transparansi pemanfaatan dana program nasional

95
TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DESA TARENGGE KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR MUTMAINNA Nomor Stambuk : 10561 04051 11 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

i

TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DESA TARENGGE

KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR

MUTMAINNA

Nomor Stambuk : 10561 04051 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

2015

Page 2: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI DESA

TARENGGE KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

MUTMAINNA

No. Stambuk : 105610405111

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2051

Page 3: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

iii

Page 4: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

iv

Page 5: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

v

Page 6: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

vi

ABSTRAK

Mutmainnah, 2015. Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat PNPM MP Di DesaTarengge Kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur(Dibimbing Oleh Andi Nuraeni Aksa Dan

Burhanuddin).

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bagaimana transparansi

pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat di desatarengge

kecamatan wotu kabupaten luwu timur Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat

PNPM MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dana

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di desa tarengge

kecamatan wotu kabupaten luwu timur dan untuk mengetahui bagaimana

bagaimana transparansi pemanfaatan dana program nasioanal pemberdayaan

masyarakat di desa tarengge. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif

(menjelaskan kondisi objek secara alamiah) dengan informan sebayak 7 (tujuh)

orang yang dipilih berdasarkan pandanagan bahwa informa nmemiliki

pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang di teliti yakni fasilitator

PNPM MP, Tim Pengelolah Kegiatan (TPK), Ketua BPD, danTokoh Masyarakat.

Data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa: observasi dan

dokumentasi serta dikembangkan dengan wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi pemanfaatan dana

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di

desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur kurang efektif dalam hal ini

tidak trasparansi karna melihat adanya beberapa indicator transparansi belum

sepenuhnya terlaksana, seperti kurangnya informasi yang di terimah oleh

masyarakat mengenai besaran dana yang dikelolah oleh tim pengelolah kegiatan

(TPK) disetiap desa. Keterlibatan masyarakat dalam hal musyawarah antar dusun

penetapan ususlan dan pembahasan tentang dana yang dikelolah oleh PNPM MP

di setiap desa. Dengan beberapa indicator itulah yang membuat penulis

menyimpulkan bahwa pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) kurang efektif dalam hal ini kurang

trasparansi.

Kata Kunci: Transparansi, Pemanfaatan, Dana PNPM

Page 7: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

vii

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, berkat limpahan

rahmat dan karunianya semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

Teriring salam dan shalawat pada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang

dicintainya beserta sahabat-sahabatnya, sehingga skripsi yang berjudul

“Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

PNPM Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur” dapat penulis

selesaikan dengan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyusun skripsi ini

sebagai karya ilmiah yang merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan dari segi isinya. Untuk itu, penulis

menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun

demi penyempurnaan berikutnya. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis

tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literature,

pengumpulan data sampai pada pengelolaan data maupun dalam tahap penulisan.

Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung

jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material

maupun moril, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada

kesempatan yang baik ini pula, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan kepada:

Page 8: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

viii

1. Ibu Hj. A. Nuraeni Aksa, SH.,MH selaku pembimbing 1, yang telah mendidik,

membantu, dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini dan DR.

Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II, yang telah meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan motifasi

dan mengarahkan hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak DR. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh stafnya.

3. Bapak DR. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu social Dan Ilmu Politik.

4. Bapak DR. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan studi Starata Satu (S1) dan yang telah membina Uiversitas

Muhammadiyah Makassar dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Pedesaan (PNPM MP) Di Desa Tarengge Kecamtan Wotu Kabupaten Luwu

Timur.

6. Untuk kedua orang tua penulis ayahanda H. Burhanuddin dan Ibunda Hj.

Sahra yang selama ini selalu membimbing serta mengarahkan kearah yang

lebih baik, dan telah memberikan dukungan moril serta pengorbanan materi

selama ini dengan sabar mengajari penulis disetiap kesalahan-kesalahan yang

diperbuat oleh penulis. Untuk kasih sayang yang selalu diberikan penulis dan

terima kasih untuk semuanya.

Page 9: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

ix

7. Seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuannya

kepada penulis untuk menyelesaikan studi, terima kasih atas bantuan moril

dan materi yang selalu diberikan kepada penulis.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak membutuhkan.

“Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Makassar, 6 November 2015

Page 10: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

x

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii

Halam Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................................ iii

Daftar Isi .............................................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori ................................................................... 9

B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 34

C. Fokus Penelitian ....................................................................................... 36

D. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................ 36

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian ...................................................................... 39

B. Jenis dan Tipe penelitian .......................................................................... 39

C. Sumber Data .............................................................................................. 39

D. Informan Penelitian ................................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan data ......................................................................... 41

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 41

G. Pengabsahan Data ..................................................................................... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaanpenyaluran PNPM di DesaTarengge. .......................................... 45

B. TransparansiPemanfaatan Dana Program

NasionalPemberdayaanMasyarakat PNPM MandiriPedesaan. ................. 51

BABV. PENUTUP

A. Kesimpulan. .............................................................................................. 78

B. Saran. ......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

Page 11: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Selain itu

kebutuhan dari pemerintah yang terjadi di dalam masalah tidak transparansinya

pemerintah dalam hal program – program yang telah mereka keluarkan. Persoalan

lain yang mengakibatkan ketidaktransparansinya pemerintah seperti, adanya

pengangguranyang dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan

pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan dan kewenangan

pemerintah untuk mengetahui perlakuan oleh para staf pemerintah.

Mulai tahun 2007 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri yang terdiri dari PNPM

mandiri perdesaan, PNPM mandiri perkotaan, serta PNPM mandiri wilayah

khusus dan desa tertinggal hanya saja masyarakat dan pemerintah belum

melakukan kerjasama yang baik, sehingga masyarakat belum memahami tentang

pentingnya PNPM bagi kehidupannya. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa

penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin,

mekanisme pelaporan dibuat dalam beberapa tingkatan masyarakat, yang biasanya

masyarakat melaporkan tindak penipuan yang ketika masalah itu belum

terselesaikan, sehingga jika masalah itu tidak terselesaikan, maka dialihkan

kepada pemerintah yang menangani permaslahan penipuan terhadap masayarakat,

1

Page 12: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

2

untuk itu pemerintah lebih transparan dan berpartispasi serta memerlukan hasil

untuk menumbuhkan kebersamaan terhadap masyarakat.

Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang dilaksanakan baik oleh

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selama ini sering berduplikasi antar

proyek sehingga diharapkan pengintegrasian berbagai program Pemberdayaan

masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, masalah lain ketika

ppm yang diperlukan jika dapat dilibatkan para media, sehingga proses menjadi

lebih cepat hanya saja, pemerintah harus lebih mengajak masyarakat dalam

Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator MDGS

adalah kesepakatan global untuk mencapai target pembangunan bersama yaitu,

memberantas kemiskinan dan kelaparan, pendidikan dasar untuk semua,

kesetaraan jender dan pemberdayaan Perempuan, mengurangi angka kematian

anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyakit menular dan penyakit

lainnya, menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan emitraan

Global untuk pembangunan.

Prinsip transparansi aparatur dan sistem manajemen pemerintah harus

mengembangkan keterbukaan dan sytem akuntabilitas, harus bersikap terbuka

untuk mendorong pimpinan dan seluruh sumber daya manusia didalamnya

berperan dalam mengamalkan dan melembagakan kode etik, serta dapat

menjadikan mereka sebagai panutan masyarakat dalam rangka pelaksanaan

pertanggung jawaban kepada masyarakat dan negara.

Transparansi penyelenggaraan pelayanaan publik merupakan pelaksanaan

tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan,

Page 13: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

3

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pengendaliannya, serta muda

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.

PNPM Mandiri pedesaan merupakan program yang dirancang bersifat

partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap

kegiatan seperti yang tercantum dalam PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan

UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, kemudian Dua peraturan pemerintah (PP)

telah diterbitkan untuk mendukung pelaksanaan UU Desa tersebut, masing-

masing; PP No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan PP No. 60 Tahun 2014 tentang ; Dana Desa

Yang Bersumber Dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara. Tinggal

menunggu beberapa Peraturan Menteri yang akan mengatur teknis pelaksanaan

UU Desa tersebut, diantaranya; Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

yang mengatur tentang mekanisme pendampingan, dan Permendagri yang

mengatur tentang perencanaan, serta Permendagri yang mengatur tentang

pengelolaan keuangan dan pertanggung jawaban pemeritah desa.

.PNPM Mandiri Pendesaan merupakan program yang dirancang bersifat

partisipatif dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap tahap kegiatan.

Jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam program ini meliputi kegiatan sosial,

ekonomi dan lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan

sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam

pelaksanaannya, program ini memutuskan kegiatan bagi masyarakat indonesia

paling miskin diwilayah pedesaan. Program ini menyediakan fasilitasi

Page 14: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

4

pemberdayaan masyarakat/kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta

dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung.

Dasar hukum PNPM Mandiri pedesaan mengacu pada landasan konstitusi

UUD 1945 beserta amandemennya, landasanidil pancasila, dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan PNPM

Mandiri yang aka disusun kemudian. Peraturan perundang-undangan khususnya

terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan

penanggulanagan kemiskinan.

PNPM Mandiri Pedesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat

dalam setiap kegiatan secara transparan, mulai dari proses perencanaan,

pengambilan keputusan dalam penggunaan dan penggolahan dana sesuai

kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan

pelestarian. Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan ada di bawah binaan Direkorat

Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Kementrian Dalam Negeri.

Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), dana pinjaman /hibah luar negeri dan sejumlah lembaga

pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan merupakan ketentuan pokok

yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam

melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pengawasan

dan pelestarian. Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan dimaksudkan untuk

mencapai tujuan secara lebih terarah.

Page 15: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

5

Masyarakat di desa Tarengge adalah salah satu cerminan masyarakat yang

kehidupannya tertinggal dibanding dengan masyarakat didaerah lainnya karena

tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, dikarenakan kurangnya

pembangunan sekolah dan tenaga pengajar yang dirasa sangat berperang penting

dalam peningkatan sumber daya manusia yang ada disana. Selain itu opini

masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang penting

juga ikut menjadi penghambat dalam peningkatan pendidikan masyarakat,

sehingga anak-anak mereka lebih sering diarahkan untuk membantu para orang

tuanya disawah, dikebun tempat orang tua mereka mencari nafka dan kurangnya

kerjasama antara aparatur desa dengan masyarakatnya, sehingga untuk

mendapatkan informasi tentang bantuan dari program PNPM sulit untuk di

dapatkan.

Kecamatan Wotu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Luwu

Timur yang terdiri dari 12 Desa/Kelurahan.Dimana desa Tarengge merupakan

salah satu desa yang termasuk dalam kecamatan tersebut yang terdiri dari 12

kelompok ekonomi dengan usaha yang berbeda-beda. Mata pencaharian

masyarakat desa Tarengge juga beranek ragam, ada yang berprofesi sebagai

petani, pedagang, maupun pengusaha kecil/rumah tangga lokal. Dari kondisi yang

ada di lapangan dapat diketahui bahwa, sebagaian penduduk desa tarengge masih

tergolong pada tingkat menengah kebawah sehingga, desa tarengge juga

merupakan salah satu lokasi PNPM Mandiri Pedesaan.

Desa tarengge merupakan desa yang letak geografisnya yang berada di

Kabupaten paling timur di Sulawesi selatan kondisi didesa tarengge yang cukup

Page 16: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

6

memperhantinkan sebelum adanya PNPM Mandiri Pedesaan karena desa tarengge

tidak mengalami yang namanya perkembangan baik dalam pembangunan renase

maupun perbaikan jalan, dan pembangunan posyanduh.

Kenyataan yang ada di Desa Tarengge ini penyaluran dana PNPM Mandiri

Pedesaan ini masih menimbulkan tanda tanya karena berdasarkan pengamatan

yang telah dilakukan, dana ini yang seharusnya disalurkan secara merata kepada

semua masyarakat yang membutuhkan namun yang pada kenyataannya yang

menerima dana alokasi yang berupa bunga menurun tersebut adalah mereka yang

hanya terbilang keluarga atau kerabat dari pengurus PNPM tersebut, sehingga

banyak masyarakat yang kecewa dan bertanya sebenarnya dana PNPM itu untuk

mensejahterakan rakyat atau hanya untuk menutupi kepentingan mereka yang

dekat dengan pengurusnya sehingga masyarakat menilai bahwa alokasi dana

tersebut tidak transparansi. Dana juga pada saat adanya pembangunan bangunan

yang menggunakan dana PNPM Mandiri hanya para keluraga pengurus dan

pengurus yang terlihat dalam pembangunan tersebut, semacam mengurus sebagai

kepada proyek atas bangunan tersebut dan para keluarga yang menjadi buruhnya

yang menyebabkan masyarakat yang lain tidak mempunyai akses untuk terlibat

dalam pengelolaan dana PNPM Mandiri tersebut.

Kemudian masalah ketersedian informasi mengenai program-program dan

dana yang dikelolah PNPM MP kepada masyarakat desa Tarengge mulai dari

papan-papan informasi yang di dapat masyarakat sangat kurang karena masih

banyak masyrakat yang belum tau tentang anggara dan program PNPM mandiri,

Page 17: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

7

dikarena masih minimnya papan informasi yang disediakan oleh pihak PNPM

mandiri.

Untuk mengetahui tingkat transparansi PNPM Mandiri Pedesaan ini, maka

penulis mengambil judul “Transparansi Pemanfaatan DanaProgram Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Tarengge Kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ketersediaan informasi dalam pemanfaatan dana PNPM di

desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

2. Bagaimna keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dana PNPM di

desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

3. Bagaimana mekanisme pengaduan dalam pemanfaatan dana PNPM di

desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ketersediaan informasi dalam pemanfaatan

danaPNPM di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu

Timur.

2. Untuk mengetahui keterlibataan masyarakat dalam pemanfaatan dana

PNPM di Desa Tarengge kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

3. Untuk mengetahui mekanisme pengaduan dalam pemanfaatan dana

PNPM di Desa Tarengge Tarengge Kecamatan wotu Kabupaten luwu

Timur.

Page 18: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

8

D. Kegunaan Penelitian

Ada beberapa kegunaan yang bisa didapatkan dari hasil penilitian ini yang

dapat membantu peneliti maupun unsur yang terkait didalamnya, yakni :

1. Manfaat akademis

a. Sebagai pelengkap bahan studi ilmu administrasi tentang gambaran

langsung pelaksanaan pembangunan fasilitas publik oleh program nasional

pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM Mandiri) milik pemerintah

dalam beberapa daerah yang tergolong terpencil dan terisolasi

b. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang konsen terhadap ide

atau pemikiran tentang pelaksanaan program pemberdayaan

masyarakatoleh pemerintah, serta bentuk pengambilan kebijakan dalam

pelaksanaan pembangunan dimasyarakat.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam membuat

kebijakan atau program kerja dalam pengembangan pemerintahan daerah

terkhusus bagi mahasiswa ilmu administrasi.

b. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menjalankan peran serta

fungsinya sebagai pelaksana pembangunan fasilitas layanan sipil yang ada

untuk masyarakat.

Page 19: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

a. KonsepTransparansi

Transparansi berasal dari kata transparency yang merupakan kata sifat

transparent yaitu kata yang menyatakan keadaan yang stransparan.(Webster

international dictionary).Taransparansi adalah materil yang memiliki sifat jernih,

tembus cahaya dan jelas. Transparan juga dapat berarti suatu benda yang memiliki

sifat untuk meneruskan cahaya yang diterimahnya sehingga benda tersebut dapat

mudah dilihat dengan jelas (oxford learners pocket dictionary).

Transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi

yang terkait dengan aktifitas pengelolaan sumber daya public kepada pihak-pihak

yeg membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban untuk

memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan maupun lainnya

yang akan digunakan untu pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh

pihak yang berkepentingan.

Transparansi merupakan konsep yang sangat penting dan menjadi semakin

penting sejalan dengan semakin kuatnya keinginan untuk mengembangkan praktik

good governance. Praktik good governance mensyarakatkan adanya transparansi

dalam proses penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Pemerintah

dituntut untuk terbuka dan menjamin akses stakeholders terhadap berbagai

informasi mengenai proses kebijakan publik, alokasi anggaran untuk pelaksanaan

9

Page 20: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

10

kebijakan, serta pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan

(Dwiyanto, 2008:223).

Konsep transparansi dalah nilai utama dalam sitem pemerintahan. Konsep

utama aktivitas pemerintah harus diyakini berdasarkan transparansi.Terdapat

kekuatan public yang menuntut transparansi yang lebih besar.Pada hakekatnya

ada kaitannya dengan percepatan dan pengaruh pada organisasi swasta,

sebagaimana terus meningkatnya populasi masyarakat.Ini berarti tuntutan public

terhadap transparansi sudah semakin kuat.

Konteks pembangunan, transparansi adalah keadaan dimana setiap orang

dapat mengetahu proses pembuatan dan pegambilan keputusan dipemerintah

umum. Menurut UU no 28 tahun 2000 tentang penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, azas keterbukaan

(Transparansi) dalam penyelenggaraan untu memperoleh informasi yang benar,

jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintah dearah dengan

tetep memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golonga dan rahasia

Negara.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara

makna kata transparansi adalah suatu keadaan atau sifat yang mudah dilihat

dengan jelas.Jika dikaitkan dengan konteks penyelenggaraan urusan

publik.Transfaransi adalah suatu kondisi dimana masyarakat mengetahui apa-apa

yang terjadi dan dilakukan oleh pemerintah dalam pelaksanaan urusan publik.

Transparansi dan keterbukaan tersebut bertujuan untuk menjelaskan

bagaimana pertanggung jawaban hendak dilaksanakan. Metode apa yang dipakai

Page 21: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

11

untuk melaksanakan tugas, bagaimana realitas pelaksanaannya dan apa

dampaknya. Melalui transparansi penyelenggaraan pemerintah, masyarakat

diberikan kesempatan untuk mengetahui kebijakan yang akan atau telah diambil

oleh pemerintah sehingga masyarkat dapat memberik feedback atau outcomes

terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah. Dengan demikian,

masyarakat dengan pribadi dapat mengetahui secara jelas dan tanpa ada yang

ditutup-tutupi tentang proses perumusan kebijakan publik dan implementasinya.

Transparansi lebih mengarah pada penjelasan mekanisme formulasi dan

implementasi kebijakan, program dan proyek yang dibuat dan dilaksanakan oleh

pemerintah. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang bersifat transparan

terhadap rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara dan tajam tentang proses

perumusan kegiatan publik dan implementasinya. Dengan kata lain segala

kebijakan dan implementasi kebijakan baik dipusat maupun didaerah harus selalu

dilaksanakan secara terbuka dan diketahui oleh umum.

Transparansi publik yaitu:(Andrianto,2007:20) Transparansi adalah

Keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi

partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan

sumber daya publik. Selain itu, juga dirumuskan oleh Tanjung (Andrianto,

2007:35)menyatakan Transparansi adalah Keterbukaan dan kejujuran kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak

mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban

pemerintahan dalam sumber daya yang di percayakan kepadanya dan

ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Page 22: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

12

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang

diambil oleh pemerintah (Muhammad,2007:31). Prinsip transparansi menciptakan

kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan

informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat

dan memadai. (Logos,2003:24) transparansi dan akuntabilitas merupakan konsep

yang berkaitan erat satu dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak

mungkin ada akuntabilitas. Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat

tanpa dilengkapi dengan akuntabilitas. Seperti halnya di bidang kebijakan publik

yang lain, keberadaan transparansi dan akuntabilitas merupakan syarat mutlak

untuk membangun kebijakan dan institusi yang efektif, efisien, dan adil

(equitable). Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus menjangkau beberapa

tingkat kebijakan mulai dari perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,

sampai pada pelaksanaannya yang terjadi di segenap institusi.

Berbagai definisi di atas dapat disimpukan bahwa transparansi merupakan

keterbukaan pemerintah kepada masyarakat untuk mengakses informasi

berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui

secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah tersebut.

(Smith,2004:66), proses transparansi meliputi:

1. Standart Procedural Requirement (persyaratan standar prosedur) bahwa

proses pembuatan peraturan harus melibatkan partisipasi dan

memperhatikan kebutuhan masyarakat.

2. Consultation Processes (proses kualitasi) adanya dialog antara pemerintah

dan masyarakat.

Page 23: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

13

3. Appeal Right (permohonan izin), adlah perlindugan utama dalam proses

pengaturan standard an tidak berbelit-belit, transparan guna menghindari

adanya korupsi.

Sedangkan (Hidayat,2007:23), mengemukakan bahwa transparansi berarti

masyarakat harus dapat memperoleh informasi secara bebas dan mudah tentang

proses dan pelaksanaan keputusan yang diambil. (Solihin,2006:11) indikator

minimal suatu lembaga transparan antara lain.

1. Tersedianya informasi yag memadai pada setiap proses penyusunan dan

implementasi kebijakan public.

2. Adanya akses pada informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh

dan tepat waktu.

Dalam bukunya Rewansyah Asmawi transparansi atau keterbukaan dapat

dilihat dari tiga aspek yakni:

1. Adanya keterlibatan masyarakat dalam setiap mengambil kebijakan.

2. Adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap

segi kebijakan pemerintah.

3. Berlakunya (chek and balance) antara lembaga eksekutifa dan legislative.

Adapun Indikator transparansi yaitu prinsipyang menjamin akses atau

kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi mengenai kebijakan, proses

pembuatan, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai. (Mardiasmo,2004:17) bahwa

prinsip ini menekankan beberapa aspek yaitu:

a. Komunikasi publik oleh pemerintah.

Page 24: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

14

b. Hak masyarakat terhadap akses informasi.

c. Penyediaan informasi yang jelas tentang tanggung jawab.

d. Kemudahan akses informasi.

e. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang

dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap.

f. Meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media

massa dan lembaga non pemerintah.

Prinsip transparansi bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antara

pemerintah dengan public dimana pemerintah harus memberikan informasi yang

akurat kepada public yang membutuhkannya.Terutama informasi yang berkaitan

dengan informasi masalah-masalah hukum, peraturan dan hasil-hasil yang dicapai

dalam pelaksanaan urusan pemerintahan.Adanya mekanisme yang memungkinkan

masyarakat dapat mengakses informasi-informasi yang relefan, adanya peraturan

yang mengatur adanya kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan

informasi pada masyarakat, sera menumbuhkan budaya kritis di tengah

masyarakat untuk mengkritisi kebijakan public yang dihasilkan

pemerintah.Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara

pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin

kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan

memadai.(Darma,2007:17) informasi adalah suatu kebutuhan penting bagi

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah. Berkaitan dengan hal

tersebut sekolah butuh proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan

dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.

Page 25: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

15

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran

informasi. Bebas akses kelembagaan dan informasi harus di akses secara bebas

oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasinya harus dapat secara

memadai dan mudah di mengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat

monitoring dan evaluasi. Rakyat secara pribadi dapat mengetahui secara jelas dan

tanpa ada yang ditutup-tutupi dalam proses perumusan kebijakan publik dan

tindakan pelaksanaannya (implementasinya). Segala tindakan dan kebijkan

pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan

diketahui secara umum.

Implementasi Keterbukaan dan Transparansi dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan di Indonesia. Transparansi keterbukaan pemerintah dalam

memberikan informasi yang terkait dengan aktifitas pengelolah sumber daya

publik pada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa

pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik

informasi keuangan maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan

keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.

Pengelolaan dana yang transparan akan membuat orang lain dalam hal ini

akan orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah dapat mengetahui untuk apa

saja dana sekolah itu dibelanjakan. Prinsip transparansi dapat diukur melalui

indikator, yaitu: 1) mekanisme yang menjamin system keterbukaan dan

standarisasi dari semua proses pelayanan publik; 2)Mekanisme yang memfasilitasi

pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik,

maupun proses-proses didalam sektor publik; 3) mekanisme yang memfasilitasi

Page 26: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

16

pelaporan maupun penyebaran informasi dan penyimpanan tindakan aparat publik

di dalam kegiatan melayani.

Transparansi pengelolaan keuangan secara keseluruhan sangat dipengaruhi

oleh beberapa aspek, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pertanggung jawaban. Menurut Nugroho dalam(Randi,2004:128), transparansi

adalah merupakan salah satu prinsip Good Governance, artinya transparansi disini

adalah segala keputusan yang diambil dan penerapannya dibuat dan dilaksanakan

sesuai koridor hukum dan peraturan yang berlaku.

(Tahir,2011: 163) delapan bentuk anggaran Negara yang harus dilakukan

secara transparansi yaitu:

1. Penetapan posisi jabatan atau kedudukan

2. Kekayaan pejabat publik

3. Pemberian penghargaan

4. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan pencerahan kehidupan

5. Kesehatan

6. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayan publik

7. Keamanan dan ketertiban

8. Kebijakan strategi untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

(Mardiasmo,2003:30) mengemukakan bahwa transparansi adalah

keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan daerah sehingga

dapat diketahui dan di awasi oleh DPRD dan Masyarakat.selanjutnya menurut

Tjokromidjoyo (2003:123), menjelaskan bahwa transparansi yaitu dapat diketahui

Page 27: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

17

oleh banyak pihak yang berkepentingan mengenai perumusan kebijakan (Politik)

dari pemerintah, organisasi dan badan usaha.

Makna transparansi yang dikutipnya dalam buku pedoman penguatan

pengamana program pembangunan daerah, badan perencana pembangunan

nasional dan depertemen dalam negeri, menurut (Krina,2002: 18) transparansi

adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk

memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang

dicapai.

b. Pemberdayaan masyarakat

Memperdayakan orang berarti mendorong mereka menjadi lebih terlihat

dalam keputusan dan aktivitas yang memengaruhi pekerjaan mereka (Smith,

2000:1). Dengan demikian, berarti memberi mereka kesempatan untuk

menunjukkan bahwa mereka dapat memberi gagasan baik dan mempunyai

keterampilan mewujudkan gagasannya menjadi realitas.

Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu

dihubungakaan dengan konsep mandiri, partisipasi jaringan kerja dan keadilan,

dan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan social. Menurut Rappaport

(Sedamaryanti,2012:116) pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara

psikilogipengaruh control individu terhadap keadaan social, kekuatan politik, dan

hak-hak menurut undang-undang.

Pemberdayaan merupakan perubahan yang terjadi pada falsafat

manajemen yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan dimana setiap

Page 28: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

18

individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan

organisasi.

Sementara itu, Robbins (Wibowo,2003:19) memberikan pengertian

pemberdayaan sebagai menempatkan pekerja bertanggung jawabatas apa yang

mereka kerjakaan. pemberdayaan adalah mendorong orang untuk lebih terlibat

dalam pembuatan keputusan dalam organisasi. Dengan demikian, akan

meningkatakan kemampuan dan rasa memiliki, dan meningkatakan rasa tanggung

jawab sehingga kinerjanya meningkat.

(Sedamaryanti,2012:166) istilah pemberdayaan masyarakat di gunakan

secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, yang berarti mengembangkan

potensi ekonomi rakyat,hakekat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya,

sehingga terpelihara tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep

budaya implementasi dalam pembangunan berpusat pada masyarakat

menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, juga nilai tambah

social dan budaya. Masyarakat memilih kekuatan yang bila digali dan disalurkan

akan berubah menjadi energy besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

Maka pemberdayaan merupakan suatu proses untuk menjadikan orang

menjadi lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan

masalahnya sendiri, dengan cara memberikan dan kewenangan sehingga

menumbuhkan rasa tanggung jawabnya. Pemberdayaan memungkinkan orang

membuat keputusan lebih besar dan lebih banyak tampa harus mengacu pada

seseorang yang lebih.

Page 29: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

19

(Sedarmayanti,2012:166) istilah pemberdayaan masyarakat digunakan

secara luas oleh berbagai lapisan masyarakat, yang berarti mengembangkan

potensi ekonimi rakyat, hakekat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya,

sehingga terpelihara tatanan nilai budaya setempat. Pemberdayaan sebagai konsep

budaya implementatif dalam pembangunan berpusat pada masyarakat

menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomi, juga nilai tambah

sosial dan budaya. Masyarakat memiliki kekuatan yang bila digali dan salurkan

akan berubah menjadi energi besar untuk mengatasi masalah yang mereka alami.

Pemberdayaan membantu menghilangkan kondisi yang menyebabkan

ketidakberdayaan sambil meningkatakan perasaan self-efficacy pekerja. self-

efficacyadalah suatu perasaan bahwa dirinya mampu menyelesaikan pekerjaan apa

saja yang diberikan kepadanya. Namun, self-efficacyperlu didukung dengan

kemampuan aktual. Menurut (Haryono Suyono,2013:2) istilah pemberdayaan

mulai tahun 90-an menjadi trend dalam pembangunan, kegagalan konsep

pembangunan yang menekankan pada aspek makro, telah diyakini pada konsep

pemberdayaan sebagai alternatif ampuh untuk penuntasan pembangunan.

Pemerintah pusat dibeberapa kementerian secara tegas membentuk berbagai

lembaga pemberdayaan, bahkan ada kementerian yang mengkhususkan

pemberdayaan perempuan. Ada juga program pemberdayaan yang fokus pada

pemberdayaan yaitu program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri

pedesaan (PNPM MP). Begitu pula ditingkat pemerintah daerah provinsi dan

kabupaten/kota telah membentuk lembaga atau satuan kerja (staker) yang

mengenai khusus tentang pemberdayaan masyarakat.

Page 30: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

20

Sebaiknya masyarakat harus terlibat dalam proses tersebut sehingga

mereka dapat lebih memperhatikan hidupnya untuk memperoleh rasa percaya

diri, memili haraga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru.

Prosesnya dilakukan secara komulatif sehingga semakin banyak keterampilan

yang dimiliki seseorang, semakin baik kemampuan berpartisipasi.

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptakan kesempatan

kerja dan peluang berusaha yang memberikan kesempatan yang memadai bagi

masyarakat. Setiap anggota masyarakat disyaratkan terlebih dalam proses

pembangunan, mempunyai kemampuan sama, dan bertindak rasional.

Pengembangan kegiatan social ekonomi rakyat perlu diprioritaskan pada

penduduk miskin melalui antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia

dan peningkatan permodalan yang didukung oleh kegiatan pelatihan yang

terintegrasi sejak kegiatan penghimpunan modal, penguasaan teknik produksi,

pemasaran hasil, dan pengelolaan surplus usaha.

Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan penciptaan kesempatan

kerja dan peluan berusaha yang memberikan kesempatan yang memadai bagi

masyarakat.

c. PNPM Mandiri Pedesaan

1) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

(PNPMMP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, (PNPM

Mandiri perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah

satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM

Page 31: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

21

Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan

kesempatan kerja di wilayah perdesaan, PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara

resmi oleh presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagia program

pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaanya, program

ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat indonesia paling miskin di wilayah

perdesaan, program ini menyediakan fasilitas pemberdayaan

masyarakat/kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan

Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran

dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp 750 juta sampai Rp 3 miliar

perkecamatan, tergantung jumlah penduduk.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak

terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses

perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana

sesuai kebutuha paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kagiatan

dan pelestariannya. Pelaksanaan PNPM Msndiri Perdesaan berada di bawah

binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Depertemen

Dalam Negeri, program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari

alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga

pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia.

Page 32: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

22

2) Sejarah PNPM Mandiri Pedesaan

Dalam upaya menanggulangi kemiskinan, pemerintah melakukan berbagai

program untuk memberdayakan masyarakat salah satu program tersebut yaitu

PNPM.Ditinjau dari aspek historis, PNPM Mandiri dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. September 2000 penendatanganan deklarasi milemium. Dalam deklarasi itu,

dsepakati MDG (Millenium Development Goals) sasaran pembangunann

millennium.

2. Pemerintah membuat berbagai program penanggulangan kemiskinan

dantaranya:

a. PPK – Program Pengembangan Kecamatan

b. P2KP – Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.

Kedua aprogram ini dikembangakan sejak pemerintahan Presiden Megawati.

3. PNPM dilincurkan oleh Presiden Susilo Bambanga Yudhoyono di Palu

Sulawesi Tengah Pada Tanggal 30 April 2007. PNPM sendiri adalah

pengembangan dan harmonisasi dari program sebelumnya.

a. PPK dan PNPM Mandiri Pedesaan dengan Depdagri sebagai departemen

Pembina.

b. P2KPP dan PNPM mandiri perkotaan dengan Departemen Pekerjaan

Umum sebagai departemen Pembina. Untuk diketahui, PNPM Mandiri

Perkotaan sendiri pada awalnya disebut sebagai PNPM P2K

4. Tahun 2008 PNPM diperluas dengan melibatkan dan menyatukan sebagai

program pengentasan kemiskinan diberbagai sector, yaitu:

Page 33: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

23

a. P2DTK – Program Pengembangan daerah Tertinggal dan Khususu.

b. PISEW – Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dan laian-lain

5. Tahun 2009 peluncuran program PNPM Mandiri, yatu sebagai berikut:

a. PNPM Mandiri Pedesaan

b. PNPM Mandiri Perkotaan

c. PNPM Mandiri Infrastruktur Pedesaan

d. PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khususu

e. PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan

f. PNPM Mandiri Pariwisata

g. PNPM Mandiri Perumahan Pemukiman (Perkim) yang diluncurkan pada

14 Oktober 2009 di Surakarta..

Program ini merupakan scaling up (pengembangan yang lebih luas) dari

program-program penanggulangan kemiskinan pada era-era sebelumnya. PNPM

Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program

penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu,

khususnya yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community

development) sebagai pendekatan operasionalnya.

Lahirnya PNPM Mandiri tidak secara spontan. Setelah Presiden mendapat

laporan dari berbagai pihak, mengirim utusan ke berbagai daerah, wawancara

langsung dengan pelaku program bahkan sudah lebih dari 30 negara mengirimkan

dutanya untuk belajar tentang pemberdayaan masyarakat di Indonesia, maka

mulai awal tahun 2006 gagasan PNPM sudah menjadi wacana di Istana Negara.

Tepatnya pada bulan Agustus 2006, presiden memutuskan bahwa pemberdayaan

Page 34: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

24

masyarakat harus menjadi program nasional. Kemudian lahirlah pada tahun itu

kebijakan tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Dua program

yang menjadi pilar utama PNPM Mandiri sebelum program-program lain

bergabung adalah PPK (Program Pengembangan Kecamatan) dan P2KP (Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Kemudian mulai bergabung pada

tahun-tahun berikutnya ke dalam PNPM Mandiri adalah P2DTK, PPIP, PUAP,

PISEW dan Pariwisata.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum diluncurkannya PNPM Mandiri pada

tahun 2007, telah banyak program-program penanggulangan kemiskinan di

Indonesia yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community

development) sebagai pendekatan operasionalnya. Dimulai dari program yang

paling terkenal di masa Pemerintahan Orde Baru, adalah program IDT (Inpres

Desa Tertinggal) yang dimulai pada tahun 1993/1994, awal Repelita VI. Program

ini merupakan investari dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang

Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Program IDT dilaksanakan dengan

memberikan bantuan modal usaha berupa dana bergulir kepada lebih 20 ribu desa

tertinggal dengan dana sebesar Rp 20 juta setiap tahun. Bantuan dana bergulir ini

diberikan selama tiga tahun anggaran. Sejalan dengan bantuan dana bergulir

tersebut pemerintah juga memberikan bantuan teknis pendampingan yang

memberikan bantuan teknis kepada masyarakat desa dalam rangka pemanfaatan

dana bergulir tersebut.

Belajar dari keberhasilan dan kegagalan IDT, kemudian lahir generasi

kedua program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

Page 35: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

25

lainnya adalah PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

Departemen Dalam Negeri-1998, P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum-1999, PEMP

(Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen

Kelautan dan Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan

Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-

sendiri menurut kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi,

parsial dan sektoral.

Tujuan PNPM adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan

kerja masyarakat miskin secara mandiri, meningkatkan partisipasi seluruh

masyarakat, termasuk masyarakat miskin, komunitas adat terpencil dan kelompok

masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses

pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Meningkatnya kapasitas

kelembagaan dan pemerintah dalam bersinergi dengan masyarakat untuk

mengefektifkan program-program pembangunan pedesaan yang sesuai dengan

kearifan lokal yang ada.

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri mempunyai prinsip atau

nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap

pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan

rangkaian kegiatan PNPM Mandiri:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip bertumpu pada

pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan

Page 36: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

26

yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia dari

pada pembangunan fisik semata.

2. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan

kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa

intervensi negatif dari luar.

3. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang

yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan

pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah

dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip berorientasi pada

masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada

miskin.

5. Partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan

secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya,

mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian

kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam

bentuk materil.

6. Kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian prinsip kesetaraan dan

keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan perempuan

mempunyai dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam

menikmati kegiatan pembangunan,kesetaraan juga dalam pengertian

kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

Page 37: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

27

7. Demokratis. Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil

keputusan pembangunan secara musyarawah dan mufakat.

8. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel

adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses

keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan terbuka dan

dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun

administratif.

9. Prioritas. Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan

yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan

kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

10. Keberlanjutan. Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam

setiap keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus

telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.

3) Tujuan PNPM Mandiri pedesaan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di

pedasaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan

pengambilan keputusan.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususya masyarakat

miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan,

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

Page 38: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

28

b. Melembagakan pengelolaan pembangunan pertisipatif dengan

memberdayakan sumber daya lokal.

c. Mengembangan kapasitas pemerintah desa dalam memfasilitasi

pengelolaan pembangunan partisipatif.

d. Menyediakan sarana dan prasarana sosial dasar serta ekonomi yang

diprioritaskan pada masyarakat.

e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar

Desa (BKAD).

g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam

upaya penanggulangan kemiskinan pedesaan.

PNPM – Mandiri Pedesaan merupakan program pembangunan partisipatif

yang mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan (bottom

up). Prinsip dan nilai dasar diyakini mampu mendorong tewujudnya tujuan PNPM

Mandiri Pedesaan denga Prinsip-prinsip itu meliputi :

1. Bertumpu pada pembangunan manusia

Prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat

hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya

pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

2. Otonomi

Prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan

mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi

negative dari luar.

Page 39: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

29

3. Desentralisasi

Prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang cukup luas kepada

masyarakat untuk mengelolah kegiatan pembangunan sektoral dan

kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah

sesuai dengan kapasitas masyarakat.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin

Prinsip yang berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan

yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin.

5. Partisipasi

Prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses

atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap

sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan

memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dlam bentuk materil.

6. Kesetaraan dan keadilan gender

Prinsip kesetaraan dan keadilan gender masyarakat baik laki-laki dan

perempuan meiliki kesetaraan dalam perannya disetiap tahapan program

dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga

dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik.

7. Demokratis

Prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan pembangunan

secara musyawarah dan mufakat.

8. Transparansi dan akuntabel

Page 40: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

30

Prinsip transparansi dan akuntabel masyarakat memiliki akses terhadap

segala informasi dan pengambilan keputusan sehingga pengambilan

keputusan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggung

jawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administrative.

9. Prioritas

Prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang di utamaan

dengan pertimbangan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan

kemiskinan.

10. Keberlanjutan

Prinsip keberlanjutan adalah bahwa setiap dalam pengambilan keputusan

atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangakan

system pelestariannya.

Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan merupakan ketentuan pokok

yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam

melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pengawasan

dan pelestarian.Ketentuan dasar PMPN Mandiri Pedesaan dimaksudkan untuk

mencapai tujuan secara lebih terarah.

4) Lokasi dan Kelompok Sasaran PMPN Mandiri Pedesaan

1. Lokasi Sasaran

Lokasi sasaran PMPN Mandiri Pedesaan meliputi seluruh kabupaten

perkecamatan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak

termasuk kabupaten kategori bermasalah dalam PMPN Mandiri Pedesaan.

Page 41: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

31

Seluruh desa dikecamatan penerima PMPN Mandiri Pedesaan berhak

berpartisipasi dalam seluruh tahapan program.Untuk dapat berpartisipasi dalam

PMPN Mandiri Pedesaan dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa

dalam menyelenggarakan pertemuan musyawarah secara swadaya dan

menyiapkan kader-kader desa yang bertugas secara sukalera.Adanya kesanggupan

untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PMPN Mandiri Pedesaan.

Adapun kriteria-kriteria desa yang dapat mendapatkan suntikan dana

PMPN Mandiri Pedesaan, sebagai berikut:

a. Lebih bermanfaat bagi RTM, baik dilokasi desa tertinggal maupu

bukan lokasi desa tertinggal.

b. Berdampak langsung dalam peningkatan kesehjateraan.

c. Dapat dikerjakan oleh masyarakat.

d. Didukung oleh sumber daya yang ada.

e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.

2. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat miskin

b. Kelembagaan masyarakat dipedesaan

c. Kelembagaan pemerintah lokal

5) Cara kerja PNPM Mandiri pedesaan

PNPM Mandiri pedesaan dilaksanakan melalui upaya-upaya

pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan melalui tahapan-

tahapan kegiatan sebagai berikut:

Page 42: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

32

a. Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung

melalui forom-form pertemuan maupum dengan mengembangankan,

memanfaatkan media, saluran informasi masyarakat diberbagai tingkat

pemerintahan.

b. Proses partisipasi penetaan rumah tangga miskin (RTM) dan penataan

sosial. Masyarakat diajak untuk bersama-sama menentukan kriteria

kurang mampu dan bersama-sama pula menentukan rumah tangga yang

termasuk miskin (RTM). Masyarakat juga difasilitasi untuk membuat

peta tujuan agar lebih mengenal kondisi, situasi sesungguhnya desa

mereka, yang berguna untuk menggagas masa depan desa. Penggalian

gagasan untuk menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan, serta

mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan dalam pemantauannya.

c. Perencanaan partisifatif, desa dan kecamatan. Masyarakat mamiliki

fasilitator desa atau kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) 1

laki-laki, 1 perempuan untuk mendampingi proses sosialisasi dan

perencanaan. Masyarakat kemudian bersama-sama membahas kebutuhan

dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk

menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan prioritas yang ingin

dibenahi.

d. Seleksi prioritas kegiatan di tingkat desa dan kecamatan. Masyarakat

melakukan musyawarah ditingkat desa dan kecamatan untuk

memutuskan usulan kegiatan prioritas yang akan dibenahi. Musyawarah

ini terbuka untuk segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan

Page 43: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

33

memutuskan jenis kegiatan yang paling prioritas/mendesak. Keputusan

akhir mengenai kegiatan yang akan di danai, diambil dalam forum

musyawarah antara desa ditingkat kecamatan yang dihadiri oleh wakil-

wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan

kegiatan adalah open menu untuk semua investasi produktif, kecuali

yang tercantum dalam daftar larangan (negatif list).

e. Masyarakat melaksanakan kegiatan mereka. Dalam forum musyawara,

masyarakat memiliki anggotanya sendiri untuk menjadi tim pelaksana

kegiatan (TKP) di seyiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan

desa yang bersangkutan dan memdapat prioritas pendanaan program.

Fsilitator teknis PNPM mandiri pedesaan akan mendampingi TKP dalam

mendesain saran prasarana (bila usulan yang di danai berupa

pembangunan infrastuktur pedesaan), pengangaran kegiatan, verivikasi

mutu dan suvervisi, para pekerja yang terlibat dalam pembangunan

sarana/prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat.

f. Akuntabilasi dan laporan perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan,

TPK harus memberi laporan perkembangan kegiatan minimal 2 kali

dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum mencairkan dana tahap

berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan

serah terimah kegiatan kepala desa, serta badan opersional dan

pemeliharaan kegiatan atau tim pengelola dan pemelihara prasarana.

Page 44: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

34

B. Kerangka Pikir

PNPM Mandiri Pedesaan adalah program nasional penanggulangan

kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat pedesaan.PNPM

Mandiri Pedesaan dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system

secara mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendamping dan pendanaan

stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya

penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pedesaan

ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang PNPM Mandiri

Perdesaan dan Pelaksanaan, serta Keputusan Menteri Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan No.

25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

Selain itu PNPM Mandiri Pedesaan adalah salah satu upaya pembangunan

manusia yang merupakan seragkaian proses perubahan yang dilakukan secara

sadar dalam mencapai sebuah tujuan. Dimana PNPM Mandiri Pedesaan

diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.Pemerintah

dalam menyelenggarakan program nasional ini berupaya melibatkan masyarakat

agar program PNPM Mandiri pedesaan dapat memberdayakan masyarakat dengan

lebih terbuka dalam kegiatan tersebut yang disebut transparansi.

Transparansi dalam program PNPM Mandiri Pedesaan dapat dilakukan

dalam berbagai macam. Transparansi pemerintah dalam PNPM Mandiri Pedesaan

secara garis besar meliputi tersedianya informasi yang memadai pada setiap

Page 45: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

35

proses penyusunan dan implementasi kebijakan public dan adanya akses pada

informasi yang siap, mudah dijangkau bebas diperoleh dan tepat waktu.

Sedangkan keikutsertaan masyarakat dalam program PNPM Mandiri Pedesaan

tidak lepas dari aspek-aspek yang meliputi adanya keterlibatan masyarakat dalam

setiap mengambil kebijakan, adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat

menjangkau setiap segi kebijakan pemerintah.

Partisipasi masyarakat diperlukan untuk menumbuhkan upaya berupa

pemberdayaan masyarakat. Dengan proses pemberdayaan masyarakat ini

diharapkan masyarakat lebih mengerti dan paham mengenai program PNPM

Mandiri Pedesaan dan trut andil dan berperan serta dalam program PNPM

Mandiri Pedesaan.

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan dan aliran

informasi. Bebas proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara

bebas oleh mereka yang membutuhkan, dan informasinya harus dapat secara

memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat

monitoringdan evaluasi.segala tindakan dan kebijakan pemerintah, baik dipusat

maupun didaerah, harus dilaksanakan secara terbuka dan diketahui secara umum.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka

berpikir penulis dapat digambarkan dalam skema konseptual berikut.

Page 46: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

36

Bagan Kerangka Pikir

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada bentuk transparansi pemanfaatan dana

PNPM Pedesaan terhadap Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu

Timur terhadap program PNPM Mandiri Pedesaan. Dalam hal ini penelitian

dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk transparansi pemanfaatan dana

program PNPM Mandiri Pedesaan.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan

masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari

masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencairan data, maka

terlebih dahulu ditetapkan fokus penelitiannya. Yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pemanfaatan Dana PNPM

Mandiri Pedesaan

Ketersedian informasi Keterlibatan masyarakat

Mekanisme pengaduan

Transparansi pemanfaatan

dana PNPM Mandiri Pedesaan

Page 47: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

37

1. Akses informasi yaitu adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat

mengetahui setiap program-program serta besaran dana PNPM Mandiri

Pedesaan di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Terbagi atas indikator:

a) Melalui papan-papan informasi.

b) Melalui forum-forum pertemuan.

c) Melalui media warga.

2. Adanya keterlibatan masyarakat, yaitu terhadap program-program PNPM

Mandiri Pedesaanmelalui masyarakat di Desa Tarengge Kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur.

Terbagi atas indikator:

a) Partisipasi dalam memberikan pendapat, tanggapan, dan informasi.

b) Partisipasi dalam perencanaan anggaran PNPM yaitu penggalian

gagasan di tingkat desa kemudian menyampaikan susulannya

ditingkat kelurahan dan kecamatan.

c) Partisipasi dalam pelaksanaan oprasional pembangunan yaitu keikut

sertaan dari semua masyarakat dalam membantu berjalannya

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan yang ditujukan dengan

ikut bekerja maupun memberikan swadaya dalam program yang telah

di buat oleh pemerintah.

3. Adanya mekanisme pengaduanyaitu jika ada peraturan yang dilanggar atau

permintaan membayar uang suap.

Terbagi atas indikator:

Page 48: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

38

a) Masyarakat dapat secara langsung menyampaikan pertanyaan atau

keluhan kepada fasilitator program, staff pemerinta, lembaga swadaya

masyarakat (LSM), atau langsung kepusat.

b) PPK PNPM mandiri pedesaan membentuk unit penanganan

pengaduan masalah ditingkat pusat dan regional untuk mencatat dan

menindaklanjuti keluhan dan pengaduan masyarakat.

c) Adanya umpan balik, yaitu adanya respon yang diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakat sebagai tanggapan informasi yang

diberikan.

d) Pelaporan, yaitu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bawahan

untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil

pekerjaan yang telah dilakukan selama satu priode tertentu.

4. Transparansi Pemanfaatan Dana PNPM Mandiri pedesaan

Transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan dapat diukur dengan tiga cara yaitu

keterlibatannya masyarakat dalam setiap program PNPM Mandiri Pedesaan,

adanya akses informasi tentang program-program PNPM Mandiri Pedesaa,

dan terjadi dialog atau kerja sama yang baik antarapekerja PNPM Mandiri

Pedesaan dengan masyarakat.

Page 49: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi penelitian

Waktu penelitian ini di laksanakan dari bulan 27 juli sampai dengan 27

agustus 2015 di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur. Lokasi

ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Tarengge adalah

salah satu daerah yang sangat tertinggal dibanding dengan daerah lainnya.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang

bersifat ilmiah, melalui prosedur yang telah ditetapkan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu suatu penelitian yang menggunakan

analisis terhadap informasi berupa narasi yang berkaitan dengan obyek penelitian

yang dikumpulkan dari informan yang telah ditentukan.

2. Tipe Penelitian

Adapun tipe penelitian adalah deskriptip kualitatif yakni penelitian yang

bermaksud mendeskripsikan Tentang Transparansi Pemanfaatan Dana Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Di Desa Tarengge Kecamtan Wotu

Kabupaten Luwu Timur.

Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada saat kita

melakukan pesenelitian, sumber data yang diperoleh secara langsung dari

40 39

Page 50: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

40

informan yang secara sengaja dipilih untuk memperoleh data-data atau

informasi yang ada relefansinya dengan permasalahan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikutif dari sumber-sumber tertentu yang

digunakan sebagai pendukung data primer, sumber data sekunder ini

merupakan sumber data yang melengkapi serta memperkaya sumber data

primer atau sumber data sekunder ini diperoleh dari data pendukung.

C. Informan penelitian

Informasi penelitian pada penelitian ini di dapat dengan menggunakan

teknik purposive yaitu tekni penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.

Informasi penelitian dalam hal ini dapat instansi yang terkait yaitu pelaku PNPM

Mandiri pedesaan dan masyarakat petani di desa tarengge kecamatan wotu

kabupaten luwu timur yang menjadi objek. Jumlah informan adalah 7 (tujuh)

orang dengan rincian sebagai berikut:

NO NAMA JABATAN INISIAL KETERANGAN

1 Bakri.S Fasilitator PNPM MP BR 1 orang

2 H. Muh. Rafik Ketua TPK PNPM MP MR 1 orang

3 H. Burhanuddin Ketua BPD HB 1 orang

4 Samsu Masyarakat SM 1 orang

5 Hamza Masyarakat HZ 1 orang

6 Sakka Masyarakat SK 1 orang

7 Imran Masyarakat IM 1 orang

Jumlah 7 orang

Page 51: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian mengenai transparansi pemanfaatan dana

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaaan di desa tarengge

kecamatan wotu kabupaten luwu timur.

2. Wawancara

wawancara adalah mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi

yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab

antara informan dan pewancara yang mengenai masalah Transparansi

Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Desa Tarengge

Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebagai sesuatu yang ditulis, tercetak atau terekam

yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.Dokumentasi juga dapat

dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi

tentang suatu subjek. Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi,

penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, contoh-

contoh obyek dari sistem informasi.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan adalah tergolong tipe penelitian deskriptif

kualitatif. Dengan tahap-tahap berikut :

Page 52: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

42

1. Tahap sebelum memasuki lapangan (persiapan)

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain mengecek nama dan

kelengkapan identitas reponden, memeriksa instrument pengisian data dan

mengecek data.

2. Tahap selama di lapangan (proses penelitian)

Kegiatan mengumpulkan informasi atau data baik data yang diperoleh dari

pengamatan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahap setelah di lapangan (menganalisis data)

Pada tahap ini data yang telah diperolah akan di analisis secara deskriptif

kualitatif. Artinya data-data yang diperoleh dikumpulkan, kemudian

diklasifikasikan dan di analisis secara kualitatif dengan berpedoman pada

kerangka pikir yang telah disajikan guna memberikan gambaran yang jelas

dari apa yang diteliti.

F. Keabsahan Data

Validasi datasangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu

diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data. Keabsahaan data dalam

penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik seperti ini juga

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan

data dari sumber yang sama.

Page 53: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

43

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kreadibilitas data dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam

hal ini, untuk menguji kredibilitas data tentang penerapan transparansi

pemanfaatan dana nasional PNPM desa tarengge kecamatan wotu

kabupaten luwu timur, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah

diperoleh dilakukan kepada, pelaku PNPM mandiri yaitu fasilitator

kecamatan PNPM mandiri pedesaan, fasilitator desa PNPM mandiri

pedesaan, dan mesyarakat di desa tarengge yang menjadi objek.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber

dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau

ketidak akuratannya.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenan dengan waktu pengambilan data. Waktu

juga sering mempengaruhi data, data yang dikumpulkan dengan teknik

wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak

masalah, sehingga akan memberikan data yang lebih valid.

Page 54: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Penyaluran PNPM di Desa Tarengge

PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program Pemerintah Pusat bersama

Pemerintah Daerah, artinya program ini direncanakan, dilaksanakan dan didanai

bersama-sama berdasarkan persetujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Penyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM

yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan

(TPK) di desa Tarengge. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut :

1. Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK

dengan TPK

2. TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan

dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar

desain, RAB, dan lampirannya)

3. Untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan

Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah

4. Alur Penyaluran Dana PNPM dari Rekening Kolektif ke Desa

5. Dana Operasional UPK dan Pelaksana di Desa Kebutuhan biaya

operasional kegiatan TPK/desa dan UPK bertumpu pada swadaya

masyarakat. Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan

bantuan stimulan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan. Dana operasional

44

Page 55: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

45

UPK sebesar maksimal dua persen (2%) dari dana bantuan PNPM

Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan tersebut. Dana

operasional TPK/ desa maksimal tiga persen (3%) dari dana PNPM

Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar Desa

Penetapan Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk desa

yang bersangkutan.

Sumber dan Ketentuan Alokasi Dana BLM PNPM Mandiri di desa

Tarengge Sumber dana berasal dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

c. Swadaya masyarakat

d. Partisipasi dunia usaha

Mekanisme pencairan dana BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) atau Kas Daerah ke rekening kolektif bantuan PNPM (BPNPM)

yang dikelola oleh UPK diatur sebagai berikut:

1. Pencairan dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti ketentuan

yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Depkeu,

2. Pencairan dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melalui

mekanisme APBD sesuai aturan yang berlaku di daerah

3. Pengajuan pencairan dana BLM ke KPPN diatur dalam peraturan Dirjen

PMD, Depdagri

4. Penerbitan SPP harus dilampiri dengan berita acara hasil pemeriksaan

terhadap kesiapan lapangan yang dilakukan fasilitator kecamatan.

Page 56: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

46

5. Dana yang berasal dari APBD harus dicairkan terlebih dahulu ke

masyarakat, selanjutnya diikuti dengan pencairan dana yang berasal dari

APBN

6. Besaran dana BLM dari APBD yang dicairkan ke masyarakat harus utuh

tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya.

1. Pemanfaatan PNPM Mandiri Di Desa Tarengge Kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur

PNPM Mandiri Perdesaan membantu meningkatkan infrastruktur

perdesaan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Penentuan infrastruktur yang akan

dibangun murni merupakan aspirasi masyarakat desa sendiri, bukan keinginan

pimpinan daerah, pimpinan ormas, pimpinan LSM atau pimpinan lainnya.

Semuanya hasil musyarawah bersama, atau dengan kata lain semua usulan

masyarakat dimusyawarahkan untuk kemudian dibangun secara bersama-sama.

Dalam konteks ini, PNPM Mandiri telah mengajarkan masyarakat desa

berdemokrasi secara sehat dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Semua

warga masyarakat mememiliki kedudukan dan posisi yang sama atau sederajat,

sama memiliki hak untuk bersuara.

Seperti hal terjadi Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu

Timur turut merasakan manfaat program PNPM Perdesaan. Berbagai infrastruktur

desa dibangun untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Alokasi dana Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM ) untuk PNPM mulai awal

program Pemerintah melalui PNPM Mandiri menyalurkan dana dengan “mandat

Page 57: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

47

penuh” untuk didayagunakan oleh masyarakat sehingga memberikan manfaat

yang maksimal. Selain penyaluran dana, pemerintah juga memberikan

pendampingan dan fasilitasi baik dari sisi teknis pembangunan, pembuatan RAB

serta pengelolaan dan lapora keuangannya.

Hadirnya program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan

di desa tarengge maka pembangunan berkembang di setiap dusun yang ada di

desa tarengge, dilihat dari dulu banyak masyarakat desa tarengge tidak pernah

merasakan pembangunan langsung seperti, penimbunan jalan, renase, posyandu,

dan adapun kegiatan di bidang ekonomi masyarakat yaitu simpan pinjam

perempuan (SPP) tapi dengan hadirnya program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan maka bentuk pembangunan ini bisa dirasakan

langsung oleh masyarakat pada umumnya di desa tarengge. Adapun struktur

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di

desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Berikut hasil program pembanguanan yang dilakukan oleh pedesaan

(PNPM MP) di desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Page 58: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

48

Tabel IV.1.

Pembangunan PNPM Mandiri

Ditiap Dusun Di Desa Tarengge tahun 2015

NO NAMA DUSUN Bangunan

1 Dusun Madani Posyandu, Renase

2 Dusun Lawani Penimbunan Jalan

3 Dusun Tarengge Renase

4 Dusun Segitiga Emas Renase, Posyandu

sumber: Kantor Desa Tarengge 2015

berdasarkan tabel di atas dapat ditarik keimpulan bahwa Berbagai

pembangunan infrastruktur oleh PNPM Mandiri telah mengubah wajah desa yang

sebelumnya dimana infrastruktur yang belum memadai seperti bangunan

posyandu yang dulunya dilaksanakan dirumah kepala dusun dan sekarang telah

dibanguan tempat khusus untuk melaksanakan kegiatan posyandu, pembangunan

renase disetiap dusun sudah berjalan baik tidak lagi banjir klw musim hujan dan

sekarang renase mampu menampuh air hujan, kemudian penimbunan jalan yang

dilakukan oleh PNPM mandiri supaya warga bisa mengunakan kendaraannya dan

tidak jalan kaki lagi.

2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM

MP)

Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM

MP) di desa tarengge dimulai 2007, program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri pedesaan telah berkipra selama 8(delapan) tahun di desa tarengge, banyak

pihak yang mendukung serta memberikan apresiasi serta harapan yang besar

Page 59: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

49

dengan hadirnya program nasioanal pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan

yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat serta mengedepankan

pembangunan yang dinilia bisa bersentuhan langsung dengan kebutuhan-

kebutuhan mendasar oleh masyarakat di desa tarengge.

Mengingat tujuan umum PNPM Mandiri Pedesaan adalah

meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan

dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan

pembangunan. Dan proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-

8 tahun, maka PNPM Mandiri Pedesaan akan dilaksanakan sekurang-kurangnya

hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan dengan target waktu pencapaina tujuan

pembangunan Milenium atau millennium Development Goals (MDGS).

Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan yang berdasarkan pada indicator-indikator

keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian

target-target tersebut. Oleh karena itu program PNPM Mandiri Pedesaan

diharapkan mampu memberdayakan masyarakat yang mana tidak terlepas dari

keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak

untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang

dicapai.

Hadirnya program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri

pedesaan di desa tarengge maka pembangunan berkembang di setiap dusun yang

ada di desa tarengge, dilihat dari dulu banyak masyarakat desa tarengge tidak

pernah merasakan pembangunan langsung seperti, penimbunan jalan, renase,

posyandu, dan adapun kegiatan di bidang ekonomi masyarakat yaitu simpan

Page 60: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

50

pinjam perempuan (SPP) tapi dengan hadirnya program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan maka bentuk pembangunan ini bisa dirasakan

langsung oleh masyarakat pada umumnya di desa tarengge. Adapun struktur

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di

desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

Gambar IV.2

STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM MP) DESA TARENGGE

KECAMATAN WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR

PENANGGUNG JAWAB

PATAWARI.M

TPK

H.MUH RAFIK

KPMN

BAKRI.S

KT

H.BURHANUDDIN

Page 61: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

51

B. Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) Di Desa Tarengge.

Transparansi merupakan jaminan ketersedian informasi, keterlibatan

masyarakat dan mekanisme pengaduan.Kebebasan untuk setiap orang untuk

memperoleh informasi tentang kabijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya,

serta hasil-hasil yang dicapai. Dalam program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri pedesaan (PNPM MP) di desa tarengge telah dilaksanakan berbagai

macam program kagiatan di setiap Dusun di Desa Tarengge.

Dalam pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri pedesaan perlu diterapkannya prinsip transparansi untuk membangun

kepercayaan antara pengelolah PNPM MP dengan masyarakat untuk mencapai

pembangunan yang dapat menyentuh langsung masyarakat. Untuk mengukur

transparansi program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan

(PNPM MP) di desa tarengge dapat dilihat sebagai berikut:

1. Bagaimana pemerintah mampu mengontrol dan memonitoring jalannya

program PNPM MP

2. Ketepatan waktu pemerintah mencapai tujuan dari pelaksanaan program

PNPM MP

3. Kemampuan pemerintah mengevaluasi dan meminimalisir program yang

tidak terlaksana dengan baik.

1. Ketersediaan informasi

Hadirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

(PNPM MP) di Desa Tarengge menjadi landasan munculnya program

Page 62: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

52

pembangunan masyarakat agar masyarakat jauh lebih mandiri dan termotifasi.

Setiap program-program PNPM MP, masyarakat diharapakan dapat mengakses

atau mendapat informasi melaui papan-papan informasi, forum-forum pertemuan,

dan melaui media warga tentang apa yang akan dianggarkan dan seberapa besar

dana dalam pengelolaan anggaran PNPM MP yang disalurkan di setiap dusun.

a. Melaului papan-papan informas

Dengan adanya papan-papan informasi memudahkan masyarakat untuk

mengetahui akan informasi Tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Pedesaan (PNPM MP) dan apa-apa saja yang akan diprogram di dalam

desa mereka dan mengetahui berapa dana yang akan masuk di wilayah mereka

sehingga tidak terjadi pro dan kontak antara masyarakat dan para pengelolah

PNPM MP di desa tarengge. Berikut ini adalah pernyataan dari Fasilitator PNPM

MP yang menyatakan bahwa;

“dalam setiap hasil rapat anggara ataupun pada sebelum dan hasil rapat

perencanaan sampai pelaksanaan program kami selalu menyampai

informasi melalui papan informasi agar semua bisa tau ini hasil yang

dimiliki oleh pihak PNPM MP kami selalu takut jangan sampai dicurigai

oleh masyarakat” (wawancara BK 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Fasilitator PNPM MP dapat

ditarik kesimpulan bahwa semua jenis kegiatan yang dilakukan pihak Fasilitator

mereka memberitahui masyarakat melalui papan-papan informasi menghindari

kecuringan masyarakat terkait masalah dana yang tidak di paparkan dengan jelas

atau terperinci saat diakan musyawarah desa (Musdes) maupu musyawarah dusun

(Musdus), pembangunan dan sebagainya inilah kami terus lakukan agar

Page 63: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

53

menghindari masalah-masalah yang tidak diinginkan. Kemudian dipertegas oleh

Ketua TPK PNPM MP desa Tarengge yang menyatakan bahwa ;

“memang setiap kegiatan yang dilakukan oleh PNPM mulai dari

anggaranya sampai pelaksanaan pembangunan memang selalu disampai

baik secara lisan ataupun melalui papan informasi yang telah sedia oleh

PNPM MP “(wawancara RM 28 juli 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua TPK PNPM MP Desa

Tarengge dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pemberitahuan mulai dari

anggaran sampai pelaksanaan selalu dilakukan dengan cara penyampaikan

lansung oleh pihak PNPM secara lisan dengan besaran nominalnya dan juga

melalui papan informasi yang selalu diumumkan apabilah ada kegiatan seperti

musyawarah Dusun (Musdus) maupun musyawarah Desa (Musdes) diinfokan

melalui papan informasi, maka dari setiap program kegiatan PNPM selalu ingin

mencapai hasil diharapkan pihak PNPM MP maupun masyarakat tersebut. Dan

masyarakat selalu mensuport kami sebagai pelaksanaan pembangunan pendesaan

karena masyarakat setempat ingin juga merasakan desa mereka mengalami

perubahan atau perkembangan baik dari segi pembangunan sarana dan prasana

seperti, pembangunan posyandu, penimbunan jalan, dan juga pembuatan renasa.

Senada yang disampaikan di atas berikut hasil wawacara oleh tokoh

masyarakat yang menyatakan bahwa ;

“kalau mengenai informasi yang melalui papan-papan informasi yang

kami dapat tentang dana atau anggaran itu tidak ada. Informasi yang

kami dapat biasanya program-program yang akan dilaksanakan disetiap

Dusun dan apabilah akan di adakan musyawarah atau pertemuan serta

gaji pekerja dilapangan seperti tukang batu”.(wawancara SK 28 juli

2015)

Page 64: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

54

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa

ketersedian informasi terlaksana dan selalu di informasikan melalui media papan

informasi tetapi informasi yang disampaikan kepada masyarakat hanyalah

program-program yang akan dilaksanakan dan dana atau anggaran sehingga

masyarakat merasa tidak puas karena tidak terperinci, baik dipaparkan melalui

musyawarah maupu di papan informasi sehingga masyarakat masih merasakan

keganjalan mengenai cara kerja PNPM MP dalam pemanfaatan dana. Lain hal

dengan wawacara tokoh masyarakat lainnya yang manyatakan bahwa ;

“Iya sama sekali kami tidak pernah mengetahui jumlah dana yang

dikelolah di Desa kami oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TPK). Kami perna

bertanya tentang dana di Desa kami kepada tim pengelolah kegiatan (TPK)

tapi beliau hanya mengatakan kalau dana ini sudah sesuai dengan program

disini”.(wawancara 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara oleh tokoh masyarakat dapat ditarik

kesimpulan bahwa sebagian masyarakat tidak tau berapa dana bantuan desa yang

dikelola oleh PNPM karena tim pengelolah kegiatan hanya menjelaskan yang

pokoknya saja kepada masyarakat tanpa melihatkan masyarakat tanda bukti

rincian dana yang terpakai kesetiap dusun yang disalurkan dana dalam

pembangunan. Dan masyarakat juga pernah bertanya kepada tim pengelolah

kegiatan mengenai masalah dana, mereka hanya menjawab pertanyaan dari

masyarakat kalau dana yang masuk di desa sudah sesuai atau merata dengan

program yang masuk di desa mereka tersebut.

Beberapan pertanyaan dari informan di atas, tantang adanya ketersedian

informasi mengenai program-program dan dana yang dikelolah PNPM MP

kepada masyarakat dapat disimpulakan bahwa informasi dari papan-papan

Page 65: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

55

informasi yang didapat masyarakat sangat kurang karena masih banyak masyrakat

yang belum tau tentang anggara dan program PNPM mandiri, dikarena masih

minimnya papan infirmasi yang disediakan oleh pihak PNPM mandiri.

b. Melalui forum-forum pertemuan

Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM

MP) di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur adalah program

pemberdayaan yang diprogramkan oleh pemerintah kepada masyarakat untuk

mengurangi kemiskinan. Untuk terlaksananya transparansi pengelolah dana

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di Desa Tarengge

dengan baik, maka dibutuhkan forum-forum pertemuan yang dilakukan seperti

diadakan musyawarah Desa (musdes) dan musyawarah Dusun (musdus) antara

pengelolah PNPM MP dan masyarakat.

Sebagaimna yang disampaikan oleh fasilitator PNPM MP Desa Tarengge

yang menyatakan bahwa,

“Kalau masalah forum-forum pertemuan sering dilakukan, agar setiap apa

yang akan diprogram atau apa yang akan dibangun di wilayah desa di

adakan forum pertemuan atau dimusyawarakan di tingkat dusun (musdus)

setelah selesai itu diadakan Musdes (musyawarah desa). Di dalam musdes

itu yang mana menjadi skala proritas itulah yang diutamakan”.(wawancara

BR tanggal 28 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas, disimpulkan bahwa forum-forum

pertemuan selalu dilaksanakan untuk membahas pembangunan apa saja yang akan

dilaksanakan, forum pertemuan ini dilaksanakan secara bertahap mulai dari

diadakan musdus sampai di adakan musyawarah desa disitulah biasa para pihak

dari PNPM MP memutuskan yang apa-apa saja yang akan diangun dan dibahas

berapa dana yang akan dialokasikan di setiap dusun yang terkena pembangunan.

Page 66: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

56

Sehingga program yang diputuskan pada musdus dimusyawarahkan kembali pada

tingkat musdes sehingga dapat diproritaskan yang menjadi tujuan utama terhadap

program yang akan dilaksanakan. Senada yang disampaikan oleh Tim Pengelolah

kegiatan (TPK) yang menyatakan bahwa,

“Kalau berbicara masalah forum-forum pertemuan maka itu tidak asing

lagi bagi kami, karena seluruh pengelolah PNPM MP sering melakukan

musyawarah dengan masyarakat setempat dan masyarakatpun merespon

dengan baik. Dan biasa kita selalu mengundang seluruh pengelola PNPM,

dan tokoh masyarakat agar mendapatkan hasil yang memuaskan dengan

hasil melalui musyawarah”.(wawancara oleh MR 28 juli 2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas yang disampaikan oleh fasilitator

PNPM MP dan tim penngelolah kegiatan (TKP) dengan adanya forum-forum

pertemuan antara pengelolah Programa Nasional Pemberdayaaan Masyarakat

Mandiri Pedesaan dengan masyarakat terjalin dengan baik dan menghidari hal

tidak diingikan. Oleh sebab itu setiap pelaksanaan program penbangunan tidak

pernah menemui masalah karena semua keputusannya diputuskan bersama.

Forum-forum pertemuan yang dilangkukan ditingkat dusun maupun di

tingkat desa itu sangat mempengaruhi nilai- nilai transparansinya antara

pengelolah PNPM MP dengan masyarakat terkaitan dengan dana yang disalurkan

di desa mereka.

Berikut adalah hasil wawacara oleh tokoh masyarakat yang menyatakan

bahwa,

“Mengenai informasi yang kami dapat dalam forum-forum pertemuan itu

hanya membahas tentang apa itu PNPM dan apa saja program yang akan

dijalankan di wilayah kami dan mengenai dana atau anggarannya hanya

nominal besaraannya saja dan kita tidak tau dana ini mau dikemana karena

setiap pembangunan yang dilakukan hanya mereka-meraka saja tau kalau

kami dari masyarakat tidak pernah tau berapa pemasukan dan pengeluaran

Page 67: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

57

untuk pembanguanan yang dilakukan oleh pihak PNPM”. (wawancara SK

tanggal 28 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa, dalam forum

pertemuan yang disampaikan oleh pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan hanya

menjelaskan tentang dana pelaksana program hanya nominal besarannya,

sehingga forum pertemuan ini tidak disetujui oleh masyarakat karena masyarakat

ingin juga mengetahui rincian-rinciann besaran dari setiap pembangunan program

maupun dana setiap materi yang digunakan bukan total besaran dana dari

keseluruhan semua program. Masyarakat hanya bisa bertanya-tanya mengenai

dana tersebut karena dananya yang kurang diketahui oleh masyarakat, sehingga

masyarakat kecewa terhadap pihak PNPM MP dan masyarakat menganggap

bahwa forum pertemuan ini hanya taktik oleh pihak PNPM MP agar dianggap

tidak adanya masalah antara masyarakat dan pihak PNPM MP.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa

ketidak keterbukaan para anggota PNPM Mandiri Pedesaan dalam

mengalokasikan dana atau anggaran sehingga memunculkan interpertasi yang

berbeda-beda mengenai proritas dana menunjukkan rendahnya transparansi dana.

Dipertegas kembali oleh tokoh masyarakat yang lainnya berikut hasil

wawacaranya ;

“kalau berbicara mengenai informasi yang kami dapat mengenai PNPM

MP itu sangat mudah kami dapat karena para pengelolah PNPM MP

selaluh mengadakan forum-forum pertemuan tapi sayangnya sedikit ada

yang mengganjal bagi kami karena masalah dana atau anggaran kami tidak

pernah tahu berapa rincian anggara yang masuk dan keluar dalam setiap

pembangunan yang kami tahu hanya tau besaran nominalnya anggaran

tersebut”.(wawancara oleh IM 28 juli 2015)

Page 68: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

58

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yang di

dapat melalui forum-forum pertemuan itu hanya membahas tentang PNPM dan

programnya sedangkan dalam masalah dana atau anggaran para pengelolah hanya

memaparkan besaran nominalnya saja inilah yang menganjal bagi masyarakat

sehingga masyarakat selalu berpikiran buruk terhadap pengelolaan anggaran yang

dilakukan oleh pihak PNPM mandiri. dalam forum-forum pertemuan yang

dilakaukan di balai desa tidak semua informasi yang diterima oleh masyarakat itu

puas akan informasi yang diterimanya terutama besaran dana yang masuk dan

kelaur di desanya dalam setiap pembangunan.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge selalu melaksanakan forum-forum pertemuan dengan berapa lembaga

pemerintahan Desa Tarengge dan masyarakat desa Tarengge akan tetapi semua

hasil pertemuan tidak dipaparkan hanya masalah PNPM, program kerja PNPM

dan besar anggaran, akan tetapi masalah penmasukan dan pengeluaran anggaran

dalam setiap pembangunan tidak pernah diberitahu kepada masyarakat. Inilah

sebab masyarakat selalu bertanya-tanya berapa anggaran sebenarnya dlam seriap

pembangunan didesa Tarengge.

Berdasarkan hasil reduksi data yang dideskripsikan di atas maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa forum-forum pertemuan yang biasa dilakukan Oleh

Pihak PNPM mandiri masyarakat tidak puas karena masih minimnya keterbukaan

pihak PNPM Mandiri terkhusus masalah anggaran dalam setiap pembangunan

yang dilakukan oleh pihak Fasilitaor PNPM Mandiri desa Tarengge.

Page 69: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

59

c. Melalui media warga

Media warga memiliki peranan yang sangata penting dalam

berjalannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

karena media warga merupakan tempat informasi bagi masyarakat yang ingin

mengetahui hal-hal yang mengenai PNPM MP tersebut. Selain itu, media

warganya seperti spanduk, buletin yang dibuat oleh Fasilitator dan radio. Media

warga juga sering harus memberikan informasi yang akurat dan selalu aktif dalam

memberikan informasi.

Berikut pernyataan yang disampaiakan oleh Tim Pengelolah Kegiatan

(TKP) yang menyatakan bahwa,

“Media warga disini sebagai pengawas dalam setiap program-program

yang mengenai apa-apa saja yang di bangun oleh Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) sehingga

program pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik, dan tidak

menimbulkan hal tidak diingikan”.(wawancara oleh MR 29 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa media warga salah

satu peranan penting dalam pelaksanaan program melalui media warga ini

masyarakat dapat mengetahui program apa saja yang dibangun oleh pemerintah

dan berapa besar peningkatanannya sebagai salah satu alternative media

pengawas, dengan adanya Media pengawas ini maka seluruh kegiatan

pembangunan dapat diawasi dan meninjauh secara lansung oleh pihak masyarakat

agar hasil sesui dengan tujuan yang diinginkan oleh masyarakat.

Senada yang disampaiakan oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) yang menyatakan bahwa,

Page 70: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

60

“Media warga radio, spanduk maupun buletin menjadi alat untuk

masyarakat dalam memperoleh informasi terkait masalak kegiatan apa

saja yang dilakukan oleh PNPM MP dan juga sebagai pemberi

pemahaman lebih lanjut tentang PNPM MP serta bagaimana

pengelolah program PNPM MP cekatan dalam memberikan informasi

mengenai perkembangan PNPM MP”.(wawancara oleh HB 29 juli

2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas dapat menunjukkan bahwa media

warga sangat memiliki peran penting bagi masyarakat karena masyarakat dapat

memperoleh informasi yang di butuhkan, apalagi masih banyak masyarakat belum

tahu jelas seperti apa itu PNPM dengan adanya Media warga seperti radio,

spanduk, maupun bulletin masyarakat akan lebih mudah mengetahui seputar

PNPM MP serta bagaimana program Pengelolaan yang dilakukan oleh PNPM

MP.

Dipertegas kembali oleh tokoh Masyarakat terkait masalah Media

Warga berikut hasil wawacaranya ;

“memang media warga sangat memang membantu, apalagi kami juga

butuh informasi seperti apa PNPM MP itu dan bagaimana PNPM MP

melakukan pengelolaan pembangunan yang didesa kami, dan kami juga

berharap kepada pihak PNPM agar bisa mengexpost seluruh kegiatan

pembangunan dan berapa anggaran yang dikelola oleh pihak PNPM

Mandiri”(wawacara HZ 29 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara dengan tokoh masyarakat dapat disimpulkan

bahwa peran media warga sangat baik untuk masyarakat disamping pemberi

informasi juga sebagai alat untuk masyarakat untuk mengawas secara lansung

seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak PNPM MP, dan masyarakat berharap

agar pihak perlu mengembangkan lagi media warga terakait masalah anggaran

yang dikelola oleh pihak PNPM dalam setiap pembangunan dilakukan oleh

PNPM MP dan dapat mengexpost informasi mengenai berapa dana atau anggaran

Page 71: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

61

yang dikelolah oleh pihak PNPM MP agar masyarakat tidak lagi bertanya-tanya

mengenai masalah-masalah yang itu saja.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge selalu melaksanakan kegiatan memreka selalu memberikan informasi

menlalui Media warga sehingga masyarakat bisa mengetahui seluruh kegiatan

pembangunan yang dilakukan oleh PNPM MP, akan tetapi masih belum maksimal

karena masih kurang dalam informasi mengenai anggaran dalam setiap

pembangunan dilakukan oleh PNPM MP desa Tarengge.

Berdasarkan hasil reduksi data yang dideskripsikan diatas maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa pemberian informasi baik Melaului papan-papan

informasi, memlalui forum-forum pertemuan dan melalui media warga masih

belum maksimal karena masaalh anggaran belum jelas, berapa sebenarnya dana

atau anggaran yang digunakan dalam setiap pembangunan yang dilkukan oleh

pihak Fasilitaor PNPM Mandiri desa Tarengge.

2. Keterlibatan masyarakat

Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan sebelum

pelaksanaan kegiatan apa yang akan diprogramakan di setiap desa, maka

pengelolah PNPM MP ditingkat Desa sebelumnya akan mengadakan terlebih

dahulu perencanaan,seperti musyawarah desa sosialisasi (Musdes) yang

diselenggarakan di desa. Kemudian musyawarah dusun (Musdus), dan

musyawarah desa penetapan usulan, dan perencanaan seperti inilah perlu adanya

keterlibatan masyarakat.

a. Partisipasi dalam memberikan pendapat,tanggapan, dan informasi

Page 72: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

62

Partisipasi merupakan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan

pembanguna yang telah di programkan oleh pemerintah khususnya di desa

tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur. Partisispasi masyarakat di dalam

memberikan tanggapan dan informasi tentang PNPM Mandiri Pedesaan adalah

kemauan dari seluruh masyarakat yang mau mengetahui tentang pentingnya atau

manfaat dari program yang telah dibuat oleh pemerintah antara lain informasi

pembuatan renase, penimbunan jalan dan posyandu tentang pemeliharaan

pembangunan dan sebagainya.

Sebagaimna yang dikutip dari hasil wawancara oleh Fasilitator

PNPM mandiri yang menyatakan bahwa,

“setiap program pembangunan mulai dari perencanaan sampai

keimplementasikan program tersebut masyarakat selalu dilibatkan untuk

menghindari kesalah pahaman masyarakat terhadap pengelolaan

keuangaan dalam pembangunan yang di lakukan oleh pihak kami

“.(wawancara oleh BR 29 juli 2015)

Dari hasil wawacara oleh pihak Fasilitator PNPM mandiri dapat

disimpulkan bahwa masyarakat selalu diikut sertakan dalam setiap program

pembangunan yang dilakukan oleh pihak Fasilitator untuk tidak menimbulkan

kecurigaan oleh masyarakat, oleh sebab itu pihak PNPM selalu mengundang

masyarakat musyawarah, baik musywarah dusun maupun musyawarah desa

supaya keputusan yang dilahirkan menjadi keputusan bersama baik PNPM

Mandiri dan masyarakat pada umumnya dan menghindari dari kesalah pahaman

antara masyarakat dan para pengelolah PNPM MP.

Kemudian di perjelas yang oleh wawacara tokoh masyarakat terkait

masalah partisipasi yang menyatakan bahwa,

Page 73: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

63

“Program pembangunan yang dilakukan oleh Fasilitator PNPM Mandiri

kami selalu diundang untuk ikut berpartisipasi mulai dari perencanaan

sampai keimplementasinya kami selalu diikut sertakan supaya program

pembangunan tersebut berjalan dengan baik, dan kami sangat merespon

apa yang dilakukan pihak PNPM MP serta kami siap membantu program

pembangunan yang dilaksanakan oleh PNPM MP didesa kami

”.(wawancara oleh IM 29 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

dalam memberi pendapat, tanggapan, dan informasi sudah terealisasi dengan baik

karena masyarakat mengetahui semua program PNPM mulai ketika program itu

dirumuskan, direncanakan, hingga di implementasikan. Pelaksanaan

pembangunan oleh PNPM sangat membantu karena memudah kami dalam urusan

didesa seperti masalah jalanan yang dulunya jalanan itu hanya tanah atas kerja

sama PNPM mandiri sekarang kita menikamati jalan beton yang memudahkan

kami dalam hal transportasi. Lain halnya dengan pernyataan masyarakat di atas

ada juga tokoh masyarakat lainnya yang menyatakan bahwa,

“dalam program pembangunan yang dilakukan oleh Fasilitator kami tidak

pernah diundang mulai dari rapat perencanaan pembangunan sampai

pembangunan kami selalu dimasa bodohkan oleh pihak Fasilitator, jadi

kami hanya diam dengan apa yang dilakukan pihak Fasilitator PNPM

MP”(wawancara oleh SM 29 juli 2015)

Dari hasil wawacara oleh tokoh masyarakat dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak semua masyarakat selalu diikut sertakan dalam setiap program

pembangunan yang dilakukan oleh pihak Fasilitator, bukti masih ada masyarakat

yang terasingkan karena dia tidak pernah diikut serta dalam setiap program

pembangunan baik mulai dalam perencanaan sampai kepalikasikannya dia tidak

pernah diikutkan.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Page 74: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

64

Tarengge dalam Partisipasi dalam memberikan pendapat,tanggapan, dan informasi

masih belum baik karena setiap pembangunan tidak semua masyarakat diikut

sertakan dalam pembangunan oleh pihak Farsilitator sehingga sebagian

masyarakat selalu bertanya-tanya kenapa piahak PNPM MP tidak pernah

mengikut sertakan dirinya oleh sebab itu perlu keterbukaan PNPM MP dalam

setiap pembangunan yang dilakukan selalu mengikut serta seluruh elemen

masyarakat agar tidak menimbulkan hal tidak diinginka.

b. Partisipasi dalam perencanaan anggaran PNPM

Partisispasi masyarakat pada kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan juga dapat

dilihat dalam perencanaan anggaran PNPM MP program yang akan dibuat di

masing-masing desa. Adapun usulan yang disampaiakan oleh masyarakat atas

dasar kebutuhan yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan.Masyarakat

diberikan kesempatan dalam membuat perencanaan anggaran PNPM atau disebut

dengan penggalian gagasan ditingkat desa kemudian menyampaikan usulannya

ditingkat dusun dan kecamatan sesuai dengan yang ditetapkan oleh PNPM

Mandiri Pedesaan.

Sebagaimna yang dikutip dari hasil wawancara oleh Fasilitator PNPM

mandiri yang menyatakan bahwa,

“kalau mengenai keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam setiap

program-program PNPM MP di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten

luwu timur saya rasa memang sangat penting karena kita membangun atas

usulan-usulan masyarakat dan sesuai dengan perencanaan anggran setiap

musyawarah yang dilaksanakan”.(wawancara oleh BR 29 juli 2015)

Berdasarkan apa disampaikan oleh pihak Fasilitator PNPM mandiri di atas

maka dapat disimpulkan bahwa pihak Fasilitator PNPM selalu melibatkan atau

Page 75: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

65

mengajak masyarakat dalam berpartisipasi dalam setiap unsulan program

pembangunan agar masyarakat dapat merasakan keterlibatannya langsung dalam

pembangunan di desa mereka dan masyarakat juga dapat mengetahui bagaimana

yang dibutuhkan oleh masyarakat di desa, jdi setiap pembangunan yang

dilaksanakan biasanya lahir dibuah pikiran masyarakat.

Senada yang disampaikan oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TKP) yang

menyatakan bahwa,

“Berbicara masalah keterlibatan masyarakat dalam pemberi sumbasi

pikiran ini tidak asing lagi bagi kami. Karena semua program-program

yang dilaksanakan di desa tarengge adalah hasil dari usulan-usulan

masyarkat, ini menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam setiap

program selalu dilibatkan”.(wawancara oleh MR 29 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa partisipasi dalam

perencanaan anggaran sudah sesuai dengan keinginan masyarakat karena

pembangunan atau pelaksana program tersebut ini berdasarkan usulan-usulan atau

ide-ide dari masyarakat satu dengan yang lainnya pasti mempunyai perbedaan

sehingga dalam musyawarah dapat ditarik suatu keputusan yang sesuai keinginan

semua masyarakat tampa memihak kepada siapapun.

Melihat dari hasil wawancara diatas yang disampaikan oleh Fasilitator

PNPM MP dan ketua TPK sebagai pengelolah anggaran program nasional

pemberdayaan masyarkat mandiri pedesaan di Desa Tarengge menunjukkan

bahwa adanya keterlibatan masyarakat.

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh tokoh masyarakat yang

menyatakan bahwa,

Page 76: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

66

“Iya kalau masalah keterlibatan kami dengan perencanaan musyawarah

baik di Desa maupun di Kecamatan, kami sedikit kecewa. Karena yang

kami hadiri hanya musyawarah permintaan usulan, sedangkan rapat

penetapan usulan tak satupun dari pihak dari masyarakat di undang,

padahal menurut kami musyawarah penetapan usulan itu sangat penting

bagi kami, karena disitu juga dibahas besaran dana atau anggaran yang

dikelola disetiap Desa” (Wawancara Oleh SM 29 juli 2015)

Melihat dari wawancara di atas, menunjukan bahwa keterlibatan

masyarakat tidak sepenuhnya dilibatkan dalam perencanaan seperti musyawarah

penetapan usulan sehingga disitu masyarakat merasa kecewa dari pihak PNPM

MP karena dalam musyawarah yang sebelumnya masyarakata selaluh dilibatkan

kenapa pada saat penetapan usulan masyarakat sudah tidak dilibatkan lagi padahal

masyarakat juga memiliki peran serta dalam program ini, dan menurut masyarakat

musyawarah ini sangat penting untuk dihadiri, karena dalam musyawarah itulah

akan ditetapkan usulan dan pembahasan dana atau anggaran secara terperinci yang

dikelola disetiap Desa, serta penentuan jadwal kegiatan. Kemudian dipertegas

oleh tokoh masyarakat lainnya berikut hasil wawacara ;

“Mengenai keterlibatan kami tentang perencanaan ini, kami biasa

diundang untuk menghadiri musyawarah terkadang juga tidak, kalau

musyawarah untuk memberi usulan kami selalu diundang tapi disaat

musyawarah antar Desa penetapan usulan kami tidak pernah diundang

kami sangat kecewa munkin kami dianggap sebagai pengacau

mungkin”(Wawancara oleh HZ 29 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa keterlibatan

masyarakat tidak terlaksana dengan baik dikarenakan ketika musyawarah antar

desa masyarakat sudah tidak dilibatkan seperti musyawarah sebelumnya di

musdes yang tentang perencanaan tetapi penetapan usulan sudah tidak dilibatakan

lagi sehingga masyarakat kecewa akan sikap oleh pihak dari PNPM MP yang

Page 77: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

67

tidak melibatkan masyarakat dalam penetapan usulan. Masyarakat disini

beranggapan kalau masyarakat hanya dapat menghalangi jalannya rapat penetapan

usulan apabilah nantinya pada saat pembahasan mengenai jumlah dana atau

anggaran yang masuk itu tidak sesuai dari program kerja yang dilihat oleh

masyarakat disitu akan menimbulkan konflik antara masyarakat dan pihak PNPM

MP dimana masyarakat tidak merasa puas dari kerja PNPM MP dengan dana yang

di alokasikan di pembangunan tersebut.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge dalam Partisipasi dalam memberikan pendapat dan usulan program

pembangunan masih belum baik karena setiap rapat pemberi usulan kami selalu

diundang akan tetapi pada saat rapa penetapan masyarakat tidak pernah diikut

serta lagi inilah yang terjadi desa tarengge terkait masalah keterlibat sepenuhnya

oleh pihak masyarakat.

c. Partisipasi dalam pelaksanaan oprasional pembangunan

Partisispasi masyarakat dalam pelaksanaan oprasional pembangunan

merupakan keikutsertaan dari semua masyarakat dalam membantu berjalannya

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan yang ditunjukkan ikut bekerja

maupun memberikan swadaya dalam program yang telah dibuat oleh pemerintah

demi kemajuan pembangunan diwilayah desa Tarengge kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur.

Keberhasilan suatu pembangunan yang diinginkan oleh pemerintah adalah

terwujudnya semua program-program yang telah direncanakan dengan partisipasi

Page 78: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

68

secaralangsung oleh masyarakat baik itu di dalam pelaksanaan kerja, maupun

memberikan bantuan tenaga, pikiran maupun materi yang bertujuan untuk

mensukseskan pembangunan yang telah diupayakan agar berhasil sesuai dengan

yang diharapkan oleh pemerintah.

Berikut ini adalah penyampaian oleh Tim pengelolah Kegiatan (TPK)

yang menyatakan bahwa,

”Pelaksanaan oprasional pembangunan seperti pembuatan renase,

posyandu, dan penimbunan jalan masyarakat ikut terlibat dalam membantu

para pekerja baik dalam mengambil pasir maupun dalam membantu

mengangkat batu”.(wawancara oleh MR 29 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

sangat tinggi dalam pelaksanaan oprasional pembangunan sangat terlaksana

dengan baik karena masyarakat banyak yang turun membantu dalam proses

pembangunan walauapun hanya membantu secara suka rela tampa mereka

diberikan upah dari kerja mereka, pekerjaan berbagai macam bangunan dapat juga

dilakukan oleh masyarakat secara langsung dan secara gotong royong.

Berikut juga penyampaian oleh tokoh masyarakat yang menyatakan

bahawa,

“kalau berbicara masalah pelaksanaan program PNPM MP di desa kami

itu sangat bermanfaat bagi kami disamping mendapat manfaat dari segi

pembangunan seperti pembuatan renase, posyandu, dan penimbunan jalan,

juga kami mendapat lowongan kerja seperti mengambil pasir dan batu.

Yang dibayar oleh PNPM MP senilai Rp 250.000 per kubik”.(wawancara

oleh SM 29 juli 2015)

Melihat dari wawancara di atas, menunjukkan bahwa masyarakat terlibat

atau berpartisispasi dalam pelaksanaan oprasional pembangunan secara langsung

baik itu dalam pelaksanaan kerja dan dengan adanya program ini masyarakat juga

Page 79: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

69

sangat meberikan repon yang baik karena masyarakat yang tidak memiliki

pekerjaan tetap atau tidak sama sekali memiliki pekerjaan diberikan peluang

untuk kerja sebagai tukan batu dengan upah yang cukup sehingga masyarakat

yang sebelumnya memiliki pendapatan yang tidak tentu sekarang bisa tercukupi

denagan adanya kerjaan yang diberikan oleh pihak PNPM MP. Dan disni juga

masyarakat sudah menikmati manfaat dari pembangunan yang telah dibangun

oleh PNPM MP karena masyarakat sudah memiliki jalan yang baik dan mengenai

posyandu masyarakat juga sudah menggunakan gedungnya.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge dalam Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan oprasional

pembangunan sangat baik karena seluruh masyarakat selalu membantu pihak

PNPM dalam melaksankan pembangunan didesa Tarengge dan masyarakat selalu

berbondong-bondong dalam pelaksanaan pembangunan didesanya.

3. Mekanisme pengaduan

Mekanisme pengaduan yaitu strategi/cara masyarakat memberikan aspirasi

atau komplen terhadap system yang akan dilaksanakan ataupun sedang

dilaksanakan, mekanisme pengaduan mempunyai bermacam-macam bentuk

misalnya melalui musyawarah yang masyarakat lansung menyampaikan keluhan

atas program atau system yang sedang dilaksanakan tersebut.

a. Masyarakat dapat langsung menyampaikan pertanyaan atau keluhan

kepada fasilitator program,staf pemerintah

Dalam forum musyawarah masyarakat, mekanisme ini dapat secara

lansung disampaikan kepada pemerintah tentang dampak ataupun program

Page 80: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

70

yang tidak berjalan sesuai dengan fungsinya ataupun perencanaan yang telah

disepakati sebelumnya.

berikut ini adalah pernyataan dari Fasilitator PNPM Mandiri yang

menyatakan,

“mekanisme pengaduan secara lansung yaitu keluhan dari masyarakat

merupakan juga system yang sangat penting dalam berjalannya

program karena pemerintah mampu mengetahui apa saja kekurangan

dari program tersebut sehinga dapat diperbaiki kembali”.(wawancara

oleh BR 29 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara oleh Fasilitator PNPM Mandiri dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam setiap program pembangunan pihak PNPM selalu

menyediakan dan menerima pengaduan masyarakat secara lansung kalau ada

masyarakat yang tidak setuju atau program pembangunan memiliki kekurangan

jadi masyarkat lansung mengadu baik langsung kepada fasilitator maupun pada

saat di adakan musyawarah disitu masyarakat dapat langsung menyampaikan

keluhannya mengenai masalah PNPM MP yang masih kurang jelas atau masalah

yang lain yang berkaitan dengan program PNPM MP ini.

Senada yang disampaikan oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TKP) yang

menyatakan bahwa,

“Dengan adanya unit pengaduan masalah masyarakat dapat secara

langsung menyampaikan keluhannya kepada fasilitator atau pun

kepada para pengelolah PNPM”.(wawancara oleh MR 29 juli 2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas yang disampaiakan oleh Tim

Pengelolah Kegiatan (TKP) adanya unit mekanisme pengaduan masyarakat dapat

secara langsung menyampaikan keluhannya secara langsung kepada fasilitator

ataupun para pengelolah PNPM Mandiri Pedesaan sehingga dari pihak Pengelolah

Page 81: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

71

Kegiatan (TKP) dan PNPM MP dapat lansung memperbaiki kekurangannya yang

menurut masyarakat masih banyak kukurangan yang membuat masyarakat masih

bertanya-tanya baik masalah pemanfaatan dananya yang kurang transparan

menurut masyarakat.

Berikut ini adalah pernyataan oleh tokoh masyarakat yang menyatakan

bahwa,

“Penyampaian keluhan secara lansung ini merupakan hal yang baik

karena masyarakat bisa menyampaikan keluhannya, sehingga tidak ada

peselisihan antara masyarakat dengan pelaksana program”.(wawancara

oleh IM 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara oleh tokoh masyarakat dapat disimpulkan

bahwa setiap keluhan masyarakat dalam setiap program PNPM Mandiri

masyarakat bisa secara lansung mengadukan apabila ada kekukarangan yang

dilakukan oleh Pihak PNPM Mandiri supaya bisa diperbaiki oleh pihak PNPM

MP sehingga tidak terjadi perselisihan atau kesalahpahaman antara pihak dari

PNPM MP dan masyarakat tersebut.

Kemudian dipertegas kembali oleh tokoh masyarakat yang lainnya

yang menyatakan bahwa,

“kami sangat senang dengan dapat secara langsung menyampaikan

keluhan kami baik di dalam musdes, musdus, maupun langsung keunit

pengaduan”.(wawancara oleh SK 29 juli 2015)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

dapat secara langsung menyampaikan pertanyaan maupun keluhannya kepada

fasilitator dan masyarakat sangat memberikan repon yang baik dengan adanya

unit pengaduan karena masyarakat langsung bertatap muka dengan pihak dari

PNPM MP dan langsung di menjawab keluhan atau masalah yang mengganjal

Page 82: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

72

oleh pihak masyarakat terkait dengan masalah dana atau mengenai tidak diikut

sertakannya masyarakat pada saat penetapan usulan yang dilakukan oleh pihak

PNPM MP.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge menyediakan dan menerima keluhan masyarakat dengan cara datang

lansung ke PNPM mandiri untuk mengatasi masalah masyarakat terkait masalah

program PNPM mandiri sehingga dari pihak PNPM mandiri bisa lansung

memperbaiki kekurangannya, jadi masyarakat tidak susah lagi menyampai

masalah dengan program pembangunan yang dilakukan PNPM mandiri.

b. PPK PNPM mandiri pedesaan membentuk unit penanganan pengaduan

masalah

Unit penanganan pengaduan yaitu adanya seseorang maupun tim

fasilitator yang menangani pengaduan-pengaduan dan komplen masyarakat

terhadap program yang sedang berjalan maupun besar dana yang akan masuk

dalam program tersebut.

Berikut ini adalah pernyataan oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TKP)

yang menyatakan bahwa,

“Unit pengaduan masyarakat ini mempunyai tim yang menangani

masalah pengaduan sehingga dalam pelaksanaan program mempunyai

struktur yang baik sehingga perbaikan program dari pengaduan

tersebut dapat diperbaiki dengan baik lagi”.(wawancara oleh MR 29

juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TKP) dapat

ditarik kesimpulan bahwa PNPM dan Tim Pengelolah Kegiatan (TKP) memiliki

tempat pengaduan dalam mengatasi masalah seputar PNPM, mulai dari PNPM itu

Page 83: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

73

sendiri sampai program pembangunan yang dilakukan oleh pihak PNPM Mandiri

dan Tim Pengelolah Kegiatan (TKP).

Senada yang disampaiakan Fasilitator PNPM Mandiri menyatakan

bahwa,

“iya langsung menangani, karena disini fasilitator langsung

berkordinasi dengan aparat desa setempat untuk bertindak dari

permasalahan yang ada terkait pengaduan masalah yang dikeluhkan

oleh masyarakat”.(wawancara oleh BR 29 juli 2015)

Melihat hasil wawancara dari Fasilitator PNPM Mandiri bahwa unit

penangan pengaduan ini memiliki peran penting bagi masayarakat karena dalam

setiap masalah yang ada masyarakat bisa lansung mengadu ketempat pengaduan

dan penanganan masalahnya juga cepat sehingga masyarakat merasa legah karena

masalah yang dikeluhkan masyarakat pihak PNPM cepat mengatasi.

Kemudian dipertegas kembali oleh tokoh masyarakat terkait masalah

unit pengaduan yang disediakan oleh Pihak PNPM Mandiri dan Tim Pengelolah

Kegiatan (TKP) berikut hasil wawacaranya :

“Unit pengaduan yang disediakan oleh Pihak PNPM Mandiri dan Tim

Pengelolah Kegiatan (TKP) memang tepat karena kami dan

masyarakat lain bisa lansung mengadu terkait masalah program

pembangunan yang dilakukan PNPM mandiri dan kemudian

penanganan lansung dilakukan oleh PNPM mandiri”. (wawancara

tanggal 29 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara dengan tokoh masyarakat dapat ditarik

kesimpulan bahwa unit pengaduan masalah masyarakat bisa lansung dilakukan

karena pihak PNPM Mandiri menyedia tempat pengaduan untuk mengetahui

kekurangan kegiatan proragram dilakukan oleh PNPM Mandiri desa Tarengge

supaya bisa diperbaiki dengan cepatdan terkaitan masalah program pembangunan

yang dananya kurang jelas menurut masyarakat pihak PNPM MP Cuma

Page 84: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

74

menjelaskan yang itu-itu saja jumlah keseluruhan tanpa memperlihatkan bukti

berupah rincian yang dari satu programa pembangun yang dilaksanakan di desa

tarengge disnilah masyarakat masih memiliki keganjalan dengan masalah yang itu

saja.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa

Tarengge menyediakan unit pengaduan masalah atau keluhan masyarakat dengan

cara datang lansung ke PNPM mandiri untuk mengatasi masalah masyarakat

terkait masalah program PNPM mandiri sehingga dari pihak PNPM mandiri bisa

lansung memperbaiki kekurangannya, jadi masyarakat tidak susah lagi

menyampai masalah dengan program pembangunan yang dilakukan PNPM

mandiri.

c. Adanya umpan balik

Umpan balik merupakan tanggapan balik masyarakat terhadap masalah

yang dinyatakan selesai.Ini berkaitan erat dengan tahap masalah dinyatakan

selesai dimana masyarakat memiliki hak menerima atau menolak atas

penyelesaian masalah dimaksud, jika umpan balik masyarakat adalah

penetapan masalah selesai. Maka kasus ditutup, namum jika masalah

mengiginkan adanya upaya lain dan menyatakan belum selesai, maka dapat

dilakukan peninjauan kembali, dalam hal ini perlu dibuat kesempatan atau

peninjauan kembali.

Berikut adalah penyampaian oleh Fasilitator PNPM Mandiri yang

menyatakan bahwa,

Page 85: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

75

“Umpan balik dari mekanisme pengaduan sangat mendukung karena

saat perbaikan keluhan masyarakat mengenai program anggaran yang

akan dilakukan kembali evaluasi apakah telah sesuai dengan

pengaduan sebelumnya ataukah masih terdapat yang kurang dari

keluhan dari masyarakat tersebut”.(wawancara oleh BR 29 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara di atas dapat disimpulkan bahwa setiap

program kegiatan yang dilakukan PNPM Mandiri mereka selalu mencari tahu atau

melakukan evaluasi kemabali agara keluhan masyarakat mengenai pemanfaatan

dana atau anggaran itu sesuai tidak yang dilaporka oleh masyarakat bahwa dana

yang masuk di desa tarengge itu tidak transparansi karena setiap masyarakat

menanyakan dana tersebut pihak fasilitator maupun tim pengelolah kegiatan

hanya memaparkan atau menjelaskan langsung pada jumlah pokoknya saja, maka

dari itu unit pengaduan masalah mengadakan evaluasi sehingga maslah yang

seperti itu bisa diatasi dengan cepat supaya tidak menimbulkan kecuringaan oleh

masyarakat.

Kemudian dipertegas oleh tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa,

“kami sebagai masyarakat kecil cuma bisa menerima saja apa-apa yang

dikatan oleh para anggota PNPM mengenai masalah keluhan kami

yang tidak diikut sertakan pada saat penetapan usalan karena disitu

kami bisa mengetahui rincihan dana dalam tiap-tiap program desa

kami”.(wawancara oleh HZ 28 juli 2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkam bahwa

pernyataan masyarakat mengenai umpan balik yang diberikan oleh tim PNPM

Mandiri Pedesaan terkait masalah masyarakat jarang dilibatakan dalam penetapan

usulan dan kurang diberitahunan maslah rincian dana dalam programa masuk di

Desanya. Sebagian masyarakat hanya bisa menerimah saja karena mereka

Page 86: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

76

mengagap walaupun berkali-kali menanyakan tetap saja jawabanya hanya begitu-

begitu saja tampa memberikan kejelasan bagi masyarakat.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP

desa Tarengge dalam Umpan Balik masyarakat jarang dilibatkan apabila

penetapan dan rapat pada saat selesai program tersebut mereka tidak pernah

diundang jadi masyarakat selalu bertanya berapa anggaran yang dikeluar dan

masalah keluhan masyarakat karena hanya sebagian kecil keluhan masyarakat

hanya bisa ditangani.

d. Pelaporan

Komplikasi tentang pengaduan masalah yang muncul dan tindak lanjut

penanganannya dilaporkan sebagai bagian dari laporan bulanan yang dilaksanakan

secara berjenjang.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Fasilitator PNPM Mandiri yang

menyatakan bahwa,

“Setiap bulan harus terdapat laporan bulanan sehingga dapat diketahui

rasio peningkatan program, setiap program apakah sudah terlaksana

dengan baik setiap bulan ataukah rasionya semakin menurun dari bulan

sebelumnya”.(wawancara oleh BR 29 juli 2015)

Berdasarkan wawacara di atas dapat disimpulkan bahwa setiap program

kegiatan yang dilakukan oleh pihak PNPM Mandiri mereka selalu membuat

laporan kegiatan bulanan supaya setiap pembangunan selalu dilaporkan jadi

semua kegaiatan tersusun secara sistematis baik laporan mengenai dana yang

masuk dan keluar semuanya itu dibuatkan laporan.

Page 87: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

77

Senada yang disampaikan oleh TIM Pengelolah Kegiatan (TPK) yang

menyatakan bahwa,

“Kalau berbicara masalah pelaporan setiap apa-apa yang akan

dibangun di wilayah desa dapat dilaporkan pengaduannya dalam

bentuk laporan dan besaran dananya yang dilaporkan harus sesuai

dengan apa yang sebelumnya dilaporkan”.(wawancara oleh MR 29 juli

2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa setiap

bulannya segala sesuatunya di laporan baik laporan mengenai keluhan masyarakat

ataupun besaran dana yang terpakai dalam pembangunan di desa di laporkan

dalam bentuk laporan supaya menghidari hal-hal tidak diingikan antara pihak

pengelolah PNPM MP dan pemerintah setempat yang terlibat dalam programa

nasional pemberdayaan masyarkat.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP

desa Tarengge dalam setiap kegiatan baik program pembangunan sampai dengan

besar anggaran pihak PNPM selalu melaporkan kegiatan pembangunannya

dengan bentuk laporan tertulis.

Berdasarkan hasil reduksi data yang dideskripsikan diatas maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa Mekanisme pengaduan yang dibentuk oleh pihak

PNPM mandiri dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) seperti penyedian tempat

pengaduan masalah yang dikeluhkan oleh masyarakat sangat baik sehingga

masyarakat tidak susah mencari pihak PNPM Mandiri sudah menyediakan

tempatnya, kemudian penangan masalah cepat diatasi oleh pihak PNPM mandiri.

Page 88: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis menyimpulkan

hasil penelitian dari Transparansi pemanfaatan dana program nasional

pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di Desa Tarengge Kecamatan Wotu

Kabupaten Luwu Timur, belim efektif dalam artian tidak transparansi karna

melihat dari tiga indicator yaitu sebagai berikut :

1. ketersediaan informasi, Melaului papan-papan informasi, memlalui forum-

forum pertemuan dan menlalui media warga masih belum maksimal

karena masalah anggaran belum jelas, berapa sebenarnaya anggaran yang

digunakan dalam setiap pembangunan yang dilkukan oleh pihak Fasilitaor

PNPM Mandiri desa Tarengge.

2. Keterlibatan masyarakat dalam hal Partisipasi dalam memberikan

pendapat ,tanggapan, dan informasi, Partisipasi dalam perencanaan

pembangunan, partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan

dan partisipasi dalam memelihara hasil pembangunan masih belum

maksimal karena hanya sebagian masyarakat diikut sertakan dalam setiap

program pembangunan yang dilaksanakan oleh pihak PNPM mandiri,

maka dari itu dibutuhkan komunikasi yang baik agar seluruh masyarakat

desa Tarengge dapat ikut dalam setiap program pembangunan yang

dilakukan oleh PNPM mandiri desa Tarengge.

78

Page 89: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

79

3. Mekanisme pengaduan yang dibentuk oleh pihak PNPM mandiri dan Tim

Pengelola Kegiatan (TPK) seperti penyedian tempat pengaduan masalah

yang dikeluhkan oleh masyarakat sangat baik sehingga masyarakat tidak

susah mencari pihak PNPM Mandiri sudah menyediakan tempatnya,

kemudian penangan masalah cepat diatasi oleh pihak PNPM mandiri.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas dan menganalisis

pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis merasa perlu memberikan

masukan sebagai berikut:

1. Diharapakan para pengurus program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri pedesaan di desa tarengge kecamatan wotu kabupaten luwu timur

yang dimulai pada perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan

masyarakat dapat berpartisipasi.

2. Transparansi pemanfaatan dana program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan lebih ditingkatkan demi menjaga

kepercayaan masyarakat atau kerja sama yang baik antara pekerja PNPM

MP Desa Tarengge dengan masyarakat, terutama melibatkan masyarakat

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tingkat pengawasan,

serta masyarakat mudah mengakses informasi tentang program-program

PNPM MP dan dana yang dikelolah.

Page 90: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

80

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, N., 2007. Good e_Governance: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

melalui e_Government. Bayu Media Publishing. Malang.

Darma. Surya, 2007,Menejemen keungan instusi, Direktorat tenaga pendidikan,

Direktorat jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan tenaga Pendidikan,

Depertemen Pendidikan Nasiona.

Dwiyanto, Agus, 2008. Good governance melalui pelayanan publik. Gadjah Mada

University Press

Hidayat,2007, kajian komparatif pemerintahan tiga presiden. Jakarta. Gramedia

pustaka utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan. Cakupan Wilayah PNPM

Mandiri Perdesaan di akses tanggal 04 Februari 2015 pukul 10:00 WIT.

Krina. P Maka Transparansi Yang Dikutipnya Dalam Buku Pedomanpenguatan

Pengamanan Program Pembangunan Daearah, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional & Depertemen Dalam Negri, (2002) di akses

tanggal 04 Februari 2015 pukul 11:12 WIT.

Logos,2003, Transparansi, Akuntabilitas, dan control dalam pembiayaan

pertahaanan (problem dan rekomendasi).

Mardiasmo, 2004, Akuntabilitas Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Mardiasmo, 2003, Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta

Muhammad. Hamid, 2007. Transparansi dan Lembaga,Sinar Harapan Jakarta

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP./M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaran

Penyelengaraan Pelayanan Publik.

Nugroho, Randi, 2004. Kebijakan Publik: Formulasi dan Praktek Pemerintahan

dan Otonomi Daerah. Jakarta. PT Alex Media Komputindo.

Pemerintah Republic Indonesia. 2000. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2000

Tentang Penyelenggaraan Pemerintah yang Bersih dan Bebas Dari

39

76

Page 91: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL

81

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Jakarta: Pemerintah RI di akses tanggal 04

Februari 2015 pukul 11:30 WIT.

Sedarmayanti. 2012. Good Governance “ kepemerintahan Yang Baik”, Bandung:

Mandar Maju

.

Smith, Jane. 2000. Empowering people. London: kogan page limited,

Sugiyono,2012. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suyono, Haryono. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global, Jakarta:

Alfabeta

Tjokromidjojo, H. Bintoro, 2003, Reformasi Nasional Dan Penyelenggaraan

Good Governance Dan Perwujudan Masyarakat Madani, Jakarta

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers.

Page 92: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL
Page 93: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL
Page 94: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL
Page 95: TRANSPARANSI PEMANFAATAN DANA PROGRAM NASIONAL