tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah...
TRANSCRIPT
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN
DI WILAYAH KOTA SURAKARTA
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
EKO CAHYONO
A 310090261
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA
Eko Cahyono, A 310090261, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, 123 Halaman. email: [email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini mengdentifikasi mengenai masalah bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan tuturan wacana slogan yang mengandung tindak tutur ekspresif di wilayah kota Surakarta. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa wacana slogan di wilayah kota Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan padan ekstralingual. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta ada sembilan ketegori. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, (1) mengucapkan terima kasih, (2) mengucapkan (3) selamat, mengkritik, (4) rasa senang, (5) menolak, (6) rasa jengkel, dan (7) minta maaf. Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur ekspresif langsung dan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung. Adapun temuan dalam penelitian ini, pertama penggunaan tindak tutur ekspresif yang paling dominan adalah mengucapkan selamat yang persentasenya 43,66%. Kedua penggunaan strategi yang dominan yaitu strategi langsung dengan persentase 100%.
Kata kunci: tindak tutur ekspresif dan slogan
1. Pendahuluan
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena
bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam
pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa tulis.
2
Melalui bahasa manusia selalu berinteraksi untuk memberikan informasi,
gagasan, ide, pesan, maupun berita.
Dalam penggunaan bahasa dalam komunikasi itu dapat
diidentifikasikan fungsi-fungsinya. Fungsi bahasa dalam komunikasi jika
dilihat berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur, ada dua macam.
Pertama fungsi, transaksional apabila dalam berkomunikasi itu yang
dipentingkan isi komunikasi. Dengan fungsi bahasa tersebut, bahasa dapat
digunakan sebagai penyalur informasi. Kedua, fungsi interaksional apabila
yang dipentingkan dalam penggunaan bahasa adalah hubungan timbal balik
(interaksi) antara penyapa dan pesapa. Dalam peristiwa komunikasi, bahasa
dapat menampilkan fungsi yang bervariasi, salah satunya adalah fungsi
ekspresif. Fungsi ekspresif bahasa mengarah pada penyampaian pesan.
Artinya bahasa didayagunakan untuk menyampaikan ekspresi penyampai
pesan (komunikator). Fungsi bahasa tersebut bisa digunakan untuk
mengekspresikan emosi, keinginan, atau perasaan penyampai pesan (Rani,
2006: 19-20).
Tindak tutur suatu tuturan akan menentukan suatu maksud dari
penutur. Penutur akan menuturkan kalimat yang dianggap mudah dan
dipahami oleh orang lain. Sehingga tiap tuturan penutur akan menyesuaian
dengan konteks tuturan itu. Penutur yang ingin mengungkapkan maksud dari
pemikirannya akan menuangkannya dalam bentuk tindak tutur. Sehingga
orang lain akan mengetahui apa yang dimaksud. Untuk mengungkapkan
maksud itu penutur juga harus mengungkapkan dengan keadaan situasi tutur
yang jelas.
Tindak tutur adalah ‘speech act’. Bahwa pada dasarnya pada saat
seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (Nadar, 2009: 11).
Jadi setiap ungkapan suatu bahasa akan dapat dipahami dengan baik apabila
dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut. Karena
seorang penutur akan melakukan suatu tuturan untuk menginformasikan.
Terlebih lagi terkadang apa yang dituturkan seorang belum tentu sesuai
dengan maksud yang dibicarakan apabila konteksnya berbeda. Salah satu
3
media untuk menyampaikan maksud tuturan adalah dengan menggunakan
tulisan. Dalam tulisan itu penutur akan mengekspresikan tuturannya. Slogan
adalah salah satu media yang digunakan untuk mengekspresikan tuturan.
Dengan orang menuliskan slogan pasti penutur mempunyai maksud tersendiri.
Sehingga dengan adanya slogan-slogan yang dipasang diberbagai tempat nanti
akan lebih membantu penutur untuk penyampaian informasi, ide, dan gagasan.
Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatar belakangi
oleh maksud dan tujuan. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang
bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama.
Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan
yang sama. Di dalam pragmatik, berbicara merupakan aktivitas yang
berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) (Wijana dan Rohmadi,
2009: 14).
Slogan merupakan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan ide
atau gagasan penulis. Slogan banyak sekali digunakan dalam kehidupan.
Begitu juga di wilayah kota Surakarta, banyak sekali slogan yang tersebar.
Selain itu, slogan yang ada di wilayah Surakarta tersebar di berbagai tempat.
Banyak slogan terdapat di lingkungan sekolahan, lingkungan pemerintahan
dan lingkungan umum (jalan-jalan, pusat perbelanjaan, perumahan, dan rumah
sakit) dan sebagainya. Sehingga banyak sekali ragam ekspresi dari masing-
masing slogan tersebut. Dalam penulisan slogan tersebut setiap penulis atau
penutur memiliki cara untuk memaparkan ekspresi tujuannya. Penutur akan
menggunakan bahasa singkat dan jelas dalam penulisan. Penggunaan bahasa
yang ada dalam slogan biasanya sangat bervariasi tergantung konteks dan
tujuan penutur.
Persoalannya kemudian adalah bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur
ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dan bagaimana strategi
tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Oleh karena itu,
tujuan yang ingin di capai adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk dan strategi
tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta.
4
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan penekanan pada fakta
atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya
(Sudaryanto, 1993: 5).
Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam slogan di
wilayah kota Surakarta. Subjek penelitian ini adalah wacana slogan yang ada
di wilayah kota Surakarta.
Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan tuturan yang
mengandung tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta.
Sedangkan sumber data adalah asal dari mana data itu diperoleh. Ada pun
sumber data dalam penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah
Kota Surakarta.
Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
teknik simak dan teknik dokumentasi. Teknik simak adalah cara yang
digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan
bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan
bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini
memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Dalam praktik selanjutnya,
teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat
cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. (Makhsun, 2011: 92-
93).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk
menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan
masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. Sebagai metode yang
secara konseptual bersifat abstrak, maka agar dapat teroperasional diperlukan
langkah-langkah konkret yang disebut teknik (Makhsun, 2011: 120). Setelah
data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis dengan teknik padan
ekstralingual. Peneliti akan menganalisis tindak tutur ekspresif dalam slogan
di wilayah kota Surakarta.
5
Teknik validitas data dalam penelitian ini akan menggunakan
trianggulasi data, yaitu teknik yang dilakukan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan sumber data yang berbeda-
beda yang tersedia. Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang
satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data
sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber
sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya, yakni dari sumber yang berupa
catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan
data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2006: 93-94).
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sejalan dengan kerangka berfikir dan pendekatan yang sudah
dikembangkan dalam penelitian ini maka diperoleh bentuk-bentuk dan strategi
tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Bentuk-bentuk
tindak tutur ekspresif itu diantaranya terbagi menjadi 7 kategori; (a)
mengucapkan terima kasih, (b) mengucapkan selamat, (c) mengkritik, (d) rasa
senang, (e) menolak, (f) rasa jengkel, dan (g) minta maaf. Adapun realisasi
bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta
sebagai berikut;
a. Mengucapkan Terima Kasih
Tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak
tutur yang dilakukan untuk mengekspresikan rasa syukur penutur kepada
mitra tutur sesuai dengan konteks tuturan. Realisasi tindak tutur ekspresif
terima kasih dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data
berikut.
(1) Eksplikatur : Terima kasih anda telah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan (SLGN/34).
Konteks : a). Tuturan ini terdapat di RRI Surakarta. b). Penutur mengucapkan terima kasih kepada mitra
tutur karena sudah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan.
c). Penutur adalah pihak RRI Surakarta. d). Mitra tutur adalah pengunjung di RRI Surakarta. Tuturan (1) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan
ekspresif. Tuturan (1) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif
6
terima kasih, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan
terima kasih kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di RRI
Surakarta. Dimana tuturan itu dimaksudkan kepada pengunjung RRI
Surakarta yang telah menaati peraturan untuk tidak makan dan minum di
ruangan. Tuturan (1) adalah ungkapan ekspresif dari pihak RRI Surakarta
kepada mitra tutur yang tidak makan dan minum di ruangan. Ungkapan itu
ditandai dengan penanda lingual “Terima kasih”.
b. Mengucapkan Selamat
Tindak tutur ekspresif selamat adalah tindak tutur yang dilakukan
penutur yang mengandung harapan atas apa yang telah diperoleh mitra
tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 31 data tuturan yang
mengandung ekspresif ucapan selamat. Realisasi tindak tutur ekspresif
ucapan selamat dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data
berikut.
(2) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1).
Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP UMS.
b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.
c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.
d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si.
Tuturan (2) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan
ekspresif. Tuturan (2) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif
selamat, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan selamat
kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di lingkungan FKIP UMS.
Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “selamat dan sukses”.
c. Mengkritik
Tindak tutur ekspresif mengkritik adalah tindak tutur yang
dilakukan penutur untuk menyampaikan masukan kepada mitra tutur.
Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung
7
ekspresif mengkritik. Realisasi tindak tutur ekspresif mengkritik dalam
slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.
(3) Eksplikatur : Kampus kayak penjara pintu ditutup semua bagi yang jalan kaki harus muter-muter kebijakan tolol! (SLGN/70).
Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Kamar mandi kampus Fakultas Hukum UMS.
b). Penutur mengkritik pihak kampus UMS tentang kebijakan yang telah di keluarkan kampus.
c). Penutur adalah pihak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
d). Mitra tutur adalah pimpinan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tuturan (3) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan
tuturan ekspresif. Tuturan (3) adalah tindak tutur yang berkategori
ekspresif mengkritik, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk
mengkritik pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di kamar mandi
fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ungkapan itu
ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.
d. Rasa Senang
Tindak tutur ekspresif rasa senang adalah tindak tutur yang
dilakukan penutur untuk menyampaikan perasaan puas dan lega terhadap
mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 13 data tuturan yang
mengandung ekspresif rasa senang. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa
senang dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.
(4) Eksplikatur : Ini sekolah baruku teman (SLGN/11). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di SD Kalam Kudus
Surakarta. b). Penutur mengungkapkan rasa senang
dengan keadaan sekolah barunya. c). Penutur adalah pihak sekolah SD Kalam
Kudus. d). Mitra tutur adalah semua semua murid SD
Kalam Kudus Surakarta.
8
Tuturan (4) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan
tuturan ekspresif. Tuturan (4) adalah tindak tutur yang berkategori
ekspresif rasa senang, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan rasa puas dan lega pada mitra tutur. Tuturan tersebut
terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan
penanda lingual “implikatur”.
e. Menolak
Tindak tutur ekspresif menolak adalah tindak tutur yang dilakukan
penutur karena tidak menerima ungkapan mitra tutur . Berdasarkan data
penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak.
Realisasi tindak tutur ekspresif menolak dalam slogan di wilayah Kota
Surakarta tampak pada data berikut.
(5) Eksplikatur : PDI Perjuangan menolak kenaikan dasar listrik (SLGN/72).
Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Solo Baru. b). Penutur menolak kepada mitra tutur untuk
kenaikan tarif dasar listrik. c). Penutur adalah ketua fraksi PDIP Puan
Maharani. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat
Surakarta.
Tuturan (5) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan
tuturan ekspresif. Tuturan (5) adalah tindak tutur yang berkategori
ekspresif menolak, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menolak
adanya kenaikan tarif dasar listrik. Ungkapan itu ditandai dengan penanda
lingual “implikatur”.
f. Rasa Jengkel
Tindak tutur ekspresif rasa jengkel adalah tindak tutur yang
dilakukan penutur untuk menyampaikan kekesalan hatinya kepada mitra
tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 2 data tuturan yang
mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa
jengkel dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.
9
(6) Eksplikatur : Bukan tempat sampah dilarang buang sampah di sini! (SLGN/67).
Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.
b). Penutur merasa jengkel kepada mitra tutur karena membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan.
c). Penutur adalah pihak perumahan di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.
d). Mitra tutur adalah semua masyarakat.
Tuturan (6) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan
tuturan ekspresif. Tuturan (6) adalah tindak tutur yang berkategori
ekspresif rasa jengkel, yaitu tidak tutur yang dimaksudkan untuk melarang
mitra tutur agar tindak membuang sampah sembarangan di sekitar
perumahan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.
g. Minta Maaf
Tindak tutur ekspresif minta maaf adalah tindak tutur yang
dilakukan penutur untuk menyampaikan prmintaan ampun atau penyesalan
kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 7 data tuturan
yang mengandung ekspresif minta maaf. Realisasi tindak tutur ekspresif
minta maaf dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data
berikut.
(7) Eksplikatur : Maaf jalan ditutup. (SLGN/62). Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Slamet Riyadi
Surakarta Surakarta. b). Penutur meminta maaf kepada mitra tutur
karena jalan sedang ditutup karena ada car free day setiap minggu pagi.
c). Penutur adalah pihak Kapolres Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat
Surakarta.
Tuturan (7) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan
tuturan ekspresif. Tuturan (7) adalah tindak tutur yang berkategori
ekspresif minta maaf, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk meminta
maaf kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di jalan Slamet Riyadi
Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “Maaf”.
10
Strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota
Surakarta yang digunakan penutur ada 2 yaitu, strategi langsung dan
strategi tidak langsung.
a. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Langsung
Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan
penutur kepada lawan tutur secara langsung tentang apa yang
diinginkan penutur. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan
ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif langsung sebagai
berikut.
(1) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1).
Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP UMS.
b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.
c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.
d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan slogan pada data (1) menggunakan strategi tindak tutur
ekspresif langsung. Tuturan itu secara langsung bermaksud untuk
mengucapkan selamat dan sukses atas gelar doktor yang diperoleh Dr.
Sumardi, M. Si.
b. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung
Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang
dilakukan penutur kepada lawan tutur secara tidak langsung tentang
apa yang diinginkan penutur, tetapi menggunakan bentuk lain.
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan tidak ditemukan
penggunaan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung.
11
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tindak tutur ekspresif
dalam slogan di wilayah kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)
Ada Sembilan macam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di
wilayah kota Surakarta. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi,
mengucapkan terima kasih (16,90%), mengucapkan selamat (43,66%),
mengkritik (1,41%), rasa senang (19,72%), menolak (5,63%), rasa jengkel
(2,82%) dan, minta maaf (9,86%). (2) Ada dua strategi bertindak tutur
ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur
langsung dan strategi tindak tutur tidak langsung. Dengan persentase masing-
masing strategi tindak tutur ekspresif langsung (100%), sedangkan strategi
tindak tutur ekspresif tidak langsung (0%).
Akhirnya disarankan agar (1) Perlu dilakukan pengkajian mendalam
tentang slogan, baik dari segi bentuk maupun analisis, agar analisis tentang
slogan lebih luas lagi. (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis
slogan dari berbagai jenis tindak tutur, agar kita bisa memperkaya ilmu
pengetahuan tentang tindak tutur.
Daftar Pustaka
Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Makhsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Wijana, I Dewa Putu dan muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.