tinjauan pengelolaan zakat dalam meningkatkan …

82
TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN EKONOMI (STUDI OBJEK BAZNAS KABUPATEN BANTAENG) SKRIPSI Oleh Jusnawati NIM: 10525023515 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020 M/1442 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

ii

TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

(STUDI OBJEK BAZNAS KABUPATEN BANTAENG)

SKRIPSI

Oleh

Jusnawati

NIM: 10525023515

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020 M/1442 H

Page 2: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

iii

TINJUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

(STUDI OBJEK BAZNAS KABUPATEN BANTAENG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Hukum Ekonomi Syariah ( SH ) Pada Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar

Oleh

Jusnawati

NIM: 10525023515

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020 M/1442 H

Page 3: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

iv

Page 4: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

v

Page 5: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

vi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat dengan

mayoritas muslim terbanyak. Dalam syariat islam, salah satu cara untuk mengatur,

mendapatkan dan memanfaatkan harta adalah melalui zakat. Zakat merupakan

rukun islam yang ketiga, dan merupakan rukun yang terpenting setelah shalat.

Dimana zakat merupakan ibadah yang berkaitan dengan harta benda, mengandung

dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah yang mengatur hubungan antara

manusia dengan penciptanya dan hablum minannas yang mengatur hubungan

antara manusia dengan manusia.

Membayar zakat merupakan kewjiban bagi setiap muslim yang memiliki

kemampuan, oleh karena itu mengetahui tata cara dan hukum-hukumnya juga

menjadi keharusan dan kewajiban bagi setiap muslim. Kemampuan di maksud

adalah seseorang yang memiiki harta cukup satu nisab setelah kebutuhan pokok

dirinya dan rumah tangganya terpenuhi. Kemampuan itu ada yang berkaitan

dengan jumlah (kadar harta) dan ada yang berkaitan dengan kadar waktu. Satu

nisab sebagai standar minimal yang ditetapkan syara‟ dalam kaitannya dengan

kuantitas (jumlah) dan haul disyaratkan berkenaan dengan rentang waktu

kepemilikan atas harta kekayaan.

Pengelolaan zakat di Indonesia telah diatur dalam UU No. 38/1999 tentang

pengelolaan zakat yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan

dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat.

Keberadaan zakat sangat penting seperti yang tertulis dalam pasal 5 Undang -

Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 yaitu pengelolaan zakat bertujuan

1

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor : Jl. Sultan Alauddin, Gedung Iqra, Lt. 4 II/17 Fax/Tel. (0411) 851914 Makassar 90223

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Judul Proposal :“Tinjauan Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan

Pembangunan Ekonomi (Studi Objek Baznas

Kabupaten Bantaeng)”.

Nama : Jusnawati

NIM : 10525023515

Fakultas/Prodi : Agama Islam/ Hukum Ekonomi Syariah

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka Skripsi ini

dinyatakan memenuhi syarat untuk diujikan didepan tim penguji ujian skripsi

pada prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar

Makassar, 17 Juli 2020

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Saidin Mansyur, S.S.,M.Hum Siti Walida Mustamin, S.Pd. M.Si

NIDN. 0916067103 NIDN. 0901109103

Page 6: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

vii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jusnawati

NIM : 10525023515

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tida k melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka

bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 16 Dzulqaidah 1441 H

25 Juli 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Jusnawati

NIM 10525023515

Page 7: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

viii

ABSTRAK

Jusnawati. 105 25023515. Judul Skripsi: Tinjauan Pengelolaan Zakat dalam

Meningkatkan Pembangunan Ekonomi (Studi Objek BAZNAS Kabupaten

Bantaeng). Dibimbing oleh Bapak Saidin Mansyur dan Ibu Siti Walida

Mustamin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan zakat yang

berlandaskan syariah pada Baznas kabupaten bantaeng dan pembangunan

ekonomi dengan cara pengelolaan yang sudah efektif, terkait dengan

pengumpulan, pengelolaan dan pendistribusian dananya dengan melihat besarnya

dana zakat dan pendayagunaannya yang meliputi beberapa aspek kesehatan dan

pendidikan serta modal usaha yang dapat membantu dalam mendanai kehidupan

sehari-hari atau bersifat produktif.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya ini dimana data

yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk wawancara kemudian

diberikan penjelasan dan kesimpulan disetiap petanyaan yang diajukan.

Berdasarkan dari hasil observasi wawancara yang diperoleh Jika dilihat dari

hasil wawancara penerapan zakat menurut syariah, penerapan dan peningkatan

pembangunan ekonomi sudah sesuai dengan apa dipertanyakan.

Kata kunci : Pengelolaan zakat dan pembangunan ekonomi.

Page 8: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

ix

ABSTRACT

Jusnawati. 105 25023515. Thesis Title: Overview of zakat Management in

Increasing Economic Development (Object Study of BAZNAS Bantaeng

Regency). Supervised by Mr. Saidin Mansyur and Mrs. Siti Walida Mustamin.

This thesis aims to find out how the application of zakat in improving the

economy of the bantaeng community in order to improve the welfare of people

who are less fortunate in bantaeng who are assisted by the Baznas Bantaeng

district with effective management, related to the collection, management and

distribution of funds by looking at the amount of zakat funds and utilization which

includes several aspects of health and education as well as business capital that

can assist in funding daily life or of a productive nature.

The research was conducted at Baznas Bantaeng Regency. The type of

research used is qualitative research methods, data collection through observation,

interviews and documentation. This data analysis is where the data obtained and

presented in the form of interviews are then given an explanation and conclusions

in each of the questions asked. the results of interview observations obtained.

When viewed from the results of interviews the application of zakat according to

sharia, the application and improvement of economic development is in

accordance with what is questioned.

The results of this study indicate that the zakat that has been distributed by

Baznas to the community has been carried out well as expected by the Bantaeng

district government and the Bantaeng community.

Key words: zakat management and economic development.

Page 9: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil Alamin. Seluruh jiwa, roh dan jasadku memuji,

meminta pertolongan, meminta ampun kepada-Nya. Kami bersaksi bahwa tidak

ada yang berhak untuk disembah melainkan Allah Swt dan kami bersaksi bahwa

Muhammad adalah utusan Allah dan salam dan sholawat tetap tercurahkan atas

beliau, sahabat serta para pengikutnya yang beradadalam lingkaran islam.

Dalam penyusunan proposal ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak

lain berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi dapat teratasi. Ucapan terima kasih yang tak terhingga , peneliti

haturkan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiya Makassar

3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Ketua Prodi Hukum Ekonomi

Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Saidin Mansyur, S.S,.M.Hum. Dosen Pembimbing I yang telah

memberi kritik, saran dan masukan dalam penulisan proposal ini.

5. Siti Walida Mustamin, S.Pd. M.Si. Dosen Pembimbing II yang telah

memberi saran, kritik dan masukan dalam penulisan proposal ini.

Page 10: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xi

6. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Sattu dan Hawati

atas cinta kasih yang telah diberikan dan tiada henti-hentinya

mendoakan dan mendukung saya selama ini.

7. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada saudara saya Jusran,

Muhammad Yusuf, Suhartina, Rahmawati, Masdawati, Sunarti,

Nurlinda yang selalu memberi dukungan dan semangat selama ini.

8. Kepada sahabat-sahabat saya the Nine gengs Mirna, Hasrah, Widya,

Lisna, Nhiar, Andri, Fitri dan ikha yang selalu memberikan support dan

dukungan selama ini.

9. Kakanda dan adinda di Fakultas agama islam, terima kasih atas cinta

kasih dan dukungannya baik moral maupun moril

10. Ucapan terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan kelas A

prodi hekis dan juga teman KKP di kelurahan sabintang yang selama

dua bulan dalam sebuah ikatan yang banyak memberi inspirasi terutama

dalam pendidikan.

11. Serta semua pihak yang tidak sempat saya tuliskan satu-persatu yang

telah memberikan bantuan kepada penulis secara langsung maupun

tidak langsung semoga menjadi amal ibadah di sisinya.

Page 11: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xii

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun kerena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan

berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin

Makassar, 25 Dzulqaidah 1441

17 Juli 2020

Penulis

Page 12: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................................. iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ v

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA & TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis........................................................................................... 8

1. Pengertian Zakat...................................................................................... 8

2. Pembangunan Ekonomi ........................................................................ 26

B. Kerangka Pikir ............................................................................................ 33

C. Peneliti Terdahulu....................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 36

Page 13: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xiv

B. Metode Pendekatan.................................................................................... 36

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 37

D. Metode Pengelolaan dan Analisis Data ..................................................... 38

E. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 40

1. Sejarah Terbentuknya BAZNAS Kabupaten Bantaeng ....................... 40

2. Visi dan Misi BAZNAS Kabupaten Bantaeng ...................................... 41

3. Tujuan BAZNAS Kabupaten Bantaeng ................................................ 42

4. Sumber Penerimaan Zakat, Infaq dan sedekah ..................................... 42

5. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Bantaeng ............................ 44

6. Program dan Kegiatan ........................................................................... 45

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54

1. Penerapan zakat yang Berlandaskan Syariah pada BAZNAS Kabupaten

Bantaeng .................................................................................................... 54

2. Bagaimana Penerapan Zakat untuk Meningkatkan Pembangunan

Ekonomi Pada Baznas Kabupaten Bantaeng ............................................ 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 61

B. Saran ........................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................65

LAMPIRAN ...................................................................................................................66

Page 14: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Penerimaan pengumpulan zakat BAZNAS ..........................................49

Tabel 4.2 Daftar Pendistribusian Zakat dan Infaq BAZNAS ...........................................54

Page 15: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikirr ................................................................................. 33

Page 16: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat dengan

mayoritas muslim terbanyak. Dalam syariat islam, salah satu cara untuk mengatur,

mendapatkan dan memanfaatkan harta adalah melalui zakat. Zakat merupakan

rukun islam yang ketiga, dan merupakan rukun yang terpenting setelah shalat.

Dimana zakat merupakan ibadah yang berkaitan dengan harta benda, mengandung

dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah yang mengatur hubungan antara

manusia dengan penciptanya dan hablum minannas yang mengatur hubungan

antara manusia dengan manusia.

Membayar zakat merupakan kewjiban bagi setiap muslim yang memiliki

kemampuan, oleh karena itu mengetahui tata cara dan hukum-hukumnya juga

menjadi keharusan dan kewajiban bagi setiap muslim. Kemampuan di maksud

adalah seseorang yang memiiki harta cukup satu nisab setelah kebutuhan pokok

dirinya dan rumah tangganya terpenuhi. Kemampuan itu ada yang berkaitan

dengan jumlah (kadar harta) dan ada yang berkaitan dengan kadar waktu. Satu

nisab sebagai standar minimal yang ditetapkan syara‟ dalam kaitannya dengan

kuantitas (jumlah) dan haul disyaratkan berkenaan dengan rentang waktu

kepemilikan atas harta kekayaan.

Pengelolaan zakat di Indonesia telah diatur dalam UU No. 38/1999 tentang

pengelolaan zakat yang didalamnya mengatur segala kegiatan yang berhubungan

dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

Page 17: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

2

pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan terhadap dana zakat.

Keberadaan zakat sangat penting seperti yang tertulis dalam pasal 5 Undang -

Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 1999 yaitu pengelolaan zakat bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesu ai

dengan tuntunan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan

dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilansosial, serta

meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat (Mus.ab, 2011).

Pada Undang - Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

menyatakan pada pasal 1 point 7 bahwa Badan Amil Zakat Nasional yang

selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat

secara nasional. Sedangkan pada point 8 disebutkan bahwa Lembaga Amil Zakat

yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang

memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat.

Penetapan zakat ini pada dasarnya bertujuan untuk pengendalian diri bagi

seseorang atas harta yang diberikan oleh Allah Swt. Kepadanya.

Zakat telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an pada 82 ayat, diantara ayat-ayat Al-qur‟an

tersebut dalam surah QS.An-nur (24): 56.

Terjemahnya:

“Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah

kepada rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.”

Page 18: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

3

Adapun Hadis yang menegaskan kewajiban dalam berzakat dari Ibnu

Abbas Radhiyallohu‟anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam

mengututus Mu‟adz dari harta mereka yang diambil dari orang itu dan didalamnya

beliau bersabda:

Rasulullah Saw. Bersabda ;

: { }

“Tidaklah ada harta yang hancur di dalam daratan maupun lautan kecuali

disebabkan dengan tidak membayar zakat, imam An-Nawawi.”

Zakat dibagi menjadi dua macam yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Zakat

mal yaitu zakat yang harus dikeluarkan setiap umat muslim terhadap harta yang

dimiliki. Yang telah memenuhi syarat, haul, nisab dan kadarnya. Menurut

undang-undaang No 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dalam penjelasan

pasal 11 ayat (1) disebutkan. Zakat mal adalah sebagian harta yang disisihkan

oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan

ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Harta zakat mal yang dikeluarkan adalah emas, perak, binatang, tumbuh-

tumbuhan (buah-buahan dan biji-bijian) dan barang perniagaan. Orang yang

disepakati wajib mengeluarkan zakat mal, ialah orang islam yang merdeka, balig

(telah sampai umur), berakal dan memiliki nisab dengan milik yang sempurna.

Syarat terakhir untuk mencapai satu nisab, diperuntukan kepada zakat mal yang

sudah dimiliki selama 1 tahun.1

1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1

Page 19: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

4

Sedangkan zakat fitrah berbeda dengan zakat mal dalam berbagai segi.

Zakat fitrah lebih mengacu kepada orang, baik pembayar zakat (muzakki) maupun

penerimanya (mustahiq), sedangkan zakat mal lebih mengacu pada zakat harta.

Penunaian zakat fitrah bertujuan untuk:

1. Membersihakan seorang yang baru menyelesaiakan ibadah puasa dari

noda-noda yang mengganggu kesucian ibadah puasanya.

2. Memberikan kelapangan bagi kaum fakir miskin, terutama dalam hal

pangan dan sandang pada hari idul fitri.

Adapun zakat bertujuan untuk mensucikan jiwa dari sifat kikir dan

menghilangkan sifat dengki dan benci. Sifat hasad dan dengki akan

menghancurkan keseimbangan pribadi, jasmani dan rohani seseorang.2

Zakat Oleh sebagian tokoh islam, dianggap sebagai solusi untuk mencapai

keadilan bagi masyarakat, khususnya keadilan ekonomi. Dengan adanya zakat,

Kemakmuran masyarakat diharapkan akan semakin bertambah atau dapat

mengurangi tingkat kemiskinan. Selain itu kesenjangan ekonomi tidak bertambah

melebar yang berakibat terjadinya kecemburuan sosial. Keadaan demikian dapat

direalisasikan apabila zakat benar-benar dikeluarkan oleh kaum muslimin yang

mampu. Satu hal yang penting dalam masalah ini adalah pengelolaan zakat yang

meliputi: perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

2 Departemen Agama RI, Fiqih Zakat, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2008),

hlm. 43

Page 20: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

5

pengumpulan dan pendistribusian serta pemberdayaan zakat, sehingga dapat

sesuai dengan tujuan diwajibkannya zakat.3

Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara

ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain,

pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari satu bangsa untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang

ada. Jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti pemerataan hasil-hasil

pembangunan pada seluruh golongan masyarakat, maka hal tersebut tidak ada

manfaatnya dalam mengurangi ketimpangan pendapatan.

Pada era modern ini, persoalan zakat dapat menjadi signifikan bukan saja

karena dimensi mahdah (ibadah semata) dan sosial yang dimilikinya, melainkan

juga terjadinya perluasan dan perkembangan pada sektor-sektor yang dikenai

wajib zakat. Pada masa awal-awal Islam sektor jasa bukan hal yang dominan,

berbeda dengan masa globalisasi sekarang ini, sektor jasa merupakan lahan

strategis dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Sehingga tidak ragu lagi para ulama

muta‟akhirin mengidentifikasi hasil pendapatan dari jual jasa ini terkena wajib

bayar zakat.4

Zakat juga diyakini mampu menjadi sumber keseimbangan perekonomian

ummat, menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran serta

kemiskinan. Namun melalui lembaga-lembaga zakat yang ada ummat belum

3 Masadar F Mas‟udi, Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, cet ke-3

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 34 4 Masadar F Mas‟udi, Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Cet. III,

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), hlm. 51

Page 21: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

6

memaksimalkan pontensi yang ada. sebagai pemberian kepada orang yang lemah

atau memenuhi kebutuhan sesaat orang tersebut.5

Dalam artian lain, zakat dapat merupakan salah satu faktor penunjang

lajunya pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan dan pemerataan keadilan

dalam kemakmuran serta kemakmuran dalam keadlian.

Pendekatan islam terhadap sistem islam merupakan sebuah pendidikan

terhadap peradaban manusia sebagai satu keseluruhan. Ia menolak untuk

memandang persoalan-persoalan ekonomi secara terpisah dari semua kebutuhan

manusia dan lainnya, dan justru menekankan agar meletakkannya dalam

perspektif yang. Ekonomi mempunyai ciri khas terutama karena adanya unsur

transendentalisme, yaitu kecerdasan moral dan spiritual yang bersumber dari

Allah swt.

Dari berbagai sumber pendapatan dan penerimaan ekonomi yang dapat

menunjang pembangunan adalah zakat sebagai aset ekonomi masyarakat islam

untuk membantu atau meringankan masalah perekonomian kaum lemah (miskin)

baik dalam bentuk barang ataupun dengan bentuk uang.

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah penulis deskripsikan di

atas, maka dapat diketahui bahwa permasalahan pokok pasca penulisan ini yang

sekaligus sebagai kerangka acuan dalam pembahasan selanjutnya adalah

bagaimana penerapan zakat dalam islam terutama dari segi meningkatkan

kegiatan pembangunan ekonomi sekarang.

5 Nabil Fathi al Mi‟dawi, az Zakat sabiil lil hilli al masyaakil al iqtisodiyah al ijtimaiyah

(Cairo: Jami‟atul al Azhar, 1998), hlm. 2

Page 22: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

7

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan zakat pada Baznas Kabupaten Bantaeng?

2. Bagaimana pengelolaan zakat dalam meningkatkan pembangunan ekonomi

masyarakat pada Baznas Kabupaten Bantaeng ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan zakat pada Baznas Kabupaten Bantaeng.

2. Untuk mengetahui pengelolaan zakat dalam meningkatkan pembangunan

ekonomi masyarakat pada Baznas Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peniliti, Penelitian ini berguna sebagai tambahan wawasan ilmu

pengetahuan yang pada akhirnya dapat berguna ketika peneliti sudah

berperan aktif pada kehidupan masyarakat.

2. Bagi masyarakat, Diharapakan penelitian ini dapat memberikan pemahaman

kepada masyarakat tentang peranan zakat dalam meningkatkan

pembangunan ekonomi masyarakat.

3. Bagi akademis, hasil penelitian ini dapat membantu dalam menambah

wawasan dan referensi keilmuan mengenai zakat.

Page 23: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti yaitu al-

barakatu “keberkatan” al-namaa pertumbuhan dan perkembangan ath-thaharatu

“kesucian”. Kata zakat juga berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan

subur. Sedangkan secara istilah yaitu zakat bagian dari harta dengan persyaratan

tertentu yang allah wajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada

penerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. Hubungan antara pengertian

zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat sekali yaitu bahwa harta

yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, dan bertambah suci.6

Perkataan zakat berasal dari kata zakat, artinya tumbuh dengan subur,

makna lain kata zakat, sebagaimana digunakan dalam al-qur‟an adalah suci dari

dosa. Dalam kitab-kitab hukum hukum islam, perkataan zakat itu diartikan suci,

tumbuh, dan berkembang serta berkah ika pengertian itu dihubungkan dengan

harta, maka menurut ajaran islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh dan

berkembang, bertambah suci dan berkah. Jika dirumuskan maka zakat adalah

6 Dr. K. H. Didin Hafiuddin, M. Se, Zakat dalam Perekonomian Moderen. (Cet. 1

Jakarta: Gema Insani. Press, 2002) hlm. 7

Page 24: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

9

sebagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi

syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.7

a. Zakat dalam Al-Qur‟an

Didalam al-qur‟an banyak ayat yang menyuruh, memerintahkan dan

mengajarkan kita menunaikan zakat sedemikian pula banyak hadist nabi

yang memerintahkan kita memberikan zakat itu. Diantara firman allah yang

berkenaan dengan zakat ini ialah didalam surah At-Taubah:60 dan 103.

Terjemahnya:

”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At-

Taubah:60).”

7 Muhammad Daud Ali. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. (Cet. 1, Jakarta: 1988)

hlm. 39

Page 25: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

10

Terjemahnya:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk

mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa

buat mereka. Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui.

(QS. At-Taubah:103).8

Dan juga terdapat dalam QS. Ar-Rum:39

Terjemahnya:

“Dan sesungguhnya kita (tambahan) yang kamu berikan agar

bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada

sisi allah dan yang kamu berikan berupa zakat yang kamu

maksudkan untuk mencapai keridhoan allah, maka (yang berbuat

demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan hartanya (QS.

Ar-Rum: 39).”

Beragam manfaat bisa meningkatkan akhlak, sehingga dengan

perjalanan waktu semakin bagus akhlaknya di kemudian hari. Selain

memberikan manfaat dari segi keagamaan dan memperbaiki akhlak, zakat

juga bisa dirasakan dari segi sosial, dan masih banyak lagi manfaat yang

dirasakan terhadap manusia baik di dunia maupun diakhirat.

b. Hikmah dan tujuan zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung beberapa

hikamh yang sangat besar dan mulia, baik hikmah itu berkaitan dengan orang

8 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penerjemah Al-Qur‟an, 1989), hlm. 297

Page 26: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

11

yang berzakat, orang-orang yang menerima zakat, harta yang dikeluarkan

zakatnya, maupun bagi masyarakat secara keseluruhan:

Adapun hikmah yang terkandung dalam melaksanakan zakat antara

lain sebagai berikut:

1. Mensyukuri karunia ilahi, menambah suburkan harta dan pahala serta

membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri, serta dosa.

2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat

kemelaratan.

3. Wujudkan rasa solidaritas dan kasih sayang antara sesama manusia.

4. Manisfestasi kegotongroyongan dan tolong menolong dalam kebaikan

dan takwa.

5. Mengurangi kepakirmiskinan yang merupakan masalah sosial.

6. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial.

7. Salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial.9

Zakat adalah salah satu tiang pokok ajaran islam di al-qur‟an amat

banyak disebutkan perintah zakat bersamaan (serangkai dalam satu susunan

kalimat dengan shalat sebagai pokok ajaran agama atau ibadah. Adapun yang

menjadi tujuan zakat disini adalah:

1. Membantu mengurangi dan mengangkat kaum fakir miskin dari

kesulitan hidup dan penderitaan mereka.

2. Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh al-

qharimin, ibnu sabil dan para mustahit lainnya.

9 Muhammad daud Ali, op. cit. hlm. 41

Page 27: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

12

3. Membina dan merentangkan tali solidaritas (persaudaraan).

4. Mengimbangi ideologi kapitalisme dan komunisme.

5. Menghilangkan sifat bakhil dan penguasaan modal.

6. Menghindari penumpukan kekayaan perseorangan yang dikumpulkan

diatas penderitaan orang lain.

7. Mencegah jurang pemisah kaya miskin yang dapat menimbulkan mala

petaka dan kejahatan sosial.

8. Mengembangkan tanggung jawab perseorangan terhadap kepentingan

masyarakat, dan kepentingan umum.

9. Mendidik dan melaksanakan disiplin dan loyalitas seseorang untuk

menjalankan kewaibannya dan menyerahkan hak orang lain.10

Tujuan zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial, antara lain

bahwa zakat bernilai ekonomi, merealisasi fungsi harta sebagai alat

perjuangan menegakkan agama allah, dan mewujudkan keadilan sosial

ekonomi masyarakat pada umumnya.

Lebih luas bagi wahbah mengurangi tujuan zakat bagi kepentingan

masyarakat yaitu, Menggalang dan semangat saling menunjang dan solidaritas

sosial di kalangan masyarakat islam, merapatkan dan mendekatkan jarak dan

kesenjangan sosial ekonomi dan masyarakat, menanggulangi pembiayaan

yang mungkin timbul akibat berbagai bencana seperti bencana alam dan

sebagainya, menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,

10

Proyek peningkatan sarana keagamaan islam, zakat dan wakaf, “Pedoman zakat 9 seri”

(jakarta; PT. Prodja, 1995), hlm.186

Page 28: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

13

persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat, menjadikan

suatu dana praktis dana khusus untuk menanggulangi biaya hidup bagi para

gelandangan, para tun sosial lainnya, termasuk dana untuk membantu orang-

orang yang hendak menikah tetapi tidak memiliki dana untuk itu.

Zakat juga merupakan kewajiban sosial, tolong menolong antara kaya

dan miskin, untuk menciptakan (quelebere socialle dan qualebere economy)

sekaligus untuk mewujudkan kesejahteraan, menciptakan keamanan dan

kerukunan.

a. Zakat dan Implikasinya Terhadap Keberhasilan Harta

Zakat sebagai ibadah praktis yang langsung dirasakan

manfaatnya/masyarakat golongan ekonomi lemah, demikian halnya

keadilan sosial secara praktis objek utamanya meningkatkan kesejahteraan

dan status golongan dalam masyarakat.11

Dapat dikatakan bahwa seluruh

ajaran islam telah direkayasa untuk menciptakan suatu kehidupan yang

bersih bagi manusia, baik dalam hal kepercayaan atau juga tingkah

lakunya. Dan kebersihan ini pula yang menjadi tolak ukur dan bukti

keimanan seseorang, karena kebersihan itu sendiri sebahagian dari pada

iman.

Sebagai manifestasi keimanan seseorang itu bisa kita lihat dalam

hal pelaksanaan zakat karena zakat merupakan kewajiban yang harus

ditunaikan oleh orang (umat islam) yang telah dilebihkan rezekinya oleh

11

Dr. Abdurrachman Qadir, MA. Zakat dalam Dimensi mahdah dan sosial. Cet. 1;

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1998), hlm.180

Page 29: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

14

Allah swt. Bukan dari kekayaan yang dimilikinya zakat dilaksanakan

untuk membersihkan harta benda orang lain yang kita miliki. sebab ada

kalanya dalam mengumpulkan harta benda yang kita peroleh karena

persaingan yang tak pantas karena kelicikan, memanipulasi dan lain-lain

sebagainya.

Untuk membersihkan harta benda dari kemungkinan seperti itu,

maka zakat harus dibayarkan hal ini sesuai firman allah swt dalam al-

qur‟an surah At-Taubah ayat 103 sebagaimana yang telah dijelaskan

terdahulu.

Rasulullah Muhammad saw dalam berbagai penjelasan

menerangkan bahwa Al-Zakah itu adalah salah satu unsur dari kelima

bangunan unsur keislaman yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan ibadah

haji. Syahadat merupakan pernyataan bahwa tiada tuhan selain allah dan

Muhammad itu utusan Allah, shalat selain merupakan mi‟rajnya.12

Orang-orang mukmin, juga memiliki aspek menumpuk kehidupan

sosial dalam masyarakat, yang juga menggalakkan kepatuhan kepada

pemimpin tanpa harus menghilangkan hak kontrol sosial dan hak menegur

dalam setiap saat pelaksanaannya. interealisasi penderitaan sesama

manusia itu menjelma dalam ibadah puasa sedangkan manifestasi dan

pembuktian yang bersifat materi dan solidaritas ini tampak dalam

pelaksanaan ibadah zakat sebagai pembersih jiwa dan karya manusia.

12

Prof. KH. Ali Yafie. Menggagas Fikhi Sosial, (Cet II, Bandung: Mizan Anggota

AKAPI 1994), hlm.237

Page 30: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

15

Aspek persatuan dan persamaan, aspek pengorbanan, aspek perniagaan

hak-hak asasi manusia tergambar dalam pelaksanaan ibadah haji.

Dari kelima unsur bangunan keislaman tersebut, antara satu dengan

yang lainnya sangat berkaitan erat sehingga manakala diantara salah

satunya tidak dilaksanakan secara sengaja (tanpa udzur) maka semua akan

menjadi batal (gugur). Misalnya dalam ibadah puasa yang jika tidak

diiringi dengan zakat fitrah, maka otomatis menurut salah satu hadist

Rasulullah saw, pahala puasa tidak sampai kepada Allah (tergantung

diantara langit dan bumi) kecuali dengan membayar zakat fitrah. Seperti

kita ketahui, firman merupakan konsep kesucian asal pribadi manusia yang

memandang bahwa setiap individu dilahirkan dalam keadaan suci dan

bersih, karena itu fitrah merupakan kewajiban pribadi berdasarkan

kesucian aslinya.13

Sesungguhnya sisi sosial dari sasaran zakat jelas tidak diragukan

lagi karena pada sasaran ini ada yang bersifat identitas sosial seperti

menolong orang yang mempunyai kebutuhan, menolong orang-orang yang

lemah seperti fakir miskin orang-orang yang berhutang dan ibnu sabil.

Menolong mereka meskipun sifatnya pribadi akan tetapi mempunyai

dampak sosial karena masing-masing saling berkaitan erat.

Menurut Sayyid Sabiq, zakat adalah suatu sebutan dari suatu hak

Allah yang dikeluarkan seseorang untuk fakir miskin. Dinamakan zakat,

karena dengan mengeluarkan zakat di dalamnya terkandung harapan untuk

13

Prof. KH. Ali Yafie, op. cit. hlm.239

Page 31: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

16

memperoleh berkah, pembersihan jiwa dari sifat kikir bagi orang kaya atau

menghilangkan rasa iri hati orang-orang miskin dan memupuknya dengan

berbagai kebajikan.14

Zakat adalah salah satu bagian dari aturan jaminan sosial ini tidak

dikenal di barat kecuali dalam ruang lingkup yang sempit yaitu jaminan

pekerjaan dengan menolong kelompok orang yang lemah dan yang fakir.

Islam memperkenalkan aturan ini dalam lingkup yang lebih luas

mencakup segi kehidupan materil dan spiritual seperti jaminan akhlak,

pendidikan, jaminan politik, jaminan pertahanan, pidana, ekonomi dan

yang terakhir adalah jaminan sosial.

Zakat dari segi ini merupakan asuransi sosial, hanya saja zakat

lebih dekat kepada jaminan sosial dari pada asuransi sosial. Karena ia

tidak memberi kepada sesorang berdasarkan kepada asas yang pernah di

berikannya. Zakat adalah jaminan yang mencakup semua asnaf yang

membutuhkan baik yang bersifat fisik, jiwa maupun akal.15

b. Konsep Ekonomi Islam

1. Pengertian Ekonomi Islam

Definisi ekonomi Islam bervariasi, akan tetapi pada dasarnya

memiliki makna yang sama. Yang pada intinya ekonomi Islam adalah

suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,

menganalisa, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan

14

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008, hlm. 7

15

Ahmad abd. Majid, MA, Masa’il Fiqhiyah-2, (Cet. I, Jakarta: PT.Graeda Buana Indah,

1994), hlm. 213

Page 32: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

17

ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara yang didasarkan pada

agama Islam, yaitu sesuai dengan al-Qur‟an dan Hadis).

S. M. Hasanuz zaman, seorang bankir pakistan mengemukakan

bahwa ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi dari seruhan-

seruhan dan tata aturan syariah, yang bertujuan mencegah ketidak aslian

dalam pemilihan dan pemanfaatan sumber-sumber material, guna

memenuhi kebutuhan manusia sehingga memungkinkan mereka

melaksanakan perinta-perintah Allah dan kewajiban Masyarakar.16

Ekonomi dari bahasa yunani “ rumah tangga” yakni ilmu

pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai

keuangan dan gejala-gejala yang timbul dalam usaha tersebut.17

Dalam hukum islam dikatakan bermuamalah atau ekonomi yaitu

bagian dari hukum islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan

orang lain, baik itu pribadi maupun berbentuk badan lain. Muamalah atau

ekonomi yakni mengatur permasalahan yang menyangkut hubungan

seseorang dengan orang lain dalam bidang ekonomi.18

Dalam istilah fiqih ekonomi biasa juga diartikan dengan

“muamalah” yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan harta, hak milik,

perjanjian jual beli, utang piutang, sewa menyewa, pinjam meminjam juga

16

Dawan Rahardjo. Etika Ekonomi dan Manajemen. (Yogyakarta: Tiara Wacana 1990),

hlm.113

17

Ichtiar Baru Van Hoeve. Ensiklopedi islam. Jil. II. (Jakarta: 1997), hlm. 892

18

A.S. Hornby – E.C. Parnwell Siswoyo – Siswoyo. “Kamus Lengkap Inggris

Indonesia”, (Cet. I; Jakarta: PT. Ilmu Pustaka,1997), hlm. 203

Page 33: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

18

hukum yang mengatur keduannya serta segala yang merupakan hubungan

manusia dengan sesamanya baik secara individu maupun masyarakat.

Ekonomi atau economic yaitu pengaruh terhadap bunga uang, dan segala

sesuatu yang berhubungan ke ekonomi. Pengawasan daan pengurusan

uang barang-barang, sumber-sumber dalam masyarakat, golongan atau

umum.19

2. Sejarah Ekonomi Islam

Menurut Adiwarman A. Karim, bahwa teori ekonomi Islam

adalah sebenarnya bukan ilmu baru atau sesuatu yang diturunkan

secara mendasar dari teori ekonomi yang ada sekarang. Sejarah

membuktikan para pemikir Islam merupakan penemu atau peletak

dasar semua bidang ilmu. Para ekonom Muslim sendiri mengakui,

bahwa mereka banyak membaca dan dipengaruhi oleh tulisantulisan

Aristoteles (367-322 SM) sebagai filsuf yang banyak menulis

ekonomi. Akan tetapi, mereka tetap menjadikan Qur‟an dan Hadis

sebagai rujukan utama dalam menulis teori-teori ekonomi Islam.

3. Sistem Ekonomi Islam

Jika dipandang semata-mata dari tujuan dan prinsip atau motif

ekonomi. Memang tidak ada perbedaan antara sistem ekonomi islam

dan ekonomi lain sebab semua sistem ekonomi bekerja atas:

19

M. Abdul Mujaib, dkk. Kamus Istilah Fiqih. (Cet. II. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994),

hlm.110

Page 34: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

19

a. Tujuan yang sama yaitu mencari pemuasan berbagai keperluan

hidup manusia, baik keperluan hidup itu keperluan pribadi maupun

keperluan hidup masyarakat secara keseluruhan.

b. Prinsip dan masyarakat ekonomi yang sama yakni berusaha

mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan tenaga atau ongkos

sekecil-kecilnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.20

Sistem ekonomi islam adalah sistem yang terjadi setelah prinsip ekonomi

yang menjadi pedoman kerjanya dipengaruhi atau dibatasi dan ajaran-ajaran

islam dengan perkataan lain, mengenai sistem ekonomi islam dan pengaruh

yang dipancarkan oleh ajaran-ajaran islam terhadap prinsip yang menjadi

pedoman bagi setiap ekonomi, yang bertujuan menciptakan alat-alat untuk

memuaskan berbagai keperluan manusia.21

Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas

dari sistem ekonomi yang lainnya. Perbedaan sistem ekonomi islam dan sistem

ekonomi lainnya.

a) Asumsi dasar/norma pokok ataupun aturan main dalam proses maupun

interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan.

b) Prinsip ekomnomi islam adalah asas efesiensi dan manfaat dengan atap

menjaga kelestarian lingkungan alam.

20

Muhammad Daud Ali. Sistem Islam Zakat dan Wakaf, (Cet. I. Jakarta: UI Press 1998),

hlm.17

21

Prof. H. Muhammad Daud Ali, SH – Hj. Habiba Daud, SH. Lembaga-lembaga Islam di

Indonesia. (Ed. I, Cet. I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1995), hlm. 234

Page 35: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

20

c) Motif ekonomi islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan dia

akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.

Ketentuan sistem ekonomi terdapat didalam perintah yang terdapat

dalam ajaran islam, yaitu:

a) Ajaran islam dilaksanakan secara totalitas, perintah ajaran islam

dilaksanakan di dalam seluruh kegiatan umat islam.

b) Asas efesisensi dan menjaga kelestarian lingkungan.

c) Motif ekonomi adalah keberuntungan di dunia dan di akhirat.22

4. Karakteristik Ekonomi Islam

Ekonomi Islam memiliki karakteristik. Karakteristik tersebut

antara lain:23

1. Ekonomi Islam memiliki tujuan dari syariat Islam itu sendiri

(maqasid asy-syari‟ah), yaitu mencapai dunia dan akhirat (falah)

melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (Hayyah

Thayyibah).

2. Ekonomi Islam memiliki tujuan dari syariat Islam itu sendiri

(maqasid asy-syari‟ah), yaitu mencapai dunia dan akhirat (falah)

melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (Hayyah

Thayyibah).

22

Suhrawandi K. Lubis. Hukum Ekonomi Islam. (Ed. I, Cet. II. Jakarta: Sinar Grafindo,

2000), hlm.16

23

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2008) hlm. 55-73

Page 36: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

21

3. Moral sebagai sebagai pilar ekonomi Islam. untuk menyederhanakan,

moral ekonomi Islam dapat diuraikan menjadi dua komponen

meskipun dalam praktiknya kedua hal ini saling beririsan, yaitu:

a) Nilai ekonomi Islam. Nilai (value) merupakan kualitas atau

kandungan intristik yang diharapkan dari suatu perilaku atau

keadaan.

b) Prinsip ekonomi Islam. Prinsip merupakan suatu mekanisme atau

elemen pokok yang menjadi struktur atau kelengkapan suatu

kegiatan atau keadaan.

5. Dasar Hukum Ekonomi Islam

Nilai dasar ekonomi islam adalah nilai dasar pemilihan-pemilihan

bukanlah pengusahaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi, tetapi

kemampuan untuk memanfaatkannya. Seorang muslim yang tidak

memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang diamanatkan Allah

kepadanya, misalnya dengan membiarkan lahan atau sebidang tanah

tidak diolah sebagaimana mestinya akan kehilangan hak atas sumber-

sumber ekonomi itu, demikian juga halnya dengan sumber-sumber

ekonomi yang lain. Hal ini disandarkan pada ucapan Nabi Muhammad

yang mengatakan “bahwa barang siapa yang menghidupkan dan

memanfaatkan sebidang tanah yang maju, ia akan jadi pemilik tanah

itu, akan tetapi kalau ia menelantarkan tanah itu misalnya dengan hanya

sekedar memagarinya dengan tembok selama tiga tahun lamanya maka

ia tidak berhak lagi memiliki tanah itu.

Page 37: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

22

Sumber-sumber daya alam yang menyangkut kepentingan umum

atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum

atau negara atau sekurang-kurangnya dikuasai oleh negara untuk

kepentingan umum atau orang banyak. Adapun nilai dasar ekonomi

yaitu: Nilai dasar pemilihan, nilai keseimbangan dan nilai keadilan.

Seperti di ketahui bahwa Al-qur‟an dan sunnah Rasulullah saw

merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk

menapaki kehidupan fana didunia ini dalam rangka menuju kehidupan

kekal diakhirat nanti.

Al-qur‟an dan sunnah rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

jangkau dan daya atur yang universal. Artinya meliputi segenap aspek

kehidupan umat manusia dan selalu ideal untuk masa lalu, kini dan

yang akan datang.

Dalam hal ini ekonomi sebagaimana juga bidang-bidang ilmu

lainnya yang tidak luput dari kajian islam, bertujuan menuntun agar

manusia berada di jalan lurus. Kegiatan ekonomi dalam pandangan

islam merupakan tuntunan kehidupan disamping itu juga merupakan

anjuran yang memiliki dimensi ibadah.24

6. Tujuan Ekonomi

Hukum yang dianjurkan dalam islam agar manusia berusaha

untuk menghasilkan dan mendapatkan kebutuhan hidupnya, merupakan

hal yang tidak dapat di sangkal. Lebih daripada itu islam sering

24

Suhrawati K. Lubis. Hukum Ekonomi Islam. (Ed. I, Cet. II; Jakarta: Sinar Grafika

2000), hlm. 1

Page 38: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

23

menganggap bahwa usaha yang produktif merupakan suatu tanggun

jawab. Pada umumnya, usaha dan keuntungan ekonomi yang

dilaksanakan dan diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup

seseorang dianggap sebagai suatu keharusan oleh hukum islam. Tujuan

ekonomi menurut islam:

1. Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sederhana.

Beberapa sunnah yang dapat dipetik memberikan prinsip: yang

pertama, merupakan tanggun jawab agama untuk memenuhi kebutuhan

utama yang demikian, yaitu sama pentingnya untuk menjamin

kehidupan, dan yang kedua, bahwa semua usaha yang dilakukan untuk

mencari rezeki merupakan usaha menuu jalan allah. Hal ini termasuk

usaha untuk mendapatkan makanan, minuman, pakaian, tempat

perlindungan, perawatan dan pendidikan.25

2. Memenuhi kebutuhan keluarga

Sesungguhnya tanggun jawab seseorang untuk mmbantu dan

menanggun istri dan anak-anaknya merupakan tindakan yang lumrah

dalam kehidupan. Tanggun jawab ini mungkin juga dilakukan kepada

orang tua yang memerlukan bantuan. Standar ekonomi keluarga

merupakan faktor utama untuk menentukan sejauh manakah keperluan

tanggun jawab seseorang untuk patut dipenuhi.

25

Muhammad Najatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi Dalam Islam, (Cet. II, Jakarta:

1996), hlm. 15

Page 39: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

24

Tanggun jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dianggap

sebagai seruan yang merangsan setiap orang untuk menambah lagi

usaha dan pendapatan agar melebihi dari kebutuhan hidup sendiri.26

3. Memenuhi kebutuhan jangka panjang

Intensif untuk mendapatkan harta menjadi tujuan manusia

sedunia dan ia keluarkan dengan adanya ketetapan agama.

Bagaimanapun juga islam menghendaki bahwa intensif yang demikian

tidak membawa manusia untuk menghimpun kekayaan yang

melampaui batas.

4. Menjadikan kebutuhan bagi keluarga yang ditinggalkan

Dengan adanya hukum warisan dalam al-qur‟an nyatalah bahwa

seruan yang demikian diakui oleh islam. Meninggalkan sejumlah harta

untuk kebutuhan hidup orang-orang yang berada dibawah tanggungan

setelah seseorang meninggal dunia.27

5. Memberikan bantuan sosial dan sumbangan berdasarkan jalan allah

Dana yang dikumpulkan dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan lahir dan batin masyarakat meliputi: bidang sarana

ibadah, bidang pendidikan dan bidang pelajaran sosial.28

26

Muhammad Najatullah Siddiqi, Kegiatan Ekonomi Dalam Islam, (Cet. II, Jakarta:

1996), hlm. 25

27

Muhammad Najatullah Siddiqi, op. cit., hlm. 27

28

Depag, Bimas Islam dan Urusan Haji Pedoman Zakat, Seri 4.

Page 40: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

25

6. Prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam

Prinsip-prinsip yang menjadi kaidah pokok yang membangun

struktur atau kerangkan ekonomi Islam yaitu kerja (resource

utilization), kompensasi (conpensation), efisiensi (efficiency),

profesionalisme (professionalism), kecukupan (sufficiency),

pemerataan kesempatan (equal opportunity), kebebasan (freedom),

kerja sama (cooperation), persaingan (competition), keseimbangan

(equilibrium), solidaritas (solidarity), informasi simetri (symmetric

information).

2. Pembangunan Ekonomi

a. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perpaduan antara

pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Pembangunan Ekonomi

bergantung dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) dimana

pembangunan ekonomi mendorong dalam pertumbuhan ekonomi dan

sebaliknya pula, ekonomi dapat memperlancar dalam proses pembangunan

ekonomi tersebut.

Pembangunan ekonomi ialah suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk serta disertai dengan perubahan fundamental

dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi

penduduk dinegara tersebut.

Page 41: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

26

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu perubahan yang

terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses, untuk

mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu dengan adanya peningkatan

pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka waktu

yang panjang.29

Pembangunan ekonomi dapat juga disebut sebagai pembangunan

negara. Pembangunan ekonomi berisi strategi pembangunan daerah yang

dimaksudkan sebagai suatu langkah untuk melengkapi strategi makro dan

sektoral dari pembangunan nasional. Pengertian pembangunan dalam hal

ini banyak digunakan para pembuat kebijakan sebagai usahanya untuk

membangun stabilitas perekonomian suatu negara.

b. Tujuan Pembangunan Ekonomi

Adapun tujuan dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu

Negara untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, adalah

sebagai berikut :30

1. Memperluas lapangan pekerjaan.

2. Memperbaiki kualitas dan kuantitas pendidikan.

3. Memperluas distribusi berbagai barang kebutuhan pokok.

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

29

Muhammad Hasan, S.Pd., M.Pd. Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan

Masyarakat. (Cet. 1, Makassar: 2018), hlm. 8

30

Muhammad Hasan, S.Pd., M.Pd. op. cit. hlm. 49

Page 42: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

27

5. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya sehari-hari yang meliputi sandang, pangan, papan,

keamanan, kesehatan, serta perlindungan keamanan dari pemerintah.

6. Meningkatkan tingkah laku dan pemahaman masyarakat dalam

menjunjung nilai-nilai luhur, seperti budaya agama dan sosial.

7. Memperluas pilihan-pilihan sosial dan ekonomi bagi setiap individu

serta bangsa secara keseluruhan. Contohnya : kebebasan dari sikap

ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara lain tetapi

terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai

kemanusiaan.

c. Faktor Pembangunan Ekonomi

Adapun faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah

sebagai berikut :31

1. Sumber daya Alam (SDA)

Sumber daya alam merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu negara. Sumber daya alam

meliputi segala sesuatu yang disediakan oleh alam dan dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan penyediaan bahan baku produksi.

Sumber daya alam meliputi air, tanah, dan udara beserta segala hal yang

dikandungnya.

Dengan sumber daya alam yang baik, maka suatu negara dapat

mencapai pembangunan ekonomi dengan tingkat yang lebih

31

Muhammad Hasan, S.Pd., M.Pd. op. cit. hlm. 85

Page 43: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

28

baik. Contohnya adalah negara-negara Timur Tengah yang memiliki

bahan tambang berupa gas alam dan minyak bumi.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia juga merupakan faktor yang mempengaruhi

pembangunan ekonomi suatu negara. Faktor ini disebut kunci dari proses

pembangunan itu sendiri. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas

maka dapat mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang diinginkan.

Negara yang kurang sumber daya alamnya tapi memiliki sumber

daya manusia yang baik bisa menjadi negara maju dibandingkan negara

yang kaya sumber daya alam tapi memiliki sumber daya manusia yang

rendah. Contohnya adalah negara-negara di Eropa Jepang, Singapura,

dan Amerika.

3. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal memegang peranan penting bagi pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Dengan modal yang banyak, maka akan terjadi

pertumbuhan kegiatan ekonomi baru di negara tersebut. Karena

kurangnya sumber daya modal, biasanya negara akan membuat

peraturan untuk penanaman modal asing dalam bentuk investasi.

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

lmu pengetahuan dan teknologi adalah alat yang digunakan

manusia untuk mengolah sumber daya alam yang ada secara produktif,

efektif, dan efisien. Tanpa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Page 44: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

29

pembangunan ekonomi akan terhambat karena proses produksi dalam

menghasilkan barang dan jasa tersebut.

5. Infrastruktur

Infrastruktur yang lengkap dan merata dapat mendorong efektivitas

dan efisiensi kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu negara.

Dengan infrastruktur yang baik, maka setiap pelaku ekonomi dapat

mencapai kemudahan dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Dengan

kemudahan tersebut, maka proses pembangunan ekonomi suatu negara

akan berjalan dengan baik.

6. Keadaan Politik

Keadaan politik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pembangunan ekonomi di suatu negara. Apabila keadaan politik suatu

negara tidak stabil dengan adanya bongkar pasang peraturan, maka akan

semakin sulit masuknya modal ke negara tersebut. Dengan sulitnya

modal masuk, maka kegiatan produksi tidak akan berkembang dengan

baik.

7. Sosial Politik

Suatu negara yang dihuni oleh penduduk yang sering mengalami

konflik cenderung akan mengalami kemunduran dalam proses

pembangunannya. Dan sebaliknya, negara dengan penduduk yang ramah

dan menjunjung tinggi kesamaan hak dan kewajiban akan mendorong

terciptanya pembangunan ekonomi yang baik.

Page 45: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

30

8. Sistem Pemerintah

Sistem pemerintahan yang mendukung cepatnya pembangunan

ekonomi umumnya adalah sistem pemerintahan yang mengizinkan

masuknya modal asing untuk investasi di negara

tersebut, misalnya sistem liberalis. Sementara sistem pemerintahan yang

akan menghambat percepatan pembangunan ekonomi misalnya sistem

sosialis.

d. Dampak Pembangunan Ekonomi

Adapun dampak postif dan negatif yang ditimbulkan dari

pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :32

1. Dampak Positif

a) Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan

pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga akan

mengurangi jumlah pengangguran.

b) Pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan

akan mempercepat proses pertumubuhan ekonomi.

c) Perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris

menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang

dilaksanakan oleh suatu negara akan menjadi semakin dinamis dan

beragam.

32

Chafid Fandeli, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam Pembangunan

Berbagai Sektor,(Yogyakarta: UGM, 2017), hlm. 30

Page 46: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

31

d) Pembangunan ekonomi menuntut adanya peningkatan kualitas SDM

sehingga dimungkinkan perkembangan IPTEK semakin berkembang

pesat, sehingga makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Dampak Negatif

a) Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

b) Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik

sehingga menyebabkan adanya kerusakan lingkungan hidup.

c) Terjadinya pencemaran udara, air, dan tanah dari ketidaksiplinannya

manusia.

d. Contoh Pembangunan Ekonomi

Adapun contoh dari pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan air bersih

2. Pembangunan fasilitas komunikasi

3. Perbaikan sanitasi

4. Peningkatan kualitas SDM

5. Pembangunan jalan tol.

Page 47: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

32

B. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Al – Qur‟an

QS. At-Taubah : 60-103

Ar-Rum : 39

An-nur : 49

As sunnah

HR. Ibnu Abbass

Studi Teoriktik

1. Dalam kitab Majma

Lugha Al-arabiyyah

Al-Mu‟jam Al-wasith

Didin Hafidhuddin

mengemukakan

bahwa zakat itu

adalah bagian dari

harta dengan

persyaratan tertentu.

2. Menurut Sayyid

Sabiq, zakat adalah

suatu sebutan dari

suatu hak Allah yang

dikeluarkan seseorang

untuk fakir miskin.

Studi Empiris

1. Siti Lestari (2015),

Analisis

Pengelolaan Zakat

Produktif Untuk

Pemberdayaan

Ekonomi.

2. Syaipudin Elman

(2015), Strategi

Penyaluran Dana

Zakat BAZNAS

Melalui Program

Pemberdayaan

Rumusan Masalah

Studi

Hipotesis

Analisis kualitatif Analisis kualitatif

Skripsi

1.Pengembangan ilmu

2.Manfaat karya ilmiah

3.Motivasi penelitian

lanjutan

4.Kesimpulan dan

rekomendasi

Page 48: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

33

C. Penelitian Terdahulu

Siti Lestari, 2015, Universitas Islam Negeri Walisongo, Fakultas Syariah

dan Hukum dengan Judul Skripsi, Analisis Pengelolaan Zakat Produktif Untuk

Pemberdayaan Ekonomi33

, Hasil penelitian, zakat produktif untuk pemberdayaan

ekonomi masyarakat Badan Amil Zakat Nasional kabupaten Kendal mempunyai

program pendayagunaan yang diberikan kepada para mustahiq yaitu pemberian

grobak sayur dan penyewaan kios-kios kecil di pasar atau di pinggir jalan strategis

untuk ditempati fakir miskin yang ingin berwirausaha.

Wiwid Sugiarto, 2018, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,

Fakultas Syariah dan Hukum, dengan Judul Skipsi, Implementasi zakat profesi

dalam perspektif hukum islam, Hasil penelitian, di lapangan dapat dikemukakan

bahwa pelaksanaan zakat profesi Guru SD Negeri 1 Tanjungan belum sepenuhnya

berjalan. Karena penghasilan yang mereka terima belum mencapai batas nishab

sesuai dengan kesepakatan ijtihad para ulama dan fatwa MUI Nomor 3 Tahun

2003 tentang zakat penghasilan dengan batasan nishab 85 gram emas.34

Rosa Khoirunnisa, 2017, Universitas Islam Negeri Sunan KaliJaga

Yogyakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dengan Judul Skripsi, Analisis

pengaruh pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial terhadap tingkat

kemiskinan di provinsi jawa tengah tahun 2011-2015, hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel pengeluaran per kapita, kesehatan dan pendidikan

33

Siti Lestari, 2015, Universitas Islam Negeri Walisongo, Fakultas Syariah dan Hukum

dengan Judul Skripsi, Analisis Pengelolaan Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi.

34

Wiwid Sugiarto, 2018, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Fakultas

Syariah dan Hukum, dengan Judul Skipsi, Implementasi zakat profesi dalam perspektif hukum

islam.

Page 49: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

34

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi jawa

tengah, pengangguran berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kemiskinan

di provinsi jawa tengah.35

Syaipudin Elman, 2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Syariah dan Hukum, Dengan Judul Skripsi, Strategi penyaluran dana zakat

BAZNAS melalui program pemberdayaan ekonomi, Hasil penelitian,

Menunjukkan bahwa keberadaan Badan Amil Zakat Nasional dirasakan cukup

besar manfaatnya oleh masyarakat.36

35

Rosa Khoirunnisa, 2017, Universitas Islam Negeri Sunan KaliJaga Yogyakarta,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dengan Judul Skripsi, Analisis pengaruh pembangunan

ekonomi dan pembangunan sosial terhadap tingkat kemiskinan di provinsi jawa tengah tahun

2011-2015.

36

Syaipudin Elman, 2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan

Hukum, Dengan Judul Skripsi, Strategi penyaluran dana zakat BAZNAS melalui program

pemberdayaan ekonomi.

Page 50: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif sesuai dengan

permasalahan dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini

bertujuan mendiskripsikan dan menganalisis data secara mendalam mengenai

Analisis Pengaruh Rentenir Terhadap Sosial Ekonomi. Berdasarkan konteks

permasalahan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif

dalam desain metode deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami dan subjek penelitian misalnya perilaku,

motivasi, persepsi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara

deskripsi

B. Metode Pendekatan

Metode pendekatan ini dianggap relevan dengan penelitian ini adalah

pendekatan komunikasi organisasi. Peneliti akan menggunakan metode

pendekatan ini kepada pihak-pihak relevan di jadikan narasumber untuk

memberikan keterangan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 51: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

37

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan tiga teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Library Research (Riset Kepustakaan), yaitu dengan mengumpulkan data

yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dengan cara mengumpulkan

data-data atau dokumen-dokumen perusahaan maupun literature-literatur

yang terkait dengan penelitian.

2. Field Research, yaitu mengumpulkan data melalui penelitian lapangan,

dengan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis

terhadap gejala/ fenomena/ objek yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah

Pengamatan ini dilakukan dengan cara observasi partisipan, dengan

menggunakan alat bantu seperti alat tulis menulis, dan sebagainya.

b. Metode wawancara

Wawancara adalah percakapan antar periset (seseorang yang

berharap mendapatkan informan) dan informan (seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu

objek).Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data

untuk mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan

Page 52: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

38

berhadapan langsung kepada orang yang dapat memberikan keterangan.

Teknik ini memberikan data sekunder dan data primer yang akan

mendukung penelitian. Adapun yang penulis ingin mewawancarai

sebagai informan yang dimana penulis bisa mendapatkan data yang bisa

dimasukkan ke dalam Bab 4, yaitu kurang lebih 3 orang karyawan di

Kantor BAZNAS.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan

analisis terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang

analisis dalam penelitian.

D. Metode pengelolaan dan analisis data

Teknik analisis data yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah

kualitatif deskriptif.Oleh karena itu, dalam pengelolaan data yang diperoleh

tentunya harus menggunakan metode pengolahan data yang bersifat

kualitatif.Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat ataupun narasi-narasi,

baik yang diperoleh dari wawancara ataupun observasi. Riset kualitatif adalah

riset yang menggunakan cara berfikir induktif yakni cara berfikir yang diangkat

dari hal-hal yang khusus menuju ke hal-hal yang umum.

Page 53: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

39

E. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan setelah seminar proposal dan mendapatkan

persetujuan dari pembimbing yang bersangkutan.

2. Tempat penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan di Kantor badan amil zakat nasional

kota makassar.

Page 54: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Bantaeng

1. Sejarah Terbentuknya BAZNAS Kabupaten Bantaeng

Badan Amil Zakat (BAZ) Daerah Kabupaten Bantaeng dibentuk

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat dan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor :

373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang –Undang Nomor : 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat, dengan dasar tersebut Pemerintah Kabupaten

Bantaeng membentuk pengurus Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) dengan

keputusan Bupati Bantaeng Nomor : 188 Tahun 2001 tentang Pengurus Badan

Amil Zakat (BAZ) Daerah Kabupaten Bantaeng periode 2001-2004.

Kepengurusan tersebut tidak terlalu lama ditinjau kembali untuk

disempurnakan berdasarkan hasil rapat kerja Badan Amil Zakat (BAZ) Daerah

Kabupaten Bantaeng pada tanggal 14 september 2002, kemudian ditindak lanjuti

oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Bantaeng dengan Surat

Nomor : Mt.20/2-c/BA.01.1/129/202 tentang komposisi Badan Amil Zakat (BAZ)

Daerah Kabupaten Bantaeng periode 2001-2004, maka kepengurusan dengan

keputusan Bupati Bantaeng Nomor : 188 Tahun 2001 disempurnakan kembali

dengan keputusan Bupati Bantaeng Nomor : 155 Tahun 2003 tentang pengukuhan

kembali pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Daerah Kabupaten Bantaeng periode

2001-2004, dengan komposisi kepengurusan sebagai berikut

Page 55: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

41

a. Dewan pertimbangan

b. Komisi pengawas

c. Badan pelaksana

d. Seksi-seksi

2. Visi dan Misi

Visi :

“Menjadikan BAZNAS Kabupaten Bantaeng sebagai pusat zakat yang

kompoten, modern dan terpercaya dalam melayani muzakki berzakat dengan

benar dan mewujudkan Bantaeng bersih dan sejahtera.”

Misi :

a. Mengembangkan potensi pengelola zakat sehingga menjadi lembaga

pilihan utama umat.

b. Menjalankan pengelolaan zakat, infaq dan sedekah (Siddiq, tabliq, amanah

dan fatanah) sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.

c. Memberikan pelayanan muzakki untuk memasukkan zakat dengan benar

sesuai syariah.

d. Mengembangkan pelayanan dan program pemberdayaan untuk

meningkatkan kesejahteraan mustahik.

e. Mensinergikan seluruh potensi dan kekuatan pemangku kepentingan zakat

untuk memberdayakan umat melalui ZIS, CSR dan bantuan keaagamaan

lainnya.

Page 56: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

42

3. Tujuan

a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dan pengelolaan zakat.

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dan penanggulangan kemiskinan.

4. Sumber penerimaan zakat, infaq dan sedekah

Zakat merupakan pranata keagaamaan dalam agama islam yang hukumnya

wajib dilakukan apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu, zakat terbagi atas

dua kategori yaitu zakat mall dan zakat fitrah:

a. Zakat mall meliputi :

1) Zakat emas, perak, dan logam mulia lainnya

2) Zakat uang dan surat berharga lainnya

3) Zakat perorangan

4) Zakat pertanian, perkebunan dan kehutanan

5) Zakat peternakan dan perikanan

6) Zakat pertambangan

7) Zakat perindustrian

8) Zakat pendapatan dan jasa (profesi)

9) Zakat rikaz

b. Zakat fitrah

Zakat fitrah adalah zakat jiwa dapat berupa beras (makanan pokok) atau

dapat diganti dengan uang yang senilai dengan beras atau makanan pokok

tersebut ditunaikan sejak awal bulan Ramadhan dan paling lambat sebelum

pelaksanaan shalat idul fitri.

Page 57: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

43

c. Infaq dari calon jamaah

Infaq calon jamaah haji juga merupakan sumber penerimaan berdasarkan

keputusan Bupati Bantaeng terakhir Nomor : 372/VII/2012 Tanggal 14 Juli

2012 yang pengumpulannya melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) pada Badan

Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng yang selanjutnya akan disalurkan

kembali kepada yang berhak menerimanya (8 asnaf).

d. Mobil ambulance

Mobil ambulance juga merupakan sumber penerimaan sebagai mobil

jenazah di gunakan mengantar jenazah ke tempat tujuan, bagi keluarga yang

mampu membayar dalam bentuk infaq dan bagi keluarga miskin tidak

membayar atau gratis. Mobil ambulance adalah bantuan dari Pemerintah

Kabupaten Bantaeng pada tahun 2011.

e. Penginapan dan aula

Gedung Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng pada lantai II

(dua) terdapat mabit (penginapan) diperuntukkan bagi musafir dan masyarakat

yang melakukan perjalanan dan kehabisan biaya dapat menggunakan

penginapan secara gratis.

Untuk lantai III terdapat aula yang digunakan sebagai ruang

rapat/pelatihan untuk dipersewakan yang merupakan sumber penerimaan dalam

bentuk infaq, hasil dari penerimaan infaq digunakan untuk biaya cleaning

service, pemeliharaan, peralatan dan sebagian disetorkan ke rekening BAZNAS

sebagai penerimaan dalam bentuk infaq.

Page 58: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

44

5. Struktur organisasi baznas kabupaten bantaeng

Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng menyusun

komposisi pelaksana dalam Surat Keputusan Nomor :

77/BAZNAS/KB/XII/2018 dan Nomor : 05/BAZNAS/KB/II/2019 sebagai

berikut :

a. Sudarni,SH sebagai satuan audit internal

b. Syahria Ningsih, SE sebagai bidang pengumpulan

c. Hasmirah sebagai bidang keuangan dan pelaporan

d. Tiara Sani Bachtiar sebagai bidang pendistribusian

e. Sri Indriani sebagai bidang kesektariatan SDM dan umum

f. Muh. Anis Malik sebagai bidang kesektariatan SDM dan umum

g. Bachtiar sebagai sopir operasional

h. Amran sebagai sopir ambulance

Dari uraian tersebut, maka struktur organisasi Badan Amil Zakat Nasional

Kabupaten Bantaeng periode 2015 – 2020 sebagai berikut :

Page 59: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

45

6. Program dan kegiatan

a. Perencanaan

Berdasarkan peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor : 04 Tahun

2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Tahunan

Badan Amil Zakat Nasional, Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan

Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Bantaeng setiap tahunnya menyusun program tahunan yakni Rencana Kerja

Anggaran Tahunan (RKAT) sebagai pedoman kerja dalam jangka waktu satu

tahun dari tanggal 1 januari – 31 desember.

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) disusun dengan

sistematika sebagai berikut :

1) Pendahuluan

2) Gambaran umum

3) Realisasi kegiatan dan anggaran tahunan berjalan

WAKIL KETUA I

Drs. H. ABD. MUIN JUFRI

WAKIL KETUA II

H. MAULA AKIL,SE, M.Si

WAKIL KETUA III

H. ABD. MALIK MADONG, SE, MM

WAKIL KETUA IV

Drs. H. M. KASIR MADONG, M.SI

BAGIAN PENGUMPULAN

SYAHRIAH NINGSIH, SE

BAGIAN PENDISTRIBUSIAN

DAN PENDAYAGUNAAN

TIARA SANI BACHTIAR

BAGIAN KEUANGAN DAN

PELAPORAN

HASMIRAH, S.Pd

BAGIAN SDM DAN UMUM

1. SRI INDRIANI

2. MUH. ANIS MALIK

3. AMRAN

4. BACHTIAR

SATUAN AUDIT INTERNAL

SUDARNI, SH

KETUA

Drs. H. ABD. KARIM BAGADA, MM

Page 60: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

46

4) Kebijakan umum RKAT

5) Rencana kegiatan dan anggaran pengumpulan

6) Rencana kegiatan dan anggaran pendistribusian dan pendayagunaan

7) Rencana kegiatan dan anggaran sistem pendukung

8) Penutup

9) Lampiran-lampiran

a) Rencana program kerja unit kerja

b) Proyeksi laporan keuangan

Sebelum penyusunan RKAT dimulai dengan berdasarkan rencana

strategi dan kebijakan umum RKAT harus ditetapkan oleh Pimpinan Badan

Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng.

Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) harus sudah disahkan dan

ditetapkan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang

bersangkutan dilaksanakan setelah mendapatkan pengesahan dari Badan Amil

Zakat Provinsi Sulawesi Selatan, Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT)

tembusannya disampaikan kepada Badan Amil Zakat Nasional di Jakarta.

Badan Amil Zakat Nasional dalam pelaksanaan Program Dan Kegiatan

dalam pengelolaan zakat, infaq dan sedekah mengacu pada lima sasaran pokok

yakni :

1) Bantaeng PEDULI : yaitu memberikan bantuan kepada fakir miskin dan

korban bencana alam yang terjadi seperti kebakaran.

2) Bantaeng TAQWA : yaitu memberikan bantuan kepada pengurus masjid

dan kegiatan keagamaan lainnya.

Page 61: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

47

3) Bantaeng SEHAT : yaitu bantuan diberikan kepada masyarakat yang

kurang mampu berupa biaya pengobatan dan peralatan kesehatan seperti

kursi roda.

4) Bantaeng MAKMUR : yaitu bantuan modal usaha, bagi usaha-usaha

mikro.

5) Bantaeng CERDAS : yaitu bantuan diberikan kepada Mahasiswa yang

kurang mampu dalam bentuk beasiswa untuk penyelesaian pendidikan.

b. Pengumpulan

Dalam pengumpulan zakat, Badan Amil Zakat Nasional terlebih dahulu

melakukan pemahaman dan sosialisasi kepada calon muzakki dengan

mengunjungi tiap satuan kerja perangkat daerah, sekolah dari semua tingkatan

mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat. Untuk

memberikan penjelasan kepada setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para

guru tentang pentingnya zakat, utamanya zakat mal (harta), zakat fitrah dan

zakat profesi. Bagi calon muzakki yang diharapkan menunaikan zakat pada

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng antara lain :

1) Bupati dan wakil bupati

2) Forum komunikasi pimpinan daerah beserta staf

3) Ketua dan anggota DPRD kabupaten bantaeng

4) Instansi vertical

5) Aparatur sipil Negara (ASN), guru, dan pejabat fungsional

6) Badan usaha milik daerah (BUMD)

Page 62: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

48

7) Lembaga keuangan (BRI, BNI dan bank sulselbar)

8) Jasa profesi

9) Pengusaha, kontraktor

10) Masyarakat perorangan yang memiliki harta dan memenuhi syarat nisab

untuk menunaikan zakat.

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng membentuk Unit

Pengumpul Zakat (UPZ) pada setiap Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

sekolah, madrasah dan sederajat. Untuk melakukan pengumpulan zakat dari

muzakki yang ada disetiap unit kerjanya, hasil pengumpulan setiap bulannya

Unit Pengumpul Zakat menyerahkan hasil pengumpulannya ke Badan Amil

Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng melalui Bank yang telah ditunjuk yakni

Bank BNI, BRI dan Bank Sulselbar. Adapula Unit Pengumpul Zakat yang

langsung gajinya dipotong melalui Payroal Sistem yang bekerja sama dengan

Bank Sulselbar, disamping itu bagi muzakki perorangan Badan Amil Zakat

Nasional Kabupaten Bantaeng menyiapkan counter untuk melayani muzakki

yang ingin menyetorkan zakat secara langsung.

Pengumpulan untuk zakat fitrah dilakukan oleh Unit Pengumpul Zakat

Fitrah (UPZF) yang telah dibentuk oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Bantaeng pada setiap Desa/Kelurahan, Unit Pengumpul Zakat Fitrah (UPZF)

melakukan pengumpulan zakat fitrah setiap bulan Ramadhan untuk setiap jiwa

dengan besaran 4 (empat) liter beras dan beras jagung dapat pula dalam bentuk

uang untuk beras senilai harga yang berlaku pada saat menyerahkan zakat fitrah.

Page 63: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

49

Zakat fitrah yang dikumpulkan oleh amil dibeberapa tempat dicatat dan

diadministrasikan dengan baik selanjutnya akan di himpun menjadi laporan Unit

Pengumpul Zakat Fitrah pada setiap Desa/Kelurahan. Pengumpulan zakat dari

muzakki perorangan dapat pula dilakukan secara langsung pada counter yang

telah disiapkan Oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng jalan

DR. Ratulangi No. 6 Maricayya Bantaeng.

Pengumpulan zakat/infaq dari calon jamaah yang akan menunaikan haji

setiap tahunnya dari calon jamaah haji Kebupaten Bantaeng, pengumpulannya

oleh Unit Pengumpul Zakat khusus calon jamaah haji pada kantor BAZNAS

Kabupaten Bantaeng.

Tabel 4.1 : Daftar Penerimaan Pengumpulan Zakat, Infaq Dan Sedekah

Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng

NO TAHUN

PERINCIAN JENIS

TOTAL

ZAKAT INFAQ

ZAKAT

FITRAH

1

2009

(dari pengurus lama) 68.085.616 346.496.433

-

414.582.049

2

Periode 16 juni –

desember 2009 76.378.879 137.203.000

-

213.581.879

3 2010 233.567.792 129.695.128 - 363.262.920

4 2011 350.946.2944 125.019.462 - 475.965.756

5 2012 445.229.422 220.452.411 256.096.514 921.778.347

6 2013 353.341.088 235.616.993 310.478.500 899.436.581

7 2014 321.481.289 299.902.143 592.905.000 1.214.288.432

Page 64: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

50

Sumber : Profil Badan Amil Zakat Nasional Kab. Bantaeng

c. Pendistribusian (penyaluran)

Dalam hal pendistribusian dana zakat yang disalurkan kepada mustahik

perorangan atau mustahik lembaga, Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Bantaeng menerapkan sistem dan mekanisme pendistribusian diantaranya :

1) Pendistribusian semester

Pendistribusian semester adalah suatu kebijakan yang diterapkan

oleh BAZNAS Kabupaten Bantaeng dengan tim pendistribusian ditiap

kecamatan dalam Kabupaten Bantaeng. Pendistribusian secara semester

kepada mustahik dilakukan dua kali dalam setahun yakni pada bulan januari

– juli dan pada bulan juli – desember.

2) Pendistribusian bulanan

Pendistribusian bulanan adalah menyalurkan dana zakat kepada

mustahik yang mengajukan permohonan baik yang bersifat perorangan atau

kelompok/lembaga, seperti benah rumah, permintaan alat kesehatan (kursi

roda), bantuan rehabilitasi masjid dan masalah sosial lainnya. Setelah

terlebih dahulu dilakukan kebenaran mustahik oleh tim peneliti yang di

bentuk oleh Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng.

8 2015 383.872.849 302.120.95 525.128.000 1.211.121.544

9 2016 908.638.774 477.944.570 971.330.000 2.357.913.344

10 2017 1.233.047.848 587.416.868 1.261.322.000 3.081.786.716

11 2018 1.196.430.980 616.759.637 978.146.000 2.791.336.617

Page 65: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

51

3) Pendistribusian harian

Pendistribusian harian kepada gharimin, muallaf, riqab, ibnu sabil dan

amil pengurus Unit Pengumpul Zakat (UPZ), perorangan atau

lembaga/organisasi kemasyarakatan.

4) Pendistribusian insidentil

Pendistribusian insidentil adalah pendistribusian yang dilakukan

dengan kondisi mustahik yang memerlukan bantuan dana zakat seperti korban

kebakaran, bencana angin puting beliung, pemulangan bagi masyarakat yang

kehabisan biaya perjalanan untuk kembali ketempat asalnya, pemberian

sembako bagi mustahik yang tidak berdaya lagi mencari nafkah, serta

pemberian kain kafan bagi keluarga yang kurang mampu, termasuk

penggunaan mobil ambulance secara gratis.

Pemberian bantuan zakat dilakukan setelah mendapat laporan dari tim

peneliti tentang kebenaran mustahik penerima bantuan. Tim yang telah

dibentuk sebelum melakukan pendistribusian terlebih dahulu melakukan

verifikasi terhadap calon penerima dengan tahapan sebagai berikut :

a) Melakukan pendataan fakir miskin (mustahik) melalui Desa/Kelurahan,

sekolah, pondok pesantren dan UPZ disetiap unit kerja dengan kategori

data yang telah ditentukan.

b) Data mustahik sebagaimana disebutkan diatas disampaikan kepada Badan

Amil Zakat Nasional Kabupaten Bantaeng untuk selanjutnya dilakukan

penelitian, apakah calon mustahik layak atau tidak menerima pembagian

zakat.

Page 66: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

52

c) Setelah data yang diterima memenuhi syarat, maka BAZNAS Kabupaten

Bantaeng menetapkan mustahik sebagai penerima bantuan zakat dalam

suatu surat keputusan ketua BAZNAS Kabupaten Bantaeng diketahui

Bupati Bantaeng.

d) Setelah penerima bantuan zakat telah ditetapkan, selanjutnya mengirimkan

undangan penerima bantuan kepada Desa/Kelurahan, sekolah, pondok

pesantren dan UPZ dengan jadwal pendistribusian yang telah ditentukan.

e) Tim yang telah dibentuk dibagi menjadi 3 tim untuk melakukan

pendistribusian pada 8 kecamatan sesuai jadwal yang ditetapkan. Dalam

pendistribusian kepada mustahik pada saat diserahkan terlebih dahulu

menanda tangani daftar penerimaan.

5) Pendistribusian zakat fitrah

Pendistribusian zakat fitrah dilaksanakan pada bulan Ramadhan paling

lambat penyalurannya dan sudah diterima mustahik sebelum pelaksanaan

shalat idul fitri dimulai. Besarnya bantuan dan jumlah fakir miskin (mustahik)

yang di beri bantuan akan ditetapkan oleh amil resmi yang berada ditiap

dusun/masjid setelah berkoordinasi dengan UPZ yang ada di setiap

Desa/Kelurahan dengan memperhatikan jumlah zakat fitrah yang diterimanya.

d. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif

Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dapat dilakukan dengan

ketentuan :

Page 67: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

53

1) Penerima manfaat merupakan perorangan atau kelompok yang memenuhi

kriteria mustahik yang memuat :

a) Identitas mustahik perorangan atau kelompok

b) Jenis usaha produktif

c) Lokasi usaha produktif

d) Mendapat pengakuan dari pemerintah setempat

2) Mendapatkan pembinaan dari amil BAZNAS Kabupaten Bantaeng

3) Pemberian bantuan modal usaha produktif akan ditetapkan setelah

kelompok/perorangan mengajukan rencana biaya yang dibutuhkan dalam

pengelolaan usaha produktif yang akan dilaksanakan dan telah diadakan

verifikasi/penelitian atas biaya yang dibutuhkan, selanjutnya pihak

BAZNAS Kebupaten Bantaeng menentukan besarnya bantuan modal

usaha produktif kepada kelompok penerima.

Pemberian bantuan modal usaha produktif kepada

perorangan/kelompok dilakukan dengan suatu surat perjanjian antara kedua

belah pihak (pemberi dan penerima) yang disertai tanda tangan bersama.

Page 68: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

54

Tabel 4.2 : Daftar Pendistribusian Zakat dan Infaq Badan Amil Zakat

Nasional Kabupaten Bantaeng

NO TAHUN

JENIS

JUMLAH

ZAKAT

FITRAH

TOTAL

ZAKAT INFAQ

1 2009 52.850.000 299.962.013 352.812.013 - 352.812.013

2 2010 191.825.000 61.432.120 253.257.120 - 253.257.120

3 2011 269.270.000 275.686.591 544.956.591 - 544.956.591

4 2012 295.857.750 202.029.920 497.887.670 256.096.514 753.984.184

5 2013 341.644.000 150.070.669 491.714.669 310.478.500 802.193.169

6 2014 642.140.000 187.266.251 829.406.251 595.905.000 1.422.311.251

7 2015 383.441.200 344.399.124 727.840.324 525.128.000 1.252.968.324

8 2016 457.225.000 475.680.231 932.905231 971.330.000 1.904.235.231

9 2017 1.064.558.691 572.844.507 1.637.403.198 1.261.322.000 2.898.725.198

10 2018 1.434.290.326 510.381.115 1.944.671.441 978.146.000 2.922.817.441

Sumber : Profil Badan Amil Zakat Nasional Kab. Bantaeng

B. Hasil Penelitian

1. Bagaimana Penerapan Zakat pada Baznas Kabupaten Bantaeng

Data yang akan disajikan dalam penelitian adalah data yang diambil

langsung dari badan amil zakat nasional (BAZNAS) Kabupaten Bantaeng melalui

narasumber dengan proses wawancara secara langsung, melakukan observasi dan

melakukan dokumentasi.

Ide pemberdayaan zakat, infaq dan sedekah sejatinya sudah lama menjadi

wacana nasional. Apalagi ditengah kondisi kemiskinan yang terus melanda,

Page 69: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

55

Negara harus punya solusi jitu dalam menanggulanginya. Maka zakat bisa

menjadi solusi ampuh untuk menanggulanginya.

Pada hakikatnya zakat adalah instrument pemasukan Negara yang berasal

dari muslim dan disalurkan lagi ke muslim lainnya. Maka zakat sangat potensial

diterapkan di Negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Belum lagi perintah Al-

Qur‟an yang menggandengkan kata shalat dan zakat di 83 tempat. Artinya antara

ibadah dan muamalah tidak bisa dipisahkan kehadirannya. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Bantaeng

menyadarkan mayarakat muslim tentang pentingnya pengeluaran zakat secara

terus menerus melalui pemahaman, sosialisasi dan memberikan bukti nyata terkait

program kemanusiaan yang telah terealisasi khususnya dalam aspek pendidikan

dan kesehatan. Sehingga masyarakat sadar akan pentingnya mengeluarkan zakat

sehingga pengoptimalan dana zakat dapat terealisasi dengan melihat potensi zakat

masyarakat Indonesia yang cukup besar khususnya Kabupaten Bantaeng Provinsi

Sulawesi Selatan.

Sistem Penerapan zakat yang diterapkan pada BAZNAS Kabupaten

Bantaeng menurut Bapak Kasir Madong, adalah:

“Penerapan zakat yang kami paparkan sesuai dengan ketentuan islam

sebagaimana yang dijelaskan pada Al-qur‟an dan Penerapan zakat yang

kami gunakan di BAZNAS Kab. Bantaeng ini sudah kami pastikan sesuai

dengan syariat islam karena itulah hal yang paling kita utamkan.”37

37 H. M. Kasir Madong, wakil ketua IV, wawancara, 10 Februari 2020

Page 70: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

56

Apa yang disampaikan oleh bapak Kasir Madong, dapat disimpulkan

bahwa dalam penerapan zakat yang digunakan di BAZNAS kab. Bantaeng sudah

sesuai dengan syariat Islam.

Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertical dan

horizontal. Artinya secara vertical, zakat sebagai ibadah dan wujud ketakwaan dan

kesyukuran seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat berupa harta yang

diberikan Allah kepadanya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dari

hartanya itu. Dalam konteks inilah zakat bertujuan untuk menata hubungan

seorang hamba dengan tuhannya sebagai pembberi rezeki.

2. Bagaimana Pengelolaan Zakat dalam Meningkatkan Pembangunan

Ekonomi pada Baznas Kabupaten Bantaeng

Pengelolaan zakat secara optimal dapat menjadi suatu instrument dalam

meningkatkan ekonomi umat. Zakat, infak, dan sedekah sudah melekat dalam

ajaran islam, seperti yang dijelaskan dalam surah Az Zariyat:19 bahwa didalam

harta yang lebih terdapat hak untuk diberikan kepada mayarakat miskin agar

menjadi solusi bagi mereka dalam menyelesaikan masalah kemiskinan.

Berdasarkan tersebut, optimalisasi pengelolaan zakat dan strategis untuk

menunjang pembangunan perekonomian Indonesia dalam mengentaskan

kemiskinandan mewujudkan kesejahteraan di era modern ini.

Bagaimana zakat dalam meningkatkan pembangunan ekonomi pada

BAZNAS Kabupaten Bantaeng menurut Bapak Kasir Madong adalah:

“Dengan adanya Zakat sudah sangat jelas dapat membangun

perekonomian di Kab. Bantaeng, sebab adanya BAZNAS yang mengelola

zakat dapat memeratakan perekonomian masyarakat di Kab. Bantaeng ini

dan kami membagikan zakat 2 kali dalam setahun.”

Page 71: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

57

Bapak Drs. H. M. Kasir Madong, M.Si, kembali melanjutkan, Jumlah

yang didapatkan BAZNAS dalam setahun yaitu 1.700.000.000 (satu koma

tujuh milliyar)38

Jadi dapat disimpulkan apa yang disampaikan Bapak Drs. H. M. Kasir

Madong, M.Si (wakil ketua IV BAZNAS kabupaten bantaeng) bahwa jumlah

zakat yang didapatkan adalah 1.700.000.000 (Satu milyar tujuh ratus juta)

dengan zakat sebanyak ini tentunya zakat sudah tentu dapat membangun

perekonomian dimana BAZNAS sebagai pengelola zakat yang bertujuan

memeratakan perekonomian masyarakat yang dibagikan 2 kali selama setahun

sesuai dengan pengumungutan zakat yang juga di lakukan 2 kali setahun.

Pengumpulan zakat menjadi tema yang mendesak untuk di koordinasikan

antara BAZNAS. Koordinasi dalam hal pengumpulan dana zakat diwujudkan

dengan memberikan batasan masing-masing dalam mengumpulkan dana zakat.

Hal ini bertujuan agar potensi dana zakat dimasyarakat dapat dimaksimalkan

dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana diketahui bahwa potensi dana zakat di

Indonesia menjadi tidak kurang dari 19 trilyun rupiah. Ini adalah angka yang

sangat fantastik untuk dimaksimalkan dalam rangka pemberdayaan ekonomi

umat. Agar potensi yang sangat besar tersebut dapat dimaksimalkan, maka harus

ada pembagian kerja dalam pengumpulan ini, dimana tiap-tiap BAZNAS

menempati posisi masing-masing.

38 H. M. Kasir Madong, wakil ketua IV, wawancara, 10 Februari 2020

Page 72: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

58

Proses pengumpulan dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Bantaeng

menurut ibu Ningsih adalah :

“Adapun dalam pemungutan dana zakat pada BAZNAS Kabupaten

Bantaeng dilakukan dengan cara : bagi mustahik yang rumahnya dekat

dengan BAZNAS maka dikumpulkan di kantor BAZNAS Kabupaten

Bantaeng. Sedangkan untuk mustahik yang jauh masing-masing

dikumpulkan di Kantor Kecamatan. Itu dilakukan setiap dua kali dalam

setahun. Dan ada pula yang secara langsung rumahnya di datangi oleh tim

dari BAZNAS seperti mustahik yang menerima pembagian sembako atau

yang menerima program benah rumah, maka disurvey untuk dipastikan

apakah benar-benar tidak mampu (miskin) dan rumahnya memang layak

untuk dibenah”39

Pengelolaan dana zakat yang telah terhimpun pada BAZNAS Kabupaten

Bantaeng menurut ibu Ningsih:

“Dana zakat yang telah terhimpun kita bagi untuk 8 asnaf sesuai dengan

jumlah yang telah ditentukan lalu didistribusikan kepada mereka.

Desa/Camat menyetor nama-nama masyarakat yang tergolong tidak

mampu (miskin), maksimal 20 orang dalam satu Desa. Nah itulah yang

kita berikan zakat jika telah dilakukan survei oleh tim dengan datang

kerumah muzakki yang telah terdaftar namanya untuk membuktikan

apakah mereka memang orang yang kurang mampu (miskin).”40

Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan dana zakat agar dapat

diberdayakan secara optimal, maka Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat perlu di masyarakatkan secara luas dan merata. Setelah

pengumpulan dana zakat dari para muzakki maka selanjutnya BAZNAS

Kabupaten Bantaeng bertindak sebagai amil berkewajiban mendistribusikan

kepada mustahik (orang yang berhak menerima zakat).

39 Syahriah Ningsih, Staf Bagian Pengumpulan, Wawancara, 10 Februari 2020 40 Syahriah Ningsih, Staf Bagian Pengumpulan, Wawancara, 10 Februari 2020

Page 73: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

59

Sasaran pendistribusian zakat itu dibagikan kepada orang yang berhak

menerimanya, yang dalam Al-Quran Surah Attaubah ayat 60, mustahik dibagi

dalam 8 asnaf yaitu fakir, miskin, amil (pengurus zakat), para muallaf, riqab

(hamba sahaya), gharim (orang yang berhutang), sabilillah dan ibnu sabil. Namun

dalam melakukan pendistribusian, pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau

amil sebaiknya melakukan konsultasi dengan dewan pertimbangan tentang asnaf

mana yang harus di prioritaskan, karena tidak semua asnaf harus dibagikan pada

waktu yang bersamaan.

Pendistribusian dana zakat kepada mustahik menurut ibu Tiara adalah :

“Pendistribusian dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Bantaeng

dilakukan dengan cara : bagi mustahik yang rumahnya dekat dengan

BAZNAS maka dikumpulkan di kantor BAZNAS Kabupaten Bantaeng.

Sedangkan untuk mustahik yang jauh masing-masing dikumpulkan di

Kantor Kecamatan. Itu dilakukan setiap dua kali dalam setahun. Dan ada

pula yang secara langsung rumahnya di datangi oleh tim dari BAZNAS

seperti mustahik yang menerima pembagian sembako atau yang menerima

program benah rumah, maka disurvey untuk dipastikan apakah benar-

benar tidak mampu (miskin) dan rumahnya memang layak untuk

dibenah”.41

Merujuk pada mekanisme pendistribusian zakat sebagaimana yang

diisyaratkan oleh ajaran islam mengenai zakat, pendistribusian zakat itu dilakukan

dengan beberapa ketentuan, diantaranya :

1. Distribusi zakat kepada masyarakat setempat (lokal)

2. Pendistribusian secara merata dengan ketentuan :

41

Tiara Sani Bachtiar, Staf Bagian Penditribusian dan Pendayagunaan, Wawancara, 10

Februari 2020

Page 74: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

60

a. Didistribusikan kepada seluruh golongan yang berhak menerima zakat jika hasil

pengumpulan zakat mencapai jumlah yang melimpah

b. Pendistribusiannya menyeluruh kepada golongan yang telah ditetapkan

c. Apabila didapati hanya terdapat beberapa golongan penerima zakat yang

membutuhkan penanganan secara khusus, diperbolehkan untuk memberikan

semua bagian zakat kepada beberapa golongan tersebut. Menjadikan golongan

fakir miskin sebagai golongan pertama yang menerima zakat.

Para pemikir islam menganjurkan agar zakat didistribusikan dengan cara

menggeser dan mengalihkan pola-pola pendistribusian secara konsumtif ke

pendistribusian secara produktif. Pendistribusian zakat konsumtif, baik secara

langsung untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari maupun sekedar

mengatasi persoalan ekonomi mustahik dinilai sulit untuk mencapai tujuan

pengelolaan zakat. Penyebabnya ialah, orientasi ditribusi zakat secara konsumtif

tersebut lebih sekedar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dasar mustahik atau

memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia secara minimal.

Pendistribusian model ini hanya tepat jika dilakukan dalam kondisi yang

mendesak, yaitu pada saat mustahik membutuhkan pemecahan masalah ekonomi.

Kegiatan penyaluran yang sudah dipercaya oleh muzakki dan berdampak

besar bagi kesejahteraan mustahik, sehingga muzakki akan selalu mendonasikan

zakatnya di BAZNAS.

Page 75: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. penerapan zakat sudah dipastikan sesuai dengan syariat islam sebagaimana

yang dijelaskan pada Al-qur‟an karena itulah hal yang paling di utamkan di

dalam perekonomian sebagai masyarakat khususnya yang beragama islam.

2. pembangunan ekonomi dengan cara pengelolaan yang sudah efektif, terkait

dengan pengumpulan, pengelolaan dan pendistribusian dananya dengan

melihat besarnya dana zakat dan pendayagunaannya yang meliputi beberapa

aspek kesehatan dan pendidikan serta modal usaha yang dapat membantu

dalam mendanai kehidupan sehari-hari atau bersifat produktif.

B. Saran

1. Sebagai umat islam marilah kita tingkatkan kesadaran dalam memenuhi

syarat untuk mengeluarkan zakat terutama bagi mereka yang lebih mampu,

karena dengan zakatlah cara mensucikan harta kita dan dengan zakat pula

kita beribadah sekaligus membantu kaum yang lemah khususnya kaum fakir

miskin serta menunjang modal pembangunan masyarakat dan bangsa.

2. Sebelum mendaftarkan ke kantor pusat nama-nama mustahik yang disetor

oleh pemerintah Desa/Camat ke kantor BAZNAS, sebaiknya tim BAZNAS

mensurvey terlebih dahulu kondisi mustahik dengan mendatangi tempat

Page 76: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

62

tinggal mereka, apakah benar-benar mustahik yang akan di berikan zakat

memang kurang mampu (miskin) dan wajib mendapatkan zakat atau tidak.

3. Menambah program-program yang bersifat produktif, serta menjaga

kepercayaan para muzakki dalam pengelolaan dan penyaluran dana zakat

dengan menerapkan sifat siddi, tabligh, amanah dan fathonah.

Page 77: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

63

DAFTAR PUSTAKA

. Al-Qur’an dan Terjemahnya. 2008. Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penerjemah Al-Qur‟an.

Ali, Muhammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Cet. 1;

Jakarta: UI

Al Mi‟dawi, Nabil, Fathi. 1998. Az Zakat Sabiil Lil Hilli al Masyaakil al

Iqtiisodiyah al Ijtimaiyah. Cairo: Jami‟atul al Azhar.

Asnaini, 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Derajat, Zakiah, dan Said, Usnan. 1983. Ilmu Fiqih. Jilid. II; Jakarta: IAIN

Pusat.

Dr. K. H. Hafiuddin, Didin, M.Se. 2002. Zakat dalam Perekonomian Moderen.

Cet. 1; Jakarta: Gema Insani.

Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Qur‟an.

Depag. Bimas Islam dan Urusan Haji Pedoman Zakat. Seri IV.

Dr. Qadir, Abdurrachman, MA. 1998. Zakat dalam Dimensi Mahdah dan

Sosial. Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Elman, Syaifuddin. 2015. Strategi Penyaluran Dana Zakat BAZNAZ Melalui

Program Pemberdayaan Ekonomi.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fakultas Syariah dan Hukum.

Fandeli, Chafid. 2017. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam

Pembangunan Berbagai Sektor. Yogyakarta: UGM.

Hornby, A.S, Siswoyo, E.C. Parnwell dan Siswoyo. 1997. Kamus Lengkap

Inggris Indonesia. Cet. 1; Jakarta: PT. Ilmu Pustaka.

Hasan, Muhammad, S.Pd., M. Pd. 2018. Pembangunan Ekonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat. Cet. 1; Makassar. 2017.

Khoirunnisa, Rosa. 2017. Anlisis Pengaruh Pembangunan Ekonomi dan

Pembangunan Sosial Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011-2015. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Lubis, Suhrawandi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Ed.1, Cet. II; Jakarta:

Sinar Grafindo.

Lestari, Siti. 2015. Analisi Pengelolaan Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan

Ekonomo. UIN Walisongo. Fakultas Syariah dan Hukum.

Page 78: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

64

Mas‟udi, Masadar F. 1993. Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) dalam

Islam. Cet. III; Jakarta: Pustaka Firdaus.

Majid, Ahmad abd, MA. 1994. Msa’il Fiqhiyah 2. Cet. 1; Jakarta: PT. Graeda

Buana Indah.

Mujaib, M. Abdul, dkk. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Cet. II; Jakarta: Pustaka

Firdaus.

Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan Islam. 1995. Zakat dan Wakaf

(Pedoman zakat 9 Seri). Jakarta: PT. Prodja.

Prof. KH. Yafie, Ali. 1994. Menggagas Fikhi Sosial. Cet. II; Bandung: Mizan

Anggota AKAPI.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2008. Ekonomi islam.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prof. H. Ali, Daud Muhammad SH, Hj. Daud, Habibah, SH. 1998. Lembaga-

lembaga Islam di Indonesia. Ed.1, Cet. 1; Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Rahardjo, Dawan. 1990. Etika Ekonomi dan Manajemen. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Siddiqi, Najatullah Muhammad. 1996. Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Cet. II;

Jakarta.

Sugiarto, Wiwid. 2018. Implementasi Zakat Profesi dalam Perspektif Hukum

Islam. UIN Raden Intan Lampung. Fakultas Syariah dan Hukum.

Van Hoeve, Ictiar, Baru. 1997. Ensiklopedia Islam. Jilid. II; Jakarta.

Page 79: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

65

RIWAYAT HIDUP

JUSNAWATI, Lahir di jeneponto tanggal 15 September

1996. Putri dari pasangan Sattu dan Hawati. Penulis

menyelesaikan jenjang pendidikannya di SDN No. 40

Tombo-tombolo tepatnya di Jeneponto Sulawesi Selatan

pada tahun 2009. Peneliti melanjutkan pendidikan sekolah

menengah pertama di Smp Negeri 2 Kelara dan tamat tahun 2012. Setelah itu

peneliti melanjutkan sekolah menengah atas di Sma Negeri 1 Kelara Jeneponto

dan tamat pada tahun 2015. Kemudian pada pertengahan tahun 2015 penulis

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta Universitas

Muhammadiyah Makassar fakultas Agama Islam program studi Hukum

Ekonomi Syariah.

Atas ridho Allah SWT dan kerja keras, pengorbanan serta kesabaran pada tahun

2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan judul : “Tinjauan

Pengelolaan Zakat dalam Meningkatkan Pembangunan Ekonomi ”.

Page 80: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

66

LAMPIRAN

Lampiran 1

Pertanyaan Wawancara Penelitian

Tinjauan penerapan Zakat Dalam Landasan Syariah Untuk

Meningkatkan Pembangunan Ekonomi (Studi Objek BAZNAS

Kabupaten Bantaeng)

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Agama :

4. Umur :

5. Alamat :

B. Pertanyaan :

1. Bagaimana penerapan zakat pada BAZNAS Kabupaten Bantaeng,

Apakah sudah sesuai dengan syariat islam yang sebenarnya?

2. Apakah dalam penerapan zakat dapat meningkatkan pembangunan

ekonomi?

3. Berapa potensi (Jumlah) zakat yang didapatkan dalam setahun dan

digunakan untuk apa saja zakat itu?

4. Zakat diberikan kepada golongan apa saja?

5. Bagaimana cara mengumpulkan zakat dan bagaimana system

pembagian zakat ?

Page 81: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

67

Lampiran 2

Page 82: TINJAUAN PENGELOLAAN ZAKAT DALAM MENINGKATKAN …

68