tinjauan teori a. kontrasepsi kontrasepsi adalah upaya...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara atau permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2006,
p.905).
Maksud dari pemakaian kontrasepsi untuk menyelamatkan ibu
dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu
dekat dan melahirkan pada usia tua. Untuk itu diperlukan pemilihan jenis
kontrasepsi tepat agar tidak terjadi efeksamping yang merugikan pemakai
alat kontrasepsi. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan
penggunaan kontrasepsi yaitu :
a. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dabawah 20 tahun
dianjurkan menunda kehamilanya.
b. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan) masa saat istri berusia
20 – 35 tahun yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak
kehamilan 3 -4 tahun.
c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi) saat usia istri diatas 35
tahun dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2
anak.
10
Menurut Prawirohardjo (2007, p.534) hendaknya kontrasepsi
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Aman pemakaianya dan dapat dipercaya.
b. Efek samping yang merugikan tidak ada.
c. Lama kerjanya dapat diatur sesuai keinginan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama
pemakaiannya.
f. Cara penggunaanya sederhana.
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
h. Dapat diterima oleh suami istri.
2. Kontrasepsi AKDR
a. Pengertian Intra Uterin Devices (IUD) /AKDR
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,
dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Handayani,
2010, p.139).
b. Jenis-jenis Intra Uterin Devices (IUD) /AKDR
Macam IUD menurut Handayani (2010, p.140-141) di
kategorikan menjadi 2 yaitu :
1) AKDR non hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena
berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan.Mulai dari
11
generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan logam sampai
generasi plastik (polietilen), baik yang ditambah obat ataupun tidak.
a) Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :
(1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil,
Multiload, Nova-T.
(2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
b) Menurut Tambahan atau Metal
(1) Medicatet IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya
kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A
(daya kerja 8 tahun), Cu- 7, Nova T (daya kerja 5 tahun),
ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).
(2) Un Medicated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Cara insersi lippes loop : Push Out
2) IUD yang mengandung hormonal
a) Progestasert-T = Alza T
(1) Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang ekor
warna hitam
(2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat,
melepaskan 65 mcg progesterone per hari
12
(3) Tabung insersinya terbentuk lengkung
(4) Teknik insersi : plunging (Modified Withdrawal)
b) LNG-20
1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20
mcg per hari
2) Sedang di teliti di Finlandia
3) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per 100
wanita per tahun
4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainya,
karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang
sangat sedikit.
c. Mekanisme Kerja menurut Hartanto (2004, p.205-206).
AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah
terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan mengahalangi bersatunya
ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tubafalopi dan menginaktifasikan sperma. Ada beberapa mekanisme
cara kerja AKDR sebagai berikut :
1) Timbulnya reaksi radang radang lokal di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi.
13
3) Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telh berimplantasi didalam
endometrium.
4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi.
5) Immobilissi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
d. Efektivitas menurut Hartanto (2004, p.207)
1) Efektifitas dari IUD dinyatakan pada angka kontinuitas (continuation
rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal in-uterio tanpa : Ekspulsi
spontan, terjadinya kehamilan dan pengangkatan/pengeluarankarena
alas an-alasan medis atau pribadi.
2) Efektifitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
a) IUD-nya : Ukuran, Bentuk dan mengandung Cu atau Progesteron.
b) Akseptor : Umur, paritas, frekuensi senggama.
3) Dari factor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan
paritas, diketahui :
a) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD.
b) Makin muda usia, terutama pada nulligravid, maka tinggi angka
ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD.
4) Use-effectiveness dari IUD tergantung pada variabel administratife,
pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman
pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan
akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan
akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
14
e. Keuntungan
1) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
2) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak
perlu diganti).
3) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
4) Tidak memprngaruhi hubungan seksual.
5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil.
6) Tidak ada efeksamping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380 A)
7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI.
8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(Apabila tidak terjadi infeksi).
9) Dapat digunakan sampai menoupose (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
10) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
11) Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik.
f. Kerugian
Efek samping yang akan terjadi.
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan atau (spooting) antar menstruasi
4) Saat haid lebih sakit
15
5) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
6) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering ganti-ganti pasangan.
7) Penyakit radang panggul terjadi. Seorang perempuan dengan IMS
memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
8) Prosedur medis,termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan dalam
pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama
pemasangan.
9) Sedikit nyeri perdarahan (spooting) terjadi segera setelah
pemasangan AKDR.Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
10) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
kesehatan terlatih yang harus melakukanya.
11) Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui (sering
terjadi apabila AKDR di pasang setelah melahirkan).
12) Perempuan harus memeriksakan posisi benang dari waktu
kewaktu,untuk melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan
jarinya kedalam vagina. Sebagian perempuan ini tidak mau
melakukanya.
(Handayani, 2010, p.144).
g. Indikasi menurut Saifudin (2006, p.MK-76)
1) Usia reproduktif.
2) Keadaan nulipara.
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
16
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
6) Setelah mengalami abortus dantidak terlihat adanya adanya infeksi.
7) Resiko rendah IMS.
8) Tidak menghendaki metode hormonal.
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.
h. Kontraindikasi menurut Saifudin (2006, p.MK-77)
1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).
2) Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
3) Sedang menderita infeksi alat genital.
4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami abortus.
5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri.
6) Penyakit trofoblas yang ganas.
7) Diketahui menderiata TBC pelvic.
8) Kanker alat genital.
9) Ukuran rahim yang kurang 5 cm.
i. Hal yang harus diketahui oleh akseptor IUD
1) Cara memeriksa sendiri benang ekor IUD.
2) Efek samping yang sering timbul misalnya perdarahan haid yang
bertambah banyak/lama, rasa sakit/kram.
3) Segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala-gejala infeksi.
17
4) Macam IUD yang dipakinya.
5) Saat untuk mengganti IUD nya.
6) Bila mengalami keterlambatan haid, segera periksakan diri
kepetugas medis.
7) Sebaiknya tunggu tiga bulan untuk hamil kembali setelah IUD
dikeluarkan dan gunakan metode kontrasepsi lain selama waktu
tersebut.
8) Bila berobat karena alasan apapun, selalu beritahu dokter bahwa
akseptor menggunakan IUD.
9) IUD tidak memberi perlindungan terhadap transmisi virus penyebab
AIDS.
j. Prosedur pemasangan menurut varney’s
1) Informed Consent
2) Pastikan bahwa wanita yang menginginkan pemasangan AKDR
tidak sedang hamil
3) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4) Lakukan pemeriksaan bimanual
5) Pasang speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang
terluas sehingga memudahkan pemasangan AKDR
6) Membersihkan Serviks secara menyeluruh dengan antiseptic
7) Memasukkan tenakulum dan jepit porsio kearah jam 11.00 atau
13.00
8) Mengukur kedalaman uterus dengan menggunakan sonde uterus
18
9) Memasukkan IUD sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan IUD
dalam bidang transverse dari kavum uteri pada posisi setinggi
mungkin difundus uteri.
10) Keluarkan tabung inseternya.
11) Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2-3 cm dari ostium
uteri eksternum.
12) Lepaskan tenakulum dan spekulum.
k. Waktu pemasangan menurut Everett (2008, p.203).
AKDR biasanya dipasang pada akhir menstruasi karena
serviks terbuka pada waktu ini, yang membuat pemasangan menjadi
lebih mudah. AKDR dapat dipasang sampai 5 hari setelah hari ovulasi
paling awal yang diperhitungkan, sebagai kontrasepsi pasca koitus.
Setelah kelahiran bayi, wanita dapat dipasang AKDR 6 minggu
postnatal. Setelah keguguran atau terminasi kehmilan.
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan suatu obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
19
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007, p.139).
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, 2007, p.140).
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumya.Termasuk kedalam pengatahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu
“Tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tau tentang apa yang dipelajari yaitu
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana
dapat menginterprestasikan secara benar.Orang yang telah faham
terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan,menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu
obyek yang dipelajari.
20
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguanakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
kesuluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atu obyek.Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
21
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo,
(2010, p.10-18) adalah sebagai berikut:
a. Cara tradisional atau nonilmiah
1) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan itu tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
sengaja oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-
pimpinan masyarakat baik formal atau informal,ahli agama, pemegang
pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima
mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaranya baik
berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
22
pengalaman yang pernah diperoleh dalm memecahkan permasalahan
yang dihadapi masa lalu.
b. Cara modern atau ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian
(research methodology).
4. Proses Perilaku
Menurut Wawan & Dewi (2010, p.15) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003), perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia
baik yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (objek).
2) Interest (mersa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan
tertarik pada stimulasi.
3) Evaluasion (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan
baik buruknya tindakan terhadap stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru
5) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulasi
23
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup
yang bersangkutan. Perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Perliaku Tertutup (covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati oleh orang lain.
2. Perilaku Terbuka (overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat orang lain.
5. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan & Dewi (2010,
p.16-17).
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang di beriakan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Notoatmodjo, 2003).
2) Pekerjaan
24
Pekerjaan keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan, tetapi cara mencari nafkah yang berulang dan
banyak tantangan.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun (Nursalam, 2003). Semakin cukup
umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan pekerjaan (huclok, 1998).
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem social budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
C. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2007, p.142).
25
Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial
yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok
(Wawan dan Dewi, 2010, p.19).
a. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2007, p.144) sikap terdiri dari beberapa
tingktan Yakni:
1) Menerima (Receving)
Menerima,diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespons (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau
salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak seseorang untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
26
2. Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap yang dikutip oleh Purwanto 1998 dalam (Wawan
dan Dewi, 2010, p.34-35) adalah :
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.
Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat tertentu
yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari
atau berubah senantiasa berkenaan suatu objek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan atau pengetahuan yang
dimiliki orang.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor yang mempengaruhi sikap yang dikutip Azwar 2005 dalm
(Wawan & Dewi, 2010, p.35-36) yaitu :
27
a. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.Karena itu, sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap
penting.Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
danggap penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap
anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat asuhanya.
d. Media Masa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumenya.
28
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaaraan dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah
mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi
sikap.
f. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
D. Wanita Usia Subur
Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur antara 15-45 tahun
yang ditandai dengan menstruasi untuk pertama kali (Menarche) dan diakhiri
dengan menopause.
Ciri khas kedewasaan seseorang adalah adanya perubahan-
perubahan siklis pada alat-alat kandunganya sebagai persiapan untuk
kehamilan. Pada wanita yang sehat dan tidak hamil tiap bulanya secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandunganya yang disebut dengan menstruasi.
Siklus menstruasi dikenal dengan empat fase penting yaitu
(Sarwono, 2007, p.112-113) :
1. Fase menstruasi (Desquamasi)
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid
mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam
29
hemolisis atau aglutinase,sel-sel epitel dan stroma yang mengalami
disentrigasi dan otolisis. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
2. Fase Pascahaid (Regenerasi)
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar
berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang
tumbuh dari sel-sel epitel endometrium.
3. Fase Intermenstruum (proliferasi)
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm.
Fase ini berlangsug dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.
4. Fase Prahaid (sekresi)
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14
sampai ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan
mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium
telah tertimbun glikogen dan kapur kelak digunakan sebagai makanan untuk
telur yang dibuahi.
30
E. kerangka Teori
Faktor Predisposisi
Pendidikan
Umur
Faktor Pendukung
Keluarga
SDM yang ada
Faktor Pendorong
Lingkungan
Sosial Budaya
Media Masa
Sarana prasarana
Perilaku WanitaUsia Subur Sebelum
Menikah TentangAKDR
Pengetahuan
Sikap
31
Keterangan :
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Gambar 1 : Kerangka Teori
Sumber : Laurience & Green dalam Notoadmodjo 2010