k u r a r i s a s i .  

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 18

Page 19: Tetanus

Tetanus

D a p a t   p u l a   d i p e r t i m b a n g k a n   p e n g g u n a a n   m a g n e s i u m  

s u l f a t ,   b i l a   a d a gangguan saraf otonom.

Fenobarbital.

Dosis awal : 1 tahun 50 mg i.m.; 1 tahun 75 mg i.m.

Dilanjutkan dengan dosis oral 5-9 mg/kgbb/hari dibagi dalam

3 dosis.

Largactil. Dosis yang dianjurkan 4 mg/kgbb/hari dibagi

dalam 6 dosis.

I. Komplikasi

- P a d a   s a l u r a n   p e r n a p a s a n Oleh karena spasme otot-otot

pernapasan dan spasme otot laring dan seringnya kejang

menyebabkan  terjadinya  asfiksia. Karena  akumulasi  sekresi

saliva  serta  sukar

m e n e l a n   a i r   l i u r   d a n   m a k a n a n   d a n   m i n u m a n   s e h i n g

g a   s e r i n g   t e r j a d i   p n e u m o n i a aspirasi,

atelektasis akibat obstruksi

oleh secret. Pneumothoraks dan mediastinal emfisema

biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.

- P a d a   k a r d i o v a s k u l a r   Komplikasi  berupa  aktivitas  simpatis

meningkat  antara  lain  berupa  takikardia, hipertensi,

vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.

- P a d a   t u l a n g   d a n   o t o t -   P a d a   o t o t k a r e n a   s p a s m e

y a n g b e r k e p a n j a n g a n b i s a t e r j a d i p e r d a r a h a n

d a l a m o t o t .

P a d a   t u l a n g   d a p a t   t e r j a d i   f r a k t u r   c o l u m n a  

v e r t e b r a l i s   a k i b a t   k e j a n g   y a n g   t e r u s menerus

terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti

melaporkan juga dapat miositis ossifikans sirkumskripta

-   K o m p l i k a s i   y a n g   l a i n   :

1. Laserasi lidah akibat kejang

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 19

Page 20: Tetanus

Tetanus

2. Dekubitus karena penderita berbaring satu posisi saja

3. Panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau toksin

yang menyebar luas dan mengganggu pusat pengatur suhu.

P e n y e b a b   k e m a t i a n   p a d a   t e t a n u s   i a l a h   a k i b a t  

k o m p l i k a s i y a i t u   :   b r o n k o p n e u m o n i a , cardiac arrest,

septicemia dan pneumothoraks.

J. PROGNOSIS

Dipengaruhi oleh beberapa factor :

M a s a   i n k u b a s i

M a k i n   p a n j a n g   m a s a   i n k u b a s i n y a   m a k i n   r i n g a n  

p e n y a k i t n y a ,   s e b a l i k n y a   m a k i n pendek masa inkubasi

penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7

haritergolong berat.

U m u r

Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka

prognosanya makin jelek.

P e r i o d   o f   o n s e t

P e r i o d   o f   o n s e t   a d a l a h   w a k t u   a n t a r a   t i m b u l n y a   g e j a l a  

t e t a n u s ,   m i s a l n y a   t r i s m u s sampai terjadinya kejang umum.

Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.

P a n a s

Pada tetanus tidak selalu ada febris. Adanya hiperpireksia

prognosanya jelek.

P e n g o b a t a n

Pengobatan yang terlambat prognosanya jelek.

Ada tidaknya komplikasi

 Frekusensi kejang

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 20

Page 21: Tetanus

Tetanus

Semakin sering prognosanya makin jelek.

K. PENCEGAHAN

Sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid

merupakan satu-satunya cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. 

Pencegahan denganpemberian imunisasi telah dapatd i m u l a i  

s e j a k   a n a k

b e r u s i a   2   b u l a n ,   d e n g a n   c a r a   p e m b e r i a n   i m u n i s a s i   a k t i f   (  

D P T a t a u   D T   ) .

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik

daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus

diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis,

tetanus) Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster . Selain

itu perawatan luka yang benar dan anti tetanus serum untuk

profilaksis.

BAB III

KESIMPULAN

 

Angka kejadian penyakit tetanus sudah mulai berkurang di Negara

maju, namun berbedadengan yang terjadi di negara berkembang seperti

Indonesia, insiden dan angka kematian akibat tetanus masih cukup

tinggi, hal ini disebabkan karena tingkat kebersihan masih sangat

kurang, mudah terjadi

kontaminasi, perawatan lukayang kurangdiperhatikan, kurangnya 

kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kekebalan

terhadap tetanus.

Tetanus adalah penyakit yang gejalanya adalah

kekakuan dari otot, terutama otot wajahdan leher. Hal ini

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 21

Page 22: Tetanus

Tetanus

disebabkan oleh masuknya spora dari kuman Clostridium tetani yang

masuk melalui luka pada tubuh walaupun luka itu kecil. Berat

ringannya penyakit ini tergantung darim a s a   i n k u b a s i ,   p e r i o d

o f   o n s e t , k e j a n g l o k a l a t a u u m u m

d a n   a d a   a t a u   t i d a k n y a   g a n g g u a n autonomic karena hal ini yang

menyebabkan kematian pada tetanus.. Oleh karena itu

tetanus masih menjadi masalah kesehatan, terutama penyebab 

kematian neonatal  tersering  oleh  karena  tetanus  neonatorum.

Akhir-akhir ini dengan adanya penyebaran program imunisasi di

seluruh dunia, maka angka kesakitan dan kematian menurun secara drastis.

DAFTAR PUSTAKA

- Hendarwanto.llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta: 2001.

- Mardjono, mahar.Neurologi Klinis Dasar . Dian Rakyat, Jakarta:2004.

322

- Markam, Sumarmo.Neurologi Praktis.Widya Medika;Jakarta.2002.

171-176

- http://emedicine.medscape.com/article/786414-overview#showall

- http://www.odh.ohio.gov/pdf/IDCM/tetanus.pdf

- http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf

SMF Neurologi RSUPM - 2011 Page 22