tinjauan pustaka tinea korporis
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
1/8
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) kecualitelapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha.
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita
yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur
golongan dermatofita adalah tinea korporis.
2. Etiologi
Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton. Golongan jamur ini mempunyai sifat
mencernakan keratin. Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang
menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita
adalah tinea korporis.
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
2/8
3. Epidemiologi
Prevalensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 0!"#
populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering. Penyakit ini tersebar
di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi
jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis $iklim panas dan kelembaban
yang tinggi% dan sering terjadi eksaserbasi. Penyebab tinea korporis berbeda!beda di setiap
negara, seperti di &merika 'erikat penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum,
Trycophyton mentagrophytes, Microsporum canis dan Trycophyton tonsurans. Di &frika
penyebab tersering tinea korporis adalah Tricophyton rubrum dan Tricophyton
mentagrophytes, sedangkan di (ropa penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum,
sementara di &sia penyebab terseringnya adalah Tricophyton rubrum, Tricophyton
mentagropytes dan Tricophyton violaceum. Dilaporkan penyebab dermatofitosis yang dapat
dibiakkan di )akarta adalah T. rubrum "*,+#, (. floccosum *,"#, -. canis ,#,
T.mentagrophytes var. granulare ,0#, -. gypseum /,#, T. concentricum 0,"#.
4. Klasifikasi Ekologi
erdasarkan pada pejamunya, jamur penyebab dermatofita diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, dimana pembagian ini juga mempengaruhi cara penularan penyakit akibat
dermatofita ini. Pengelompokannya yaitu1
2 Geofilik yaitu transmisi dari tanah ke manusia
2 3oofilik yaitu transmisi dari hean ke manusia, contoh Trycophyton simii $monyet%,
Trycophyton mentagrophytes $tikus%, Microsporum canis $kucing%, Trycophyton equinum
$kuda% danMicrosporum nannum $babi%.
2 &ntrofilik yaitu transmisi dari manusia ke manusia.
. Patogenesa
(lemen kecil dari jamur disebut hifa, berupa benang!benang filament terdiri dari sel!sel yang
mempunyai dinding. Dinding sel jamur merupakan karakteristik utama yang membedakan
jamur, karena banyak mengandung substrat nitrogen disebut dengan chitin. 'truktur bagian
dalam $organela% terdiri dari nukleus, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, lisosom,
apparatus golgi dan sentriol dengan fungsi dan peranannya masing!masing. enang!benang
hifa bila bercabang dan membentuk anyaman disebut miselium.
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
3/8
Dermatofita berkembang biak dengan cara fragmentasi atau membentuk spora, baik seksual
maupun aseksual. 'pora adalah suatu alat reproduksi yang dibentuk hifa, besarnya antara !
/5, biasanya bentuknya bulat, segi empat, kerucut atau lonjong. 'pora dalam
pertumbuhannya makin lama makin besar dan memanjang membentuk hifa. terdapat
macam spora yaitu spora seksual $gabungan dari dua hifa% dan spora aseksual $dibentuk oleh
hifa tanpa penggabungan%.
6nfeksi Dermatofita diaali dengan perlekatan jamur atau elemen jamur yang dapat tumbuh
dan berkembang pada stratum korneum. Pada saat perlekatan, jamur dermatofita harus tahan
terhadap rintangan seperti sinar ultraviolet, variasi temperatur dan kelembaban, kompetensi
dengan flora normal, spingosin dan asam lemak. 7erusakan stratum korneum, tempat yang
tertutup dan maserasi memudahkan masuknya jamur ke epidermis.
-asuknya dermatofita ke epidermis menyebabkan respon imun pejamu baik respon imun
nonspesifik maupun respon imun spesifik. 8espon imun nonspesifik merupakan pertahanan
lini pertama melaan infeksi jamur. -ekanisme ini dapat dipengaruhi faktor umum, seperti
gi9i, keadaan hormonal, usia, dan faktor khusus seperti penghalang mekanik dari kulit dan
mukosa, sekresi permukaan dan respons radang. 8espons radang merupakan mekanisme
pertahanan nonspesifik terpenting yang dirangsang oleh penetrasi elemen jamur. Terdapat
unsur reaksi radang, yaitu pertama produksi sejumlah komponen kimia yang larut dan
bersifat toksik terhadap invasi organisme.
7omponen kimia ini antara lain ialah liso9im,sitokin,interferon,komplemen, dan protein fase
akut. :nsur kedua merupakan elemen seluler, seperti netrofil dan makrofag, dengan fungsi
utama fagositosis, mencerna dan merusak partikel asing. -akrofag juga terlibat dalam
respons imun yang spesifik. 'el!sel lain yang termasuk respons radang nonspesifik ialah
basophil, sel mast, eosinophil, trombosit dan sel ;7 (natural killer). ;eutrofil mempunyai
peranan utama dalam pertahanan melaan infeksi jamur.
6munitas spesifik membentuk lini kedua pertahanan melaan jamur setelah jamur
mengalahkan pertahanan nonspesifik.
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
4/8
!. "am#a$an Klinis
Gambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif dengan
perkembangan kearah luar, bercak!bercak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran
yang polisiklik,arsinar,dan sirsinar. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang
ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif
lebih tenang. Tinea korporis yang menahun, tanda!tanda aktif menjadi hilang dan selanjutnya
hanya meninggalkan daerah hiperpigmentasi saja. Gejala subyektif yaitu gatal, dan terutama
jika berkeringat dan kadang!kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Tinea korporis
biasanya terjadi setelah kontak dengan individu atau dengan binatang piaraan yang terinfeksi,
tetapi kadang terjadi karena kontak dengan mamalia liar atau tanah yang terkontaminasi.
Penyebaran juga mungkin terjadi melalui benda misalnya pakaian, perabot dan sebagainya.
"am#a$ Pen%akit Tinea Ko$po$is pada &adan '(ttp)**de$mis.net+
,. Peme$iksaan -a#o$ato$im
'elain dari gejala khas tinea korporis, diagnosis harus dibantu dengan pemeriksaan
laboratorium antara lain pemeriksaan mikroskopis, kultur, pemeriksaan lampu ood dan
pemeriksaan dengan menggunakan P=8.
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan membuat preparat langsung dari kerokan kulit,
kemudian sediaan dituangi larutan 7>? 0#. 'esudah " menit atau sesudah dipanaskan
dengan api kecil, dilihat di baah mikroskop. Pemeriksaan ini memberikan hasil positif hifa
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
5/8
ditemukan hifa $benang!benang% yang bersepta atau bercabang, selain itu tampak juga spora
berupa bola kecil sebesar !/5.
7ultur dilakukan dalam media agar sabaroud pada suhu kamar $"!/0=%, kemudian satu
minggu dilihat dan dinilai apakah ada pertumbuhan jamur. 'pesies jamur dapat ditentukan
melalui bentuk koloni, bentuk hifa dan bentuk spora.
Pemeriksaan lampu ood adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar ultraviolet dengan
panjang gelombang /+" nm. 'inar ini tidak dapat dilihat. ila sinar ini diarahkan ke kulit
yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini akan berubah menjadi
dapat dilihat dengan memberi arna $fluoresensi%. eberapa jamur yang memberikan
fluoresensi yaituM.canis, M.audouini, M.ferrugineum dan T.schoenleinii.
/. Diagnosa &anding
&da beberapa diagnosis banding tinea korporis, antara lain dermatitis seboroik, pitiriasis
rosea dan psoriasis.
. Dermatitis 'eboroika
Tempat predileksi1
! di kulit kepala $scalp%
! lipatan!lipatan kulit, misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya.
! 7ulit kepala berambut juga sering terkena.
! Gambaran klinis yang khas dari dermatitis seboroika adalah skuamanya yang
berminyak dan kekuningan.
. Ptiriasis rosea
Distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian proksimal
anggota badan, sukar dibedakan dengan tinea korporis tanpa herald patch. Perbedaannya
pada pitiriasis rosea gatalnya tidak begitu berat seperti pada tinea korporis, skuamanya
halus sedangkan pada tinea korporis kasar.
/. Psoriasis
Perbedaannya ialah pada psoriasis terdapat tanda!tanda khas yakni lesi lebih merah, skuama
kasar, transparan serta berlapis!lapis, fenomena tetes lilin, dan fenomena auspit9. Psoriasis
dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor, misalnya
lutut, siku, dan punggung.
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
6/8
0. Pengo#atan
Pengobatan infeksi jamur dibedakan menjadi pengobatan non medikamentosa dan
pengobatan medikamentosa.
0.1 Non edikamentosa
-enurut adan P>- 86 $0%, dikatakan baha penatalaksanaan non medikamentosa
adalah sebagai berikut1
a. Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena infeksi atau bagian
yang terinfeksi dikeringkan terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh
lainnya.
b. )angan mengunakan handuk, baju, atau benda lainnya secara bergantian dengan orang yang
terinfeksi.
c. =uci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah
penyebaran jamur tersebut.
d. ersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa!sisa
kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh.
e. )ika memungkinkan hindari penggunaan baju dan sepatu yang dapat menyebabkan kulit
selalu basah seperti bahan ool dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi udara.
f. 'ebelum menggunakan sepatu, sebaiknya dilap terlebih dahulu dan bersihkan debu!debu
yang menempel pada sepatu.
g. ?indari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan sandal
yang terbuat dari bahan kayu dan karet.
0.2 edikamentosa
Pengobatan tinea korporis terdiri dari pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pada tinea
korporis dengan lesi terbatas, cukup diberikan obat topikal. bat oral atau kombinasi obat oral dan topikal
diperlukan pada lesi yang luas atau kronik rekurens. &nti jamur topikal yang dapat diberikan
yaitu derivate imida9ole, toksiklat, haloprogin dan tolnaftat. Pengobatan lokal infeksi jamur
pada lesi yang meradang disertai vesikel dan eksudat terlebih dahulu dilakukan dengan
kompres basah secara terbuka. Pada keadaan inflamasi menonjol dan rasa gatal berat,
kombinasi antijamur dengan kortikosteroid jangka pendek akan mempercepat perbaikan
klinis dan mengurangi keluhan pasien.
1. Pengo#atan Topikal
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
7/8
Pengobatan topikal merupakan pilihan utama. (fektivitas obat topikal dipengaruhi oleh
mekanisme kerja dan viskositas obat tersebut. 'elain obat!obat klasik, obat!obat derivate
imida9ole dan alilamin dapat digunakan untuk mengatasi masalah tinea korporis ini.
(fektivitas obat yang termasuk golongan imidaol kurang lebih sama. Pemberian obat
dianjurkan selama /!4 minggu atau sampai hasil kultur negative. 'elanjutnya dianjurkan juga
untuk meneruskan pengobatan selama *!0 hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis
dengan maksud mengurangi kekambuhan.
! 7ombinasi asam salisilat $/!+#% dan asam ben9oat $+!#% dalam bentuk salep $ 'alep
@hitfield%.
A 7ombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep $salep !4, salep /!0%
A Derivat a9ol 1 mikona9ol #, klotrimasol #, ketokona9ol # dll.
2. Pengo#atan Sistemik
Pengobatan sistemik yang dapat diberikan pada tinea korporis adalah1
2 Griseofulvin
Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak!anak "!0
mgBkgBhari, sedangkan deasa "00!000 mgBhari
2 7etokona9ol
7etokona9ol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten terhadap griseofulvin
atau terapi topikal. Dosisnya adalah 00 mgBhari selama / minggu.
2 >bat!obat yang relative baru seperti itrakona9ol serta terbinafin dikatakan cukup
memuaskan untuk pengobatan tinea korporis.
1.P$ognosis
Dengan terapi yang benar dan menjaga kebersihan kulit, pakaian dan lingkungan, prognosis
tinea korporis membaik dengan tingkat kesembuhan *0!00#.
-
7/23/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Korporis
8/8
DATA PUSTAKA
. udimulja, :., $000%. -ikosis. Dalam1 Djuana, &., $ed%.Ilmu enyakit !ulit dan !elamin.
)akarta1 alai Penerbit C7:6. ?al1 0!*
. ?arahap -arali, $000%.Ilmu enyakit !ulit. )akarta1 Penerbit ?ipokrates. ?al1 **!
/. 'iregar 8'., $+%. "aripati enyakit !ulit. )akarta1 (G=. hal1!.
4. ?artadi, ?ardjono, ;aoryda. $%.#ermatomikologi. 'emarang1 adan Penerbit :;D6P.
hal1!
". ?arahap -arali. $*%.#iagnosis and Treatment of "kin Infection.